PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA DAN PERKERASAN LENTUR DI RUAS JALAN LUBUK SELASIH SURIAN KABUPATEN SOLOK (STA 23 + 800 STA 26 + 600) Dicky Satriawan, Taufik, Eva Rita Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipl Dan Perencanaan Universitas Bung Hatta Padang Email : Dickysatriawan.ds@gmail.com, taufikfih88@rocketmail.com, carlovana113@ymail.com Abstrak Kabupaten solok berada pada ketinggian 329 meter 1.458 meter di atas permukaan laut yang wilayahnya bervariasi antara daratan, lembah dan perbukitan. Dengan luas daerah 3.875 km 2 dan panjang jalan 1.941,96 km. Didaerah Lubuk Selasih surian sedang mengalami proses pertumbuhan ekonomi yang sangat baik, maka perlu dilakukan perbaikan dan peningkatan mutu serta pelayanan sarana jalan sebagai moda trasportasi darat yang aman dan nyaman. Berdasarkan data yang ada, penulis melakukan perhitungan perencanaan jalan di Lubuk Selasih Surian Kabupaten Solok. Tinjauan geometrik berupa perencanaan terhadap alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal dengan menggunakan metoda Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota (TPGJAK). Perencanaan tebal perkerasan lentur menggunakan Metoda Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2013. Pada alinyemen horizontal terdapat 30 tikungan, 8 tikungan Full Circle, 10 tikungan Spiral Circle Spiral dan 12 tikungan Spiral Spiral. Pada lengkung vertikal terdapat 40 bentuk lengkung, 20 lengkung cembung dan 20 lengkung cekung. Perencanaan tebal perkerasan dibagi atas 5 segmen, pada segmen 1 memiliki lapisan terbesar AC WC 40 mm, AC BC 135 mm, CTB 150 mm, LPA kelas A 150 mm, peningkatan tanah dasar 300 mm. Setelah jalan ini selesai, diharapkan dapat memperlancar lalu lintas serta meningkatkan perekonomian masyarakat di Lubuk Selasih Surian Kabupaten Solok. 1
THE MAIN ROAD GEOMETRY PLAN AND FLEXIBLE AT SPACE BETWEEN LUBUK SELASIH SURIAN SOLOK REGENCY (STA 23 + 800 STA 26 + 600) Dicky Satriawan, Taufik, Eva Rita Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipl Dan Perencanaan Universitas Bung Hatta Padang Email : Dickysatriawan.ds@gmail.com, taufikfih88@rocketmail.com, carlovana113@ymail.com Abstrak The solok discrit is height 329 1.458 meter above the sea surface which territory varies between land, valley, and hills. With largearea 3.875 km 2 and long way 1.941.96 km.in lubuk selasih surian region is the best economy growth process, and it has to be upgrading of the quality and the service road as type of transportation that comfortable vehicles. Based of the data, the writer do the road planning calculation at lubuk selasih surian solok regency. Geometric abservation like the plan to horizontal alinyemen and vertical alinyemen by using Bina Marga methood in system geometric plan inter city road (TPGJAK). And The plan of the flexible thick use flexible road Manual Desaign method02/m/bm/2013. At the horizontal alinyemen there are 30 alinyemen, 8 