PENERAPAN MODEL PEMROGRAMAN LINIER DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KINERJA BISNIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN MODEL PEMROGRAMAN LINIER DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KINERJA BISNIS"

Transkripsi

1 PENERAPAN MODEL PEMROGRAMAN LINIER DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN KINERJA BISNIS Robertus Tang Herman Binus University, Jl. KH.Syahdan, No 9. Kemanggisan - Palmerah, Jakarta Barat robertth@binus.edu ABSTRAK Produktivitas merupakan salah satu aspek yang harus diukur dalam proses produksi karena sangat mempengaruhi kinerja operasi dan bisnis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat produktivitas hasil produksi yang mampu memberikan keuntungan optimal serta menganalisa variabel sumber daya yang berpengaruh terhadap output proses produksi. Pengkuruan produktivitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan model pemrograman linier. Penerapan model pemrograman linier sangat membantu manajer operasi dalam pengambilan keputusan untuk menentukan produk mana yang menjadi prioritas utama untuk diproduksi serta berapa keuntungan optimal yang akan diperoleh.tahap awal dalam pengembangan model ini adalah dengan melakukan identifikasi terhadap semua variabel dan selanjutnya adalah membuat model matematis. Komponen utama dalam pengembangan model matematis adalah menetapkan fungsi tujuan (z) yakni maksimisasi produk dan variabel kendala yang terdiri dari kapasitas produksi dan biaya produksi. Untuk mendukung model ini maka perlu dilakukan analias estimasi terhadap variabel data. Hasil penelitain dapat menentukan tingkat produktivitas yang memberikan keuntungan maksimum dari proses produksi serta membantu untuk membuat perencanaan produksi, perencanaan sumberdaya produksi, kapasitas produksi dan penjadwalan produksi yang efektif. Keywords : Produk, Produktivitas, Pemrograman Linier PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Strategi merupakan sebuah energi yang menumbuhkan kekuatan bersaing bagi setiap perusahaan di tengah semaraknya persaingan industri di era kompetisi global. Strategi merupakan respon kreatif terhadap munculnya perubahan perubahan yang terjadi baik dari internal maupun dari eksternal perusahaan. Strategi merupakan faktor penentu daya saing perusahaan, karena itu dalam menghadapi persaingan bisnis perusahaan dituntut untuk mampu mengoptimalkan semua aspek daya saing yang dimiliki sehingga kinerja bisnis akan menjadi lebih maksimal. Salah satu aspek penting yang harus dimiliki perusahaan dalam meningkatkan daya saing bisnis adalah terkait dengan strategi efisiensi melalui kinerja produksi. produksi merupakan salah satu paket penentu keberhasilan perusahaan di samping fungsi fungsi lainnya seperti keuangan, pemasaran, dsb. Fenomena yang sedang terjadi adalah semakin meningkatnya persaingan melalui produk yang inovatif dengan menawarkan berbagai keunggulan baik teknologi, kualitas, maupun harga, serta daya saing lainnya. Selain harus semakin inovatif dan merespon pasar, strategi operasi juga harus fokus pada pencapaian produktivitas. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menghasilkan produk produk yang memberikan kontribusi tinggi terhadap proftabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganaliasa bagaimana strategi produksi yang harus dilakukan untuk meningkatkan produktivitas. Ada tiga merek produk yang diproduksi oleh PT MAS yang menjadi objek penelitan ini yakni merek Corsa, Strada dan Achilles. Kinerja produksi yang optimal tentu sangat diharapkan oleh pihak manajemen. Dengan melihat luasnya pasar yang dilayani dan didukung oleh kualitas produk yang ditawarkan maka tuntutan terhadap kinerja produksi akan semakin meningkat. Melihat kondisi yang ada saat ini, pihak manajemen menghendaki adanya perubahan yang mengarah kepada peningkatan produktivitas produksi dan sistem produksi yang optimal sehingga perusahaan mampu memenuhi permintaan pasar dan menciptakan nilai pelanggan. 2. Perumusan Masalah Permasalahan yang terjadi saat ini adalah dimana perusahaan belum dapat merealisasikan rencana produksi yang paling optimal. Produksi dilakukan berdasarkan pengalaman masa lalu dimana permintaan produksi hanya berdasarkan input dari bagian marketing. Akibatnya yang sering terjadi adalah kelebihan dan kekurangan hasil produksi. Pemilihan merek produk yang diprioritaskan dalam produksi dan kuantitas produksi tidak berdasarkan hasil analisa terlebih dahulu. Akibat yang lain 152

2 adalah product delivery ke pasar atau time to market menjadi terganggu dan ini sangat berdampak terhadap profitabilitas dan permintaan pasar. 3. Ruang Lingkup Karena permasalahan yang akan dibahas mencakup sangat banyak aspek yang harus dipertimbangkan dan sangat luas, maka akan diberikan batasan permasalahan yang dibahas hanya mencakup: Penelitian ini hanya fokus pada bagian produksi Tipe produk yang diamati adalah produk ban mobil 175/70 R13 82H Achilles P, 175/70 R13 82H Corsa dan 175/70 R13 82T Strada. Kapasitas produksi yang dibahas adalah kapasitas bahan baku dan jam tenaga kerja dan mesin. Perhitungan biaya akan mencakup biaya upah tenaga kerja dan bahan baku. Data yang digunakan untuk peramalan permintaan adalah data Januari 2005-September Pengolahan data optimasi menggunakan model Pemrograman Linier 4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: Menentukan jumlah produksi optimal untuk produksi ban tipe 175/70 R13 82H Achilles P, 175/70 R13 82H Corsa, dan 175/70 R13 82T Strada dengan tujuan memaksimalkan keuntungan. Untuk mengetahui faktor faktor, serta menganalisa sumber daya perusahaan yang dapat mempengaruhi jumlah produksi yang optimal yang dapat dihasilkan oleh perusahaan untuk memperoleh keuntungan maksimal. Perusahaan dapat mengetahui keuntungan maksimal yang dapat diperoleh berdasarkan hasil produksi yang optimal. Perusahaan dapat mengetahui sumber daya apa yang perlu ditingkatkan untuk memenuhi hasil produksi optimal dan mengurangi sumber daya yang kurang membantu untuk menghemat pengeluaran 5. Metode Penelitian Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam menyelesaikan penelitian ini, adalah sebagai berikut : Gambar 1. Diagram Alir Metodologi Penelitian dan Pemecahan Masalah 153

3 6. Pendekatan Teoritis Konsep Pemerograman Linier Menurut Render, Barry dan Jay Heizer. (2001), Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi, pemerograman linier adalah suatu cara untuk menyelesaikan persoalan pengalokasian sumbersumber yang terbatas diantara beberapa aktivitas yang bersaing, dengan cara terbaik yang mungkin dilakukan. Persoalan pengalokasian ini akan muncul manakala seseorang harus memilih tingkat aktivitas-aktivitas tertentu yang bersaing dalam hal penggunaan sumber daya langka yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas tersebut. Dalam membangun model dari formulasi persoalan diatas akan digunakan karakteristikkarakteristik yang biasa digunakan dalam persoalan programa linier, yaitu : a. Variabel keputusan b. Fungsi tujuan c. Pembatas d. Pembatas tanda Formulasi Pemrograman Linier Masalah keputusan yang sering dihadapi adalah alokasi optimum sumber daya yang langka. Sumber daya dapat berupa uang, tenaga kerja, bahan mentah, kapasitas mesin, waktu, ruangan atau teknologi. Tugas analisis adalah mencapai hasil terbaik yang mungkin dengan keterbatasan sumber daya ini. Hasil yang diinginkan mungkin ditunjukkan sebagai maksimasi dari beberapa ukuran, seperti profit, penjualan dan kesejahteraan, atau minimasi seperti biaya, waktu, dan jarak. Setelah masalah diidentifikasikan, tujuan ditetapkan, langkah selanjutnya adalah formulasi model matematik yang meliputi tiga tahap, sebagai berikut : Tentukan variabel yang tak diketahui (variabel keputusan) dan nyatakan dalam simbol matematik. Membentuk fungsi tujuan yang ditunjukkan sebagai suatu hubungan linier (bukan perkalian) dari variabel keputusan. Menentukan semua kendala masalah tersebut dan mengekspresikan dalam persamaan atau pertidaksamaan yang juga merupakan hubungan linier dari variabel keputusan yang mencerminkan keterbatasan sumber daya masalah itu. Bentuk baku model Linear Programming : Fungsi tujuan : Maksimumkan atau minimumkan Z = C 1 X 1 +C 2 X 2 + C 3 X C n X n Fungsi Pembatas : a 11 X 1 + a 12 X 2 +a 13 X a 1n X n b 1 a 21 X 1 + a 22 X 2 +a 23 X a 2n X n b 2.. a m1 X 1 + a m2 X 2 +a m3 X a mn X n b m dan X 1 0, X 2 0,, X n 0 (Subagyo, 1988, pp9-12) Asumsi Linear Programming Asumsi asumsi model Linear Programming adalah sebagai berikut, (Mulyono, 1999, pp22-23 ). 1. Linierity dan Additivity 2. Divisibility 3. Deterministic Metode Simpleks Karena kesulitan menggambarkan grafik berdimensi banyak, maka penyelesaian masalah LP yang melibatkan lebih dari dua variabel menjadi tak praktis atau tidak mungkin. Dalam keadaan ini kebutuhan metode solusi yang lebih umum menjadi nyata. Metode umum itu dikenal dengan nama algoritma Simpleks yang dirancang untuk menyelesaikan seluruh masalah LP, baik yang melibatkan dua variabel atau lebih dari dua variabel. Perhatikan model linier berikut : 154

