STRATEGI PENGELOLAAN ASET ALAT BERAT PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KAPUAS
|
|
- Vera Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STRATEGI PENGELOLAAN ASET ALAT BERAT PADA DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KAPUAS Sigit Setyawan 1, Wahju Herijanto 2, dan Soemino 2 1 Mahasiswa Program Pascasarjana Manajemen Aset, Teknik Sipil, FTSP, ITS, Surabaya, setyawansigit@ymail.com 2 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Kampus ITS Sukolilo Surabaya, Telp ABSTRAK Alat berat yang dikelola Dinas PU Kabupaten Kapuas berjumlah 38 unit dengan kondisi 22 baik, 6 kurang baik, dan 10 unit rusak berat. Keterbatasan dana sering menjadi penyebab kurangnya optimalisasi pengelolaan aset alat berat, dikarenakan kondisi alat berat yang semuanya sudah usang dan umur ekonomisnya sudah habis tentunya akan membebani dalam operasional dan pemeliharaannya. Berawal dari sini, sehingga muncul usaha untuk mengoptimalkan aset alat berat, salah satunya dengan mencari stategi alternatif pengelolaan yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi alternatif dalam pengelolaan aset alat berat pada Dinas PU Kabupaten Kapuas, dengan melakukan analisa terhadap kondisi eksisting ditinjau dari aspek-aspek teknis, pembiayaan, legal, dan manajemen. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk menggambarkan kondisi eksisting pengelolaan alat berat Dinas PU Kabupaten Kapuas, analisis tingkat kepentingan (harapan) dan persepsi (kenyataan) serta analisis SWOT untuk merumuskan strategi pengoptimalan pengelolaan alat berat. Pengumpulan data penelitian dilakukan dalam 2 tahap yaitu dengan melalui observasi, wawancara dan kuesioner kepada responden pengguna/penyewa alat berat potensial dan para pejabat/stakeholder yang dianggap ahli dan terkait dalam pengelolaan alat berat. Berdasarkan hasil penelitian, pada analisis tingkat kepentingan (harapan) dan persepsi (kenyataan), ratarata tingkat persepsi 3,154, dan tingkat harapan 4,027, serta nilai kesenjangan antara persepsi dan harapan sebesar -0,874. Hasil ini menunjukkan bahwa pengelola masih belum mampu memberikan pelayanan dengan baik atau pengguna alat berat belum menerima kinerjanya sesuai apa yang diharapkan. Selanjutnya dari analisis SWOT menghasilkan strategi Agresif dengan 4 strategi alternatif yang berupaya menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi alternatif tersebut adalah memanfaatkan fungsi Workshop dengan berbagai aktivitas alat beratnya yang direkomendasikan sebagai pendukung penyedia prasarana infrastruktur, memperbaiki kualitas pelayanan alat berat dengan orientasi pelayanan prima, memanfaatkan seluruh fasilitas-fasilitas yang tersedia dan memberdayakan SDM pengelola untuk kepentingan bersama, dan penyesuaian rencana target dengan potensi pendapatan dari retribusi sewa alat berat. Kata kunci : pengelolaan aset, alat berat, analisis persepsi dan harapan, analisis SWOT, kabupaten kapuas 1. PENDAHULUAN Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Kapuas merupakan satuan perangkat kerja pemerintah daerah dan salah satu dinas yang tidak bisa terlepas dari keberadaan dan keandalan alat berat yang dimiliki. Peranan peralatan dalam hal ini alat berat ikut menentukan keberhasilan di dalam mendukung pelaksanaan pekerjaan jalan dan jembatan, karena adanya strategi pengelolaan alat berat yang baik. Kondisi existing peralatan pada DPU Kabupaten Kapuas rata-rata peralatan berumur 15 tahun, Kondisi alat berat yang semuanya sudah usang dan umur ekonomisnya sudah habis tersebut akan sangat membebani bagi instansi pengelola, karena apabila dilakukan pemeliharaan ISBN VI - 75
2 semua pasti akan memerlukan biaya sangat banyak, sedangkan anggaran pemeliharaan yang dialokasikan sangat terbatas. Berdasarkan data inventarisasi aset pada DPU Kabupaten Kapuas Tahun Anggaran 2011 masih terdapat 38 unit dengan kondisi 23 baik, 6 kurang baik, dan 10 unit rusak berat. Penjelasan tentang daftar inventaris tersebut seperti disajikan dalam Tabel 1 sebagai berikut : Tabel 1. Daftar Inventaris Alat Berat pada DPU Kabupaten Kapuas Tahun 2011 No Nama/Jenis Barang Merk/Type Tahun Keadaan Pembelian (B/KB/RB) 1 Motor Grader Mitshubishi/MG B 2 Motor Grader Komatsu/ LAD511 API 1999 RB 3 Excavator On Track Hitachi/ EX B 4 Dump Truck Rear Isuzu/ TLD RB 5 Dump Truck Rear Isuzu/ NKR 58 E RB 6 Dump Truck Rear Mitsubishi/ FE B 7 Dump Truck Rear Mitsubishi/ FE RB 8 Dump Truck (Truck Toyota / Dyna Long 2008 B 9 Dump Truck (Truck Toyota / Dyna Long 2008 B 10 Dump Truck (Truck Toyota / Dyna Long 2008 B 11 Dump Truck (Truck Isuzu 2008 B 12 Dump Truck (Truck Isuzu 2008 B 13 Dump Truck (Truck Mitshubishi 2008 KB 14 Dump Truck Mitshubishi 2008 RB 15 Macadam Roller/ Barata / MG KB 16 Macadam Roller/ Barata / MG B 17 Macadam Roller/ Bukaka/ BRR-8TW 1980 RB 18 Tandem Roller Barata / MGB B 19 Tandem Roller Barata / MGB B 20 Tandem Roller Barata / MGD KB 21 Tandem Roller Dynapac/ CB 16 CLL 1988 B 22 Tandem Roller Meiwa MG B 23 Pneumatic Tire SAKAI 1980 RB 24 Stamper Meiho 1999 RB 25 Vibration Plate Sakai/ PC 500 B 1991 RB 26 Vibration Plate Sakai/ PC 500 B 1991 B 27 Concrete Mixer Armindo 1993 KB 28 Loader On Wheel TCM/ B 29 Loader On Wheel Samsung/ SL-120 rb 1986 B 30 Loader On Wheel Kawasaki/ 6 OZ.IV 1999 RB Tabel1...lanjutan No Nama/Jenis Barang Merk/Type Tahun Keadaan Pembelian (B/KB/RB) 31 Truck Crane other Toyota/ BY KB 32 Electric Generating Rugerini/ RD B 33 Electric Generating Ratna/ ST3H 1995 B 34 Electric Generating Marely/ MT7B-160/RA B 35 Truck + Attachment Toyota Rino/ BY B 36 Pick Up Chevrolet Luv/ MTV KB 37 Pick Up Toyota 1995 B 38 Mobil Tangki Isuzu 2008 B Sumber : Buku Inventaris DPU Kabupaten Kapuas Tahun 2011 ISBN VI - 76
