L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I II TAHUN 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I II TAHUN 2016"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya serta dukungan kerjasama dari semua pihak terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga penyusunan Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2016 ini dapat terlaksana dengan baik Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2016 ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2016 yang tertuang dalam pelaksanaan program dan kegiatan dalam upaya pencapaian visi dan misi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya LKj Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2016 ini mencakup uraian pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melalui serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan sampai dengan triwulan III tahun 2016 oleh masingmasing satker terkait LKj Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2016 ini diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga dapat memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada periode berikutnya Secara internal, LKj Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2016 dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi atas pencapaian kinerja sampai dengan triwulan III sehingga dapat menjadi pemicu peningkatan kinerja organisasi dengan melakukan langkah-langkah perbaikan melalui pelayanan yang lebih profesional dan transparan yang berguna bagi masyarakat Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna dalam rangka menunjang pembangunan kelautan dan perikanan yang berkelanjutan di masa mendatang Jakarta, Oktober 2016 Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Dr Ir Slamet Soebjakto, MSi i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iv DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR LAMPIRAN x IKHTISAR EKSEKUTIF 1 BAB 1 PENDAHULUAN 3 11 Latar Belakang 3 12 Maksud dan Tujuan 4 13 Tugas dan Fungsi 4 14 Permasalahan Utama 8 15 Sistematika LKj 9 BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA RENCANA STRATEGIS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN Visi Misi Tujuan Sasaran Strategis Strategi dan Kebijakan Program Pembangunan Perikanan Budidaya RENCANA KINERJA DAN ANGGARAN Indikator Kinerja Anggaran Penetapan Kinerja/Perjanjian Kinerja (PK) Tahun Pengukuran/Pengelolaan Kinerja 26 BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA CAPAIAN KINERJA ORGANISASI PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 7 : Terwujudnya Aparatur Sipil Negara DJPB yang Kompeten, Profesional dan Berkepribadian PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 8 : Tersedianya Manajemen Pengetahuan DJPB yang Handal dan Mudah Diakses PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 9 : Terwujudnya Birokrasi DJPB yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 10 : Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisien dan Akuntabel PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 4 : Tersedianya Kebijakan Pembangunan Perikanan Budidaya yang Efektif PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 5 : Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang Berkeadilan, Berdaya Saing dan Berkelanjutan PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 6 : Tersedianya Pengendalian ii

4 Sistem Budidaya secara Efektif PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 2 : Terwujudnya Kedaulatan dalam Pengelolaan SDKP PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 3 : Terwujudnya Pengelolaan Sumber Perikanan Budidaya yang Partisipatif, Bertanggung Jawab, dan Berkelanjutan PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 1 : Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat KP Capaian Kinerja Anggaran 115 BAB 4 PENUTUP 119 LAMPIRAN 124 iii

5 DAFTAR TABEL No Uraian Hal 1 Sasaran Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Menurut Komoditas Utama Tahun Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian Sasaran Strategis 7 Terwujudnya Aparatur Sipil Negara DJPB yang Kompeten, Profesional dan Berkepribadian sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 40 Indeks Kompetensi dan Integritas sampai dengan Triwulan III Tahun Rekapitulasi Kompetensi dan Integritas DJPB Triwulan III Tahun Capaian Sasaran Strategis 8 Tersedianya Manajemen Pengetahuan DJPB yang Handal dan Mudah Diakses sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 41 Persentase Unit Kerja yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar (%) sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian Sasaran Strategis 9 Terwujudnya Birokrasi DJPB yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 42 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi DJPB sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian Sasaran Strategis 10 Terkelolanya Anggaran Pembangunan DJPB secara Efisien dan Akuntabel sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 43 Nilai Kinerja Anggaran DJPB (%) sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 44 Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup DJPB (%) sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian Sasaran Strategis 4 Tersedianya Kebijakan Pembangunan Perikanan Budidaya yang Efektif sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 12 Indeks Efektivitas Kebijakan Pemerintah Bidang PB sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 13 Jumlah RSNI 3 Bidang Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 14 Jumlah Draft Peraturan Perundang-undangan Perikanan Budidaya (dokumen) sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian Sasaran Strategis 5 Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang Berkeadilan, Berdaya Saing dan Berkelanjutan sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 15 Jumlah Unit Pembenihan Bersertifikat CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik) sampai dengan Triwulan III Tahun Rekapitulasi Capaian Sertifikasi CPIB Berdasarkan Usaha dan Komoditas sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 16 Jumlah Bantuan Benih Ikan (juta ekor) sampai dengan Triwulan III Tahun iv

6 21 Realisasi Bantuan Benih Berdasarkan Komoditas sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 17 Jumlah Kawasan Kebun Bibit Rumput Laut (kawasan) sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 18 Jumlah Unit Produsen Pakan Ikan Bersertifikat CPPIB (unit; kumulatif) sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 19 Jumlah Bantuan Peralatan Pakan Mandiri (unit) sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 20 Jumlah Bantuan Bahan Baku Pakan (paket) sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 21 Jumlah Kelompok Produsen Pakan (kelompok; non kumulatif) sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 22 Jumlah Unit Pembudidayaan Ikan Bersetifikat CBIB Skala Kecil dan Skala Besar (unit;kumulatif) sampai dengan Triwulan III Tahun Rekapitulasi Jumlah Unit Pembudidayaan Ikan Bersertifikat CBIB sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 per Provinsi Capaian IKU 23 Jumlah Penyiapan Sertifikasi Hak Atas Tanah Pembudidaya (bidang; non kumulatif) sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 24 Jumlah Bantuan Sarana Budidaya di Lokasi PSKPT Capaian IKU 25 Jumlah Bantuan Sarana Budidaya Ikan (paket) sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 26 Jumlah Bantuan Sarana Rumput Laut (Paket) sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 27 Jumlah Bantuan Sarana Minapadi (paket) sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 28 Jumlah Bantuan Sarana Budidaya Teknologi Biofloc (unit) sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 29 Jumlah Bantuan Sarana Budidaya Kekerangan (unit) sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 30 Jumlah Bantuan Excavator (unit) sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 31 Jumlah Bantuan Keramba Jaring Apung (unit) sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 32 Jumlah Bantuan Kincir Air (unit) sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 33 Jumlah Kelompok Partisipatif yang Melakukan Pemeliharaan Infrastrukturnya secara Efektif (kelompok; non kumulatif) sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 34 Jumlah Kab/Kota yang Memenuhi Syarat sebagai Minapolitan Berbasis Perikanan Budidaya (kab/kota; kumulatif) sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 35 Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan Budidaya (paket) sampai dengan Triwulan III Tahun Rekapitulasi Capaian Kegiatan Perekayasaan lingkup DJPB Tahun Capaian Sasaran Strategis 6 Tersedianya Pengendalian Sistem Budidaya secara Efektif sampai dengan Triwulan III Tahun v

7 44 Capaian IKU 36 Jumlah Obat Ikan yang Terjamin, Mutu, Keamanan dan Khasiatnya sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian Jumlah Obat Ikan yang Terjamin Mutu, Keamanan dan Khasiatnya pada Triwulan III Tahun Capaian Jumlah Obat Ikan yang Terjamin Mutu, Keamanan dan Khasiatnya sampai dengan Triwulan III Tahun Rincian Penerbitan Surat Nomor Pendaftaran Obat Ikan pada Triwulan III Capaian IKU 37 Jumlah Sampel Produk Perikanan Budidaya yang Diambil Minimal 96% Bebas Residu (sampel; non kumulatif) sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 38 Jumlah Jenis Pakan Ikan Terdaftar (jenis; kumulatif) sampai dengan Triwulan III Tahun Perkembangan Pakan Ikan Terdaftar Menurut Jenis Ikan Tahun (Triwulan III) Daftar Perusahaan yang Memperpanjang Sertifikat sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 39 Jumlah Unit Usaha Budidaya yang Memperoleh Layanan Perizinan sampai dengan Triwulan III Tahun Unit Usaha Yang Memperoleh Layanan Perizinan Tahun 2010 September Unit Usaha yang Beraktfitas Sesuai dengan Ketentuan Tahun 2010 September Capaian Sasaran Strategis 2 Meningkatnya Pengelolaan Perikanan Budidaya yang Berkelanjutan sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 4 Jumlah Pulau-pulau Kecil yang Mandiri sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian Sasaran Strategis 3 Terwujudnya Pengelolaan Sumber Perikanan Budidaya yang Partisipatif, Bertanggung jawab, dan Berkelanjutan sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 5 Jumlah Investasi Bidang Perikanan Budidaya (miliar rupiah) sampai dengan Triwulan III Tahun Rekapitulasi Jumlah Investasi Bidang Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 per Provinsi Capaian IKU 6 Jumlah Kredit Program Bidang Perikanan Budidaya yang Disalurkan (Rp Miliar) sampai dengan Triwulan III Tahun Rekapitulasi Jumlah Kredit Program Bidang Perikanan Budidaya yang Disalurkan sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 yang Bersumber dari KUR dan KKP-E Capaian IKU 7 Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (Juta Ton) sampai dengan Triwulan III Tahun Perbandingan Target dan Realisasi Jumlah Produksi Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 dan sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Berdasarkan Jenis Budidaya (Ton) Capaian Volume Produksi Perikanan Budidaya Per Komoditas sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 dan sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 8 Jumlah Ikan Hias sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian Volume Produksi Ikan Hias Per Komoditas sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 9 Konsumsi Ikan sampai dengan Triwulan III Tahun vi

8 68 Capaian IKU 10 Persentase Peningkatan PNBP dari Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun Target Penerimaan Negara Bukan Pajak Tahun Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) smpai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 11 Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance sampai dengan Triwulan III Tahun Proses Pencapaian Indikator Kinerja Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dilakukan Survaillan dan atau Monitoring Capaian Sasaran Strategis 1 Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat KP sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 1 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) sampai dengan Triwulan III Tahun Nilai Tukar Pembudidaya Ikan sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 2 Rata-rata Pendapatan Pembudidaya/bulan sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 3 Pertumbuhan PDB Perikanan (Persen) sampai dengan Triwulan III Tahun PDB Perikanan (Atas Dasar Harga Berlaku) sampai dengan Triwulan III Tahun Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun Anggaran 2016 dan Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Setditjen Perikanan Budidaya Berdasarkan Jenis Belanja Pagu dan Realisasi Anggaran Satker Lingkup Ditjen Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun vii

9 DAFTAR GAMBAR No Uraian Hal 1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Dr Ir Slamet Soebjakto, MSi mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan bersama Gubernur Bengkulu melakukan Acara Syukuran Nelayan di Pantai Panjang Kota Bengkulu pada tanggal 9 April Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Dr Ir Slamet Soebjakto, MSi berllsama jajarannya melepaskan 300 ribu benih biota laut di Dermaga Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan yang merupakan kegiatan restocking 300 ribu benih yang terdiri dari benih Rajungan (Posturus Pelagicus) kemudian benih Ikan Bandeng (Chanos canos) dan benih Udang Windu (P Monodon) yang dilepaskan di laut pada tanggal 14 April Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) menyelenggarakan perhelatan Pameran Perikanan Indonesia Aquaculture dan Asia Pacific Aqua Culture (Indoaqua- APA 2016) yang digelar di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal April 2016 yang dibuka oleh Menko dan Sumberdaya Rizal Ramli 12 5 Direktor Jenderal Perikanan Budidaya didampingi Komisi IV DPR RI, dan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Lampung pada Acara Pengangkutan Ikan Hidup Hasil Budidaya (ekspor) Perdana di Lampung pada tanggal 11 Mei Direktor Jenderal Perikanan Budidaya didampingi Komisi IV DPR RI, dan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Belitung, dalam Acara Pengangkutan Ikan Hidup Hasil Budidaya (ekspor) Perdana di Belitung pada tanggal 12 Mei Validasi Data Statistik Perikanan Budidaya Tingkat Pusat Tahun Peta Strategi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun Peta Strategi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun (Revisi) Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Dr Ir Slamet Soebjakto, MSi bersama Direktur Perbenihan, Ir Sarifin, MS meresmikan Pabrik Mini Pakan Ikan Mandiri sebagai salah satu bagian dari Gerakan Pakan Ikan Mandiri (GERPARI) di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin pada tanggal 25 Mei Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, menyelenggarakan Forum GERPARI (Gerakan Pakan Ikan Mandiri) 2016 pada tanggal 31 Mei 03 Juni 2016 di Yogyakarta yang dibuka oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Bapak Dr Ir Slamet Soebjakto, MSi Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto bersama Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Nilanto Perbowo; Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, Rina; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Brahmantya Satyamurti Poerwadi melakukan Panen dan Tebar Kerapu di Desa Hadakewa, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tanggal 10 Juni Tebar Benih Lele di Koarmabar dalam rangka menaikkan produksi perikanan budidaya, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menyelenggarakan Pelatihan dan Pebenaran Benih Ikan Lele Bekerjasama dengan Markas Besar Komando Armada viii

10 Barat Republik Indonesia, Jakarta pada tanggal 23 Juni Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun Indikator Hasil Nilai Pencapaian Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) sampai dengan Triwulan III Tahun Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Triwulan III Tahun ix

11 DAFTAR LAMPIRAN No Uraian Hal 1 Rencana Kerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2016 (Sebelum Penambahan Anggaran APBN-P Tahun 2016) Rekapitulasi Capaian IKU 17 Jumlah Kawasan Kebun Bibit Rumput Laut sampai dengan Triwulan III Tahun Rekapitulasi Capaian IKU 23 Jumlah Penyiapan Sertifikasi Hak Atas Tanah Pembudidaya sampai dengan Triwulan III Tahun Rekapitulasi Capaian IKU 27 Jumlah Bantuan Sarana Minapadi sampai dengan Triwulan III Tahun Rekapitulasi Capaian IKU 28 Jumlah Bantuan Sarana Budidaya Teknologi Biofloc sampai dengan Triwulan III Tahun Rekapitulasi Capaian IKU 29 Jumlah Bantuan Sarana Budidaya Kekerangan sampai dengan Triwulan III Tahun Rekapitulasi Capaian IKU 30 Jumlah Bantuan Excavator sampai dengan Triwulan III Tahun Rekapitulasi Capaian IKU 31 Jumlah Bantuan Keramba Jaring Apung sampai dengan Triwulan III Tahun Rekapitulasi Capaian IKU 32 Jumlah Bantuan Kincir Air sampai dengan Triwulan III Tahun Rekapitulasi Capaian IKU 33 Jumlah Kelompok Partisipatif yang Melakukan Pemeliharaan Infrastrukturnya secara Efektif sampai dengan Triwulan III Tahun Rekapitulasi Capaian IKU 34 Jumlah Kabupaten/Kota yang Memenuhi Syarat sebagai Minapolitan Berbasis Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun Rekapitulasi Capaian IKU 11 Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dilakukan Survailan dan atau Monitoring sampai dengan Triwulan III Tahun Rekapitulasi Capaian IKU 2 Rata-rata Pendapatan Pembudidaya/bulan Triwulan III Tahun Rekapitulasi Penyerapan Anggaran Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 (per 30 September 2016) 167 x

12 IKHTISAR EKSEKUTIF Kegiatan pembangunan perikanan budidaya pada tahun 2016 sebagaimana pada Penetapan Kinerja (Tapja) Direktur Jenderal Perikanan Budidaya ditetapkan 10 (sepuluh) Sasaran Strategis dengan 44 (empat puluh empat) Indikator Kinerja Utama untuk menunjang pencapaian visi dan misi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Adapun 4 (empat) perspektif yang digunakan dalam pengklasifikasian IKU-IKU tersebut adalah : (i) Stakeholder Perspective; (ii) Customer Perspective; (iii) Internal Process Perspective; dan (iv) Learning and Growth Perspective Sampai dengan triwulan III tahun 2016, rata-rata pencapaian sasaran strategis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya adalah sebesar 74,59% terhadap target sampai dengan triwulan III atau 54,63% terhadap target tahunan Adapun rincian pencapaian indikator kinerja utama (IKU) adalah sebagai berikut : 1 Dari 44 IKU yang telah ditetapkan, terdapat 18 IKU (40,91%) dengan pencapaian melebihi target sampai dengan triwulan III (capaian >100%), 14 IKU (31,82%) yang belum dapat mencapai sampai dengan target triwulan III (capaian <100%), dan 12 IKU (27,27%) belum terdapat data capaian karena penghitungan dilakukan di akhir tahun; 2 IKU yang capaiannya telah melampaui target yang telah ditentukan, yaitu: a Rata-rata pendapatan pembudidaya/bulan (Rp), tercapai 100,72% b Jumlah investasi bidang perikanan budidaya (Rp Miliar), tercapai 100,09%; c Jumlah kredit program bidang perikanan budidaya yang disalurkan (Rp Miliar), tercapai 111,88%; d Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dilakukan survailan dan atau monitoring (kabupaten/kota; kumulatif) tercapai 113,33%; e Jumlah draft peraturan perundangan-undangan perikanan budidaya (dokumen; non kumulatif), tercapai 150%; f Jumlah unit pembenihan bersertifikat CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik) (unit; kumulatif), tercapai 114,85%; g Jumlah bantuan benih ikan (juta ekor), tercapai 203,58%; h Jumlah penyiapan sertifikasi hak atas tanah pembudidaya (bidang; non kumulatif) tercapai 144,83%; i Jumlah bantuan sarana rumput laut (paket), tercapai 106%; j Jumlah bantuan sarana minapadi (paket), tercapai 100%; k Jumlah bantuan sarana budidaya teknologi bioflok (paket), tercapai 160%; l Jumlah bantuan excavator (paket), tercapai 100%; m Jumlah bantuan kincir air (paket), tercapai 100%; n Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya (paket; non kumulatif); tercapai >100%; o Jumlah sampel produk perikanan budidaya yang diambil minimal 96% bebas residu (sampel; non kumulatif), tercapai 105,29%; p Jumlah unit usaha budidaya yang memperoleh layanan perizinan (unit; kumulatif), tercapai 129,20%; dan 1

13 q Indeks kompetensi dan integritas, tercapai >100%; 3 IKU yang capaiannya belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan, yaitu: a Nilai Tukar Pembudidaya Ikan, tercapai 96,90%; b Pertumbuhan PDB Perikanan (persen), tercapai 72,13%; c Jumlah produksi perikanan budidaya (juta ton; non kumulatif), tercapai 89,66%; d Jumlah produksi ikan hias (miliar ekor; non kumulatif), tercapai 80,83%; e Jumlah kawasan kebun bibit rumput laut (kawasan), tercapai 29,09%; f Jumlah unit pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB skala kecil dan skala besar (unit; kumulatif), tercapai 99,83%; g Jumlah bantuan sarana budidaya ikan (paket), tercapai 96,57%; h Jumlah bantuan sarana budidaya kekerangan (unit), tercapai 50%; i Jumlah bantuan keramba jaring apung (unit), tercapai 99,02%; j Jumlah kelompok partisipatif yang melakukan pemeliharaan infrastrukturnya secara efektif (kelompok; non kumulatif), tercapai 99,57%; k Jumlah kab/kota yang memenuhi syarat sebagai minapolitan berbasis perikanan budidaya (paket; non kumulatif), tercapai 95,79%; l Jumlah obat ikan yang terjamin, mutu, keamanan dan khasiatnya (obat; kumulatif), tercapai 99,63%; m Jumlah jenis pakan ikan terdaftar (jenis; kumulatif), tercapai 92,72%; dan n Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup DJPB (%), tercapai 40,29% 4 IKU belum terdapat data capaian karena penghitungan dilakukan di akhir tahun; a Jumlah pulau-pulau kecil yang mandiri (pulau; kumulatif); b Konsumsi ikan (kg/kapita/tahun; non kumulatif); c Persentase peningkatan PNBP dari perikanan budidaya (persen); d Indeks efektivitas kebijakan pemerintah; e Jumlah RSNI 3 bidang perikanan budidaya (judul; non kumulatif); f Jumlah unit produsen pakan ikan bersertifikat CPPIB (unit; kumulatif); g Jumlah bantuan peralatan pakan mandiri (unit); h Jumlah bantuan bahan baku pakan (paket); i Jumlah kelompok produsen pakan (kelompok; non kumulatif); j Jumlah bantuan sarana budidaya di lokasi PSKPT (Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu) (paket); k Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar; l Nilai kinerja Reformasi Birokrasi DJPB; dan m Nilai kinerja anggaran DJPB (%); Peningkatan kinerja terhadap pencapaian terhadap beberapa IKU yang masih di bawah target yang ditetapkan perlu senantiasa dilakukan melalui kerja keras pada beberapa kegiatan pendukung IKU dimaksud serta melakukan penyempurnaan terhadap kebijakan yang ada untuk lebih mengoptimalkan pencapaian sasaran strategis Dengan demikian, diharapkan di masa yang akan datang dapat terjadi peningkatan capaian kinerja yang lebih optimal melalui kegiatan-kegiatan pendukung yang dilakukan secara efektif dan efisien 2

14 BAB 1 PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Penetapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) III Tahun melalui Perpres No 2 Tahun 2015, telah mengamanatkan agar melakukan pembangunan berbagai bidang secara berkelanjutan Fokus RPJMN , yaitu memantapkan pembangunan keunggulan kompetitif berbasis SDA, SDM Berkualitas, dan Kemampuan IPTEK sehingga diharapkan dapat terwujud : (i) ketahanan ekosistem (resilient ecosystem); (ii) ketahanan dan kedaulatan perikanan; (iii) daya saing ekonomi melalui pengembangan Inovasi dan IPTEK; dan (iv) kesejahteraan masyarakat Sesuai dengan arahan RPJMN tersebut, selama kurun waktu tahun , fokus kebijak,man pembangunan perikanan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya adalah sebagai berikut : (i) Meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya; (ii) Meningkatkan daya saing dan potensi ekonomi sumberdaya perikanan budidaya; dan (iii) Meningkatkan kelestararian dan keberlanjutan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya Arah kebijakan perikanan budidaya tersebut dan dengan mempertimbangkan potensi dan keunggulan karakteristik yang ada, diyakini mampu memberi kontribusi pada 9 (sembilan) agenda pembangunan nasional pemerintah (NAWA CITA), diantaranya mewujudkan kemandirian ekonomi (termasuk pembudidaya ikan), serta memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan melalui peningkatan produksi budidaya yang memiliki daya saing dan berkelanjutan Adapun strategi yang ditempuh untuk mewujudkan arah kebijakan pembangunan perikanan budidaya tahun adalah sebagai berikut : (i) Meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya; (ii) Meningkatkan daya saing dan potensi ekonomi sumberdaya perikanan budidaya; dan (iii) Pelestarian dan keberlanjutan sumberdaya perikanan budidaya Dengan ditetapkannya arah kebijakan dan strategi pembangunan perikanan budidaya, maka sasaran strategis pembangunan perikanan budidaya berdasarkan tujuan yang akan dicapai telah dijabarkan dalam 4 (empat) perspektif dengan masing-masing IKU seperti yang tercantum pada Rencana Strategis (Renstra) dan Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya untuk mengatasi tantangan global dan permasalahan yang menuntut perubahan paradigma dan desain percepatan pembangunan perikanan budidaya Berdasarkan Instruksi Presiden (INPRES) No 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Perpres No 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), dan Permen PAN dan RB RI No 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, menyatakan bahwa setiap kementerian berkewajiban menyusun Laporan Kinerja (LKj) sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan berdasarkan Renstra maupun Rencana Kerja Tahunan (RKT) yang dibuat sebelumnya LKj juga merupakan sarana untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja berdasarkan indikator sasaran yang telah ditetapkan 3

15 sebelumnya sehingga prinsip pemerintahan yang bersih dan bertanggung jawab (good governance) dapat diwujudkan Atas dasar hal-hal tersebut, Ditjen Perikanan Budidaya telah menetapkan target kinerja tahun 2016, dan dilanjutkan dengan melakukan monitoring dan pengukuran kinerja terhadap capaian kinerja sampai dengan triwulan III tahun 2016, kemudian dituangkan dalam LKj Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2016 sebagai wujud akuntabilitas dari mandat yang diemban serta dalam rangka menilai efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan LKj Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2016 ini menginformasikan input, output, outcome, dan benefit dari setiap pelaksanaan program dan kegiatan sampai dengan triwulan III tahun Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan Penyusunan LKj Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2016 adalah : (i) sebagai sarana pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya kepada seluruh stakeholders; (ii) sebagai bahan evaluasi atas pencapaian kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai dengan triwulan III tahun 2016 dalam upaya memperbaiki kinerja triwulan berikutnya; dan (iii) sebagai bahan masukan untuk pelaksanaan program dan kegiatan triwulan berikutnya 13 Tugas dan Fungsi Ditjen Perikanan Budidaya mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan perikanan budidaya, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor : 23/PERMEN-KP/2015 yang diuraikan lebih rinci dalam fungsi sebagai berikut : 1 Perumusan kebijakan di bidang perikanan budidaya; 2 Pelaksanaan kebijakan di bidang perikanan budidaya; 3 Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang perikanan budidaya; 4 Pemberian bimbingan teknis dan supervise di bidang perikanan budidaya; 5 Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan Ditjen Perikanan Budidaya; 6 Pelaksanaan administrasi Ditjen Perikanan Budidaya; dan 7 Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut, susunan organisasi Ditjen Perikanan Budidaya merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2008 serta Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan Melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan berdasarkan perubahan kebijakan menteri, maka pada bulan Agustus 2015, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah melakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 23/PERMEN-KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan Berdasarkan peraturan menteri tersebut, susunan organisasi Ditjen Perikanan Budidaya terdiri dari : 4

16 1 Sekretariat Direktorat Jenderal, merupakan unsur pembantu yang dipimpin oleh Sekretaris Direktorat Jenderal, bertugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan direktorat jenderal Sedangkan fungsinya adalah : (i) koordinasi penyusunan rencana, program, dan anggaran; (ii) pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi; (iii) pembinaan dan penyiapan bahan penataan organisasi dan tata laksana, serta fasilitasi pelaksanaan reformasi birokrasi; (iv) koordinasi dan penyiapan bahan penyusunan peraturan perundangundangan serta penyiapan bahan pelaksanaan advokasi hukum; dan (v) pengelolaan BMN dan layanan pengadaan barang/jasa pemerintah Sekretariat Direktorat Jenderal terdiri atas : (i) Bagian Program; (ii) Bagian Kepegawaian; (iii) Bagian Hukum, Organisasi dan Hubungan Masyarakat; dan (iv) Bagian Umum dan Keuangan 2 Direktorat Kawasan Budidaya, merupakan unsur pelaksana yang dipimpin oleh Direktur Kawasan Budidaya, bertugas dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kawasan budidaya Sedangkan fungsinya adalah : (i) penyiapan perumusan kebijakan di bidang lahan dan air, tata pembangunan, tata operasional dan pemeliharaan, fasilitas kawasan, dan minapolitan budidaya; (ii) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang lahan dan air, tata pembangunan, tata operasional dan pemeliharaan, fasilitas kawasan, dan minapolitan budidaya; (iii) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang lahan dan air, tata pembangunan, tata operasional dan pemeliharaan, fasilitas kawasan, dan minapolitan budidaya; (iv) pelaksanaan bimbingan teknis di bidang lahan dan air, tata pembangunan, tata operasional dan pemeliharaan, fasilitas kawasan, dan minapolitan budidaya; (v) pelaksanaan evaluasi di bidang lahan dan air, tata pembangunan, tata operasional dan pemeliharaan, fasilitas kawasan, dan minapolitan budidaya; dan (vi) pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat Direktorat Kawasan Budidaya terdiri atas : (i) Subdirektorat Lahan dan air; (ii) Subdirektorat Tata Pembangunan; (iii) Subdirektorat Tata Operasional dan Pemeliharaan; (iv) Subdirektorat Fasilitas Kawasan; (v) Subdirektorat Minapolitan; dan (vi) Subbagian Tata Usaha 3 Direktorat Perbenihan, merupakan unsur pelaksana yang dipimpin oleh Direktur Perbenihan, bertugas dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan Sedangkan fungsinya adalah : (i) penyiapan perumusan kebijakan di bidang induk, perbenihan ikan air tawar, air payau, dan laut, serta standardisasi dan sertifikasi perbenihan; (ii) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang induk, perbenihan ikan air tawar, air payau, dan laut, serta standardisasi dan sertifikasi perbenihan; (iii) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang induk, perbenihan ikan air tawar, air payau, dan laut, serta standardisasi dan sertifikasi perbenihan; (iv) pelaksanaan bimbingan teknis di bidang induk, perbenihan ikan air tawar, air payau, dan laut, serta standardisasi dan sertifikasi perbenihan; (v) pelaksanaan evaluasi di bidang induk, perbenihan ikan air tawar, air payau, dan laut, 5

17 serta standardisasi dan sertifikasi perbenihan; dan (vi) pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat Direktorat Perbenihan terdiri atas : (i) Subdirektorat Induk; (ii) Subdirektorat Perbenihan Ikan Air Tawar; (iii) Subdirektorat Perbenihan Ikan Air Payau; (iv) Subdirektorat Perbenihan Ikan Laut; (v) Subdirektorat Standardisasi dan Sertifikasi Perbenihan; dan (vi) Subbagian Tata Usaha 4 Direktorat Pakan, merupakan unsur pelaksana yang dipimpin oleh Direktur Pakan, bertugas dalam melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pakan ikan Sedangkan fungsinya adalah : (i) penyiapan perumusan kebijakan di bidang bahan baku, mutu pakan, pakan buatan, pakan alami, serta standardisasi dan sertifikasi pakan ikan; (ii) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang bahan baku, mutu pakan, pakan buatan, pakan alami, serta standardisasi dan sertifikasi pakan ikan; (iii) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bahan baku, mutu pakan, pakan buatan, pakan alami, serta standardisasi dan sertifikasi pakan ikan; (iv) pelaksanaan bimbingan teknis di bidang bahan baku, mutu pakan, pakan buatan, pakan alami, serta standardisasi dan sertifikasi pakan ikan; (v) pelaksanaan evaluasi di bidang bahan baku, mutu pakan, pakan buatan, pakan alami, serta standardisasi dan sertifikasi pakan ikan; dan (vi) pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat Direktorat Pakan terdiri atas : (i) Subdirektorat Bahan Baku; (ii) Subdirektorat Mutu Pakan; (iii) Subdirektorat Pakan Alami; (iv) Subdirektorat Pakan Buatan; (v) Subdirektorat Standardisasi dan Sertifikasi; dan (vi) Subbagian Tata Usaha 5 Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya, merupakan unsur pelaksana yang dipimpin oleh Direktur Produksi dan Usaha Budidaya, bertugas dalam melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, evaluasi dan laporan di bidang produksi dan usaha perikanan budidaya Sedangkan fungsinya adalah : (i) penyiapan perumusan kebijakan di bidang produksi ikan air tawar, air payau, dan laut, pengembangan usaha, pelayanan usaha, standardisasi, dan sertifikasi, serta data dan statistik perikanan budidaya; (ii) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang produksi ikan air tawar, air payau, dan laut, pengembangan usaha, pelayanan usaha, standardisasi, dan sertifikasi, serta data dan statistik perikanan budidaya; (iii) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang produksi ikan air tawar, air payau, dan laut, pengembangan usaha, pelayanan usaha, standardisasi, dan sertifikasi, serta data dan statistik perikanan budidaya; (iv) pelaksanaan bimbingan teknis di bidang produksi ikan air tawar, air payau, dan laut, pengembangan usaha, pelayanan usaha, standardisasi, dan sertifikasi, serta data dan statistik perikanan budidaya; (v) pelaksanaan evaluasi di bidang produksi ikan air tawar, air payau, dan laut, pengembangan usaha, pelayanan usaha, standardisasi, dan sertifikasi, serta data dan statistik perikanan budidaya; dan (vi) pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya terdiri dari : (i) Subdirektorat Produksi Ikan Air Tawar, Air Payau, dan Laut; (ii) Subdirektorat Pengembangan Usaha; (iii) Subdirektorat Pelayanan Usaha; (iv) Subdirektorat Standardisasi dan Sertifikasi; (v) Subdirektorat Data dan Statistik; dan (vi) Subbagian Tata Usaha 6

18 6 Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan, merupakan unsur pelaksana yang dipimpin oleh Direktur Kesehatan Ikan dan Lingkungan, bertugas dalam melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, evaluasi dan laporan di bidang kesehatan ikan dan lingkungan Sedangkan fungsinya adalah : (i) penyiapan perumusan kebijakan di bidang hama dan penyakit ikan, obat ikan, monitoring residu, perlindungan lingkungan budidaya, dan standardisasi dan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan; (ii) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang hama dan penyakit ikan, obat ikan, monitoring residu, perlindungan lingkungan budidaya, dan standardisasi dan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan; (iii) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang hama dan penyakit ikan, obat ikan, monitoring residu, perlindungan lingkungan budidaya, dan standardisasi dan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan; (iv) pelaksanaan bimbingan teknis di bidang hama dan penyakit ikan, obat ikan, monitoring residu, perlindungan lingkungan budidaya, dan standardisasi dan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan; (v) pelaksanaan evaluasi di bidang hama dan penyakit ikan, obat ikan, monitoring residu, perlindungan lingkungan budidaya, dan standardisasi dan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan; dan (vi) pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan terdiri atas : (i) Subdirektorat Hama dan Penyakit Ikan; (ii) Subdirektorat Obat Ikan; (iii) Subdirektorat Monitoring Residu; (iv) Subdirektorat Perlindungan Lingkungan Budidaya; (v) Subdirektorat Standardisasi dan Laboratorium; dan (vi) Subbagian Tata Usaha 7 Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya; (ii) Masing-masing kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal; (iii) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja; (iv) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan Selain itu Ditjen Perikanan Budidaya juga mempunyai 15 Unit Pelaksana Teknis (UPT) Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/PERMEN-KP/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perikanan Budidaya Air Tawar, Perikanan Budidaya Air Payau, dan Perikanan Budidaya Laut, meliputi : 1 Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi 2 Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara 3 Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung 4 Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandingain 5 Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Tatelu 6 Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam 7 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo 8 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar 9 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Ujung Batee 7

19 10 Balai Perikanan Budidaya Laut Batam 11 Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok 12 Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon 13 Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIUUK) Karangasem 14 Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang 15 Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan (LP2IL) Serang Susunan organisasi Ditjen Perikanan Budidaya tergambar pada susunan organisasi seperti pada gambar 1 Gambar 1 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2016 Ditjen Perikanan Budidaya didukung oleh SDM sejumlah 1498 orang (data sampai dengan bulan September Tahun 2016) dengan rincian sejumlah 330 orang di Pusat dan sejumlah 1168 orang berada di UPT untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya 14 Permasalahan Utama Secara umum, permasalahan/kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi perikanan budidaya adalah : (i) penyediaan dan distribusi induk unggl dan benih berkualitas masih terbatas; (ii) isu jaminan keamanan pangan produk yang menjadi tuntutan, baik pasar luar negeri maupun dalam negeri; (iii) efisiensi pakan; (iv) biaya produksi yang masih tinggi; (v) penurunan kualitas lingkungan perairan sebagai akibat dari limbah budidaya maupun limbah lainnya; (vi) ancaman penyakit, baik dari dalam maupun dari luar negeri; (vii) keterbatasan sarana dan prasarana perikanan budidaya, terutama terkait dengan kondisi saluran air, jalan produksi, jaringan listrik dan lainnya; (viii) akses permodalan ke perbankan 8

20 yang masih terbatas; (ix) sumber daya manusia pelaku usaha perikanan budidaya yang masih kurang pengetahuannya sehingga agak sulit untuk dilakukan perubahan teknologi budidaya yang digunakan; dan (x) sistem pendataan dan pelaporan yang belum optimal sehingga berakibat terjadinya keterlambatan penyampaian data dukung 15 Sistematika LKj Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2016 ini secara umum memuat target dan capaian kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai dengan triwulan III tahun 2016 Sebagai tolak ukur keberhasilan kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai dengan triwulan III tahun 2016, LKj Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2016 ini menginformasikan perbandingan antara target dan capaian kinerja (performance results) triwulan III tahun 2016 dengan target dan capaian kinerja pada triwulan III tahun sebelumnya Dari analisa tersebut akan teridentifikasi sejumlah celah kinerja (performance gap) sehingga dapat diperoleh masukan bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang Adapun sistematika penyajian laporan adalah sebagai berikut : 1 Ikhtisar Eksekutif, bagian ini menyajikan gambaran menyeluruh secara ringkas tentang capaian kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai dengan triwulan III tahun Bab I Pendahuluan, pada bab ini disajikan hal-hal umum tentang Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya serta uraian singkat tentang tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, termasuk latar belakang, maksud dan tujuan penulisan Laporan Kinerja (LKj) 3 Bab II Perencanaan dan Penetapan Kinerja, pada bab ini disajikan rencana strategis, gambaran singkat mengenai sasaran dan kebijakan dan program Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya pada tahun , rencana kerja dan anggaran tahun 2016, penetapan kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, serta pengukuran/pengelolaan kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya 4 Bab III Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan, pada bab ini disajikan prestasi Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya serta evaluasi dan analisis kinerja sampai dengan triwulan III tahun 2016 Dalam bab ini juga disampaikan akuntabilitas keuangan yang mencakup alokasi dan realisasi anggaran termasuk pula penjelasan tentang kinerja anggaran 5 Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan tinjauan secara umum tentang keberhasilan, kegagalan serta permasalahan dan kendala utama Dalam bab ini juga disampaikan saran pemecahan masalah yang akan dilaksanakan pada triwulan berikutnya berupa perbaikan perencanaan, kebijakan, dan perbaikan pelaksanaan program/kegiatan 6 Lampiran, pada bab ini berisi data dukung yang diperlukan atas penjelasan/pembahasan dari Bab I sampai dengan Bab III 9

21 BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA Pembangunan perikanan budidaya pada hakekatnya adalah upaya yang sistematis dan terencana oleh seluruh pemangku kepentingan untuk mengubah suatu kondisi perikanan budidaya menjadi lebih baik, melalui pemanfaatan sumberdaya secara optimal, efektif, efisien dan akuntabel guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan Pembangunan perikanan budidaya secara berkelanjutan teramanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) III Tahun Dengan potensi dan kekuatan yang ada perikanan budidaya dinilai mampu memberi kontribusi pada 9 (sembilan) agenda pembangunan nasional pemerintah (NAWACITA) yaitu mewujudkan kemandirian ekonomi (termasuk pembudidaya ikan), dan memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan melalui peningkatan produksi budidaya yang memiliki daya saing, serta peningkatan pendapatan dan kesejahteraan pembudidaya Penjabaran pelaksanaan pembangunan perikanan budidaya, lebih lanjut dituangkan dalam buku Rencana Strategi (RENSTRA) Perikanan Budidaya Guna mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan yang lebih terarah, terukur, konsisten dan akuntabel diperlukan visi dan misi yang dapat menggambarkan harapan dan kenyataan yang akan diperoleh melalui kebijakan dan program serta kegiatannya, maka Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan visi, misi dan tujuan pengembangan perikanan budidaya sebagai berikut : 21 RENCANA STRATEGIS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN Visi Dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun Kementerian Kelautan dan Perikanan menetapkan visi Mewujudkan sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang mandiri, maju, kuat dan berbasis kepentingan nasional Sebagai upaya mengintegrasikan dengan pembangunan kelautan dan perikanan serta berlandaskan pemahaman dan penelaahan terhadap peluang dan potensi, serta permasalahan pengembangan perikanan budidaya di masa yang akan datang, maka Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melakukan penyesuaian visi yang ditetapkan sebagaimana berikut : Mewujudkan Perikanan Budidaya yang Mandiri, Berdaya Saing dan Berkelanjutan Berbasiskan Kepentingan Nasional Dengan visi tersebut diharapkan dapat terwujud pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya yang dapat memberikan nilai tambah pada produk perikanan budidaya sehingga memiliki daya saing tinggi dengan tetap melakukan pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat 10

22 Gambar 2 Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Dr Ir Slamet Soebjakto, MSi mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan bersama Gubernur Bengkulu melakukan Acara Syukuran Nelayan di Pantai Panjang Kota Bengkulu pada tanggal 9 April 2016 Gambar 3 Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Dr Ir Slamet Soebjakto, MSi berllsama jajarannya melepaskan 300 ribu benih biota laut di Dermaga Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan yang merupakan kegiatan restocking 300 ribu benih yang terdiri dari benih Rajungan (Posturus Pelagicus) kemudian benih Ikan Bandeng (Chanos canos) dan benih Udang Windu (P Monodon) yang dilepaskan di laut pada tanggal 14 April Misi Misi yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dalam mewujudkan visi di atas adalah sebagai berikut : a Mewujudkan kemandirian perikanan pembudidaya melalui pemanfaatan sumberdaya berbasis pemberdayaan masyarakat b Mewujudkan produk perikanan budidaya berdaya saing melalui peningkatan teknologi inovatif c Memanfaatkan sumberdaya perikanan budidaya secara berkelanjutan 11

23 Gambar 4 Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) menyelenggarakan perhelatan Pameran Perikanan Indonesia Aquaculture dan Asia Pacific Aqua Culture (Indoaqua-APA 2016) yang digelar di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal April 2016 yang dibuka oleh Menko dan Sumberdaya Rizal Ramli Gambar 5 Direktor Jenderal Perikanan Budidaya didampingi Komisi IV DPR RI, dan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Lampung pada Acara Pengangkutan Ikan Hidup Hasil Budidaya (ekspor) Perdana di Lampung pada tanggal 11 Mei Tujuan Ditjen Perikanan Budidaya sesuai dengan visi dan misinya menetapkan tujuan pembangunan perikanan budidaya yaitu : a Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pembudidaya Ikan b Mewujudkan Kelestarian Sumberdaya Perikanan Budidaya 12

24 Gambar 6 Direktor Jenderal Perikanan Budidaya didampingi Komisi IV DPR RI, dan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Belitung, dalam Acara Pengangkutan Ikan Hidup Hasil Budidaya (ekspor) Perdana di Belitung pada tanggal 12 Mei 2016 Gambar 7 Validasi Data Statistik Perikanan Budidaya Tingkat Pusat Tahun 2015 di Mataram, Nusa Tenggara Barat pada tanggal Mei Sasaran Strategis Tujuan strategis pembangunan perikanan budidaya akan dicapai melalui sejumlah sasaran strategis yang menggambarkan kondisi yang harus dicapai pada tahun Sasaran strategis sebagaimana pada Peta Strategi DJPB Tahun seperti pada gambar 8 Namun, dengan adanya perubahan kebijakan dan struktur organisasi, maka sasaran strategis pun mengalami perubahan sebagaimana pada Peta Strategi DJPB Tahun seperti pada gambar 9 13

25 Gambar 8 Peta Strategi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun Gambar 9 Peta Strategi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun (Revisi) Berdasarkan Revisi Peta Strategi tersebut, maka sasaran strategis pembangunan perikanan budidaya berdasarkan tujuan yang akan dicapai dijabarkan dalam 4 (empat) perspektif dengan masing-masing IKU sebagai berikut : 14

26 STAKEHOLDER PERSPECTIVE 1 Terwujudnya kesejahteraan masyarakat Perikanan Budidaya Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi); b Rata-rata pendapatan pembudidaya/bulan (Rp); dan c Pertumbuhan PDB Perikanan (persen) CUSTOMER PERSPECTIVE 2 Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan SDKP Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a Jumlah pulau-pulau kecil yang mandiri (pulau) 3 Terwujudnya pengelolaan sumber perikanan budidaya yang partisipatif, bertanggung jawab, dan berkelanjutan Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a Jumlah investasi bidang perikanan budidaya (Rp miliar); b Jumlah kredit program bidang perikanan budidaya yang disalurkan (Rp miliar); c Jumlah produksi perikanan budidaya (juta ton; non kumulatif) ; d Jumlah produksi ikan hias (miliar ekor; non kumulatif); e Konsumsi ikan (kg/kapita/tahun; non kumulatif); f Persentase peningkatan PNBP dari perikanan budidaya (persen); dan g Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dilakukan survailan dan atau monitoring (kabupaten/kota; non kumulatif) INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE 4 Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya yang efektif Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a Indeks efektivitas kebijakan pemerintah; b Jumlah RSNI 3 bidang perikanan budidaya (judul; non kumulatif); dan c Jumlah draft peraturan perundang-undangan perikanan budidaya (dokumen; non kumulatif) 5 Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan yang adil, berdaya saing, dan berkelanjutan Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a Jumlah unit pembenihan bersertifikat CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik) (unit; kumulatif); b Jumlah bantuan benih ikan (juta ekor); c Jumlah kawasan kebun bibit rumput laut (kawasan); d Jumlah unit produsen pakan ikan bersertifikat CPPIB (unit; kumulatif); e Jumlah bantuan peralatan pakan mandiri (unit); f Jumlah bantuan bahan baku pakan (paket); g Jumlah kelompok produsen pakan (kelompok; non kumulatif); h Jumlah unit pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB skala kecil dan skala besar (unit; kumulatif); i Jumlah penyiapan sertifikasi hak atas tanah pembudidaya (bidang; non kumulatif); 15

27 j Jumlah bantuan sarana budidaya di lokasi PSKPT (Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu) (paket); k Jumlah bantuan sarana budidaya ikan (paket); l Jumlah bantuan sarana rumput laut (paket); m Jumlah bantuan sarana minapadi (paket); n Jumlah bantuan sarana budidaya teknologi bioflok (unit); o Jumlah bantuan sarana budidaya kekerangan (unit); p Jumlah bantuan excavator (unit); q Jumlah bantuan keramba jaring apung (unit); r Jumlah bantuan kincir air (unit); s Jumlah kelompok partisipatif yang melakukan pemeliharaan infrastrukturnya secara efektif (kelompok; non kumulatif); t Jumlah kabupaten/kota yang memenuhi syarat sebagai minapolitan berbasis perikanan budidaya (kabupaten/kota; kumulatif); dan u Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya (paket; non kumulatif) 6 Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang profesional dan partisipatif Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a Jumlah obat ikan yang terjamin, mutu, keamanan dan khasiatnya (obat; kumulatif); b Jumlah sampel produk perikanan budidaya yang diambil minimal 96% bebas residu (sampel; non kumulatif); c Jumlah jenis pakan ikan terdaftar (jenis; kumulatif); dan d Jumlah unit usaha budidaya yang memperoleh layanan perizinan (unit; kumulatif) LEARNING & GROWTH PERSPECTIVE 7 Terwujudnya aparatur sipil negara DJPB yang kompeten, profesional dan berkepribadian Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a Indeks kompetensi dan integritas 8 Tersedianya manajemen pengetahuan DJPB yang handal dan mudah diakses Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%) 9 Terwujudnya birokrasi DJPB yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a Nilai kinerja Reformasi Birokrasi DJPB 10 Terkelolanya anggaran pembangunan DJPB secara efisien dan akuntabel Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a Nilai kinerja anggaran DJPB (%); dan b Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup DJPB (%) 16

28 Gambar 10 Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Dr Ir Slamet Soebjakto, MSi bersama Direktur Perbenihan, Ir Sarifin, MS meresmikan Pabrik Mini Pakan Ikan Mandiri sebagai salah satu bagian dari Gerakan Pakan Ikan Mandiri (GERPARI) di Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin pada tanggal 25 Mei 2016 Gambar 11 Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, menyelenggarakan Forum GERPARI (Gerakan Pakan Ikan Mandiri) 2016 pada tanggal 31 Mei 03 Juni 2016 di Yogyakarta yang dibuka oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Bapak Dr Ir Slamet Soebjakto, MSi 215 Strategi dan Kebijakan Kebijakan Ditjen Perikanan Budidaya tahun adalah mengembangkan program dan kegiatan untuk tercapainya sasaran strategis perikanan budidaya Arah kebijakan pembangunan perikanan budidaya tahun adalah sebagai berikut : 1 Meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya 2 Meningkatkan daya saing dan potensi ekonomi sumberdaya perikanan budidaya 3 Meningkatkan kelestarian dan keberlanjutan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya 17