4 Fungsi tujuan : Maksimumkan atau minimumkan Z = C 1 X 1 +C 2 X 2 + C 3 X C n X n Fungsi Pembatas : a 11 X 1 + a 12 X 2 +a 13 X a 1n X n b 1 a 21 X 1 + a 22 X 2 +a 23 X a 2n X n b 2.. a m1 X 1 + a m2 X 2 +a m3 X a mn X n b m dan X 1 0, X 2 0,, X n 0 Analisa Sensitivitas Analisis perubahan parameter dan pengaruhnya terhadap solusi Linear Programming dinamakan post optimality analysis. Istilah post optimality menunjukkan bahwa analisis ini terjadi setelah diperoleh solusi optimum, dengan mengasumsikan seperangkat nilai parameter yang digunakan dalam model. Perubahan atau variasi dalam suatu masalah LP yang biasanya dipelajari melalui post optimality analysis dapat dipisahkan kedalam tiga kelompok umum : Analisa yang berkaitan dengan perubahan diskrit parameter untuk melihat berapa besar perubahan dapat ditolerir sebelum solusi optimum mulai kehilangan optimalitasnya, ini dinamakan analisa sensitivitas. Jika suatu perubahan kecil dalam parameter menyebabkan perubahan drastis dalam solusi, dikatakan bahwa solusi adalah sangat sensitif terhadap nilai parameter itu. Analisa yang berkaitan dengan perubahan struktural. Masalah ini muncul bila masalah LP dirumuskan kembali dengan menambahkan atau menghilangkan kendala dan atau variabel untuk menunjukkan operasi model alternatif. Analisa yang berkaitan dengan perubahan kontinu parameter untuk menentukan urutan solusi dasar yang menjadi optimum jika perubahan ditambah lebih jauh, ini dinamakan parametricprogramming. Melalui analisa sensitivitas dapat dievaluasi pengaruh perubahan perubahan parameter dengan sedikit tambahan perhitungan berdasarkan tabel simpleks optimum. Dalam membicarakan analisa sensitivitas, perubahan perubahan parameter dikelompokkan menjadi : 1. Perubahan koefisien fungsi tujuan ( C j ) 2. Perubahan konstan sisi kanan ( b i ) 3. Perubahan kendala atau koefisien matriks A 4. Penambahan variabel baru 5. Penambahan kendala baru (Mulyono, 1999, pp76-77 ) PEMBAHASAN Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri atas: 1. Data Umum Produk, Data Kebutuhan Bahan, Data Produksi dan Penjualan, Data Harga Produk, Bahan Baku dan Upah Tenaga Kerja Data-data ini diperoleh dari pencatatan yang telah dilakukan perusahaan maupun melalui wawancara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan. Data umum produk berupa jumlah produk yang dapat dihasilkan dari 1 batch produksi. Data kebutuhan bahan merupakan data komposisi bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi. 2. Data Kapasitas Produksi dan Elemen Pekerjaan Data kapasitas produksi ini mencakup data jumlah tenaga kerja langsung, jumlah mesin dan data kapasitas bahan baku, dimana data kapasitas bahan baku merupakan jumlah rata-rata bahan baku yang dipesan perusahaan dalam 1 bulan. Data-data ini tidak hanya didapatkan dari hasil pencatatan yang telah dilakukan oleh perusahaan, namun juga dari hasil pengamatan langsung di lapangan. 3. Data Waktu Siklus Tiap Elemen Pekerjaan Waktu siklus untuk proses pembuatan ban diperoleh dengan melakukan pengukuran menggunakan stopwatch untuk setiap elemen pekerjaan yang dilakukan selama kurang lebih 1 bulan. Data waktu siklus yang diambil sebanyak 30 data. Dimana data tersebut diambil pada jamjam tertentu agar data waktu siklus mewakili seluruh kondisi kerja tenaga kerja sehari-hari. Waktu siklus yang diperoleh merupakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan 1 elemen pekerjaan. 155

5 Formulasi Model Optimasi Jumlah Produksi Dari data-data yang telah dikumpulkan dan perhitungan diatas, dibuat formulasi model Linear Programming untuk menentukan jumlah produksi optimal dari produk 175/70 R13 82H Achilles P, 175/70 R13 82H Corsa dan 175/70 R13 82T Strada. Dalam formulasi model Linear Programming tersebut terdiri dari variabel keputusan, fungsi tujuan dan fungsi pembatas. Variabel Model Model Linear Programming untuk optimasi produksi terdiri dari beberapa variabel. Berikut adalah variabel yang digunakan dalam model Linear Programming : n = Jumlah jenis produk i = Indeks dari produk, i = 1, 2,..., n t = Indeks dari waktu, t = 1, 2,..., T X it = Jumlah produksi optimal dari produk i pada periode t D it = Jumlah permintaan per unit untuk produk i pada periode t C it = Keuntungan per unit untuk produk i pada periode t Ht = Banyaknya hari kerja pada periode t (dalam bulan) ( t = 1, 2,..., T ) (i = 1, 2,..., n ; t = 1, 2,..., T) Variabel Keputusan Variabel keputusan yang diharapkan dari permasalahan pada tugas akhir ini adalah jumlah produksi optimal dari produk yang dihasilkan, yaitu : X 1t = Jumlah produksi optimal 175/70 R13 82H Achilles P pada periode t X 2t = Jumlah produksi optimal 175/70 R13 82H Corsa pada periode t X 3t = Jumlah produksi optimal 175/70 R13 82T Strada pada periode t Fungsi Tujuan Tujuan yang hendak dicapai dari permasalahan produksi pada PT. Multistrada Arah Sarana adalah maksimasi keuntungan dari penjualan per unit produk ban dalam tipe 175/70 R13 82H Achilles P, 175/70 R13 82H Corsa dan 175/70 R13 82T Strada. Maka keofisien dari fungsi tujuan tersebut adalah : C 1t = Keuntungan penjualan 175/70 R13 82H Achilles P pada periode t C 2t = Keuntungan penjualan 175/70 R13 82H Corsa pada periode t C 3t = Keuntungan penjualan 175/70 R13 82T Strada pada periode t Dimana bentuk dari fungsi tujuan yang dibahas pada tugas akhir ini adalah : Maksimasi : T Z = [ C 1t X 1t + C 2t X 2t + C 3t X 3t + C 4t X 4t ] t = 1 T Z = [ ,61 X1t ,86X2t ,72X3t ] t= 1 Perhitungan Fungsi Pembatas Fungsi pembatas adalah persamaaan matematis yang akan membatasi solusi yang akan dihasilkan. Ruas kiri dari fungsi pembatas adalah : 1. Kebutuhan bahan baku untuk pembuatan 1 unit produk 175/70 R13 82H Achilles Platinum, 175/70 R13 82H Corsa, dan 175/70 R13 82T Strada. 2. Pemakaian jam kerja mesin untuk pembuatan 1 unit produk 175/70 R13 82H Achilles Platinum, 175/70 R13 82H Corsa, dan 175/70 R13 82T Strada dari tiap elemen pekerjaan. 3. Jumlah produksi optimal produk 175/70 R13 82H Achilles Platinum, 175/70 R13 82H Corsa, dan 175/70 R13 82T Strada dalam satuan unit. 156

