L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I TAHUN 2015 KATA PENGANTAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I TAHUN 2015 KATA PENGANTAR"

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan I Tahun 2015 ini dapat disusun. Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan I Tahun 2015 ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan I Tahun 2015 yang tertuang dalam pelaksanaan program dan kegiatan dalam upaya pencapaian visi dan misi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. LKj Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan I Tahun 2015 ini mencakup uraian pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melalui serangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan pada Triwulan I tahun 2015 oleh masingmasing satker terkait. LKj Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan I Tahun 2015 ini diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga dapat memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada periode berikutnya. Secara internal, LKj Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan I Tahun 2015 dapat dijadikan sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja sehingga dapat menjadi pemicu peningkatan kinerja organisasi dengan melakukan langkah-langkah perbaikan melalui pelayanan yang lebih profesional dan transparan yang berguna bagi masyarakat. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna untuk menunjang pembangunan kelautan dan perikanan di masa mendatang. Jakarta, April 2015 Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Dr. Ir. Slamet Soebjakto, M.Si i

2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix IKHTISAR EKSEKUTIF... 1 BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud dan Tujuan Tugas dan Fungsi Permasalahan Utama Sistematika LKj BAB 2. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA RENCANA STRATEGIS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN Visi Misi Tujuan Sasaran Strategis Strategi dan Kebijakan Program Pembangunan Perikanan Budidaya RENCANA KINERJA DAN ANGGARAN Indikator Kinerja Anggaran Penetapan Kinerja/Perjanjian Kinerja (PK) Tahun Pengukuran/Pengelolaan Kinerja BAB 3. AKUNTABILITAS KINERJA CAPAIAN KINERJA ORGANISASI PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 1 : Meningkatnya Kemakmuran Masyarakat Perikanan Budidaya PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 2 : Meningkatnya Pengelolaan Perikanan Budidaya yang Berkelanjutan PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 3 : Meningkatnya Produksi Usaha dan Investasi Bidang Perikanan Budidaya PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 4 : Tersedianya Kebijakan Pembangunan Perikanan Budidaya Implementatif ii

3 PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 5 : Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Budidaya yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 6 : Tersedianya Pengendalian Sistem Budidaya secara Efektif PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 7 : Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang Kompeten dan Berkepribadian PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 8 : Tersedianya Informasi Bidang Perikanan Budidaya yang Valid, Handal, dan Mudah Diakses PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 9 : Terwujudnya Pranata dan Kelembagaan Birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang Berkepribadian PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 10 : Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisiensi di Ditjen Perikanan Budidaya BAB 4. PENUTUP LAMPIRAN iii

4 DAFTAR TABEL No Uraian Hal 1. Sasaran Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Menurut Komoditas Utama Tahun Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan I Tahun Capaian Sasaran Strategis 1 Meningkatnya Kemakmuran Masyarakat Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian IKU 1 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) sampai dengan Triwulan I Tahun Nilai Tukar Pembudidaya Ikan Triwulan I sampai dengan Tahun Capaian IKU 2 Pertumbuhan PDB Perikanan (Persen) Triwulan I Tahun PDB Perikanan (Atas Dasar Harga Berlaku) Tahun Pertumbuhan PDB Perikanan Triwulan I s/d TW IV Tahun Capaian Sasaran Strategis 2 Meningkatnya Pengelolaan Perikanan Budidaya yang Berkelanjutan sampai dengantriwulan I Tahun Proses Pencapaian Indikator Kinerja Kinerja Jumlah Kawasan Budidaya Yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan Melalui Surveillance (Kawasan) Capaian IKU 22 Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian Sasaran Strategis 3 Meningkatnya Produksi Usaha, dan Investasi Bidang Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian IKU 3 Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (Juta Ton) Triwulan I Tahun Capaian IKU 4 Nilai Produksi Perikanan Budidaya (Miliar Rupiah) Triwulan I Tahun Perbandingan Target dan Realisasi Jumlah Produksi Perikanan Budidaya Triwulan I Tahun 2014 dengan Triwulan I Tahun 2015 Berdasarkan Jenis Budidaya (Ton) Perbandingan Target dan Realisasi Nilai Produksi Perikanan Budidaya Triwulan I Tahun 2014 dengan Triwulan I Tahun 2015 Berdasarkan Jenis Budidaya (Ton) Capaian Volume Produksi Perikanan Budidaya Per Komoditas sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian Nilai Produksi Perikanan Budidaya Per Komoditas sampai dengan Triwulan I Tahun 2014 dengan Triwulan I Tahun Capaian IKU Jumlah Ikan Hias sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian Volume Produksi Ikan Hias Per Komoditas Triwulan I Tahun iv

5 21. Capaian IKU 5 Jumlah Tenaga Kerja Baru Perikanan Budidaya (orang) sampai dengan Triwulan I Tahun Rekapitulasi Jumlah Tenaga Kerja Baru Bidang Perikanan Budidaya per Provinsi sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian IKU 9 Jumlah Investasi Bidang Perikanan Budidaya (miliar rupiah) sampai dengan Triwulan I Tahun Rekapitulasi Jumlah Investasi Bidang Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian IKU 8 Jumlah Jumlah Kredit Program Bidang Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian Sasaran Strategis 4 Tersedianya Kebijakan Pembangunan Perikanan Budidaya Implementatif sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian IKU 9 Jumlah rancangan standar kompetensi kerja nasional Indonesia sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian IKU 10 RSNI 3 Bidang Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian IKU 11 Jumlah Draft Peraturan Peraturan Perundang-undangan Perikanan Budidaya (dokumen) sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian Sasaran Strategis 5 Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Budidaya yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan sampai dengan Triwulan I Tahun Target dan Realisasi IKU 11 Jumlah laboratorium penyakit ikan, kualitas air, pakan dan residu yang memenuhi standar teknis sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 (kumulatif) Capaian IKU 12 Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi Standar Teknis sampai dengan Triwulan I Tahun Rekapitulasi Laboratorium Uji yang Memenuhi Standar sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 (unit) Capaian IKU 13 Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan Budidaya (paket) sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian IKU 14 Jumlah Unit Perbenihan Rakyat (UPR) dan Unit Perbenihan Skala Besar yang Bersertifikat sampai dengan Triwulan I Tahun Rekapitulasi Unit Pembenihan yang Bersertifikat per Provinsi Tahun (sampai dengan Triwulan I) Capaian IKU 15 Jumlah Sentra Kebun Bibit Rumput Laut sampai dengan Triwulan I Tahun Rencana Lokasi Sentra Kebin Bibit Rumput Laut Capaian IKU 16 Jumlah Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya Triwulan I Tahun Capaian IKU 17 Panjang Saluran Tambak yang Dikelola secara Partisipatif sampai dengan Triwulan I Tahun v

6 41. Capaian IKU 18 Unit Pembudidayaan Ikan Bersertifikat CBIB sampai dengan Triwulan I Tahun Tabel Jumlah Unit Pembudidayaan Bersertifikat CBIB (unit) sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 Per Provinsi Capaian IKU 17 Jumlah Lokasi Pengembangan Teknologi Anjuran (Sistem Biofloc) untuk Produktivitas Budidaya Lele, Nila, dan Patin sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian IKU 20 Jumlah Kelompok Produsen Pakan Ikan Mandiri sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian Sasaran Strategis 6 Tersedianya Pengendalian Sistem Budidaya secara Efektif sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian IKU 21 Jumlah Obat Ikan yang Terjamin, Mutu, Keamanan dan Khasiatnya sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian Jumlah Obat Ikan Yang Terjamin Mutu, Keamanan dan Khasiatnya sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian Jumlah Obat Ikan yang Sesuai dengan Ketentuan sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 (Kumulatif) Rincian Penerbitan Surat Nomor Pendaftaran Obat Ikan sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian IKU 22 Jumlah Sampel Produk Perikanan Budidaya Keberterimanya 96% sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian IKU 23 Jumlah Jenis Pakan Ikan yang Terjamin Mutunya sampai dengan Triwulan I Tahun Perkembangan Pakan Ikan Terdaftar (Triwulan I) Perkembangan Pakan Ikan Terdaftar Menurut Jenis Ikan Tahun (Triwulan I) Capaian IKU 24 Jumlah Unit Usaha Budidaya yang Memperoleh Layanan Perizinan sampai dengan Triwulan I Tahun Unit Usaha Yang Memperoleh Layanan Perizinan Tahun 2010 Maret Unit Usaha Yang Masih Beraktifitas sesuai dengan Ketentuan sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian Sasaran Strategis 7 Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang Kompeten dan Berkepribadian sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian IKU 24 Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon II dan III lingkungan Ditjen PB (%) sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian Sasaran Strategis 8 Tersedianya Informasi Bidang Perikanan Budidaya yang Valid, Handal, dan Mudah Diakses sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian IKU 19 Indeks Pemanfaatan Informasi Bidang Perikanan Budidaya Berbasis IT sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian Sasaran Strategis 9 Terwujudnya Pranata dan Kelembagaan Birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang Berkepribadian sampai dengan Triwulan I Tahun vi

7 62. Capaian IKU 27 Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian IKU 29 Nilai AKIP Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian IKU 19 Indeks Integritas Pelayanan Publik Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian IKU 30 Jumlah Unit Kerja yang Diusulkan Berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian Sasaran Strategis 10 Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisiensi di Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan I Tahun Capaian IKU 31 Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan I Tahun Penilaian Penyusunan Laporan Keuangan Tingkat Eselon I Tahunan 2014 Kementerian Kelautan dan Perikanan Capaian IKU 32 Nilai Efisiensi Anggaran Ditjen PB (%) sampai dengan Triwulan I Tahun Nilai Efisiensi Pelaksanaan RKA-KL 2015 sampai dengan Triwulan I Tahun Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Ditjen Perikanan Budidaya Triwulan I TA dan Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Setditjen Perikanan Budidaya Berdasarkan Jenis Belanja Pagu dan Realisasi Anggaran Satker Lingkup Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan I Tahun vii

8 DAFTAR GAMBAR No Uraian Hal 1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun Kunjungan Menteri Kelautan dan Perikanan didampingi Dirjen Perikanan Budidaya ke Sentra Budidaya Rumput Laut di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur Peta Strategi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun Indikator Hasil Nilai Pencapaian Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan I Tahun Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) sampai dengan Triwulan I Tahun viii

9 DAFTAR LAMPIRAN No Uraian Hal 1. Rencana Kerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2015 (Sebelum Penambahan Anggaran APBN-P Tahun 2015) Rencana Kerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2015 (Setelah Penambahan Anggaran APBN-P Tahun 2015) Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2015 (Sebelum Penambahan Anggaran APBN-P Tahun 2015) Jumlah Kawasan Minapolitan yang Berkembang sampai dengan Triwulan I Tahun Rekapitulasi Penyerapan Anggaran Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan I Tahun ix

10 IKHTISAR EKSEKUTIF Kegiatan pembangunan perikanan budidaya pada tahun 2015 sebagaimana pada Penetapan Kinerja (Tapja) Dirjen PB ditetapkan 13 (tiga belas) Sasaran Strategis dengan 32 (tiga puluh dua) Indikator Kinerja Utama untuk menunjang pencapaian visi dan misi Ditjen Perikanan Budidaya. Adapun 4 (empat) perspektif yang digunakan dalam pengklasifikasian IKU-IKU tersebut adalah : (i) Stakeholder Perspective; (ii) Customer Perspective; (iii) Internal Process Perspective; dan (iv) Learning and Growth Perspective. Pada triwulan I tahun 2015, rata-rata pencapaian sasaran strategis Ditjen Perikanan Budidaya adalah sebesar 69,12% terhadap target triwulan I atau 35,62% terhadap target tahunan. Berdasarkan target triwulanan pada rencana aksi Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2015, sejumlah 8 (delapan) IKU telah memenuhi target yang telah ditetapkan pada triwulan I, dan terdapat 7 (tujuh) IKU yang belum tercapai, serta sejumlah 17 (tujuh belas) IKU dengan capaian 0% karena penghitungan capaian kinerja dilakukan atau dimulai pada triwulan II, III, dan akhir tahun, yaitu : (i) Pertumbuhan PDB Perikanan (persen); (ii) Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance (kawasan); (iii) Jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (rancangan; kumulatif); (iv) Jumlah RSNI 3 Bidang Perikanan Budidaya (dokumen); (v) Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan Budidaya (paket teknologi); (vi) Jumlah Sentra Kebun Bibit Rumput Laut (sentra); (vii) Panjang Saluran Tambak yang Dikelola secara Partisipatif (meter lari); (viii) Jumlah Lokasi Pengembangan Teknologi Anjuran (Sistem Biofloc) untuk Produktivitas Budidaya Lele, Nila, dan Patin; (ix) Jumlah Kelompok Produsen Pakan Ikan Mandiri; (x) Jumlah Sampel Produk Perikanan Budidaya Keberterimanya 96%; (xi) Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon II, dan III lingkungan Ditjen PB (%); (xii) Indeks Pemanfaatan Informasi Bidang Perikanan Budidaya Berbasis IT (%); (xiii) Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB; (xiv) Nilai/skor SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya; (xv) Indeks Integritas Pelayanan Publik Ditjen Perikanan Budidaya; (xvi) Jumlah Unit Kerja Yang Diusulkan Berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB; dan (xvii) Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya. Ringkasan penjelasan pencapaian IKU dalam setiap perspective sebagaimana berikut : Stakehoder Perspective Pada level Stakeholder Perspective, sasaran strategis yang ditetapkan yaitu SS1 : Meningkatnya kemakmuran masyarakat perikanan budidaya, yang diukur melalui 2 IKU sebagai berikut : (i) Nilai tukar pembudidaya ikan (NTPi) dengan capaian sebesar 99,49 atau 97,54% (data rata-rata sampai dengan bulan Maret) karena inflasi harga kebutuhan pokok sebagai dampak kenaikan BBM serta menurunnya kurs rupiah terhadap dollar AS sehingga pengeluaran pembudidaya meningkat; (ii) Pertumbuhan PDB Perikanan dengan capaian 1

11 sebesar 0% dari target yang ditetapkan karena data baru dikeluarkan oleh BPS pada bulan Mei Upaya yang akan dilakukan untuk mendukung SS1 adalah peningkatan produksi perikanan budidaya melalui : (i) Pengelolaan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan; (ii) Pengelolaan Sistem Perbenihan Ikan; (iii) Pengelolaan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan; (iv) Pengelolaan Sistem Usaha Pembudidayaan Ikan; (v) Pengelolaan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan; (vi) Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Customer Perspective Pada Customer Perspective terdapat 2 (dua) Sasaran Strategis (SS) dengan capaian sebagai berikut : Capaian SS2 : Meningkatnya pengelolaan perikanan budidaya yang berkelanjutan didukung oleh IKU Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dapat dikendalikan melaui surveillance (kawasan) dengan capaian 0% terhadap target triwulan I. Hambatan dalam pencapaian kinerja SS-2 adalah adanya keterlambatan dilakukannya persiapan survaillance akibat belum dapat dipastikannya penggunaan anggaran tahun 2015 karena masih menunggu revisi DIPA 2015 sehingga hal ini berpotensi akan menghambat proses pencapaian IKU. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan capaian SS2 adalah : (i) Apresiasi Petugas Pengendali Penyakit Ikan Petugas Pengambilan Contoh; dan (ii) Rapat Komisi Kesehatan ikan dan lingkungan. Capaian SS3 : Meningkatnya produksi usaha, dan investasi bidang perikanan budidaya didukung oleh IKU : (i) Jumlah Produksi perikanan budidaya (juta ton) sebesar 97,66% terhadap target triwulan I; (ii) Jumlah ikan hias (miliar ekor) dengan capaian sebesar 234,12% terhadap target triwulan I; (iii) Jumlah tenaga kerja baru perikanan budidaya (orang) dengan capaian sebesar 76,00% terhadap target triwulan I; (iv) Jumlah investasi bidang perikanan budidaya (Rp. Miliyar) dengan capaian sebesar 99,99% terhadap target triwulan I; dan (v) Jumlah kredit program bidang perikanan budidaya (Rp. Milyar) dengan capaian sebesar 12,84% terhadap target triwulan I. Rata-rata pencapaian SS3 adalah 104,12% terhadap target triwulan I atau 27,30% terhadap target tahunan. Hambatan dalam upaya pencapaian Sasaran Strategis 3 Meningkatnya produksi usaha, dan investasi bidang perikanan budidaya, antara lain : (i) keterlambatan pengiriman data produksi dan data tenaga kerja dari provinsi/kabupaten/kota; (ii) mayoritas pembudidaya ikan hias merupakan pembudidaya perorangan dengan skala yang tidak terlalu besar sehingga kesulitan dalam mengembangkan usahanya; (iii) belum stabilnya perekonomian negara sehingga berpengaruh pada minat investor untuk meningkatkan nilai investasinya; (iv) beberapa bank masih menilai sektor perikanan sebagai sektor yang beresiko tinggi dan penyebab NPL tinggi; (v) kurang terjaminnya akses pemasaran bagi sebagian produk perikanan, sehingga mengurangi tingkat kepercayaan bank; (vi) kurangnya program pendampingan yang berkelanjutan khususnya dalam hal sosialisasi kredit program; dan (vii) 2

12 masih kurangnya kepercayaan dari pihak bank kepada pembudidaya karena belum semua pembudidaya dapat memenuhi persyaratan tersebut, khususnya agunan yang memiliki status administrasi kepemilikan. Upaya yang akan dilakukan adalah : (i) melakukan perbaikan metodologi pengumpulan data; (ii) melakukan Bimtek dan temu lapang; (iii) pengumpulan bahan draft penyusunan bahan peraturan/pedoman tentang pendataan tenaga kerja perikanan budidaya dan kelembagaan kelompok pembudidaya ikan; (iv) temu bisnis investasi dan permodalan perikanan budidaya; (v) penyediaan bahan informasi dan promosi usaha perikanan budidaya; (vi) pengembangan berbagai skema pembiayaan kredit program agar dapat mempermudah akses pembudidaya ikan untuk mendapatkan modal usaha melalui Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP E) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR); dan (vii) fasilitasi akses perbankan bagi pembudidaya ikan dan pendampingan akses pembiayaan usaha perikanan budidaya. Internal Process Perspective Perspective yang ketiga adalah Internal Process Perspective yang merupakan upaya internal untuk pencapaian customer perspective dan stakeholder perspective dengan 3 (tiga) sasaran strategi dan capaian masing-masing sebagai berikut : Capaian SS4 : Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya implementatif didukung oleh IKU : (i) Jumlah rancangan standar kompetensi kerja nasional Indonesia (rancangan; kumulatif) dengan capaian sebesar 0% terhadap target triwulan I; (ii) Jumlah RSNI 3 bidang perikanan budidaya (dokumen) dengan capaian 0% triwulan I; dan (iii) Jumlah draft peraturan perundang-undangan perikanan budidaya dengan capaian 700,00% terhadap target triwulan I. Rata-rata pencapaian SS4 adalah 233,33% terhadap target triwulan I atau 46,67% terhadap target tahunan. Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 4 Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya implementatif adalah : (i) penyusunan RSKKNI yang memerlukan tahapan cukup panjang dalam proses penyusunannya; (ii) masih kurangnya koordinasi dengan stakeholder terkait dalam melakukan penyusunan dokumen draft perundangundangan; dan (iii) masih rendahnya penerapan aturan serta kebijakan oleh masyarakat. Upaya yang dilakukan dalam rangka pencapaian SS4 ini antara lain : (i) melakukan koordinasi dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI terkait pendampingan penyusunan RSKKNI sekaligus sebagai instansi yang menetapkan SKKNI; (ii) rapat gugus kerja pembahasan RSNI-1; (iii) Penyusunan naskah perundang-undangan berupa penyiapan draft perundang-undangan, pembahasan RPP, R. Permen dan R. Kepmen; (iv) Penyusunan bahan peraturan tentang kelembagaan; dan (v) Penyusunan dan revisi bahan regulasi perizinan bidang perikanan budidaya. 3

