PEDOMAN PENCACAHAN DAN PENGAWASAN SURVEI VOLUME PENJUALAN ECERAN BERAS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEDOMAN PENCACAHAN DAN PENGAWASAN SURVEI VOLUME PENJUALAN ECERAN BERAS"

Transkripsi

1 BUKU 2 PEDOMAN PENCACAHAN DAN PENGAWASAN SURVEI VOLUME PENJUALAN ECERAN BERAS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA - INDONESIA 2013

2 KATA PENGANTAR Buku Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras ini dimaksudkan sebagai petunjuk dan pegangan (prosedur operasional standar) bagi pencacah dan pengawas dalam melakukan pencacahan dan penghitungan rata-rata harga beras umum tertimbang. Mengingat kualitas data sangat ditentukan oleh keberhasilan pengumpulan data di lapangan, maka kepada para pencacah dan pengawas diharapkan dapat memahami dan mengikuti petunjuk yang telah digariskan di dalam buku ini. Akhirnya, saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pencacah dan pengawas dalam melaksanakan pencacahan dan pengawasan Survei Volume Penjualan Eceran Beras. Jakarta, April 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Dr. Suryamin, M.Sc. NIP

3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan dan Kegunaan Survei Volume Penjualan Eceran Beras... 2 II. METODOLOGI SURVEI Periode Survei Cakupan Wilayah Ruang Lingkup Organisasi Lapangan Tahapan Pelaksanaan Survei Jenis Daftar yang Digunakan Pemilihan Sampel Pasar dan Pedagang Beberapa Petunjuk Untuk Melakukan Wawancara III. KONSEP DAN DEFINISI IV. PETUNJUK DAN CARA PENGISIAN DAFTAR Petunjuk Umum Pengisian Daftar Cara Pengisian Daftar SB-I Cara Pengisian Daftar SB-II V. PENGOLAHAN Pengolahan Hasil Survei Volume Penjualan Eceran Beras Pengolahan Daftar SB-II Cara Penghitungan Harga Eceran Beras Umum VI. PENYAJIAN DAN LAPORAN HASIL SURVEI Bentuk Laporan Pelaporan Dan Waktu Membuat Laporan Isi Laporan LAMPIRAN ii

4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bagi masyarakat Indonesia yang sebagian besar berpenghasilan menengah ke bawah, pengeluaran untuk beras menyerap bagian yang cukup besar dari biaya hidup mereka. Hal ini terlihat dalam penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) dimana beras memiliki bobot yang cukup tinggi yaitu sebesar 4,20 persen (Nilai Konsumsi Dasar Hasil SBH 2007). Dibandingkan dengan komoditas lainnya, bobot beras tergolong tinggi, sehingga naik turunnya harga beras sangat berpengaruh terhadap IHK. Penghitungan IHK yang kini mencakup 82 kota/kabupaten menuntut semakin ditingkatkannya kualitas data hasil pencacahan harga konsumen, khususnya harga beras. Peningkatan kelengkapan, akurasi, dan keseragaman data hasil pencacahan merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas data. Disisi lain, upaya stabilisasi harga kebutuhan pokok, khususnya beras, merupakan faktor penting dalam menjaga kestabilan ekonomi khususnya dan laju pembangunan pada umumnya. Usaha tersebut diarahkan untuk melindungi kepentingan produsen dan konsumen sekaligus, serta dilaksanakan sedemikian rupa agar berjalan sesuai dengan mekanisme pasar. Bagi produsen, peningkatan pendapatan dan produksi dirangsang dengan menetapkan harga dasar gabah, sementara perlindungan konsumen dilaksanakan dengan menjaga ketersediaan beras di pasar dengan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat. Dalam praktik lapangan, pencacahan harga beras dihadapkan pada masalah pemilihan jenis dan kualitas beras yang dapat mewakili keseluruhan beras yang beredar di suatu pasar. Komposisi beras yang beredar di suatu pasar berbeda dengan pasar/tempat lainnya. Disamping itu, pada pasar yang sama komposisinya dapat berbeda pula antar waktu. Hal-hal tersebut dapat terjadi karena : Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

5 a. Adanya perbedaan musim, yaitu musim panen dan musim paceklik. b. Adanya perubahan jenis beras yang dihasilkan dari wilayah produsen. c. Adanya perubahan/perbedaan jenis dan kualitas beras yang disalurkan oleh pemerintah ke pasar. d. Adanya perubahan permintaan masyarakat. e. Terjadinya gangguan distribusi beras dari produsen ke konsumen akibat bencana alam seperti: banjir, gempa bumi, dan sebagainya. Untuk mengatasi masalah tersebut di atas, perlu dilaksanakan Survei Volume Penjualan Eceran Beras (SVPEB) di seluruh kota IHK Tujuan dan Kegunaan Survei Volume Penjualan Eceran Beras Komposisi volume penjualan beras yang beredar merupakan cerminan dari pola konsumsi beras di suatu tempat. Pada dasarnya tujuan SVPEB adalah untuk mengetahui komposisi jenis dan kualitas beras yang beredar di pasar, baik antar pasar maupun antar waktu. Di samping itu dari survei ini dapat pula diketahui peranan masing-masing pasar dalam menyerap berbagai jenis beras. Secara rinci tujuan SVPEB adalah: a. Untuk mengetahui volume penjualan eceran beras menurut jenis dan kualitas yang diperjualbelikan di pasar-pasar. b. Untuk mengetahui daya serap pasar terhadap berbagai jenis dan kualitas beras. c. Untuk mengetahui peranan masing-masing pasar dalam pembentukan harga beras di suatu kota. Selanjutnya volume penjualan eceran beras ini dapat digunakan untuk menghitung harga eceran beras umum di kota bersangkutan. Dengan diketahuinya pola konsumsi beras yang diasumsikan sama dengan pola penjualan eceran beras di pasar-pasar, maka diharapkan akan memberikan manfaat, antara lain : Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

6 a. Bagi Kementerian Pertanian untuk melihat pengaruh perkembangan varietas padi terhadap permintaan beras di pasar. b. Bagi Pemerintah Daerah (Pemda) merupakan salah satu bahan untuk memperkirakan kebutuhan beras di kota yang bersangkutan dan mengetahui komposisi jenis beras yang beredar di pasar. c. Bagi Bulog dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengendalian harga beras. d. Bagi Badan Pusat Statistik (BPS) dapat dijadikan sebagai dasar analisis perbandingan perubahan pola konsumsi beras di kota yang bersangkutan dan dasar penghitungan harga eceran beras umum. Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

7 BAB II METODOLOGI SURVEI 2.1. Periode Survei Pada dasarnya SVPEB dilakukan untuk memonitor terjadinya perubahan komposisi peredaran beras di pasar. Akan tetapi, karena keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga, maka ditetapkan bahwa SVPEB hanya diselenggarakan 2 (dua) kali dalam satu tahun. Sebagai pedoman diberikan gambaran sebagai berikut : a. SVPEB I sebaiknya : Dilakukan sekitar bulan terjadinya panen raya, dimana pola konsumsi/ komposisi volume peredaran beras sangat dipengaruhi oleh keberhasilan panen. Pada umumya musim ini jatuh pada sekitar Bulan Januari sampai Maret. b. SVPEB II sebaiknya : Dilakukan pada bulan masa paceklik, dimana terjadi perubahan pola konsumsi, karena peredaran volume jenis beras di pasaran sangat di pengaruhi oleh intervensi beras pemerintah (operasi pasar oleh Bulog). Pada umumnya jatuh sekitar Bulan Juli sampai September. Musim panen raya ataupun paceklik, mungkin berbeda antar daerah yang satu dengan lainnya. Oleh karena itu, keputusan kapan dilakukan SVPEB ditentukan oleh BPS Provinsi/Kabupaten/Kota yang lebih mengetahui daerahnya masing-masing. Kemudian BPS Provinsi/Kabupaten/Kota agar memberitahukan BPS jadual pelaksanaan SVPEB yang akan dilaksanakan. Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

8 2.2. Cakupan Wilayah SVPEB ini dilakukan di pasar-pasar terpilih yang terdapat di 82 kota IHK, terutama pasar yang banyak terdapat pedagang eceran beras (banyak masyarakat membeli beras di pasar-pasar tersebut) Ruang Lingkup Data yang dikumpulkan dalam survei ini mencakup komposisi jenis beras per kualitas yang beredar di pasar. Akan tetapi, untuk kepentingan tertentu dapat pula mencakup sistem perdagangan, transportasi dan sebagainya Organisasi Lapangan a. Kepala BPS Provinsi/Kabupaten/Kota bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan pemantauan SVPEB, maupun pengiriman hasilnya ke BPS. b. Kepala Bidang Statistik Distribusi bertanggung jawab atas pengawasan/ pemeriksaan hasil SVPEB dan kebenaran hasilnya. c. Kepala Seksi HK/HPB BPS Provinsi bertanggung jawab untuk mengkoordinir pelaksanaan SVPEB pada kota-kota IHK di provinsi masing-masing termasuk ibukota provinsi. d. Kepala Seksi Statistik Distribusi BPS Kabupaten/Kota bertanggung jawab untuk mengkoordinir pelaksanaan SVPEB di Kabupaten/Kota masing-masing. e. Seluruh kota IHK harus menyusun laporan dan mengirimkannya ke BPS (dengan tembusan BPS Provinsi). f. Pengawas bertanggung jawab untuk memberi petunjuk secara berkala kepada petugas pencacah serta melakukan pemeriksaan dokumen maupun pengawasan lapangan. g. Petugas pencacah adalah staf/ksk BPS Provinsi/Kabupaten/Kota IHK. Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

9 2.5. Tahapan Pelaksanaan Survei Pelaksanaan Survei Volume Penjualan Eceran Beras dilaksanakan dalam dua tahap, sebagai berikut : a. Tahap Pertama : Pendaftaran seluruh pedagang beras di pasar terpilih. Untuk keperluan ini digunakan daftar SB-I (Lampiran 1). Data yang dikumpulkan antara lain mencakup perdagangan, transportasi, dan lain sebagainya. b. Tahap Kedua : Pengumpulan keterangan tentang volume penjualan beras. Untuk keperluan ini digunakan daftar SB-II (Lampiran 2) Jenis Daftar yang Digunakan No. Jenis Daftar Kegunaan Keterangan (1) (2) (3) (4) 1. Daftar SB-I Daftar ini digunakan untuk pendaftaran pedagang. Memuat nama toko/pedagang, alamat, jenis usaha, jenis barang yang dijual, keterangan beras, rata-rata volume penjualan per hari Dilaksanakan oleh pencacah dan diperiksa oleh pengawas. Daftar SB-II ini disimpan di Seksi HK/HPB BPS Provinsi dan Seksi Statistik Distribusi Kabupaten/Kota 2. Daftar Sampel Pedagang Terpilih Daftar ini memuat rekapitulasi sampel pedagang terpilih Pemilihan sampel dikoordinir Kasi HK/HPB BPS Provinsi atau Kasi Statistik Distribusi BPS Kabupaten/Kota dan direkap oleh pengawas. Kemudian didistribusikan ke pencacah 3. Daftar SB-II Daftar ini digunakan untuk pencacahan pedagang beras dan keterangan volume penjualan beras berdasarkan jenis/kualitas Dilaksanakan oleh pencacah dan diperiksa oleh pengawas. Daftar SB-II ini disimpan di Seksi HK/HPB BPS Provinsi dan Seksi Statistik Distribusi Kabupaten/Kota Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

10 No. Jenis Daftar Kegunaan Keterangan (1) (2) (3) (4) 4. Lembar Kerja I (LK-I) 5. Lembar Kerja II (LK-II) 6. Lembar Kerja III (LK-III) 7. Lembar Kerja IV (LK-IV) 8. Lembar Kerja V (LK-V) 9. Lembar Kerja Penghitungan (LKP-I) 10. Lembar Kerja Penghitungan (LKP-II) Untuk rekapitulasi volume penjualan beras menurut jenis/kualitas per pedagang terpilih Untuk rekapitulasi volume penjualan eceran beras selama seminggu menurut pasar dan jenis/kualitas Untuk rekapitulasi persentase volume penjualan eceran beras selama seminggu menurut pasar dan jenis/kualitas Untuk rekapitulasi persentase volume penjualan eceran beras selama seminggu menurut pasar terhadap masing-masing jenis/kualitas Daftar jenis beras menurut volume dan penjualan terbanyak Untuk menghitung harga beras umum per jenis/kualitas Untuk menghitung harga beras umum tertimbang Direkap dan dihitung oleh Staf atau Kepala Seksi Statistik Distribusi Kabupaten/Kota dan Staf atau Kepala Seksi HK/HPB BPS Provinsi Direkap dan dihitung oleh Staf atau Kepala Seksi Statistik Distribusi Kabupaten/Kota dan Staf atau Kepala Seksi HK/HPB BPS Provinsi Direkap dan dihitung oleh Staf atau Kepala Seksi Statistik Distribusi Kabupaten/Kota dan Staf atau Kepala Seksi HK/HPB BPS Provinsi Direkap dan dihitung oleh Staf atau Kepala Seksi Statistik Distribusi Kabupaten/Kota dan Staf atau Kepala Seksi HK/HPB BPS Provinsi Direkap dan dihitung oleh Staf atau Kepala Seksi Statistik Distribusi Kabupaten/Kota dan Staf atau Kepala Seksi HK/HPB BPS Provinsi Direkap dan dihitung oleh Staf atau Kepala Seksi Statistik Distribusi Kabupaten/Kota dan Staf atau Kepala Seksi HK/HPB BPS Provinsi Direkap dan dihitung oleh Staf atau Kepala Seksi Statistik Distribusi Kabupaten/Kota dan Staf atau Kepala Seksi HK/HPB BPS Provinsi Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