6 Sedangkan ruas kanan dari fungsi pembatas adalah : 1. Kapasitas bahan baku yang dimiliki perusahaan untuk memproduksi 175/70 R13 82H Achilles Platinum, 175/70 R13 82H Corsa, dan 175/70 R13 82T Strada. 2. Kapasitas jam kerja mesin, yaitu banyaknya waktu kerja mesin yang tersedia per bulan untuk tiap elemen pekerjaan. 3. Target produksi, yaitu jumlah minimal 175/70 R13 82H Achilles Platinum, 175/70 R13 82H Corsa, dan 175/70 R13 82T Strada yang diproduksi agar dapat memenuhi permintaan. Berikut adalah perhitungan untuk fungsi pembatas tersebut : a. Pembatas kapasitas bahan baku Ruas kanan pembatas dalam formulasi ini diperoleh dari jumlah bahan baku yang dimiliki perusahaan dalam 1 bulan. Sedangkan ruas kiri diperoleh dari kebutuhan bahan baku untuk pembuatan 1 unit produk. 1. Bahan baku Coumpond 6,107 X 1t + 6,151 X 2t + 5,938 X 3t Bahan baku Nylon 0,0351 X 1t + 0,034 X 2t + 0,0341 X 3t Bahan baku Polyester 0,189 X 1t + 0,913 X 2t + 0,184 X 3t Bahan baku Wire 0,211 X 1t + 0,169 X 2t + 0,205 X 3t Bahan baku Steel 0,470 X 1t + 0,532 X 2t + 0,456 X 3t b. Pembatas kapasitas jam mesin Ruas kanan pembatas dalam formulasi ini diperoleh dari jumlah jam kerja mesin yang tersedia per bulan untuk tiap elemen pekerjaan. Jumlah jam kerja mesin per bulan diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah mesin yang tersedia dengan jumlah jam kerja per bulan. Sedangkan ruas kiri pembatas adalah pemakaian jam kerja mesin yang diperlukan untuk pembuatan 1 unit produk. Jumlah hari kerja yang tersedia per bulan berbeda-beda sehingga dalam model Linear Programming akan dinotasikan dengan variabel H t. Sedangkan ruas kiri pembatas adalah pemakaian jam mesin yang diperlukan untuk pembuatan 1 unit produk. Dimana jumlah jam kerja per bulan = 24 jam x 3600 detik x H t = 86400H t detik Pembatas ruas kanan = Jumlah Mesin x Jumlah Jam Kerja per Bulan 1. Pencampuran Pembatas ruas kanan = 6 x 86400H t = H t detik 1,6694 X 1t + 1,6694 X 2t + 2,5040 X 3t + 2,5040 X 4t + 2,5040 X 5t H t 2. Pengerollan Pembatas ruas kanan = 5 x 86400H t = H t detik 2,4546 X 1t + 2,4546 X 2t + 2,9934 X 3t + 2,9934 X 4t + 2,9934 X 5t H t 3. Pemotongan lembaran karet Pembatas ruas kanan = 5 x 86400H t = H t detik 0,1667 X 1t + 0,1667 X 2t + 0,2500 X 3t + 0,2500 X 4t + 0,2500 X 5t H t 4. Pengompresan Pembatas ruas kanan = 7 x 86400H t = H t detik 4,5956 X 1t + 4,5956 X 2t + 6,8934 X 3t + 6,8934 X 4t + 6,8934 X 5t H t 5. Pendinginan Pembatas ruas kanan = 9 x 86400H t = H t detik 4,4278 X 1t + 4,4278 X 2t + 6,6417 X 3t + 6,6417 X 4t + 6,6417 X 5t H t 6. Pemotongan spon dan inspeksi Pembatas ruas kanan = 8 x 86400H t = H t detik 5,4063 X 1t + 5,4063 X 2t + 5,4063 X 3t + 5,4063 X 4t + 5,4063 X 5t H t 157

7 c. Pembatas kapasitas jam tenaga kerja dan mesin Ruas kanan pembatas dalam formulasi ini diperoleh dari jumlah jam kerja tenaga kerja dan mesin yang tersedia per bulan untuk tiap elemen pekerjaan. Jumlah jam kerja ini diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah tenaga kerja yang tersedia dengan jumlah jam kerja per bulan. Sedangkan ruas kiri pembatas adalah pemakaian jam kerja tenaga kerja dan mesin yang diperlukan untuk pembuatan 1 unit produk. Pembatas ruas kanan = Jumlah Mesin dan Tenaga Kerja x Jumlah Jam Kerja per Bulan 7. Mixing Pembatas ruas kanan = 3 x 37800H t = H t detik 9,22 X 1t + 9,22 X 2t + 9,22 X 3t H t 8. Extruder Troester 2,30 X 1t + 2,30 X 2t + 2,30 X 3t 37800H t 9. Extruder Duplex 2,44 X 1t + 2,44 X 2t + 2,44 X 3t 37800H t 10. Extruder 90 2,68 X 1t + 2,68 X 2t + 2,68 X 3t 37800H t 11. Calender 2,30 X 1t + 2,30 X 2t + 2,30 X 3t 37800H t 12. Cutting VMI 4,85 X 1t + 4,85 X 2t + 4,85 X 3t 37800H t 13. Cutting TTM 6,90 X 1t + 6,90 X 2t + 6,90 X 3t H t 14. Cutting TTO 5,37 X 1t + 5,37 X 2t + 5,37 X 3t 37800H t 15. Cutting Cutter Fischer 3,35 X 1t + 3,35 X 2t + 3,35 X 3t 37800H t 16. Bead Making Bartel 4,88 X 1t + 4,88 X 2t + 4,88 X 3t 37800H t 17. Bead Making Tianjin 34,55 X 1t + 34,55 X 2t + 34,55 X 3t 37800H t 18. Bead Making Pirelli 4,53 X 1t + 4,53 X 2t + 4,53 X 3t 37800H t 19. Bead Making All Well Pembatas ruas kanan = 1 x 37800H t = 37800detik 2,85 X 1t + 2,85 X 2t + 2,85 X 3t 37800H t 20. Tyre Building Pirelli Pembatas ruas kanan = 7 x 37800H t = H t detik 215,05 X 1t + 215,05 X 2t + 215,05 X 3t H t 21. Tyre Building KM Pembatas ruas kanan = 2 x 37800H t = 75600H t detik 95,92 X 1t + 95,92 X 2t + 95,92 X 3t 75600H t 22. Tyre Building Nokian Pembatas ruas kanan = 8 x 37800H t = H t detik 135,93 X 1t + 135,93 X 2t + 135,93 X 3t H t 23. Curing Pembatas ruas kanan = 8 x 86400H t = H t detik 411,11 X 1t + 411,11X 2t + 411,11X 3t H t 158