alinyemen Full Circle, 10 alinyemen Spiral Circle Spiral and 12 alinyemen Spiral Spiral. At the vertical corve ther 40 curve shaped, 20 dome shaped curve and 20 concave corve. Planning of thickness pavement divided up 5 segmen, at the segment has the largest layer AC WC 40 mm, AC BC 135 mm, CTB 150 mm, LPA class A 150 mm, increase in basic soil 300 mm.after the road finished, so that can smooth trattic and increase the society economy in lubuk selasih surian solok regency. Keywords : Horizontal Alinyemen, vertical alinyemen, Thickness of Pavement Road 2
1. PENDAHULUAN Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 34 tahun 2006 ) Kabupaten Solok berada pada ketinggian 329 meter 1.458 meter di atas permukaan laut yang wilayahnya berfariasi antara daratan,lembah dan berbukit bukit, serta letak geografis Kabupaten solok berada antara 00 32 14 dan 01 46 45 Lintang Selatan dan 100 25 00 dan 101 41 41 Bujur Timur. (https://i.m.wikipedia.org/wiki/kabup aten_solok) Didaerah Lubuk Selasih surian sedang mengalami proses pertumbuhan ekonomi yang sangat baik, maka dilakukan perbaikan dan peningkatan mutu dan pelayanan sarana jalan seb agai moda trasportai darat yang aman dan nyaman. Pada dasarnya suatu jalan dalam perencanaannya harus memiliki pedoman dari Bina Marga atau TPGJKA, supaya dalam perencanaan menghasilkan aspek aman nyaman dan efisien. Perencanaan geometrik jalan adalah perencanaan rute dari suatu ruas jalan secara lengkap, meliputi beberapa elemen yang disesuaikan dengan kelengkapan dan data dasar yang ada atau tersedia dari hasil survei lapangan dan telah dianalisis, serta mengacu pada ketentuan yang berlaku (Shirley,2000). Perencanaan geometrik jalan yang mencakup alinyemen Horizontal dapat membuat tikungan suatu ruas jalan menjadi aman untuk dilewati dalam batas kecepatan rencana. Sedangkan perencanaan alinyemen vertikal akan memberikan kenyamanan saat kita melewati suatu tanjakan ataupun tururnan. Perhitungan geometrik harus memikirkan keamanan dan kenyamanan pengendara di jalan raya. METODOLOGI 1. Studi literatur dan pengumpulan data a. Studi literatur Dalam melakukan perencanaan geometrik dan perkerasan jalan langkah pertama yang kita lakukan yaitu melakukan pengumpulan data baik data primer maupun data sekunder yang nantinya akan digunakan sebagai data awal perencanaan. Kemudian kita gunakan data tersebut untuk menghitung parameter-parameter yang akan kita hitung berdasarkan literatur dan peraturan yang ada. Dalam melakukan perencanaan perkerasaan jalan raya terdapat beberapa 3