3 Aset Alat Berat tersebut dikelola dan ditempatkan pada workshop DPU Kabupaten Kapuas. Pengelolaan barang inventaris milik daerah yang dibeli dari uang rakyat/dipungut dari hasil pajak dan retribusi itu adalah hal yang sangat penting, karena keberadaan alat-alat berat tersebut sangat dibutuhkan untuk menunjang pembangunan fisik, baik jalan dan jembatan. Penggunaan alat berat pada DPU Kabupaten Kapuas lebih diutamakan untuk keperluan yang bersifat sosial dan pekerjaan yang dilaksanakan secara swakelola seperti pemeliharaan rutin jalan kabupaten, meskipun alat tersebut juga dimanfaatkan untuk menghasilkan pemasukan keuangan daerah atau PAD, dengan cara disewakan kepada pihak ketiga. Untuk memperjelas gambaran mengenai kondisi eksisting alat berat yang siap pakai (ready for use) disajikan pada Gambar 1 Berikut ini: Gambar 1. Kondisi Eksisting alat berat pada DPU Kapuas Sejauh ini, hasil penerimaan dari sewa alat-alat berat belum mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi pendapatan asli daerah jika dibandingkan dengan pengeluaran yang dialokasikan untuk pemeliharaannya. PAD yang bersumber dari sewa alat-alat berat pada tahun anggaran 2010, ditarget sebesar Rp. 100 Juta. Hal ini tidak menguntungkan bila dibandingkan dengan anggaran untuk biaya perbaikan dan pemeliharaan alat-alat berat yang dialokasikan sebesar Rp. 349 juta. Meskipun demikian, seringkali anggaran yang dialokasikan setiap tahun untuk biaya perbaikan alat-alat berat tersebut tidak mencukupi setiap karena biaya sukucadang yang mahal. Anggaran yang disediakan untuk pemeliharaan alat berat serta target dan realisasi dari sewa alat berat disajikan dalam Tabel 2 berikut ini : Tabel 2. Alokasi Dana Rehabilitasi/Pemeliharaan Alat berat pada DPU Kabupaten Kapuas Tahun Anggaran Kode Rek. Jenis Belanja TA 2007 TA 2008 TA 2009 TA 2010 TA Rehabilitasi Sedang/Berat Kendaraaan Dinas/Operasional Belanja jasa service Belanja penggantian suku cadang Belanja bahan bakar minyak/gas dan pelumas Sumber : DPA SKPD-DPU Kabupaten Kapuas, ISBN VI - 77
4 Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa alokasi anggaran untuk rehabilitasi/pemeliharaan alat berat selama tahun selalu mengalami peningkatan, sedangkan hasil yang didapat dari retribusi sewa alat berat tidak sebanding dengan kondisi alat yang siap pakai dan tidak mencukupi dalam hal biaya operasional dan pemeliharaan yang dialokasikan. Hasil retribusi sewa alat berat seperti terlihat pada Tabel 3 berikut ini : Tabel 3. Target dan Realisasi sewa alat berat pada DPU Kabupaten Kapuas Tahun Anggaran Target (Rp) Realisasi (Rp) Pencapaian (%) Sumber : Laporan Realisasi APBD Kabupaten Kapuas, T.A Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa realisasi pendapatan sewa alat berat selama tahun terjadi peningkatan, namun pada tahun 2011 justru pencapaiannya mengalami penurunan menjadi 40,21% dari target. Hal ini menunjukkan bahwa target selama ini belum disesuaikan dengan potensi pendapatan yang ada. Untuk itu diperlukan dukungan intensif dari stakeholders dalam pengawasan/kontrol terhadap Dinas PU yang bertanggungjawab terhadap operasional dan pemeliharaan aset alat berat, seperti halnya pengawasan dalam pelaporan penerimaan sewa alat berat, agar realisasi dari penerimaan sewa alat berat bisa tercapai sesuai potensi yang ada. Dalam hal teknis, sebagian besar dari kerusakan alat berat selain karena usang, juga dikarenakan pemakaian yang berlebihan dan tanpa pengawasan serta perawatan yang baik. Artinya, alat-alat berat yang disewa tersebut sering dipaksakan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dengan dukungan SDM yang kurang kompeten, baik dalam pengawasan maupun perawatan kondisi alat berat. Aset alat berat yang dikelola pada DPU Kabupaten Kapuas adalah ditujukan untuk mendapatkan nilai manfaat finansial dan non finansial sebesar-besarnya bagi Pemerintah Daerah. Agar alat berat tersebut memberi daya dukung yang sesuai dengan yang diinginkan terhadap pembangunan secara swakelola yang dikerjakan oleh DPU Kabupaten Kapuas maupun kontribusinya dalam pendapatan asli daerah, maka perlu adanya pemanfaatan alat berat secara maksimal dan pemeliharaan alat berat yang lebih optimal agar bisa mendukung mewujudkan The finest built environment. Untuk itu perlu dirumuskan strategi peningkatan pengelolaan alat berat pada DPU Kabupaten Kapuas. Perumusan strategi harus didasarkan pada kompetensi inti yang dimiliki oleh DPU Kabupaten Kapuas. Dalam hal ini terdapat banyak metode untuk merumuskan strategi dan satu diantaranya adalah metode analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities and Threats). Penggunaan metode analisis SWOT ini bertujuan untuk memformulasikan strategi jangka panjang sehingga arah dan tujuan DPU Kabupaten Kapuas dalam meningkatkan kinerja pengelolaan alat berat dapat tercapai. Selanjutnya untuk mengetahui strategi jangka pendek sampai menengah maka digunakan analisis tingkat kepentingan/harapan dan persepsi/kenyataan (Importance Performance Analysis). Oleh karena itu perlu untuk dilakukan penelitian, agar pengelolaan aset alat berat pada DPU Kabupaten Kapuas semakin optimal, dengan melakukan analisa terhadap kondisi eksisting ditinjau dari aspek-aspek teknis, pembiayaan, legal, dan manajemen serta faktor-faktor yang mempengaruhi dapat menjadi pertimbangan dalam merumuskan strategi. Harapannya semoga dapat memberikan kontribusi pemecahan masalah pada ISBN VI - 78