11 2.7. Pemilihan Sampel Pasar dan Pedagang Metode pemilihan sampel yang dipakai adalah metode sampel bertingkat, yaitu : a. Pemilihan Sampel Pasar Pemilihan pasar dilakukan secara purposive, berdasarkan kriteria tertentu antara lain : Pasar tersebut cukup besar, terutama dilihat dari banyaknya pedagang eceran beras di pasar tersebut. Beraneka ragam jenis beras yang diperdagangkan. Dapat terjamin kesinambungan pencatatan harga beras di pasar tersebut. Dari pasar terpilih tersebut dilakukan pendaftaran terhadap seluruh pedagang beras dengan menggunakan daftar SB-I. Hasil pencatatan dengan daftar SB-I dipakai sebagai kerangka sampel pedagang eceran beras. b. Pemilihan Sampel Pedagang Eceran Beras Pemilihan sampel pedagang eceran beras dilakukan oleh pengawas dengan menggunakan metode penarikan sampel acak beraturan (systematic random sampling). Tata cara penarikan sampel pedagang adalah sebagai berikut : 1) Urutkan daftar SB-I hasil listing dari pasar satu ke pasar lainnya. Beri tanda cek ( ) pada kolom (16) s.d. (21) yang sesuai. 2) Beri nomor urut sampel pada blok V mulai dari kolom (16) sampai dengan kolom (21) yang ada tanda cek ( ) nya. Pemberian nomor urut ini dimulai dari kolom (16) terlebih dahulu untuk seluruh pasar. Setelah selesai satu kolom, maka dilanjutkan ke kolom berikutnya mulai pasar pertama hingga pasar terakhir, demikian seterusnya sampai ke kolom (21). Teliti kembali isian kolom (16) sampai dengan kolom (21), jangan sampai ada tanda cek ( ) di kolom tersebut apabila di kolom (11) berkode 1, yaitu pedagang besar. Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

12 3) Setelah penomoran sampel selesai untuk seluruh pasar, misalnya : tanda cek ( ) terakhir bernomor 255, berarti pedagang beras yang berkode 2 dan 3 pada blok V kolom (11) berjumlah 255 untuk seluruh pasar yang diobservasi. Uji silang kebenaran pengisian blok V kolom (16) sampai dengan kolom (21) dapat dilakukan sebagai berikut : Nomor urut terakhir = Nomor urut terakhir kolom (1) seluruh pasar dikurangi dengan jumlah kode 1 pada kolom (11) dari seluruh pasar. 4) Hitunglah interval (I) : I = N / n, dengan satu angka dibelakang koma N = Banyaknya pedagang eceran dan pedagang besar yang merangkap eceran (nomor urut terakhir; dalam contoh di atas 255). n = Banyaknya pedagang eceran beras (yang telah ditentukan) yang akan dipilih untuk pencacahan dengan SB-II. 5) Dengan interval I, lakukan pengambilan sampel pedagang beras dengan menggunakan angka random sebagai berikut : * Ambil salah satu angka random yang memenuhi syarat sama dengan atau lebih kecil dari I (random start I) * Pedagang beras pada kolom (16) sampai dengan kolom (21) yang mempunyai nomor sampel yang sama dengan angka random yang tadi adalah pedagang beras pertama yang terpilih dan segera berikan lingkaran pada nomor ini (R 1 ) * Pedagang terpilih kedua adalah : R 2 = R 1 + I Demikian seterusnya sehingga diperoleh n pedagang terpilih : ( R 1,R 2,R 3, R n ). Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

13 6) Cara Penggunaan Tabel Angka Random * Periksa banyaknya angka digit dari bilangan I tersebut. Misalnya : I = 2,6 dibulatkan menjadi 3, maka banyaknya digit/angka dari random start adalah 1. * Tentukan baris dan kolom untuk menentukan dimulainya pengambilan angka random pertama. Misalnya : halaman 2 baris 7 kolom 1. Maka angka yang terletak di halaman 2 baris 7 kolom 1 tersebut adalah 9, dan ini merupakan angka random pertama (R 1 ). * Karena R 1 > I (9>3) lanjutkan ke baris bawahnya hingga didapat R 1 3. Dalam hal ini angka yang sesuai terletak di baris ke-11. * Bila sampai baris terakhir belum didapat angka random yang memenuhi syarat, lanjutkan ke kolom berikutnya (dalam contoh ini : kolom 2) dari atas berturut-turut ke bawah sampai diperoleh R 1 I. Sebagai contoh : R 1 = 3 R 2 = 3 + I = 3 + 2,6 = 5,6 = 6 R 3 = 3 + 2I = 3 + 5,2 = 8,2 = 8 : : R n = 3 + (n-1) I Rumus secara umum : R n = R 1 + (n-1) I Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

14 c. Cara Pengisian Daftar Sampel Pedagang Terpilih Setelah pengambilan sampel pedagang eceran beras selesai dan nomor pedagang terpilih pada kolom (16) sampai dengan kolom (21) yang ada tanda check ( ) dilingkari maka setiap nomor yang diberi lingkaran itu diberi nomor urut kembali mulai dari satu untuk setiap pasar dengan pensil warna. Misal : nomor urut 3 di dalam kolom (16) terpilih sebagai angka random pertama (R 1 ), maka ditulis 3 1. Begitu seterusnya sampai nomor pedagang terpilih terakhir (ke-n). Kemudian informasi tentang pedagang terpilih dipindahkan ke dalam daftar sampel pedagang terpilih (Lampiran 8) oleh pengawas. Daftar sampel pedagang terpilih terdiri dari lima kolom, yaitu : Kolom (1) : nomor urut Tuliskan nomor urut dari 1 s/d n (besarnya sampel pedagang terpilih, sudah ditentukan) Kolom (2) : kode responden Kode responden terdiri dari 9 angka (digit) Pedagang eceran beras terpilih Digit 5 dan 6 no. urut pasar Digit 1,2,3 dan 4 kode kota Misal untuk Kota Jakarta (kode 3100), nomor urut pasar ke 7, dan nomor urut pedagang terpilih adalah 29. Maka pengisiannya adalah sebagai berikut : Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

15 Kolom (3) dan (4) : setelah nomor sampel pedagang terpilih di kolom (16) sampai dengan kolom (21) diberi lingkaran, maka isian pada baris yang sama kolom (3) dan (4) yaitu nama dan alamat pedagang dikutip ke dalam daftar ini di kolom (3) dan (4). Kolom (5) : dipergunakan untuk menuliskan hal-hal yang perlu dijelaskan secara khusus. d. Penggantian Responden Apabila responden terpilih, karena satu dan lain hal tidak bisa memberikan keterangan, misalkan telah pindah atau tutup, maka bisa diganti dengan nomor urut sampel pedagang sesudah atau sebelumnya pada kolom yang sama. Misal : di kolom (16) terpilih nomor 15, karena tidak bisa memberikan keterangan diganti dengan nomor 16 atau Beberapa Petunjuk Untuk Melakukan Wawancara Untuk memperoleh keterangan yang obyektif atau wajar perlu adanya hubungan pribadi yang baik antara petugas dan responden (pedagang) yaitu orang yang memberikan keterangan yang diperlukan. Sekali petugas telah menghubungi penjual yang dapat menjadi responden maka untuk waktu selanjutnya dia harus dapat memelihara dan memupuk hubungan dengan responden tersebut secara baik. Dengan demikian, bantuan/kerjasama yang ia berikan akan tetap terjaga baik dan obyektif. Responden akan memberikan keterangan-keterangan dengan wajar dan jujur, tidak menyembunyikan keadaan yang sesungguhnya terhadap pertanyaanpertanyaan yang diajukan petugas. Hal-hal yang harus diperhatikan setiap petugas adalah : a. Berpakaian yang wajar dan pantas. b. Pilihlah waktu berwawancara yang tepat, misalnya yaitu pada waktu responden sedang tidak melayani pembeli. Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

16 c. Saat-saat pertama berwawancara : Tunjukkan surat tugas apabila perlu. Bila timbul pertanyaan-pertanyaan dari responden, jawablah secara langsung dan tepat, jangan melantur kemanamana. Cara ini tentu saja tidak perlu diulangi pada kunjungan-kunjungan selanjutnya. d. Percaya pada diri sendiri. e. Perhatikan tipe responden (sifat dan karakteristiknya). f. Berbicaralah dengan tenang, jelas, dan cukup keras. Terangkan dengan jelas setiap hal yang perlu dijelaskan, kepada responden sehingga ia akan memberikan jawaban yang tepat sesuai dengan maksud pertanyaan seperti dalam daftar. g. Jangan memburu-buru responden. h. Bawalah pembicaraan dalam situasi kekeluargaan. i. Akhiri wawancara dengan baik. Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

17 BAB III KONSEP DAN DEFINISI Untuk memperjelas dan menyeragamkan pengertian dari istilah-istilah yang digunakan dalam Buku Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras ini, maka disusun beberapa konsep dan definisi sebagai berikut : 1. Pasar, ialah suatu tempat dimana terjadi transaksi antara penjual dan pembeli atas suatu barang/jasa atau tempat yang lazim terdapat permintaan dan penawaran atau pemberian jasa baik secara eceran maupun grosir/party. 2. Pedagang Eceran, yaitu orang-orang/pihak-pihak yang menyerahkan barang/jasanya langsung kepada konsumen akhir atas dasar harga yang telah disetujui bersama antara kedua belah pihak. 3. Pedagang Besar, ialah pedagang yang menjual barang dagangannya dalam jumlah besar/grosir/party kepada pedagang lain. Barang tersebut oleh pembelinya akan dijual lagi. Dengan demikian pembelinya bukan merupakan konsumen akhir. 4. Pedagang Besar Merangkap Eceran, ialah pedagang beras yang selain melayani penjualan secara grosir/party, juga menjual secara eceran pada tempat yang sama. 5. Pedagang Khusus Beras, ialah pedagang yang khusus menjual beras saja dan tidak memperdagangkan barang dagangan lainnya. 6. Pedagang Campuran, yaitu pedagang yang selain memperdagangkan beras, juga menjual barang-barang lain, misalnya : barang-barang kelontong, bumbu-bumbuan, dan bahan-bahan makanan lainnya. Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

18 7. Rata-Rata Volume Penjualan Beras Sehari, yang dimaksudkan disini ratarata besarnya/banyaknya volume beras yang habis terjual per hari selama tujuh hari terakhir atau tiga hari terakhir bila tidak bisa dicakup tujuh hari, untuk semua jenis beras yang diperdagangkan. 8. Harga Eceran, adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh pembeli kepada penjual untuk memperoleh suatu jenis barang atau jasa secara eceran. 9. Wilayah Pasar, ialah daerah aktivitas antara penjual dan pembeli yang pengelolaan sehari-harinya dilakukan oleh Kepala Pasar. 10. Jenis/Kualitas Beras, ialah macam-macam beras yang beredar di pasar yang dibedakan berdasarkan : a. Varietas (contoh : IR-64, Cisadane, Rojolele, dsb). b. Nama jenis/kualitas beras yang populer di daerah setempat (misalnya : Jongkong, Aries, Cianjur). c. Asal daerah lainnya (contoh : DN Bali, Pare-Pare, Banyuwangi, dll). Khusus butir a dan b yang dimaksud jenis/kualitas beras disini bukan (tidak termasuk) merek/cap perdagangan. Contoh : Cisadane diakui/diberi merek Cianjur. 11. Satuan, ialah ukuran baku/standar untuk penjualan suatu barang. Dalam survei ini satuan yang digunakan untuk beras adalah kilogram (kg). Apabila di suatu daerah digunakan satuan setempat, seperti liter, gantang, beruk dan lain-lain, maka harus dikonversikan ke dalam kg. Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

19 BAB IV PETUNJUK DAN CARA PENGISIAN DAFTAR 4.1. Petunjuk Umum Pengisian Daftar a. Setiap daftar terdiri dari beberapa blok. b. Pengisian hendaknya mengikuti pedoman yang ditentukan pada bab ini. c. Pengisian hanya dilakukan dengan menggunakan pensil hitam. d. Semua kolom pada garis yang tidak bertanda hitam hendaknya ditanyakan/diisi. e. Jawaban yang tidak berisi, berikan tanda strip (-) dan jangan dicoret, karena akan membingungkan para pengolah selanjutnya. f. Apabila terdapat isian yang banyak kesalahan dan kotor, hendaknya disalin ke dalam daftar yang baru, dengan tetap melampirkan daftar sebelumnya. g. Periksalah dengan seksama jawaban yang Saudara peroleh, bagi jawaban yang meragukan hendaknya Saudara tanyakan lagi kepada responden yang bersangkutan. h. Jaga kerahasiaan daftar perorangan agar tidak merugikan pihak responden Cara Pengisian Daftar SB-I Daftar SB-I digunakan untuk pendaftaran semua pedagang beras, baik pedagang eceran, pedagang besar, atau pedagang besar yang merangkap sebagai pedagang eceran. Daftar SB-I terbagi atas lima blok, yaitu : Blok I : Keterangan Tempat Blok II : Keterangan Petugas Blok III : Ringkasan Blok IV : Catatan Blok V : Keterangan Pedagang Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

