REFLEKSIVITAS PADA RUANG ORLICZ DENGAN KEKONVERGENAN RATA-RATA

dokumen-dokumen yang mirip
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

ITERASI TIGA LANGKAH PADA PEMETAAN ASIMTOTIK NON- EKSPANSIF

KEKONVERGENAN LEMAH PADA RUANG HILBERT

BAB III FUNGSI TERUKUR LEBESGUE. Setelah dibahas mengenai ukuran Lebesgue dan beberapa sifatnya pada

BAB III INTEGRAL LEBESGUE. Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa ruang dibangun oleh

RUANG LIPSCHITZ. Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. *Surel: : (, ) Ϝ

BAB I PENDAHULUAN. Integral Lebesgue merupakan suatu perluasan dari integral Riemann.

BAB I PENDAHULUAN. Misalkan diberikan suatu ruang vektor atas lapangan R atau C. Jika

OPERATOR PADA RUANG BARISAN TERBATAS

BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep mendasar meliputi ruang vektor,

BAB V KEKONVERGENAN BARISAN PADA DAN KETERKAITAN DENGAN. Pada subbab 4.1 telah dibahas beberapa sifat dasar yang berlaku pada koleksi

II. LANDASAN TEORI ( ) =

SIFAT P-KONVEKS PADA RUANG FUNGSI MUSIELAK-ORLICZ TYPE BOCHNER. Yulia Romadiastri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB V DUALITAS RUANG ORLICZ

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

BAB III TRANSFORMASI MATRIKS DERET DIRICHLET HOLOMORFIK. A. Transformasi Matriks Mengawetkan Kekonvergenan

TINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh

Ruang Norm-n Berdimensi Hingga

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

Analisis Fungsional. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

SILABUS MATAKULIAH TEORI INTEGRAL (MAA 525)

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3, No. 2, KONSEP FUNGSI SEMIKONTINU. Malahayati 1

PENGEMBANGAN RUANG FUNGSI KLASIK Oleh: Encum Sumiaty FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

PENGANTAR ANALISIS FUNGSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

II. LANDASAN TEORI. 2. P bersifat aditif tak hingga, yaitu jika dengan. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

PENDAHULUAN LANDASAN TEORI

SUATU KAJIAN TITIK TETAP PEMETAAN k-pseudononspreading SEJATI DI RUANG HILBERT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 ; untuk k = n 0 ; untuk k n. e [n]

ISSN: X 35 SEMI HASIL KALI DALAM ATAS DAN BAWAH

INTEGRAL RIEMANN-LEBESGUE

BAB III FUNGSI UJI DAN DISTRIBUSI

BAB 4 KEKONSISTENAN PENDUGA DARI FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN WAKTU TUNGGU DARI PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

MODUL DAN KEUJUDAN BASIS PADA MODUL BEBAS

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

FOURIER Oktober 2014, Vol. 3 No. 2, KONSEP DASAR RUANG METRIK CONE. Yogyakarta

Kekontraktifan Pemetaan pada Ruang Metrik Kerucut

Lampiran A. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

KEKONVERGENAN MSE PENDUGA KERNEL SERAGAM FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT

BAB III FUNGSI YOUNG DAN KOMPLEMEN YOUNG

-LIMIT- -KONTINUITAS- -BARISAN- Agustina Pradjaningsih, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNEJ

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

Lampiran 1. Beberapa Definisi dan Lema Teknis

Misal, dan diberikan sebarang, terdapat sehingga untuk setiap

BAB 3 KONDISI SPECTRUM. Pada bab ini akan diperlihatkan hasil utama dari penelitian ini. Hasil utama yang

Konvergensi Barisan dan Teorema Titik Tetap

TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG BERNORMA CONE BERNILAI-

Teorema Titik Tetap di Ruang Norm-2 Standar

BEBERAPA TEOREMA TITIK TETAP UNTUK PEMETAAN NONSELF. Kata kunci : pemetaan nonexpansive, pemetaan condensing, pemetaan kompak.

