L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I II TAHUN 2015 KATA PENGANTAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I II TAHUN 2015 KATA PENGANTAR"

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2015 ini dapat disusun. Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2015 ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2015 yang tertuang dalam pelaksanaan program dan kegiatan dalam upaya pencapaian visi dan misi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. LKj Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2015 ini mencakup uraian pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melalui serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan pada Triwulan III Tahun 2015 oleh masingmasing satker terkait. LKj Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2015 ini diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga dapat memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada periode berikutnya. Secara internal, LKj Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2015 dapat dijadikan sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja sehingga dapat menjadi pemicu peningkatan kinerja organisasi dengan melakukan langkah-langkah perbaikan melalui pelayanan yang lebih profesional dan transparan yang berguna bagi masyarakat. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna untuk menunjang pembangunan kelautan dan perikanan di masa mendatang. Jakarta, Desember 2015 Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Dr. Ir. Slamet Soebjakto, M.Si i

2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix IKHTISAR EKSEKUTIF... 1 BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud dan Tujuan Tugas dan Fungsi Permasalahan Utama Sistematika LKj BAB 2. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA RENCANA STRATEGIS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN Visi Misi Tujuan Sasaran Strategis Strategi dan Kebijakan Program Pembangunan Perikanan Budidaya RENCANA KINERJA DAN ANGGARAN Indikator Kinerja Anggaran Penetapan Kinerja/Perjanjian Kinerja (PK) Tahun Pengukuran/Pengelolaan Kinerja BAB 3. AKUNTABILITAS KINERJA CAPAIAN KINERJA ORGANISASI PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 1 : Meningkatnya Kemakmuran Masyarakat Perikanan Budidaya PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 2 : Meningkatnya Pengelolaan Perikanan Budidaya yang Berkelanjutan PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 3 : Meningkatnya Produksi Usaha dan Investasi Bidang Perikanan Budidaya PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 4 : Tersedianya Kebijakan Pembangunan Perikanan Budidaya Implementatif ii

3 PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 5 : Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Budidaya yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 6 : Tersedianya Pengendalian Sistem Budidaya secara Efektif PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 7 : Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang Kompeten dan Berkepribadian PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 8 : Tersedianya Informasi Bidang Perikanan Budidaya yang Valid, Handal, dan Mudah Diakses PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 9 : Terwujudnya Pranata dan Kelembagaan Birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang Berkepribadian PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 10 : Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisiensi di Ditjen Perikanan Budidaya Capaian Kinerja Anggaran BAB 4. PENUTUP LAMPIRAN iii

4 DAFTAR TABEL No Uraian Hal 1. Sasaran Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Menurut Komoditas Utama Tahun Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian Sasaran Strategis 1 Meningkatnya Kemakmuran Masyarakat Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 1 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) sampai dengan Triwulan III Tahun Nilai Tukar Pembudidaya Ikan sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 2 Pertumbuhan PDB Perikanan (Persen) sampai dengan Triwulan III Tahun Produk Domestik Bruto Perikanan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2010, Capaian Sasaran Strategis 2 Meningkatnya Pengelolaan Perikanan Budidaya yang Berkelanjutan sampai dengan Triwulan III Tahun Proses Pencapaian Indikator Kinerja Kinerja Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance (Kawasan) Capaian IKU 3 Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian Sasaran Strategis 3 Meningkatnya Produksi Usaha, dan Investasi Bidang Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 4 Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (Juta Ton) sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 dan sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian Nilai Produksi Perikanan Budidaya (Miliar Rupiah) sampai dengan Triwulan III Tahun Perbandingan Target dan Realisasi Jumlah Produksi Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 dan Tahun 2015 Berdasarkan Jenis Budidaya (Ton) Perbandingan Target dan Realisasi Nilai Produksi Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 dan Tahun 2015 Berdasarkan Jenis Budidaya (Ton) Capaian Volume Produksi Perikanan Budidaya Per Komoditas sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 dan Tahun Capaian Nilai Produksi Perikanan Budidaya Per Komoditas sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 dan Tahun Capaian IKU 5 Jumlah Ikan Hias sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian Volume dan Nilai Produksi Ikan Hias per Komoditas sampai dengan Triwulan III Tahun iv

5 20. Capaian IKU 5 Jumlah Tenaga Kerja Baru Perikanan Budidaya (orang) sampai dengan Triwulan III Tahun Rekapitulasi Jumlah Tenaga Kerja Baru Bidang Perikanan Budidaya per Provinsi sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 7 Jumlah Investasi Bidang Perikanan Budidaya (miliar rupiah) sampai dengan Triwulan III Tahun Rekapitulasi Jumlah Investasi Bidang Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 per Provinsi Capaian IKU 8 Jumlah Kredit Program Bidang Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian Sasaran Strategis 4 Tersedianya Kebijakan Pembangunan Perikanan Budidaya Implementatif sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 9 Jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 10 RSNI 3 Bidang Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun Draft Judul RSNI 3 Bidang Perikanan Budidaya Tahun Capaian IKU 11 Jumlah Draft Peraturan Peraturan Perundang-undangan Perikanan Budidaya (dokumen) sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian Sasaran Strategis 5 Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Budidaya yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan sampai dengan Triwulan III Tahun Target dan Realisasi Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi Standar Teknis sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 (kumulatif) Capaian IKU 12 Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi Standar Teknis sampai dengan Triwulan III Tahun Rekapitulasi Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi Standar Teknis sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 (unit) Capaian IKU 13 Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan Budidaya (paket) sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 14 Jumlah Unit Perbenihan Rakyat (UPR) dan Unit Perbenihan Skala Besar yang Bersertifikat sampai dengan Triwulan III Tahun Rekapitulasi Unit Pembenihan yang Bersertifikat per Provinsi Tahun 2010 sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 15 Jumlah Sentra Kebun Bibit Rumput Laut sampai dengan Triwulan III Tahun Rencana Lokasi Sentra Kebin Bibit Rumput Laut Tahun Rekapitulasi Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan Pemberian Paket Bantuan Kebun Bibit Rumput Laut Capaian IKU 16 Jumlah Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun v

6 41. Capaian IKU 17 Panjang Saluran Tambak yang Dikelola secara Partisipatif sampai dengan Triwulan III Tahun Progress Fisik Pekerjaan Kegiatan PITAP sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 18 Unit Pembudidayaan Ikan Bersertifikat CBIB sampai dengan Triwulan III Tahun Tabel Jumlah Unit Pembudidayaan Bersertifikat CBIB (unit) sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 Per Provinsi Capaian IKU 19 Jumlah Lokasi Pengembangan Teknologi Anjuran (Sistem Biofloc) untuk Produktivitas Budidaya Lele, Nila, dan Patin sampai dengan Triwulan III Tahun Rekapitulasi Lokasi yang Direncanakan sebagai Lokasi Pengembangan Teknologi Anjuran dengan Sistem Biofloc Capaian IKU 20 Jumlah Kelompok Produsen Pakan Ikan Mandiri sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian Sasaran Strategis 6 Tersedianya Pengendalian Sistem Budidaya secara Efektif sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 21 Jumlah Obat Ikan yang Terjamin, Mutu, Keamanan dan Khasiatnya sampai dengan Triwulan III Tahun Rekapitulasi Capaian Jumlah Obat Ikan Yang Terjamin Mutu, Keamanan dan Khasiatnya sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 (Non Kumulatif) Rekapitulasi Capaian Jumlah Obat Ikan yang Sesuai dengan Ketentuan sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 (Kumulatif) Rincian Penerbitan Surat Nomor Pendaftaran Obat Ikan sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 22 Jumlah Sampel Produk Perikanan Budidaya Keberterimanya 96% sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU Jumlah Produk Perikanan Budidaya yang keberterimaannya 96% hingga Triwulan III (Kumulatif) Capaian IKU 23 Jumlah Jenis Pakan Ikan yang Terjamin Mutunya sampai dengan Triwulan III Tahun Perkembangan Pakan Ikan Terdaftar (Triwulan III) Perkembangan Pakan Ikan Terdaftar Menurut Jenis Ikan Tahun (Triwulan III) Perkembangan Perpanjangan Sertifikat Pendaftaran Pakan Ikan sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 24 Jumlah Unit Usaha Budidaya yang Memperoleh Layanan Perizinan sampai dengan Triwulan III Tahun Unit Usaha Yang Memperoleh Layanan Perizinan Tahun 2010 September Unit Usaha Yang Masih Beraktifitas sesuai dengan Ketentuan sampai dengan Triwulan III Tahun vi

7 62. Capaian Sasaran Strategis 7 Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang Kompeten dan Berkepribadian sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 25 Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon II dan III lingkungan Ditjen PB (%) sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian Sasaran Strategis 8 Tersedianya Informasi Bidang Perikanan Budidaya yang Valid, Handal, dan Mudah Diakses sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 26 Indeks Pemanfaatan Informasi Bidang Perikanan Budidaya Berbasis IT sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian Sasaran Strategis 9 Terwujudnya Pranata dan Kelembagaan Birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang Berkepribadian sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 27 Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 28 Nilai AKIP Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 29 Indeks Integritas Pelayanan Publik Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 30 Jumlah Unit Kerja yang Diusulkan Berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB sampai dengan Triwulan III Tahun Hasil Penilaian Mandiri terhadap Unit Kerja yang Diusulkan Mendapat Predikat WBK/WBBM Capaian Sasaran Strategis 10 Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisien di Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun Capaian IKU 31 Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun Penilaian Penyusunan Laporan Keuangan Tingkat Eselon I Tahunan 2014 Kementerian Kelautan dan Perikanan Capaian IKU 32 Nilai Efisiensi Anggaran Ditjen PB (%) sampai dengan Triwulan III Tahun Nilai Efisiensi Pelaksanaan RKA-KL 2015 sampai dengan Triwulan III Tahun Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III TA dan Realisasi Anggaran Ditjen Perikanan Budidaya Berdasarkan Jenis Belanja sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 dan Tahun Pagu dan Realisasi Anggaran Satker Lingkup Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun vii

8 DAFTAR GAMBAR No Uraian Hal 1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun Dirjen PB melakukan Temu Lapang dan Tebar Benih Bawal Bintang Perdana di Kawasan Demfarm Teluk Bumbang, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat pada tanggal 8 Juli 2015 (Kiri); dan Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI ke Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung (BBPBL) Lampung pada tanggal 12 Juli 2015 (kanan) Peninjauan Dirjen PB ke Kelompok Pakan Mandiri Makmur Sejahtera di Desa Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah pada tanggal 29 Agustus 2015 (Kiri); dan Kunjungan Dirjen PB ke Lokasi Demfarm Budidaya Kerang Hijau di Desa Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten pada tanggal 27 Agustus 2015 (Kanan) Peta Strategi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun Indikator Hasil Nilai Pencapaian Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) sampai dengan Triwulan III Tahun Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran sampai dengan Triwulan III Tahun viii

9 DAFTAR LAMPIRAN No Uraian Hal 1. Rencana Kerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2015 (Sebelum Penambahan Anggaran APBN-P Tahun 2015) Rencana Kerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2015 (Setelah Penambahan Anggaran APBN-P Tahun 2015) Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2015 (Sebelum Penambahan Anggaran APBN-P Tahun 2015) Rekapitulasi Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan beserta Ruang lingkup uji yang memenuhi standar teknis Rekapitulasi Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi Standar Teknis sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 (unit) Jumlah Kawasan Minapolitan yang Berkembang sampai dengan Triwulan III Tahun Rekapitulasi Pelaksana Kegiatan PITAP Tahun Rekapitulasi Jumlah Kelompok Produsen Pakan Ikan Mandiri Rekapitulasi Penyerapan Anggaran Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun ix

10 IKHTISAR EKSEKUTIF Kegiatan pembangunan perikanan budidaya pada tahun 2015 sebagaimana pada Penetapan Kinerja (Tapja) Dirjen PB ditetapkan 13 (tiga belas) Sasaran Strategis dengan 32 (tiga puluh dua) Indikator Kinerja Utama untuk menunjang pencapaian visi dan misi Ditjen Perikanan Budidaya. Adapun 4 (empat) perspektif yang digunakan dalam pengklasifikasian IKU-IKU tersebut adalah : (i) Stakeholder Perspective; (ii) Customer Perspective; (iii) Internal Process Perspective; dan (iv) Learning and Growth Perspective. Pada triwulan III tahun 2015, rata-rata pencapaian sasaran strategis Ditjen Perikanan Budidaya adalah sebesar 86,57% terhadap target triwulan III atau 150,06% terhadap target tahunan. Berdasarkan target triwulanan pada rencana aksi Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2015, sejumlah 15 (lima belas) IKU telah memenuhi target yang telah ditetapkan pada triwulan III, dan terdapat 9 (sembilan) IKU yang belum tercapai, serta sejumlah 8 (delapan) IKU dengan capaian 0% karena penghitungan capaian kinerja dilakukan di akhir tahun, yaitu : (i) Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance (kawasan); (ii) Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan Budidaya (paket teknologi); (iii) Indeks Pemanfaatan Informasi Bidang Perikanan Budidaya Berbasis IT (%); (iv) Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB; (v) Nilai/skor SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya; (vi) Indeks Integritas Pelayanan Publik Ditjen Perikanan Budidaya; (vii) Jumlah Unit Kerja yang Diusulkan Berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB; dan (viii) Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya. Ringkasan penjelasan pencapaian IKU dalam setiap perspective sebagaimana berikut : Stakehoder Perspective Pada level Stakeholder Perspective, sasaran strategis yang ditetapkan yaitu SS1 : Meningkatnya kemakmuran masyarakat perikanan budidaya, yang diukur melalui 2 (dua) IKU sebagai berikut : (i) Nilai tukar pembudidaya ikan (NTPi) dengan capaian sebesar 99,61 atau 97,66% (data rata-rata sampai dengan bulan September 2015) di mana capaian ini belum mencapai target karena harga pakan yang cukup tinggi dan terjadi inflasi harga kebutuhan pokok sebagai dampak kenaikan harga BBM sehingga pengeluaran pembudidaya meningkat; (ii) Pertumbuhan PDB Perikanan dengan capaian 8,37% (data capaian pada triwulan III yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik pada bulan September 2015) atau 119,57% dari target yang ditetapkan. Upaya yang akan dilakukan untuk mendukung SS1 adalah peningkatan produksi perikanan budidaya melalui : (i) Pengelolaan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan; (ii) Pengelolaan Sistem Perbenihan Ikan; (iii) Pengelolaan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan; (iv) Pengelolaan Sistem Usaha Pembudidayaan Ikan; (v) Pengelolaan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan; (vi) 1

11 Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Customer Perspective Pada Customer Perspective terdapat 2 (dua) Sasaran Strategis (SS) dengan capaian sebagai berikut : Capaian SS2 : Meningkatnya pengelolaan perikanan budidaya yang berkelanjutan didukung oleh IKU Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dapat dikendalikan melalui surveillance (kawasan) dengan capaian 0% terhadap target triwulan III karena IKU dihitung di akhir tahun. Hambatan dalam pencapaian kinerja SS-2 adalah proses pencapaian masih mencapai 75%, yanag terdiri dari : (i) Tahap persiapan telah selesai dikerjakan dengan capaian proses 15%; (ii) Pengambilan sampel, pengujian, evaluasi dan pelaporan baru dikerjakan sebesar 40%; dan (iii) Penerapan upaya pengendalian untuk menekan tingkat prevalensi telah selesai dikerjakan dengan capaian proses 20%. Hal tersebut disebabkan evaluasi hasil uji dalam menentukan prevalensi tahap II masih dalam proses pengambilan sampel untuk wilayah Banyuwangi, sedangkan untuk wilayah Lampung dan Tangerang pengambilan sampel baru dapat dilaksanakan pada akhir bulan November 2015 di lokasi percontohan biosekuriti. Hal tersebut dikarenakan adanya keterlambatan penebaran pada kedua lokasi tersebut yang diakibatkan kemarau yang berkepanjangan sehingga salinitas air yang dipersyaratkan untuk budidaya udang masih belum sesuai. Upaya pengendalian yang dilaksanakan adalah melalui penerapan biosekuriti di ketiga lokasi. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan capaian SS2 adalah : (i) Rapat Komisi Kesehatan ikan dan lingkungan; (ii) Penerapan tindakan pengendalian berupa biosekuriti pada kawasan yang disurveillance; dan (iii) Surveillance penyakit ikan dan udang. Capaian SS3 : Meningkatnya produksi usaha, dan investasi bidang perikanan budidaya didukung oleh IKU : (i) Jumlah Produksi perikanan budidaya (juta ton) sebesar 77,85% terhadap target triwulan III; (ii) Jumlah ikan hias (miliar ekor) dengan capaian sebesar 106,67% terhadap target triwulan III; (iii) Jumlah tenaga kerja baru perikanan budidaya (orang) dengan capaian sebesar 36,13% terhadap target triwulan III; (iv) Jumlah investasi bidang perikanan budidaya (Rp. Miliar) dengan capaian sebesar 99,97% terhadap target triwulan III; dan (v) Jumlah kredit program bidang perikanan budidaya (Rp. Miliar) dengan capaian sebesar 47,72% terhadap target triwulan III. Rata-rata pencapaian SS3 adalah 73,67% terhadap target triwulan III atau 55,71% terhadap target tahunan. Hambatan dalam upaya pencapaian Sasaran Strategis 3 Meningkatnya produksi usaha, dan investasi bidang perikanan budidaya, antara lain : (i) keterlambatan pengiriman data produksi dan data tenaga kerja dari provinsi/kabupaten/kota; (ii) mayoritas pembudidaya ikan hias merupakan pembudidaya perorangan dengan skala yang tidak terlalu besar 2

12 sehingga kesulitan dalam mengembangkan usahanya; (iii) belum stabilnya perekonomian negara sehingga berpengaruh pada minat investor untuk meningkatkan nilai investasinya; (iv) belum terpetakannya data/informasi pembudidaya ikan yang layak mendapatkan kredit dari perbankan (calon debitur potensial); (v) kurangnya program pendampingan yang berkelanjutan khususnya dalam hal sosialisasi kredit program; dan (vi) belum semua pembudidaya memiliki status administrasi kepemilikan terkait agunan yang menjadi persyaratan dari pihak bank. Upaya yang akan dilakukan adalah : (i) melakukan perbaikan metodologi pengumpulan data; (ii) meningkatkan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan dan instansi terkait serta melakukan inventarisasi/identifikasi/pendataan tenaga kerja perikanan budidaya yang lebih intensif; (iii) melakukan bimtek dan temu lapang; (iv) pengembangan model budidaya ikan hias; (v) pengumpulan bahan draft penyusunan bahan peraturan/pedoman tentang pendataan tenaga kerja perikanan budidaya dan kelembagaan kelompok pembudidaya ikan; (vi) penyediaan bahan informasi dan promosi usaha perikanan budidaya; (vii) berkoordinasi dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal untuk memperoleh data terkait penanaman modal dalam negeri dan asing; (viii) pengembangan berbagai skema pembiayaan kredit program agar dapat mempermudah akses pembudidaya ikan untuk mendapatkan modal usaha melalui Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP E) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR); dan (ix) fasilitasi akses perbankan bagi pembudidaya ikan dan pendampingan akses pembiayaan usaha perikanan budidaya. Internal Process Perspective Perspective yang ketiga adalah Internal Process Perspective yang merupakan upaya internal untuk pencapaian customer perspective dan stakeholder perspective dengan 3 (tiga) sasaran strategi dan capaian masing-masing sebagai berikut : Capaian SS4 : Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya implementatif didukung oleh IKU : (i) Jumlah rancangan standar kompetensi kerja nasional Indonesia (rancangan; kumulatif) dengan capaian sebesar >100% terhadap target triwulan III; (ii) Jumlah RSNI 3 bidang perikanan budidaya (dokumen) dengan capaian >100% terhadap target triwulan III; dan (iii) Jumlah draft peraturan perundang-undangan perikanan budidaya dengan capaian 575% terhadap target triwulan III. Rata-rata pencapaian SS4 adalah 258,33% terhadap target triwulan III atau 205,19% terhadap target tahunan. Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 4 Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya implementatif adalah : (i) penyusunan RSKKNI yang memerlukan tahapan cukup panjang dalam proses penyusunannya; (ii) ketidakpastian jadwal pembahasan draft peraturan perundang-undangan DJPB karena harus mengikuti jadwal pembahasan di Biro Hukum; dan (iii) masih rendahnya penerapan aturan serta kebijakan oleh masyarakat. 3

13 Upaya yang dilakukan dalam rangka pencapaian SS4 ini antara lain : (i) melakukan koordinasi dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI terkait pendampingan penyusunan RSKKNI sekaligus sebagai instansi yang menetapkan SKKNI; (ii) rapat konsensus pembahasan RSNI-3; (iii) penyusunan naskah perundang-undangan berupa penyiapan draft perundang-undangan, pembahasan RPP, R. Permen dan R. Kepmen; (iv) penyusunan bahan peraturan tentang kelembagaan; dan (v) penyusunan dan revisi bahan regulasi perizinan bidang perikanan budidaya. Capaian SS5 Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan didukung oleh IKU : (i) Jumlah laboratorium penyakit, kualitas air, pakan dan residu yang memenuhi standar teknis (unit; kumulatif) dengan capaian 105,36% terhadap target triwulan III; (ii) Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya (paket teknologi) dengan capaian 0% terhadap target triwulan III karena IKU dihitung di akhir tahun; (iii) Jumlah unit perbenihan rakyat (UPR) dan unit perbenihan skala besar yang bersertifikat (unit; kumulatif) dengan capaian 137,78% terhadap target triwulan III; (iv) Jumlah sentra kebun bibit rumput laut (sentra) dengan capaian 0% terhadap target triwulan III; (v) Jumlah kawasan minapolitan perikanan budidaya (kab/kota; kumulatif) dengan capaian 98,80% terhadap target triwulan III; (vi) Panjang saluran tambak yang dikelola secara partisipatif (meter lari) dengan capaian >100% terhadap target triwulan III; (vii) Unit pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB (unit; kumulatif) dengan capaian 85,35% terhadap target triwulan III; (viii) Jumlah lokasi pengembangan teknologi anjuran (sistem biofloc) untuk produktivitas budidaya Lele, Nila dan Patin dengan capaian >100% terhadap target triwulan III; dan (x) Jumlah kelompok produsen pakan ikan mandiri dengan capaian >100% terhadap target triwulan III. Rata-rata pencapaian SS5 adalah 80,81% terhadap target triwulan III atau 339,08% terhadap target tahunan. Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 5 Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan yaitu : (i) waktu perekayasaan yang cukup lama untuk suatu teknologi, mulai dari persiapan hingga hasil akhir perekayasaan; (ii) terbatasnya data dan informasi kawasan yang telah disampaikan oleh kabupaten lokasi percontohan minapolitan menyebabkan sistem informasi minapolitan memiliki data dan informasi yang terbatas; (iii) belum sinkronnya rencana kegiatan dengan kesiapan administrasi kabupaten yang ditetapkan sebagai kawasan percontohan minapolitan; (iv) belum sinkronnya jadwal pelaksanaan kegiatan rapat koordinasi minapolitan tingkat kabupaten antara pusat dan daerah; dan (v) permasalahan teknis produksi dan kesulitan mendapatkan bahan baku pakan karena potensi bahan baku setiap daerah berbeda. Upaya yang akan dilakukan adalah : (i) pembinaan kapasitas laboratorium; (ii) melakukan perekayasaan teknologi budidaya air payau, laut dan tawar dan perekayasaan pengendalian Keskanling; (iii) pengembangan jejaring pemuliaan induk; (iv) penilaian varietas unggul ikan 4

14 payau/laut; (v) pengembangan bibit rumput laut hasil kultur jaringan; (vi) pengembangan pakan alami; (vii) melakukan sertifikasi dan surveilen CPIB dan Apresiasi auditor CPIB; (viii) penyusunan petunjuk pelaksanaan (juklak) sentra kebun bibit rumput laut dan identifikasi lokasi sentra kebun bibit rumput laut; (ix) pembangunan laboratorium kultur jaringan dan green house; (x) melakukan verifikasi ke kabupaten prioritas untuk melihat kondisi existing pengembangan kawasan minapolitan dan mendapatkan data dan informasi terkait pengembangan kawasan budidaya di kabupaten tersebut; (xi) Akselerasi dan harmonisasi perencanaan kegiatan dengan kesiapan adminsitrasi kabupaten yang ditetapkan sebagai kawasan percontohan minapolitan; sinkronisasi jadwal kegiatan; (xii) sinkronisasi jadwal kegiatan rapat koordinasi minapolitan tingkat kabupaten antara pusat dan daerah; (xiii) Temu Koordinasi Kegiatan PITAP; (xiv) Training of Trainer KMPt (Konsultan Manajemen PITAP); (xv) Monitoring dan evaluasi kegiatan rehabilitasi saluran irigasi tambak; (xvi) temu lapang sebagai sarana untuk mentransfer teknologi tentang pemeliharaan ikan dengan sistem biofloc; (xvii) pemberian paket pakan ikan mandiri; (xviii) supervisi dan Monitoring penerima bahan baku pakan; dan (xix) evaluasi perkembangan kegiatan pakan ikan mandiri untuk pengembangan pakan ikan mandiri ke depan. Capaian SS6 Terselenggaranya pengendalian sistem budidaya secara efektif didukung oleh IKU : (i) Jumlah obat ikan yang terjamin, mutu, keamanan dan khasiatnya (obat; kumulatif) dengan capaian 105,65% terhadap target triwulan III; (ii) Jumlah sampel produk perikanan budidaya keberterimanya 96% dengan capaian 88,94% terhadap target triwulan III; (iii) Jumlah jenis pakan ikan yang terjamin mutunya (jenis; kumulatif) dengan capaian 135,71% terhadap target triwulan III; dan (iv) Jumlah unit usaha budidaya yang memperoleh layanan perizinan (unit; kumulatif) 126,98% terhadap target triwulan III. Rata-rata pencapaian SS6 adalah 114,32% terhadap target triwulan III atau 107,10% terhadap target tahunan. Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 6 Terselenggaranya pengendalian sistem budidaya secara efektif adalah : (i) masih sulitnya pengumpulan data perizinan usaha perikanan budidaya di daerah, baik secara langsung ataupun yang dilaporkan secara berkala dari daerah; (ii) tidak adanya sampel/contoh di lapangan karena adanya perubahan musim tebar dan kemarau yang berkepanjangan; dan (iii) keterlambatan pencairan anggaran untuk keperluan pengambilan sampel dari beberapa provinsi. Beberapa upaya yang akan dilakukan adalah : (i) Rapat Evaluasi Teknis Dokumen Pendaftaran Obat Ikan, Kimia dan Bahan Biologi; (ii) Pemeriksaan lapang dalam rangka penerbitan surat ijin penyediaan/peredaran obat ikan; (iii) Pembinaan pemantauan obat ikan; (iv) Peningkatan pelayanan obat ikan; (v) Pengambilan sampel/supervisi; (vi) Sosialisasi pengendalian residu dan Penelusuran sumber kontaminan; (vii) melakukan koordinasi dengan instansi lainnya terkait penerbitan surat izin di bidang pembudidayaan ikan; (viii) Sinkronisasi peraturan perizinan dan pelayanan usaha perikanan budidaya di beberapa daerah untuk menyelaraskan ketentuan antara peraturan di pusat dan peraturan di daerah terkait perizinan di bidang pembudidayaan ikan, serta untuk memperoleh masukan tentang 5

15 peraturan dan pelaksanaan dalam pemberian izin usaha di bidang pembudidayaan ikan; dan (ix) melakukan identifikasi kelayakan usaha, pemantauan dan evaluasi, serta pembinaan terhadap unit usaha di bidang pembudidayaan ikan. Learn and Growth Perspective Dalam perspective ini telah ditetapkan empat sasaran strategis, dengan ringkasan pencapaian sebagai berikut : Capaian SS7 Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang kompeten dan Berkepribadian didukung oleh IKU Indeks Kesenjangan Kompetensi pejabat Eselon II, III lingkungan Ditjen PB (%) dengan capaian >100% terhadap target triwulan III atau 85,60% terhadap target tahunan. Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 7 Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang Kompeten dan Berkepribadian adalah keterbatasan jumlah dan kualitas SDM pejabat, baik fungsional maupun struktural. Upaya yang akan dilakukan untuk mendukung capaian SS7 adalah melakukan pembinaan teknis dan administrasi perencanaan dan pengembagan pegawai melalui : (i) keikutsertaan Assesment Pejabat Eselon III lingkup Ditjen Perikanan Budidaya; dan (ii) keikutsertaan pejabat Eselon III pada pelaksanaan diklat jabatan, yaitu diklat kepemimpinan Tk. III yang dilaksanakan oleh Badan Diklat Aparatur Sukamandi. Capaian SS8 Tersedianya informasi bidang perikanan budidaya yang valid, handal dan mudah diakses didukung oleh IKU Indeks pemanfaatan informasi bidang perikanan budidaya berbasis IT (%) dengan capaian 0% terhadap target triwulan III atau 0% terhadap target tahunan karena IKU dihitung di akhir tahun. Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 8 Tersedianya informasi bidang perikanan budidaya yang valid, handal dan mudah diakses adalah : (i) belum sempurnanya menu informasi budidaya karena masih banyak informasi yang belum tersedia; dan (ii) masih kurangnya ketersediaan updating data dan akses data pada sistem website yang telah dikembangkan. Upaya yang dilakukan untuk pencapaian SS8 ini adalah : (i) melakukan perbaikan tampilan dari waktu ke waktu dan pemeliharaan website Ditjen Perikanan Budidaya yang dapat diakes di laman secara berkala; (ii) melakukan updating data dan informasi guna menyelaraskan dengan tampilan website KKP; (iii) melakukan penyempurnaan pada menu informasi budidaya untuk melengkapi informasi yang belum tersedia; dan (iv) peningkatan kualitas website DJPB melalui perbaikan dari waktu ke waktu, pengintegrasian data di KKP, serta perbaikan pelayanan website DJPB dan peningkatan ekpose serta publikasi dan layanan informasi. 6

16 Capaian SS9 Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang berkepribadian didukung oleh IKU : (i) Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB; (ii) Nilai/skor SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya; (iii) Indeks integritas pelayanan publik Ditjen Perikanan Budidaya; dan (iv) Jumlah Unit Kerja yang diusulkan berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB dengan capaian masingmasing IKU adalah 0% terhadap target triwulan III karena penghitungan dilakukan per semester dan akhir tahun. Rata-rata pencapaian SS9 adalah 0% terhadap target triwulan III atau 0% terhadap target tahunan. Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 9 Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang berkepribadian adalah : (i) penerapan RB belum dilakukan maksimal; (ii) masih kurangnya kesadaran penerapan SAKIP, terutama pada UPT lingkup DJPB; dan (iii) kualitas pelayanan publik yang masih perlu perbaikan. Beberapa upaya yang telah dilakukan adalah : (i) membentuk Tim Reformasi Birokrasi DJPB; (ii) melakukan kegiatan penataan organisasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya; (iii) penataan peraturan perundang-undangan dengan melakukan harmonisasi terhadap peraturan perundang-undangan di bidang perikanan budidaya; (iv) meningkatkan pengelolaan kinerja melalui penguatan SAKIP; (v) penyusunan Penetapan Kinerja (Tapja) dari Level 1 s/d V; (vi) Penetapan Kinerja (Tapja) Level individu/skp (Sasaran Kinerja Pegawai) melalui SIPKINDU; (vii) melakukan penerapan SPIP; (viii) melakukan penerapan manajemen risiko; (ix) melaksanakan hasil rekomendasi penilaian AKIP; (x) melakukan evaluasi rencana aksi dan program; (xi) penyusunan dan penetapan Renstra serta IKU; (xii) penyusunan Pedoman Pengukuran Indikator Kinerja Utama (IKU) DJPB Tahun ; (xiii) pengelolaan pelayanan publik secara konsisten melalui unit pelayanan terpadu satu atap DJPB; (xiv) peningkatan kualitas layanan publik DJPB dalam rangka reformasi birokrasi; (xv) Pengusulan unit kerja berstatus WBK/WBBM Ditjen perikanan; dan (xvi) pembinaan unit kerja berstatus WBK/WBBM lingkup Ditjen Perikanan Budidaya. Capaian SS10 Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisiensi di Ditjen Perikanan Budidaya didukung IKU : (i) Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya dengan capaian 0% terhadap target triwulan III karena IKU dihitung di akhir tahun; dan (ii) Nilai efisiensi anggaran (%) dengan capaian 125% terhadap target triwulan III. Rata-rata pencapaian SS10 adalah 62,50% terhadap target triwulan III atau 62,50% terhadap target tahunan. Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 10 Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisiensi di Ditjen Perikanan Budidaya adalah : (i) revisi anggaran (refocussing dan APBNP) menyebabkan kegiatan menjadi tertunda untuk dilaksanakan karena menunggu revisi DIPA, sehingga berdampak pada terlambatnya proses pengadaan barang dan jasa (jadwal pengadaan menjadi mundur); dan (ii) masih kurangnya tenaga yang kompeten/operator yang memahami sistem administrasi dan keuangan, terutama pada beberapa satker TP Kabupaten/Kota yang masih baru. 7

17 Peningkatan kinerja terhadap pencapaian terhadap beberapa IKU yang masih di bawah target yang ditetapkan perlu senantiasa dilakukan melalui kerja keras pada beberapa kegiatan pendukung IKU dimaksud serta melakukan penyempurnaan terhadap kebijakan yang ada untuk lebih mengoptimalkan pencapaian sasaran strategis. Dengan demikian, diharapkan di masa yang akan datang dapat terjadi peningkatan capaian kinerja yang lebih optimal melalui kegiatan-kegiatan pendukung yang dilakukan secara efektif dan efisien. 8

18 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan pembangunan kelautan dan perikanan dengan empat pilar pembangunan nasional yaitu pro-poor (pengentasan kemiskinan), pro-job (penyerapan tenaga kerja), pro-growth (pertumbuhan) dan pro-environment (pemulihan dan pelestarian lingkungan) yang difokuskan kepada : pembangunan kawasan minapolitan, pengembangan komoditas unggulan, pemberdayaan dan wirausaha, serta pengembangan industrialisasi perikanan budidaya berbasis blue economy. Fokus RPJMN , yaitu memantapkan pembangunan keunggulan kompetitif berbasis SDA, SDM Berkualitas, dan Kemampuan IPTEK sehingga diharapkan dapat terwujud (i) ketahanan ekosistem (resilient ecosystem); (ii) ketahanan dan kedaulatan perikanan; (iii) daya saing ekonomi melalui pengembangan Inovasi dan IPTEK; dan (iv) kesejahteraan masyarakat. Sesuai dengan arahan RPJMN tersebut, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melakukan kegiatan-kegiatan yang berfokus pada : (i) peningkatan produksi untuk ekspor yang berdaya saing; (ii) peningkatan produksi untuk ketahanan pangan dan gizi; (iii) peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional; dan (iv) pelestarian dan keberlanjutan sumberdaya perikanan budidaya. Berdasarkan Instruksi Presiden (INPRES) No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Perpres No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), dan Permen PAN dan RB No. 53 Tahun 2014 setiap kementerian berkewajiban menyusun Laporan Kinerja (LKj) sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan berdasarkan Renstra maupun rencana kerja tahunan (RKT) yang dibuat sebelumnya. LKj juga merupakan sarana untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja berdasarkan indikator sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga prinsip pemerintahan yang bersih dan bertanggung jawab (good governance) dapat diwujudkan. Atas dasar hal-hal tersebut, Ditjen Perikanan Budidaya telah menetapkan target kinerja tahun 2015, dan dilanjutkan dengan melakukan monitoring dan pengukuran kinerja yang telah dicapai sampai dengan akhir triwulan III, kemudian dituangkan dalam LKj Ditjen Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun 2015 sebagai wujud akuntabilitas dari mandat yang diemban serta dalam rangka menilai efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan. LKj Ditjen Perikanan Budidaya ini menginformasikan input, output, outcome, dan benefit dari setiap pelaksanaan program dan kegiatan dalam kurun waktu sampai dengan triwulan III tahun