13 Capaian SS5 Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan didukung oleh IKU : (i) Jumlah laboratorium penyakit, kualitas air, pakan dan residu yang memenuhi standar teknis (unit; kumulatif) dengan capaian 97,92% terhadap target triwulan I; (ii) Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya (paket teknologi) dengan capaian 0% terhadap target triwulan I; (iii) Jumlah unit perbenihan rakyat (UPR) dan unit perbenihan skala besar yang bersertifikat (unit; kumulatif) dengan capaian 108,93% terhadap target triwulan I; (iv) Jumlah sentra kebun bibit rumput laut (sentra) dengan capaian 0% terhadap target triwulan I; (v) Jumlah kawasan Minapolitan perikanan budidaya (kab/kota; kumulatif) dengan capaian 98,72% terhadap target triwulan I; (vi) Panjang saluran tambak yang dikelola secara partisipatif (meter lari) dengan capaian 0% terhadap target triwulan I; (vii) Unit pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB (unit; kumulatif) dengan capaian 127,62% terhadap target triwulan I; (viii) Jumlah lokasi pengembangan teknologi anjuran (sistem biofloc) untuk produktivitas budidaya Lele, Nila dan patin dengan capaian 0% terhadap target triwulan I; dan (x) Jumlah kelompok produsen pakan ikan mandiri dengan capaian 0% terhadap target triwulan I. Rata-rata pencapaian SS5 adalah 48,13% terhadap target triwulan I atau 35,83% terhadap target tahunan. Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 5 Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan yaitu (i) penggunaan anggaran belum dapat dimanfaatkan secara maksimal sehingga kegiatan belum dapat dilaksanakan terkait pelaksanaan kegiatan Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi Standar Teknis; (ii) belum sinkronnya rencana kegiatan dengan kesiapan administrasi kabupaten yang ditetapkan sebagai kawasan percontohan minapolitan; dan (iii) terbatasnya data dan informasi kawasan yang telah disampaikan oleh kabupaten lokasi percontohan minapolitan menyebabkan sistem informasi minapolitan memiliki informasi yang sangat terbatas. Upaya yang akan dilakukan adalah : (i) kegiatan pembinaan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan di laboratorium lainnya berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan pada tahun sebelumnya; (ii) melakukan perekayasaan teknologi budidaya air payau, laut dan tawar dan perekayasaan pengendalian Keskanling; (iii) pengembangan jejaring pemuliaan induk; (iv) penilaian varietas unggul ikan payau/laut; (v) pengembangan bibit rumput laut hasil kultur jaringan; (vi) pengembangan pakan alami; (vii) melakukan sertifikasi dan surveilen CPIB dan Apresiasi auditor CPIB; (x) penyusunan pedoman umum pengembangan kebun bibit rumput laut dan identifikasi lokasi sentra kebun bibit rumput laut, (xi) Sinkronisasi dan harmonisasi jadwal dan rencana kegiatan dengan kesiapan adminsitrasi kabupaten yang ditetapkan sebagai kawasan percontohan minapolitan; (xii) melakukan verifikasi ke kabupaten prioritas untuk melihat kondisi existing pengembangan kawasan minapolitan dan mendapatkan data dan informasi terkait pengembangan kawasan budidaya di kabupaten tersebut; (xiii) Temu lapang sebagai sarana untuk mentransfer teknologi tentang pemeliharaan ikan dengan sistem biofloc; (xiv) Pemberian paket pakan ikan mandiri; 4

14 (xv) Supervisi dan Monitoring penerima bahan baku pakan; (xvi) Forum pakan ikan mandiri; (xvii) Temu lapang; dan (xviii) FGD pakan ikan mandiri. Capaian SS6 Terselenggaranya pengendalian sistem budidaya secara efektif didukung oleh IKU : (i) Jumlah obat ikan yang terjamin, mutu, keamanan dan khasiatnya (obat; kumulatif) dengan capaian 102,87% terhadap target triwulan I; (ii) Jumlah sampel produk perikanan budidaya keberterimanya 96% dengan capaian 0% terhadap target triwulan I; (iii) Jumlah jenis pakan ikan yang terjamin mutunya (jenis; kumulatif) dengan capaian 108,79% terhadap target triwulan I; dan (iv) Jumlah unit usaha budidaya yang memperoleh layanan perizinan (unit; kumulatif) 123,83% terhadap target triwulan I. Rata-rata pencapaian SS6 adalah 83,87% terhadap target triwulan I atau 79,58% terhadap target tahunan. Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 6 Terselenggaranya pengendalian sistem budidaya secara efektif adalah : (i) seringkali kebutuhan/kuota importir tidak dapat terpenuhi karena terkendala oleh cuaca dan ketersediaan benih/induk ikan dari negara asal; (ii) beberapa jenis ikan yang dilarang dalam PERMEN KP nomor 41/PER-MEN/2014 merupakan jenis ikan yang rutin diimpor dari negara lain untuk kebutuhan pasar di Indonesia, sehingga dengan adanya peraturan tersebut maka impor beberapa jenis ikan tidak dapat dilakukan. Beberapa upaya yang akan dilakukan adalah : (i) Rapat Evaluasi Teknis Dokumen Pendaftaran Obat Ikan, Kimia dan Bahan Biologi, Pemeriksaan lapang dalam rangka penerbitan surat ijin usaha obat ikan, kimia dan bahan biologi dan Pembinaan Pemantauan Obat Ikan; (ii) melakukan koordinasi dengan instansi lainnya terkait penerbitan surat izin di bidang pembudidayaan ikan; (iii) Sinkronisasi peraturan perizinan dan pelayanan usaha perikanan budidaya di beberapa daerah untuk menyelaraskan ketentuan antara peraturan di pusat dan peraturan di daerah terkait perizinan di bidang pembudidayaan ikan, serta untuk memperoleh masukan tentang peraturan dan pelaksanaan dalam pemberian izin usaha di bidang pembudidayaan ikan; dan (iv) melakukan identifikasi kelayakan usaha, pemantauan dan evaluasi, serta pembinaan terhadap unit usaha di bidang pembudidayaan ikan. Learn and Growth Perspective Dalam perspective ini telah ditetapkan empat sasaran strategis, dengan ringkasan pencapaian sebagai berikut : Capaian SS7 Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang kompeten dan Berkepribadian didukung oleh IKU Indeks Kesenjangan Kompetensi pejabat Eselon II, III lingkungan Ditjen PB (%) dengan capaian 0% terhadap target triwulan I. Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 7 Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang Kompeten dan Berkepribadian adalah keterbatasan jumlah dan kualitas 5

15 SDM pejabat, baik fungsional maupun struktural. Upaya yang akan dilakukan untuk mendukung capaian SS7 adalah : (i) melakukan pembinaan teknis dan administrasi perencanaan dan pengembagan pegawai melalui keikutsertaan dalam rangka pembahasan aktualisasi prajabatan lingkup KKP di Sukamandi; (ii) melakukan Assesment Pejabat Eselon II dan III lingkup Ditjen Perikanan Budidaya; (iii) melakukan pembinaan teknis dan administrasi dalam rangka perencanaan dan pengembangan pegawai dalam rangka keikutsertaan pejabat Eselon III pada pelaksanaan diklat jabatan, diklat kepemimpinan Tk. III yang akan dilaksanakan oleh Badan Diklat Aparatur Sukamandi. Capaian SS8 Tersedianya informasi bidang perikanan budidaya yang valid, handal dan mudah diakses didukung oleh IKU Indeks pemanfaatan informasi bidang perikanan budidaya berbasis IT (%) dengan capaian 0% terhadap target. Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 8 Tersedianya informasi bidang perikanan budidaya yang valid, handal dan mudah diakses adalah : (i) belum sempurnanya menu informasi budidaya karena masih banyak informasi yang belum tersedia; dan (ii) masih kurangnya ketersediaan updating data dan akses data pada sistem website yang telah dikembangkan. Upaya yang dilakukan untuk pencapaian SS8 ini adalah : (i) melakukan perbaikan tampilan dari waktu ke waktu dan pemeliharaan website Ditjen Perikanan Budidaya yang dapat diakes di laman secara berkala; (ii) melakukan updating data dan informasi guna menyelaraskan dengan tampilan website KKP; (iii) melakukan penyempurnaan pada menu informasi budidaya untuk melengkapi informasi yang belum tersedia; dan (iv) peningkatan kualitas website DJPB melalui perbaikan dari waktu ke waktu, pengintegrasian data di KKP, serta perbaikan pelayanan website DJPB dan peningkatan ekpose serta publikasi dan layanan informasi. Capaian SS9 Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang berkepribadian didukung oleh IKU : (i) Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB; (ii) Nilai/skor SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya; (iii) Indeks integritas pelayanan publik Ditjen Perikanan Budidaya; dan (iv) Jumlah Unit Kerja yang diusulkan berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB dengan capaian masingmasing IKU adalah 0% terhadap target triwulan I karena penghitungan dilakukan semesteran dan akhir tahun. Rata-rata pencapaian SS9 adalah 0% terhadap target triwulan I atau 0% terhadap target tahunan. Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 9 Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang berkepribadian adalah : (i) penerapan RB belum dilakukan maksimal; (ii) masih kurangnya kesadaran penerapan SAKIP, terutama pada UPT lingkup DJPB; dan (iii) kualitas pelayanan publik yang masih perlu perbaikan. 6

16 Beberapa upaya yang telah dilakukan adalah : (i) membentuk Tim Reformasi Birokrasi DJPB; (ii) melakukan kegiatan penataan organisasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya; (iii) penataan peraturan perundang-undangan dengan melakukan harmonisasi terhadap peraturan perundang-undangan di bidang perikanan budidaya; (iv) meningkatkan pengelolaan kinerja melalui penguatan SAKIP; (v) Penyusunan Penetapan Kinerja (Tapja) dari Level 1 s/d V; (vi) Penetapan Kinerja (Tapja) Level individu/skp (Sasaran Kinerja Pegawai) melalui SIPKINDU; (vii) melakukan penerapan SPIP; (viii) melakukan penerapan manajemen risiko; (ix) melaksanakan hasil rekomendasi penilaian AKIP; (x) melakukan evaluasi rencana aksi dan program; (xi) Penyusunan dan Penetapan Renstra serta IKU; (xii) Penyusunan Pedoman Pengukuran Indikator Kinerja Utama (IKU) DJPB Tahun ; (xiii) pengelolaan pelayanan publik secara konsisten melalui unit pelayanan terpadu satu atap DJPB; (xiv) peningkatan kualitas layanan publik DJPB dalam rangka reformasi birokrasi; (xv) Pengusulan unit kerja berstatus WBK/WBBM Ditjen perikanan; dan (xvi) Pembinaan unit kerja berstatus WBK/WBBM lingkup Ditjen Perikanan Budidaya. Capaian SS10 Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisiensi di Ditjen Perikanan Budidaya didukung IKU : (i) Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya dengan capaian 0% terhadap target triwulan I; dan (ii) Nilai efisiensi anggaran (%) dengan capaian 100,00% terhadap target triwulan I. Rata-rata pencapaian SS10 adalah 62,50% terhadap target triwulan I atau 62,50% terhadap target tahunan. Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 10 Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisiensi di Ditjen Perikanan Budidaya adalah : (i) Revisi anggaran (refocussing dan APBNP) menyebabkan kegiatan menjadi tertunda untuk dilaksanakan karena menunggu revisi DIPA, sehingga berdampak pada terlambatnya proses pengadaan barang dan jasa; (ii) Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN&RB) Nomor 10 Tahun 2014 tentang Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Kerja Aparatur Negara dan Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pembatasan Kegiatan Pertemuan/Rapat di Luar Kantor; (iii) Pembayaran tunjangan kinerja pegawai selama 3 bulan (Januari - Maret 2015) yang baru akan dilakukan pencairan pada bulan April 2015; dan (iv) Pada beberapa satker belum terbit SK mengenai penunjukan KPA, PPK, Penandatangan SPM, dan Bendahara. Peningkatan kinerja terhadap pencapaian terhadap beberapa IKU yang masih di bawah target yang ditetapkan perlu senantiasa dilakukan melalui kerja keras pada beberapa kegiatan pendukung IKU dimaksud serta melakukan penyempurnaan terhadap kebijakan yang ada untuk lebih mengoptimalkan pencapaian sasaran strategis. Dengan demikian, diharapkan di masa yang akan datang dapat terjadi peningkatan capaian kinerja yang lebih optimal melalui kegiatan-kegiatan pendukung yang dilakukan secara efektif dan efisien. 7

17 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya telah melaksanakan berbagai program dan kegiatan pembangunan kelautan dan perikanan dengan empat pilar pembangunan nasional yaitu pro-poor (pengentasan kemiskinan), pro-job (penyerapan tenaga kerja), pro-growth (pertumbuhan) dan pro-environment (pemulihan dan pelestarian lingkungan) yang difokuskan kepada : pembangunan kawasan minapolitan, pengembangan komoditas unggulan, pemberdayaan dan wirausaha, serta pengembangan industrialisasi perikanan budidaya berbasis blue economy. Fokus RPJMN , yaitu memantapkan pembangunan keunggulan kompetitif berbasis SDA, SDM Berkualitas, dan Kemampuan IPTEK sehingga diharapkan dapat terwujud (i) ketahanan ekosistem (resilient ecosystem); (ii) ketahanan dan kedaulatan perikanan; (iii) daya saing ekonomi melalui pengembangan Inovasi dan IPTEK; dan (iv) kesejahteraan masyarakat. Sesuai dengan arahan RPJMN tersebut, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melakukan kegiatan-kegiatan yang berfokus pada : (i) peningkatan produksi untuk ekspor yang berdaya saing; (ii) peningkatan produksi untuk ketahanan pangan dan gizi; (iii) peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional; dan (iv) pelestarian dan keberlanjutan sumberdaya perikanan budidaya. Berdasarkan Instruksi Presiden (INPRES) No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Perpres No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), dan Permen PAN dan RB No. 53 Tahun 2014 setiap kementerian berkewajiban menyusun Laporan Kinerja (LKj) sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan berdasarkan Renstra maupun rencana kerja tahunan (RKT) yang dibuat sebelumnya. LKj juga merupakan sarana untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja berdasarkan indikator sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga prinsip pemerintahan yang bersih dan bertanggung jawab (good governance) dapat diwujudkan. Atas dasar hal-hal tersebut, Ditjen Perikanan Budidaya telah menetapkan target kinerja tahun 2015, dan dilanjutkan dengan melakukan monitoring dan pengukuran kinerja yang telah dicapai sampai dengan akhir triwulan I, kemudian dituangkan dalam LKj Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2015 sebagai wujud akuntabilitas dari mandat yang diemban serta dalam rangka menilai efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan. LKj Ditjen Perikanan Budidaya ini menginformasikan input, output, outcome, dan benefit dari setiap pelaksanaan program dan kegiatan dalam kurun waktu tahun

18 1.2. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan Penyusunan LKj Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2015 yaitu : (i) sebagai sarana pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi Ditjen Perikanan Budidaya kepada seluruh stakeholders; (ii) sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja Ditjen Perikanan Budidaya tahun 2015 dalam upaya memperbaiki kinerja tahun berikutnya; dan (iii) sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan dokumen perencanaan, pelaksanaan program dan kegiatan yang akan datang Tugas dan Fungsi Ditjen Perikanan Budidaya bertugas merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis bidang perikanan budidaya, sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor : 15/MEN/2010 yang diuraikan lebih rinci dalam fungsi sebagai berikut: 1. Perumusan kebijakan di bidang perikanan budidaya; 2. Pelaksanaan kebijakan di bidang perikanan budidaya; 3. Perumusan norma. Standar, prosedur dan kriteria di bidang perikanan budidaya; 4. Pemberian bimbingan teknik dan evaluasi di bidang perikanan budidaya; dan 5. Pelaksanaan administrasi Ditjen Perikanan budidaya. Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut, susunan organisasi Ditjen Perikanan Budidaya sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun Melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER 15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, KKP telah melakukan penyempurnaan organisasi dan tata kerja. Berdasarkan peraturan menteri tersebut, susunan organisasi Ditjen Perikanan Budidaya terdiri dari : 1. Sekretariat Direktorat Jenderal, yang merupakan unsur pembantu yang dipimpin oleh Sekretaris Direktorat Jenderal, yang bertugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi Ditjen Perikanan Budidaya. Sekretariat Direktorat Jenderal terdiri dari : (i) Bagian Program; (ii) Bagian Kepegawaian; (iii) Bagian Hukum, Organisasi dan Hubungan Masyarakat; (iv) Bagian Umum dan Keuangan; dan (v) Kelompok Jabatan Fungsional. 2. Direktorat Prasarana dan Sarana Budidaya, yang merupakan unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang prasarana dan sarana budidaya. Direktorat Prasarana dan Sarana Budidaya terdiri dari : (i) Subdirektorat Lahan dan air; (ii) Subdirektorat Prasarana dan Sarana Budidaya Air Tawar; (iii) Subdirektorat Prasarana dan Sarana Budidaya Air Payau; (iv) Subdirektorat Prasarana dan Sarana Budidaya Laut; (v) Subdirektorat Minapolitan Budidaya; dan (vi) Subbagian 9