8 d. Pembatas target produksi Target produksi adalah jumlah maksimal produk yang harus diproduksi agar dapat memenuhi permintaan konsumen. Persediaan barang jadi yang dimiliki untuk periode tertentu akan mengurangi jumlah produk yang harus diproduksi. Sehingga target produksi ditentukan dengan mengurangkan jumlah permintaan (hasil peramalan) dengan jumlah persediaan barang jadi. Perhitungan pembatas target produksi tersebut adalah : Maka fungsi pembatas target produksi adalah : 1. X 1t D 1t 2. X 2t D 2t 3. X 3t D 3t X it Jumlah Permintaan Model Optimasi Jumlah Produksi Dengan menggabungkan fungsi tujuan dan fungsi pembatas, maka bentuk dari model Linear Programming untuk menentukan jumlah produksi optimal adalah : Maksimasi : T Z = [ ,61 X1t ,86X2t ,72X3t ] t= 1 Pembatas : 6,107 X 1t + 6,151 X 2t + 5,938 X 3t ,0351 X 1t + 0,034 X 2t + 0,0341 X 3t ,189 X 1t + 0,913 X 2t + 0,184 X 3t ,211 X 1t + 0,169 X 2t + 0,205 X 3t ,470 X 1t + 0,532 X 2t + 0,456 X 3t ,22 X 1t + 9,22 X 2t + 9,22 X 3t H t 2,30 X 1t + 2,30 X 2t + 2,30 X 3t H t 2,44 X 1t + 2,44 X 2t + 2,44 X 3t H t 2,68 X 1t + 2,68 X 2t + 2,68 X 3t H t 2,30 X 1t + 2,30 X 2t + 2,30 X 3t H t 4,85 X 1t + 4,85 X 2t + 4,85 X 3t H t 6,90 X 1t + 6,90 X 2t + 6,90 X 3t H t 5,37 X 1t + 5,37 X 2t + 5,37 X 3t H t 3,35 X 1t + 3,35 X 2t + 3,35 X 3t H t 4,88 X 1t + 4,88 X 2t + 4,88 X 3t H t 34,55 X 1t + 34,55 X 2t + 34,55 X 3t H t 4,53 X 1t + 4,53 X 2t + 4,53 X 3t H t 2,85 X 1t + 2,85 X 2t + 2,85 X 3t H t 215,05 X 1t + 215,05 X 2t + 215,05 X 3t H t 95,92 X 1t + 95,92 X 2t + 95,92 X 3t 75600H t 135,93 X 1t + 135,93 X 2t + 135,93 X 3t H t 411,11 X 1t + 411,11X 2t + 411,11X 3t H t X 1t D 1t X 2t D 2t X 3t D 3t 3. Analisa Validasi Model dan Analisa Sensitivitas Jumlah Produksi Optimal Validasi model optimasi dilakukan dengan membandingkan jumlah produksi aktual perusahaan bulan Oktober 2007 dengan jumlah produksi optimal hasil perhitungan optimasi untuk bulan Oktober Dalam perhitungan tersebut kita dapat melihat bahwa Linear Programming memberikan hasil yang lebih menguntungkan. Hal ini dapat kita lihat dengan membandingkan keuntungan yang diperoleh dengan perhitungan Simplex dengan keuntungan aktual. Dari perbandingan tersebut dapat dikatakan bahwa lebih baik menggunakan model Linear Programming dalam menentukan jumlah produksi dan dapat dikatakan juga bahwa model optimasi valid. 159

9 Tabel 1. Perbandingan Keuntungan Aktual dan Keuntungan Hasil Optimasi Bulan Oktober 2007 Produk Jumlah Produksi Aktual Keuntungan Jumlah Produksi Optimasi Keuntungan 175/70 R13 82H Achilles P Rp Rp , /70 R13 82H Corsa Rp , Rp , /70 R13 82T Strada Rp , Rp ,7488 Total Keuntungan Rp Rp Rp Analisa sensitivitas bermanfaat untuk menganalisis pengaruh perubahan yang terjadi pada parameterparameter model, seperti nilai ruas kanan maupun fungsi tujuan terhadap solusi optimal yang telah dicapai. Analisa sensitivitas yang dilakukan meliputi : a. Reduce cost b. Kelebihan atau kekurangan kapasitas (Slack / Surplus) Analisa Reduce Cost Nilai reduce cost menunjukkan besarnya penurunan nilai koefisien fungsi tujuan yang memungkinkan namun dengan tetap mempertahankan optimalitas hasil yang telah dicapai. Dari hasil perhitungan yang telah diperoleh dapat terdapat reduce cost pada produk X 2 bulan Desember dan Januari. Ini berarti bahwa variabel keputusan yang diperoleh bernilai negatif. Terjadinya keterbatasan pada kapasitas produksi sehingga tidak dapat memenuhi permintaan produk X 2 (175/70 R13 82H Corsa)untuk bulan Desember dan Januari. Dan untuk bulan Oktober, Solusi Optimal untuk produk X 3 tidak memenuhi keseluruhan dari nilai permintaan, sama halnya dengan Solusi Optimal untuk produk X 3 pada bulan November, Desember, dan Januari. Demikian pula untuk hasil X 2 dan X 3 pada bulan Desember dan Januari, tidak memenuhi keseluruhan dari nilai permintaan. Hal tersebut timbul karena ada nilai dari kapasitas produksi yang kurang memadai. Analisa Kelebihan Kapasitas Produksi Nilai Slack atau Suplus yang positif menunjukkan kelebihan kapasitas yang ada setelah diperoleh solusi optimal dan nilai yang nol menunjukkan kapasitas yang terbatas. Maksud dari kapasitas terbatas adalah bahwa kapasitas yang tersedia telah terpakai semuanya. Berikut adalah kelebihan kapasitas tersebut : Tabel 2. Kelebihan Kapasitas Produksi Bulan Oktober 2007 Januari2008 Kelebihan Kapasitas No. Nama Pembatas Oktober 07 November 07 Desember 07 Januari 07 1 Coumpond , , ,8 2 Nylon 4.507, , , ,964 3 Polyester , , , ,54 4 Wire 6.357, , , ,272 5 Steel 8.321, , , ,894 6 Mixing Extruder Troester , , , ,4 8 Extruder Duplex , , , ,3 9 Extruder , , Calender , , , ,4 11 Cutting VMI , , , ,9 12 Cutting TTM , , , ,4 13 Cutting TTO , , , ,1 14 Cutting Cutter Fischer , , , ,3 15 Bead Making Bartel , , , ,4 160

10 16 Bead Making Tianjin , , , ,9 17 Bead Making Pirelli , , , ,6 18 Bead Making All Well , , , ,3 19 Tyre Building Pirelli Tyre Building KM Tyre Building Nokian Curing Penghematan sumber daya untuk elemen pekerjaan yang dilakukan dengan mesin dapat dilakukan dengan mengurangi jumlah mesin, sedangkan untuk elemen pekerjaan yang dilakukan secara manual dapat dilakukan dengan pengurangan tenaga kerja. Dengan pengurangan sumber daya, perusahaan akan dapat menghemat pengeluaran, seperti biaya upah, perawatan mesin, dll. Penghematan sumber daya yang dapat disarankan adalah penghematan pada elemen pekerjaan yang kelebihan sumber daya. Tabel 3. Penghematan Sumber Daya Elemen Pekerjaan No. Nama Pembatas Kelebihan Kapasitas Sumber Daya yang Dimiliki Sumber Daya yang Diperlukan Penghematan Sumber Daya 1 Coumpond , ,3 2 Nylon 4.507, ,055 3 Polyester , ,3 4 Wire 6.357, ,971 5 Steel 8.321, ,365 6 Mixing Extruder Troester , Extruder Duplex , Extruder Calender , Cutting VMI , Cutting TTM , Cutting TTO , Cutting Cutter Fischer , Bead Making Bartel , Bead Making Tianjin , Bead Making Pirelli Bead Making All Well , Tyre Building Pirelli Tyre Building Nokian Curing Dengan penghematan tersebut, perusahaan dapat mengurangi pengeluaran biaya untuk upah tenaga kerja sebanyak : Mixing = 4 orang x Rp ,- = Rp ,- Tyre Building Pirelli = 12 orang x Rp ,- = Rp ,- Tyre Building Nokian = 14 orang x Rp ,- = Rp ,- Curing = 3 orang x Rp ,- = Rp ,- Total penghematan = Rp ,- Penghematan upah tenaga kerja per hari adalah sebesar Rp ,-. Apabila rata-rata hari kerja dalam sebulan adalah 26 hari, maka perusahaan dapat menghemat upah tenaga kerja sebesar Rp ,- per bulan. Analisa Pengambilan Keputusan 161