5 upaya peningkatan pengelolaan aset alat berat pada DPU Kabupaten Kapuas di masa yang akan datang. 2. DASAR TEORI 2.1. Manajemen Aset Manajemen aset adalah keseluruhan proses dalam mengelola aset dalam hubungannya dengan aset itu sendiri maupun aset dengan masyarakat yang ada disekitarnya. Proses ini selalu ada selama siklus hidup (life cycle) dari aset tersebut dengan tujuan untuk mengoptimalisasikan fungsi aset untuk memberikan pelayanan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat [1]. Konsep dari pengelolaan siklus hidup aset (life cycle asset management) meliputi empat fase, yaitu perencanaan (planning), akuisisi (acquisition), operasi dan pemeliharaan (operation and maintenance), revitalisasi/penghapusan (revitalization/ disposal) yang merupakan proses keseluruhan selama umur hidup aset [1], seperti pada Gambar 2. Berikut ini : Gestation Birth End/ New Adult life Gambar 2. Siklus Hidup Aset dari konseptual hingga akhir fungsi dari aset Dari Gambar 2 tersebut dapat dijelaskan bahwa siklus hidup aset dimulai dari fase perencanaan/konseptual (planning), yang timbul dari ide yang didasarkan atas kebutuhan suatu aset pada masyarakat. Fase kedua yaitu acquisition phase, yaitu realisasi atau mewujudkan keinginan/ide tersebut dalam bentuk proses mendesain dan konstruksi. Selanjutnya adalah operation and maintenance phase, yaitu fase mengoperasikan dan pemeliharaan. Fase ini adalah fase paling lama, dimana fungsi aset yang melayani kebutuhan masyarakat sesuai level yang diharapkan serta melakukan pemeliharaan, fase ini dipengaruhi unsur ekonomi. Fase yang terakhir adalah disposal/renewal phase. Suatu aset mempunyai life time yang terbatas, sehingga jika habis usia teknisnya, maka terdapat dua pertimbangan, yaitu melakukan disposal (membuang) aset, atau memperbaharui dengan mengalihfungsikan aset tersebut. kembali pada tahap perencanaan, mengacu kepada pertimbangan apakah akan menggunakan aset eksisting atau akan membangun aset baru. Apabila dipilih alternatif menggunakan aset eksisting maka selanjutnya diperlukan proses peremajaan aset, namun apabila yang dipilih membangun aset baru maka diperlukan seluruh proses perencanaan aset dari berbagai disiplin ilmu. ISBN VI - 79
6 Suatu organisasi harus menghindari terjadinya pengangguran aset publik. Aset yang tidak dimanfaatkan menjadikan kemunduran kondisi aset dan akan mempercepat proses penuaan aset. Aset yang tidak dimanfaatkan juga berarti hilangnya kesempatan pengembalian biaya, sehingga organisasi harus mempertimbangkan berbagai bentuk strategi penghapusan seperti menyewakan aset, atau menjual. Divisi atau dinas yang bertanggung jawab mengelola aset harus memiliki kebijakan yang jelas untuk memperbaharui atau penghapusan aset. Harus dilakukan penilaian situasi secara profesional dan sesungguhnya dan melaporkannya ke pihak manajemen untuk pengambilan keputusan yang akan meminimalkan pengangguran aset. Siklus pengelolaan aset/barang milik daerah adalah perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penerimaan dan penyaluran, penggunaan, penatausahaan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, pembinaan-pengendalian-pengawasan, pembiayaan, dan tuntutan ganti rugi [2]. Manajemen aset dibagi dalam lima tahapan kerja, yaitu inventarisasi aset, legal audit, penilaian aset, optimalisasi aset dan sistem informasi manajemen aset[3], seperti terlihat dalam Gambar 3 berikut ini : Inventarisasi Legal Audit Penilaian Optimalisasi SIMA Gambar 3. Alur Manajemen Aset Kelima tahapan kerja manajemen aset seperti Gambar 3 saling berhubungan dan terintegrasi satu sama lain. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Inventarisasi Aset Inventarisasi aset terdiri atas dua aspek, yaitu inventarisasi fisik dan yuridis/legal. Aspek fisik terdiri atas bentuk, luas, lokasi,volume/jumlah, jenis, alamat dan lain-lain. Sedangkan aspek yuridis adalah status penguasaan, dokumen yang dimiliki, batas akhir penguasaan dan lain-lain. Tujuan inventarisasi adalah untuk pengendalian, pemanfaatan, pengamanan, dan pengawasan setiap barang. 2. Legal Audit Legal Audit merupakan satu lingkup kerja manajemen aset yang berupa inventarisasi status penguasaan aset, sistem dan prosedur penguasaan awal atau pengalihan aset, identifikasi dan mencari solusi atas permasalahan legal, dan strategi untuk memecahkan berbagai permasalahan legal yang terkait dengan penguasaan ataupun pengalihan aset. Permasalahan legal yang sering ditemui antara lain status hak penguasaan yang lemah, aset dikuasai pihak lain, pemindahtanganan aset yang tidak termonitor, dan lain-lain. ISBN VI - 80
7 3. Penilaian Aset Penilaian aset merupakan satu proses kerja untuk melakukan penilaian atas aset yang dikuasai. Biasanya ini dikerjakan oleh konsultan penilaian yang independen. Hasil dari nilai tersebut akan dapat dimanfaatkan untuk mengetahui nilai kekayaan maupun informasi untuk penetapan harga bagi aset yang ingin dijual. 4. Optimalisasi Aset Optimalisasi aset merupakan proses yang bertujuan mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai, jumlah, legal dan ekonomi yang dimiliki aset tersebut. Dalam tahapan ini, aset-aset yang dikuasai Pemda diidentifikasi dan dikelompokkan atas aset yang memiliki potensi dan tidak memiliki potensi. Aset yang memiliki potensi dapat dikelompokkan berdasar sektor-sektor unggulan yang menjadi tumpuan dalam strategi pengembangan ekonomi nasional, jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Sedangkan aset yang tidak dapat dioptimalkan, harus dicari faktor penyebabnya. Apakah faktor permasalahan legal, fisik, nilai ekonomi yang rendah atau faktor lainnya. Hasil akhir dari tahapan ini adalah rekomendasi yang berupa sasaran, strategi dan program untuk mengoptimalkan aset yang dikuasai. 