KATA PENGANTAR. Ambon, 8 Januari 2018 Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon. Tinggal Hermawan, S.Pi, M.Si

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Ambon, 5 Juli 2017 Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon. Tinggal Hermawan, S.Pi, M.Si

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Laporan Kinerja LP2IL Serang 2016

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR

L A K I P D J P B T r i w u l a n I I I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2017 LOKA PEMERIKSAAN PENYAKIT IKAN DAN LINGKUNGAN SERANG

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I II TAHUN 2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n 1 D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I TAHUN 2015 KATA PENGANTAR

Ikhtisar Eksekutif. 1 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Rencana Strategis. Tahun

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

L A K I P D J P B T r i w u l a n I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

LAPORAN KINERJA TA Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I II TAHUN 2015 KATA PENGANTAR

2.1 Rencana Strategis

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Direktur Produksi, Ir. Coco Kokarkin Soetrisno,M.Sc

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I. PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2017

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/VIII/2016

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016

I. PENDAHULUAN LAPORAN KINERJA TRIWULAN IV BPBAP TAKALAR TAHUN Latar Belakang

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj)

Laporan Kinerja (LKj) Triwulan II TAHUN 2015 KATA PENGANTAR. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

L a k i p D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a, K K P

BBPPBL Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Budidaya Laut Institute for Mariculture Research And Development

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TIM PENYUSUN PENANGGUNG JAWAB : Prof. Dr. Ir. Brata Pantjara, M.P. KONTRIBUTOR :

DAFTAR PENYUSUN. Penasehat : Penanggung Jawab : Ketua Tim Penyusun : Tim Penyusun : Penerbit : Kepala PusatPenelitian dan Pengembangan

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA

LAPORAN KINERJA SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2016

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Laporan Kinerja Tahun 2015

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas Rahmat Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERIKANAN AERTEMBAGA BITUNG

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

PORTOFOLIO DIREKTORAT KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

2017, No Negara dan Reformasi Birokrasi dalam surat Nomor 116/M.KT.01/2017, tanggal 7 Maret 2017; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II SUPM NEGERI PARIAMAN TAHUN 2017

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III BPPP AMBON

Jakarta, Juli Penanggungjawab. Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Kabid Perencanaan dan Evaluasi. Kabag TU.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pengolahan Hasil. Dr. Ir. Santoso, M.Phil

14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN)

TIM PENYUSUN. Petrus Rani Pong Masak, S.Pi, M.Si. Aditia Farman, A.Md. Norma Tri Utami, A.Md

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

kegiatan Direktorat Gizi Masyarakat. Berbagai hambatan dan kendala yang diidentifikasi, telah

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2016 Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan. Ir. Nilanto Perbowo, M.

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

LAPORAN AKUNTABILITAS

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.09/MEN/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BUDIDAYA AIR TAWAR

MAMAN HERMAWAN. Sekretaris Badan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1. PENDAHULUAN. 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar.

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

1. Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan : Jabatan Eselon II sebanyak 1 orang, Jabatan

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.10/MEN/2006 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BUDIDAYA LAUT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

reformasi birokrasi yang harus diwujudkan dan dilaksanakan oleh seluruh instansi pemerintahan. Salah satu wujud atas pelaksanaan tugas dan

BAB I. PENDAHULUAN. Rencana Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat PenangananPelanggaran Tahun 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT PELAYANAN USAHA PENANGKAPAN IKAN TAHUN 2013

LAKIP BBPSEKP Tahun 2013

PENILAIAN RISIKO. C Internal Preventif Preventif dan Kontingensi. Internal

TIM PENYUSUN. Penanggungjawab Penyusun

TIM PENYUSUN : Dr. Imron, S.Pi, M.Si KONTRIBUTOR : Noor Bimo Adhiyudanto, S.Si. Warsono, S.A.P. Nunuk Listiyowati, S.Pi. Sunarso, S.

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj) PUSAT PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI

Powered by TCPDF (

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN.

Kata Pengantar. Sorong, Januari 2017 NIP LAPORAN KINERJA POLITEKNIK KP SORONG 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

Rencana Strategis Pusat Data dan Informasi Tahun

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya serta kerjasama dari semua pihak yang terkait lingkup Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon, sehingga Laporan Kinerja (LKj) Triwulan IV tahun 2017 Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon ini dapat disusun dan diselesaikan tepat pada waktunya. Laporan Kinerja (LKj) Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon Tahun 2017 yang tertuang dalam pelaksanaan program dan kegiatan dalam upaya pencapaian visi dan misi Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon. Laporan kinerja Triwulan IV ini mencakup uraian pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon melalui serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2017 oleh setiap seksi dan divisi yang ada di Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon. Laporan Kinerja ini diharapkan mampu memberikan informasi secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon sehingga dapat memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada periode berikutnya. Laporan kinerja Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon dapat dijadikan sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja sehingga dapat menjadi pemicu peningkatan kinerja organisasi dengan melakukan langkah-langkah perbaikan melalui pelayanan yang lebih profesional dan transparan yang berguna bagi masyarakat. Ambon, 8 Januari 2018 Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon Tinggal Hermawan, S.Pi, M.Si i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... i ii iii iv vi IKHTISAR EKSEKUTIF... 1 I. PENDAHULUAN... 6 1.1. Latar Belakang... 6 1.2. Maksud dan Tujuan... 7 1.3. Tugas dan Fungsi... 7 1.4. Permasalahan Utama... 10 1.5. Sistematika Penyajian Laporan... 11 II. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA... 12 2.1 Visi Misi Pembangunan KKP... 12 2.2 Visi Misi Pembangunan Perikanan Budidaya... 13 2.3 Visi Misi Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon... 13 2.4 Tujuan BPBL Ambon... 14 2.5 Sasaran Strategis BPBL Ambon... 14 2.6 Pengukuran Kinerja... 18 III. AKUNTABILITAS KINERJA DAN KEUANGAN... 20 3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama... 20 3.2. Evaluasi dan Analisis Kinerja... 23 1. Sasaran Strategis 1, Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan... 23 2. Sasaran Strategis 2, Terwujudnya Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Budidaya yang Partisipatif, Bertanggungjawab dan Berkelanjutan... 27 3. Sasaran Strategis 3, Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan yang Adil, Berdaya Saing dan Bekelanjutan 35 4. Sasaran Strategis 4, Terselenggaranya Pengendalian dan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang Profesional dan Partisipatif. 41 5. Sasaran Strategis 5, Terwujudnya Aparatur Sipil Negara BPBL Ambon yang Kompeten Profesional, dan Berkepribadian... 42 6. Sasaran strategis 6, Tersedianya Manajemen Pengetahuan BPBL Ambon yang Handal dan Mudah Diakses... 43 7. Sasaran Strategis 7, Terwujudnya Birokrasi BPBL yang Efektif, Efisien dan Berorientasi Pada Layanan Prima... 46 8. Sasaran Strategis 8, Terkelolanya Anggaran Pembangunan Secara Efisien dan Akuntabel... 49 IV. PENUTUP... 51 V. LAMPIRAN... 52 ii

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Struktur Organisasi BPBL Ambon thn 2017... 8 Gambar 2. Produksi benih ikan konsumsi BPBL Ambon... 28 Gambar 3. Produksi benih ikan hias BPBL Ambon... 29 Gambar 4. Kegiatan div produksi BPBL Ambon... 29 Gambar 5. Produksi induk ikan konsumsi... 31 Gambar 6. Kegiatan induk ikan hias... 31 Gambar 7. Kegiatan monitoring kawasan di wilayah kerja... 33 Gambar 8. Kegiatan monitoring HPI Maluku Tenggara... 35 Gambar 9. Kegiatan serah terima bantuan benih BPBL Ambon... 38 Gambar 10. Kegiatan restocking BPBL Ambon... 41 Gambar 11. Media Informasi Publik twitter BPBL Ambon... 44 Gambar 12. Media Informasi Publik website BPBL Ambon... 44 Gambar 13. Media Informasi Publik facebook BPBL Ambon... 45 iii

DAFTAR TABEL Tabel 1. Sasaran strategis BPBL Ambon... 14 Tabel 2. Stakeholder Perspective BPBL Ambon Tahun 2017... 20 Tabel 3. Customer Perspective BPBL Ambon Tahun 2017... 20 Tabel 4. Internal Process Perspective BPBL Ambon Tahun 2017... 21 Tabel 5. Learning and Growth Perspective BPBL Ambon Tahun 2017... 22 Tabel 6. NTPi, Pertumbuhan PDB Perikanan dan Pendapatan Tahun 2017... 23 Tabel 7. Capaian IKU Rata-rata pendapatan Pembudidaya Ikan 2017... 26 Tabel 8. Capaian IKU Jumlah Benih dengan Mutu Terjamin Tahun 2017... 27 Tabel 9. Capaian IKU Jumlah Produksi Induk dengan Mutu Terjamin Tahun 2017 31 Tabel 10. Capaian IKU Persentase Peningkatan PNBP Tahun 2017... 32 Tabel 11. Capaian IKU Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dilakukan Survaillance atau dimonitoring Tahun 2017... 34 Tabel 12. Capaian IKU Jumlah Kawasan Budidaya yang mendapat penanganan Mutu lingkungan (kab/kota) Tahun 2017... 35 Tabel 13. Capaian IKU Jumlah Unit Pembenihan yg siap disertifikasi CPIB Tahun 2016... 36 Tabel 14. Capaian IKU Jumlah Pembudidaya yg siap disertifikasi CBIB Tahun 2016... 37 Tabel 15. Capaian IKU Jumlah Bantuan Benih Ikan Triwulan IV 2017... 38 Tabel 16. Capaian IKU Jumlah Laboratorium Penyakit Ikan, Kualitas Air, Pakan Dan Residu yang Memenuhi Standar Teknis Tahun 2017... 39 Tabel 17. Capaian IKU Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan Budidaya Tahun 2017... 40 Tabel 18. Capaian IKU Jumlah lokasi restocking Ikan Triwulan IV 2017... 41 Tabel 19. Capaian IKU Jumlah Pelayanan Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan triwulan IV Tahun 2017... 42 Tabel 20. Capaian IKU Indeks Kompetensi dan Integritas Tahun 2017... 43 Tabel 21. Sistem Informasi Publik di BPBL Ambon... 43 Tabel 22. Capaian IKU Persentase Unit Kerja yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang terstandar Tahun 2017... 45 Tabel 23. Capaian IKU Nilai Kerja Reformasi Birokrasi Tahun 2017... 46 Tabel 24. Capaian IKU Tingkat maturitas SPIP Tahun 2017... 47 iv

Tabel 25. Sifat dasar dan karakteristik tingkatan SPIP... 47 Tabel 26. Capaian IKU Persentase tindak lanjut direktif pimpinan Tahun 2017... 48 Tabel 27. Capaian IKU Nilai AKIP lingkup DJPB Tahun 2017... 48 Tabel 28. Realisasi anggaran BPBL Ambon triwulan IV Tahun 2017... 49 Tabel 29. Capaian IKU Nilai kinerja anggaran BPBL Ambon Tahun 2017... 50 Tabel 30. Capaian IKU Persentase Kepatuhan terhadap SAP Tahun 2017... 50 v

DAFTAR GRAFIK Grafik 1. Jumlah produksi benih BPBL Ambon thn 2017... 2 Grafik 2. Jumlah produksi induk unggul BPBL Ambon... 2 Grafik 3. Jumlah target PNBP BPBL Ambon... 3 Grafik 4. Jumlah bantuan benih dan restocking BPBL Ambon... 4 Grafik 5. Jumlah pelayanan sampel keskanling BPBL Ambon... 4 Grafik 6. Jumlah realisasi serapan anggaran BPBL Ambon... 5 Grafik 7. Jumlah pegawai berdasarkan jabatan BPBL Ambon... 10 vi