11 Dilihat dari hasil perhitungan model optimasi maka ada satu variabel kapasitas yang tidak mencukupi (Tyre Building KM) dan banyak variabel kapasitas lainnya yang melebihi kebutuhan. Untuk menangani masalah tersebut, maka pihak manajemen akan berembuk untuk memecahkan masalah yang ada. Dan sebisa mungkin mengalokasikan variabel-variabel kapasitas yang berlebih untuk dapat lebih efisien penggunaannya. Dari Hasil perhitungan dapat diketahui bahwa 175/70 R13 82H Achilles P memiliki keuntungan yang terbesar, keuntungan terbesar kedua adalah 175/70 R13 82H Corsa dan yang terakhir adalah 175/70 R13 82T Strada. Maka berdasarkan hasil perhitungan optimasi produksi, 175/70 R13 82H Achilles P merupakan produk utama yang harus didahului pemenuhan permintaannya karena memiliki kontribusi profit yang terbesar dibandingkan dengan 175/70 R13 82H Corsa dan 175/70 R13 82T Strada. Untuk mengurangi kelebihan kapasitas terutama pada jam kerja mesin dan tenaga kerja dan bahan baku, penjadwalan mesin dan tenaga kerja juga pengaturan bahan baku yang baik dapat memberikan solusi dan membantu mengurangi kapasitas yang berlebihan. Hal tersebut dapat terlaksana apabila ada kerja sama yang baik dari pihak bagian SDM, inventory, purchasing, marketing, dan PPC. Usulan Penerapan Berdasarkan dari sistem yang sedang berjalan saat ini, maka dibuat usulan sistem baru untuk merencanakan jumlah produksi optimal agar mendapatkan maksimasi keuntungan, dan untuk memenuhi jumlah permintaan yang fluktuatif. Sistem ini dibuat dengan menggunakan Linear Programming yaitu metode Simplex dengan menggunakan bantuan software QM. Dengan menggunakan metode Linear Programming akan membantu dalam pendataan, proses perhitungan dan kalkulasi serta mempermudah perusahaan dalam memenuhi permintaan konsumen, maupun memprediksi kelebihan produksi yang ada. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi banyaknya jumlah produksi untuk mendapatkan keuntungan yang optimum adalah : Kapasitas bahan baku Jam kerja mesin dan tenaga kerja Kapasitas produksi produk Jumlah hari kerja / bulan 2. Berdasarkan analisa sensitifitas maka terdapat kekurangan kapasitas produksi pada variabel proses Tyre Building KM. Hal tersebut terjadi karena kurangnya jumlah mesin yang tersedia, namun hal itu dapat diantisipasi dengan menggunakan kapasitas mesin Tyre Building KM sebagai penggantinya, mengingat mesin Tyre Building KM memiliki kelebihan kapasitas. 3. Berdasarkan analisa sensitifitas maka terdapat kelebihan kapasitas pada elemen Coumpond, Nylon, Polyester, Wire, Steel, Mixing, Tyre Building Pirelli, Tyre Building Nokian dan Curing. 4. Penggunaan sistem optimisasi kapasitas produksi dengan metode Linear Programming yang diusulkan dapat membantu perusahan dalam menghasilkan jumlah produksi optimal, yang akan menghasilkan keuntungan yang lebih maksimal bagi perusahaan. Saran 1. Sebaiknya bagian pemasaran melakukan analisa yang lebih mendalam lagi terhadap pola data penjualan dan metode peramalan yang digunakan agar peramalan yang dihasilkan dapat lebih akurat. 2. Jika dibandingkan antara keuntungan data aktual dan data simulasi, maka keuntungan data simulasi lebih optimum, oleh karena itu pihak manajemen perlu mempertimbangkan penggunaan metode Linier Programming dalam perencanaan produksinya untuk memperoleh hasil optimal. 3. Perusahaan perlu melakukan penelitian lebih lagi mengenai perencanaan sumber daya karena dalam perhitungan diketahui bahwa terdapat kelebihan tenaga kerja, mesin dan bahan baku. Sebaiknya perusahaan melakukan penghematan sumber daya pada elemen-elemen pekerjaan yang kelebihan sumber daya, agar perusahaan dapat menghemat lebih banyak biaya produksi. DAFTAR PUSTAKA 162

12 Levin, Richard, David S.Rubin., Joel P.Stinson. (2000). Pengambilan Keputusan Secara Kuantitatif, Edisi Ketujuh. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta. E.Hanke, John., Dean W.Wichern. (2005). Business Forecasting, Eight Edition. Prentice Hall. USA. Render, Barry dan Jay Heizer. (2001). Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi. Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta. Makridakis, Spyros., Steven C.Wheelwright., Victor McGee. (1999). Metode dan Aplikasi Peramalan, Edisi Kedua. Binarupa Aksara. Jakarta. Subagyo, Pangestu., Marwan Asri., T.Hani Handoko. (2000). Dasar-Dasar operation Research, Edisi 2. BPPE. Yogyakarta. Sutalaksana, Anggawisastra, dan Tjakraatmadja. (1979). Teknik Tata Cara Kerja. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Hakim Nasution, Arman. (2006). Manajemen Industri. Edisi Pertama. ANDI. Yogyakarta. Wignjosoebroto, Sritomo. (2000). Ergonomi Studi Gerak dan Waktu :Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Guna Widya. Surabaya. Ahyari, Agus. (1992). Manajemen Produksi : Perencanaan Sistem Produksi. BPFE. Yogyakarta. Gasperz, Vincent. (2001). Production planning and Inventory Control (Edisi Revisi dan Perluasan). PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 163

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB LANDASAN TEORI Efisiensi Menurut Vincent Gaspersz (998, hal 4), efisiensi adalah ukuran yang menunjukan bagaimana baiknya sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output Efisiensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk menjadi yang terdepan dalam bidangnya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk menjadi yang terdepan dalam bidangnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia industri berkembang semakin pesat dengan munculnya berbagai jenis industri maupun bertambahnya jumlah perusahaan. Kondisi inilah yang memicu persaingan

Lebih terperinci

OPTIMASI TARGET PRODUKSI FINGERJOINT di PT. KM

OPTIMASI TARGET PRODUKSI FINGERJOINT di PT. KM OPTIMASI TARGET PRODUKSI FINGERJOINT di PT. KM Niken Parwati¹, Erwin Kurnia Iwan¹ ¹Program Studi Teknik Industri Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta Jl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru Jakarta Selatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. besar dan mampu membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi globalisasi dunia saat ini mendorong persaingan diantara para pelaku bisnis yang semakin ketat. Di Indonesia sebagai negara berkembang, pembangunan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Dalam setiap perusahaan berusaha untuk menghasilkan nilai yang optimal dengan biaya tertentu yang dikeluarkannya. Proses penciptaan nilai yang optimal dapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah Pengertian Usaha Kecil Menengah (UKM) menurut Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998, yaitu kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Program Linear Program linear merupakan model matematik untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber organisasi. Kata sifat linear digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Matriks 2.1.1 Pengertian Matriks Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan bilangan. Bilanganbilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam matriks (Anton,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Sistem Produksi Secara umum produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Teori Produksi Produksi adalah suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) yang berupa

Lebih terperinci

MENENTUKAN JUMLAH PRODUKSI BATIK DENGAN MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN METODE LINEAR PROGRAMMING PADA BATIK HANA

MENENTUKAN JUMLAH PRODUKSI BATIK DENGAN MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN METODE LINEAR PROGRAMMING PADA BATIK HANA MENENTUKAN JUMLAH PRODUKSI BATIK DENGAN MEMAKSIMALKAN KEUNTUNGAN MENGGUNAKAN METODE LINEAR PROGRAMMING PADA BATIK HANA Indrayanti, S.T, M.Kom 1 Program Studi Manajemen Informatika,STMIK Widya Pratama Jl.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Menurut Aminudin (2005), program linier merupakan suatu model matematika untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber yang tersedia. Kata linier

Lebih terperinci

LINEAR PROGRAMMING. Pembentukan model bukanlah suatu ilmu pengetahuan tetapi lebih bersifat seni dan akan menjadi dimengerti terutama karena praktek.