19 Tata Usaha. 3. Direktorat Perbenihan, yang merupakan unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbenihan. Direktorat Perbenihan terdiri dari : (i) Subdirektorat Induk; (ii) Subdirektorat Perbenihan Skala Kecil; (iii) Subdirektorat Perbenihan Skala Besar; (iv) Subdirektorat Standarisasi dan Sertifikasi Perbenihan; (v) Subdirektorat Informasi dan Distribusi Perbenihan; dan (vi) Subbagian Tata Usaha. 4. Direktorat Produksi, yang merupakan unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang produksi perikanan budidaya. Direktorat Produksi terdiri dari : (i) Subdirektorat Budidaya Air Tawar; (ii) Subdirektorat Budidaya Air Payau dan Laut; (iii) Subdirektorat Budidaya Ikan Hias; (iv) Subdirektorat Sertifikasi; (v) Subdirektorat Data dan Statistik Perikanan Budidaya; dan (vi) Subbagian Tata Usaha. 5. Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan, yang merupakan unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kesehatan ikan dan lingkungan. Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan terdiri dari : (i) Subdirektorat Hama dan Penyakit Ikan; (ii) Subdirektorat Perlindungan Lingkungan Budidaya; (iii) Subdirektorat Standarisisasi Kesehatan Ikan dan Lingkungan; (iv) Subdirektorat Obat Ikan. Kimia dan Bahan Biologi; (v) Subdirektorat Pengendalian Residu; dan (vi) Subbagian Tata Usaha. 6. Direktorat Usaha Budidaya, yang merupakan unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang usaha budidaya. Direktorat Usaha Budidaya terdiri dari : (i) Subdirektorat Investasi dan Permodalan; (ii) Subdirektorat Kewirausahaan; (iii) Subdirektorat Pelayanan Usaha; (iv) Subdirektorat Kelembagaan dan Ketenagakerjaan; (v) Subdirektorat Informasi Usaha dan Promosi; dan (vi) Subbagian Tata Usaha. 7. Kelompok jabatan fungsional, yang mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya. Selain itu Ditjen Perikanan Budidaya juga mempunyai 15 Unit Pelaksana Teknis (UPT). Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/PERMEN-KP/2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perikanan Budidaya Air Tawar, Perikanan Budidaya Air Payau, dan Perikanan Budidaya Laut, meliputi : 10

20 1. Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi 2. Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara 3. Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung 4. Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandingain 5. Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Tatelu 6. Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Sungai Gelam 7. Balai Perikanan Budidaya Air Payau Situbondo 8. Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar 9. Balai Perikanan Budidaya Air Payau Ujung Batee 10. Balai Perikanan Budidaya Laut Batam 11. Balai Perikanan Budidaya Laut Lombok 12. Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon 13. Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan (BPIUUK) Karangasem 14. Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang 15. Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan (LP2IL) Serang Susunan organisasi Ditjen Perikanan Budidaya tergambar pada susunan organisasi di bawah ini : Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun

21 Ditjen Perikanan Budidaya didukung oleh SDM sejumlah orang (data sampai dengan bulan Maret Tahun 2015) dengan rincian sejumlah 332 orang di Pusat dan sejumlah orang berada di UPT untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Permasalahan Utama Secara umum, permasalahan/kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan produksi perikanan budidaya adalah : (i) penyediaan dan distribusi induk unggl dan benih berkualitas masih terbatas; (ii) isu jaminan keamanan pangan produk yang menjadi tuntutan, baik pasar luar negeri maupun dalam negeri; (iii) efisiensi pakan; (iv) biaya produksi yang masih tinggi; (v) penurunan kualitas lingkungan perairan sebagai akibat dari limbah budidaya maupun limbah lainnya; (vi) ancaman penyakit, baik dari dalam maupun dari luar negeri; (vii) keterbatasan sarana dan prasarana perikanan budidaya, terutama terkait dengan kondisi saluran air, jalan produksi, jaringan listrik dan lainnya; (viii) akses permodalan ke perbankan yang masih terbatas; (ix) sumber daya manusia pelaku usaha perikanan budidaya yang masih kurang pengetahuannya sehingga agak sulit untuk dilakukan perubahan teknologi budidaya yang digunakan; dan (x) sistem pendataan dan pelaporan yang belum optimal sehingga berakibat terjadinya keterlambatan penyampaian data dukung Sistematika LKj LKj ini secara umum memuat target dan capaian kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun Sebagai tolak ukur keberhasilan kinerja Ditjen Perikanan Budidaya, LKj ini menginformasikan perbandingan antara target dan capaian kinerja (performance results) Tahun 2015 dengan target dan kinerja pada tahun sebelumnya. Dari analisa tersebut akan teridentifikasi sejumlah celah kinerja (Performance gap) sehingga dapat diperoleh masukan bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang. Adapun sistematika penyajian laporan adalah sebagai berikut : 1. Ikhtisar Eksekutif, bagian ini menyajikan gambaran menyeluruh secara ringkas tentang capaian kinerja Ditjen Perikanan Budidaya tahun Bab I Pendahuluan, pada bab ini disajikan hal-hal umum tentang Ditjen Perikanan Budidaya serta uraian singkat tentang tugas pokok dan fungsi Ditjen Perikanan Budidaya, termasuk latar belakang, maksud dan tujuan penulisan LKj. 3. Bab II Perencanaan dan Penetapan Kinerja, pada bab ini disajikan rencana strategis, gambaran singkat mengenai sasaran dan kebijakan dan program Ditjen Perikanan Budidaya pada tahun , rencana kerja dan anggaran tahun 2015, penetapan kinerja Ditjen Perikanan Budidaya serta pengukuran/pengelolaan kinerja Ditjen Perikanan Budidaya. 4. Bab III Akuntabilitas Kinerja dan Keuangan, pada bab ini disajikan prestasi Indikator Kinerja Utama (IKU) Ditjen Perikanan Budidaya serta evaluasi dan analisis kinerja. Dalam bab ini juga disampaikan akuntabilitas keuangan yang mencakup alokasi dan realisasi anggaran termasuk pula penjelasan tentang efisiensi. 12

22 5. Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan tinjauan secara umum tentang keberhasilan, kegagalan serta permasalahan dan kendala utama. Dalam bab ini juga disampaikan saran pemecahan masalah yang akan dilaksanakan pada tahun berikutnya berupa perbaikan perencanaan, kebijakan, dan perbaikan pelaksanaan program/kegiatan. 6. Lampiran, pada bab ini berisi data dukung yang diperlukan dalam penjelasan/pembahasan dari Bab I sampai dengan Bab IV. 13

23 BAB 2. PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) III Tahun , telah mengamanatkan untuk terus melakukan pembangunan perikanan budidaya secara berkelanjutan, karena diyakini dengan potensi dan kekuatan yang ada, perikanan budidaya mampu memberi kontribusi pada 9 agenda pembangunan nasional pemerintah (NAWACITA), diantaranya mewujudkan kemandirian ekonomi (termasuk pembudidaya ikan), serta memperkuat ketahanan dan kedaulatan pangan melalui peningkatan produksi budidaya yang memiliki daya saing. Penjabaran pelaksanaan pembangunan perikanan budidaya, lebih lanjut dituangkan dalam buku Rencana Strategi (RENSTRA) Perikanan Budidaya Kebijakan Ditjen Perikanan Budidaya tahun adalah mengembangkan program dan kegiatan untuk tercapainya sasaran strategis perikanan budidaya. Arah kebijakan pembangunan perikanan budidaya tahun adalah : (i) Meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya; (ii) Meningkatkan daya saing dan potensi ekonomi sumberdaya perikanan budidaya; dan (iii) Meningkatkan kelestarian dan keberlanjutan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya. Di samping arah kebijakan dan pelaksanaan strategi di atas, pada periode Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya juga diberikan mandat untuk melaksanakan quickwins dan program lanjutan. Quickwins merupakan langkah inisiatif yang mudah dan cepat dapat dijadikan contoh dan acuan masyarakat tentang arah pembangunan yang sedang dijalankan, sekaligus untuk meningkatkan motivasi dan partisipasi masyarakat. Adapun rancangan program quickwins Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya difokuskan untuk Membangun Gerakan Kemandirian Pembudidayaan Ikan melalui : (i) Penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) untuk pembudidaya sampai tahun 2019; (ii) Penjaminan mutu benih di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) dan unit pembenihan lainnya pada 900 unit pembenihan sampai tahun 2019; (iii) Pengembangan 100 Kebun Bibit rumput laut dengan kultur jaringan sampai tahun 2019; dan (iv) Penerapan teknologi biofloc budidaya lele dan patin di 24 lokasi sampai tahun Sedangkan rancangan program lanjutan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang dimandatkan pada periode adalah Pengembangan budidaya laut di Keramba jaring Apung (KJA), pengembangan pakan mandiri, pengembangan sarana prasarana perikanan budidaya. Oleh karena itu, guna mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan yang lebih terarah, terukur, konsisten dan akuntabel diperlukan visi dan misi yang dapat menggambarkan harapan dan kenyataan yang akan diperoleh melalui kebijakan dan program serta kegiatannya, maka Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan visi, misi dan tujuan pengembangan perikanan budidaya sebagai berikut : 14

24 2.1. RENCANA STRATEGIS DITJEN PERIKANAN BUDIDAYA TAHUN Visi Dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun Kementerian Kelautan dan Perikanan menetapkan visi Terwujudnya Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan secara Berdaulat, Mandiri, dan Berkelanjutan untuk Kemakmuran Rakyat. Sebagai upaya mengintegrasikan dengan pembangunan kelautan dan perikanan serta berlandaskan pemahaman dan penelaahan terhadap peluang dan potensi, serta permasalahan pengembangan perikanan budidaya di masa yang akan datang, maka Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melakukan penyesuaian visi yang ditetapkan sebagaimana berikut : Terwujudnya Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Budidaya yang Mandiri, Berdaya Saing dan Berkelanjutan Dengan visi tersebut diharapkan dapat terwujud pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya yang dapat memberikan nilai tambah pada produk perikanan budidaya sehingga memiliki daya saing tinggi dengan tetap melakukan pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat. Gambar 2. Kunjungan Menteri Kelautan dan Perikanan didampingi Dirjen Perikanan Budidaya ke Sentra Budidaya Rumput Laut di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur Misi Misi yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dalam mewujudkan visi di atas adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan kemandirian pembudidaya ikan melalui pemberdayaan b. Menerapkan teknologi inovatif untuk meningkatkan daya saing produk perikanan budidaya c. Memanfaatkan sumberdaya perikanan budidaya secara berkelanjutan 15

25 Tujuan Ditjen Perikanan Budidaya sesuai dengan visi dan misinya menetapkan tujuan pembangunan perikanan budidaya yaitu : a. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pembudidaya Ikan b. Mewujudkan Kelestarian Sumberdaya Perikanan Budidaya Sasaran Strategis Tujuan strategis pembangunan perikanan budidaya akan dicapai melalui sejumlah sasaran strategis yang menggambarkan kondisi yang harus dicapai pada tahun Peta strategi DJPB Tahun seperti pada gambar 3. Gambar 3. Peta Strategi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun Sasaran strategis pembangunan perikanan budidaya berdasarkan tujuan yang akan dicapai dijabarkan dalam empat perspektif dengan masing-masing IKU sebagai berikut : STAKEHOLDER PERSPECTIVE 1. Meningkatnya Kemakmuran Masyarakat Perikanan Budidaya Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan b. Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 16

26 CUSTOMER PERSPECTIVE 2. Meningkatnya Pengelolaan Perikanan Budidaya yang Berkelanjutan Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance (kawasan) 3. Meningkatnya Produksi, Usaha, dan Investasi Bidang Perikanan Budidaya Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (juta ton) b. Jumlah Ikan Hias (milyar ekor) c. Jumlah Tenaga Kerja Baru Perikanan Budidaya (orang) d. Jumlah Investasi Bidang Perikanan Budidaya (Rp. milyar) e. Jumlah Kredit Program Bidang Perikanan Budidaya (Rp. milyar) INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE 4. Tersedianya Kebijakan Pembangunan Perikanan Budidaya yang Implementatif Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (rancangan; kumulatif) b. Jumlah RSNI 3 Bidang Perikanan Budidaya (dokumen) c. Jumlah Draft Peraturan Perundang-undangan Perikanan Budidaya 5. Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Budidaya yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi Standar Teknis (unit; kumulatif) b. Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan Budidaya (paket teknologi) c. Jumlah Unit Perbenihan Rakyat (UPR) dan Unit Perbenihan Skala Besar yang Bersertifikat (unit; kumulatif) d. Jumlah Sentra Kebun Bibit Rumput Laut (sentra) e. Jumlah Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya (kab./kota; kumulatif) f. Panjang Saluran Tambak yang Dikelola secara Partisipatif (meter lari) g. Unit Pembudidayaan Ikan Bersertifikat CBIB (unit; kumulatif) h. Jumlah Lokasi Pengembangan Teknologi Anjuran (Sistem Biofloc) untuk Produktivitas Budidaya Lele, Nila dan Patin i. Jumlah Kelompok Produsen Pakan Ikan Mandiri 6. Terselenggaranya Pengendalian Sistem Budidaya secara Efektif Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Jumlah Obat Ikan yang Terjamin, Mutu, Keamanan dan Khasiatnya (obat; kumulatif) b. Jumlah Sampel Produk Perikanan Budidaya yang Tingkat Keberterimanya 96% c. Jumlah Jenis Pakan Ikan yang Terjamin Mutunya (jenis; kumulatif) 17

27 d. Jumlah Unit Usaha Budidaya yang Memperoleh Layanan Perizinan (unit; kumulatif) LEARNING & GROWTH PERSPECTIVE 7. Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang Kompeten dan Berkepribadian Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon II dan III lingkungan Ditjen Perikanan Budidaya (%) 8. Tersedianya Informasi Bidang Perikanan Budidaya yang Valid, Handal, dan Mudah Diakses Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Indeks Pemanfaatan Informasi Bidang Perikanan Budidaya Berbasis IT (%) 9. Terwujudnya Pranata dan Kelembagaan Birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang Berkepribadian Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya b. Nilai/Skor SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya c. Indeks Integritas Pelayanan Publik Ditjen Perikanan Budidaya d. Jumlah Unit Kerja yang Diusulkan Berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen Perikanan Budidaya 10. Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisien di Ditjen Perikanan Budidaya Indikator Kinerja Utama (IKU) pencapaian sasaran strategis ini adalah : a. Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya b. Nilai Efisiensi Anggaran Ditjen Perikanan Budidaya (%) Strategi dan Kebijakan Kebijakan Ditjen Perikanan Budidaya tahun adalah mengembangkan program dan kegiatan untuk tercapainya sasaran strategis perikanan budidaya. Arah kebijakan pembangunan perikanan budidaya tahun adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya 2. Meningkatkan daya saing dan potensi ekonomi sumberdaya perikanan budidaya 3. Meningkatkan kelestarian dan keberlanjutan dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya. Selanjutnya, strategi yang akan dilakukan untuk melaksanakan arah kebijakan sebagaimana tersebut di atas adalah melalui : 1. Meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya, dilaksanakan dengan strategi : a. Mengembangkan Gerakan Pakan Ikan Mandiri (Gerpari) dengan mendorong kemandirian kelompok yang memproduksi pakan mandiri dan mengembangkan bahan baku pakan lokal serta penyediaan sarana produksi pakan; 18

28 b. Mengembangkan industri perbenihan nasional untuk pemenuhan kebutuhan induk dan benih bermutu secara mandiri dengan mengoptimalkan fungsi UPT dan UPTD serta unit pembenihan masyarakat; c. Penguatan kelembagaan kelompok pembudidaya dan pembenih ikan sehingga menjadi kelompok yang mandiri; d. Pengembangan kawasan perikanan budidaya (minapolitan) dengan mengintegrasikan rantai produksi dari hulu sampai hilir untuk efisiensi produksi; e. Mendorong tumbuhnya industri penghasil sarana/peralatan/mesin perikanan budidaya di dalam negeri sesuai standar; f. Penguatan akses permodalan usaha pembudidaya ikan skala kecil serta peningkatan minat investasi pembudidaya skala besar; 2. Meningkatkan daya saing dan potensi ekonomi sumberdaya perikanan budidaya, dilaksanakan dengan strategi: a. Pengembangan industrialisasi marikultur secara intensif dan berkelanjutan; b. Peningkatan kualitas induk dan benih melalui sertifikasi Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB); c. Peningkatan daya saing produk perikanan budidaya melalui sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB); d. Modernisasi sistem pembudidaya ikan yang efektif dan efisien berbasis teknologi anjuran; e. Revitalisasi lahan marjinal dan ekstensifikasi; f. Pengembangan sarana produksi inovatif (protein rekombinan, vaksin, enzim, probiotik, immunostimulan, rekayasa genetik, automatic feeder, karamba bulat dan lain-lain); g. Peningkatan kapasitas prasarana (infrastruktur) perikanan budidaya yang efisien dan modern; h. Pengembangan Pos Pelayanan Kesehatan Ikan Terpadu (Posikandu) dalam rangka pencegahan (vaksinasi) dan Early Warning System penyakit di sentra-sentra produksi budidaya; i. Peningkatan kuantitas dan kualitas ikan non konsumsi (ikan hias, karang buatan, tanaman hias dll); j. Modernisasi sistem produksi pembudidayaan ikan mendukung industrialisasi; k. Pengembangan komoditas unggulan (driven market commodity); l. Pengembangan sentra budidaya baru dengan percontohan kawasan/klaster; m. Peningkatan kemitraan usaha perikanan budidaya/aquaculture incorporated; n. Segmentasi usaha perikanan budidaya. 3. Pelestarian dan keberlanjutan sumberdaya perikanan budidaya, akan dilaksanakan melalui : a. Penerapan teknologi budidaya yang efisien dan ramah lingkungan dan sesuai dengan daya dukung; 19

29 b. Pengembangan Culture Based Fisheries (CBF) dengan pendekatan komoditas multi-trophic level; c. Penerapan IMTA (Integrated Multi Trophic Aquaculture); d. Backyard Aquaculture (budidaya di pekarangan) dan pemanfaatan lahan marginal; e. Pengembangan komoditas ikan spesifik lokal unggulan dan species ikan tahan perubahan lingkungan; f. Pengembangan minapadi komoditas ekonomis (ugadi, ugamedi, ugaladi); g. Penerapan bisnis akuakultur berbasis blue economy (BISA BERSEMI); h. Pengendalian plasma nutfah induk dan benih; i. Rehabilitasi lingkungan sentra produksi perikanan budidaya (waduk, danau, lingkungan tambak/silvo fisheries); Program Pembangunan Perikanan Budidaya Pembangunan Perikanan Budidaya pada tahun 2015 difokuskan kepada program pencapaian indikator kinerja utama yaitu meningkatnya produksi perikanan budidaya dengan volume produksi perikanan budidaya sebanyak ton dengan rincian sebagai berikut : 1. Produksi Perikanan Budidaya Air Tawar sebanyak ton; 2. Produksi Perikanan Budidaya Air Payau sebanyak ton; dan 3. Produksi Perikanan Budidaya Laut sebanyak ton. Adapun rincian sasaran produksi masing-masing komoditas sebagaimana pada tabel 1 berikut. Tabel 1. Sasaran Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya Menurut Komoditas Utama Tahun Kenaikan No. KOMODITAS Per Tahun (%) Total A Rumput Laut 10,234,357 10,600,000 11,107,000 13,390,000 16,171,000 19,544, B Ikan 3,915,800 7,300,000 8,348,000 9,405,000 10,545,000 11,775, Udang 592, , ,000 1,030,400 1,134,700 1,248, Udang Windu 126, , , , , , Udang Vanamei 411, , , , , , Udang Lainnya 53,900 83, , , , , Kerapu 12,400 45,900 50,400 55,500 61,000 67, Kakap 4, , , , , , Bandeng 621,400 1,210,800 1,356,900 1,492,500 1,641,900 1,779, Ikan Mas 484, , , , , , Nila 971,100 1,656,600 1,822,200 2,004,500 2,204,900 2,500, Gurame 108, , , , , , Patin 403, , , ,800 1,044,900 1,149, Lele 613,100 1,058,400 1,217,100 1,399,700 1,609,600 1,770, Bawal Bintang 600 1,900 2,000 2,600 3,800 5, Kekerangan 10, , , , , , Tawes 28,300 32,600 39,100 46,900 56,300 64, Nilem 27,700 31,900 36,700 42,200 48,500 55, Toman 24,600 28,300 32,600 37,500 43,100 49, Gabus 13,700 15,800 18,100 20,900 24,000 27, Lainnya 524, , , , , ,