20 Blok I : Keterangan Tempat Blok I terdiri dari empat rincian. Rincian 1 s/d 4 diisi dengan nama Provinsi, Kabupaten/Kota, Nama Pasar dan Alamat Pasar. Blok II : Keterangan Petugas Blok II ini diisi dengan nama, tanggal dan tanda tangan pencacah serta nama, tanggal dan tanda tangan pengawas. Rincian 1 dan rincian 4, diisi dengan nama pencacah dan pengawas. Rincian 2 dan rincian 5, diisi dengan tanggal waktu pencacahan dan pengawasan. Rincian 3 dan rincian 6, diisi dengan tanda tangan pencacah dan pengawas. Blok III : Ringkasan Blok ini diisi setelah pengisian Blok V selesai dan diperiksa kebenarannya oleh pencacah. Blok III terdiri dari 7(tujuh) rincian, merupakan ringkasan dari Blok V. Rincian 1 : Banyaknya kode 1 pada kolom (11) Blok V atau banyaknya baris yang terisi pada kolom (12) Blok V. Rincian 2 : Banyaknya kode 2 pada kolom (11) Blok V atau banyaknya baris yang terisi pada kolom (13) Blok V. Rincian 3 : Banyaknya kode 3 pada kolom (11) Blok V atau banyaknya baris yang terisi pada kolom (14) dan (15) Blok V. Rincian 4 : Rata-rata volume penjualan sehari pedagang besar = jumlah kolom (12) Blok V dibagi banyaknya kode 1 kolom (11). Rincian 5 : Rata-rata volume penjualan sehari pedagang eceran = jumlah kolom (13) Blok V dibagi banyaknya kode 2 kolom (11). Rincian 6a : Rata-rata volume penjualan sehari secara grosir/party pedagang besar yang merangkap pedagang eceran = jumlah kolom (14) dibagi banyaknya jumlah kode 3 kolom (11) Blok V. Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

21 Rincian 6b : Rata-rata volume penjualan sehari secara eceran pedagang besar yang merangkap pedagang eceran = jumlah kolom (15) Blok V dibagi banyaknya jumlah kode 3 kolom (11) Blok V. Rincian 7 : Rata-rata penjualan sehari secara eceran = jumlah rincian 5 dan 6b. Blok IV : Catatan Pada blok ini hendaknya isikan beberapa catatan serta keteranganketerangan lain yang dianggap perlu untuk diketahui, sehingga akan dapat membantu dalam proses pengolahan maupun analisis lain yang akan diambil kemudian. Blok V : Keterangan Pedagang Blok V terdiri dari 21 kolom, yaitu : Kolom (1) : Tuliskan nomor urut pedagang sesuai dengan urutan kunjungan yang dilakukan. Kolom (2) : Tuliskan nama pedagang, toko atau orang yang dianggap Bertanggung jawab penuh untuk memberikan keterangan terhadap pertanyaan yang diajukan. Kolom (3) : Tuliskan alamat lengkap tempat berjualan pedagang tersebut. Misal : - Nama jalan dan nomornya - Blok dalam pasar serta nomornya - Nama kios dan lorong /gang tempat berdagang Kolom (4) : Tuliskan kode 1 bila jenis usaha pokok pedagang adalah menjual beras. Isikan kode 2 bila menjual beras sebagai jenis usaha tambahan. Kolom (5) : Isikan kode 1 bila jenis barang yang diperdagangkan adalah khusus beras. Isikan kode 2 bila jenis barang yang diperdagangkan selain beras juga berdagang jenis barang lain. (misalnya : kelontong, palawija, dsb). Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

22 Kolom (6) : Isikan salah satu kode di bawah ini : Kode 1 bila pembelian beras langsung dari Bulog Kode 2 bila pembelian beras langsung dari pedagang besar Kode 3 bila pembelian beras langsung dari penggilingan beras Kode 4 bila pembelian beras dari petani Kode 5 bila pembelian beras selain dari kode 1 s/d 4 di atas. Kolom (7) : Isikan salah satu kode di bawah ini : Kode 1 bila beras yang diperdagangkan dibayar dimuka Kode 2 bila sistem pembayaran terhadap beras yang diperdagangkan adalah secara tunai Kode 3 bila sistem pembayaran secara kredit Kode 4 bila beras yang diperdagangkan adalah beras titipan, dimana pedagang ini tidak mempunyai resiko atas dagangan (konsinyasi) Kode 5 lain-lain pembayaran bila belum tercakup pada kode 1 s/d 4 tersebut di atas. Kolom (8) : Isikan banyaknya jenis varietas beras yang dijual atau bila keterangan ini sulit diperoleh, catat saja ada berapa jenis varietas beras yang dijual pada waktu pelaksanaan listing. Kolom (9) : Isikan status pemilikan tempat berjualan yang digunakan dengan kode-kode di bawah ini : Kode 1 bila tempat yang digunakan untuk berjualan adalah milik sendiri Kode 2 bila tempat yang digunakan untuk berjualan adalah dengan menyewa/mengontrak pihak lain Kode 3 bila tempat yang digunakan untuk berjualan tidak temasuk dalam kode 1 atau kode 2. Pemilikan tempat penjualan secara bersama (patungan) dikategorikan dalam kode 1. Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

23 Kolom (10) : Isikan status pemilikan alat angkut/kendaraan bermotor roda 4 atau lebih dengan kode di bawah ini : Kode 1 bila alat angkut yang digunakan untuk pengangkutan beras adalah milik sendiri Kode 2 bila alat angkut yang digunakan untuk pengangkutan beras adalah menyewa/mengontrak dengan pihak lain Kode 3 bila alat angkut yang digunakan untuk pengangkutan beras tidak termasuk dalam kode 1 atau kode 2. Kolom (11) : Isikan tipe pedagang dengan kode di bawah ini : Kode 1 bila pedagang besar Kode 2 bila pedagang eceran Kode 3 bila pedagang besar merangkap eceran. Tanyakanlah kepada pedagang yang bersangkutan bagaimana cara penjualannya. Amatilah stok beras yang ada di kiosnya yang bisa membantu dalam pengisian kode pada kolom (12) ini. Kolom (12), (13), (14) dan (15) : Tanyakan rata-rata volume penjualan per hari (kg) dari masingmasing pedagang yang diobservasi. Usahakan memperoleh data rata-rata sehari dalam seminggu terakhir. Bilamana kolom (11) berkode 1, kolom (12) diisi rata-rata volume penjualan per hari, dan kolom (13), (14), dan (15) diberi tanda strip (-). Bilamana kolom (11) berkode 2, kolom (12), (14), dan (15) diberi tanda strip (-) dan kolom (13) diisi rata-rata volume penjualan per hari. Bilamana kolom (11) berkode 3, kolom (14) diisi rata-rata volume penjualan per hari secara grosir/party dan kolom (15) diisi rata-rata volume penjualan per hari secara eceran, sedangkan kolom (12) dan (13) diberi tanda strip (-). Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

24 Kolom (16) s/d kolom (21) : Diisi di kantor sesudah selesai pencacahan, untuk menentukan sampel pedagang. Berikan tanda check ( ) pada salah satu kolom (16), (17) atau kolom (18) jika pada kolom (13) ada isian dan beri tanda check ( ) pada salah satu kolom (19), (20), atau (21), jika pada kolom (15) ada isian. 4.3 Cara Pengisian Daftar SB-II Setelah dilakukan pendaftaran semua pedagang beras yang ada dalam pasar terpilih dengan daftar SB-I, maka pedagang yang terpilih akan dicacah dengan daftar SB-II. Kepada setiap petugas diberi daftar sampel pedagang terpilih untuk dicacah. Bila karena satu dan lain hal seorang pedagang terpilih tidak bisa memberikan keterangan, maka dilakukan penggantian sampel pedagang. Daftar SB-II terdiri dari 4 (empat) blok, yaitu : Blok I : Keterangan Tempat Blok II : Keterangan Petugas Blok III : Catatan Blok IV : Keterangan Volume Penjualan Eceran Beras. Sebelum dilanjutkan pengisian blok-blok pada daftar SB-II, tuliskan kode responden pada sisi kiri atas daftar SB-II. Kode Responden Kode Responden terdiri atas 9 digit, yaitu : - Digit 1 s/d 4 menunjukkan kota - Digit 5 s/d 6 menunjukkan nomor urut pasar - Digit 7 s/d 9 menunjukkan nomor pedagang terpilih, disalin dari kolom (2) Daftar Sampel Pedagang Terpilih. Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

25 Contoh kode responden : Nomor urut pedagang eceran beras terpilih Nomor urut pasar Kode kota Omset Penjualan per Hari Tanyakan rata-rata volume penjualan eceran per hari dalam seminggu terakhir dan isikan pada sisi sebelah kanan atas daftar SB-II. Tipe Pedagang Coretlah salah satu apakah pedagang tersebut merupakan pedagang eceran atau pedagang besar yang merangkap eceran. Blok I : Keterangan Tempat Blok I daftar SB-II terdiri atas : 1. Provinsi 2. Kabupaten/Kota : Cukup jelas 3. Nama Pasar 4. Nama pedagang/toko : diambil dari daftar SB-I blok (V) kolom (2) 5. Alamat : disalin dari daftar sampel pedagang terpilih kolom (3). V. KETERANGAN KETERANGAN TENTANG JENIS BERAS DAGANGAN STATUS JENIS BARANG PEMILIK- NO. NAMA PEDAGANG/ ALAMAT LENGKAP USAHA YG DIPER- SISTIM SISTIM BANYAK- AN TEM- URUT TOKO POKOK DAGANG- PENGA- PEMBA- NYA JENIS PAT BER- KAN DAAN YARAN VARIETAS JUALAN BERAS (Kode) (Kode) (Kode) (Kode) (Kode) [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] 1 Toko Monica Pasar Inpres Senen AKS No Pak Sutopo Pasar Inpres Senen AKS No Bu Hadi Pasar Inpres Senen AKS No Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

26 Blok II : Keterangan Petugas Cukup Jelas Blok III : Catatan Tuliskan dalam blok catatan ini hal-hal diluar ketentuan yang ada sehingga membantu pengawas dan pengolahan, seperti terjadinya penggantian responden, satuan masih dalam satuan setempat, dll. Blok IV : Keterangan Volume Penjualan Eceran Beras Blok ini digunakan untuk mencatat seluruh jenis/kualitas beras yang terjual dalam 1 (satu) hari sebelumnya atau rata-rata perhari yang terjual dalam seminggu. Kolom (1) : Cukup jelas Kolom (2) : Jenis/kualitas beras Jenis/kualitas beras dalam survei ini adalah jenis/kualitas beras yang diperdagangkan oleh tiap pedagang. Isian kolom (3) s/d kolom (5) adalah data yang terjadi pada satu hari sebelum hari kunjungan. Kolom (3) : Tanyakan jumlah penjualan untuk masing-masing jenis/kualitas beras. Bila yang terkena sampel adalah pedagang besar yang merangkap pedagang eceran, maka volume penjualan yang dimasukkan ke kolom (3) adalah volume penjualan secara eceran saja. Kolom (4) : Tanyakan harga eceran per kg untuk masing-masing jenis/kualitas beras. Harga eceran disini adalah harga transaksi yang terjadi. Kolom (5) : Hitung nilai penjualan (dalam rupiah) untuk masing-masing jenis/kualitas beras dengan cara mengalikan isian kolom (3) dengan kolom (4). Pengisian dalam bilangan bulat. Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

27 BAB V PENGOLAHAN 5.1. Pengolahan Hasil Survei Volume Penjualan Eceran Beras Pengolahan hasil survei volume penjualan eceran beras yang dilaksanakan di Ibukota Provinsi dilakukan oleh BPS Provinsi dan Kabupaten/Kota setempat, sedangkan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dilakukan oleh BPS. Daftar SB-I dan SB-II yang telah selesai harap segera dikirim ke BPS, Direktorat Statistik Harga. Dengan demikian, pengolahan daftar SB-II sudah dapat digunakan sebagai penimbang perhitungan harga beras umum pada minggu berikutnya. Yang dimaksud dengan pengolahan SB-I adalah proses pengambilan sampel dan pemberian nomor responden seperti yang telah dijelaskan pada Bab II Pengolahan Daftar SB-II Hasil pencacahan daftar SB-II diolah dengan menggunakan 5 (lima) Lembar Kerja, yaitu : LK-I s.d. LK-V. a. Lembar Kerja I (LK-I) : Ringkasan Volume Penjualan Eceran Beras Lembar kerja ini digunakan untuk mendapatkan jumlah volume penjualan eceran beras di masing-masing pasar yang diobservasi dengan daftar SB-II, dirinci menurut jenis beras yang terjual. Cara-cara Pengisian LK-I Lembar Kerja ini terdiri atas 15 kolom. Isikan nama pasar yang diobservasi serta faktor pengali (inflation factor/if) disudut kanan atas untuk masingmasing pasar yang diperoleh dengan rumus : IF i = N i n i Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

28 dimana : IF i = inflation factor untuk pasar ke-i N i = jumlah pedagang beras eceran dan pedagang besar merangkap eceran di pasar ke-i n I = jumlah sampel pedagang yang diobservasi untuk pasar ke -i Kolom (1) : Nomor urut Cukup Jelas Kolom (2) : Jenis/kualitas beras Tuliskan jenis beras yang dijual oleh masing-masing pedagang dari daftar SB-II blok IV kolom (2). Kolom (3) s.d (12) : - Nomor responden Isikan di atas masing-masing kolom (3) s.d (12), tiga digit terakhir dari Nomor Responden untuk masing-masing daftar SB-II. - Volume Penjualan Beras Isikan volume penjualan beras untuk masing-masing pedagang dari daftar SB-II blok IV kolom (3). Kolom (13) : Jumlah kolom (3) s.d (12). Kolom (14) : Perkiraan volume penjualan selama satu minggu Kolom (15) : Persentase (%) volume penjualan untuk masing-masing jenis/kualitas beras terhadap total volume penjualan di kolom (14). Catatan : Jika banyaknya sampel terpilih dari satu pasar lebih dari 10 pedagang, maka dapat digunakan lebih dari satu lembar LK-I. Sedangkan untuk pengisian kolom (13), (14) dan kolom (15) diisi pada lembar tambahan terakhir. Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