LINEAR PROGRAMMING. Pembentukan model bukanlah suatu ilmu pengetahuan tetapi lebih bersifat seni dan akan menjadi dimengerti terutama karena praktek. LINEAR PROGRAMMING Formulasi Model LP Masalah keputusan yang biasa dihadapi para analis adalah alokasi optimum sumber daya yang langka. Sumber daya dapat berupa modal, tenaga kerja, bahan mentah, kapasitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Heizer dan Render (2006:4) manajemen operasi (operation management-om) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai

Lebih terperinci

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING

BAB 3 LINEAR PROGRAMMING BAB 3 LINEAR PROGRAMMING Teori-teori yang dijelaskan pada bab ini sebagai landasan berpikir untuk melakukan penelitian ini dan mempermudah pembahasan hasil utama pada bab selanjutnya. 3.1 Linear Programming

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER Dian Wirdasari Abstrak Metode simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier yang digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong)

OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) OPTIMALISASI PRODUKSI MENGGUNAKAN MODEL LINEAR PROGRAMMING (Studi Kasus : Usaha Kecil Menengah Kue Semprong) Ai Nurhayati 1, Sri Setyaningsih 2,dan Embay Rohaeti 2. Program Studi Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Operation Research (OR) digunakan dalam penyelesaian masalahmasalah manajemen untuk meningkatkan produktivitas, atau efisiensi. Metode dalam Teknik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bagian ini diberikan beberapa konsep dasar yang menjadi landasan berpikir dalam penelitian ini, seperti pengertian persediaan, metode program linier. 2.1. Persediaan 2.1.1. Pengertian

Lebih terperinci

Riset Operasi Bobot: 3 SKS

Riset Operasi Bobot: 3 SKS Riset Operasi Bobot: 3 SKS Tujuan Perkuliahan Setelah mahasiswa mengikuti kuliah ini selama satu semester, mahasiswa diharapkan dapat mengaplikasikan metode-metode kuantitatif dalam pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Pemrograman Linear Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk memecahkan persoalan optimasi (maksimum atau minimum) dengan menggunakan persamaan dan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Optimalisasi Distribusi Sistem distribusi adalah cara yang ditempuh atau digunakan untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode-metode ilmiah dari teori-teori yang digunakan dalam penyelesaian persoalan untuk menentukan model program linier dalam produksi.. 2.1 Teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori 2.1.1 Produksi Produksi secara umum adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang untuk memenuhi kebutuhan kepuasan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier adalah suatu teknik penyelesaian optimal atas suatu problema keputusan dengan cara menentukan terlebih dahulu fungsi tujuan (memaksimalkan atau meminimalkan)

Lebih terperinci

ANALISIS LINIER PROGRAMMING UNTUK OPTIMALISASI KOMBINASI PRODUK

ANALISIS LINIER PROGRAMMING UNTUK OPTIMALISASI KOMBINASI PRODUK TechnoCOM, Vol 13, No, November 01: 3-37 ANALISIS LINIER PROGRAMMING UNTUK OPTIMALISASI KOMBINASI PRODUK Yuniarsi Rahayu 1, Bowo Nurhadiyono, Dwi Nurul Izzhati 3 1, Program Studi Teknik Informatika, Fakultas

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Produksi Menurut Salvatore (2001), produksi merujuk pada transformasi dari berbagai input atau sumberdaya menjadi output berupa barang atau

Lebih terperinci

Pengantar Teknik Industri TIN 4103

Pengantar Teknik Industri TIN 4103 Pengantar Teknik Industri TIN 4103 Lecture 10 Outline: Penelitian Operasional References: Frederick Hillier and Gerald J. Lieberman. Introduction to Operations Research. 7th ed. The McGraw-Hill Companies,

Lebih terperinci

BAB LINEAR PROGRAMMING : METODE GRAFIK PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB LINEAR PROGRAMMING : METODE GRAFIK PENDAHULUAN PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB 1 LINEAR PROGRAMMING : METODE GRAFIK PENDAHULUAN inear programming adalah suatu teknis matematika yang dirancang untuk membantu manajer dalam merencanakan dan membuat keputusan dalam mengalokasikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemrograman Non Linier Pemrograman Non linier merupakan pemrograman dengan fungsi tujuannya saja atau bersama dengan fungsi kendala berbentuk non linier yaitu pangkat dari variabelnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN , hal 9. 1 Subagyo D., Asri M., Handoko H.T., Dasar-dasar Operation Research, BPFE, Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN , hal 9. 1 Subagyo D., Asri M., Handoko H.T., Dasar-dasar Operation Research, BPFE, Yogyakarta, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Program linier merupakan suatu model umum yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan masalah pengalokasian sumber-sumber terbatas secara optimal 1. Masalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perencanaan Produksi 1. Pengertian Perencanaan Produksi Perencanaan produksi merupakan perencanaan tentang produk apa dan berapa yang akan diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep program linier ditemukan dan diperkenalkan pertamakali oleh George Dantzig yang berupa metode mencari solusi masalah program linier dengan banyak variabel keputusan.

Lebih terperinci

PROGRAM LINIER PROGRAM LINIER DENGAN GRAFIK PERTEMUAN 2 DEFINISI PROGRAM LINIER (1)

PROGRAM LINIER PROGRAM LINIER DENGAN GRAFIK PERTEMUAN 2 DEFINISI PROGRAM LINIER (1) PROGRAM LINIER PROGRAM LINIER DENGAN GRAFIK PERTEMUAN 2 DEFINISI PROGRAM LINIER (1) Program tidak ada hubungannya dengan program komputer. Program berarti memilih serangkaian tindakan/ perencanaan untuk

Lebih terperinci

OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ

OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.1 ; Juni 2015 OPTIMASI PROFIT PADA PRODUKSI GULA SEMUT FORTIFIKASI VITAMIN A DENGAN TIGA TINGKATAN KUALITAS GRADE DI PT. XYZ NINA HAIRIYAH Jurusan Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Pada model Linear Programming untuk optimalisasi produksi terdiri dari beberapa variabel. Berikut adalah variabel yang digunakan dalam model Linear Programming:

Lebih terperinci

Ardaneswari D.P.C., STP, MP.

Ardaneswari D.P.C., STP, MP. Ardaneswari D.P.C., STP, MP. Materi Bahasan Pengantar pemrograman linier Pemecahan pemrograman linier dengan metode grafis PENGANTAR Pemrograman (programming) secara umum berkaitan dengan penggunaan atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI xvi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Matriks 2.1.1 Pengertian Matriks Matriks adalah susunan elemen-elemen yang berbentuk persegi panjang yang terdiri dari baris dan kolom dan dibatasi dengan tanda [ ] atau (

Lebih terperinci

MAKSIMALISASI PROFIT DALAM PERENCANAAN PRODUKSI

MAKSIMALISASI PROFIT DALAM PERENCANAAN PRODUKSI MAKSIMALISASI PROFIT DALAM PERENCANAAN PRODUKSI Tri Hernawati Staf Pengaar Kopertis Wilayah I Dpk Fakultas Teknik Universitas Islam Sumatera Utara Medan Abstrak Profit yang maksimal merupakan tuuan utama

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Fungsi Produksi Produksi dan operasi dalam ekonomi menurut Assauri (2008) dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang berhubungan dengan usaha

Lebih terperinci

BAB 2. PROGRAM LINEAR

BAB 2. PROGRAM LINEAR BAB 2. PROGRAM LINEAR 2.1. Pengertian Program Linear Pemrograman Linier disingkat PL merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

Teknik Riset Operasional Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 Teknik Informatiaka UIGM

Teknik Riset Operasional Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 Teknik Informatiaka UIGM Teknik Riset Operasional Semester Genap Tahun Akademik 2015/2016 Teknik Informatiaka UIGM Dosen: Didin Astriani Prassetyowati, M.Stat Silabus MATAKULIAH TI214 TEKNIK RISET OPERASI (2 SKS) TUJUAN Agar mahasiswa

Lebih terperinci

PROGRAM LINIER METODE GRAFIK

PROGRAM LINIER METODE GRAFIK PROGRAM LINIER METODE GRAFIK Program Linier merupakan suatu model umum yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumbersumber yang terbatas secara optimal. Masalah tersebut timbul apabila

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BRANCH AND BOUND DALAM PENYELESAIAN MASALAH PADA INTEGER PROGRAMMING

PENERAPAN METODE BRANCH AND BOUND DALAM PENYELESAIAN MASALAH PADA INTEGER PROGRAMMING Jurnal Manajemen Informatika dan Teknik Komputer Volume, Nomor, Oktober 05 PENERAPAN METODE BRANCH AND BOUND DALAM PENYELESAIAN MASALAH PADA INTEGER PROGRAMMING Havid Syafwan Program Studi Manajemen Informatika

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arti Riset Operasi Ada beberapa pengertian Riset Operasi menurut para ahli, di antaranya: Secara Global Riset operasi adalah penerapan metode-metode ilmiah terhadap masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB 2 PROGRAM LINEAR

BAB 2 PROGRAM LINEAR BAB 2 PROGRAM LINEAR 2.1. Pengertian Program Linear Pemrograman Linier disingkat PL merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier adalah suatu cara untuk menyelesaikan persoalan pengalokasian sumber-sumber yang terbatas di antara beberapa aktivitas yang bersaing, dengan cara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN CYBER-TECHN. VOL 7 NO 1 (2012) OPTIMALISASI PENJUALAN AIR MINERAL DENGAN MODEL LINEAR PROGRAMMING DI CV. TIRTA GROUP.