29 Gambar 12 Dirjen Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto bersama Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Nilanto Perbowo; Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, Rina; Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Brahmantya Satyamurti Poerwadi melakukan Panen dan Tebar Kerapu di Desa Hadakewa, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tanggal 10 Juni 2016 Gambar 13 Tebar Benih Lele di Koarmabar dalam rangka menaikkan produksi perikanan budidaya, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menyelenggarakan Pelatihan dan Pebenaran Benih Ikan Lele Bekerjasama dengan Markas Besar Komando Armada Barat Republik Indonesia, Jakarta pada tanggal 23 Juni 2016 Selanjutnya, strategi yang akan dilakukan untuk melaksanakan arah kebijakan sebagaimana tersebut di atas adalah melalui : 1 Meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya, dilaksanakan dengan strategi : a Memperkuat kemandirian kawasan dan pengelolaan sarana perikanan budidaya, dengan komponen kegiatan utama : i Mengembangkan Gerakan Pakan Ikan Mandiri (Gerpari) dengan mendorong kemandirian kelompok yang memproduksi pakan mandiri dan mengembangkan bahan baku pakan lokal serta penyediaan sarana produksi pakan; ii Mengembangkan industri perbenihan nasional untuk pemenuhan kebutuhan induk dan benih bermutu secara mandiri dengan mengoptimalkan fungsi UPT dan UPTD serta unit pembenihan masyarakat; 18

30 iii Pengembangan kawasan perikanan budidaya (minapolitan) dengan mengintegrasikan rantai produksi dari hulu sampai hilir untuk efisiensi produksi; iv Pengembangan sarana input produksi inovatif (protein rekombinan, vaksin, enzim, probiotik, immunostimulan, rekayasa genetik, automatic feeder, karamba bulat dan lain-lain); v Mendorong tumbuhnya industri penghasil sarana/peralatan/mesin perikanan budidaya di dalam negeri sesuai standar; b Memperkuat kemandirian kelompok dan kelembagaan usaha perikanan budidaya, dengan komponen kegiatan utama : i Penguatan kelembagaan kelompok pembudidaya dan pembenih ikan sehingga menjadi kelompok yang mandiri; ii Penguatan akses permodalan usaha pembudidaya ikan skala kecil serta peningkatan minat investasi pembudidaya skala besar; 2 Meningkatkan daya saing dan potensi ekonomi sumberdaya perikanan budidaya, dilaksanakan dengan strategi : a Meningkatkan daya saing produk perikanan budidaya, dengan komponen kegiatan utama : i Peningkatan kualitas induk dan benih melalui sertifikasi Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB); ii Pelaksanaan sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB); iii Modernisasi sistem pembudidaya ikan yang efektif dan efisien berbasis teknologi anjuran; iv Revitalisasi lahan marjinal dan ekstensifikasi; v Peningkatan kapasitas prasarana (infrastruktur) perikanan budidaya yang efisien; vi Pengembangan Pos Pelayanan Kesehatan Ikan Terpadu (Posikandu) dalam rangka pencegahan (vaksinasi) dan Early Warning System penyakit di sentra-sentra produksi budidaya; vii Modernisasi sistem produksi pembudidayaan ikan mendukung industrialisasi; viii Pengembangan komoditas unggulan (driven market commodity); ix Segmentasi usaha perikanan budidaya; x Peningkatan kualitas pakan ikan dengan Sertifikasi Cara Pembuatan Pakan Ikan yang Baik (CPPIB); dan xi Pengembangan Kebun Bibit Rumput Laut dan Kultur Jaringan b Peningkatan potensi ekonomi perikanan budidaya : i Pengembangan industrialisasi marikultur secara intensif dan berkelanjutan; ii Peningkatan kuantitas dan kualitas ikan non konsumsi (ikan hias, karang buatan, tanaman hias dan lain-lain); iii Pengembangan sentra budidaya baru dengan percontohan kawasan/klaster; dan iv Pengembangan produksi pakan ikan 19

31 3 Pelestarian dan keberlanjutan sumberdaya perikanan budidaya, akan dilaksanakan melalui strategi penataan pengelolaan budidaya ikan berkelanjutan, dengan komponen kegiatan : a Penerapan teknologi budidaya yang efisien dan ramah lingkungan dan sesuai dengan daya dukung; b Pengembangan Culture Based Fisheries (CBF) dengan pendekatan komoditas multi-trophic level; c Penerapan IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture); d Backyard Aquaculture (budidaya di pekarangan) dan pemanfaatan lahan marginal; e Pengembangan komoditas ikan spesifik lokal unggulan dan species ikan tahan perubahan lingkungan; f Pengembangan minapadi komoditas ekonomis (ugadi, ugamedi, ugaladi); g Pengendalian plasma nutfah induk dan benih; h Rehabilitasi lingkungan sentra produksi perikanan budidaya (waduk, danau, lingkungan tambak/silvo fisheries); Disamping arah kebijakan dan pelaksanaan strategi di atas, pada periode Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya juga diberikan mandat untuk melaksanakan quickwins dan program lanjutan Quickwins merupakan langkah inisiatif yang mudah dan cepat dapat dijadikan contoh dan acuan masyarakat tentang arah pembangunan yang sedang dijalankan, sekaligus untuk meningkatkan motivasi dan partisipasi masyarakat Adapun rancangan program quickwins Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya difokuskan pada Membangun Gerakan Kemandirian Pembudidayaan Ikan melalui: a Penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) untuk pembudidaya sampai tahun 2019 b Penjaminan mutu benih di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) dan unit pembenihan lainnya pada 900 unit pembenihan sampai tahun 2019 c Pengembangan 100 Kebun Bibit rumput laut dengan kultur jaringan sampai tahun 2019 d Penerapan teknologi biofloc budidaya lele dan patin di 24 lokasi sampai tahun 2019 Sedangkan rancangan program lanjutan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang dimandatkan pada periode adalah pengembangan budidaya laut di Keramba jaring Apung (KJA), pengembangan pakan mandiri, pengembangan sarana prasarana perikanan budidaya 216 Program Pembangunan Perikanan Budidaya Pembangunan Perikanan Budidaya pada tahun 2016 difokuskan kepada program pencapaian indikator kinerja utama yaitu meningkatnya produksi perikanan budidaya dengan volume produksi perikanan budidaya sebanyak ton dengan rincian sebagai berikut : 1 Produksi Perikanan Budidaya Air Tawar sebanyak ton; 2 Produksi Perikanan Budidaya Air Payau sebanyak ton; dan 20

32 3 Produksi Perikanan Budidaya Laut sebanyak ton Adapun rincian sasaran produksi masing-masing komoditas sebagaimana pada tabel 1 Tabel 1 Sasaran Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Menurut Komoditas Utama Tahun No Komoditas Tahun Kenaikan Per Tahun (%) Total A Rumput Laut 10,234,357 10,600,000 11,107,000 13,390,000 16,171,000 19,544, B Ikan 3,915,800 7,300,000 8,348,000 9,405,000 10,545,000 11,775, Udang 592, , ,000 1,030,400 1,134,700 1,248, Udang Windu 126, , , , , , Udang Vanamei 411, , , , , , Udang Lainnya 53,900 83, , , , , Kerapu 12,400 45,900 50,400 55,500 61,000 67, Kakap 4, , , , , , Bandeng 621,400 1,210,800 1,356,900 1,492,500 1,641,900 1,779, Ikan Mas 484, , , , , , Nila 971,100 1,656,600 1,822,200 2,004,500 2,204,900 2,500, Gurame 108, , , , , , Patin 403, , , ,800 1,044,900 1,149, Lele 613,100 1,058,400 1,217,100 1,399,700 1,609,600 1,770, Bawal Bintang 600 1,900 2,000 2,600 3,800 5, Kekerangan 10, , , , , , Tawes 28,300 32,600 39,100 46,900 56,300 64, Nilem 27,700 31,900 36,700 42,200 48,500 55, Toman 24,600 28,300 32,600 37,500 43,100 49, Gabus 13,700 15,800 18,100 20,900 24,000 27, Lainnya 524, , , , , , RENCANA KINERJA DAN ANGGARAN 221 Indikator Kinerja Pembangunan Perikanan Budidaya pada tahun 2016 difokuskan kepada program pencapaian indikator kinerja utama yaitu : (i) NTPi dengan target 102,25; (ii) Pertumbuhan PDB Perikanan dengan target 8; (iii) Jumlah Produksi Perikanan Budidaya dengan target 19,46 juta ton; dan (iv) Jumlah Ikan Hias dengan target 1,90 miliar ekor Target indikator keberhasilan tersebut telah didistribusikan melalui sub-sub program peningkatan produksi perikanan budidaya diantaranya : a Pengelolaan Pakan Ikan Sasaran yang ingin dicapai pada pelaksanaan kegiatan pengelolaan pakan ikan adalah : (i) Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya di bidang pengelolaan pakan yang implementatif; (ii) Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya di bidang pengelolaan pakan yang berdaya saing dan berkelanjutan; (iii) Terselenggaranya sertifikasi unit produsen pakan; dan (iv) Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan pakan ikan Untuk mencapai sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah seperti pada lampiran 1 Unit kerja penanggung 21

33 jawab kegiatan adalah Direktorat Pakan Ikan b Pengelolaan Perbenihan Ikan Sasaran yang ingin dicapai pada pelaksanaan kegiatan pengelolaan perbenihan ikan adalah : (i) Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya di bidang perbenihan yang implementatif; (ii) Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya di bidang perbenihan yang berdaya saing dan berkelanjutan; (iii) Terselenggaranya sertifikasi unit pembenihan; (iv) Terwujudnya sentra kebun bibit rumput laut; dan (v) Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan perbenihan ikan Untuk mencapai sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah seperti pada lampiran 1 Unit kerja penanggung jawab kegiatan adalah Direktorat Perbenihan Ikan c Pengelolaan Kawasan Perikanan Budidaya Sasaran kegiatan pengelolaan kawasan perikanan budidaya adalah : (i) Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya di bidang kawasan yang implementatif; (ii) Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya di bidang kawasan yang berdaya saing dan berkelanjutan; (iii) Tersedianya sarana di kawasan perikanan budidaya; dan (iv) Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan kawasan perikanan budidaya Untuk mencapai sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah seperti pada lampiran 1 Unit kerja penanggung jawab kegiatan adalah Direktorat Kawasan Perikanan Budidaya d Pengelolaan Produksi dan Usaha Pembudidayaan Ikan Sasaran kegiatan pengelolaan produksi dan usaha pembudidayaan ikan adalah : (i) Kebijakan pembangunan bidang produksi perikanan budidaya yang implementatif; (ii) Tata kelola pemanfaatan sumberdaya bidang produksi perikanan budidaya yang mandiri dan berkelanjutan; (iii) Sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik pada unit pembudidaya ikan; (iv) Skala usaha kelompok masyarakat di bidang pembudidayaan ikan; (v) Kemandirian usaha perikanan budidaya yang berkelanjutan; dan (vi) Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan produksi dan usaha pembudidayaan ikan Untuk mencapai sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah seperti pada lampiran 1 Unit kerja penanggung jawab kegiatan adalah Direktorat Produksi dan Usaha Pembudidayaan ikan e Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan Sasaran kegiatan pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan pembudidayaan ikan adalah : (i) Tersedianya kebijakan pembangunan bidang kesehatan ikan dan lingkungan yang implementatif; (ii) Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya bidang kesehatan ikan dan lingkungan yang berdaya saing dan berkelanjutan; (iii) Terselenggaranya pengendalian budidaya bidang kesehatan ikan dan lingkungan secara efektif; dan (iv) Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan pembudidayaan ikan Untuk mencapai sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah seperti pada lampiran 1 Unit kerja Penanggung jawab kegiatan adalah Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan 22

34 f Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Budidaya Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya adalah : (i) Tersedianya ASN KKP yang kompeten dan professional; (ii) Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses; (iii) Terselenggaranya Reformasi Birokrasi; (iv) Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien; dan (v) Terpenuhinya belanja aparatur dan belanja operasional perkantoran Untuk mencapai sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah seperti pada lampiran 1 Unit kerja penanggung jawab kegiatan adalah Sekretariat Direktorat Jenderal 222 Anggaran Guna mendukung rencana kinerja tersebut, Ditjen Perikanan Budidaya mendapatkan pagu anggaran yang bersumber dari APBN untuk membiayai sub-sub program peningkatan produksi perikanan berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) awal Tahun 2016 sebesar Rp ,- Pada bulan Juli 2016, terdapat perubahan pagu anggaran menjadi Rp ,- karena terdapat perubahan kebijakan terkait APBN-P Berikut perubahan nilai anggaran berdasarkan sistem kegiatan : a Pengelolaan Perbenihan Ikan sebesar Rp ,- dari semula Rp ,- b Pengelolaan Kawasan Perikanan Budidaya sebesar Rp ,- dari semula Rp ,- c Pengelolaan Produksi dan Usaha Pembudidayaan Ikan sebesar Rp ,- dari semula Rp ,- d Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan sebesar Rp ,- dari semula Rp ,- e Pengelolaan Pakan Ikan sebesar Rp ,- dari semula Rp ,- f Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sebesar Rp ,- dari semula Rp ,- 223 Penetapan Kinerja/Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016 Sebagai bentuk penjabaran dari Rencana Kinerja Tahunan, maka disusunlah Perjanjian Kinerja antara Direktur Jenderal Perikanan Budidaya dengan Menteri Kelautan dan Perikanan yang memuat mengenai Perjanjian Kinerja Perjanjian Kinerja awal ditandatangani pada bulan Maret 2016 sebagaimana pada gambar 14 23

35 24

36 Gambar 14 Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun

37 224 Pengukuran/Pengelolaan Kinerja Dalam rangka mengukur capaian indikator kinerja Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2016, Ditjen Perikanan Budidaya menggunakan pengelolaan kinerja berbasis Balanced Scorecard (BSC) Pengukuran capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) ditetapkan berdasarkan ketentuan sebagai berikut : 1 Pengukuran kinerja dilakukan secara periodik (triwulanan/semesteran/tahunan); 2 Pengukuran kinerja dilakukan dari bawah ke atas; 3 Pencapaian kinerja atasan merupakan akumulasi pencapaian kinerja bawahannya; 4 Data yang dimasukkan sebagai pencapaian kinerja merupakan data yang telah diverifikasi oleh Tim Pengelola Kinerja lingkup Ditjen Perikanan Budidaya sebagai data mutakhir yang diambil dari sumber data yang tepat; dan juga diukur melalui aplikasi kinerjakukkpgoid ; 5 Status capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yang ada dalam aplikasi kinerjakukkpgoid ditunjukkan dengan warna : (i) merah (untuk indikator yang di bawah batas toleransi); (ii) kuning (untuk indikator dalam batas toleransi); dan (iii) hijau (untuk indikator yang telah/melebihi target) Pengukuran kinerja berbasis Balanced Scorecard dilakukan dengan cara penghitungan capaian terhadap target dengan menggunakan polarisasi Maximize, Minimize, dan Stabilize 1 Maximize IKU yang diukur dengan menggunakan polarisasi maximize yaitu IKU yang mempunyai kriteria pencapaian semakin tinggi (dari nilai 100%) semakin baik 2 Minimize IKU yang diukur dengan menggunakan polarisasi minimize yaitu IKU yang diukur dengan menggunakan polarisasi minimize yaitu IKU yang mempunyai kriteria pencapaian semakin rendah (dari nilai 100%) semakin baik 3 Stabilize IKU yang diukur dengan menggunakan polarisasi stabilize yaitu IKU yang semakin stabil (tidak naik dan tidak turun) pencapaian dari target maka kinerja semakin baik 26

38 BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA 31 CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Kegiatan pembangunan perikanan budidaya pada tahun 2016 sebagaimana Perjanjian Kinerja (PK) Direktur Jenderal Perikanan Budidaya menitikberatkan pada 10 (sepuluh) Sasaran Strategis dengan 44 (empat puluh empat) Indikator Kinerja Utama untuk menunjang pencapaian visi dan misi Ditjen Perikanan Budidaya Adapun 4 (empat) perspektif yang digunakan dalam pengklasifikasian IKU-IKU tersebut adalah : (i) Stakeholder Perspective; (ii) Customer Perspective; (iii) Internal Process Perspective; dan (iv) Learning and Growth Perspective Hasil pengukuran kinerja inilah yang dilaporkan dalam Laporan Kinerja (LKj) tingkat Eselon I Berdasarkan hasil pengukuran kinerja sampai dengan triwulan III, capaian rata-rata Indikator Kinerja Utama (IKU) dari keempat perspektif tersebut adalah sebesar 74,59% terhadap target triwulan III atau 54,63% terhadap target tahunan, sehingga dapat dikatakan kinerja yang dihasilkan sudah baik Sedangkan berdasarkan sistem pelaporan pada aplikasi kinerjakukkpgoid diperoleh Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) sebesar 99,75% (toleransi 10%) Adapun rekapitulasi capaian kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai dengan triwulan III tahun 2016 seperti pada tabel 2 berikut Tabel 2 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET TAHUN 2016 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2016 KETERANGAN Stakeholder Perspective 1 Terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP Customer Perspective 2 Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan SDKP 3 Terwujudnya pengelolaan sumber perikanan budidaya yang partisipatif, bertanggung jawab, dan berkelanjutan 1 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 2 Rata-rata pendapatan pembudidaya/bulan (Rp) 3 Pertumbuhan PDB Perikanan (persen) 4 Jumlah pulau-pulau kecil yang mandiri (pulau) 5 Jumlah investasi bidang perikanan budidaya (Rp Miliar) 6 Jumlah kredit program bidang perikanan budidaya yang disalurkan (Rp Miliar) 102,25 102,25 99,08 96,90 96,90 Non Kumulatif, dihitung bulanan Data capaian 99,08 merupakan data rata-rata dari bulan Januari September ,72 100,72 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB 8 8 5,77 72,13 72,13 Non Kumulatif, dihitung triwulanan Kumulatif, mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun Capaian tahun 2015 adalah 5 pulau (100%) ,98 100,09 99,47 Kumulatif mulai tahun 2013 dihitung triwulanan Capaian sampai dengan tahun 2015 adalah 23502,34 (100,01%) ,83 111,88 92,26 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan Capaian sampai dengan tahun 2015 adalah 208,6 (154,52%) 27

39 SASARAN STRATEGIS Internal Process Perspective 4 Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya yang efektif 5 Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkeadilan, berdaya saing dan berkelanjutan URAIAN INDIKATOR KINERJA 7 Jumlah produksi perikanan budidaya (juta ton; non kumulatif) 8 Jumlah produksi ikan hias (miliar ekor; non kumulatif) 9 Konsumsi ikan (kg/kapita/tahun; non kumulatif) 10 Persentase peningkatan PNBP dari perikanan budidaya (persen) 11 Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dilakukan survailan dan atau monitoring (kabupaten/kota; non kumulatif) 12 Indeks efektivitas kebijakan pemerintah bidang PB 13 Jumlah RSNI 3 bidang perikanan budidaya (judul; non kumulatif) 14 Jumlah draft peraturan perundangundangan perikanan budidaya (dokumen; non kumulatif) 15 Jumlah unit pembenihan bersertifikat CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik) (unit; kumulatif) 16 Jumlah bantuan benih ikan (juta ekor) 17 Jumlah kawasan kebun bibit rumput laut (kawasan) 18 Jumlah unit produsen pakan ikan bersertifikat CPPIB (unit; kumulatif) 19 Jumlah bantuan peralatan pakan mandiri (unit) 20 Jumlah bantuan bahan baku pakan (paket) 21 Jumlah kelompok produsen pakan (kelompok; non kumulatif) TARGET TAHUN 2016 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2016 KETERANGAN 19,46 13,64 12,23 89,66 62,84 Non Kumulatif, dihitung triwulanan 1,9 1,31 1,06 80,83 55,77 Non Kumulatif, dihitung triwulanan 43, ,00 0,00 Merupakan IKU adopsi langsung dari Ditjen PDSPKP IKU dihitung di akhir tahun ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB ,33 85,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB 6, ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun ,00 0,00 Non Kumulatif mulai tahun 2016 (Dit Produksi dan Usaha Budidaya, Dit Perbenihan, Dit Kawasan Budidaya, Dit Kesehatan Ikan dan Lingkungan, dan Dit Pakan Ikan) Non Kumulatif, dihitung triwulanan ,85 111,80 Kumulatif mulai tahun 2015 dihitung triwulanan Capaian sampai dengan tahun 2015 adalah 625 (113,02%) ,69 203,58 152,69 Non Kumulatif, dihitung triwulanan Merupakan IKU baru DJPB 300 (3000 unit) ,09 10,67 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB 28

40 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA 22 Jumlah unit pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB skala kecil dan skala besar (unit; kumulatif) 23 Jumlah penyiapan sertifikasi hak atas tanah pembudidaya (bidang; non kumulatif) 24 Jumlah bantuan sarana budidaya di lokasi PSKPT (Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu) (paket) 25 Jumlah bantuan sarana budidaya ikan (paket) 26 Jumlah bantuan sarana rumput laut (paket) 27 Jumlah bantuan sarana minapadi (paket) 28 Jumlah bantuan sarana budidaya teknologi biofloc (unit) 29 Jumlah bantuan sarana budidaya kekerangan (unit) 30 Jumlah bantuan excavator (unit) 31 Jumlah bantuan keramba jaring apung (unit) 32 Jumlah bantuan kincir air (unit) 33 Jumlah kelompok partisipatif yang melakukan pemeliharaan infrastrukturnya secara efektif (kelompok; non kumulatif) 34 Jumlah kab/kota yang memenuhi syarat sebagai minapolitan berbasis perikanan budidaya (kab/kota; kumulatif) 35 Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya (paket; non kumulatif) TARGET TAHUN 2016 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2016 KETERANGAN ,83 87,29 Kumulatif, mulai tahun 2010, dihitung triwulanan Capaian sampai dengan tahun 2015 adalah (116%) Penghitungan dilakukan terhadap sertifikat aktif ,83 77,24 Non Kumulatif, dihitung triwulanan Merupakan IKU baru DJPB ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB ,57 11,27 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB ,00 30,18 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB ,00 3,92 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB ,00 96,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB ,00 50,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB ,00 30,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB ,02 44,89 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB ,00 20,50 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB ,57 99,57 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun ,79 91,00 Kumulatif mulai tahun 2011, dihitung triwulanan Capaian sampai dengan tahun 2015 adalah 85 (100%) ,00 133,75 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun 29

41 SASARAN STRATEGIS 6 Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang profesional dan partisipatif URAIAN INDIKATOR KINERJA 36 Jumlah obat ikan yang terjamin, mutu, keamanan dan khasiatnya (obat; kumulatif) 37 Jumlah sampel produk perikanan budidaya yang diambil minimal 96% bebas residu (sampel; non kumulatif) 38 Jumlah jenis pakan ikan terdaftar (jenis; kumulatif) 39 Jumlah unit usaha budidaya yang memperoleh layanan perizinan (unit; kumulatif) Learning and Growth Perspective 7 Terwujudnya aparatur sipil negara DJPB yang kompeten, profesional dan berkepribadian 8 Tersedianya manajemen pengetahuan DJPB yang handal dan mudah diakses 9 Terwujudnya birokrasi DJPB yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima 40 Indeks kompetensi dan integritas 41 Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%) 42 Nilai kinerja Reformasi Birokrasi DJPB TARGET TAHUN 2016 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2016 KETERANGAN ,63 99,26 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan Capaian sampai dengan tahun 2015 adalah 265 (106%) ,29 85,09 Non Kumulatif, dihitung triwulanan ,40 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan Capaian sampai dengan tahun 2015 adalah 1094 (136,75%) ,20 126,43 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan Capaian sampai dengan tahun 2015 adalah 817 (125,69%) ,47 100,00 100,61 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun A (89) 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung semesteran 10 Terkelolanya anggaran pembangunan DJPB secara efisien dan akuntabel 43 Nilai kinerja anggaran DJPB (%) 44 Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup DJPB (%) ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun ,29 40,29 40,29 Non Kumulatif, dihitung triwulanan Ket : * Angka Sementara Berdasarkan capaian yang diperoleh, dan diinput pada sistem aplikasi kinerjakukkpgoid, maka diperoleh hasil dari masing-masing sasaran strategis seperti gambar 15 berikut 30

42 Gambar 15 Indikator Hasil Nilai Pencapaian Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2016 Berdasarkan gambar 15 di atas, menunjukkan bahwa kinerja yang dihasilkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya masih perlu ditingkatkan pada triwulan berikutnya, sehingga dapat diperoleh kinerja yang baik pada triwulan berikutnya dan juga di akhir tahun Adapun pencapaian sasaran strategis pada masing-masing perspektif dijelaskan sebagai berikut : LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE 311 PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 7 : Terwujudnya Aparatur Sipil Negara DJPB yang Kompeten, Profesional dan Berkepribadian Dalam rangka mendukung tercapainya tujuan pembangunan perikanan budidaya, salah satu pendorong utamanya adalah tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan profesional Di samping itu, SDM juga merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi, yaitu bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas, kompeten, serta memiliki daya saing tinggi dalam era globalisasi Salah satu sasaran strategis yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya adalah Terwujudnya aparatur sipil negara DJPB yang kompeten, professional, dan berkepribadian yang diidentifikasi melalui 1 (satu) Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu Indeks kompetensi dan integritas IKU ini bersifat maximize, artinya bahwa semakin besar capaiannya, maka 31

43 dapat dikatakan capaian kinerja IKU ini akan semakin baik Tabel 3 Capaian Sasaran Strategis 7 Terwujudnya Aparatur Sipil Negara DJPB yang Kompeten, Profesional dan Berkepribadian sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET TAHUN 2016 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2016 KETERANGAN Learning and Growth Perspective 7 Terwujudnya aparatur sipil negara DJPB yang kompeten, profesional dan berkepribadian 40 Indeks kompetensi dan integritas ,47 100,00 100,61 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Indeks Kompetensi dan Integritas SDM yang berintegritas dan berkompetensi tinggi adalah SDM yang memiliki sikap (attitude) dan kapasitas (skill) yang memadai dalam meningkatkan kinerja organisasi Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan SDM yang memiliki komitmen yang tercermin pada integritasnya Pengangkatan seorang pegawai di dalam jabatan diharapkan sesuai dengan kompetensinya sehingga prinsip the right man and the right place dapat terpenuhihal ini dapat dicapai apabila pengangkatan dalam jabatan struktural berpedoman pada Standar Kompetensi Manajerial (SKM), dimana SKM menggambarkan jenis dan level kompetensi yang diperlukan bagi suatu jabatan, sehingga pelaksanaan tugas suatu jabatan dapat dilaksanakan dengan baik Sementara itu nilai kompetensi dan integritas merupakan angka yang menunjukkan agregasi dari nilai kompetensi (membandingkan kompetensi hasil rekomendasi penilaian kompetensi/assessment dari asesor dengan jenis standar kompetensi yang dipersyaratkan sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 3A/KEPMEN-SJ/2014), persentase capaian output SKP, persentase tingkat kehadiran dan kepatuhan terhadap penyampaian LHKPN/LHKASN Tabel 4 Capaian IKU 40 Indeks Kompetensi dan Integritas sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 IKU Keterangan Indeks Kompetensi dan Integritas - Target Tahunan Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun - Realisasi Tahunan 76, Persentase Capaian Tahunan 117, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I 0 65, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 0,00 100, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0,00 84, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II 0 67, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 0,00 100, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 0,00 87, Target s/d TW III

44 IKU Keterangan - Realisasi s/d TW III 0 77, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 0,00 100, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 0,00 100,61 - Tabel 5 Rekapitulasi Kompetensi dan Integritas DJPB Triwulan III Tahun 2016 Nilai Kompetensi dan Integritas KOMPETENSI INTEGRITAS Assessment Kehadiran SKP LHKPN/LHKASN 81,37 81, ,18 81,37 75,83 81,37 81, ,18 77,47 Nilai kompetensi dan integritas DJPB sampai dengan triwulan III tahun 2016 adalah sebesar 77,47 Nilai ini berasal dari penghitungan atas 2 (dua) komponen penilaian, yaitu (i) nilai kompetensi; dan (ii) nilai integritas Penilaian tersebut seperti dijabarkan sebagai berikut : a Nilai Kompetensi Nilai kompetensi diperoleh berdasarkan hasil penghitungan nilai atas pelaksanaan assessment yang dilakukan pada triwulan II terhadap 161 orang Pegawai Negeri Sipil yang mengikuti Pengisian Jabatan Pengawas (Setara Eselon IV dan V) melalui seleksi terbuka dengan perolehan hasil nilai adalah sebesar 81,37 b Nilai Integritas Nilai integritas diperoleh berdasarkan hasil penghitungan dari rata-rata penilaian atas kehadiran (81,31%), SKP (99%), dan LHKPN/LHKASN (47,18%), dengan perolehan hasil nilai adalah sebesar 75,83 Untuk hasil evaluasi tingkat kehadiran Pegawai Negeri Sipil, perolehan nilai sebesar 81,31%, yaitu terdapat 261 orang yang tingkat kehadirannya dibawah 77% dari sejumlah 321 orang pegawai DJPB (perhitungan akumulasi kehadiran kurang dari satu hari dalam satu bulan atau 0,94 hari) Pengisian SKP sampai dengan triwulan III sebesar 99%, hal ini menggambarkan kepatuhan seluruh pegawai DJPB terhadap kewajiban dalam hal pengisian laporan kegiatan dan penilaian kinerja pegawai yang bersangkutan oleh atasan langsungnya Kepatuhan Penyelenggara Negara dalam menyampaikan LHKPN dan Pegawai Negeri Sipil dalam menyampaikan LHKASN sampai dengan triwulan III adalah sebesar 47,18% atau sebanyak 176 orang dari jumlah pegawai wajib LHKPN dan LHKASN sejumlah 373 orang Adapun penghitungan nilai kompetensi dan integritas diperoleh atas penghitungan rata-rata dari nilai kompetensi, nilai kehadiran, SKP dan LHKPN/LHKASN sampai dengan hasil perolehan nilai sebesar 77,47 Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung IKU ini pada triwulan III antara lain : (i) Sosialisasi Standar Kompetensi Teknis; (ii) Penyelenggaraan diklat kebutuhan kompetensi 33

45 PNS; (iii) Workshop Capacity Leadership; (iv) Penilaian kinerja pegawai terkait dengan kepatuhan dalam pengisian SKP; (v) Penilaian angka kredit jabatan fungsional; dan (vi) Penataan sumber daya aparatur Kendala yang dihadapi adalah : (i) masih terdapat beberapa pegawai yang belum disiplin dalam hal jam kerja; (ii) belum tertibnya pengisian SKP; dan (iii) masih rendahnya tingkat kepatuhan dalam menyampaikan LHKPN/LHKASN Rencana aksi untuk mengatasi kendala tersebut adalah : (i) memberikan punishment berupa surat teguran dan potongan tunjangan kinerja kepada para pegawai yang indispliner; (ii) dan menghimbau penyelenggara negara maupun pegawai negeri sipil untuk menyampaikan LHKPN/LHKASN 312 PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 8 : Tersedianya Manajemen Pengetahuan DJPB yang Handal dan Mudah Diakses Sasaran strategis ini belum terdapat capaian atau masih 0% karena penghitungan IKU dilakukan di akhir tahun Tabel 6 Capaian Sasaran Strategis 8 Tersedianya Manajemen Pengetahuan DJPB yang Handal dan Mudah Diakses sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET TAHUN 2016 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2016 KETERANGAN Learning and Growth Perspective 8 Tersedianya manajemen pengetahuan DJPB yang handal dan mudah diakses 41 Persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%) ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Persentase Unit Kerja yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar (%) Sistem Manajemen Pengetahuan adalah suatu rangkaian yang memanfaatkan teknologi informasi yang digunakan oleh instansi pemerintah ataupun swasta untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui dan dipelajari dalam suatu organisasi Manajemen Pengetahuan menjadi bidang yang penting dalam proses pembelajaran sebuah organisasi Pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi harus mampu memberikan kemajuan bagi organisasi itu sendiri Agar organisasi dapat bertahan hidup, maka diwajibkan agar setiap orang yang ada di dalam organisasi melakukan pertukaran informasi/pengetahuan Untuk itu dibutuhkan manajemen yang kuat agar pengetahuan tersebut mengakar di setiap individu dalam organisasi dan tidak hilang begitu saja dengan didukung infrastruktur untuk penyebaran informasi di lingkungan organisasi 34

46 Efek globalisasi serta pengembangan teknologi informasi yang sangat akseleratif mengakibatkan semakin cepatnya perubahan dalam segala bidang kehidupan Perubahan yang terjadi dapat disikapi melalui pengetahuan yang memadai, sehingga dibutuhkan kualitas dan kapasitas SDM dalam meningkatkan pengetahuan Peranan ilmu pengetahuan semakin menonjol, karena hanya dengan pengetahuan lah semua perubahan yang terjadi dapat disikapi dengan tepat Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya untuk mempersiapkan SDM yang berkualitas dan kompetitif Dengan kapasitas SDM yang baik serta didukung pengetahuan yang luas, maka organisasi/instansi akan semakin solid dan survive sehingga dapat mencapai visi dan misi organisasi yang ditetapkan Pengetahuan telah menjadi sesuatu yang sangat menentukan, oleh karena itu perolehan dan pemanfaatannya perlu dikelola dengan baik dalam konteks peningkatan kinerja organisasi/instansi sehingga diperlukan cara yang dapat mengintegrasikan pengetahuan itu dalam kerangka pengembangan SDM dalam organisasi/instansi Konsep manajemen pengetahuan ini meliputi pengelolaan sumber daya manusia (SDM) dan teknologi informasi (TI) dalam tujuannya untuk mencapai organisasi yang semakin baik Arus globalisasi yang memberikan dampak terhadap perubahan, perkembangan dan akselerasi pengetahuan, menjadikan SDM dan teknologi informasi merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan Hal ini tentu saja saja memerlukan upaya-upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan SDM sehingga dapat meningkatkan pengetahuan Perkembangan teknologi informasi memiliki peranan penting dalam konsep manajemen pengetahuan karena hampir semua aktivitas kehidupan manusia akan diwarnai oleh penguasaan teknologi informasi SDM yang berkualitas dengan penguasaan pengetahuannya menjadi pilihan penting yang harus dilakukan dalam konteks tersebut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan upaya dalam hal pengelolaan SDM dan teknologi informasi untuk mendukung pencapaian IKU dimaksud yaitu dengan menggunakan aplikasi Manajemen Pengetahuan, dengan tujuan setiap user (pegawai) memiliki akses untuk mendistribusikan dan menerima informasi, sehingga diharapkan setiap individu di lingkup KKP memiliki pemahaman yang sama atas informasi yang dibagikan Pengukuran dilaksanakan melalui penghitungan jumlah Unit Kerja lingkup KKP yang telah mengintegrasikan user manajemen pengetahuan dalam penggunaan aplikasi berbagi informasi dan data Capaian IKU saat ini belum diperoleh karena penghitungan IKU dilakukan di akhir tahun Tabel 7 Capaian IKU 41 Persentase Unit Kerja yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar (%) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Persentase Unit Kerja yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar IKU Keterangan - Target Tahunan Realisasi Tahunan 47, Persentase Capaian Tahunan 119, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 0,00 0,00 - Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun - Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0,00 0,00-35

47 IKU Keterangan - Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 0,00 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 0,00 0, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 0,00 0, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 - Kegiatan yang dilakukan sampai dengan triwulan III adalah menghadiri rapat yang dilaksanakan oleh Biro Perencanaan KKP untuk memperoleh informasi mengenai penggunaan tools manajemen pengetahuan yaitu aplikasi Bitrix24 Rencana aksi pada triwulan berikutnya antara lain : (i) melakukan sosialisasi mengenai aplikasi Bitrix24; (ii) Seluruh Pejabat Eselon I IV melakukan registrasi pada aplikasi yang digunakan; dan (iii) Seluruh Pejabat Eselon I IV melakukan upload mengenai kegiatan yang dilaksanakan 313 PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 9 : Terwujudnya Birokrasi DJPB yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima Sasaran strategis Terwujudnya Birokrasi DJPB yang Efektif, Efisien dan Berorientasi pada Layanan Prima didukung oleh 1 (satu) Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi DJPB, namun sampai dengan triwulan III belum diperoleh capaian karena baru diperoleh capaian penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi dan belum direviu oleh Itjen KKP Tabel 8 Capaian Sasaran Strategis 9 Terwujudnya Birokrasi DJPB yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET TAHUN 2016 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2016 KETERANGAN Learning and Growth Perspective 9 Terwujudnya birokrasi DJPB yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima 42 Nilai kinerja Reformasi Birokrasi DJPB A (89) 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung semesteran 36

48 A Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi DJPB Reformasi Birokrasi dilaksanakan dalam rangka pembaharuan terhadap tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) Dengan kata lain, reformasi birokrasi adalah langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdayaguna dan berhasil guna serta mampu mendukung keberhasilan pembangunan di bidang kelautan dan perikanan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) adalah model penilaian mandiri yang digunakan sebagai metode untuk melakukan penilaian serta analisis yang menyeluruh terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi dan kinerja instansi pemerintah Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah, Direktorat Jenderal Perikanan melalui Tim Reformasi Birokrasi lingkup DJPB melakukan pengukuran terhadap indeks pelaksanaan reformasi birokrasi dari indikatorindikator komponen penilaian yang meliputi 8 (delapan) area perubahan yaitu : 1 Manajemen Perubahan 2 Penataan Peraturan perundang-undangan 3 Penataan dan Penguatan Organisasi 4 Penataan Tatalaksana 5 Penataan Sistem Manajemen SDM 6 Penguatan Akuntabilitas 7 Penguatan Pengawasan 8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Pada bulan Maret 2016 Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya telah berhasil menyelesaikan rencana kerja yang telah disusun dan data yang diperoleh menjadi data tambahan bagi Inspektorat Jenderal KKP untuk melakukan review atas hasil penilaian PMPRB DJPB tahun 2015 sekaligus pendampingan kepada Tim Reformasi Birokrasi DJPB dalam pemenuhan evidence/bukti dukung pelaksanaan reformasi birokrasi sehingga diperoleh nilai akhir 90,08 dengan interpretasi istimewa atau 120% dari target yang ditetapkan untuk tahun 2015 Target nilai penerapan reformasi birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2016 adalah 89 atau kategori A (>80-90) Capaian nilai tersebut pada triwulan III tahun 2016 ini adalah 83,58 Nilai tersebut diperoleh berdasarkan rapat Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) semester I Tahun 2016 yang dilaksanakan pada bulan Agustus di Jakarta Sesuai dengan prosedur, nilai hasil PMPRB Ditjen Perikanan Budidaya semester I tahun 2016 tersebut akan direviu oleh Inspektorat Jenderal KKP sebagai assessor PMPRB Kementerian untuk memperoleh nilai PMPRB DJPB semester I tahun

49 Tabel 9 Capaian IKU 42 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi DJPB sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi DJPB IKU Keterangan - Target Tahunan BB A (89) - - Realisasi Tahunan A (90,08) * Persentase Capaian Tahunan 126, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 0,00 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0,00 0, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 0,00 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 0,00 0, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 0,00 0, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 - Non Kumulatif, dihitung semesteran Kategori: Target Tahun 2015 adalah BB Realisasi Tahun 2015 adalah A (90,08) (setelah dilakukan penilaian final tahun 2016 oleh Itjen KKP) Keterangan Nilai : 1 AA (>90-100), Istimewa 2 A (>80-90), Memuaskan 3 BB (>70-80), Sangat Baik 4 B (>60-70), Baik 5 CC (>50-60), Cukup 6 C (>30-50), Kurang 7 D (0-30), Sangat Kurang Ket : * Angka berbeda dengan yang tertera pada LKj DJPB Tahun 2015 karena menggunakan angka sementara yaitu 85,50, belum merupakan nilai final dari Itjen KKP Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 9 adalah : (i) penerapan RB belum dilakukan maksimal; dan (ii) kualitas pelayanan publik yang masih perlu perbaikan Beberapa upaya yang telah dilakukan sampai dengan triwulan III tahun 2016 untuk mendukung pencapaian target nilai penerapan reformasi birokrasi tersebut adalah: 1 Membentuk Tim Reformasi Birokrasi DJPB melalui keputusan Dirjen Perikanan Budidaya Nomor 16/KEP-DJPB/2016 tentang Tim Reformasi Birokrasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya; 2 Melakukan dokumentasi kegiatan pendukung program reformasi birokrasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya tahun 2016; 3 Melakukan kegiatan penataan organisasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dengan membuat usulan struktur organisasi DJPB yang baru yang saat ini sedang di bahas di level Kementerian Kelautan dan Perikanan; 4 Penataan peraturan perundang-undangan dengan melakukan sinkronisasi dan harmonisasi terhadap peraturan perundang-undangan dibidang perikanan budidaya; 5 Melakukan rapat Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) semester I Tahun 2016 pada bulan Agustus di Jakarta Beberapa hal yang harus diperbaiki untuk peningkatan nilai penerapan reformasi birokrasi sesuai hasil evaluasi dari nilai yang diperoleh pada tahun 2015 adalah perlu dilakukan koordinasi mengenai rencana aksi dan realisasi pelaksanaan reformasi birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya

50 314 PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 10 : Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisien dan Akuntabel Sasaran Strategis Sasaran Strategis Terkelolanya Anggaran Pembangunan DJPB secara Efisien dan Akuntabel tercapai sebesar 20,15% yang didukung oleh IKU Nilai Kinerja Anggaran DJPB (%) dan Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup DJPB (%) sebagaimana pada tabel 10 berikut Tabel 10 Capaian Sasaran Strategis 10 Terkelolanya Anggaran Pembangunan DJPB secara Efisien dan Akuntabel sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET TAHUN 2016 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2016 KETERANGAN Learning and Growth Perspective 10 Terkelolanya anggaran pembangunan DJPB secara efisien dan akuntabel 43 Nilai kinerja anggaran DJPB (%) 44 Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup DJPB (%) ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun ,29 40,29 40,29 Non Kumulatif, dihitung triwulanan A Nilai Kinerja Anggaran DJPB (%) Kinerja adalah prestasi kerja berupa keluaran dari suatu kegiatan atau hasil dari suatu program dengan kuantitas dan kualitas terukur Guna mengetahui kinerja suatu program maka perlu dilakukan pengukuran Pengukuran dan evaluasi kinerja yang selanjutnya disebut evaluasi kinerja adalah proses untuk menghasilkan informasi capaian kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen RKA-KL Salah satu dasar hukum yang digunakan adalah PMK 249 Tahun 2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan RKA- K/L Sampai dengan triwulan III belum terdapat capaian IKU Nilai Kinerja Anggaran DJPB karena penghitungan dilakukan di akhir tahun Tabel 11 Capaian IKU 43 Nilai Kinerja Anggaran DJPB (%) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 IKU Keterangan Nilai Kinerja Anggaran DJPB (%) - Target Tahunan Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun - Realisasi Tahunan 83, Persentase Capaian Tahunan 104, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 0,00 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0,00 0, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 0,00 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 0,00 0,00-39

51 IKU Keterangan - Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 0,00 0, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 - Sejumlah kendala dalam pencapaian indikator tersebut antara lain : (i) kurangnya tingkat kepatuhan satker di lingkup Ditjen Perikanan Budidaya dalam pengisian capaian output pada aplikasi SMART Kemenkeu; dan (ii) Keterlambatan penerbitan SK Pengelola Keuangan Rencana aksi yang akan dilakukan guna meningkatkan capaian IKU tersebut yaitu : (i) teguran kepada satker berupa peringatan terhadap satker yang kurang aktif berpartisipasi dalam pengisian aplikasi SMART Kemenkeu; dan (ii) percepatan kegiatan lelang dan kegiatan lain pendukung IKK B Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup DJPB (%) SAP (Sistem Akuntansi Pemerintah) adalah Sistem pelaporan Pemerintah yang terintegrasi antara Laporan Keuangan dan Barang Milik Negara Sistem Akuntansi Pemerintahan (SAP) bertujuan untuk : (i) Menjaga asset Pemerintah dan instansi-instansinya melalui pencatatan, pemprosesan dan pelaporan transaksi keuangan yang konsisten sesuai dengan standar dan praktek akuntansi yang diterima secara umum; (ii) Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang anggaran dan kegiatan keuangan pemerintah baik secara nasional maupun instansi yang berguna sebagai dasar penilaian kinerja; (iii) Menyediakan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi keuangan suatu instansi dan pemerintah secara keseluruhan; dan (iv) Menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan, pengelolaan dan pengendalian kegiatan dan keuangan pemerintah secara efisien Tingkat ketaatan terhadap SAP dinilai dari penyajian informasi laporan keuangan dan barang untuk tingkat kementerian (Unit Akuntansi Instansi) berdasarkan Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual dari Ditjen Perikanan Budidaya (UAE-1) setelah dilakukan rekonsiliasi penyusunan laporan semester dan penggabungan data keuangan dan barang secara berjenjang dari Lingkup satker Ditjen Perikanan Budidaya Penyajian informasi laporan meliputi Neraca Keuangan dan Barang, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Ekuitas, serta Laporan Operasional Capaian sampai dengan triwulan III adalah 40,29% sebagaimana pada tabel 12 berikut Tabel 12 Capaian IKU 44 Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup DJPB (%) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup DJPB (%) IKU Keterangan - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan 100, Target s/d TW I Non Kumulatif, dihitung triwulanan 40

52 IKU Keterangan - Realisasi s/d TW I 0 4, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 0,00 4, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - Target s/d TW II Realisasi s/d TW II 0 18, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 0,00 18, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 0,00 18, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III 0 40, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 0,00 40, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 0,00 40,29 - Kendala dalam pencapaian IKU ini adalah seringnya terjadi penggantian personal operator SAIBA dan SIMAK-BMN hal ini berdampak pada pengiriman data keuangan dan barang dari satker Lingkup Ditjen Perikanan Budidaya ke tingkat eselon I setelah dilakukan penggabungan menjadi tidak sama sehingga berdampak pada keterlambatan penyampaian laporan keuangan dan barang ke tingkat Kementerian dari jadwal yang direncanakan Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai IKU Tingkat ketaatan terhadap SAP DJPB pada triwulan III antara lain melalui kegiatan : (i) Pembinaan SAIBA; (ii) Pembinaan Implementasi Simak BMN; (iii) Penatausahaan dan Pengelolaan BMN; dan (iv) Inventarisasi Asset BMN Rencana aksi pada triwulan berikutnya adalah : (i) Pembinaan SAIBA; (ii) Pembinaan Implementasi Simak BMN; (iii) Penatausahaan dan Pengelolaan BMN; dan (iv) Inventarisasi Asset BMN 315 PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 4 : Tersedianya Kebijakan Pembangunan Perikanan Budidaya yang Efektif Sasaran Tersedianya kebijakan pembangunan Perikanan Budidaya yang Efektif didukung oleh 3 (tiga) Indikator Kegiatan Utama (IKU), yaitu : (i) Indeks efektivitas kebijakan Pemerintah; (ii) Jumlah RSNI 3 bidang perikanan budidaya; dan (iii) Jumlah draft peraturan perundang-undangan perikanan budidaya Capaian SS ini sebesar 50,00% terhadap target triwulan III atau 37,50% terhadap target tahunan karena terdapat 2 (dua) IKU yang capaiannya masih 0% karena penghitungan dilakukan di akhir tahun, sebagaimana pada tabel 13 41