30 2.2. RENCANA KINERJA DAN ANGGARAN Indikator Kinerja Pembangunan Perikanan Budidaya pada tahun 2015 difokuskan kepada program pencapaian indikator kinerja utama yaitu : (i) NTPi dengan target 102; (ii) Pertumbuhan PDB Perikanan dengan target 7; (iii) Jumlah Produksi Perikanan Budidaya dengan target 17,90 juta ton; dan (iv) Jumlah Ikan Hias dengan target 1,70 miliar ekor. Target indikator keberhasilan tersebut telah didistribusikan melalui sub-sub program peningkatan produksi perikanan budidaya diantaranya : a. Pengelolaan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan Tujuan kegiatan pengelolaan sistem produksi pembudidayaan ikan adalah terpenuhinya kebutuhan pakan dengan pakan yang teregistrasi, unit usaha budidaya yang tersertifikasi dan tersedianya data statistik perikanan budidaya yang akurat dan mutakhir. Unit kerja penanggungjawab kegiatan adalah Direktorat Produksi. Sasaran yang ingin dicapai hingga akhir tahun 2015 dari pelaksanaan kegiatan ini adalah terpenuhinya penerapan teknologi anjuran pembudidayaan ikan serta tersedianya data statistik perikanan budidaya yang akurat dan mutahir. Komponen kegiatan yang dilaksanakan dalam upaya pengembangan sistem produksi antara lain : (i) pelaksanaan sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB); (ii) pengembangan produksi budidaya air tawar (termasuk minapadi), air payau dan laut; (iii) pengembangan data dan statistik perikanan budidaya; dan (iv) pengembangan produksi budidaya ikan hias. b. Pengelolaan Sistem Perbenihan Ikan Tujuan kegiatan pengelolaan sistem perbenihan ikan adalah Terpenuhinya kebutuhan benih dan bibit rumput laut untuk produksi dan pasar dengan mutu terjamin. Unit kerja penanggung jawab kegiatan adalah Direktorat Perbenihan. Sasaran yang ingin dicapai pada pelaksanaan kegiatan pengembangan sistem perbenihan adalah terpenuhinya kebutuhan induk unggul dan benih bermutu. Komponen kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pengembangan sistem perbenihan antara lain : (i) pelaksanaan percepatan induk unggul; (ii) pelaksanaan standarisasi dan sertifikasi pembenihan; (iii) pengembangan unit perbenihan skala besar; (iv) pengembangan dan pemberdayaan unit pembenihan skala kecil; (v) pengembangan kebun bibit rumput laut; dan (vi) pengembangan informasi dan distribusi perbenihan. 21

31 c. Pengelolaan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan Tujuan kegiatan pengelolaan sistem prasarana dan sarana pembudidayaan ikan adalah tersedianya kawasan perikanan budidaya yang memiliki prasarana dan sarana yang memadai. Unit kerja penanggung jawab kegiatan adalah Direktorat Prasarana dan Sarana. Sasaran kegiatan pengembangan sistem prasarana dan sarana perikanan budidaya adalah tersedianya prasarana dan sarana yang memadai di kawasan/sentra produksi perikanan budidaya. Komponen kegiatan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pengembangan prasarana dan sarana budidaya antara lain : (i) pengembangan lahan dan air pembudidayaan ikan; (ii) pengembangan prasarana dan sarana budidaya air payau; (iii) pengembangan prasarana dan sarana budidaya air tawar; (iv) pengembangan prasarana dan sarana budidaya laut; dan (v) pengembangan kawasan minapolitan berbasis perikanan budidaya. d. Pengelolaan Sistem Usaha Pembudidayaan Ikan Tujuan kegiatan pengelolaan sistem usaha pembudidayaan ikan adalah terpenuhinya kebutuhan modal kerja guna berkembangnya usaha perikanan budidaya yang mandiri. Unit kerja penanggung jawab kegiatan adalah Direktorat Usaha. Sasaran kegiatan pengembangan sistem usaha budidaya adalah meningkatnya aksesbilitas permodalan, fasilitasi investasi dan penguatan kelembagaan usaha perikanan budidaya. Komponen kegiatan pengembangan sistem usaha perikanan budidaya antara lain : (i) pengembangan investasi dan permodalan; (ii) pengembangan dan pembinaan kewirausahaan perikanan budidaya; (iii) pengembangan pelayanan usaha; (iv) pengembangan informasi usaha dan promosi; dan (v) penyusunan database dan sistem informasi tenaga kerja bidang perikanan budidaya. e. Pengelolaan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan Tujuan kegiatan pengelolaan sistem kesehatan ikan dan lingkungan pembudidayaan ikan adalah terpenuhinya kebutuhan lahan budidaya yang sehat dan menghasilkan produk perikanan budidaya yang aman dikonsumsi, Unit kerja Penanggung jawab kegiatan adalah Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan. Sasaran kegiatan pengembangan sistem pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan adalah terjaganya kondisi lingkungan yang optimal untuk menghasilkan produk perikanan budidaya yang aman dikonsumsi. Komponen kegiatan yang dilaksanakan dalam pengembangan sistem pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan adalah : (i) penguatan kapasitas laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan; (ii) pelaksanaan pengendalian hama dan penyakit ikan; (iii) pelaksanaan 22

32 perlindungan lingkungan pembudidayaan ikan; (iv) pelaksanaan pengendalian residu; (v) pelaksanaan pengendalian obat ikan, bahan kimia, dan bahan biologi untuk pembudidayaan ikan; dan (vi) pelaksanaan standarisasi kesehatan ikan dan lingkungan. f. Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tujuan kegiatan Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Perikanan Budidaya adalah Pengelolaan keuangan dan aset Satker lingkup DJPB menuju KKP dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian dan penataan organisasi. Unit kerja penanggung jawab kegiatan adalah Sekretaris Direktorat Jenderal. Sasaran yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kegiatan peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Ditjen Perikanan Budidaya adalah : Peningkatan akuntabilitas kinerja pengelolaan keuangan dan aset Satker lingkup DJPB menuju KKP dengan Opini Wajar Tanpa Pengecualian dan Penataan Organisasi. Komponen kegiatan peningkatan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Ditjen Perikanan Budidaya antara lain : (i) penyelesaian dokumen perencanaan, monitoring evaluasi dan kerjasama program; (ii) pengembangan dan pembinaan kepegawaian; (iii) pengembangan organisasi tata laksana, hukum, dan pelaksanaan hubungan masyarakat; dan (iv) penyelesaian dokumen/laporan keuangan dan umum Anggaran Ditjen Perikanan Budidaya mendapatkan pagu anggaran untuk membiayai sub-sub program peningkatan produksi perikanan berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) awal Tahun 2015 sebesar Rp ,-. Pada bulan Februari, terjadi revisi anggaran dan penambahan anggaran (APBN-P) sehingga total anggaran berubah menjadi Rp ,- Berikut perubahan nilai pagu awal (Rp ,-) dan nilai pagu revisi Februari tahun 2015 (Rp ,-) berdasarkan sistem kegiatan : a. Pengembangan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan sebesar Rp ,- dari pagu awal sebesar Rp ,- b. Pengembangan Sistem Perbenihan Ikan sebesar Rp ,- dari pagu awal sebesar Rp ,- c. Pengembangan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan sebesar Rp ,- dari pagu awal sebesar Rp ,- d. Pengembangan Sistem Usaha Pembudidayaan Ikan sebesar Rp ,- dari pagu awal sebesar Rp ,- e. Pengembangan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan sebesar Rp ,- dari pagu awal sebesar Rp ,- dan 23

33 f. Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Ditjen Perikanan Budidaya sebesar Rp ,- dari pagu awal sebesar Rp , Penetapan Kinerja/Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015 Sebagai penjabaran dari Rencana Kinerja Tahunan maka disusun Perjanjian Kinerja yang memuat mengenai perjanjian kinerja antara Eselon I dengan Menteri Kelautan dan Perikanan sebagaimana pada gambar 4 berikut. 24

34 Gambar 4. Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun

35 Pengukuran/Pengelolaan Kinerja Dalam rangka mengukur capaian indikator kinerja Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2015, Ditjen Perikanan Budidaya menggunakan pengelolaan kinerja berbasis Balanced Scorecard (BSC). Pengukuran capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) ditetapkan berdasarkan ketentuan sebagai berikut : 1. Pengukuran kinerja dilakukan secara periodik (triwulanan/semesteran/tahunan); 2. Pengukuran kinerja dilakukan dari bawah ke atas; 3. Pencapaian kinerja atasan merupakan akumulasi pencapaian kinerja bawahannya; 4. Data yang dimasukkan sebagai pencapaian kinerja merupakan data yang telah diverifikasi oleh Tim Pengelola Kinerja lingkup Ditjen Perikanan Budidaya sebagai data mutakhir yang diambil dari sumber data yang tepat; dan juga diukur melalui aplikasi kinerjaku.kkp.go.id ; 5. Status capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yang ada dalam aplikasi kinerjaku.kkp.go.id ditunjukkan dengan warna : (i) merah (untuk indikator yang di bawah batas toleransi); (ii) kuning (untuk indikator dalam batas toleransi); dan (iii) hijau (untuk indikator yang telah/melebihi target). Pengukuran kinerja berbasis Balanced Scorecard dilakukan dengan cara penghitungan capaian terhadap target dengan menggunakan polarisasi Maximize, Minimize, dan Stabilize. 1. Maximize IKU yang diukur dengan menggunakan polarisasi maximize yaitu IKU yang mempunyai kriteria pencapaian semakin tinggi (dari nilai 100%) semakin baik. 2. Minimize IKU yang diukur dengan menggunakan polarisasi minimize yaitu IKU yang diukur dengan menggunakan polarisasi minimize yaitu IKU yang mempunyai kriteria pencapaian semakin rendah (dari nilai 100%) semakin baik. 3. Stabilize IKU yang diukur dengan menggunakan polarisasi stabilize yaitu IKU yang semakin stabil (tidak naik dan tidak turun) pencapaian dari target maka kinerja semakin baik. 26

36 BAB 3. AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI Kegiatan pembangunan perikanan budidaya pada tahun 2015 sebagaimana pada Penetapan Kinerja (Tapja) Dirjen PB ditetapkan 13 (tiga belas) Sasaran Strategis dengan 32 (tiga puluh dua) Indikator Kinerja Utama untuk menunjang pencapaian visi dan misi Ditjen Perikanan Budidaya. Adapun 4 (empat) perspektif yang digunakan dalam pengklasifikasian IKU-IKU tersebut adalah : (i) Stakeholder Perspective; (ii) Customer Perspective; (iii) Internal Process Perspective; dan (iv) Learning and Growth Perspective. Hasil pengukuran kinerja inilah yang dilaporkan dalam Laporan Kinerja (LKj) tingkat Eselon I. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, capaian rata-rata Indikator Kinerja Utama (IKU) dari keempat perspektif tersebut adalah sebesar 67,23% terhadap target triwulan atau 33,73% terhadap target tahunan, sehingga dapat dikatakan kinerja yang dihasilkan sudah baik. Sedangkan berdasarkan sistem pelaporan pada aplikasi kinerjaku.kkp.go.id diperoleh Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) sebesar 28,39% (toleransi 10%). Adapun rekapitulasi capaian kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya seperti pada tabel 2 berikut. Tabel 2. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan I Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN Stakeholder Perspective 1 Meningkatnya kemakmuran masyarakat Perikanan Budidaya Customer Perspective 2 Meningkatnya pengelolaan perikanan budidaya yang berkelanjutan 3 Meningkatnya produksi usaha, dan investasi bidang perikanan budidaya 1 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 2 Pertumbuhan PDB Perikanan (persen) 3 Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dapat dikendalikan melaui surveillance (kawasan) 4 Jumlah Produksi perikanan budidaya (juta ton) 5 Jumlah ikan hias (miliyar ekor) ,49 97,54 97,54 Non Kumulatif, dihitung bulanan. Data capaian 99,49 merupakan data rata-rata dari bulan Januari Maret ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Capaian pada triwulan I masih 0 karena data dari BPS baru dikeluarkan bulan Mei ,00 0,00 Kumulatif, mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB. 17,90 2,99 2,92 * 97,66 16,31 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. 1,70 0,085 0,199 * 234,12 11,71 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. 27

37 SASARAN STRATEGIS Internal Process Perspective 4 Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya implementatif 5 Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan URAIAN INDIKATOR KINERJA 6 Jumlah tenaga kerja baru perikanan budidaya (orang) 7 Jumlah investasi bidang perikanan budidaya (Rp. Miliyar) 8 Jumlah kredit program bidang perikanan budidaya (Rp. Milyar) 9 Jumlah rancangan standar kompetensi kerja nasional Indonesia (rancangan; kumulatif) 10 Jumlah RSNI 3 bidang perikanan budidaya (dokumen) 11 Jumlah draft peraturan perundangundangan perikanan budidaya 12 Jumlah laboratorium penyakit, kualitas air, pakan dan residu yang memenuhi standar teknis (unit; kumulatif) 13 Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya (paket teknologi) 14 Jumlah unit perbenihan rakyat (UPR) dan unit perbenihan skala besar yang bersertifikat (unit; kumulatif) 15 Jumlah sentra kebun bibit rumput laut (sentra) 16 Jumlah kawasan minapolitan perikanan budidaya (Kab/Kota; kumulatif) TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN KETERANGAN ,00 7,60 Non Kumulatif, dihitung triwulanan ,86 99,99 98,97 Kumulatif mulai tahun 2013 dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah ,7 (100,03%) ,25 2,6 12,84 1,93 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB ,00 0,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB ,00 0,00 Non Kumulatif mulai tahun 2015 (Dit. Produksi, Dit. Perbenihan. Dit. Prasarana dan Sarana Budidaya. dan Dit. Kesehatan Ikan dan Lingkungan) ,00 140,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan ,92 78,33 Kumulatif dari tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 45 (100,00%) ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun ,93 72,62 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB ,00 0,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung semesteran. Merupakan IKU baru DJPB ,72 90,59 Kumulatif mulai tahun 2011, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 77 (100,00%).

38 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA 17 Panjang saluran tambak yang dikelola secara partisipatif (meter lari) 18 Unit pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB (unit; kumulatif) 19 Jumlah lokasi pengembangan teknologi anjuran (sistem biofloc) untuk produktivitas budidaya Lele, Nila dan patin 20 Jumlah kelompok produsen pakan ikan mandiri TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN ,00 0,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB ,62 80,93 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah (126,40%) (Sertifikat aktif dan tidak aktif). Untuk tahun 2015 yang dihitung sertifikat aktif ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru. 6 Terselenggaranya pengendalian sistem budidaya secara efektif 21 Jumlah obat ikan yang terjamin, mutu, keamanan dan khasiatnya (obat; kumulatif) 22 Jumlah sampel produk perikanan budidaya keberterimanya 96% 23 Jumlah jenis pakan ikan yang terjamin mutunya (jenis; kumulatif) 24 Jumlah unit usaha budidaya yang memperoleh layanan perizinan (unit; kumulatif) Learning and Growth Perspective 7 Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang kompeten dan Berkepribadian 8 Tersedianya informasi bidang perikanan budidaya yang valid, handal dan mudah diakses 9 Terwujudnya pranata dan 25 Indeks Kesenjangan Kompetensi pejabat Eselon II, III lingkungan Ditjen PB (%) 26 Indeks pemanfaatan informasi bidang perikanan budidaya berbasis IT (%) 27 Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB ,87 100,40 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 243 (100,41%) ,00 0,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB ,79 103,63 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah (132,25%) (Sertifikat aktif dan tidak aktif). Untuk tahun 2015 yang dihitung sertifikat aktif ,83 114,31 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 696 (116,00%) < ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB. BB 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung semesteran. 29

39 SASARAN STRATEGIS kelembagaan birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang berkepribadian 10 Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisiensi di Ditjen Perikanan Budidaya URAIAN INDIKATOR KINERJA 28 Nilai/skor SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya 29 Indeks integritas pelayanan publik Ditjen Perikanan Budidaya 30 Jumlah Unit Kerja yang diusulkan berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB 31 Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya 32 Nilai efisiensi anggaran (%) TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN A 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB ,00 0,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB. WTP 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung semesteran. Merupakan IKU baru DJPB ,00 125,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB. Ket : * Angka Sementara Berdasarkan capaian yang diperoleh, dan diinput pada sistem aplikasi kinerjaku.kkp.go.id, maka diperoleh hasil dari masing-masing sasaran strategis seperti gambar 5 berikut. Gambar 5. Indikator Hasil Nilai Pencapaian Sasaran Strategis Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2015 Berdasarkan gambar 5 di atas, menunjukkan bahwa kinerja yang dihasilkan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya masih perlu ditingkatkan pada triwulan berikutnya sehingga dapat diperoleh kinerja yang baik pada triwulan berikutnya dan juga di akhir tahun. 30

40 Pencapaian sasaran strategis pada masing-masing perspektif dijelaskan sebagai berikut : STAKEHOLDER PERSPECTIVE PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 1 : Meningkatnya Kemakmuran Masyarakat Perikanan Budidaya Kemakmuran masyarakat kelautan dan perikanan menjadi fokus utama dalam pencapaian visi dan misi Ditjen Perikanan Budidaya, yang merupakan tolok ukur dari dampak keberhasilan program dan kegiatan Ditjen Perikanan Budidaya. Pencapaian sasaran strategis ini sebesar 48,77% yang diukur melalui 2 (dua) IKU yaitu : (i) NTPi dengan target 102; dan (ii) Pertumbuhan PDB Perikanan dengan target 7%. Penjelasan terkait dengan realisasi IKU dimaksud seperti pada tabel 3 berikut. Tabel 3. Capaian Sasaran Strategis 1 Meningkatnya Kemakmuran Masyarakat Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN Stakeholder Perspective 1 Meningkatnya kemakmuran masyarakat Perikanan Budidaya 1 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 2 Pertumbuhan PDB Perikanan (persen) ,49 97,54 97,54 Non Kumulatif, dihitung bulanan. Data capaian 99,49 merupakan data rata-rata dari bulan Januari Maret ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Capaian pada triwulan I masih 0 karena data dari BPS baru dikeluarkan bulan Mei A. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) merupakan rasio antara indeks harga yang diterima oleh pembudidaya ikan (It) terhadap indeks harga yang dibayar oleh pembudidaya ikan (Ib). NTPi merupakan indikator tingkat kemampuan/daya beli pembudidaya ikan, sehingga dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat pembudidaya ikan secara relatif dan merupakan ukuran kemampuan/daya keluarga pembudidaya ikan untuk memenuhi kebutuhan subsistennya. Semakin tinggi NTPi, maka akan semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli pembudidaya. Berdasarkan hasil pemantauan harga di 33 provinsi di Indonesia oleh BPS, rata-rata NTPi dari bulan Januari Maret 2015 sebesar 99,49 atau telah tercapai 97,54% dari target tahunan serta 96,59% dari target akhir RPJMN sebesar 103 (tabel 4). Rata-rata ini menurun dibandingkan dengan capaian NTPi pada tahun 2014 sebesar 101,36. NTPi 99,49 menunjukkan belum tercapainya kesejahteraan pembudidaya, dengan demikian diperlukan 31