metode yang dapat digunakan, diantaranya: 1. Metode AASHTO (American Association Of Site Higway Transportation Official) dari Amerika Serikat 2. Metode Bina Marga 2013 dari Indonesia 3. Metode NAASRA dari Australia 4. Metode ROAD NOTE dari Inggris 5. Metode ASPHALT INSTITUTE dari Amerika Serikat Dimana penulis akan membahas tentang perencanaan geometrik dengan mengacu kepada peraturan yang dikeluerkan oleh Bina Marga dalam Tata Cara Perencanaan Gepmetrik Jalan Antar Kota 1997 (TPGJAK). Sedangkan perencanaan tebal perkerasan, akan digunakan Metode Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor 02/M/BM/2013. b. Pengumpulan data Data merupakan masukan yang sangat penting untuk mengindetifikasi dan merumuskan persoalan yang dihadapi secara sistematis, sehingga pemecahan masalah lebih mudah dilakukan. Data yang dibutuhan dalam penulisan perhitungan ini antara lain : a. Data Topografi Berfungsi untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai peta topografi wilayah lubuk selasih - surian serta topografi lokasi daerah perencanaan jalan. b. Data lengkung alinemen Dengan data ini dapat dilakukan perhitungan perencanaan alinemen horizontal dan alinemen vertikal jalan. c. Data Lalulintas Dengan data lalulintas rencana dapat dihitung angka pertumbuhan lalulintas di ruas jalan yang ditinjau. Angka pertumbuhan akan digunakan pada perhitungan Perencanaan Perkerasan lentur untuk memprediksi jumlah lalulintas selama umur rencana pelayanan. d. Data Kekuatan Tanah (CBR) Data CBR ini digunakan untuk perencanaan perkerasan jalan. c. Flow Chart Proses Perencanaan Geometrik Jalan 4
d. Flow Chart Proses Perencanaan Tebal Perkerasan lentur Lc Δ 360 x (2πR) 16,395 360 53,011 m x (2 *3,14*350) Ltotal Lc 53,011 m Syarat: Ltot < 2Tc 53,011 m < 2 x 26,570 m 53,011 m < 53,140 m ok d3 > Tc3 < d4 78,611m > 53,011 m < 104,753 m ok Menentukan superelevasi rencana Diketahui: R rencana 350 m V rencana 50 km/jam HASIL DAN PEMBAHASAN e maksimum 8 % 1. Perhitungan alinyemen horizontal Perhitungan tikungan FC Dari gambar diperoleh data-data sebagai berikut : d 3 78,611 m d4 104,753 m Δ 1 16,395º Vr 50 km/jam Dari tabel 2.11 didapat bahwa dengan Vr 50 km/jam maka: R minimal 350 m ; R rencana 350 m Dicoba dengan tikungan Full Circle (FC) Tc R * tan ½ Δ 350 * tan ½ 16,395º 26,570 m Ec Tc * tan ¼ Δ 26,570 * tan ¼ 16,395º f max -0,00065 * VR + 0,192 (untuk VR < 80 km/jam) -0,00065 * 50 + 0,192 0,1595 D max 181913,53 ( e max + f max ) V 2 D d 181913,53 ( 0,08+ 0,159 ) 17,427 1432,39 R 1432,39 350 e d e max D d 2 D max 2 0,08 4,0922 17,427 2 + 0,033 3,3 % 50 2 4,092 + 2 e max D d D max 2 0,08 4,092 17,427 1,007 m 5
Dari perhitungan diperoleh superelevasi tikungan Full Circle (FC) sebesar 3,3 % Penggambaran Diagram Superelevasi F-C diketahui : B (lebar lajur) 3,8 m e rencana 3,3 % L total 53,011 m R rencana 350 m Panjang lengkung peralihan ( Ls ) guna menggambarkan pencapaian kemiringan dari lereng normal ke kemiringan penuh pada tikungan Full Circle (F-C). Ls ( e + e n ) x B x 1/m ( 0,031 + 0,02 ) x 7 x 100 35,7 m Perhitungan tikungan S C S Dari gambar diperoleh data-data sebagai berikut: d 2 85,00 m d 3 78,611 m Δ 2 48,568º Vr 50 km/jam Dari tabel 2.10 didapat bahwa dengan Vr 50 km/jam maka: R minimum 350 m R rencana 350 m Dicoba dengan tikungan Full Circle (FC) Tc R * tan ½ Δ 350 * tan ½ 48,568º 157,913 m Ec Tc * tan ¼ Δ Lc 157,913 * tan ¼ 48,568º 33,975 m Δ 360 x (2πR) 48,568 360 296,534 m Ltotal Lc 296,534 m Ltot < 2Tc d 2 > Tc2 < d 3 tidak ok Syarat: x (2 *3,14*350) 296,534 m < 2 x 157,913 m 296,534 m < 315,826 m.. ok 85,00 < 157,913 < 78,611 Maka tikungan 1 tidak dapat menggunakan tikungan jenis Full Circle Dicoba dengan tikungan Spiral-Circle- Spiral (S-C-S) Vr 50 km/jam Fmax -0,00065 * (Vr) + 0,192 Rmin -0,00065 * (50) + 0,192 Vr ² 127 (emax +fmax ) 50 ² 127 (0,08+0,160) 82,192 m 0,160 m Untuk tikungan 2 direncanakan Rc 90 m ; Rmin 82,192 m Ls θs Vr 3,6 x T 50 3,6 x 2 27,778 m 90 x Ls π x Rc 90 x 27,7 3,14 x 90 8,846 6
Δc Lc m... OK Δ 2θs 48,568º 2 (8,846) 30,875º Δc 360 x (2πRc) 30,875 360 Xs Ls - Ys k p Ts + 13,871 Es Ltot x (2 x 3,14 x 90) 48,474 m 8,474 m > 25 Ls 3 40XR 2 27,778 27,7783 40X(90) 2 27,712 m LS2 6XR 27,7782 6X90 1,429 m Xs Rc * sin θs 27,712 90 * sin (8,846) 13,871 m Ys Rc * (1 cosθs) 1,429 90 * (1 cos 8,846) 0,358 m (R+ p) * tan Δ/2 + k (90 + 0,358) * tan 48,568º/2 54,639 m R+p cos Δ/2 - R 90+0,358 cos (48,568/2) 90 9,129 m Lc + 2 * Ls 48,474 + 2 * 27,778 104,03 m Syarat : Ltot < 2Ts 104,030 m < 2 x 54,639 m 104,030 m < 109,278 m ok d2 > Ts < d3 85,00 m > 54,639 m < 104,753 m... ok Menentukan superelevasi rencana tikungan S C S Diketahui : R rencana 90 m V rencana 50 km/jam e maksimum 8% f max -0,00065 * VR + 0,192 (untuk VR < 80 km/jam) -0,00065 * 50 + 0,192 0,160 D max 181913,53 ( e max + f max ) V 2 181913,53 ( 0,08+ 0,160 ) 50 2 D d e d 2 e max D d 17,427 1432,39 R 1432,39 90 15,916 e max D d 2 D max 2 + D max 7
2 0,08 15,916 17,427 0,079 7,9 % 0,08 15,916 2 17,427 2 + Dari perhitungan diperoleh superelevasi rencana (ed) untuk tikungan 2 Spiral- Circle-Spiral (S-C-S) sebesar 7,9 % Penggambaran Diagram Superelevasi Tc S-C-S Dari data diketahui : L total 104,030 m e rencana 7,9 % Ls Lc R rencana 27,778 m 48,474 m Perhitungan tikungan S S 90 m Dari gambar diperoleh data-data sebagai berikut: d 15 114,29 m d 16 46,967 m Δ 15 27,916 º Vr 50 km/jam Dari tabel 2.10 didapat bahwa dengan Vr 50 km/jam maka: R minimum 350 m R rencana 350 m Dicoba dengan tikungan Full Circle (FC) R * tan ½ Δ 350 * tan ½ 27,916º 86,992 m Ec Tc * tan ¼ Δ Lc Ltotal Lc Ltot < 2Tc Syarat: 86,992 * tan ¼ 27,916º 10,649 m Δ 360 x (2πR) 27,916 360 170,442 m 170,442 m x (2 *3,14*350) 170,442 m < 2 x 86,992 m 170,442 m < 173,984 m ok d 15 > Tc < d 16 114,29 >86,992 > 46,967 tidak ok Maka tikungan 9 tidak dapat menggunakan tikungan jenis Full Circle Dicoba dengan tikungan Spiral-Circle- Spiral (S-C-S) Vr 40 km/jam Fmax -0,00065 * (Vr) + 0,192 Rmin -0,00065 * (50) + 0,192 0,160 m Vr ² 127 (emax +fmax ) 50 ² 127 (0,08+0,160) 82,020 m Untuk tikungan 9 direncanakan Rc 100 m ; Rmin 51,23 m Ls θs Vr 3,6 x T 50 3,6 x 2 27,77 m 90 x Ls π x Rc 90 x 27,77 3,14 x 100 7,959 8