53 Tabel 13 Capaian Sasaran Strategis 4 Tersedianya Kebijakan Pembangunan Perikanan Budidaya yang Efektif sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET TAHUN 2016 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2016 KETERANGAN Internal Process Perspective 4 Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya yang efektif 12 Indeks efektivitas kebijakan pemerintah bidang PB 13 Jumlah RSNI 3 bidang perikanan budidaya (judul; non kumulatif) 14 Jumlah draft peraturan perundangundangan perikanan budidaya (dokumen; non kumulatif) 6, ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun ,00 0,00 Non Kumulatif mulai tahun 2016 (Dit Produksi dan Usaha Budidaya, Dit Perbenihan, Dit Kawasan Budidaya, Dit Kesehatan Ikan dan Lingkungan, dan Dit Pakan Ikan) Non Kumulatif, dihitung triwulanan A Indeks Efektivitas Kebijakan Pemerintah Bidang PB Efektivitas adalah suatu kriteria yang digunakan untuk menilai hasil atau akibat dari implementasi suatu kebijakan publik berdasarkan indikator-indikator yang ditetapkan dalam dokumen kebijakan tersebut Efektivitas kebijakan pemerintah adalah keputusan yang diambil oleh KKP melalui penerbitan Peraturan Menteri dan/atau Keputusan Menteri dapat dilaksanakan dan mampu menyelesaikan masalah sesuai dengan tujuan pembuatan kebijakan tersebut Indeks efektivitas kebijakan pemerintah adalah suatu ukuran untuk menilai sejauh mana kebijakan yang diterbitkan oleh KKP dapat diterima oleh stakeholders kelautan dan perikanan, serta mampu menyelesaikan masalah sesuai dengan tujuan pembuatan kebijakan tersebut Target tahun 2016 untuk indeks efektivitas kebijakan pemerintah adalah sebesar 6,5 (B), namun sampai dengan triwulan III belum diperoleh capaian karena penghitungan IKU dilakukan di akhir tahun Penilaian IKU akan dilakukan melalui survei terhadap stakeholder/customer/kelompok sasaran Tabel 14 Capaian IKU 12 Indeks Efektivitas Kebijakan Pemerintah Bidang PB sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Indeks Efektivitas Kebijakan Pemerintah IKU Keterangan - Target Tahunan 6 6,5 8 - Realisasi Tahunan 8, Persentase Capaian Tahunan Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun - Target s/d TW I

54 IKU Keterangan - Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 0, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - 0, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan - 0,00 - Sampai dengan triwulan III, kegiatan yang dilakukan antara lain : (i) melibatkan stakeholder perikanan budidaya dalam proses penyusunan kebijakan; dan (ii) menyusun draft kuesioner dalam rangka melakukan survei dengan target sasaran stakeholder perikanan budidaya Rencana aksi pada triwulan berikutnya antara lain : (i) melibatkan stakeholder perikanan budidaya dalam proses penyusunan kebijakan; dan (ii) melakukan penyebaran kuesioner kepada stakeholder perikanan budidaya B Jumlah RSNI 3 Bidang Perikanan Budidaya (judul; kumulatif) Produk perikanan budidaya harus mempunyai standar nasional yang secara resmi diakui secara nasional dan internasional, sehingga produk tersebut dapat berdaya saing baik di pasar domestik maupun luar negeri Terkait dengan hal tersebut, penyediaan Standar Nasional Indonesia (SNI) sangat mutlak diperlukan dalam rangka keberlanjutan usaha budidaya dan memberikan jaminan mutu produk perikanan budidaya melalui tahapan penyusunan standar sesuai dengan persyaratan yang berlaku guna menghasilkan standar yang efektif, berkualitas dan berdaya guna Salah satu tahapan dalam penyiapan menuju SNI adalah penyusunan RSNI-3 bidang perikanan budidaya yang merupakan penjumlahan dari capaian RSNI bidang perbenihan, produksi dan usaha budidaya, kesehatan ikan dan lingkungan, kawasan budidaya dan pakan ikan Pada tahun 2016, RSNI-3 ditargetkan sebanyak 30 RSNI-3 (non kumulatif) dengan capaian sampai dengan triwulan III masih 0 (nol) yang ditargetkan akan selesai pada triwulan IV Tabel 15 Capaian IKU 13 Jumlah RSNI 3 Bidang Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Jumlah RSNI 3 bidang perikanan budidaya (judul; non kumulatif) RSNI 3 Bidang Perbenihan IKU Ket - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Realisasi Tahunan 125, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 0,00 0,00 - Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Tahun 2015 (Dit Perbenihan, Dit Produksi, Dit Kesehatan Ikan dan Lingkungan, dan Dit Prasarana dan Sarana Budidaya) Tahun 2016 (Dit Perbenihan, Dit Produksi dan Usaha Budidaya, Dit Kesehatan Ikan dan 43

55 - Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan RSNI 3 Bidang Produksi IKU Ket 0,00 0, Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Realisasi Tahunan 100, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan RSNI 3 Bidang Kesehatan Ikan dan Lingkungan 0,00 0,00-0,00 0, Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Realisasi Tahunan 180, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan RSNI 3 Bidang Sarana dan Prasarana Budidaya 0,00 0,00-0,00 0, Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Realisasi Tahunan 112, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan RSNI 3 Bidang Pakan 0,00 0,00-0,00 0, Target Tahunan * 0 * - Realisasi Tahunan Persentase Realisasi Tahunan Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 0,00 0,00-0,00 0,00 - Total Target Tahunan Total Realisasi Tahunan Persentase Realisasi Tahunan 125, Total Target s/d TW III Total Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi TW III terhadap Target s/d TW III 0,00 0, Persentase Realisasi TW III terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 - Lingkungan, Dit Kawasan Budidaya, dan Dit Pakan Ikan) Ket : * Tahun 2015 belum terdapat RSNI bidang pakan ikan 44

56 Kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung tercapainya IKU tersebut pada triwulan III : adalah Pertemuan teknis RSNI 2 bidang kesehatan ikan dan lingkungan (7 judul) dan bidang pembesaran ikan (7 judul) Sedangkan Konsensus rumusan RSNI 3 bidang Kawasan Budidaya (10 judul), bidang bahan baku pakan dan pakan ikan (5 judul) serta Perbenihan Ikan Air Tawar, Ikan Air Payau dan Laut (11 judul) tidak dapat dilakukan karena terjadi efisiensi anggaran Rencana aksi yang akan dilakukan pada triwulan selanjutnya adalah mengusulkan anggaran untuk RSNI 3 atas hasil pembahasan RSNI 2 C Jumlah Draft Peraturan Perundang-undangan Perikanan Budidaya Peraturan perundang-undangan merupakan norma hukum yang dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan Peraturan perundang-undangan perikanan budidaya meliputi bidang pakan, perbenihan, produksi dan usaha budidaya, kesehatan ikan dan lingkungan serta kawasan budidaya Target jumlah draft peraturan perundang-undangan perikanan budidaya tahun 2016 adalah 8 dokumen atau meningkat sebesar 60% dari target 5 dokumen pada tahun 2015 Capaian sampai dengan triwulan III tahun 2016 adalah 9 (sembilan) dokumen yang meliputi : (i) 1 RUU tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan dan Petambak Garam (Bulan Maret); (ii) 1 RPP tentang Pembudidaya Ikan (Bulan Februari); (ii) 1 RUU tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan dan Petambak Garam (Bulan Maret); dan (iii) 7 Rancangan Permen KP bidang perikanan budidaya Selain itu dihasilkan 37 Peraturan Dirjen Perikanan Budidaya dan 123 Keputusan Dirjen Perikanan Budidaya Tabel 16 Capaian IKU 14 Jumlah Draft Peraturan Perundang-undangan Perikanan Budidaya (dokumen) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 IKU Ket Jumlah Draft Peraturan Peraturan Perundang-undangan Perikanan Budidaya (dokumen) - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan 633, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 700,00 300, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 140,00 75, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 650,00 200, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 260,00 100, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 575,00 150, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 460,00 112,50 - Non Kumulatif, dihitung triwulanan 45

57 Adapun draft peraturan perundang-undangan perikanan budidaya yang telah disusun sampai dengan triwulan III tahun 2016 adalah sebagai berikut : 1 RUU tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudidaya Ikan dan Petambak Garam (Bulan Maret 2016); 2 RPP tentang Pembudidayaan Ikan (Bulan Februari 2016); 3 R Permen KP tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup (Bulan Januari 2016); 4 R Permen KP tentang Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) (Bulan Februari 2016); 5 R Permen KP tentang Pedoman Umum Pembesaran Udang (Bulan Maret 2016); 6 R Permen KP tentang Cara Pembesaran Ikan yang Baik (CBIB) (Bulan Maret 2016) 7 R Permen KP tentang Pakan Ikan, Perubahan PER02/MEN/2010 tentang Pakan (Bulan April 2016); 8 R Permen KP tentang Pedoman Rumput Laut (Bulan Mei 2016); dan 9 R Permen KP tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri KP Nomor 04/MEN/2012 tentang Obat Ikan (Bulan Agustus 2016) Sampai dengan triwulan III tahun 2016 terdapat 3 (tiga) peraturan perundangan-undangan yang telah diterbitkan yaitu : 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perlindungan Nelayan Kecil, Pembudidaya Ikan Kecil dan Petambak Garam; (Bulan April 2016); 2 Permen KP Nomor 15/PERMEN-KP/2016 tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup (Bulan April 2016); dan 3 Permen KP Nomor 32/PERMEN-KP/2016 tentang Perubahan atas Permen KP Nomor 15/PERMEN-KP/2016 tentang Kapal Pengangkut Ikan Hidup (Bulan Agustus 2016) Dengan diterbitkannya peraturan perundang-undangan tersebut di atas, maka diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan usaha dan pengembangan perikanan budidaya di masyarakat khususnya para pembudidaya ikan dan pengusaha di bidang perikanan budidaya Rencana aksi selanjutnya untuk meningkatkan kinerja tersebut adalah : (i) melakukan penyiapan draft perundang-undangan; (ii) pembahasan rancangan peraturan perundangundangan, rancangan Peraturan dan Keputusan Dirjen Perikanan Budidaya; dan (iii) melakukan penyusunan dan revisi bahan regulasi perizinan bidang perikanan budidaya Kendala pencapaian IKU adalah : (i) masih kurangnya koordinasi dengan stakeholder terkait dalam melakukan penyusunan dokumen draft perundang-undangan; dan (ii) masih rendahnya penerapan aturan serta kebijakan oleh masyarakat 46

58 316 PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 5 : Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang Berkeadilan, Berdaya Saing dan Berkelanjutan Sasaran strategis ini tercapai rata-rata sebesar 80,91% terhadap target triwulan III atau 50,04% terhadap target tahunan yang dicapai melalui 21 (dua puluh satu) IKU dengan pencapaian masing-masing IKU sebagaimana pada tabel 17 berikut Tabel 17 Capaian Sasaran Strategis 5 Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan yang Berkeadilan, Berdaya Saing dan Berkelanjutan sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET TAHUN 2016 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2016 KETERANGAN Internal Process Perspective 5 Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan yang berkeadilan, berdaya saing dan berkelanjutan 15 Jumlah unit pembenihan bersertifikat CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik) (unit; kumulatif) 16 Jumlah bantuan benih ikan (juta ekor) 17 Jumlah kawasan kebun bibit rumput laut (kawasan) 18 Jumlah unit produsen pakan ikan bersertifikat CPPIB (unit; kumulatif) 19 Jumlah bantuan peralatan pakan mandiri (unit) 20 Jumlah bantuan bahan baku pakan (paket) 21 Jumlah kelompok produsen pakan (kelompok; non kumulatif) 22 Jumlah unit pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB skala kecil dan skala besar (unit; kumulatif) 23 Jumlah penyiapan sertifikasi hak atas tanah pembudidaya (bidang; non kumulatif) 24 Jumlah bantuan sarana budidaya di lokasi PSKPT (Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu) (paket) ,85 111,80 Kumulatif mulai tahun 2015 dihitung triwulanan Capaian sampai dengan tahun 2015 adalah 625 (113,02%) ,69 203,58 152,69 Non Kumulatif, dihitung triwulanan Merupakan IKU baru DJPB 300 (3000 unit) ,09 10,67 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB ,83 87,29 Kumulatif, mulai tahun 2010, dihitung triwulanan Capaian sampai dengan tahun 2015 adalah (116%) Penghitungan dilakukan terhadap sertifikat aktif ,83 77,24 Non Kumulatif, dihitung triwulanan Merupakan IKU baru DJPB ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB 47

59 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA 25 Jumlah bantuan sarana budidaya ikan (paket) 26 Jumlah bantuan sarana rumput laut (paket) 27 Jumlah bantuan sarana minapadi (paket) 28 Jumlah bantuan sarana budidaya teknologi biofloc (unit) 29 Jumlah bantuan sarana budidaya kekerangan (unit) 30 Jumlah bantuan excavator (unit) 31 Jumlah bantuan keramba jaring apung (unit) 32 Jumlah bantuan kincir air (unit) 33 Jumlah kelompok partisipatif yang melakukan pemeliharaan infrastrukturnya secara efektif (kelompok; non kumulatif) 34 Jumlah kab/kota yang memenuhi syarat sebagai minapolitan berbasis perikanan budidaya (kab/kota; kumulatif) 35 Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya (paket; non kumulatif) TARGET TAHUN 2016 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2016 KETERANGAN ,57 11,27 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB ,00 30,18 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB ,00 3,92 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB ,00 96,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB ,00 50,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB ,00 30,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB ,02 44,89 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB ,00 20,50 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB ,57 99,57 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun ,79 91,00 Kumulatif mulai tahun 2011, dihitung triwulanan Capaian sampai dengan tahun 2015 adalah 85 (100%) ,00 133,75 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun 48

60 A Jumlah Unit Pembenihan Bersertifikat CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik) (unit; kumulatif) Tuntutan pembudidaya terhadap benih bermutu dapat dipenuhi dengan penyediaan benih bermutu oleh unit pembenihan Benih bermutu dapat dihasilkan dari induk unggul dan proses pembenihan yang memenuhi persyaratan SNI Perbenihan Perikanan, manajemen mutu, keamanan pangan dan ramah terhadap lingkungan Proses tersebut dinamakan proses yang memenuhi Cara Pembenihan Ikan yang Baik Penerapan Cara Pembenihan Ikan yang Baik oleh unit pembenihan harus didorong melalui sosialisasi dan pembinaan penerapan CPIB Unit pembenihan yang menerapkan CPIB dilakukan penilaian sertifikasi CPIB untuk menentukan kesesuaian penerapan yang dilakukan terhadap persyaratan SNI Perbenihan, Manajemen Mutu, Keamanan Pangan dan Lingkungan Penilaian Sertifikasi CPIB dilakukan oleh auditor CPIB terhadap unit pembenihan yang telah dilakukan pembinaan dan memiliki personil bersertifikat MPM yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Capaian sertifikasi CPIB sampai dengan triwulan III tahun 2016 adalah sejumlah 758 unit dari target 660 unit atau tercapai 114,85% terhadap target triwulan III, dan 111,80% terhadap target tahunan seperti tabel 18 berikut Tabel 18 Capaian IKU 15 Jumlah Unit Pembenihan Bersertifikat CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Jumlah Unit Pembenihan Bersertifikat CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik) IKU Keterangan - Target Tahunan 553 * Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan 113, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 108,93 104, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 72,62 97, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 134,51 110, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 99,28 105, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 137,78 114, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 118,10 111,80 - Ket : * : Target awal tahunan 2015 yaitu 420, dan terjadi revisi menjadi 553 Kumulatif, dihitung triwulanan Realisasi tahun 2014 masih terhitung dengan unit perbenihan bersertifikat yang expired Tahun 2015, penghitungan hanya dilakukan terhadap sertifikat aktif, unit perbenihan yang expired sudah tidak dihitung Berdasarkan tabel 18 tersebut, dapat diketahui kondisi saat ini menandakan bahwa semangat unit pembenihan untuk menerapkan Cara Pembenihan Ikan Yang Baik (CPIB) sangat bagus Hal ini tidak terlepas dari adanya : (i) dukungan dan komitmen Pemerintah Daerah dalam menerapkan CPIB pada unit pembenihan di wilayah binaannya; (ii) meningkatnya minat pembenih terhadap penerapan cara pembenihan ikan yang baik dan 49

61 sosialisasi yang intensif; dan (iii) pembinaan CPIB yang terencana dan terukur baik oleh Pusat maupun daerah melalui kontrak kinerja Apabila dilihat dari capaian sampai dengan triwulan III tahun 2016 sebesar 758 unit (kumulatif) disandingkan dengan target capaian pada tahun 2019 (RPJMN III) sebesar 1108 unit pembenihan bersertifikat CPIB, maka pencapaian yang akan diraih pada satu tahun mendatang sekitar 350 unit atau sekitar 68,41% Kondisi ini akan menjadi capaian yang optimis dapat diraih pada dua tahun mendatang apabila kebijakan penerapan CPIB masih diterapkan Adapun capaian unit pembenihan sertifikasi CPIB per status unit usaha Pembenihan Ikan Air Tawar (PIAT), Pembenihan Ikan Air Payau (PIAP), dan Pembenihan Ikan Air Laut (PIL) terdiri dari pembenihan PIAT sejumlah 562 unit, PIAP sejumlah 152 unit dan PIL sejumlah 44 unit seperti pada tabel 19 berikut Tabel 19 Rekapitulasi Capaian Sertifikasi CPIB Berdasarkan Usaha dan Komoditas sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 No Provinsi PIAT PIAP PIL Total 1 Naggroe Aceh Darussalam Sumatera Utara Sumatera Barat B e n g k u l u R i a u Kepulauan Riau J a m b i Sumatera Selatan Bangka Belitung L a m p u n g B a n t e n DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Kalimantan Utara Kalimantan Timur Kalimantan Tengah Kalimantan Barat Kalimantan Selatan B a l i Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Sulawesi Utara G o r o n t a l o Sulawesi Tengah Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara

62 No Provinsi PIAT PIAP PIL Total 30 Sulawesi Selatan M a l u k u Maluku Utara P a p u a Papua Barat T O T A L Kegiatan yang dilakukan pada triwulan III antara lain : (i) melakukan pra sertifikasi pembenihan ikan air tawar, air payau dan laut; (ii) melakukan survailan dan observer pembinaan ikan air tawar, air payau dan laut; (iii) melakukan sertifikasi dan observer pembinaan ikan air tawar, air payau dan laut; dan (iv) rapat teknis penilaian sertifikasi CPIB unit perbenihan tawar, payau, laut Rencana aksi untuk mempertahankan serta untuk meningkatkan jumlah pembenihan bersertifikat yaitu : (i) memprioritaskan jumlah permohonan sertifikasi yang telah diusulkan dengan ketersediaan anggaran pada triwulan IV; (ii) memprioritaskan survailance terhadap unit-unit yang sudah habis masa berlakunya atau yang akan habis pada periode tahun 2016 dengan memperhatikan ketersediaan anggaran pada triwulan IV; (iii) melakukan pra sertifikasi pembenihan ikan air tawar, air payau dan laut; (iv) melakukan survailan dan observer pembinaan ikan air tawar, air payau dan laut; dan (iv) melakukan sertifikasi dan observer pembinaan ikan air tawar, air payau dan laut B Jumlah Bantuan Benih Ikan (juta ekor) Bantuan benih ikan berkualitas yang dilaksanakan UPT Pusat dan UPTD Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mendistribusikan dan memperkenalkan benih bermutu sebagai input peningkatan produksi perikanan budidaya Selain itu, bantuan benih ke masyarakat, benih hasil produksi UPT/UPTD juga dilepaskan (restocking) di perairan umum yang bertujuan menjaga sumber daya genetik dan pemanfaatan produktivitas perairan umum untuk kesejahteraan masyarakat Pada tahun 2016, target bantuan benih dari UPT/UPTD sebesar 100 juta ekor yang peruntukannya 70 persen untuk bantuan benih ke masyarakat dan 30 persen untuk kegiatan restocking Capaian bantuan benih ikan sampai dengan triwulan III tahun 2016 sebanyak ekor, tercapai 203,58% terhadap target triwulan III atau tercapai 152,69% dari target tahunan sebanyak ekor sebagaimana pada tabel 20 berikut Tabel 20 Capaian IKU 16 Jumlah Bantuan Benih Ikan (juta ekor) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Jumlah Bantuan Benih Ikan (juta ekor) IKU Keterangan - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan Target s/d TW I Realisasi s/d TW I - 21,74 - Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB 51

63 IKU Keterangan - Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 108, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 21, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II - 75, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 151, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 75, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III - 152, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - 203, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan - 152,69 - Bantuan benih yang diserahkan kepada masyarakat berdasarkan klasifikasi bantuan per jenis komoditas yaitu benih ikan air tawar sejumlah ekor, benih ikan air payau sejumlah ekor, dan benih ikan laut sejumlah ` ekor dengan rincian seperti pada tabel 21 berikut Tabel 21 Realisasi Bantuan Benih Berdasarkan Komoditas sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Komoditas Bantuan ke Masyarakat Restocking Jumlah Benih Laut (ekor) Benih tawar (ekor) Benih Payau (ekor) Jumlah bantuan (ekor) Namun dari klasifikasi jenis bantuan untuk restocking baru mencapai ekor atau sekitar 77,77% dari target sebanyak ekor sedangkan untuk bantuan masyarakat sebanyak ekor atau sekitar 184,79% dari target sebesar ekor, kondisi ini menunjukkan bahwa permintaan bantuan benih untuk masyarakat lebih menjadi prioritas dibandingkan untuk kebutuhan restocking Rencana aksi untuk mempercepat pelaksanaan bantuan benih yaitu Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota agar segera menyiapkan data terkait kebutuhan bantuan benih di wilayahnya dan menyampaikan ke Direktorat Perbenihan sehingga dapat ditindaklanjuti oleh UPT/UPTD C Jumlah Kawasan Kebun Bibit Rumput Laut (kawasan) Keberlanjutan usaha budidaya rumput laut dipengaruhi penggunaan bibit yang berkualitas Pada saat ini bibit yang dipergunakan merupakan bagian dari hasil budidaya yang dijadikan bibit kembali Untuk mengendalikan mutu bibit rumput laut diperlukan segmentasi kebun bibit rumput laut sebagai bagian dari usaha rumput laut untuk memenuhi kebutuhan para pembudidaya rumput laut Pembangunan kawasan kebun bibit rumput laut yang menjadi bagian program Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya memberikan peluang bagi para pelaku usaha dalam pengembangan kebun bibit rumput laut Melihat kondisi tersebut, maka pembangunan 52

64 kebun bibit rumput laut menjadi alternatif yang dikembangkan daerah-daerah yang memiliki potensi untuk pengembangan kawasan kebun bibit rumput laut Capaian sampai dengan triwulan III tahun 2016 adalah sebesar 32 kawasan, tercapai 29,09% dari target triwulan II atau 10,67% dari target tahunan seperti pada tabel 22, sedangkan rekapitulasi capaian sebagaimana pada lampiran 2 Rendahnya pencapaian dikarenakan adanya instruksi Menteri Kelautan dan Perikanan terkait dengan penghematan anggaran sehingga beberapa Daerah melakukan perubahan Tabel 22 Capaian IKU 17 Jumlah Kawasan Kebun Bibit Rumput Laut (kawasan) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Jumlah kawasan kebun bibit rumput laut (kawasan) IKU Keterangan - Target Tahunan (3000 unit) - Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 140, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 4, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - 29, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan - 10, Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Kegiatan yang dilakukan pada triwulan III adalah : (i) Melakukan pendampingan pembangunan kawasan kebun bibit rumput laut; dan (ii) Melakukan pembinaan, evaluasi dan pelaporan agar hasil pembangunan sesuai dengan target yang telah direncanakan Rencana aksi untuk mempercepat realisasi pembangunan kebun bibit rumput laut pada triwulan IV adalah : (i) Melakukan usulan revisi perubahan target kawasan dari target 300 kawasan menjadi 185 Kawasan karena adanya penghematan anggaran di beberapa daerah; (ii) Melakukan komunikasi, koordinasi dan kerjasama dengan Dinas Kabupaten/Kota untuk secepatnya melakukan pembangunan kebun bibit rumput laut dengan menyelesaikan sesuai dengan kontrak yang sudah dilakukan; (iii) Mereviu kembali usulan dari daerah mengenai spesifikasi teknis kebun bibit rumput laut yang adaptif dengan kondisi di wilayahnya; (iv) Melakukan pendampingan pembangunan kawasan kebun bibit rumput laut; dan (v) Melakukan pembinaan, evaluasi dan pelaporan agar hasil pembangunan sesuai dengan target yang telah direncanakan 53

65 D Jumlah Unit Produsen Pakan Ikan Bersertifikat CPPIB (unit; kumulatif) Dewasa ini, perikanan budidaya menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia Potensi dan peluang perikanan budidaya di Indonesia sangat besar dan menjadi salah satu pilar ekonomi bangsa dengan dukungan sumberdaya alam dan penguasaan teknologi Sejalan dengan hal tersebut, saat ini perikanan budidaya dituntut untuk terus meningkatkan produksi dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan dan mendukung keberlanjutan usaha (sustainable aquaculture) Kebutuhan protein ikan yang terus meningkat setiap tahun yang sebagian besar dipenuhi dari perikanan budidaya menuntut unit usaha budidaya untuk memperhatikan dampak budidaya terhadap lingkungan sekitarnya termasuk didalamnya penggunaan pakan Dalam pembuatan pakan diperlukan pengawasan secara menyeluruh sebagai suatu sistem manajemen mutu yang dimulai dari tahap pra produksi, produksi dan pasca produksi dengan maksud agar pakan yang dihasilkan sesuai standar mutu dan persyaratan teknis yang telah ditetapkan serta layak diberikan untuk meningkatkan pertumbuhan ikan dan udang Pengawasan dalam pembuatan pakan ikan diperlukan sebagai upaya pencegahan terjadinya penyimpangan mutu pakan yang dapat merugikan konsumen Dalam rangka pengawasan di lapangan perlu dilakukan sertifikasi mengenai cara pembuatan pakan ikan yang baik dan sertifikasi CPPIB merupakan instrumen yang tepat dalam menghasilkan produk perikanan budidaya yang aman konsumsi, mampu telusur (traceability) serta dapat menekan potensi cemaran akibat penggunaan bahan pakan dan sebagainya Unit produsen pakan dinilai secara garis besar mengatur mengenai kegiatan Pra Produksi (lokasi, kemudahan aksesibilitas, desain dan tata letak, bangunan, sanitasi dan higiene, pengadaan dan penyiapan bahan baku, penyimpanan bahan baku pakan), Produksi (Pembuatan pakan, pengendalian mutu pakan, pengemasan dan pelabelan), Pasca Produksi (Penyimpanan pakan, pendistribusian pakan), Manajemen Usaha (pekerja, pengawasan), Pengelolaan lingkungan, Pendokumentasian IKU jumlah produsen pakan ikan yang bersertifikat CPPIB adalah IKU baru terkait dengan Direktorat Pakan yang baru dibentuk tahun 2015, sehingga IKU ini tidak dapat dibandingkan target dan realisasi dengan tahun sebelumnya Pada tahun 2016 ini, IKU ini menargetkan 5 unit produsen pakan ikan bersertifikat CPPIB Sampai dengan triwulan III belum diperoleh capaian karena penghitungan IKU dilakukan di akhir tahun Tabel 23 Capaian IKU 18 Jumlah Unit Produsen Pakan Ikan Bersertifikat CPPIB (unit; kumulatif) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Jumlah Unit Produsen Pakan Ikan Bersertifikat CPPIB (unit;kumulatif) IKU Keterangan - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan ** Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I ** 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan ** 0,00 - Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB 54

66 IKU Keterangan - Target s/d TW II * Realisasi s/d TW II ** Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II ** 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan ** 0, Target s/d TW III * Realisasi s/d TW III ** Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III ** 0, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan ** 0,00 - Ket : * IKU belum ditetapkan ** Belum dilakukan pengukuran IKU jumlah produsen pakan ikan yang bersertifikat CPPIB belum mencapai target Hal ini dikarenakan belum dilakukannya penilaian terhadap unit produsen pakan Kegiatan yang dilakukan hanyalah baru pembinaan ke unit-unit produsen pakan khususnya untuk pakan mandiri Selain itu kegiatan pendukung seperti temu teknis auditor yang bertujuan untuk semakin memperlengkapi para auditor dalam melakukan penilaian dilaksanakan pada awal bulan September Rencana penilaian unit produsen pakan sudah disusun dengan pelaksanaan pada triwulan IV dan para auditor siap ditugaskan untuk menilai kelayakan dalam penerapan prinsip-prinsip CPPIB Rencana aksi yang akan dilakukan untuk pencapaian IKU ini adalah : (i) pelaksanaan rapat penerbitan sertifikat CPPIB yang harus didahului dengan adanya penilaian lapang oleh tim auditor; dan (ii) CPPIB adalah penilaian unit produsen pakan yang baru dilaksanakan pada tahun 2016, sehingga perlu dilakukan pembinaan CPPIB untuk mengenalkan perusahaan produsen mengenai prinsip-prinsip CPPIB untuk menghasilkan produk akhir yang aman pangan E Jumlah Bantuan Peralatan Pakan Mandiri (unit) Pengembangan pakan ikan mandiri merupakan salah satu upaya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya untuk meningkatkan keuntungan pembudidaya ikan khususnya pembudidaya ikan air tawar dengan cara menekan biaya produksi dari penggunaan pakan ikan yang memakan biaya produksi hingga mencapai 60-70% Rendahnya keuntungan pembudidaya tersebut disebabkan karena sebagian besar pembudidaya masih menggunakan pakan pabrikan yang harganya setiap tahun semakin meningkat Tingginya harga pakan pabrikan tersebut dikarenakan hampir sebagian besar bahan baku yang digunakan masih impor Oleh karena itu, pengembangan pakan ikan mandiri diharapkan dapat menekan biaya produksi dari penggunaan pakan ikan melalui pemanfaatan bahan baku lokal dan inovasi teknologi di masyarakat sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) dan penerapan Cara Pembuatan Pakan Ikan Yang Baik (CPPIB) Bantuan peralatan pakan mandiri ini berupa mesin pembuat pakan ikan dan kendaraan roda 3 (tiga) sebagai pengangkut bahan baku dan pakan ikan Pemanfaatan peralatan ini digunakan untuk mendukung kegiatan pembuatan pakan ikan mandiri Melalui bantuan peralatan pakan mandiri ini, diharapkan kelompok dapat memenuhi kebutuhan pakannya sendiri dan dapat dipasarkan juga untuk memenuhi kebutuhan pakan bagi kelompok yang ada disekitarnya Jumlah bantuan peralatan pakan mandiri ini merupakan IKU baru, 55

67 sehingga tidak dapat dibandingkan dengan tahun sebelumnya Tabel 24 Capaian IKU 19 Jumlah Bantuan Peralatan Pakan Mandiri (unit) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Jumlah Bantuan Peralatan Pakan Mandiri (unit) IKU Keterangan - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan ** Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I ** 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan ** 0, Target s/d TW II * Realisasi s/d TW II ** Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II ** 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan ** 0, Target s/d TW III * Realisasi s/d TW III ** Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III ** 0, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan ** 0,00 - Ket : * IKU belum ditetapkan ** Belum dilakukan pengukuran Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB Pencapaian IKU ini belum 100% Hal ini dikarekan adanya penghematan anggaran berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2016 Tanggal 26 Agustus 2016 tentang Langkah-langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran 2016 sehingga terjadi perubahan target dari 360 paket menjadi 84 paket Perubahan target berdampak pada keterlambatan proses untuk pencapaian IKU ini Adapun dampak dan kendala dari perubahan tersebut adalah : a Konfirmasi ulang kepada kelompok/pokdakan dan Dinas Provinsi dan Kabupaten/Kota yang telah di SK-kan bahwa adanya pengurangan paket tersebut; b Melakukan perubahan terhadap pengaturan jadwal pengiriman mesin pakan; c Melakukan perubahan-perubahan terhadap Surat Keputusan terkait seperti SK Juknis Penyaluran Bantuan Gerpari Tahun 2016, SK Penetapan Pokdakan dan SK Tim teknis; dan d Melakukan verifikasi ulang untuk kembali menyeleksi pokdakan-pokdakan yang lebih layak dan diutamakan untuk keberhasilan kegiatan Gerpari Pokdakan ini juga diutamakan yang berada di sentra-sentra budidaya ikan air tawar khususnya patin dan nila Upaya yang akan dilakukan dalam mencapai IKU bantuan peralatan pakan ikan mandiri adalah melakukan percepatan terhadap semua proses-proses penyaluran bantuan paket mesin pembuat pakan, sehingga telah ditetapkan beberapa perubahan SK seperti : 56

68 a SK Juknis Penyaluran Bantuan Gerpari Nomor : 93/PER-DJPB/2016 tanggal 27 Juni 2016 menjadi SK Perubahan Juknis Penyaluran Bantuan Gerpari Nomor : 120/PER- DJPB/2016 tanggal 13 September 2016; b SK Penetapan Pokdakan Nomor : 3089/PER-DJPB/2016 tanggal 26 Agustus 2016 menjadi SK Perubahan Penetapan Pokdakan Nomor : 3561/PER-DJPB/2016 tanggal 26 September 2016; c SK Tim Teknis Nomor : 102/KEP-DJPB/2016 tanggal 1 Juli 2016 berubah menjadi SK Perubahan Tim teknis F Jumlah Bantuan Bahan Baku Pakan (paket) Gerakan pakan ikan mandiri (Gerpari) ditumbuhkan di masyakat pembudidaya ikan melalui program yang dicanangkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya mulai tahun 2015 Pokdakan atau pembudidaya ikan diarahkan untuk dapat memproduksi pakan buatan secara mandiri untuk kelangsungan proses usaha produksi dengan biaya yang relatif lebih terjangkau Bahan baku pakan tentunya menjadi bahan-bahan yang sangat diperlukan untuk proses pembuatan pakan Dalam pengawalan kegiatan bantuan bahan baku pakan, maka perlu diinventarisir lokasilokasi atau wilayah yang memiliki jumlah ketersediaan dan potensi bahan baku itu sendiri Setiap wilayah memiliki potensi jenis bahan baku yang berbeda-beda Selain pada potensi dan ketersediaan bahan baku lokal, potensi perikanan budidaya yang mencakup pada sentra-sentra lokasi budidaya juga saling dikaitkan dengan tujuan pemanfaatan program ini dapat berjalan dengan baik dan lancar Oleh karena itu, ada dua hal penting yang menjadi tujuan dan saling berkaitan dalam pelaksanaan kegiatan ini, yaitu identifikasi bahan baku dan pemanfaatan bahan baku Pada triwulan I ada sebanyak 17 provinsi yang menjadi target lokasi pengembangan pakan ikan mandiri melalui bantuan bahan baku, namun berdasarkan usulan dari daerah dan hasil identifikasi kembali maka ada penambahan menjadi 30 provinsi yang rencananya akan dijadikan target lokasi Penambahan target lokasi (provinsi) ini disebabkan karena adanya penambahan usulan berupa proposal kelompok dari daerah Dalam proposal dan keterangan dinyatakan bahwa provinsi bersangkutan memiliki akses terhadap ketersediaan bahan baku yang terjangkau sehingga hal ini menjadi bahan pertimbangan bagi Tim Pokja (yang dalam hal ini adalah Direktorat Pakan) untuk dapat mengakomodir kebutuhan kelompok sesuai dengan anggaran yang ada Pada triwulan III sehubungan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2016 tanggal 26 Agustus 2016 tentang Langkah-langkah Penghematan Belanja Kementerian/Lembaga dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan Tahun Anggaran 2016, maka paket bahan baku yang semula 451 berubah menjadi 84 paket Namun, sampai dengan triwulan III belum diperoleh capaian terkait IKU ini 57

69 Tabel 25 Capaian IKU 20 Jumlah Bantuan Bahan Baku Pakan (paket) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Jumlah Bantuan Bahan Baku Pakan (paket) IKU Keterangan - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan ** Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I ** 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan ** 0, Target s/d TW II * Realisasi s/d TW II ** Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II ** 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan ** 0, Target s/d TW III * Realisasi s/d TW III ** Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III ** 0, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan ** 0,00 - Ket : * IKU belum ditetapkan ** Belum dilakukan pengukuran Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB Berdasarkan perubahan target tersebut menjadi 84 paket maka dilakukan verifikasi kembali untuk seleksi pokdakan yang lebih diutamakan dalam pelaksanaan kegiatan ini Berdasarkan perubahan tersebut maka ditetapkan melalui SK Perubahan Penetapan Pokdakan Nomor : 3561/PER-DJPB/2016 tanggal 26 September 2016, ada 84 pokdakan yang berada di 44 kabupaten/kota di 15 provinsi Rencana aksi yang akan dilakukan untuk pencapaian IKU ini adalah : a Menginformasikan kembali ke daerah terkait perubahan-perubahan SK-SK dalam kegiatan Gerpari Tahun 2016; b Mempercepat pengusulan dokumen untuk pencairan tahap 1 yang telah dikoordinir masing-masing penanggungjawab berdasarkan tim Pokja Pusat; c Melakukan verifikasi terhadap beberapa dokumen pokdakan yang sudah masuk untuk selanjutnya dilakukan rekap pengusulan ke KPPN G Jumlah Kelompok Produsen Pakan (kelompok; non kumulatif) Kelompok produsen pakan merupakan Indikator Kinerja Utama yang baru ditetapkan pada tahun 2016 Namun pada tahun 2015 sudah ada perhitungan serupa dengan judul jumlah kelompok pakan ikan mandiri dengan target di tahun 2015 adalah 15 kelompok dengan realisasi 378 kelompok Pada tahun 2016 target untuk kelompok produsen pakan adalah sebanyak 200 kelompok IKU Jumlah kelompok produsen pakan ini memiliki keterkaitan dengan IKU Jumlah bantuan peralatan pakan ikan mandiri dan bantuan bahan baku pakan ikan 58

70 Namun sehubungan dengan penghematan anggaran pada bantuan bahan baku dan mesin pembuat pakan, maka jumlah target produsen pakan ikan mandiri pun juga berkurang Jumlah kelompok pembuat pakan mandiri berubah menjadi 119 kelompok, yang terdiri dari 84 kelompok pembuat pakan mandiri berupa pellet dan 35 kelompok pengguna pakan alami Sampai dengan triwulan III belum diperoleh capaian, bantuan akan diberikan pada triwulan IV Tabel 26 Capaian IKU 21 Jumlah Kelompok Produsen Pakan (kelompok; non kumulatif) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Jumlah Kelompok Produsen Pakan (kelompok; non kumulatif) IKU Keterangan - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan 2520, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 0, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - 0, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan - 0,00 - Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian IKU ini adalah dilakukan verifikasi kembali dan menyeleksi kembali pokdakan atau kelompok yang lebih diutamakan untuk pelaksanaan kegiatan Gerpari Tahun 2016 Sebelumnya melalui SK Dirjen tentang Penetapan Kelompok Gerpari Nomor 3089/KU110/PPKD3/VIIII/2016 tanggal 26 Agustus 2016 sebanyak 284 kelompok, berubah melalui SK Dirjen tentang Perubahan Penetapan Kelompok Gerpari Nomor 3561/KU110/PPKD3/IX/2016 tanggal 26 September 2016 sebanyak 119 kelompok yang terdiri dari 84 pakan mandiri dan 35 pakan alami H Jumlah Unit Pembudidayaan Ikan Bersetifikat CBIB Skala Kecil dan Skala Besar (unit; kumulatif) Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang saat ini mulai berlaku, menuntut produk perikanan budidaya semakin bermutu dan berdaya saing Jaminan mutu (quality assurance) merupakan kunci penting dalam memberikan nilai tambah dan daya saing suatu produk, terutama produk pangan dengan memperhatikan tangibles, reability, responsiveness dan assurancy Selaku otoritas kompeten di bidang keamanan hasil perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan dituntut dapat memberikan jaminan terhadap produk perikanan yang dihasilkan baik dari hulu (budidaya dan penangkapan) sampai dengan hilir (pengolahan) dengan melakukan pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Kemanan Hasil 59

71 Perikanan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) merupakan salah satu bagian penting dari Sistem Pengendalian Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan di bidang perikanan budidaya, yang dikembangkan untuk menjamin mutu dan keamanan pangan hasil pembudidayaan ikan Capaian IKU jumlah unit pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB skala kecil dan skala besar sampai dengan triwulan III tahun 2016 adalah 9584 unit atau 99,83% jika dibandingkan dengan target triwulan III (9600 unit) Jika dibandingkan dengan target tahunan yaitu unit maka telah tercapai sebesar 87,29% Capaian tersebut diperoleh dengan cara menghitung jumlah sertifikat yang masih berlaku pada kurun waktu pengukuran Capaian pada triwulan III mengalami peningkatan sebesar 0,56% dari capaian pada triwulan II (9531 unit) Sedangkan jika dibandingkan dengan capaian pada triwulan III tahun 2015 maka capaian triwulan III tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 55,96% Untuk mencapai target tahun 2019 sejumlah unit dibutuhkan peningkatan sebesar 46,08% dari capaian pada triwulan III saat ini Capaian IKU jumlah unit pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB skala kecil dan skala besar tahun 2015 dan sampai dengan triwulan III tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 27 dan rincian jumlah unit pembudidayaan budidaya bersertifikat CBIB setiap provinsi dapat dilihat pada tabel 28 Tabel 27 Capaian IKU 22 Jumlah Unit Pembudidayaan Ikan Bersetifikat CBIB Skala Kecil dan Skala Besar (unit;kumulatif) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 IKU Keterangan Unit Pembudidayaan Ikan Bersertifikat CBIB - Target Tahunan (regular =8200 dan quickwins = 1000) Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan 116, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan Capaian sampai dengan tahun 2015 adalah (116,00%) (Sertifikat aktif/masih berlaku) - Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 127,62 100, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan (regular = 8200) 80,93 79, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 119,23 100, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 90,15 86, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 85,35 99, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 74,94 87,29 - Ket : * : Target Tahunan pada tw I 2015 yaitu 8200 (target regular), dan terjadi revisi menjadi 9200 (regular dan quickwins) 60

72 Tabel 28 Rekapitulasi Jumlah Unit Pembudidayaan Ikan Bersertifikat CBIB sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 per Provinsi No Provinsi Target 2016 (Unit) Jumlah Unit Bersertifikat per 1 Januari 2016 Jumlah Penerbitan Sertifikat Januari s/d September 2016 Jumlah Sertifikat Kadaluarsa Januari s/d September 2016 Jumlah Unit Bersertifikat Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Banten Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Barat Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua JUMLAH Capaian IKU tersebut didukung oleh pelaksanaan kegiatan penilaian sertifikasi CBIB, penilaian tidak hanya dilakukan pada unit pembudidayaan ikan yang baru tapi juga dilakukan pada unit pembudidayaan ikan yang telah habis masa berlaku sertifikatnya (perpanjangan) 61

73 Kendala utama yang dihadapi dalam pencapaian target sertifikasi CBIB dalah kurangnya tenaga auditor sehingga perlu diselenggarakan kembali pelatihan untuk auditor Tenaga auditor diperlukan untuk menilai kelayakan unit usaha budidaya dan memberikan rekomendasi terhadap perbaikan dan solusi permasalahan di lapangan Selain itu masih lemahnya koordinasi antara sekretariat dengan auditor maupun fasilitator (pembina, penyuluh) mengakibatkan pada pendampingan yang tidak optimal sehingga timbul keengganan pembudidaya untuk mengikuti audit, sehingga sertifikasi CBIB di daerah tidak dilaksanakan secara sinergis Rencana aksi yang akan dilaksanakan pada triwulan IV untuk meningkatkan pencapaian IKU tersebut dan mengatasi kendala yang ada antara lain adalah (i) melakukan penetapan dan implementasi regulasi sertifikasi CBIB, (ii) melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan sertifikasi CBIB untuk mencapai target yang telah ditetapkan, (iii) meningkatkan kapasitas auditor dan sekretariat sertifikasi CBIB dan lebih memberdayakan auditor di UPT dan daerah, dan (iv) melaksanakan kegiatan penilaian sertifikasi CBIB dan pengawasan pada unit pembudidayaan ikan yang akan habis masa berlaku sertifikatnya (perpanjangan) Selain itu perlu meningkatkan koordinasi dengan instansi daerah terkait untuk ikut mensosialisasikan pentingnya unit budidaya yang bersertifikat CBIB dalam rangka pencapaian target sertifikasi CBIB I Jumlah Penyiapan Sertifikasi Hak Atas Tanah Pembudidaya (Bidang Non Kumulatif) Wujud implementasi dari tiga pilar pembangunan kelautan dan perikanan (sovereignty, sustainability, dan prosperity) maka dilaksanakan upaya pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan secara berdaulat, mandiri dan berkelanjutan dengan tujuan untuk kemakmuran rakyat Salah satu strategi kebijakan yang dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut adalah meningkatkan kemandirian pembudidaya ikan dalam mengelola sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan melalui peningkatan daya saing dan keberlanjutan usaha pembudidayaan ikan bagi kemakmuran pembudidaya ikan itu sendiri Pada pelaksanaannya, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya berupaya mengakselerasi peningkatan kesejahteraan pembudidaya ikan dengan peningkatan produktivitas dan kemampuan usaha serta membuka ruang seluas-luasnya untuk akses ke sumber pembiayaan Penyiapan Sertipikasi Hak Atas Tanah Pembudidaya Ikan yang diselenggarakan melalui kerja sama produktif sebagai upaya peningkatan status legalitas hak atas tanah pembudidaya ikan telah dilakukan Dengan status legalitas lahan/tanah yang dimiliki pembudidaya ikan, selanjutnya diharapkan dapat meningkatkan kemampuan untuk mengakses pembiayaan usaha, baik lembaga pembiayaan bank maupun non bank Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Hubungan Hukum Keagrariaan - Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan Pemerintah Daerah melaksanakan kegiatan penyiapan sertipikasi hak atas tanah pembudidaya ikan atau Pra-Sehatkan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) jumlah penyiapan sertipikasi hak atas tanah pembudidaya yang dilaksanakan pada tahun 2016 dengan target bidang Berkaitan dengan kouta yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Hubungan Hukum Keagrariaan - Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan 62

74 Pertanahan Nasional dan Pemerintah Daerah pada tahun 2016, maka diusulkan untuk dilakukan revisi target tahunan menjadi bidang Capaian IKU tersebut sampai dengan triwulan III tahun 2016 adalah bidang atau 144,83% jika dibandingkan dengan target triwulan III (8000 bidang) Jika dibandingkan dengan target tahunan, maka telah tercapai sebesar 115,86% Capaian pada triwulan III mengalami peningkatan sebesar 13,72% dari capaian pada triwulan II (10188 bidang) Sedangkan jika dibandingkan dengan capaian pada triwulan III tahun 2015 maka capaian triwulan III tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 78,08% Untuk mencapai target tahun 2019 sejumlah bidang dibutuhkan peningkatan sebesar 12,20% dari capaian triwulan III saat ini Capaian IKU jumlah penyiapan sertifikasi hak atas tanah pembudidaya ikan yang dilaksanakan dapat dilihat pada tabel 29 berikut Rincian capaian sebagaimana pada lampiran 3 Tabel 29 Capaian IKU 23 Jumlah Penyiapan Sertifikasi Hak Atas Tanah Pembudidaya (bidang; non kumulatif) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Jumlah Penyiapan Sertifikasi Hak Atas Tanah Pembudidaya (bidang; non kumulatif) IKU Keterangan - Target Tahunan * Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan 100, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 100,00 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 6,25 0, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 237,50 254, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 47,50 67, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 135,54 144, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 81,33 77,24 * - Non Kumulatif, dihitung triwulanan Ket : * Target tahunan berubah dari menjadi 10000, tetapi belum dilakukan revisi pada PK, sehingga penghitungan persentase capaian masih dilakukan terhadap target tahunan Realisasi jumlah penyiapan sertifikasi hak atas tanah pembudidaya ikan yang dilaksanakan pada tahun 2016 dicapai melalui kegiatan-kegiatan yang mendukung serta koordinasi lintas sektor dengan instansi-instansi terkait, diantaranya : (i) Penyusunan petunjuk teknis kegiatan pra sertifikasi hak atas tanah pembudidaya ikan; (ii) Sosialisasi tingkat Nasional Pra Sertifikasi Hak Atas Tanah Pembudidaya Ikan; dan (iii) Koordinasi dan sinkronisasi kegiatan Pra Sertifikasi Hak Atas Tanah Pembudidaya Ikan dengan Pemerintah Daerah Rencana aksi yang akan dilakukan pada triwulan IV untuk pencapaian IKU tersebut adalah melakukan koordinasi dan sinkronisasi yang lebih optimal dengan Kementerian Agraria dan Tataruang/ Badan Pertanahan Nasional terkait kegiatan Pra Sertifikasi Hak Atas Tanah 63