RINGKASAN EKSEKUTIF Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon (BPBL Ambon) sebagai Unit Pelaksana Teknis dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dalam menjalankan tugas dan fungsinya melaksanakan penerapan teknik perbenihan dan pembudidayaan dengan tetap memperhatikan kelestarian sumber daya induk/benih ikan dan lingkungan perairan disekitarnya. Lingkup wilayah kerja BPBL Ambon meliputi wilayah Maluku, Sulawesi dan Papua. Cakupan wilayah kerja yang cukup luas yakni mencakup indonesia bagian timur, secara langsung berdampak pada besarnya tanggung jawab yang diemban dengan tugas pokok dalam hal budidaya laut dimana BPBL Ambon dituntut mampu memecahkan berbagai permasalahan dan tantangan di bidang budidaya laut guna memenuhi kebutuhan masyarakat serta memajukan kegiatan budidaya laut di wilayah kerja melalui peningkatan kinerja dan kebijakan program yang telah ditentukan. Laporan Kinerja Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon Triwulan IV tahun 2017 ini merupakan bagian dari informasi pengukuran kinerja dalam melaksanakan Rencana Strategis BPBL Ambon Tahun 2015-2019. Laporan Kinerja adalah dokumen evaluasi untuk mendapatkan umpan balik peningkatan kinerja terhadap pelaksanaan berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh BPBL Ambon dengan berorientasi kepada hasil yang ingin dicapai melalui Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Strategis. Pada tahun 2017, BPBL Ambon menetapkan 8 sasaran strategis dan 23 indikator kinerja. Masing-masing sasaran strategis dan indikator kinerja tersebut didukung oleh kegiatankegiatan yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi balai. Proses pencapaian Indikator kinerja pada Triwulan IV berjalan dengan cukup baik, dimana beberapa IKU utama telah dicapai dan dilaksanakan sesuai target yang telah ditetapkan. Secara umum pencapaian target kinerja utama di Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon sampai Triwulan IV ini, mencakup Data Produksi Benih, Data Produksi Induk Unggul, Realisasi PNBP, Jumlah Bantuan Benih, Jumlah Sampel Lab Keskanling dan Data Realisasi serapan anggaran tersaji pada grafik berikut ini : Laporan Kinerja Triwulan IV 1

Jumlah Calon Induk (ekor) Jumlah Benih (Ekor) Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon Jumlah target produksi benih unggul BPBL Ambon tahun 2017 berjumlah 460.000 ekor yang terdiri dari benih ikan konsumsi dan ikan hias, komoditas unggulan budidaya yang dikembangkan antara lain kakap putih, kuwe, kerapu, clownfish dan banggai cardinal. Data jumlah produksi benih sampai triwulan IV tersaji pada grafik 1 berikut ini : Jumlah Produksi Benih (Ekor) 800,000 600,000 400,000 200,000 23,770 48,824 54,528 68,982 85,572 355,168 232,680 276,167 195,100 208,700 618,948 638,948 460,000 - Jumlah (Ekor) Grafik 1. Data Produksi Benih sampai Triwulan IV Jumlah target produksi induk unggul BPBL Ambon tahun 2017 berjumlah 2000 ekor yang terdiri dari calon induk ikan konsumsi dan ikan hias, komoditas unggulan budidaya yang dikembangkan antara lain kakap putih, kuwe, kerapu, clownfish dan banggai cardinal. Data jumlah produksi induk unggul sampai triwulan IV tersaji pada grafik 2 berikut ini : Produksi Induk Unggul (Ekor) 2500 2000 1500 1000 850 850 1925 2035 2035 2000 1750 1575 1400 1400 500 0 0 0 0 Jumlah (Ekor) Grafik 2. Data Produksi Induk Unggul sampai Triwulan IV Laporan Kinerja Triwulan IV 2

Nilai PNBP (Rp) Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon Jumlah target capaian PNBP BPBL Ambon tahun 2017 senilai Rp. 750.350.000,- yang berasal dari penjualan hasil perikanan, pendapatan jasa dan sewa rumah negara. Data realisasi capaian target PNBP sampai triwulan IV tersaji pada grafik 3 berikut ini : Realisasi Target PNBP (Rp) 800,000,000 700,000,000 600,000,000 500,000,000 400,000,000 300,000,000 200,000,000 100,000,000-178,959,716 111,521,804 62,419,426 9,179,102 765,690,710 531,335,968 486,194,226 440,871,484 384,343,342 331,225,200 284,490,458 766,519,304 750,350,000 Grafik 3. Data Realisasi Target PNBP sampai Triwulan IV Program bantuan benih dan restocking merupakan program prioritas Ditjen Perikanan Budidaya yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Program ini adalah IKU baru Ditjen Perikanan Budidaya yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas perikanan budidaya. Target atas bantuan benih Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon tahun 2017 adalah 155.000 ekor benih dan pada Triwulan IV telah tersalurkan 188.300 ekor benih atau 121.48%. Komoditas yang diberikan kepada pembudidaya yaitu ikan konsumsi (kakap putih) dan ikan hias clownfish. Data jumlah bantuan benih dan restocking tersaji pada grafik 4 berikut ini : Laporan Kinerja Triwulan IV 3

jumlah sampel Jumlah benih Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon Jumlah Bantuan Benih dan Restocking (Ekor) 200,000 150,000 100,000 178,300 188,300 168,300 151,300 151,300 157,300 157,300 158,300 155,000 141,300 50,000-18,000 27,000 31,300 Grafik 4. Data Realisasi Bantuan Benih dan Restocking sampai Triwulan IV Capaian realisasi terhadap jumlah sampel yang dilayani pada laboratorium penguji kesehatan ikan dan lingkungan BPBL Ambon mencapai 1379 sampel dari target 990 sampel. Laboratorium Penguji BPBL Ambon telah terakreditasi oleh KAN dan memenuhi standar teknis sebagai laboratorium penguji. Cakupan ruang lingkup pengujian meliputi pengujian parasit, mikrobiologi, virus, kualitas air, histologi, pengujian logam berat dan analisa residu antibiotik. Data jumlah sampel yang di uji tersaji pada grafik 5 berikut ini : 1,400 1,200 1,000 800 600 400 200 - Jumlah Sampel Uji Pelayanan Lab. Keskanling (Sampel) 174 300 384 487 576 704 784 872 999 1,379 1,268 1,159 990 Grafik 5. Data Realisasi Jumlah Sampel Uji Lab sampai Triwulan IV Laporan Kinerja Triwulan IV 4

(%) Serapan Anggaran Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon Jumlah anggaran DIPA BPBL Ambon pada tahun 2017 senilai Rp. 14.891.914.000,- pada bulan agustus 2017 mendapat alokasi tambahan anggaran APBN-P yang tertuang dalam DIPA Nomor 032.04.2.566720/2017 tanggal 15 Agustus 2017 senilai Rp. 11,35 Milyar yang diperuntukan untuk program pengelolaan perbenihan ikan sehingga jumlah anggaran yang dikelola saat ini senilai Rp. 26.241.914.000,- Data Realisasi serapan anggaran tersaji pada grafik 6 berikut ini : 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 - Realisasi Penyerapan Anggaran (%) 2 9 12 16 22 27 31 37 42 45 70 93 100 Grafik 6. Data Realisasi Serapan Anggaran sampai Triwulan IV Laporan Kinerja Triwulan IV 5

1.1. Latar Belakang Penetapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) IV Tahun 2015 2019 melalui Perpres No. 2 Tahun 2015, telah mengamanatkan agar melakukan pembangunan berbagai bidang secara berkelanjutan. Fokus RPJMN 2015 2019, yaitu memantapkan pembangunan keunggulan kompetitif berbasis SDA, SDM Berkualitas, dan Kemampuan IPTEK sehingga diharapkan dapat terwujud : (i) ketahanan ekosistem (resilient ecosystem); (ii) ketahanan dan kedaulatan perikanan; (iii) daya saing ekonomi melalui pengembangan Inovasi dan IPTEK; dan (iv) kesejahteraan masyarakat. Sesuai dengan arahan RPJMN tersebut, selama kurun waktu tahun 2015-2019, fokus kebijakan pembangunan perikanan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya adalah sebagai berikut : (i) Meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya; (ii) Meningkatkan daya saing dan potensi ekonomi sumberdaya perikanan budidaya; dan (iii) Meningkatkan kelestararian dan keberlanjutan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya. Arah kebijakan perikanan budidaya tersebut dengan potensi dan keunggulan karakteristik yang ada, diyakini mampu memberi kontribusi pada 9 (sembilan) agenda pembangunan nasional pemerintah (NAWACITA), diantaranya mewujudkan kemandirian ekonomi (termasuk pembudidaya ikan), serta memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan melalui peningkatan produksi budidaya yang memiliki daya saing dan berkelanjutan. Adapun strategi yang ditempuh untuk mewujudkan arah kebijakan pembangunan perikanan budidaya tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut : (i) Meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya; (ii) Meningkatkan daya saing dan potensi ekonomi sumberdaya perikanan budidaya; dan (iii) Pelestarian dan keberlanjutan sumberdaya perikanan budidaya. Dengan ditetapkannya arah kebijakan dan strategi pembangunan perikanan budidaya, maka sasaran strategis pembangunan perikanan budidaya berdasarkan tujuan yang akan dicapai telah dijabarkan dalam empat perspektif dengan masing-masing IKU seperti yang tercantum pada Renstra dan Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya untuk mengatasi tantangan global dan permasalahan yang menuntut perubahan paradigma dan desain percepatan pembangunan perikanan budidaya. Laporan Kinerja Triwulan IV 6

Berdasarkan Instruksi Presiden (INPRES) No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Perpres No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), dan Permen PAN dan RB No. 53 Tahun 2014 setiap kementerian berkewajiban menyusun Laporan Kinerja (LKj) sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan 1.2. Maksud dan Tujuan Adapun Maksud dan tujuan penyusunan laporan kinerja antara lain : 1. sebagai sarana pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon kepada seluruh stakeholders; 2. sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Balai Perikanan Budididaya Laut Ambon pada triwulan keempat tahun 2017 dalam upaya perbaikan kinerja pada tahun berikutnya; dan 3. sebagai bahan inputan dalam penyempurnaan dokumen perencanaan, pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang. 1.3. Tugas dan Fungsi Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan uji terap teknik dan kerjasama, produksi, pengujian laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan serta bimbingan teknis perikanan budidaya laut yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor : 6/PERMEN-KP/2014 yang diuraikan lebih rinci dalam fungsi sebagai berikut : 1. Penyusunan rencana kegiatan teknis dan anggaran, pemantauan dan evaluasi serta laporan; 2. Pelaksanaan uji terap teknik perikanan budidaya laut; 3. Pelaksanaan penyiapan bahan standarisasi perikanan budidaya laut; 4. Pelaksanaan sertifikasi system perikanan budidaya laut; 5. Pelaksanaan kerjasama teknis budidaya laut; 6. Pengelolaan dan pelayanan system informasi dan publikasi perikanan budidaya laut; 7. Pelaksanaan layanan pengujian laboratorium persyaratan kelayakan teknis perikanan budidaya laut; 8. Pelaksanaan pengujian kesehatan ikan dan lingkungan budidaya laut; 9. Pelaksanaan produksi induk unggul, benih bermutu dan sarana produksi perikanan budidaya laut; Laporan Kinerja Triwulan IV 7

10. Pelaksanaan bimbingan teknis perikanan budidaya laut; dan 11. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/PERMEN- KP/2014, Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon telah menjadi Eselon IIIa dengan struktur organisasi terdiri atas: 1. Kepala Balai 2. Subbagian Tata Usaha 3. Seksi Uji Terap Teknik dan Kerja Sama 4. Seksi Pengujian dan Dukungan Teknis 5. Kelompok Jabatan Fungsional. Susunan organisasi Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon, tersaji pada gambar dibawah ini : Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon Tinggal Hermawan, S.Pi, M.Si Kasubag Tata Usaha Lutfi Hardian Murtiono, S.Pi, M.Si Kepala Seksi Uji Terap Teknik dan Kerjasama Robianta Nurhadi, S.St.Pi Kepala Seksi Pengujian dan Dukungan Teknis Ir. Doortje A. Horhoruw, M.Si Kelompok Jabatan Fungsional Gambar 1. Struktur Organisasi BPBL Ambon Th. 2017 Dalam menjalankan tugasnya, Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon dipimpin oleh seorang Kepala dan dibantu oleh Kepala sub bagian, Kepala seksi, kelompok jabatan fungsional dan seluruh pegawai yang berjumlah 55 orang dengan kompetensi yang berbeda tetapi mempunyai tujuan yang sama yaitu mewujudkan tercapainya visi dan misi BPBL Ambon. Adapun tugas masing-masing bagian dalam struktur organisasi BPBL Ambon adalah sebagai berikut: Laporan Kinerja Triwulan IV 8