I. PENDAHULUAN CYBER-TECHN. VOL 7 NO 1 (2012) OPTIMALISASI PENJUALAN AIR MINERAL DENGAN MODEL LINEAR PROGRAMMING DI CV. TIRTA GROUP. OPTIMALISASI PENJUALAN AIR MINERAL DENGAN MODEL LINEAR PROGRAMMING DI CV. TIRTA GROUP Deny Utomo *) ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa penjualan air mineral dengan model linear programing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Sistem Persamaan Linear dan Sistem Pertidaksamaan Linear

BAB II LANDASAN TEORI. A. Sistem Persamaan Linear dan Sistem Pertidaksamaan Linear 5 BAB II LANDASAN TEORI A Sistem Persamaan Linear dan Sistem Pertidaksamaan Linear Persamaan linear adalah bentuk kalimat terbuka yang memuat variabel dengan derajat tertinggi adalah satu Sedangkan sistem

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN KOMBINASI PRODUK OPTIMAL PADA PT. PISMATEX DI PEKALONGAN

ANALISIS PENENTUAN KOMBINASI PRODUK OPTIMAL PADA PT. PISMATEX DI PEKALONGAN ANALISIS PENENTUAN KOMBINASI PRODUK OPTIMAL PADA PT. PISMATEX DI PEKALONGAN Oleh MAULIDIN FACHRUR (Fakultas Ekonomi Universitas Pekalongan) ABSTRAKSI Keberhasilan perusahaan dapat diukur dari keberhasilannya

Lebih terperinci

OPTIMALISASI KEUNTUNGAN PADA PERUSAHAAN KERIPIK BALADO MAHKOTA DENGAN METODE SIMPLEKS

OPTIMALISASI KEUNTUNGAN PADA PERUSAHAAN KERIPIK BALADO MAHKOTA DENGAN METODE SIMPLEKS OPTIMALISASI KEUNTUNGAN PADA PERUSAHAAN KERIPIK BALADO MAHKOTA DENGAN METODE SIMPLEKS Muhammad Muzakki Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas Padang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Sebelum kita membahas lebih lanjut mengenai manajemen produksi dan operasi sebaiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari

Lebih terperinci

OPERATION RESEARCH-1

OPERATION RESEARCH-1 OPERATION RESEARCH-1 Prof.Dr.H.M.Yani Syafei,MT MATERI PERKULIAHAN 1.Pemrograman Linier (Linear Programming) Formulasi Model Penyelesaian dengan Metode Grafis Penyelesaian dengan Algoritma Simplex Penyelesaian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini, perkembangan perusahaan baik dalam bidang jasa atau produksi dapat dikatakan maju secara signifikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin

Lebih terperinci

PENERAPAN PROGRAM LINIER DALAM OPTIMASI BIAYA PAKAN IKAN DENGAN METODE SIMPLEKS (STUDI KASUS PT. INDOJAYA AGRINUSA MEDAN)

PENERAPAN PROGRAM LINIER DALAM OPTIMASI BIAYA PAKAN IKAN DENGAN METODE SIMPLEKS (STUDI KASUS PT. INDOJAYA AGRINUSA MEDAN) PENERAPAN PROGRAM LINIER DALAM OPTIMASI BIAYA PAKAN IKAN DENGAN METODE SIMPLEKS (STUDI KASUS PT. INDOJAYA AGRINUSA MEDAN) Beby Sundary (1011297) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika STMIK Budi Darma

Lebih terperinci

PROGRAM LINEAR DENGAN METODE SIMPLEX

PROGRAM LINEAR DENGAN METODE SIMPLEX PROGRAM LINEAR DENGAN METODE SIMPLEX PENDAHULUAN Metode simpleks ini adalah suatu prosedur aljabar yang bukan secara grafik untuk mencari nilai optimal dari fungsi tujuan dalam masalah-masalah optimisasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Optimasi Menurut Nash dan Sofer (1996), optimasi adalah sarana untuk mengekspresikan model matematika yang bertujuan memecahkan masalah dengan cara terbaik. Untuk tujuan bisnis,

Lebih terperinci

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Produksi Produksi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasi masukan (input) menjadi hasil keluaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Program Linier Program linier merupakan suatu model matematika untuk mendapatkan alternatif penggunaan terbaik atas sumber-sumber yang tersedia. Kata linier digunakan untuk menunjukkan

Lebih terperinci

OPERATIONS RESEARCH. oleh Bambang Juanda

OPERATIONS RESEARCH. oleh Bambang Juanda OPERATIONS RESEARCH oleh Bambang Juanda Analisis (Metode) Kuantitatif: pendekatan ilmiah dalam pembuatan keputusan manajerial. Operations Research (Management Sciences): Aplikasi metode-metode kuantitatif

Lebih terperinci

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS]

MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT / 2 SKS] MATA KULIAH MATEMATIKA SISTEM INFORMASI 2 [KODE/SKS : IT011215 / 2 SKS] LINIER PROGRAMMING Formulasi Masalah dan Pemodelan Pengertian Linear Programming Linear Programming (LP) adalah salah satu teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang. Industri manufaktur merupakan industri yang memproduksi bahan baku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang. Industri manufaktur merupakan industri yang memproduksi bahan baku BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar Belakang Industri manufaktur merupakan industri yang memproduksi bahan baku menjadi barang jadi atau industri yang memproduksi bahan baku menjadi barang setengah jadi. Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui kegiatan ini segala bentuk sumber masukkan (input) perusahaan diintegrasikan

BAB I PENDAHULUAN. Melalui kegiatan ini segala bentuk sumber masukkan (input) perusahaan diintegrasikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegitan produksi merupakan salah satu fungsi utama dari sebuah perusahaan. Melalui kegiatan ini segala bentuk sumber masukkan (input) perusahaan diintegrasikan untuk

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Puyuh Bintang Tiga (PPBT) yang berlokasi di Jalan KH Abdul Hamid Km 3, Desa Situ Ilir Kecamatan Cibungbulang,

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING

Seminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING Joko Susetyo, Imam Sodikin, Adityo Nugroho Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Produksi Menurut Salvatore (2002), produksi merujuk pada transformasi dari berbagai input atau sumberdaya menjadi output berupa barang atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian, Struktur, Kelebihan dan Kekurangan, serta Potensi Dynamic Programming Dynamic Programming adalah suatu teknik kuantitatif yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan produksi sebagai suatu perencanaan taktis yang bertujuan untuk memberikan keputusan berdasarkan sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi permintaan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kelangkaan merupakan hal yang tidak bisa dihindari. Hal ini menjadi masalah utama ketika keinginan manusia yang tidak terbatas berhadapan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perekonomian Indonesia menghadapi perdagangan bebas dituntut untuk lebih giat dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perekonomian Indonesia menghadapi perdagangan bebas dituntut untuk lebih giat dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia menghadapi perdagangan bebas dituntut untuk lebih giat dan berusaha semaksimal mungkin dalam melaksanakan program-program pembangunan.

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE MAMDANI UNTUK PERENCANAAN JUMLAH PRODUKSI PAKAIAN DI CV CIPTA SARANA MANDIRI

APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE MAMDANI UNTUK PERENCANAAN JUMLAH PRODUKSI PAKAIAN DI CV CIPTA SARANA MANDIRI APLIKASI SISTEM INFERENSI FUZZY METODE MAMDANI UNTUK PERENCANAAN JUMLAH PRODUKSI PAKAIAN DI CV CIPTA SARANA MANDIRI Disusun Oleh: Shella Anjani Muhiardi/38412265 Pembimbing: Dr. Emirul Bahar, ACSI. LATAR

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m )

BAB III PEMBAHASAN. = tujuan atau target yang ingin dicapai. = jumlah unit deviasi yang kekurangan ( - ) terhadap tujuan (b m ) BAB III PEMBAHASAN A. Penyelesaian Perencanaan Produksi dengan Model Goal Programming Dalam industri makanan khususnya kue dan bakery, perencanaan produksi merupakan hasil dari optimisasi sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan produksi pada perusahaan manufaktur merupakan aktivitas yang sangat penting dalam menentukan kontinuitas operasional produksi. Di dalam praktek, manajer