29 b. Lembar Kerja II (LK-II) : Rekapitulasi Volume Penjualan Eceran Beras Selama Seminggu. Lembar Kerja ini merupakan rekapitulasi dari LK-I, dimana volume beras pada masing-masing pasar (kolom (2) s.d (8), LK-II) didapat dari kolom (14) LK-I. Bila di kota tersebut lebih dari 7 (tujuh) pasar yang diobservasi, maka LK-II yang digunakan lebih dari satu lembar. Cara-cara Pengisian LK-II. Lembar kerja ini terdiri atas 9 kolom. Tulis nama kota secara lengkap pada judul lembar kerja ini. Kolom (1) : Jenis/kualitas beras. sama dengan LK-I. Kolom (2) s.d (8) : Pasar... : Diisi dengan nama pasar yang diobservasi di kota tersebut. Kemudian isikan volume setiap jenis beras dari masingmasing pasar (dari kolom (14), LK-I). Kolom (9) : Jumlah kolom (2) s.d kolom (8) Catatan : Pada baris paling bawah, hitung persentase setiap pasar. c. Lembar Kerja III (LK-III) : Persentase Volume Penjualan Eceran Beras Selama Seminggu Menurut Jenis/Kualitas Beras di Masing-Masing Pasar Lembar kerja ini digunakan untuk melihat berapa besar untuk setiap jenis/kualitas yang terjual terhadap jumlah seluruh jenis/kualitas beras yang dijual di masing-masing pasar. Cara-cara Pengisian LK-III Lembar kerja ini terdiri atas 9 (sembilan) kolom. Tulis nama kota secara lengkap pada judul lembar kerja ini. Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

30 Kolom (1) : Jenis/kualitas beras. sama dengan LK-I dan LK-II. Kolom (2) s.d (8) : Pasar... : Diisi dengan nama pasar yang diobservasi di kota tersebut. Kemudian isikan persentase (%) untuk setiap jenis/kualitas beras di masing-masing pasar dengan cara membagi setiap volume penjualan beras untuk masing-masing jenis/kualitas beras (dari LK II kolom (2) s.d. (8) terhadap total/jumlah seluruh jenis/kualitas beras yang di jual masingmasing pasar. Kolom (9) : Jumlah Adalah persentase dari jumlah masing-masing jenis/kualitas beras dari seluruh pasar (LK II kolom (9)) terhadap total jumlah seluruh jenis/kualitas beras yang dijual. - Jumlah baris bawah (ke kanan) adalah jumlah persentase masing-masing jenis/kualitas beras di masing-masing pasar (harus 100 %). d. Lembar Kerja IV (LK-IV) : Persentase Volume Penjualan Eceran Beras Selama Seminggu Menurut Pasar terhadap Masing-Masing Jenis/Kualitas Beras Lembar kerja ini digunakan untuk mengetahui berapa besar peranan/persentase (%) dari masing-masing jenis/kualitas beras disetiap pasar terhadap jumlah jenis/kualitas beras yang dijual di seluruh pasar. Dari persentase di masing-masing pasar untuk setiap jenis/kualitas beras nantinya akan digunakan sebagai bobot (penimbang) pasar untuk masingmasing jenis/kualitas beras. Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

31 Cara-cara Pengisian LK-IV Lembar kerja ini terdiri atas 9 (sembilan) kolom. Tulis nama kota secara lengkap pada judul lembar kerja ini. Kolom (1) : Jenis/kualitas Beras. sama dengan LK-I dan LK-III. Kolom (2) s.d (8) : Pasar... : Diisi dengan nama pasar yang diobservasi di kota tersebut. Kemudian isikan persentase (%) untuk setiap jenis/kualitas beras di masing-masing pasar dengan cara membagi setiap volume penjualan beras untuk masing-masing jenis/kualitas beras (dari LK II kolom (2) s.d. (8)) terhadap total/jumlah seluruh jenis/kualitas beras yang di jual seluruh pasar. Kolom (9) : Jumlah Adalah jumlah persentase masing-masing jenis/kualitas beras dari seluruh pasar (harus 100 %). - Jumlah baris bawah (ke kanan) adalah persentase dari jumlah masing-masing volume penjualan beras di masingmasing pasar terhadap total/jumlah volume penjualan diseluruh pasar. e. Lembar Kerja V (LK-V) : Daftar Jenis/Kualitas Beras Diurutkan Menurut Volume Penjualan Terbesar Lembar kerja ini digunakan untuk mendapatkan volume penjualan 6 (enam) jenis/kualitas beras yang banyak terjual diseluruh pasar dari (LK-II kolom (9)). Dari masing-masing volume jenis/kualitas beras di proporsikan terhadap total/jumlah volume 6 jenis/kualitas beras tersebut untuk mendapatkan persentase dari masing-masing jenis/kualitas beras yang nantinya akan digunakan sebagai bobot untuk penghitungan harga beras umum tertimbang. Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

32 Cara-cara Pengisian LK-V Lembar kerja ini terdiri atas 3 (tiga) kolom. Kolom (1) : Jenis/kualitas beras. Didapat dari LK-II kolom (9) untuk 6 (enam) jenis/ kualitas beras dengan volume penjualan terbesar. Kolom (2) : Volume (Kg) Isikan volume penjualan dari jenis/kualitas beras yang mempunyai volume yang terbesar (diurutkan dari volume penjualan eceran beras yang terbesar). Kolom (3) : Persentase (%) Adalah proporsi volume masing-masing jenis/kualitas beras terhadap total/jumlah dalam persentase Cara Penghitungan Harga Eceran Beras Umum Sebagaimana sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa salah satu tujuan survei ini adalah untuk mendapatkan penimbang guna penghitungan harga eceran beras umum yang akan dijadikan dasar bagi analisis-analisis selanjutnya. a. Untuk menghitung harga eceran masing-masing jenis beras umum digunakan Lembar Kerja IV (LK-IV). 1) Isikan pada sudut kanan atas jenis beras yang dihitung harganya. 2) Pada kolom sebelah kiri isikan nama-nama pasar yang diobservasi, serta peranan relatif = daya serap (%) = W, pada masing-masing pasar untuk jenis/kualitas beras yang akan dihitung harganya. Isian kolom W dikutip dari kolom (2) s.d. kolom (8) untuk setiap jenis/kualitas beras yang akan dihitung harganya. 3) Pada baris tanggal isikanlah tanggal perhitungan harga jenis beras tersebut. 4) Kolom (P = harga) diisi dengan harga hasil observasi pada tanggal yang bersangkutan untuk masing-masing pasar atas jenis/kualitas beras yang akan dihitung harganya. Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

33 5) Pangkatkan P dengan (W/100) dan hasilnya isikan pada kolom P W. 6). Pada baris jumlah kolom P W, isikan angka yang merupakan perkalian dari isian kolom P W masing-masing pasar. b. Untuk menghitung harga eceran beras umum (jenis/kualitas terbesar) di suatu kota digunakan Lembar Kerja V (LK-V). Isikan pada kolom jenis beras yang diobservasi dan penimbang/bobot (W) yang dikutip dari tabel V. Cara penghitungan sama dengan butir a diatas, sehingga didapatkan harga eceran umum (harga beras umum). c. Cara penghitungan harga beras umum diatas menggunakan rumus sbb : 1). Harga eceran beras umum (dihitung untuk semua jenis/kualitas beras). m P i = π P Wij ij j = 1 dimana : P i = Harga eceran umum beras ke-i W ij = Penimbang/bobot pasar ke-j untuk jenis/kualitas beras ke-i P ij = Harga beras ke-i pada pasar ke-j m = Banyaknya pasar yang diobservasi 2). Harga eceran beras umum umum (beberapa jenis beras terbanyak volume penjualannya) n P u = π P Wi i i = 1 dimana : P u = Harga rata-rata eceran umum umum beras dari n jenis beras W i = Penimbang/bobot volume penjualan beras jenis ke-i P i n = Harga kualitas beras ke-i = Banyaknya jenis beras yang diikutkan dalam penghitungan harga eceran umum. Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

34 BAB VI PENYAJIAN DAN LAPORAN HASIL SURVEI Setiap pelaksanaan survei harus dibuatkan laporan hasil survei secara tertulis. Untuk keseragaman penyajian hasil survei tersebut dan cara pelaporannya, disusun pedoman sebagai berikut : 6.1. Bentuk Laporan Laporan diperbanyak secukupnya dengan menggunakan kertas ukuran kwarto, berupa cetakan atau stensilan. Kulit muka (cover) apabila biaya memungkinkan sebaiknya dicetak terutama untuk laporan survei pedagang beras yang diikuti dengan Survei Volume Penjualan Eceran Beras. (Contoh kulit laporan terlampir pada lampiran 10) Pelaporan dan Waktu Membuat Laporan Laporan hasil dikirim kepada : Kepala Badan Pusat Statistik Up. Direktorat Statistik Harga. Hasil survei dapat pula dikirimkan kepada Instansi lain di daerah setempat yang dianggap perlu. Hasil survei tersebut agar secepatnya dikirim ke BPS paling lambat satu minggu setelah hasil survei diolah Isi Laporan Laporan tertulis harus berisi : Bab I : Latar Belakang Survei Dalam bab ini diutarakan apa yang melatarbelakangi survei yang dilakukan atau mengapa survei tersebut dilakukan. Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

35 Bab II : Pelaksanaan Survei Dalam hal ini perlu dilaporkan tentang pelaksanaan/penyelenggaraan survei mengenai : - macam kegiatan dalam pelaksanaan - waktu pelaksanaan survei - pelaksanaan survei - lokasi survei - hal-hal lain yang berkenaan dengan pelaksanaan survei a. Kegiatan Survei Contoh : Macam Kegiatan Tanggal Jumlah Hari Pelaksanaan - Perencanaan & persiapan... s/d Pencacahan... s/d Pengolahan Data... s/d Pelaporan... s/d Jumlah... b. Pelaksanaan Survei Contoh : 1. Pimpinan Survei :... (Jabatan :...) 2. Pengawas :... orang 3. Pencacah :... orang Jumlah :... orang Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

36 c. Lokasi survei Contoh : Wilayah Pasar Nama Pasar Jumlah Responden Dst Jumlah... d. Hal-hal lain yang berkenaan dengan pelaksanaan survei menurut BPS setempat perlu dilaporkan. Bab III : Hasil Survei Apabila hasil survei yang dilaporkan merupakan gabungan antara hasil Pendaftaran Pedagang Eceran Beras di pasar terpilih dengan Survei Volume Penjualan Eceran Beras, maka laporan hasil survei menjadi dua sub bab : 1. Hasil Pendaftaran Pedagang Eceran Beras (Listing) di pasar terpilih. 2. Hasil Survei Volume Penjualan Eceran Beras di pasar terpilih. Dalam bab ini baik untuk laporan hasil SB-I dan SB-II agar dilaporkan secara ringkas dengan menggunakan contoh tabel seperti dalam Lampiran11. Pedoman Survei Volume Penjualan Eceran Beras

37 LAMPIRAN

38 PELAKSANAAN SURVEI VOLUME PENJUALAN ECERAN BERAS Lampiran 1 DAFTAR SB-I Badan Pusat Statistik PENDAFTARAN PEDAGANG BERAS I. KETERANGAN TEMPAT II. KETERANGAN PETUGAS 1. Provinsi 1. Nama Pencacah 2. Kabupaten/Kota 2. Tanggal Pencacahan 3. Nama Pasar 3. Tanda Tangan Pencacah 4. Alamat 4. Nama Pengawas 5. Tanggal Pengawasan 6. Tanda Tangan Pengawas III. R I N G K A S A N BANYAKNYA PEDAGANG RATA-RATA VOLUME PENJUALAN SEHARI 1. Pedagang Besar Orang 4. Pedagang Besar Kg 2. Pedagang Eceran Orang 5. Pedagang Eceran Kg 3. Pedagang Besar 6. Pedagang Besar Orang Merangkap Eceran Merangkap Eceran a. Secara Party Kg b. Secara Eceran Kg 7. Rata-Rata Penjualan Secara Eceran Kg IV. CATATAN 34

39 BLOK V. KETERANGAN PEDAGANG KETERANGAN TENTANG RATA-RATA VOLUME PENJUALAN NOMOR URUT RATA-RATA VOLUME PENJUALAN JENIS BERAS DAGANGAN STATUS STATUS PER HARI (KG) PER HARI (KG) JENIS BARANG PEMILIK- PEMILIKAN ALAT TIPE PEDAGANG BESAR PEDAGANG PEDAGANG BESAR NO. NAMA PEDAGANG/ ALAMAT LENGKAP USAHA YG DIPER- SISTIM SISTIM BANYAK- AN TEM- ANGKUT/KENDARAAN PEDA- MERANGKAP ECERAN MERANGKAP ECERAN URUT TOKO POKOK DAGANG- PENGA- PEMBA- NYA JENIS PAT BER- BERMOTOR RODA 4 GANG PEDAGANG PEDAGANG ECERAN (KOLOM (13) (KOLOM (15) KAN DAAN YARAN VARIETAS JUALAN ATAU LEBIH BESAR ECERAN SECARA SECARA < < < < BERAS Bila kol [11] PARTY ECERAN KG KG KG KG KG KG (Kode) (Kode) (Kode) (Kode) (Kode) (Kode) (Kode) kode 1 [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20] [21] Kode kolom (4) Kode kolom (5) Kode kolom (6) Kode kolom (7) Kode kolom (9) & (10) Kode kolom (11) 1. Menjual beras 1. khusus beras 1. Bulog 1. Dibayar dimuka 1. Milik sendiri 1. Pedagang Besar 2. Lainnya 2. Beras & Lainnya 2. Pedagang besar 2. Tunai 2. Menyewa/mengontrak 2. Pedagang Eceeran 3. Penggilingan beras 3. Kredit 3. Lainnya 3. Pedagang Besar & Eceran 4. Petani 4. Titipan 5. Lainnya 5. Lainnya 35