KEKONVERGENAN BARISAN DI RUANG HILBERT PADA PEMETAAN TIPE-NONSPREADING DAN NONEXPANSIVE

Karakteristik Operator Positif Pada Ruang Hilbert

Keterbatasan Lokal Suatu Operator Superposisi Pada Ruang Barisan Real. Lina Nurhayati, Universitas Sanggabuana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

II LANDASAN TEORI. 2.1 Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang. 2.2 Peubah Acak dan Fungsi Sebaran

II. TINJAUAN PUSATAKA

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS)

Sifat Barisan Subhimpunan Tutup di Ruang Metrik yang Completion-nya adalah Ruang Atsuji

TITIK TETAP NADLR FUNGSI MULTI NILAI KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK ( ) Rinurwati Jurusan Matematika FMIPA-ITS Jl. Arif Rahman Hakim Surabaya 60111

Sifat-sifat Ruang Banach

TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

Integral Baire-1 Stieltjes, Henstock-Stieltjes dan Riemann-Stieltjes. The Stieltjes Integrals of Baire-1, Henstock and Riemann

Kelengkapan Ruang l pada Ruang Norm-n

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

FPM PADA KELUARGA EKSPONENSIAL BENTUK KONONIK

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

DASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN: DUA TIPE PEMETAAN KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK CONE

yang Dibangun oleh Ukuran Bernilai Proyeksi

BAB I PENDAHULUAN. umum ruang metrik dan memperluas pengertian klasik dari ruang Euclidean R n, sehingga

LIMIT DAN KEKONTINUAN

SIFAT-SIFAT HIMPUNAN PROXIMINAL

EKSISTENSI TITIK TETAP DARI SUATU TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

HUKUM ITERASI LOGARITMA. TUGAS AKHIR untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar sarjana sains SORTA PURNAWANTI NIM.

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

SYARAT FRITZ JOHN PADA MASALAH OPTIMASI BERKENDALA KETAKSAMAAN. Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2. Abstrak

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

Himpunan. Definisi. Himpunan (set) adalah kumpulan objek-objek yang berbeda. Objek di dalam himpunan disebut elemen, unsur, atau anggota.

BAB 2 PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR

PENDUGAAN FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT MENGGUNAKAN METODE TIPE KERNEL

Ketunggalan titik Tetap Pemetaan Kondisi Tipe Kontraktif pada Ruang Banach

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

Beberapa Sifat Operator Self Adjoint dalam Ruang Hilbert

PEMETAAN KONTRAKTIF LEMAH MULTIVALUED DI RUANG METRIK PARSIAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan,

KONVERGENSI DAN KELENGKAPAN PADA RUANG QUASI METRIK

BAB I PENDAHULUAN ( )

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

0. Pendahuluan. 0.1 Notasi dan istilah, bilangan kompleks

BAB II KAJIAN TEORI. memahami sifat-sifat dari barisan fungsi. Pada bab ini akan diuraikan materimateri

Transkripsi:

REFLEKSIVITAS PADA RUANG ORLICZ DENGAN KEKONVERGENAN RATA-RATA Mila Apriliani Utari, Encum Sumiaty, Sumanang Muchtar Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia *Coresponding author: mila.utari@ymail.com ABSTRAK: Ruang Orlicz ( ) merupakan perluasan dari ruang terintegral Lebesgue, 1 yang diperkenalkan oleh Z.W. Rirnbaun dan W. Orlicz pada sekitar tahun 1931. Terdapat beberapa sifat dari, 1 yang berlaku pada ruang Orlicz dengan syarat fungsi Young yang berlaku pada ruang Orlicz memenuhi kondisi. Pada tulisan ini dibahas mengenai refleksivitas pada ruang Orlicz dengan memanfaatkan kondisi pada yang mengimplikasikan kekonvergenan rata-rata dan kepadatan pada. Kata kunci: Ruang Orlicz, Refleksivitas, Konvergen Rata-Rata, Kondisi ABSTRACT: Introduced by Z. W. Rimbaun and W. Orlicz around 1931, Orlicz spaces ( ) is an extension of Lebesgue spaces, 1. There are some properties of, 1 which applicable on Orlicz spaces with condition that Young function in Orlicz spaces satisfies Δ -condition. In this paper, we study the reflectivity of Orlicz spaces using Δ -condition on which implies mean convergence and density on. Keyword: Orlicz Spaces, Reflectivity, Mean Convergence, -condition. PENDAHULUAN Misalkan adalah sebuah fungsi yang terdefinisi pada bilangan real. Fungsi disebut fungsi Young jika merupakan fungsi genap, konveks, (0) = 0 dan lim ( ) =. Fungsi Young dan ruang, 1 menjadi dasar terbentuknya ruang Orlicz. Ruang Orlicz didefinisikan sebagai himpunan semua fungsi terukur yang memenuhi ( ) < untuk suatu > 0, yang dinotasikan dengan. Fungsi dikatakan memenuhi kondisi jika terdapat > 0 sedemikian sehingga (2 ) < ( ) untuk semua > 0. Kondisi merupakan suatu prasyarat yang menghubungkan antara ruang, 1 dengan ruang Orlicz, terdapat beberapa sifat pada ruang Orlicz yang serupa dengan sifat pada ruang, 1 jika memenuhi kondisi. 27 E u r e k a M a t i k a, V o l. 2, N o. 1, 2 0 1 4