Δc Δ 2θs 0.900m 27,916º 2 (7,959) 11,998º Ts (R+ p) * tan Δ/2 + k (90+0,900) * tan 27,916º/2 + 21,859 Lc Δc 360 x (2πRc) 11,998 360 x (2 x 3,14 x 100) 20,929 m --- 20,929 m > 25 m... Tidak OK Maka tikungan 9 tidak dapat menggunakan tikungan jenis Spiral-Circle- Spiral (S-C-S), di karenakan hasil dari Lc kecil dari 25 m. Dicoba dengan tikungan Spiral-Spiral (S-S) Es 44,452 m R+p cos Δ/2 - R 00+0,900 cos (27,916/2) 90 3,665m Ltot 2 * Ls Syarat : 2 * 43,827 87,654 m Ltot < 2Ts 87,654 m < 2 x 44,452 m Өs 1 2 PI 1 2 27,916 13,958 87,654 m < 88,904 m ok d 15 > Ts < d 16 114,29 m > 44,452 m < 46,967 m... ok Ls θ π Rc 90 13,958 3,14 90 90 43,827 m Xs Ls - Ys k p Ls 3 40XR 2 43,827 14,6093 40X(90) 2 43,568 m LS2 6XR 43,8272 6X90 3,557m Xs Rc * sin θs 43,568 90 * sin (13,958) 21,859m Ys Rc * (1 cosθs) 3,557 90 * (1 cos 13,958) Menentukan superelevasi rencana tikungan S S Diketahui : R rencana 30 V rencana e maksimum 8% 50 km/jam f max -0,00065 * VR + 0,192 (untuk VR < 80 km/jam) -0,00065 * 50 + 0,192 0,160 D max 181913,53 ( e max + f max ) V 2 D d 181913,53 ( 0,08+ 0,160 ) 17,463 1432,39 R 50 2 9
1432,39 30 47,746 g 1 Elv PVI 4 Elv PVI 3 Sta PVI 4 Sta PVI 3 e d e max D d 2 D max 2 0,08 47,746 2 17,463 2 + 0,079 + 2 e max D d D max 2 0,08 47,746 17,463 1575,360 1572,187 (24+020) (23+950) 3,173 70 4,533 % (Kelandaian Naik) 7,9 % Dari perhitungan diperoleh superelevasi rencana (ed) untuk tikungan Spira l- Spiral g 2 Elv PVI 5 Elv PVI 4 Sta PVI 5 Sta PVI 4 1576,940 1575,360 (24+117) (24+020) (S-S) sebesar 7,9 % Penggambaran Diagram Superelevasi S-S Dari data diketahui : L total 87,654m e rencana 7,9% Ls 43,827 m R rencana 90 m 2. Perhitungan Alinyemen Vertikal. Perencanaan Lengkung 4 (Cembung) A 1,58 97 1,629 % (Kelandaian Naik) g 2 g 1 1,629 4,533-2,90 % Dengan : A 2,90 % Vr ; Jh min 55 m Jh Vr 3,6 T + (Vr /3,6)² 2g.fp 50 km/jam 50 (50/3,6)² 2,5 + 3,6 2(9,8).0,146 62,842 m diambil Jh 55 m Maka dapat kita tentukan panjang Gambar 1 lengkung Vertikal Cembung Dari gambar rencana diperoleh : Sta PVI 3 23 + 950 Elevasi PVI 3 1572,187 m Sta PVI 4 24 + 020 Elevasi PVI 4 1575,360 m Sta PVI 5 24 + 117 Elevasi PVI 5 1576,940 m lengkungan (L) berdasarkan rumusan jarak pandang henti (Jh) sebagai berikut : Panjang Lengkung berdasarkan Jarak Pandang Henti (Jh) : Untuk Jh < L L L 2 AxJh 399 2,90x55 399 2 10
L L Kontrol : 8772,5 399 22,016 m Syarat Jh < L 55 m > 22,016 m... Tidak Memenuhi Untuk Jh > L L 2 Jh - L 2 x 55 - L Kontrol Syarat Jh > L 399 A - 27,397 m 399 2,90 55 m > -27,397 m. Memenuhi Dari perhitungan diatas didapat L 55 m Panjang Lengkung Berdasarkan Jarang Pandang Mendahului (Jd) : Untuk Jd< L L L L Kontrol: AxJd 840 Syarat Jd < L 2 2,90x250 840 2 216,071 m 250 m > 216,071 m Tidak Memenuhi Untuk Jd> L L 2 x Jd - L 2 x 250 - L Kontrol: 840 A 210,743 m 840 2,90 Syarat Jd > L 250 m > 210,743m Memenuhi Jadi panjang lengkung L adalah : 1. Berdasarkan Jarak Pandang Henti 55 m 2. Berdasarkan Jarak Pandang Mendahului 250 m Dengan pertimbangan ekonomis, maka diambil panjang L 100 m AxL Ev 800 2,90x100 800-0,363 m g1 Lv PLV PVI ( ) 100 2 4,533 100 1575,360 ( ) 100 2 1573,09 PPV PVI EV 1575,360 ( 0,363) 1574,997 g2 Lv PTV PVI ( ) 100 2 1,629 100 1575,360 ( ) 100 2 1576,174 Perencanaan Lengkung 1 (Cekung) PVI A Gambar 2 lengkung Vertikal Cekung 11