19 1.2. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan Penyusunan LKj Ditjen Perikanan Budidaya Triwulan III tahun 2015 yaitu : (i) sebagai sarana pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi Ditjen Perikanan Budidaya kepada seluruh stakeholders; (ii) sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III tahun 2015 dalam upaya memperbaiki kinerja pada triwulan berikutnya; dan (iii) sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan dokumen perencanaan, pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang Tugas dan Fungsi Ditjen Perikanan Budidaya bertugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis bidang perikanan budidaya, sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor : 15/MEN/2010 yang diuraikan lebih rinci dalam fungsi sebagai berikut: 1. Perumusan kebijakan di bidang perikanan budidaya; 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang perikanan budidaya; 3. Perumusan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang perikanan budidaya; 4. Pemberian bimbingan teknik dan evaluasi di bidang perikanan budidaya; dan 5. Pelaksanaan administrasi Ditjen Perikanan Budidaya. Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut, susunan organisasi Ditjen Perikanan Budidaya sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun Melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan berdasarkan perubahan kebijakan menteri, maka pada bulan Agustus 2015, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah melakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 23/PERMEN-KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan Berdasarkan peraturan menteri tersebut, susunan organisasi Ditjen Perikanan Budidaya terdiri dari : 1. Sekretariat Direktorat Jenderal, merupakan unsur pembantu yang dipimpin oleh Sekretaris Direktorat Jenderal, bertugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan direktorat jenderal. Sedangkan fungsinya adalah : (i) koordinasi penyusunan rencana, program, dan anggaran; (ii) pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi; (iii) pembinaan dan penyiapan bahan penataan organisasi dan tata laksana, serta fasilitasi pelaksanaan reformasi birokrasi; (iv) 10

20 koordinasi dan penyiapan bahan penyusunan peraturan perundangundangan serta penyiapan bahan pelaksanaan advokasi hukum; dan (v) pengelolaan BMN dan layanan pengadaan barang/jasa pemerintah. Sekretariat Direktorat Jenderal terdiri atas : (i) Bagian Program; (ii) Bagian Kepegawaian; (iii) Bagian Hukum, Organisasi dan Hubungan Masyarakat; dan (iv) Bagian Umum dan Keuangan. 2. Direktorat Kawasan Budidaya, merupakan unsur pelaksana yang dipimpin oleh Direktur Kawasan Budidaya, bertugas dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kawasan budidaya. Sedangkan fungsinya adalah : (i) penyiapan perumusan kebijakan di bidang lahan dan air, tata pembangunan, tata operasional dan pemeliharaan, fasilitas kawasan, dan minapolitan budidaya; (ii) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang lahan dan air, tata pembangunan, tata operasional dan pemeliharaan, fasilitas kawasan, dan minapolitan budidaya; (iii) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang lahan dan air, tata pembangunan, tata operasional dan pemeliharaan, fasilitas kawasan, dan minapolitan budidaya; (iv) pelaksanaan bimbingan teknis di bidang lahan dan air, tata pembangunan, tata operasional dan pemeliharaan, fasilitas kawasan, dan minapolitan budidaya; (v) pelaksanaan evaluasi di bidang lahan dan air, tata pembangunan, tata operasional dan pemeliharaan, fasilitas kawasan, dan minapolitan budidaya; dan (vi) pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat. Direktorat Kawasan Budidaya terdiri atas : (i) Subdirektorat Lahan dan air; (ii) Subdirektorat Tata Pembangunan;; (iii) Subdirektorat Tata Operasional dan Pemeliharaan; (iv) Subdirektorat Fasilitas Kawasan; (v) Subdirektorat Minapolitan; dan (vi) Subbagian Tata Usaha. 3. Direktorat Perbenihan, merupakan unsur pelaksana yang dipimpin oleh Direktur Perbenihan, bertugas dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan. Sedangkan fungsinya adalah : (i) penyiapan perumusan kebijakan di bidang induk, perbenihan ikan air tawar, air payau, dan laut, serta standardisasi dan sertifikasi perbenihan; (ii) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang induk, perbenihan ikan air tawar, air payau, dan laut, serta standardisasi dan sertifikasi perbenihan; (iii) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang induk, perbenihan ikan air tawar, air payau, dan laut, serta standardisasi dan sertifikasi perbenihan; (iv) pelaksanaan bimbingan teknis di bidang induk, perbenihan ikan air tawar, air payau, dan laut, serta standardisasi dan sertifikasi perbenihan; (v) pelaksanaan evaluasi di bidang induk, perbenihan ikan air tawar, air payau, dan laut, serta standardisasi dan sertifikasi perbenihan; dan (vi) pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat. 11

21 Direktorat Perbenihan terdiri atas : (i) Subdirektorat Induk; (ii) Subdirektorat Perbenihan Ikan Air Tawar; (iii) Subdirektorat Perbenihan Ikan Air Payau; (iv) Subdirektorat Perbenihan Ikan Laut; (v) Subdirektorat Standardisasi dan Sertifikasi Perbenihan; dan (vi) Subbagian Tata Usaha. 4. Direktorat Pakan, merupakan unsur pelaksana yang dipimpin oleh Direktur Pakan, bertugas dalam melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pakan ikan. Sedangkan fungsinya adalah : (i) penyiapan perumusan kebijakan di bidang bahan baku, mutu pakan, pakan buatan, pakan alami, serta standardisasi dan sertifikasi pakan ikan; (ii) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang bahan baku, mutu pakan, pakan buatan, pakan alami, serta standardisasi dan sertifikasi pakan ikan; (iii) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bahan baku, mutu pakan, pakan buatan, pakan alami, serta standardisasi dan sertifikasi pakan ikan; (iv) pelaksanaan bimbingan teknis di bidang bahan baku, mutu pakan, pakan buatan, pakan alami, serta standardisasi dan sertifikasi pakan ikan; (v) pelaksanaan evaluasi di bidang bahan baku, mutu pakan, pakan buatan, pakan alami, serta standardisasi dan sertifikasi pakan ikan; dan (vi) pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat. Direktorat Pakan terdiri atas : (i) Subdirektorat Bahan Baku; (ii) Subdirektorat Mutu Pakan; (iii) Subdirektorat Pakan Alami; (iv) Subdirektorat Pakan Buatan; (v) Subdirektorat Standardisasi dan Sertifikasi; dan (vi) Subbagian Tata Usaha. 5. Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya, merupakan unsur pelaksana yang dipimpin oleh Direktur Produksi dan Usaha Budidaya, bertugas dalam melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, evaluasi dan laporan di bidang produksi dan usaha perikanan budidaya. Sedangkan fungsinya adalah : (i) penyiapan perumusan kebijakan di bidang produksi ikan air tawar, air payau, dan laut, pengembangan usaha, pelayanan usaha, standardisasi, dan sertifikasi, serta data dan statistik perikanan budidaya; (ii) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang produksi ikan air tawar, air payau, dan laut, pengembangan usaha, pelayanan usaha, standardisasi, dan sertifikasi, serta data dan statistik perikanan budidaya; (iii) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang produksi ikan air tawar, air payau, dan laut, pengembangan usaha, pelayanan usaha, standardisasi, dan sertifikasi, serta data dan statistik perikanan budidaya; (iv) pelaksanaan bimbingan teknis di bidang produksi ikan air tawar, air payau, dan laut, pengembangan usaha, pelayanan usaha, standardisasi, dan sertifikasi, serta data dan statistik perikanan budidaya; (v) pelaksanaan evaluasi di bidang produksi ikan air tawar, air payau, dan laut, pengembangan usaha, pelayanan usaha, standardisasi, dan sertifikasi, serta data dan statistik perikanan budidaya; dan (vi) pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat. 12

22 Direktorat Produksi dan Usaha Budidaya terdiri dari : (i) Subdirektorat Produksi Ikan Air Tawar, Air Payau, dan Laut; (ii) Subdirektorat Pengembangan Usaha; (iii) Subdirektorat Pelayanan Usaha; (iv) Subdirektorat Standardisasi dan Sertifikasi; (v) Subdirektorat Data dan Statistik; dan (vi) Subbagian Tata Usaha. 6. Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan, merupakan unsur pelaksana yang dipimpin oleh Direktur Kesehatan Ikan dan Lingkungan, bertugas dalam melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis, evaluasi dan laporan di bidang kesehatan ikan dan lingkungan. Sedangkan fungsinya adalah : (i) penyiapan perumusan kebijakan di bidang hama dan penyakit ikan, obat ikan, monitoring residu, perlindungan lingkungan budidaya, dan standardisasi dan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan; (ii) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang hama dan penyakit ikan, obat ikan, monitoring residu, perlindungan lingkungan budidaya, dan standardisasi dan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan; (iii) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang hama dan penyakit ikan, obat ikan, monitoring residu, perlindungan lingkungan budidaya, dan standardisasi dan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan; (iv) pelaksanaan bimbingan teknis di bidang hama dan penyakit ikan, obat ikan, monitoring residu, perlindungan lingkungan budidaya, dan standardisasi dan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan; (v) pelaksanaan evaluasi di bidang hama dan penyakit ikan, obat ikan, monitoring residu, perlindungan lingkungan budidaya, dan standardisasi dan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan; dan (vi) pelaksanaan tata usaha dan rumah tangga direktorat. Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan terdiri atas : (i) Subdirektorat Hama dan Penyakit Ikan; (ii) Subdirektorat Obat Ikan; (iii) Subdirektorat Monitoring Residu; (iv) Subdirektorat Perlindungan Lingkungan Budidaya; (v) Subdirektorat Standardisasi dan Laboratorium; dan (vi) Subbagian Tata Usaha. 7. Kelompok Jabatan Fungsional, mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya; (ii) Masing-masing kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal; (iii) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja; (iv) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan. Selain itu Ditjen Perikanan Budidaya juga mempunyai 15 Unit Pelaksana Teknis (UPT). Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/PERMEN-KP/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perikanan Budidaya Air Tawar, Perikanan Budidaya Air Payau, dan Perikanan Budidaya Laut, meliputi : 13

23 1. Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi 2. Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara 3. Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung 4. Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandingain 5. Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Tatelu 6. Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam 7. Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo 8. Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar 9. Balai Perikanan Budidaya Air Payau Ujung Batee 10. Balai Perikanan Budidaya Laut Batam 11. Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok 12. Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon 13. Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIUUK) Karangasem 14. Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang 15. Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan (LP2IL) Serang Susunan organisasi Ditjen Perikanan Budidaya tergambar pada susunan organisasi di bawah ini : Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun

24 Untuk tingkat unit eselon II telah dilakukan pelantikan, namun untuk tingkat eselon III belum dilaksanakan pelantikan dan masih dalam proses lelang jabatan, sehingga masih menggunakan nomenklatur yang lama, berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan. Ditjen Perikanan Budidaya didukung oleh SDM sejumlah orang (data sampai dengan bulan September 2015) dengan rincian sejumlah 337 orang di Pusat dan sejumlah orang berada di UPT untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Permasalahan Utama Secara umum, permasalahan/kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi perikanan budidaya adalah : (i) penyediaan dan distribusi induk unggul dan benih berkualitas masih terbatas; (ii) isu jaminan keamanan pangan produk yang menjadi tuntutan, baik pasar luar negeri maupun dalam negeri; (iii) efisiensi pakan; (iv) biaya produksi yang masih tinggi; (v) penurunan kualitas lingkungan perairan sebagai akibat dari limbah budidaya maupun limbah lainnya; (vi) ancaman penyakit, baik dari dalam maupun dari luar negeri; (vii) keterbatasan sarana dan prasarana perikanan budidaya, terutama terkait dengan kondisi saluran air, jalan produksi, jaringan listrik dan lainnya; (viii) akses permodalan ke perbankan yang masih terbatas; (ix) sumber daya manusia pelaku usaha perikanan budidaya yang masih kurang pengetahuannya sehingga agak sulit untuk dilakukan perubahan teknologi budidaya yang digunakan; dan (x) sistem pendataan dan pelaporan yang belum optimal sehingga berakibat terjadinya keterlambatan penyampaian data dukung Sistematika LKj LKj ini secara umum memuat target dan capaian kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai dengan triwulan III tahun Sebagai tolak ukur keberhasilan kinerja Ditjen Perikanan Budidaya, LKj ini menginformasikan perbandingan antara target dan capaian kinerja (performance results) sampai dengan triwulan III tahun 2015 dengan target dan kinerja pada triwulan sebelumnya. Dari analisa tersebut akan teridentifikasi sejumlah celah kinerja (Performance gap) sehingga dapat diperoleh masukan bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang. Adapun sistematika penyajian laporan adalah sebagai berikut : 1. Ikhtisar Eksekutif, bagian ini menyajikan gambaran menyeluruh secara ringkas tentang capaian kinerja Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan triwulan III tahun Bab I Pendahuluan, pada bab ini disajikan hal-hal umum tentang Ditjen Perikanan Budidaya serta uraian singkat tentang tugas pokok dan fungsi Ditjen Perikanan Budidaya, termasuk latar belakang, maksud dan tujuan penulisan LKj. 15

25 3. Bab II Perencanaan dan Penetapan Kinerja, pada bab ini disajikan rencana strategis, gambaran singkat mengenai sasaran dan kebijakan dan program Ditjen Perikanan Budidaya pada tahun , rencana kerja dan anggaran tahun 2015, Penetapan Kinerja (PK) Ditjen Perikanan Budidaya serta pengukuran/pengelolaan kinerja Ditjen Perikanan Budidaya. 4. Bab III Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan, pada bab ini disajikan prestasi Indikator Kinerja Utama (IKU) Ditjen Perikanan Budidaya serta evaluasi dan analisis kinerja sampai dengan triwulan III tahun Dalam bab ini juga disampaikan akuntabilitas keuangan yang mencakup alokasi dan realisasi anggaran termasuk pula penjelasan tentang efisiensi. 5. Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan tinjauan secara umum tentang keberhasilan, kegagalan serta permasalahan dan kendala utama. Dalam bab ini juga disampaikan saran pemecahan masalah yang akan dilaksanakan pada triwulan berikutnya berupa perbaikan perencanaan, kebijakan, dan perbaikan pelaksanaan program/kegiatan. 6. Lampiran, pada bab ini berisi data dukung yang diperlukan dalam penjelasan/pembahasan dari Bab I sampai dengan Bab IV. 16

26 BAB 2. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) III Tahun , telah mengamanatkan untuk terus melakukan pembangunan perikanan budidaya secara berkelanjutan, karena diyakini dengan potensi dan kekuatan yang ada, perikanan budidaya mampu memberi kontribusi pada 9 agenda pembangunan nasional pemerintah (NAWACITA), diantaranya mewujudkan kemandirian ekonomi (termasuk pembudidaya ikan), serta memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan melalui peningkatan produksi budidaya yang memiliki daya saing. Penjabaran pelaksanaan pembangunan perikanan budidaya, lebih lanjut dituangkan dalam buku Rencana Strategi (RENSTRA) Perikanan Budidaya Kebijakan Ditjen Perikanan Budidaya tahun adalah mengembangkan program dan kegiatan untuk tercapainya sasaran strategis perikanan budidaya. Arah kebijakan pembangunan perikanan budidaya tahun adalah : (i) Meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya; (ii) Meningkatkan daya saing dan potensi ekonomi sumberdaya perikanan budidaya; dan (iii) Meningkatkan kelestarian dan keberlanjutan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya. Di samping arah kebijakan dan pelaksanaan strategi di atas, pada periode Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya juga diberikan mandat untuk melaksanakan quickwins dan program lanjutan. Quickwins merupakan langkah inisiatif yang mudah dan cepat dapat dijadikan contoh dan acuan masyarakat tentang arah pembangunan yang sedang dijalankan, sekaligus untuk meningkatkan motivasi dan partisipasi masyarakat. Adapun rancangan program quickwins Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya difokuskan untuk Membangun Gerakan Kemandirian Pembudidayaan Ikan melalui : (i) Penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) untuk pembudidaya sampai tahun 2019; (ii) Penjaminan mutu benih di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) dan unit pembenihan lainnya pada 900 unit pembenihan sampai tahun 2019; (iii) Pengembangan 100 Kebun Bibit Rumput Laut dengan kultur jaringan sampai tahun 2019; dan (iv) Penerapan teknologi biofloc budidaya lele dan patin di 24 lokasi sampai tahun Sedangkan rancangan program lanjutan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang dimandatkan pada periode adalah Pengembangan Budidaya Laut di Keramba jaring Apung (KJA), pengembangan pakan mandiri, pengembangan sarana prasarana perikanan budidaya. Oleh karena itu, guna mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan yang lebih terarah, terukur, konsisten dan akuntabel diperlukan visi dan misi yang dapat menggambarkan harapan dan kenyataan yang akan diperoleh melalui kebijakan dan program serta kegiatannya, maka Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan visi, misi dan tujuan pengembangan perikanan budidaya sebagai berikut : 17

27 2.1. RENCANA STRATEGIS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN Visi Dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun Kementerian Kelautan dan Perikanan menetapkan visi Terwujudnya Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan secara Berdaulat, Mandiri, dan Berkelanjutan untuk Kemakmuran Rakyat. Sebagai upaya mengintegrasikan dengan pembangunan kelautan dan perikanan serta berlandaskan pemahaman dan penelaahan terhadap peluang dan potensi, serta permasalahan pengembangan perikanan budidaya di masa yang akan datang, maka Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melakukan penyesuaian visi yang ditetapkan sebagaimana berikut : Terwujudnya Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Budidaya yang Mandiri, Berdaya Saing dan Berkelanjutan Dengan visi tersebut diharapkan dapat terwujud pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya yang dapat memberikan nilai tambah pada produk perikanan budidaya sehingga memiliki daya saing tinggi dengan tetap melakukan pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat. Gambar 2. Dirjen PB melakukan Temu Lapang dan Tebar Benih Bawal Bintang Perdana di Kawasan Demfarm Teluk Bumbang, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat pada tanggal 8 Juli 2015 (Kiri); dan Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI ke Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung (BBPBL) Lampung pada tanggal 12 Juli 2015 (kanan) 18

28 Gambar 3. Peninjauan Dirjen PB ke Kelompok Pakan Mandiri Makmur Sejahtera di Desa Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah pada tanggal 29 Agustus 2015 (Kiri); dan Kunjungan Dirjen PB ke Lokasi Demfarm Budidaya Kerang Hijau di Desa Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Banten pada tanggal 27 Agustus 2015 (Kanan) Misi Misi yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dalam mewujudkan visi di atas adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan kemandirian pembudidaya ikan melalui pemberdayaan b. Menerapkan teknologi inovatif untuk meningkatkan daya saing produk perikanan budidaya c. Memanfaatkan sumberdaya perikanan budidaya secara berkelanjutan Tujuan Ditjen Perikanan Budidaya sesuai dengan visi dan misinya menetapkan tujuan pembangunan perikanan budidaya yaitu : a. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pembudidaya Ikan b. Mewujudkan Kelestarian Sumberdaya Perikanan Budidaya Sasaran Strategis Tujuan strategis pembangunan perikanan budidaya akan dicapai melalui sejumlah sasaran strategis yang menggambarkan kondisi yang harus dicapai pada tahun Peta Strategi DJPB Tahun seperti pada gambar 4. 19

29 Gambar 4. Peta Strategi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun Sasaran strategis pembangunan perikanan budidaya berdasarkan tujuan yang akan dicapai dijabarkan dalam empat perspektif dengan masing-masing IKU sebagai berikut : STAKEHOLDER PERSPECTIVE 1. Meningkatnya Kemakmuran Masyarakat Perikanan Budidaya Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan b. Pertumbuhan PDB Perikanan (%) CUSTOMER PERSPECTIVE 2. Meningkatnya Pengelolaan Perikanan Budidaya yang Berkelanjutan Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance (kawasan) 3. Meningkatnya Produksi, Usaha, dan Investasi Bidang Perikanan Budidaya Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (juta ton) b. Jumlah Ikan Hias (miliar ekor) c. Jumlah Tenaga Kerja Baru Perikanan Budidaya (orang) d. Jumlah Investasi Bidang Perikanan Budidaya (Rp. miliar) e. Jumlah Kredit Program Bidang Perikanan Budidaya (Rp. miliar) 20

30 INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE 4. Tersedianya Kebijakan Pembangunan Perikanan Budidaya yang Implementatif Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (rancangan; kumulatif) b. Jumlah RSNI 3 Bidang Perikanan Budidaya (dokumen) c. Jumlah Draft Peraturan Perundang-undangan Perikanan Budidaya 5. Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Budidaya yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi Standar Teknis (unit; kumulatif) b. Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan Budidaya (paket teknologi) c. Jumlah Unit Perbenihan Rakyat (UPR) dan Unit Perbenihan Skala Besar yang Bersertifikat (unit; kumulatif) d. Jumlah Sentra Kebun Bibit Rumput Laut (sentra) e. Jumlah Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya (kab./kota; kumulatif) f. Panjang Saluran Tambak yang Dikelola secara Partisipatif (meter lari) g. Unit Pembudidayaan Ikan Bersertifikat CBIB (unit; kumulatif) h. Jumlah Lokasi Pengembangan Teknologi Anjuran (Sistem Biofloc) untuk Produktivitas Budidaya Lele, Nila dan Patin i. Jumlah Kelompok Produsen Pakan Ikan Mandiri 6. Terselenggaranya Pengendalian Sistem Budidaya secara Efektif Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Jumlah Obat Ikan yang Terjamin, Mutu, Keamanan dan Khasiatnya (obat; kumulatif) b. Jumlah Sampel Produk Perikanan Budidaya yang Tingkat Keberterimanya 96% c. Jumlah Jenis Pakan Ikan yang Terjamin Mutunya (jenis; kumulatif) d. Jumlah Unit Usaha Budidaya yang Memperoleh Layanan Perizinan (unit; kumulatif) LEARNING & GROWTH PERSPECTIVE 7. Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang Kompeten dan Berkepribadian Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon II dan III lingkungan Ditjen Perikanan Budidaya (%) 8. Tersedianya Informasi Bidang Perikanan Budidaya yang Valid, Handal, dan Mudah Diakses Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Indeks Pemanfaatan Informasi Bidang Perikanan Budidaya Berbasis IT (%) 21

31 9. Terwujudnya Pranata dan Kelembagaan Birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang Berkepribadian Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya b. Nilai/Skor SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya c. Indeks Integritas Pelayanan Publik Ditjen Perikanan Budidaya d. Jumlah Unit Kerja yang Diusulkan Berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen Perikanan Budidaya 10. Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisien di Ditjen Perikanan Budidaya Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya b. Nilai Efisiensi Anggaran Ditjen Perikanan Budidaya (%) Strategi dan Kebijakan Kebijakan Ditjen Perikanan Budidaya tahun adalah mengembangkan program dan kegiatan untuk tercapainya sasaran strategis perikanan budidaya. Arah kebijakan pembangunan perikanan budidaya tahun adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya 2. Meningkatkan daya saing dan potensi ekonomi sumberdaya perikanan budidaya 3. Meningkatkan kelestarian dan keberlanjutan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya. Selanjutnya, strategi yang akan dilakukan untuk melaksanakan arah kebijakan sebagaimana tersebut di atas adalah melalui : 1. Meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya, dilaksanakan dengan strategi : a. Mengembangkan Gerakan Pakan Ikan Mandiri (Gerpari) dengan mendorong kemandirian kelompok yang memproduksi pakan mandiri dan mengembangkan bahan baku pakan lokal serta penyediaan sarana produksi pakan; b. Mengembangkan industri perbenihan nasional untuk pemenuhan kebutuhan induk dan benih bermutu secara mandiri dengan mengoptimalkan fungsi UPT dan UPTD serta unit pembenihan masyarakat; c. Penguatan kelembagaan kelompok pembudidaya dan pembenih ikan sehingga menjadi kelompok yang mandiri; d. Pengembangan kawasan perikanan budidaya (minapolitan) dengan mengintegrasikan rantai produksi dari hulu sampai hilir untuk efisiensi produksi; e. Mendorong tumbuhnya industri penghasil sarana/peralatan/mesin perikanan budidaya di dalam negeri sesuai standar; f. Penguatan akses permodalan usaha pembudidaya ikan skala kecil serta peningkatan minat investasi pembudidaya skala besar; 22

32 2. Meningkatkan daya saing dan potensi ekonomi sumberdaya perikanan budidaya, dilaksanakan dengan strategi : a. Pengembangan industrialisasi marikultur secara intensif dan berkelanjutan; b. Peningkatan kualitas induk dan benih melalui sertifikasi Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB); c. Peningkatan daya saing produk perikanan budidaya melalui sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB); d. Modernisasi sistem pembudidaya ikan yang efektif dan efisien berbasis teknologi anjuran; e. Revitalisasi lahan marjinal dan ekstensifikasi; f. Pengembangan sarana produksi inovatif (protein rekombinan, vaksin, enzim, probiotik, immunostimulan, rekayasa genetik, automatic feeder, karamba bulat dan lain-lain); g. Peningkatan kapasitas prasarana (infrastruktur) perikanan budidaya yang efisien dan modern; h. Pengembangan Pos Pelayanan Kesehatan Ikan Terpadu (Posikandu) dalam rangka pencegahan (vaksinasi) dan Early Warning System penyakit di sentra-sentra produksi budidaya; i. Peningkatan kuantitas dan kualitas ikan non konsumsi (ikan hias, karang buatan, tanaman hias dan lain-lain); j. Modernisasi sistem produksi pembudidayaan ikan mendukung industrialisasi; k. Pengembangan komoditas unggulan (driven market commodity); l. Pengembangan sentra budidaya baru dengan percontohan kawasan/klaster; m. Peningkatan kemitraan usaha perikanan budidaya/aquaculture incorporated; n. Segmentasi usaha perikanan budidaya. 3. Pelestarian dan keberlanjutan sumberdaya perikanan budidaya, akan dilaksanakan melalui : a. Penerapan teknologi budidaya yang efisien dan ramah lingkungan dan sesuai dengan daya dukung; b. Pengembangan Culture Based Fisheries (CBF) dengan pendekatan komoditas multi-trophic level; c. Penerapan IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture); d. Backyard Aquaculture (budidaya di pekarangan) dan pemanfaatan lahan marginal; e. Pengembangan komoditas ikan spesifik lokal unggulan dan species ikan tahan perubahan lingkungan; f. Pengembangan minapadi komoditas ekonomis (ugadi, ugamedi, ugaladi); g. Penerapan bisnis akuakultur berbasis blue economy (BISA BERSEMI); h. Pengendalian plasma nutfah induk dan benih; i. Rehabilitasi lingkungan sentra produksi perikanan budidaya (waduk, danau, lingkungan tambak/silvo fisheries); 23

33 Program Pembangunan Perikanan Budidaya Pembangunan Perikanan Budidaya pada tahun 2015 difokuskan kepada program pencapaian indikator kinerja utama yaitu meningkatnya produksi perikanan budidaya dengan volume produksi perikanan budidaya sebanyak ton dengan rincian sebagai berikut : 1. Produksi Perikanan Budidaya Air Tawar sebanyak ton; 2. Produksi Perikanan Budidaya Air Payau sebanyak ton; dan 3. Produksi Perikanan Budidaya Laut sebanyak ton. Adapun rincian sasaran produksi masing-masing komoditas sebagaimana pada tabel 1 berikut. Tabel 1. Sasaran Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Menurut Komoditas Utama Tahun Kenaikan No. KOMODITAS Per Tahun (%) Total A Rumput Laut 10,234,357 10,600,000 11,107,000 13,390,000 16,171,000 19,544, B Ikan 3,915,800 7,300,000 8,348,000 9,405,000 10,545,000 11,775, Udang 592, , ,000 1,030,400 1,134,700 1,248, Udang Windu 126, , , , , , Udang Vanamei 411, , , , , , Udang Lainnya 53,900 83, , , , , Kerapu 12,400 45,900 50,400 55,500 61,000 67, Kakap 4, , , , , , Bandeng 621,400 1,210,800 1,356,900 1,492,500 1,641,900 1,779, Ikan Mas 484, , , , , , Nila 971,100 1,656,600 1,822,200 2,004,500 2,204,900 2,500, Gurame 108, , , , , , Patin 403, , , ,800 1,044,900 1,149, Lele 613,100 1,058,400 1,217,100 1,399,700 1,609,600 1,770, Bawal Bintang 600 1,900 2,000 2,600 3,800 5, Kekerangan 10, , , , , , Tawes 28,300 32,600 39,100 46,900 56,300 64, Nilem 27,700 31,900 36,700 42,200 48,500 55, Toman 24,600 28,300 32,600 37,500 43,100 49, Gabus 13,700 15,800 18,100 20,900 24,000 27, Lainnya 524, , , , , , RENCANA KINERJA DAN ANGGARAN Indikator Kinerja Pembangunan Perikanan Budidaya pada tahun 2015 difokuskan kepada program pencapaian indikator kinerja utama yaitu : (i) NTPi dengan target 102; (ii) Pertumbuhan PDB Perikanan dengan target 7; (iii) Jumlah Produksi Perikanan Budidaya dengan target 17,90 juta ton; dan (iv) Jumlah Ikan Hias dengan target 1,70 miliar ekor. Target indikator keberhasilan tersebut telah didistribusikan melalui sub-sub program peningkatan produksi perikanan budidaya diantaranya : 24

34 a. Pengelolaan Pakan Ikan Sasaran yang ingin dicapai pada pelaksanaan kegiatan pengelolaan pakan ikan adalah : (i) Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya di bidang pengelolaan pakan yang implementatif; (ii) Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya di bidang pengelolaan pakan yang berdaya saing dan berkelanjutan; (iii) Terselenggaranya sertifikasi unit produsen pakan; dan (iv) Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan pakan ikan. Untuk mencapai sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah seperti pada lampiran 1. Unit kerja penanggung jawab kegiatan adalah Direktorat Pakan Ikan. b. Pengelolaan Perbenihan Ikan Sasaran yang ingin dicapai pada pelaksanaan kegiatan pengelolaan perbenihan ikan adalah : (i) Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya di bidang perbenihan yang implementatif; (ii) Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya di bidang perbenihan yang berdaya saing dan berkelanjutan; (iii) Terselenggaranya sertifikasi unit pembenihan; (iv) Terwujudnya sentra kebun bibit rumput laut; dan (v) Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan perbenihan ikan. Untuk mencapai sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah seperti pada lampiran 1. Unit kerja penanggung jawab kegiatan adalah Direktorat Perbenihan Ikan. c. Pengelolaan Kawasan Perikanan Budidaya Sasaran kegiatan pengelolaan kawasan perikanan budidaya adalah : (i) Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya di bidang kawasan yang implementatif; (ii) Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya di bidang kawasan yang berdaya saing dan berkelanjutan; (iii) Tersedianya sarana di kawasan perikanan budidaya; dan (iv) Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan kawasan perikanan budidaya. Untuk mencapai sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah seperti pada lampiran 1. Unit kerja penanggung jawab kegiatan adalah Direktorat Kawasan Perikanan Budidaya. d. Pengelolaan Produksi dan Usaha Pembudidayaan Ikan Sasaran kegiatan pengelolaan produksi dan usaha pembudidayaan ikan adalah : (i) Kebijakan pembangunan bidang produksi perikanan budidaya yang implementatif; (ii) Tata kelola pemanfaatan sumberdaya bidang produksi perikanan budidaya yang mandiri dan berkelanjutan; (iii) Sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik pada unit pembudidaya ikan; (iv) Skala usaha kelompok masyarakat di bidang pembudidayaan ikan; (v) Kemandirian usaha perikanan budidaya yang berkelanjutan; dan (vi) Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan produksi dan usaha pembudidayaan ikan. Untuk mencapai sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah seperti pada lampiran 1. Unit kerja penanggung jawab kegiatan adalah Direktorat Produksi dan Usaha Pembudidayaan ikan. 25

35 e. Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan Sasaran kegiatan pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan pembudidayaan ikan adalah : (i) Tersedianya kebijakan pembangunan bidang kesehatan ikan dan lingkungan yang implementatif; (ii) Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya bidang kesehatan ikan dan lingkungan yang berdaya saing dan berkelanjutan; (iii) Terselenggaranya pengendalian budidaya bidang kesehatan ikan dan lingkungan secara efektif; dan (iv) Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan pembudidayaan ikan. Untuk mencapai sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah seperti pada lampiran 1. Unit kerja Penanggung jawab kegiatan adalah Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan. f. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya adalah : (i) Tersedianya ASN KKP yang kompeten dan professional; (ii) Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses; (iii) Terselenggaranya Reformasi Birokrasi; (iv) Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien; dan (v) Terpenuhinya belanja aparatur dan belanja operasional perkantoran. Untuk mencapai sasaran tersebut, kegiatan yang akan dilaksanakan adalah seperti pada lampiran 1. Unit kerja penanggung jawab kegiatan adalah Sekretariat Direktorat Jenderal Anggaran Ditjen Perikanan Budidaya mendapatkan pagu anggaran untuk membiayai sub-sub program peningkatan produksi perikanan berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) awal Tahun 2015 sebesar Rp ,-. Pada bulan Februari, terjadi revisi anggaran dan penambahan anggaran (APBN-P) sehingga total anggaran berubah menjadi Rp ,-. Disusul pada bulan April, terjadi revisi anggaran, namun tidak mengubah total anggaran karena perubahan anggaran hanya terjadi pada alokasi anggaran per kegiatan pengembangan. Namun, pada bulan September terjadi perubahan kebijakan sehingga dilakukan revisi kegiatan, terutama kegiatan pakan mandiri yang anggarannya dilimpahkan ke UPT untuk efisiensi anggaran (revisi lintas satker). Berikut nilai pagu revisi April tahun 2015 (Rp ,-) dan nilai pagu revisi September tahun 2015 (Rp ,-) berdasarkan sistem kegiatan : a. Pengembangan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan sebesar Rp ,- dari pagu awal sebesar Rp ,- b. Pengembangan Sistem Perbenihan Ikan sebesar Rp ,- dari pagu awal sebesar Rp ,- 26

36 c. Pengembangan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan sebesar Rp ,- dari pagu awal sebesar Rp ,- d. Pengembangan Sistem Usaha Pembudidayaan Ikan sebesar Rp ,- dari pagu awal sebesar Rp ,- e. Pengembangan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan sebesar Rp ,- dari pagu awal sebesar Rp ,- dan f. Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Perikanan Budidaya sebesar Rp ,- dari pagu awal sebesar Rp , Penetapan Kinerja/Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015 Sebagai penjabaran dari Rencana Kinerja Tahunan maka disusun Perjanjian Kinerja yang memuat mengenai perjanjian kinerja antara Eselon I dengan Menteri Kelautan dan Perikanan sebagaimana pada gambar 5. 27

37 28

38 Gambar 5. Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun

39 Pengukuran/Pengelolaan Kinerja Dalam rangka mengukur capaian indikator kinerja Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2015, Ditjen Perikanan Budidaya menggunakan pengelolaan kinerja berbasis Balanced Scorecard (BSC). Pengukuran capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) ditetapkan berdasarkan ketentuan sebagai berikut : 1. Pengukuran kinerja dilakukan secara periodik (triwulanan/semesteran/tahunan); 2. Pengukuran kinerja dilakukan dari bawah ke atas; 3. Pencapaian kinerja atasan merupakan akumulasi pencapaian kinerja bawahannya; 4. Data yang dimasukkan sebagai pencapaian kinerja merupakan data yang telah diverifikasi oleh Tim Pengelola Kinerja lingkup Ditjen Perikanan Budidaya sebagai data mutakhir yang diambil dari sumber data yang tepat; dan juga diukur melalui aplikasi kinerjaku.kkp.go.id ; 5. Status capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yang ada dalam aplikasi kinerjaku.kkp.go.id ditunjukkan dengan warna : (i) merah (untuk indikator yang di bawah batas toleransi); (ii) kuning (untuk indikator dalam batas toleransi); dan (iii) hijau (untuk indikator yang telah/melebihi target). Pengukuran kinerja berbasis Balanced Scorecard dilakukan dengan cara penghitungan capaian terhadap target dengan menggunakan polarisasi Maximize, Minimize, dan Stabilize. 1. Maximize IKU yang diukur dengan menggunakan polarisasi maximize yaitu IKU yang mempunyai kriteria pencapaian semakin tinggi (dari nilai 100%) semakin baik. 2. Minimize IKU yang diukur dengan menggunakan polarisasi minimize yaitu IKU yang diukur dengan menggunakan polarisasi minimize yaitu IKU yang mempunyai kriteria pencapaian semakin rendah (dari nilai 100%) semakin baik. 3. Stabilize IKU yang diukur dengan menggunakan polarisasi stabilize yaitu IKU yang semakin stabil (tidak naik dan tidak turun) pencapaian dari target maka kinerja semakin baik. 30

40 BAB 3. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Kegiatan pembangunan perikanan budidaya pada tahun 2015 sebagaimana pada Penetapan Kinerja (Tapja) Dirjen PB ditetapkan 13 (tiga belas) Sasaran Strategis dengan 32 (tiga puluh dua) Indikator Kinerja Utama untuk menunjang pencapaian visi dan misi Ditjen Perikanan Budidaya. Adapun 4 (empat) perspektif yang digunakan dalam pengklasifikasian IKU-IKU tersebut adalah : (i) Stakeholder Perspective; (ii) Customer Perspective; (iii) Internal Process Perspective; dan (iv) Learning and Growth Perspective. Hasil pengukuran kinerja inilah yang dilaporkan dalam Laporan Kinerja (LKj) tingkat Eselon I. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, capaian rata-rata Indikator Kinerja Utama (IKU) dari keempat perspektif tersebut adalah sebesar 86,57% terhadap target sampai dengan triwulan III atau 150,06% terhadap target tahunan, sehingga dapat dikatakan kinerja yang dihasilkan sudah baik. Sedangkan berdasarkan sistem pelaporan pada aplikasi kinerjaku.kkp.go.id diperoleh Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) sebesar 56,58% (toleransi 10%) seperti pada gambar 6. Adapun rekapitulasi capaian kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya seperti pada tabel 2. Gambar 6. Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun

41 Tabel 2. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN Stakeholder Perspective 1 Meningkatnya kemakmuran masyarakat Perikanan Budidaya Customer Perspective 2 Meningkatnya pengelolaan perikanan budidaya yang berkelanjutan 3 Meningkatnya produksi usaha, dan investasi bidang perikanan budidaya Internal Process Perspective 4 Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya implementatif 1 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 2 Pertumbuhan PDB Perikanan (persen) 3 Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dapat dikendalikan melalui surveillance (kawasan) 4 Jumlah Produksi perikanan budidaya (juta ton) 5 Jumlah ikan hias (miliar ekor) 6 Jumlah tenaga kerja baru perikanan budidaya (orang) 7 Jumlah investasi bidang perikanan budidaya (Rp. Miliar) 8 Jumlah kredit program bidang perikanan budidaya (Rp. Miliar) 9 Jumlah rancangan standar kompetensi kerja nasional Indonesia (rancangan; kumulatif) 10 Jumlah RSNI 3 bidang perikanan budidaya (dokumen) 11 Jumlah draft peraturan perundangundangan perikanan budidaya ,61 97,66 97,66 Non Kumulatif, dihitung bulanan. Data capaian 99,49 merupakan data rata-rata dari bulan Januari September ,37 119,57 119,57 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Capaian pada triwulan II adalah 7,17 (102,43%) ,00 0,00 Kumulatif, mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB. 17,90 12,94 10,074* 77,85 56,28 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. 1,70 1,020 1, ,67 64,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan ,13 25,29 Non Kumulatif, dihitung triwulanan ,33 99,97 99,59 Kumulatif mulai tahun 2013 dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah ,7 (100,03%) ,5 45,1 47,72 33,41 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB >100,00 100,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB >100,00 55,56 Non Kumulatif mulai tahun 2015 (Dit. Produksi, Dit. Perbenihan. Dit. Prasarana dan Sarana Budidaya. dan Dit. Kesehatan Ikan dan Lingkungan) ,00 460,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. 32

42 SASARAN STRATEGIS 5 Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan 6 Terselenggaranya pengendalian sistem budidaya secara efektif URAIAN INDIKATOR KINERJA 12 Jumlah laboratorium penyakit, kualitas air, pakan dan residu yang memenuhi standar teknis (unit; kumulatif) 13 Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya (paket teknologi) 14 Jumlah unit perbenihan rakyat (UPR) dan unit perbenihan skala besar yang bersertifikat (unit; kumulatif) 15 Jumlah sentra kebun bibit rumput laut (sentra) 16 Jumlah kawasan minapolitan perikanan budidaya (Kab/Kota; kumulatif) 17 Panjang saluran tambak yang dikelola secara partisipatif (meter lari) 18 Unit pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB (unit; kumulatif) 19 Jumlah lokasi pengembangan teknologi anjuran (sistem biofloc) untuk produktivitas budidaya Lele, Nila dan patin 20 Jumlah kelompok produsen pakan ikan mandiri 21 Jumlah obat ikan yang terjamin, mutu, keamanan dan khasiatnya (obat; kumulatif) TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN ,36 98,33 Kumulatif dari tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 45 (100,00%) ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun ,78 118,10 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB ,00 0,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung semesteran. Merupakan IKU baru DJPB ,80 96,47 Kumulatif mulai tahun 2011, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 77 (100,00%) >100,00 43,85 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB ,35 74,94 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah (126,40%) (Sertifikat aktif dan tidak aktif). Untuk tahun 2015 yang dihitung sertifikat aktif >100,00 100,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB >100, ,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru ,65 104,80 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 243 (100,41%). 33

43 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA 22 Jumlah sampel produk perikanan budidaya keberterimanya 96% 23 Jumlah jenis pakan ikan yang terjamin mutunya (jenis; kumulatif) 24 Jumlah unit usaha budidaya yang memperoleh layanan perizinan (unit; kumulatif) Learning and Growth Perspective 7 Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang kompeten dan Berkepribadian 8 Tersedianya informasi bidang perikanan budidaya yang valid, handal dan mudah diakses 9 Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang berkepribadian 10 Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisiensi di Ditjen Perikanan Budidaya 25 Indeks Kesenjangan Kompetensi pejabat Eselon II, III lingkungan Ditjen PB (%) 26 Indeks pemanfaatan informasi bidang perikanan budidaya berbasis IT (%) 27 Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB 28 Nilai/skor SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya 29 Indeks integritas pelayanan publik Ditjen Perikanan Budidaya 30 Jumlah Unit Kerja yang diusulkan berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB 31 Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya 32 Nilai efisiensi anggaran (%) TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN ,94 67,02 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB ,71 133,50 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah (132,25%) (Sertifikat aktif dan tidak aktif). Untuk tahun 2015 yang dihitung sertifikat aktif ,98 123,08 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 696 (116,00%) < ,16 >100,00 85,60 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB. BB 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung semesteran. A 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB ,00 0,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB. WTP 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung semesteran. Merupakan IKU baru DJPB ,00 125,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB. Ket : * Angka Sementara Berdasarkan capaian yang diperoleh, dan diinput pada sistem aplikasi kinerjaku.kkp.go.id, maka diperoleh hasil dari masing-masing sasaran strategis seperti gambar 7. 34

44 Gambar 7. Indikator Hasil Nilai Pencapaian Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 Berdasarkan gambar 7, hal ini menunjukkan bahwa kinerja yang dihasilkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya masih perlu ditingkatkan pada triwulan berikutnya sehingga dapat diperoleh kinerja yang baik di akhir tahun. Pencapaian sasaran strategis pada masing-masing perspektif dijelaskan sebagai berikut : STAKEHOLDER PERSPECTIVE PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 1 : Meningkatnya Kemakmuran Masyarakat Perikanan Budidaya Kemakmuran masyarakat kelautan dan perikanan menjadi fokus utama dalam pencapaian visi dan misi Ditjen Perikanan Budidaya, yang merupakan tolok ukur dari dampak keberhasilan program dan kegiatan Ditjen Perikanan Budidaya. Pencapaian sasaran strategis ini sebesar 108,61% yang diukur melalui 2 (dua) IKU yaitu : (i) NTPi dengan target 102; dan (ii) Pertumbuhan PDB Perikanan dengan target 7%. Penjelasan terkait dengan realisasi IKU dimaksud seperti pada tabel 3. 35

45 Tabel 3. Capaian Sasaran Strategis 1 Meningkatnya Kemakmuran Masyarakat Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN Stakeholder Perspective 1 Meningkatnya kemakmuran masyarakat Perikanan Budidaya 1 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 2 Pertumbuhan PDB Perikanan (persen) ,61 97,66 97,66 Non Kumulatif, dihitung bulanan. Data capaian 99,49 merupakan data rata-rata dari bulan Januari September ,37 119,57 119,57 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Capaian pada triwulan II adalah 7,17 (102,43%). A. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) merupakan rasio antara indeks harga yang diterima oleh pembudidaya ikan (It) terhadap indeks harga yang dibayar oleh pembudidaya ikan (Ib). NTPi merupakan indikator tingkat kemampuan/daya beli pembudidaya ikan, sehingga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat pembudidaya ikan secara relatif dan merupakan ukuran kemampuan/daya keluarga pembudidaya ikan untuk memenuhi kebutuhan subsistennya. Semakin tinggi NTPi, maka akan semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli pembudidaya. Berdasarkan hasil pemantauan harga di 33 provinsi di Indonesia oleh BPS, rata-rata NTPi dari bulan Januari September 2015 sebesar 99,61 atau telah tercapai 97,66% dari target tahunan serta 96,71% dari target akhir RPJMN sebesar 103 (tabel 4). Rata-rata ini menurun dibandingkan dengan capaian NTPi sampai dengan triwulan III pada tahun 2014 sebesar 101,61. NTPi 99,61 menunjukkan belum tercapainya kesejahteraan pembudidaya, dengan demikian diperlukan kerja keras dalam pembangunan perikanan budidaya untuk peningkatan NTPi pada triwulan selanjutnya. Tabel 4. Capaian IKU 1 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 IKU Keterangan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) - Target Tahunan Realisasi Tahunan 101, Persentase Capaian Tahunan 99, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I 101,62 99, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 96,78 97,54 96,59 - Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 96,78 97,54 96,59 - Target s/d TW II Non Kumulatif, dihitung bulanan. Data capaian 99,61 merupakan data rata-rata dari bulan Januari September

46 IKU Keterangan - Realisasi s/d TW II 101,66 99, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 96,82 97, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 96,82 97, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III 101,69 99, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 99,70 97, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 99,70 97,66 - Ket: Pada tahun 2014 terdapat perubahan target pada bulan Oktober menjadi 102 berdasarkan Penetapan Kinerja Tahun 2014 Kementerian Kelautan dan Perikanan Nomor 580/MEN-KP/X/2014 dikarenakan adanya penghematan anggaran serta perubahan penghitungan tahun dasar NTPi Tabel 5. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 NASIONAL 2015 Kenaikan Rata-rata Jan - Sept Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agustus Sept 2015 Rata-Rata NILAI TUKAR PEMBUDIDAYAAN IKAN INDEKS HARGA YANG DITERIMA PEMBUDIDAYAAN IKAN Budidaya Air Tawar Budidaya Laut Budidaya Air Payau INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PEMBUDIDAYAAN IKAN Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Ket : BPPBM : Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Sumber data dari BPS Hasil survei BPS menunjukkan bahwa pada bulan September 2015 NTPi sebesar 100,01 atau naik sebesar 0,34 persen dari bulan Agustus Hal ini terjadi karena It naik sebesar 0,46 persen, lebih besar dibanding kenaikan Ib sebesar 0,12 persen. Kenaikan It sebesar 0,46 persen disebabkan oleh naiknya harga sebagian jenis ikan, khususnya ikan nila dan ikan gurame. Kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan indeks kelompok Konsumsi Rumah Tangga (KRT) naik sebesar 0,05 persen dan indeks kelompok Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,24 persen. Namun demikian, NTPi selama Januari September 2015 fluktuatif (tabel 5) sebagaimana pada gambar 8. 37

47 Gambar 8. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 Kendala dalam pencapaian NTPi diantaranya adalah harga pakan yang cukup tinggi sebagai akibat dari melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, sementara pakan merupakan komponen utama dalam biaya produksi (60-70%). Selain itu, naiknya harga kebutuhan pokok sebagai akibat dari kenaikan harga BBM memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam pencapaian NTPi. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk peningkatan penyediaan pakan murah dan terjangkau serta berkualitas sesuai dengan jenis komoditas yang dikembangkan melalui perekayasaan teknologi. Rencana aksi untuk peningkatan NTPi diantaranya adalah : (i) pengembangan pakan mandiri melalui penyediaan bahan baku, uji lab, penyediaan mesin pellet, pengembangan laboratorium nutrisi pakan, dan pembinaan ke pembudidaya; (ii) pengembangan teknologi biofloc untuk menekan Food Convertion Ratio/FCR guna meningkatkan efisiensi pakan dan produktivitas perikanan budidaya; dan (iii) pengembangan mariculture untuk peningkatan/pengalihan ke budidaya rumput laut yang rendah input produksi, diantaranya melalui pengembangan sentra kebun bibit. B. Pertumbuhan PDB Perikanan (persen) PDB perikanan diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa perikanan yang diproduksi dalam jangka waktu tertentu (per tahun). Angka persentase pertumbuhan PDB Perikanan diperoleh dengan membandingkan nilai PDB Perikanan (berdasarkan harga konstan) tahun berjalan dibandingkan dengan nilai PDB Perikanan tahun sebelumnya. Pertumbuhan PDB merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan termasuk didalamnya perikanan budidaya. Target pertumbuhan PDB perikanan pada tahun 2015 masih sama dengan tahun 2014 sebesar 7,00%. Pencapaian pertumbuhan PDB Perikanan sampai dengan triwulan III tahun 2015 sebesar 8,37% atau tercapai 119,57% dari target yang telah ditetapkan (tabel 6). Hal 38

48 ini menunjukkan bahwa sektor perikanan menunjukkan potensi besar dalam pembangunan ekonomi nasional Indonesia. Tabel 6. Capaian IKU 2 Pertumbuhan PDB Perikanan (Persen) sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 Pertumbuhan PDB Perikanan (%) IKU Keterangan - Target Tahunan 7 7 7,2 - Realisasi Tahunan 6, Persentase Capaian Tahunan 99, Target s/d TW I 7, Realisasi s/d TW I 6,89*** 8, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 95,03 120, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 98,43 120, Target s/d TW II 7, Realisasi s/d TW II 6,89*** 7, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 95,03 102, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 98,43 102, Target s/d TW III 7, Realisasi s/d TW III 6,89*** 8, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 95,03 119, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 98,43 119,57 - Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun. Data capaian 8,37 merupakan data capaian pada triwulan III yang merupakan angka rata-rata Januari September Ket : ***: angka sangat-sangat sementara Pada tahun 2014 terdapat perubahan target PDB semula 7,25 menjadi 7 sesuai dengan Revisi II Tahun 2014 berdasarkan pada Penetapan Kinerja Tahun 2014 Kementerian Kelautan dan Perikanan Nomor 580/MEN-KP/X/2014 karena adanya penghematan anggaran (bulan Oktober). Perekonomian sektor perikanan triwulan III-2015 tumbuh sebesar 8,37%, pertumbuhan ini lebih tinggi daripada pertumbuhan ekonomi Indonesia (4,73%) dan lebih tinggi dari pertumbuhan sektor perikanan triwulan II-2015 tumbuh sebesar 7,17% dan perumbuhan sektor perikanan triwulan I-IV tahun 2014 sebesar 7,66%. Pertumbuhan ini menunjukkan adanya peningkatan daya beli (purchasing power) dari para pelaku subsektor perikanan dibandingkan subsektor lain pada kelompok pertanian, kehutanan, perikanan dan nasional. Pertumbuhan perekonomian subsektor perikanan triwulan III-2015 dipengaruhi oleh produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya triwulan III Produksi perikanan tangkap hingga triwulan III-2015 mencapai sebesar 4,72 juta ton atau mengalami peningkatan sebesar 3,2% dibandingkan triwulan III-2014 sedangkan produksi perikanan budidaya hingga triwulan III-2015 mencapai 10,07 juta ton, mengalami peningkatan sebesar 3,98% dibandingkan triwulan III Komoditas yang mengalami peningkatan produksi adalah rumput laut yang mengalami peningkatan produksi sebesar 10,83% dibandingkan triwulan III

49 Tabel 7. Produk Domestik Bruto Perikanan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2010, Berdasar harga berlaku At current prices LAPANGAN USAHA TAHUN - YEAR INDUSTRIAL ORIGIN 2014**) 2015***) Kenaikan rata-rata (%) Increasing average I II III IV Jumlah I II III Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan / Agriculture, Forestry and Fisher 338, , , , ,410, , , , Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 265, , , , ,088, , , , a. Tanaman Pangan 106, , , , , , , , b. Tanaman Hortikultura 37, , , , , , , , c. Tanaman Perkebunan 76, , , , , , , , d. Peternakan 38, , , , , , , , e. Jasa Pertanian dan Perburuan 5, , , , , , , , Kehutanan dan Penebangan Kayu 16, , , , , , , , P e r i k a n a n / Fisheries 56, , , , , , , , PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) / Gross Domestic Product (GDP) 2,499, ,613, ,739, ,690, ,542, ,726, ,865, ,982, Persentase PDB Perikanan / Fisheries GDP Sharring Persentase terhadap kelompok pertanian / To Agriculture group Persentase terhadap PDB / To GDP Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan / Agriculture, Forestry and Fisher 272, , , , ,128, , , , Berdasar harga konstan thn 2010 At 2010 Constant Prices 1. Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa Pertanian 214, , , , , , , , a. Tanaman Pangan 83, , , , , , , , b. Tanaman Hortikultura 29, , , , , , , , c. Tanaman Perkebunan 64, , , , , , , , d. Peternakan 31, , , , , , , , e. Jasa Pertanian dan Perburuan 4, , , , , , , , Kehutanan dan Penebangan Kayu 13, , , , , , , , P e r i k a n a n / Fisheries 44, , , , , , , , PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) / Gross Domestic Product (GDP) 2,060, ,139, ,206, ,161, ,568, ,157, ,239, ,311, Pertumbuhan PDB Year on Year (Y on Y) Perikanan/ Fisheries Kelompok Pertanian / Agriculture Group PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) / Gross Domestic Product (GDP) Sumber / Source : Badan Pusat Statistik / Statistics of Indonesia Keterangan : *) : Angka sementara / Preliminary Figures **) : Angka sangat sementara / Very preliminary figures ***) : Angka sangat sangat sementara / Very very preliminary figures Sumber - Source : Badan Pusat Statistik - Statistics Indonesia Berbagai upaya dilakukan guna peningkatan PDB pada akhir tahun Upaya tersebut merupakan yang merupakan akumulasi dari rencana aksi pencapaian setiap IKU pada seluruh customer perspective, internal process perspective dan learn and growth perspective dalam peta strategi yang akan diterangkan pada point selanjutnya. 40

50 CUSTOMER PERSPECTIVE PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 2 : Meningkatnya Pengelolaan Perikanan Budidaya yang Berkelanjutan Peningkatan ketersediaan produk tidak hanya dilihat dari segi volume saja, namun juga perlu ada jaminan terhadap mutu/kualitas produk dan keamanan pangan (food safety), sehingga secara langsung akan memberikan nilai tambah dan daya saing bagi produk perikanan yang dihasilkan. Selain itu juga, sumber daya yang ada perlu dikelola secara berkelanjutan. Pencapaian sasaran strategis ini sebesar masih 0% karena IKU dihitung di akhir tahun, di mana Ditjen Perikanan Budidaya mengidentifikasi 1 (satu) Indikator Kinerja Utama dengan capaian tahun 2015 sebagaimana pada tabel 8 berikut. Tabel 8. Capaian Sasaran Strategis 2 Meningkatnya Pengelolaan Perikanan Budidaya yang Berkelanjutan sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS Customer Perspective 2 Meningkatnya pengelolaan perikanan budidaya yang berkelanjutan URAIAN INDIKATOR KINERJA 3 Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dapat dikendalikan melalui surveillance (kawasan) TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN ,00 0,00 Kumulatif, mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB. Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance (kawasan) Permasalahan penyakit ikan hingga saat ini masih merupakan kendala utama dalam pengembangan industri akuakultur. Hal tersebut disebabkan serangan penyakit ikan seringkali menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar sehingga memerlukan upaya pengendalian penyakit ikan secara komprehensif, salah satunya melalui surveilan penyakit ikan. Sehubungan dengan hal tersebut, Ditjen Perikanan Budidaya menetapkan Jumlah Kawasan Budidaya Yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance (Kawasan) sebagai salah satu indikator kinerja prioritas yang penghitungannya dimulai pada tahun Indikator Kinerja tersebut didefinisikan sebagai banyaknya kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya disurveillance pada kurun waktu tertentu (minimal 2 tahun berturut-turut) yang disertai tindakan pengendalian guna menekan tingkat prevalensi. Keberhasilan Indikator Kinerja ini ditunjukkan dengan menurunnya tingkat prevalensi penyakit ikan pada suatu kawasan budidaya sebagai dampak dari penerapan tindakan pengendalian. 41

51 Adapun kawasan yang menjadi target indikator kinerja tahun 2015 adalah 3 (tiga) kawasan, yang meliputi : (i) Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung; (ii) Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten; dan (iii) Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Sedangkan, target penyakit yang dilakukan surveillance adalah : IMNV (Infectious Myonecrocis Virus/IMNV) dan WSSV (White Spot Syndrome Virus). Proses pencapaian IKU ini dilakukan melalui beberapa tahapan pada setiap semester yang dapat digambarkan seperti pada tabel 9 berikut. Tabel 9. Proses Pencapaian Indikator Kinerja Kinerja Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance (Kawasan) No Tahapan Pencapaian Indikator Kinerja Prosentase Triwulan Hasil Tahap Pertama 1 Persiapan (Perencanaan Kegiatan Survailan, Penyiapan Pedoman Survailan, Penyiapan Draft Peraturan Menteri tentang survailan, Penyiapan Keputusan Menteri Laboratorium Acuan dan Uji, Penyiapan Keputusan Menteri Daftar Penyakit Ikan Penting) 2 Pengambilan Sampel, Pengujian, Evaluasi dan Pelaporan Tahap Kedua 1 Penerapan upaya pengendalian untuk menekan tingkat prevalensi 2 Pengambilan Sampel, Pengujian, Evaluasi dan Pelaporan 15% I Prevalensi I 40% II 20% III Prevalensi II 25% IV Sampai dengan triwulan III, capaian IKU Jumlah Kawasan Budidaya Yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance (Kawasan) masih dalam proses pencapaian dengan persentase sebesar 75%, dengan rincian sebagai berikut : (i) Tahap persiapan telah selesai dikerjakan dengan capaian proses 15%; (ii) Pengambilan sampel, pengujian, evaluasi dan pelaporan baru dikerjakan sebesar 40%; dan (iii) Penerapan upaya pengendalian untuk menekan tingkat prevalensi telah selesai dikerjakan dengan capaian proses 20%. Hal tersebut disebabkan evaluasi hasil uji dalam menentukan prevalensi tahap II masih dalam proses pengambilan sampel untuk wilayah Banyuwangi, sedangkan untuk wilayah Lampung dan Tangerang pengambilan sampel baru dapat dilaksanakan pada akhir bulan November 2015 di lokasi percontohan Biosekuriti. Hal tersebut dikarenakan adanya keterlambatan penebaran pada kedua lokasi tersebut yang diakibatkan kemarau yang berkepanjangan sehingga salinitas air yang dipersyaratkan untuk budidaya udang masih belum sesuai. Upaya pengendalian yang dilaksanakan adalah melalui penerapan biosecuriti di ketiga lokasi. 42

52 Tabel 10. Capaian IKU 3 Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance (kawasan) - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan ** Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I ** 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan ** 0, Target s/d TW II * Realisasi s/d TW II ** Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II ** 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan ** 0, Target s/d TW III * Realisasi s/d TW III ** Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW II ** 0, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan ** 0,00 - Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran Kumulatif, mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB. Dalam rangka mengantisipasi permasalahan diatas, maka telah dilakukan koordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi untuk melakukan identifikasi masa tebar udang pada unit usaha budidaya di Kabupaten yang menjadi target surveilan sekaligus melakukan pendampingan guna mengoptimalkan pelaksanaan surveilan. Sedangkan untuk Kabupaten Lampung dan Tangerang telah dilakukan pemasangan pagar keliling serta pengadaan obat-obatan dalam rangka penerapan biosekuriti. Rencana aksi yang akan dilakukan pada triwulan selanjutnya untuk mendukung capaian IKU Jumlah Kawasan Budidaya Yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance (Kawasan) adalah : (i) Rapat Komisi Kesehatan ikan dan lingkungan; (ii) Penerapan tindakan pengendalian berupa biosekuriti pada kawasan yang disurveillance; dan (iii) Surveillance penyakit ikan dan udang. 43

53 PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 3 : Meningkatnya Produksi Usaha dan Investasi Bidang Perikanan Budidaya Sasaran Meningkatnya Produksi Usaha dan Investasi Bidang Perikanan Budidaya didukung oleh 5 (lima) indikator kegiatan utama dengan pencapaian rata-rata sebesar 73,67% terhadap target triwulan III atau 55,71% terhadap target tahunan sebagaimana pada tabel 11 berikut. Tabel 11. Capaian Sasaran Strategis 3 Meningkatnya Produksi Usaha, dan Investasi Bidang Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS Customer Perspective 3 Meningkatnya produksi usaha, dan investasi bidang perikanan budidaya URAIAN INDIKATOR KINERJA 4 Jumlah Produksi perikanan budidaya (juta ton) 5 Jumlah ikan hias (miliar ekor) 6 Jumlah tenaga kerja baru perikanan budidaya (orang) 7 Jumlah investasi bidang perikanan budidaya (Rp. Miliar) 8 Jumlah kredit program bidang perikanan budidaya (Rp. Miliar) Ket: * : Angka sementara TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN 17,90 12,94 10,074* 77,85 56,28 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. 1,70 1,020 1, ,67 64,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan ,13 25,29 Non Kumulatif, dihitung triwulanan ,33 99,97 99,59 Kumulatif mulai tahun 2013 dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah ,7 (100,03%) ,5 45,1 47,72 33,41 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB. A. Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (Juta Ton) Capaian sementara Produksi Perikanan Budidaya sampai dengan triwulan III tahun 2015 yaitu sebesar ton atau (77,85%) dari target sebesar ton dengan capaian nilai produksi sebesar Rp ,- miliar atau tercapai (58,45%) dari target sebesar Rp ,- miliar. Belum tercapainya target produksi dan nilai produksi perikanan budidaya disebabkan karena kondisi cuaca sampai dengan triwulan III masih sangat tidak baik sehingga hasil panen pembudidaya menjadi tidak optimal, selain itu jika dibandingkan antara nilai dan volume produksi persentase nilai produksi masih lebih kecil hal ini disebabkan karena komoditas yang mendekati target mayoritas merupakan komoditas yang memiliki nilai ekonomis rendah seperti rumput laut dan produksi ikan mas dan gurame. 44

54 Tabel 12. Capaian IKU 4 Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (Juta Ton) sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 dan sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (Juta ton) IKU Keterangan - Target Tahunan 13,45 17,90 7,2 - Realisasi Tahunan 14, Persentase Capaian Tahunan 107, Target s/d TW I 2,86 2, Realisasi s/d TW I 2,43 * 2,92 ** - - Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 84,97 97, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 17,39 16, Target s/d TW II 6,37 8, Realisasi s/d TW II 6,16 6,24 ** - - Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 96,66 76, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 44,06 34, Target s/d TW III 9,75 12, Realisasi s/d TW III 9,69 10,074 ** - - Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 99,42 77, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 72,04 56,28 - Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Target tahunan 2014 pada TW I menggunakan angka 13,97 (target sebelum revisi) Ket: * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam LAKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data sudah dilakukan pada bulan Juni tahun 2015, namun masih dalam tahap konfirmasi ** : Angka sementara sampai dengan TW III tahun 2015 Tabel 13. Capaian Nilai Produksi Perikanan Budidaya (Miliar Rupiah) sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 IKU Keterangan Nilai Produksi Perikanan Budidaya (miliar rupiah) - Target Tahunan Realisasi Tahunan Non Kumulatif, dihitung triwulanan. - Persentase Capaian Tahunan 90, Target s/d TW I 25, Realisasi s/d TW I 20, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 79,57 73, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 21,91 16, Target s/d TW II , Realisasi s/d TW II , ** - - Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 89,47 59, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 41,13 27, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III ** - - Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 93,06 58, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 67,70 40,62 - Ket: * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam LAKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data sudah dilakukan pada bulan Juni tahun 2015, namun masih dalam tahap konfirmasi ** : Angka sementara sampai dengan TW II tahun

55 Perbandingan target dan realisasi produksi perikanan budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 dan Triwulan III Tahun 2015 berdasarkan jenis budidaya seperti pada tabel 14 dan 15. Tabel 14.Perbandingan Target dan Realisasi Jumlah Produksi Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 dan Tahun 2015 Berdasarkan Jenis Budidaya (Ton) Indikator Kinerja 2014 TW 3 *) 2015 TW 3 **) 2015 TARGET CAPAIAN % TARGET CAPAIAN % TARGET CAPAIAN (%) Volume Perikanan Budidaya (Ton) 9,745,133 9,688, ,941,014 10,074, ,900, Produksi Budidaya Air Tawar (Ton) 1,772,780 1,749, ,033,559 1,691, ,294, Produksi Budidaya Air Payau (Ton) 1,833,173 1,768, ,347,147 1,562, ,296, Produksi Budidaya Laut (Ton) 6,139,180 6,170, ,560,307 6,820, ,309, Ket: * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam LAKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data sudah dilakukan pada bulan Juni tahun 2015, namun masih dalam tahap konfirmasi ** : Angka sementara sampai dengan TW III tahun 2015 Tabel 15. Perbandingan Target dan Realisasi Nilai Produksi Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 dan Tahun 2015 Berdasarkan Jenis Budidaya (Ton) INDIKATOR KINERJA 2014 TW 3 *) 2015 TW 3 **) 2015 TARGET CAPAIAN % TARGET CAPAIAN % TARGET CAPAIAN (%) Nilai Produksi Perikanan Budidaya (Milyar 88,573 82, ,403 70, , Budidaya Air Tawar (Milyar Rupiah) 31,292 31, ,801 27, , Budidaya Air Payau (Milyar Rupiah) 48,714 39, ,647 25, , Budidaya Laut (Milyar Rupiah) 8,567 11, ,955 17, , Ket: * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam LAKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data sudah dilakukan pada bulan Juni tahun 2015, namun masih dalam tahap konfirmasi ** : Angka sementara sampai dengan TW III tahun 2015 Capaian produksi sementara perikanan budidaya triwulan III tahun 2015 baru mencapai 77,85%, jika dilihat capaian menurut jenis budidaya, capaian produksi pada triwulan III tahun 2015 tertinggi dicapai oleh budidaya laut dengan capaian sebesar 90,21%, sedangkan capaian terendah dicapai oleh budidaya air tawar sebesar 55,74%, sedangkan untuk nilai produksi, pencapaian tertinggi dicapai oleh budidaya air tawar dengan pencapaian sebesar 59,97% dan terendah sebesar 57,34% pada budidaya air payau. 46

56 Tabel 16. Capaian Volume Produksi Perikanan Budidaya Per Komoditas sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 dan Tahun 2015 No Komoditas Target (Ton) 2014 TW3 *) 2015 TW 3 **) Realisasi (Ton) Capaian (%) Target (Ton) Realisasi (Ton) Capaian (%) Target (Ton) Capaian thd Tahun 2015 (%) Total 9,745,133 9,688, ,941,014 10,074, ,900, Udang 416, , , , , Windu 116,425 95, ,559 79, , Vaname 243, , , , , Lainnya 56,250 38, ,250 35, , Rumput Laut 6,644,205 6,701, ,770,485 7,427, ,600, Nila 640, , ,124, , ,656, Patin 302, , , , , Lele 463, , , , ,058, Mas 289, , , , , Gurame 86,924 82, ,116 67, , Kakap 6,085 4, ,368 3, , Kerapu 14,487 13, ,248 8, , Bandeng 520, , , , ,210, Bawal Bintang 4 1, , Kekerangan 31, ,877 36, , Tawes 11,254 24,673 14, , Nilem 12,651 24,144 13, , Toman 22,240 21,419 12, , Gabus 13,827 11,958 8, , Lainnya 361, , , , , Ket: * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam LAKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data sudah dilakukan pada bulan Juni tahun 2015, namun masih dalam tahap konfirmasi ** : Angka sementara sampai dengan TW III tahun 2015 No Tabel 17. Capaian Nilai Produksi Perikanan Budidaya Per Komoditas sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 dan Tahun 2015 Komoditas Target (Miliar) 2014 TW3 *) 2015 TW 3 **) Realisasi (Miliar) Capaian (%) Target (Miliar) Realisasi (Miliar) Capaian (%) Target (Miliar) Capaian thd Tahun 2015 (%) Total 88,573 82, ,403 70, , Udang 37,504 27, ,810 17, , Windu 11,575 6, ,742 4, , Vaname 23,116 18, ,667 10, , Lainnya 2,813 2, ,401 1, , Rumput Laut 6,338 8, ,746 17, , Nila 11,952 10, ,208 10, , Patin 4,346 4, ,971 3, , Lele 6,482 6, ,861 6, , Mas 6,664 6, ,987 4, , Gurame 2,608 3, ,352 2, , Kakap , , Kerapu 1,449 2, , , Bandeng 8,149 8, ,682 5, , Bawal Bintang Kekerangan 316 1, , Tawes Nilem Toman Gabus Lainnya 2,898 2, ,892 2, , Ket: * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam LAKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data sudah dilakukan pada bulan Juni tahun 2015, namun masih dalam tahap konfirmasi ** : Angka sementara sampai dengan TW III tahun

57 Capaian produksi sementara perikanan budidaya triwulan III tahun 2015 masih didominasi oleh komoditas rumput laut sebesar ton atau 73,73% dari total produksi, ikan sebesar ton atau 23,04% dari total produksi, dan udang sebesar ton atau 3,23% dari total produksi (tabel 16) khusus untuk udang pada tambak tradisional musim kemarau yang panjang pada tahun 2015 ini ternyata memberikan pengaruh yang cukup signifikan, karena tambak tradisional sangat tergantung pada pasang surut, sehingga ketika kondisi pasang yang masuk adalah air laut menyebabkan salinitas menjadi cukup tinggi dan banyak udang yang mati, terutama jenis udang windu yang tidak begitu tahan dengan salinitas tinggi. Rencana aksi yang akan dilakukan dalam rangka mengantisipasi terulangnya kondisi serupa ditahun-tahun mendatang adalah dengan melaksanakan temu lapang budidaya air payau yang menghadirkan pakar yang berpengalaman dalam budidaya udang untuk mencari solusi budidaya udang tradisional yang cukup tahan terhadap perubahan cuaca, sehingga produksi udang terutama windu yang memiliki nilai ekonomis lebih tinggi dibandingkan dengan udang vaname bisa dipertahankan. Temu lapang budidaya air tawar juga akan dilakukan untuk mencari solusi pengembangan komoditas air tawar yang tidak memerlukan banyak air dalam siklus pemeliharaannya, budidaya minapadi dengan bantuan dari FAO juga akan menyelenggarakan workshop yang menghadirkan pakar-pakar FAO dalam pengembangan minapadi sebagai suatu usaha perikanan yang bisa sekaligus menjadi andalan dalam peningkatan ketahanan pangan. Perbaikan metodologi pengumpulan data diharapkan dapat menghasilkan data yang lebih akurat lebih cepat dan akurat, terutama dengan penambahan enumerator pada setiap kecamatan yang diharapkan dapat melihat lebih detail semua kondisi pembudidayaan ikan di wilayah kerjanya sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas dan memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya. Terkait dengan metodologi pengumpulan data, telah dilaksanakan uji coba untuk metode pemutakhiran data dan metode untuk pelaksanaan survei triwulanan, yang dilaksanakan di Kabupaten Demak Provinsi Jawa Tengah, enumerator sebagai ujung tombak pengumpulan data perikanan budidaya sampai dengan triwulan III ini sudah dilakukan pencairan biaya operasionalnya sampai dengan bulan September 2015 yang diharapkan dapat memberikan stimulan dalam melakukan pengumpulan data dan pemutakhiran data, upaya lain yang dilakukan adalah dengan menetapkan bulan November sebagai bulan pemutakhiran data melalui surat edaran Dirjen Perikanan Budidaya tahun

58 B. Jumlah Ikan Hias (miliar ekor) Potensi ikan hias di Indonesia cukup besar baik ikan hias air tawar maupun ikan hias air laut. Dari kurang lebih spesies ikan hias air tawar yang diperdagangkan secara global, Indonesia memiliki 400 spesies. Namun hanya sekitar 90 spesies yang dibudidayakan masyarakat. Ikan hias air tawar lebih mudah dibudidayakan dibanding ikan hias air laut dengan teknologinya sederhana dan biayanya murah, sehingga banyak dilakukan dalam skala usaha rumahan. Hal ini berbeda dengan ikan hias air laut yang memerlukan fasilitas padat modal. Ikan hias air tawar asli Indonesia yang menjadi primadona adalah ikan arwana dan cupang. Sedangkan ikan asal negara lain yang bisa didomestikasi dan cukup popular dibudidayakan di Indonesia antara lain koki, koi, discus dan guppy. Dengan potensi pengembangan budidaya ikan hias yang begitu besar maka Direktorat Jenderal merasa perlu untuk mengembangkan budidaya ikan hias ini baik pengembangan teknologinya maupun pengembangan usahanya, sebagaimana terlihat pada tabel 18 berikut. Tabel 18. Capaian IKU 5 Jumlah Ikan Hias sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Ikan Hias (miliar ekor) - Target Tahunan 1,00 1,7 2,5 - Realisasi Tahunan 1,2 - - Non Kumulatif, dihitung triwulanan. - Persentase Capaian Tahunan 99, Target s/d TW I 0,375 0, Realisasi s/d TW I 0,378 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 100,8 234, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 25,2 11, Target s/d TW II 0,38 0, Realisasi s/d TW II 0,412 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 107,88 145, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 27,47 36, Target s/d TW III 1, Realisasi s/d TW III 1, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 106, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 64,00 - Ket: * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam LAKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data sudah dilakukan pada bulan Juni tahun 2015, namun masih dalam tahap konfirmasi ** : Angka sementara sampai dengan TW III tahun 2015 Target produksi ikan hias triwulan III tahun 2015 sebesar 1,020 miliar ekor sedangkan capaian 1,088 miliar ekor atau tercapai sebesar 106,67% dari target yang ditetapkan. Capaian produksi per komoditas dapat dilihat pada tabel 19. Produksi ikan hias yang terbesar adalah ikan koi sebesar ,6 juta ekor. Hal ini menggambarkan bahwa ikan koi merupakan ikan hias yang paling banyak peminatnya seiring dengan semakin semaraknya kontes-kontes dan komunitas pencinta ikan koi di Indonesia. Semaraknya kontes-kontes ikan koi ini menyebabkan tumbuhnya komunitas-komunitas pencinta ikan koi. Kemudian 49