1. Subbagian Tata Usaha Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pelaporan keuangan, kegiatan teknis, anggaran, pengelolaan kepegawaian, tata laksana, barang milik negara, rumah tangga dan ketatausahaan. 2. Seksi Uji Terap Teknik dan Kerja Sama Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan uji terap teknik, standardisasi, sertifikasi, kerja sama teknis, pengelolaan dan pelayanan sistem informasi, serta publikasi perikanan budidaya laut. 3. Seksi Pengujian dan Dukungan Teknis Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan layanan pengujian laboratorium persyaratan kelayakan teknis, kesehatan ikan dan lingkungan, produksi induk unggul, benih bermutu, dan sarana produksi, serta bimbingan teknis perikanan budidaya laut. 4. Kelompok Jabatan Fungsional Mempunyai tugas melaksanakan kegiatan kerekayasaan, pengujian, pendampingan, penerapan standar/sertifikasi perbenihan dan pembudidayaan ikan air laut, pengendalian hama dan penyakit ikan, pengawasan benih/budidaya serta kegiatan lain yang sesuai dengan tugas masing-masing jabatan fungsional berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari : Perekayasa, Teknisi Litkayasa, Pengawas Perikanan Bidang Pembudidayaan Ikan, Pengendali Hama Penyakit Ikan, Statistisi, Arsiparis dan Pranata Humas. Pegawai Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon pada tahun anggaran 2017 terdiri dari 55 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS). Data pegawai berdasarkan jabatan dapat dilihat pada grafik 7 berikut ini : Laporan Kinerja Triwulan IV 9

Jumlah Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon 14 12 10 8 6 4 2 0 DAFTAR PEGAWAI BERDASARKAN JABATAN PER DESEMBER 2017 4 14 5 6 4 2 1 1 2 9 6 1 1 1 2 Grafik 7. Daftar Pegawai berdasarkan jabatan di BPBL Ambon 1.4. Permasalahan Utama Secara umum, permasalahan/kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi perikanan budidaya adalah : 1. Penyediaan dan distribusi induk unggl dan benih berkualitas masih terbatas; 2. Efisiensi pakan masih rendah; 3. Biaya produksi yang masih tinggi; 4. Penurunan kualitas lingkungan perairan sebagai akibat dari limbah rumah tangga dan sedimentasi di perairan Teluk Ambon Dalam; 5. Ancaman penyakit; 6. keterbatasan sarana dan prasarana perikanan budidaya, terutama terkait dengan kondisi saluran air, jalan produksi, jaringan listrik dan lainnya; 7. Pemahaman informasi sumber daya manusia pelaku usaha perikanan budidaya yang masih kurang sehingga agak sulit untuk dilakukan perubahan; dan 8. sistem pendataan dan pelaporan yang belum optimal sehingga berakibat terjadinya keterlambatan penyampaian data dukung. 1.5. Sistematika Penyajian Laporan Penyusunan Laporan Kinerja Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon Triwulan IV mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Laporan Kinerja Triwulan IV 10

Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun sistematika penyajian laporan adalah sebagai berikut: Ringkasan Eksekutif, pada bagian ini disajikan ringkasan mengenai tujuan, sasaran, capaian kinerja, permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian kinerja dan upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, serta antisipasi untuk menanggulangi permasalahan yang mungkin terjadi pada tahun mendatang. Bab I Pendahuluan, pada bab ini disajikan hal-hal umum tentang Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon serta uraian singkat tentang tugas pokok dan fungsi dari Balai Perikanan Perikanan Budidaya Laut Ambon sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perikanan Budidaya, termasuk latar belakang, maksud dan tujuan penulisan Laporan kinerja. Bab II Perencanaan dan Penetapan Kinerja, pada bab ini disajikan rencana strategis, visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan program Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon pada tahun 2010-2015. Rencana kinerja tahun 2015 dan indikator keberhasilan pencapaian penetapan kinerja berupa target-target. Bab III Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan, pada bab ini disajikan hasil pengukuran kinerja yang diperjanjikan dalam Penetapan Kinerja (PK), evaluasi dan analisis capaian kinerja termasuk didalamnya keberhasilan dan kegagalan pencapaian target serta hambatan/kendala yang dihadapi dan langkah antisipatif yang akan diambil untuk perbaikan di tahun sebelumnya. Disajikan pula akuntabilitas keuangan yang mencakup alokasi dan realisasi anggaran dengan pencapaian sasaran termasuk Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Selain itu dijelaskan tentang capaian teknologi yang diperoleh dan adanya perjanjian kerja sama dengan instansi lain. Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan tinjauan secara umum tentang keberhasilan, kegagalan, permasalahan dan kendala serta upaya tindak lanjut untuk perbaikan tahun mendatang. Lampiran, pada bab ini berisi data dukung yang diperlukan dalam penjelasan/pembahasan dari Bab I sampai dengan Bab IV. Laporan Kinerja Triwulan IV 11

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) IV Tahun 2015 2019, telah mengamanatkan untuk terus melakukan pembangunan perikanan budidaya secara berkelanjutan, karena diyakini dengan potensi dan kekuatan yang ada, perikanan budidaya mampu memberi kontribusi pada 9 (sembilan) agenda pembangunan nasional pemerintah (NAWACITA), diantaranya mewujudkan kemandirian ekonomi (termasuk pembudidaya ikan), dan memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan melalui peningkatan produksi budidaya yang memiliki daya saing, serta peningkatan pendapatan dan kesejahteraan pembudidaya. Penjabaran pelaksanaan pembangunan perikanan budidaya, lebih lanjut dituangkan dalam buku Rencana Strategi (RENSTRA) Perikanan Budidaya 2015-2019. Kebijakan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya tahun 2015 2019 adalah mengembangkan program dan kegiatan untuk tercapainya sasaran strategis perikanan budidaya. Arah kebijakan pembangunan perikanan budidaya tahun 2015-2019 adalah : (i) Meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya; (ii) Meningkatkan daya saing dan potensi ekonomi sumberdaya perikanan budidaya; dan (iii) Meningkatkan kelestarian dan keberlanjutan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya. Oleh karena itu, guna mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan yang lebih terarah, terukur, konsisten dan akuntabel diperlukan visi dan misi yang dapat menggambarkan harapan dan kenyataan yang akan diperoleh melalui kebijakan dan program serta kegiatannya, maka Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon menetapkan visi, misi dan tujuan pengembangan perikanan budidaya sebagai berikut : 2.1. Visi Misi Pembangunan Kementerian Kelautan dan Perikanan Visi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada tahun 2015 2019 adalah : Mewujudkan sector kelautan dan perikanan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasis kepentingan nasional. Sedangkan misi yang akan dilaksanakan KKP guna mewujudkan visi tersebut adalah : 1. Kedaulatan (sovereignty), yakni mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan yang berdaulat guna menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya kelautan dan perikanan, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. Laporan Kinerja Triwulan IV 12

gamababa ga Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon 2. Keberlanjutan (Sustainability) yakni mewujudkan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkelanjutan. 3. Kesejahteraan (Prosperity) yakni mewujudkan masyarakat kelautan dan perikanan yang sejahtera, maju, mandiri, serta berkepribadian dalam kebudayaan. 2.2. Visi Misi Pembangunan Perikanan Budidaya Visi pembangunan perikanan budidaya adalah Mewujudkan perikanan budidaya yang mandiri, berdaya saing dan berkelanjutan, berbasiskan kepentingan nasional. Sementara misi pembangunan budidaya dalam mewujudkan visinya adalah : 1. Mewujudkan kemandirian perikanan pembudidaya melalui pemanfaatan sumberdaya berbasis pemberdayaan masyarakat. 2. Mewujudkan produk perikanan budidaya berdaya saing melalui peningkatan teknologi inovatif. 3. Memanfaatkan sumberdaya perikanan budidaya secara berkelanjutan. 2.3. Visi Misi Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon Sebagai unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon bertanggung jawab untuk membantu dalam penyelenggaraan pembangunan perikanan budidaya laut di lingkup wilayah kerjanya adapun visi dan misi yang ingin diwujudkan oleh BPBL Ambon dalam periode 2015 2019 adalah sebagai berikut : Visi BPBL Ambon tahun 2015 2019 yakni Mewujudkan Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon sebagai institusi pemberi pelayanan prima dalam pembangunan dan pengembangan sistem budidaya laut yang berdaya saing, berkelanjutan dan berkeadilan. Sedangkan misi yang diemban oleh BPBL Ambon guna mewujudkan visi tersebut adalah : 1. Mengembangkan rekayasa teknologi budidaya berbasis agribisnis dan melaksanakan alih teknologi kepada dunia usaha. 2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan. 3. Memfasilistasi upaya pelestarian sumberdaya ikan dan lingkungan. 2.4. Tujuan BPBL Ambon Laporan Kinerja Triwulan IV 13

Rumusan rencana strategis ini dimaksudkan untuk dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan fungsi BPBL Ambon. Penetapan tujuan adalah hal yang penting sebagai dasar penentuan arah strategis dan perubahan serta perbaikan yang ingin dicapai dimasa yang akan datang, yaitu mewujudkan misi BPBL Ambon yang telah ditetapkan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka tujuan BPBL Ambon ditetapkan sebagai berikut : 1. Tersedianya paket teknologi budidaya laut yang adaptif; 2. Terwujudnya BPBL Ambon sebagai institusi yang produktif; 3. Terselenggaranya kegiatan pengendalian hama dan penyakit ikan dalam menunjang pengembangan kawasan budidaya laut yang menerapkan system usaha yang berdaya saing berkelanjutan dan berkeadilan. 2.5. Sasaran Strategis BPBL Ambon Mengacu pada sasaran strategis pembangunan perikanan budidaya 2015 2019 sebagai penjabaran visi dan misi pembangunan kelautan dan perikanan ditetapkan melalui tahapan berdasarkan tujuan yang akan dicapai dana rah kebijakan yang terbagi menjadi empat perspektif dalam bentuk peta sasaran strategis BPBL Ambon. Tabel 1. Sasaran strategis BPBL Ambon PERSPECTIVE SASARAN STRATEGIS STAKEHOLDER PERSPECTIVE Terwujudnya kesejahteraan masyarakat perikanan budidaya. COSTUMER PERSPECTIVE Terwujudnya pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya yang partisipatif, bertanggungjawab dan berkelanjutan. INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan. Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan yang professional dan partisipatif. LEARN & GROWTH PERSPECTIVE Terwujudnya aparatur sipil negara (ASN) BPBL Ambon yang kompeten, professional dan berkepribadian. Laporan Kinerja Triwulan IV 14

Tersedianya manajemen pengetahuan yang handal dan mudah diakses. Terwujudnya birokrasi yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima. Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dan akuntabel. Laporan Kinerja Triwulan IV 15

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT AMBO Laporan Kinerja Triwulan IV 16

Laporan Kinerja Triwulan IV 17

2.6. Pengukuran Kinerja Dalam rangka mengukur capaian indikator kinerja tahun 2015, BPBL Ambonmenerapkan pengelolaan kinerja berbasis Balanced Scorecard (BSC). Pengukuran capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) ditetapkan berdasarkan ketentuan sebagai berikut: 1. Data yang dimasukkan sebagai pencapaian kinerja merupakan data yang telah diverifikasi oleh tim Strategic Management Office (Tim Pengelola Kinerja BPBL Ambon) sebagai data mutakhir yang diambil dari sumber data yang tepat; 2. Status capaian IKU yang ditunjukkan dengan warna merah/kuning/hijau, ditentukan oleh Indeks Capaian IKU. 3. Angka maksimum indeks capaian setiap IKU ditetapkan sebesar 120%. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung persentase pencapaian target indikator kinerja terdiri dari 3 jenis, yaitu: 1. Perhitungan untuk IKU yang memiliki polarisasi Maximize. Indeks Capaian = realisasi target x 100% IKU yang memiliki polarisasi maximize merupakan indikator kinerja yang menunjukkan ekspektasi arah pencapaian indikator kinerja lebih tinggi dari nilai target yang ditetapkan. 2. Perhitungan untuk IKU yang memiliki polarisasi Minimize. Indeks Capaian = [1 + (1 - realisasi )] x 100% target IKU yang memiliki polarisasi minimize merupakan indikator kinerja yang menunjukkan ekspektasi arah pencapaian indikator kinerja lebih rendah dari nilai target yang ditetapkan. 3. Perhitungan untuk IKU yang memiliki polarisasi Stabilize. Keterangan : I = I n + (I n+1 - I n ) (C n+1 - C n ) (C - C n) I = indeks capaian C = capaian, dengan ketentuan: I n = indeks capaian di bawahnya apabila realisasi > target, maka: I n+1 = indeks capaian di atasnya C = 100 (C a 100) C a = capaian awal = realisasi/target x 100% dimana C a maksimum adalah 200% apabila realisasi<target, maka C = C a Laporan Kinerja Triwulan IV 18

C n = capaian di bawahnya C n+1 = capaian di atasnya IKU yang memiliki polarisasi stabilize, merupakan indikator kinerja yang menunjukkan ekspektasi arah pencapaian indikator kinerja diharapkan berada dalam suatu rentangtarget tertentu.apabila hasil perhitungan nilai capaian IKU melampaui target, akan menghasilkan nilai maksimal 110%. Karena IKU stabilize mengharapkan capaian dalam rentang tertentu di sekitar target, maka capaian yang dianggap paling baik adalah capaian yang tepat sesuai dengan target. Laporan Kinerja Triwulan IV 19