g 1 Dari gambar rencana diperoleh : Sta PVI A 23 + 800 Elevasi PVI A 1568,865 m Sta PVI 1 23 + 850 Elevasi PVI 1 1569,432 m Sta PVI 2 23 +900 Elevasi PVI 2 1570,645 m g 2 A Elv PVI 1 Elv PVI A Sta PVI 1 Sta PVI A 1569,432 1568,865 (23+850) (23+800) 1,134 % (Kelandaian Naik) Elv PVI 2 Elv PVI 1 Sta PVI 2 Sta PVI 1 1570,645 1569,432 (23+900) (23+850) 2,426 % (Kelandaian Naik) g 2 g 1 2,426 1,134 1,29 % Dengan : A 1,29 % Vr ; Jh min 55 m Jh Vr 3,6 T + (Vr /3,6)² 2g.fp 50 km/jam 50 (50/3,6)² 2,5 + 3,6 2(9,8).0,146 62,842 m diambil Jh 55 m Maka dapat kita tentukan panjang lengkungan (L) berdasarkan rumusan jarak pandang henti (Jh) sebagai berikut : Panjang Lengkung berdasarkan Jarak Pandang Henti (Jh) : Untuk Jh < L 2 AxJh L 120 3,5xJh 2 1,29x55 L 120 3,5x55 L Kontrol : 12,507 m Syarat Jh < L 55 m > 12,507 m... Tidak Memenuhi Untuk Jh > L L 2 Jh - 120 3,5Jh A 120 3,5x55 L 2 x 55-1,29 L Kontrol : Syarat Jh > L - 131,873 m 55 m > -131,873 m. Memenuhi L 75 m Dari perhitungan diatas didapat AxL Ev 800 1,29x75 800 0,121 m g1 Lv PLV PVI ( ) 100 2 1,134 75 1569,432 ( ) 100 2 1569,01 PPV PVI EV 1569,432 0, 121 1569,553 12
PTV g2 Lv PVI ( ) 100 2 2,426 75 1569,432 ( ) 100 2 1570,342 3. Perhitungan Perencanaan Tebal Perkerasan Type jalan : 1 jalur 2 arah Masa kontruksi (n1) : 1 tahun Umur rencana (n) : 20 tahun Angka pertumbuhan lalu lintas (i) : 3,5 Kelas jalan : Kelas III ( jalan kolektor ) Data lalu lintas : - Bus kecil 102 (kendaraan/hari) - Bus besar 742 (kendaraam/hari) - Truk 2 sumbu sedang 18 (kendaraan/hari) - Truk 2 sumbu berat 7 (kendaraan/hari) - Truk 3 sumbu berat 8 (kendaraan/hari) Data CBR : - CBR Segmen 1 3,11% - CBR Segmen 2 5,82% - CBR Segmen 3 4,41% - CBR Segmen 4 5,66% - CBR Segmen 5 4,81% Menentukan Umur Rencana perkerasan Umur rencana perkerasan baru seperti yang tertulis didalam tabel manual \desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013, maka umur rencana pada perencanaan ini di pakai 20 tahun Tabel 1 Umur Rencana Sumber : buku manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013 Menentukan nilai VDF 4 Untuk nilai VDF 4 mengacu pada tabel manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013 sebagai berikut: Tabel 2 Klasifikasi Kendaraan dan Nilai VDR Standar 13
Menentukan nilai R dengan menggunakan rumus ( ( 1+0,01 i )UR 1 0,01 i ) Sumber : buku manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013 Nilai ESA 4 dengan menggunakan rumus (jumlah kendaraan X VDF 4 ) ESA 4 bus kecil 102 x 0,3 30,6 ESA 4 bus besar 742 x 1,0 742 ESA 4 truk 2 sumbu sedang 18 x 1,6 28,8 ESA 4 truk 2 sumbu berat 7 x 7,3 51,1 ESA 4 truk 2 sumbu berat 8 x 28,1 224,8 Menentukan nilai rata rata petumbuhan lalu lintas (i) Pada nilai rata rata pertumbuhan lalu lintas dilihat pada tabel manual