40 Lampiran 10 LAPORAN SURVEI VOLUME PENJUALAN ECERAN BERAS BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN/KOTA

41 PELAKSANAAN SURVEI VOLUME PENJUALAN ECERAN BERAS Lampiran 11 DAFTAR SB-I Badan Pusat Statistik PENDAFTARAN PEDAGANG BERAS I. KETERANGAN TEMPAT II. KETERANGAN PETUGAS 1. Provinsi DKI Jakarta 1. Nama Pencacah Iwan Sofyan 2. Kabupaten/Kota Jakarta Timur 2. Tanggal Pencacahan 16 Maret Nama Pasar Pasar Kramat Jati 3. Tanda Tangan Pencacah 4. Alamat Jalan Kramat Jati 1 4. Nama Pengawas Kenda Paryatno Jakarta Timur 5. Tanggal Pengawasan 17 Maret Tanda Tangan Pengawas III. R I N G K A S A N BANYAKNYA PEDAGANG RATA-RATA VOLUME PENJUALAN SEHARI 1. Pedagang Besar 1 Orang 4. Pedagang Besar 2000 Kg 2. Pedagang Eceran 12 Orang 5. Pedagang Eceran 171,67 Kg 3. Pedagang Besar 6. Pedagang Besar 8 Orang merangkap eceran merangkap eceran a. Secara Grosir/Party 387,50 Kg b. Secara Eceran 148,13 Kg 7. Rata-Rata Penjualan Secara Eceran 319,80 Kg IV. CATATAN 46

42 V. KETERANGAN PEDAGANG KETERANGAN TENTANG RATA-RATA VOLUME PENJUALAN NOMOR URUT RATA-RATA VOLUME PENJUALAN JENIS BERAS DAGANGAN STATUS STATUS PER HARI (KG) PER HARI (KG) JENIS BARANG PEMILIK- PEMILIKAN ALAT TIPE PEDAGANG BESAR PEDAGANG PEDAGANG BESAR NO. NAMA PEDAGANG/ ALAMAT LENGKAP USAHA YG DIPER- SISTIM SISTIM BANYAK- AN TEM- ANGKUT/KENDARAAN PEDA- MERANGKAP ECERAN MERANGKAP ECERAN URUT TOKO POKOK DAGANG- PENGA- PEMBA- NYA JENIS PAT BER- BERMOTOR RODA 4 GANG PEDAGANG PEDAGANG ECERAN (KOLOM (13) (KOLOM (15) KAN DAAN YARAN VARIETAS JUALAN ATAU LEBIH BESAR ECERAN SECARA SECARA < < < < BERAS Bila kol [11] PARTY ECERAN KG KG KG KG KG KG (Kode) (Kode) (Kode) (Kode) (Kode) (Kode) (Kode) kode 1 [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20] [21] 1 Toko Agung Psr. Kramatjati AKS Toko Barokah Psr. Kramatjati AKS Toko berlian Psr. Kramatjati AKS Bapak Edi Psr. Kramatjati AKS Bapak Dani Psr. Kramatjati AKS Toko Budi Putra Psr. Kramatjati BKS Toko Maju Lancar Psr. Kramatjati BKS Toko Sinar Famili Psr. Kramatjati CLOO AKS No Ibu Marsiah Psr. KramatJati CLOO BKS no Toko Atin Psr. KramatJati CC00 BKS no Toko Jampang Barokah Psr. Kramatjati BKS no UD Gondamana Kencana Psr. Kramatjati BKS no Bapak Adi Psr. Kramatjati AKS no Ibu Ambar Putri Psr. Kramatjati AKS no Toko Dian Psr. Kramatjati Jl. Nusa satu no Toko Putra Putri Psr. Kramatjati Jl. Nusa satu no Toko Global Psr. Kramatjati Jl. Nusa satu no Toko Bintang Mas Psr. Kramatjati Jl. Nusa satu no Toko sinar Pagi Psr. Kramatjati Jl. Nusa satu no Toko Ibu Psr. Kramatjati Jl. Nusa satu no Toko Didi Jl. Nusa Satu no Kode kolom (4) Kode kolom (5) Kode kolom (6) Kode kolom (7) Kode kolom (9) & (10) Kode kolom (11) 1. Menjual beras 1. khusus beras 1. Bulog 1. Dibayar dimuka 1. Milik sendiri 1. Pedagang Besar 2. Lainnya 2. Beras & Lainnya 2. Pedagang besar 2. Tunai 2. Menyewa/mengontrak 2. Pedagang Eceeran 3. Penggilingan beras 3. Kredit 3. Lainnya 3. Pedagang Besar & Eceran 4. Petani 4. Titipan 5. Lainnya 5. Lainnya 47

43 PELAKSANAAN SURVEI VOLUME PENJUALAN ECERAN BERAS DAFTAR SB-I Badan Pusat Statistik PENDAFTARAN PEDAGANG BERAS I. KETERANGAN TEMPAT II. KETERANGAN PETUGAS 1. Provinsi DKI Jakarta 1. Nama Pencacah Iwan Sofyan 2. Kabupaten/Kota Jakarta Pusat 2. Tanggal Pencacahan 15 Maret Nama Pasar Pasar Senen 3. Tanda Tangan Pencacah 4. Alamat Jalan Senen Raya 1 4. Nama Pengawas Kenda Paryatno Jakarta Pusat 5. Tanggal Pengawasan 15 Maret Tanda Tangan Pengawas III. R I N G K A S A N BANYAKNYA PEDAGANG RATA-RATA VOLUME PENJUALAN SEHARI 1. Pedagang Besar 1 Orang 4. Pedagang Besar 3000 Kg 2. Pedagang Eceran 15 Orang 5. Pedagang Eceran 318,33 Kg 3. Pedagang Besar 6. Pedagang Besar 4 Orang merangkap eceran merangkap eceran a. Secara Grosir/Party 1100 Kg b. Secara Eceran 237,50 Kg 7. Rata-Rata Penjualan Secara Eceran 555,83Kg IV. CATATAN 48

44 V. KETERANGAN PEDAGANG KETERANGAN TENTANG RATA-RATA VOLUME PENJUALAN NOMOR URUT RATA-RATA VOLUME PENJUALAN JENIS BERAS DAGANGAN STATUS STATUS PER HARI (KG) PER HARI (KG) JENIS BARANG PEMILIK- PEMILIKAN ALAT TIPE PEDAGANG BESAR PEDAGANG PEDAGANG BESAR NO. NAMA PEDAGANG/ ALAMAT LENGKAP USAHA YG DIPER- SISTIM SISTIM BANYAK- AN TEM- ANGKUT/KENDARAAN PEDA- MERANGKAP ECERAN MERANGKAP ECERAN URUT TOKO POKOK DAGANG- PENGA- PEMBA- NYA JENIS PAT BER- BERMOTOR RODA 4 GANG PEDAGANG PEDAGANG ECERAN (KOLOM (13) (KOLOM (15) KAN DAAN YARAN VARIETAS JUALAN ATAU LEBIH BESAR ECERAN SECARA SECARA < < < < BERAS Bila kol [11] PARTY ECERAN KG KG KG KG KG KG (Kode) (Kode) (Kode) (Kode) (Kode) (Kode) (Kode) kode 1 [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20] [21] 1 Toko Monica Pasar Inpres Senen AKS No Pak Sutopo Pasar Inpres Senen AKS No Bu Hadi Pasar Inpres Senen AKS No Parmin Pasar Inpres Senen AKS No Ibu Mitro Pasar Inpres Senen AKS No Ibu Suci Pasar Inpres Senen AKS No Ibu Kamti Pasar Inpres Senen AKS No Toko Juntat Pasar Poncol No Toko 53 Pasar Poncol No Toko Tanah Tinggi Pasar Poncol No Toko Jakarta Jl. Kali Lio No Nasir Proyek Senen Blok I No Alwi Proyek Senen Blok I No Ibrahim Proyek Senen Blok I No.20c Toko Sumber Bahagia Proyek Senen Blok II No Si Goal Proyek Senen Blok II No.10a Toko Sampurno Proyek Senen Blok II No Toko Jayakarta Proyek Senen Blok II No Bu Karmila Proyek Senen Blok II No.20b Toko Makmur Proyek Senen Blok II No.24a Kode kolom (4) Kode kolom (5) Kode kolom (6) Kode kolom (7) Kode kolom (9) & (10) Kode kolom (11) 1. Menjual beras 1. khusus beras 1. Bulog 1. Dibayar dimuka 1. Milik sendiri 1. Pedagang Besar 2. Lainnya 2. Beras & Lainnya 2. Pedagang besar 2. Tunai 2. Menyewa/mengontrak 2. Pedagang Eceeran 3. Penggilingan beras 3. Kredit 3. Lainnya 3. Pedagang Besar & Eceran 4. Petani 4. Titipan 5. Lainnya 5. Lainnya 49

45 PELAKSANAAN SURVEI VOLUME PENJUALAN ECERAN BERAS DAFTAR SB-I Badan Pusat Statistik PENDAFTARAN PEDAGANG BERAS I. KETERANGAN TEMPAT II. KETERANGAN PETUGAS 1. Provinsi DKI Jakarta 1. Nama Pencacah Dede Fitriadi 2. Kabupaten/Kota Jakarta Selatan 2. Tanggal Pencacahan 15 Maret Nama Pasar Kebayoran Baru 3. Tanda Tangan Pencacah 4. Alamat Jalan Melawai Raya 1 4. Nama Pengawas Hidayat Jakarta Selatan 5. Tanggal Pengawasan 15 Maret Tanda Tangan Pengawas III. R I N G K A S A N BANYAKNYA PEDAGANG RATA-RATA VOLUME PENJUALAN SEHARI 1. Pedagang Besar 1 Orang 4. Pedagang Besar 4000 Kg 2. Pedagang Eceran 9 Orang 5. Pedagang Eceran 241,67 Kg 3. Pedagang Besar 6. Pedagang Besar 4 Orang merangkap eceran merangkap eceran a. Secara Grosir/Party 2500 Kg b. Secara Eceran 762,50 Kg 7. Rata-Rata Penjualan Secara Eceran 1004,17 Kg IV. CATATAN 50

46 V. KETERANGAN PEDAGANG KETERANGAN TENTANG RATA-RATA VOLUME PENJUALAN NOMOR URUT RATA-RATA VOLUME PENJUALAN JENIS BERAS DAGANGAN STATUS STATUS PER HARI (KG) PER HARI (KG) JENIS BARANG PEMILIK- PEMILIKAN ALAT TIPE PEDAGANG BESAR PEDAGANG PEDAGANG BESAR NO. NAMA PEDAGANG/ ALAMAT LENGKAP USAHA YG DIPER- SISTIM SISTIM BANYAK- AN TEM- ANGKUT/KENDARAAN PEDA- MERANGKAP ECERAN MERANGKAP ECERAN URUT TOKO POKOK DAGANG- PENGA- PEMBA- NYA JENIS PAT BER- BERMOTOR RODA 4 GANG PEDAGANG PEDAGANG ECERAN (KOLOM (13) (KOLOM (15) KAN DAAN YARAN VARIETAS JUALAN ATAU LEBIH BESAR ECERAN SECARA SECARA < < < < BERAS Bila kol [11] PARTY ECERAN KG KG KG KG KG KG (Kode) (Kode) (Kode) (Kode) (Kode) (Kode) (Kode) kode 1 [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20] [21] 1 Iwan Jl. Kebayoran Baru Agus Jl. Kebayoran Baru Sejati Jl. Kebayoran Lama Sinar Maju Jl. Kebayoran Lama No Subur Makmur Jl. Cileduk Raya Richard Jl. Cileduk Raya Pelangi Jl. Cileduk Raya Wawan Jl. Cileduk Raya HH Baru Jl. Cileduk Raya 7/ Andre Elen Jl. Cileduk Raya 7/ Bumi Makmur Jl. Cileduk Raya 7/ Adi Jaya Jl. Cileduk Raya Atong Jl. Cileduk Raya Surya Jaya Jl. Stasiun Kode kolom (4) Kode kolom (5) Kode kolom (6) Kode kolom (7) Kode kolom (9) & (10) Kode kolom (11) 1. Menjual beras 1. khusus beras 1. Bulog 1. Dibayar dimuka 1. Milik sendiri 1. Pedagang Besar 2. Lainnya 2. Beras & Lainnya 2. Pedagang besar 2. Tunai 2. Menyewa/mengontrak 2. Pedagang Eceeran 3. Penggilingan beras 3. Kredit 3. Lainnya 3. Pedagang Besar & Eceran 4. Petani 4. Titipan 5. Lainnya 5. Lainnya 51