75 Pembudidaya Ikan J Jumlah Bantuan Sarana Budidaya di Lokasi PSKPT (Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu) (paket) Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (PSKPT) di pulau-pulau kecil terluar dan kawasan perbatasan meliputi kegiatan budidaya ikan di Karamba Jaring Apung (KJA) laut, budidaya rumput laut, dan budidaya air tawar Program ini dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di daerah perbatasan khususnya di 15 (lima belas) kawasan yaitu Kabupaten Natuna, Simelue, Sangihe, Talaud, Mentawai, Nunukan, Saumlaki, Morotai, Merauke, Rotendao, Biak Numfor, Kisar, Tual, Timika, dan Sarmi Bantuan sarana budidaya di lokasi PSKPT mengacu kepada Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor: 84/PER-DJPB/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor: 40/PER-DJPB/2016 tanggal 8 Juni 2016 tentang Petunjuk Teknis Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (PSKPT) di Pulau-pulau Kecil dan Kawasan Perbatasan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan target Indikator Kinerja Utama (IKU) jumlah bantuan sarana budidaya di lokasi PSKPT pada tahun 2016 yaitu 156 paket Bantuan sarana budidaya di lokasi PSKPT terdiri dari bantuan sarana budidaya rumput laut dan bantuan sarana budidaya ikan dengan total anggaran Rp 16,5 miliar Pada IKU ini jumlah yang dihitung adalah bantuan sarana budidaya ikan, sedangkan bantuan sarana budidaya rumput laut dihitung pada IKU jumlah bantuan sarana rumput laut Sampai dengan triwulan III belum terdapat realisasi penyaluran bantuan tersebut, dengan demikian capaian masih 0% jika dibandingkan dengan target tahunan Capaian IKU tersebut dapat dilihat pada tabel 30 berikut Tabel 30 Capaian IKU 24 Jumlah Bantuan Sarana Budidaya di Lokasi PSKPT (Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu) (Paket) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Jumlah Bantuan Sarana Budidaya di Lokasi PSKPT (Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu) (paket) IKU Keterangan - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan ** Target s/d TW I * 0, Realisasi s/d TW I ** 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan ** Target s/d TW II * 0, Realisasi s/d TW II ** 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II ** Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan ** Target s/d TW III * 0, Realisasi s/d TW III ** 0,00 - Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB 64

76 IKU Keterangan - Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III ** 0, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan ** 0,00 - Kegiatan yang telah dilaksanakan sampai dengan triwulan III untuk pencapaian IKU jumlah bantuan sarana budidaya di lokasi PSKPT antara lain telah dilakukan penandatanganan kontrak pemenang lelang pekerjaan tersebut Pihak penyedia barang akan segera menghubungi tim teknis kab/kota dan ketua pokdakan penerima untuk pendistribusian paket sesuai jadwal tebar ikan Kendala yang dihadapi dalam pencapaian realisasi penyaluran bantuan sarana budidaya ini antara lain adalah kesulitan dalam penentuan calon penerima dan calon lokasi, koordinasi dengan Dinas di lokasi penerima bantuan, dan pelaksanaan kegiatan yang tertunda karena menunggu keluarnya DIPA Rencana tindak lanjut untuk mencapai target IKU yang telah ditetapkan pada tahun 2017 antara lain adalah lebih mengoptimalkan koordinasi dan sinkronisasi data dengan Dinas terkait dan lebih intensif melaksanakan identifikasi calon penerima dan calon lokasi K Jumlah Bantuan Sarana Budidaya Ikan (paket) IKU jumlah bantuan sarana dan prasarana budidaya ikan merupakan penyaluran paket bantuan yang terdiri atas beberapa jenis barang sarana dan prasarana produksi perikanan budidaya yang diserahkan kepada kelompok pembudidaya ikan sebagai upaya stimulasi pengembangan usaha pembudidayaan ikan sesuai kegiatan yang direncanakan/diusulkan Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendukung peningkatan produksi perikanan budidaya, mendorong peningkatan kapasitas kelembagaan Ikan (Pokdakan), dan mendorong peningkatan kapasitas skala usaha pembudidaya ikan anggota Pokdakan Selanjutnya, dengan pembinaan dan pendampingan usaha oleh penyuluh dan petugas Dinas diharapkan pembudidaya ikan penerima bantuan dapat meningkatkan produktivitas usaha sehingga dapat mendukung pencapaian target produksi perikanan budidaya Bantuan sarana dan prasarana budidaya ikan mengacu kepada Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor: 77/PER-DJPB/2016 tanggal 3 Juni 2016 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Sarana dan Prasarana Budidaya pada Ikan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan target Indikator Kinerja Utama (IKU) jumlah bantuan sarana dan prasarana budidaya ikan pada tahun 2016 yaitu 1500 paket Seiring dengan perkembangan perencanaan kegiatan dan adanya efisiensi anggaran tahun 2016, telah terjadi perubahan target menjadi 710 paket Capaian IKU tersebut sampai dengan triwulan III tahun 2016 adalah 169 paket atau 96,57% jika dibandingkan dengan target triwulan III (175 paket) Jika dibandingkan dengan target tahunan maka telah tercapai sebesar 11,27% Capaian IKU tersebut dapat dilihat pada tabel 31 65

77 Tabel 31 Capaian IKU 25 Jumlah Bantuan Sarana Budidaya Ikan (paket) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Jumlah Bantuan Sarana Budidaya Ikan (paket) IKU Keterangan - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan ** Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I ** 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan ** 0, Target s/d TW II * 0 - Realisasi s/d TW II ** 0 - Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II ** 0,00 - Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan ** 0,00 - Target s/d TW III * Realisasi s/d TW III ** Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III ** 96,57 - Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan ** 11,27 * Kumulatif mulai tahun 2016, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB Ket : * Target tahunan berubah dari 1500 menjadi 710, tetapi belum dilakukan revisi pada PK, sehingga penghitungan persentase capaian masih dilakukan terhadap target tahunan Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian IKU tersebut sampai dengan triwulan III antara lain : melakukan penyaluran bantuan kepada pokdakan, serta melakukan pemantauan dan evaluasi kegiatan Kendala yang dihadapi pada tahun 2016 dalam pencapaian target penyaluran bantuan sarana dan prasarana budidaya ikan antara lain adalah terlambatnya penetapan calon penerima dan calon lokasi akibat perubahan alokasi anggaran dan pelaksanaan kegiatan yang tertunda karena menunggu keluarnya DIPA Strategi yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut di atas dan rencana tindak lanjut untuk mencapai target IKU yang telah ditetapkan pada tahun 2017 antara lain : mengoptimalkan koordinasi dan sinkronisasi data dengan Dinas terkait di lokasi penerima bantuan L Jumlah Bantuan Sarana Rumput Laut (paket) Kegiatan bantuan sarana budidaya rumput laut merupakan kegiatan percontohan perikanan budidaya melalui Tugas Pembantuan (TP) Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota di 110 kabupaten/kota minapolitan, 64 kabupaten/kota kawasan sentra produksi rumput laut, dan bantuan sarana budidaya di lokasi PSKPT Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan produksi, produktivitas, serta pendapatan kelompok pembudidaya ikan di Indonesia 66

78 Bantuan sarana budidaya rumput laut melalui TP Minapolitan dan sentra produksi rumput laut mengacu kepada Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor: 83/PER- DJPB/2016 tentang perubahan atas peraturan Dirjen Perikanan Budidaya Nomor: 29/PER- DJPB/2016 tentang Petunjuk Teknis Percontohan Perikanan Budidaya melalui Tugas Pembantuan Sedangkan bantuan sarana budidaya rumput laut di lokasi PSKPT mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor: 84/PER-DJPB/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor: 40/PER- DJPB/2016 tentang Petunjuk Teknis Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (PSKPT) di Pulau-pulau Kecil dan Kawasan Perbatasan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan target Indikator Kinerja Utama (IKU) jumlah bantuan sarana budidaya rumput laut pada tahun 2016 yaitu 1756 paket yang terdiri dari 1523 paket melalui TP di kawasan minapolitan dan sentra produksi rumput laut serta 233 paket di lokasi PSKPT Sehubungan dengan adanya penajaman dan efisiensi anggaran, maka dilakukan revisi target tahunan menjadi 847 paket (685 paket melalui TP dan 162 paket di lokasi PSKPT) Capaian IKU tersebut sampai dengan triwulan III tahun 2016 adalah 530 paket atau 106% jika dibandingkan dengan target triwulan III (500 paket) Jika dibandingkan dengan target tahunan maka telah tercapai sebesar 59,68% Capaian IKU tersebut dapat dilihat pada tabel 32 berikut Tabel 32 Capaian IKU 26 Jumlah Bantuan Sarana Rumput Laut (paket) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Jumlah Bantuan Sarana Rumput Laut (paket) IKU Keterangan - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan ** Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I ** 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan ** 0, Target s/d TW II * Realisasi s/d TW II ** Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II ** 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan ** 0, Target s/d TW III * Realisasi s/d TW III ** Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III ** Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan ** 59,68 - Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB Realisasi jumlah bantuan sarana budidaya rumput laut dicapai melalui berbagai upaya antara lain dengan melakukan koordinasi dengan Dinas kabupaten/kota selaku pelaksana di lapangan Kegiatan pendukung yang dilakukan dalam rangka pencapaian IKU tersebut antara lain adalah melalukan penyusunan petunjuk teknis, menyelenggarakan sosialisasi dan rapat koordinasi terkait penyaluran bantuan sarana budidaya rumput laut yang bertujuan 67

79 untuk membangun sinergitas dalam pelaksanaan kegiatan Kendala yang dihadapi pada tahun 2016 dalam pelaksanaan IKU jumlah bantuan sarana budidaya rumput laut antara lain adalah kesulitan dalam melakukan koordinasi dengan Dinas kabupaten/kota terkait pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan Strategi yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut di atas adalah lebih mengoptimalkan koordinasi dan sinkronisasi data dengan Dinas M Jumlah Bantuan Sarana Minapadi (paket) Budidaya minapadi adalah budidaya ikan dan padi dalam satu hamparan sawah Kegiatan ini dimaksudkan agar budidaya minapadi terus berkembang dalam rangka meningkatkan produksi dan produktivitas ikan dan padi sekaligus untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan kelompok pembudidaya minapadi Bantuan sarana budidaya minapadi mengacu kepada Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor: 82/PER-DJPB/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor: 30/PER-DJPB/2016 tanggal 2 Juni 2016 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Sarana Budidaya Minapadi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan target Indikator Kinerja Utama (IKU) jumlah bantuan sarana budidaya minapadi pada tahun 2016 yaitu 766 paket Sehubungan dengan adanya penajaman dan efisiensi anggaran, maka dilakukan revisi target tahunan menjadi 100 paket Pada tahun 2016 telah dicapai realisasi sebanyak 100 paket atau 100% dari target yang telah ditetapkan Capaian IKU jumlah tersebut dapat dilihat pada tabel 37 berikut Rincian capaian sebagaimana pada lampiran 4 Tabel 33 Capaian IKU 27 Jumlah Bantuan Sarana Minapadi (paket) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Jumlah Bantuan Sarana Minapadi (paket) IKU Keterangan - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan ** Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I ** 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan ** 0, Target s/d TW II * 0 - Realisasi s/d TW II ** 0 - Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II ** 0,00 - Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan ** 0,00 - Target s/d TW III * 30 - Realisasi s/d TW III ** 30 - Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III ** Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan ** 3,92 Non Kumulatif, mulai tahun 2016, dihitung di akhir tahun 68

80 Realisasi jumlah bantuan sarana budidaya minapadi dicapai melalui berbagai upaya antara lain melakukan koordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perikanan Budidaya dan pemerintah daerah lokasi penerima bantuan Kelompok minapadi tahap I telah melaksanakan pembuatan kemalir dan pagar, menyiapkan dokumen kelengkapan administrasi penyiapan kemalir dan pembuatan pagar, mengurus badan hukum kelompok, dan membuat rekening kelompok baru bagi yang belum punya rekening Kendala yang dihadapi dalam pencapaian penyaluran bantuan sarana budidaya minapadi antara lain adalah kesulitan dalam penentuan calon penerima dan calon lokasi, koordinasi dengan Dinas di lokasi penerima bantuan dan pelaksanaan kegiatan yang tertunda karena menunggu keluarnya DIPA Strategi yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut di atas dan rencana tindak lanjut untuk mencapai target IKU yang telah ditetapkan antara lain adalah lebih mengoptimalkan koordinasi dan sinkronisasi data dengan dinas terkait di lokasi penerima bantuan, dan lebih intensif dalam melaksanakan identifikasi calon penerima dan calon lokasi N Jumlah Bantuan Sarana Budidaya Teknologi Biofloc (unit) Biofloc adalah suatu sistem budidaya dengan memanfaatkan bakteri pembentuk floc (Flocs Forming Bacteria) dalam pengolahan limbah Manfaat penggunaan teknologi biofloc adalah minimnya pergantian air sehingga teknologi ini ramah lingkungan Sasaran dari kegiatan bantuan sarana budidaya teknologi biofloc adalah terlaksananya percontohan biofloc di kawasan perikanan budidaya oleh Unit Pelaksana Teknis lingkup Ditjen Perikanan Budidaya Bantuan sarana budidaya teknologi biofloc yang disalurkan adalah untuk budidaya ikan lele Bantuan sarana budidaya lele sistem biofloc mengacu kepada Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor: 100/PER-DJPB/2016 tanggal 30 Juni 2016 tentang Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Percontohan Biofloc Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan target Indikator Kinerja Utama (IKU) jumlah bantuan sarana budidaya teknologi biofloc pada tahun 2016 yaitu 25 paket Sehubungan dengan adanya penajaman dan efisiensi anggaran, maka dilakukan revisi target tahunan menjadi 24 paket Capaian IKU tersebut sampai dengan triwulan III tahun 2016 adalah 24 paket atau 100% jika dibandingkan dengan target triwulan III (24 paket) Jika dibandingkan dengan target tahunan maka telah tercapai sebesar 100% Capaian IKU tersebut dapat dilihat pada tabel 34 berikut Rincian capaian sebagaimana pada lampiran 5 Tabel 34 Capaian IKU 28 Jumlah Bantuan Sarana Budidaya Teknologi Biofloc (unit) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Jumlah Bantuan Sarana Budidaya Teknologi Biofloc (unit) IKU Keterangan - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan 100, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun 69

81 IKU Keterangan - Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 0, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - 160, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran - 96,00 - Realisasi jumlah bantuan sarana percontohan budidaya biofloc dicapai melalui berbagai upaya antara lain dengan melakukan koordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perikanan Budidaya selaku penanggung jawab kegiatan O Jumlah Bantuan Sarana Budidaya Kekerangan (unit) Kegiatan bantuan sarana budidaya kekerangan di sentra kekerangan dimaksudkan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas budidaya kekerangan di lokasi percontohan kekerangan, meningkatkan usaha budidaya dan bertambahnya sentra budidaya kekerangan, serta meningkatkan pendapatan dan jumlah pembudidaya kekerangan di Indonesia Bantuan Sarana Budidaya Kekerangan mengacu kepada Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor: 85/PER-DJPB/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor: 41/PER-DJPB/2016 tanggal 8 Juni 2016 tentang Petunjuk Teknis Sarana Budidaya Kekerangan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan target Indikator Kinerja Utama (IKU) jumlah bantuan sarana budidaya kekerangan pada tahun 2016 yaitu 60 paket Capaian IKU tersebut sampai dengan triwulan III tahun 2016 adalah 30 paket atau 50% jika dibandingkan dengan target triwulan III (60 paket) Jika dibandingkan dengan target tahunan maka telah tercapai sebesar 50% Capaian IKU tersebut dapat dilihat pada tabel 39 berikut Rincian capaian sebagaimana pada lampiran 6 Tabel 35 Capaian IKU 29 Jumlah Bantuan Sarana Budidaya Kekerangan (unit) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Jumlah Bantuan Sarana Budidaya Kekerangan (unit) IKU Keterangan - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan ** Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I ** 0,00 - Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB 70

82 IKU Keterangan - Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan ** 0, Target s/d TW II * Realisasi s/d TW II ** Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II ** 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan ** 0, Target s/d TW III * Realisasi s/d TW III ** Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III ** 50, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan ** 50,00 - Realisasi jumlah bantuan sarana budidaya kekerangan dicapai melalui berbagai upaya antara lain dengan melakukan koordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen Perikanan Budidaya dan pemerintah daerah Pihak penyedia barang telah menghubungi tim teknis kab/kota dan ketua pokdakan penerima untuk pendistribusian paket sesuai jadwal tebar benih Kendala yang dihadapi dalam pencapaian penyaluran bantuan sarana budidaya kekerangan antara lain adalah kesulitan dalam penentuan calon penerima dan calon lokasi serta pelaksanaan kegiatan yang tertunda karena menunggu keluarnya DIPA Strategi yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut di atas dan rencana tindak lanjut untuk mencapai target IKU yang telah ditetapkan antara lain adalah lebih intensif dalam melaksanakan identifikasi calon penerima dan calon lokasi P Jumlah Bantuan Excavator (unit) Peningkatan produksi hasil perikanan budidaya merupakan salah satu kebijakan Direktorat Jenderal Perikanan dalam mencapai visi dan misi Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam rangka mencapai ketahanan pangan pada sector perikanan dan dapat meningkatkan kesejahteraan para pembudidaya Diiperlukan beberapa kegiatan strategis untuk mewujudkannya dan salah satunya adalah pengembanan sarana dan prasarana kawasan budidaya Kondisi sarana dan prasarana kawasan pembudidayaan ikan saat ini belum optimal, dimana prasarana tambak (petakan, saluran irigasi, jalan produksi, dll) mengalami kerusakan dan kondisiidle/mangkrak Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan sarana dan prasarana budidaya adalah dengan pemberian bantuan alat berat excavator, sehingga para masyarakat pembudidaya dapat memanfaatkannya untuk pembangunan dan rehabilitasi prasarana budidaya dengan biaya yang terjangkau serta mendorong peran serta aktif kelompok 71

83 Tabel 36 Capaian IKU 30 Jumlah Bantuan Excavator (unit) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Jumlah Bantuan Excavator (unit) *** IKU Keterangan - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan ** Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I ** 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan ** 0, Target s/d TW II * Realisasi s/d TW II ** Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II ** 90, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan ** 9, Target s/d TW III * Realisasi s/d TW III ** Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III ** 100, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan ** 30,00 - Ket : * : Belum ditetapkan target ** : Belum dilakukan pengukuran *** : IKU sebelumnya adalah Jumlah Kawasan yang didukung sarana budidaya (Kawasan; Non Kumulatif) Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB Jumlah bantuan excavator (unit) merupakan IKU baru dari kegiatan yang sebelumnya tergabung dalam IKU Jumlah Kawasan yang didukung sarana budidaya dengan target tahunan 10 kawasan meliputi kawasan budidaya air tawar, budidaya air payau dan budidaya laut Pada triwulan III tahun 2016 ini telah ditetapkan lokasi tahap II untuk 30 Kabupaten Pengadaan excavator terbagi dalam 3 (tiga) kelompok yaitu : (i) 9 kabupaten (Humbalang Hasundutan, Prov Jambi, Pangandaran (2 unit), Pati, Gresik, Lamongan, Seruyan, Selayar, Toli-Toli); (ii) 10 Kabupaten (Langkat, Kampar, Kotawaringin Timur, Wajo, Kolaka Utara, Dompu, Aceh Besar, Sumbawa, Prov Gorontalo, Merauke), dan (iii) 10 kabupaten (Aceh Selatan, Tarakan, Pasaman Barat, Lampung Utara, Indramayu, Kebumen, Pemalang, Luwu, Morowali, Malaka) Rincian capaian sebagaimana pada lampiran 7 Proses lelang telah terlaksana dengan total anggaran 30 unit excavator Rp ,- dengan jenis excavator Sumitomo SH130LF-5 (Hydraulic Excavtor) yang terdiri dari 28 unit kelas 13 ton dan dua unit kelas 20 ton (Kab Pangandaran) Pendistribusian ke lokasi kabupaten yang telah ditetapkan sedang dalam proses, sementara excavator akan disampaikan ke Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten untuk selanjutnya diserahkan kepada kelompok pengelola Berdasarkan tabel 36 di atas, untuk melakukan optimalisasi pelaksanaan kegiatan pemberian bantuan excavator dalam rangka mencapai target kinerja akan dilakukan beberapa rencana aksi sebagai kegiatan pendukung yaitu sebagai berikut (i) penyerahan bantuan Excavator kepada kelompok penerima, (ii) Koordinasi pelaksanaan kegiatan pendistribusian bantuan alat berat (excavator) dan (iii) Monitoring dan evaluasi kegiatan pemberian bantuan alat berat (excavator) 72

84 Q Jumlah Bantuan Keramba Jaring Apung (unit) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sebagai salah satu unit eselon I teknis di Lingkup Kementerian Kelautan dan Perikanan berusaha melakukan upaya konkret untuk menterjemahkan kebijakan KKP kedalam kegiatan dan program prioritasnya Salah satu upaya yang dilakukan adalah berupa pemenuhan prasarana dan sarana penunjang kegiatan produksi perikanan budidaya, dengan harapan kendala dari sisi penyediaan infrastruktur telah dapat diatasi Berjalannya kegiatan perikanan budidaya harus juga mempertimbangkan hal-hal penting lainnya seperti kesesuaian lokasi, benih atau bibit unggul, sumber daya manusia, pakan dan lain sebagainya Kesuksesan kegiatan perikanan budidaya sangat tergantung pada berjalannya semua unsur tersebut dan saling mendukung Dukungan penyediaan sarana budidaya berupa KJA merupakan langkah yang diambil dalam upaya peningkatan produktivitas melalui peningkatan teknologi budidaya Bantuan KJA ini terutama diperuntukan bagi kegiatan budidaya ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi, baik budidaya laut maupun tawar, seperti budidaya kerapu, kakap putih, bawal bintang, patin dan lain sebagainya Tabel 37 Capaian IKU 31 Jumlah Bantuan Keramba Jaring Apung (unit) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Jumlah Bantuan Keramba Jaring Apung (unit) IKU Keterangan - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan ** Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I ** 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan ** 0, Target s/d TW II * Realisasi s/d TW II ** Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II ** 101, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan ** 44, Target s/d TW III * Realisasi s/d TW III ** Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III ** 99, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan ** 44,89 - Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB Jumlah bantuan Karamba Jaring Apung (unit) merupakan IKU baru dari kegiatan pada tahun 2016 yang sebelumnya tergabung dalam IKU Jumlah kawasan yang didukung sarana budidaya dengan target tahunan 10 kawasan meliputi kawasan budidaya air tawar, budidaya air payau dan budidaya laut Sampai dengan triwulan III telah dicapai 202 unit (lampiran 8), sedangkan pengadaan bantuan Karamba Jaring Apung sebanyak 2 (dua) unit yang dialokasikan untuk Kabupaten Natuna, Prov Kepulauan Riau belum dapat dilaksanakan karena masih dalam tahapan negosiasi harga 73

85 Dalam rangka mencapai target kinerja pemberian bantuan KJA akan dilakukan beberapa rencana aksi sebagai kegiatan pendukung yaitu sebagai berikut (i) Penyelesaian proses lelang KJA dan penyerahan bantuan KJA kepada kelompok penerima yang belum terealisasi; dan (ii) Monitoring dan evaluasi kegiatan pemberian bantuan KJA R Jumlah Bantuan Kincir Air (unit) Kincir air merupakan salah satu sarana budidaya yang cukup penting dalam proses produksi perikanan budidaya Dengan adanya pemberian bantuan kincir air bagi pembudidaya ikan dapat mengatasi kendala dalam kegiatan budidaya khususnya dalam hal penyediaan infrastruktur Bantuan kincir ini terutama diperuntukan untuk kegiatan budidaya ikan yang memiliki nilai ekonomis tinggi agar tercapai biaya produksi tidak menjadi kendala dalam menjalankan usaha perikanan budidaya Tabel 38 Capaian IKU 32 Jumlah Bantuan Kincir Air (unit) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Jumlah Bantuan Kincir Air (unit) IKU Keterangan - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0, Target s/d TW II * Realisasi s/d TW II ** Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II ** 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan ** 0, Target s/d TW III * Realisasi s/d TW III ** Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III ** 100, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan ** 20,50 - Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB Jumlah bantuan Kincir Air (unit) merupakan IKU baru dari pada tahun 2016 yang sebelumnya tergabung dalam IKU Jumlah Kawasan yang didukung sarana budidaya dengan target tahunan 10 kawasan meliputi kawasan budidaya air tawar, budidaya air payau dan budidaya laut Pengadaan bantuan kincir air kepada kelompok pembudidaya dalam target tahunan sejumlah 2000 unit, adanya efisiensi anggaran pada triwulan II sehingga terjadi perubuhan target pengadaan bantuan menjadi 1375 unit yang mana pengadaannya belum dapat direalisasikan karena terkendala dengan persyaratan teknis dalam juklak antara lain tersedianya sarana dan prasarana listrik, jenis teknologi semi intensif, dan lain-lain Pada triwulan III dengan adanya efisiensi anggaran capaian realisasi 100% dari target baru yang ditetapkan sejumlah 410 unit kincir (lampiran 9) 74

86 Pengadaan kincir air telah dilaksanakan sesuai kontrak dan kincir siap untuk dilakukan proses pengiriman ke lokasi penerima bantuan di Kabupaten Mamuju Utara, Prov Sulawesi Barat sesuai penatapannya Selanjutkan akan diserahkan kepada kelompok pembudidaya ikan KARYA BERSAMA dan SEMANGAT BAHARI di Desa Sarjo, Kec Sarjo Masingmasing kelompok memiliki luas lahan 20 Ha tambak udang semi intensif dan akan menerima bantuan kincir air sejumlah 205 unit Rencana aksi yang akan dilakukan dalam rangka pencapaian target kinerja pada triwulan berikutnya adalah melakukan Monitoring dan evaluasi kegiatan pemberian bantuan Kincir Air S Jumlah Kelompok Partisipatif yang Melakukan Pemeliharaan Infrastrukturnya secara Efektif (kelompok; non kumulatif) Pelaksanaan revitalisasi prasarana untuk kegiatan budidaya merupakan salah satu kegiatan prioritas, karena keberhasilan pengembangan usaha budidaya sangat ditentukan oleh dukungan ketersediaan prasarana yang memadai di kawasan budidayasaat ini kondisi prasarana budidaya di kawasan budidaya sebagian besar mengalami penurunan fungsi dan kerusakan (sedimentasi/pendangkalan/penyempitan) Kondisi tersebut terjadi karena selama ini proses operasional dan pemeliharaan prasarana budidaya belum dilaksanakan secara optimal Dalam rangka mempercepat proses penyediaan prasarana yang memadai maka Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menginisiasi suatu kegiatan strategis yaitu PITAP (Pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif) Pelaksanaan kegiatan PITAP difokuskan pada operasional dan pemeliharaan prasarana sistem irigasi tambak di kawasan budidaya dengan memberdayakan Poklina (kelompok pengelola saluran irigasi perikanan) secara terencana dan sistematis untuk meningkatkan kinerja dan kesadaran dalam pengelolaan jaringan irigasi tambak sehingga diharapkan dapat terlaksana percepatan penyediaan prasarana yang memadai di kawasan budidaya Poklina tersebut dilibatkan dalam setiap tahapan kegiatan rehab saluran dari mulai perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan pemeliharaan, sehingga partisipasi aktif dari masyarakat petambak sangat menentukan keberhasilan dari program PITAP Tabel 39 Capaian IKU 33 Jumlah Kelompok Partisipatif yang Melakukan Pemeliharaan Infrastrukturnya secara Efektif (kelompok; non kumulatif) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 IKU Keterangan Jumlah Kelompok Partisipatif yang Melakukan Pemeliharaan Infrastrukturnya secara Efektif (kelompok; non kumulatif) - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan 220, Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I ** 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan ** 0, Target s/d TW II * 0 - Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun - Realisasi s/d TW II ** 0-75

87 IKU Keterangan - Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II ** 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan ** 0, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 99,57 - Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 99,57 Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran IKU sebelumnya adalah Jumlah kelompok pengelola saluran tambak secara partisipatif dengan target tahunan 17 kelompok dan tercapai 17 kelompok, dengan panjang saluran yang dikelola adalah m Kegiatan PITAP ini memiliki IKU Jumlah Kelompok Partisipatif yang melakukan pemeliharaan infrastrukturnya secara efektif dengan target tahunan 235 kelompok Sesuai dengan jadwal rencana kegiatan maka realisasi pada triwulan III tahun 2016 telah ditetapkan kelompok pengelola saluran secara partisipatif sejumlah 234 (99,57%) kelompok, dan telah terlaksana penandatangan kontrak antara : POKLINA dengan PPK dan antara KMPT dengan PPK pada tanggal Agustus 2016 di Bogor dengan rincian kelompok seperti pada lampiran 10 Pencapaian realisasi hanya mencapai 99,57% dikarenakan 1(satu) kelompok di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat tidak memenuhi persyaratan untuk dapat ditetapkan sebagai pengelola saluran secara partisipatif Berdasarkan tabel 39 di atas, untuk melakukan optimalisasi pelaksanaan kegiatan PITAP dalam rangka mencapai target kinerja akan dilakukan rencana aksi sebagai kegiatan pendukung perlu dilakukan kegiatan Monitoring dan evaluasi kegiatan T Jumlah Kab/Kota yang Memenuhi Syarat sebagai Minapolitan Berbasis Perikanan Budidaya (kab/kota; kumulatif) Program minapolitan merupakan bagian dari strategi besar KKP dengan slogan Revolusi Biru dalam rangka peningkatan produksi perikanan dan peningkatan pendapatan pembudidaya ikan dan merupakan suatu Konsep Manajemen Ekonomi Kawasan Berbasis Kelautan dan Perikanan Minapolitan dilaksanakan dengan prinsip-prinsip integrasi, efisiensi, efektivitas, kualitas dan percepatan pembangunan yang berbasis kawasan/wilayah dengan dukungan berbagai kementerian atau sektor lain Diperlukan komitmen pemerintah pusat dan daerah untuk mendukung kawasan minapolitan dengan melakukan koordinasi dalam mensinkronkan kebijakan antara pusat (K/L terkait) dan daerah tertutama kesiapan daerah untuk mensukseskan minapolitan Perencanaan pengembangan kawasan minapoliotan dapat dituangkan didalam rencana induk (masterplan) oleh masing-masing daerah (Kabupaten/Kota) Pengembangan kawasan minapolitan dilakukan dengan mengintegrasikan kegiatan dari hulu sampai ke hilir, bertujuan mendorong percepatan pengembangan wilayah dengan kegiatan perikanan sebagai kegiatan utama dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat Pengembangan kawasan juga dapat mendorong keterkaitan desa dan kota dalam mengurangi kesenjangan antar wilayah dan diharapkan dapat berkembang usaha minabisnis yang berdaya saing berbasis kerakyatan, berkelanjutan (tidak merusak lingkungan) dan terdesentralisasi di kawasan minapolitan 76

88 Sasaran strategi pengembangan kawasan minapolitan adalah menjadikan lahan-lahan budidaya potensial sebagai sentra produksi perikanan dengan tingkat produksi, poduktivitas dan kualitas tinggi melalui sistem intesifikasi dan ekstensifikasi Dirjen Perikanan Budidaya dalam program pengembangan kawasan minapolitan menetapkan Indikator Kenerja Utama Jumlah Kab/Kota yang memenuhi syarat sebagai minapolitan berbasis perikanan budidaya dengan capaian pada triwulan III tahun 2016 adalah 91 kabupaten/kota sebagaimana ditunjukkan pada tabel 40 di bawah ini Rincian capaian sebagaimana pada lampiran 11 Tabel 40 Capaian IKU 34 Jumlah Kab/Kota yang Memenuhi Syarat sebagai Minapolitan Berbasis Perikanan Budidaya (kab/kota; kumulatif) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Jumlah Kab/Kota yang Memenuhi Syarat sebagai Minapolitan Berbasis Perikanan Budidaya (kab/kota;kumulatif) IKU Keterangan - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan 100, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 98,72 102, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 90,59 87, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 101,25 98, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 95,29 89, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 98,80 95, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 96,47 91,00 - Kumulatif mulai tahun 2011, dihitung triwulanan Capaian sampai dengan tahun 201 adalah 85 (100,00%) Kabupaten/Kota yang dikategorikan termasuk didalam Kawasan Minapolitan Percontohan adalah yang telah terpenuhinya syarat kelengkapan dokumen seperti RPIJM dan masterplan Indikator keberhasilan dalam pencapaian target pengembangan kawasan minapolitan diantaranya adalah adanya komitmen daerah dalam mendorong dan berperan aktif demi berjalannya program sesuai dengan tujuan yang diinginkan bersama serta kesiapan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan pengembangan minapolitan berbasis perikanan budidaya dan koordinasi antar POKJA Kabupaten/Kota dalam mendukung perikanan budidaya Berdasarkan tabel diatas, pencapaian realisasi Triwulan III pada tahun 2016 belum memenuhi target triwulan III hanya 91 kawasan dari 95 kawasan, 1 (satu) Kabupaten telah memenuhi persyaratan administrasi dan melaksanakan kegiatan Koordinasi di lokasi Minapolitan antar pusat dan daerah pada triwulan III yaitu Kabupaten Minahasa Pada kegiatan koordinasi tersebut Bupati Minahasa berkomitmen untuk mengembangkan kawasan minapolitan berbasis perikanan budidaya yang berintegrasi dengan wisata danau tondano (minawisata), mengembangkan budidaya laut diantaranya budidaya rumput laut 77

89 dan budidaya ikan kerapu, membangun gudang rumput laut untuk menampung hasil produksi pembudidaya, penyediaan sarana prasarana budidaya sesuai dengan RPIJM yang telah ditetapkan dengan dukungan infrastruktur dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (Dinas PU-PERA) Kendala tidak tercapai target pada triwulan III karena adanya efisiensi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah Rencana aksi yang akan dilakukan dalam rangka pencapaian target kinerja pada triwulan berikutnya adalah melakukan monitoring dan evaluasi pengembangan kawasan minapolitan U Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan Budidaya (paket teknologi) Perekayasaan teknologi bidang perikanan budidaya sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing, efisiensi serta produktivitas usaha perikanan budidaya Teknologi inovatif juga diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah serta keberlanjutan usaha dari komoditaskomoditas unggulan, baik komoditas yang sudah dapat dibudidayakan, komoditas yang masih perlu upaya domestikasi, maupun spesies ikan lokal yang terancam punah sebagai upaya pelestarian plasma nutfah Pada tahun 2016, target untuk indikator jumlah teknologi inovatif budidaya hasil perekayasaan sebesar 80 paket, dengan capaian masih nol dikarenakan pada triwulan I masih dalam proses persiapan kegiatan perekayasaan yang dilakukan oleh masing-masing UPT lingkup DJPB Perekayasaan yang dihasilkan nantinya meliputi bidang perbenihan, produksi dan usaha, kesehatan ikan dan lingkungan, kawasan dan pakan Tabel 41 Capaian IKU 35 Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan Budidaya (paket) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 IKU Ket Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan Budidaya (paket) Bidang Perbenihan - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 155, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 0,00 100, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 0,00 325,93 - Bidang Produksi dan Usaha Budidaya - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 400, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 0,00 100, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 0,00 107,14 - Bidang Kesehatan Ikan dan Lingkungan Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun 78

90 IKU Ket - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 225, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 0,00 100, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 0,00 25,00 - Bidang Kawasan Budidaya - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 108, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 0,00 0, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 - Bidang Pakan Ikan - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 0,00 0, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 - Total Target Tahunan Total Realisasi Tahunan Total Persentase Capaian Tahunan 213,04 - Total Target s/d TW III 0 0 Total Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Total Target s/d TW III 0,00 100,00 - Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Total Target Tahunan 0,00 133,75 Kendala pencapaian IKU adalah waktu perekayasaan yang cukup lama untuk suatu teknologi, mulai dari persiapan hingga hasil akhir perekayasaan, sehingga rencana aksi yang akan dilakukan kedepan untuk mendukung IKU ini adalah : (i) Melakukan perekayasaan teknologi budidaya air payau, laut dan tawar dan perekayasaan pengendalian Keskanling; (ii) Pengembangan jejaring pemuliaan induk melalui penilaian dan pelepasan varietas; (iii) Pengembangan jejaring pemuliaan induk melalui workshop jejaring pemuliaan induk dan produksi induk unggul komoditas unggulan; (iv) Penilaian varietas unggul ikan payau/laut; (v) pengembangan bibit rumput laut hasil kultur jaringan; dan (vi) pengembangan pakan alami 79

91 Tabel 42 Rekapitulasi Capaian Kegiatan Perekayasaan lingkup DJPB sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 NO UPT TARGET REALISASI % 1 BALAI BUDIDAYA AIR TAWAR SUNGAI GELAM ,00 2 BALAI BESAR PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR TAWAR SUKABUMI ,50 3 BALAI BESAR PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA ,71 4 BALAI BESAR PENGEMBANGAN BUDIDAYA LAUT LAMPUNG , BALAI LAYANAN USAHA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA (BLUPPB) KARAWANG BALAI PRODUKSI INDUK UDANG UNGGUL DAN KEKERANGAN (BPIUUK) KARANGASEM 3 0 0, ,00 7 BALAI BUDIDAYA AIR TAWAR TATELU 4 0 0,00 8 BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU SITUBONDO ,86 9 BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU UJUNG BATEE ,57 10 BALAI BUDIDAYA LAUT BATAM ,00 11 BALAI BUDIDAYA AIR TAWAR MANDIANGIN 6 0 0,00 12 BALAI BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR ,00 13 BALAI BUDIDAYA LAUT AMBON ,00 14 BALAI BUDIDAYA LAUT LOMBOK 5 0 0,00 15 LOKA PEMERIKSAAN PENYAKIT IKAN DAN LINGKUNGAN (LP2IL) SERANG 2 0 0,00 TOTAL ,75 Kendala pencapaian IKU adalah waktu perekayasaan yang cukup lama untuk suatu teknologi, mulai dari persiapan hingga hasil akhir perekayasaan, sehingga rencana aksi yang akan dilakukan ke depan untuk mendukung IKU ini adalah : (i) Melakukan perekayasaan teknologi budidaya air payau, laut dan tawar dan perekayasaan pengendalian Keskanling; (ii) Pengembangan jejaring pemuliaan induk melalui penilaian dan pelepasan varietas; (iii) Pengembangan jejaring pemuliaan induk melalui workshop jejaring pemuliaan induk dan produksi induk unggul komoditas unggulan; (iv) Penilaian varietas unggul ikan payau/laut; (v) pengembangan bibit rumput laut hasil kultur jaringan; dan (vi) pengembangan pakan alami 80

92 317 PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 6 : Tersedianya Pengendalian Sistem Budidaya secara Efektif Pencapaian sasaran strategis ini rata-rata sebesar 106,71% terhadap target triwulan III atau 100,30% terhadap target tahunan, di mana Ditjen Perikanan Budidaya mengidentifikasi 4 (empat) Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana pada tabel 43 berikut Tabel 43 Capaian Sasaran Strategis 6 Tersedianya Pengendalian Sistem Budidaya secara Efektif sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 SASARAN STRATEGIS Internal Process Perspective 6 Terselenggaranya pengendalian dan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan yang profesional dan partisipatif URAIAN INDIKATOR KINERJA 36 Jumlah obat ikan yang terjamin, mutu, keamanan dan khasiatnya (obat; kumulatif) 37 Jumlah sampel produk perikanan budidaya yang diambil minimal 96% bebas residu (sampel; non kumulatif) 38 Jumlah jenis pakan ikan terdaftar (jenis; kumulatif) 39 Jumlah unit usaha budidaya yang memperoleh layanan perizinan (unit; kumulatif) TARGET TAHUN 2016 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2016 KETERANGAN ,63 99,26 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan Capaian sampai dengan tahun 2015 adalah 265 (106%) ,29 85,09 Non Kumulatif, dihitung triwulanan ,40 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan Capaian sampai dengan tahun 2015 adalah 1094 (136,75%) ,20 126,43 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan Capaian sampai dengan tahun 2015 adalah 817 (125,69%) A Jumlah Obat Ikan yang Terjamin, Mutu, Keamanan dan Khasiatnya (obat; kumulatif) Penyediaan obat ikan yang diperoleh melalui produksi dalam negeri dan pemasukan dari luar negeri (impor) harus memenuhi kriteria bermutu, aman dan berkhasiat Tujuannya adalah untuk meminimalkan dampak negatif akibat penggunaan obat ikan tersebut bagi ikan, lingkungan dan menjamin produk perikanan budidaya yang dihasilkan aman dikonsumsi Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan upaya pengendalian obat ikan yang terintegrasi antara Pusat, Daerah dan stakeholder yang meliputi kegiatan penyediaan, peredaran dan penggunaan obat ikan Implementasi kebijakan pengendalian obat ikan dilakukan melalui 2 (dua) pendekatan yaitu : a Pendekatan administrasi : penerbitan surat nomor pendaftaran obat ikan, penerbitan izin penyediaan/peredaran obat ikan, dan penerbitan surat keterangan pemasukan atau pengeluaran obat ikan/sampel; 81

93 b Pendekatan lapangan : pembinaan CPOIB, pembinaan dan pemantauan obat ikan di tingkat produsen, importir, distributor, depo/toko dan pembudidaya, survailan obat dan pemantauan resistensi Tabel 44 Capaian IKU 36 Jumlah Obat Ikan yang Terjamin, Mutu, Keamanan dan Khasiatnya sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Jumlah Obat Ikan yang Terjamin, Mutu, Keamanan dan Khasiatnya (obat; kumulatif) IKU Keterangan - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan 106, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 102,87 101, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 100,40 99, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 106,10 100, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 104,40 99, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 105,65 99, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 104,80 99,26 - Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan Capaian sampai dengan tahun 2015 adalah 265 (106,00%) Baseline IKU 2016 adalah target kinerja yang dicapai pada tahun 2015 yaitu 265 merek obat Sampai akhir triwulan III, capaian IKU sebesar 270 merek obat ikan atau 99,26 % dari target yang telah ditetapkan Surat nomor pendaftaran obat ikan yang telah diterbitkan sampai triwulan III berjumlah 33 surat nomor pendaftaran obat ikan yang terdiri atas 16 (enam belas) merek obat ikan baru dan 17 (tujuh belas) merek obat ikan perpanjangan Capaian tersebut menunjukkan keberhasilan upaya sosialisasi terhadap penyedia obat ikan agar mereka mendaftarkan obat ikan yang diproduksi atau diimpor sehingga memiliki legalitas saat diedarkan Capaian IKU pada akhir tahun diprediksi melebihi target yang telah ditetapkan Capaian indikator kinerja obat ikan yang terjamin mutu, keamanan dan khasiatnya hingga akhir triwulan III dapat dilihat pada tabel 45 berikut Tabel 45 Capaian Jumlah Obat Ikan yang Terjamin Mutu, Keamanan dan Khasiatnya pada Triwulan III Tahun 2016 No Jenis Sediaan Produk dalam Negeri Impor Jumlah 1 Farmasetik Premiks : a Feed additive b Feed supplement Biologik : a Vaksin b Diagnostik Kit

94 No Jenis Sediaan Produk dalam Negeri Impor Jumlah 4 Probiotik Obat Alami Total Tabel 46 Capaian Jumlah Obat Ikan yang Terjamin Mutu, Keamanan dan Khasiatnya sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 No Jenis Sediaan Produk Dalam Negeri Impor Jumlah 1 Farmasetik Premiks : a Feed additive b Feed supplement Biologik : a Vaksin b Diagnostik Kit Probiotik Obat Alami Total Tidak melakukan perpanjangan Total Tabel 47 Rincian Penerbitan Surat Nomor Pendaftaran Obat Ikan pada Triwulan III Tahun 2016 No Merek Obat Ikan Produsen/Importir Sediaan No Pendaftaran 1 Oxysan Aquatic PT Sanbe Farma Farmasetik KKP RI No D P1 FKS 2 Mina Pro PT Marindolab Pratama Probiotik KKP RI No D P1 PbBC 3 Bio Solution PT Marindolab Pratama Probiotik KKP RI No D P1 PbBC 4 Bi Klin PT Marindolab Pratama Probiotik KKP RI No D P1 PbBC 5 Rhobac CV Pradipta Paramitha Probiotik KKP RI No D PbBC 6 Sal CURB K2 Liquid PT Kemin Indonesia Premiks KKP RI No I PBC 7 Vidone Aquatic PT Sanbe Farma Farmasetik KKP RI No D P1 FTC 8 San-O2 Aquatic PT Sanbe Farma Farmasetik KKP RI No D P1 FBS 9 Premium C Aquatic PT Sanbe Farma Farmasetik KKP RI No S P1 FTS 10 Maxiplus Powder PT Yung Shin Pharmaceutical Indonesia Premiks KKP RI No I PBS Kegiatan yang dilakukan pada triwulan II antara lain : (i) Rapat evaluasi teknis dokumen pendaftaran obat ikan; (ii) Temu teknis pengguna jasa obat ikan; dan (iii) Apresiasi pengujian mutu dan pengujian lapang obat ikan Rencana aksi pada triwulan III antara lain : (i) Rapat evaluasi teknis dokumen pendaftaran obat ikan; (ii) Supervisi Izin Penyediaan Obat Ikan dan Pembinaan Pemantauan Obat Ikan; dan (iii) Pembinaan Penerapan CPOIB dan Pembinaan Pemantauan Obat Ikan 83

95 B Jumlah Sampel Produk Perikanan Budidaya yang Diambil Minimal 96% Bebas Residu (sampel; non kumulatif) Jaminan mutu dan keamanan pangan suatu produk perikanan budidaya saat ini sudah merupakan persyaratan dalam perdagangan dan keberlanjutan produksi perikanan budidaya yang harus segera dipenuhi Dalam upaya menghadapi persaingan yang cukup ketat di pasar global maka peningkatan daya saing produk perikanan budidaya harus dapat dilakukan, salah satunya dengan mengendalikan kandungan residu pada produk perikanan budidaya Kegiatan monitoring residu produk perikanan budidaya di Indonesia diimplementasikan melalui perencanaan pelaksanaan monitoring residu nasional yang dituangkan dalam Rencana Monitoring Residu Nasional - National Residue Monitoring Plan (NRMP) Jumlah sampel produk perikanan budidaya yang diambil minimal 96% bebs residu merupakan indikator untuk menjamin mutu dan keamanan produk perikanan budidaya yang dihitung berdasarkan besaran produksi tahun sebelumnya (dalam satuan ton) dibagi 100 Berdasarkan RPJMN Tahun , penetapan target sampel yang diambil dalam pelaksanaan monitoring residu pada tahun 2016 adalah sebanyak 4300 sampel Pengukuran indikator kinerja ini dihitung secara tahunan, sehingga capaiannya baru diketahui pada akhir tahun Namun demikian, distribusi perolehan capaian melalui pengambilan sampel dapat dilakukan setiap triwulan Tabel 48 Capaian IKU 37 Jumlah Sampel Produk Perikanan Budidaya yang Diambil Minimal 96% Bebas Residu (sampel; non kumulatif) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 IKU Keterangan Jumlah Sampel Produk Perikanan Budidaya yang Diambil Minimal 96% Bebas Residu (non kumulatif) - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan 104, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 0,00 124, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0,00 31, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II 1942 *** Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 92,92 111, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 46,24 61, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 88,94 105, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 67,02 85,09 - Non Kumulatif dihitung triwulanan 84