desain perkerasan jalan nomor 02 /M/BM/2013 di mana diambil pada tahun 2011 2020, pada jenis jalan kolektor adalah 3,5 Tabel 3 Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas Sumber buku manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013 R ( 1+0,01 3,5)20 1 0,01 3,5 28,28 Menentukan nilai CESA 4 dengan menggunakan rumus ( ESA 4 x R x 365 ) CESA 4 bus kecil 30,6 x 28,28 x 365 315859,32 CESA 4 bus besar 742 x 28,28 x 365 7659072,40 CESA 4 truk 2 sumbu sedang 28,8 x 28,28 x 365 297279,36 CESA 4 truk 2 sumbu berat 51,1 x 28,28 x 365 527464,42 CESA 4 truk 2 sumbu berat 224,8 x 28,28 x 365 2320430,56 Jumlah CESA 4 11120106,06 Menentukan nilai Traffic Multiplier (TM) Untuk menentukan nilai TM diambila pada acuan manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013 yang menyatakan bahwa untuk kondisi pembebanan yang berlebihan di Indonesia adalah berkisar antara 1,8 2,0. Maka nilai TM yang digunakan adalah 1,85 Menentukan nilai CESA 5 engan menggunakan rumus : (CESA 4 x TM ) CESA 5 bus kecil 315859,32 x 1,85 584339,74 CESA 5 bus besar 7659072,40 x 1,85 14169283,94 CESA 5 truk 2 sumbu sedang 297279,36 x 1,85 549966,82 CESA 5 truk 2 sumbu berat 14
527464,42 x 1,85 975809,18 CESA 5 truk 2 sumbu berat 2320430,56 x 1,85 4292796,54 Jumlah CESA 5 20572196,21 Menentukan dan menyesuaikan jenis perkerasan Untuk menyesuaikan jenis perkerasan jalan, mengacu pada manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013, pada tabel 3.1, dengan jumlah nilai CESA 4 11,120 juta Tabel 4 Pemilihan Jenis Perkerasan Tabel 5 Solusi Desain Pondasi Jalan Minimum Sumber : buku manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013 2. CBR SEGMEN 2 5,83% dibulatkan 6% Tabel 6 Solusi Desain Pondasi Jalan Minimum Sumber buku manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013 menentukan nilai solusi desain pondasi jalan minimum untuk menentukan nilai solusi desain pondasi jalan minimum menggunakan nilai segmen CBR dan nilai CESA 5 serta menghubungkannya dengan bagan Desain 2 pada manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013. 1. CBR SEGMEN 1 3,11% dibulatkan 3% Sumber : buku manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013 3. CBR SEGMEN 3 4,41% dibulatkan 4% Tabel 7 Solusi Desain Pondasi Jalan Minimum 15
Sumber : buku manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013 4. CBR SEGMEN 4 5,66% dibulatkan 6% Tabel 8 Solusi Desain Pondasi Jalan Minimum Sumber : buku manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013 Menentukan tebal perkerasan Untuk menentukan tebal perkerasan menggunakan nilai CESA 5 serta menghubungkannya dengan bagan Desain 3 pada manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013 Tabel 10 Desain Perkerasan Lentur. Sumber : buku manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013 5. CBR SEGMEN 5 4,81% dibulatkan 5% Tabel 9 Solusi Desain Pondasi Jalan Minimum Sumber : buku manual desain perkerasan jalan nomor 02/M/BM/2013 Menentukan nilai Tripikal Stuktural perkerasan 16