47 PENARIKAN SAMPEL POPULASI = 52 SAMPEL = 15 INTERVAL 52/15 = 3,47 R 1 = 3 R 2 = (3.47) = 6 R 3 = (3.47) = 10 R 4 = (3.47) = 13 R 5 = (3.47) = 17 R 6 = (3.47) = 20 R 7 = (3.47) = 24 R 8 = (3.47) = 27 R 9 = (3.47) = 31 R 10 = (3.47) = 34 R 11 = (3.47) = 38 R 12 = (3.47) = 41 R 13 = (3.47) = 45 R 14 = (3.47) = 48 R 15 = (3.47) = 52 52

48 Republik Indonesia DAFTAR SAMPEL PEDAGANG TERPILIH DI PASAR KRAMAT JATI NO. KODE RESPONDEN NAMA PEDAGANG/ ALAMAT LENGKAP KETERANGAN KHUSUS URUT TOKO [1] [2] [3] [4] [5] Bapak Edi Psr. Kramatjati AKS Toko Jampang Barokah Psr. Kramatjati BKS no Toko Bintang Mas Psr. Kramatjati Jl. Nusa satu no Ibu Marsiah Psr. KramatJati CLOO BKS no Toko Global Psr. Kramatjati Jl. Nusa satu no

49 Republik Indonesia DAFTAR SAMPEL PEDAGANG TERPILIH DI PASAR SENEN NO. KODE RESPONDEN NAMA PEDAGANG/ ALAMAT LENGKAP KETERANGAN KHUSUS URUT TOKO [1] [2] [3] [4] [5] Ibu Kamti Pasar Inpres Senen AKS No Pak Sutopo Pasar Inpres Senen AKS No Ibu Mitro Pasar Inpres Senen AKS No Toko Sampurno Proyek Senen Blok II No Nasir Proyek Senen Blok I No Si Goal Proyek Senen Blok II No.10a 54

50 Republik Indonesia DAFTAR SAMPEL PEDAGANG TERPILIH DI PASAR KEBAYORAN BARU NO. KODE RESPONDEN NAMA PEDAGANG/ ALAMAT LENGKAP KETERANGAN KHUSUS URUT TOKO [1] [2] [3] [4] [5] Wawan Jl. Cileduk Raya Sejati Jl. Kebayoran Lama Sinar Maju Jl. Kebayoran Lama No Bumi Makmur Jl. Cileduk Raya 7/15 55

51 PELAKSANAAN SURVEI VOLUME PENJUALAN ECERAN BERAS DAFTAR SB-II Badan Pusat Statistik PENCACAHAN PEDAGANG BERAS OMSET PENJUALAN PER HARI 750 Kg KODE RESPONDEN : Tipe Pedagang : Eceran/Pedagang Besar yang merangkap eceran *) I. KETERANGAN TEMPAT II. KETERANGAN PETUGAS 1. Provinsi DKI Jakarta 1. Nama Pencacah Iwan Sopyan 2. Kabupaten/Kota Jakarta Pusat 2. Tanggal Pencacahan 17 Maret Nama Pasar Pasar Senen 3. Tanda Tangan Pencacah 4. Nama Pedagang/Pengusaha/Toko Ibu Kamti 4. Nama Pengawas Eduar P, SSt 6. Alamat Pasar Inpres Senen 5. Tanggal Pengawasan 17 Maret 2013 AKS No Tanda Tangan Pengawas III. CATATAN *) Coret yang tidak perlu 56

52 IV. KETERANGAN VOLUME PENJUALAN BERAS NILAI NO. JENIS/KUALITAS JUMLAH HARGA PENJUALAN BERAS PENJUALAN ECERAN (Rp.) (Kg) (Rp/Kg) (3 X 4) [1] [2] [3] [4] [5] 1 IR ,500 1,100,000 2 IR ,000 1,000,000 3 IR IR MUNCUL 100 5, ,000 6 SETRA 100 6, ,000 7 CIANJUR KEPALA 8 CIANJUR SLIP 9 SAIGON BANDUNG 10 ROJOLELE 100 7, , PANDAN WANGI 12 KETAN PUTIH IR 13 KETAN PARIS 14 KETAN PUTIH SOLO 50 6, , BERAS MERAH 16 KETAN HITAM Maret 2013 Pedagang ( Kamti ) 57

53 NO [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20] [21] [22] [23] [24] [25] [26] [27] 1 IR ,800 16,983 2 IR ,000 18,870 3 IR ,450 13,680 4 IR ,680 5 MUNCUL ,600 15,096 6 SETRA ,453 7 CIANJUR KEPALA CIANJUR SLIP SAIGON BANDUNG ,350 12, ROJOLELE PANDAN WANGI , KETAN PUTIH IR KETAN PARIS KETAN PUTIH SOLO BERAS MERAH KETAN HITAM J U M L A H Republik Indonesia JENIS/KUALITAS BERAS RINGKASAN VOLUME PENJUALAN BERAS DIPASAR : KRAMAT JATI NOMOR RESPONDEN POPULASI 31 IF : 1.35 SAMPEL 23 PERKIRAAN VOLUME JUMLAH PENJUALAN SELAMA PERSENTASE SATU MINGGU [%] IF X 7 X KOLOM [13] , , ,170 86,517 LK

54 NO [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20] [21] [22] 1 IR ,500 23,333 2 IR ,300 12,133 3 IR ,800 4 IR ,267 5 MUNCUL ,067 6 SETRA ,115 10,407 7 CIANJUR KEPALA CIANJUR SLIP SAIGON BANDUNG ROJOLELE , PANDAN WANGI , KETAN PUTIH IR KETAN PARIS , KETAN PUTIH SOLO , BERAS MERAH KETAN HITAM J U M L A H Republik Indonesia JENIS/KUALITAS BERAS RINGKASAN VOLUME PENJUALAN BERAS DIPASAR : SENEN NOMOR RESPONDEN POPULASI 20 IF : 1.33 SAMPEL 15 PERKIRAAN VOLUME JUMLAH PENJUALAN SELAMA PERSENTASE SATU MINGGU [%] IF X 7 X KOLOM [13] , ,280 77,280 LK

55 Republik Indonesia RINGKASAN VOLUME PENJUALAN BERAS DIPASAR : KEBAYORAN LAMA NO. JENIS/KUALITAS BERAS NOMOR RESPONDEN [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20] [21] [22] [23] [24] [25] [26] [27] [28] 1 IR IR IR IR MUNCUL SETRA CIANJUR KEPALA 8 CIANJUR SLIP 9 SAIGON BANDUNG 10 ROJOLELE 11 PANDAN WANGI 12 KETAN PUTIH IR KETAN PARIS 14 KETAN PUTIH SOLO 15 BERAS MERAH 16 KETAN HITAM J U M L A H

56 Lanjutan LK Populasi 54 IF : 1.35 SAMPEL 40 PERKIRAAN VOLUME JUMLAH PENJUALAN SELAMA PERSENTASE SATU MINGGU [%] IF X 7 X KOLOM [13] [29] [30] [31] [32] [33] [34] [35] [36] [37] [38] [39] [40] [41] [42] [43] [44] [45] ,880 36, ,160 48, ,175 58, ,525 23, , , , , ,415 1,725 1,625 1, , ,960 61

57 REKAPITULASI VOLUME PENJUALAN ECERAN BERAS SELAMA SEMINGGU MENURUT PASAR DAN JENIS/KUALITAS BERAS (Kg) LK-II P A S A R NO. JENIS/KUALITAS BERAS SENEN KRAMAT JATI KEBAYORAN LAMA JUMLAH [1] [2] [3] [4] [5] [6] 01 IR ,333 16,983 36,666 76, IR ,133 18,870 48,762 79, IR ,800 13,680 58,354 74, IR. 42 3,267 3,680 23,861 30, MUNCUL 6,067 15,096 4,016 25, SETRA 10,407 2,453 5,292 18, CIANJUR KEPALA CIANJUR SLIP SAIGON BANDUNG - 12,737-12, ROJOLELE 6, , PANDAN WANGI 8,073 1,981-10, KETAN PUTIH IR - - 3,166 3, KETAN PARIS 1, , KETAN PUTIH SOLO 2, , BERAS MERAH KETAN HITAM ,843 2,594 J U M L A H 77,280 86, , ,757 62

58 LK-III PERSENTASE VOLUME PENJUALAN ECERAN BERAS SELAMA SEMINGGU MENURUT JENIS/KUALITAS BERAS DI MASING-MASING PASAR (PERSEN) NO. JENIS/KUALITAS BERAS P A S A R SENEN KRAMAT JATI KEBAYORAN LAMA [1] [2] [3] [4] [5] 01 IR IR IR IR MUNCUL SETRA CIANJUR KEPALA CIANJUR SLIP SAIGON BANDUNG ROJOLELE PANDAN WANGI KETAN PUTIH IR KETAN PARIS KETAN PUTIH SOLO BERAS MERAH KETAN HITAM J U M L A H

59 LK-IV PERSENTASE VOLUME PENJUALAN ECERAN BERAS SELAMA SEMINGGU MENURUT PASAR TERHADAP MASING-MASING JENIS/KUALITAS BERAS (PERSEN) NO. JENIS/KUALITAS BERAS P A S A R SENEN KRAMAT JATI KEBAYORAN LAMA JUMLAH [1] [2] [3] [4] [5] [6] 01 IR IR IR IR MUNCUL SETRA CIANJUR KEPALA CIANJUR SLIP SAIGON BANDUNG ROJOLELE PANDAN WANGI KETAN PUTIH IR KETAN PARIS KETAN PUTIH SOLO BERAS MERAH KETAN HITAM

60 DAFTAR JENIS/KUALITAS BERAS DIURUTKAN MENURUT VOLUME DAN PENJUALAN TERBESAR LK-V JENIS BERAS HASIL SURVEI BERAS TANGGAL 15 S.D 19 MARET 2013 VOLUME (Kg) PERSENTASE (%) 01. IR , IR , IR , IR , MUNCUL 25, SETRA 18, J U M L A H 305, MULAI BERLAKU SEJAK 4 APRIL

61 LEMBAR KERJA PENGHITUNGAN HARGA BERAS UMUM PER JENIS/KUALITAS BULAN APRIL 2013 LKP I PASAR Beras : IR P P W P P W P P W P P W 1 Senen Kramat Jati Kebayoran Lama Jumlah , , , , Relatif Harga (RH) PASAR Bobot Pasar (W) 4 April April 2013 Tanggal 18 April April 2013 LEMBAR KERJA PENGHITUNGAN HARGA BERAS UMUM PER JENIS/KUALITAS BULAN APRIL 2013 Bobot Pasar (W) Tanggal Beras : IR April April April April 2013 P P W P P W P P W P P W 1 SENEN KRAMAT JATI KEBAYORAN LAMA Jumlah , , , , Relatif Harga (RH) PASAR LEMBAR KERJA PENGHITUNGAN HARGA BERAS UMUM PER JENIS/KUALITAS BULAN APRIL 2013 Bobot Pasar (W) Tanggal Beras : IR April April April April 2013 P P W P P W P P W P P W 1 SENEN , , , , KRAMAT JATI , , , , KEBAYORAN LAMA ,100 1, ,100 1, ,100 1, , Jumlah , , , , Relatif Harga

62 PASAR LEMBAR KERJA PENGHITUNGAN HARGA BERAS UMUM PER JENIS/KUALITAS BULAN APRIL 2013 Bobot Pasar (W) Tanggal Beras : IR April April April April 2013 P P W P P W P P W P P W 1 SENEN KRAMAT JATI KEBAYORAN LAMA , , , , Jumlah , , , , Relatif Harga PASAR LEMBAR KERJA PENGHITUNGAN HARGA BERAS UMUM PER JENIS/KUALITAS BULAN APRIL 2013 Bobot Pasar (W) Tanggal Beras : MUNCUL 4 April April April April 2013 P P W P P W P P W P P W 1 SENEN KRAMAT JATI KEBAYORAN LAMA Jumlah , , , , Relatif Harga PASAR LEMBAR KERJA PENGHITUNGAN HARGA BERAS UMUM PER JENIS/KUALITAS BULAN APRIL 2013 Bobot Pasar (W) Tanggal Beras : SETRA 4 April April April April 2013 P P W P P W P P W P P W 1 SENEN KRAMAT JATI KEBAYORAN LAMA Jumlah , , , , Relatif Harga

63 LKP II LEMBAR KERJA PENGHITUNGAN HARGABERAS UMUM TERTIMBANG BULAN : APRIL 2013 JENIS/KUALITAS Bobot (W) 4-Apr Apr Apr Apr-13 P P W P P W P P W P P W 1. IR , , , , IR , , , , IR , , , , IR , , , , Muncul , , , , Setra , , , , Jumlah Relatif Harga

64 PELAKSANAAN SURVEI Lampiran 2 VOLUME PENJUALAN ECERAN BERAS DAFTAR SB-II Badan Pusat Statistik PENCACAHAN PEDAGANG BERAS OMSET PENJUALAN PER HARI... Kg KODE RESPONDEN : Tipe Pedagang : Eceran/Pedagang Besar yang merangkap eceran *) I. KETERANGAN TEMPAT II. KETERANGAN PETUGAS 1. Provinsi 1. Nama Pencacah 2. Kabupaten/Kota 2. Tanggal Pencacahan 3. Nama Pasar 3. Tanda Tangan Pencacah 4. Nama Pedagang/Pengusaha/Toko 4. Nama Pengawas 6. Alamat 5. Tanggal Pengawasan 6. Tanda Tangan Pengawas III. CATATAN *) Coret yang tidak perlu 36

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-undang No. 18 tahun 2012 tentang pangan disebutkan bahwa ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan,

Lebih terperinci

o.id

o.id LAPORAN SURVEI PENJUALAN ECERAN BERAS SEMESTER II KABUPATEN MANOKWARI 2016 ISSN No. Katalog No. Publikasi Ukuran Buku Jumlah Halaman Penyunting : BPS PROVINSI PAPUA BARAT Naskah : BIDANG STATISTIK DISTRIBUSI

Lebih terperinci

Survei Volume Penjualan Eceran Beras, 2015

Survei Volume Penjualan Eceran Beras, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Volume Penjualan Eceran Beras, 2015 ABSTRAKSI Pencacahan harga beras dihadapkan pada masalah pemilihan jenis dan kualitas beras yang dapat mewakili keseluruhan beras yang dapat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja.