59 berturut-turut produksi ikan hias yang cukup banyak juga komet, koki dan cupang, sementara itu ikan hias asli Indonesia yang cukup digemari di manca negara seperti arwana produksinya mencapai 84,7 ribu ekor. Nilai ekonomis ikan hias juga cukup baik dengan total nilai produksi sementara sampai dengan triwulan III tahun 2015 mencapai 2.076,4 miliar, tetapi angka ini belum mencakup nilai produksi ikan arwana dan beberapa ikan hias lainnya karena nilai produksinya belum tercatat sampai dengan Triwulan III tahun 2015 ini. Tabel 19. Capaian Volume dan Nilai Produksi Ikan Hias per Komoditas sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 No. Nama Komoditas Volume Nilai (Rp 1000) Jumlah 1,088, ,076,407,944 1 Akara 1, ,065,877 2 Arwana ,571,554 3 Arwana Silver ,770 4 Betta ,242 5 Bueness Aries 6.3 2,363 6 Barbir ,113 7 Botia 16, ,605,223 8 Bluedevil ,756 9 Cupang 199, ,363, Diskus 3, ,342, Gapi 35, ,529, Greend Tiger , Ikan Hantu 1, ,378, Kar Tetra 9, ,464, Koki 162, ,939, Koi 399, ,686, Komet 189, ,449, Lalia , Lobster Hias , Lemon ,785, Louhan ,764, Manvis 4, ,516, Moli 1, ,723, Neon Tetra , Niasa ,448, Oskar 1, ,037, Palmas , Plati 23, ,675, Plati , Rainbow , Red Nose , Silver Slayer , Tetra , Tiger Sumatra 2, ,479, Black Moly 23, ,307, Lele Blorok 1, , Nemo 1, ,424, Lainnya 4, ,910,189 Ket : * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam LAKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data sudah dilakukan pada bulan Juni tahun 2015, namun masih dalam tahap konfirmasi ** : Angka sementara sampai dengan TW III Tahun 2015 Kendala yang dihadapi dalam pencapaian IKU ini sama dengan IKU pencapaian volume dan nilai produksi yaitu sering terlambatnya pengiriman data dari kabupaten/kota, kendala lain adalah mayoritas pembudidaya ikan hias merupakan pembudidaya perorangan dengan skala yang tidak terlalu besar sehingga sedikit kesulitan dalam mengembangkan usahanya sehingga perlu ada dorongan dari pemerintah untuk mengatasi hal ini. 50

60 Rencana aksi yang akan dilakukan untuk pemecahan masalah adalah dengan melakukan Bimtek dan temu lapang yang bertujuan untuk mentransfer teknologi kepada pembudidaya ikan hias supaya dapat lebih mengoptimalkan hasil produksi ikan hiasnya. Selain itu, pengembangan model budidaya ikan hias juga akan dilakukan untuk memberikan percontohan kepada pembudidaya ikan hias pemula agar dapat belajar lebih banyak tentang teknologi budidaya ikan hias. C. Jumlah Tenaga Kerja Baru Perikanan Budidaya (orang) Tenaga kerja perikanan budidaya adalah setiap orang yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 65 tahun yang melakukan usaha pembudidayaan ikan yang meliputi pembudidaya, kelompok, rumah tangga perikanan budidaya dan unit usaha yang melakukan usaha pembudidayaan ikan, baik yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum. Kesempatan kerja bidang perikanan budidaya dinilai melalui indikator jumlah tenaga kerja baru bidang perikanan budidaya yang dihasilkan setiap tahunnya, yang menandakan adanya penciptaan lapangan kerja bidang perikanan budidaya bagi masyarakat. Dalam rangka mendukung pencapaian target IKU Jumlah Tenaga Kerja Baru Perikanan Budidaya, maka Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melakukan identifikasi penyerapan tenaga kerja baru bidang perikanan budidaya. Berdasarkan hasil pendataan tenaga kerja bidang perikanan budidaya, penyerapan tenaga kerja baru perikanan budidaya sampai dengan triwulan III tahun 2015 mencapai orang atau sebesar 36,13% dari target pada triwulan III sebesar orang atau 25,29% jika dibandingkan dengan target tahunan yaitu sebesar orang. Jika dibandingkan dengan target dan capaian pada triwulan II maka capaian pada triwulan III tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 30,44%. Capaian IKU tersebut pada triwulan III tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat pada tabel 20 berikut. Tabel 20. Capaian IKU 5 Jumlah Tenaga Kerja Baru Perikanan Budidaya (orang) sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Tenaga Kerja Baru Perikanan Budidaya (orang) - Target Tahunan Realisasi Tahunan Non Kumulatif, dihitung triwulanan. - Persentase Capaian Tahunan 100, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 0,00 76, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0,00 7, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 98,82 96, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 19,76 19,39-51

61 IKU Keterangan - Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 100,00 36, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 59,99 25,29 - Data dan informasi tenaga kerja di bidang perikanan budidaya diperoleh dari Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota, UPT lingkup Ditjen Perikanan Budidaya. Kegiatan identifikasi penyerapan tenaga kerja baru bidang perikanan budidaya yang telah dilaksanakan untuk mendukung pencapaian IKU tersebut pada triwulan III tahun 2015 antara lain adalah pendataan dan inventarisasi tenaga kerja yang telah dilakukan di beberapa lokasi antara lain yaitu Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Banten, D.I. Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Papua Barat. Rekapitulasi penyerapan jumlah tenaga kerja baru per provinsi/kabupaten/kota triwulan III tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 21 berikut. Tabel 21. Rekapitulasi Jumlah Tenaga Kerja Baru Bidang Perikanan Budidaya per Provinsi sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 NO PROVINSI/KAB/KOTA JUMLAH TENAGA KERJA BARU (ORANG) 1 Aceh Kab. Aceh Besar 20 Kab. Bireun 13 Kab. Aceh Tenggara 24 Kab. Simeuleu 12 Kab. Aceh Barat Daya 20 2 Sumatera Utara Kab. Asahan 40 Kab. Serdang Bedagai 40 Kota Binjai 30 Kab. Batubara 12 Kota Pematang Siantar 36 3 Sumatera Barat Kab. Limapuluh Kota Riau Kab. Kampar 87 Kota Dumai 12 Kab. Bengkalis 36 Kota Pekanbaru 32 Kab. Rokan Hulu 52 Kab. Rokan Hilir 10 Kab. Indragiri Hulu 10 Kab. Kepulauan Meranti 58 Kab. Siak 49 5 Kepulauan Riau Kab. Bintan 24 6 Bangka Belitung Kab. Bangka Tengah 21 Kab. Belitung Timur 28 7 Bengkulu Kab. Kaur 20 Kab. Bengkulu Selatan 32 Kab. Lebong 22 Kab. Bengkulu Tengah 22 Kota Bengkulu 11 Kab. Kepahiang 20 52

62 NO PROVINSI/KAB/KOTA JUMLAH TENAGA KERJA BARU (ORANG) Kab. Bengkulu Utara 20 8 DKI Jakarta Jakarta Barat 10 9 Banten Kota Cilegon 104 Kota Serang 79 Kab. Serang 383 Kab. Tangerang 376 Kota Tangerang Selatan 168 Kab. Pandeglang Jawa Barat Kab. Ciamis 243 Kab. Tasikmalaya 270 Kab. Kuningan 71 Kab. Sukabumi 64 Kab. Majalengka 83 Kota Tasikmalaya 72 Kab. Sumedang 116 Kab. Bandung Barat Jawa Tengah Kab. Brebes 110 Kota Salatiga 41 Kab. Klaten 182 Kab. Sragen 742 Kab. Kebumen D.I. Yogyakarta Kab. Sleman 685 Kab. Gunung Kidul 606 Kab. Bantul 1533 Kab. Kulon Progo 2415 Kota Yogyakarta Jawa Timur Kab. Bojonegoro 578 Kab. Mojokerto Kab. Probolinggo 154 Kab. Gresik 284 Kab. Jombang 330 Kab. Tuban 316 Kab. Lamongan 94 Kab. Kediri 443 Kab. Blitar 62 Kab. Tulungagung 321 Kab. Trenggalek 78 Kab. Nganjuk 30 Kota Blitar 47 Kota Kediri 47 Kab. Bangkalan 356 Kab. Sampang 221 Kab. Pamekasan 205 Kab. Sumenep 105 Kab. Jember 490 Kab. Bondowoso 447 Kab. Situbondo 352 Kab. Banyuwangi 643 Kab. Malang 538 Kab. Madiun 262 Kab. Ngawi 551 Kab. Magetan Kab. Ponorogo 273 Kab. Pacitan 248 Kab. Lumajang 332 Kota Surabaya 79 Kota Mojokerto 323 Kab. Pasuruan 436 Kab. Sidoarjo

63 NO PROVINSI/KAB/KOTA JUMLAH TENAGA KERJA BARU (ORANG) Kota Probolinggo 118 Kota Malang 79 Kota Madiun Bali Kota Denpasar 182 Kab. Badung Kab. Bangli Kab. Gianyar Kab. Klungkung Kab. Karangasem 446 Kab. Tabanan Kab. Jembrana Kab. Buleleng Nusa Tenggara Barat Kab. Lombok Barat 20 Kab. Lombok Tengah 239 Kab. Lombok Timur 296 Kab. Sumbawa Barat 24 Kab. Bima 37 Kota BIma 30 Kab. Sumbawa Nusa Tenggara Timur Kab. Lembata 21 Kab. Belu 22 Kab. Malaka Kalimantan Tengah Kab. Kapuas 24 Kab. Seruyan 60 Kab. Kotawaringin Barat 100 Kab. Sukamara Kalimantan Selatan Kota Banjar Baru 24 Kab. Kotabaru 70 Kab. Tanah Laut Kalimantan Timur Kab. Tarakan 20 Kab. Kukar 20 Kab. Kutim 10 Kota Balikpapan 25 Kota Samarinda Gorontalo Kab. Pohuwatu 20 Kab. Bone BOlango 35 Sulawesi Tengah Kab.Tojo Unauna 20 Kab. Morowali 24 Kab. Parigi Moutong Sulawesi Barat Kab. Mamasa 49 Kab. Mamuju Maluku Kab. Seram Bagian Barat 84 Kab. Maluku Barat Daya 20 Kab. Maluku Tenggara Maluku Utara Kab. Tidore Kepulauan 24 Kota Ternate Papua Barat Kab. Sorong 20 Kota Sorong 24 Kab. Raja Ampat 40 Kab. Manokwari 84 Total

64 Kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka mendukung pencapaian indikator ini pada triwulan III antara lain pendataan tenaga kerja perikanan budidaya, serta melakukan koordinasi dengan dinas kelautan dan perikanan provinsi/kabupaten/kota/upt dan unit kerja lainnya. Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian IKU ini antara lain adalah data tenaga kerja perikanan budidaya secara keseluruhan tidak langsung berada dalam kewenangan Direktorat Usaha Budidaya, dengan kata lain sangat bergantung pada kegiatan yang dilakukan oleh instansi terkait seperti dinas kelautan dan perikanan provinsi/kab/kota, UPT atau instansi lain. Rencana aksi yang akan dilakukan untuk mendukung IKU ini salah satunya yaitu meningkatkan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan dan instansi terkait serta melakukan inventarisasi/identifikasi/pendataan tenaga kerja perikanan budidaya yang lebih intensif. D. Jumlah Investasi Bidang Perikanan Budidaya (Miliar Rupiah) Secara garis besar kegiatan investasi meliputi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), baik usaha yang berbadan hukum maupun yang belum berbadan hukum, merupakan milik perorangan (pembudidaya ikan) maupun perusahaan perikanan. Pada sisi lain, nilai investasi untuk sektor kelautan dan perikanan masih sangat rendah jika dibandingkan dengan kebutuhan investasi yang diharapkan dapat mendorong peningkatan produksi dan pencapaian kebutuhan jumlah pangan dari hasil perikanan. Indonesia dipilih oleh banyak negara sebagai salah satu negara tujuan investasi dan tidak dipungkiri telah memacu pertumbuhan investasi di Indonesia, meskipun diakui oleh banyak pihak masih terdapat kendala diantaranya birokrasi yang berbelit, infrastruktur yang belum memadai, regulasi yang masih kurang mendukung serta jaminan keamanan dan ketersediaan pasar terbuka. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) jumlah investasi bidang perikanan budidaya pada tahun 2015 sebesar Rp miliar (kumulatif dari tahun 2013). Pada triwulan III tahun 2015 telah dicapai realisasi sebesar Rp ,33 miliar atau 99,97% jika dibandingkan dengan target triwulan III yaitu Rp miliar dan 99,59% jika dibandingkan dengan target tahunan, dengan rincian yaitu nilai investasi pemerintah sebesar Rp 3.849,92 miliar dan investasi masyarakat sebesar Rp ,41 miliar. Capaian IKU jumlah investasi bidang perikanan budidaya triwulan III tahun 2015 dan rincian jumlah investasi per provinsi dapat dilihat pada tabel 22 dan tabel

65 Tabel 22. Capaian IKU 7 Jumlah Investasi Bidang Perikanan Budidaya (miliar rupiah) sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah investasi bidang perikanan budidaya (Miliar rupiah) - Target Tahunan Realisasi Tahunan , Persentase Capaian Tahunan 100, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I , , Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 99,85 99, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 98,66 98, Target s/d TW II , Realisasi s/d TW II , , Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II , Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 99,14 99, Target s/d TW III , Realisasi s/d TW III , , Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 100,41 99, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 99,94 99,59 - Kumulatif mulai tahun 2013 dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah ,7 (100,03%). Tabel 23. Rekapitulasi Jumlah Investasi Bidang Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 per Provinsi NO PROVINSI PEMERINTAH MASYARAKAT (dalam Miliar Rupiah) REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN Nangroe Aceh Darussalam 43,65 221,69 265,33 2 Sumatera Utara 60,21 305,82 366,03 3 Sumatera Barat 71,34 362,33 433,67 4 R i a u 68,71 348,97 417,68 5 Kepulauan Riau 49,32 250,49 299,81 6 J a m b i 39,17 198,97 238,14 7 Sumatera Selatan 177,98 903, ,93 8 Bangka Belitung 39,16 198,91 238,07 9 Bengkulu 16,03 81,42 97,45 10 Lampung 91,22 463,28 554,49 11 DKI Jakarta 9,54 48,43 57,97 12 Banten 46,65 236,91 283,55 13 Jawa Barat 351, , ,93 14 Jawa Tengah 173,90 883, ,11 15 D.I. Yogyakarta 42,01 213,35 255,36 16 Jawa Timur 244, , ,91 17 B a l i 97,10 493,17 590,27 18 Nusa Tenggara Barat 270, , ,69 19 Nusa Tenggara Timur 411, , ,42 56

66 NO PROVINSI PEMERINTAH MASYARAKAT REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN Kalimantan Barat 17,57 89,25 106,82 21 Kalimantan Tengah 21,30 108,17 129,47 22 Kalimantan Selatan 53,43 271,39 324,82 23 Kalimantan Timur 84,40 428,67 513,07 24 Sulawesi Utara 136,29 692,21 828,50 25 Gorontalo 99,04 503,00 602,03 26 Sulawesi Tengah 187,76 953, ,35 27 Sulawesi Barat 97,20 493,69 590,89 28 Sulawesi Selatan 359, , ,88 29 Sulawesi Tenggara 252, , ,63 30 Maluku 119,07 604,74 723,81 31 Maluku Utara 60,32 306,34 366,66 32 Papua 25,62 130,10 155,72 33 Papua Barat 30,90 156,94 187,84 TOTAL 3.849, , ,33 Kegiatan yang telah dilaksanakan sampai dengan triwulan III yaitu Temu Nasional Investasi Perikanan Budidaya yang bertujuan sebagai sarana untuk mempertemukan investor dengan stakeholder lainnya dalam rangka peningkatan investasi di bidang perikanan budidaya, serta penyediaan bahan informasi dan promosi dalam rangka mendukung penyebarluasan informasi usaha perikanan budidaya. Salah satu kendala yang teridentifikasi terkait investasi perikanan budidaya di Indonesia adalah belum stabilnya perekonomian negara sehingga berpengaruh pada minat investor untuk meningkatkan nilai investasinya. Rencana aksi dalam rangka mendukung pencapaian IKU ini antara lain adalah berkoordinasi dengan instansi terkait seperti Badan Koordinasi Penanaman Modal untuk memperoleh data terkait penanaman modal dalam negeri dan asing. E. Jumlah Kredit Program Bidang Perikanan Budidaya (Miliar Rupiah) Dalam rangka mendukung tercapainya program peningkatan produksi perikanan budidaya maka juga dibutuhkan dukungan permodalan usaha. Permodalan menjadi salah satu kendala umum yang dihadapi oleh pembudidaya dalam mengembangkan usaha budidaya ikan. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya terus berupaya melakukan akselerasi dalam rangka memfasilitasi pembudidaya ikan agar dapat mengakses dan memanfaatkan sumbersumber pembiayaan dari berbagai lembaga pembiayaan, baik dari perbankan maupun lembaga non bank. Pengembangan berbagai skema pembiayaan dilakukan dengan kemudahan kemudahan tersendiri sehingga dapat mempermudah akses pembudidaya ikan untuk mendapatkan modal usaha. Skema Kredit Program yang dapat dimanfaatkan untuk perikanan budidaya adalah Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP E) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). 57

67 Tahun 2015 Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) baru yaitu jumlah kredit program bidang perikanan budidaya, dengan target senilai Rp 135 miliar dan target pada triwulan III adalah sebesar Rp 94,50 miliar. Sampai dengan triwulan III tahun 2015 telah dicapai realisasi sebesar Rp 45,10 miliar atau 47,72% jika dibandingkan dengan target triwulan III dan 33,41% jika dibandingkan dengan target tahunan. Capaian pada triwulan III terdiri dari KUR senilai Rp (423 debitur) dan KKP-E sebesar Rp (1.299 debitur), capaian tersebut meningkat sebesar 296,31% dari capaian pada triwulan II yaitu Rp 11,38 miliar. Capaian IKU jumlah kredit program bidang perikanan budidaya triwulan III tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 24 berikut. Tabel 24. Capaian IKU 8 Jumlah Kredit Program Bidang Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Kredit Program Bidang Perikanan Budidaya * - Target Tahunan Realisasi Tahunan 377, Persentase Capaian Tahunan 108, Target s/d TW I 52,35 20, Realisasi s/d TW I 10,04 2,6 ** - - Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 2,88 12, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 19,18 1, Target s/d TW II 157,05 54, Realisasi s/d TW II 118,26 11, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 75,30 21, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 33,89 8, Target s/d TW III 226,85 94, Realisasi s/d TW III 120,38 45, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 53,06 47, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 34,49 33,41 - Ket : * IKU tahun tidak masuk dalam IKU Level 1 DJPB, namun masuk dalam IKU Direktorat ** Data baru diterima dari bank pelaksana sampai bulan Agustus 2015 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB. Kegiatan pendukung dalam pencapaian IKU ini antara lain adalah : (i) fasilitasi akses perbankan bagi pembudidaya ikan dan pendampingan akses pembiayaan usaha perikanan budidaya yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan terhadap kebijakan pembangunan sektor kelautan dan perikanan; dan (ii) mendapat dukungan kebijakan pembiayaan dari para pemangku kebijakan (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Perbankan dan Otoritas Jasa Keuangan). Kegiatan yang telah dilaksanakan sampai dengan triwulan III adalah penyiapan usulan peserta SeHATKan yang telah mencapai bidang/persil. Rencana aksi yang akan dilakukan untuk mencapai target yang telah ditetapkan antara lain adalah mengadakan pertemuan dalam rangka pendampingan penyusunan proposal pembiayaan. 58

68 Permasalahan yang menghambat tercapainya indikator kinerja diatas antara lain adalah belum terpetakannya data/informasi pembudidaya ikan yang layak mendapatkan kredit dari perbankan (calon debitur potensial), kurangnya program pendampingan yang berkelanjutan khususnya dalam hal sosialisasi kredit program. Selain itu kendala lainnya adalah pihak bank lebih menghendaki agunan yang memiliki status administrasi kepemilikan, namun belum semua pembudidaya dapat memenuhi persyaratan tersebut PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 4 : Tersedianya Kebijakan Pembangunan Perikanan Budidaya Implementatif Sasaran Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya implementatif didukung oleh 3 (tiga) indikator kegiatan utama, yaitu : (i) Jumlah rancangan standar kompetensi kerja nasional Indonesia; (ii) Jumlah RSNI 3 bidang perikanan budidaya; dan (iii) Jumlah draft peraturan perundang-undangan perikanan budidaya. Capaian SS ini sebesar 258,33% terhadap target triwulan III atau 205,19% terhadap target tahunan karena terdapat 2 (dua) IKU yang capaiannya masih 0% karena penghitungan dilakukan di akhir tahun, sebagaimana pada tabel 25 berikut. Tabel 25. Capaian Sasaran Strategis 4 Tersedianya Kebijakan Pembangunan Perikanan Budidaya Implementatif sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS Internal Process Perspective 4 Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya implementatif URAIAN INDIKATOR KINERJA 9 Jumlah rancangan standar kompetensi kerja nasional Indonesia (rancangan; kumulatif) 10 Jumlah RSNI 3 bidang perikanan budidaya (dokumen) 11 Jumlah draft peraturan perundangundangan perikanan budidaya TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN >100,00 100,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB >100,00 55,56 Non Kumulatif mulai tahun 2015 (Dit. Produksi, Dit. Perbenihan. Dit. Prasarana dan Sarana Budidaya. dan Dit. Kesehatan Ikan dan Lingkungan) ,00 460,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. 59

69 A. Jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (rancangan; kumulatif) Standar kompetensi kerja bersifat nasional, menggambarkan kemampuan seseorang dalam aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan persyaratan jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan dan dapat diimplementasikan oleh semua pemangku kepentingan. Dalam rangka persiapan menghadapi MEA pada akhir tahun 2015, diperlukan SDM yang berkualitas dan berkompeten serta memenuhi standar dan kebutuhan pasar, sehingga perlu ditetapkan standar kompetensi bagi tenaga kerja di bidang perikanan budidaya. Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dilaksanakan melalui tahapan yang telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor 8 tahun 2012 tentang Tata cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Indonesia, dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi nomor 5 tahun 2012 tentang Sistem Standar Kompetensi Kerja Nasional. Tahapan dalam penyusunan SKKNI meliputi : (i) Penyusunan Peta Fungsi RSKKNI; (ii) Penyusunan RSKKNI; (iii) Verifikasi RSKKNI; (iv) Pra Konvensi; (v) Verifikasi hasil Pra Konvensi; (vi) Konvensi; (vii) Verifikasi Konvensi; dan (viii) Hasil verifikasi disampaikan kepada Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI untuk ditetapkan sebagai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. IKU jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia merupakan IKU baru pada tahun Target yang ditetapkan pada tahun 2015 adalah sebanyak dua rancangan yaitu untuk pembenihan ikan kerapu dan pembesaran ikan kerapu. Pada triwulan III ditetapkan target sebesar nol karena pengukuran capaian IKU ini dihitung pada akhir tahun. Target dan realisasi pada triwulan III tahun 2015 dapat dilihat dalam tabel 26 berikut. Tabel 26. Capaian IKU 9 Jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (rancangan; kumulatif) - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan ** Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I ** 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan ** 0, Target s/d TW II * Realisasi s/d TW II ** Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II ** 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan ** 0, Target s/d TW III * 0 - Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB. 60

70 IKU Keterangan - Realisasi s/d TW III ** Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III ** >100, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan ** 100,00 - Ket: *: belum dilakukan pengukuran, diukur akhir tahun Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian IKU ini sampai dengan triwulan III adalah tahapan pra konvensi dan konvensi Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) yang dilaksanakan di Jakarta pada bulan Agustus dan September Saat ini RSKKNI untuk pembenihan dan pembesaran kerapu telah disampaikan kepada Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk dilakukan proses verifikasi dan selanjutnya dilakukan penetapan sebagai SKKNI. Rencana aksi yang dilakukan pada triwulan selanjutnya dalam rangka pencapaian IKU ini antara lain melakukan koordinasi dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi terkait Surat Keputusan penetapan RSKKNI menjadi SKKNI. B. Jumlah RSNI 3 Bidang Perikanan Budidaya (dokumen) Produk perikanan budidaya harus mempunyai standar nasional yang secara resmi diakui secara nasional dan internasional, sehingga produk tersebut dapat berdaya saing baik di pasar domestik maupun luar negeri. Terkait dengan hal tersebut, penyediaan Standar Nasional Indonesia (SNI) sangat mutlak diperlukan dalam rangka keberlanjutan usaha budidaya dan memberikan jaminan mutu produk perikanan budidaya melalui tahapan penyusunan standar sesuai dengan persyaratan yang berlaku guna menghasilkan standar yang efektif, berkualitas dan berdaya guna. Dalam rangka mengakomodir kebutuhan tersebut, maka penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI) harus mengikuti rangkaian proses perumusan standar dan kaidah - kaidah yang ditetapkan. Salah satu tahapan dalam penyiapan menuju SNI adalah penyusunan RSNI-3 bidang perikanan budidaya yang merupakan penjumlahan dari capaian RSNI bidang perbenihan, produksi, kesehatan ikan dan lingkungan serta bidang sarana dan prasarana. Pada tahun 2015, RSNI-3 ditargetkan sebanyak 27 RSNI-3 (non kumulatif), dengan capaian di TW III adalah sebesar 15 RSNI-3, yaitu 9 RSNI dari Dit. Keskanling, dan 6 RSNI-3 dari Dit. Produksi. Namun demikian beberapa kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung tercapainya IKU tersebut adalah : (i) rapat teknis (bidang prasarana dan sarana dan bidang perbenihan), dan (ii) rapat konsensus (bidang keskanling dan bidang produksi). Rapat teknis dihasilkan RSNI-2 yang akan dibahas lebih lanjut untuk menjadi RSNI-3. Judul pembahasan RSNI-3 sebagaimana pada tabel

71 Tabel 27. Capaian IKU 10 RSNI 3 Bidang Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 IKU Ket RSNI 3 Bidang Perikanan Budidaya RSNI 3 Bidang Perbenihan - Target Tahunan Realisasi Tahunan Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I 100,00 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 0, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan RSNI 3 Bidang Produksi 0,00-0, Target Tahunan Realisasi Tahunan Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I 100,00 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 0, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan RSNI 3 Bidang Kesehatan Ikan dan Lingkungan >100,00-100, Target Tahunan Realisasi Tahunan Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I 100,00 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II 0 - Non Kumulatif mulai tahun 2015 (Dit. Produksi, Dit. Perbenihan. Dit. Prasarana dan Sarana Budidaya. dan Dit. Kesehatan Ikan dan Lingkungan). 62

72 IKU Ket - Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 0, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan RSNI 3 Bidang Sarana dan Prasarana Budidaya >100,00-180, Target Tahunan Realisasi Tahunan Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I 100,00 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 0, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW 0,00 - III - Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target 0,00 - Tahunan Total Target s/d TW I Total Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I 100,00 0, Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 0,00 - Total Target s/d TW II 0 - Total Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW II 0, Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 0, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan >100,00-55,56 - Rencana aksi selanjutnya untuk mencapai IKU ini adalah : (i) rapat konsensus pembahasan RSNI-3; (ii) pembinaan dan monitoring penerapan SNI; dan (iii) melakukan proses pendaftaran SNI ke Badan Standardisasi Nasional (BSN). 63

73 Tabel 28. Draft Judul RSNI 3 Bidang Perikanan Budidaya Tahun 2015 NO JUDUL RSNI1 STATUS A BIDANG KESKANLING 1 Deteksi infectious hypodermal and haematopoietic necrosis virus (IHHNV) - Revisi dari 7305:2009 Bagian 2: Metode single step polymerase chain reaction (PCR) 2 Deteksi white spot syndrome virus (WSSV) - Bagian 2: Metode nested Revisi dari 7305:2009 polymerase chain reaction (PCR) 3 Prosedur pengambilan, penanganan dan pengiriman contoh air dan ikan Revisi dari 7306:2009 untuk pemeriksaan penyakit 4 Deteksi Vibrio alginolyticus patogenik dan non patogenik dengan metode Baru multiplex polymerase chain reaction (multiplex PCR) 5 Deteksi necrotising hepatobacterium (NHPB) Bagian 1 : Metode polymerase Baru chain reaction (PCR) 6 Deteksi rickettsia-like bacteria pada krustasea lobster (Panulirus spp.) dengan Baru metode polymerase chain reaction (PCR) 7 Prosedur biosekuriti pada pembenihan ikan laut Baru 8 Uji sensitivitas bakteri yang diisolasi dari ikan dan lingkungan terhadap Baru antimikrob dengan menggunakan metode difusi cakram 9 Deteksi megalocytivirus Bagian 1 : Metode quantitative (real-time) Baru polymerase chain reaction (qpcr)menggunakan hydrolysis probe B BIDANG PRODUKSI 1 Cara budidaya ikan yang baik (CBIB) Baru Bagian 1 : Udang 2 Cara budidaya ikan yang baik (CBIB) Baru Bagian 2 : Rumput laut 3 Cara budidaya ikan yang baik (CBIB) Baru Bagian 3 : Ikan hias 4 Cara budidaya ikan yang baik (CBIB) Baru Bagian 4 : Ikan air tawar 5 Cara budidaya ikan yang baik (CBIB) Baru Bagian 5 : Ikan laut di karamba jaring apung (KJA) 6 Cara pembuatan pakan ikan yang baik (CPPIB) Baru C BIDANG PERBENIHAN 1 Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya bagian 1. induk pokok Revisi SNI : Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya bagian 2. Benih Revisi SNI : Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya bagian 3 Produksi Induk Revisi SNI : Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya bagian 4. Produksi Benih Revisi SNI : ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus), bagian 1. Induk Revisi SNI: ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus), bagian 2. Benih Revisi SNI: ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus), bagian 3. Produksi Induk Revisi SNI: Ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus), bagian 4. Produksi Benih Revisi SNI: Ikan Papuyu, bagian 2. Benih Baru 10 Ikan Papuyu, bagian 4. Produksi Benih Baru D BIDANG PRASARANA DAN SARANA 1 Perakitan Sarana Sumber Energi Berbahan Bakar Liquefied Petroleum Gas Baru (LPG) untuk Kegiatan Budidaya Ikan 2 Prasarana dan Sarana Produksi Benih Udang penaeid Bagian 1: Skala rumah Baru tangga 3 Prasarana dan Sarana Produksi Benih Udang penaeid Bagian 2: Skala besar Baru 4 Prasarana dan Sarana Produksi Larva Ikan Patin Baru 5 Konstruksi Kolam Pembesaran Ikan Air Tawar Bagian 2 : Kolam terpal bulat Baru 6 Sarana Pencetak Pakan Ikan Rakitan Skala Rumah Tangga Baru 7 Konstruksi Bak Pemberokan Ikan Air Tawar Baru 8 Sarana Pengemasan Bibit Rumput Laut kotoni (Kappaphycus alvarezii) Sistem Baru Kering Tertutup 9 Sarana Penjemuran Rumput Laut- Bagian 2 : Model Gantung Baru 64

74 C. Jumlah Draft Peraturan Perundang-undangan Perikanan Budidaya Peraturan perundang-undangan merupakan norma hukum yang dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan. Terkait dengan bidang perikanan budidaya, peraturan perundang-undangan ditetapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan. Peraturan perundang-undangan perikanan budidaya meliputi bidang perbenihan, produksi, kesehatan ikan dan lingkungan, sarana dan prasarana, serta usaha perikanan. Target jumlah draft peraturan perundang-undangan perikanan budidaya tahun 2015 adalah 5 dokumen atau meningkat sebesar 166,67% dari target 3 dokumen pada tahun Capaian sampai dengan triwulan III tahun 2015 sebanyak 23 yang meliputi 1 RUU, 1 RPP tentang Pembudidayaan ikan, 13 Rancangan Permen KP, 8 Rancangan Kepmen KP. Dari hasil pembahasan rancangan/draft peraturan perundang-undangan tersebut, telah diterbitkan 6 Kepmen KP, dan 2 Permen KP. Selain itu dihasilkan 4 Peraturan Dirjen PB dan 133 Keputusan Dirjen PB. Tabel 29. Capaian IKU 11 Jumlah Draft Peraturan Peraturan Perundang-undangan Perikanan Budidaya (dokumen) sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Draft Peraturan Peraturan Perundang-undangan Perikanan Budidaya (dokumen) - Target Tahunan Non Kumulatif, dihitung triwulanan. - Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan 633, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I > 100,00 700, Pe rsentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 133,33 140, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II >100,00 650, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 266,67 260, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III >100,00 575, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 433,33 460,00-65

75 Adapun penyusunan draft peraturan perundang-undangan perikanan budidaya sampai dengan triwulan III tahun 2015 adalah sebagai berikut : 1. RUU tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Pembudidaya Ikan, Nelayan, dan Petambak Garam; 2. RPP tentang Pembudidayaan Ikan (tahap harmonisasi di Setneg); 3. R. Permen KP tentang Cara Pembenihan Ikan yang Baik (Pecahan dari R. Permen KP tentang Cara Pembudidayaan Ikan yang Baik); 4. R. Permen KP tentang Cara Pembesaran Ikan yang Baik (Pecahan dari R. Permen KP tentang Cara Pembudidayaan Ikan yang Baik); 5. R. Permen KP tentang Pengadaan dan Peredaran Pakan Ikan; 6. R. Permen KP tentang Pengendalian Residu Obat Ikan, Bahan Kimia dan Kontaminan pada Pembudidayaan Ikan (Perubahan istilah monitoring menjadi pengendalian dari R. Permen KP tentang Monitoring Residu Obat Ikan, Bahan Kimia dan Kontaminan pada Pembudidayaan Ikan); 7. R. Permen KP tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 49/PERMEN-KP/2014 tentang Usaha Pembudidayaan Ikan; 8. R. Permen KP tentang Strategi Nasional Kesehatan Ikan dan Lingkungan; 9. R. Permen KP tentang Skala Usaha di Bidang Pembudidayaan Ikan 10. R. Permen KP tentang Pedoman Umum Budidaya Udang 11. R. Permen KP tentang Kapal Pengangkut Ikan Hasil Pembudidayaan Ikan 12. R. Permen KP tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 02/PERMEN-KP/2010 tentang Pengadaan dan Peredaran Pakan; 13. R. Permen KP tentang Sistem Perbenihan Perikanan Nasional; 14. Permen KP Nomor 3/PERMEN-KP/2015 tentang Pendelegasian Wewenang Pemberian Izin Usaha di Bidang Pembudidayaan Ikan Dalam Rangka Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal. 15. Permen KP Nomor 12/PERMEN-KP/2015 tentang Pedoman Umum Budidaya Ikan Hias Arowana Super Red (scleropages formosus)/siluk. 16. R. Kepmen KP tentang Potensi dan Alokasi Lahan Pembudidayaan Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia 17. R. Kepmen KP tentang Potensi dan Alokasi Induk serta Benih Ikan Tertentu di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia 18. R. Kepmen KP tentang Tim Teknis Pengembangan Pakan Ikan Mandiri 19. R. Kepmen KP tentang Pelepasan Ikan Gabus Haruan 20. R. Kepmen KP tentang Pelepasan Ikan Gurami Batanghari 21. R. Kepmen KP tentang Pelepasan Ikan Mas Mantap 22. R. Kepmen KP tentang Tim Satuan Tugas Rehabilitasi Infrastruktur Tambak 23. R. Kepmen KP tentang Komisi Kesehatan Ikan dan Lingkungan; 66