41 kerja keras dalam pembangunan perikanan budidaya untuk peningkatan NTPi pada triwulan selanjutnya. Tabel 4. Capaian IKU 1 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 IKU Keterangan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) - Target Tahunan Realisasi Tahunan 101, Persentase Capaian Tahunan 99, Target s/d TW I Non Kumulatif, dihitung bulanan. Data capaian 99,49 merupakan data rata-rata dari bulan Januari Maret Realisasi s/d TW I 101,62 99, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 96,78 97,54 96,59 - Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 96,78 97,54 96,59 Ket: Pada tahun 2014 terdapat perubahan target pada bulan Oktober menjadi 102 berdasarkan Penetapan Kinerja Tahun 2014 Kementerian Kelautan dan Perikanan Nomor 580/MEN-KP/X/2014 dikarenakan adanya penghematan anggaran serta perubahan penghitungan tahun dasar NTPi Tabel 5. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan Triwulan I Tahun 2015 Komponen NTPi Januari Februari Maret Nilai Tukar Pembudidaya Ikan a Indeks Harga yang diterima pembudidaya ikan (lt) Budidaya air tawar Budidaya laut Budidaya Air Payau b Indeks harga yang dibayar pembudidaya (lb) Indeks konsumsi rumah tangga Indeks BPPBM Ket : BPPBM : Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Sumber data dari BPS NTPi Rata-Rata NTPi selama Januari Maret fluktuatif (tabel 5) sebagaimana pada gambar 5. Hal ini kemungkinan dikarenakan inflasi harga-harga kebutuhan bahan pokok sebagai akibat kebijakan harga BBM yang mengikuti harga pasar dunia serta melemahnya kurs rupiah terhadap dollar Amerika, yang menyebabkan harga bahan baku pakan ikan ikut melonjak dan berakibat pada semakin tingginya biaya produksi. 32

42 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan Januari Februari Maret Nilai Tukar Pembudidaya Ikan Gambar 6. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) Tahun 2015 Kendala dalam pencapaian NTPi diantaranya adalah harga pakan yang cukup tinggi sementara pakan merupakan komponen utama dalam biaya produksi (60-70%). Selain itu, naiknya harga kebutuhan pokok sebagai akibat dari kenaikan harga BBM memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam pencapaian NTPi. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk peningkatan upaya penyediaan pakan murah dan terjangkau serta berkualitas sesuai dengan jenis komoditas yang dikembangkan melalui perekayasaan teknologi. Rencana aksi untuk peningkatan NTPi diantaranya adalah (i) pengembangan pakan mandiri melalui penyediaan bahan baku, uji lab, penyediaan mesin pellet, pengembangan laboratorium nutrisi pakan, dan pembinaan ke pembudidaya; (ii) pengembangan teknologi biofloc untuk menekan Food Convertion Ratio/FCR guna meningkatkan efisiensi pakan dan produktivitas perikanan budidaya; dan (iii) pengembangan mariculture untuk peningkatan/pengalihan ke budidaya rumput laut yang rendah input produksi, diantaranya melalui pengembangan sentra kebun bibit. Namun demikian, pada triwulan I tahun 2015, rencana aksi tersebut masih dalam proses persiapan dikarenakan pembiayaan kegiatan yang sebagian besar berasal dari APBNP dimana DIPA APBNP baru disahkan pada bulan Maret B. Pertumbuhan PDB Perikanan (persen) PDB perikanan diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa perikanan yang diproduksi dalam jangka waktu tertentu (per tahun). Angka persentase pertumbuhan PDB Perikanan diperoleh dengan membandingkan nilai PDB Perikanan (berdasarkan harga konstan) tahun berjalan dibandingkan dengan nilai PDB Perikanan tahun sebelumnya. Pertumbuhan PDB merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pembangunan termasuk didalamnya perikanan budidaya. Pertumbuhan PDB perikanan dari tahun ke tahun selalu meningkat, hal tersebut menggambarkan kemampuan sumberdaya perikanan dalam pembangunan perekonomian nasional. 33

43 Target pertumbuhan PDB perikanan pada tahun 2015 masih sama dengan tahun 2014 sebesar 7,00. Pencapaian pertumbuhan PDB Perikanan sampai dengan Triwulan I tahun 2015 hingga laporan ini disusun belum didapatkan datanya. Data berasal dari BPS yang direncanakan dikeluarkan pada bulan Mei Bila melihat pada pertumbuhan PDB pada tahun 2014 sebesar 6,97 dan pertumbuhan PDB pada TW 1 tahun 2014 sebesar 6,89 maka diharapkan PDB pada TW I tahun 2015 dapat mencapai target. Berbagai upaya dilakukan guna peningkatan PDB pada akhir tahun Upaya tersebut merupakan yang merupakan akumulasi dari rencana aksi pencapaian setiap IKU pada seluruh customer perspective, internal process perspective dan learn and growth perspective dalam peta strategi yang akan diterangkan pada point selanjutnya. Tabel 6. Capaian IKU 2 Pertumbuhan PDB Perikanan (Persen) Triwulan I Tahun 2015 Pertumbuhan PDB Perikanan (%) IKU Keterangan - Target Tahunan 7 7 7,2 - Realisasi Tahunan 6, Persentase Capaian Tahunan 99, Target s/d TW I 7, Realisasi s/d TW I 6,89*** * - - Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 5, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 98, Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun. Data capaian merupakan data capaian pada triwulan I yang merupakan angka rata-rata Januari - Maret Ket: *: data akan dikeluarkan oleh BPS bulan Mei 2015 ***: angka sangat-sangat sementara Pada tahun 2014 terdapat perubahan target PDB semula 7,25 menjadi 7 sesuai dengan Revisi II Tahun 2014 berdasarkan pada Penetapan Kinerja Tahun 2014 Kementerian Kelautan dan Perikanan Nomor 580/MEN-KP/X/2014 karena adanya penghematan anggaran (bulan Oktober). Dalam tiga tahun terakhir PDB sub sektor perikanan tumbuh di atas rata-rata nasional dan dalam 4 tahun terakhir memiliki rata-rata pertumbuhan tertinggi dalam sektor pertanian secara umum. Hal ini menunjukkan bahwa subsektor perikanan memegang peranan strategis dalam mendorong pertumbuhan pada PDB kelompok pertanian, maupun nasional. Perkembangan PDB dapat terlihat dalam tabel 7. 34

44 Berdasar harga konstan thn 2000 At 2000 Constant Prices Berdasar harga berlaku At current prices L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I TAHUN 2015 Tabel 7. PDB Perikanan (Atas Dasar Harga Berlaku) Tahun Satuan: Milliar Rupiah Unit: Billion Rupiah LAPANGAN USAHA TAHUN - YEAR Kenaikan rata-rata (%) INDUSTRIAL ORIGIN *) 2014**) Increasing average I II III IV Jumlah I II III IV Jumlah Kelompok Pertanian / Agriculture Group 985, ,091, ,193, , , , , ,310, , , , , ,446, a. Tanaman Bahan Makanan / Food Crops 482, , , , , , , , , , , , , b. Tanaman Perkebunan / Estate Crops 136, , , , , , , , , , , , , c. Peternakan dan Hasil-hasilnya / Livestock & Its product 119, , , , , , , , , , , , , d. K e h u t a n a n / Forestry 48, , , , , , , , , , , , , e. P e r i k a n a n / Fisheries 199, , , , , , , , , , , , , PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) / Gross Domestic Product (GDP) 6,446, ,419, ,229, ,143, ,212, ,359, ,372, ,087, ,387, ,478, ,622, ,607, ,094, PDB TANPA MIGAS / GDP Without Oil & Gas 5,941, ,795, ,588, ,980, ,054, ,193, ,190, ,419, ,203, ,297, ,443, ,447, ,391, Persentase PDB Perikanan / Fisheries GDP Sharring Persentase terhadap kelompok pertanian / To Agriculture group Persentase terhadap PDB / To GDP Persentase terhadap PDB tanpa Migas / To GDP Without Oil & Gas Kelompok Pertanian / Agriculture Group 304, , , , , , , , , , , , , a. Tanaman Bahan Makanan / Food Crops 151, , , , , , , , , , , , , b. Tanaman Perkebunan / Estate Crops 47, , , , , , , , , , , , , c. Peternakan dan Hasil-hasilnya / Livestock & Its product 38, , , , , , , , , , , , , d. K e h u t a n a n / Forestry 17, , , , , , , , , , , , , e. P e r i k a n a n / Fisheries 50, , , , , , , , , , , , , PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) / Gross Domestic Product (GDP) (0.588) (1.405) ,314, ,464, ,618, , , , , ,769, , , , , ,909, PDB TANPA MIGAS / GDP Without Oil & Gas 2,171, ,322, ,481, , , , , ,635, , , , , ,779, Pertumbuhan PDB Year on Year (Y on Y) Perikanan/ Fisheries Kelompok Pertanian / Agriculture Group PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) / Gross Domestic Product (GDP) PDB TANPA MIGAS / GDP Without Oil & Gas Sumber / Source : Badan Pusat Statistik / Statistics of Indonesia Keterangan : *) : Angka sementara / Preliminary Figures **) : Angka sangat sementara / Very preliminary figures ***) : Angka sangat sangat sementara / Very very preliminary figures Tabel 8. Pertumbuhan PDB Perikanan Triwulan I s/d TW IV Tahun 2014 Tahun PDB Perikanan Berdasarkan Harga Konstan (satuan miliar rupiah) TW I TW II TW III TW IV JUMLAH , , , , , , , , , ,957.5 Rata-rata pertumbuhan PDB Subsektor Perikanan s/d TW IV

45 CUSTOMER PERSPECTIVE PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 2 : Meningkatnya Pengelolaan Perikanan Budidaya yang Berkelanjutan Peningkatan ketersediaan produk tidak hanya dilihat dari segi volume saja, namun juga perlu ada jaminan terhadap mutu/kualitas produk dan keamanan pangan (food safety), sehingga secara langsung akan memberikan nilai tambah dan daya saing bagi produk perikanan yang dihasilkan. Selain itu juga, sumber daya yang ada perlu dikelola secara berkelanjutan. Pencapaian sasaran strategis ini sebesar masih 0%, di mana Ditjen Perikanan Budidaya mengidentifikasi 1 (satu) Indikator Kinerja Utama dengan capaian tahun 2015 sebagaimana pada tabel 9 berikut. Tabel 9. Capaian Sasaran Strategis 2 Meningkatnya Pengelolaan Perikanan Budidaya yang Berkelanjutan sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS Customer Perspective 2 Meningkatnya pengelolaan perikanan budidaya yang berkelanjutan URAIAN INDIKATOR KINERJA 3 Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dapat dikendalikan melaui surveillance (kawasan) TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN ,00 0,00 Kumulatif, mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB. Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance (kawasan) Penetapan target Indikator Kinerja Jumlah Kawasan Budidaya Yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance (Kawasan) pada tahun 2015 adalah 3 (tiga) kawasan yang dihitung secara kumulatif sejak tahun Indikator Kinerja tersebut didefinisikan sebagai banyaknya kawasan budidaya yang dilakukan survailan secara kontinu pada kurun waktu tertentu dan diikuti dengan tindakan pengendalian sebagai upaya untuk menekan tingkat prevalensi. Penghitungan prevalensi tersebut dilakukan pada saat sebelum dan sesudah dilakukannya tindakan pengendalian yaitu pada setiap akhir semester I dan semester II. Keberhasilan Indikator Kinerja ini ditunjukkan dengan menurunnya tingkat prevalensi terhadap target penyakit ikan tertentu pada kawasan yang dilakukan survailan. Hal tersebut diartikan bahwa dengan menurunnya tingkat prevalensi maka penyakit ikan penting pada kawasan budidaya yang disurvalan telah dapat dikendalikan. Dengan demikian, capaian IKU ini baru dapat diketahui pada akhir tahun setelah diperoleh tingkat prevalensi II sebagaimana pada tabel

46 Adapun kawasan yang menjadi target indikator kinerja tahun 2015 adalah : (i) Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung; (ii) Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten; dan (iii) Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Sedangkan, target penyakit yang dilakukan survailan adalah IMNV (Infectious Myonecrocis Virus/IMNV) dan WSSV (White Spot Syndrome Virus). Penentuan lokasi dan penyakit ikan target, diantaranya didasarkan pada : (i) adanya serangan penyakit ikan yang seringkali mengancam usaha budidaya di 3 (tiga) lokasi tersebut; dan (ii) jenis penyakit ikan tersebut mempunyai daya patogenitas dan tingkat penyebaran yang cepat. Proses pencapaian IKU ini dilakukan melalui beberapa tahapan pada setiap semester yang dapat digambarkan seperti pada tabel 10 berikut ini. Tabel 10. Proses Pencapaian Indikator Kinerja Kinerja Jumlah Kawasan Budidaya Yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan Melalui Surveillance (Kawasan) No Tahapan Pencapaian Indikator Kinerja Prosentase Triwulan Hasil Tahap Pertama 1 Persiapan (Perencanaan kegiatan survailan, Penyiapan Pedoman Survailan, Penyiapan draft Peraturan Menteri tentang survailan, Penyiapan Keputusan Menteri Laboratorium Acuan dan Uji, Penyiapan Keputusan Menteri Daftar Penyakit Ikan Penting) 15% I Prevalensi I 2 Pengambilan Sampel, Pengujian, Evaluasi dan Pelaporan Tahap Kedua 1 Penerapan upaya pengendalian untuk menekan tingkat prevalensi 2 Pengambilan Sampel, Pengujian, Evaluasi dan Pelaporan 40% II 15% III Prevalensi II 30% IV Pada triwulan I, capaian IKU Jumlah Kawasan Budidaya Yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan Melalui Surveillance (kawasan) masih 0 (nol) atau belum dilakukan pengukuran karena capaian IKU ini baru dapat diketahui pada semester II (akhir triwulan IV). Berdasarkan tabel 10, hingga berakhirnya triwulan I telah dilakukan beberapa proses persiapan survailan dengan kisaran persentase sebesar 12%, yaitu : (i) Penyiapan Pedoman Survailan; (ii) Penyiapan draft Peraturan Menteri tentang Survailan; (iii) Penyiapan Keputusan Menteri terkait Laboratorium Acuan dan Uji; dan (iv) Penyiapan Keputusan Menteri tentang Daftar Penyakit Ikan Penting. Sementara itu, untuk persiapan pelaksanaan survailan baru akan dilakukan pada bulan April Tabel 11. Capaian IKU 22 Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance (kawasan) - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan ** Target s/d TW I * 0 - Kumulatif, mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB. 37

47 IKU Keterangan - Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I ** 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan ** 0,00 - Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran Keterlambatan dilakukannya persiapan survaillance tersebut diakibatkan belum dapat dipastikannya penggunaan anggaran tahun 2015 karena masih menunggu revisi DIPA 2015 sehingga hal ini berpotensi akan menghambat proses pencapaian IKU selanjutnya. Menghadapi persoalan tersebut, maka untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan capaian IKU sesuai target waktu yang ditetapkan, telah diupayakan kerjasama dengan FAO melalui program TCP/INS/3402 untuk pelaksanaan surveillance pada 2 (dua) kawasan yaitu di Kabupaten Lampung Selatan dan Kabupaten Tangerang. Pengujian sampel surveillance dilakukan pada laboratorium UPT-DJPB yang telah terakreditasi yaitu: LPPIL Serang and BBPBAP Jepara, BBAP Situbondo, BBPBL Lampung, and BLUPB Karawang. Rencana aksi yang akan dilakukan pada triwulan selanjutnya untuk mendukung capaian IKU Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance (Kawasan) adalah : (i) Apresiasi Petugas Pengendali Penyakit Ikan Petugas Pengambilan Contoh; dan (ii) Rapat Komisi Kesehatan ikan dan lingkungan PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 3 : Meningkatnya Produksi Usaha dan Investasi Bidang Perikanan Budidaya Sasaran Meningkatnya Produksi Usaha dan Investasi Bidang Perikanan Budidaya didukung oleh 5 (lima) indikator kegiatan utama dengan pencapaian rata-rata sebesar 104,12% terhadap target triwulan I atau 27,30% terhadap target tahunan sebagaimana pada tabel 12 berikut. Tabel 12. Capaian Sasaran Strategis 3 Meningkatnya Produksi Usaha, dan Investasi Bidang Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS Customer Perspective 3 Meningkatnya produksi usaha, dan investasi bidang perikanan budidaya URAIAN INDIKATOR KINERJA 4 Jumlah Produksi perikanan budidaya (juta ton) 5 Jumlah ikan hias (miliyar ekor) 6 Jumlah tenaga kerja baru perikanan budidaya (orang) TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN 17,90 2,99 2,92 * 97,66 16,31 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. 1,70 0,085 0,199 * 234,12 11,71 Non Kumulatif, dihitung triwulanan ,00 7,60 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. 38

48 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA 7 Jumlah investasi bidang perikanan budidaya (Rp. Miliyar) 8 Jumlah kredit program bidang perikanan budidaya (Rp. Milyar) Ket: * : Angka sementara TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN ,86 99,99 98,97 Kumulatif mulai tahun 2013 dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah ,7 (100,03%) ,25 2,6 12,84 1,93 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB. A. Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (Juta Ton) Capaian sementara Produksi Perikanan Budidaya sampai dengan triwulani tahun 2015 sebesar ton atau (97,4%) dari target TW I sebesar ton dengan capaian nilai produksi sebesar Rp ,- miliar atau capaian (73,6%) dari target sebesar Rp ,- miliar. Belum tercapainya target produksi dan nilai produksi perikanan budidaya disebabkan masih banyak Kabupaten/Kota yang belum memasukkan datanya. Selain itu jika dibandingkan antara nilai dan volume produksi persentase nilai produksi masih lebih kecil hal ini disebabkan karena komoditas yang mencapai target kebanyakan merupakan komoditas yang nilai jualnya tidak terlalu besar seperti rumput laut, ikan mas dan gurame. Tabel 13. Capaian IKU 3 Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (Juta Ton) Triwulan I Tahun 2015 Jumlah Produksi Perikanan Budidaya (Juta ton) IKU Keterangan - Target Tahunan 13,45 17,90 7,2 - Realisasi Tahunan 14, Persentase Capaian Tahunan 107, Target s/d TW I 2,86 2, Realisasi s/d TW I 2,43 * 2,92 ** - - Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 84,97 97, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 17,39 16,31 - Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Target tahunan 2014 pada TW I menggunakan angka 13,97 (target sebelum revisi) Ket: * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam LAKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data dilakukan secara tahunan pada bulan April tahun 2015 ** : Angka sementara pada TW II tahun 2015 Tabel 14. Capaian IKU 4 Nilai Produksi Perikanan Budidaya (Miliar Rupiah) Triwulan I Tahun 2015 IKU Keterangan Nilai Produksi Perikanan Budidaya (miliar rupiah) - Target Tahunan Realisasi Tahunan Non Kumulatif, dihitung triwulanan. - Persentase Capaian Tahunan 90, Target s/d TW I 25, Realisasi s/d TW I 20,