KATA PENGANTAR. Akhirnya saya ucapkan terima kasih atas peran serta para pengawas/pemeriksa dalam pelaksanaan SUSI05 ini, dan selamat bekerja. KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pengawas/Pemeriksa dalam Survei Usaha Terintegrasi 2005 (SUSI05) digunakan sebagai petunjuk dan pegangan bagi para pengawas dalam melakukan pengawasan/pemeriksaan terhadap hasil

Lebih terperinci

LAPORAN SURVEI VOLUME PENJUALAN ECERAN BERAS SEMESTER I KABUPATEN MANOKWARI 2016 ISBN : No. Katalog : 8204001.91 No. Publikasi : 91100. 16. 06 Ukuran Buku : 21,0 cm x 29,7 cm Jumlah Halaman : vii Romawi

Lebih terperinci

Survei Volume Penjualan Eceran Beras, 2014

Survei Volume Penjualan Eceran Beras, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Volume Penjualan Eceran Beras, 2014 ABSTRAKSI Survei Penjualan Eceran Beras (SVPEB) dilakukan untuk memonitor terjadinya perubahan komposisi peredaran beras di pasar yang diselenggarakan

Lebih terperinci

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA

PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA PEDOMAN 2 SURVEI ANGKATAN KERJA NASIONAL (SAKERNAS) 2002 PEDOMAN PENGAWAS/PEMERIKSA BPS BADAN PUSAT STATISTIK, JAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Data ketenagakerjaan yang dihasilkan BPS dikumpulkan melalui

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2017 pala Badan Pusat Statistik. Suhariyanto

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2017 pala Badan Pusat Statistik. Suhariyanto KATA PENGANTAR Buku Pedoman Pengawas ini disusun dalam rangka kegiatan Pendataan Usaha Mikro Kecil dan Usaha Menengah Besar Sensus Ekonomi 2016 ( Pendataan UMK dan UMB SE2016). Buku ini memuat pedoman

Lebih terperinci

Boks 2. Pembentukan Harga dan Rantai Distribusi Beras di Kota Palangka Raya

Boks 2. Pembentukan Harga dan Rantai Distribusi Beras di Kota Palangka Raya Boks Pola Pembentukan Harga dan Rantai Distribusi Beras di Kota Palangka Raya Pendahuluan Salah satu komoditas yang memiliki kontribusi besar bagi inflasi Kota Palangka Raya adalah beras. Konsumsi beras

Lebih terperinci

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG

KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG Katalog BPS : 7102004.3322 KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SEMARANG No. Katalog : 7102004.3322 No. Publikasi : 33224.13.04 Ukuran Buku : 5,83 inci x 8,27 inci Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu sektor utama di negara ini. Sektor tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan salah satu sektor utama di negara ini. Sektor tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan salah satu sektor utama di negara ini. Sektor tersebut memiliki peranan yang cukup penting bila dihubungkan dengan masalah penyerapan

Lebih terperinci

Nilai Tukar Petani Kabupaten Magelang Tahun 2013

Nilai Tukar Petani Kabupaten Magelang Tahun 2013 Judul Buku : Nilai Tukar Petani Kabupaten Magelang Tahun 2013 Nomor Publikasi : Ukuran Buku : Kwarto (21 x 28 cm) Jumlah Halaman : v + 44 hal Naskah : Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang Gambar Kulit

Lebih terperinci

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA 6.1. Lembaga Tataniaga Nenas yang berasal dari Desa Paya Besar dipasarkan ke pasar lokal (Kota Palembang) dan ke pasar luar kota (Pasar Induk Kramat Jati). Tataniaga nenas

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi

Lebih terperinci

INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI KOTA KEBUMEN 2014

INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI KOTA KEBUMEN 2014 Katalog BPS : 7104011.3305 INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI KOTA KEBUMEN 2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KEBUMEN INDEKS HARGA KONSUMEN DAN INFLASI KOTA KEBUMEN 2014 No. Publikasi : 33054.1403 Katalog

Lebih terperinci

KEBERADAAN BULOG DI MASA KRISIS

KEBERADAAN BULOG DI MASA KRISIS KEBERADAAN BULOG DI MASA KRISIS Strategi Operasional Bulog Awal Tahun Awal tahun 2007 dibuka dengan lembaran yang penuh kepedihan. Suasana iklim yang tidak menentu. Bencana demi bencana terjadi di hadapan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI *) DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI *) DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 54 / VII / 1 Oktober 2004 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI *) DAN HARGA PRODUSEN GABAH Pada bulan Juli 2004, petani mampu menjual hasil produksinya 1,00 persen lebih tinggi dibanding harga bulan Juni

Lebih terperinci

ANALISIS TATANIAGA BERAS

ANALISIS TATANIAGA BERAS VI ANALISIS TATANIAGA BERAS Tataniaga beras yang ada di Indonesia melibatkan beberapa lembaga tataniaga yang saling berhubungan. Berdasarkan hasil pengamatan, lembagalembaga tataniaga yang ditemui di lokasi

Lebih terperinci

SURVEI MATRIKS ARUS KOMODITAS TAHUN 2014

SURVEI MATRIKS ARUS KOMODITAS TAHUN 2014 RAHASIA SMAK2014M REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI MATRIKS ARUS KOMODITAS TAHUN 2014 Tujuan Survei Dasar Hukum Kerahasiaan Kewajiban : Mendapat gambaran tentang transaksi ekspor-impor antar

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA KATA PENGANTAR Survei Industri Besar dan Sedang Tahun 2011 merupakan kelanjutan dari survei Industri Besar dan Sedang tahun sebelumnya. Buku Pedoman Pengawas ini dibuat untuk pelaksanaan lapangan di tingkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. juga menunjukkan keseimbangan antara penawaran dan permintaan barang dan jasa.

I. PENDAHULUAN. juga menunjukkan keseimbangan antara penawaran dan permintaan barang dan jasa. I. PENDAHULUAN 1.1. U M U M Secara umum proses pembangunan di bidang ekonomi masih terus berlangsung meskipun belum secepat yang diharapkan. Untuk mengukur keberhasilan pembangunan tersebut perlu diukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris di dunia, dimana sektor pertanian masih menjadi mata pencaharian umum dari masyarakat Indonesia. Baik di sektor hulu seperti

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 8 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PEMBERITAHUAN SINOPSIS SURVEI STATISTIK KHUSUS

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 8 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PEMBERITAHUAN SINOPSIS SURVEI STATISTIK KHUSUS BADAN PUSAT STATISTIK KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 8 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PEMBERITAHUAN SINOPSIS SURVEI STATISTIK KHUSUS KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK, Menimbang : bahwa sebagai

Lebih terperinci

KELIMA : Semua pengeluaran keuangan yang berhubungan dengan pelaksanaan keputusan ini, dibebankan pada anggaran dari masing-masing unit kerja.

KELIMA : Semua pengeluaran keuangan yang berhubungan dengan pelaksanaan keputusan ini, dibebankan pada anggaran dari masing-masing unit kerja. BUPATI BANYUWANGI SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 188/437/KEP/429.011/2015 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PEMANTAU PANEN, HARGA DAN PENYERAPAN GABAH/BERAS DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015 BUPATI BANYUWANGI

Lebih terperinci

STATISTIK HARGA PRODUSEN GABAH

STATISTIK HARGA PRODUSEN GABAH ht tp :// yo gy ak ar ta.b ps.g o.id Katalog BPS : 7103005.34 STATISTIK HARGA PRODUSEN GABAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2014 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA .id ps.g o ta.b ar

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran Tataniaga Saluran tataniaga sayuran bayam di Desa Ciaruten Ilir dari petani hingga konsumen akhir melibatkan beberapa lembaga tataniaga yaitu pedagang pengumpul

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG, PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG, Menimbang : Mengingat : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP

KATA PENGANTAR. Selamat Bekerja. Jakarta, Juni 2004 Kepala Badan Pusat Statistik. DR. Soedarti Surbakti NIP KATA PENGANTAR Survei Rumah Tangga Usaha Budidaya Perikanan 2004 merupakan lanjutan dari kegiatan Sensus Pertanian 2003 untuk sub sektor budidaya perikanan. Tujuan Survei ini adalah mendapatkan data statistik

Lebih terperinci

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan)

Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan) Katalog Datamikro - Badan Pusat Statistik Indonesia - Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Modul (Gabungan) Laporan ditulis pada: November 29, 2016 Kunjungi data katalog kami di: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SUKOHARJO

NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SUKOHARJO NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017 NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017 DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SUKOHARJO NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2017

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 27/04/51/Th. IX, 1 April 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. MARET 2015, NTP BALI TURUN SEBESAR 0,47 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali bulan Maret 2015 mengalami

Lebih terperinci

SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015

SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 RAHASIA VP2015-S 001. Subround yang lalu: 1. Januari-April 2. Mei-Agustus 3. September-Desember REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015 PENCACAHAN

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen Gabah Sumatera Barat Oktober No.57/11/13/Th. XX, 1 November BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DAERAH DAN CADANGAN PANGAN MASYARAKAT KABUPATEN BULUKUMBA DENGAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negara kita Indonesia, persoalan kelancaran urusan pangan ditangani oleh sebuah lembaga non-departemen yaitu Badan Urusan Logistik (Bulog). Bulog ini bertugas

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Sampel Penelitian ini dilakukan di Desa Namoriam dan Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Penentuan daerah

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PRODUSEN

SURVEI HARGA PRODUSEN RAHASIA HP-JTB REPUBLIK INDONESIA 2016 SURVEI HARGA PRODUSEN SEKTOR JASA TRANSPORTASI BARANG 1. Survei ini digunakan untuk memperoleh data harga produsen jasa transportasi barang, guna menyusun angka Indeks

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG. BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SEMARANG K e p a l a,

KATA PENGANTAR BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA SEMARANG. BADAN PUSAT STATISTIK KOTA SEMARANG K e p a l a, KATA PENGANTAR Perubahan data Indeks Harga Konsumen (IHK) merupakan indikator ekonomi makro yang penting untuk memberikan gambaran tentang pola konsumsi masyarakat serta dapat menunjukkan keseimbangan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 21/4/13/Th. XVII, 1 April 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NTP SUMATERA BARAT MARET 2014 SEBESAR 100,99 ATAU NAIK 0,31% NTP Sumatera

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR Menimbang

Lebih terperinci

KATA SAMBUTAN. Ungaran, Desember 2015 BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG Kepala, Ir. YUSUF ISMAIL, MT Pembina Utama Muda NIP

KATA SAMBUTAN. Ungaran, Desember 2015 BAPPEDA KABUPATEN SEMARANG Kepala, Ir. YUSUF ISMAIL, MT Pembina Utama Muda NIP KATA SAMBUTAN Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan berkah dan rahmat-nya sehingga Buku Indeks Harga Konsumen dan Inflasi Kabupaten Semarang Tahun 2015 ini dapat diselesaikan.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 45/8/13/Th. XVII, 4 Agustus 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NTP SUMATERA BARAT JULI 2014 SEBESAR 100,53 ATAU TURUN 0,32% NTP Sumatera

Lebih terperinci

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2015) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010 Telepon:

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH BADAN PUSAT STATISTIK No. 21/04/Th. X, 2 April 2007 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN UPAH BURUH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI Pada Januari 2007, Nilai Tukar Petani (NTP) tercatat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 53/9/13/Th XVIII, 1 September 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NTP SUMATERA BARAT AGUSTUS 2015 SEBESAR 96,97 ATAU TURUN 0,40% NTP Sumatera

Lebih terperinci

Boks 1 PROFIL PETANI PADI DI MALUKU

Boks 1 PROFIL PETANI PADI DI MALUKU Boks 1 PROFIL PETANI PADI DI MALUKU Daerah sentra beras di Maluku terletak di Buru, Maluku Tengah, dan Seram Bagian Barat. Beras yang dihasilkan merupakan beras dari padi sawah. Selain itu, terdapat juga

Lebih terperinci

Dr. Ali Rosidi Direktur Statistik Keuangan & Harga Badan Pusat Statistik

Dr. Ali Rosidi Direktur Statistik Keuangan & Harga Badan Pusat Statistik NILAI TUKAR PETANI (NTP) SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI Dr. Ali Rosidi Direktur Statistik Keuangan & Harga Badan Pusat Statistik Disajikan Pada: Pertemuan Dan Diskusi Terbatas Mengenai

Lebih terperinci

Tinjauan Spasial Produksi dan Konsumsi Beras

Tinjauan Spasial Produksi dan Konsumsi Beras ARTIKEL Tinjauan Spasial Produksi dan Konsumsi oleh Rumah Tangga Tahun 2007 Oleh: Slamet Sutomo RINGKASAN Ditinjau dari sisi produksi dan konsumsi secara total, produksi beras di Indonesia pada tahun 2007

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perekonomian negara-negara di dunia saat ini terkait satu sama lain melalui perdagangan barang dan jasa, transfer keuangan dan investasi antar negara (Krugman dan Obstfeld,

Lebih terperinci

Katalog BPS : 7103005 STATISTIK HARGA PRODUSEN GABAH DI INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK Statistics-Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010 Telepon: 3841195,

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran Pemasaran Cabai Rawit Merah Saluran pemasaran cabai rawit merah di Desa Cigedug terbagi dua yaitu cabai rawit merah yang dijual ke pasar (petani non mitra) dan cabai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI *) DAN PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI *) DAN PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 59 / VII / 1 Nopember 2004 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI *) DAN PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH Pada bulan Agustus 2004, Nilai Tukar Petani (NTP) adalah 103,99 atau turun 1,66 persen dibanding

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH V-BUMD15 REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH 2013-2014 1. Daftar isian ini digunakan untuk mendapatkan informasi dan data mengenai profil dari Perusahaan BUMD Tahun 2013-2014.