5. Sistem Informasi Manajemen Aset (SIMA) Sarana yang efektif untuk meningkatkan kinerja pengawasan dan pengendalian suatu aset adalah dengan pengembangan sistem informasi manajemen aset (SIMA). Melalui SIMA, transparansi kerja dalam pengelolaan aset sangat terjamin tanpa perlu adanya kekhawatiran akan pengawasan dan pengendalian yang lemah. Dalam SIMA ini keempat aspek itu diakomodasi dalam sistem dengan menambahkan aspek pengawasan dan pengendalian. Sehingga setiap penanganan terhadap satu aset, terakomodir jelas, mulai dari penanganan hingga siapa yang bertanggung jawab menanganinya, yang diharap akan meminimalkan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam tubuh pemda Pengelolaan Alat Berat Dalam pengelolaan alat berat, dapat digolongkan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu: Utilisasi alat dan Perawatan alat. Utilisasi alat adalah pemanfaatan alat secara maksimal, artinya alat tersebut tidak diperbolehkan menganggur tanpa berproduksi (kecuali rusak atau mobilisasi). Utilitas alat yang tinggi, ini berarti alat harus selalu dalam keadaan digunakan (tidak idle), sehingga dapat menghasilkan produktifitas yang tinggi. Untuk alat berat, penyediaan dan penggunaan suku cadang (spare part) sangat penting, khususnya untuk menjaga utilitasnya. Agar dihindari jangan sampai alat berhenti bekerja hanya karena menunggu suku cadang [4]. Sedangkan Perawatan alat, artinya suatu kegiatan servis untuk mencegah timbulnya keausan tidak normal (kerusakan) sehingga umur alat dapat mencapai atau sesuai umur yang direkomendasikan oleh pabrik. Tujuan dari sistem perawatan adalah menjaga proses produksi agar berjalan dengan kondisi operasi yang optimum. Optimum berarti dapat memenuhi permintaan yang diterima dengan memperhatikan minimasi biaya yang diperlukan. Usaha ini berarti menjaga keandalan setiap fasilitas atau proses produksi secara keseluruhan. ISBN VI - 81
8 3. METODOLOGI Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis, yaitu penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada sekarang dan pada masalahmasalah aktual dengan cara menyusun data yang telah dikumpulkan, setelah itu dijelaskan dan kemudian dianalisa. Tabel. 4 Rancangan Penelitian Tujuan Penelitian Mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi eksisting aset alat berat yang meliputi aspek teknis, pembiayaan, legal, dan manajemen. Mengetahui tingkat persepsi dan harapan pengguna/penyewa terhadap pengelolaan alat berat DPU Kapuas, terkait dengan potensi pendapatan. Merumuskan alternatif strategi untuk mengoptimalkan aset alat berat. Sumber : hasil analisa Data yang diperlukan Data Sekunder : Inventarisasi alat berat (jenis, banyaknya, kondisi, dll); Biaya/Anggaran Pemeliharaan yang tersedia dalam DPA; Data Jalan Kabupaten yang terbangun ; Legal Formal = peraturan-peraturan pengelolaan alat berat di kabupaten Kapuas; Tupoksi DPU Kabupaten Kapuas; Data Pegawai/Personil di Workshop; Tarif sewa alat berat; Realisasi PAD dari sewa Alat berat, dll. Data Primer : Observasi/ pengamatan/ dokumentasi langsung di lapangan; Wawancara untuk mendapatkan Faktor-faktor internal dan Eksternal; Kuisioner ke kontraktor/pengguna/penyewa alat berat dan pejabat ahli (expert ). 4. HASIL DAN DISKUSI Teknik Pengumpulan Data Data sekunder didapat dari Tinjauan pustaka, literaratur, dan NSPM. Data sekunder ini digunakan untuk mendapatkan gambaran umum pengelolaan alat berat. Data primer didapat dari hasil observasi, kuisioner dan wawancara, data ini digunakan untuk menjelaskan kondisi riil di lokasi penelitian 4.1. Kondisi Eksisting Alat Berat pada DPU Kabupaten Kapuas Metode Analisis Analisis Statistik Deskriptif, Analisis tingkat kepentingan (harapan) dan persepsi (kenyataan), serta Analisis Perumusan Strategi (SWOT) Hasil Identifikasi dan Evaluasi kondisi eksisting aset alat berat yang meliputi aspek teknis, pembiayaan, legal, dan manajemen; Tingkat kepentingan dan persepsi responden dari pengguna jasa alat berat; Rumusan Strategi pengelolaan alat berat agar berfungsi secara optimal Jumlah alat yang disewa (operasi) sebanyak 8 unit (21,05% dari jumlah total alat), Jumlah alat untuk operasional rutin/upr sebanyak 15 unit (39,47% dari jumlah total alat) dan yang idle sebanyak 15 unit (39,47% dari jumlah total alat). Dari Aspek teknis Utilitas dan efektifitas alat dari tahun 2009 sampai tahun 2011 cenderung meningkat, dan rata-rata utilitas alat per tahun adalah 9,6%. Berdasarkan lama alat disewa atau dioperasikan maka rata-rata alat hanya beroperasi selama 35 hari di setiap tahunnya. Sedangkan untuk rata-rata efektifitas alat per tahun adalah 10,17%. Untuk analisa umur ekonomis alat yang siap pakai (ready for use) berdasarkan jumlah tahun umur ekonomis semuanya sudah habis disusut, tetapi jika berdasarkan asumsi jam operasi hasilnya adalah masih ada alat yang mempunyai sisa umur ekonomis yaitu motor grader. ISBN VI - 82
9 4.2. Profil Responden Berdasarkan jenis kelamin, responden sebagian besar adalah pria yaitu 47 orang atau 79,7% dari responden dan wanitanya sebanyak 12 orang atau 20,3% dari responden. Berdasarkan tingkat pendidikan sebagian besar adalah berpendidikan SMA yaitu sebesar 41 orang atau 69,5% dari responden, sedangkan yang berpendidikan S1 sebesar 16 orang atau 27,1% dari responden. Dan yang berpendidikan SMP dan D3 sebesar 1 orang atau 1,7% dari total responden. Kemudian berdasarkan bentuk perusahaan yang dikelola sebagian besar adalah CV yaitu 54 orang atau 91,5% dari responden dan PT sebanyak 5 orang atau 8,5% dari responden Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Hasil Uji validitas dengan program sederhana Microsof Office Excel 2007 seluruh pernyataan penelitian valid atau sahih, dan untuk uji reliabilitas terhadap data persepsi dan harapan diperoleh nilai alpha lebih besar dari r tabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa varibel yang digunakan untuk mengetahui tingkat persepsi dan harapan adalah reliabel Analisis Tingkat Persepsi dan Harapan Hasil analisis rata-rata tingkat persepsi sebesar 3,154, rata-rata tingkat harapan sebesar 4,027, dan nilai kesenjangan antara persepsi dan harapan sebesar -0,874. Ini menunjukkan bahwa pengelola belum mampu memberikan pelayanan dengan baik atau pengguna alat berat belum menerima kinerjanya sesuai apa yang diharapkan. Prioritas utama perbaikan (kuadran IV) dari pemetaan dengan diagram kartesius ini menjadi input dalam analisis perumusan strategi berikutnya (SWOT), beberapa prioritas tersebut adalah: 1. Jumlah Alat Berat yang bisa disewa. 