96 Berkaitan dengan hal di atas, dalam rangka mendorong percepatan capaian IKU maka telah dilakukan beberapa kegiatan guna mendukung pencapaian IKU, antara laian Penyusunan National Residue Monitoring Plan (NRMP) 2017; Apresiasi Pengembangan Information Management System (IMS) dan Petugas Pengambil Contoh (PPC) Monitoring Residu, Sosialisasi Pengendalian Residu (DI Yogyakarta dan Kalimantan Utara), Supervisi Pengambilan Sampel (Jawa Barat; Jawa Timur dan NTB); Penyusunan Laporan Triwulan I dan Triwulan II; Pelaksanaan Monitoring Residu; Monitoring Residu Kekerangan (Sumatera Utara, Lampung, Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah) dan Pembinaan Evaluasi Data Monitoring Residu berbasis on line (IMS On- Line) (DI Yogyakarta dan Lampung); Pengembangan Sistem Daya Telusur (Traceability) pada Produk Perikanan Budidaya Berbasis Data Hasil Monitoring Residu di 3 Provinsi (Provinsi Sulawesi Selatan, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan); dan Pelaksanaan Verifikasi, Supervisi Dalam Rangka Pengambilan Sampel Monitoring Residu Untuk triwulan selanjutnya, dalam rangka mendorong percepatan capaian IKU maka beberapa kegiatan yang akan dilakukan adalah; Monitoring Residu Kekerangan (Sumatera Utara, Lampung dan Jawa Tengah), Penyusunan Laporan Triwulan 3 (pelaksanaan monitoring residu) dan Pelaksanaan Verifikasi, Supervisi Dalam Rangka Pengambilan Sampel Monitoring Residu C Jumlah Jenis Pakan Ikan Terdaftar (jenis; kumulatif) Dalam rangka menjamin mutu pakan ikan yang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan Ikan, maka berdasarkan pasal 8 ayat 1 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No02/MEN/2010 tentang pengadaan dan peredaran pakan ikan, setiap orang yang mengadakan dan atau mengedarkan pakan ikan di Wilayah Negara Republik Indonesia wajib mendaftarkan kepada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Pakan ikan yang memenuhi persyaratan mutu akan diterbitkan Nomor Pendaftaran melalui proses pengujian dan penilaian Pengujian mutu pakan dilakukan melalui pengujian laboratorium dan atau pengujian lapang Pakan ikan yang telah memiliki SNI, pengujian hanya dilakukan di laboratorium Jumlah jenis pakan ikan yang terjamin mutunya berhubungan dengan proses pelayanan yang dilakukan kepada stakeholder khususnya perusahaan pakan maupun perusahaan pengimpor bahan baku pakan ikan Target jumlah jenis pakan ikan yang terdaftar untuk tahun 2016 adalah sebanyak 1000 dengan target triwulan I adalah 900 Realisasi sampai dengan triwulan II adalah 865 dan target triwulan III adalah 975 yang merupakan hasil jumlah jenis pakan ikan yang masih berlaku Tabel 49 Capaian IKU 38 Jumlah Jenis Pakan Ikan Terdaftar (jenis; kumulatif) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Jumlah Jenis Pakan Ikan Terdaftar (jenis; kumulatif) IKU Keterangan - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan 136, Target s/d TW I Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan Capaian sampai dengan tahun 2015 adalah 1094 (136,75%) Mulai tahun 2015, 85

97 IKU Keterangan - Realisasi s/d TW I penghitungan dilakukan terhadap - Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 108,79 97,41 - sertifikat aktif - Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 103,63 90, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 132,82 91, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 128,50 86, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 135,71 92, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 133,50 90,40 - Pada Indikator jumlah jenis pakan ikan yang terjamin mutunya pada triwulan III ini mengalami peningkatan Dari triwulan I sejumlah 901 jenis turun menjadi 865 pada triwulan II, sehingga ada 36 jenis pakan ikan yang tidak memperpanjang masa berlakunya jenis pakan tersebut Pada triwulan III ada sebanyak 39 jenis pakan ikan yang telah mendaftarkan dan memperbaharui (mendaftar ulang) dari perusahaan Upaya dari Direktorat Pakan sudah dilakukan melalui surat pemberitahuan berakhirnya masa terdaftar pakan ikan terdaftar 2-3 bulan sebelumnya, selain surat juga dilakukan melalui media komunikasi ke perusahaan atau pemberitahuan secara langsung pada saat pengawasan di lapangan Berikut adalah jumlah jenis pakan ikan terdaftar perkomoditas yang telah direkapitulasi dari tahun 2006 sampai dengan triwulan III tahun 2016 Tabel 50 Perkembangan Pakan Ikan Terdaftar Menurut Jenis Ikan Tahun (Triwulan III) No Uraian Kumulatif **) Total Ulangan 1 Udang vaname Udang windu Sidat Mas Nila Lele Patin Gurame Bawal Bintang Bandeng Bawal Kerapu Kakap Ikan hias Benih Lobster campuran Induk TOTAL Ulangan Total Pakan Terdaftar Pakan Exp Total Pakan Terdaftar Masih Berlaku 86

98 Pada triwulan III jenis pakan ikan yang terdaftar paling banyak didominasi untuk pakan ikan hias Jenis ikan hias yang variatif dengan perlakuan yang berbeda-beda membuat banyak perusahaan pakan memproduksi jenis pakan untuk tujuan produk hasil masing-masing, seperti kebutuhan protein, kebiasaan makan ikan, kondisi, morfologi ikan (pencerah warna) dan lainnya Untuk urutan kedua adalah komoditas udang vaname Udang vaname merupakan produk unggulan perikanan budidaya dengan nilai jual yang tinggi dan selalu stabil sehingga kebutuhan pakan udang juga mengikuti permintaan yang tinggi Setelah pakan ikan hias dan udang, berikutnya adalah pakan untuk benih dan ikan lele Adapun daftar nama perusahaan yang memperpanjang sertifikat sampai dengan tahun 2016 sebagaimana pada tabel 51 berikut Tabel 51 Daftar Perusahaan yang Memperpanjang Sertifikat sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 No Perusahaan Ulangan PT Cargill Indonesia PT Lucky Samudra PT Grobest Indomakmur PT Wonokoyo Jaya Kusuma 1 5 PT Golden Westindo 18 6 PT Mitra Manggalindo PT Indojaya 1 8 PT CP Prima, Tbk PT Gold Coin Indonesia PT Matahari Sakti CV Mentari Nusantara 2 12 PT Ace Hardware CV Radjawali Sakti PT Suri Tani Pemuka PT Citra Mandiri Kencana 5 16 PT Arya Indomonodon PT Buana Biru Indonesia 5 18 PT Lancar Jaya 5 19 PTTotal Globalindo 1 20 PT Sinta Prima 21 PT Intraco Agroindustry PT Trouw Nutrition 6 23 PT Tequisa Indonesia 2 24 CV Bunga Tani

99 Upaya yang dilakukan untuk tercapainya indikator ini adalah : a Mensosialisasikan peraturan dan kebijakan terhadap pelaku usaha/produsen pakan ikan mengenai pendaftaran pakan ikan/bahan baku pakan ikan; b Meningkatkan pelayanan dan mempercepat pengurusan pendaftaran pakan ikan; c Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam melaksanakan tugas baik pada saat pelayanan pendaftaran, pengambilan sampel untuk uji mutu pakan dan pengawasan di lapangan (dalam kegiatan supervise, moniroting dan evaluasi); d Menjalin koordinasi yang efektif dengan seluruh stakeholder agar setiap perkembangan dan perubahan dalam hal kebijakan, peraturan dan pelayanan dalam saling dikomunikasikan dengan baik; dan e Mempercepat pelayanan pendaftaran melalui sistem aplikasi online D Jumlah Unit Usaha Budidaya yang Memperoleh Layanan Perizinan (unit; kumulatif) Perizinan merupakan salah satu bentuk pengendalian usaha yang sangat efektif Fungsi perizinan usaha perikanan budidaya selain untuk menjaga kelestarian sumberdaya ikan juga untuk membina usaha perikanan serta memberikan kepastian usaha dan perlindungan terhadap kegiatan usaha Unit usaha budidaya yang memperoleh layanan perizinan adalah unit usaha di bidang pembudidayaan ikan yang memperoleh izin atau rekomendasi teknis dari pusat ataupun Provinsi/Kabupaten/Kota yang selanjutnya melakukan aktifitas budidaya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan target Indikator Kinerja Utama (IKU) jumlah unit usaha budidaya yang memperoleh layanan perizinan pada tahun 2016 yaitu 700 unit Capaian IKU tersebut sampai dengan triwulan III tahun 2016 adalah 885 unit atau 129,20% jika dibandingkan dengan target triwulan III (685 unit) Jika dibandingkan dengan target tahunan maka telah tercapai sebesar 126,43% Capaian pada triwulan III mengalami peningkatan sebesar 2,549% dari capaian pada triwulan II (863 unit) Capaian tersebut meningkat sebesar 10,625% jika dibandingkan dengan capaian triwulan III pada tahun 2015 yaitu sejumlah 800 unit Capaian ini merupakan kumulatif dari tahun 2010 seperti terlihat pada tabel 52 berikut Tabel 52 Capaian IKU 39 Jumlah Unit Usaha Budidaya yang Memperoleh Layanan Perizinan sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Jumlah Unit Usaha Budidaya yang Memperoleh Layanan Perizinan IKU Keterangan - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan 125, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 123,83 126, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 114,31 119, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan Capaian sampai dengan tahun 2015 adalah 817 unit (125,69%) 88

100 IKU Keterangan - Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 126,67 128, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 119,85 123, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 126,98 129, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 123,08 126,43 - Realisasi IKU tersebut terdiri dari 627 unit usaha yang memperoleh layanan perizinan di pusat (kumulatif sejak tahun 2010), dan 258 unit usaha budidaya yang masih beraktifitas sesuai dengan ketentuan (mendapatkan izin/rekomendasi dari provinsi/kabupaten/kota) berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi serta pembinaan yang dilakukan seperti terlihat pada tabel 53 dan tabel 54 Tabel 53 Unit Usaha Yang Memperoleh Layanan Perizinan Tahun 2010 September 2016 Tahun / Jenis Izin Impor SIKPI RPIPM Ekspor RPTKA Surat Keterangan Inti Mutiara Jumlah s/d September Jumlah Tabel 54 Unit Usaha yang Beraktfitas Sesuai dengan Ketentuan Tahun 2010 September 2016 PROVINSI JUMLAH Bali 21 Nusa Tenggara Barat 104 Jawa Timur 56 Maluku 3 Sulawesi Selatan 57 Kalimantan Timur 3 Sumatera Utara 4 DKI Jakarta 10 JUMLAH 258 Kegiatan yang telah dilaksanakan pada triwulan III dalam rangka mendukung pencapaian IKU ini antara lain 1) melakukan sosialisasi hasil revisi Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 15/PERMEN-KP/2016 tentang kapal pengangkut ikan hidup; 2) melakukan rapat Tim Teknis Rekomendasi Perizinan terkait pemasukan (impor) ikan hidup; dan 3) melakukan survey Indeks Kepuasan Masyarakat terkait pelayanan Direktorat 89

101 Produksi dan Usaha Budidaya Permasalahan dalam pencapaian IKU unit usaha yang memperoleh layanan perizinan antara lain adalah terkait pengumpulan data perizinan usaha perikanan budidaya di daerah Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi maupun Dinas yang membidangi kelautan dan perikanan di Kabupaten/Kota belum melakukan pelaporan secara berkala kepada pusat, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 49/PERMEN-KP/2014 Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pencapaian IKU tersebut antara lain adalah meningkatkan koordinasi antar stakeholder untuk mendapatkan data dan informasi yang lebih tepat dan akurat serta penyamaan persepsi antara stakeholder terkait peraturan dan kebijakan yang berlaku CUSTOMER PERSPECTIVE 318 PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 2 : Terwujudnya Kedaulatan dalam Pengelolaan SDKP Sasaran Terwujudnya Kedaulatan dalam Pengelolaan SDKP didukung oleh 1 (satu) indikator kegiatan utama dengan capaian sebesar 100% terhadap target sampai dengan triwulan III atau 33,33% terhadap target tahunan sebagaimana pada tabel 55 berikut Tabel 55 Capaian Sasaran Strategis 2 Meningkatnya Pengelolaan Perikanan Budidaya yang Berkelanjutan sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 SASARAN STRATEGIS Customer Perspective 2 Terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan SDKP URAIAN INDIKATOR KINERJA 4 Jumlah pulau-pulau kecil yang mandiri (pulau) TARGET TAHUN 2016 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2016 KETERANGAN Kumulatif, mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun Capaian tahun 2015 adalah 5 pulau (100%) Jumlah Pulau-pulau Kecil yang Mandiri (pulau) Perhatian terhadap pengembangan wilayah perbatasan telah diamanatkan dalam GBHN yang menekankan perlunya peningkatan pembangunan di seluruh daerah, antara lain di daerah perbatasan dan wilayah tertinggal lainnya dengan berlandaskan pada prinsip desentralisasi dan otonomi daerah Amanat GBHN initelah di jabarkan dalam UU Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas) dalam bentuk program prioritas pengembangan daerah perbatasan yang bertujuan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat serta memantapkan ketertiban dan keamanan daerah yang berbatasan dengan negara lain Memperhatikan hal tersebut Kementerian Kelautan dan Perikanan mencanangkan program Pengembangan Kawasan Kelautan dan Perikanan dan Perikanan Terintegrasi (PK2PT) yang melibatkan seluruh Esselon I lingkup KKP mulai tahun 2015 Jumlah pulau-pulau kecil 90

102 yang mandiri terkait dengan program pembangunan sentra kelautan dan perikanan terpadu (PSKPT) di pulau-pulau kecil dan/atau kawasan perbatasan Target 15 pulau pada tahun 2016 merupakan akumulasi dari target tahun 2015 sebanyak 5 pulau ditambah dengan target baru 10 pulau pada tahun 2016 Kelima pulau-pulau kecil yang mandiri pada tahun 2015 yaitu : (i) Pulau Simeulue di Simeulue, Provinsi Aceh; (ii) Pulau Bunguran di Natuna, Kepulauan Riau; (iii) Pulau Sangihe di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara; (iv) Pulau Yamdena di Maluku Tenggara Barat, Maluku; dan (v) Pulau Kolepon di Merauke, Papua Sedangkan target pada tahun 2016 sebanyak 10 pulau dan telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 17/KEPMEN-KP/2016 tentang penetapan lokasi PSKPT di Pulau-Pulau Kecil dan Kawasan Perbatasan Tahun 2016 yaitu : (i) Mentawai, Sumatera Barat; (ii) Rote Ndao, NTT; (iii) Nunukan, Kalimantan Utara; (iv) Tual, Maluku; (v) Maluku Barat Daya, Maluku; (vi) Morotai, Maluku Utara; (vii) Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara; (viii) Biak Numfor, Papua; (ix) Sarmi, Papua; dan (x) Mimika, Papua Pembangunan sarana prasarana di pulau-pulau kecil sebagian besar diarahkan untuk menunjang kegiatan PSKPT dan masuk dalam program/kegiatan prioritas Tabel 56 Capaian IKU 4 Jumlah Pulau-pulau Kecil yang Mandiri sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Jumlah Pulau-pulau Kecil yang Mandiri (pulau) IKU Keterangan - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan 100, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 0,00 100, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0,00 33, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 0,00 100, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 0,00 33, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 0,00 100, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 0,00 33,33 - Kumulatif, mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun 91

103 319 PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 3 : Terwujudnya Pengelolaan Sumber Perikanan Budidaya yang Partisipatif, Bertanggung Jawab, dan Berkelanjutan Sasaran Terwujudnya pengelolaan sumber perikanan budidaya yang partisipatif, bertanggung jawab, dan berkelanjutan didukung oleh 7 (tujuh) indikator kegiatan utama dengan pencapaian rata-rata sebesar 70,83% terhadap target sampai dengan triwulan III atau 56,48% terhadap target tahunan sebagaimana pada tabel 57 berikut Tabel 57 Capaian Sasaran Strategis 3 Terwujudnya Pengelolaan Sumber Perikanan Budidaya yang Partisipatif, Bertanggung jawab, dan Berkelanjutan sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 SASARAN STRATEGIS Customer Perspective 3 Terwujudnya pengelolaan sumber perikanan budidaya yang partisipatif, bertanggung jawab, dan berkelanjutan Ket: * : Angka sementara URAIAN INDIKATOR KINERJA 5 Jumlah investasi bidang perikanan budidaya (Rp Miliar) 6 Jumlah kredit program bidang perikanan budidaya yang disalurkan (Rp Miliar) 7 Jumlah produksi perikanan budidaya (juta ton; non kumulatif) 8 Jumlah produksi ikan hias (miliar ekor; non kumulatif) 9 Konsumsi ikan (kg/kapita/tahun; non kumulatif) 10 Persentase peningkatan PNBP dari perikanan budidaya (persen) 11 Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dilakukan survailan dan atau monitoring (kabupaten/kota; non kumulatif) TARGET TAHUN 2016 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2016 KETERANGAN ,98 100,09 99,47 Kumulatif mulai tahun 2013 dihitung triwulanan Capaian sampai dengan tahun 2015 adalah 23502,34 (100,01%) ,83 111,88 92,26 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan Capaian sampai dengan tahun 2015 adalah 208,6 (154,52%) 19,46 13,64 12,23 * 89,66 62,84 Non Kumulatif, dihitung triwulanan 1,9 1,31 1,06 * 80,83 55,77 Non Kumulatif, dihitung triwulanan 43, ,00 0,00 Merupakan IKU adopsi langsung dari Ditjen PDSPKP IKU dihitung di akhir tahun ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB ,33 85,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB A Jumlah Investasi Bidang Perikanan Budidaya (Miliar Rupiah) Secara garis besar nilai investasi bidang perikanan budidaya dapat berasal dari investasi pemerintah dan investasi masyarakat Investasi pemerintah merupakan kontribusi pemerintah terhadap pembangunan perikanan budidaya yang dialokasikan melalui anggaran negara baik pusat, Provinsi maupun Kabupaten/Kota Sedangkan investasi masyarakat dapat berasal dari PMA, PMDN, dan UMKM Investasi masyarakat yang berasal dari PMA merupakan kontribusi perusahaan swasta asing (menggunakan modal asing dan/atau tenaga kerja asing) terhadap pembangunan perikanan budidaya, sedangkan 92

104 PMDN merupakan kontribusi perusahaan swasta dalam negeri (menggunakan fasilitas penanaman modal dalam negeri dan/atau tenaga kerja lokal) terhadap pembangunan perikanan budidaya Investasi masyarakat yang berasal dari UMKM merupakan kontribusi perusahaan swasta dan pembudidaya ikan (menggunakan modal sendiri dan/atau tenaga kerja sendiri) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) jumlah investasi bidang perikanan budidaya pada tahun 2016 sebesar Rp miliar (kumulatif dari tahun 2013) Sampai triwulan III tahun 2016 telah dicapai realisasi sebesar Rp 23871,98 miliar atau 100,09% jika dibandingkan dengan target triwulan III tahun 2016 yaitu Rp miliar Jika dibandingkan dengan target tahunan maka realisasi tersebut telah tercapai 99,47%, dengan rincian yaitu nilai investasi pemerintah sebesar Rp 3927,01 miliar dan investasi masyarakat sebesar Rp 19944,97 miliar Investasi masyarakat tersebut terdiri dari investasi Penanaman Modal Asing (PMA) senilai Rp 1186,73 miliar, investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) senilai Rp 3631,98 miliar dan investasi UMKM sebesar Rp 15126,27 miliar Jika dibandingkan dengan capaian triwulan II tahun 2016 maka pada triwulan III terjadi peningkatan sebesar 0,45% Sedangkan jika dibandingkan dengan capaian triwulan III tahun 2015 maka capaian pada triwulan III 2016 meningkat sebesar 2,00% Dengan demikian jika dibandingkan dengan target tahun 2019 sebesar maka masih dibutuhkan peningkatan sebesar 6,82% untuk mencapai target tersebut Capaian IKU jumlah investasi bidang perikanan budidaya dan rincian jumlah investasi per provinsi dapat dilihat pada tabel 58 dan tabel 59 Tabel 58 Capaian IKU 5 Jumlah Investasi Bidang Perikanan Budidaya (miliar rupiah) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Jumlah investasi bidang perikanan budidaya (Miliar rupiah) IKU Keterangan - Target Tahunan Realisasi Tahunan 23502, Persentase Capaian Tahunan 100, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I 23256, , Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 99,99 99, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 98,97 97, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II 23341, , Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 100,09 100, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 99,33 99, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III 23403, , Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 99,97 100, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 99,59 99,47 - Kumulatif mulai tahun 2013 dihitung triwulanan Capaian sampai dengan tahun 2015 adalah 23502,34 (100,01%) 93

105 Tabel 59 Rekapitulasi Jumlah Investasi Bidang Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 per Provinsi (dalam Miliar Rupiah) MASYARAKAT NO PROVINSI PEMERINTAH TOTAL MASYARAKAT PMA PMDN UMKM JUMLAH 1 Aceh 44,52 226,13 13,45 41,18 171,49 270,65 2 Sumatera Utara 61,42 311,94 18,56 56,80 236,58 373,36 3 Sumatera Barat 72,77 369,59 21,99 67,30 280,30 442,36 4 R i a u 70,08 355,95 21,18 64,82 269,96 426,04 5 Kepulauan Riau 50,31 255,51 15,20 46,53 193,78 305,82 6 J a m b i 39,96 202,95 12,08 36,96 153,92 242,91 7 Sumatera Selatan 181,55 922,05 54,86 167,91 699, ,60 8 Bangka Belitung 39,95 202,89 12,07 36,95 153,87 242,84 9 Bengkulu 16,35 83,05 4,94 15,12 62,99 99,41 10 Lampung 93,04 472,55 28,12 86,05 358,38 565,60 11 DKI Jakarta 9,73 49,40 2,94 9,00 37,47 59,13 12 Banten 47,58 241,65 14,38 44,01 183,27 289,23 13 Jawa Barat 358, ,00 108,41 331, , ,74 14 Jawa Tengah 177,38 900,90 53,60 164,05 683, ,28 15 DI Yogyakarta 42,85 217,62 12,95 39,63 165,05 260,47 16 Jawa Timur 249, ,48 75,30 230,44 959, ,65 17 B a l i 99,05 503,04 29,93 91,60 381,51 602,09 18 Nusa Tenggara Barat 275, ,65 83,40 255, , ,63 19 Nusa Tenggara Timur 420, ,99 388, , ,57 20 Kalimantan Barat 17,92 91,03 5,42 16,58 69,04 108,96 21 Kalimantan Tengah 21,73 110,34 6,57 20,09 83,68 132,07 22 Kalimantan Selatan 54,50 276,82 16,47 50,41 209,94 331,33 23 Kalimantan Timur 86,09 437,25 26,02 79,62 331,61 523,34 24 Sulawesi Utara 139,02 706,07 42,01 128,58 535,49 845,09 25 Gorontalo 101,01 513,07 30,53 93,43 389,11 614,09 26 Sulawesi Tengah 191,52 972,69 57,88 177,13 737, ,21 27 Sulawesi Barat 99,15 503,57 29,96 91,70 381,91 602,72 28 Sulawesi Selatan 367, ,57 110,94 339, , ,69 29 Sulawesi Tenggara 257, ,70 77,87 238,32 992, ,38 30 Maluku 121,45 616,85 36,70 112,33 467,82 738,31 31 Maluku Utara 61,52 312,47 18,59 56,90 236,98 374,00 32 Papua 26,13 132,71 7,90 24,17 100,65 158,84 33 Papua Barat 31,52 160,08 9,53 29,15 121,41 191,60 TOTAL 3927, , , , , ,98 94

106 Realisasi jumlah investasi bidang perikanan budidaya pada triwulan III tahun 2016 dicapai melalui berbagai upaya antara lain melakukan koordinasi dengan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang terdapat di Provinsi/Kabupaten/Kota, Badan Koordinasi Penanaman Modal di pusat dan daerah, serta melalui pendekatan data capaian produksi perikanan budidaya Kegiatan pendukung yang dilakukan dalam rangka pencapaian IKU tersebut adalah melakukan penyebarluasan informasi dan promosi usaha perikanan budidaya yang bertujuan untuk mempromosikan potensi dan peluang investasi sektor perikanan budidaya di Indonesia Kendala yang dihadapi dalam pendataan investasi bidang perikanan budidaya antara lain adalah masih minimnya koordinasi dengan instansi yang terkait serta belum adanya tools yang efektif dan efisien dalam pengumpulan data investasi Rencana aksi pada triwulan IV untuk mencapai target IKU yang telah ditetapkan adalah mendorong peningkatan investasi melalui penumbuhkembangan usaha di bidang perikanan budidaya dengan pola kemitraan, selain itu lebih mengoptimalkan koordinasi dan sinkronisasi data dengan instansi terkait (PTSP, BKPM, BKPMD) dalam upaya pendataan investasi bidang perikanan budidaya B Jumlah Kredit Program Bidang Perikanan Budidaya (Miliar Rupiah) Dalam rangka mendukung tercapainya program peningkatan produksi perikanan budidaya maka dibutuhkan dukungan permodalan usaha Permodalan menjadi salah satu kendala umum yang dihadapi oleh pembudidaya dalam mengembangkan usaha budidaya ikan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya terus berupaya melakukan akselerasi dalam rangka memfasilitasi pembudidaya ikan agar dapat mengakses dan memanfaatkan sumber sumber pembiayaan dari berbagai lembaga pembiayaan, baik dari perbankan maupun lembaga non bank IKU jumlah kredit program bidang perikanan budidaya yang disalurkan merupakan jumlah kredit program yang diperoleh pembudidaya ikan yang terfasilitasi guna pengembangan usaha perikanan budidaya Kredit yang dimaksud berasal dari Bank Pemerintah dan Bank Daerah yaitu KUR Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan target IKU tersebut pada tahun 2016 senilai Rp 325 miliar (kumulatif mulai tahun 2015) Pada tahun 2015 telah dicapai realisasi sebesar Rp 208,6 miliar Capaian IKU tersebut pada triwulan III tahun 2016 adalah Rp 299,83 miliar dengan rincian nilai KUR untuk sektor kelautan dan perikanan sejumlah Rp ,- program Corporate Social Responsibility (CSR) Rp ,- dan KKP-E sebesar Rp ,- Walaupun pada tahun 2016 realisasi kredit program tidak lagi bersumber dari KKP-E, namun nilai KKP-E tahun 2015 tetap dihitung sebagai realisasi pada tahun 2016 karena capaian IKU ini merupakan kumulatif mulai dari tahun 2015 Jika dibandingkan dengan target tahunan maka realisasi pada triwulan III telah mencapai 92,26% dan 111,88% jika dibandingkan dengan target triwulan III tahun 2016 (Rp 268 miliar) Capaian tersebut meningkat sebesar 25,35% jika dibandingkan dengan capaian triwulan II, sedangkan jika dibandingkan dengan capaian triwulan III tahun 2015 maka terjadi peningkatan sebesar 564,81% Terhadap target jumlah kredit program tahun 2019 yaitu Rp 1390 miliar dibutuhkan peningkatan capaian sebesar 363,60% dari capaian saat ini Capaian IKU jumlah kredit program bidang perikanan budidaya tahun 2015 dan triwulan III 95

107 tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 60 berikut Tabel 60 Capaian IKU 6 Jumlah Kredit Program Bidang Perikanan Budidaya yang Disalurkan (Rp Miliar) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Jumlah Kredit Program Bidang Perikanan Budidaya yang disalurkan (Rp Miliar) IKU Keterangan - Target Tahunan Realisasi Tahunan 208, Persentase Capaian Tahunan 154, Target s/d TW I 20, Realisasi s/d TW I 2,6 210, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 12,84 105, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 1,93 64, Target s/d TW II 54, Realisasi s/d TW II 11,38 239, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 21,07 104, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 8,43 73, Target s/d TW III 94, Realisasi s/d TW III 45,10 299, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 47,72 111, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 33,41 92,26 - Kumulatif mulai tahun 2015 dihitung triwulanan Capaian sampai dengan tahun 2015 adalah 208,6 (154,52%) Tabel 61 Rekapitulasi Jumlah Kredit Program Bidang Perikanan Budidaya yang Disalurkan sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 yang Bersumber dari KUR dan KKP-E KKP-E (Tahun 2015) NO PROVINSI BANK REALISASI BIDANG PERIKANAN BUDIDAYA JUMLAH DEBITUR 1 BNI 7,250,000, BRI 127,100,000,000 2,542 3 MANDIRI 6,700,000, BUKOPIN 600,000, Sumatera Utara BANK SUMUT 51,000, Jawa Barat- Banten BANK JABAR BANTEN 4,465,316, Jawa Tengah BANK JATENG 1,800,000, DIY BPD DIY 1,445,000, Jawa Timur BPD BANK JATIM 1,500,000, Bali BANK BALI 449,325, Kalimantan Selatan BANK KALSEL 510,000, Papua-Papua Barat BANK PAPUA 860,000, TOTAL 152,730,641,177 3,303 96

108 KUR NO PROVINSI BANK REALISASI BIDANG PERIKANAN BUDIDAYA JUMLAH DEBITUR 1 BNI 7,200,000, BRI 72,908,250, MANDIRI 3,690,000, BTN 950,000, Sumatera Barat BANK NAGARI 1,920,000, Jawa Barat- Banten BANK JABAR BANTEN 170,000, Jawa Tengah BANK JATENG 530,000, Jawa Timur BPD BANK JATIM 56,284,500, Bali BANK BALI 100,000, Kalimantan Tengah BANK KALTENG 33,257, Kalimantan Selatan BANK KALSEL 460,000, Maluku-Maluku Utara BANK MALUKU-MALUT , Papua-Papua Barat BANK PAPUA 470,000, CSR PT INTI CSR PT INTI 700,000,000 1 TOTAL 147,102,710,115 2,960 Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan di triwulan III untuk mendukung pencapaian IKU jumlah kredit program bidang perikanan budidaya yang disalurkan antara lain adalah (i) membangun komunikasi dengan perbankan terkait upaya mempercepat akses kredit program; dan (ii) mengikuti rapat penyusunan pedoman KUR, sebagai upaya untuk memasukkan skema usaha perikanan budidaya dalam KUR Beberapa kendala dalam pencapaian IKU antara lain adalah terdapat perubahan kebijakan terkait kredit program yang disalurkan bank pelaksana kepada kreditur Perubahan kebijakan tersebut adalah berbagai skema kredit program pada tahun-tahun sebelumnya berdasarkan hasil evaluasi pada tahun 2016 dijadikan 1 (satu) skema yaitu KUR Selain itu keterbukaan bank terhadap data pembudidaya ikan yang sudah menjadi debitur kredit program masih sangat terbatas Berbagai rencana aksi yang akan dilakukan di triwulan IV untuk meningkatkan pencapaian IKU tersebut adalah (i) mendorong pembudidaya khususnya yang telah mendapatkan sertifikat melalui SeHAT-Kan agar mengakses kredit program; (ii) menjaga komunikasi dan koordinasi dengan perbankan penyalur kredit program untuk mempercepat penyaluran kepada pembudidaya; dan (iii) melalui berbagai forum pertemuan berupaya mendorong Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi maupun Kabupaten/Kota untuk melakukan sosialisasi penguatan usaha perikanan budidaya kepada pembudidaya ikan termasuk melalui kredit program 97

109 C Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (juta ton) Produksi perikanan budidaya sampai dengan triwulan III tahun 2016 mencapai ton (angka sementara) atau tercapai 89,65% dari target ton Validasi data untuk mendapatkan angka realiasi tahun 2016 akan dilakukan pada bulan Maret 2017 Produksi perikanan budidaya per komoditas dapat dilihat pada tabel 62 Pada akhir RPJMN 3 ditetapkan target produksi sebesar ton sehingga diperlukan kerja keras untuk mencapai target diatas mengingat bila dibandingkan dengan produksi tahun 2016 maka baru mencapai 62,84% dari target 2019 Tabel 62 Capaian IKU 7 Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (Juta Ton) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 IKU Keterangan Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (Juta ton) - Target Tahunan 17,90 19,46 31,32 Non Kumulatif, dihitung triwulanan - Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan Target s/d TW I 2,99 4, Realisasi s/d TW I 2,92 * 3,86 ** - - Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 97,66 96, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 16,31 19, Target s/d TW II 8,21 8, Realisasi s/d TW II 6,24 * 8,17 ** - - Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 76,00 95, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 34,86 41, Target s/d TW III 12,94 13, Realisasi s/d TW III 10,074 ** 12, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 77,85 89, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 56,28 62,84 - Ket: * : Angka sementara pada TW I dan II tahun 2015 ** : Angka sementara pada TW I dan II tahun 2016 Perbandingan target dan realisasi produksi perikanan budidaya sampai dengan triwulan III tahun 2015 dan sampai dengan triwulan III tahun 2016 berdasarkan jenis budidaya seperti pada tabel 63 berikut Tabel 63 Perbandingan Target dan Realisasi Jumlah Produksi Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 dan sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Berdasarkan Jenis Budidaya (Ton) Indikator Kinerja Volume Produksi Perikanan Budidaya (Ton) TW III Tahun 2015 *) TW III Tahun 2016 **) Target Capaian % Target Capaian % 12,941,014 10,074, ,640,856 12,229, Produksi Budidaya Air Tawar (Ton) 3,033,559 1,691, ,062,688 2,505, Produksi Budidaya Air Payau (Ton) 2,347,147 1,562, ,532,618 1,951, Produksi Budidaya Laut (Ton) 7,560,307 6,820, ,045,549 7,772, Ket: * : Angka sementara (Validasi data dilakukan secara tahunan pada bulan April 2016) **: Angka sementara (Validasi data dilakukan secara tahunan pada bulan Maret 2017) 98

110 Capaian sementara produksi perikanan budidaya sampai dengan triwulan III tahun 2016 mencapai 89,65% terhadap target sampai dengan triwulan III tahun 2016 Namun jika dibandingkan dengan target tahunan, maka pencapaian baru mencapai 62,84% Jika dilihat capaian menurut jenis budidaya, sampai dengan triwulan II tahun 2016 pencapaian tertinggi adalah produksi budidaya laut sebesar 96,61%, sedangkan capaian terendah adalah produksi budidaya air payau sebesar 77,04% Tabel 64 Capaian Volume Produksi Perikanan Budidaya Per Komoditas sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 dan sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 No Komoditas 2015 (TW III *) 2016 (TW III **) Target (Ton) Capaian (Ton) % Target (Ton) Capaian (Ton) Total 12,941,013 10,074, ,640,856 12,229, Udang 562, , , , Windu 144,559 79, , , Vaname 355, , , , Lainnya 62,250 35, , Rumput Laut 7,770,485 7,427, ,142,149 8,442, Nila 1,124, , ,036, , Patin 415, , , , Lele 766, , , , Mas 404, , , , Gurame 116,116 67, ,990 90, Kakap 226,368 3, ,931 4, Kerapu 33,248 8, ,508 15, Bandeng 866, , , , Bawal Bintang 1, ,514 1, Kekerangan 176,877 36, ,537 61, Tawes 24,673 14,048 29,593 44, Nilem 24,144 13,560 27,777 24, Toman 21,419 12,392 24,673 9, Gabus 11,958 8,812 13,699 6, Lainnya 394, , , , Ket: * : Angka sementara (Validasi data dilakukan secara tahunan pada bulan April 2016) **: Angka sementara (Validasi data dilakukan secara tahunan pada bulan Maret 2017) % Capaian sementara produksi sementara perikanan budidaya sampai dengan triwulan III tahun 2016 masih didominasi oleh komoditas rumput laut sebesar ton atau 69,03% dari total capaian produksi, sedangkan ikan hanya sebesar ton atau 27,50% dari total capaian produksi, dan udang sebesar ton atau 3,41% dari total capaian produksi (tabel 61) Pencapaian volume produksi perikanan budidaya secara keseluruhan untuk semua komoditas utama didukung oleh kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1 Pengelolaan Sistem Perbenihan, antara lain melalui : (i) pengembangan industri perbenihan nasional untuk pemenuhan kebutuhan induk dan benih bermutu secara mandiri dengan mengoptimalkan fungsi UPT dan UPTD serta unit pembenihan masyarakat; (ii) peningkatan kualitas induk dan benih melalui sertifikasi Cara 99

111 Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB); (iii) pengembangan Kebun Bibit Rumput Laut dan Kultur Jaringan; dan (iv) pengendalian plasma nutfah induk dan benih 2 Pengelolaan Sistem Produksi dan Usaha Budidaya, antara lain melalui : (i) pengembangan minapadi sebagai bagian dari upaya mendapatkan nilai tambah ganda; (ii) pelaksanaan sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB); (iii) Backyard Aquaculture (budidaya di pekarangan); (iv) pengembangan minapadi komoditas ekonomis (ugadi, ugamedi, ugaladi) ; (v) meningkatkan daya saing produk hasil produksi budidaya melalui percepatan pelaksanaan kegiatan sertifikasi Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB); (vi) pengembangan percontohan usaha perikanan budidaya sebagai upaya dalam mensosialisasikan model pengelolaan budidaya berkelanjutan; dan (vii) peningkatan kemitraan usaha perikanan budidaya /Aquaculture incorporated; 3 Pengelolaan Sistem Pakan Ikan, antara lain melalui : (i) pengembangan Gerakan Pakan Ikan Mandiri (Gerpari) dengan mendorong kemandirian kelompok yang memproduksi pakan mandiri dan pengembangan bahan baku pakan lokal serta penyediaan sarana produksi pakan; (ii) pembentukan Kelompok Pakan Mandiri; (iii) peningkatan kualitas pakan ikan dengan sertifikasi Cara Pembuatan Pakan Ikan yang Baik (CPPIB); dan (iv) pengembangan produksi pakan ikan 4 Pengelolaan Sistem Kawasan Budidaya, antara lain melalui : (i) pengembangan kawasan perikanan budidaya (minapolitan) dengan mengintegrasikan rantai produksi dari hulu sampai hilir untuk efisiensi produksi; (ii) rehabilitasi lingkungan sentra produksi perikanan budidaya (waduk, danau, lingkungan tambak/silvo fisheries); (iii) normalisasi saluran irigasi tambak bekerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum; (iv) penataan dan rehabilitasi kawasan tambak dalam rangka Gerakan Revitalisasi Tambak; (v) pemberdayaan pembudidaya ikan melalui kelompok partisipatif yang melakukan pemeliharaan infrastrukturnya secara efektif; (vi) pemberian bantuan sarana dan prasarana lainnya seperti KJA dan excavator; (vii) revitalisasi lahan marjinal dan ekstensifikasi; dan (viii) peningkatan kapasitas prasarana (infrastruktur) perikanan budidaya yang efisien; 5 Pengelolaan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan, antara lain melalui : (i) pengembangan Pos Pelayanan Kesehatan Ikan Terpadu (Posikandu) dalam rangka pencegahan (vaksinasi) dan Early Warning System penyakit di sentra-sentra produksi budidaya; dan (ii) Pengembangan National Residu Monitoring Plan (NRMP) yang merupakan suatu panduan/perencanaan untuk mengontrol residu obat kimia dan bahan biologis lainnya; dan 6 Pengawalan dan Penerapan Teknologi Adaptif Perikanan Budidaya yang dilakukan oleh 15 UPT Lingkup Ditjen Perikanan Budidaya, antara lain melalui : (i) pengembangan input teknologi yang sesuai standar (teknologi anjuran), aplikatif, efektif dan efisien berbasis wawasan lingkungan; (ii) modernisasi sistem pembudidaya ikan yang efektif dan efisien berbasis teknologi anjuran; dan (iii) penerapan teknologi budidaya yang efisien dan ramah lingkungan dan sesuai dengan daya dukung 100

112 Rencana aksi yang akan dilakukan dalam rangka pengumpulan data untuk memecahkan kendala-kendala yang ditemukan dalam pengumpulan data antara lain dengan melaksanakan perbaikan metodologi pengumpulan data sehingga data dapat dikumpulkan dengan lebih cepat dan akurat Selain itu penambahan jumlah enumerator dan pemberian honor pada enumerator juga diharapkan dapat menjadi salah satu alat untuk memperbaiki kendala keterlambatan pengiriman data dan meningkatkan akurasi data Kartu pembudidaya atau AQUACARD juga diharapkan bisa menjadi alat untuk melakukan penelusuran data, karena di dalam AQUACARD nantinya akan terdaftar seluruh pembudidaya Dengan terdaftarnya seluruh pembudidaya sampai dengan alamatnya diharapkan dapat menjadi database yang lengkap sebagai dasar untuk melakukan survey bagi petugas enumerator Rencana aksi selanjutnya untuk peningkatan produksi perikanan budidaya di masyarakat adalah : (i) Pengelolaan Sistem Perbenihan; (ii) Pengelolaan Sistem Produksi dan Usaha Budidaya; (iii) Pengelolaan Sistem Pakan Ikan; (iv) Pengelolaan Sistem Kawasan Budidaya; (v) Pengelolaan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan; (vi) Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya D Jumlah Ikan Hias (miliar ekor) Indonesia memiliki banyak jenis ikan hias air tawar Menurut catatan, terdapat lebih dari 1100 spesies ikan hias air tawar yang diperdagangkan secara global Dari jumlah itu,indonesia memiliki 400 spesies Namun hanya sekitar 90 spesies yang dibudidayakan masyarakat Ikan hias air tawar lebih mudah dibudidayakan dibandingkan dengan ikan hias air laut karena teknologi yang sederhana dan biaya yang murah sehingga banyak dilakukan dalam skala usaha rumahan Hal ini berbeda dengan ikan hias air laut yang memerlukan fasilitas padat modal Ikan hias air tawar asli Indonesia yang menjadi primadona adalah ikan arwana dan cupang Sedangkan ikan asal negara lain yang bisa didomestikasi dan cukup popular dibudidayakan di Indonesia antara lain koki, koi, discus dan guppy Dengan potensi pengembangan budidaya ikan hias yang begitu besar maka Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya perlu mengembangkan budidaya ikan hias, baik pengembangan dalam hal teknologi maupun usaha Adapun capaian produksi ikan hias sampai dengan triwulan III tahun 2016 mencapai 0,744 miliar ekor atau sekitar 105,38% dari target yang telah ditetapkan yaitu 0,706 miliar ekor atau tercapai 39,16% dari target tahunan Tabel 65 Capaian IKU 8 Jumlah Ikan Hias sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Jumlah Ikan Hias (miliar ekor) IKU Keterangan - Target Tahunan 1,7 1,9 2,5 - Realisasi Tahunan 1, Persentase Capaian Tahunan 90, Target s/d TW I 0,085 0, Realisasi s/d TW I 0,199 0,326 - Non Kumulatif, dihitung triwulanan - Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 234,12 85,82-101

113 IKU Keterangan - Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 11,71 17, Target s/d TW II 0,425 0, Realisasi s/d TW I 0,620 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 145,88 83, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 36,47 34, Target s/d TW III 1,020 1, Realisasi s/d TW III 1,088 1, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 106,67 80, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 64,00 55,77 - Capaian produksi ikan hias per komoditas dapat dilihat pada tabel 63, di mana produksi ikan hias yang terbesar adalah ikan koi sebesar 175,5 juta ekor, hal ini menggambarkan ikan koi masih merupakan ikan hias yang digemari di Indonesia dan pembinaan yang dilakukan cukup memberikan hasil yang positif, kemudian berturut-turut produksi ikan hias yang cukup banyak adalah moli, gapi dan cupang Sementara itu ikan hias asli Indonesia yang cukup digemari di manca negara seperti arwana produksinya mencapai 3,89 juta ekor Tabel 66 Capaian Volume Produksi Ikan Hias Per Komoditas sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Jenis Ikan 2016 s/d Triwulan III Target Produksi Target Produksi Realisasi Produksi Total 1,900,000 1,311,000 1,059,693 Koi 310, , ,491 Koki 95,000 65,550 52,830 Cupang 123,000 84,870 68,401 Plati 65,000 44,850 36,147 Tetra 52,000 35,880 28,917 Manvis 32,000 22,080 17,795 Red Nose 23,000 15,870 12,791 Discus 14,000 9,660 7,786 Oscar 17,500 12,075 9,732 Gapi 220, , ,342 Blackghost 15,500 10,695 8,619 Moli 250, , ,025 Dolar 7,500 5,175 4,171 Corydoras 13,500 9,315 7,508 Arwana 7,000 4,830 3,892 Lainnya 655, , ,

114 Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian produksi ikan hias yaitu kebanyakan pembudidaya ikan hias merupakan pembudidaya perorangan dengan skala yang tidak terlalu besar sehingga sedikit kesulitan dalam mengembangkan usahanya sehingga perlu adanya upaya pembinaan Rencana aksi yang akan dilakukan untuk pemecahan masalah adalah dengan melakukan Bimtek dan temu lapang yang bertujuan untuk mentransfer teknologi kepada pembudidaya ikan hias supaya dapat lebih mengoptimalkan hasil produksi ikan hiasnya, selain itu pengembangan model budidaya ikan hias juga akan dilakukan untuk memberikan percontohan kepada pembudidaya ikan hias pemula agar dapat belajar lebih banyak tentang teknologi budidaya ikan hias E Konsumsi Ikan (kg/kapita/tahun; non kumulatif) Konsumsi ikan adalah jumlah kebutuhan/permintaan ikan yang menggambarkan fungsi dari jumlah penduduk dan necara permintaan ikan untuk konsumsi domestik Ikan mencakup ikan segar dan olahan sesuai dengan ketentuan dari BPS Target konsumsi ikan pada tahun 2016 adalah sebesar 43,88 kg/kapita/tahun Sampai dengan triwulan III belum diperoleh capaian IKU karena penghitungan IKU dilakukan di akhir tahun Tabel 67 Capaian IKU 9 Konsumsi Ikan sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Konsumsi Ikan (kg/kapita/tahun) IKU Keterangan - Target Tahunan - 43,88 54,49 - Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 0, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - 0, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan - 0,00 - Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Rencana kegiatan yang dilakukan untuk mendukung IKU ini yaitu Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) dengan tujuan mengedukasi masyarakat akan pentingya konsumsi ikan yang dilaksanakan di 34 provinsi Kegiatan ini dilakukan melalui sosialisasi mengenai kandungan gizi dan vitamin dalam ikan yang memiliki banyak khasiat dan mengajak masyarakat agar meningkatkan konsumsi ikan Selain itu, untuk mendorong peningkatan konsumsi ini juga dibutuhkan dukungan dari para stakeholders Disamping itu dilakukan bazar produk perikanan, lomba memasak menu ikan, pembangunan sentra kuliner 103