Pada tulisan ini akan dibahas sifat-sifat apa saja yang berlaku pada ruang Orlicz jika memenuhi kondisi, diantaranya mengenai kekonvergenan, kepadatan, dan refleksivitas pada ruang Orlicz. KONSEP DASAR RUANG ORLICZ Ruang Orlicz merupakan perumuman dari fungsi terintegral Lebesgue, 1 dengan mengganti fungsi mutlak dengan fungsi yang lebih umum yaitu fungsi Young. Definisi 2.1 : Fungsi Young [1] Suatu fungsi R [0, ) dikatakan fungsi Young jika memenuhi kondisi berikut: a) adalah fungsi genap b) (0) = 0 c) adalah fungsi konveks pada R d) ( ) =. Contoh: ( ) =, 1 merupakan fungsi Young. Setelah kita mempunyai fungsi Young, kita definisikan fungsi komplemen Young. Definisi 2.2 : Fungsi Komplemen Young [1] Jika, R [0, ) merupakan fungsi Young dengan ( ) = { ( )}, R maka merupakan fungsi komplemen Young dari. R Selanjutnya didefinisikan kondisi-δ yang akan banyak digunakan dalam pembahasan tulisan ini. Definisi 2.3 : Kondisi [2] Fungsi Young R [0, ) dikatakan memenuhi kondisi jika terdapat dua konstanta 0 dan > 0 sedemikian sehingga ( ) < dan (2 ) ( ) untuk semua. Teorema 2.4 [2] Misalkan memenuhi kondisi dan. Jika terdapat sebuah N sedemikian sehingga 28 E u r e k a M a t i k a, V o l. 2, N o. 1, 2 0 1 4

( ; ) 1 dimana merupakan konstanta yang memenuhi kondisi untuk, maka dengan = 2 2 jika (Ω) = 2 + ( ) (Ω) jika (Ω) <. Selanjutnya didefinisikan sebuah norm yang menggunakan fungsi Young yaitu Norm Luxemburg dan didefinisikan pula konvergen rata-rata pada ruang Orlicz. Definisi 2.5 : Norm Luxemburg [3] Jika adalah fungsi Young dan : Ω R sembarang fungsi terukur maka = > 0 ; ( ) 1, [0, ). Definisi 2.6 : Konvergen Rata-Rata [2] Barisan ( ) di dikatakan konvergen rata-rata ke di jika ( ; ) = ( ( ) ( ) ) = 0. Teorema 2.7 Jika 1 maka (, ) untuk setiap. Diberikan definisi ruang Orlicz dan norm Orlicz sebagai berikut. Definisi 2.8 : Ruang Orlicz [3] Misalkan adalah fungsi Young. Ruang Orlicz (Ω) adalah himpunan semua fungsi terukur pada himpunan tak kosong Ω sedemikian sehingga terdapat > 0 sehingga ( ) <, dan dinotasikan dengan (Ω) = Ω R ; > 0 ( ) < Definisi 2.9 : Norm Orlicz [3] Misalkan dan adalah fungsi-fungsi Young yang saling komplemen. 29 E u r e k a M a t i k a, V o l. 2, N o. 1, 2 0 1 4

, = ( ) ( ) ;, 1, adalah norm pada yang ekivalen dengan untuk semua. Misalkan (Ω) adalah himpunan semua fungsi terukur terbatas yang terdefinisi pada Ω. Ruang (Ω) didefinisikan sebagai penutup (Ω) dengan norm Orlicz. PEMBAHASAN Beberapa sifat yang akan dibahas pada tulisan ini yaitu kekonvergenan, kepadatan, dan refleksivitas pada ruang Orlicz. Kekonvergenan pada Ruang Orlicz Pertama-tama dibahas hubungan antara kekonvergenan rata-rata dan kekonvergenan di. Teorema 3.1.1 [2] Kekonvergenan di mengakibatkan kekonvergenan rata-rata. Diambil sebarang barisan ( ) yang konvergen ke di, artinya untuk setiap > 0 terdapat N sedemikian sehingga untuk berlaku <. Karena ( ) konvergen ke u untuk setiap > 0 maka berlaku pula untuk = 1. Berdasarkan Teorema 2.7 pilih =. Sehingga diperoleh ( ; ) < Dengan kata lain lim ( ; ) = 0. Hal ini berarti barisan ( ) konvergen rata-rata ke. Teorema 3.1.2 [2] Misalkan memenuhi kondisi. Barisan ( ) konvergen ke di (Ω) jika dan hanya jika ( ) konvergen rata-rata ke. Bukti ke arah kanan sudah jelas. Selanjutnya akan dibutikan ke arah kiri. Diambil sebarang barisan ( ) yang konvergen rata-rata ke, maka ( ; ) = 0. Diberikan > 0 sebarang, pilih N sedemikian sehingga >, dengan 30 E u r e k a M a t i k a, V o l. 2, N o. 1, 2 0 1 4