76 Sedangkan sampai dengan triwulan III tahun 2015, dari 23 rancangan peraturan perundangundangan tersebut, terdapat 8 (delapan) peraturan perundangan-undangan yang telah diterbitkan yaitu: 1. Kepmen KP Nomor 17 Tahun 2015 tentang Tim Teknis Pengembangan Pakan Ikan Mandiri. 2. Kepmen KP Nomor 18/ KEPMEN-KP/2015 tentang Pelepasan Ikan Gabus Haruan. 3. Kepmen KP Nomor 19/KEPMEN-KP/2015 tentang Pelepasan Ikan Gurami Batanghari. 4. Kepmen KP Nomor 24/KEPMEN-KP/2015 tentang Pelepasan Ikan Mas Mantap. 5. Kepmen KP Nomor 29/KEPMEN-KP/2015 tentang Tim Satuan Tugas Rehabilitasi Infrastruktur Tambak. 6. Kepmen KP Nomor 31/KEPMEN-KP/2015 tentang Komisi Kesehatan Ikan dan Lingkungan; 7. Permen KP Nomor 3/PERMEN-KP/2015 tentang Pendelegasian Wewenang Pemberian Izin Usaha di Bidang Pembudidayaan Ikan Dalam Rangka Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal. 8. Permen KP Nomor 12/PERMEN-KP/2015 tentang Pedoman Umum Budidaya Ikan Hias Arowana Super Red (scleropages formosus)/siluk. Dengan dikeluarkannya peraturan perundang-undangan tersebut di atas, maka diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan usaha dan pengembangan perikanan budidaya di masyarakat khususnya masyarakat pembudidaya ikan. Rencana aksi selanjutnya untuk meningkatkan kinerja tersebut adalah : (i) melakukan penyiapan draft perundang-undangan; (ii) pembahasan R. Permen, R. Kepmen, R. Kep. Dirjen PB dan R. Per. Dirjen PB; (iii) mengadakan pertemuan penyusunan dan pembahasan peraturan perundang-undangan instansi terkait perikanan budidaya; (iv) penyusunan bahan peraturan tentang kelembagaan; dan (v) melakukan penyusunan dan revisi bahan regulasi perizinan bidang perikanan budidaya. Permasalahan yang dihadapi adalah ketidakpastian jadwal pembahasan draft peraturan perundang-undangan DJPB karena harus mengikuti jadwal pembahasan di Biro Hukum. 67

77 PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 5 : Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Budidaya yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan Sasaran strategis ini tercapai rata-rata sebesar 80,81% terhadap target triwulan III atau 339,08% terhadap target tahunan yang dicapai melalui 9 (sembilan) IKU dengan pencapaian masing-masing IKU sebagaimana pada tabel 30 berikut. Tabel 30. Capaian Sasaran Strategis 5 Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Budidaya yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS Internal Process Perspective 5 Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan URAIAN INDIKATOR KINERJA 12 Jumlah laboratorium penyakit, kualitas air, pakan dan residu yang memenuhi standar teknis (unit; kumulatif) 13 Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya (paket teknologi) 14 Jumlah unit perbenihan rakyat (UPR) dan unit perbenihan skala besar yang bersertifikat (unit; kumulatif) 15 Jumlah sentra kebun bibit rumput laut (sentra) 16 Jumlah kawasan minapolitan perikanan budidaya (Kab/Kota; kumulatif) 17 Panjang saluran tambak yang dikelola secara partisipatif (meter lari) 18 Unit pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB (unit; kumulatif) TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN ,36 98,33 Kumulatif dari tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 45 (100,00%) ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun ,78 118,10 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB ,00 0,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung semesteran. Merupakan IKU baru DJPB ,80 96,47 Kumulatif mulai tahun 2011, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 77 (100,00%) >100,00 43,85 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB ,35 74,94 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah (126,40%) (Sertifikat aktif dan tidak aktif). Untuk tahun 2015 yang dihitung sertifikat aktif. 68

78 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA 19 Jumlah lokasi pengembangan teknologi anjuran (sistem biofloc) untuk produktivitas budidaya Lele, Nila dan patin 20 Jumlah kelompok produsen pakan ikan mandiri TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN >100,00 100,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB >100, ,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru. A. Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi Standar Teknis (unit; kumulatif) Laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan merupakan instrumen penting dan akurat dalam melakukan pengujian dan menganalisa sampel untuk pemeriksaan penyakit ikan, kualitas air, pakan dan residu. Sehubungan dengan hal tersebut, guna meningkatkan pelayanan pemeriksaan uji di bidang kesehatan ikan dan lingkungan, maka perlu dilakukan peningkatan baik secara kualitas maupun kuantitas. Upaya percepatan guna mendorong peningkatan kapasitas laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan, salah satunya dilakukan dengan cara ditetapkannya Jumlah laboratorium penyakit ikan, kualitas air, pakan dan residu yang memenuhi standar teknis sebagai indikator kinerja Ditjen Perikanan Budidaya sejak tahun Pada tahun 2015, penetapan target indikator kinerja tersebut adalah 60 (enam puluh) unit laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan yang terdiri dari : 50 (lima puluh) unit laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan (kumulatif) dan 10 (sepuluh) unit Pos Kesehatan Ikan Terpadu (POSIKANDU). Capaian terhadap indikator kinerja tersebut dilakukan berdasarkan pemenuhan terhadap unsur dasar yang dimuat di dalam Cara Berlaboratorium yang Baik (Good Laboratory Practices/GLP), yang meliputi : (i) kelayakan bangunan; (ii) terpenuhinya SDM (jumlah maupun kompetensi); (iii) ketersediaan/kecukupan peralatan yang mendukung operasional pengujian; dan (iv) metode uji yang digunakan. Sedangkan, kriteria capaian Indikator Kinerja Pos Pelayanan Kesehatan Ikan Terpadu (POSIKANDU) adalah mampu melakukan 2 (dua) kegiatan pelayanan minimal, yaitu : (i) pelayanan monitoring kesehatan ikan dan lingkungan; dan (ii) Pusat informasi dan konsultasi bagi masyarakat pembudidaya. 69

79 Tabel 31. Target dan Realisasi Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi Standar Teknis sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 (kumulatif) No Komponen Capaian IKU Target (unit) Realisasi (unit) Keterangan 1 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Capaian Tahun 2014: 45 unit laboratorium, dan 4 laboratorium sampai dengan triwulan III POSIKANDU Komponen baru, ditetapkan tahun 2015 Jumlah (unit) Capaian IKU Jumlah laboratorium penyakit ikan, kualitas air, pakan dan residu yang memenuhi standar teknis hingga akhir triwulan III secara kumulatif telah terealisasi 59 unit laboratorium atau sebesar 98,33% dibanding target tahunan. Capaian IKU tersebut terdiri dari 45 unit laboratorium yang merupakan perolehan tahun 2014 dan 4 (empat) unit laboratorium sisanya merupakan capaian IKU hingga triwulan III tahun Tabel 32. Capaian IKU 12 Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi Standar Teknis sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi Standar Teknis - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan 100, Target s/d TW I Kumulatif dari tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 45 (100,00%). - Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 100,00 97, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 95,56 78, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 100,00 100, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 95,56 86, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 102,27 105, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 100,00 98,33 - Capaian IKU pada triwulan III melebihi capaian yang diperoleh pada tahun 2014 yaitu sebesar 105,36% dari target triwulan III. Apabila realisasi IKU pada triwulan III dibandingkan dengan target IKU yang ditetapkan tahun 2015, maka IKU ini telah mencapai 98,33% atau 59 unit laboratorium dari 60 unit laboratorium. Namun bila dibandingkan dengan IKU tahun 2016, maka pencapaian IKU mencapai 103,51%. Hal tersebut disebabkan target IKU pada tahun berikutnya tidak menyertakan POSIKANDU sebagai komponen pencapaian. Kegiatan yang mendukung tercapainya IKU pada triwulan III dan triwulan selanjutnya adalah Pembinaan Kapasitas Laboratorium. 70

80 Tabel 33. Rekapitulasi Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi Standar Teknis sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 (unit) NO Nama Laboratorium Ruang lingkup uji Triwulan 1 Laboratorium Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi Pakan I 2 Pos Kesehatan Ikan Terpadu Kabupaten Subang. Keskanling & Pusat Informasi I 3 Laboratorium Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Pakan II Budidaya Karawang 4 Laboratorium Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Residu II Budidaya Karawang 5 Pos Kesehatan Terpadu Kabupaten Gresik Keskanling & Pusat Informasi II 6 Pos Kesehatan Terpadu Kabupaten Sidoarjo Keskanling & Pusat Informasi II 7 Pos Kesehatan Ikan dan Lingkungan Kabupaten Kota Keskanling & Pusat Informasi II Jambi 8 Pos Kesehatan Terpadu Pati Keskanling & Pusat Informasi III 9 Pos Kesehatan Terpadu Kapuas Keskanling & Pusat Informasi III 10 Pos Kesehatan Terpadu Banjar Keskanling & Pusat Informasi III 11 Pos Kesehatan Terpadu Pesawaran Keskanling & Pusat Informasi III 12 Pos Kesehatan Terpadu Banyumas Keskanling & Pusat Informasi III 13 Pos Kesehatan Terpadu Kendal Keskanling & Pusat Informasi III 14 Laboratorium Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara Pakan III B. Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan Budidaya (paket teknologi) Perekayasaan teknologi bidang perikanan budidaya sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing, efisiensi serta produktivitas usaha perikanan budidaya. Teknologi inovatif juga diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah serta keberlanjutan usaha dari komoditaskomoditas unggulan, baik komoditas yang sudah dapat dibudidayakan, komoditas yang masih perlu upaya domestikasi, maupun spesies ikan lokal yang terancam punah sebagai upaya pelestarian plasma nutfah. Pada tahun 2015, target untuk indikator jumlah teknologi inovatif budidaya hasil perekayasaan sebesar 69 paket, dengan capaian masih nol dikarenakan pada TW II masih dalam proses persiapan kegiatan perekayasaan yang dilakukan oleh masing-masing UPT lingkup DJPB. Perekayasaan yang dihasilkan nantinya meliputi bidang perbenihan, produksi, keskanling dan prasarana. Tabel 34. Capaian IKU 13 Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan Budidaya (paket) sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 IKU Ket Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya (paket teknologi) Bidang Perbenihan - Target Tahunan Realisasi Tahunan Non kumulatif, data dihitung tahunan 71

81 IKU Ket - Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 400, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I 0,00 0, Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 0,00 0, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW II 0,00 0, Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 0,00 0, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW III 0,00 0, Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 - Bidang Produksi - Target Tahunan * Realisasi Tahunan - - Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I 0,00 0, Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 0,00 0, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW II 0,00 0, Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 0,00 0, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW III 0,00 0, Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 - Bidang Kesehatan Ikan dan Lingkungan - Target Tahunan * Realisasi Tahunan - - Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I 0,00 0, Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 0,00 0, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW II 0,00 0, Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 0,00 0, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW III 0,00 0, Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 0,00 0,00-72

82 IKU Ket Bidang Sarana dan Prasarana Budidaya - Target Tahunan * Realisasi Tahunan - - Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I 0,00 0, Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 0,00 0, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW II 0,00 0, Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 0,00 0, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW III 0,00 0, Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 - Total Target Tahunan Total Realisasi Tahunan Total Persentase Capaian Tahunan 400, Total Target s/d TW I Total Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi terhadap Total Target s/d TW I 0,00 0, Persentase Realisasi terhadap Total Target Tahunan 0,00 0,00 - Total Target s/d TW II Total Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi terhadap Total Target s/d TW II 0,00 0, Persentase Realisasi terhadap Total Target Tahunan 0,00 0, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 0,00 0, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 - Kendala pencapaian IKU adalah waktu perekayasaan yang cukup lama untuk suatu teknologi, mulai dari persiapan hingga hasil akhir perekayasaan, sehingga rencana aksi yang akan dilakukan kedepan untuk mendukung IKU ini adalah : (i) Melakukan perekayasaan teknologi budidaya air payau, laut dan tawar dan perekayasaan pengendalian Keskanling; (ii) Pengembangan jejaring pemuliaan induk melalui penilaian dan pelepasan varietas; (iii) Pengembangan jejaring pemuliaan induk melalui workshop jejaring pemuliaan induk dan produksi induk unggul komoditas unggulan; (iv) Penilaian varietas unggul ikan payau/laut; (v) pengembangan bibit rumput laut hasil kultur jaringan; dan (vi) pengembangan pakan alami. 73

83 C. Jumlah Unit Perbenihan Rakyat (UPR) dan Unit Perbenihan Skala Besar yang Bersertifikat (unit; kumulatif) Perdagangan bebas yang terjadi pada masa sekarang ini merupakan suatu yang tidak dapat dihindari lagi. Dengan semakin banyaknya jenis produk dan teknologi perbenihan perikanan yang berkembang pada masa ini mengharuskan pemantauan agar produk yang beredar di masyarakat memiliki mutu yang sesuai dan tidak membahayakan keamanan pangan dan kelestarian lingkungan. Peredaran produk benih yang tidak bermutu akan mengakibatkan kerugian bagi usaha pembesaran yang pada akhirnya menyebabkan turunnya kepercayaan kepada unit pembenihan. Apabila hal ini terus terjadi dapat menurunkan minat pelaku usaha untuk berkecimpung di bidang perikanan yang pada akhirnya menurunkan produksi dan keberlanjutan usaha khususnya perikanan budidaya. Untuk mencegah peredaran produk perbenihan (induk dan benih) tidak bermutu maka diperlukan sertifikasi unit-unit pembenihan dengan cara mengenali kriteria benih yang bermutu dan persyaratan proses produksinya yaitu dengan menerapkan Cara Pembenihan Ikan Yang Baik (CPIB). Dengan melakukan sertifikasi unit-unit pembenihan, konsumen memiliki cara yang efektif dan efisien untuk memastikan benih yang dihasilkan suatu unit pembenihan memenuhi kriteria yang dipersyaratkan dalam SNI. Pemakaian benih ikan yang bermutu akan meningkatkan produktivitas dan keuntungan yang diperoleh dan selanjutnya menjamin keberlanjutan usaha di bidang perikanan budidaya. Tahun 2015 jumlah unit perbenihan yang disertifikasi lebih terfokus pada unit perbenihan skala kecil atau UPR/HSRT hal ini dilakukan karena jumlah unit perbenihan skala kecil lebih banyak dibandingkan jumlah unit perbenihan skala besar. Pendataan unit perbenihan bersertifikat dilakukan terhadap unit perbenihan yang memiliki sertifikat CPIB aktif atau masa berlaku sertifikatnya belum habis (belum expired). Pada triwulan III tahun 2015, jumlah unit pembenihan yang bersertifikat sebanyak 496 unit dari target sebesar 420 unit di tahun 2015 atau sebesar 118,10%. Apabila dibandingkan dengan target pada triwulan III 2015 maka capaian IKU ini sebesar 137,78% atau terdapat penambahan 79 unit yang melakukan sertifikasi unit pembenihannya. Peningkatan jumlah unit bersertifikat pada triwulan III didominasi oleh unit perbenihan skala besar dimana jumlah unit perbenihan skala kecil yang bersertifikat sampai dengan triwulan III 2015 berjumlah 262 unit (252 unit UPR/HSRT, 10 unit kelompok), sedangkan jumlah unit perbenihan skala besar yang bersertifikat sampai dengan triwulan III 2015 sebesar 234 unit (UPT/UPTD 196 unit, Swasta 38 unit). Berdasarkan tabel 35 dapat dilihat capaian triwulan III 2015 sebesar 137,78% lebih besar dibandingkan capaian triwulan III tahun 2014 sebesar 105,48%. Hal ini terjadi karena mulai sadarnya para unit perbenihan skala kecil mulai sadar tantang pentingnya mutu produk yang akan dihasilkan oleh unit perbenihannya sehingga ingin untuk melakukan sertifikasi terhadap unit pembenihannya, dan juga karena adanya dukungan anggaran yang diberikan untuk melakukan sertifikasi terhadap unit perbenihan. 74

84 Tabel 35. Capaian IKU 14 Jumlah Unit Perbenihan Rakyat (UPR) dan Unit Perbenihan Skala Besar yang Bersertifikat sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Unit Perbenihan Rakyat (UPR) dan Unit Perbenihan Skala Besar yang Bersertifikat - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan 118, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 99,66 108, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 90,31 72, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 105,67 134, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 99,06 99, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW 105,48 137,78 - III - Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 102,19 118,10 - Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Realisasi tahun 2014 masih terhitung dengan unit perbenihan bersertifikat yang expired jumlah unit perbenihan bersertifikat yang aktif sampai dengan 2014 sebesar 273 unit. Tahun 2015 unit perbenihan yang expired sudah tidak dihitung Peningkatan jumlah unit yang bersertifikasi juga terjadi karena meningkatnya keinginan para pelaku usaha perbenihan untuk menerapkan standar dan sertifikasi CPIB secara nasional, sehingga sistem manajemen mutu perbenihan mampu mengantisipasi permasalahan mutu yang ada baik secara nasional maupun internasional. Pencapaian target indikator unit pembenihan bersertifikat didukung juga oleh beberapa kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah Kegiatan Harmonisasi Standardisasi dan Sertifikasi CPIB dan Kegiatan Rapat Tim Teknis Sertifikasi CPIB. Rekapitulasi jumlah unit perbenihan yang bersertifikat dapat dilihat pada tabel 36 berikut. Tabel 36. Rekapitulasi Unit Pembenihan yang Bersertifikat per Provinsi Tahun 2010 sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 No. Provinsi Jumlah Unit Jumlah Sertifikat 1 NANGGROE ACEH DARUSSALAM SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT BENGKULU R I A U KEPULAUAN RIAU J A M B I SUMATERA SELATAN BANGKA BELITUNG L A M P U N G

85 No. Provinsi Jumlah Unit Jumlah Sertifikat 11 B A N T E N DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH DI YOGYAKARTA JAWA TIMUR KALIMANTAN UTARA KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN TIMUR KALIMANTAN SELATAN B A L I NUSA TENGGARA BARAT NTT SULAWESI UTARA SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA M A L U K U PAPUA PAPUA BARAT SULAWESI TENGAH 1 1 TOTAL Rencana aksi untuk periode selanjutnya untuk mendukung capaian IKU adalah : (i) melakukan rapat tim teknis penilaian sertifikasi; (ii) melakukan sertifikasi dan surveilen CPIB; dan (iii) Apresiasi auditor CPIB. D. Jumlah Sentra Kebun Bibit Rumput Laut (sentra) Indonesia merupakan salah satu negara yang berpotensi untuk menghasilkan produksi perikanan terbesar di dunia, dituntut untuk dapat terus meningkatkan produksinya. Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah ke-3, peningkatan produksi dan keberlanjutan usaha perikanan budidaya menjadi suatu hal yang menjadi perioritas utama dalam pembangunan secara nasional. Pengembangan sentra kebun bibit rumput laut dimaksudkan untuk mendukung program peningkatan produksi perikanan budidaya khususnya komoditas rumput laut. Hal ini didasari dengan adanya peluang usaha dan peluang pasar yang sangat memungkinkan. Namun minat masyarakat masih kurang jika dibandingkan dengan ketersediaan potensi sumberdaya alam yang masih relatif sedikit dalam pemanfaatannya. Pada tahun 2015 sebagai tahun pertama RPJM ke-3 Program Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang berkaitan langsung dengan perikanan budidaya lebih ditekankan pada peningkatan produksi perikanan budidaya yang mampu untuk mencukupi kebutuhan dalam 76

86 dan luar negeri serta dapat meningkatkan pendapatan para pembudidaya serta penghasil sumber devisa negara. Tabel 37. Capaian IKU 15 Jumlah Sentra Kebun Bibit Rumput Laut sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Sentra Kebun Bibit Rumput Laut (sentra) - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0, Target s/d TW II * Realisasi s/d TW II ** Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 0, Target s/d TW III * Realisasi s/d TW III ** Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - 0, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan - 0,00 - Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung semesteran. Merupakan IKU baru DJPB. Kegiatan yang mendukung IKU jumlah sentra kebun bibit rumput laut diantaranya adalah (i) Pemberian paket bantuan kebun bibit rumput laut di kawasan sentra kebun bibit rumput laut di 22 sentra yang masing-masing terdiri dari 20 unit kebun bibit rumput laut, sehingga total kebun bibit rumput laut adalah sebanyak 440 unit; (ii) penyusunan petunjuk pelaksanaan (juklak) sentra kebun bibit rumput laut; dan (iii) Pembangunan laboratorium kultur jaringan dan green house (3 lokasi), yaitu BBPBL Lampung, BPBL Lombok dan BPBAP Takalar. Sentra kebun bibit yang akan dibangun pada tahun 2015 sebagaimana pada tabel 38 berikut. Tabel 38. Rencana Lokasi Sentra Kebin Bibit Rumput Laut Tahun 2015 Kabupaten Sentra Kebun Bibit Rumput Laut Jumlah Sentra Total 22 Aceh Besar 1 Bengkalis 1 Bangka Selatan 1 Lampung Selatan 1 Tanggamus 1 Karimun Jawa 1 Lombok Barat 1 Lombok Timur 1 Bima 1 Sikka 1 Sumba Timur 1 77

87 Kabupaten Sentra Kebun Bibit Rumput Laut Jumlah Sentra Rote Ndao 1 Lembata 1 Kupang 1 Tarakan 1 Parigi Moutong 1 Takalar 1 Jeneponto 1 Mamuju 1 Konawe Selatan 1 Pohuwato 1 Maluku Tenggara 1 Capaian indikator ini masih nol sebagaimana pada tabel 38, namun demikian perkembangan kegiatan pemberian paket bantuan kebun bibit saat ini adalah : (i) pembangunan laboratorium dan greenhouse kultur jaringan; (ii) penyusunan juklak sentra kebun bibit rumput laut telah diselesaikan; (iii) pembangunan laboratorium kultur jaringan dan green house masih berada dalam proses pembangunan keterangan lebih lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah; dan (iv) sentra kebun bibit rumput laut sudah mulai pada proses pendistribusian peralatan kebun bibit. Progress perkerjaaan selengkapnya pada tabel 39 berikut. Tabel 39. Rekapitulasi Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan Pemberian Paket Bantuan Kebun Bibit Rumput Laut No Kegiatan Pagu A Pengembangan Sentra Kebun Bibit Rumput Laut (Dana APBNP) Realisasi Fisik Volume Satuan Rencana Aksi 1 Pembangunan Lab dan greenhouse a. BBPBL Lampung % Proses pembayaran pekerjaan 100% b. BPBAP Takalar % Penyelesaian pekerjaan partisi, dinding, pemasangan keramik, atap, plafon, kusen, kunci, kaca, pengecatan,, instalasi lisyrik genteng, atap kaca, lipstank c. BPBL Lombok % Penyelesain pekerjaan finishing dan pengajuan pembayaran 75% 2 Pengadaan peralatan % Penyelesaian Kontrak laboratorium dan greenhouse 3 Bantuan paket kebun bibit rumput laut di 22 sentra % Proses Distribusi peralatan (Long Line 50x25 M) Rencana Aksi yang dilakukan pada triwulan selanjutnya untuk mendukung IKU adalah dengan melakukan beberapa kegiatan seperti : (i) pendistribusian untuk paket bantuan sentra kebun bibit rumput laut, peralatan dan bahan laboratorium kultur jaringan dan green house; dan (ii) melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi pada kegiatan paket bantuan 78

88 sentra kebun bibit rumput laut dan pembangunan laboratorium kultur jaringan dan green house. E. Jumlah Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya (kab/kota; kumulatif) Salah satu konsep pembangunan kelautan dan perikanan guna pencapaian lompatan produksi perikanan budidaya antara lain dilaksanakan melalui Minapolitan yang merupakan suatu Konsep Manajemen Ekonomi Kawasan Berbasis Kelautan dan Perikanan Guna Meningkatan Pendapatan Masyarakat. Minapolitan dilaksanakan dengan prinsip-prinsip integrasi, efisiensi, efektivitas, kualitas dan percepatan pembangunan yang berbasis kawasan/wilayah dengan dukungan berbagai kementerian atau sektor lain. Pengembangan kawasan minapolitan perikanan budidaya merupakan upaya percepatan pembangunan perikanan budidaya di sentra-sentra produksi perikanan budidaya yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Pengembangan kawasan minapolitan perikanan budidaya bertujuan untuk : (i) meningkatkan volume produksi, produktifitas usaha, dan meningkatkan kualitas produk perikanan budidaya, (ii) meningkatkan pendapatan pembudidaya dan masyarakat terkait lainnya, dan (iii) mengembangkan kawasan minapolitan perikanan budidaya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di daerah. Adapun sasaran strategi pengembangan kawasan minapoitan adalah menjadikan lahan-lahan budidaya potensial sebagai sentra produksi perikanan dengan tingkat produksi, poduktivitas dan kualitas tinggi melalui sistem intesifikasi dan ekstensifikasi. Realisasi kabupaten minapolitan percontohan perikanan budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 adalah 82 kabupaten dari target 83 kabupaten/kota (98,80%) atau tercapai 96,47% dari target tahunan sebagaimana ditunjukkan pada tabel 40 berikut dan terinci pada lampiran 5. Selama triwulan III tahun 2015, capaian sebanyak 1 kabupaten/kota, yaitu Kab. Hulu Sungai Selatan. Tabel 40. Capaian IKU 16 Jumlah Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan 110, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 100,00 98, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 94,29 90, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 102,94 101,25 - Kumulatif mulai tahun 2011, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 77 (100,00%). 79

89 IKU Keterangan - Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 100,00 95, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 111,59 98, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 110,00 96,47 - Kabupaten/kota yang dikategorikan termasuk di dalam Kawasan Minapolitan Percontohan adalah yang telah terpenuhinya syarat kelengkapan dokumen yang meliputi RPIJM dan masterplan. Indikator keberhasilan dalam pencapaian target pengembangan kawasan minapolitan diantaranya adalah adanya komitmen daerah dalam mendorong dan berperan aktif demi berjalannya program sesuai dengan tujuan yang diinginkan bersama serta kesiapan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan pengembangan minapolitan berbasis perikanan budidaya dan koordinasi antar POKJA Kabupaten/Kota dalam mendukung perikanan budidaya. Berdasarkan tabel 40 di atas, pencapaian realisasi triwulan III tahun 2015 lebih kecil dibandingkan pada tahun 2014 sehingga target kawasan tahunan belum tercapai 100%, hal tersebut disebabkan beberapa faktor hambatan dan kendala yaitu sebagai berikut : 1. Terbatasnya data dan informasi kawasan yang telah disampaikan oleh kabupaten lokasi percontohan minapolitan menyebabkan sistem informasi min apolitan memiliki data dan informasi yang terbatas; 2. Belum sinkronnya rencana kegiatan dengan kesiapan administrasi kabupaten yang ditetapkan sebagai kawasan percontohan minapolitan; 3. Belum sinkronnya jadwal pelaksanaan kegiatan rapat koordinasi minapolitan tingkat kabupaten antara pusat dan daerah. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut diatas pada triwulan selanjutnya adalah : 1. Verifikasi ke kabupaten prioritas untuk melihat kondisi eksisting pengembangan kawasan minapolitan dan mendapatkan data dan informasi terkait pengembangan kawasan budidaya di kabupaten tersebut; 2. Akselerasi dan harmonisasi perencanaan kegiatan dengan kesiapan adminsitrasi kabupaten yang ditetapkan sebagai kawasan percontohan minapolitan; 3. Sinkronisasi jadwal kegiatan rapat koordinasi minapolitan tingkat kabupaten antara pusat dan daerah. Hingga triwulan III sudah dilaksanakan Rapat Koordinasi Minapolitan di Kab. Halmahera Selatan, Hulu Sungai Utara, dan Hulu Sungai Selatan. 80

90 F. Panjang Saluran Tambak yang Dikelola secara Partisipatif (meter lari) Pelaksanaan revitalisasi prasarana untuk kegiatan budidaya merupakan salah satu kegiatan prioritas, karena keberhasilan pengembangan usaha budidaya sangat ditentukan oleh dukungan ketersediaan prasarana yang memadai di kawasan budidaya. Saat ini kondisi prasarana budidaya di kawasan budidaya sebagian besar mengalami penurunan fungsi dan kerusakan (sedimentasi/pendangkalan/penyempitan). Kondisi tersebut terjadi karena selama ini proses operasional dan pemeliharaan prasarana budidaya belum dilaksanakan secara optimal. Dalam rangka mempercepat proses penyediaan prasarana yang memadai maka Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menginisiasi suatu kegiatan strategis yaitu PITAP (Pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif). Pelaksanaan kegiatan PITAP difokuskan pada operasional dan pemeliharaan prasarana sistem irigasi tambak di kawasan budidaya dengan memberdayakan Poklina (kelompok pengelola saluran irigasi perikanan) secara terencana dan sistematis untuk meningkatkan kinerja dan kesadaran dalam pengelolaan jaringan irigasi tambak sehingga diharapkan dapat terlaksana percepatan penyediaan prasarana yang memadai di kawasan budidaya. Poklina tersebut dilibatkan dalam setiap tahapan kegiatan rehab saluran dari mulai perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan pemeliharaan, sehingga partisipasi aktif dari masyarakat petambak sangat menentukan keberhasilan dari Program PITAP. Panjang saluran tambak yang dikelola secara partisipatif sampai dengan triwulan III tahun 2015 adalah meter atau tercapai 43,85% dari target tahunan sebanyak meter sebagaimana ditunjukkan pada tabel 41. Selain itu, pada triwulan III, Ditjen Perikanan Budidaya sudah melakukan beberapa rangkaian kegiatan pertemuan antar stakeholder yaitu : (i) Rapat Teknis kegiatan Pitap pada tanggal Agustus 2015 yang diikuti oleh Poklina (146 kelp); Tim Pembina (14 provinsi); Tim Teknis (59 kabupaten/kota); Tim Pokja; dan Sekretariat dalam rangka menyamakan persepsi antar stakeholder sehingga dalam pelaksanaan kegiatan PITAP dapat berjalan secara efektif, efisien dan tepat sasaran serta sesuai dengan ketentuan yang berlaku; dan (ii) Training of Trainer KMPt (Konsultan Manajemen PITAP) yang diikuti oleh tenaga konsultan pengawas KMPt (59 orang) guna meningkatkan kualitas sumberdaya manusia terutama peningkatan mutu hasil kegiatan dengan cara meningkatkan pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan. Tabel 41. Capaian IKU 17 Panjang Saluran Tambak yang Dikelola secara Partisipatif sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 IKU Keterangan Panjang Saluran Tambak yang Dikelola secara Partisipatif - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** 0 - Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB. 81

91 IKU Keterangan - Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0, Target s/d TW II * Realisasi s/d TW II ** Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 0, Target s/d TW III * Realisasi s/d TW III ** Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - >100, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan - 43,85 - Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran IKU sebelumnya adalah Jumlah kelompok pengelola saluran tambak secara partisipatif dengan target tahunan 17 kelompok dan tercapai 17 kelompok, dengan panjang saluran yang dikelola adalah m. Panjang saluran tambak yang dikelola secara partisipatif (meter) merupakan IKU baru dari kegiatan yang sama telah dilakukan pada tahun sebelumnya yaitu Pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif (PITAP). Pada tahun 2014, kegiatan PITAP ini memiliki IKU Jumlah kelompok pengelola saluran tambak secara partisipatif dengan target tahunan 17 kelompok, namun realisasi pada triwulan III tahun 2014 belum ada disebabkan pada fase tersebut baru dilakukan tahap persiapan pekerjaan fisik di 17 kabupaten/kota. Adapun progress fisik kegiatan PITAP sampai dengan triwulan III tahun 2015 seperti pada tabel 42 berikut, sedangkan rekapitulasi pelaksana kegiatan PITAP tahun 2015 seperti pada lampiran 6. Tabel 42. Progress Fisik Pekerjaan Kegiatan PITAP sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 No Provinsi Progress Fisik per Sept (meter) Jumlah Nilai Kontrak (Rp) Jumlah Paket 1 Aceh , Lampung ,- 6 3 Banten ,- 4 4 Jawa Barat , Jawa Tengah , Jawa Timur , NTB , Kalimantan Barat ,- 6 9 Kalimantan Selatan , Kalimantan Timur , Sulawesi Selatan , Sulawesi Barat , Sulawesi Tengah , Sulawesi Tenggara ,- 17 TOTAL ,

92 Berdasarkan tabel 42, untuk melakukan optimalisasi pelaksanaan kegiatan PITAP akan dilakukan beberapa rencana aksi sebagai kegiatan pendukung pada fase selanjutnya yaitu : (i) Temu Koordinasi Kegiatan PITAP (Tim Pokja, Tim Pembina, Tim Teknis, Poklina); (ii) Workshop Kegiatan PITAP (Tim Pokja dan KMPt); dan (iii) Monitoring dan evaluasi kegiatan rehabilitasi saluran irigasi tambak. G. Unit Pembudidayaan Ikan Bersertifikat CBIB (unit; kumulatif) Secara keseluruhan, pembangunan perikanan budidaya diarahkan untuk peningkatan produksi yang mendukung Prioritas RPJMN yaitu meningkatkan ketahanan dan kemandirian pangan serta kecukupan gizi masyarakat. Salah satu kegiatan yang mendukung ketahanan pangan dilakukan melalui penilaian sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) pada unit budidaya ikan. Sertifikasi CBIB dilaksanakan sebagai upaya untuk memberikan jaminan penerapan CBIB sehingga proses budidaya dapat menghasilkan produk yang aman dikonsumsi. Tabel 43. Capaian IKU 18 Unit Pembudidayaan Ikan Bersertifikat CBIB sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 Unit Pembudidayaan Ikan Bersertifikat CBIB IKU Keterangan - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan 126, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 102,9 127, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 93,25 80, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 104,08 119, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 97,58 90, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 113,04 85, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 109,51 74,94 - Keterangan : * : Angka sementara ** : Belum dilakukan pengukuran Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah (126,40%) (Sertifikat aktif dan tidak aktif atau yang dihitung tersertifikasi). Untuk tahun 2015 yang dihitung sertifikat aktif (masih berlaku) Pencapaian unit pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB pada triwulan III turun menjadi unit dari angka target unit (85,34 % dari target triwulan III dan 74,93% dari target tahunan). Angka ini turun dari triwulan sebelumnya, dari unit menjadi unit. Penurunan unit pembudidaya bersertifikat CBIB disebabkan karena masa berlaku sebagian sertifikat yang ada telah habis. Masa berlaku sertifikat adalah berdasarkan nilai dan angka kesesuaian dan ketidaksesuaian setiap unit pembudidayaan berdasarkan penilaian oleh auditor di lapangan. Adapun capaian unit pembudidaya bersertifikat CBIB setiap provinsi adalah seperti pada tabel 44 berikut. 83

93 Tabel 44. Tabel Jumlah Unit Pembudidayaan Bersertifikat CBIB (unit) sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 Per Provinsi No Provinsi Target 2015 (Unit) Target TW III 2015 (Unit) Realisasi TW III 2015 *) Realisasi Kumulatif 2015 **) Unit % Unit % 1 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan Kep. Bangka Belitung Bengkulu Lampung DKI Jakarta Banten Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Sulawesi Utara Gorontalo Sulawesi Tengah Sulawesi Barat Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua JUMLAH 8,200 7, , Upaya yang dilakukan untuk peningkatan pencapaian IKU ini adalah : (i) sosialisasi penerapan SNI dan CBIB di pembudidaya; (ii) koordinasi intensif antara pusat dengan Dinas Provinsi yang sudah dapat melakukan pendelegasian untuk penilaian sertifikat CBIB; (iii) mengidentifikasi dan evaluasi unit pembudidayaan yang sudah disertifikasi sehingga upaya perpanjangan dapat dilakukan dengan segera; (iv) supervisi, pembinaan, monitoring dan evaluasi percontohan; dan (v) pengawasan sertifikasi CBIB. 84

94 H. Jumlah Lokasi Pengembangan Teknologi Anjuran (Sistem Biofloc) untuk Produktivitas Budidaya Lele, Nila dan Patin Dalam rangka mewujudkan usaha perikanan budidaya yang berkelanjutan (Sustainable Aquaculture) dan berdaya saing maka perlu dikembangkan suatu teknologi budidaya yang ramah lingkungan tetapi memiliki produktifitas tinggi. Sebagai upaya untuk menjaga daya dukung lingkungan agar budidaya tersebut dapat berkelanjutan dan berproduktifitas tinggi dan dapat memberikan manfa at yang optimal bagi pembudidaya, maka perikanan budidaya dapat menjadi tulang punggung dalam menghadapi era masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) dan dalam mengawal program ketahanan pangan. Salah satu teknologi yang disosialisasikan adalah teknologi Biofloc yang diimplementasikan di 24 wilayah sampai dengan akhir tahun Tabel 45. Capaian IKU 19 Jumlah Lokasi Pengembangan Teknologi Anjuran (Sistem Biofloc) untuk Produktivitas Budidaya Lele, Nila, dan Patin sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Lokasi Pengembangan Teknologi Anjuran (Sistem Biofloc) untuk Produktivitas Budidaya Lele, Nila, dan Patin - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** - - Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB. - Persentase Capaian Tahunan Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0, Target s/d TW II * Realisasi s/d TW II ** Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 0, Target s/d TW III * Realisasi s/d TW III ** Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - >100, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan - 100,00 - Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran Ada 24 lokasi yang direncanakan sebagai lokasi pengembangan teknologi anjuran dengan sistem bioflok yaitu seperti pada table 46 berikut. Tabel 46. Rekapitulasi Lokasi yang Direncanakan sebagai Lokasi Pengembangan Teknologi Anjuran dengan Sistem Biofloc NO PROVINSI KABUPATEN Komoditas Perkembangan s/d September Gorontalo Gorontalo Lele Persiapan konstruksi wadah budidaya 2. Sulawesi Utara Minahasa Utara Lele Persiapan konstruksi wadah budidaya 3. Maluku Kota Ambon Lele Persiapan konstruksi wadah budidaya 4. Maluku Utara Kota Ternate Lele Persiapan konstruksi wadah budidaya 85