3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Pengukuran capaian IKU, bab ini menguraikan tentang indikator kinerja kegiatan, penjelasan tentang capaiannya, kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian indikator kinerja kegiatan dan permasalahan yang dihadapi serta upaya penyelesaiannya termasuk langkah antisipasi yang dilakukan pada tahun berjalan. Tabel 2. Stakeholder Perspective Capaian IKU dalam Penetapan Kinerja Berbasis BSC (Balance Score Card) Tahun 2017 % CAPAIAN URAIAN TARGET REALISASI REALISASI SASARAN TERHADAP INDIKATOR TAHUN TRIWULAN TRIWULAN KETERANGAN STRATEGIS TARGET KINERJA 2017 IV, 2017 IV, 2016 2017 Stakeholder Perspective Terwujudnya kesejahteraan masyarakat perkanan budidaya 1. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 102.5 99,09-96,67 Non Kumulatif, dihitung bulanan 2. 3. Pertumbuhan PDB Perikanan (%) Rata-rata Pendapatan Pembudidaya (Rp) 8 6.75-84,375 3.050.000 3.050.000-100 Non Kumulatif, dihitung bulanan Non Kumulatif, dihitung bulanan Tabel 3. Customer Perspective capaian IKU dalam Penetapan Kinerja Berbasis BSC (Balance Score Card) Tahun 2017 % CAPAIAN URAIAN TARGET REALISASI REALISASI SASARAN TERHADAP INDIKATOR TAHUN TRIWULAN TRIWULAN KETERANGAN STRATEGIS TARGET KINERJA 2017 IV, 2017 IV, 2016 2017 Customer Perspective Terwujudnya pengelolaan sumber perikanan budidaya yang partisipatif, bertanggung jawab dan berkelanjutan. 1. Jumlah Produksi Benih yang dihasilkan di UPT/UPTD (ekor) 2. Jumlah produksi induk unggul yang diproduksi oleh UPT/UPTD (ekor) 460.000 638,948 507.316 138,90 Non Kumulatif, dihitung triwulan 2.000 2.035 1.641 101,75 Kumulatif, dihitung triwulan Laporan Kinerja Triwulan IV 20

3. Nilai PNBP BPBL Ambon (Rp) 4. Jumlah kawasan budidaya yang disurvaillan dan atau di monitoring penyakit ikannya (Kab/Kota) 5. Jumlah kawasan budidaya yang mendapat penanganan mutu lingkungannya (Kab/Kota) 750.350.000 766.519.304 790.279.683 102,17 Kumulatif, dihitung triwulan 8 8-100 Kumulatif, dihitung triwulan 8 8-100 Kumulatif, dihitung triwulan Tabel 4. Internal Process Perspective capaian IKU dalam Penetapan Kinerja Berbasis BSC (Balance Score Card) Tahun 2017 % CAPAIAN URAIAN TARGET REALISASI REALISASI SASARAN TERHADAP INDIKATOR TAHUN TRIWULAN TRIWULAN KETERANGAN STRATEGIS TARGET KINERJA 2017 IV, 2017 IV, 2016 2017 Internal Process Perspective Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan. Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sumberdaya kelautan yang professional dan partisipatif 1. Jumlah unit pembenihan yang siap disertifikasi CPIB 2. Jumlah unit pembenihan yang siap disertifikasi CBIB 3. Jumlah bantuan benih ikan (ekor) 4. Jumlah laboratorium penyakit ikan, kualitas air, pakan dan residu yang memenuhi standar teknis (unit) 5. Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya (paket) 6. Jumlah lokasi restocking (lokasi) 7. Jumlah Sampel yang diuji dalam rangka pelayanan leboratorium kesehatan ikan dan lingkungan(sampel) 1 1 - - Non Kumulatif, dihitung triwulan 2 2-100 Non Kumulatif, dihitung triwulan 155.000 188.300 342.000 121,48 Non Kumulatif, dihitung triwulan 1 1-100 Kumulatif, dihitung akhir tahun 5 5-100 Non Kumulatif, dihitung triwulan 1 3-300 Non Kumulatif, dihitung triwulan 990 1379 1.127 139,29 Non Kumulatif, dihitung triwulan Laporan Kinerja Triwulan IV 21

Tabel 5. Learning and Growth Perspective Capaian IKU dalam Penetapan Kinerja Berbasis BSC (Balance Score Card) Tahun 2017 % CAPAIAN URAIAN TARGET REALISASI REALISASI SASARAN TERHADAP INDIKATOR TAHUN TRIWULAN TRIWULAN KETERANGAN STRATEGIS TARGET KINERJA 2017 IV, 2017 IV, 2016 2017 Learning and Growth Perspective Terwujudnya ASN BPBL Ambon yang kompeten, profesional dan berintegritas Tersedianya manajemen pengetahuan BPBL Ambon yang handal dan mudah diakses Terwujudnya birokrasi BPBL Ambon yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dan akuntabel 1. Indeks Kompetensi dan integritas BPBL Ambon 80 80-100 2. Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan terstandar (%) 65 65-100 3. Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi BPBL Ambon A (80) 91,87-114,8 4. Tingkat maturitas spip 2 2,76-138 5. Persentase tindak lanjut direktif pimpinan 100 100-100 6. Nilai akip lingkup djpb 85 85-100 7. Nilai kinerja anggaran BPBL Ambon (%) 85 85-100 8. Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup BPBL Ambon (%) 100 100-100 Non Kumulatif, dihitung akhir tahun Non Kumulatif, dihitung akhir tahun Non Kumulatif, dihitung akhir tahun Non Kumulatif, dihitung akhir tahun Non Kumulatif, dihitung akhir tahun Non Kumulatif, dihitung akhir tahun Non Kumulatif, dihitung akhir tahun Non Kumulatif, dihitung akhir tahun Laporan Kinerja Triwulan IV 22

3.2. Evaluasi dan Analisis Kinerja Bagian berikut menguraikan tentang evaluasi terhadap kinerja yang telah dilakukan dan analisis capaian kinerja dari sasaran strategis. SASARAN STRATEGIS 1: TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KELAUTAN DAN PERIKANAN Pencapaian sasaran strategis tersebut dilakukan dengan IKU (1) Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) dan (2) Pertumbuhan PDB Perikanan, dan (3) Rata-rata pendapatan pembudidaya (Tabel 6). Tabel 6. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan, Pertumbuhan PDB Perikanan dan Rata-rata pendapatan pembudidaya SASARAN STRATEGIS Stakeholder Perspective Terwujudnya kesejahteraan masyarakat perkanan budidaya 1. 2. 3. URAIAN INDIKATOR KINERJA Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) Pertumbuhan PDB Perikanan (%) Rata-rata Pendapatan Pembudidaya (Rp) TARGET TAHUN 2017 REALISASI TRIWULAN IV, 2017 REALISASI TRIWULAN IV, 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET 2017 102.5 99,09-96,67 8 6,75-84,375 3.050.000 3.050.000-100 KETERANGAN Non Kumulatif, dihitung bulanan Non Kumulatif, dihitung bulanan Non Kumulatif, dihitung bulanan IKU 1 : Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) Pada pasal 1 UU 31 tahun 2004 dan pasal 1 ayat 6 UU 45 tahun 2009, pembudidaya ikan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan pembudidaya ikan. Adapun kegiatan pembudidaya ikan mencakup kegiatan untuk memelihara, membesarkan, atau membenihkan ikan serta melakukan pemanenan pada suatu lingkungan terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah dan atau mengawetkannya. Pembudidaya ikan utama adalah pelaku usaha budidaya ikan yang penghasilannya sebagian besar atau seluruhnya berasal dari usaha perikanan budidaya. Perikanan budidaya merupakan sector yang pertumbuhannya masih terus dipacu mengingat potensi pemanfaatan yang ada masih rendah dibandingkan luas lahan yang tersedia. Potensi lahan budidaya di Indonesia diperkirakan mencapai 17.744.303 Ha yang terdiri dari Laporan Kinerja Triwulan IV 23

potensi lahan budidaya kolam, laut, perairan umum, sawah dan lahan air payau, (pusdatin KKP, 2011) Menurut Behnke dan Macdermid (2004) kesejahteraan didefinisikan sebagai kualitas hidup seseorang atau unit social lain. Kualitas hidup individu terdiri dari berbagai aspek, baik ekonomi, social, maupun psikologisnya. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) merupakan rasio antara indeks harga yang diterima oleh pembudidaya ikan (It) terhadap indeks harga yang dibayar oleh pembudidaya ikan (Ib). NTPi merupakan indikator tingkat kemampuan/daya beli pembudidaya ikan, sehingga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat pembudidaya ikan secara relatif dan merupakan ukuran kemampuan/daya keluarga pembudidaya ikan untuk memenuhi kebutuhan subsistennya. Semakin tinggi NTPi, maka akan semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli pembudidaya. Nilai tukar pembudidaya ikan (NTPi) merupakan indicator proxy kesejahteraan pembudidaya ikan. NTPi > 100 berarti pembudidaya ikan mengalami surplus. Harga produksi naik lebih tinggi daripada kenaikan konsumsinya, sehingga pendapatan pembudidaya akan lebih besaar daripada pengeluarannya. NTPi = 100, berarti pembudidaya ikan mengalami impas, kenaikan atau penurunan harga produksi sama dengan persentase kenaikan atau penurunana harga barang konsumsi. Pendapatan pembudidaya ikan sama dengan pengeluarannya. NTPi < 100 berarti pembudidaya ikan mengalami deficit. Kenaikan harga produksi relative lebih kecil dibandigkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya. Pendapatan pembudidaya ikan turun lebih sedikit dari pengeluaraannya. Beberapa kendala dalam pencapaian target NTPi diantaranya adalah biaya pakan yang tinggi dan fluktuatif. Pakan merupakan komponen paling besar dalam suatu kegiatan budidaya ikan (40 70%), hal ini menunjukan bahwa pakan mempengaruhi tinggi rendahnya produksi ikan. Sebagian besar bahan baku pakan pada saat ini masih mengandalkan impor, trend permintaan bahan baku pakan akan mengalami kenaikan seiring dengan peningkatan aktivitas atau kebutuhan budidaya ikan. Hal ini lambat laun akan berpengaruh dalam kegiatan produksi, dimana akan terjadi competitor harga di pasaran. Selain pakan, dalam kegiatan budidaya ketersediaan benih merupakan hal penting yang menjadi perhatian. Benih merupakan modal utama kegiatan budidaya dapat berjalan optimal. Jaminan ketersediaan benih ikan budidaya diperlukan guna mengoptimalkan kegiatan usaha perikanan, biaya produksi benih dan pakan dalam kegiatan budidaya merupakan unsur terbesar, saat ini kegiatan produksi benih yang berasal dari UPT/UPTD digenjot semaksimal mungkin untuk mengimbangi kebutuhan pasar, alternatif lain adalah pemanfaatan pakan berbahan baku local terus dikembangkan untuk Laporan Kinerja Triwulan IV 24

memenuhi kebutuhan pakan ikan budidaya dengan harga yang relatif lebih murah sehingga pembudidaya dapat memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dari kegiatan budidaya ikan. Pembudidaya ikan di Indonesia didominasi oleh usaha budidaya ikan skala rumah tangga. Luas lahan rata-rata yang dimiliki < 50 m 2 dengan teknologi budidaya sederhana, berdasarkan beberapa kajian usaha budidaya dinilai cukup berhasil apabila dilakukan pada skala usaha yang cukup tinggi. Hal ini berhubungan dengan efisiensi biaya yang dikeluarkan dalam usaha budidaya ikan. Keterbatasan akses permodalan menjadi suatu kendala dalam pengembangan usaha bagi pembudidaya ikan. Terjadi trend penurunan investasi perikanan selama tahun 2006-2012 disebabkan anggapan usaha perikanan budidaya merupakan usaha yang beresiko tinggi, ( Analisis Pencapaian NTN, Bappenas). Pasar merupakan hal yang sangat penting bagi pengembangan usaha. System yang ada didominasi oleh rantai panjang sehingga harga jual di tingkat konsumen menjadi lebih tinggi sementara harga di pembudidaya masih rendah karena banyak pihak yang mengambil keuntungan dan menyebabkan system tidak efektif dan efisien. IKU 2 : Pertumbuhan PDB Perikanan (persen) Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui perkembangan perekonomian di suatu negara dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha di suatu negara tertentu dalam periode tertentu. Jumlah nilai barang dan jasa akhir yang disediakan dari produksi harus sama dengan nilai barang yang digunakan. PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedang PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. PDB menurut harga berlaku digunakan untuk mengetahui pergeseran, dan struktur ekonomi suatu negara. Sementara itu, PDB konstan digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh faktor harga, (BPS, 2016). PDB perikanan diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa perikanan yang diproduksi dalam jangka waktu tertentu (per tahun). Angka persentase pertumbuhan PDB Perikanan diperoleh dengan membandingkan nilai PDB Perikanan (berdasarkan harga konstan) tahun berjalan dibandingkan dengan nilai PDB Perikanan tahun sebelumnya. Pertumbuhan Laporan Kinerja Triwulan IV 25