2. Kondisi/Kelayakan alat berat yang ada 3. Jenis peralatan yang ada pada Workshop DPU Kabupaten Kapuas 4. Kondisi Workshop/bengkel 5. Anggaran Operasional dan Pemeliharaan yang tersedia 6. Pengelolaan Keuangan berkaitan dengan setoran retribusi sewa alat berat 7. Potensi PAD yang ada dari alat berat Dinas PU 8. Kesesuaian tarif sewa dengan kondisi alat berat 9. Kebijakan Penetapan Tarif Retribusi Sewa Alat Berat 10. Kebijakan tentang penghapusan/lelang alat berat 11. Kebijakan Pemakaian/Penggunaan alat berat 12. Kebijakan Pembiayaan alat berat dari sumber-sumber lain 13. Perencanaan Kebutuhan 14. Pengawasan alat berat 15. Promosi/informasi alat berat 16. Staffing (pengaturan pegawai) 4.5. Analisis Perumusan Strategi menggunakan SWOT Hasil uji formulasi strategi pengelolaan aset alat berat melalui analisis SWOT dengan berdasarkan perhitungan matriks Evaluasi Faktor-faktor Internal dan Eksternal, dihasilkan total skor EFI untuk kekuatan dan kelemahan internal sebesar 0,286, ISBN VI - 83
10 sedangkan total skor EFE terhadap peluang dan ancaman eksternal sebesar 0,877, hasil penelitian tersebut diaplikasikan dalam diagram strategi, yang memperlihatkan bahwa strategi pengelolaan aset alat berat pada DPU Kabupaten Kapuas menunjukkan pada posisi strategi Agresif (Kuadran I) yang berupaya menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Dengan demikian strategi yang sebaiknya diterapkan dalam pengelolaan aset alat berat pada DPU Kabupaten Kapuas adalah : 1. Memanfaatkan fungsi Workshop dengan berbagai aktivitas alat beratnya yang direkomendasikan sebagai pendukung penyedia prasarana infrastruktur. 2. Memperbaiki kualitas pelayanan alat berat dengan orientasi pelayanan prima. 3. Memanfaatkan seluruh fasilitas-fasilitas yang tersedia dan memberdayakan SDM pengelola untuk kepentingan bersama. 4. Penyesuaian dalam perencanaan target dengan potensi pendapatan dari retribusi sewa alat berat. 5. KESIMPULAN Dari hasil pengolahan data yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata tingkat persepsi sebesar 3,154, rata-rata tingkat harapan sebesar 4,027, dan nilai kesenjangan antara persepsi dan harapan sebesar -0,874. Nilai rata-rata persepsi masih lebih rendah daripada nilai rata-rata tingkat harapan, serta kesenjangan persepsi dan harapan menghasilkan kesenjangan negatif. Dengan demikian menunjukkan bahwa pengelola belum mampu memberikan pelayanan dengan baik atau pengguna alat berat belum menerima kinerjanya sesuai apa yang diharapkan. Formulasikan strategi pengelolaan aset alat berat melalui analisis SWOT dengan berdasarkan perhitungan matriks Evaluasi Faktor-faktor Internal dan Eksternal, hasilnya adalah total skor EFI sebesar 0,286, dan total skor EFE sebesar 0,877. selanjutnya hasil tersebut diaplikasikan dalam diagram strategi, dimana strategi pengelolaan aset alat berat pada DPU Kabupaten Kapuas berada pada posisi strategi Agresif (Kuadran I) yang berupaya menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada. 6. Daftar Pustaka 1. Leong, K.C. (2004), The Essence of Asset Management, Published by UNDP, Kuala Lumpur. 2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Milik Daerah 3. Siregar, D. D. (2004), Manajemen Aset, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 4. Asiyanto, (2005), Manajemen Produksi Untuk Jasa Konstruksi, PT. Pradnya Paramita, Jakarta. ISBN VI - 84
Tesis DOSEN PEMBIMBING : Ir. Soemino, M. MT. Oleh : Sigit Setyawan NRP. 3110 207 707
Tesis Strategi Pengelolaan Aset Alat Berat Pada Dinas PU Kabupaten Kapuas DOSEN PEMBIMBING : Ir. Wahju Herijanto, M.T Ir. Soemino, M. MT Oleh : Sigit Setyawan NRP. 3110 207 707 Isi BAB 1 Pendahuluan BAB
Lebih terperinciP E R A T U R A N D A E R A H
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2005 NOMOR 13 SERI C NOMOR SERI 5 P E R A T U R A N D A E R A H KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN
Lebih terperinciBAB 1 PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. pemerintah yang diharapkan dapat diperoleh manfaat ekonomi dan sosial pada masa
BAB 1 PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Aset merupakan sumber daya ekonomi yang dikuasai dan dimiliki oleh pemerintah yang diharapkan dapat diperoleh manfaat ekonomi dan sosial pada masa akan datang, baik oleh
Lebih terperinciSTRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO
STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO Ebert Febrianus Tonimba dan Joni Hermana Masters Program in Engineering Asset Management FTSP - ITS E-mail : e_tonimba@ce.its.ac.id ABSTRAK Pengelolaan
Lebih terperinciSTRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG M. Rizal 1, Wahju Herijanto 2, Anak Agung Gde Kartika 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bidang
Lebih terperinciSTRATEGI PENGELOLAAN PEMELIHARAAN FASILITAS GEDUNG KANTOR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA
STRATEGI PENGELOLAAN PEMELIHARAAN FASILITAS GEDUNG KANTOR DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA Heni Hendayaningsih*, Ria A. A. Soemitro**, dan Tri Joko Wahyu Adi** *Mahasiswa program Magister
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2007 NOMOR 17
SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2007 NOMOR 17 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan
Lebih terperinciSTRATEGI PEMINDAHAN PEDAGANG DI LOKASI PELELANGAN IKAN KE BANGUNAN PASAR LABORA KABUPATEN MUNA
STRATEGI PEMINDAHAN PEDAGANG DI LOKASI PELELANGAN IKAN KE BANGUNAN PASAR LABORA KABUPATEN MUNA Rabinra Rachman Bazar 1, Nadjadji Anwar 2, Supani 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bidang Keahlian Manajemen
Lebih terperinciBeOPTIMALISASI PENGELOLAAN (MANAJEMEN) ASET DAERAH
BeOPTIMALISASI PENGELOLAAN (MANAJEMEN) ASET DAERAH Oleh Samsul Hidayat, M.Ed (Widyaiswara Madya BKD & DIKLAT Provinsi NTB) ABSTRAKSI Manajemen adalah pengerahan segenap kekuatan menggerakkan sekelompok
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. Kabupaten Bantul, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian mengenai pengeloaan aset daerah di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bantul, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu: 1. Proses atau alur pengelolaan
Lebih terperinciEVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS RUMAH SUSUN (Studi Kasus Rumah Susun Warugunung dan Rumah Susun Penjaringansari I di Kota Surabaya)
EVALUASI PENYEDIAAN FASILITAS RUMAH SUSUN (Studi Kasus Rumah Susun Warugunung dan Rumah Susun Penjaringansari I di Kota Surabaya) Widiastuti Hapsari dan Ria Asih Aryani Soemitro Bidang Keahlian Manajemen
Lebih terperinciOPTIMALISASI FASILITAS DAN PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI KOTA MATARAM (STUDI KASUS RUSUNAWA SELAGALAS KOTA MATARAM)
OPTIMALISASI FASILITAS DAN PENGELOLAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) DI KOTA MATARAM (STUDI KASUS RUSUNAWA SELAGALAS KOTA MATARAM) Sri Hartati 1, *), Tri Joko Wahyu Adi 2) dan Yusroniya Eka Putri
Lebih terperinciBAB III METODE KAJIAN
BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan penerimaan daerah dari sumber-sumber kapasitas fiskal. Kapasitas fiskal dalam kajian ini dibatasi
Lebih terperinciSTUDI PEMILIHAN ALTERNATIF PENGADAAN KENDARAAN OPERASIONAL TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI TPA NGIPIK KABUPATEN GRESIK
JUDUL PENELITIAN STUDI PEMILIHAN ALTERNATIF PENGADAAN KENDARAAN OPERASIONAL TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI TPA NGIPIK KABUPATEN GRESIK Oleh : IRAWAN SUDARSONO Nrp. 3106 207 713 1 Latar Belakang Timbulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibicarakan baik di Indonesia. Secara umum, Manajemen Aset berarti proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini Manajemen Aset merupakan salah satu topik yang hangat dibicarakan baik di Indonesia. Secara umum, Manajemen Aset berarti proses pengelolaan aset mulai dari
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA PD ANEKA USAHA SELIDAH
PEMERINTAH KABUPATEN BARITO KUALA PD ANEKA USAHA SELIDAH Ktr : Jln AES Nasution 97 Telp. Ktr. 0511 47 99 125 Marabahan. Cab. Ruko Pasar Handil Bakti (Kab.BATOLA, Kal.Sel) Email : selidahbatola@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Peralatan sebagai sarana pendukung bagi terselenggaranya aktifitas
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Peralatan sebagai sarana pendukung bagi terselenggaranya aktifitas pemerintahan sangatlah penting sebagai proses penyelenggaraan kegiatan administrasi kantor pemerintahan
Lebih terperinciSTRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO
STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO Oleh : EBERT FEBRIANUS TONIMBA Dosen Pembimbing : Prof. Ir. JONI HERMANA, M.Sc.ES., Ph.D. LATAR BELAKANG Kondisi sarana dan prasarana yang tersedia
Lebih terperinciBUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR
l. BUPATI MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 4; TAHUN 2016 TENTANG TARIF RETRIBUSI PEMAKAIAN MESIN GILAS DAN PEMAKAIAN ALAT BERAT DAN KENDARAAN DENGAN RAIIMAT TUHAN YANG MARA
Lebih terperincisesuai lagi dengan perkembangan
BI'PATI TAPIIT PROVINSI I(ALIMANTAN SEI"ATAIY PERATURAN BI'PATI TAPIN NOMOR 11 TAHUN 2016 TEITTANG PERI'BAHAIY TARIF RETRIBUSI PEMAI(AIAN KTKAYAAIT DA.ERAII KABUPATEN TAPIN BERUPA PEMAI(AIAN ALI\T BERAT
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1. Sejarah Dinas Bina Marga provinsi Lampung
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Profil Dinas Bina Marga Provinsi Lampung 1. Sejarah Dinas Bina Marga provinsi Lampung Dinas Pekerjaan Umum Dati I Lampung berdiri pada tanggal 11 maret 1967 berdasarkan
Lebih terperinciPENYUSUNAN STRATEGI MANAJEMEN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN REJANG LEBONG
PENYUSUNAN STRATEGI MANAJEMEN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN REJANG LEBONG Wuwun Mirza, Joni Hermana dan Tri Joko Wahyu Adi Program Magister Teknik Bidang Keahlian Manajemen Aset Fakultas
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Industri kayu lapis menghasilkan limbah berupa limbah cair, padat, gas, dan B3, jika limbah tersebut dibuang secara terus-menerus akan terjadi akumulasi limbah
Lebih terperinci3.2. Kebijakan Pengelolalan Keuangan Periode
No. Rek Uraian Sebelum Perubahan Jumlah (Rp) Setelah Perubahan Bertambah / (Berkurang) 1 2 3 4 5 116,000,000,000 145,787,728,270 29,787,728,270 (Rp) 3.1.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun1999 tentang Perimbangan Keuangan
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Berlakunya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Lebih terperinciSTRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PASAR PURING DI KOTA PONTIANAK
STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PASAR PURING DI KOTA PONTIANAK Kamalia Syafwati *, Ria Asih Aryani Soemitro ** *Email: k_syaff@yahoo.com **Email: soemitro@sby.dnet.net.id; ria@ce.its.ac.id ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu pelaksana kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang Perpustakaan dan Kearsipan.