95 NO PROVINSI KABUPATEN Komoditas Perkembangan s/d September Sulawesi Selatan Kab. Pangkep Lele Persiapan konstruksi wadah budidaya 6 Sulawesi Tenggara Konawe Lele Persiapan konstruksi wadah budidaya 7. Kalimantan Selatan Tanah Laut, Tanah Bumbu, Lele Masa pemeliharaan Kota Banjar Baru 8. Kalimantan Tengah Kota Palangkaraya Lele Masa pemeliharaan 9. Kalimantan Barat Kuburaya Lele Masa pemeliharaan 10 NTB Lombok Timur Lele Masa pemeliharaan 11 Jawa Barat Karawang, Pangandaran, Lele Persiapan tebar benih Ciami, Cirebon 12 Jawa Timur Malang, Kediri, Tulung Agung Lele, Patin Masa pemeliharaan 13 Sumatera Utara Serdang Bedagai Lele Masa pemeliharaan 14 Lampung Pringsewu Lele Masa pemeliharaan 15 Jawa Tengah Brebes, Jepara, Pati, Nila Persiapan tebar benih Pekalongan, Purworejo, Kendal 16 Banten Pandeglang, Tangerang Lele Masa pemeliharaan 17 DIY Bantul Nila Masa pemeliharaan 18 Bali Bali Lele Masa pemeliharaan 19 Jambi MuaroJambi, Jambi Lele Rencana mulai tebar Januari Riau Kampar, Pakabaru Lele Baru selesai lelang 21 Kepulauan Riau Kota Batam Lele Baru selesai lelang 22 Sumatera Barat Kota Padang Lele Baru selesai lelang 23 Sumatera Selatan Ogan Komiring Ilir (OKI) Lele Baru selesai lelang 24 Bengkulu Kota Bengkulu Lele Baru selesai lelang Lokasi lokasi pengembangan ini didampingi secara teknis oleh unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang diantaranya adalah : 1. Balai Pengembangan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Jambi 2. Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi 3. Balai Pengembangan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin 4. Balai Pengembangan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Tatelu 5. Balai Pengembangan Budidaya Air Payau (BPBAP) Jepara 6. Balai Layanan Usaha Pengembangan Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang Perkembangan kegiatan pengembangan teknologi anjuran sistem bioflok ini berbeda-beda setiap daerah. Namun sebagian besar kegiatan di lokasi pengembangan sudah mulai berjalan. Hampir seluruh lokasi sudah melakukan tahap lelang dan mempersiapkan wadah untuk penebaran. Estimasi panen dari pengembangan ini diperkirakan sekitar 170 ton ikan jenis air tawar. Pelaksanaan kegiatan ini juga terus didampingi oleh UPT pendamping masing-masing lokasi. Lambannya penyelesaian baik secara administratif dan teknis menghambat pelaksanaan pengembangan ini di daerah. Adapun solusi untuk mempercepat pencapaian IKU ini adalah (i) meningkatkan koordinasi dan komunikasi antara pihak terkait baik dari tingkat pusat, UPT sampai kabupaten/kota; (ii) pelaksanaan temu lapang; dan (iii) monitoring dan evaluasi. 86

96 I. Jumlah Kelompok Produsen Pakan Ikan Mandiri Pengembangan kelompok pakan ikan mandiri merupakan suatu upaya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya untuk menekan biaya produksi terutama biaya produksi pakan ikan yang merupakan komponen biaya tertinggi dari komponen biaya produksi, diperkirakan mencapai 60-70% dari keseluruhan biaya produksi. Tingginya biaya produksi pakan ditengarai merupakan faktor utama yang menentukan mahalnya harga pakan, yang menyebabkan margin keuntungan yang diterima oleh pembudidaya terutama pembudidaya skala kecil menjadi tidak rasional jika dibandingkan dengan usaha/biaya yang dikeluarkan pada masa pemeliharaan. Oleh karena itu pengembangan kelompok pakan ikan mandiri diharapkan dapat menekan biaya produksi yang berasal dari pakan ikan yang pada akhirnya akan meningkatkan margin keuntungan yang akan diterima oleh pembudidaya ikan. Tabel 47. Capaian IKU 20 Jumlah Kelompok Produsen Pakan Ikan Mandiri sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Kelompok Produsen Pakan Ikan Mandiri - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru. - Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0, Target s/d TW II * Realisasi s/d TW II ** Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 0, Target s/d TW III * Realisasi s/d TW III ** Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - >100, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan ,00 - Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran Jumlah kelompok produsen pakan ikan mandiri sampai TW III telah mencapai 378 kelompok pakan ikan mandiri yang capaiannya jauh diatas target (lampiran 7). Hal ini dikarenakan adanya perubahan kebijakan Dirjen Perikanan Budidaya untuk kriteria bantuan dan kriteria penerima bantuan. Pelaksanaan kegiatan ini diawali dengan adanya sosialisasi dan identifikasi calon kelompok oleh tim teknis yang terdiri dari tim teknis pusat, tim teknis provinsi dan tim teknis kabupaten/kota. Hasil identifikasi selanjutnya ditetapkan dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya untuk setiap provinsi. 87

97 Hasil kegiatan terdapat 19 provinsi dengan 135 kabupaten/kota dan jumlah total 378 kelompok produsen pakan ikan mandiri yang telah terbentuk. Kelompok produsen pakan ikan mandiri telah terbentuk melalui tahapan atau proses sesuai yang diatur dalam Juklak Pelaksanaan Pengembangan Pakan Ikan Mandiri Nomor : 67/PER-DJPB/2015 tanggal 18 Mei Dalam proses pelaksanaannya, kelompok dibantu oleh tim teknis (pusat, provinsi dan kabupaten/kota) serta pengembangannya dibantu oleh pendamping teknis/penyuluh perikanan bantu yang tersebar di setiap kabupaten/kota sebanyak 135 orang. Pada triwulan III, kegiatan pelaksanaan ini sedang berada dalam tahapan proses persiapan kegiatan produksi pakan. Persiapan produksi dilakukan dengan mempersiapkan setiap peralatan produksi pendukung dan penyiapan bahan baku (baik dari segi kualitas dan kuantitas bahan baku). Hambatan dan solusi dalam pencapaian jumlah kelompok pakan ikan mandiri adalah : (i) kegiatan produksi yang masih tergolong baru dimasyarakat khususnya pembudidaya sehingga koordinasi diantara tim teknis dan dukungan dari pihak terkait terus ditingkatkan untuk produksi pakan ikan secara mandiri yang dimulai dapat terus dikembangkan; (ii) Masih kurangnya kesadaran dari masyarakat bahwa dengan adanya produksi pakan ikan secara mandiri akan jauh lebih menguntungkan sehingga upaya untuk terus dilakukan dengan pembinaan juga ditingkatkan; dan (iii) permasalahan teknis produksi dan kesulitan mendapatkan bahan baku mengingat bahwa potensi bahan baku setiap daerah berbeda. Oleh karena itu, rencana aksi pada triwulan IV akan dilaksanakan adalah forum pengembangan pakan ikan mandiri. Hal ini bertujuan untuk mengevaluasi perkembangan kegiatan pakan ikan mandiri telah berjalan dan menghimpun saran dan masukan dari pihak terkait untuk pengembangan pakan ikan mandiri ke depan. 88

98 PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 6 : Tersedianya Pengendalian Sistem Budidaya secara Efektif Pencapaian sasaran strategis ini rata-rata sebesar 114,32% terhadap target triwulan III atau 107,10% terhadap target tahunan, di mana Ditjen Perikanan Budidaya mengidentifikasi 4 (empat) Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana pada tabel 48 berikut. Tabel 48. Capaian Sasaran Strategis 6 Tersedianya Pengendalian Sistem Budidaya secara Efektif sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS Internal Process Perspective 6 Terselenggaranya pengendalian sistem budidaya secara efektif URAIAN INDIKATOR KINERJA 21 Jumlah obat ikan yang terjamin, mutu, keamanan dan khasiatnya (obat; kumulatif) 22 Jumlah sampel produk perikanan budidaya keberterimanya 96% 23 Jumlah jenis pakan ikan yang terjamin mutunya (jenis; kumulatif) 24 Jumlah unit usaha budidaya yang memperoleh layanan perizinan (unit; kumulatif) TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN ,65 104,80 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 243 (100,41%) ,94 67,02 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB ,71 133,50 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah (132,25%) (Sertifikat aktif dan tidak aktif). Untuk tahun 2015 yang dihitung sertifikat aktif ,98 123,08 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 696 (116,00%) A. Jumlah Obat Ikan yang Terjamin, Mutu, Keamanan dan Khasiatnya (obat; kumulatif) Penyediaan obat ikan yang diperoleh melalui produksi dalam negeri dan pemasukan dari luar negeri (impor) harus memenuhi kriteria bermutu, aman dan berkhasiat. Tujuannya adalah untuk meminimalkan dampak negatif akibat penggunaan obat ikan tersebut bagi ikan, lingkungan dan menjamin produk perikanan budidaya yang dihasilkan aman dikonsumsi. 89

99 Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan upaya pengendalian obat ikan yang terintegrasi antara Pusat, Daerah dan stakeholder yang meliputi kegiatan penyediaan, peredaran dan penggunaan obat ikan. Implementasi kebijakan pengendalian obat ikan dilakukan melalui 2 (dua) pendekatan yaitu : a. Pendekatan administrasi : penerbitan surat nomor pendaftaran obat ikan, penerbitan izin penyediaan/peredaran obat ikan, dan penerbitan surat keterangan pemasukan atau pengeluaran obat ikan/sampel; b. Pendekatan lapangan : pembinaan dan pemantauan obat ikan di tingkat produsen, importir, distributor, depo/toko dan pembudidaya. Tabel 49. Capaian IKU 21 Jumlah Obat Ikan yang Terjamin, Mutu, Keamanan dan Khasiatnya sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Obat Ikan yang Terjamin, Mutu, Keamanan dan Khasiatnya (obat; kumulatif) - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan 100, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 100,00 102, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 97,52 100, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 99,58 106, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 97,93 104, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 100,42 105, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 99,18 104,80 - Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 243 (100,41%). Hingga akhir triwulan III, capaian IKU telah melampaui target tahunan yaitu sebanyak 262 obat ikan atau 104,8% dari 250 target tahunan yang telah ditetapkan. Jika dibandingkan realisasi tahun sebelumnya pada triwulan yang sama maka capaian IKU ini mengalami peningkatan sebesar 5,22%. Capaian Indikator Kinerja Jumlah obat ikan yang terjamin mutu, keamanan dan khasiatnya dari triwulan I hingga akhir triwulan III Tahun 2015 adalah sebanyak 28 (dua delapan) merk obat yang dapat dilihat pada tabel

100 Tabel 50. Rekapitulasi Capaian Jumlah Obat Ikan Yang Terjamin Mutu, Keamanan dan Khasiatnya sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 (Non Kumulatif) No Jenis Sediaan Produk dalam Negeri Impor 1 Farmasetik Premiks : Jumlah a. Feed additive b. Feed supplement Biologik : a. Vaksin b. Diagnostik Kit Probiotik Obat Alami Total Terlampauinya capaian IKU terhadap target tahunan yang telah diperoleh pada triwulan III menunjukkan bahwa tingkat ketaatan penyedia obat ikan yang semakin tinggi dalam mendaftarkan produknya disamping itu capaian tersebut juga merupakan keberhasilan upaya sosialisasi terkait tata cara pendaftaran obat ikan yang telah dilakukan setiap tahun kepada penyedia obat ikan sehingga pengisian data teknis obat ikan mudah dipahami oleh Tim Penilai Obat Ikan. Sementara itu, penetapan target IKU tahun 2016 berdasarkan RPJMN 3 adalah 272 merek obat ikan jika dibandingkan dengan realisasi saat ini maka IKU ini telah tercapai 96,32%. Sedangkan, bila dibandingkan dengan rencana target tahun 2019 yaitu 295 merk obat maka capaian IKU triwulan III tahun 2015 telah terealisasi sebesar 88,81% sehingga IKU ini sangat optimis dapat tercapai. Keberhasilan capaian IKU pada triwulan ini didorong dengan dilakukannya beberapa kegiatan berikut : (i) Rapat Evaluasi Teknis Dokumen Pendaftaran Obat Ikan, Kimia dan Bahan Biologi; (ii) Pemeriksaan lapang dalam rangka penerbitan surat ijin penyediaan/ peredaran obat ikan; (iii) Pembinaan Pemantauan Obat Ikan; dan (iv) Peningkatan Pelayanan Obat Ikan. Tabel 51. Rekapitulasi Capaian Jumlah Obat Ikan yang Sesuai dengan Ketentuan sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 (Kumulatif) No Jenis Sediaan Produk dalam Negeri Impor Jumlah 1 Farmasetik Premiks : a. Feed additive b. Feed supplement Biologik : a. Vaksin b. Diagnostik Kit Probiotik

101 No Jenis Sediaan Produk dalam Negeri Impor Jumlah 5 Obat Alami Total Tidak memperpanjang* Total Tabel 52. Rincian Penerbitan Surat Nomor Pendaftaran Obat Ikan sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 No Merek Obat Ikan Produsen/Importir Sediaan No. Pendaftaran 1 Prima Premik PT. Central Proteina Prima, Tbk Premiks KKP RI No D PBS, 9 Januari Hitavit Aquatic PT. Issu Medika Veterindo Farmasetik KKP RI No D FBS, 20 Januari BaroxTM Liquid PT. Kemin Indonesia Premiks KKP RI No I PBC, 25 Februari KEM WETTM LR Liquid PT. Kemin Indonesia Premiks KKP RI No I PBC, 25 Februari Prosatu-B4 PT. Blue Sky Biotech Probiotik KKP RI No D PbBS, 25 Februari Proterra PT. Blue Sky Biotech Probiotik KKP RI No D PbBS, 25 Februari Vitamin C 90% PT. Biotek Saranatama Premiks KKP RI No I PBS, 24 Maret Azomite PT. Behn Meyer Chemicals Premiks KKP RI No I PBS, 24 Maret LYSOFORTE TM ANA Dry PT. Kemin Indonesia Premiks KKP RI NO I PBS, 29 April Hylises PT. Behn Meyer Chemicals Premiks KKP RI No I PBS, 29 April Immunowall PT. Behn Meyer Chemicals Premiks KKP RI No I PBS, '29 April Next Enhance 150 PT. Novus International Premiks KKP RI NO I PBS, 29 April 2015 Indonesia 13 Nutri Aqua PT. Behn Meyer Chemicals Premiks KKP RI No I PBS, 29 April Antizol PT. Behn Meyer Chemicals Farmasetik KKP RI No I FTC, 29 April Astaplus 10% PT. Satwa Jawa Jaya Premiks KKP RI No I PBS, 26 Mei BactoGro CV. Catur Blue Aqua Probiotik KKP RI No I PbBS, 26 Mei SoilGro CV. Catur Blue Aqua Probiotik KKP RI No I PbBS, 26 Mei Stimuler PT. Blue Sky Biotech Herbal KKP RI No I HBS, 26 Mei Fishform Plus PT. Novindo Agritech Hutama Premiks KKP RI No I PBC, 6 Juli Sanolife Nutrilake PT. Inve Indonesia Premiks KKP RI No I PBS, 6 Juli Baymix Latibon Aqua PT. Bayer Indonesia Premiks KKP RI No I PBS, 26 Agustus Sal CURB RM Liquid PT. Kemin Indonesia Premiks KKP RI No I PTC, 26 Agustus Sanocare ACE PT. Inve Indonesia Farmasetik KKP RI No I FTE, 26 Agustus DV Aqua PT. Trouw Nutrition Indonesia Premiks KKP RI No I PBS, 6 Agustus Sal CURB F2 Dry PT. Kemin Indonesia Premiks KKP RI No I PTS, 28 September Sal CURB K2 Dry PT. Kemin Indonesia Premiks KKP RI No I PTS, 28 September Viusid Aqua Powder PT. TobbSales Indonesia Premiks KKP RI No I PBS, 28 September Viusid Aqua Oral PT. TobbSales Indonesia Premiks KKP RI No I PBS, 28 September 2015 Solution Meskipun capaian IKU telah melebihi target yang ditetapkan, akan tetapi masih diperlukan rencana aksi yang dilakukan pada triwulan berikutnya, yaitu : (i) Rapat Evaluasi Teknis Dokumen Pendaftaran Obat Ikan, Kimia dan Bahan Biologi; (ii) Pemeriksaan lapang dalam rangka penerbitan surat ijin usaha obat ikan, kimia dan bahan biologi dan Pembinaan Pemantauan Obat Ikan; (iii) Apresiasi Tim Pembinaan dan Pemantauan Obat Ikan; dan (iv) Pembinaan Pemantauan Obat Ikan. 92

102 C. L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I II TAHUN 2015 B. Jumlah Sampel Produk Perikanan Budidaya Keberterimanya 96% Jaminan mutu dan keamanan pangan suatu produk perikanan budidaya saat ini sudah merupakan persyaratan dalam perdagangan dan keberlanjutan produksi perikanan budidaya yang harus segera dipenuhi. Dalam upaya menghadapi persaingan yang cukup ketat di pasar global maka peningkatan daya saing produk perikanan budidaya harus dapat dilakukan, salah satunya dengan mengendalikan kandungan residu pada produk perikanan budidaya. Kegiatan pengendalian residu produk perikanan budidaya di Indonesia diimplementasikan melalui sistem pengendalian residu nasional yang dituangkan dalam Rencana Monitoring Residu Nasional - National Residue Monitoring Plan (NRMP). Jumlah Sampel Produk Perikanan Budidaya yang Tingkat Keberterimaannya 96% (sampel) merupakan indikator untuk menjamin mutu dan keamanan produk perikanan budidaya yang dihitung berdasarkan besaran produksi tahun sebelumnya (dalam satuan ton) dibagi 100. Berdasarkan RPJMN Tahun , penetapan target sampel yang memenuhi kriteria 96% bebas residu pada tahun 2015 adalah sampel. Pengukuran indikator kinerja ini dihitung secara tahunan secara non kumulatif sehingga capaiannya baru diketahui pada akhir tahun. Namun demikian, distribusi perolehan capaian melalui pengambilan sampel dapat dilakukan setiap triwulan. Tabel 53. Capaian IKU 22 Jumlah Sampel Produk Perikanan Budidaya Keberterimanya 96% sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Sampel Produk Perikanan Budidaya Keberterimanya 96% - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0, Target s/d TW II * Realisasi s/d TW II ** *** - - Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 92, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 46, Target s/d TW III * Realisasi s/d TW III ** Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - 88, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan - 67,02 - Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran ***: Capaian IKU sementara Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB. 93

103 Untuk memperoleh capaian IKU pada tahun 2015 sesuai dengan target minimal 96% sampel bebas residu maka sampel yang harus diambil pada triwulan III (kumulatif) adalah minimal sampel. Akan tetapi, hingga akhir triwulan III persentase jumlah keseluruhan sampel yang berhasil diambil secara kumulatif sebesar 67,02% atau terealisasi sampel dari sampel yang ditargetkan, dengan rincian seperti pada tabel 54 berikut. Tabel 54. Capaian IKU Jumlah Produk Perikanan Budidaya yang keberterimaannya 96% hingga Triwulan III (Kumulatif) No Provinsi Komoditi Target Sampel Realisasi sampel % Pengambilan sampel Sampel terdeteksi residu Sampel bebas residu % Sampel bebas residu 1 Aceh Udang ,00% 2 Sumut Udang , ,00% 3 Sumsel Udang , ,00% 4 Lampung Udang , ,00% 5 Banten Udang ,00% 6 Jabar Udang , ,00% 7 Jateng Udang ,00% 8 Jatim Udang , ,00% Nila , ,00% Bandeng , ,00% Lele , ,00% 9 NTB Udang , ,00% 10 Bali Udang ,00% 11 Kalbar Udang ,00% 12 Kalsel Udang ,00% 13 Kaltim Udang , ,00% 14 Kaltara Udang , ,00% 15 Sultera Udang ,00% 16 Sulteng Udang ,00% 17 Sulsel Udang ,00% 18 Sulbar Udang ,00% TOTAL , % Keterangan : capaian IKU merupakan kumulatif dari capaian triwulan sebelumnya Perolehan jumlah sampel tersebut berasal dari 18 (delapan belas) provinsi yang menjadi target pengambilan sampel sampai dengan triwulan III dengan hasil uji yang menunjukkan keseluruhan sampel tersebut tidak terdeteksi residu (compliance). Tidak terealisasinya capaian IKU diantaranya disebabkan tidak adanya sampel/contoh di lapangan karena adanya perubahan musim tebar, karena musim kemarau yang berkepanjangan; adanya keterlambatan pencairan anggaran untuk keperluan pengambilan sampel dari beberapa provinsi (Sumatera Utara dan Sulawesi Tenggara); dan tidak tersedianya anggaran untuk pengambilan sampel/contoh (Jawa Barat), sehingga mempengaruhi terhadap target yang sudah direncanakan. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka memenuhi kekurangan jumlah sampel tersebut maka dilakukan penambahan jumlah pengambilan sampel pada triwulan berikutnya. Selanjutnya, dalam rangka mendukung tercapainya IKU maka pada triwulan IV 94

104 telah direncanakan kegiatan rutin, seperti : Pengambilan sampel/supervisi, Sosialisasi pengendalian residu dan Penelusuran sumber kontaminan. D. Jumlah Jenis Pakan Ikan yang Terjamin Mutunya (jenis; kumulatif) Dalam rangka menjamin mutu pakan ikan yang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) Pakan Ikan, maka berdasarkan pasal 8 ayat 1 Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.02/MEN/2010 tentang pengadaan dan peredaran pakan ikan, setiap orang yang mengadakan dan atau mengedarkan pakan ikan di Wilayah Negara Republik Indonesia wajib mendaftarkan kepada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Pakan ikan yang memenuhi persyaratan mutu akan diterbitkan Nomor Pendaftaran melalui proses pengujian dan penilaian. Pengujian mutu pakan dilakukan melalui pengujian laboratorium dan atau pengujian lapang yang ditunjuk. Jumlah jenis pakan ikan yang terjamin mutunya sangat berhubungan dengan proses pelayanan kepada stakeholder khususnya perusahaan pakan maupun perusahaan pengimpor bahan baku pakan ikan. Tingginya realisasi jumlah jenis pakan ikan terdaftar menunjukkan bahwa kinerja subdit sertifikasi sudah cukup baik dan semua proses dalam penerbitan sertifikat pakan ikan yang terjamin mutunya dapat dilaksanakan dengan baik tanpa ada kendala yang berarti. Tabel 55. Capaian IKU 23 Jumlah Jenis Pakan Ikan yang Terjamin Mutunya sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Jenis Pakan Ikan yang Terjamin Mutunya - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 108, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 103, Target s/d TW II * Realisasi s/d TW II ** Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 132, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 128, Target s/d TW III * Realisasi s/d TW III ** Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - 135, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan - 133,50 - Ket: * : IKU belum ditetapkan ** : Belum dilakukan pengukuran Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah (132,25%) (Sertifikat aktif dan tidak aktif). Untuk tahun 2015 yang dihitung sertifikat aktif. 95

105 Sampai dengan triwulan III tahun 2015, penilaian pendaftaran pakan telah menghasilkan sertifikat pakan ikan terdaftar sebanyak merk pakan ikan dari 68 produsen dan importir/distributor pakan ikan. Sejak bulan Juli sampai September jumlah sertifikat pakan ikan terdaftar sudah sebanyak 40 merk pakan ikan. Adapun jumlah tersebut dari 20 produsen/importir/distributor pakan ikan, seperti dapat dilihat pada tabel 56 di bawah ini. Tabel 56. Perkembangan Pakan Ikan Terdaftar (Triwulan III) No Uraian *) Kumulatif **) Ulangan 1 Jenis/merk Perusahaan *) s/d bulan September 2015 **) kumulatif s/d bulan September 2015 Jenis-jenis pakan ikan yang telah terdaftar meliputi pakan ikan untuk pembesaran di budidaya air tawar, payau dan laut serta pakan ikan untuk pembenihan dan ikan hias. Pakan ikan yang telah terdaftar di Ditjen Perikanan Budidaya, yang telah melalui pengujian mutu pakan, mampu menjamin mutu dan kualitas sehingga pembudidaya (dalam perorangan, kelompok atau perusahaan) aman menggunakan produk pakan tersebut. Hal inilah yang mendorong banyak perusahaan pakan mendaftarkan merknya. Perkembangan jenis pakan ikan terdaftar menurut jenis komoditas seperti pada tabel 57 berikut. Tabel 57. Perkembangan Pakan Ikan Terdaftar Menurut Jenis Ikan Tahun (Triwulan III) No Uraian *) Kumulatif **) Ulangan 1 Udang vaname Udang windu Sidat Mas Nila Lele Patin Gurame Bawal Bintang Bandeng Bawal Kerapu Kakap Ikan hias Benih Lobster Campuran Induk TOTAL

106 Adapun perkembangan perpanjangan sertifikat pendaftaran pakan ikan sampai dengan bulan September Tahun 2015 sebanyak 161 merk pakan ikan sudah diperpanjang dari 20 produsen dan importir/distributor pakan ikan, seperti dapat dilihat pada tabel 58 berikut. Tabel 58. Perkembangan Perpanjangan Sertifikat Pendaftaran Pakan Ikan sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 Perpanjangan Sertifikat Pakan Ikan No Perusahaan PT. Cargill Indonesia PT. Lucky Samudra 2 3 PT. Grobest Indomakmur PT. Wonokoyo Jaya Kusuma 1 5 PT. Golden Westindo 18 6 PT. Mitra Manggalindo PT. Indojaya Internusa 1 8 PT. CP Prima, Tbk PT. Gold Coin Indonesia PT. Matahari Sakti 3 11 CV. Mentari Nusantara 2 12 PT. Ace Hardware CV. Radjawali Sakti PT. Suri Tani Pemuka 6 15 PT. Citra Mandiri Kencana 5 16 PT. Arya Indomonodon 7 17 PT. Buana Biru Indonesia 5 18 PT. Central Proteina Prima 1 19 PT. Lancar Jaya Globalindo 5 20 PT. Total Globalindo 1 Jumlah Total Rencana aksi untuk terus mendukung IKU ini adalah dengan : (i) pengembangan sistem mutu pakan; (ii) penilaian pendaftaran pakan ikan; (iii) penerbitan SKT impor pakan/bahan baku pakan; (iv) pengujian mutu pakan; (v) koordinasi dan evaluasi pengadaan peredaran pakan ikan; dan (vi) survei layanan publik. E. Jumlah Unit Usaha Budidaya yang Memperoleh Layanan Perizinan (unit; kumulatif) Perizinan merupakan salah satu bentuk pengendalian usaha yang sangat efektif. Fungsi perizinan usaha perikanan budidaya selain untuk menjaga kelestarian sumberdaya ikan juga untuk membina usaha perikanan serta memberikan kepastian usaha dan perlindungan terhadap kegiatan usaha. Unit usaha budidaya yang memperoleh layanan perizinan adalah unit usaha yang memperoleh izin atau rekomendasi teknis dari pusat ataupun provinsi/kabupaten/kota yang selanjutnya melakukan aktifitas budidaya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 97

107 Target unit usaha budidaya yang memperoleh layanan perizinan tahun 2015 adalah 650 unit, dengan realisasi sampai dengan triwulan III mencapai 800 unit atau 126,98% dari target triwulan III sebesar 630 unit dan meningkat sebesar 2,66% jika dibandingkan dengan capaian pada triwulan II yaitu sejumlah 779 unit. Jika dibandingkan dengan target tahunan maka telah tercapai realisasi 123,08%. Capaian ini merupakan kumulatif dari tahun 2014 yang sudah mencapai 696 unit seperti terlihat pada tabel 59 berikut. Tabel 59. Capaian IKU 24 Jumlah Unit Usaha Budidaya yang Memperoleh Layanan Perizinan sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Unit Usaha Budidaya yang Memperoleh Layanan Perizinan - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan 116, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 696 (116,00%) - Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 106,84 123, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 101,50 114, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 111,72 126, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 108,00 119, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 114,58 126, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 112,67 123,08 - Capaian tersebut terdiri dari 542 unit usaha yang memperoleh layanan perizinan di pusat (kumulatif sejak tahun 2010), dan 258 unit usaha budidaya yang masih beraktifitas sesuai dengan ketentuan (mendapatkan izin/rekomendasi dari provinsi/kabupaten/kota) berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi serta pembinaan yang dilakukan seperti terlihat pada tabel 60 berikut. Tabel 60. Unit Usaha Yang Memperoleh Layanan Perizinan Tahun 2010 September 2015 Tahun / Jenis Izin Impor SIKPI RPIPM Ekspor RPTKA Surat Keterangan Inti Mutiara Jumlah September Jumlah

108 Data usaha berdasarkan hasil pemantauan dan pembinaan yang dilakukan teridentifikasi selama periode bulan September 2015 sejumlah 258 unit usaha yang masih beraktifitas sesuai dengan ketentuan. Rincian unit usaha yang masih beraktifitas sesuai dengan ketentuan periode Januari Tahun September 2015 sebagaimana pada tabel 61. Tabel 61. Unit Usaha Yang Masih Beraktifitas sesuai dengan Ketentuan sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 Provinsi Jumlah Bali Nusa Tenggara Barat Jawa Timur Maluku Sulawesi Selatan Kalimantan Timur Sumatera Utara DKI Jakarta JUMLAH Ket : Kumulatif Kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka mendukung pencapaian IKU ini pada triwulan III antara lain adalah : (i) Melakukan rapat koordinasi dengan eselon I lingkup KKP, Kementerian Perhubungan, dan para pelaku usaha terkait implementasi Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 49/PERMEN-KP/2014 tentang Usaha Pembudidayaan Ikan khususnya kapal pengangkut ikan hasil pembudidayaan; (ii) Melalukan rapat Tim Teknis Rekomendasi Perizinan terkait pemasukan (impor) ikan hidup; dan (iii) Melakukan survei Indeks Kepuasan Masyarakat terkait pelayanan Direktorat Usaha Budidaya. Permasalahan dalam pencapaian IKU unit usaha yang memperoleh layanan perizinan antara lain adalah terkait pengumpulan data perizinan usaha perikanan budidaya di daerah. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi maupun Dinas yang membidangi kelautan dan perikanan di Kabupaten/Kota belum melakukan pelaporan secara berkala kepada pusat, sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 49/PERMEN-KP/2014. Rencana aksi yang akan dilakukan untuk meningkatkan pencapaian IKU ini adalah: a. Melaksanakan Sinkronisasi peraturan perizinan dan pelayanan usaha perikanan budidaya untuk menyelaraskan ketentuan antara peraturan di pusat dan peraturan di daerah terkait perizinan di bidang pembudidayaan ikan, serta untuk memperoleh masukan tentang peraturan dan pelaksanaan dalam pemberian izin usaha di bidang pembudidayaan ikan; b. Melakukan identifikasi kelayakan usaha, pemantauan dan evaluasi, serta pembinaan terhadap unit usaha di bidang pembudidayaan ikan. 99

109 PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 7 : Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang Kompeten dan Berkepribadian Dalam rangka mendukung tercapainya tujuan pembangunan perikanan budidaya, salah satu pendorong utamanya adalah tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan professional. Di samping itu, SDM juga merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi, yaitu bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas, kompeten, serta memiliki daya saing tinggi dalam era globalisasi. Oleh sebab itu, salah satu sasaran strategis yang ditetapkan oleh Ditjen Perikanan Budidaya adalah tersedianya SDM Ditjen Perikanan Budidaya yang kompeten dan profesional. Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Ditjen Perikanan Budidaya mengidentifikasi 1 (satu) Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana pada tabel 62. Indeks Kesenjangan IKU ini bersifat minimize, artinya bahwa semakin kecil capaiannya (<100%), maka dapat dikatakan capaian kinerja IKU ini akan semakin baik. Tabel 62. Capaian Sasaran Strategis 7 Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang Kompeten dan Berkepribadian sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA Learning and Growth Perspective 7 Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang kompeten dan Berkepribadian 25 Indeks Kesenjangan Kompetensi pejabat Eselon II, III lingkungan Ditjen PB (%) TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN < ,16 >100,00 85,60 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun. Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon II dan III lingkungan Ditjen PB (%) SDM yang berintegritas dan berkompetensi tinggi adalah SDM yang memiliki sikap (attitude) dan kapasitas (skill) yang memadai dalam meningkatkan kinerja organisasi. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan SDM yang memiliki komitmen yang tercermin pada integritasnya. Pengangkatan seorang pegawai di dalam jabatan struktural diharapkan sesuai dengan kompetensinya sehingga prinsip the right man and the right place dapat terpenuhi. Hal ini dapat dicapai apabila pengangkatan dalam jabatan struktural berpedoman pada Standar Kompetensi Manajerial (SKM), di mana SKM menggambarkan jenis dan level kompetensi yang diperlukan bagi suatu jabatan, sehingga pelaksanaan tugas suatu jabatan dapat dilaksanakan dengan baik. Sementara itu indeks kesenjangan kompetensi jabatan merupakan angka yang menunjukkan perbandingan antara kompetensi yang dimiliki oleh seorang pejabat dengan kompetensi yang dibutuhkan untuk satu jabatan tersebut sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 7 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Manajerial Pegawai Negeri 100

110 Sipil dan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 3A/PERMEN-KP/2014 tentang Standar Kompetensi Manajerial di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Tabel 63. Capaian IKU 25 Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon II dan III lingkungan Ditjen PB (%) sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 IKU Keterangan Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon II dan III lingkup Ditjen PB (persen) - Target Tahunan 50 < 15 < 15 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun. - Realisasi Tahunan 23, Persentase Capaian Tahunan 153, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 0,00 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0,00 0, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 0,00 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 0,00 0, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III 0 17, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 0,00 > Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 0,00 85,60 - Target Indeks Kesenjangan Kompetensi pejabat eselon II dan III Ditjen Perikanan Budidaya pada tahun 2015 adalah < 15% atau turun sebesar 35% dari tahun 2014 (50%). Diharapkan pada tahun 2019, indeks tersebut akan turun menjadi < 13%, sehingga dapat dikatakan bahwa pada tahun 2019, pengangkatan seseorang dalam jabatan struktural, kompetensi yang dimiliki sudah mendekati dengan syarat jabatan yang sudah ditetapkan. IKU ini semula ditargetkan akan tercapai pada triwulan II, namun baru tercapai pada akhir triwulan III. Nilai Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon II dan III Ditjen Perikanan Budidaya mengacu pada nilai Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon II dan III Kementerian Kelautan dan Perikanan. Secara keseluruhan, Nilai Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon II dan III Ditjen Perikanan Budidaya adalah 17,16%. Adapun Nilai Indeks Kesenjangan Kompetensi masingmasing adalah sebagai berikut : (i) Nilai Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon II adalah 9,35%, dapat diartikan bahwa masih terdapat gap/kesenjangan kompetensi 9,35% dari standar yang ditetapkan; dan (ii)nilai Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon III adalah 24,97%, dapat diartikan bahwa masih terdapat gap/kesenjangan kompetensi 24,97% dari standar yang ditetapkan. 101