Lebih terperinci

BPS KABUPATEN BELU No. 05/01/5306/Th. IV, 5 Februari 2015 JANUARI 2015, KOTA ATAMBUA INFLASI 2,39 % Dengan menggunakan tahun dasar baru (2012=100), di bulan Desember 2014 Kota Atambua mengalami Inflasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2015 Direktur Statistik Industri, Ir. Emil Azman Sulthani MBA NIP :

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2015 Direktur Statistik Industri, Ir. Emil Azman Sulthani MBA NIP : i ii KATA PENGANTAR Buku pedoman Survei Captive Power 2015 ini disusun dalam rangka memperoleh keseragaman pemahaman dalam pengisian Daftar Captive 2015. Disamping memuat petunjuk teknis yang berkaitan

Lebih terperinci

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2014) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK

PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2014) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK PEDOMAN SURVEI KHUSUS STUDI PENYUSUNAN PERUBAHAN INVENTORI (SKSPPI-2014) BPS - PELOPOR STATISTIK TERPERCAYA UNTUK SEMUA BADAN PUSAT STATISTIK Jl. Dr. Sutomo No. 6-8, Kotak Pos 1003, Jakarta 10010 Telepon:

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR SALINAN PERATURAN REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR 12/IT3/TU/2014 TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR, Menimbang : bahwa dalam

Lebih terperinci

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS)

SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) KATALOG BPS: 1402028 SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA IKAN TAHUN 2014 PEDOMAN PEMERIKSA (ST2013-SBI.PMS) BADAN PUSAT STATISTIK Kata Pengantar Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan

Lebih terperinci

Survei Harga Konsumen, 2015

Survei Harga Konsumen, 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Harga Konsumen, 2015 ABSTRAKSI Survei Harga Konsumen merupakan survei yang dilakukan untuk mengetahui harga transaksi yang terjadi antara penjual (pedagang eceran) dan pembeli

Lebih terperinci

VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK

VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK Analisis pengendalian persediaan dilakukan hanya pada ani Sejahtera Farm karena ani Sejahtera Farm menjadi inti atau fokus analisis dalam rantai pasok beras organik.

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) BLOK II: KETERANGAN USAHA

REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) BLOK II: KETERANGAN USAHA SKP13-S REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) (2) 1. Provinsi : 2. Kabupaten/Kota*) : 3. Kecamatan : 4. Desa/Kelurahan*) : 5. Nomor

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGISIAN FORM UNTUK FASILITATOR METODE HIBRIDA Effective Targeting of Anti Poverty Programs II

PEDOMAN PENGISIAN FORM UNTUK FASILITATOR METODE HIBRIDA Effective Targeting of Anti Poverty Programs II PEDOMAN PENGISIAN FORM UNTUK FASILITATOR METODE HIBRIDA Effective Targeting of Anti Poverty Programs II I. PENGANTAR Pedoman ini ditujukan untuk memberikan petunjuk pengisian form pada studi Effective

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI LAMPUNG No. 11/04/18/Th. II, 1 April 2014 PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN A. RATA-RATA HARGA GABAH (GKP) DI PETANI TURUN 2,37 PERSEN Selama Maret 2014, Survei

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I. PENDAHULUAN A. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman pangan yang sampai saat ini dianggap sebagai komoditi terpenting dan strategis bagi perekonomian adalah padi, karena selain merupakan tanaman pokok bagi sebagian

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Usaha Koperasi Simpan Pinjam Tahun

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN UPAH BURUH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN UPAH BURUH No. 56 / IX / 1 Nopember 2006 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN UPAH BURUH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI *) Pada bulan Agustus 2006, Nilai Tukar Petani (NTP) tercatat 102,60

Lebih terperinci

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti: PROPOSAL PENELITIAN TA. 2015 POTENSI, KENDALA DAN PELUANG PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN BUKAN SAWAH Tim Peneliti: Bambang Irawan PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI

SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI R A H A S I A SKP13-P BLOK I. KETERANGAN TEMPAT REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 DAFTAR RUMAHTANGGA/USAHA KONSTRUKSI BLOK II. RINGKASAN 1. Provinsi :.. Jumlah Bidang U r a i a

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 09/2/13/Th XIX, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NTP SUMATERA BARAT JANUARI 2016 SEBESAR 97,50 ATAU TURUN 0,26 PERSEN NTP

Lebih terperinci

Grafik 1. Perkembangan Inflasi Secara Bulanan di Pekanbaru dan Nasional. Nasional (data mulai tahun 2005)

Grafik 1. Perkembangan Inflasi Secara Bulanan di Pekanbaru dan Nasional. Nasional (data mulai tahun 2005) Boks 2 PERKEMBANGAN INFLASI DI PROVINSI RIAU 1 Perkembangan inflasi di kota Pekanbaru menunjukkan kecenderungan lebih tinggi dibandingkan dengan nasional. Hal ini antara lain disebabkan karena kelompok

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. A. Kontribusi Pangan Terhadap Laju Inflasi Di Indonesia

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. A. Kontribusi Pangan Terhadap Laju Inflasi Di Indonesia 47 IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Kontribusi Pangan Terhadap Laju Inflasi Di Indonesia Inflasi volatile food merupakan inflasi yang berasal dari sekelompok komoditas bahan pangan. Inflasi volatile food

Lebih terperinci

I. PENJELASAN UMUM. bahan evaluasi terhadap pembangunan yang dilakukan. Dengan adanya

I. PENJELASAN UMUM. bahan evaluasi terhadap pembangunan yang dilakukan. Dengan adanya I. PENJELASAN UMUM Perencanaan yang akurat sangat diperlukan Pemerintah Daerah untuk bahan evaluasi terhadap pembangunan yang dilakukan. Dengan adanya pergeseran perencanaan pembangunan ke Pemerintah Daerah,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1980 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1980 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1980 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa partisipasi petani dalam Intensifikasi Khusus (INSUS) perlu ditingkatkan. b. bahwa peningkatan

Lebih terperinci

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR : 15 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR : 15 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR : 15 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK 56 TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA Agus Trias Budi, Pujiharto, dan Watemin Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl. Raya Dukuhwaluh

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini secara garis besar merupakan kegiatan penelitian yang hendak membuat gambaran

Lebih terperinci

PEMODELAN STOK GABAH/BERAS DI KABUPATEN SUBANG MOHAMAD CHAFID

PEMODELAN STOK GABAH/BERAS DI KABUPATEN SUBANG MOHAMAD CHAFID PEMODELAN STOK GABAH/BERAS DI KABUPATEN SUBANG MOHAMAD CHAFID SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : PEMODELAN STOK GABAH/BERAS

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 16/3/13/Th XIX, 1 Maret 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NTP SUMATERA BARAT FEBRUARI 2016 SEBESAR 98,57 ATAU NAIK 1,09 PERSEN NTP Sumatera

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI DESEMBER 2014 INFLASI 2,52 PERSEN

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI DESEMBER 2014 INFLASI 2,52 PERSEN BADAN PUSAT STATISTIK KOTA KEDIRI No. 01/01/3571/Th.XVI, 2 Januari 2015 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI DESEMBER 2014 INFLASI 2,52 PERSEN Pada bulan Desember 2014 Kota Kediri mengalami

Lebih terperinci

LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2009 TANGGAL 11 SEPTEMBER 2009

LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2009 TANGGAL 11 SEPTEMBER 2009 LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2009 TANGGAL 11 SEPTEMBER 2009 TEKNIK PENSKORAN DAN PEMERINGKATAN HASIL AKREDITASI TK/RA I. PENSKORAN AKREDITASI A. Instrumen Akreditasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 26/5/32/Th XVII, 4 Mei 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2015 SEBESAR 102,78 (2012=100) Nilai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 09/2/13/Th. XVII, 3 Februari 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NTP SUMATERA BARAT JANUARI 2014 SEBESAR 101,15 ATAU NAIK 0,98% NTP Sumatera

Lebih terperinci

Katalog : 3201023 Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Katalog : 3201023 Pola Pengeluaran dan Konsumsi Penduduk Indonesia 2014 POLA PENGELUARAN DAN KONSUMSI PENDUDUK

Lebih terperinci

TINJAUAN HARGA PRODUSEN GABAH KALIMANTAN TENGAH 2013

TINJAUAN HARGA PRODUSEN GABAH KALIMANTAN TENGAH 2013 TINJAUAN HARGA PRODUSEN GABAH KALIMANTAN TENGAH 2013 TINJAUAN HARGA PRODUSEN GABAH KALIMANTAN TENGAH 2013 ISSN : Nomor Publikasi : Ukuran Buku Jumlah Halaman : 15 x 21 cm : vi + 22 halaman Naskah, Gambar

Lebih terperinci

Survei Harga Konsumen, 1997

Survei Harga Konsumen, 1997 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Harga Konsumen, 1997 ABSTRAKSI Statistik Harga Konsumen (HK) adalah salah satu data statistik ekonomi makro yg sangat bermanfaat dan diperlukan sbg bahan dari berbagai analisis

Lebih terperinci

KAJIAN KEMUNGKINAN KEMBALI KE KEBIJAKAN HARGA DASAR GABAH, KENAIKAN HARGA GABAH DAN TARIF TAHUN 2007

KAJIAN KEMUNGKINAN KEMBALI KE KEBIJAKAN HARGA DASAR GABAH, KENAIKAN HARGA GABAH DAN TARIF TAHUN 2007 KAJIAN KEMUNGKINAN KEMBALI KE KEBIJAKAN HARGA DASAR GABAH, KENAIKAN HARGA GABAH DAN TARIF TAHUN 2007 Ringkasan Kemungkinan kembali Ke Kebijakan Harga Dasar Gabah (HGD) 1. Kebijakan Kebijakan Harga Pembelian

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014

NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2014 Katalog : 332804.15.01 NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN TEGAL TAHUN KERJASAMA BAPPEDA KABUPATEN TEGAL DAN BPS KABUPATEN TEGAL NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN TEGAL TAHUN Nomor Publikasi : 332804.15.01 Ukuran

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 58/10/13/Th XIX, 3 Oktober 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NTP SUMATERA BARAT SEPTEMBER 2016 SEBESAR 97,81 ATAU NAIK 0,70 PERSEN NTP

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN BPS PROVINSI LAMPUNG No. 11/11/18/Th. III, 2 November 2015 PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN A. RATA-RATA HARGA GABAH (GKP) DI PETANI NAIK 3,53 PERSEN Selama Oktober 2015,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI

1. PENDAHULUAN 2. METODOLOGI 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2005 BPS mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk melaksanakan Pendataan Sosial Ekonomi Penduduk 2005 (PSE 05), implementasi sebenarnya adalah pendataan

Lebih terperinci

Periodisasi Musim Tanam Padi Sebagai Landasan Manajemen Produksi Beras Nasional

Periodisasi Musim Tanam Padi Sebagai Landasan Manajemen Produksi Beras Nasional Periodisasi Musim Tanam Padi Sebagai Landasan Manajemen Produksi Beras Nasional Oleh : Sumarno Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Dalam usaha agaribisnis, pengaturan ketersediaan produk

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 18 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN CADANGAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Negara Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 21 /PBI/2000 TENTANG LAPORAN BULANAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 21 /PBI/2000 TENTANG LAPORAN BULANAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 21 /PBI/2000 TENTANG LAPORAN BULANAN BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyusunan laporan dan informasi dalam penetapan kebijakan

Lebih terperinci

SURVEI MATRIKS ARUS KOMODITAS TAHUN 2013

SURVEI MATRIKS ARUS KOMODITAS TAHUN 2013 RAHASIA SMAK2013D REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI MATRIKS ARUS KOMODITAS TAHUN 2013 Tujuan Survei Dasar Hukum Kerahasiaan Kewajiban : Mendapat gambaran tentang transaksi ekspor-impor antar

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PERBERASAN DAN STABILISASI HARGA

KEBIJAKAN PERBERASAN DAN STABILISASI HARGA KEBIJAKAN PERBERASAN DAN STABILISASI HARGA Direktur Utama Perum BULOG Disampaikan pada Seminar & Pameran Pangan Nasional Pasok Dunia FEED THE WORLD Tema : Menuju Swasembada yang Kompetitif dan Berkelanjutan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 48/09/13/Th XX, 4 September 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NTP SUMATERA BARAT AGUSTUS 2017 SEBESAR 96,24 ATAU NAIK SEBESAR 0,44 PERSEN

Lebih terperinci

Page : 1

Page : 1 LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-37/PJ/2009 TENTANG : PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-27/PJ/2009 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 62/09/51/Th. IX, 1 September 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. AGUSTUS 2015, NTP BALI TURUN 0,34 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali bulan Agustus 2015 tercatat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 34/6/13/Th XIX, 1 Juni 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NTP SUMATERA BARAT MEI 2016 SEBESAR 98,55 ATAU TURUN 0,21 PERSEN NTP Sumatera

Lebih terperinci