= 2 jika (Ω) = 2 + ( ) (Ω) jika (Ω) <. Selanjutnya pilih = ( ) sehingga ( ; ) < untuk. Berdasarkan Teorema 2.7 maka untuk = diperoleh < < untuk Artinya barisan ( ) konvergen ke di. Kepadatan pada Ruang Orlicz Pada subbab ini akan ditunjukkan bahwa = jika memenuhi kondisi Δ. Teorema 3.2.1 [2] Jika (Ω) < maka setiap fungsi terukur terbatas berada di. Definisi 3.2.2 (Ω) padat di dengan kekonvergenan rata-rata jika untuk setiap terdapat barisan ( ) (Ω) sedemikian sehingga ( ; ) = 0. Teorema 3.2.3 [2] Jika (Ω) <, maka himpunan semua fungsi terukur terbatas di Ω adalah subset padat di dengan kekonvergenan rata-rata. Teorema 3.2.4 [2] Jika memenuhi kondisi maka =. Berdasarkan Teorema 3.2.3 diperoleh bahwa (Ω) adalah subset padat di dengan kekonvergenan rata-rata, dan berdasarkan Teorema 3.1.2 diperoleh jika memenuhi kondisi maka (Ω) adalah subset padat di dengan kekonvergenan di. Akibatnya =. Fungsional Linear Kontinu Pada subbab ini akan dibahas dualitas dari. Teorema 3.3.1 adalah ruang dual dari. Teorema 3.3.2 Jika memenuhi kondisi maka ruang dual dari adalah, dan Jika memenuhi kondisi maka ruang dual dari adalah. 31 E u r e k a M a t i k a, V o l. 2, N o. 1, 2 0 1 4

Berdasarkan Teorema 3.3.1 diketahui bahwa adalah ruang dual dari dan berdasarkan Teorema 3.2.4 jika memenuhi kondisi maka =. Refleksivitas pada Ruang Orlicz Definisi 3.4.1 [2] Misalkan adalah ruang Banach dan adalah ruang dual dari, maka ruang dual dari adalah = ( ). : yang didefinisikan oleh ( )( ) = ( ) dengan dan disebut pemetaan kanonik dari ke yang memenuhi ( ) = ( ) dengan. Ruang Banach dikatakan refleksif jika ( ) =. Teorema 3.4.2 [2] Misalkan dan adalah fungsi Young yang saling komplemen, maka ruang Orlicz refleksif jika dan hanya jika dan memenuhi kondisi. Berdasarkan Teorema 3.3.4 terdapat tepat satu sedemikian sehingga ( ) = ( ) ( ) untuk setiap, dengan [ ], [ ],, dan ( ) = ( ). Digunakan kembali Teorema 3.3.4 sehingga terdapat tepat satu h sedemikian sehingga ( ) = h ( ) ( ) untuk setiap. Oleh karena itu ( ) = ( ) = ( )h( ) = (h). 32 E u r e k a M a t i k a, V o l. 2, N o. 1, 2 0 1 4

Sampai disini telah dibuktikan bahwa untuk sebarang [ ] terdapat sebuah h sedemikian sehingga untuk setiap [ ] mengakibatkan ( ) = (h) dengan kata lain (h) = dengan adalah pemetaan kanonik. Dengan demikian ( ) = [ ]. DAFTAR PUSTAKA Rao, M. M., & Ren, Z. D. (1991). Theory of Orlicz Spaces. New York: Marcell Dekker Inc. Kufner, A., John, O., & Fucik, S. (1977). Function Spaces. Czechoslovakia: Noordhoff International Publishing. Leonard, C. (2007). Orlicz Spaces. 1-10. 33 E u r e k a M a t i k a, V o l. 2, N o. 1, 2 0 1 4