PDB merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan termasuk di dalamnya perikanan budidaya. Capaian konstribusi sektor perikanan terhadap PDB nasional, diantaranya berasal dari kegiatan perikanan budidaya. Hal ini menunjukkan bahwa sektor perikanan turut memegang peranan untuk mendorong pertumbuhan PDB nasional.untuk meningkatkan PDB perikanan ini salah satu langkah yang dilakukan adalah peningkatan produksi perikanan budidaya melalui industrialisasi perikanan budidaya, pengembangan kawasan minapolitan perikanan budidaya dan penerapan blue economy perikanan budidaya. IKU 3 : Rata-Rata Pendapatan pembudidaya (Rp) Pendapatan (Stice, Skousen, 2004, 230), didefinisikan sebagai berikut : Pendapatan adalah sebagai arus masuk atau kenaikan-kenaikan lainnya dari nilai harta suatu satuan usaha atau penghentian hutang- hutangnya atau kombinasi dari keduanya dalam suatu periode akibat dari penyerahan atau produksi barang-barang, penyerahan jasa-jasa, atau pelaksanaan aktivitasaktivitas lainnya yang membentuk operasi utama atau sentral yang berlanjut terus dari satuan usaha tersebut. Pendapatan masyarakat nelayan pembudidaya bergantung terhadap pemanfaatan potensi sumberdaya perikanan yang terdapat di lautan. Pendapatan masyarakat nelayan secara langsung maupun tidak akan sangat mempengaruhi kualitas hidup mereka, karena pendapatan dari hasil berlayar merupakan sumber pemasukan utama atau bahkan satu-satunya bagi mereka, sehingga besar kecilnya pendapatan akan sangat memberikan pengaruh terhadap kehidupan mereka, terutama terhadap kemampuan mereka dalam mengelola lingkungan tempat hidup mereka. Menurut Sitorus (1994) pendapatan adalah jumlah kegunaan yang dapat dihasilkan melalui suatu usaha. Pada hakikatnya jumlah uang yang diterima oleh seseorang produsen (nelayan/petani ikan) untuk produksi yang dijualnya tergantung dari: 1. Jumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen 2. Jumlah produk yang dipasarkan 3. Biaya-biaya untuk menggerakan produk ke pasar Tabel 7. Capaian IKU Rata-Rata Pendapatan pembudidaya (Rp) Triwulan IV tahun 2017. IKU 2017 IKU 2016 Ket Rata-Rata Pendapatan pembudidaya (Rp) Nilai Adopsi - Target Tahunan 3.050.0000 - Realisasi Triwulan IV 3.050.000 - Persentase capaian tahunan (%) 100 Laporan Kinerja Triwulan IV 26

SASARAN STRATEGIS 2 : TERWUJUDNYA PENGELOLAAN SUMBERDAYA PERIKANAN BUDIDAYA YANG PARTISIPATIF, BERTANGGUNG JAWAB DAN BERKELANJUTAN IKU 4 : Jumlah Benih dengan Mutu Terjamin (ekor) Target jumlah benih yang harus diproduksi oleh BPBL Ambon tahun 2017 sebesar 460.000 ekor. Capaian dari indikator pada Triwulan IV ini adalah sebesar 638.948 ekor atau 138,90 % dari target yang telah ditetapkan. Benih yang dihasilkan terdiri atas benih ikan konsumsi dan benih ikan hias laut. Tabel 8. Capaian IKU Produksi Benih dengan Mutu Terjamin Triwulan IV tahun 2017. Produksi Benih dengan Mutu Terjamin (Ekor) Keterangan IKU 2017 IKU 2016 Kumulatif, - Target Tahunan 460.000 415.000 dihitung di triwulanan. - Target Triwulan IV 129.050 91.221 - Realisasi s.d Triwulan IV 638.948 507.316 - Persentase capaian tahunan (%) 138,90 122,24 Penganggaran kegiatan produksi benih pada tahun 2017 ini dipaparkan menjadi beberapa point kegiatan yakni : Pada Triwulan IV ini, program pengelolaan perikanan budidaya, sub pengelolaan perbenihan ikan, anggaran produksi benih berdasarkan data SMART Keuangan per Desember 2017 senilai Rp. 2.156.695.000,- dengan nilai realisasi saat ini mencapai Rp. 2.153.031.999,- sisa anggaran per Desember 2017 senilai Rp. 3.663.001,- Beberapa kendala dalam produksi benih bermutu adalah penanganan induk yang kurang tepat, penanganan induk memiliki peranan penting dalam keberhasilan suatu kegiatan pembenihan. Induk yang stress akibat handling dan factor lingkungan (curah hujan tinggi mengakibatkan parameter kualitas lingkungan berfluktuasi secara ekstrem) biasanya akan menyebabkan induk gagal memijah atau bahkan mati. Penanganan dapat dilakukan dengan pemilihan sarana pembenihan yang tepat disesuaikan dengan kebiasaan setiap species ikan, karena setiap ikan memiliki toleransi yang berbeda dalam tingkat stressnya, memberikan vitamin atau imunostimulan pada pakan guna meningkatkan kemampuan imunitasnya. Pemilihan induk juga memiliki peranan penting bagi keberhasilan usaha pembenihan, penyeleksian induk jantan dan betina yang memiliki TKG optimal dapat mempercepat kegiatan pembenihan, disamping perlakuan lain yang dapat dilakukan antara lain melakukan penyuntikan hormon HCG dengan dosis tertentu pada induk untuk mempercepat pemijahan. Laporan Kinerja Triwulan IV 27

Kedua tingkat serangan penyakit yang tinggi pada stadia larva dan benih. Pada ikan konsumsi, serangan penyakit virus VNN (viral nervous necrocis) banyak menyerang ikan konsumsi pada stadia ini. Gejala klinis berupa kehilangan keseimbangan karena virus ini menyerang bagian otak dan mata. Infeksi VNN dapat menyebabkan kematian hingga 100% dalam kegiatan pemeliharaan. Upaya yang dilakukan adalah pemberian antibiotic, vitamin dan imunostimulan dalam pakan, sesuai dosis yang dianjurkan, dan Ketiga adalah penanganan parameter kualitas media pemeliharaan, hal yang mungkin dilakukan adalah dengan menjaga suhu media hidup tetap optimal, suhu merupakan factor pembatas yang penting bagi kegiatan produksi benih upaya seperti penggunaan heater atau pemanas dalam menjaga suhu selalu terjaga. Kemampuan ikan dalam beradaftasi terhadap suhu bervariasi tergantung jenis ikan dan ukurannya, secara umum suhu tidak selalu mematikan akan tetapi mampu mempengaruhi gangguan kesehatan ikan dalam jangka panjang, misalnya stress yang ditandai abnormalitas tubuh dan gerakan, benih ikan memiliki kerentanan yang cukup tinggi terhadap fluktuasi perubahan parameter lingkungan. Rencana aksi yang perlu dilakukan dalam upaya peningkatan produksi dan penjaminan kualitas benih yang dihasilkan antara lain melalui penerapan biosecurity di lingkungan hatchery secara optimal, melakukan manajemen pemberian pakan induk dan benih yang tepat, pakan yang diberikan harus memiliki standar kualitas yang baik, terutama dalam kandungan nutrisi pakan yang terkandung didalamnya. Pakan induk dan benih tepat secara ukuran, jumlah, frekuensi pemberian sehingga berdampak pada peningkatan survival rate induk dan benih, dan secara umum optimalkan implementasi Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) di instalasi produksi. Gambar 2. Kegiatan Produksi Benih Ikan Konsumsi BPBL Ambon Laporan Kinerja Triwulan IV 28

Gambar 3. Kegiatan Produksi Benih Ikan Hias BPBL Ambon Gambar 4. Kegiatan Divisi Produksi BPBL Ambon IKU 5 : Jumlah Produksi Induk dengan Mutu Terjamin (ekor) Target jumlah produksi induk/calon induk unggul pada tahun 2017 yaitu 2000 ekor. Sampai akhir Triwulan IV capaian produksi calon induk unggul 2035 ekor ekor, target produksi calon induk pada tahun 2017 telah tercapai dengan persentase sebesar 101,75 % ukuran bobot tubuh ikan telah mencapai standar calon induk dan sampai saat ini masih dilakukan pemeliharan. Komoditas induk yang diproduksi oleh BPBL Ambon meliputi jenis ikan konsumsi dan ikan hias. Produksi induk unggul ikan konsumsi yaitu kerapu macan, kakap putih dan Laporan Kinerja Triwulan IV 29

bubara. Sedangkan produksi induk unggul ikan hias yaitu ikan hias clownfish dengan berbagai varian. Penganggaran kegiatan produksi induk unggul pada tahun 2017 ini dipaparkan menjadi beberapa point kegiatan yakni : Pada Triwulan IV ini Operasional Pengelolaan produksi calon induk, senilai Rp. 380.000.000,- dengan nilai realisasi saat ini mencapai Rp. 379.600.000,- atau 99,89%. Pada Triwulan IV ini Operasional produksi benih ikan hias di KJA, senilai Rp. 58.000.000,- dan realisasi anggaran per Desember 2017 mencapai 100%. Kendala yang terjadi dalam produksi induk unggul, terutama penyediaan induk unggul ikan konsumsi adalah fluktuasi kualitas air di perairan Teluk Ambon Dalam (TAD) akibat tingginya curah hujan mengakibatkan kerentanan stress calon induk ikan meningkat dan memicu tingginya tingkat serangan penyakit iridovirus dan infeksi bakteri seperti vibrio pada stadia ukuran tertentu. Sedangkan kendala pemenuhan calon induk ikan hias adalah dalam upayanya menghasilkan induk varian unggul seperti picasso, black photon, frostbite belum dapat dilakukan secara massal, serta menurunnya kualitas perairan akibat curah hujan tingi mengakibatkan pertumbuhan lumut pada sarana budidaya meningkat, akibatnya ikan menjadi mudah stress dan jika tidak ditangani dengan baik mampu meningkatkan mortalitas. Rekomendasi terhadap terhadap kegiatan produksi induk unggul adalah meningkatkan laju pertumbuhan dengan menggunakan pakan ikan berkualitas yang didukung dengan menjaga kualitas media pemeliharaan, sarana dan prasarana pendukung budidaya agar tetap dalam kondisi optimal. Salah satu langkah yang dapat dilakukan antara lain penambahan multivitamin pada pakan yang diberikan secara rutin pada ikan untuk merangsang pertumbuhan dan meningkatan kemampuan imunitas ikan terhadap infeksi suatu penyakit, pemberian pakan alternative seperti sisa olahan ikan (kepala ikan) dapat dilakukan sebagai pakan tambahan selain untuk memacu pertumbuhan juga menekan biaya operasional pakan, menerapkan konsep biosecurity dengan baik dan benar di lingkungan budidaya, serta melakukan pemeliharaan sarana budidaya yang baik dan benar sesuai SOP teknis yang telah dibuat. Laporan Kinerja Triwulan IV 30

Tabel 9. Capaian IKU Produksi Induk dengan Mutu Terjamin Triwulan IV tahun 2017. Produksi Induk dengan Mutu Terjamin (Ekor) Keterangan IKU 2017 IKU 2016 Kumulatif, - Target Tahunan 2.000 1.500 dihitung di triwulanan. - Target Triwulan IV 624 375 - Realisasi s.d Triwulan IV 2035 1731 - Persentase capaian tahunan (%) 101,75 115,4 Gambar 5. Kegiatan Produksi Induk Ikan Konsumsi BPBL Ambon Gambar 6. Kegiatan Produksi Induk Ikan Hias BPBL Ambon Laporan Kinerja Triwulan IV 31