49 IKU Keterangan - Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 79,57 73,6 - - Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - - Ket: * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam LAKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data dilakukan secara tahunan pada bulan April tahun 2015 **: Angka sementara pada TW II tahun 2015 Perbandingan target dan realisasi produksi perikanan budidaya Triwulan I Tahun 2014 dengan Triwulan I Tahun 2015 berdasarkan jenis budidaya seperti pada tabel 15 dan 16. Tabel 15.Perbandingan Target dan Realisasi Jumlah Produksi Perikanan Budidaya Triwulan I Tahun 2014 dengan Triwulan I Tahun 2015 Berdasarkan Jenis Budidaya (Ton) Indikator Kinerja Volume Produksi Perikanan Budidaya (Ton) TW I Tahun 2014 *) Tw I 2015 ** TARGET CAPAIAN % Target Capaian % 2,860,478 2,430, ,991,800 2,915, Produksi Budidaya Air Tawar (Ton) 793, , , , Produksi Budidaya Air Payau (Ton) 691, , , , Produksi Budidaya Laut (Ton) 1,375,348 1,491, ,900,500 1,969, Ket: * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam LAKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data dilakukan secara tahunan pada bulan April tahun 2015 **: Angka sementara pada TW II tahun 2015 Tabel 16. Perbandingan Target dan Realisasi Nilai Produksi Perikanan Budidaya Triwulan I Tahun 2014 dengan Triwulan I Tahun 2015 Berdasarkan Jenis Budidaya (Ton) Satuan : Miliar Rupiah Indikator Kinerja TW *) TW **) Target Capaian % Target Capaian % Nilai Produksi Perikanan Budidaya (Milyar Rupiah) 25,926 20, ,553 21, Budidaya Air Tawar (Milyar Rupiah) 8,410 6, ,577 7, Budidaya Air Payau (Milyar Rupiah) 9,929 6, ,476 7, Budidaya Laut (Milyar Rupiah) 7,586 7, ,500 5, Ket : * : Angka realisasi TW 1 tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam AKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data dilakukan secara tahunan pada bulan April tahun 2015 **: Angka sementara pada TW II tahun 2015 Capaian produksi perikanan budidaya triwulan I tahun 2015 baru sebesar 97,43% dari target triwulan I. Capaian produksi pada triwulan I tahun 2015 jika dilihat berdasarkan jenis budidaya, maka capaian tertinggi yaitu budidaya laut sebesar 103,61% sedangkan capaian terendah yaitu budidaya air payau sebesar 85,7%. Sedangkan untuk nilai produksi, pencapaian tertinggi yaitu budidaya air tawar sebesar 91,23% dan terendah sebesar 64,07% pada budidaya air payau. 40

50 Tabel 17. Capaian Volume Produksi Perikanan Budidaya Per Komoditas sampai dengan Triwulan I Tahun 2014 dengan Triwulan I Tahun 2015 No Komoditas Target (Ton) 2014 (TW I *) 2015 (TW I **) Capaian (Ton) % Target (Ton) Capaian (Ton) Total 2,860,478 2,430, ,991,800 2,915, Udang 155, , , , Windu 38,439 35, ,000 20, Vaname 117,230 61, ,000 75, Rumput Laut 1,594,799 1,613, ,000,000 2,143, Nila 294, , , , Patin 184,015 70, ,500 77, Lele 171, , , , Mas 122,677 80, ,000 80, Gurame 30,669 22, ,000 22, Kakap 1, ,000 1, Kerapu 2, ,000 2, Bandeng 171, , , , Bawal Bintang Kekerangan - 10,312 20,000 10, Tawes - 3,580 5,000 2, Nilem ,000 1, Toman - 8,525 5, Gabus - 5,322 2,000 1, Lainnya 130,313 84, ,000 71, Ket : * : Angka realisasi TW 1 tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam AKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut) Validasi data dilakukan secara tahunan pada bulan April tahun 2015 **: Angka sementara pada TW II tahun 2015 Tabel 18. Capaian Nilai Produksi Perikanan Budidaya Per Komoditas sampai dengan Triwulan I Tahun 2014 dengan Triwulan I Tahun 2015 No Komoditas Target (Ton) 2014 *) 2015 (TW1 **) Capaian (Ton) % Target (Ton) Capaian (Ton) Total 25,926 20, ,553 21, Udang 9,483 5, ,371 5, Windu 2,306 2, ,493 1, Vaname 7,177 2, ,778 3, Rumput Laut 1,081 3, ,600 4, Nila 3,533 2, ,235 2, Patin 2,208 1, ,527 1, Lele 1,717 2, ,476 1, Mas 1,840 1, ,369 1, Gurame 1, Kakap , Kerapu Bandeng 2,061 1, ,169 1, Bawal Bintang Kekerangan Tawes Nilem Toman Gabus Lainnya 2, Ket : * : Angka realisasi TW I tahun 2014 (berbeda dengan yang di LAKIP TW I 2014 karena dalam AKIP TW I 2014 merupakan angka sementara TW tersebut). Validasi data dilakukan secara tahunan pada bulan April t ahun 2015 **: Angka sementara pada TW II tahun 2015 Capaian produksi sementara perikanan budidaya triwulan I tahun 2015 masih didominasi oleh komoditas rumput laut sebesar ton atau 72,4% dari total produksi, sedangkan ikan hanya sebesar ton atau 22,9% dari total produksi, dan udang sebesar ton atau 3,5% dari total produksi (tabel 14). Rencana aksi yang akan dilakukan dalam rangka pengumpulan data untuk memecahkan kendala-kendala yang ditemukan dalam pengumpulan data antara lain dengan melaksanakan perbaikan metodologi pengumpulan data sehingga data dapat dikumpulkan dengan lebh cepat dan akurat, selain itu penambahan jumlah enumerator dan pemberian honor pada enumerator juga diharapkan dapat menjadi salah satu alat untuk memperbaiki % % 41

51 kendala keterlambatan pengiriman data dan meningkatkan akurasi data. Kartu pembudidaya atau AQUACARD juga diharapkan bisa menjadi alat untuk melakukan penelusuran data, karena di dalam AQUACARD nantinya akan terdaftar seluruh pembudidaya. Dengan terdaftarnya seluruh pembudidaya sampai dengan alamatnya diharapkan dapat menjadi database yang lengkap sebagai dasar untuk melakukan survey bagi petugas enumerator. Rencana aksi selanjutnya untuk peningkatan produksi perikanan budidaya di masyarakat adalah : (i) Pengelolaan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan; (ii) Pengelolaan Sistem Perbenihan Ikan; (iii) Pengelolaan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan; (iv) Pengelolaan Sistem Usaha Pembudidayaan Ikan; (v) Pengelolaan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan; (vi) Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. B. Jumlah Ikan Hias (miliyar ekor) Potensi ikan hias di Indonesia cukup besar baik ikan hias air tawar maupun ikan hias air laut. Sebanyak kurang lebih spesies ikan hias air tawar yang diperdagangkan secara global, dari jumlah tersebut Indonesia memiliki 400 spesies. Namun demikian, hanya sekitar 90 spesies yang telah dibudidayakan masyarakat. Ikan hias air tawar lebih mudah dibudidayakan dibanding ikan hias air laut karena teknologi yang sederhana dan biaya yang murah, sehingga budidaya banyak dilakukan dalam skala usaha rumahan. Hal ini berbeda dengan ikan hias air laut yang memerlukan fasilitas padat modal. Ikan hias air tawar asli Indonesia yang menjadi primadona adalah ikan arwana dan cupang. Sedangkan ikan asal negara lain yang bisa didomestikasi dan cukup popular dibudidayakan di Indonesia antara lain koki, koi, discus dan guppy. Mengingat potensi pengembangan budidaya ikan hias yang begitu besar maka DJPB merasa perlu untuk mengembangkan budidaya ikan hias ini baik pengembangan teknologinya maupun pengembangan usahanya. Produksi ikan hias sampai dengan triwulan I tahun 2015 sebagaimana terlihat pada tabel 19 berikut. Tabel 19. Capaian IKU Jumlah Ikan Hias sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Ikan Hias (miliar ekor) - Target Tahunan 1,00 1,7 2,5 - Realisasi Tahunan 1,2 - - Non Kumulatif, dihitung triwulanan. - Persentase Capaian Tahunan 99, Target s/d TW I 0, Realisasi s/d TW I 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 234, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 11,71-42

52 Target produksi ikan hias triwulan I tahun 2015 sebesar 0,085 miliar ekor sedangkan capaian sebesar 0,199 milyar ekor atau tercapai sebesar 234,12%. Capaian produksi perkomoditas dapat dilihat pada tabel 20. Produksi ikan hias yang terbesar adalah ikan koi sebesar 84,2 juta ekor, hal ini menggambarkan bahwa ikan koi merupakan ikan hias yang paling banyak peminatnya seiring dengan semakin semaraknya kontes-kontes dan komunitas pencinta ikan koi di Indonesia. Produksi ikan hias yang cukup banyak lainnya adalah komet, koki dan cupang. Sementara itu, ikan hias asli Indonesia yang cukup digemari di manca negara seperti arwana produksinya mencapai 19,9 ribu ekor dengan nilai ekonomis ikan hias juga cukup baik dengan total nilai produksi sementara tahun 2015 mencapai Rp 832,3 miliar tetapi angka ini belum mencakup nilai produksi ikan arwana dan beberapa ikan hias lainnya karena nilai produksinya belum tercatat sampai dengan triwulan I tahun 2015 ini. Tabel 20. Capaian Volume Produksi Ikan Hias Per Komoditas Triwulan I Tahun 2015 Komoditas Produksi (1000 Ekor) Nilai (Rp.1000) Total 199, ,304,277 1 Akara ,420,195 2 Arwana Arwana Silver Betta Bueness Aries Barbir ,334 7 Botia 4, Cupang 27, ,290,343 9 Diskus ,870, Gapi 3, ,142, Greend Tiger Ikan Hantu , Kar Tetra 1, ,166, Koki 23, ,425, Koi 84, ,612, Komet 39, ,389, Lalia Lobster Hias Lemon , Louhan ,502, Manvis 1, ,892, Moli Neon Tetra Niasa , Oskar ,546, Palmas Plati 6, ,377, Plati Rainbow Red Nose Silver Slayer Tetra Tiger Sumatra ,239, Black Moly 6, ,758, lele blorok ,598, Lainnya 1, ,200 Kendala yang dihadapi dalam pencapaian IKU ini sama dengan IKU pencapaian volume dan nilai produksi yaitu sering terlambatnya pengiriman data dari Kabupaten/kota, kendala lain yang adalah kebanyakan pembudidaya ikan hias merupakan pembudidaya perorangan dengan skala yang tidak terlalu besar sehingga sedikit kesulitan dalam mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, perlu ada dorongan dari pemerintah untuk mengatasi hal ini. Rencana aksi yang akan dilakukan untuk pemecahan masalah adalah melakukan Bimtek dan temu lapang yang bertujuan untuk mentransfer teknologi kepada pembudidaya ikan hias 43

53 supaya dapat lebih mengoptimalkan hasil produksi ikan hiasnya. Selain itu pengembangan model budidaya ikan hias juga akan dilakukan untuk memberikan percontohan kepada pembudidaya ikan hias pemula agar dapat belajar lebih banyak tentang teknologi budidaya ikan hias. Rencana aksi lainnya adalah meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Daerah terkait pendataan hasil produksi. C. Jumlah Tenaga Kerja Baru Perikanan Budidaya (orang) Tenaga kerja perikanan budidaya adalah setiap orang yang berusia antara 15 tahun sampai dengan 65 tahun yang melakukan usaha pembudidayaan ikan yang meliputi pembudidaya, anggota kelompok, anggota rumah tangga perikanan budidaya dan tenaga kerja di unit usaha pembudidayaan ikan. Kesempatan kerja bidang perikanan budidaya dinilai melalui indikator jumlah tenaga kerja baru bidang perikanan budidaya yang dihasilkan setiap tahunnya, yang menandakan adanya penciptaan lapangan kerja bidang perikanan budidaya bagi masyarakat. Dalam rangka mendukung pencapaian target tersebut maka Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya melakukan identifikasi penyerapan tenaga kerja baru bidang perikanan budidaya. Berdasarkan hasil pendataan tenaga kerja bidang perikanan budidaya, penyerapan tenaga kerja baru perikanan budidaya sampai dengan triwulan I tahun 2015 mencapai orang atau sebesar 76,00% terhadap target triwulan I atau 7,60% terhadap target tahunan. Jika dibandingkan dengan target dan capaian pada triwulan I tahun 2014 maka capaian pada triwulan I tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 76,00% karena data yang diperoleh baru dari beberapa provinsi. Capaian IKU tersebut pada triwulan I tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat pada tabel 21 berikut. Tabel 21. Capaian IKU 5 Jumlah Tenaga Kerja Baru Perikanan Budidaya (orang) sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Tenaga Kerja Baru Perikanan Budidaya (orang) - Target Tahunan Realisasi Tahunan Non Kumulatif, dihitung triwulanan. - Persentase Capaian Tahunan 100, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 0,00 76, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0,00 7,60 - Data dan informasi tenaga kerja di bidang perikanan budidaya diperoleh dari Dinas provinsi/kabupaten/kota, UPT lingkup Ditjen Perikanan Budidaya dan/atau pemangku kepentingan lainnya yang diterima baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan identifikasi penyerapan tenaga kerja baru bidang perikanan budidaya yang telah dilaksanakan untuk mendukung pencapaian IKU tersebut pada triwulan I tahun 2015 antara 44

54 lain adalah pendataan tenaga kerja yang telah dilakukan di beberapa lokasi yaitu Banten, D.I. Yogyakarta dan Jawa Timur. Rekapitulasi penyerapan jumlah tenaga kerja baru per provinsi/kabupaten/kota triwulan I tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 22 berikut. Tabel 22. Rekapitulasi Jumlah Tenaga Kerja Baru Bidang Perikanan Budidaya per Provinsi Triwulan I Tahun 2015 NO PROVINSI/KAB/KOTA JUMLAH TENAGA KERJA BARU (ORANG) 1 Banten Kota Cilegon 104 Kota Serang 79 Kab. Serang 363 Kab. Tangerang 376 Kota Tangerang Selatan 168 Kab. Pandeglang D.I. Yogyakarta Kab. Sleman 665 Kab. Gunung Kidul 497 Kab. Bantul 470 Kab. Kulon Progo 331 Kota Yogyakarta Jawa Timur Kab. Bojonegoro 426 Kab. Mojokerto Kab. Probolinggo 118 Kab. Gresik 284 Kab. Jombang 330 Kab. Tuban 316 Kab. Lamongan 94 Kab. Kediri 443 Kab. Blitar 38 Kab. Tulungagung 300 Kab. Trenggalek 78 Kab. Nganjuk 30 Kota Blitar 47 Kota Kediri 47 Kab. Bangkalan 284 Kab. Sampang 221 Kab. Pamekasan 205 Kab. Sumenep 105 Kab. Jember 490 Kab. Bondowoso 363 Kab. Situbondo 268 Kab. Banyuwangi 535 Kab. Malang 538 Kab. Madiun 35 Kab. Ngawi 143 Kab. Magetan 140 Kab. Ponorogo 105 Kab. Pacitan 188 Kab. Lumajang 332 Kota Surabaya 79 Kota Mojokerto 323 Kab. Pasuruan 436 Kab. Sidoarjo 284 Kota Probolinggo 118 Kota Malang 79 Kota Madiun 63 Total Kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka mendukung pencapaian indikator ini pada triwulan I antara lain : (i) penyusunan kuesioner; (ii) pengumpulan bahan draft penyusunan bahan peraturan/pedoman tentang pendataan tenaga kerja perikanan budidaya, 45

55 pengumpulan bahan draft penyusunan bahan peraturan tentang kelembagaan kelompok pembudidaya ikan; dan (iv) melakukan koordinasi dengan dinas kelautan dan perikanan provinsi/kabupaten/kota/upt dan unit kerja lainnya yang dilakukan melalui pengiriman surat tentang data tenaga kerja, tenaga kerja baru dan tenaga teknis. Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian IKU ini antara lain adalah beberapa kegiatan masih dalam tahap persiapan penyusunanan kuisioner dan penyusunan bahan draft peraturan. Selain itu pengumpulan data tenaga kerja, tenaga kerja baru dan tenaga teknis juga sangat bergantung pada kegiatan yang dilakukan oleh instansi terkait seperti dinas kelautan dan perikanan provinsi/kab/kota, UPT atau instansi lain dan saat ini proses tersebut sedang berjalan di masing-masing daerah. Rencana aksi yang akan dilakukan untuk mendukung IKU ini salah satunya yaitu meningkatkan koordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan dan instansi terkait serta melakukan inventarisasi/identifikasi/pendataan tenaga kerja perikanan budidaya yang lebih intensif. D. Jumlah Investasi Bidang Perikanan Budidaya (Miliar Rupiah) Indonesia dipilih oleh banyak negara sebagai salah satu negara tujuan investasi dan tidak dipungkiri telah memacu pertumbuhan investasi di Indonesia, meskipun diakui oleh banyak pihak masih terdapat kendala diantaranya birokrasi yang berbelit, infrastruktur yang belum memadai, regulasi yang masih kurang mendukung serta jaminan keamanan dan ketersediaan pasar terbuka. Memperhatikan hal tersebut pemerintah berupaya membuat kebijakan peningkatan investasi di Indonesia antara lain melalui penyederhanaan prosedur perizinan investasi, penyediaan infrastruktur yang memadai, dan kebijakan tarif pajak seperti tax holiday (pembebasan tarif) yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing investasi. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) jumlah investasi bidang perikanan budidaya pada tahun 2015 sebesar Rp Milyar (kumulatif dari tahun sebelumnya) atau meningkat 1,28% dari target tahun 2014 (Rp Milyar). Pada triwulan I tahun 2015 telah dicapai realisasi sebesar Rp ,86 Milyar atau 99,99% jika dibandingkan dengan target triwulan I yaitu Rp Milyar dan 98,97% jika dibandingkan dengan target tahunan, dengan rincian yaitu nilai investasi pemerintah sebesar Rp 3.825,83 Milyar dan investasi masyarakat sebesar Rp ,04 Milyar. Capaian IKU jumlah investasi bidang perikanan budidaya triwulan I tahun 2015 dan rincian jumlah investasi per provinsi dapat dilihat pada tabel 23 dan tabel