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 23 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 23 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciSTRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAENG
STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI PESISIR KELURAHAN LEMBANG KABUPATEN BANTAENG Suryanarti Sultan, Joni Hermana, I.D. A. A. Warmadewanthi Jurusan Manajemen Aset, FTSP Program Pascasarjana,
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dalam upaya meningkatkan
Lebih terperinciEVALUASI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA DARI SEGI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN
EVALUASI UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DI KOTA MARTAPURA DARI SEGI PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN Ahmad Solhan, Sarwoko Mangkoedihardjo Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP Program Pascasarjana,
Lebih terperinciBAB III ISU - ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI
BAB III ISU - ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN SKPD Sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan
Lebih terperinciPAJAK & RETRIBUSI PARKIR
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PAJAK & RETRIBUSI PARKIR PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 2011 PEMERINTAH KOTA SEMARANG DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH Jl. Pemuda 148 Telp. (024)
Lebih terperinciRINTA ANGGRAINI
TUGAS AKHIR OPTIMALISASI WAKTU DAN BIAYA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN RELOKASI JALAN ARTERI RAYA PORONG (PAKET 4) KABUPATEN SIDOARJO JAWA TIMUR RINTA ANGGRAINI 3 040 67 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1 Kinerja Keuangan Tahun 2008-2013 3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD Keuangan Daerah adalah hak dan kewajiban daerah dalam melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan tentunya mempunyai masalah dalam menyusun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sebuah perusahaan tentunya mempunyai masalah dalam menyusun laporan keuangan. Dengan adanya masalah tersebut maka harus diperlukan sebuah pengelolaan yang dapat
Lebih terperinciBAB III AKUNTABILITAS KINERJA
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran Kinerja merupakan ukuran keberhasilan, prestasi (performance) dari kinerja Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Jawa Timur pada tahun
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO
PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PEMAKAIAN ALAT BERAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO, Menimbang : Bahwa dalam
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI PENINGKATAN KINERJA BAGIAN SEKRETARIAT PADA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANGGAI
ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN KINERJA BAGIAN SEKRETARIAT PADA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANGGAI 7 Oleh: Rahmawati Halim 17 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
Lebih terperinciDAFTAR BIAYA SEWA PERALATAN PER JAM KERJA
DAFTAR BIAYA SEWA PERALATAN PER JAM KERJA BIAYA No. URAIAN KODE HP KAPASITAS HARGA SEWA KET. ALAT ALAT/JAM (di luar PPN) 1. ASPHALT MIXING PLANT E01 125.0 50.0 T/Jam 1,710,625,000 1,217,541.46 Alat Baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah ditandai dengan diberlakukannya UU No.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi daerah ditandai dengan diberlakukannya UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Palangka Raya yang selanjutnya disingkat RENJA, adalah dokumen perencanaan Dinas Pendapatan Daerah Kota Palangka Raya untuk
Lebih terperinciPENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DASAR NEGERI DI KABUPATEN TABALONG
PENENTUAN PRIORITAS PEMELIHARAAN BANGUNAN GEDUNG SEKOLAH DASAR NEGERI DI KABUPATEN TABALONG Haris Fakhrozi 1, Putu Artama Wiguna 2, Anak Agung Gde Kartika 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bidang Keahlian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dibangku perkuliahan. Magang termasuk salah satu persyaratan kuliah yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Magang merupakan kegiatan mahasiswa dalam dunia kerja dimana mahasiswa tersebut dapat menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama duduk dibangku perkuliahan. Magang
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Kinerja Keuangan Masa Lalu Sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah,
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG
9 5 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK/KEKAYAAN DAERAH DALAM SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PENAJAM PASER
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan otonomi daerah memberikan kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan mengelola daerah masing-masing sesuai dengan Undangundang Nomor 32 Tahun 2004
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan
Lebih terperinciKAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM
KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM Astrin Muziarni *) dan Yulinah Trihadiningrum Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015
ANALISIS STRATEGI PELAKSANAAN PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR (STUDI KASUS PENGADAAN TANAH UNTUK PEMBANGUNAN JALAN TOL PANDAAN-MALANG DAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN TUGU) Diah Rahmawati 1),
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
Billions RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Kinerja pelaksanaan APBD Provinsi Kepulauan
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Lebih terperinciPENJABARAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
Lampiran II Perwal Penjabaran Pertanggungjawaban APBD TA 2016 Nomor : 36 Tahun 201 Tanggal : 22 Agustus 201 Urusan Pemerintahan : 1. 08 Urusan Wajib Lingkungan Hidup Unit Organisasi : 1. 08. 02 DINAS PERTAMANAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. Kesimpulan dari penelitian terhadap manajemen aset Dinas Pertanian dan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian terhadap manajemen aset Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Papua. 1. Evaluasi terhadap pengelolaan aset tanah dan bangunan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Daerah, yang kemudian diganti dengan UU Nomor 32 Tahun 2004, telah terjadi
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Setelah diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 1999 tentang Pemerintah Daerah, yang kemudian diganti dengan UU Nomor 32 Tahun 2004, telah terjadi perubahan paradigma
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prinsip- prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) melalui
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak reformasi keuangan negara bergulir, yang ditandai dengan terbitnya Undang-Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, pemerintah Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Bab ini akan disajikan dalam tiga bagian, yaitu bagian simpulan, keterbatasan
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan disajikan dalam tiga bagian, yaitu bagian simpulan, keterbatasan penelitian, dan saran. Bagian simpulan berisi simpulan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Prosedur Prosedur adalah suatu urutan-urutan pekerjaan kerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu kegiatan atau lebih yang disusun untuk menjamin adanya
Lebih terperinciOptimalisasi Peran Strategis Aset Tetap dan Pengendalian atas Proses Normalisasi Data Barang Milik Negara bagi APBN
Optimalisasi Peran Strategis Aset Tetap dan Pengendalian atas Proses Normalisasi Data Barang Milik Negara bagi APBN ABSTRAK Berdasarkan hasil pemeriksaan LKPP Tahun 2011, 2012 dan 2013 telah mengungkapkan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,
Lebih terperinciAntara : KEPALA DPPKA KOTA MOJOKERTO (AGUNG MOELJONO SOEBAGIJO, SH., MH.) Dengan : WALIKOTA MOJOKERTO (Drs. H. MAS UD YUNUS)
Antara : KEPALA DPPKA KOTA MOJOKERTO (AGUNG MOELJONO SOEBAGIJO, SH., MH.) Dengan : WALIKOTA MOJOKERTO (Drs. H. MAS UD YUNUS) a. Nama : AGUNG MOELJONO SOEBAGIJO, SH., MH. b. Tempat/Tgl/lahir : Surabaya,
Lebih terperinciBUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 23 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN ANALISIS STANDAR BELANJA PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK
BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 23 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN ANALISIS STANDAR BELANJA PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK, Menimbang