IKU 6 : Nilai PNBP BPBL Ambon (Rp) Target Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) BPBL Ambon Tahun 2017 adalah sebesar Rp 750.350.000. Sedangkan realisasi PNBP hingga akhir Triwulan IV tahun 2017 adalah sebesar Rp 766.519.304 atau 102,15 %. Capaian PNBP tersebut diperoleh dari penjualan hasil perikanan, pendapatan jasa lainnya. Tabel 10. Capaian IKU Nilai PNBP BPBL Ambon Triwulan IV Tahun 2017. Nilai PNBP BPBL Ambon (Rp) Keterangan IKU 2017 IKU 2016 Kumulatif, - Target Tahunan 750.350.000 750.350.000 dihitung di triwulanan. - Target Triwulan IV 187.587.000 187.587.000 - Realisasi s.d Triwulan IV 766.519.304 790.279.683 - Persentase capaian tahunan (%) 102,15 105,32 Kendala yang sering ditemui dalam proses pencapaian target PNBP adalah menurunnya daya serap pasar terhadap beberapa komoditas budidaya, baik itu benih maupun ikan konsumsi yang berdampak pada menurunnya nilai PNBP yang dihasilkan. Rekomendasi yang dilakukan antara lain melakukan pengawasan dan koordinasi secara periodic terhadap target capaian yang harus terealisasi khususnya bidang produksi. IKU 7 : Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dilakukan survaillance dan atau monitoring (kawasan) Timbulnya penyakit pada ikan umumnya merupakan hasil interaksi yang kompleks antara 3 komponen dalam ekosistem perairan yaitu inang (ikan) yang lemah akibat berbagai stressor, patogen yang virulen dan kualitas lingkungan yang memburuk. Ilustrasi ketiga komponen tersebut dalam bentuk lingkaran yang akan saling berinteraksi satu sama lain Penyakit ikan merupakan kendala utama dan penyebab kegagalan dalam kegiatan industri akuakultur. Tingkat serangan penyakit dari intesitas rendah hingga tinggi menimbulkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit bagi pembudidaya. Sakit pada ikan adalah suatu keadaan abnormal yang ditandai dengan penurunan kemampuan ikan secara gradual dalam mempertahankan fungsi fisiologi normal, (irianto, 2005) IKU jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dapat dikendalikan melalui survailan mulai ditetapkan pada tahun 2017, dimana indikator ini didefinisikan sebagai banyaknya kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya disurveillance pada kurun waktu tertentu yang disertai tindakan pengendalian guna menekan tingkat prevalensi terhadap kejadian suatu serangan penyakit ikan. Keberhasilan atas indikator kinerja ini ditunjukkan Laporan Kinerja Triwulan IV 32

dengan menurunnya tingkat prevalensi penyakit ikan pada suatu kawasan budidaya sebagai dampak dari penerapan tindakan pengendalian. Penetapan target Indikator Kinerja Jumlah Kawasan Budidaya Yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance (Kawasan) pada tahun 2017 adalah 8. Sampai akhir Triwulan IV tercapai 8 kawasan yang menjadi sasaran surveillance yakni Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Buru, Kabupaten Halmahera Selatan, Kota Tual, Kota Ambon, Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Maluku Tenggara Barat dan Kabupaten Seram Bagian Barat. Kegiatan ini mencakup perjalanan monitoring, pengawasan HPI dan obat ikan senilai Rp. 60.000.000,-. Target penyakit yang dilakukan surveillance adalah penyakit bakterial dan virus. Jenis penyakit potensial pada system budidaya meliputi penyakit viral, yang terutama bersumber dari infeksi vertikal dari induk. Kemungkinan lain infeksi berasal dari infeksi horisontal melalui air, pakan, dan kontaminasi dari manusia (penanganan budidaya). Pemberlakuan sistem biosecurity dan kontrol yang ketat akan memberikan kualitas benih yang memenuhi persyaratan mutu, seperti tidak mengandung virus yang berbahaya (SPF) dan memiliki ketahanan tubuh yang baik. Gambar 7. Kegiatan Monitoring Kawasan di berbagai wilayah kerja Laporan Kinerja Triwulan IV 33

Tabel 11. Capaian IKU Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dilakukan survaillance dan atau monitoring (kawasan) Triwulan IV tahun 2017. Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dilakukan Keterangan survaillance dan atau monitoring (kawasan) IKU 2017 IKU 2016 Kumulatif, - Target Tahunan 8 5 dihitung di triwulanan. - Target Triwulan IV 1 1 - Realisasi s.d Triwulan IV 8 5 - Persentase capaian tahunan (%) 100 100 IKU 8 : Jumlah kawasan budidaya yang mendapat penanganan mutu lingkungan (Kabupaten/Kota) Timbulnya penyakit pada ikan umumnya merupakan hasil interaksi yang kompleks antara 3 komponen dalam ekosistem perairan yaitu inang (ikan) yang lemah akibat berbagai stressor, patogen yang virulen dan kualitas lingkungan yang memburuk. Ilustrasi ketiga komponen tersebut dalam bentuk lingkaran yang akan saling berinteraksi satu sama lain Penyakit ikan merupakan kendala utama dan penyebab kegagalan dalam kegiatan industri akuakultur. Tingkat serangan penyakit dari intesitas rendah hingga tinggi menimbulkan kerugian ekonomi yang tidak sedikit bagi pembudidaya. IKU Jumlah kawasan budidaya yang mendapat penanganan mutu lingkungan (Kabupaten/Kota) mulai ditetapkan pada tahun 2017, dimana indikator ini didefinisikan sebagai banyaknya Kabupaten/Kota (kawasan) budidaya yang perlu mendapat penanganan mutu lingkungan, hal ini terkait dengan timbulnya penyakit ikan akibat dari menurunnya kualitas parameter lingkungan pada kurun waktu tertentu yang disertai tindakan pengendalian guna menekan tingkat prevalensi terhadap kejadian suatu serangan penyakit ikan. Capaian kegiatan ini pada Triwulan IV mencapai 8 Kab/Kota. Keberhasilan atas indikator kinerja ini ditunjukkan dengan menurunnya tingkat prevalensi penyakit ikan pada suatu kawasan budidaya sebagai dampak dari penerapan tindakan pengendalian. Laporan Kinerja Triwulan IV 34

Gambar 8. Kegiatan Monitoring HPI di Kabupaten Maluku Tenggara Tabel 12. Capaian IKU Jumlah kawasan budidaya yang mendapat penanganan mutu lingkungan (Kabupaten/Kota) Triwulan IV tahun 2017. Jumlah kawasan budidaya yang mendapat penanganan mutu lingkungan (Kabupaten/Kota) Keterangan IKU 2017 IKU 2016 Kumulatif, - Target Tahunan 8 0 dihitung di triwulanan. - Target Triwulan IV 1 0 - Realisasi s.d Triwulan IV 8 0 - Persentase capaian tahunan (%) 100 0 SASARAN STRATEGIS 3 : TERSELENGGARANYA TATA KELOLA PEMANFAATAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG ADIL, BERDAYA SAING DAN BERKELANJUTAN IKU 9 : Jumlah unit pembenihan yang siap disertifikasi CPIB (unit) Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CBIB) merupakan standar wajib digunakan oleh pelaku usaha pembenihan perikanan. Namun dalam pelaksanaannya masih banyak pembudidaya yang belum belum menerapkannya. Hal itu menjadi salah satu tujuan BPBL Ambon yaitu meningkatkan Pembinaan sistem Pembenihan ikan Laut yang baik dan benar dan meningkat. Diharapkan dengan penerapan CPIB secara menyeluruh dapat meningkatkan produksi, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk perikanan budidaya secara berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha budidaya perikanan. Pada tahun 2017, BPBL menargetkan satu unit hatchery perbenihan yang siap disertifikasi CPIB. Laporan Kinerja Triwulan IV 35

Tabel 13. Capaian IKU Jumlah unit pembenihan yang siap disertifikasi CPIB (unit) Triwulan IV tahun 2017. Jumlah unit pembenihan yang siap disertifikasi CPIB (unit) Keterangan IKU 2017 IKU 2016 Kumulatif, - Target Tahunan 1 0 dihitung di triwulanan. - Target Triwulan IV 1 0 - Realisasi s.d Triwulan IV 1 0 - Persentase capaian tahunan (%) 100 0 IKU 10 : Jumlah pembudidaya yang siap disertifikasi CBIB (unit) Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) adalah penerapan cara memelihara dan atau membesarkan ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan terkontrol sehingga memberikan jaminan pangan dari pembudidayaan dengan memperhatikan sanitasi, pakan obat ikan, bahan kimia serta bahan biologi. Merupakan standar wajib digunakan oleh pelaku usaha perikanan budidaya. Namun dalam pelaksanaannya masih banyak pembudidaya yang belum belum menerapkannya. Hal itu menjadi salah satu tujuan BPBL Ambon yaitu meningkatkan pembinaan dan sosialisasi kegiatan budidaya Laut yang baik dan benar. Diharapkan dengan penerapan CBIB secara menyeluruh pada kegiatan budidaya laut mampu meningkatkan produksi, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk perikanan budidaya secara berkelanjutan terutama dalam menjamin kualitas mutu produk budidaya yang dihasilkan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha budidaya perikanan. Pemeriksaan dokumen utama dalam pengajuan sertifikasi CBIB adalah : a. Prosedur Operasional Standar (POS) Merupakan standar metode pelaksanaan kegiatan dilapangan yang menjadi pedoman bagi pelaksana kegiatan lapangan, POS terdiri dari : - Persiapan wadah - Pengolahan kualitas air - Penebaran benih - Pemberian pakan - Pemantauan kesehatan ikan - Pemakaian bahan kimia/biologi - Penyimpanan pakan serta bahan kimia/biologi - Pengelolaan dan penyimpanan peralatan - Persiapan panen, panen dan pasca panen - Tindakan perbaikan, pengawasan dan pencatatan Laporan Kinerja Triwulan IV 36

b. Dokumen Pencatatan/rekaman kegiatan Merupakan catatan kegiatan lapangan berisi informasi selama proses produksi dari seluruh petakan budidaya. Rekaman disesuaikan kebutuhan dan dapat terdiri dari : - Benih (Jumlah, Hatchery, Hasil Uji, Tanggal tebar) - Pakan (Jumlah, Jam, Hari, Jenis, Produsen, Batch) - Kualitas Air - Kejadian Penyakit Ikan, serta penggunaan bahan kimia dan biologi - Rekaman Panen Kegiatan ini mencakup perjalanan monitoring, dalam rangka pendampingan kawasan dan penerapan CBIB, senilai Rp. 84.000.000,-. Pada tahun 2017, BPBL menargetkan dua unit pembudidaya yang siap disertifikasi CBIB. Pada Triwulan IV ini pelaksanaan pendampingan kawasan dan penerapan CBIB telah dilakukan di Kota Ambon yakni di Pokdakan Besarkan Kami dan Pokdakan Kerapu Waiheru. Tabel 14. Capaian IKU Jumlah pembudidaya yang siap disertifikasi CBIB (unit) Triwulan IV tahun 2017. Jumlah pembudidaya yang siap disertifikasi CBIB (unit) Keterangan IKU 2017 IKU 2016 Kumulatif, - Target Tahunan 2 0 dihitung di triwulanan. - Target Triwulan IV 2 0 - Realisasi s.d Triwulan IV 2 0 - Persentase capaian tahunan (%) 100 0 IKU 11 : Jumlah bantuan benih ikan (ekor) Tujuan dan sasaran disalurkannya bantuan pemerintah ini adalah untuk mendukung peningkatan produksi perikanan budidaya. Indicator keberhasilan kegiatan bantuan benih adalah tersalurkannya 100 juta benih ikan gratis. Sasaran kegiatan ini adalah kelompok atau lembaga penerima bantuan, serta untuk kegiatan penebaran kembali ikan pada perairan umum (restocking). Program bantuan benih dan restocking merupakan program prioritas Ditjen Perikanan Budidaya yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Program ini adalah IKU baru Ditjen Perikanan Budidaya yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas perikanan budidaya. Target atas bantuan benih Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon tahun 2017 adalah 155.000 ekor benih dan pada Triwulan IV telah tersalurkan 188.300 ekor benih atau 121.48%. Komoditas yang diberikan kepada pembudidaya yaitu ikan konsumsi (kakap putih) dan ikan hias clownfish. Pelaksanaan kegiatan bantuan benih diberikan kepada pembudidaya di Provinsi Maluku dan Laporan Kinerja Triwulan IV 37