115 di daerah potensial, dan promosi dalam negeri produk olahan dan segar F Persentase Peningkatan PNBP dari Perikanan Budidaya (persen) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalah seluruh penerimaan pemerintah pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1997 tentang pedoman umum PNBP Peraturan Pemerintah (PP) no 75 tahun 2015 tentang tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Kementerain Kelautan dan Perikanan Adapun sumber PNBP lingku Ditjen Perikanan Budidaya adalah sebagai berikut : a Pemanfaatan sumberdaya alam (SDA) PNBP SDA yakni PNBP yang berasal dari Pungutan Perikanan Pungutan perikanan adalah pungutan negara atas hak pengusahaan dan/atau pemanfaatan sumberdaya ikan yang harus dibayar kepada pemerintah oleh perusahaan perikanan Indonesia yang melakukan usaha perikanan atau oleh perusahaan perikansan asing yang melakukan usaha budidaya Perikanan b PNBP Non SDA PNBP Non SDA yakni PNBP yang berasal dari Penjualan hasilu saha budidaya dan Imbalan jasa UPT lingkup Direktorat Jenderal Perinana Budidaya PNBP ini terdiri dari : (i) Penjualan hasil Perikanan Budidaya; (ii) Imbal Jasa Teknologi; (iii) Jasa Desiminasi; (iv) Jasa Penggunaan Laboratorium; (v) Jasa Penggunaan fasilitas; (vi) Jasa Fasilitas Lainnya; dan (vii) Jasa Kerjasama dengan Pihak Ketiga Target Persentase Peningkatan PNBP dari Perikanan Budidaya pada tahun 2016 adalah sebesar 10 persen Pada triwulan II, capaian IKU ini masih 0%, karena penghitungan dilakukan di akhir tahun Tabel 68 Capaian IKU 10 Persentase Peningkatan PNBP dari Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Persentase peningkatan PNBP dari perikanan Budidaya IKU Keterangan - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan ** Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I ** 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan ** 0, Target s/d TW II * Realisasi s/d TW II ** Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II ** 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan ** 0, Target s/d TW III * Realisasi s/d TW III ** Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III ** 0, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan ** 0,00 - Non kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru 104

116 Adapun target tahun 2015 sampai dengan tahun 2019 lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya adalah sebagai berikut : Tabel 69 Target Penerimaan Negara Bukan Pajak Tahun REKAPITULASI TARGET PNBP TH 2015 SD TH2019 No KO DE SATKER NAMA KERJA TARGET PNBP TH 2015 TH 2016 TH 2017 TH 2018 TH Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (Pusat) Rp 970,500,00000 Rp 360,000,00000 Rp 131,642,75000 Rp 134,071, ,084, Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (Karawang) Rp 180,900,00000 Rp 497,160,00000 Rp 3,306,476,00000 Rp 3,379,965, ,439,602, Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau Jepara Rp 959,000,00000 Rp 2,313,150,00000 Rp 2,536,855,00000 Rp 2,599,025, ,632,886, Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi Rp 640,779,00000 Rp 671,850,50000 Rp 766,208,44500 Rp 786,507, ,549, Balai Besar Pengembagan BL Lampung Rp 502,311,05000 Rp 560,576,10500 Rp 600,920,00000 Rp 640,295, ,620, BBAP Situbondo Rp 1,719,340,00000 Rp 1,285,570,00000 Rp 1,600,383,00000 Rp 1,643,173, ,684,343, BBAT Jambi Rp 1,080,285,00000 Rp 1,241,697,50000 Rp 1,404,750,00000 Rp 1,474,100, ,525,300, BBAP Takalar Rp 1,422,459,00000 Rp 1,662,250,00000 Rp 1,568,500,00000 Rp 1,582,253, ,594,682, Balai Budidaya Air Payau Uj Batee, DI Aceh Rp 355,420,00000 Rp 611,510,50000 Rp 697,550,00000 Rp 731,620, ,705, Balai Budidaya Laut Batam, Riau Rp 949,480,00000 Rp 984,150,00000 Rp 1,035,595,00000 Rp 1,088,142, ,128,618, Balai BAT Mandi Angin/Bejuin, Kalsel Rp 539,046,00000 Rp 691,950,00000 Rp 805,615,00000 Rp 818,173, ,256, Balai Budidaya Air Tawar Tatelu, Sulut Rp 850,000,00000 Rp 900,100,00000 Rp 786,602,50000 Rp 886,460, ,017, Balai Budidaya Laut Ambon, Maluku Rp 515,315,00000 Rp 573,115,00000 Rp 578,000,00000 Rp 580,000, ,115, Balai Budidaya Laut Lombok, NTB Rp 727,650,00000 Rp 802,700,00000 Rp 911,175,00000 Rp 954,395, ,915, Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan Serang Rp 130,075,00000 Rp 186,000,00000 Rp 229,580,00000 Rp 278,930, ,115, BPIUU dan Kekerangan Karang Asem Rp 99,630,00000 Rp 124,500,00000 Rp 406,000,00000 Rp 418,331, ,346,00000 JUMLAH T O T A L 11,642,190, ,466,279, ,365,852, ,995,440, ,297,154,45000 Adapun realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sampai dengan triwulan III tahun 2015 dan triwulan III tahun 2016 adalah sebagaimana pada tabel 70 berikut Tabel 70 Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) smpai dengan Triwulan III Tahun 2016 NO KODE NAMA SATUAN TARGET REALISASI % SATKER KERJA PENERIMAAN TRIWULAN III REALISASI PENDAPATAN PNBP Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (Pusat) Rp 360,000,000 Rp 225,365, Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (Karawang Rp 497,160,000 Rp 1,965,583, Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara Rp 2,313,150,000 Rp 2,282,133, Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi Rp 671,850,500 Rp 1,451,789, Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung Rp 560,576,105 Rp 419,486, Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo Rp 1,285,570,000 Rp 1,257,058, Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Jambi Rp 1,241,697,500 Rp 768,977, Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Takalar Rp 1,662,250,000 Rp 526,930, Balai Perikanan Budidaya Air Payau Ujung Batee, DI Aceh Rp 611,510,500 Rp 387,968, Balai Perikanan Budidaya Laut Batam, Riau Rp 984,150,000 Rp 824,874, Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandi Angin/Bejuin, Kal Rp 691,950,000 Rp 224,243, Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Tatelu, Sulut Rp 900,100,000 Rp 370,223, Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon, Maluku Rp 573,115,000 Rp 414,248, Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok, NTB Rp 802,700,000 Rp 753,303, Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan Serang Rp 186,000,000 Rp 292,823, BPIUU dan Kekerangan Karang Asem Rp 124,500,000 Rp 144,088, JUMLAH T O T A L Rp 13,466,279,605 Rp 12,309,098,

117 Kendala yang dihadapi yaitu kondisi lingkungan perairan yang sering berfluktuasi sehingga secara teknis berpengaruh terhadap kegiatan budidaya, terjadinya serangan penyakit tertentu yang dapat mengghambat proses produksi G Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dilakukan Survailan dan atau Monitoring (kab/kota; non kumulatif) Penetapan target Indikator Kinerja Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dilakukan Survaillan dan atau Monitoring (kab/kota;non kumulatif) pada tahun 2016 adalah 100 (seratus) kawasan yang dihitung secara non kumulatif Indikator Kinerja tersebut didefinisikan sebagai banyaknya kawasan budidaya (Kab/Kota) yang dilakukan kegiatan survailan dan atau monitoring dan dilaporkan melalui SSMPI (Software Sistem Monitoring Penyakit Ikan) Online Keberhasilan Indikator kinerja ini ditunjukan dengan kegiatan monitoring yang dilakukan di 100 kawasan (Kab/Kota) terhadap penyakit penting yang telah ditetapkan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor NOMOR 11/KEP- DJPB/2016 tentang Lokasi, Komoditas Utama dan Jenis Penyakit Ikan sebagai Target Monitoring Penyakit Ikan Tahun 2016 dan dilaporkan melalui SSMPI Online Selain kegiatan monitoring dalam mendukung IKK tersebut juga dilakukan kegiatan survailan dilakukan di 4 (empat) lokasi yaitu di Lampung Selatan (Lampung), Tangerang (Banten), Banyuwangi (Jawa Timur) dan Buleleng (Bali) yang diikuti dengan tindakan pengendalian berupa penerapan biosekuriti sebagai upaya untuk menekan tingkat prevalensi Penghitungan prevalensi tersebut dilakukan pada saat sebelum dan sesudah dilakukannya tindakan pengendalian yaitu pada setiap akhir semester I dan semester II Keberhasilan Indikator Kinerja ini ditunjukkan dengan menurunnya tingkat prevalensi terhadap target penyakit ikan tertentu pada kawasan yang dilakukan survailan Sedangkan, target penyakit yang dilakukan survailan adalah IMNV (Infectious Myonecrocis Virus/IMNV) dan WSSV (White Spot Syndrome Virus) Dan VNN (Viral Nervous Necrosis) Penentuan lokasi dan penyakit ikan target, diantaranya didasarkan pada : (i) adanya serangan penyakit ikan yang seringkali mengancam usaha budidaya di 4 (empat) lokasi tersebut; dan (ii) jenis penyakit ikan tersebut mempunyai daya patogenitas dan tingkat penyebaran yang cepat Capaian Indikator Kinerja tersebut dihitung setiap bulan, sampai dengan triwulan III ini capaian IKU terkait dengan jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dilakukan survailan dan atau monitoring adalah 85 kawasan (Kabupaten/Kota) atau 113,33% dari target sebesar 75 kawasan (Kabupaten/Kota) yang melaporkan hasil pelaksanaan survailan dan atau monitoring penyakit ikan melalui SSMPI online Rincian capaian sebagaimana pada lampiran 12 Tabel 71 Capaian IKU 11 Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 IKU Keterangan Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dilakukan survailan dan atau monitoring (kab/kota; non kumulatif) - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Non Kumulatif, dihitung triwulanan Merupakan IKU baru DJPB 106

118 IKU Keterangan - Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 114, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 57, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - 113, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan - 85,00 - Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran Tabel 72 Proses Pencapaian Indikator Kinerja Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dilakukan Survaillan dan atau Monitoring No Tahapan Pencapaian Indikator Kinerja Prosentase Triwulan 1 Persiapan (Perencanaan kegiatan survailan dan monitoring, Rapat Petugas Pengendali Penyakit Ikan Sebagai Petugas Pengambil Contoh Penyakit Ikan, Pengadaan peralatan dan pengadaan bahan uji) 2 Pengambilan Sampel, Pengujian, Evaluasi dan Pelaporan 3 Validasi dan Verifikasi Data Hasil Survailan dan Monitoring 25% I 60% II dan III 15% IV Rencana aksi yang akan dilakukan pada triwulan selanjutnya untuk mendukung capaian IKU Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dilakukan Survaillan dan atau Monitoring adalah : (i) Pengambilan Sampel; dan (ii) Pengujian Sampel STAKEHOLDER PERSPECTIVE 3110 PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 1 : Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat KP Kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan menjadi fokus utama dalam pencapaian visi dan misi Ditjen Perikanan Budidaya, yang merupakan tolok ukur dari dampak keberhasilan program dan kegiatan Ditjen Perikanan Budidaya Pencapaian sasaran strategis ini sebesar 89,91% yang diukur melalui 3 (tiga) IKU yaitu : (i) NTPi dengan target 102,25; (ii) Rata-rata Pendapatan Pembudidaya/bulan (Rp) dengan target Rp ,- dan (iii) Pertumbuhan PDB Perikanan dengan target 8% Penjelasan terkait dengan realisasi IKU dimaksud seperti pada tabel

119 Tabel 73 Capaian Sasaran Strategis 1 Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat KP sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET TAHUN 2016 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2016 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2016 KETERANGAN Stakeholder Perspective 1 Terwujudnya kesejahteraan masyarakat KP 1 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 2 Rata-rata pendapatan pembudidaya/bulan (Rp) 3 Pertumbuhan PDB Perikanan (persen) 102,25 102,25 99,08 96,90 96,90 Non Kumulatif, dihitung bulanan Data capaian 99,08 merupakan data ratarata dari bulan Januari September ,72 100,72 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Merupakan IKU baru DJPB 8 8 5,77 72,13 72,13 Non Kumulatif, dihitung triwulanan A Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) merupakan rasio antara indeks harga yang diterima oleh pembudidaya ikan (It) terhadap indeks harga yang dibayar oleh pembudidaya ikan (Ib) NTPi merupakan indikator tingkat kemampuan/daya beli pembudidaya ikan, nilai tukar lebih besar dari 100 berarti pembudidaya mengalami surplus kenaikan harga produksi lebih tinggi dibanding kenaikan harga konsumsi, nilai tukar sama dengan 100 berarti pembudidaya mengalami impas kenaikan harga produksi sama dengan kenaikan harga konsumsi dan nilai tukar lebih kecil dari 100 berarti pembudidaya mengalami defisit kenaikan harga produksi lebih kecil daripada kenaikan harga konsumsi Berdasarkan hasil pemantauan harga di 33 provinsi di Indonesia oleh BPS, rata-rata NTPi dari bulan Januari September 2016 sebesar 99,08 atau telah tercapai 96,90% dari target tahunan serta 96,19% dari target akhir RPJMN sebesar 103 (tabel 75) Rata-rata ini menurun dibandingkan dengan capaian NTPi triwulan III tahun 2015 sebesar 99,61 sehingga terjadi penurunan sebesar 0,53% NTPi 99,08 menunjukkan belum tercapainya kesejahteraan pembudidaya, dengan demikian diperlukan kerja keras dalam pembangunan perikanan budidaya untuk peningkatan NTPi pada triwulan selanjutnya Tabel 74 Capaian IKU 1 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) IKU Keterangan - Target Tahunan , Realisasi Tahunan 99, Persentase Capaian Tahunan 97, Target s/d TW I , Realisasi s/d TW I 99,49 99, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 97,54 97, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 97,54 97,11 - Non Kumulatif, dihitung bulanan Data capaian 99,08 merupakan data rata-rata dari bulan Januari September

120 IKU Keterangan - Target s/d TW II , Realisasi s/d TW II 99,49 99, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 97,54 97, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 97,54 97, Target s/d TW III , Realisasi s/d TW III 99,61 99, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 97,66 96, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 97,66 96,90 - Tabel 75 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Komponen NTPi NTPi Rata-Rata Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Nilai Tukar Pembudidaya Ikan a Indeks Harga yang diterima pembudidaya ikan (lt) Budidaya air tawar Budidaya laut Budidaya Air Payau b Indeks harga yang dibayar pembudidaya (lb) Indeks konsumsi rumah tangga Indeks BPPBM Ket : BPPBM : Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Sumber data dari BPS NTPi selama Januari September fluktuatif (tabel 75) sebagaimana pada gambar 16 Hal ini kemungkinan dikarenakan inflasi harga-harga kebutuhan bahan pokok sebagai akibat kebijakan harga BBM yang mengikuti harga pasar dunia serta melemahnya kurs rupiah terhadap dollar Amerika, yang menyebabkan harga bahan baku pakan ikan ikut melonjak dan berakibat pada semakin tingginya biaya produksi Gambar 16 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) sampai dengan Triwulan III Tahun

121 Kendala dalam pencapaian NTPi diantaranya adalah harga pakan yang cukup tinggi sementara pakan merupakan komponen utama dalam biaya produksi (60-70%) Selain itu perhitungan NTPi juga belum mengakomodir nilai usaha dari pembudidaya ikan hias, benih dan tambak udang dan sampel yang diambil untuk penyusunan NTPi belum menjangkau seluruh kabupaten/kota Faktor eksternal yang juga mempengaruhi adalah naiknya harga kebutuhan pokok sebagai akibat dari melemahnya nilai rupiah di akhir tahun 2016 memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam pencapaian NTPi Oleh karena itu diperlukan upaya untuk peningkatan upaya penyediaan pakan murah dan terjangkau serta berkualitas sesuai dengan jenis komoditas yang dikembangkan melalui perekayasaan teknologi Rencana aksi untuk peningkatan NTPi diantaranya adalah : (i) pengembangan pakan mandiri melalui penyediaan bahan baku, uji laboratorium, penyediaan mesin pellet, pengembangan laboratorium nutrisi pakan, dan pembinaan ke pembudidaya dan memperbanyak percontohan untuk budidaya pakan mandiri seperti cacing darah, cacing sutra dan azolla yang diharapkan dapat mengurangi biaya penggunaan pakan; (ii) pengembangan teknologi biofloc untuk menekan Food Convertion Ratio/FCR guna meningkatkan efisiensi pakan dan produktivitas perikanan budidaya; (iii) pengembangan mariculture untuk peningkatan/pengalihan ke budidaya rumput laut yang rendah input produksi, diantaranya melalui pengembangan sentra kebun bibit; dan (iv) melakukan koordinasi dengan BPS untuk memperluas wilayah survei agar semua kegiatan usaha budidaya bisa terwakili B Rata-rata Pendapatan Pembudidaya/bulan (Rp) Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh para anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atas faktor-faktor produksi yang mereka sumbangkan dalam turut serta membentuk produk nasional, pendapatan atau income adalah uang yang diterima oleh seseorang dan perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa bunga, dan laba termasuk juga beragam tunjangan, seperti kesehatan dan pensiun, sementara itu terkait dengan pendapatan pembudidaya adalah uang yang diterima oleh pembudidaya yang merupakan hasil dari kegiatan membudidayakan ikan, sehingga bisa diukur seberapa jauh kegiatan pembudidayaan ikan dapat memberikan pendapatan yang layak bagi pembudidaya, pendapatan pembudidaya merupakan IKU baru untuk DJPB sehingga capaian pada tahun-tahun sebelumnya belum tercatat, pengukuran IKU pendapatan pembudidaya dilakukan setiap triwulan Capaian IKU Rata-rata Pendapatan Pembudidaya/bulan (Rp) sampai dengan triwulan III tahun 2016 adalah Rp ,- atau tercapai 100,72% sebagaimana pada tabel 76 Adapun rincian capaian dapat dilihat pada lampiran

122 Tabel 76 Capaian IKU 2 Rata-rata Pendapatan Pembudidaya/bulan sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 IKU Keterangan Rata-rata Pendapatan Pembudidaya/bulan (Rp) Non Kumulatif - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - >100, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 95, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - >100, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan - 100,72 - Peningkatan pendapatan pembudidaya merupakan merupakan cerminan dari keberhasilan pembangunan perikanan budidaya oleh karena itu rencana aksi yang dilakukan dalam setiap pencapaian IKU secara tidak langsung juga merupakan rencana aksi dalam rangka meningkatkan pendapatan pembudidaya Masih belum tercapainya pendapatan perbulan pembudidaya ikan kemungkinan disebabkan oleh masih rendahnya margin usaha ikan air tawar terutama lele dan patin, yang jika dilihat dari penyebarannya jenis budidaya keduaikan ini merupakan budidaya yang paling memasyarakat karena cara budidayanya relatif mudah dan tidak membutuhkan ruang yang luas, upaya yang harus dilakukan untuk mencapai IKU ini adalah dengan lebih menyebarluaskan pemanfaatan pakan mandiri sebagai pengganti pakan pabrikan sehingga keuntungan yang diterima pembudidaya menjadi lebih besar Memasyarakatkan budidaya ikan hias juga bisa berdampak langsung pada peningkatan pendapatan pembudidaya ikan mengingat harga ikan hias yang relative tinggi dan masa pemeliharaanya yang tidak terlalu lama dan pangsa pasarnya masih sangat luas Pendapatan pembudidaya dihitung berdasarkan pada data hasil survey strukutur ongkos yang dilakukan oleh BPS, dari hasil survey BPS diketahui surplus usaha pembudidayaan ikan untuk setiap hektarnya pada tahun 2013, sehingga untuk mengetahui pendapatan terkini dari pembudidaya perlu dilakukan pemutakhiran data terkait dengan struktur ongkos pembudidaya yang di dalamnya meliputi data biaya produksi 111

123 C Pertumbuhan PDB Perikanan (persen) PDB perikanan diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa perikanan yang diproduksi dalam jangka waktu tertentu (per tahun) Angka persentase pertumbuhan PDB Perikanan diperoleh dengan mesmbandingkan nilai PDB Perikanan (berdasarkan harga konstan) tahun berjalan dibandingkan dengan nilai PDB Perikanan tahun sebelumnya Pertumbuhan PDB merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan termasuk didalamnya perikanan budidaya Pertumbuhan PDB perikanan dari tahun ke tahun selalu meningkat, hal tersebut menggambarkan kemampuan sumberdaya perikanan dalam pembangunan perekonomian nasional Target pertumbuhan PDB perikanan pada triwulan III tahun 2016 sebesar 8% Pencapaian pertumbuhan PDB Perikanan triwulan III 2016 adalah 5,77% atau baru tercapai 72,13% dari target sebesar 8% (tabel 75) Capaian ini mengalami penurunan sebesar 32,59% apabila dibandingkan dengan pertumbuhan PDB triwulan III tahun 2015 yang besarnya 8,56% Namun, pertumbuhan ekonomi sub sektor perikanan masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan kelompok pertanian secara keseluruhan yang hanya mencapai 2,81%, dan masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan yang hanya mencapai 5,02% Masih lebih tingginya pertumbuhan ekonomi sub sektor perikanan dibandingkan dengan sektor-sektor perikanan lainnya memperlihatkan bahwa sub sektor perikanan masih merupakan sub sektor unggulan dalam sektor pertanian Pertumbuhan ekonomi sub sektor perikanan ini didukung oleh produksi perikanan budidaya dan produksi perikanan tangkap Dengan demikian, hal ini membuktikan bahwa usaha di bidang perikanan baik tangkap maupun perikanan budidaya merupakan usaha yang cukup menguntungkan dan mampu memberikan kesejahteraan bagi pelakunya Tabel 77 Capaian IKU 3 Pertumbuhan PDB Perikanan (Persen) sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Pertumbuhan PDB Perikanan (%) IKU Keterangan - Target Tahunan 7 8 7,2 - Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan Target s/d TW I Realisasi s/d TW I 8,61 * 7, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 123,00 99, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 123,00 99, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II 7,32 6, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 104,57 75, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 104,57 75, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III 8,56 5, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 122,29 72, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 122,29 72,13 - Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun Data capaian 5,77 merupakan data capaian pada triwulan III tahun 2016 Ket: *** : angka sangat-sangat sementara 112

124 Sampai dengan triwulan III, PDB sub sektor perikanan tumbuh di atas rata-rata nasional dan memiliki rata-rata pertumbuhan tertinggi dalam sektor pertanian secara umum Hal ini menunjukkan bahwa subsektor perikanan memegang peranan strategis dalam mendorong pertumbuhan pada PDB kelompok pertanian, maupun nasional Perkembangan PDB dapat terlihat dalam tabel 78 berikut PDB sub sektor perikanan tumbuh di atas rata-rata nasional dan memiliki rata-rata pertumbuhan tertinggi dalam sektor pertanian secara umum Hal ini menunjukkan bahwa subsektor perikanan memegang peranan strategis dalam mendorong pertumbuhan pada PDB kelompok pertanian, maupun nasional Tabel 78 PDB Perikanan (Atas Dasar Harga Berlaku) sampai dengan Triwulan III Tahun ** 2016*** LAPANGAN USAHA I II III IV Jumlah I II III Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian a Tanaman Pangan b Tanaman Hortikultura c Tanaman Perkebunan d Peternakan e Jasa Pertanian dan Perburuan Kehutanan dan Penebangan Kayu Perikanan Pertambangan dan Penggalian Pertambangan Minyak, Gas dan Panas Bumi Pertambangan Batubara dan Lignit Pertambangan Bijih Logam Pertambangan dan Penggalian Lainnya Industri Pengolahan Industri Batubara dan Pengilangan Migas Industri Pengolahan Non Migas Industri Makanan dan Minuman Industri Pengolahan Tembakau Industri Tekstil dan Pakaian Jadi Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Baran Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan da Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik Industri Barang Galian bukan Logam Industri Logam Dasar Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Industri Mesin dan Perlengkapan Industri Alat Angkutan Industri Furnitur Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan Pem

125 2015** 2016*** LAPANGAN USAHA I II III IV Jumlah I II III Pengadaan Listrik dan Gas Ketenagalistrikan Pengadaan Gas dan Produksi Es Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur U Konstruksi Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepe Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sep Transportasi dan Pergudangan Angkutan Rel Angkutan Darat Angkutan Laut Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan Angkutan Udara Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan; Pos dan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Penyediaan Akomodasi Penyediaan Makan Minum Informasi dan Komunikasi Jasa Keuangan dan Asuransi Jasa Perantara Keuangan Asuransi dan Dana Pensiun Jasa Keuangan Lainnya Jasa Penunjang Keuangan Real Estate Jasa Perusahaan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sos Jasa Pendidikan Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa lainnya NILAI TAMBAH BRUTO ATAS HARGA DASAR PAJAK DIKURANG SUBSIDI ATAS PRODUK PRODUK DOMESTIK BRUTO

126 32 Capaian Kinerja Anggaran Pada awal tahun 2016, Ditjen Perikanan Budidaya dalam membiayai program peningkatan produksi perikanan budidaya mendapatkan alokasi anggaran yang bersumber dari APBN sebesar Rp ,- Dana yang dialokasikan tersebut berkurang menjadi sebesar Rp ,- pada bulan Juli 2016 disebabkan adanya Kebijakan Pemerintah mengenai APBN-P Realisasi anggaran sampai dengan triwulan III tahun 2016 sebesar Rp ,- atau 40,20%, mengalami kenaikan sebesar 31,64% dibandingkan tahun 2015 pada triwulan yang sama yaitu sebesar Rp ,- atau 32,20% Perbandingan pagu dan realisasi anggaran Ditjen Perikanan Budidaya triwulan III tahun 2016 dan 2015 dapat dilihat pada tabel berikut Pada awal tahun 2016, Ditjen Perikanan Budidaya dalam membiayai program peningkatan produksi perikanan budidaya mendapatkan alokasi anggaran yang bersumber dari APBN sebesar Rp ,- Dana yang dialokasikan tersebut pada bulan Juli 2016 berkurang Rp ,- menjadi sebesar Rp ,- disebabkan adanya Kebijakan Pemerintah mengenai APBN-P Sedangkan pada bulan November 2016 terdapat penambahan PNBP pada salah satu satker di lingkup UPT Ditjen Perikanan Budidaya, yaitu Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan (LP2IL) Serang sebesar Rp ,-, sehingga total anggaran Ditjen Perikanan Budidaya bertambah menjadi sebesar Rp ,- Namun demikian, pada bulan November 2016 terdapat kebijakan Self Blocking terhadap anggaran Ditjen Perikanan Budidaya sebesar Rp ,- sehingga total anggaran Ditjen Perikanan Budidaya yang dapat dipergunakan menjadi sebesar Rp ,- Realisasi anggaran sampai dengan triwulan IV tahun 2016 sebesar Rp ,- (66,75%) atau 96,43% apabila dihitung menurut pagu yang boleh digunakan setelah self blocking, mengalami kenaikan sebesar 3,48% dibandingkan tahun 2015 pada triwulan yang sama, yaitu sebesar 92,95% Perbandingan pagu dan realisasi anggaran Ditjen Perikanan Budidaya triwulan IV tahun 2016 dan 2015 dapat dilihat pada tabel 79 berikut Tabel 79 Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun Anggaran 2016 dan 2015 TAHUN ANGGARAN PAGU (Rp) REALISASI (Rp) (%) , ,20 Ket: Data TW III Tahun 2016 berdasarkan update OM-SPAN sd 30 September 2016 Perbandingan pagu dan realisasi anggaran per jenis belanja satker Ditjen Perikanan Budidaya triwulan III TA 2016 dan 2015 dapat dilihat pada tabel

127 Tabel 80 Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Setditjen Perikanan Budidaya Berdasarkan Jenis Belanja JENIS BELANJA TW III TAHUN 2016 Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Pegawai 189,894,028, ,496,070, ,954,321, ,664,436, Barang 1,124,362,900, ,462,843, ,005,765,708, ,557,385, Modal 120,744,776,000 43,868,143, ,051,171,000 26,975,815, Total 1,435,001,704, ,827,057, ,360,771,200, ,197,637, Ket: Data TW III Tahun 2016 berdasarkan update OM-SPAN sd 30 September 2016 TW III TAHUN 2015 Berdasarkan tabel 80 di atas dapat diketahui bahwa pada triwulan III tahun 2016 maupun tahun 2015 pada triwulan yang sama, berdasarkan jenis belanja, realisasi anggaran terbesar yaitu pada belanja pegawai, sedangkan yang terendah yaitu belanja modal 1 Belanja Pegawai Pagu Belanja Pegawai utamanya diperuntukkan bagi pemenuhan pembayaran gaji/upah dan tunjangan kinerja pegawai lingkup Ditjen Perikanan Budidaya yang jumlahnya sudah dihitung sesuai jumlah pegawai yang ada Terdapat penambahan reward untuk pembayaran tunjangan kinerja pegawai sebesar Rp ,- yang tidak dapat direalisasikan 2 Belanja Barang Pagu Belanja Barang diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan pelaksanaan anggaran (operasional maupun non operasional) Belum optimalnya penyerapan anggaran pada belanja barang tersebut antara lain disebabkan masih menunggu proses revisi DIPA 3 Belanja Modal Pagu Belanja Modal diperuntukkan bagi penyediaan barang modal berupa kendaraan, peralatan, dan mesin Belum optimalnya penyerapan anggaran pada belanja modal tersebut antara lain disebabkan oleh terjadinya perubahan Pejabat Pengelola Anggaran (satker Dekon/TP), sehingga berdampak pada terlambatnya proses pengadaan barang dan jasa Pagu dan realisasi anggaran satker lingkup Ditjen Perikanan Budidaya per kewenangan sampai dengan triwulan III tahun 2016 sebagaimana tabel berikut Tabel 81 Pagu dan Realisasi Anggaran Satker Lingkup Ditjen Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2016 NO SATKER PAGU REALISASI (%) 1 PUSAT 638,688,418, ,971,305, UPT 422,063,286, ,122,979, DEKON PROV 108,607,420,000 54,087,983, TP PROV 51,692,580,000 27,833,315, TP KAB/KOTA 213,950,000,000 74,811,473, Total 1,435,001,704, ,827,057, Ket: Data TW III Tahun 2016 berdasarkan update OM-SPAN sd 30 September

128 Gambar 17 Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Triwulan III Tahun 2016 Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa realisasi anggaran terbesar yaitu pada Satker UPT (58,55%), sedangkan realisasi anggaran terendah terdapat pada satker Pusat (27,08%) sebagaimana berikut : 1 Satker Pusat Realisasi anggaran pada satker Pusat sebesar 27,08%, dengan capaian terbesar terdapat pada Setditjen Perikanan Budidaya (51,01%) dan terendah pada Direktorat Pakan (9,36%) Realisasi yang rendah pada Direktorat Pakan disebabkan antara lain adanya pemotongan anggaran kegiatan prioritas sehingga menyebabkan kegiatan pendukungnya belum dapat direalisasikan (bantuan bahan baku dan mesin pembuat pakan ikan dan pakan alami) 2 Satker UPT Realisasi anggaran pada satker UPT sebesar 58,55%, dengan capaian terbesar terdapat pada BPIUUK Karangasem (82,54%), sedangkan capaian terendah terdapat pada BPBAP Takalar (42,38%) Realisasi yang rendah pada BPBAP Takalar disebabkan antara lain terjadinya perubahan Pejabat Pengelola Anggaran dan keterlambatan terbitnya SK Pejabat Pengelola Anggaran, sehingga berdampak pada terlambatnya proses pengadaan barang dan jasa 3 Satker Dekonsentrasi Provinsi Realisasi anggaran pada satker Dekonsentrasi Provinsi sebesar 49,80%, dengan capaian terbesar terdapat pada Provinsi Lampung (72,73%), sedangkan capaian terendah terdapat pada Provinsi NTT (26,45%) Realisasi yang rendah pada Provinsi NTT disebabkan antara lain terjadinya perubahan Pejabat Pengelola Anggaran dan keterlambatan terbitnya SK Pejabat Pengelola Anggaran, sehingga berdampak pada terlambatnya proses pengadaan barang dan jasa 117

129 4 Satker Tugas Pembantuan Provinsi Realisasi anggaran pada Satker Tugas Pembantuan Provinsi sebesar 53,84%, dengan capaian terbesar terdapat pada Provinsi Sulawesi Tengah (92,04%), sedangkan capaian terendah terdapat pada Provinsi Papua (2,69%) Realisasi yang rendah pada Provinsi Papua disebabkan antara lain terjadinya perubahan Pejabat Pengelola Anggaran dan keterlambatan terbitnya SK Pejabat Pengelola Anggaran, sehingga berdampak pada terlambatnya proses pengadaan barang dan jasa 5 Satker Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota Realisasi anggaran pada Satker Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota sebesar 34,97%, dengan capaian terbesar terdapat pada Kabupaten Klaten (89,20%), sedangkan capaian terendah terdapat pada Kabupaten Buton Utara (1,74%) Realisasi yang rendah pada Kabupaten Buton Utara disebabkan antara lain terjadinya perubahan Pejabat Pengelola Anggaran dan keterlambatan terbitnya SK Pejabat Pengelola Anggaran, sehingga berdampak pada terlambatnya proses pengadaan barang dan jasa Dari penjelasan tersebut di atas, maka dapat disampaikan bahwa belum optimalnya penyerapan anggaran disebabkan oleh : (i) Kebijakan Pemerintah mengenai APBN-P; dan (ii) Terjadinya banyak perubahan Pejabat Pengelola Anggaran (satker Dekon/TP) 118

130 BAB 4 PENUTUP Sampai dengan triwulan III tahun 2016, rata-rata pencapaian sasaran strategis Ditjen Perikanan Budidaya adalah sebesar 74,59% terhadap target sampai dengan triwulan III atau 54,63% terhadap target tahunan Berdasarkan target sampai dengan triwulanan III pada rencana aksi Ditjen Perikanan Budidaya tahun 2016, dari total 44 (empat puluh empat) IKU pendukung sasaran strategis, sejumlah 18 (delapan belas) IKU telah memenuhi target yang telah ditetapkan sampai dengan triwulan III, dan terdapat 14 (empat belas) IKU yang belum tercapai, serta sejumlah 12 (dua belas) IKU dengan capaian 0% karena penghitungan capaian kinerja dilakukan di akhir tahun Adapun IKU yang belum mencapai target sampai dengan triwulan III adalah : (i) Nilai Tukar Pembudidaya Ikan, tercapai 96,90%; (ii) Pertumbuhan PDB Perikanan (persen), tercapai 72,13%; (iii) Jumlah produksi perikanan budidaya (juta ton; non kumulatif), tercapai 89,66%; (iv) Jumlah produksi ikan hias (miliar ekor; non kumulatif), tercapai 80,83%; (v) Jumlah kawasan kebun bibit rumput laut (kawasan), tercapai 29,09%; (vi) Jumlah unit pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB skala kecil dan skala besar (unit; kumulatif), tercapai 99,83%; (vii) Jumlah bantuan sarana budidaya ikan (paket), tercapai 96,57%; (viii) Jumlah bantuan sarana budidaya kekerangan (unit), tercapai 50%; (ix) Jumlah bantuan keramba jaring apung (unit), tercapai 99,02%; (x) Jumlah kelompok partisipatif yang melakukan pemeliharaan infrastrukturnya secara efektif (kelompok; non kumulatif), tercapai 99,57%; (xi) Jumlah kab/kota yang memenuhi syarat sebagai minapolitan berbasis perikanan budidaya (paket; non kumulatif), tercapai 95,79%; (xii) Jumlah obat ikan yang terjamin, mutu, keamanan dan khasiatnya (obat; kumulatif), tercapai 99,63%; (xiii) Jumlah jenis pakan ikan terdaftar (jenis; kumulatif), tercapai 92,72%; dan (xiv) Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup DJPB (%), tercapai 40,29% Pada pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendukung IKU dan SS Ditjen Perikanan Budidaya, masih ditemukan hambatan-hambatan dalam proses pencapaiannya, sebagai berikut : a Hambatan dalam Pencapaian Sasaran Strategis 1 dan Upaya yang akan Dilakukan Hambatan dalam upaya pencapaian Sasaran Strategis 1 antara lain : (i) harga pakan yang cukup tinggi; (ii) rendahnya NTPi karena penghitungan NTPi belum mengakomodir nilai usaha dari pembudidaya ikan hias, benih dan tambak udang dan sampel yang diambil untuk penyusunan NTPi belum menjangkau seluruh kabupaten/kota; dan (iii) pendapatan pembudidaya dihitung berdasarkan pada data hasil survei struktur ongkos yang dilakukan oleh BPS tahun 2013 Upaya yang akan dilakukan untuk mendukung SS1 adalah : (i) peningkatan upaya penyediaan pakan murah dan terjangkau serta berkualitas sesuai dengan jenis komoditas yang dikembangkan melalui perekayasaan teknologi; (ii) pengembangan pakan mandiri sehingga dapat mengurangi biaya penggunaan pakan; (iii) pengembangan teknologi biofloc untuk menekan Food Convertion Ratio/FCR guna meningkatkan efisiensi pakan dan produktivitas perikanan budidaya; (iv) melakukan koordinasi dengan BPS untuk memperluas wilayah survei agar semua kegiatan usaha budidaya bisa terwakili; dan (v) perlu dilakukan 119

131 pemutakhiran data terkait dengan struktur ongkos pembudidaya yang didalamnya meliputi data biaya produksi, dengan melakukan uji petik di beberapa sentra perikanan budidaya untuk mengetahui pendapatan terkini dari pembudidaya b Hambatan dalam Pencapaian Sasaran Strategis 2 dan Upaya yang akan Dilakukan Hambatan dalam pencapaian kinerja Sasaran Strategis 2 dalam pelaksanaan pengembangan perikanan budidaya di perbatasan dari semua wilayah adalah sebagai berikut : (i) Akses pendukung dan fasilitas yang belum cukup memadai, sehingga memperlambat proses pelaksanaan, seperti lokasi yang jauh, transportasi yang belum memadai untuk kegiatan identifikasi, monitoring dan evaluasi hingga transportasi pengiriman benih dan bibit; (ii) kurangnya dukungan dari UPT pendamping yang ditunjuk serta Dinas Kelautan dan Perikanan terkait; sehingga diperlukan dukungan yang akan memperlancar proses serta pendampingan kepada masyarakat; dan (iii) kurangnya pembinaan terkait teknis dan manajemen kelompok kepada pembudidaya di perbatasan Adapun upaya yang dilakukan untuk meningkatkan capaian SS2 adalah memberikan bantuan antara lain berupa : (i) paket budidaya rumput laut; (ii) paket produksi budidaya ikan; (iii) pengurusan akte notaris UPP/kelompok berbadan hukum; dan (iv) percontohan minapadi c Hambatan dalam Pencapaian Sasaran Strategis 3 dan Upaya yang akan Dilakukan Hambatan dalam upaya pencapaian Sasaran Strategis 3, antara lain : (i) sering terlambatnya pengiriman data dari kabupaten/kota; (ii) masih minimnya koordinasi dengan instansi yang terkait; (iii) belum adanya tools yang efektif dan efisien dalam pengumpulan data investasi; (iv) terdapat perubahan kebijakan terkait kredit program yang disalurkan bank pelaksana kepada kreditur yaitu penggabungan berbagai skema kredit program menjadi satu skema kredit program yaitu KUR; (v) kurangnya penyampaian data realisasi kredit program oleh bank-bank pelaksana, sehingga sulit untuk mendapatkan data terakhir pemanfaatan kredit program oleh pelaku usaha dan pembudidaya ikan; (vi) mayoritas pembudidaya ikan hias merupakan pembudidaya perorangan dengan skala yang tidak terlalu besar; (vii) kondisi lingkungan perairan yang sering berfluktuasi sehingga secara teknis berpengaruh terhadap kegiatan budidaya; dan (viii) terjadinya serangan penyakit tertentu yang dapat menghambat proses produksi Upaya tindak lanjut untuk mengatasi permasalahan di atas adalah : (i) mengoptimalkan koordinasi dan sinkronisasi data dengan instansi terkait (PTSP, BKPM, dan BKPMD); (ii) mendorong pembudidaya khususnya yang telah mendapatkan sertifikat melalui SeHAT-Kan agar mengakses kredit program; (iii) melakukan koordinasi dengan bank-bank pelaksana KUR untuk menyampaikan data kreditur perikanan budidaya; (iv) melakukan evaluasi penyaluran kredit program secara rutin; (v) melakukan koordinasi dan sinkronisasi data dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM); (vi) melakukan koordinasi pendataan investasi perikanan budidaya dengan Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota; (vii) melaksanakan perbaikan metodologi pengumpulan data sehingga data dapat dikumpulkan dengan lebih cepat dan akurat; (viii) penambahan jumlah enumerator; (ix) mengadakan Kartu Pembudidaya atau AQUACARD sebagai alat untuk melakukan penelusuran data sekaligus database yang lengkap sebagai dasar untuk melakukan survei bagi petugas enumerator; (x) 120

132 Survailan, pembinaan serta evaluasi data survailan penyakit ikan; dan (xi) Pengambilan dan pengujian sampel d Hambatan dalam Pencapaian Sasaran Strategis 4 dan Upaya yang akan Dilakukan Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 4 adalah : (i) belum tersusunnya survei terkait indeks efektivitas kebijakan bidang perikanan budidaya; (ii) masih kurangnya koordinasi dengan stakeholder terkait dalam melakukan penyusunan dokumen draft peraturan perundang-undangan; dan (ii) masih rendahnya penerapan aturan serta kebijakan oleh masyarakat Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja tersebut antara lain : (i) menyiapkan kegiatan survei dan menyusun draft terkait indeks efektivitas kebijakan pemerintah bidang perikanan budidaya dengan menyusun draft kuesioner dengan target sasaran stakeholder perikanan budidaya; (ii) berkoordinasi dengan stakeholder terkait dapat terlibat dalam proses penyusunan kebijakan perikanan budidaya; dan (iii) melakukan sosialisasi intensif kepada seluruh stakeholders di daerah dan masyarakat e Hambatan dalam Pencapaian Sasaran Strategis 5 dan Upaya yang akan Dilakukan Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 5, yaitu : (i) permasalahan teknis dalam mendapatkan bahan baku dalam pembuatan pakan mandiri; (ii) masih kurangnya kesadaran pokdakan mengenai keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh dalam memproduksi pakan secara mandiri; (iii) masih kurangnya peralatan yang digunakan dalam pembuatan pakan ikan oleh kelompok pembuat pakan ikan mandiri; (iv) belum terinventasirnya database pelaku usaha bahan baku dan jenis bahan lokal potensi bahan baku di setiap wilayah/daerah; (v) kurangnya tenaga auditor; (vi) ketersediaan bahan baku lokal secara kontinu masih terbatas; (vii) masih rendahnya pengetahuan kelompok akan formulasi pakan yang sesuai dengan kebutuhan; (viii) lokasi sumber bahan baku pakan ikan yang jauh dari kegiatan budidaya ikan air tawar sehingga dapat menjadi hambatan dalam produksi pakan ikan mandiri; (viii) kesulitan dalam melakukan koordinasi dengan Dinas Kabupaten/Kota terkait pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan; (ix) waktu perekayasaan yang cukup lama untuk suatu teknologi, mulai dari persiapan hingga hasil akhir perekayasaan; dan (x) masih banyak kelompok/pokdakan belum memiliki badan hukum sebagaimana dipersyaratkan dan masih dalam proses pengurusan badan hukum Upaya yang akan dilakukan adalah : (i) melakukan komunikasi, koordinasi dan kerjasama dengan Dinas Kabupaten/Kota untuk mempercepat proses identifikasi dan verifikasi terhadap data calon lokasi dan calon penerima paket bantuan; (ii) melakukan koordinasi dengan lintas sektoral terkait pemberian paket bantuan; (iii) melakukan penilaian sertifikasi terhadap unit-unit pembenihan yang telah mengajukan permohonan sertifikasi; (iv) memprioritaskan survailan terhadap unit-unit yang sudah habis masa berlakunya atau yang akan habis; (v) meningkatkan kapasitas auditor dan sekretariat sertifikasi CBIB maupun CPIB dan lebih memberdayakan auditor di UPT dan daerah; (vi) melaksanakan kegiatan penilaian sertifikasi CBIB dan pengawasan pada unit pembudidayaan ikan yang akan habis masa berlaku sertifikatnya (perpanjangan); dan (vii) mempersiapkan lebih dini materi maupun peralatan dalam rangka melakukan perekayasaan dan melaksanakan sesuai jadwal yang telah ditentukan 121

133 f Hambatan dalam Pencapaian Sasaran Strategis 6 dan Upaya yang akan Dilakukan Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 6, yaitu : (i) masih sulitnya pengumpulan data perizinan usaha perikanan budidaya di daerah karena Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi maupun Dinas yang membidangi kelautan dan perikanan di Kabupaten/Kota belum melakukan pelaporan secara berkala kepada Pusat; (ii) kurangnya penyebaran informasi terkait peraturan dan kebijakan terhadap pelaku usaha/produsen pakan ikan mengenai pendaftaran pakan ikan/bahan baku pakan ikan; (iii) masih terbatasnya pelayanan pendaftaran pakan ikan; (iv) masih terbatasnya kualitas SDM terkait pelayanan pendaftaran pakan ikan dan pengambilan sampel uji mutu pakan dan pengawas lapang; (v) kurangnya sosialisasi peraturan dan kebijakan terhadap pelaku usaha/produsen pakan ikan yang belum memiliki ijin; dan (vi) masih kurang optimalnya pelayanan pendaftaran pakan ikan Strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pencapaian SS 6 adalah : (i) menghimbau dan memonitoring secara berkala terkait pelaporan data perizinan usaha perikanan budidaya di daerah; (ii) meningkatkan pelayanan dan mempercepat pengurusan pendaftaran pakan ikan; (iii) melakukan supervisi izin penyediaan obat ikan dan pembinaan pemantauan obat ikan; (iv) melakukan supervisi, pembinaan dan monev pengawasan mutu pakan; (v) pembahasan hasil uji mutu pakan; (vi) survei layanan publik; (vii) mensosialisasikan peraturan dan kebijakan terhadap pelaku usaha/produsen pakan ikan mengenai pendaftaran pakan ikan/bahan baku pakan ikan; (viii) meningkatkan koordinasi antar stakeholder untuk mendapatkan data dan informasi yang lebih tepat dan akurat serta penyamaan persepsi antara stakeholder terkait peraturan dan kebijakan yang berlaku; (ix) meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam melaksanakan tugas baik pada saat pelayanan pendaftaran, pengambilan sampel untuk uji mutu pakan dan pengawasan di lapangan; dan (x) mempercepat pelayanan pendaftaran melalui sistem aplikasi online g Hambatan dalam Pencapaian Sasaran Strategis 7 dan Upaya yang akan Dilakukan Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 7 : (i) masih terdapat beberapa pegawai yang belum disiplin dalam hal jam kerja; (ii) belum tertibnya pengisian SKP; dan (iii) masih rendahnya tingkat kepatuhan dalam menyampaikan LHKPN/LHKASN Upaya yang akan dilakukan untuk mendukung capaian SS7 adalah : (i) memberikan punishment berupa surat teguran dan potongan tunjangan kinerja kepada para pegawai yang indisipliner; (ii) memberikan himbauan kepada seluruh pegawai untuk melakukan pengisian SKP; dan (iii) melakukan himbauan kepada penyelenggara negara maupun pegawai negeri sipil untuk menyampaikan LHKPN/LHKASN h Hambatan dalam Pencapaian Sasaran Strategis 8 dan Upaya yang akan Dilakukan Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 8 : adalah tools terkait penghitungan IKU persentase manajemen pengetahuan yang terstandar belum tersosialisasikan dengan baik Upaya yang dilakukan untuk pencapaian SS8 ini adalah melakukan sosialisasi internal di lingkup eselon I KKP kepada seluruh pejabat di unit kerja masing-masing 122