56 Tabel 23. Capaian IKU 9 Jumlah Investasi Bidang Perikanan Budidaya (miliar rupiah) sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah investasi bidang perikanan budidaya (Miliar rupiah) - Target Tahunan Realisasi Tahunan , Persentase Capaian Tahunan 100, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I , , Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 99,85 99, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 98,66 98,97 - Kumulatif mulai tahun 2013 dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah ,7 (100,03%). Tabel 24. Rekapitulasi Jumlah Investasi Bidang Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 NO PROVINSI PEMERINTAH MASYARAKAT (dalam Miliar Rupiah) REALISASI TRIWULAN I TAHUN Nangroe Aceh Darussalam 39,71 223,96 263,67 2 Sumatera Utara 53,54 310,21 363,74 3 Sumatera Barat 61,17 369,79 430,96 4 R i a u 81,87 333,19 415,06 5 Kepulauan Riau 50,35 247,58 297,94 6 J a m b i 45,85 190,80 236,65 7 Sumatera Selatan 200,11 875, ,16 8 Bangka Belitung 38,80 197,78 236,58 9 Bengkulu 14,07 82,78 96,84 10 Lampung 82,25 468,77 551,02 11 DKI Jakarta 9,21 48,40 57,61 12 Banten 41,02 240,76 281,78 13 Jawa Barat 326, , ,55 14 Jawa Tengah 163,42 887, ,50 15 D.I. Yogyakarta 40,70 213,06 253,76 16 Jawa Timur 213, , ,62 17 B a l i 86,96 499,62 586,57 18 Nusa Tenggara Barat 255, , ,40 19 Nusa Tenggara Timur 433, , ,74 20 Kalimantan Barat 14,78 91,37 106,15 21 Kalimantan Tengah 24,22 104,44 128,66 22 Kalimantan Selatan 64,06 258,73 322,79 23 Kalimantan Timur 72,37 437,49 509,86 24 Sulawesi Utara 128,45 694,87 823,32 25 Gorontalo 121,86 476,41 598,27 26 Sulawesi Tengah 213,38 920, ,21 27 Sulawesi Barat 75,66 511,53 587,19 28 Sulawesi Selatan 365, , ,19 29 Sulawesi Tenggara 287, , ,02 30 Maluku 114,01 605,27 719,28 31 Maluku Utara 57,78 306,59 364,36 32 Papua 24,34 130,41 154,75 33 Papua Barat 23,81 162,85 186,67 TOTAL 3.825, , ,86 47

57 Kegiatan pendukung dalam rangka pencapaian nilai investasi yang telah ditetapkan pada tahun 2015 antara lain yaitu temu bisnis investasi dan permodalan perikanan budidaya, penyediaan bahan informasi dan promosi usaha perikanan budidaya, serta promosi dan penyebarluasan informasi usaha perikanan budidaya. Kegiatan yang telah dilaksanakan pada triwulan I yaitu penyediaan bahan informasi dan promosi serta promosi dan penyebarluasan informasi usaha perikanan budidaya. Tujuan dilaksanakannya kegiatan tersebut salah satunya adalah untuk mempromosikan peluang usaha perikanan budidaya di Indonesia yang diharapkan dapat menarik minat investor untuk berinvestasi. Penyediaan bahan infromasi dan promosi dilakukan antara lain melalui pembuatan brosur (peluang usaha melalui pengembangan pakan ikan mandiri), leaflet (usaha budidaya ikan nila di kolam air tenang; usaha pembesaran ikan lele intensif dengan teknologi bioflok; usaha budidaya lele kolam terpal), buku (peluang usaha perikanan budidaya; profil usaha budidaya ikan potensial di Indonesia), serta advetorial di majalah Trobos Aqua dan Samudera. Salah satu kendala yang teridentifikasi terkait investasi perikanan budidaya di Indonesia adalah belum stabilnya perekonomian negara sehingga berpengaruh pada minat investor untuk meningkatkan nilai investasinya. Rencana aksi dalam rangka mendukung pencapaian IKU ini adalah akan dilaksanakan Temu Nasional Investasi Perikanan Budidaya yang bertujuan sebagai sarana untuk mempertemukan investor dengan stakeholder lainnya dalam rangka peningkatan investasi di bidang perikanan budidaya, serta akan disusun suatu zona pengembangan investasi perikanan budidaya. E. Jumlah Kredit Program Bidang Perikanan Budidaya (Miliar Rupiah) Dalam rangka mendukung tercapainya program peningkatan produksi perikanan budidaya maka dibutuhkan dukungan permodalan usaha. Namun demikian, permodalan menjadi salah satu kendala umum yang dihadapi oleh pembudidaya dalam mengembangkan usaha budidaya ikan. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya terus berupaya melakukan akselerasi dalam memfasilitasi pembudidaya ikan agar dapat mengakses dan memanfaatkan sumbersumber pembiayaan dari berbagai lembaga pembiayaan, baik dari perbankan maupun lembaga non bank. Pemanfaatan fasilitas pembiayaan ini mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKM, yaitu pemerintah bekerja sama dengan lembaga penjaminan dan lembaga pembiayaan/bank. Pengembangan berbagai skema pembiayaan dilakukan dengan kemudahan-kemudahan tersendiri sehingga dapat mempermudah akses pembudidaya ikan untuk mendapatkan modal usaha. Skema Kredit Program yang dapat dimanfaatkan untuk perikanan budidaya adalah Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP E) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR). 48

58 a. Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) Pembiayaan bagi pembudidaya ikan melalui kredit program berupa Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) merupakan skema kredit investasi dan modal kerja yang diberikan kepada petani, peternak, nelayan dan pembudidaya ikan, dalam rangka pembiayaan usaha untuk mendorong percepatan intensifikasi dalam rangka pengadaan pangan. Sektor usaha pembudidayaan ikan yang dibiayai oleh KKP-E diantaranya usaha budidaya udang, nila, mas, gurame, patin, lele, kerapu dan rumput laut. Suku bunga KKP-E dievaluasi setiap enam bulan yaitu untuk periode 1 April-30 September dan periode 1 Oktober-31 Maret. Evaluasi dilakukan dalam rapat antara Ditjen. Anggaran, Kementerian Keuangan yang bertindak sebagai inisiator dengan Kementerian teknis dan para bank pelaksana kredit program. Berdasarkan hasil evaluasi, suku bunga KKP-E untuk periode 1 April-30 September 2015 adalah sebesar 13,75% (8,25% disubsidi oleh pemerintah dan 5,5% dibebankan kepada petani/nelayan/pembudidaya ikan). b. Kredit Usaha Rakyat (KUR) Dalam rangka memacu percepatan pertumbuhan ekonomi melalui penumbuhan usaha kecil dan menengah, pemerintah telah membuat skema pembiayaan khusus berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang merupakan kredit/pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil Menengah Koperasi (UMKMK) dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif. KUR merupakan program yang dicanangkan oleh pemerintah namun sumber pendanaan sepenuhnya berasal dari dana bank. Pemerintah memberikan penjaminan terhadap resiko pinjaman oleh debitur KUR sebesar 80% sementara sisanya sebesar 20% ditanggung oleh bank pelaksana. Penjaminan KUR tersebut diberikan dalam rangka meningkatkan akses UMKMK pada sumber pembiayaan. Bank Pelaksana yang ditunjuk oleh pemerintah untuk menyalurkan KUR adalah BNI, BRI, Mandiri, BTN, Bank Bukopin dan Bank Syariah Mandiri (BSM) dan beberapa bank Pembangunan Daerah, sedangkan perusahaan penjamin yang ditunjuk oleh pemerintah adalah PT. Jamkrindo dan PT. Askrindo. Suku bunga KUR sebesar 13%. Tahun 2015 Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) baru yaitu jumlah kredit program bidang perikanan budidaya, dengan target senilai Rp. 135 Milyar dan target pada triwulan I adalah sebesar Rp. 20,25 Milyar. Sampai dengan triwulan I tahun 2015 telah dicapai realisasi sebesar Rp. 2,634 Milyar atau 13,01% jika dibandingkan dengan target triwulan I dan 1,95% jika dibandingkan dengan target tahunan. Capaian IKU jumlah kredit program bidang perikanan budidaya triwulan I tahun 2015 dapat dilihat pada tabel

59 Tabel 25. Capaian IKU 8 Jumlah Jumlah Kredit Program Bidang Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Jumlah Kredit Program Bidang Perikanan Budidaya * - Target Tahunan Realisasi Tahunan 377, Persentase Capaian Tahunan 108, Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB. - Target s/d TW I 52,35 20, Realisasi s/d TW I 10,04 2,6 ** - - Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 2,88 12, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 19,18 1,93 - Ket : * IKU tahun tidak masuk dalam IKU Level 1 DJPB, namun masuk dalam IKU Direktorat ** Data baru diterima dari bank pelaksana sampai bulan Februari 2015 Kegiatan pendukung dalam pencapaian IKU ini antara lain adalah fasilitasi akses perbankan bagi pembudidaya ikan dan pendampingan akses pembiayaan usaha perikanan budidaya yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan terhadap kebijakan pembangunan sektor kelautan dan perikanan, mendapat dukungan kebijakan pembiayaan dari para pemangku kebijakan (Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan, Perbankan dan Otoritas Jasa Keuangan), mengevaluasi pelaksanaan penyaluran kredit program 2014 dan upaya percepatan penyaluran tahun 2015, menetapkan Rencana Tahunan Penyaluran (RTP) dan kesepakatan formal pelaporan penyaluran kredit program (jumlah kredit yang tersalurkan dari jumlah debitur yang terfasilitasi) dari bank pelaksana. Kegiatan pendukung lainnya adalah Temu KKMB (Konsultan Keuangan Mitra Bank) dalam rangka pendampingan bagi para pembudidaya ikan dalam hal manajemen keuangan, serta kegiatan penyiapan sertifikasi hak atas tanah pembudidaya ikan (SeHATKan) untuk mendukung akses pembiayaan usaha perikanan budidaya. Kegiatan yang telah dilaksanakan sampai dengan triwulan I adalah: Sosialisasi Nasional Pra-Sertifikasi Hak Atas Tanah Pembudidaya Ikan Kegiatan tersebut dilaksanakan di D.I. Yogyakarta pada bulan Maret Tujuan dari diadakannya kegiatan ini adalah sebagai sarana sinkronisasi percepatan dan mitigasi pelaksanaan kegiatan Pra-Sehatkan tahun anggaran 2015, peningkatan kompetensi kelompok kerja dalam melaksanakan kegiatan Pra-Sehatkan dan evaluasi kegiatan Pra- Sehatkan tahun anggaran 2013 dan Pada kegiatan sosialisasi nasional ini ditetapkan bahwa pada tahun 2015 Ditjen. Perikanan Budidaya mendapatkan kuota Pra- SeHATKan sebanyak bidang untuk dilakukan Pra Sertipikasi Hak Atas Tanah Pembudidaya Ikan. Berkorespondensi dengan bank pelaksana dalam rangka peningkatan pemanfaatan Dana Penguatan Modal (DPM) bagi kelompok pembudidaya ikan (pokdakan) berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Nomor 235/KEP-DJPB/2013 tentang 50

60 Petunjuk Pelaksanaan Pemanfaatan Dana Penguatan Modal Paska Penjaminan, ditindaklanjuti dengan surat ke Dinas Kelautan Perikanan Provinsi dan bank pelaksana DPM no.6004/dpb/pb.520.d5/x/2014 tanggal 27 Oktober 2014 tentang Pemanfaatan DPM paska penjaminan. Persiapan kegiatan evaluasi penyaluran kredit program dengan mengundang para stakeholder. Permasalahan yang menghambat tercapainya indikator kinerja diatas adalah antara lain: Data yang diterima dari bank pelaksana baru sampai bulan Februari 2015; Beberapa bank masih menilai sektor perikanan sebagai sektor yang beresiko tinggi dan penyebab NPL tinggi; Pada triwulan I, umumnya bank pelaksana belum banyak menyalurkan kredit, karena masih proses menelaah proposal pembudidaya (analisa kelayakan); Belum terpetakannya data/informasi pembudidaya ikan yang layak mendapatkan kredit dari perbankan (calon debitur potensial); Kurang terjaminnya akses pemasaran bagi sebagian produk perikanan, sehingga mengurangi tingkat kepercayaan bank; Kurangnya program pendampingan yang berkelanjutan khususnya dalam hal sosialisasi kredit program; Pembayaran subsidi bunga skim kredit KKPE dengan pola subsidi bunga dari pemerintah kurang menarik bagi beberapa bank pelaksana karena reimburse baru tiga bulan kedepan dibayarkan; Pihak bank lebih menghendaki agunan yang memiliki status administrasi kepemilikan, namun belum semua pembudidaya dapat memenuhi persyaratan tersebut. Rencana aksi yang akan dilakukan untuk mencapai target yang telah ditetapkan antara lain adalah berkomunikasi secara lebih intensif lagi dengan bank pelaksana, melakukan rapat evaluasi penyaluran kredit program dengan mengundang bank pelaksana kredit program, dan melaksanakan temu Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 4 : Tersedianya Kebijakan Pembangunan Perikanan Budidaya Implementatif Sasaran Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya implementatif didukung oleh 3 (tiga) indikator kegiatan utama, yaitu : (i) Jumlah rancangan standar kompetensi kerja nasional Indonesia; (ii) Jumlah RSNI 3 bidang perikanan budidaya; dan (iii) Jumlah draft peraturan perundang-undangan perikanan budidaya. Capaian SS ini sebesar 233,33% terhadap target triwulan I atau 46,67% terhadap target tahunan karena terdapat 2 (dua) IKU yang capaiannya masih 0% karena penghitungan dilakukan di akhir tahun, sebagaimana pada tabel

61 Tabel 26. Capaian Sasaran Strategis 4 Tersedianya Kebijakan Pembangunan Perikanan Budidaya Implementatif sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS Internal Process Perspective 4 Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya implementatif URAIAN INDIKATOR KINERJA 9 Jumlah rancangan standar kompetensi kerja nasional Indonesia (rancangan; kumulatif) 10 Jumlah RSNI 3 bidang perikanan budidaya (dokumen) 11 Jumlah draft peraturan perundangundangan perikanan budidaya TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN ,00 0,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB ,00 0,00 Non Kumulatif mulai tahun 2015 (Dit. Produksi, Dit. Perbenihan. Dit. Prasarana dan Sarana Budidaya. dan Dit. Kesehatan Ikan dan Lingkungan) ,00 140,00 Non Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. A. Jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (rancangan; kumulatif) Kesepakatan Masyarakat Ekonomi Asean 2015 atau pasar bebas ASEAN pada akhir tahun 2015 segera mulai diberlakukan, sektor-sektor prioritas yang akan diintegrasikan secara penuh adalah : (i) Pertanian; (ii) Otomotif; (iii) Elektronik; (iv) Perikanan; (v) Produk-produk turunan karet; (vi) Tekstil dan pakaian; (vii) Produk-produk turunan kayu; (viii) Transportasi udara; (ix) e-asean (teknologi, informasi dan komunikasi); (x) Kesehatan; (xi) Pariwisata; dan (xii) Logistik. Menghadapi hal tersebut sangat diperlukan peningkatan pada semua sektor. Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang harus dipersiapkan agar dapat bersaing dengan tenaga kerja asing yang akan masuk ke dalam Wilayah Pengelolaan perikanan RI. Menyikapi hal tersebut, maka perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan kompetensi bagi tenaga kerja Indonesia, khususnya tenaga kerja di bidang perikanan budidaya. Keberadaan sumberdaya yang berkualitas dan berkompeten mutlak diperlukan, karena pada akhirnya akan berimplikasi pada daya saing dunia usaha dan perekonomian nasional. Dalam rangka mendukung industrialisasi kelautan dan perikanan melalui peningkatan kualitas SDM yang berkompetensi tinggi dan berkarakter serta untuk memperkuat daya saing di pasar global serta menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) perlu ditetapkan standar kompetensi kerja di sektor perikanan yang bersifat nasional, menggambarkan kemampuan seseorang dalam aspek pengetahuan, ketrampilan dan atau keahlian sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan persyaratan jabatan yang ditetapkan 52

62 sesuai dengan ketentuan dan dapat diimplementasikan oleh semua pemangku kepentingan. Standar kompetensi bagi dunia usaha atau industri sangat penting dan diperlukan bagi peningkatan produktivitas dan daya saing untuk membendung masuknya tenaga kerja asing. IKU jumlah rancangan standar kompetensi kerja nasional Indonesia merupakan IKU baru pada tahun Target yang ditetapkan pada tahun 2015 adalah sebanyak dua rancangan. Pada triwulan I ditetapkan target sebesar nol karena pengukuran capaian IKU ini dihitung pada akhir tahun. Target dan realisasi pada triwulan I tahun 2015 dapat dilihat dalam tabel 27 berikut. Tabel 27. Capaian IKU 9 Jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (rancangan; kumulatif) - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan ** - - Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB. - Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I ** 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan ** 0,00 - Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian indikator sampai dengan triwulan I masih dalam tahap : (i) Persiapan penyusunan kuesioner; (ii) Pengumpulan bahan draft peraturan/pedoman tentang pendataan tenaga kerja perikanan budidaya; (iii) Penyusunan rancangan standar kompetensi kerja nasional Indonesia yang diawali dengan sosialisasi penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia; dan (iv) Pembahasan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia dibagi dalam 2 (dua) kelompok, kelompok I menyusun RSKKNI pembenihan kerapu dan kelompok II menyusun RSKKNI pembesaran kerapu. Tahapan penyusunan SKKNI secara keseluruhan meliputi penyusunan draft, verifikasi, pra konvensi hasil verifikasi, konsensus, dan penetapan SKKNI. Permasalahan yang menghambat tercapainya indikator kinerja tersebut adalah penyusunan RSKKNI dilakukan melalui tahapan yang telah ditetapkan berdasarkan peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI nomor 8 tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia dan ketentuan dan peraturan yang berlaku yang memerlukan tahapan dalam proses penyusunannya. Rencana aksi yang dilakukan dalam rangka pencapaian IKU ini antara lain melakukan koordinasi dengan Direktorat teknis lingkup Ditjen Perikanan Budidaya, Dinas Propinsi/Kabupaten/Kota, UPT lingkup Ditjen Perikanan Budidaya, komite standar 53