Provinsi Sulawesi Selatan, yakni Kabupaten Maluku Tengah, Kota Ambon, Kabupaten Seram Bagian Barat, Kabupaten Barru dan Kabupaten Jeneponto. Kegiatan ini mencakup bahan kegiatan distribusi benih (paket) senilai Rp. 103.900.000,- dan telah terealisasi 100%. Tabel 15. Capaian IKU Jumlah Bantuan Benih Triwulan IV tahun 2017. Jumlah Bantuan Benih (ekor) Keterangan IKU 2017 IKU 2016 Kumulatif, - Target Tahunan 155.000 330.000 dihitung di triwulanan. - Target Triwulan IV 45.000 0 - Realisasi s.d Triwulan IV 188.300 342.000 - Persentase capaian tahunan (%) 121,48 103,46. Gambar 9. Kegiatan Serah Terima Bantuan Benih Ikan BPBL Ambon IKU 12 : Jumlah laboratorium penyakit ikan, kualitas air, pakan dan residu yang memenuhi standar teknis (unit) Laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan berperan penting dalam melakukan pengujian dan menganalisa sampel untuk pemeriksaan penyakit ikan, kualitas air, pakan dan residu. Validitas hasil uji ditentukan oleh kemampuan SDM yang handal serta sarana dan prasarana yang layak. Ketepatan dan keakuratan hasil uji dari laboratorium itulah yang dibutuhkan untuk menentukan kebijakan dan langkah selanjutnya dalam mengantisipasi serangan penyakit. Capaian terhadap indikator kinerja ini dilakukan berdasarkan pemenuhan terhadap unsure dasar yang dimuat di dalam cara berlaboratorium yang baik (good laboratory practices/glp), yang meliputi : (i) kelayakan bangunan; (ii) terpenuhinya SDM (jumlah maupun kompetensi); (IV) ketersediaan / kecukupan peralatan yang mendukung operasional pengujian; dan (iv) metode uji yang digunakan. Laporan Kinerja Triwulan IV 38

Dalam pencapaian IKU ini mencakup kegiatan : Pengadaan peralatan laboratorium (validasi metode uji) senilai Rp. 1.000.000,- Pada triwulan IV ini, Pengadaan bahan uji laboratorium senilai Rp. 152.400.000,- anggaran telah terserap senilai Rp. 151.967.000,- atau 99,71%. Pada Indikator Kinerja jumlah laboratorium penyakit ikan, kualitas air, pakan dan residu yang memenuhi standar teknis di tahun 2017 ditargetkan 1 (satu) unit. Kinerja di bidang ini dapat terealisasi 1 (satu) unit laboratorium penguji bidang kualitas air yang telah terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan standar ISO/SNI 17025 mengenai jaminan mutu laboratorium pengujian. Pencapaian target dari point IKU ini direncanakan pada Triwulan IV tahun berjalan. Tabel 16. Capaian IKU Jumlah laboratorium penyakit ikan, kualitas air, pakan dan residu yang memenuhi standar teknis (unit)triwulan IV tahun 2017. Jumlah laboratorium penyakit ikan, kualitas air, pakan dan residu yang Keterangan memenuhi standar teknis (unit) IKU 2017 IKU 2016 Kumulatif, - Target Tahunan 1 0 dihitung di triwulanan. - Target Triwulan IV 0 0 - Realisasi s.d Triwulan IV 1 0 - Persentase capaian tahunan (%) 100 0 IKU 13 : Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya (paket) Perekayasaan yang dilakukan pada tahun 2017 difokuskan pada bidang utama peningkatan produksi ikan dan rumput laut mencakup kegiatan pembenihan berbagai komoditas serta pemanfaatan bahan baku local dalm pembuatan pakan ikan. Secara lengkap dikategorikan menjadi 5 bagian yakni : Perekayasaan bidang perbenihan (2) senilai Rp. 155.000.000,-, dengan nilai realisasi senilai Rp. 154.788.000,- Perekayasaan bidang keskanling (1) senilai Rp. 20.000.000,- dengan nilai realisasi 100%. Perekayasaan bidang sarpras (1) senilai Rp. 25.000.000,- dengan nilai persentase per Desember sebesar 100%. Perekayasaan bidang pembesaran (1) Rp. 110.025.000,- dengan nilai persentase per Desember sebesar 100%. Laporan Kinerja Triwulan IV 39

Dalam pelaksanaannya, perekayasaan ini menggunakan 1 tipe organisasi yaitu tipe A. Tipe A terdiri dari 1 Kepala Program, 1 Program Manager, 1 Chief Engineering, 5 WBS (Work Breakdown Structure) dan 11 WP (Work Page) serta 39 ES (Engineering Staf) dan 36 TS (Technical Staf). Dalam waktu 3 bulan (triwulan pertama) tipe organisasi perekayasa mengalami perubahan menjadi tipe B dan tipe C. Hal ini disebabkan oleh adanya efisiensi anggaran pada awal tahun sehingga membutuhkan revisi dan penyesuaian kegiatan (terlampir), Tabel 17. Capaian IKU Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya (paket) Triwulan IV tahun 2017. Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan Keterangan budidaya (paket) IKU 2017 IKU 2016 Kumulatif, - Target Tahunan 5 0 dihitung di triwulanan. - Target Triwulan IV 2 0 - Realisasi s.d Triwulan IV 5 0 - Persentase capaian tahunan (%) 100 0 IKU 14 : Jumlah lokasi Restocking (Lokasi) Program bantuan benih dan restocking menjadi program prioritas Ditjen Perikanan Budidaya yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Program ini adalah IKU Ditjen Perikanan Budidaya yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas perikanan budidaya. Target atas bantuan benih adalah 155.000 ekor benih dan pada Triwulan IV tersalurkan 188.300 ekor benih atau 121,48% termasuk benih untuk kegiatan program penebaran kembali (restocking) di perairan umum. Komoditas yang di restocking di perairan antara lain ikan konsumsi (kakap putih), ikan hias clownfish, dan Banggai cardinal fish. Pelaksanaan kegiatan restocking dilakukan di beberapa lokasi perairan di Provinsi Maluku, yakni Kabupaten Maluku Tengah (Perairan Pulau Pombo), Kabupaten Seram Bagian Barat (Perairan Teluk Kotania) dan perairan Teluk Ambon Dalam ( Kota Ambon). Laporan Kinerja Triwulan IV 40

Gambar 10. Kegiatan Restocking di Perairan Teluk Ambon Dalam Tabel 18. Capaian IKU Jumlah Lokasi Restocking Triwulan IV tahun 2017. Jumlah Lokasi Restocking (Lokasi) Keterangan IKU 2017 IKU 2016 Kumulatif, - Target Tahunan 1 0 dihitung di triwulanan. - Target Triwulan IV 0 0 - Realisasi s.d Triwulan IV 3 0 - Persentase capaian tahunan (%) 300 0 SASARAN STRATEGIS 4 : TERSELENGGARANYA PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG PROFESIONAL DAN PARTISIPATIF IKU 15 : Jumlah pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan (sampel) Hingga akhir Triwulan IV tahun 2017, capaian kinerja pada sasaran strategis jumlah pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan mampu melebihi target yang ditetapkan pada triwulan pertama. Capaian realisasi terhadap jumlah sampel yang dilayani pada laboratorium penguji kesehatan ikan dan lingkungan BPBL Ambon mencapai 1379 sampel dari target 990 sampel. Laboratorium Penguji BPBL Ambon telah terakreditasi oleh KAN dan memenuhi standar teknis sebagai laboratorium penguji. Cakupan ruang lingkup pengujian meliputi pengujian parasit, mikrobiologi, virus, kualitas air, histologi, pengujian logam berat dan analisa residu antibiotik. Pencapaian IKU ini didasarkan pada kegiatan : Uji banding Laboratorium senilai Rp. 10.000.000,- Kalibrasi alat Laboratorium uji senilai Rp. 10.000.000,- Biaya perjalanan dalam rangka kalibrasi alat senilai Rp. 15.000.000,- Laporan Kinerja Triwulan IV 41

Tabel 19. Capaian IKU Jumlah pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan (sampel) Triwulan IV tahun 2017. Jumlah pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan Keterangan (sampel) IKU 2017 IKU 2016 Kumulatif, - Target Tahunan 990 920 dihitung di triwulanan. - Target Triwulan IV 195 231 - Realisasi s.d Triwulan IV 1379 442 - Persentase capaian tahunan (%) 100,90 48,04 SASARAN STRATEGIS 5: TERWUJUDNYA APARATUR SIPIL NEGARA BPBL AMBON YANG KOMPETEN, PROFESIONAL DAN BERINTEGRITAS IKU 16 : Indeks kompetensi dan integritas (persen) Dalam rangka mendukung tercapainya tujuan pembangunan perikanan budidaya, salah satu pendorong utamanya adalah tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan professional. Di samping itu, SDM juga merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi, yaitu bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas, kompeten, serta memiliki daya saing tinggi dalam era globalisasi. Oleh sebab itu, salah satu sasaran strategis yang ditetapkan oleh Ditjen Perikanan Budidaya adalah tersedianya SDM Ditjen Perikanan Budidaya yang kompeten dan profesional. SDM yang berintegritas dan berkompetensi tinggi adalah SDM yang memiliki sikap (attitude) dan kapasitas (skill) yang memadai dalam meningkatkan kinerja organisasi. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan SDM yang memiliki komitmen yang tercermin pada integritasnya. Pengangkatan seorang pegawai di dalam jabatan struktural diharapkan sesuai dengan kompetensinya sehingga prinsip the right man and the right place dapat terpenuhi. Hal ini dapat dicapai apabila pengangkatan dalam jabatan struktural berpedoman pada Standar Kompetensi Manajerial (SKM), dimana SKM menggambarkan jenis dan level kompetensi yang diperlukan bagi suatu jabatan, sehingga pelaksanaan tugas suatu jabatan dapat dilaksanakan dengan baik. Sementara itu indeks kompetensi dan integritas merupakan angka yang menunjukkan agregasi dari indeks kompetensi (membandingkan kompetensi hasil rekomendasi penilaian kompetensi/assessment dari asesor dengan jenis standar kompetensi yang dipersyaratkan sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 3A/KEPMEN- SJ/2014), persentase capaian output SKP, persentase tingkat kehadiran dan kepatuhan pejabat terhadap LHKPN/LHKASN. Laporan Kinerja Triwulan IV 42

Tabel 20. Capaian IKU Indeks kompetensi dan integritas (persen) Triwulan IV tahun 2017. IKU 2017 IKU 2016 Ket Indeks kompetensi dan integritas (persen) Nilai Adopsi - Target Tahunan 80 - Realisasi Triwulan IV 80 - Persentase capaian tahunan (%) 100 SASARAN STRATEGIS 6: TERSEDIANYA MANAJEMEN PENGETAHUAN BPBL AMBON YANG HANDAL DAN MUDAH DIAKSES IKU 17 : Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan terstandar (persen) Manajemen pengetahuan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang digunakan Ditjen Perikanan Budidaya untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui dan dipelajari baik oleh masyarakat maupun unit kerja lingkup Ditjen Perikanan Budidaya dalam menetapkan kebijakan untuk mencapai visi dan misi Ditjen Perikanan Budidaya. Konsep manajemen pengetahuan ini meliputi pengelolaan sumber daya manusia dan teknologi informasi. BPBL Ambon telah memiliki sistem informasi dalam bentuk laman website dan media sosial lainnya seperti facebook dan twitter untuk penyampaian informasi diseminasi publik. Kendala dalam sistem informasi publik ini adalah keterbatasan jaringan internet serta pemutakhiran data-data kegiatan untuk dipublikasikan ke masyarakat. Tabel 21. Sistem informasi di BPBL Ambon No Jenis Sistem Informasi URL Jenis Ket 1 Website http://bpblambon-kkp.org Diseminasi publik Laman UPT BPBL Ambon 2 Facebook https://www.facebook.com/hu mas.bpbla?hc_ref=newsfeed Diseminasi publik Media informasi 3 Twitter @bpbl_ambon Diseminasi publik Media informasi Laporan Kinerja Triwulan IV 43

Gambar 11. Media Sosial Twitter Gambar 12. Media Publikasi Website Laporan Kinerja Triwulan IV 44