134 i Hambatan dalam Pencapaian Sasaran Strategis 9 dan Upaya yang akan Dilakukan Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 9 : (i) penerapan RB belum dilakukan maksimal; dan (ii) masih kurangnya kualitas pelayanan publik Beberapa upaya yang telah dilakukan adalah : (i) melakukan dokumentasi kegiatan pendukung program reformasi birokrasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2016; (ii) melakukan koordinasi mengenai rencana aksi dan realisasi pelaksanaan reformasi birokrasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2016; (iii) melakukan kegiatan penataan organisasi dengan membuat usulan struktur organisasi DJPB yang baru; dan (iv) meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui pelayanan satu atap j Hambatan dalam Pencapaian Sasaran Strategis 10 dan Upaya yang akan Dilakukan Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 10 adalah : (i) kurangnya tingkat kepatuhan satker di lingkup Ditjen Perikanan Budidaya dalam pengisian capaian output pada aplikasi SMART Kemenkeu; (ii) Pemahaman petugas administrasi keuangan terhadap pengelolaan keuangan masih kurang, terutama pada beberapa satker TP kabupaten/kota yang masih baru; (iii) Pergantian pejabat (kepemimpinan) dan pelaksana kegiatan, dan (iv) seringnya terjadi penggantian personal operator SAIBA dan SIMAK-BMN sehingga pengiriman data keuangan dan barang dari satker Lingkup Ditjen Perikanan Budidaya ke mengalami keterlambatan penyampaian laporan keuangan dan barang; Upaya yang dilakukan antara lain : (i) melakukan himbauan kepada satker untuk melakukan pengisian aplikasi SMART Kemenkeu setiap bulan; (ii) melakukan teguran kepada satker berupa peringatan terhadap satker yang kurang aktif berpartisipasi dalam pengisian aplikasi SMART Kemenkeu; (iii) meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan unit kerja terkait untuk mendorong percepatan revisi DIPA dan RKAKL (satker internal DJPB, Ditjen Anggaran, Kanwil Perbendaharaan); (iv) meningkatkan koordinasi dan komunikasi dengan LKPP dalam rangka percepatan proses e-catalogue; dan (iv) percepatan kegiatan lelang dan kegiatan lain pendukung IKK 123

135 LAMPIRAN 124

136 Lampiran 1 Rencana Kerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2016 (Sebelum Penambahan Anggaran APBN-P Tahun 2016) 125

137 Lanjutan 126

138 127

139 Lanjutan 128

140 Lanjutan 129

141 Lampiran 2 Rekapitulasi Capaian IKU 17 Jumlah Kawasan Kebun Bibit Rumput Laut sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 No Lokasi Sentra Kebun Bibit Rumput Laut Kabupaten Nama Kelompok Alamat 1 Jawa Timur Banyuwangi Lautan Subur Dsn Krajan RT 003 RW 001, Ds Wongsorejo, Kec Wongsorejo Banyuwangi Rambo Dsn Krajan 1 RT 003 RW 001, Ds Alas bulu, Kec Wongsorejo Banyuwangi Rukun Famili Dsn Kebunrejo RT 002 RW 001, Ds Alasrejo, Kec Wongsorejo Banyuwangi Bahari Lestari Dsn Krajan RT 04 RW 02, Ds Sumberkencono, Kec Wongsoerjo 2 NTB Sumbawa Barat Budi Luhur RT 06 RW 03 Dusun Daya Makmur Desa Kokarlian Kec Poto Tano Bintang Laut RT 06 RW 03 Dusun Daya Makmur Desa Kokarlian Kec Poto Tano Sagena Sejahtera RT 08 RW 04 Dusun Sagena Desa Kiantar Kec Poto Tano Samudera Indah RT 13 RW 07 Dusun Sagena Desa Kiantar Kec Poto Tano Gemilang RT 09 RW 04 Dusun Labuhan Desa Kertasari Kec Taliwang Jumlah yang Diterima (Kawasan) Jumlah Unit Sinar Pagi RT 02 RW 01 Dusun Kertasari Desa Kertasari Kec Taliwang 5 3 NTB Kota Bima So Ati Kelurahan Kolo Kecamatan Asakota Kota Bima Toro Nanga Kolo Kelurahan Kolo Kecamatan Asakota Kota Bima 4 Sulawesi Tenggara Kab Muna Toroh Bunging Desa Tapi-tapi, Kec Marobo Katagaha Desa Marorbo Kec Marobo Wanggengge Desa Marorbo, Kec Marobo Dermaga Jaya Desa Tapi-tapi, Kec Marobo Bahari Desa Marorbo Kec Marobo Agar Subur Desa Wapuale, Kec Parigi Wapuale Mandiri Desa Wapuale, Kec Parigi Agar Sejahtera Desa Kawite-wite Kec Kabawo

142 No Lokasi Sentra Kebun Bibit Rumput Laut Kabupaten Nama Kelompok Alamat Laskar Hijau Desa Kawite-wite, Kec Kabawo 5 Sulawesi Tenggara Kab Bombana Mitra Laut Desa Lemo, kec Poleang Tenggara Mitra Nelayan Desa Lemo, kec Poleang Tenggara Bunga Mawar Desa Lemo, kec Poleang Tenggara Bahari Lemo Desa Lemo, kec Poleang Tenggara Cahaya Bahari Desa Terapung, Kec Poleang Tenggara Bunga Laut Desa Terapung, Kec Poleang Tenggara Midar Jaya Desa Terapung, Kec Poleang Tenggara Membangun Desa Larete, Kec Bangsa Poleang Tenggara Samudra Biru Desa Larete, Kec Poleang Tenggara Karya Mandiri Desa Larete, Kec Poleang Tenggara Sama Turu Desa Batu Putih, Kec Poleang Selatan Rumput Biru Desa Waemputtang, Kec Poleang Selatan Tanjung Beropa 2 Desa Waemputtang, Kec Poleang Selatan Tanjung Beropa Desa Waemputtang, Kec Poleang Selatan Sejahtera Desa Batu Putih, Kec Poleang Selatan Tanjung Kessi Desa Waemputtang, Kec Poleang Selatan Nelayan Emas Desa Laea, Kec Poleang Selatan Sabar Menanti Desa Laea, Kec Poleang Selatan Boasing Pantai Desa Laea, Kec Poleang Selatan Kali Baru Timur Desa Kali Baru, Kec Poleang Selatan Usaha Baru Pesisir Desa Bambaea, Kec Poleang Timur Duppa Matae Desa Bambaea, Kec Poleang Timur Sipammase Desa Bambaea, Kec Poleang Timur Bunga Mawar Desa Bambaea, Kec Poleang Timur Kuda Laut Desa Bambaea, Kec Poleang Timur Bintang Laut Desa Bambaea, Kec Poleang Timur Babana Indah Desa Bambaea, Kec Poleang Timur Anugrah Bahari Desa Puulemo, Kec Poleang Timur Sumpang Salo Desa Puulemo, Kec Poleang Timur Sumpang Salo 2 Desa Puulemo, Kec Poleang Timur Jumlah yang Diterima (Kawasan) Jumlah Unit

143 No Lokasi Sentra Kebun Bibit Rumput Laut Kabupaten Nama Kelompok Alamat 6 Sulawesi Selatan Wajo Budiman Karang Alawi-Lawinge Kel Akkajeng Kec Sajoanging Jumlah yang Diterima (Kawasan) Jumlah Unit 1 10 Cahaya Labuleng Salobulu Karang Lebbae Kel Akkajeng Kec Sajoanging Tokke-Tokke Kel Siwa Kec Pitumpanua Sulawesi Selatan Barru TUNAS KATONIK Kel Tanete, Kec 1 10 Tanete Rilau LAUT HARAPAN Desa Corawali, Kec 1 10 Tanete Rialu SIPAKEDOE Kel Takkalasi, Kec 1 10 Balusu 8 Sulawesi Selatan Bone Pokdakan Biru Laut Desa Labotto, Kec 1 10 Cenrana Pokdakan Salokae Desa Lamuru, Kec 1 10 Tellu Siattinge Pokdakan Desa Bulie Kec 1 10 Massangkae Sibulue 9 Sulawesi Selatan Luwu KSU Sedaya Desa Tawondu, Kec 1 10 Makmur Suli KSU Matarang Wali Desa Mario, Kec 1 10 Ponrang KOPTAN Sumber Desa Lare-Lare, Kec 1 10 Katonik Bua 10 Sulawesi Tenggara Kolaka Harapan Jaya Desa Towua Kec 1 10 Wundulako Bina Baru Kel Mangolo Kec 1 10 Latambaga Cinta Bahari Desa Muara Lapao-Pao 1 10 Kec Wolo 11 Papua Barat Kaimana Eljen Kamp Marsi 1 5 Laminaria Kamp Marsi 4 Efata Kamp Marsi 3 Somu 1 Kamp Foroma Jaya 1 4 Somu 2 Kamp Foroma Jaya 4 JUMLAH

144 Lampiran 3 Rekapitulasi Capaian IKU 23 Jumlah Penyiapan Sertifikasi Hak Atas Tanah Pembudidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 NO PROVINSI KAB/KOTA KUOTA DAFTAR NOMINATIF DI DJPB 1 ACEH Aceh Selatan Bireuen Aceh Timur Gayo Lues Pidie Pidie Jaya Aceh Besar Aceh Tamiang Aceh Utara TOTAL SUMATERA UTARA Serdang Bedagai Asahan Langkat 50 Batubara TOTAL SUMATERA BARAT Lima Puluh Kota Pasaman Barat Pesisir Selatan Tanah Datar Padang Pariaman Solok Selatan Sijunjung Pasaman Agam TOTAL RIAU Kampar Kuantan Singingi Siak Pelalawan Bengkalis 15 TOTAL BENGKULU Kaur 0 50 Kota Bengkulu 0 16 Bengkulu Tengah 0 41 TOTAL JAMBI Muaro Jambi Batanghari Tebo Kerinci

145 NO PROVINSI KAB/KOTA KUOTA DAFTAR NOMINATIF DI DJPB TOTAL SUMATERA SELATAN Ogan Ilir Musi Banyuasin Ogan Komering Ilir TOTAL BANGKA BELITUNG Bangka Selatan Bangka Barat Bangka Belitung Timur TOTAL LAMPUNG Lampung Barat Lampung Selatan Lampung Tengah Lampung Timur Lampung Utara Pesawaran Pringsewu Mesuji Way Kanan Tanggamus TOTAL BANTEN Tangerang Serang Pandeglang Lebak TOTAL JAWA BARAT Bogor Indramayu Bandung Cirebon Karawang Subang Tasikmalaya Bandung Barat Cianjur Garut Purwakarta Ciamis Kota Banjar TOTAL

146 NO PROVINSI KAB/KOTA KUOTA DAFTAR NOMINATIF DI DJPB 12 JAWA TENGAH Kota Pekalongan Demak Brebes Rembang Pekalongan Banyumas Pati Jepara Pemalang Batang Karanganyar 50 9 Magelang Temanggung Banjarnegara Purworejo Kebumen Cilacap Klaten 50 4 Sragen TOTAL DI YOGYAKARTA Gunung kidul Kulon Progo Sleman TOTAL JAWA TIMUR Pasuruan Pamekasan Tuban Lamongan Sumenep Pacitan Bangkalan Gresik Sidoarjo Probolinggo Kediri Blitar Madiun Ponorogo Tulungagung Banyuwangi TOTAL

147 NO PROVINSI KAB/KOTA KUOTA DAFTAR NOMINATIF DI DJPB 15 NUSA TENGGARA BARAT Sumbawa Lombok Timur Kota Bima Lombok Utara Lombok Barat Kab Bima TOTAL NUSA TENGGARA TIMUR Timor Tengah Utara TOTAL KALIMANTAN BARAT Sambas Ketapang TOTAL KALIMANTAN TENGAH Kapuas Kota Waringin Barat TOTAL KALIMANTAN SELATAN Banjar Hulu Sungai Utara Barito Kuala TOTAL KALIMANTAN TIMUR Berau Panajam Paser Utara Kutai Kertanegara TOTAL KALIMANTAN UTARA Tarakan Tanah Tidung Nunukan Malinau TOTAL SULAWESI UTARA Minahasa Tenggara Minahasa Utara 50 Minahasa Selatan Minahasa Bolaang Mongondow Bolaang Mongondow Utara Bolaang Mongondow Timur TOTAL SULAWESI TENGAH Parigi Moutong Morowali Donggala Tojo Una Una Poso

148 NO PROVINSI KAB/KOTA KUOTA DAFTAR NOMINATIF DI DJPB Toli Toli TOTAL SULAWESI BARAT Mamuju Mamuju Tengah Polewali Mandar Majene TOTAL SULAWESI SELATAN Pangkep Bone Bulukumba Luwu Utara Sinjai Barru Luwu timur Luwu Gowa TOTAL GORONTALO Gorontalo Utara Boalemo 50 TOTAL SULAWESI TENGGARA Bombana Muna Konawe Selatan Konawe Utara Muna Barat Konawe Kolaka TOTAL TOTAL KESELURUHAN

149 Lampiran 4 Rekapitulasi Capaian IKU 27 Jumlah Bantuan Sarana Minapadi sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 Alamat No Kab/Kota No Nama Pokdakan Desa Kecamatan Komoditas Paket Realisasi A Aceh 1 Aceh Besar 1 Semangat Utama Gampong Cot Suruy Kec Ingin Jaya Nila 5 5 B Sumatera Utara 2 Deli Serdang 2 Mekar Pasar Kawat Desa Karang Anyer Kec Beringin Nila 5 3 Serdang Bedagai 3 Gapoktan Tani Makmur Kel Tualang Lingkungan Kec Perbaungan Nila 5 5 C Sumatera Barat 4 Pasaman 4 Maju Basamo Jorong IV Beringin Kec Rao Mas Kota 5 Masyarakat Pemberantas Kemiskinan (MPK) 6 Baruah Sungai Kunyiang Nagari VII Koto Talago Nagari VII Koto Talago Kec Guguak Mas 5 Kec Guguak Mas 5 6 Agam 7 Baduri Nagari Koto Tangah Kec Tilatang Kamang Mas Tunas Muda Nagari Koto Tangah Kec Tilatang Kamang Mas 5 D Lampung 7 Pringsewu 9 Mina Raharja Desa Sukoharjo Kec Sukoharjo Nila 5 5 E Jawa Barat 8 Garut 10 Usaha Bersama Desa Karangsari Kec Karangpawitan Mas 5 5 F Jawa Tengah 9 Banjarnegara 11 Margorejo Ds Lengkong Kec Rakit Nila 5 12 Sri Rahayu Ds Mertasari Kec Purwonegoro Nila 5 13 Ngudi Lestari Ds Kutayasa Kec Bawang Nila 5 G Jawa Timur 10 Kota Pasuruan 14 Jemaris Mitra Manunggal Kel Kebonagung Kec Purworejo Nila 5 15 Tani Makmur Kel Bakalan Kec Bugul Kidul Nila 5 11 Kab Malang 16 Lawangsari II Desa Kluwut Kec Wonosari Nila 5 H DIY 12 Sleman 17 Mina Makmur Desa Margodadi Kec Seyegan Nila

150 No Kab/Kota No Nama Pokdakan Alamat Komoditas Paket Realisasi 18 Sidodadi Desa Margoluwih Kec Seyegan Nila 5 I Papua 13 Merauke 19 Kijang Kampung Wonorejo Distrik Kurik Nila 2 20 Solata Kampung Ivimahad Kampung Ivimahad Nila 3 Jumlah

151 Lampiran 5 Rekapitulasi Capaian IKU 28 Jumlah Bantuan Sarana Budidaya Teknologi Biofloc sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 No Prov No Kab/Kota No Nama Pokdakan Paket A BPBAT Mandiangin 1 Kalimantan Timur 1 Balikpapan 1 Karya Mandiri 1 2 Clarias 1 2 Bali 2 Tabanan 3 Lele Mandiri Banyu Pinaruh 1 4 Mina Tunjung Sari 1 B BLUPPB Karawang 3 Jawa Tengah 3 Semarang 5 Karya Mina Sejahtera Bersama 2 4 DI Yogyakarta 4 Bantul 6 Tunas Muda Peduli 2 5 Jawa Timur 5 Malang 7 Mulyorejo 1 6 Kota Malang 8 Mina Putri Kendedes 1 C BPBAT Jambi 6 Jambi 7 Muaro Jambi 9 Kaslamta 1 8 Kota Jambi 10 Jaya Bersama 1 7 Sumatera Selatan 9 Muara Enim 11 Cah Angon 1 8 Riau 10 Kota Pekanbaru 12 Pasir Mas 1 13 Tuah Lestari Rumbai 1 D BPBAT Tatelu 9 Sulawesi Utara 11 Kota Manado 14 KSU Tobo Mapalus 2 12 Minahasa Utara 15 KSU Karunia 1 10 Gorontalo 13 Boalemo 16 KSU Makmur Bersama Kapet 1 17 Air Kehidupan 1 18 Lele Kehidupan 1 19 Rukun Makmur 1 20 Suryalin Jaya 1 21 Berkah 1 Total

152 Lampiran 6 Rekapitulasi Capaian IKU 29 Jumlah Bantuan Sarana Budidaya Kekerangan sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 No Prov/Kab/ Kota No Nama Pokdakan Desa Alamat Kecamatan A Jawa Barat 1 Cirebon 1 Berkah Bahari Desa Losari Kec Tawangsari Kerang Darah 2 Mina Pasetan Desa Gunung Kec Grogol Kerang Jati Darah 3 Sambung Desa Kec Karangreja Kerang Mina Jaya Suranenggala Darah 4 Mina Lestari Desa Kapetakan Kec Pegagan Lor Kerang 5 Budidaya Ikan Buaran Desa Suranenggala Kec Suranenggala Lor Komoditas Paket Realisasi Darah Kerang Darah B Jawa Tengah 2 Brebes 6 Mangrove Sari Ds Kaliwlingi Kec Brebes Kerang Darah Tirang Jaya I Ds Kaliwlingi Kec Brebes Kerang Darah Vanname Pandan Jaya Ds Kaliwlingi Kec Brebes Kerang Darah 2 2 C Banten 9 Karang Taruna Kusuma Samudera II Ds Kaliwlingi Kec Brebes Kerang Darah 10 Hijau Muda Ds Kaliwlingi Kec Brebes Kerang Darah Pandeglang 11 Laut Bahari Ds Panimbang Jaya Kec Panimbang Kerang Hijau Kerang Indah Ds Panimbang Jaya Kec Panimbang Kerang Hijau 3 13 Laut Biru Ds Panimbang Jaya Kec Panimbang Kerang Hijau 3 D Lampung 4 Kota Bandar Lampung 14 Sinar Harapan Kota Karang Raya Teluk Betung Timur Kerang Hijau Sinar Harapan Tangguh Kota Karang Raya Teluk Betung Timur Kerang Hijau 3 5 Pesawaran 16 Mitra Mina Bahari Desa Sukajaya Lempasing Kec Teluk Pandan Kerang Hijau Bintang Laut Sejahtera Desa Sukajaya Lempasing Kec Teluk Pandan Kerang Hijau 4 2 E Babel 6 Bangka Barat 18 Tanjung Punai Berseri Dusun Yanjung Punai Kec Muntok Kerang Darah 3 19 Anugerah Ds Belo Laut Kec Muntok Kerang Darah 2 20 Sukal Berkah 3 Ds Belo Laut Kec Muntok Kerang Darah 2 141

153 No F Jambi Prov/Kab/ Kota No Nama Pokdakan Alamat Komoditas Paket Realisasi 7 Tj Jabung Timur G Sumatera Utara 21 Karya Baru Ds Simbur Naik Kec Sabak Kerang Darah 2 8 Kota Medan 22 Doa Ibu Kel Labuhan Deli Kec Medan Marelang 23 Kerang Kel Belawan Kec Medan Sejahtera Bahagia Belawan 24 Kepiting Kel Belawan Kec Medan Makmur Bahagia Belawan 25 Rejeki Kerang Kel Belawan I Kec Medan Belawan 26 KUB Tunas Kel Belawan Kec Medan Baru Sicanang Belawan 27 KUB Kerang Kel Belawan Kec Medan Hasil Laut Bahagia Belawan Kerang Darah Kerang Darah Kerang Darah Kerang Darah Kerang Darah Kerang Darah 2 3 Total

154 Lampiran 7 Rekapitulasi Capaian IKU 30 Jumlah Bantuan Excavator sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 No Provinsi Kabupaten / Kota Unit 1 Aceh Aceh Besar 1 Aceh Selatan 1 2 Sumatera Utara Humbalang Hasundutan 1 Langkat 1 3 Sumatera Barat Pasaman Barat 1 4 Riau Kampar 1 5 Jambi 1 6 Lampung Lampung Utara 1 7 Jawa barat Indramayu 1 Pangandaran 2 8 Jawa Tengah Kebumen 1 Pemalang 1 9 Jawa Timur Pati 1 Gresik 1 Lamongan 1 10 Kalimantan Tengah Kota Waringin Timur 1 Seruyan 1 11 Kalimantan Utara Ko Tarakan 1 12 Nusa Tenggara Barat Sumbawa 1 13 Nusa Tenggara Timur Dompu 1 Malaka 1 14 Gorontalo 1 15 Sulawesi Selatan Selayar 1 Wajo 1 Luwu 1 16 Sulawesi Tengah Toli-toli 1 Morowali 1 17 Sulawesi Tenggara Kolaka Utara 1 18 Papua Merauke 1 TOTAL

155 Lampiran 8 Rekapitulasi Capaian IKU 31 Jumlah Bantuan Keramba Jaring Apung sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 No Provinsi Provinsi/Kabupaten/ Kota 1 Provinsi Aceh 2 2 Kab Pidie 5 Unit Nama Kelompok Alamat Kelompok Kelompok Usaha Hasil Samudera (2 unit) Sinar Maju ( Kerapu ) - 3 unit Ingin Jaya ( Kerapu ) - 2 unit 1 2 Kelompok Sirat 1 Jl Chik Dipeneung 8 No 12 Desa Pusong, Kecamatan Tanjong, Kabupaten Pidie Desa Pusong, Kecamatan Tanjong, Kabupaten Pidie Jl Perikanan, Desa Pulau Basuk 3 Kab Aceh Singkil 5 Kelompok Putra Aceh 2 Pulau Banyak 1 Aceh 4 Kab Aceh Barat Daya 5 Kota Sabang 3 5 Kelompok Sosial Nelayan Bersama Sepakat (Kerapu Kakap) Udep Sare (Kerapu Kakap) Bina Bersama (Kerapu Kakap) Soka Lamda (Kerapu Kakap) Bina Mandiri (Kerapu Kakap) Mina Bahari Anak Sungai (1 unit) Pulau Banyak Gampong Ladang, Dusun Kuala Tengah, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya Gampong Geulima Jaya Kuala Batu, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya Gampong Lama Tuha, Dusun Lama Muda, Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya Gampong Lama Tuha, Dusun Lama Muda, Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya Gampong Lama Tuha, Dusun Lama Muda, Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya By Pass Sabang Kelurahan/ Desa Mon Geudong, Kecamatan Banda Sakti 6 Kota Lhokseumawe 3 Membangun (1 unit) Mutiara Krueng Cunda (1 unit) 2 3 Kelurahan/Desa Batuphat Timur, Kecamatan Muara Satu Kelurahan/ Desa Mon Geudong, Kecamatan Banda Sakti 7 Kab Aceh Jaya 3 Kembang Laut (3 unit) Desa Pulo Raya, Kecamatan Sampoiniet, Kabupaten Aceh Jaya 144

156 No 2 3 Provinsi Sumater a Utara Sumater a Barat Provinsi/Kabupaten/ Kota 8 Kab Simeulue 6 9 Kota Sibolga 3 10 Kota Medan 4 11 Kota Pariaman 3 12 Kab Pasaman Barat Unit Nama Kelompok Alamat Kelompok 4 KJA Janang (1 unit) KJA Kerapu Tiger (1 unit) KJA Bawal Putih (1 unit) KJA Camar Putih (1 unit) KJA Lobster (1 unit) KJA Gerpuh (1 unit) Pokdakan Sumber Maju (1 unit) Pokdakan Lahan Bahari (1 unit) Pokdakan Sinar Laut (1 unit) Amanah (1 unit) Makmur Sentosa (1 unit) UPT Bidang Perikanan (2 unit) Dikelola Oleh Dinas tidak ada kelompok penerima Pokdakan Family (1 unit) Pokdakan Kalayau (1 unit) Desa Sambay, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh Desa Sambay, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh Desa Sambay, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh Desa Sambay, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh Desa Sambay, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh Desa Sambay, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh Jl Oswal Siahaan, Kelurahan Sibolga Ilir, Jam Berlian, Kota Sibolga Jl Oswal Siahaan, Gang Perak Kelurahan Sibolga Ilir, Kota Sibolga Jl Oswal Siahaan Gang Perak No 16 Kelurahan Sibolga Ilir, Kota Sibolga Kelurahan Blw Sicanang Kelurahan Nelayan Indah Pantai Gandoriah, Kota Pariaman Jorong Padang Halaban, Nagari Sasak, Kecamatan Sasak Ranah, Kabupaten Pasaman Barat Jorong Padang Halaban, Nagari Sasak, Kecamatan Sasak Ranah Pasisie, Kabupaten Pasaman Barat 145

157 No Provinsi Provinsi/Kabupaten/ Kota 13 Kab Pesisir Selatan Unit Nama Kelompok Alamat Kelompok 4 Pokdakan Saiyo I (1 unit) Pokdakan KUPP Mandiri (1 unit) Maju Bersama ( 2 unit ) Usaha Mandiri ( 2 unit ) Jorong Pasa Lamo, Nagari Sasak, Kecamatan Sasak Ranah Pasisie, Kabupaten Pasaman Barat Jorong Padang Halaban, Nagari Sasak, Kecamatan Sasak Ranah Pasisie, Kabupaten Pasaman Barat Kampung Sungai Nipah, Nagari Painan Selatan Painan, Kecamatan IV Jurai Kampung Dalam, Nagari Mandeh, Kecamatan Koto XI Tarusan 14 Kab Kepulauan Meranti 5 Kelompok Cemerlang Desa Lemang, Kec Rasang Barat Kelompok Camar Desa Insit 4 Riau 5 Kepulau an Riau 15 Kab Kampar 7 16 Kota Tanjung Pinang 4 Bendungan Jaya ( 1 unit) Koperasi Congkiong Makmur Mandiri (1 unit) Merangin 3 (5 unit) Koperasi Perikanan Usaha Bersama Koperasi Perikanan Budi Mulya 17 Kab Bintan 4 Harapan Mina Bintan (4 Unit) 1 2 Hidayah (1 unit) 1 PLTA Koto Panjang, Desa Pulau Gadang, Kelurahan Desa Sipungguk ( 2 unit ) Desa Merangin (5 unit) Jl Bunga Raya Kp Madong RT01/RW05 Kelurahan Kampung Bugis, Kecamatan Tanjung Pinang, Kota Tanjung Pinang, Provinsi Kepulauan Riau Desa Pangkil, Kecamatan Teluk Bintan, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau Pulau Sembur, Kelurahan Galang Baru, Kecamatan Galang 18 Kota Batam 4 Karya Jaya (1 unit) 2 Kerapu Merah (1 unit) 3 Pulau Panjang Sijantung, Kelurahan Sijantung, Kecamatan Galang Pulau Panjang Sijantung, Kelurahan Sijantung, Kecamatan Galang 146

158 No 6 Provinsi Bengkul u Provinsi/Kabupaten/ Kota 19 Kab Karimun 4 20 Kab Bengkulu 3 21 Kab Kaur 1 Unit Nama Kelompok Alamat Kelompok Bangkit Bersama (1 unit) 4 Pokdakan Sandam Jaya ( 4 unit ) Cahaya Baru (3 unit) UPTD BBI Kabupaten Kaur (1 unit) Pulau Panjang Sijantung, Kelurahan Sijantung, Kecamatan Galang Dusun Sandam RT02/RW03 Desa Sembang, Kecamatan Durai, Kabupaten Karimun Pulau Tikus, Kota Bengkulu UPTD BBI, Desa Sukutiga, Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur 7 Sumater a Selatan 22 Kota Palembang 4 23 Kab Belitung 6 Albarokah 1 (1 unit) Albarokah 2 (1 unit) Mitra III (1 unit) Mitra 1 (1 unit) Pokdakan Bintang Bahari (1 unit) Pokdakan Teratai Putih (1 unit) Pokdakan Putra Pantai (1 unit) Pokdakan Usaha Baru (1 unit) Pokdakan Betangan (1 unit) Jl Kadir Tkr RT 33 RWO7 Kelurahan Karang Anyar, Kecamatan Gandus, Kota Palembang Pulau Kemarau RT17 RW03 Kelurahan 17 Ilir, Kecamatan Ilir Timur II Kota Palembang Jl Kaumambang, Desa Tg Rusa Jl Kalimambang, Tg Rusa Jl Padang Pasir, Tg, Rusa, Membalong Jl Kalimambang, Tg Rusa Desa Lassar, Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung 8 Bangka Belitung Kab Bangka Barat Kab Bangka Selatan 5 3 Pokdakan Cahaya Betangan (1 unit) Putra Samudra (5 unit) Pokdakan Kerapu Lestari (1 unit) Pokdakan Dilaut Kita Berjaya (1 unit) Pokdakan Kerapu Macan (1 unit) Desa Lassar, Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung Desa Bakit, Kecamatan Parit Tiga, Kabupaten Bangka Barat Dusun Pulau Tinggi, Kecamatan Lepar Pongok, Kabupaten Bangka Selatan Dusun Pulau Tinggi, Kecamatan Lepar Pongok, Kabupaten Bangka Selatan Dusun Celagen, Kecamatan Kepulauan Pongok, Kabupaten Bangka Selatan 147

159 No 9 Provinsi Jawa Tengah Provinsi/Kabupaten/ Kota 26 Kab Boyolali 1 Unit Nama Kelompok Alamat Kelompok Dobro Bulu Desa Wanoharjo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali 10 Jawa Timur 27 Kab Bangkalan 4 Pokdakan Setia Usaha Pokdakan Usaha Makmur Pokdakan Sukses Makmur Pokdakan Bolo 8 Citalalopis Kelurahan Mlajah, Kecamatan Bangkalan Desa Lembung Paseser, Kecamatan Sepulu Desa Mertajasah, Kecamatan Bangkalan Desa Sukolilo Barat, Kecamatan Labang Dusun Mentaba, Desa Nangka Kalis, Kec Kalis, Kab Kapuas Hulu 28 Kab Kapuas Hulu 5 Citalalopis 2 Dusun Mentaba, Desa Nangka Kalis, Kec Kalis, Kab Kapuas Hulu Kalimant an Barat Kalimant an Tengah Sulawesi Utara 29 Kab Ketapang 5 30 Kab Sambas Kab Kotawaringin Timur Kab Minahasa Tenggara 4 5 Lobster Jaya Renjong Jaya Fajar Lestari Karya Bersama Selimpai Koperasi Nelayan Paloh Jaya Kandan ( 2 unit ) Berdikari ( 2 unit ) Bintang Timur Lembah Milingkawok Mawini Pantai Selatan Dusun Pulau Bawal, Desa Kendawangan Kiri, Kecamatan Kendawangan, Kab Ketapang Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas Desa Sebubus, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas BBI, Kecamatan Sambas Jl Kartini RT01 RW01, Desa Kandan, Kecamatan Kotabesi Jl H Abu Bakar, Desa Hanjalipan Desa Towuntu Timur, Kecamatan Pasan Desa Liwutung, Kecamatan Pasan Kelurahan Wawali Pasan, Kecamatan Pasan Desa Basaan Satu, Kecamatan Ratatotok 148

160 No Provinsi Provinsi/Kabupaten/ Kota 33 Kab Bolaang Mongondow Timur Unit Nama Kelompok Alamat Kelompok 4 Karya Bahari Mutiara (1 unit) Pemuda Lestari Laut (1 unit) Tanjung Loyow (1 unit) Tanjung Jiko (1 unit) Bahari (1 unit) Desa Basaan Satu, Kecamatan Ratatotok Desa Bulawan, Kecamatan Kotabunan Desa Kotabunan, Kecamatan Kotabunan Desa Loyow, Kecamatan Nuangan Desa Jiko Molobog, Kecamatan Nuangan Desa Boyangtongo, Kecamatan Parigi Selatan 34 Kab Parigi Moutong 3 Keramba Jaya (1 unit) 2 Desa Tibu, Kecamatan Tinombo Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Barat 35 Kab Morowali 4 36 Prov Sulawesi Selatan 1 Kabupaten Pangkep 2 Kabupaten Makassar 3 Kabupaten Barru Kab Bulukumba 3 38 Kab Mamuju Utara Batu Raja (1 unit) Pokdakan Samudra Mandiri (2 unit) Pokdakan Jaya (1 unit) Pokdakan Mina Bhakti (1 Unit) Kantor UPTD Budidaya Laut dan Pantai Prov Sulawesi Selatan Desa Tomini, Kecamatan Tomini Desa Pulau Dua, Pulau Umbele Desa Bungingkela, Kecamatan Bungku Selatan Desa Pu'ungkuelu, Kecamatan Bungku Tengah Lawallu Siddo Barru (9 unit) Sungai Tallo 2 Tamalanrea, Makassar (1 unit) 5 Pantai Losari ( 5 unit ) 5 4 Kantor UPTD Budidaya Laut dan Pantai Prov Sulawesi Selatan Klub Ilahi Jaya (1 unit) 1 Klub Lumba - Lumba (1 unit) Klub Lestari Bahari (1 unit) Pokdakan Sumber Sejahtera (2 unit) Jl Poros Makassar, Pare - Pare Km142 Labuange, Kabupaten Barru Kelurahan Ekatiro Bontotiro Kelurahan Sapolohe, Kecamatan Bontobahari Desa Bira, Kecamatan Bontobahari Dusun Bonemanjing, Desa Doda, Kecamatan Sarudu, Kabupaten Mamuju Utara 149

161 No 17 Provinsi Sulawesi Tenggar a Provinsi/Kabupaten/ Kota 39 Kota Kendari 3 40 Kab Konawe Selatan 41 Buton Selatan 3 42 Buton 2 18 Bali 43 Kab Jembrana 5 Unit Nama Kelompok Alamat Kelompok 3 Pokdakan Putra Bonemanjing (2 unit) Bintang Samudera (1 unit) Mina Bahri Permata Indah (1 unit) Surya Grouf (1 unit) Pantai Ngapawalai (1 unit) 1 Sumber Rahmat (1 unit) Kelompok Nelayan Bintang Laut (1 unit) ( 1 unit ) ( 1 unit ) Karamba Jaya (1 unit ) Ntauriuri (2 unit) Manik Segara (2 unit) Harmoni (1 unit) Bintang Timur (2 unit) 19 NTB 44 Kota Bima 5 Songgela Jaya 20 NTT 45 Kab Manggarai Timur 4 Botia Jaya Babuju Kawe Muso ( 4 unit ) Dusun Bonemanjing, Desa Doda, Kecamatan Sarudu, Kabupaten Mamuju Utara Kelurahan Purirano, Kecamatan Kendari Kelurahan Mata, Kecamatan Kendari Kelurahan Kendari Caddy, Kecamatan Kendari Desa Ngapawali, Kecamatan Kolono, Kab Konawe Selatan Desa Langgapulu, Kecamatan Kolono, Kabupaten Konawe Selatan Desa Molinese, Kecamatan Lainea, Kabupaten Konawe Selatan Desa Lapara, Kecamatan Siompu, Kabupaten Buton Selatan Desa Gerak Makmur, Kecamatan Lapandewa, Kabupaten Buton Selatan Desa Gerak Makmur, Kecamatan Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara Desa Lambusango Timur, Kecamatan Kapontori, Buton Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya Desa Melaya, Kecamatan Melaya Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya Lingkungan Songgela, Kelurahan Jatiwangi, Kecamatan Asakota, Kota Bima Nangalok, Desa Golo Lijun, Kecamatan Elar 150

162 No Provinsi 21 Maluku Provinsi/Kabupaten/ Kota 46 Kota Ambon 4 47 Kota Tual 3 Unit Nama Kelompok Alamat Kelompok Poka Baru (1 unit) Usaha Baru (1 unit) Gurara (1 unit) Botol Bekas (1 unit) Kerapu (1 unit) Tong Seng (1 unit) Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon Desa Waiheru, Kecamatan Teluk Ambon Desa Waiheru, Kecamatan Teluk Ambon Kelurahan Wainitu, Kecamatan Nusaniwe Desa Fiditan, Kecamatan Dullah Utara, Perairan Fiditan Desa Lebetawi, Kecamatan Dullah Utara, Perairan Lebetawi 22 Maluku Utara 48 Prov Maluku Utara 4 Lumba - Lumba (1 unit ) Mekar Jaya Nambean Indah Magoa Hijau Desa Yamtel, Kecamatan Tayando Tam, Perairan Yamtel Desa One May, Kecamatan Taliabu Barat Laut, Kabupaten Kaliabu Desa Nggele, Kecamatan Taliabu Barat Laut, Kabupaten Kaliabu Desa Salati, Kecamatan Taliabu Barat Laut, Kabupaten Kaliabu 202 Lobster Tri Permata 4 Desa Tobo Tobo, Kecamatan Loloda Kepulauan, Kabupaten Halmahera Utara 151

163 Lampiran 9 Rekapitulasi Capaian IKU 32 Jumlah Bantuan Kincir Air sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 No Provinsi/Kabupaten Lokasi Nama Kelompok Unit 1 Sulawesi Barat Kab Mamuju Utara Ds Sarjo, Kec Sarjo Karya Bersama 205 Semangat Bahari

164 Lampiran 10 Rekapitulasi Capaian IKU 33 Jumlah Kelompok Partisipatif yang Melakukan Pemeliharaan Infrastrukturnya secara Efektif sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 NO PROVINSI KABUPATEN NAMA KELOMPOK KECAMATAN 1 SUMUT Langkat Gebang Jaya Gebang 2 Secanggang Mandiri Secangkang 3 Berkah Babalan 4 Dua Lubuk Brandan Barat 5 ACEH Aceh Timur Tanjung Jaya Nurussalam 6 Sapue Pakat Peureulak 7 Mina Bintara Peureulak Timur 8 Bireun Ikan Kerapu Gandapura 9 Mina Jaya Jangka 10 Bina Tambak Kuala 11 Aceh Utara Raja Sabi Tanah Jambo Aye 12 Alue Buta Baktiya Barat 13 Bluka Makmu Dewantara 14 Pidie Bina Mandiri Lestari Kembang Tanjung 15 Usaha Beujaya Raya Simpang Tiga 16 Beumeurata lestari Glumpang Baroi 17 Tapakat Mandiri Lestari Sigli 18 Pidie Jaya Alue Mangrove Bandar Baru 19 Alue Lapeng Trienggadeng 20 Alue Duroe Seukee Ulim 21 Raja Krueng Panteraja 22 Jangka Buya Sejahtera Jangka Buya 23 Aceh Besar Kelompok Tani Tambak Jaya Mandiri Seulimuem 24 Kelompok Gie Geh Usaha Lhoong 25 Kelompok Lueng Sidam Permai Lhoknga 26 Aceh Tamiang Tambak Mulia Banda Mulia 27 Tambak Mitra Bersama Seruway 28 Tambak Sentang Indah Manyak Payed 29 LAMPUNG Tulang Bawang Dente Windu Sejahtera Dente Teladas 30 Lampung Selatan Windu Agung Sragi 31 Waway Karya Ketapang 32 Lampung Timur Windu Karya Pasir Sakti 33 Tambak Jaya Labuhan Maringgai 34 Tanggamus Poklina Jaya Semaka 35 BANTEN Serang Harapan Makmur Pontang 36 Bina Usaha Tirtayasa 37 Muara Bakau Tanara 38 JABAR Subang Mina Lestari Blanakan 39 Binakarya Sukasari 40 Ciragem Legon Kulon 41 Genteng Jaya Pusakanagara 42 Karawang Mandiri Jaya Cilebar 153

165 NO PROVINSI KABUPATEN NAMA KELOMPOK KECAMATAN 43 Pesona Tambak Pecek 44 Mina Karya Cikaput 45 Mitra Minajaya Sekong 46 Mutiara Tambak Kedongdong Kobak Pengki 47 Anugerah Sejahtera Nawizar 48 Tanjung Baru Cilamaya kulon 49 Indramayu Talang Sindang 50 Sarapati Jaya Pasekan 51 Wana Jaya Sindang 52 Tambak Mulya Cantigi 53 Tambak Jaya Losarang 54 Sumber Jaya Arahan 55 Cirebon Bintang Samudra Mundu 56 Banyu Bebing Kepatakan 57 Muara Cahaya Suranenggala 58 Mina Sejahtera Gunung Jati 59 Banyu Segara Pangenan 60 Sigandu Gebang 61 Bekasi Harmoni Muara Germbong 62 Jaya Makmur Babelan 63 JATENG Brebes Jaya Brebes 64 Padeon Rawasari 65 Mulia Sejahtera Bulakamba 66 Mina Intan Tanjung 67 Jaya Losari 68 Demak Sumber Rejeki Sayung 69 Berkah Illahi Karang Tengah 70 Jaya Mina Bonang 71 Sido Luhur Wedung 72 Pemalang Sari Mukti Ulujami 73 Muara Lancar Pemalang 74 Karya Jaya Petarukan 75 Mitra Sejahtera Taman 76 Pati Tirta Sumber Rejeki Juwana 77 Karya Abadi Tayu 78 Lestari Jaya Wedarijaksa 79 Makmur Bersama Dukuh Seti 80 Kendal Banyu Panguripan Kangkung 81 Banyu Kamulyan Cepiring 82 Tirto Mulyo Brangsong 83 Tirta Unggul Kota Kendal 84 JATIM Lamongan Sedulur Tani Glagah 85 Gresik Sumber Waras Sidayu 86 Tani Makmur Dukun 87 Rukun Bersama Duduk Sampeyan 154

166 NO PROVINSI KABUPATEN NAMA KELOMPOK KECAMATAN 88 Gotong Royong Ujung Pangkah 89 Pasuruan Windu Utama Makmur Rejoso 90 Probolinggo Paiton Jaya Paiton 91 Sinar Kraksaan 92 Bayu Tirta Gending 93 Lancar Jaya Sumberasih 94 Banyuwangi Sido Rukun Muncar 95 Karya Mukti Tegal Dlimo 96 Karya Bakti Bangsa Banyuwangi 97 NTB Sumbawa Tambak Rakyat Utan 98 Sabalong Lape 99 Padak Tui Moyo Utara 100 Lombok Tengah Mitra Mina Praya Timur 101 Kalung Ringgit Pujut 102 Bima Citra Bersama Monta 103 Doro To'i Langgudu 104 Tolo Moti Lambu 105 Sumber Rezeki Bolo 106 So Kapanto Woha 107 Uma Monca Palibelo 108 Dompu Mumbu Jaya Woja 109 Woo Supa Pajo 110 Sumbawa Barat Padak Baru Taliwang 111 Baru Pasinga Jereweh 112 Lombok Barat Tambak Makmur Sekotong 113 Mina Sejahtera Lembar 114 Lombok Timur Sumber Makmur Jerowaru 115 Maju Bersama Sambalia 116 KALBAR Sambas Jeruju Soka Paloh 117 Windu lestari Jawai 118 Ketapang Windu alam prima Jawai selatan 119 Tambak Awan Jaya Muara Pawan 120 KALSEL Kota Baru Sepakat Bersama Pulau Laut Timur 121 Maju Makmur Pamukan Selatan 122 Tanah Bumbu Damai Sejahtera Batulicin 123 Malawali Kusan Hilir 124 Tanah Laut Karya Bakti Kinta 125 KALTIM Kutai Kartanegara Mitra Karya Bahari Marangkayu 126 Citra Mandiri Muara Badak 127 Sinar Fajar Mandiri Samboja 128 KALTARA Kota Tarakan Mario Punala Farm Tarakan Timur 129 KALTENG Kapuas Maju Bersama Kapuas Kuala 130 Seruyan Tambak Sejahtera Seruyan Hilir 131 SULBAR Mamuju As Salam Papalang 132 Siamasei Sampaga 155

167 NO PROVINSI KABUPATEN NAMA KELOMPOK KECAMATAN 133 Tambak Sejahtera Kalukku 134 Polewali Mandar Sejahtera Bersama Wonomulyo 135 Pantai Biru Tinambung 136 Sinar Buku Mapili 137 Mamuju Utara Sipatokkong Dapurang 138 Labuan Rege Bonemanjeng Sarudu 139 Kasano bersatu Baras 140 Marannu Tikke Raya 141 Buka Baya Sarjo 142 SULTENG Parigimoutong Popa Jaya Ampibabo 143 Tambak Sari Torue 144 Donggala Bersatu Banawa Selatan 145 Cahaya Tambu Balaesang 146 Tunas Harapan Sojol 147 Toli Toli Segar Laut Dampal Selatan 148 Ogo Payau Galang 149 Maju Bersama Toli2 Utara 150 Tojo Una una Pantai Indah Matako Tojo 151 Vaname Jaya Tojo Barat 152 SULSEL Maros Julu Kana Lau 153 Sama Kanayya Bontoa 154 Mattirotasi Maros 155 Marusu Marusu 156 Pangkep Balang Taesa Pangkajene 157 Sapanjang Labbakang 158 Batu Cengkea Minasate'ne 159 Nurul Ilahi Mandale 160 Manjaya 1 Ma'rang 161 Sahabat Sejati Bori Appaka Boriappaka 162 Pinrang Padaidi Duampanua 163 Sipulung Lanrisang 164 Sipakatau Mattiro Sompe 165 Barru Mario Salo Tanate Rilau 166 Pakkaresoe Soppeng Riaja 167 Padaidi Balusu 168 Luwu Sitto Belopa Utara 169 Lare Lestari Bua 170 Mamminasa Madeceng Ponrang Selatan 171 Sipakatau Suli 172 Tolajjang Larompong Selatan 173 Lamasi Bersinar Walenrang Timur 174 Luwu Utara Lambato Malangke Barat 175 Mutiara Laut Tatalilli 176 Al Nur Malangke 177 Luwu Timur Usaha Mandiri Angkana 156

168 NO PROVINSI KABUPATEN NAMA KELOMPOK KECAMATAN 178 Lembah Hijau Wotu 179 Bone Salampe Sibulue 180 Torini Watu Barebbo 181 Timur Bersatu Tanete Riattang Timur 182 Sipakaraja Tonra 183 Sinar Jaya Awangpone 184 Lamuru Utama Tellu Siattinge 185 Takalar Sikamaseang Takalar 186 Banyuanyara Banyuanyara 187 Empang Laikang Jaya Laikang 188 Sumber Rejeki Galesong Selatan 189 Jeneponto Sejahtera Bersama Arungkeke 190 Insan Madani Binamu 191 Lelonga Bersatu Bangkala 192 Putra Tarowang Tarowang 193 SULTERA Kolaka Wolo Wolo 194 Samaturu Bersatu Samaturu 195 Pomalaa Pomalaa 196 Toari Toari 197 Watubangga Watubangga 198 Bombana Sumber Tani Lantari Jaya 199 Harapan Baru Rarowatu Utara 200 Bina Bahari Marampuka Poleang Timur 201 Siamasei Poleang Tenggara 202 Langori Poleang 203 Labiu-biu Jaya Poleang Selatan 204 Kolaka Utara Anugrah Lestari Rante Angin 205 Harapan Kita Tiwu 206 Siporennu Pakue 207 Sinar Vanamae Pakue Tengah 208 Siamasei Pakue Utara 209 Samaenre Watunohu 210 Konawe utara Sama Subur Motui 211 Cahaya Bandeng Lembo 212 Madani Sawa 213 Beropa Lasolo 214 Mekar Baru Molawe 215 Konawe Selatan Tambak Raya Moramo 216 Samaturu Kolono 217 Sipudalle Palangga 218 Siamasei Tinanggea 219 Raja Bandeng Laeya 220 Sitto Bandeng Lainea 221 Konawe Pada Idi Morosi 222 Nunulay Kapoiala 157