Lebih terperinciBAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH
BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH A. Pendahuluan Kebijakan anggaran mendasarkan pada pendekatan kinerja dan berkomitmen untuk menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Anggaran kinerja adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era reformasi, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era reformasi, pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja menjadi perhatian utama bagi para pengambil keputusan di pemerintahan. Perubahan perubahan penting dan
Lebih terperincikapasitas riil keuangan daerah dapat dilihat pada tabel berikut:
Rincian kebutuhan pendanaan berdasarkan prioritas dan kapasitas riil keuangan daerah dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.27. Kerangka Pendaaan Kapasitas Riil kemampuan Keuangan Daerah Kabupaten Temanggung
Lebih terperinciSALINAN NO : 14 / LD/2009
SALINAN NO : 14 / LD/2009 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 14 TAHUN 2008 SERI : D.8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 14 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Dengan adanya Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Dengan adanya Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua telah memberikan kewenangan yang besar kepada daerah untuk mengurus rumah tangganya
Lebih terperinciHARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS)
HARGA PERKIRAAN SENDIRI (HPS) Kegiatan : PENINGKATAN JALAN Pekerjaan Nama Paket Kabupaten Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2012 Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah) 1 Umum - 2 Drainase
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. SUCOFINDO adalah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang PT. SUCOFINDO adalah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yang bergerak dalam bidang inspeksi pertama di Indonesia. Saham perusahaan PT. SUCOFINDO yaitu 95 persen
Lebih terperinciTUGAS AKHIR MUHAMMAD RIDWAN OLEH : PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
TUGAS AKHIR OLEH : MUHAMMAD RIDWAN 3111040602 PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA Pelaksanaan Pembangunan jalan di Ruas Jalan Trenggalek Pacitan STA 15+ 000
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
Lebih terperinci- 2 - LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2010 NOMOR 11
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2010 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABALONG,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 31 Juli 2002 perihal penerapan Good Corporate Governance atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Berdasarkan keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 pada tanggal 31 Juli 2002 perihal penerapan Good Corporate Governance atau disebut Tata Kelola
Lebih terperinciCONTOH BENTUK/MODEL KERJA SAMA DAERAH
LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 22 TAHUN 2009 TANGGAL : 22 Mei 2009 CONTOH BENTUK/MODEL KERJA SAMA DAERAH Bentuk /model kerja sama daerah dapat dilaksanakan sebagai berikut : A. Bentuk/Model
Lebih terperinciDEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI RENCANA STRATEGIS PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2006-2009 Oleh Tim Renstra PMG 1. UU No. 25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan
Lebih terperinciPENJABARAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
Lampiran II Perwal Penjabaran Pertanggungjawaban APBD TA 2016 Nomor : 36 Tahun 201 Tanggal : 22 Agustus 201 Urusan Pemerintahan : 1. 16 Urusan Wajib Penanaman Modal Unit Organisasi : 1. 16. 01 BADAN PENANAMAN
Lebih terperinciVI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung
VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung oleh wawancara terhadap para responden dan informasi-informasi yang diperoleh dari
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Bali disusun dengan pendekatan kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh keberhasilan pemerintah daerah dalam melakukan pengelolaan aset daerah. Pelaksanaan
Lebih terperinciPenentuan Prioritas Pengembangan KAPET DAS KAKAB Di Kabupaten Barito Selatan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-158 Penentuan Prioritas Pengembangan KAPET DAS KAKAB Di Kabupaten Barito Selatan Andrea Yuandiney dan Eko Budi Santoso Program
Lebih terperinciBAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN
BAB 3 GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Pemerintah Kota Bengkulu 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Otonomi daerah yang merupakan bagian dari reformasi kehidupan bangsa oleh Pemerintah
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah DPPKAD Kab. Karawang Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat berdasarkan asas desentralisasi serta otonomi fiskal maka daerah
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap lingkungan eksternal dan internal melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil kesimpulan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN
1 BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur transportasi darat yang berperan sangat penting dalam perkembangan suatu wilayah. Jalan berfungsi untuk mendukung kegiatan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU
PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 15 TAHUN 1998 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBILL OF QUANTITTY. Jumlah Harga No. Divisi Uraian Pekerjaan (Rupiah)
BILL OF QUANTITTY Kegiatan : REHABILITASI/PEMELIHARAAN JALAN Pekerjaan : PEMELIHARAAN JALAN Nama Paket : REHAB/PEMELIHARAAN JALAN NGATABARU - TOMPU Kabupaten : SIGI Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran :
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012
OPTIMALISASI KESESUAIAN BESAR BEBAN TUGAS BANTUAN TEKNIS KEGIATAN PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA DILINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR Hari Sudibyo, Christiono Utomo Bidang Keahlian Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah, namun di sisi lain memberikan implikasi tanggung jawab yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi daerah merupakan hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem
Lebih terperinciCATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGIAN HUMAS SETDA KABUPATEN KUDUS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan Laporan Keuangan SKPD menyajikan informasi mengenai jumlah sumber daya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang meneliti suatu objek pada masa sekarang (Nazir,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Analisis SWOT Dalam Strategi Pengelolaan Dana Zakat Di. berikut: yang pertama yaitu wawancara kepada manager BAZNAS
BAB V PEMBAHASAN A. Penerapan Analisis SWOT Dalam Strategi Pengelolaan Dana Zakat Di BAZNAS Tulungagung. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut: yang pertama yaitu wawancara
Lebih terperinciBUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,
BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 34 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN MOJOKERTO DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bernegara yang semakin terbuka, Pemerintah selaku perumus dan pelaksana kebijakan APBN berkewajiban untuk terbuka dan bertanggung jawab terhadap seluruh
Lebih terperinciPenghapusan merupakan komponen krusial dalam manajemen aset, sehingga setiap organisasi perlu:
Keputusan untuk melepas/menghapuskan aset memerlukan pengujian dan penilaian ekonomis secara menyeluruh. Keputusan penghapusan aset harus diambil dalam kerangka perencanaan terintegrasi yang memperhatikan
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data
27 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Lokasi tempat pelaksanaan Program Misykat DPU DT berada di kelurahan Loji Gunung Batu, Kecamatan Ciomas, Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Waktu pengumpulan data selama
Lebih terperinciANALISA KEBUTUHAN RUMAH SUSUN UNTUK DOSEN DAN PEGAWAI DI ITS SURABAYA
ANALISA KEBUTUHAN RUMAH SUSUN UNTUK DOSEN DAN PEGAWAI DI ITS SURABAYA Muhammad Rahman Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Email: rahman2911@yahoo.com Ria Asih Aryani Soemitro Dosen Pembina Magister
Lebih terperinciPENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS DINAS PENDIDIKAN KOTA DEPOK
TESIS : PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP AKUNTABILITAS DINAS PENDIDIKAN KOTA DEPOK http://www.gunadarma.ac.id/ Oleh : AGUNG SUGIH ARTI, SPd. NIM : 91307050 LATAR BELAKANG PENELITIAN
Lebih terperinci