111 PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 8 : Tersedianya Informasi Bidang Perikanan Budidaya yang Valid, Handal, dan Mudah Diakses Sasaran strategis ini belum terdapat capaian atau masih 0% karena penghitungan IKU dilakukan di akhir tahun. Tabel 64. Capaian Sasaran Strategis 8 Tersedianya Informasi Bidang Perikanan Budidaya yang Valid, Handal, dan Mudah Diakses sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN Learning and Growth Perspective 8 Tersedianya informasi bidang perikanan budidaya yang valid, handal dan mudah diakses 26 Indeks pemanfaatan informasi bidang perikanan budidaya berbasis IT (%) ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB. Indeks Pemanfaatan Informasi Bidang Perikanan Budidaya Berbasis IT (%) Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi saat ini memberikan kemudahan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja pemerintah khususnya dalam bidang penyebarluasan informasi karena dapat mempercepat penyampaian informasi, jangkauan yang global dan transparansi. Penerapan teknologi informasi melalui media online dalam hal ini adalah website telah diterapkan secara baik oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Demikian juga dalam penyelenggaraan sosialisasi kegiatan dan kebijakan melalui media sosial telah menjadi salah satu pilihan untuk mendukung pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance). Target capaian tahun 2015 adalah 75%. Capaian pada triwulan III tahun 2015 belum dapat dipenuhi karena nilai capaian tersebut akan diperoleh pada akhir tahun Namun demikian, hingga triwulan III tahun 2015 ini telah dilakukan kegiatan-kegiatan dalam upaya mendukung capaian IKU tersebut yaitu melalui Pembentukan Tim Website DJPB dan Pengelolaan Website DJPB. Tabel 65. Capaian IKU 26 Indeks Pemanfaatan Informasi Bidang Perikanan Budidaya Berbasis IT sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 IKU Keterangan Indeks Pemanfaatan Informasi Bidang Perikanan Budidaya Berbasis IT (%) - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB. - Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0,00-102

112 IKU Keterangan - Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0, Target s/d TW II * Realisasi s/d TW II ** Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 0, Target s/d TW III * Realisasi s/d TW III ** Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - 0, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan - 0,00 - Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran Untuk mencapai penyediaan data dan informasi serta aksesibilitasnya melalui teknologi informasi dilakukan melalui upaya perbaikan tampilan dari waktu ke waktu dan pemeliharaan website Ditjen Perikanan Budidaya yang dapat diakes di laman secara berkala. Selain itu, telah dilakukan updating data dan informasi guna memberikan informasi terbaru kepada masyarakat. Meskipun capaian indikator ini masih nol, pada triwulan III ini upaya yang telah dilaksanakan adalah sinkronisasi website dengan sistem informasi DJPB seperti Semilir (Sistem Informasi Lahan dan Air), SIM Aqua (Sistem Informasi Manajemen Aquaculture), SIMSTAT DJPB (Sistem Informasi Manajemen Statistik Ditjen Perikanan Budidaya), Aqua- Card DJPB (sistem aplikasi yang berisi database pembudidaya ikan) dan media sosial yaitu facebook dan twitter. Pada tahap selanjutnya akan dilakukan integrasi menu pelayanan publik lingkup Ditjen Perikanan Budidaya yang meliputi pelayanan obat ikan, layanan impor ikan dan penerbitan SKT pakan/bahan baku pakan ikan sejalan dengan kegiatan pendukung pelaksanaan Reformasi Birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya. Rencana aksi kedepan adalah : (i) melakukan update informasi pada website DJPB, dan (ii) melakukan penyempurnaan tampilan website DJPB. 103

113 PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 9 : Terwujudnya Pranata dan Kelembagaan Birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang Berkepribadian Sasaran strategis Terwujudnya Pranata dan Kelembagaan Birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang Berkepribadian masih 0% karena penghitungan dilakukan di akhir tahun, yang didukung oleh 4 (empat) Indikator Kinerja Utama (IKU) dengan rincian capaian seperti pada tabel 66 berikut. Tabel 66. Capaian Sasaran Strategis 9 Terwujudnya Pranata dan Kelembagaan Birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang Berkepribadian sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA Learning and Growth Perspective 9 Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang berkepribadian Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB Nilai/skor SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya Indeks integritas pelayanan publik Ditjen Perikanan Budidaya 30 Jumlah Unit Kerja yang diusulkan berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN BB 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung semesteran. A 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB ,00 0,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB. A. Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB Reformasi Birokrasi dilaksanakan dalam rangka pembaharuan terhadap tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain, reformasi birokrasi adalah langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdayaguna dan berhasil guna serta mampu mendukung keberhasilan pembangunan di bidang kelautan dan perikanan. Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) adalah model penilaian mandiri yang digunakan sebagai metode untuk melakukan penilaian serta analisis yang menyeluruh terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi dan kinerja instansi pemerintah. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah, Direktorat Jenderal Perikanan melalui Tim Reformasi Birokrasi lingkup DJPB melakukan pengukuran terhadap indeks pelaksanaan reformasi birokrasi dari indikator-indikator komponen penilaian yang meliputi 8 area perubahan yaitu : 104

114 1. Manajemen Perubahan 2. Penataan Peraturan perundang-undangan 3. Penataan dan Penguatan Organisasi 4. Penataan Tatalaksana 5. Penataan Sistem Manajemen SDM 6. Penguatan Akuntabilitas 7. Penguatan Pengawasan 8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Target nilai penerapan reformasi birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2015 adalah kategori BB, sama dengan target tahun 2014 atau dalam range nilai Nilai penerapan Reformasi Birokrasi lingkup KKP diukur per semester. Capaian indikator ini masih nol, namun demikian pada triwulan III tahun 2015, Tim Reformasi Birokrasi DJPB telah melakukan penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya semester I tahun 2015 dengan hasil perolehan nilai sebesar 82,24. Sedangkan penilaian Reformasi Birokrasi DJPB semester I yang dilakukan oleh Itjen KKP akan dikeluarkan sekitar bulan November Tabel 67. Capaian IKU 27 Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB IKU Keterangan - Target Tahunan BB BB AA - Realisasi Tahunan A Persentase Capaian Tahunan Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 0,00 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0,00 0, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 0,00 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 0,00 0, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 0,00 0, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 - Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran Non Kumulatif, dihitung semesteran. Kategori: Target Tahun 2014 adalah 80 Realisasi Tahun 2014 adalah 85,94 (setelah dilakukan penilaian final tahun 2015 oleh Itjen KKP) Berdasarkan hasil penilaian mandiri tersebut, terdapat beberapa indikator kegiatan dari 8 area perubahan yang belum terpenuhi sehingga tidak dapat memberikan kontribusi nilai yang maksimal. Indikator-indikator yang belum terpenuhi yaitu : 1. Area 1 (Manajemen Perubahan) a. Road Map Reformasi Birokrasi belum disusun dan diformalkan. Saat ini masih menunggu koordinasi dari Tim RB KKP yang saat ini juga belum menyusun Road Map RB KKP; 105

115 b. Belum ada pelatihan yang cukup bagi asessor PMPRB DJPB. Saat ini masih menunggu koordinasi dari Tim RB KKP untuk mengadakan pelatihan bagi asessor PMPRB lingkup KKP; 2. Area 5 (Penataan Sistem Manajemen SDM) Belum dapat memenuhi bukti dukung untuk indikator Proses penerimaan pegawai transparan, objektif, akuntabel dan bebas KKN. Hal ini terkait kebijakan moratorium penerimaan PNS oleh Kementerian PAN dan RB, sehingga bukti dukung untuk keberhasilan kegiatan ini tidak terpenuhi; 3. Area 7 (Penguatan Pengawasan) Pada indikator Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) nilainya belum maksimal karena masih menunggu bukti dukung yang berasal dari Itjen KKP. 4. Area 8 (Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik) a. Belum dilakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan; b. Belum terdapat sistem punishment (sanksi)/ reward bagi pelaksana layanan serta pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak sesuai standar; c. Belum ada evaluasi dan tindak lanjut atas seluruh pengaduan pelayanan untuk perbaikan kualitas pelayanan; d. Hasil survey kepuasan masyarakat belum dapat diakses secara terbuka dan ditindaklanjuti. Beberapa upaya yang telah dilakukan selama triwulan III untuk mendukung pencapaian target nilai penerapan reformasi birokrasi tersebut adalah: 1. Melakukan rapat pembahasan kegiatan pendukung PMPRB Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2015 yang diikuti oleh Tim Reformasi Birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya; 2. Melakukan dokumentasi kegiatan pendukung program reformasi birokrasi untuk tahun 2015; 3. Melakukan kegiatan penataan organisasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dengan membuat usulan struktur organisasi baru yang saat ini telah disahkan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23/PERMEN-KP/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan; dan 4. Penataan peraturan perundang-undangan dengan melakukan harmonisasi terhadap peraturan perundang-undangan dibidang perikanan budidaya. Rencana aksi untuk perbaikan nilai PMPRB DJPB semester I Tahun 2015 tersebut adalah : (i) berkoordinasi dengan penanggung jawab kegiatan untuk menyampaikan bukti dukung kegiatan reformasi birokrasi yang belum terpenuhi; dan (ii) berkoordinasi dengan assessor PMPRB KKP untuk melakukan review LKE PMPRB DJPB semester I Tahun

116 B. Nilai/Skor SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) merupakan penerapan manajemen kinerja pada sektor publik yang sejalan dan konsisten dengan penerapan reformasi birokrasi, yang berorientasi pada pencapaian outcomes dan sebagai upaya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Usaha-usaha penguatan akuntabilitas kinerja dan sekaligus peningkatannya, dilakukan antara lain melalui Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik. Evaluasi AKIP ini pada dasarnya dilakukan dengan tujuan : (i) Mengidentifikasi berbagai kelemahan dalam penerapan sistem akuntabilitas kinerja, di lingkungan instansi pemerintah (SAKIP); (ii) Memberikan saran perbaikan atau rekomendasi untuk peningkatan kinerja dan penguatan akuntabilitas instansi pemerintah; dan (iii) Menyusun pemeringkatan hasil evaluasi guna kepentingan penetapan kebijakan di bidang pendayagunaan aparatur negara. Evaluasi dan penilaian SAKIP dilakukan atas komponen-komponen SAKIP sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pada kedua peraturan tersebut disebutkan bahwa komponen SAKIP terdiri dari rencana strategis, perjanjian kinerja, pengukuran kinerja, pengelolaan data kinerja, pelaporan kinerja, dan reviu dan evaluasi kinerja. Sedangkan pada tingkat eselon I KKP, penilaian terhadap SAKIP dilakukan oleh Itjen KKP. Pada tahun 2014, Ditjen Perikanan Budidaya memperoleh nilai AKIP A (82,51) atau 103,14% dari target. Secara umum, hal tersebut menunjukkan kinerja sangat baik, namun masih perlu dilakukan beberapa perbaikan. Oleh karena itu, Ditjen Perikanan Budidaya berupaya untuk menerapkan SAKIP di lingkungan Ditjen Perikanan Budidaya secara menyeluruh sehingga Ditjen Perikanan Budidaya mampu melaksanakan tugas dan fungsinya secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya; mewujudkan transparansi Ditjen Perikanan Budidaya dan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan nasional; serta memelihara kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Sampai dengan triwulan III tahun 2015, penerapan SAKIP di lingkup DJPB, khususnya tingkat eselon I sudah dilakukan 2 (dua) kali penilaian oleh Itjen KKP yaitu : (i) bulan Juni 2015, namun belum diperoleh nilai AKIP karena hasil penilaian masih bersifat sementara karena terkendala oleh Renstra KKP yang masih dalam tahap pembahasan; dan (ii) bulan September 2015, di mana nilai AKIP akan dikeluarkan pada bulan Oktober Dengan demikian, capaian IKU ini masih 0%. 107

117 Tabel 68. Capaian IKU 28 Nilai AKIP Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 IKU Keterangan Nilai/Skor SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya - Target Tahunan A A AA - Realisasi Tahunan A (82,51) - - Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun. - Persentase Capaian Tahunan 100, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 0,00 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0,00 0, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 0,00 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 0,00 0, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 0,00 0, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 - Dari hasil evaluasi sementara tersebut, masih terdapat beberapa kelemahan dalam penerapan SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya, khususnya pada komponen Perencanaan Kinerja karena sampai dengan bulan Juli 2015 masih belum ditetapkan Renstra KKP sehingga menghambat pembahasan renstra unit kerja di bawahnya serta menghambat penyelesaian dokumen yang harus mengacu kepada renstra seperti Rencana Kerja Tahunan (RKT), Penetapan Kinerja (PK), Indikator Kinerja Utama (IKU), dan lain-lain. Selain itu belum terdapat keselarasan data IKU antara IKU pada draft renstra dan dokumen PK. Rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti adalah segera menyelesaikan dan memformalkan Renstra Ditjen Perikanan Budidaya, menyelaraskan IKU Ditjen Perikanan Budidaya dengan IKU pada unit kerja lingkup Ditjen Perikanan Budidaya pada dokumen-dokumen perencanaan kinerja dengan dilengkapi mekanisme pengukuran kinerja, serta meningkatkan pemanfaatan hasil evaluasi program/kegiatan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja. Tindak lanjut yang harus dilakukan dalam upaya peningkatan nilai SAKIP DJPB dari hasil penilaian tersebut adalah : (i) penyesuaian renstra eselon I dan II dengan renstra KKP; (ii) penyesuaian Tapja dengan sasaran strategis dan indikator kinerja KKP; (iii) pengisian capaian kinerja organisasi pada aplikasi kinerjaku sampai dengan tingkat eselon IV secara berkala (bulanan); (iv) pengisian capaian kinerja pegawai pada aplikasi e-skp secara berkala (bulanan) untuk; (v) Meningkatkan pengelolaan kinerja melalui penguatan SAKIP; (vi) IKU dan target pada dokumen Renstra digunakan sebagai acuan dalam penyusunan RKA-KL; (vii) Tertib pelaporan dan pendokumentasian administrasi; (viii) Melakukan penerapan SPIP; (ix) 108

118 Melakukan penerapan manajemen risiko; (x) Melaksanakan hasil rekomendasi penilaian AKIP; dan (xi) Melakukan evaluasi rencana aksi dan program. C. Indeks Integritas Pelayanan Publik Ditjen Perikanan Budidaya Integritas dalam pelayanan publik berkaitan dengan komitmen kejujuran untuk melaksanakan segala tugas dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Komitmen ini merupakan sistem ekstra yudisial dalam rangka mencegah terjadinya maladministrasi (penyimpangan administrasi) di jajaran birokrasi, khususnya yang berkaitan dengan administrasi, pengadaan barang/jasa, dan pelayanan publik sendiri. Survei integritas dilakukan dengan tujuan : (i) mengukur tingkat integritas unit layanan publik; dan (ii) memberikan masukan bagi unit layanan publik untuk mempersiapkan upaya pencegahan korupsi yang efektif pada wilayah atau layanan yang rentan terjadi korupsi. Bagi KPK, hasil survei dalam bentuk Indeks mencerminkan outcome yang dicapai oleh Unit Layanan di Kementerian/Lembaga dalam upaya anti korupsi yang dilakukan. Penilaian ini dilakukan dengan melakukan pengukuran ilmiah terhadap tingkat korupsi dan faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi di lembaga publik dengan mensurvei pengguna langsung layanan publik (dari sudut pandang pengguna layanan, bukan pemberi layanan). Layanan publik yang dilakukan di Ditjen Perikanan Budidaya melalui unit pelayanan terpadu satu atap DJPB meliputi 17 jenis layanan dengan rincian sebagai berikut : 1. Surat Izin Penyediaan Obat Ikan; 2. Surat Izin Peredaran Obat Ikan; 3. Surat Nomor Pendaftaran Obat Ikan (SNPOI); 4. Surat Keterangan Pemasukan Bahan Baku Obat Ikan; 5. Surat Keterangan Pengeluaran Bahan Baku Obat Ikan; 6. Surat Keterangan Pemasukan Sampel Obat Ikan; 7. Surat Keterangan Pemasukan Obat Ikan; 8. Surat Keterangan Pengeluaran Obat Ikan; 9. Surat Izin Pemasukan Ikan Hidup; 10. Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI) di bidang Pembudidayaan Ikan; 11. Sertifikasi Cara Pembenihan Ikan Yang Baik (CPIB); 12. Sertifikasi Cara Pembudidayaan Ikan Yang Baik (CBIB); 13. Sertifikasi Pendaftaran Pakan Ikan; 14. Surat Keterangan Teknis Impor Pakan dan/atau Bahan Baku Pakan; 15. Rekomendasi Pengeluaran Ikan Hidup; 16. Rekomendasi pembudidayaan ikan penanaman modal (RPIPM); dan 17. Rekomendasi Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA). 109

119 Target capaian nilai indeks integritas pelayanan publik Ditjen Perikanan Budidaya tahun 2015 adalah 8 (merupakan angka yang sama dengan target Kementerian), meningkat 18,51% dari target tahun 2014 yaitu 6,75. Hingga triwulan III tahun 2015 ini belum dapat diperoleh nilainya karena pengukuran dilakukan secara tahunan dengan metode sampling terhadap unit layanan publik KKP. Tabel 69. Capaian IKU 29 Indeks Integritas Pelayanan Publik Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 IKU Keterangan Indeks Integritas Pelayanan Publik Ditjen Perikanan Budidaya - Target Tahunan 6, Realisasi Tahunan 7, Persentase Capaian Tahunan Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB. - Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 0,00 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0,00 0, Target s/d TW II Realisasi s/d TW II Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II 0,00 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan 0,00 0, Target s/d TW III Realisasi s/d TW III Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III 0,00 0, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 - Berdasarkan rapat koordinasi antara KKP dengan KPK pada Mei 2015 terkait persiapan penilaian indeks integritas KKP Tahun 2015, telah disepakati bahwa sampel untuk KKP pada tahun 2015 ini adalah unit pelayanan publik dari Ditjen Perikanan Tangkap dengan mempertimbangkan beberapa kriteria diantaranya banyaknya jumlah pengguna layanan. Pada tahun 2015 ini juga terdapat perubahan yang signifikan terkait obyek penilaian yaitu adanya survey internal (survei integritas terhadap penyelenggara pelayanan publik) selain survey external seperti pada tahun 2014 yang diperoleh dari persepsi pengguna layanan publik. Rencana aksi yang akan dilakukan untuk mendukung IKU ini pada triwulan selanjutnya adalah (i) peningkatan kualitas layanan publik DJPB dalam rangka reformasi birokrasi; (ii) pelayanan publik online; dan (iii) survei layanan publik bidang produksi, usaha, keskanling, dan perbenihan. Namun demikian, walaupun pada tahun ini Ditjen Perikanan Budidaya tidak dijadikan sampel untuk KKP, namun berbagai upaya yang telah dilakukan sampai dengan triwulan III untuk mendukung pencapaian target nilai penerapan IKU ini antara lain pengelolaan pelayanan publik dilakukan secara konsisten melalui unit pelayanan terpadu satu atap DJPB 110

120 guna meminimalisir kontak antara pengguna layanan dan penyedia layanan yang dapat memberikan perilaku gratifikasi dan perilaku mal-administrasi lainnya. Selain itu pengembangan sistem pelayanan publik secara online juga terus dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dalam rangka mewujudkan transparansi dan keterbukaan informasi serta untuk mempermudah proses pemberian pelayanan kepada pelaku bisnis dan stakeholder. Rencana aksi yang akan dilakukan untuk mendukung IKU ini pada triwulan selanjutnya adalah : (i) peningkatan kualitas layanan publik DJPB dalam rangka reformasi birokrasi; (ii) pelayanan publik online; dan (iii) survei layanan publik bidang produksi, usaha, keskanling, dan perbenihan. D. Jumlah Unit Kerja yang Diusulkan Berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB Wilayah Bebas Korupsi (WBK) adalah sebutan atau predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja pada Zona Integritas yang memenuhi indikator mutlak dan memperoleh hasil penilaian indikator operasional di antara 80 dan 90. Jika penilaian indikator operasional 90 atau lebih maka dapat predikat wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Pembangunan zona integritas ditetapkan instansi pemerintah dengan menunjuk satu atau beberapa unit kerja yang diusulkan sebagai WBK/WBBM, dengan persyaratan antara lain dianggap sebagai unit penting/strategis dalam melakukan pelayanan publik, mengelola sumberdaya yang cukup besar, dan tingkat keberhasilan reformasi birokrasi yang cukup. Proses penetapan WBK/WBBM dilakukan berdasarkan penilaian berjenjang, dimulai dari penilaian mandiri oleh Tim Penilai Internal, dan Tim Penilai Nasional oleh KemenPAN-RB, dengan megacu pada kriteria penilaian yang telah ditetapkan dalam peraturan Peraturan MenPAN-RB Nomor: 52 tahun 2014, dengan komponen pengungkit 60% dan komponen hasil 40%. Enam komponen pengungkit penilaian WBK/WBBM terdiri dari : (i) manajemen perubahan (5%); (ii) penataan tatalaksana (5%); (iii) penataan sistem manajemen SDM (15%); (iv) penguatan akuntabilitas kinerja (10%); (v) penguatan pengawasan (15%); dan (vi) peningkatan kualitas layanan publik (10%). Sedangkan dua komponen pengungkit terdiri dari : (i) manajemen perubahan (20%); dan (ii) penataan tatalaksana (20%). Target jumlah unit kerja yang diusulkan berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen Perikanan Budidaya tahun 2015 adalah 1 unit kerja. Capaian di triwulan III tahun 2015 masih 0 karena IKU diukur pada akhir tahun. Namun demikian pada tahun 2014 DJPB telah mengusulkan BBPBAP Jepara untuk meraih predikat WBK/WBBM yang akan dinilai oleh KemenPan-RB pada tahun Nilai sementara usulan BBPBAP Jepara hasil penilaian Itjen KKP tahun 2015 adalah 91,12 (nilai minimal WBK adalah 75). Dari hasil tersebut, selanjutnya BBPBAP Jepara yang telah memenuhi kriteria untuk dapat diusulkan mendapat predikat WBK akan disampaikan 111

121 kepada Kementerian PAN dan RB untuk dievaluasi melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan. Tabel 70. Capaian IKU 30 Jumlah Unit Kerja yang Diusulkan Berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Unit Kerja yang Diusulkan Berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** - - Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB. - Persentase Capaian Tahunan Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0, Target s/d TW II * Realisasi s/d TW II ** Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 0, Target s/d TW III * Realisasi s/d TW III ** Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - 0, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan - 0,00 - Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran Selain itu, pada tanggal 18 s/d 21 Agustus 2015 Tim Penilai Internal Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM di Lingkungan KKP telah melaksanakan penilaian mandiri terhadap unit kerja yang diusulkan mendapat predikat WBK/WBBM di Lingkungan KKP. Dalam hal ini, BBPBAT Sukabumi yang telah mendapat predikat WBK pada tahun 2014 dapat diusulkan untuk dievaluasi oleh Tim Penilai Nasional dari Kementerian PAN dan RB untuk mendapat predikat WBBM. Hasil penilaian tersebut dapat dilihat pada tabel 71 berikut. Tabel 71. Hasil Penilaian Mandiri terhadap Unit Kerja yang Diusulkan Mendapat Predikat WBK/WBBM No. Nama Unit Kerja Nilai pengungkit Nilai Survei Persepsi Korupsi Nilai Komponen Hasil % TL Audit Nilai Persepsi Kualitas Pelayanan Nilai Komponen Hasil Total Nilai Status Pengusulan Penilaian ke Kemen PAN dan RB 1. BBPBAT Sukabumi 53,65 14,18 5,00 19,10 38,28 91,93 Dapat diusulkan 112

122 Rencana aksi selanjutnya untuk mendukung IKU ini adalah : (i) pengusulan unit kerja berstatus WBK/WBBM Ditjen perikanan Budidaya tahun 2015; dan (ii) pembinaan unit kerja berstatus WBK/WBBM lingkup Ditjen Perikanan Budidaya PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 10 : Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisien di Ditjen Perikanan Budidaya Sasaran Strategis Sasaran Strategis Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisiensi di Ditjen Perikanan Budidaya tercapai sebesar 62,50% yang didukung oleh IKU Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya dan Nilai Efisiensi Anggaran Ditjen PB (%) sebagaimana pada tabel 72 berikut. Tabel 72. Capaian Sasaran Strategis 10 Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisien di Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS Learning and Growth Perspective 10 Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisiensi di Ditjen Perikanan Budidaya URAIAN INDIKATOR KINERJA 31 Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya 32 Nilai efisiensi anggaran (%) TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN III TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN WTP 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung semesteran. Merupakan IKU baru DJPB ,00 125,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB. A. Opini atas Laporan Keuangan Ditjen Perikanan Budidaya Kualitas Laporan Keuangan tahunan tingkat eselon I dinilai dengan jumlah satker yang tidak mengalami koreksi neracanya setelah direviu oleh Tim Itjen dibandingkan dengan jumlah satker yang direviu. Nilai Opini atas Laporan Keuangan Ditjen PB dengan hasil adalah WTP akan mengacu atau sama nilainya dengan nilai KKP karena penilaian WTP hanya dikeluarkan di level kementerian. Opini atas laporan keuangan dengan opini WTP (wajar tanpa pengecualian) untuk Kementerian Kelautan dan Perikanan penilaiannya dikeluarkan oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) atas dasar kepatuhan terhadap perundang-undangan keuangan dan (BMN) Barang Milik Negara. Pada tahun 2014, KKP mendapatkan Opini WTP dengan Paragraf Penjelasan karena adanya aseet ex-deptan yang belum dihapuskan. Oleh karena itu, pada tahun 2015, upaya yang dilakukan oleh KKP adalah mendapatkan Opini WTP Murni melalui penertiban asset dan laporan keuangan 2014, LK tahunan 2013, LK Interm, seluruh temuan BPK-RI, dan temuan pemeriksaan Barang dan Jasa. Capaian IKU ini pada triwulan III masih 0% karena belum dilakukan penilaian oleh KemenPAN RB (tabel 73). Namun demikian, pada triwulan I, Ditjen Perikanan Budidaya telah mendapatkan penilaian Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan 2014 yang dilakukan oleh 113

123 Itjen KKP dengan hasil adalah Kelompok Terbaik I (tabel 74). Penyusunan laporan keuangan ini menjadi fokus dalam penilaian Opini atas Laporan Keuangan Ditjen Perikanan Budidaya. Tabel 73. Capaian IKU 31 Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya IKU Keterangan - Target Tahunan * WTP WTP - Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0, Target s/d TW II * Realisasi s/d TW II ** Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 0, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 0, Target s/d TW III * Realisasi s/d TW III ** Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - 0, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan - 0,00 - Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran Non Kumulatif, dihitung semesteran. Merupakan IKU baru DJPB. Tabel 74. Penilaian Penyusunan Laporan Keuangan Tingkat Eselon I Tahunan 2014 Kementerian Kelautan dan Perikanan BPK melakukan penilaian opini WTP berdasarkan Laporan Keuangan dan Asset, serta Penyelesaian tindak lanjut LHP atas temuan LHP tahun sebelumnya. Sedangkan Itjen KKP melakukan penilaian terhadap neraca satker eselon I dengan kriteria penilaian semakin sedikit neraca yang tidak terkoreksi, maka nilai akan semakin tinggi. Temuan akan ditindaklanjuti dengan melakukan rekonsilisasi per semester dengan BPK, BPKP, dan Itjen KKP. 114

124 Rencana aksi yang akan dilakukan untuk mencapai IKU ini adalah : (i) Rekonsiliasi Penyusunan Laporan SAI Semester II TA 2014 Gelombang I dan Gelombang II; (ii) Pembinaan Pengelola Administrasi Keuangan; (iii) Penyusunan Laporan di bidang Keuangan; (iv) Inventarisasi Aset DJPB; dan (v) Pembinaan Simak BMN ES I (UAPPB). B. Nilai Efisiensi Anggaran (%) Nilai Efisiensi anggaran dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan fungsi akuntabilitas dan peningkatan fungsi kualitas penggunaaan anggaran belanja negara. Fungsi akuntabiiltas untuk membuktikan dan mempertanggungjawabkan secara proporsional atas penggunaan anggaran pembangunan kepada masyarakat. Fungsi peningkatan kualitas untuk mempelajari faktor pendukung/kendala pelaksanaan RKAKL dan kinerja hasil (output dan outcome kinerja yang dihasilkan) sebagai bahan penyusunan dan perencanaan serta peningkatan kinerja di tahun-tahun selanjutnya. Melalui nilai ini diharapkan penggunaan alokasi anggaran serta input-input sumberdaya lainnya dapat dilakukan secara minimal dan efisien yang dapat memberikan hasil yang maksimal untuk mencapai tujuan serta sasaran yang telah ditetapkan. Nilai efisiensi anggaran hingga triwulan III tahun 2015 sebesar 100% (tabel 69). Namun demikian, beberapa hal yang dilakukan untuk mendukung IKU ini adalah melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan realisasi anggaran serta pencapaian terhadap targettarget yang telah ditetapkan melalui penerapan sistem akuntabilitas kinerja (SAKIP) yang dilaporkan secara triwulanan. Tabel 75. Capaian IKU 32 Nilai Efisiensi Anggaran Ditjen PB (%) sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 Nilai Efisiensi Anggaran Ditjen PB (%) IKU Keterangan - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 125, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 125, Target s/d TW II * Realisasi s/d TW II ** Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target s/d TW II - 125, Persentase Realisasi s/d TW II terhadap Target Tahunan - 125, Target s/d TW III * Realisasi s/d TW III ** Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target s/d TW III - 125, Persentase Realisasi s/d TW III terhadap Target Tahunan - 125,00 - Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran Non Kumulatif, dihitung bulanan. Merupakan IKU baru. 115

125 Adapun nilai efisiensi pelaksanaan RKA-KL pada Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan triwulan III tahun 2015 yaitu sebesar 100% sebagaimana pada tabel 76. Tabel 76. Nilai Efisiensi Pelaksanaan RKA-KL 2015 sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS 2 Meningkatnya pengelolaan perikanan budidaya yang berkelanjutan 3 Meningkatnya produksi usaha dan investasi bidang perikanan budidaya 4 Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya yang implementatif 5 Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan 6 Terselenggaranya pengendalian sistem budidaya secara efektif 7 Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang kompeten dan berkepribadian 8 Tersedianya informasi bidang perikanan budidaya yang valid, handal, dan mudah diakses 9 Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang berkepribadian 10 Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisiensi di Ditjen Perikanan Budidaya 1 1 Meningkatnya kemakmuran masyarakat perikanan budidaya KODE IKU IK1 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) IK2 Pertumbuhan PDB Perikanan (%) IK3 Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dapat dikendalikan melalui surveillance (kawasan) 8,254,156,000 2,810,481, IK4 Jumlah produksi perikanan budidaya (juta ton) IK5 Jumlah ikan hias (milyar ekor) IK6 Jumlah tenaga kerja baru perikanan budidaya (orang) 768,120, ,273, ,600 42, IK7 Jumlah Investasi bidang perikanan budidaya (Rp milyar) ,410 23, IK8 Jumlah kredit program bidang perikanan budidaya (Rp milyar) Jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia 909,526, ,131, IK9 (rancangan; kumulatif) IK10 Jumlah RSNI 3 bidang perikanan budidaya (dokumen) 2,165,970,000 1,582,009, IK11 Jumlah draft peraturan perundang-undangan perikanan budidaya IK12 Jumlah laboratorium penyakit, kualitas air, pakan, dan residu yang 201,633,000 85,611, memenuhi standar teknis (unit; kumulatif) IK13 Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan 12,038,689,000 8,317,063, budidaya (paket teknologi) IK14 Jumlah Unit Perbenihan Rakyat (UPR) dan unit perbenihan skala besar 15,535,313,000 6,990,864, yang bersertifikat (unit; kumulatif) IK15 Jumlah sentra kebun bibit rumput laut (sentra) 9,040,000, ,764, IK16 IK17 IK18 IK19 Jumlah kawasan minapolitan perikanan budidaya (kab/kota; kumulatif) Panjang saluran tambak yang dikelola secara partisipatif (meter lari) Unit pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB (unit; kumulatif) Jumlah lokasi pengembangan teknologi anjuran (sistem biofloc ) untuk produktifitas budidaya lele, nila, dan patin 787,938, ,427, ,866,505, , ,244,263,700 21,980,319,000 7,823,081,199 7,200 6, ,400,000,000 1,449,076, IK20 Jumlah kelompok produsen pakan ikan mandiri IK21 Jumlah obat Ikan yang terjamin, mutu, keamanan, dan khasiatnya 2,222,519,000 1,062,006, (obat; kumulatif) IK22 Jumlah sampel produk perikanan budidaya yang tingkat 7,585,713,000 3,492,374,012 3,165 2, keberterimanya 96% IK23 Jumlah jenis pakan ikan yang terjamin mutunya (jenis; kumulatif) 2,137,101, ,007, , IK24 Jumlah unit usaha budidaya yang memperoleh layanan perizinan (unit; kumulatif) IK25 Indeks kesenjangan kompetensi pejabat eselon II, III lingkungan Ditjen PB (%) IK26 Indeks pemanfaatan informasi bidang perikanan budidaya berbasis IT (%) 1,772,352, ,511, IK27 Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB IK28 Nilai/skor SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya IK29 IK30 IKU UNIT KERJA Indeks integritas pelayanan publik Ditjen Perikanan Budidaya Jumlah unit kerja yang diusulkan berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih melayani (WBBM) Ditjen PB IK31 Opini atas laporan keuangan Ditjen Perikanan Budidaya IK32 Nilai efisiensi anggaran Ditjen PB (%) Pagu Output Indeks Target Realisasi Target Realisasi Pagu Jumlah 152,665,854,000 54,674,946,890 Indeks Realisasi Efisiensi Anggaran (%) Penghitungan efisiensi > 52.70% Nilai Efisiensi (NE) > 100% Ket: - Sumber data sekunder: OM-SPAN 30 September 2015 Rata-rata efisiensi sebesar 52,70%, dikonversikan menjadi hanya 20%, karena nilai maksimal adalah 20%. Nilai ini digunakan untuk menghitung Nilai Efisiensi. 116

126 3.2. Capaian Kinerja Anggaran Pada awal tahun 2015, Ditjen Perikanan Budidaya dalam membiayai program peningkatan produksi perikanan budidaya mendapatkan alokasi anggaran yang bersumber dari APBN sebesar Rp ,-, alokasi tersebut berkurang sebesar Rp ,- atau turun 2,75 % dari alokasi tahun 2014 sebesar Rp ,-. Pada bulan Februari terjadi revisi anggaran (refocussing) dan penambahan anggaran (APBNP), sehingga total anggaran berubah menjadi Rp ,-. Dana yang dialokasikan tersebut, sampai dengan triwulan III tahun 2015 telah terealisasi sebesar Rp ,- atau 32,20%, mengalami kenaikan sebesar 7,72% dibandingkan tahun 2014 pada triwulan yang sama yaitu sebesar Rp ,- atau 43,91% dari pagu APBN 2014 sebesar Rp ,-. Perbandingan pagu dan realisasi anggaran Ditjen Perikanan Budidaya Triwulan III tahun 2015 dan 2014 dapat dilihat pada tabel 77 berikut. Tabel 77. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III TA dan 2014 TAHUN ANGGARAN PAGU (Rp) REALISASI (Rp) (%) 2015* , ,91 Ket: Data TW III Tahun 2015 berdasarkan OM-SPAN s.d. 30 September 2015 Realisasi anggaran per jenis belanja satker Ditjen Perikanan Budidaya Triwulan III TA dan 2014 dapat dilihat pada tabel 78 berikut. Tabel 78. Realisasi Anggaran Ditjen Perikanan Budidaya Berdasarkan Jenis Belanja sampai dengan Triwulan III Tahun 2014 dan Tahun 2015 JENIS BELANJA TW III TAHUN 2014 Realisasi (Rp) % Realisasi (Rp) % Pegawai 89,094,638, ,664,436, Barang 253,011,940, ,557,385, Modal 11,088,736, ,975,815, Bansos 54,530,000, Ket : Data TW III Tahun 2015 berdasarkan OM-SPAN s.d. 30 September 2015 TW III TAHUN 2015* Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada triwulan III tahun 2015 maupun tahun 2014 pada triwulan yang sama, berdasarkan jenis belanja, realisasi anggaran terbesar yaitu pada belanja pegawai, sedangkan yang terendah yaitu belanja modal. 1. Belanja Pegawai Pagu Belanja Pegawai diperuntukkan bagi pemenuhan pembayaran gaji/upah dan tunjangan kinerja pegawai lingkup Ditjen Perikanan Budidaya yang jumlahnya sudah dihitung sesuai jumlah pegawai yang ada. Optimalnya penyerapan anggaran pada belanja pegawai tersebut disebabkan pembayaran tunjangan kinerja pegawai sudah mulai dibayarkan per bulan. 117