169 NO PROVINSI KABUPATEN NAMA KELOMPOK KECAMATAN 223 Samaturu Bondoala 224 Muna Marobo Baru Terbit Marobo 225 Kawite-wite Jaya Kabawo 226 Barakati Napabalano 227 Sumber Rejeki Parigi 228 Muna Barat Harapan Jaya Barakkah Tiworo Selatan 229 Tambak Mandiri Tondasi Tiworo Utara 230 GORONTALO Pahuwato Cahaya Lestari II Paguat 231 Mina Tani Popayato 232 Cahaya Bandeng Lemito 233 Mandiri Duhiadaa 234 NTT Belu Ina Uma Ama Tolu Dato Kakuluk Mesak 158

170 Lampiran 11 Rekapitulasi Capaian IKU 34 Jumlah Kabupaten/Kota yang Memenuhi Syarat sebagai Minapolitan Berbasis Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 No Provinsi Kabupaten/Kota Komoditas Unggulan Persyaratan Administrasi Keterangan 1 NAD Bireuen Udang, Bandeng, Kerapu Lengkap Minapolitan 2 Aceh Tenggara Nila, Mas, Lele Lengkap Minapolitan 3 Aceh Selatan Nila, Mas Lengkap Minapolitan 4 Aceh Timur Udang,bandeng Lengkap Minapolitan 5 Sumatera Utara Serdang Lele, Gurame Lengkap Minapolitan Berdagai 6 Tapanuli Utara Nila, Mas Lengkap Minapolitan 7 Sumatera Barat Agam Nila, Mas Lengkap Minapolitan 8 Pesisir Selatan Kerapu, Bandeng Lengkap Minapolitan 9 Limapuluh kota * Mas,nila Lengkap Minapolitan 10 Dharmasraya * Mas,nila Lengkap Minapolitan 11 Pesaman Nila, Mas, Lele Lengkap Minapolitan 12 Riau Kampar Patin, Nila, Mas Lengkap Minapolitan 13 Kuantan Sengingi Patin,Nila Lengkap Minapolitan 14 Kepulauan Riau Bintan Kerapu, Rumput Laut Lengkap Minapolitan 15 Jambi Muaro Jambi Patin, Nila Lengkap Minapolitan 16 Batanghari Patin, Nila Lengkap Minapolitan 17 Sumatera Musi Rawas Nila, Mas, Lele Lengkap Minapolitan Selatan 18 Banyuasin * Patin,nila,bandeng, gurame, udang Lengkap Minapolitan 19 OKU Timur Patin Lengkap Minapolitan 20 OKI Patin Lengkap Minapolitan 21 Ogan Ilir Patin Lengkap Minapolitan 22 Kota Palembang Patin,lele,nila,baung Lengkap Minapolitan 23 Musi Banyuasin Patin,Nila Lengkap Minapolitan 24 Kep Bangka Bangka Selatan Kerapu, Rumput Laut Lengkap Minapolitan Belitung 25 Bengkulu Bengkulu Utara Nila, Mas, Lele Lengkap Minapolitan 26 Lampung Pesawaran Kerapu, Rumput Laut Lengkap Minapolitan 27 Tulang Bawang Udang Lengkap Minapolitan 28 Lampung Selatan Udang Lengkap Industrialisasi 29 Banten Serang Bandeng, Rumput Laut Lengkap Minapolitan 30 Pandeglang Kekerangan, Rumput Laut Lengkap Minapolitan 31 Tangerang Udang Lengkap Minapolitan 32 Jawa Barat Bogor Lele Lengkap Minapolitan 33 Indramayu Udang, Bandeng Lengkap Minapolitan 34 Karawang Udang, Bandeng Lengkap Minapolitan 35 Garut Mas,nila,lele,udang galah,ikan hias Lengkap Minapolitan 36 Subang Udang Lengkap Minapolitan 37 Jawa Tengah Banyumas Gurame Lengkap Minapolitan 38 Klaten Nila Lengkap Minapolitan 39 Boyolali Lele Lengkap Minapolitan 40 Banjarnegara Gurame, Nila Lengkap Minapolitan 41 Pemalang Udang Lengkap Minapolitan 42 Demak Udang Lengkap Minapolitan 43 Jepara Udang Lengkap Minapolitan 44 Rembang Udang Lengkap Minapolitan 45 DI Yogyakarta Gunung Kidul Lele Lengkap Minapolitan 159

171 No Provinsi Kabupaten/Kota Komoditas Unggulan Persyaratan Administrasi Keterangan 46 Jawa Timur Blitar Ikan Hias Lengkap Minapolitan 47 Gresik Udang Lengkap Minapolitan 48 Lamongan Udang Lengkap Minapolitan 49 Malang Nila, Lele Lengkap Minapolitan 50 Sidoarjo Udang Lengkap Minapolitan 51 Probolinggo Udang Lengkap Minapolitan 52 Banyuwangi Udang Lengkap Minapolitan 53 Tulung Agung Lele Lengkap Minapolitan 54 Pasuruan Udang,Bandeng,Lele Lengkap Minapolitan 55 Tuban Bandeng,udang,lele,nila,mas,tawes Lengkap Minapolitan 56 Situbondo Udang Lengkap Minapolitan 57 Bali Bangli Nila Lengkap Minapolitan 58 Tabanan Nila, Mas, Lele Lengkap Minapolitan 59 Nusa Tenggara Sumbawa Rumput Laut Lengkap Minapolitan Barat 60 Lombok Tengah Udang, Rumput Laut Lengkap Minapolitan 61 Sumbawa Barat Rumput Laut Lengkap Minapolitan 62 Nusa Tenggara Lembata Rumput Laut Lengkap Minapolitan Timur 63 Sumba Timur Rumput Laut Lengkap Minapolitan 64 Sikka Rumput Laut Lengkap Minapolitan 65 Kalimantan Sambas Udang, Bandeng Lengkap Minapolitan Barat 66 Kalimantan Kapuas Patin, Nila Lengkap Minapolitan Tengah 67 Kalimantan Banjar Patin, Nila, Mas Lengkap Minapolitan Selatan 68 Hulu Sungai Patin Lengkap Minapolitan Utara 69 Hulu Sungai Patin Lengkap Minapolitan Selatan 70 Kalimantan Penajam Paser Bandeng Lengkap Minapolitan Timur Utara 71 Kutai Rumput Laut,Udang,Bandeng Lengkap Minapolitan Kertanegara 72 Sulawesi Utara Minahasa Utara Rumput Laut Lengkap Minapolitan 73 Minahasa Nila,Mas Lengkap Minapolitan Tenggara 74 Minahasa Mas,nila,RL Lengkap Minapolitan 75 Gorontalo Pahuwato Udang, Rumput Laut Lengkap Minapolitan 76 Gorontalo Utara Udang, Rumput Laut Lengkap Minapolitan 77 Sulawesi Morowali Udang, Rumput Laut Lengkap Minapolitan Tengah 78 Donggala Rumput Laut Lengkap Minapolitan 79 Tojo Una Una Rumput Laut Lengkap Minapolitan 80 Sulawesi Barat Mamuju Udang, Bandeng, Rumput Laut Lengkap Minapolitan 81 Sulawesi Maros Udang Lengkap Minapolitan Selatan 82 Pangkajene Udang Lengkap Minapolitan Kepulauan 83 Pinrang Udang, Bandeng, Rumput Laut Lengkap Minapolitan 160

172 No Provinsi Kabupaten/Kota Komoditas Unggulan Persyaratan Administrasi Keterangan 84 Takalar Rumput Laut Lengkap Minapolitan 85 Sulawesi Kolaka Udang, Rumput Laut Lengkap Minapolitan Tenggara 86 Bombana Rumput Laut Lengkap Minapolitan 87 Kolaka Utara Rumput laut,udang Lengkap Minapolitan 88 Muna Udang Lengkap Minapolitan 89 Konawe Selatan Udang, Bandeng, RL Lengkap Minapolitan 90 Maluku Utara Halmahera Kerapu Lengkap Minapolitan Selatan 91 Papua Kota Jayapura Nila, Mas Lengkap Minapolitan 161

173 Lampiran 12 Rekapitulasi Capaian IKU 11 Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dilakukan Survailan dan atau Monitoring sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 NO KABUPATEN/KOTA KOMODITAS JENIS PENYAKIT IKAN 1 ACEH 1 Bireun Udang White Spot, Infectious Myonecrosis 2 Aceh Tenggara Mas KHV, Ichthyophthiriasis 2 SUMATERA BARAT 3 Pesisir Selatan Kerapu Grouper Iridoviral, Viral Encephalopathy 4 Pasaman Barat Mas KHV, Ichthyophthiriasis 3 BANGKA BELITUNG 5 Bangka Selatan Kerapu Grouper Iridoviral, Viral Encephalopathy 4 KEPULAUAN RIAU 6 Bintan Kerapu Grouper Iridoviral, Viral Encephalopathy 5 SUMATERA SELATAN 7 Musi Rawas Nila Irido virus, Streptococcosis (Streptococcus agalactiae) 8 Musi Banyuasin Patin Enteric septicemia of catfish 9 Ogan Ilir Patin Enteric septicemia of catfish 10 Banyuasin Patin Enteric septicemia of catfish 11 Ogan Komering Ulu Selatan Patin Enteric septicemia of catfish 12 Ogan Komering Ilir Patin Enteric septicemia of catfish 6 RIAU 13 Kampar Patin Enteric septicemia of catfish 7 BENGKULU 14 Bengkulu Utara Mas KHV, Ichthyophthiriasis 15 Bengkulu Selatan Nila Irido virus, Streptococcosis (Streptococcus agalactiae) 16 Rejang Lebong Nila, mas Irido virus, Streptococcosis (Streptococcus agalactiae), KHV, Ichthyophthirius 17 Kepahiang Nila Irido virus, Streptococcosis (Streptococcus agalactiae) 8 JAMBI 18 Muaro Jambi Nila Irido virus, Streptococcosis (Streptococcus agalactiae) 19 Batanghari Patin Enteric septicemia of catfish 9 LAMPUNG 20 Tulang Bawang Udang vaname White Spot, Infectious Myonecrosis 162

174 21 Lampung Selatan Udang vaname White Spot, Infectious Myonecrosis 22 Pesawaran Udang vaname White Spot, Infectious Myonecrosis 10 BANTEN 23 Tangerang Udang vaname White Spot, Infectious Myonecrosis 24 Serang Udang vaname White Spot, Infectious Myonecrosis 25 Pandeglang Udang vaname White Spot, Infectious Myonecrosis 11 DKI JAKARTA 26 Kota Administrasi Jakarta Barat Lele Motil Aeromonas Septicemia 27 Kota Administrasi Jakarta Timur Lele Motil Aeromonas Septicemia 28 Kota Administrasi Jakarta Selatan Mas KHV, Ichthyophthiriasis 12 JAWA BARAT 29 Bogor Mas KHV, Ichthyophthiriasis 30 Indramayu Udang vaname White Spot, Infectious Myonecrosis 31 Karawang Udang vaname White Spot, Infectious Myonecrosis 32 Subang Udang vaname White Spot, Infectious Myonecrosis 33 Cianjur Lele Motil Aeromonas Septicemia 13 JAWA TENGAH 34 Banyumas Gurame Mycobacteriosis 35 Banjarnegara Nila, gurame Irido virus, Streptococcosis (Streptococcus agalactiae), Myobacteriosis 36 Jepara Udang vaname White Spot, Infectious Myonecrosis 37 Boyolali Lele Motil Aeromonas Septicemia 38 Klaten Nila, lele Irido virus, Streptococcosis (Streptococcus agalactiae), Motil Aeromonas Septicemia 39 Demak Udang vaname White Spot, Infectious Myonecrosis 40 Pemalang Udang vaname White Spot, Infectious Myonecrosis 14 DI YOGYAKARTA 41 Kulonprogo Lele Motil Aeromonas Septicemia 42 Bantul Udang galah White tail 43 Sleman Mas, nila KHV, Ichthyophthiriasis, Irido virus, Streptococcosis (Streptococcus agalactiae) 44 Gunung Kidul Lele Motil Aeromonas Septicemia 45 Kota Yogyakarta Nila Irido virus, Streptococcosis (Streptococcus agalactiae) 163

175 15 JAWA TIMUR 46 Tulungagung Lele Motil Aeromonas Septicemia 47 Gresik Udang vaname White Spot, Infectious Myonecrosis 48 Blitar Koi KHV, Ichthyopthiriasis 49 Banyuwangi Udang vaname White Spot, Infectious Myonecrosis 50 Situbondo Kerapu Grouper Iridoviral, Viral Encephalopathy 51 Pasuruan Udang vaname White Spot, Infectious Myonecrosis 52 Sidoarjo Udang vaname White Spot, Infectious Myonecrosis 53 Trenggalek Lele Motil Aeromonas Septicemia 16 BALI 54 Klungkung Udang galah White tail 55 Tabanan Nila Irido virus, Streptococcosis (Streptococcus agalactiae) 56 Bangli Nila Irido virus, Streptococcosis (Streptococcus agalactiae) 17 NUSA TENGGARA BARAT 57 Lombok Tengah Udang vaname White Spot, Infectious Myonecrosis 58 Sumbawa Udang vaname White Spot, Infectious Myonecrosis 59 Bima Lele Motil Aeromonas Septicemia 60 Lombok Barat Nila Irido virus, Streptococcosis (Streptococcus agalactiae) 18 KALIMANTAN BARAT 61 Sambas Nila Irido virus, Streptococcosis (Streptococcus agalactiae) 19 KALIMANTAN SELATAN 62 Banjar Patin Enteric septicemia of catfish 20 KALIMANTAN TENGAH 63 Kapuas Patin Enteric septicemia of catfish 21 KALIMANTAN TIMUR 64 Kutai Kertanegara Mas KHV, Ichthyophthiriasis 65 Penajam Paser Utara Mas KHV, Ichthyophthiriasis 66 Kutai Timur Nila Irido virus, Streptococcosis (Streptococcus agalactiae) 22 KALIMANTAN UTARA 67 Bulungan Udang windu White Spot, Infectious Myonecrosis 68 Kota Tarakan Udang windu White Spot, Infectious Myonecrosis 23 SULAWESI UTARA 164

176 69 Minahasa Tenggara Nila Irido virus, Streptococcosis (Streptococcus agalactiae) 70 Minahasa Utara Nila Irido virus, Streptococcosis (Streptococcus agalactiae) 24 SULAWESI TENGAH 71 Morowali Rumput laut Ice-ice 72 Parigi Moutong Lele Motil Aeromonas Septicemia 73 Donggala Udang vaname White Spot, Infectious Myonecrosis 25 SULAWESI BARAT 74 Poliwali Mandar Mas KHV, Ichthyophthiriasis 75 Mamuju Udang windu White Spot, Infectious Myonecrosis 26 SULAWESI SELATAN 76 Pangkajene Kepulauan Udang White Spot, Infectious Myonecrosis 77 Pinrang Udang White Spot, Infectious Myonecrosis 78 Bone Udang vaname White Spot, Infectious Myonecrosis 79 Takalar Udang vaname White Spot, Infectious Myonecrosis 27 SULAWESI TENGGARA 80 Bombana Rumput laut Ice-ice 81 Kolaka Udang vaname, rumput laut White Spot, Infectious Myonecrosis, Ice-ice 82 Muna Udang vaname White Spot, Infectious Myonecrosis 83 Konawe Selatan Udang vaname White Spot, Infectious Myonecrosis 28 MALUKU 84 Seram Bagian Barat Kerapu, rumput laut Grouper Iridoviral, Viral Encephalopathy, Ice-ice 85 Kota Ambon Kerapu Grouper Iridoviral, Viral Encephalopathy 165

177 L A K I P D J P B TAHUN 2015 Lampiran 13 Rekapitulasi Capaian IKU 2 Rata-rata Pendapatan Pembudidaya/bulan Triwulan III Tahun 2016 Faktor Produksi KERAPU TOMAN BAWAL PATIN GURAME MAS LELE NILA WINDU BANDENG RUMLA VANAME BENIH/MT 2490% 146,636, % 3,340,907 14% 63,115,358 10% 1,074,786 15% 1,795,868 30% 2,722,808 21% 1,337,194 23% 608,242 17% 4,253,491 12% 2,821,461 41% 1,892,973 8% 10,800,000 6% 17,274,400 OBAT/PUPUK/MT 002% 117, % 4,564 2% 10,423,530 1% 58,182 1% 60,137 0% 33,271 1% 37,974 1% 21,972 9% 2,198,461 12% 2,838,575 0% 1,832 2% 2,448,000 1% 1,349,563 PAKAN/MT 3054% 179,850, % 7,505,630 37% 164,391,435 69% 7,290,771 67% 7,855,597 39% 3,524,903 57% 3,547,176 45% 1,214,608 10% 2,549,622 17% 4,210,187 0% - 72% 104,256,000 58% 157,089,075 UPAH/MT 2988% 175,963, % 7,857,064 36% 159,577,178 11% 1,202,787 11% 1,332,456 16% 1,481,898 14% 897,066 18% 491,953 25% 6,115,630 23% 5,674,706 34% 1,538,928 9% 13,104,000 11% 29,096,568 BIAYA LAINNYA/MT 1466% 86,332, % 4,112,236 10% 44,167,500 9% 952,074 6% 747,591 14% 1,229,220 7% 405,890 13% 342,705 39% 9,612,396 36% 8,904,471 25% 1,146,410 9% 13,392,000 24% 65,102,895 TOTAL 10000% 10000% 10000% 10000% 10000% 10000% 10000% 10000% 10000% 10000% 10000% 10000% 10000% HARGA VOLUME , NILAI 1,521,900,000, ,980,000,000 80,640,000,000 1,446,048,000,000 1,002,105,000,000 1,651,741,000,000 3,030,750,000,000 3,443,904,000,000 2,541,440,000,000 2,860,981,000,000 1,399,842,000,000 4,720,150,000,000 70,400,000,000 BIAYA OPR 9815% 1,493,744,850, % 110,704,296, % 79,148,160, % 944,269,344, % 605,972,893, % 1,142,509,249, % 2,096,369,775, % 1,708,865,164, % 1,122,299,904, % 2,057,331,437, % 676,963,591, % 3,398,508,000, % 69,097,600,000 PENDAPATAN 28,155,150,000 20,275,704,000 1,491,840, ,778,656, ,132,106, ,231,750, ,380,225,000 1,735,038,835,200 1,419,140,096, ,649,562, ,878,408, ,321,642,000,000 1,302,400,000 PRODUKSTIFITAS (TON/HA) PENDAPATAN KOTOR/RTP/MT 600,000,000 27,000, ,000,000 16,200,000 19,500,000 13,000,000 9,000,000 5,400,000 56,000,000 34,000,000 9,470, ,000, ,000,000 BIAYA OPERASIONAL/RTP/MT 588,900,000 22,820, ,675,000 10,578,600 11,791,650 8,992,100 6,225,300 2,679,480 24,729,600 24,449,400 4,580, ,000, ,912,500 PENDAPATAN/RTP/MT 11,100,000 4,179,600 8,325,000 5,621,400 7,708,350 4,007,900 2,774,700 2,720,520 31,270,400 9,550,600 4,890, ,000,000 5,087,500 PENDAPATAN/RTP /BULAN 1,585, ,600 1,387, ,900 1,284,725 1,001, , ,840 7,817,600 1,591,767 1,630, ,666, ,917 3,021,490 KAKAP Rata-Rata 166

178 L A K I P D J P B TAHUN 2015 Lampiran 14 Rekapitulasi Penyerapan Anggaran Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2016 (per 30 September 2016) NO SATKER PAGU 167 REALISASI Rp % TOTAL DJPB 1,435,001,704, ,827,057, DIREKTORAT KAWASAN KP 211,885,613,000 63,315,291, DIREKTORAT PERBENIHAN PERIKANAN BUDIDAYA KP 16,603,207,000 5,689,147, DIREKTORAT PAKAN KP 57,974,556,000 5,426,038, DIREKTORAT KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN PERIKANAN BUDIDAYA KP 14,071,103,000 6,730,861, DIREKTORAT PRODUKSI DAN USAHA PERIKANAN BUDIDAYA KP 221,258,200,000 32,181,644, SETDITJEN PERIKANAN BUDIDAYA KP 116,895,739,000 59,628,321, TOTAL SATKER PUSAT KP 638,688,418, ,971,305, BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR SUNGAI GELAM KD 37,661,528,000 16,154,344, BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR SUKABUMI KD 36,457,894,000 20,002,486, BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA KD 46,510,434,000 28,399,355, BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA LAUT LAMPUNG KD 35,236,952,000 17,918,597, BALAI LAYANAN USAHA PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA (BLUPPB) KARAWANG KD 36,745,680,000 22,695,711, BALAI PRODUKSI INDUK UDANG UNGGUL DAN KEKERANGAN KARANGASEM KD 13,647,533,000 11,265,169, BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR TATELU KD 18,299,645,000 11,976,324, BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU SITUBONDO KD 33,087,875,000 21,348,000, BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU UJUNG BATEE KD 17,659,651,000 14,232,238, BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT BATAM KD 24,660,203,000 16,553,603, BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR MANDIANGIN KD 25,528,262,000 11,931,741, BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU TAKALAR KD 41,452,352,000 17,567,903, BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT AMBON KD 21,866,598,000 15,073,019, BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT LOMBOK KD 20,055,849,000 13,215,355, LOKA PEMERIKSAAN PENYAKIT IKAN DAN LINGKUNGAN SERANG KD 13,192,830,000 8,789,127, TOTAL SATKER UPT KD 422,063,286, ,122,979, DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN PROVINSI DKI JAKARTA DK 1,611,500, ,908, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA BARAT DK 6,439,000,000 2,675,313,

179 L A K I P D J P B TAHUN 2015 NO SATKER PAGU REALISASI Rp % 3 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH DK 4,801,500,000 1,695,479, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI YOGYAKARTA DK 2,712,500,000 1,475,202, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TIMUR DK 6,770,000,000 2,945,649, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DK 3,398,500,000 1,930,774, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA UTARA DK 3,738,500,000 1,324,339, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT DK 3,981,000,000 1,980,933, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI RIAU DK 3,025,500,000 1,710,960, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAMBI DK 2,701,000, ,848, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA SELATAN DK 3,214,500,000 2,245,513, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI LAMPUNG DK 3,914,000,000 2,846,500, DINAS KELAUTAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT DK 2,322,500,000 1,178,259, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DK 2,691,500,000 1,078,232, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DK 3,360,000,000 1,521,810, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DK 2,001,500, ,986, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROPINSI SULAWESI UTARA DK 2,349,000,000 1,300,994, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROPINSI SULAWESI TENGAH DK 3,203,500,000 1,745,083, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI SULAWESI SELATAN DK 5,294,000,000 2,710,003, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA DK 2,486,920,000 1,615,757, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI MALUKU DK 3,372,000,000 1,885,433, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BALI DK 2,364,000, ,336, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROV NUSA TENGGARA BARAT DK 3,234,000,000 1,961,809, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROV NUSA TENGGARA TIMUR DK 2,527,000, ,495, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH PROVINSI PAPUA DK 4,366,500,000 1,647,970, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BENGKULU DK 1,853,000,000 1,220,442, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI MALUKU UTARA DK 1,792,500,000 1,035,987, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BANTEN DK 2,980,000,000 1,748,695, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROV KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DK 2,553,500,000 1,144,339, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI GORONTALO DK 2,006,000, ,718,

180 L A K I P D J P B TAHUN 2015 NO SATKER PAGU REALISASI Rp % 31 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU DK 2,304,500,000 1,049,205, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI PAPUA BARAT DK 3,843,500,000 2,684,460, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROV SULAWESI BARAT DK 2,872,500,000 1,629,094, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROV KALIMANTAN UTARA DK 2,522,000,000 1,124,445, TOTAL SATKER PROVINSI DK DK 108,607,420,000 54,087,983, DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN PROVINSI DKI JAKARTA TP 1,000,000, ,681, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA BARAT TP 2,960,000,000 2,096,699, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TENGAH TP 3,000,000, ,973, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI YOGYAKARTA TP 2,000,000,000 1,061,910, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TIMUR TP 2,500,000,000 1,587,042, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM TP 1,000,000, ,980, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA UTARA TP 1,700,000, ,500, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA BARAT TP 1,000,500, ,116, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI RIAU TP 1,000,000, ,998, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAMBI TP 1,000,000, ,720, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA SELATAN TP 2,000,000,000 1,038,519, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI LAMPUNG TP 1,000,000, ,874, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT TP 1,500,000,000 1,297,332, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TP 1,000,000, ,675, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TP 1,000,000, ,554, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR TP 1,000,000, ,970, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROPINSI SULAWESI UTARA TP 1,000,000, ,980, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROPINSI SULAWESI TENGAH TP 2,000,000,000 1,840,806, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI SULAWESI SELATAN TP 2,500,000, ,024, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA TP 1,532,080,000 1,161,545, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI MALUKU TP 2,000,000,000 1,315,945, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BALI TP 1,000,000, ,385, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROV NUSA TENGGARA BARAT TP 1,500,000,000 1,166,813,

181 L A K I P D J P B TAHUN 2015 NO SATKER PAGU REALISASI Rp % 24 DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROV NUSA TENGGARA TIMUR TP 1,800,000,000 1,138,967, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN DAERAH PROVINSI PAPUA TP 2,000,000,000 53,700, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BENGKULU TP 1,000,000, ,042, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI MALUKU UTARA TP 1,000,000, ,090, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI BANTEN TP 2,000,000,000 1,462,716, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROV KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TP 1,200,000, ,060, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI GORONTALO TP 1,500,000, ,565, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TP 2,000,000,000 1,144,342, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI PAPUA BARAT TP 2,000,000,000 1,456,210, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROV SULAWESI BARAT TP 1,000,000, ,577, TOTAL SATKER PROVINSI TP TP 51,692,580,000 27,833,315, DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KAB BOGOR TPK 600,000, ,568, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KAB KARAWANG TPK 600,000,000 56,851, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB SUBANG TPK 700,000, ,500, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KAB INDRAMAYU TPK 700,000, ,447, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB KENDAL TPK 600,000, ,541, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB DEMAK TPK 700,000, ,184, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB BREBES TPK 1,973,540,000 1,415,574, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB PATI TPK 700,000, ,747, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB PEMALANG TPK 700,000, ,741, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB JEPARA TPK 700,000, ,880, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB REMBANG TPK 700,000, ,496, DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BANYUMAS TPK 700,000, ,381, DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KAB BANJARNEGARA TPK 1,500,000,000 1,236,444, DINAS PERTANIAN KAB KLATEN TPK 750,000, ,986, DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BOYOLALI TPK 500,000, ,034, DINAS PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN KAB SLEMAN TPK 700,000, ,970, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN GUNUNG KIDUL TPK 500,000, ,510,

182 L A K I P D J P B TAHUN 2015 NO SATKER PAGU REALISASI Rp % 18 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB SIDOARJO TPK 700,000, ,824, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB SUMENEP TPK 1,850,000, ,997, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB SITUBONDO TPK 700,000, ,581, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB BANYUWANGI TPK 2,300,000,000 1,537,381, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB PASURUAN TPK 700,000, ,414, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KAB PROBOLINGGO TPK 2,050,000,000 1,063,188, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB TULUNGAGUNG TPK 750,000, ,409, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB BLITAR TPK 700,000, ,717, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB TUBAN TPK 700,000, ,526, DINAS KELAUTAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KAB GRESIK TPK 700,000,000 99,092, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB LAMONGAN TPK 700,000, ,016, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB ACEH TIMUR TPK 700,000, ,976, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB ACEH SELATAN TPK 700,000, ,275, DINAS PERIKANAN KABUPATEN ACEH TENGGARA TPK 700,000, ,561, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB BIREUN TPK 700,000, ,829, DINAS PERIKANAN DAN PETERNAKAN KAB TAPANULI UTARA TPK 500,000,000 40,365, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KAB SERDANG BEDAGAI TPK 700,000, ,621, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB AGAM TPK 750,000, ,700, DINAS PERTANIAN KAB PASAMAN TPK 750,000, ,853, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB PESISIR SELATAN TPK 2,050,000, ,035, DINAS PERIKANAN KAB KAMPAR TPK 500,000, ,699, DINAS PERIKANAN KABUPATEN KUANTAN SINGINGI TPK 750,000, ,989, DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KAB BATANGHARI TPK 700,000, ,853, DINAS PERIKANAN DAN PETERNAKAN KAB MUARO JAMBI TPK 700,000, ,560, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KAB MUSI BANYUASIN TPK 650,000, ,750, DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS TPK 750,000, ,310, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB OGAN KOMERING ILIR TPK 650,000, ,049, DINAS PERIKANAN DAN PETERNAKAN KAB OGAN ILIR TPK 700,000, ,100,

183 L A K I P D J P B TAHUN 2015 NO SATKER PAGU 172 REALISASI Rp % 46 DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KAB BANYUASIN TPK 650,000, ,582, DINAS PERIKANAN DAN PETERNAKAN KAB OKU TIMUR TPK 700,000, ,384, DINAS PERIKANAN DAN PETERNAKAN KAB OKU SELATAN TPK 650,000, ,818, DINAS PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KELAUTAN KOTA PALEMBANG TPK 500,000,000 47,724, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB LAMPUNG SELATAN TPK 2,300,000, ,531, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB TULANG BAWANG TPK 700,000, ,520, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB LAMPUNG TIMUR TPK 700,000, ,836, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB PESAWARAN TPK 2,300,000, ,698, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SAMBAS TPK 800,000, ,044, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN KAPUAS TPK 750,000, ,604, DINAS PERIKANAN DAN PETERNAKAN KAB HULU SUNGAI SELATAN TPK 700,000, ,728, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB HULU SUNGAI UTARA TPK 750,000,000 91,897, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KAB BANJAR TPK 500,000, ,650, DINAS PERTANIAN, PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KAB PENAJAM PASER UTARA TPK 700,000, ,801, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB KUTAI KERTANEGARA TPK 700,000, ,407, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB MINAHASA TENGGARA TPK 1,850,000, ,117, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MINAHASA UTARA TPK 1,850,000, ,087, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB DONGGALA TPK 2,050,000, ,181, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MOROWALI TPK 2,050,000, ,687, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB PARIGI MOUTONG TPK 1,850,000,000 1,614,016, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB TOJO UNA UNA TPK 1,850,000,000 1,556,102, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB PINRANG TPK 2,050,000, ,780, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB WAJO TPK 1,350,000, ,200, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB BONE TPK 2,050,000, ,222, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABMAROS TPK 700,000, ,169, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB SINJAI TPK 1,350,000, ,726, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KAB BANTAENG TPK 1,350,000, ,850,

184 L A K I P D J P B TAHUN 2015 NO SATKER PAGU REALISASI Rp % 73 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB JENEPONTO TPK 2,050,000, ,214, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB TAKALAR TPK 2,050,000,000 1,563,422, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB PANGKAJENE KEPULAUAN TPK 2,050,000,000 1,118,181, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB MUNA TPK 2,050,000,000 1,767,032, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB KONAWE SELATAN TPK 2,050,000,000 1,742,207, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB BOMBANA TPK 2,050,000,000 1,760,323, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB KOLAKA TPK 2,050,000,000 1,417,650, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB SERAM BAGIAN BARAT TPK 1,900,000, ,750, DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KAB KLUNGKUNG TPK 2,250,000, ,420, DINAS PETERNAKAN PERIKANAN KAB BANGLI TPK 600,000, ,674, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN TABANAN TPK 700,000, ,498, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB LOMBOK TENGAH TPK 2,950,000,000 1,327,640, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB BIMA TPK 2,050,000, ,241, DINAS KELAUTAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KAB SUMBAWA BARAT TPK 1,850,000,000 1,388,154, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB LOMBOK TIMUR TPK 2,950,000,000 1,574,584, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB SUMBAWA TPK 2,050,000, ,460, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB SIKKA TPK 1,600,000, ,691, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB LEMBATA TPK 1,600,000, ,577, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB ROTE NDAO TPK 1,600,000, ,404, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB SUMBA TIMUR TPK 1,600,000, ,485, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA JAYAPURA TPK 800,000, ,030, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BENGKULU SELATAN TPK 750,000,000 89,726, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB BENGKULU UTARA TPK 700,000, ,039, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB HALMAHERA SELATAN TPK 1,700,000, ,596, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB KEP SULA TPK 1,700,000, ,000, DINAS KELAUTAN, PERIKANAN, ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KAB SERANG TPK 1,850,000, ,030, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB PANDEGLANG TPK 1,350,000, ,500, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KAB TANGERANG TPK 500,000, ,619,

185 L A K I P D J P B TAHUN 2015 NO SATKER PAGU REALISASI Rp % 101 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB BANGKA SELATAN TPK 2,100,000,000 63,136, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB GORONTALO UTARA TPK 1,850,000, ,867, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB POHUWATO TPK 1,850,000, ,054, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB BINTAN TPK 500,000, ,515, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB SORONG TPK 1,700,000,000 1,248,091, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB RAJA AMPAT TPK 1,700,000, ,955, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MAMUJU TPK 1,850,000,000 1,219,825, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB POLAWELI MANDAR TPK 1,850,000, ,430, DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KAB GARUT TPK 600,000, ,409, DINAS PERIKANAN KAB LIMA PULUH KOTA TPK 600,000, ,151, DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KAB DHARMASRAYA TPK 600,000,000 71,700, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KAB MINAHASA TPK 1,950,000, ,610, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB MALUKU TENGAH TPK 1,200,000, ,240, DINAS PERTANIAN, PERIKANAN DAN PETERNAKAN KAB MALINAU TPK 600,000, ,146, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA TUAL TPK 1,200,000, ,263, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB MALUKU BARAT DAYA TPK 1,200,000, ,496, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB LUWU TPK 1,350,000, ,362, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB BULUKUMBA TPK 1,350,000, ,529, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KOTA PARE - PARE TPK 1,350,000,000 46,473, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB SELAYAR TPK 1,350,000, ,943, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB BARRU TPK 1,350,000, ,672, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB LUWU UTARA TPK 1,350,000, ,217, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANA KAB LUWU TIMUR TPK 1,350,000, ,536, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA PALOPO TPK 1,350,000, ,826, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB KUPANG TPK 1,100,000, ,927, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB SABU RAIJUA TPK 1,100,000, ,344, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB ALOR TPK 1,100,000, ,150, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB FLORES TIMUR TPK 1,100,000, ,659,

186 L A K I P D J P B TAHUN 2015 NO SATKER PAGU REALISASI Rp % 129 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB NGADA TPK 1,100,000,000 84,290, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB ENDE TPK 1,100,000, ,821, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB MANGGARAI TPK 1,100,000, ,843, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB SUMBA BARAT TPK 1,100,000, ,020, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB MANGGARAI BARAT TPK 1,100,000,000 38,680, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MANGGARAI TIMUR TPK 1,100,000,000 65,840, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA TPK 1,100,000, ,872, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBA TENGAH TPK 1,100,000, ,870, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB BANGGAI TPK 1,350,000, ,160, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB POSO TPK 1,350,000,000 1,099,789, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB BUOL TPK 1,350,000, ,130, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB BANGGAI KEPULAUAN TPK 1,350,000, ,390, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB TOLI-TOLI TPK 1,350,000, ,947, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB BANGGAI LAUT TPK 1,350,000, ,733, DINAS KELAUTAN & PERIKANAN KABBUTON TPK 1,350,000, ,815, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA BAU-BAU TPK 1,350,000,000 68,984, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB BUTON UTARA TPK 1,350,000,000 23,460, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB KOLAKA UTARA TPK 1,950,000,000 1,200,348, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB KONAWE UTARA TPK 1,350,000, ,450, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN KONAWE KEPULAUAN TPK 1,350,000, ,310, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB LOMBOK BARAT TPK 1,100,000,000 83,841, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB DOMPU TPK 1,100,000, ,695, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA BIMA TPK 1,100,000, ,485, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN PACITAN TPK 626,460, ,353, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB PAMEKASAN TPK 1,350,000, ,220, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB KEPULAUAN ARU TPK 1,200,000, ,195, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB MALUKU TENGGARA TPK 1,200,000, ,170, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN BURU TPK 1,200,000,000 95,733,

187 L A K I P D J P B TAHUN 2015 NO SATKER PAGU REALISASI Rp % 157 DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB SERAM BAGIAN TIMUR TPK 1,200,000, ,356, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA AMBON TPK 1,200,000, ,780, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB BERAU TPK 1,350,000, ,191, DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KOTA BONTANG TPK 1,350,000, ,714, DINAS PERTANIAN, KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA BALIKPAPAN TPK 1,350,000, ,896, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB KUTAI TIMUR TPK 1,350,000, ,903, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KOTA TARAKAN TPK 1,350,000, ,862, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN PASER TPK 1,350,000, ,533, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB MINAHASA SELATAN TPK 1,350,000, ,150, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB BOLAANG MONGONDOW UTARA TPK 1,350,000, ,870, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB BADUNG TPK 1,600,000, ,521, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB BOALEMO TPK 1,350,000,000 92,922, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN HALMAHERA TENGAH TPK 1,200,000, ,106, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB HALMAHERA TIMUR TPK 1,200,000, ,903, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB FAK-FAK TPK 1,200,000, ,810, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB KAIMANA TPK 1,200,000, ,780, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB MAMUJU UTARA TPK 1,350,000, ,649, DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KAB MAMUJU TENGAH TPK 1,350,000, ,469, TOTAL SATKER KABUPATEN TPK 213,950,000,000 74,811,473,

188

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-32.4-/217 DS21-98-8-666 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I TAHUN 2015 KATA PENGANTAR

L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I TAHUN 2015 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga Laporan

Lebih terperinci

L A K I P D J P B T r i w u l a n I I I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

L A K I P D J P B T r i w u l a n I I I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga Laporan

Lebih terperinci

L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I II TAHUN 2015 KATA PENGANTAR

L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I II TAHUN 2015 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga Laporan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja (LKj) Triwulan II TAHUN 2015 KATA PENGANTAR. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

Laporan Kinerja (LKj) Triwulan II TAHUN 2015 KATA PENGANTAR. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix IKHTISAR EKSEKUTIF... 1 BAB 1. PENDAHULUAN... 8 1.1. Latar Belakang... 8

Lebih terperinci

L A K I P D J P B T r i w u l a n I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

L A K I P D J P B T r i w u l a n I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga Laporan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan adanya kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, maka LAPORAN KINERJA Sekretariat

Lebih terperinci

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan I Tahun 2014 ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja

Lebih terperinci

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja terhadap

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. 1 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Ikhtisar Eksekutif. 1 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar Ikhtisar Eksekutif Laporan Kinerja BPBAP Takalar Tahun 2017 disusun sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKJ) yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014 L a k i p T r i w u l a n I I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n 2 0 1 4, D J P B KATA PENGANTAR Direktorat Produksi sebagai unsur teknis pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya terus

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... i ii iii iv IKHTISAR EKSEKUTIF... 1 I. PENDAHULUAN... 2 1.1. Latar Belakang... 2 1.2. Maksud dan Tujuan... 3 1.3. Tugas dan

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis 2.1 Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan () telah menyusun suatu Rencana Strategis (Renstra) dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017 RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017 Rapat Koordinasi Terpadu Perikananan Budidaya 2017 dilaksanakan pada tanggal 7-10 Mei 2017 di Grand Serpong Hotel, Kota Tangerang

Lebih terperinci

PORTOFOLIO DIREKTORAT KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN

PORTOFOLIO DIREKTORAT KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN PORTOFOLIO DIREKTORAT KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Tugas pokok Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan adalah tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, norma, standar,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan adanya kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, maka Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP), melalui Keputusan Direktur Jenderal P2HP Nomor KEP.70/DJ-P2HP/2010 tanggal 17

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n 1 D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n 1 D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014 L a k i p T r i w u l a n 1 D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n 2 0 1 4, D J P B KATA PENGANTAR Direktorat Produksi sebagai unsur teknis pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya terus mendorong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan dalam kerangka pembangunan kelautan dan perikanan saat ini dilakukan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG KEMENTERIAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 16 Gedung Mina Bahari III Lantai 15, Jakarta 10110 Telepon (021) 3519070, Facsimile (021) 3520346 Pos Elektronik ditjenpsdkp@kkp.goid

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ambon, 5 Juli 2017 Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon. Tinggal Hermawan, S.Pi, M.Si

KATA PENGANTAR. Ambon, 5 Juli 2017 Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon. Tinggal Hermawan, S.Pi, M.Si KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya serta kerjasama dari semua pihak yang terkait lingkup Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon, sehingga

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014 L a k i p T r i w u l a n I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n 2 0 1 4, D J P B KATA PENGANTAR Direktorat Produksi sebagai unsur teknis pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya terus mendorong

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Direktur Produksi, Ir. Coco Kokarkin Soetrisno,M.Sc

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Direktur Produksi, Ir. Coco Kokarkin Soetrisno,M.Sc KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allahn Swt, karena atas berkah dan karunia-nya, Direktorat Produksi telah menyelesaikan Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Produksi Tahun 2014. Laporan Kinerja ini

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.6-/21 DS264-891-4155-6432 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1

Lebih terperinci

Laporan Kinerja LP2IL Serang 2016

Laporan Kinerja LP2IL Serang 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan (LP2IL)

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP) Triwulan I Tahun 2017 sebagai wujud pertanggungjawaban

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pengolahan Hasil. Dr. Ir. Santoso, M.Phil

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pengolahan Hasil. Dr. Ir. Santoso, M.Phil KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan laporan yang disusun sebagai pertanggungjawaban hasil kegiatan yang telah dilakukan dalam satu tahun. Laporan ini mengukur

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc KATA PENGANTAR Laporan Kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga negara yang

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.1-/21 DS553-54-8921-629 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ambon, 8 Januari 2018 Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon. Tinggal Hermawan, S.Pi, M.Si

KATA PENGANTAR. Ambon, 8 Januari 2018 Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon. Tinggal Hermawan, S.Pi, M.Si KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya serta kerjasama dari semua pihak yang terkait lingkup Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon, sehingga

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011

LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011 LAKIP 2011 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG TAHUN 2011 DIREKTORAT JENDERAL PENATAAN RUANG KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM 1 PENGANTAR Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA i LAPORAN KINERJA TRIWULAN II TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2017 LOKA PEMERIKSAAN PENYAKIT IKAN DAN LINGKUNGAN SERANG

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2017 LOKA PEMERIKSAAN PENYAKIT IKAN DAN LINGKUNGAN SERANG LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN LOKA PEMERIKSAAN PENYAKIT IKAN DAN LINGKUNGAN SERANG DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN A. KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 81 /PER-DJPB/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO

BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO LAPORAN KINERJA (LKj) TAHUN 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo adalah

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Pebruari 2016 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2016 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2017 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA (LKJ)

LAPORAN KINERJA (LKJ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN KINERJA (LKJ) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2017 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-18.1-/216 DS933-1269-654-625 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA i LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 215 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

1. Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan : Jabatan Eselon II sebanyak 1 orang, Jabatan

1. Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan : Jabatan Eselon II sebanyak 1 orang, Jabatan PORTOFOLIO DIREKTORAT PERBENIHAN Tugas pokok dan fungsi : Berdasarkan Peraturan Menteri No. Per. 5/MEN/200 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Perbenihan terdiri

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 81/PER-DJPB/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Tahun 2015

Laporan Kinerja Tahun 2015 Laporan Kinerja Tahun 2015 i KATA PENGANTAR Puji syukur selalu kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena atas petunjuk dan ridho-nya maka Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2015 Balai Besar Perikanan

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL, Menimbang : a. Mengingat : 1. bahwa dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL,

Lebih terperinci

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tengang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negar

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tengang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negar KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. /MEN/SJ/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI TERPADU PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2016 Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan. Ir. Nilanto Perbowo, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2016 Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan. Ir. Nilanto Perbowo, M. KATA PENGANTAR Laporan Kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga negara yang

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA A. PERENCANAAN Rencana strategis sebagaimana yang tertuang dalam Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan suatu proses yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum... 2 1.3. Maksud dan Tujuan... 2 1.4. Ruang Lingkup... 3 1.5. Sistematika Penyajian Laporan...

Lebih terperinci

DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA

DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA Tuga Pokok Dan Fungsi : DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA 1. Merumuskan kebijakan Direktorat Usaha berdasarkan rencana strategis dan program Direktorat Jenderal Perikanan 2. Merumuskan rencana kegiatan Direktorat

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-32.3-/217 DS4538-239-5974-97 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Puji Syukur ke hadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga Bagian Keuangan dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Bagian

Lebih terperinci

5. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 (RINGKASAN)

5. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 (RINGKASAN) 5. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 (RINGKASAN) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK NILAI-NILAI DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK Pelayanan Memberikan layanan yang memenuhi

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah

Kata Pengantar. Semarang, Maret 2015 Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah P E M E R I N T A H P R O V I N S I J A W A T E N G A H LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2014 DINAS BINA MARGA PROVINSI JAWA TENGAH Semarang 2015 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN)

14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN) 14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK Laporan Kinerja (LKj) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Siak Tahun 2016, merupakan wujud dari

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2012 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 KATA PENGANTAR Sebagai

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-32.-/217 DS2632-8649-856-81 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

DRAFT RENCANA STRATEGIS

DRAFT RENCANA STRATEGIS DRAFT RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2015-2019 1 Daftar Isi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaman i ii I. PENDAHULUAN A. Kondisi Umum 2 1. Struktur Organisasi 2 2. Tugas dan Fungsi 3 B. Capaian

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2017 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi... i... ii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN

KPU Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang diselenggarakan secara demokratis, Langsung Umum Bebas Rahasia, Jujur dan Adil dalam Negara Kesatuan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 226/PER-DJPB/2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN BENIH IKAN PADA DIREKTORAT

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel. RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-33.1-/218 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat PenangananPelanggaran Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat PenangananPelanggaran Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menindaklanjuti serangkaian kebijakan dan strategi yang secara utuh tertuang di dalam Rencana Stragis KKP tahun 2010-2014, Ditjen PSDKP sesuai tugas dan fungsinya telah

Lebih terperinci

Plt. Sekretaris Jenderal Haris Munandar N

Plt. Sekretaris Jenderal Haris Munandar N KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan tanggung jawab semua instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan

Lebih terperinci

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 Dok L. 01 28/01/2014 LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016

PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016 PERATURAN KEPALA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT NOMOR PER. /Balitbang KP.3.1/BPOL/RC.310/I/2016 TENTANG RENCANA KERJA BALAI PENELITIAN DAN OBSERVASI LAUT TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-018.01-0/2013 DS 5903-0340-5288-0144 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M SEKRETARIAT DAERAH KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH KOTA MATARAM NOMOR : 188.4/747/Org./X/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SEKRETARIAT DAERAH KOTA

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Laporan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6/PERMEN-KP/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6/PERMEN-KP/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6/PERMEN-KP/2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR, PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU, DAN

Lebih terperinci