Untuk menentukan nilai Tripikala stuktural perkerasan di dapat pada bagan Desain 3 pada manual desain perkerasan jalan sebagai berikut: AC WC : 40 mm AC BC 5 : 135 mm CTB : 150 mm LPA kelas A 2 : 150 mm Resume Tripikal Struktural perkerasan - SEGMEN 1 - SEGMEN 2 AC WC (40 mm) AC BC (135 mm) CTB (150 mm) LPA Kelas A (150 mm) Peningkatan Tanah Dasar (300 mm) - SEGMEN 3 - SEGMEN 4 AC WC (40 mm) AC BC (135 mm) CTB (150 mm) LPA Kelas A (150 mm) Peningkatan Tanah Dasar (200 mm) - SEGMEN 5 AC WC (40 mm) AC BC (135 mm) CTB (150 mm) LPA Kelas A (150 mm) Peningkatan Tanah Dasar (100 mm) AC WC (40 mm) AC BC (135 mm) CTB (150 mm) LPA Kelas A (150 mm) AC WC (40 mm) AC BC (135 mm) CTB (150 mm) LPA Kelas A (150 mm) 5. Kesimpulan dan Saran 3.2.1.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan geometrik jalan Lubuk Selasih Surian Pada STA 28 + 800 Sampai STA 26 + 600 dengan mengacu pada peraturan Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota 1997 (TPJKA) dan perhitungan Perkerasan Lentur mengacu pada Peraturan Bina Marga Manual Desain Perkerasan Jalan No 02/M/BM/2013 dapat diambil kesimpulan Sebagai berikut: 1. Hasil perencanaan Geometrik Jalan Lubuk Selasih Surian STA 23 + 800 26 +600, pada perhitungan Alinyemen horizontal terdapat 30 jenis tikungan, dimana jenis tikungan FC terdapat 13 tikungan, jenis tikungan S C S terdapat 8 tikungan, dan jenis S S terdapat 9 tikungan. 2. Hasil perencanaan Geometrik Jalan Lubuk Selasih Surian STA 23 + 800 26 +600, pada perhitungan Alinyemen Vertikal tedapat 40 jenis tikungan, dimana tikungan cembung 20 tikungan, dan tikunga Cekung 20 tikungan. 3. Hasi perencanaan perkerasan Lentur pada jalan Lubuk Selasih Surian 17
STA 23 +800 sampai STA 26+600 dengan mengacu pada peraturan Bina Marga Manual Desain Perencanaan Jalan No 02/M/BM/2013, di bagi atas 5 segmen. b. Saran Dalam penunisan tukas akhir yang berjudul perencanaan geometrik jalan raya dan perkerasan lentur di ruas jalan lubuk selasih surian kabupaten solok (sta 23 + 800 sta 26 + 600) penulis akan memberi saran, dalam melakukan perencanaan geometrik dan perkerasan jalan sedapat mungkin harus selalu berpedoman pada spesifikasi teknis dan peraturan yang sesuai dengan standar yang sudah ada dan sebaiknya memprhatikan kondisi daerang dimana yang akan kita rencanakan. L.Hendarsin, Shirley,2000, Perencanaan Teknik Jalan Raya, Bandung: Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Padang Peraturan Pemerintah Republik Indobesia no 34 Tahun 2006 Tentang Jalan Ir. Hamirhan Saodang M.Sce, 2004,Kontruksi Jalan Raya Buku 1 Geometrik Jalan, Bandung : Nova DAFTAR PUSTAKA Sukirma, Silvia, 1990, Dasar dasar Perencanaan Geometrik Jalan, Bandung: Nova Direktorat Jendral Bina Marga Jalan, 1997, Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota no.038/tbm/1997, Jakarta Direktorat Jenderal Bina Marga,Manual Desain Perkerasan Jalan no 02/M/BM/2013 18