127 2. Belanja Barang Pagu Belanja Barang diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan pelaksanaan anggaran (operasional maupun non operasional). Belum optimalnya penyerapan anggaran pada belanja barang tersebut antara lain disebabkan oleh beberapa pengadaan yang sudah dalam proses kontrak/pengerjaan, proses pembayarannya diperkirakan pada triwulan IV tahun Belanja Modal Pagu Belanja Modal diperuntukkan bagi penyediaan barang modal berupa kendaraan, peralatan, dan mesin. Belum optimalnya penyerapan anggaran pada belanja modal tersebut antara lain disebabkan oleh adanya revisi anggaran (refocussing dan APBNP) menyebabkan kegiatan menjadi tertunda untuk dilaksanakan karena menunggu revisi DIPA, sehingga berdampak pada terlambatnya proses pengadaan barang dan jasa (jadwal pengadaan menjadi mundur), sedangkan beberapa pengadaan yang sudah dalam proses kontrak/pengerjaan, proses pembayarannya diperkirakan pada triwulan IV tahun Pagu dan realisasi anggaran satker lingkup Ditjen Perikanan Budidaya per kewenangan sampai dengan triwulan III tahun 2015 sebagaimana tabel 79 berikut. Tabel 79. Pagu dan Realisasi Anggaran Satker Lingkup Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan III Tahun 2015 NO SATKER PAGU REALISASI Rp % 1 PUSAT ,54 2 UPT ,15 3 DEKON PROVINSI ,31 4 TP PROVINSI ,96 5 TP KAB/KOTA ,05 TOTAL DJPB ,20 Ket: Data TW III Tahun 2015 berdasarkan OM-SPAN s.d. 30 September 2015 Gambar 9. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran sampai dengan Triwulan III Tahun

128 Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa realisasi anggaran terbesar yaitu pada Satker UPT (60,15%), sedangkan realisasi anggaran terendah terdapat pada satker Pusat (16,54%) sebagaimana berikut : 1. Satker Pusat Realisasi anggaran pada satker Pusat sebesar 16,54%, dengan capaian terbesar terdapat pada Setditjen Perikanan Budidaya (63,11%) dan terendah pada Direktorat Produksi (5,63%). 2. Satker UPT Realisasi anggaran pada satker UPT sebesar 60,15%, dengan capaian terbesar terdapat pada BPIU2K Karangasem sebesar 76,21% dan UPT yang capaiannya masih rendah (39,80%) yaitu BPBAT Mandiangin. 3. Satker Dekonsentrasi Provinsi Realisasi anggaran pada satker Dekonsentrasi Provinsi sebesar 40,31%, dengan capaian terbesar terdapat pada Provinsi Lampung (58,54%) dan Provinsi yang capaiannya masih rendah (17,58%) yaitu Provinsi Kalimantan Utara. 4. Satker Tugas Pembantuan Provinsi Realisasi anggaran pada Satker Tugas Pembantuan Provinsi sebesar 46,96%, dengan capaian terbesar terdapat pada Provinsi Sulawesi Tenggara (84,80%) dan Provinsi yang capaiannya masih rendah (0,69%) yaitu Provinsi Sumatera Utara. 5. Satker Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota Realisasi anggaran pada Satker Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota sebesar 50,05%, dengan capaian terbesar terdapat pada Kabupaten Muna (89,87%) dan Kabupaten yang capaiannya masih rendah (0%) yaitu Kabupaten Rote Ndao. Dari penjelasan tersebut di atas, maka dapat disampaikan bahwa belum optimalnya penyerapan anggaran disebabkan oleh: (i) Revisi anggaran (refocussing dan APBNP) menyebabkan kegiatan menjadi tertunda untuk dilaksanakan karena menunggu revisi DIPA, sehingga berdampak pada terlambatnya proses pengadaan barang dan jasa (jadwal pengadaan menjadi mundur), sedangkan beberapa pengadaan yang sudah dalam proses kontrak/pengerjaan, proses pembayarannya diperkirakan pada triwulan IV tahun 2015; dan (ii) Masih kurangnya tenaga yang kompeten/operator yang memahami sistem administrasi dan keuangan, terutama pada beberapa satker TP Kabupaten/Kota yang masih baru. Adapun kinerja keuangan dapat dilihat melalui nilai efisiensi pelaksanaan RKA-KL sebesar 100% dengan rincian per sasaran strategis (SS) dan per indikator kinerja utama (IKU) seperti pada tabel 76 sebelumnya. 119

129 BAB 4. PENUTUP Pada triwulan III tahun 2015, rata-rata pencapaian sasaran strategis Ditjen Perikanan Budidaya adalah sebesar 86,57% terhadap target triwulan III atau 150,06% terhadap target tahunan. Berdasarkan target triwulanan pada rencana aksi Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2015, sejumlah 15 (lima belas) IKU telah memenuhi target yang telah ditetapkan pada triwulan III, dan terdapat 9 (sembilan) IKU yang belum tercapai, serta sejumlah 8 (delapan) IKU dengan capaian 0% karena penghitungan capaian kinerja dilakukan di akhir tahun, yaitu : (i) Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance (kawasan); (ii) Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan Budidaya (paket teknologi); (iii) Indeks Pemanfaatan Informasi Bidang Perikanan Budidaya Berbasis IT (%); (iv) Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB; (v) Nilai/skor SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya; (vi) Indeks Integritas Pelayanan Publik Ditjen Perikanan Budidaya; (vii) Jumlah Unit Kerja yang Diusulkan Berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB; dan (viii) Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya. Pada pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendukung IKU dan SS Ditjen Perikanan Budidaya, masih ditemukan hambatan-hambatan dalam proses pencapaiannya, sebagai berikut : a. Hambatan dalam Pencapaian Sasaran Strategis 1 dan Upaya yang Akan Dilakukan Hambatan dalam upaya pencapaian Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya Kemakmuran Masyarakat Perikanan Budidaya adalah : i) Nilai tukar pembudidaya ikan (NTPi) dengan capaian sebesar 99,61 atau 97,66% (data rata-rata sampai dengan bulan September 2015) di mana capaian ini belum mencapai target karena harga pakan yang cukup tinggi dan terjadi inflasi harga kebutuhan pokok sebagai dampak kenaikan harga BBM sehingga pengeluaran pembudidaya meningkat; (ii) Pertumbuhan PDB Perikanan dengan capaian 8,37% (data capaian pada triwulan III yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik pada bulan September 2015) atau 119,57% dari target yang ditetapkan. Upaya yang akan dilakukan untuk mendukung SS1 adalah peningkatan produksi perikanan budidaya melalui : (i) Pengelolaan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan; (ii) Pengelolaan Sistem Perbenihan Ikan; (iii) Pengelolaan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan; (iv) Pengelolaan Sistem Usaha Pembudidayaan Ikan; (v) Pengelolaan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan; (vi) Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Kegiatan pengelolaan tersebut dilakukan dalam upaya : (i) Meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya; (ii) Meningkatkan daya saing dan potensi ekonomi sumberdaya perikanan budidaya; dan (iii) Pelestarian dan keberlanjutan sumberdaya perikanan budidaya. 120

130 b. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 2 dan Upaya yang Akan Dilakukan Hambatan dalam pencapaian kinerja Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya pengelolaan perikanan budidaya yang berkelanjutan adalah proses pencapaian masih mencapai 75%; yanag terdiri dari : (i) Tahap persiapan telah selesai dikerjakan dengan capaian proses 15%; (ii) Pengambilan sampel, pengujian, evaluasi dan pelaporan baru dikerjakan sebesar 40%; dan (iii) Penerapan upaya pengendalian untuk menekan tingkat prevalensi telah selesai dikerjakan dengan capaian proses 20%. Hal tersebut disebabkan evaluasi hasil uji dalam menentukan prevalensi tahap II masih dalam proses pengambilan sampel untuk wilayah Banyuwangi, sedangkan untuk wilayah Lampung dan Tangerang pengambilan sampel baru dapat dilaksanakan pada akhir bulan November 2015 di lokasi percontohan biosekuriti. Hal tersebut dikarenakan adanya keterlambatan penebaran pada kedua lokasi tersebut yang diakibatkan kemarau yang berkepanjangan sehingga salinitas air yang dipersyaratkan untuk budidaya udang masih belum sesuai. Upaya pengendalian yang dilaksanakan adalah melalui penerapan biosekuriti di ketiga lokasi. Adapun upaya yang dilakukan untuk meningkatkan capaian SS2 adalah : (i) Rapat Komisi Kesehatan ikan dan lingkungan; (ii) Penerapan tindakan pengendalian berupa biosekuriti pada kawasan yang disurveillance; dan (iii) Surveillance penyakit ikan dan udang. c. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 3 dan Upaya yang Akan Dilakukan Hambatan dalam upaya pencapaian Sasaran Strategis 3 Meningkatnya produksi usaha, dan investasi bidang perikanan budidaya, antara lain : (i) keterlambatan pengiriman data produksi dan data tenaga kerja dari provinsi/kabupaten/kota; (ii) mayoritas pembudidaya ikan hias merupakan pembudidaya perorangan dengan skala yang tidak terlalu besar sehingga kesulitan dalam mengembangkan usahanya; (iii) belum stabilnya perekonomian negara sehingga berpengaruh pada minat investor untuk meningkatkan nilai investasinya; (iv) belum terpetakannya data/informasi pembudidaya ikan yang layak mendapatkan kredit dari perbankan (calon debitur potensial); (v) kurangnya program pendampingan yang berkelanjutan khususnya dalam hal sosialisasi kredit program; dan (vi) belum semua pembudidaya memiliki status administrasi kepemilikan terkait agunan yang menjadi persyaratan dari pihak bank. Upaya yang akan dilakukan adalah : (i) melakukan perbaikan metodologi pengumpulan data; (ii) meningkatkan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan dan instansi terkait serta melakukan inventarisasi/identifikasi/pendataan tenaga kerja perikanan budidaya yang lebih intensif; (iii) melakukan bimtek dan temu lapang; (iv) pengembangan model budidaya ikan hias; (v) pengumpulan bahan draft penyusunan bahan peraturan/pedoman tentang pendataan tenaga kerja perikanan budidaya dan kelembagaan kelompok pembudidaya ikan; (vi) penyediaan bahan informasi dan promosi usaha perikanan budidaya; (vii) berkoordinasi dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal untuk memperoleh data terkait penanaman modal dalam negeri dan asing; (viii) pengembangan berbagai skema pembiayaan kredit program agar dapat mempermudah akses pembudidaya ikan untuk mendapatkan modal 121

131 usaha melalui Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP E) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR); dan (ix) fasilitasi akses perbankan bagi pembudidaya ikan dan pendampingan akses pembiayaan usaha perikanan budidaya. d. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 4 dan Upaya yang Akan Dilakukan Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 4 Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya implementatif adalah : (i) penyusunan RSKKNI yang memerlukan tahapan cukup panjang dalam proses penyusunannya; (ii) ketidakpastian jadwal pembahasan draft peraturan perundang-undangan DJPB karena harus mengikuti jadwal pembahasan di Biro Hukum; dan (iii) masih rendahnya penerapan aturan serta kebijakan oleh masyarakat. Upaya yang dilakukan dalam rangka pencapaian SS4 ini antara lain : (i) melakukan koordinasi dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI terkait pendampingan penyusunan RSKKNI sekaligus sebagai instansi yang menetapkan SKKNI; (ii) rapat konsensus pembahasan RSNI-3; (iii) penyusunan naskah perundang-undangan berupa penyiapan draft perundang-undangan, pembahasan RPP, R. Permen dan R. Kepmen; (iv) penyusunan bahan peraturan tentang kelembagaan; dan (v) penyusunan dan revisi bahan regulasi perizinan bidang perikanan budidaya. e. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 5 dan Upaya yang Akan Dilakukan Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 5 Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan yaitu : (i) waktu perekayasaan yang cukup lama untuk suatu teknologi, mulai dari persiapan hingga hasil akhir perekayasaan; (ii) terbatasnya data dan informasi kawasan yang telah disampaikan oleh kabupaten lokasi percontohan minapolitan menyebabkan sistem informasi minapolitan memiliki data dan informasi yang terbatas; (iii) belum sinkronnya rencana kegiatan dengan kesiapan administrasi kabupaten yang ditetapkan sebagai kawasan percontohan minapolitan; (iv) belum sinkronnya jadwal pelaksanaan kegiatan rapat koordinasi minapolitan tingkat kabupaten antara pusat dan daerah; dan (v) permasalahan teknis produksi dan kesulitan mendapatkan bahan baku pakan karena potensi bahan baku setiap daerah berbeda. Upaya yang akan dilakukan adalah : (i) pembinaan kapasitas laboratorium; (ii) melakukan perekayasaan teknologi budidaya air payau, laut dan tawar dan perekayasaan pengendalian Keskanling; (iii) pengembangan jejaring pemuliaan induk; (iv) penilaian varietas unggul ikan payau/laut; (v) pengembangan bibit rumput laut hasil kultur jaringan; (vi) pengembangan pakan alami; (vii) melakukan sertifikasi dan surveilen CPIB dan Apresiasi auditor CPIB; (viii) penyusunan petunjuk pelaksanaan (juklak) sentra kebun bibit rumput laut dan identifikasi lokasi sentra kebun bibit rumput laut; (ix) pembangunan laboratorium kultur jaringan dan green house; (x) melakukan verifikasi ke kabupaten prioritas untuk melihat kondisi existing 122

132 pengembangan kawasan minapolitan dan mendapatkan data dan informasi terkait pengembangan kawasan budidaya di kabupaten tersebut; (xi) Akselerasi dan harmonisasi perencanaan kegiatan dengan kesiapan adminsitrasi kabupaten yang ditetapkan sebagai kawasan percontohan minapolitan; sinkronisasi jadwal kegiatan; (xii) sinkronisasi jadwal kegiatan rapat koordinasi minapolitan tingkat kabupaten antara pusat dan daerah; (xiii) Temu Koordinasi Kegiatan PITAP; (xiv) Training of Trainer KMPt (Konsultan Manajemen PITAP); (xv) Monitoring dan evaluasi kegiatan rehabilitasi saluran irigasi tambak; (xvi) temu lapang sebagai sarana untuk mentransfer teknologi tentang pemeliharaan ikan dengan sistem biofloc; (xvii) pemberian paket pakan ikan mandiri; (xviii) supervisi dan Monitoring penerima bahan baku pakan; dan (xix) evaluasi perkembangan kegiatan pakan ikan mandiri untuk pengembangan pakan ikan mandiri ke depan. f. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 6 dan Upaya yang Akan Dilakukan Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 6 Terselenggaranya pengendalian sistem budidaya secara efektif adalah : (i) masih sulitnya pengumpulan data perizinan usaha perikanan budidaya di daerah, baik secara langsung ataupun yang dilaporkan secara berkala dari daerah; (ii) tidak adanya sampel/contoh di lapangan karena adanya perubahan musim tebar dan kemarau yang berkepanjangan; dan (iii) keterlambatan pencairan anggaran untuk keperluan pengambilan sampel dari beberapa provinsi. Beberapa upaya yang akan dilakukan adalah : (i) Rapat Evaluasi Teknis Dokumen Pendaftaran Obat Ikan, Kimia dan Bahan Biologi; (ii) Pemeriksaan lapang dalam rangka penerbitan surat ijin penyediaan/peredaran obat ikan; (iii) Pembinaan pemantauan obat ikan; (iv) Peningkatan pelayanan obat ikan; (v) Pengambilan sampel/supervisi; (vi) Sosialisasi pengendalian residu dan Penelusuran sumber kontaminan; (vii) melakukan koordinasi dengan instansi lainnya terkait penerbitan surat izin di bidang pembudidayaan ikan; (viii) Sinkronisasi peraturan perizinan dan pelayanan usaha perikanan budidaya di beberapa daerah untuk menyelaraskan ketentuan antara peraturan di pusat dan peraturan di daerah terkait perizinan di bidang pembudidayaan ikan, serta untuk memperoleh masukan tentang peraturan dan pelaksanaan dalam pemberian izin usaha di bidang pembudidayaan ikan; dan (ix) melakukan identifikasi kelayakan usaha, pemantauan dan evaluasi, serta pembinaan terhadap unit usaha di bidang pembudidayaan ikan. g. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 7 dan Upaya yang Akan Dilakukan Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 7 Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang Kompeten dan Berkepribadian adalah keterbatasan jumlah dan kualitas SDM pejabat, baik fungsional maupun struktural. Upaya yang akan dilakukan untuk mendukung capaian SS7 adalah melakukan pembinaan teknis dan administrasi perencanaan dan pengembagan pegawai melalui : (i) keikutsertaan Assesment Pejabat Eselon III lingkup Ditjen Perikanan Budidaya; dan (ii) keikutsertaan 123

133 pejabat Eselon III pada pelaksanaan diklat jabatan, yaitu diklat kepemimpinan Tk. III yang dilaksanakan oleh Badan Diklat Aparatur Sukamandi. h. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 8 dan Upaya yang Akan Dilakukan Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 8 Tersedianya informasi bidang perikanan budidaya yang valid, handal dan mudah diakses adalah : (i) belum sempurnanya menu informasi budidaya karena masih banyak informasi yang belum tersedia; dan (ii) masih kurangnya ketersediaan updating data dan akses data pada sistem website yang telah dikembangkan. Upaya yang dilakukan untuk pencapaian SS8 ini adalah : (i) melakukan perbaikan tampilan dari waktu ke waktu dan pemeliharaan website Ditjen Perikanan Budidaya yang dapat diakes di laman secara berkala; (ii) melakukan updating data dan informasi guna menyelaraskan dengan tampilan website KKP; (iii) melakukan penyempurnaan pada menu informasi budidaya untuk melengkapi informasi yang belum tersedia; dan (iv) peningkatan kualitas website DJPB melalui perbaikan dari waktu ke waktu, pengintegrasian data di KKP, serta perbaikan pelayanan website DJPB dan peningkatan ekpose serta publikasi dan layanan informasi. i. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 9 dan Upaya yang Akan Dilakukan Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 9 Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang berkepribadian adalah : (i) penerapan RB belum dilakukan maksimal; (ii) masih kurangnya kesadaran penerapan SAKIP, terutama pada UPT lingkup DJPB; dan (iii) kualitas pelayanan publik yang masih perlu perbaikan. Beberapa upaya yang telah dilakukan adalah : (i) membentuk Tim Reformasi Birokrasi DJPB; (ii) melakukan kegiatan penataan organisasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya; (iii) penataan peraturan perundang-undangan dengan melakukan harmonisasi terhadap peraturan perundang-undangan di bidang perikanan budidaya; (iv) meningkatkan pengelolaan kinerja melalui penguatan SAKIP; (v) penyusunan Penetapan Kinerja (Tapja) dari Level 1 s/d V; (vi) Penetapan Kinerja (Tapja) Level individu/skp (Sasaran Kinerja Pegawai) melalui SIPKINDU; (vii) melakukan penerapan SPIP; (viii) melakukan penerapan manajemen risiko; (ix) melaksanakan hasil rekomendasi penilaian AKIP; (x) melakukan evaluasi rencana aksi dan program; (xi) penyusunan dan penetapan Renstra serta IKU; (xii) penyusunan Pedoman Pengukuran Indikator Kinerja Utama (IKU) DJPB Tahun ; (xiii) pengelolaan pelayanan publik secara konsisten melalui unit pelayanan terpadu satu atap DJPB; (xiv) peningkatan kualitas layanan publik DJPB dalam rangka reformasi birokrasi; (xv) Pengusulan unit kerja berstatus WBK/WBBM Ditjen perikanan; dan (xvi) pembinaan unit kerja berstatus WBK/WBBM lingkup Ditjen Perikanan Budidaya. 124

134 j. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 10 dan Upaya yang Akan Dilakukan Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 10 Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisiensi di Ditjen Perikanan Budidaya adalah : (i) revisi anggaran (refocussing dan APBNP) menyebabkan kegiatan menjadi tertunda untuk dilaksanakan karena menunggu revisi DIPA, sehingga berdampak pada terlambatnya proses pengadaan barang dan jasa (jadwal pengadaan menjadi mundur); dan (ii) masih kurangnya tenaga yang kompeten/operator yang memahami sistem administrasi dan keuangan, terutama pada beberapa satker TP Kabupaten/Kota yang masih baru. 125

135 LAMPIRAN 126

136 Lampiran 1. Rencana Kerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2015 (Sebelum Penambahan Anggaran APBN-P Tahun 2015) 127

137 128

138 129

139 Lampiran 2. Rencana Kerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2015 (Setelah Penambahan Anggaran APBN-P Tahun 2015) UNIT KERJA: DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NO PROGRAM/KEGIA TAN 1 PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN BUDIDAYA Meningkatnya produksi perikanan budidaya. RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Meningkatnya kesejahteraan masyakarat Perikanan Budidaya 2 Pengelolaan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan Tersedianya kebijakan pembangunan bidang kesehatan ikan dan lingkungan yang implementatif Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya bidang kesehatan ikan dan lingkungan yang berdaya saing dan berkelanjutan Terselenggaranya pengendalian sistem budidaya bidang kesehatan ikan dan lingkungan secara efektif Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan sistem keskanling 3 Pengelolaan Sistem Perbenihan Ikan Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya di bidang perbenihan yang implementatif Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya di bidang perbenihan yang berdaya saing dan berkelanjutan Produksi perikanan budidaya (Juta Ton) 17,90 - Ikan (juta ton) 7,30 - Rumput Laut (juta ton) 10,60 Ikan Hias (milyar ekor) 1.70 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 102 Jumlah RSNI-3 sub bidang Kesehatan Ikan dan Lingkungan yang disusun (judul; non kumulatif) Jumlah laboratorium penyakit ikan, kualitas air, pakan dan Residu yang memenuhi standar teknis (unit; kumulatif) Pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan (sampel) Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang sistem keskanling (paket teknologi) Jumlah paket diseminasi teknologi terapan bidang sistem keskanling (paket) Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dapat dikendalikan melalui surveillance (kawasan) Jumlah data monitoring kualitas lingkungan perikanan budidaya berbasis kawasan dan komoditas strategis nasional (laporan) Jumlah Obat Ikan yang terjamin, mutu, keamanan dan khasiatnya (obat; kumulatif) Jumlah sampel produk perikanan budidaya yang tingkat keberterimanya 96% Prosentase pelaksanaan kegiatan ketatausahaan di Dit.Keskanling (persen) Jumlah data infomasi dan distribusi perbenihan (Laporan) 5 Jumlah RSNI 3 sub bidang perbenihan yang disusun (judul; non 8 kumulatif) Jumlah produksi induk unggul (juta induk) 16,82 Jumlah unit pembenihan skala kecil siap disertifikasi (unit) 100 Jumlah unit pembenihan skala besar yang siap disertifikasi 45 (unit) Jumlah unit perbenihan skala besar bersertifikat (unit; 84 kumulatif)

140 NO PROGRAM/KEGIA TAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Terselenggaranya sertifikasi unit pembenihan skala kecil Terwujudnya sentra kebun bibit rumput laut Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan sistem perbenihan 4 Pengelolaan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya di bidang prasarana dan sarana yang implementatif Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya di bidang prasarana dan sarana yang berdaya saing dan berkelanjutan Tersedianya sarana perikanan budidaya di sentra perikanan budidaya Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan sistem prasarana dan sarana 5 Pengelolaan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan Tersedianya kebijakan pembangunan bidang produksi perikanan budidaya yang implementatif Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya bidang produksi perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang sistem perbenihan (paket teknologi) Jumlah diseminasi teknologi terapan bidang sistem perbenihan (paket) Jumlah unit perbenihan (UPR dan HSRT) yang bersertifikat (unit; kumulatif) Jumlah sentra kebun bibit rumput laut (sentra) 22 Prosentase pelaksanaan kegiatan ketatausahaan di Dit.Perbenihan (persen) Jumlah RSNI 3 sub bidang Prasarana dan Sarana budidaya yang disusun (judul; non kumulatif) Data pengembangan kawasan perikanan budidaya (Kab./Kota; kumulatif) Jumlah kawasan yang mempunyai data dukung dan 55 pembangunan sarana prasarana perikanan budidaya air tawar, payau dan laut (kawasan; kumulatif) - budidaya air tawar (kawasan; kumulatif) 20 - budidaya air payau (kawasan; kumulatif) 20 - budidaya laut (kawasan; kumulatif) 15 Jumlah kawasan Minapolitan perikanan budidaya (Kab./Kota; 85 kumulatif) Panjang saluran tambak yang dikelolah secara partisipatif (meter lari) Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang sistem 12 prasarana (paket teknologi) Jumlah diseminasi teknologi terapan bidang sistem prasarana 12 (paket) Jumlah kawasan yang didukung sarana perikanan budidaya (kawasan; kumulatif) Jumlah kawasan yang didukung dengan sarana perikanan budidaya di daerah perbatasan Persentase pelaksanaan kegiatan ketatausahaan di Dit.Prasarana dan Sarana (persen) Jumlah RSNI3 sub bidang produksi yang disusun (judul) 6 Jumlah kelompok budidaya yang siap untuk disertifikasi CBIB 200 (kelompok) Unit Pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB (unit; kumulatif) Jumlah analisis dan publikasi data statistik perikanan budidaya 6 (laporan) Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang sistem 14 produksi (paket teknologi) Jumlah diseminasi teknologi terapan bidang sistem produksi 34 (paket) Jumlah kelompok produsen pakan ikan mandiri

141 NO PROGRAM/KEGIA TAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Terselenggaranya sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik pada unit pembudidaya ikan Unit Pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB dengan waktu penerbitan sertifikat 50 hari (unit; kumulatif) Berkembangnya sentra perikanan budidaya yang menerapkan teknologi anjuran Jumlah lokasi pengembangan teknologi anjuran (sistem biofloc) 24 untuk produktifitas budidaya lele, nila dan patin Terselenggaranya pengendalian sistem bidang Produksi Perikanan budidaya secara efektif Jumlah jenis pakan ikan yang terjamin mutunya (jenis; 800 kumulatif) Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan sistem produksi Persentase pelaksanaan kegiatan ketatausahaan di Dit.Produksi (persen) Pengelolaan Sistem Usaha Pembudidayaan Ikan Meningkatnya kesiapan dan kesempatan kerja di bidang usaha Perikanan Budidaya Jumlah tenaga kerja baru perikanan budidaya (orang) Jumlah kelompok usaha pembudidaya ikan yang diberdayakan 630 di kawasan budidaya/ minapolitan/ industrialisasi (kelompok) Jumlah kelompok masyarakat yang diberdayakan melalui model 100 pengembangan usaha budidaya (kelompok) Jumlah tenaga teknis binaan oleh UPT Ditjen PB (orang) Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya yang implementatif di bidang usaha budidaya Jumlah judul Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional 2 Indonesia (Judul; kumulatif) Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan di bidang usaha budidaya Jumlah pembudidaya yang memperoleh akses permodalan melalui fasilitasi (orang; kumulatif) Jumlah persiapan sertifikasi atas tanah pembudidaya ikan (bidang) Jumlah paket informasi dan promosi usaha perikanan budidaya 35 (paket) Terselenggaranya pengendalian sistem usaha budidaya secara efektif Jumlah unit usaha budidaya yang memperoleh layanan 650 perizinan (unit; kumulatif) Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan sistem usaha Persentase pelaksanaan kegiatan ketatausahaan di Dit.usaha 100 (persen) 7 Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tersedianya ASN KKP yang kompeten dan profesional Indeks kesenjangan kompetensi pejabat struktural dan <15% fungsional lingkup DJPB (%) Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses Indeks Pemanfaatan Informasi DJPB Berbasis TI (%) >75% Terselenggaranya Reformasi Birokrasi Nilai Penerapan RB DJPB BB Nilai SAKIP DJPB A Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien Nilai efisiensi anggaran DJPB >95% Terpenuhinya belanja aparatur dan belanja operasional perkantoran Persentase pembayaran gaji dan tunjangan kinerja pegawai 100 DJPB (%) Persentase pemenuhan layanan perkantoran DJPB (%)

142 Program : Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Budidaya Jumlah Anggaran Tahun 2015 : Rp NO Kegiatan Anggaran 1 Pengelolaan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan Rp Pengelolaan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Rp Pengelolaan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan Rp Pengelolaan Sistem Perbenihan Ikan Rp Pengelolaan Sistem Usaha Pembudidayaan Ikan Rp Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Rp Jakarta, Maret 2015 Slamet Soebjakto 133

143 Lampiran 3. Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2015 (Sebelum Penambahan Anggaran APBN-P Tahun 2015) 134

144 135

L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I TAHUN 2015 KATA PENGANTAR

L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I TAHUN 2015 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga Laporan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja (LKj) Triwulan II TAHUN 2015 KATA PENGANTAR. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

Laporan Kinerja (LKj) Triwulan II TAHUN 2015 KATA PENGANTAR. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix IKHTISAR EKSEKUTIF... 1 BAB 1. PENDAHULUAN... 8 1.1. Latar Belakang... 8

Lebih terperinci

L A K I P D J P B T r i w u l a n I I I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

L A K I P D J P B T r i w u l a n I I I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga Laporan

Lebih terperinci

PORTOFOLIO DIREKTORAT KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN

PORTOFOLIO DIREKTORAT KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN PORTOFOLIO DIREKTORAT KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Tugas pokok Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan adalah tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, norma, standar,

Lebih terperinci

L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I II TAHUN 2016

L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I II TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya serta dukungan kerjasama dari semua pihak terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga

Lebih terperinci

L A K I P D J P B T r i w u l a n I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

L A K I P D J P B T r i w u l a n I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga Laporan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-32.4-/217 DS21-98-8-666 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja terhadap

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan adanya kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, maka LAPORAN KINERJA Sekretariat

Lebih terperinci

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan I Tahun 2014 ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan adanya kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, maka Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA

DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA Tuga Pokok Dan Fungsi : DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA 1. Merumuskan kebijakan Direktorat Usaha berdasarkan rencana strategis dan program Direktorat Jenderal Perikanan 2. Merumuskan rencana kegiatan Direktorat

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017 RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017 Rapat Koordinasi Terpadu Perikananan Budidaya 2017 dilaksanakan pada tanggal 7-10 Mei 2017 di Grand Serpong Hotel, Kota Tangerang

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP), melalui Keputusan Direktur Jenderal P2HP Nomor KEP.70/DJ-P2HP/2010 tanggal 17

Lebih terperinci

1. Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan : Jabatan Eselon II sebanyak 1 orang, Jabatan

1. Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan : Jabatan Eselon II sebanyak 1 orang, Jabatan PORTOFOLIO DIREKTORAT PERBENIHAN Tugas pokok dan fungsi : Berdasarkan Peraturan Menteri No. Per. 5/MEN/200 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Perbenihan terdiri

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014 L a k i p T r i w u l a n I I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n 2 0 1 4, D J P B KATA PENGANTAR Direktorat Produksi sebagai unsur teknis pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya terus

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014 L a k i p T r i w u l a n I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n 2 0 1 4, D J P B KATA PENGANTAR Direktorat Produksi sebagai unsur teknis pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya terus mendorong

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n 1 D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n 1 D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014 L a k i p T r i w u l a n 1 D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n 2 0 1 4, D J P B KATA PENGANTAR Direktorat Produksi sebagai unsur teknis pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya terus mendorong

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA i LAPORAN KINERJA TRIWULAN II TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pengolahan Hasil. Dr. Ir. Santoso, M.Phil

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pengolahan Hasil. Dr. Ir. Santoso, M.Phil KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan laporan yang disusun sebagai pertanggungjawaban hasil kegiatan yang telah dilakukan dalam satu tahun. Laporan ini mengukur

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc KATA PENGANTAR Laporan Kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga negara yang

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis 2.1 Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan () telah menyusun suatu Rencana Strategis (Renstra) dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-18.1-/216 DS933-1269-654-625 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Direktur Produksi, Ir. Coco Kokarkin Soetrisno,M.Sc

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Direktur Produksi, Ir. Coco Kokarkin Soetrisno,M.Sc KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allahn Swt, karena atas berkah dan karunia-nya, Direktorat Produksi telah menyelesaikan Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Produksi Tahun 2014. Laporan Kinerja ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Tahun 2015

Laporan Kinerja Tahun 2015 Laporan Kinerja Tahun 2015 i KATA PENGANTAR Puji syukur selalu kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena atas petunjuk dan ridho-nya maka Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2015 Balai Besar Perikanan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA i LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 215 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum... 2 1.3. Maksud dan Tujuan... 2 1.4. Ruang Lingkup... 3 1.5. Sistematika Penyajian Laporan...

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Puji Syukur ke hadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga Bagian Keuangan dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Bagian

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.6-/21 DS264-891-4155-6432 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 SEKRETARIAT BKIPM

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 SEKRETARIAT BKIPM i Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2017 LOKA PEMERIKSAAN PENYAKIT IKAN DAN LINGKUNGAN SERANG

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2017 LOKA PEMERIKSAAN PENYAKIT IKAN DAN LINGKUNGAN SERANG LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN LOKA PEMERIKSAAN PENYAKIT IKAN DAN LINGKUNGAN SERANG DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN A. KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL, Menimbang : a. Mengingat : 1. bahwa dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

AH UN H f ls I. sm? Iftwsfiiist#' ".-» ( */ ji»«*i «"HJ" inni«r7! V"'' EKRETARIAT JENDERAL. KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN

AH UN H f ls I. sm? Iftwsfiiist#' .-» ( */ ji»«*i «HJ inni«r7! V'' EKRETARIAT JENDERAL. KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN AH UN 2 0 1 7 H f ls I sm? Iftwsfiiist#' ".-» ( */ ji»«*i «"HJ" inni«r7! V"''. EKRETARIAT JENDERAL KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN DAFTAR ISI BAB I - PENDAHULUAN... 1 A. TUGAS DAN FUNGSI BIRO PERENCANAAN...

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.1-/21 DS553-54-8921-629 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

Plt. Sekretaris Jenderal Haris Munandar N

Plt. Sekretaris Jenderal Haris Munandar N KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan tanggung jawab semua instansi pemerintah dalam rangka mewujudkan tata kepemerintahan yang baik (Good

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-33.1-/216 DS2286-196-725-318 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL,

Lebih terperinci

DRAFT RENCANA STRATEGIS

DRAFT RENCANA STRATEGIS DRAFT RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2015-2019 1 Daftar Isi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaman i ii I. PENDAHULUAN A. Kondisi Umum 2 1. Struktur Organisasi 2 2. Tugas dan Fungsi 3 B. Capaian

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Dasar Hukum 1.3 Tujuan 1.4 Sasaran 1.5 Ruang Lingkup 1.6 Pengertian dan Istilah BAB II JENIS DATA YANG DIKUMPULKAN 2.1 Data

Lebih terperinci

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tengang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negar

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tengang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negar KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. /MEN/SJ/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI TERPADU PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 81 /PER-DJPB/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-018.01-0/AG/2014 DS 6100-9979-1830-7597 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 15/PRT/M/2015 TANGGAL 21 APRIL 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-18.1-/215 DS791-3632-6284-16 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2018 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Tahun

Lebih terperinci

Laporan Kinerja LP2IL Serang 2016

Laporan Kinerja LP2IL Serang 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan (LP2IL)

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud pertanggung jawaban dalam mencapai visi dan misi serta tujuan instansi pemerintah dalam rangka perwujudan penyelenggaraan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-018.01-0/2013 DS 5903-0340-5288-0144 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

L a k i p D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a, K K P

L a k i p D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e r i k a n a n B u d i d a y a, K K P KATA PENGANTAR Direktorat Produksi sebagai unsur teknis pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya terus mendorong upaya-upaya yang bersifat strategis dalam rangka meningkatkan pencapaian produksi perikanan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2015 Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA. PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA. BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-33.1-/218 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI RENCANA AKSI CAPAIAN KINERJA LP2BRL TA. 2015

IMPLEMENTASI RENCANA AKSI CAPAIAN KINERJA LP2BRL TA. 2015 IMPLEMENTASI RENCANA AKSI CAPAIAN KINERJA LP2BRL TA. 25 NO. SASARAN STRATEGIS NO. RENCANA AKSI CUSTOMER PERSPECTIVE (IS Berdasarkan RKA-KL) Meningkatnya hasil Jumlah hasil litbang yang diadopsi oleh pengguna

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id

-1- GUBERNUR BALI, Jdih.baliprov.go.id -1- GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN, HORTIKULTURA DAN PERKEBUNAN PROVINSI BALI

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Kementerian K

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Kementerian K LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.111, 2015 ADMINISTRASI. Pemerintahan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-041.01-0/2015 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 103/Permentan/OT.140/10/2013 tanggal 9 Oktober Tahun 2013 sebagai penyempurnaan Permentan Nomor : 17/Permentan/OT.140/02/2007

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel. RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan dalam kerangka pembangunan kelautan dan perikanan saat ini dilakukan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. 1 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Ikhtisar Eksekutif. 1 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar Ikhtisar Eksekutif Laporan Kinerja BPBAP Takalar Tahun 2017 disusun sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKJ) yang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016 SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... i ii iii iv IKHTISAR EKSEKUTIF... 1 I. PENDAHULUAN... 2 1.1. Latar Belakang... 2 1.2. Maksud dan Tujuan... 3 1.3. Tugas dan

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN, PERTANIAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Syarif Hidayat

KATA PENGANTAR. Syarif Hidayat Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal Tahun 2015 i KATA PENGANTAR Penyelenggaraan Negara yang Bersih, Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan tanggung jawab semua instansi pemerintah dalam rangka

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 NOMOR SP DIPA-32.11-/217 DS3194-532-4847-285 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2017 SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Jl. Jenderal

Lebih terperinci