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. autokovarians (ACVF) dan fungsi autokorelasi (ACF), fungsi autokorelasi parsial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. autokovarians (ACVF) dan fungsi autokorelasi (ACF), fungsi autokorelasi parsial BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berikut teori-teori yang mendukung penelitian ini, yaitu konsep dasar peramalan, konsep dasar deret waktu, proses stokastik, proses stasioner, fungsi autokovarians (ACVF) dan fungsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming)

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming) BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming) Menurut Sri Mulyono (1999), Program Linier (LP) merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang langka untuk mencapai

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara Program Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2005/2006 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk Optimalisasi Produksi dan

Lebih terperinci

Pengantar Riset Operasi. Riset Operasi Minggu 1 (pertemuan 1) ARDANESWARI D.P.C., STP, MP

Pengantar Riset Operasi. Riset Operasi Minggu 1 (pertemuan 1) ARDANESWARI D.P.C., STP, MP Pengantar Riset Operasi Riset Operasi Minggu 1 (pertemuan 1) ARDANESWARI D.P.C., STP, MP 1 Kontrak Perkuliahan Keterlambatan 15 menit Mengoperasikan HP dan sejenisnya : di luar kelas Mengerjakan laporan/tugas

Lebih terperinci

Operations Management

Operations Management Operations Management OPERATIONS RESEARCH William J. Stevenson 8 th edition LINEAR PROGRAMMING Suatu model umum yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 31 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi Riset Operasi (RO) adalah suatu ilmu yang berusaha untuk memecahkan masalah dengan mencari suatu keputusan yang paling optimum dari pembatasan sumber daya yang

Lebih terperinci

OPTIMASI PRODUKSI INDUSTRI PERHIASAN EMAS di PT X DENGAN METODE LINEAR PROGRAMMING

OPTIMASI PRODUKSI INDUSTRI PERHIASAN EMAS di PT X DENGAN METODE LINEAR PROGRAMMING OPTIMASI PRODUKSI INDUSTRI PERHIASAN EMAS di PT DENGAN METODE LINEAR PROGRAMMING Heni Indrayati* dan Bobby Oedy P. Soepangkat** Program Pascasarjana Magister Manajemen Teknologi ITS Bidang Keahlian Manajemen

Lebih terperinci

LINIEAR PROGRAMMING MATEMATIKA BISNIS ANDRI HELMI M, S.E., M.M.

LINIEAR PROGRAMMING MATEMATIKA BISNIS ANDRI HELMI M, S.E., M.M. LINIEAR PROGRAMMING MATEMATIKA BISNIS ANDRI HELMI M, S.E., M.M. INTRODUCTION Masalah keputusan yang biasa dihadapi para analis adalah alokasi optimum sumber daya yang langka. Sumber daya dapat berupa modal,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Sub Terminal Agribisnis (STA) Rancamaya yang berlokasi di Jl. Raya Rancamaya Rt 01/01, Kampung Rancamaya Kidul, Desa Rancamaya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen Produksi dan Operasi terdiri dari kata manajemen, produksi dan operasi. Terdapat beberapa pengertian untuk kata manajemen

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-3. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-3. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-3 Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Pendahuluan (1) Metode simpleks merupakan sebuah prosedur matematis

Lebih terperinci

PENGOPTIMALAN PERSEDIAAN DENGAN METODE SIMPLEKS PADA PT. XYZ

PENGOPTIMALAN PERSEDIAAN DENGAN METODE SIMPLEKS PADA PT. XYZ Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 2, No. 2 (2014), pp. 105 113. PENGOPTIMALAN PERSEDIAAN DENGAN METODE SIMPLEKS PADA PT. XYZ Christian Hermawan, Iryanto, Rosman Siregar Abstrak. Penerapan model pemrograman

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik Bab 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan penjelasan singkat mengenai pengantar proses stokastik dan rantai Markov, yang akan digunakan untuk analisis pada bab-bab selanjutnya. 2.1 Pengantar Proses

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ukuran dari 13" sampai dengan 20". Sebagian besar produk perusahaan ini

BAB 1 PENDAHULUAN. ukuran dari 13 sampai dengan 20. Sebagian besar produk perusahaan ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah MASA merupakan produsen ban kendaraan bermotor roda empat di lndonesia yang memiliki total kapasitas terpasang mencapai 15.000 ban per hari. Saat ini MASA

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 65 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Data Kebutuhan Komponen Dalam pembuatan cat, diperlukan beberapa komponen yang menyusun terbentuknya cat tersebut menjadi produk jadi. Data

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Sumber daya merupakan salah satu faktor penting yang akan menentukan keberhasilan produksi. Semua sumber daya yang terlibat langsung dalam

PENDAHULUAN Sumber daya merupakan salah satu faktor penting yang akan menentukan keberhasilan produksi. Semua sumber daya yang terlibat langsung dalam OPTIMALISASI PRODUKSI INDUSTRI SAMBAL MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN LINIER OPTIMALIZATION OF PRODUCTION INDUSTRIAL SAUCE USING LINEAR PROGRAMMING Denny Sindi Pratama (30408263) Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

RISET OPERASIONAL MINGGU KE-2. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si. Linier Programming: Formulasi Masalah dan Model

RISET OPERASIONAL MINGGU KE-2. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si. Linier Programming: Formulasi Masalah dan Model RISET OPERASIONAL MINGGU KE- Linier Programming: Formulasi Masalah dan Model Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Pengertian Linear Programming Linear Programming (LP) adalah salah satu teknik riset operasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rinadya Yoghurt yang berlokasi di Bukit Asri Ciomas Blok A5 No. 9, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produk Menurut Daryanto (2011:49) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan atau dikonsumsi dan

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Linear Programming Linear Programming (LP) merupakan metode yang digunakan untuk mencapai hasil terbaik (optimal) seperti keuntungan maksimum atau biaya minimum dalam model matematika

Lebih terperinci

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 Metode simpleks merupakan sebuah prosedur matematis berulang untuk menemukan penyelesaian optimal soal programa

Lebih terperinci

LINEAR PROGRAMMING. 1. Pengertian 2. Model Linear Programming 3. Asumsi Dasar Linear Programming 4. Metode Grafik

LINEAR PROGRAMMING. 1. Pengertian 2. Model Linear Programming 3. Asumsi Dasar Linear Programming 4. Metode Grafik LINEAR PROGRAMMING 1. Pengertian 2. Model Linear Programming 3. Asumsi Dasar Linear Programming 4. Metode Grafik PENGERTIAN LINEAR PROGRAMMING LP merupakan suatu model umum yang dapat digunakan dalam pemecahan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PERAMALAN SEBAGAI ALAT BANTU UNTUK MENENTUKAN PERENCANAAN PRODUKSI DI PT. SKK

PENERAPAN METODE PERAMALAN SEBAGAI ALAT BANTU UNTUK MENENTUKAN PERENCANAAN PRODUKSI DI PT. SKK PENERAPAN METODE PERAMALAN SEBAGAI ALAT BANTU UNTUK MENENTUKAN PERENCANAAN PRODUKSI DI PT. SKK Widhy Wahyani, Achmad Syaichu Jurusan Teknik Industri STT POMOSDA Nganjuk, Jawa Timur syaichu07@gmail.com

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL LINEAR GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI

PENERAPAN MODEL LINEAR GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI PENERAPAN MODEL LINEAR GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI Natalia Esther Dwi Astuti 1), Lilik Linawati 2), Tundjung Mahatma 2) 1) Mahasiswa Program Studi Matematika FSM UKSW 2) Dosen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 12 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses produksi setiap perusahaan pasti dihadapkan pada persoalan mengoptimalkan lebih dari satu tujuan. Tujuan-tujuan dari persoalan produksi tersebut ada

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Variabel Berikut variabel yang digunakan dalam pemecahan masalah pada penelitian ini yaitu: - Data historis penjualan yang kemudian digunakan untuk menentukan target

Lebih terperinci

Pemodelan dalam RO. Sesi XIV PEMODELAN. (Modeling)

Pemodelan dalam RO. Sesi XIV PEMODELAN. (Modeling) Mata Kuliah :: Riset Operasi Kode MK : TKS 4019 Pengampu : Achfas Zacoeb Sesi XIV PEMODELAN (Modeling) e-mail : zacoeb@ub.ac.id www.zacoeb.lecture.ub.ac.id Hp. 081233978339 Pemodelan dalam RO Outline:

Lebih terperinci