Gambar 13. Media Publikasi Facebook Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik adalah salah satu produk regulasi dari paradigma baru tersebut yang mengusung prinsip transparansi dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis, transparan, dan akuntabel. Keberadaan UU No. 14 Tahun 2008 sangat penting sebagai landasan hukum yang berkaitan dengan (1) hak setiap orang untuk memperoleh informasi publik; (2) kewajiban badan publik dalam menyediakan dan melayani permohonan informasi publik secara cepat, tepat waktu, biaya ringan/proporsional, dengan cara sederhana. Terbukanya akses publik pada stakeholder terhadap kebutuhan informasi budidaya perikanan, akan memberikan motivasi BPBL Ambon untuk senantiasa bertanggung jawab dan berorientasi pada pelayanan masyarakat dengan baik dan hal tersebut dapat mempercepat terwujudnya system pengelolaan informasi pada instansi pemerintahan yang baik (good governance). Tabel 22. Capaian IKU Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan terstandar (persen) Triwulan IV tahun 2017. IKU 2017 IKU 2016 Ket Nilai Adopsi Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan terstandar (persen) - Target Tahunan 65 - Realisasi Triwulan IV 65 - Persentase capaian tahunan (%) 100 Secara umum kendala yang dihadapi adalah kondisi sinyal jaringan internet yang kurang stabil sehingga data tidak terupdate secara berkala. Rencana aksi yang dilakukan guna Laporan Kinerja Triwulan IV 45

mendukung IKU ini adalah memperkuat jaringan internet dan membentuk tim pengelola website dan melakukan update atas pemanfaatan teknologi informasi. SASARAN STRATEGIS 7 : TERWUJUDNYA BIROKRASI BPBL AMBON YANG EFEKTIF, EFISIEN DAN BERORIENTASI PADA LAYANAN PRIMA IKU 18 : Nilai kinerja reformasi birokrasi (persen) Reformasi birokrasi merupakan salahsatu upaya pemerintah untuk mencapai good governance dan melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap system penyelenggaraan pemerintah terutama menyangkut aspek kelembagaan, ketatalaksanaan dan sumberdaya manusia aparatur. Melalui reformasi birokrasi menjadi dasar perubahan kehidupan berbangsa dan bernegara. Reformasi Birokrasi dilaksanakan dalam rangka pembaharuan terhadap tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain, reformasi birokrasi adalah langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdayaguna dan berhasil guna serta mampu mendukung keberhasilan pembangunan di bidang kelautan dan perikanan. Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) adalah model penilaian mandiri yang digunakan sebagai metode untuk melakukan penilaian serta analisis yang menyeluruh terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi dan kinerja instansi pemerintah. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah, Direktorat Jenderal Perikanan melalui Tim Reformasi Birokrasi lingkup DJPB melakukan pengukuran terhadap indeks pelaksanaan reformasi birokrasi dari indikator-indikator komponen penilaian yang meliputi 8 area perubahan yaitu : 1. Manajemen Perubahan 2. Penataan Peraturan perundangundangan 3. Penataan dan Penguatan Organisasi 4. Penataan Tatalaksana 5. Penataan Sistem Manajemen SDM 6. Penguatan Akuntabilitas 7. Penguatan Pengawasan 8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik. Tabel 23. Capaian IKU Nilai kinerja reformasi birokrasi (persen) Triwulan IV tahun 2017. IKU 2017 IKU 2016 Ket Nilai kinerja reformasi birokrasi (persen) Nilai Adopsi - Target Tahunan A (80) - Realisasi Triwulan IV 91,87 - Persentase capaian tahunan (%) 114,8 Laporan Kinerja Triwulan IV 46

IKU 19 : Tingkat Maturitas SPIP (level) Tabel 24. Capaian IKU Tingkat Maturitas SPIP (level) Triwulan IV tahun 2017. IKU 2017 IKU 2016 Ket Tingkat Maturitas SPIP (level) Nilai Adopsi - Target Tahunan 2 - Realisasi Triwulan IV 2.76 - Persentase capaian tahunan (%) 138 Setiap tingkatan maturitas SPIP memiliki sifat dasar masing-masing yang dapat secara nyata membedakan satu tingkatan dari lainnya walau karena proses berkelanjutan terdapat persinggungan. Sifat dasar tersebut dapat terlihat dari karakteristik umum masing-masing tingkatan sebagai mana terlihat pada tabel 25 berikut ini : Tabel 25. Sifat dasar dan karakteristik tingkatan SPIP TINGKATAN KARAKTERISTIK Belum Ada (0) K/L/P sama sekali belum memiliki kebijakan dan prosedur yang diperlukan untuk melaksanakan praktek pengendalian intern. Rintisan (1) Ada pengendalian intern namun pendekatan resiko dan pengendalian yang diperlukan masih bersifat ad hoc dan tidak terorganisasi dengan baik, tanpa komunikasi dan pemantauan sehingga kelemahan tidak diidentifikasi. Berkembang (2) K/L/P telah melaksanakan praktek pengendalian intern namun tidak terdokumentasi dengan baik dan pelaksanaannya sangat bergantung pada individu dan belum melibatkan semua unit organisasi. Efektivitas pengendalian belum dievaluasi sehingga banyak terjadi kelemahan yang belum ditangani secara memadai. Terdefinisi (3) K/L/P telah melaksanakan praktek pengendalian intern dan terdokumentasi dengan baik, namun evaluasi atas Laporan Kinerja Triwulan IV 47

pengendalian intern dilakukan tanpa dokumentasi yang memadai. Terkelola dan Terukur (4) K/L/P telah menerapkan pengendalian internal yang efektif masing-masing personal pelaksana kegiatan yang selalu mengendalikan kegiatan pada pencapaian tujuan kegiatan itu sendiri maupun tujuan K/L/P evaluasi formal dan terdokumentasi. Optimum (5) K/L/P telah menerapkan pengendalian internal yang berkelanjutan, terintegrasi dalam pelaksanaan kegiatan yang didukung oleh pemantauan otomatis menggunakan aplikasi computer. IKU 20 : Persentase tindak lanjut direktif pimpinan (%) Tabel 26. Capaian IKU Persentase tindak lanjut direktif pimpinan (%) Triwulan IV tahun 2017. IKU 2017 IKU 2016 Ket Persentase tindak lanjut direktif pimpinan (%) Nilai Adopsi - Target Tahunan 100 - Realisasi Triwulan IV 100 - Persentase capaian tahunan (%) 100 Kepemimpinan merupakan masalah yang sangat penting dalam manajemen dan organisasi. Menurut Harahap (1996:233) kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain yang dimaksud untuk membentuk perilaku yang sesuai dengan kehendak kita. Dari definisi tersebut menunjukan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi dan mengarahkan orang lain untuk tercapainya tujuam tertentu. Manajemen kepemimpinan Direktif adalah gaya kepemimpinan yang memiliki hubungan yang positif dengan kepuasan dan harapan bawahan. Pimpinan memberikan perintah atau lugas khusus. IKU 21 : Nilai AKIP Lingkup DJPB Tabel 27. Capaian IKU Nilai AKIP Lingkup DJPB Triwulan IV tahun 2017. IKU 2017 IKU 2016 Ket Nilai AKIP Lingkup DJPB Nilai Adopsi - Target Tahunan 85 - Realisasi Triwulan IV 85 - Persentase capaian tahunan (%) 100 Laporan Kinerja Triwulan IV 48

AKIP adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui system pertanggungjawaban secara periodic. Yang melatar belakangi penyusunan AKIP adalah dalam rangka lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang lebih berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab. SASARAN STRATEGIS 8 : TERKELOLANYA ANGGARAN PEMBANGUNAN SECARA EFISIEN DAN AKUNTABEL IKU 22 : Nilai kinerja anggaran (persen) Realisasi Belanja instansi pada Tahun Anggaran 2017 adalah sebesar Rp 17.625.514.000,- Pada pertengahan tahun anggaran terdapat efisiensi anggaran sebesar Rp. 2.733.600.000,- sehingga pagu anggaran BPBL Ambon menjadi Rp. 14.891.914.000,-. Dan pada Bulan Agustus 2017 BPBL Ambon mendapatkan anggaran perubahan APBN-P yang tertuang dalam DIPA Nomor 032.04.2.566720/2017 tanggal 15 Agustus 2017 senilai Rp. 11,35 Milyar yang diperuntukan untuk program pengelolaan perbenihan ikan sehingga jumlah anggaran yang dikelola saat ini senilai Rp. 26.241.914.000,-, pada akhir tahun 2017 direvisi terkait kenaikan tunjangan kinerja PNS, maka jumlah anggaran yang dikelola senilai Rp. 26.596.493.000,- Tabel 28. Realisasi Anggaran BPBL Ambon Nama Kegiatan Pengelolaan Sistem Keskanling Pengelolaan Sistem Perbenihan Ikan Pengelolaan kawasan dan kesehatan Pengembangan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pagu Target per Desember (Rp) Realisasi Desember (Rp) Realisasi s/d Desember (Rp) Persentase s/d Desember (%) 286.900.000 0 3.923.900 286.410.000 99,83 15.006.170.000 5,826,303,000 4,433,015,080 13,703,044,379 91,32 941.870.000 0 1,953,300 940,189,200 99.82 1,093.199.000 205,032,000 148,812,210 999,874,241 91,46 9.268.354.000 2,292,930,000 1,666,509,941 8,689,933,321 93,76 26,596,493,000 8,324,265,000 6,254,214,431 24,619,451,141 92.57 Laporan Kinerja Triwulan IV 49

IKU 22 : Nilai kinerja anggaran (persen) Tabel 29. Capaian IKU Nilai kinerja anggaran BPBL Ambon (persen) Triwulan IV tahun 2017. IKU 2017 IKU 2016 Ket Nilai kinerja anggaran BPBL Ambon (persen) Nilai Adopsi - Target Tahunan 85 - Realisasi Triwulan IV 85 - Persentase capaian tahunan (%) 100 IK 23 : Persentase kepatuhan SAP lingkup BPBL Ambon (persen) SAP (Sistem Akuntansi Pemerintah) adalah Sistem pelaporan Pemerintah yang terintegrasi antara Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara. Sistem Akuntansi Pemerintahan (SAP) bertujuan untuk : (i) Menjaga asset Pemerintah dan instansi-instansinya melalui pencatatan, pemprosesan dan pelaporan transaksi keuangan yang konsisten sesuai dengan standar dan praktek akuntansi yang diterima secara umum; (ii) Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan kegiatan keuangan pemerintah baik secara nasional maupun instansi yang berguna sebagai dasar penilaian kinerja; (IV) Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi keuangan suatu instansi dan pemerintah secara keseluruhan; dan (iv) Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan, pengelolaan dan pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien. Upaya rekonsiliasi terhadap Laporan SAI dilakukan secara rutin bulanan di KPPN Ambon dan tindak lanjut atas hal tersebut segera dilaksanakan. Hal lain yang dilakukan dalam mengupayakan peningkatan atas ketaatan terhadap SAP adalah pembinaan dan peningkatan kompetensi petugas SAIBA dan BMN, penatausahaan dan pengelolaan BMN serta investarisasi aset BMN. IKU 23 : Persentase kepatuhan SAP lingkup BPBL Ambon (persen) Tabel 30. Capaian IKU Persentase kepatuhan SAP lingkup BPBL Ambon (persen) Triwulan IV tahun 2017. Persentase kepatuhan SAP lingkup BPBL Ambon (%) - Target Tahunan 100 - Realisasi Triwulan IV 100 - Persentase capaian tahunan (%) IKU 2017 IKU 2016 Ket Nilai Adopsi 100 Laporan Kinerja Triwulan IV 50

Laporan Kinerja Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon Triwulan IV Tahun 2017 menyajikan berbagai keberhasilan maupun kendala dalam mencapai Sasaran Strategis Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon pada triwulan IV yang tercermin pada capaian Indikator Kinerja Utama (IKU). Secara umum capaian sasaran strategis menunjukkan perkembangan yang signifikan, meskipun terdapat indikator yang belum mencapai target yang diharapkan. Hal tersebut disebabkan beberapa indikator kinerja membutuhkan komitmen, keterlibatan, dan dukungan aktif segenap komponen aparatur negara, masyarakat, dunia usaha dan civil society. Secara umum indikator kinerja Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon belum mencapai target yang ditetapkan. Ada beberapa keberhasilan pada kegiatan internal BPBL Ambon melingkupi kegiatan-kegiatan pada pengelolaan sistem kesehatan ikan dan lingkungan pembudidayaan ikan, kegiatan pengelolaan sistem perbenihan ikan, kegiatan sistem pengembangan prasarana dan sarana pembudidayaan ikan, pengembangan sistem produksi pembudidayaan ikan dan peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya. Kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian sasaran strategis akan menadi fokus perbaikan kinerja pada periode berikutnya. Upaya koordinasi dan peningkatan kerjasama akan dilakukan dengan lebih intensif. Akhirnya dengan disusunnya Laporan Kinerja ini, diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait mengenai tugas dan fungsi BPBL Ambon, sehingga dapat memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada tahun-tahun mendatang. Secara internal laporan kinerja ini telah menjadi motivator untuk lebih meningkatkan kinera organisasi terhadap perkembangan tuntutan stakeholders /mitra kerja, sehingga kontribusi BPBL Ambon dalam pembangunan perikanan budidaya dapat lebih dirasakan. Laporan Kinerja Triwulan IV 51