63 kompetensi bidang kelautan dan perikanan terkait usulan penetapan Tim Perumus dan Tim Verifikator RSKKNI bidang Perikanan Budidaya, serta koordinasi dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI terkait pendampingan penyusunan RSKKNI sekaligus sebagai instansi yang menetapkan SKKNI. B. Jumlah RSNI 3 Bidang Perikanan Budidaya (dokumen) Produk perikanan budidaya harus mempunyai standar nasional yang secara resmi diakui secara nasional dan internasional, sehingga produk tersebut dapat berdaya saing baik di pasar domestik maupun luar negeri. Terkait dengan hal tersebut, penyediaan Standar Nasional Indonesia (SNI) sangat mutlak diperlukan dalam rangka keberlanjutan usaha budidaya dan memberikan jaminan mutu produk perikanan budidaya melalui tahapan penyusunan standar sesuai dengan persyaratan yang berlaku guna menghasilkan standar yang efektif, berkualitas dan berdaya guna. Salah satu tahapan dalam penyiapan menuju SNI adalah penyusunan RSNI-3 bidang perikanan budidaya yang merupakan penjumlahan dari capaian RSNI bidang perbenihan, produksi, kesehatan ikan dan lingkungan serta bidang sarana dan prasarana. Pada tahun 2015, RSNI-3 ditargetkan sebanyak 27 RSNI-3 (non kumulatif), dengan capaian di TW I masih 0 (nol) yang ditargetken selesai pada TW IV. Namun demikian beberapa kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung tercapainya IKU tersebut adalah : (i) Rapat koordinasi standarisasi perikanan budidaya; dan (ii) Pembinaan dan monitoring penerapan SNI. Rakoor standarisasi bidang perikanan budidaya tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan standarisasi antar subsistem di Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya yang dilakukan secara bersinergi dan harmonis sehingga diharapkan permasalahan yang sering ditemui pada saat kegiatan perumusan maupun penerapan standar dapat diminimalisir. Selain itu, kegiatan Rapat Koordinasi ini juga bertujuan untuk membahas rencana pengembangan kegiatan standardisasi perikanan budidaya serta sinkronisasi usulan Program Nasional Perumusan Standar (PNPS) dan jadwal pelaksanaan pembahasan rancangan standar dari masing-masing bidang, mulai dari tahap gugus kerja, rapat teknis dan konsensus. Tabel 28. Capaian IKU 10 RSNI 3 Bidang Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 IKU Ket RSNI 3 Bidang Perikanan Budidaya RSNI 3 Bidang Perbenihan - Target Tahunan Realisasi Tahunan 43 - Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I 100,00 RSNI 3 Bidang Produksi - Target Tahunan Non Kumulatif mulai tahun 2015 (Dit. Produksi, Dit. Perbenihan. Dit. Prasarana dan Sarana Budidaya. dan Dit. Kesehatan Ikan dan Lingkungan). 54

64 IKU Ket - Realisasi Tahunan 18 - Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I 100,00 RSNI 3 Bidang Kesehatan Ikan dan Lingkungan - Target Tahunan Realisasi Tahunan 36 - Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I 100,00 RSNI 3 Bidang Sarana dan Prasarana Budidaya - Target Tahunan Realisasi Tahunan 20 - Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I 100,00 Total Target s/d TW I 89 0 Total Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I 100,00 - Persentase Realisasi terhadap Target Tahunan Rencana aksi selanjutnya untuk mencapai IKU ini adalah : (i) rapat gugus kerja pembahasan RSNI-1; (ii) rapat teknis pembahasan RSNI-2; (iii) rapat konsensus pembahasan RSNI-3, serta (iv) pembinaan dan monitoring penerapan SNI. C. Jumlah Draft Peraturan Perundang-undangan Perikanan Budidaya Peraturan perundang-undangan merupakan norma hukum yang dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-undangan. Terkait dengan bidang perikanan budidaya, peraturan perundang-undangan ditetapkan melalui Menteri Kelautan dan Perikanan. Peraturan perundang-undangan perikanan budidaya meliputi bidang perbenihan, produksi, kesehatan ikan dan lingkungan, sarana dan prasarana, serta usaha perikanan. Target jumlah draft peraturan perundang-undangan perikanan budidaya tahun 2015 adalah 5 dokumen atau meningkat sebesar 166,67% dari target 3 dokumen pada tahun Capaian sampai dengan triwulan I tahun 2015 adalah 1 RPP tentang Pembudidayaan ikan, 4 Rancangan Permen KP, dan 2 Rancangan Kepmen KP sebagaimana pada tabel

65 Tabel 29. Capaian IKU 11 Jumlah Draft Peraturan Peraturan Perundang-undangan Perikanan Budidaya (dokumen) sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Draft Peraturan Peraturan Perundang-undangan Perikanan Budidaya (dokumen) - Target Tahunan Non Kumulatif, dihitung triwulanan. - Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan 633, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I > , Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 133,33 140,00 - Adapun penyusunan draft peraturan perundang-undangan perikanan budidaya sampai dengan triwulan I tahun 2015 adalah sebagai berikut : 1. RPP tentang Pembudidayaan Ikan 2. R. Permen KP tentang Cara Pembudidayaan Ikan yang Baik 3. R. Permen KP tentang Pengadaan dan Peredaran Pakan Ikan 4. R. Permen KP tentang Monitoring Residu Obat Ikan, Bahan Kimia dan Kontaminan pada Pembudidayaan Ikan 5. R. Permen KP tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 49/PERMEN-KP/2014 tentang Usaha Pembudidayaan Ikan. 6. R. Kepmen tentang Komisi Kesehatan Ikan dan Lingkungan 7. R. Kepmen tentang Tim Satuan Tugas Rehabilitas Infrastruktur Tambak Sedangkan sampai dengan triwulan I tahun 2015, terdapat 1 (satu) peraturan perundanganundangan yang telah diterbitkan yaitu Kepmen KP Nomor 17 Tahun 2015 tentang Tim Teknis Pengembangan Pakan Ikan Mandiri dari Direktorat Produksi. Kegiatan yang dilakukan untuk mendukung IKU ini antara lain adalah : (i) Penyusunan naskah perindang-undangan berupa penyiapan draft perundang-undangan, pembahasan RPP, R. Permen dan R. Kepmen; (ii) Penyusunan bahan peraturan tenatng tenaga kerja perikanan budidaya; (iii) Penyusunan bahan peraturan tentang kelembagaan; dan (iv) Penyusunan dan revisi bahan regulasi perizinan bidang perikanan budidaya. Kendala pencapaian IKU adalah : (i) masih kurangnya koordinasi dengan stakeholder terkait dalam melakukan penyusunan dokumen draft perundang-undangan; dan (ii) masih rendahnya penerapan aturan serta kebijakan oleh masyarakat. 56

66 PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 5 : Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Budidaya yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan Sasaran strategis ini tercapai rata-rata sebesar 48,13% terhadap target triwulan I atau 35,83% terhadap target tahunan yang dicapai melalui 9 (Sembilan) IKU dengan pencapaian masing-masing IKU sebagaimana pada tabel 30 beri kut. Tabel 30. Capaian Sasaran Strategis 5 Terselenggaranya Tata Kelola Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Budidaya yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS Internal Process Perspective 5 Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan URAIAN INDIKATOR KINERJA 12 Jumlah laboratorium penyakit, kualitas air, pakan dan residu yang memenuhi standar teknis (unit; kumulatif) 13 Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan budidaya (paket teknologi) 14 Jumlah unit perbenihan rakyat (UPR) dan unit perbenihan skala besar yang bersertifikat (unit; kumulatif) 15 Jumlah sentra kebun bibit rumput laut (sentra) TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN ,92 78,33 Kumulatif dari tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 45 (100,00%) ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun ,93 72,62 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB ,00 0,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung semesteran. Merupakan IKU baru DJPB. 16 Jumlah kawasan Minapolitan perikanan budidaya (Kab/Kota; kumulatif) 17 Panjang saluran tambak yang dikelola secara partisipatif (meter lari) 18 Unit pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB (unit; kumulatif) ,72 90,59 Kumulatif mulai tahun 2011, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 77 (100,00%) ,00 0,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB ,62 80,93 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah (126,40%) (Sertifikat aktif dan tidak aktif). Untuk tahun 2015 yang dihitung sertifikat aktif. 57

67 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA 19 Jumlah lokasi pengembangan teknologi anjuran (sistem biofloc) untuk produktivitas budidaya Lele, Nila dan patin 20 Jumlah kelompok produsen pakan ikan mandiri TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru. A. Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi Standar Teknis (unit; kumulatif) Dalam rangka meningkatkan pelayanan pemeriksaan uji di bidang kesehatan ikan dan lingkungan, maka perlu dilakukan peningkatan baik secara kualitas maupun kuantitas. Penetapan target kumulatif Indikator Kinerja Jumlah laboratorium penyakit ikan, kualitas air, pakan dan residu yang memenuhi standar teknis adalah 60 (enam puluh) unit laboratorium. Dibandingkan dengan IKU pada tahun 2014 maka terjadi peningkatan kualitas yaitu dengan bertambahnya ruang lingkup uji pakan sebagai target yang harus dicapai. Jumlah laboratorium uji yang memenuhi standar teknis yang akan dicapai pada Tahun 2015 terdiri dari 5 (lima) laboratorium Kesehatan ikan dan lingkungan dan 10 (sepuluh) laboratorium yang ada di POSIKANDU. Capaian terhadap Indikator Kinerja tersebut dilakukan berdasarkan pemenuhan terhadap unsur dasar di dalam Good Laboratory Practices (GLP), yaitu : (i) kelayakan bangunan; (ii) terpenuhinya SDM (jumlah maupun kompetensi); (iii) ketersediaan/kecukupan peralatan yang mendukung operasional pengujian; dan (iv) metode uji yang digunakan. Sedangkan, kriteria capaian Indikator Kinerja Pos Pelayanan Kesehatan Ikan Terpadu (POSIKANDU) adalah mampu melakukan 2 (dua) kegiatan pelayanan minimal, yaitu: (1) pelayanan monitoring kesehatan ikan dan lingkungan dan (2) Pusat informasi dan konsultasi bagi masyarakat pembudidaya. Tabel 31. Target dan Realisasi IKU 11 Jumlah laboratorium penyakit ikan, kualitas air, pakan dan residu yang memenuhi standar teknis sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 (kumulatif) No Komponen Capaian IKU Target (unit) Realisasi (unit) Keterangan Capaian Tahun 2014: 45 unit 1 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan laboratorium 1 Komponen baru ditetapkan 2 POSIKANDU 10 tahun 2015 Jumlah (unit)

68 Capaian IKU Jumlah laboratorium penyakit ikan, kualitas air, pakan dan residu yang memenuhi standar teknis hingga akhir triwulan I secara kumulatif telah terealisasi 47 unit laboratorium atau sebesar 78,33% dibanding target tahunan. Capaian IKU tersebut terdiri dari 45 unit laboratorium yang merupakan perolehan sampai dengan tahun 2014 dan 2 (dua) unit laboratorium sisanya merupakan capaian IKU Triwulan I Tahun Capaian IKU triwulan I tersebut masih berada dibawah target tahunan disebabkan penggunaan anggaran belum dapat dimanfaatkan secara maksimal. Tabel 32. Capaian IKU 12 Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi Standar Teknis sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi Standar Teknis - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan 100, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 100,00 97, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 95,56 78,33 - Kumulatif dari tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 45 (100,00%). Apabila dibandingkan dengan realisasi pada triwulan yang sama tahun 2014, maka capaian IKU pada triwulan ini mengalami penurunan sebesar 2,08%. Dengan demikian, pada triwulan berikutnya akan dilakukan kegiatan pembinaan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan di laboratorium lainnya berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan pada tahun sebelumnya. Jika capaian triwulan I dibandingkan dengan target yang ditetapkan tahun 2016, maka IKU ini telah mencapai 82,46% atau 47 unit laboratorium dari 57 unit laboratorium. Sedangkan, bila capaian IKU saat ini dibandingkan dengan rencana target pada tahun 2019 maka IKU ini masih membutuhkan upaya sebesar 41,975% untuk dapat mencapai target yang diinginkan disebabkan prosentase realisasi IKU yang baru dicapai adalah 58,02%. Capaian IKU pada triwulan I adalah: (1) Laboratorium Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi untuk ruang lingkup pengujian pakan dan (ii) Pos Kesehatan Ikan dan Lingkungan Kabupaten Subang. Dalam mendukung capaian IKU melalui pembinaan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan, maka rencana aksi yang dilakukan pada triwulan berikutnya adalah : diselenggarakannya Workshop petugas laboratorium. 59

69 Tabel 33. Rekapitulasi Laboratorium Uji yang Memenuhi Standar sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 (unit) No Provinsi Nama Laboratorium 1 NAD 1 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBAP Ujung Battee NAD 2 SUMATERA 2 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan UTARA Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumatera Utara 3 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Kabupaten Langkat 3 RIAU 4 UPTD Laboratorium Penyakit Ikan dan Kualitas Air Dinas Perikanan Kab. Kampar 4 KEPULAUAN 5 Laboratorium Penguji Kesehatan Ikan dan RIAU Lingkungan Balai Budidaya Laut (BBL) Batam 5 SUMATERA BARAT 6 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan, UPTD Balai Benih Ikan (BBI) Sicincin, Provinsi Sumatera Barat 7 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Bukittinggi Provinsi Sumatera Barat Kualitas Air Ruang lingkup Uji Penyakit Residu Pakan LAMPUNG 8 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBPBL Lampung - 7 JAMBI 9 Laboratorium Kesehatan Ikan dan lingkungan BBAT Jambi - 10 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jambi BANTEN 11 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBAT Curug Barang-Pandeglang Laboratorium Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan (LPPIL) Serang - 13 UPTD Laboratoriumn Ikan dan Lingkungan Dinas Kelautan Perikanan Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Serang 9 DKI JAKARTA 14 Laboratorium UPTD Pusat Perikanan Budidaya - DKI Jakarta JAWA BARAT 15 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupate - - Indramayu 16 Laboratorium Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang - 17 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBPBAT Sukabumi * 18 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan, UPTD Balai Pengembangan Budidaya Air Payau dan Laut (BPBAPL) Sungai Buntu-Karawang, Provinsi JawaBarat Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan UPTD Balai Pengembangan Benih Ikan Air Payau - - dan Laut Pangandaran Provinsi Jawa Barat 20 POSIKANDU Kabupaten Subang* JAWA TENGAH 21 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBPBAP Jepara - 22 Laboratorium Balai Kesehatan dan Karantina Ikan PropinsiJawa Tengah Laboratorium Kesehata Ikan Kabupaten Kendal Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Kabupaten Pati DIY 25 Laboratorium BBI Cangkringan DI Yogyakarta JAWA TIMUR 26 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBAP Situbondo - 27 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan BPBAP Bangil, Provinsi Jawa Timur - 28 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan UPTD BBI Kota Probolinggo

70 Ruang lingkup Uji No Provinsi Nama Laboratorium Kualitas Air Penyakit Residu Pakan 29 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Sidoarjo Laboratorium UPTD PBAP Umbulan-Pasuruan, Provinsi Jawa Timur Laboratorium Hama dan Penyakit Subraiser Ikan Hias Kab. Blitar Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan Kab.TulungAgung JawaTimur Laboratorium UPTD BBI Punten, Malang Provinsi Jawa Timur BALI 34 Laboratorium BPIUUK Karangasem KALIMANTAN 35 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan SELATAN BBAT Mandiangin - 16 KALIMANTAN 36 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan TIMUR Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi - - Kalimantan Timur 37 Laboratorium Level I + PCR Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Tarakan SULAWESI 38 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan SELATAN BBAP Takalar - 39 Laboratorium UPTD Pembinaan Kesehatan Ikan dan Sertifikasi Sarana Perikanan Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan - 18 SULAWESI UTARA 19 NUSA TENGGARA BARAT 40 Laboratorium Balai Pengendalian Hama Penyakit Ikan dan Kesehatan Lingkungan(BPHPIKL) Propinsi Sulawesi Utara 41 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBAT Tatelu 42 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBL Lombok 43 Laboratorium Balai Kesehatan Ikan dan Konservasi Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Lombok, Provinsi Nusat Tenggara Barat 44 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBU Mamboro, Palu, Prov. Sulawesi Tengah 20 SULAWESI TENGAH 21 MALUKU 45 Laboratorium Hama Penyakit Ikan dan Lingkungan BBL Ambon 46 Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan BBI Air Tawar Waiheru Provinsi Maluku Ket : * Capaian pada tiwulan I tahun B. Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan Budidaya (paket teknologi) Perekayasaan teknologi bidang perikanan budidaya sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing, efisiensi serta produktivitas usaha perikanan budidaya. Teknologi inovatif juga diarahkan untuk meningkatkan nilai tambah serta keberlanjutan usaha dari komoditaskomoditas unggulan, baik komoditas yang sudah dapat dibudidayakan, komoditas yang masih perlu upaya domestikasi, maupun spesies ikan lokal yang terancam punah sebagai upaya pelestarian plasma nutfah. Pada tahun 2015, target untuk indikator jumlah teknologi inovatif budidaya hasil perekayasaan sebesar 69 paket, dengan capaian masih nol dikarenakan pada TW I masih dalam proses persiapan kegiatan perekayasaan yang dilakukan oleh masing-masing UPT lingkup DJPB. Perekayasaan yang dihasilkan nantinya meliputi bidang perbenihan, produksi, keskanling dan prasarana. 61

71 Tabel 34. Capaian IKU 13 Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan Budidaya (paket) sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 IKU Ket Jumlah Teknologi Inovatif Budidaya Hasil Perekayasaan Bidang Perbenihan - Target Tahunan Non kumulatif, data dihitung tahunan - Realisasi Tahunan 56 - Target s/d TW I 400, Realisasi s/d TW I 0 - Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I Bidang Produksi - Target Tahunan * Realisasi Tahunan - Target s/d TW I 0 - Realisasi s/d TW I 0 - Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I Bidang Kesehatan Ikan dan Lingkungan - Target Tahunan * Realisasi Tahunan - Target s/d TW I 0 - Realisasi s/d TW I 0 - Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I Bidang Sarana dan Prasarana Budidaya - Target Tahunan * Realisasi Tahunan - Target s/d TW I 0 - Realisasi s/d TW I 0 - Persentase Realisasi terhadap Target s/d TW I Total Target Tahunan 14 0 Total Realisasi Tahunan 56 - Total Persentase Capaian Tahunan 400,00 - Total Target s/d TW I 0 0 Total Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi terhadap Total Target s/d TW I 0,00 0,00 - Persentase Realisasi terhadap Total Target Tahunan 0,00 0,00 Kendala pencapaian IKU adalah waktu perekayasaan yang cukup lama untuk suatu teknologi, mulai dari persiapan hingga hasil akhir perekayasaan, sehingga rencana aksi yang akan dilakukan kedepan untuk mendukung IKU ini adalah : (i) Melakukan perekayasaan teknologi budidaya air payau, laut dan tawar dan perekayasaan pengendalian Keskanling; (ii) Pengembangan jejaring pemuliaan induk melalui penilaian dan pelepasan varietas; (iii) Pengembangan jejaring pemuliaan induk melalui workshop jejaring pemuliaan induk dan produksi induk unggul komoditas unggulan; (iv) Penilaian varietas unggul ikan payau/laut; 62

72 (v) pengembangan bibit rumput laut hasil kultur jaringan; dan (vi) pengembangan pakan alami. C. Jumlah Unit Perbenihan Rakyat (UPR) dan Unit Perbenihan Skala Besar yang Bersertifikat (unit; kumulatif) Perdagangan bebas yang terjadi pada masa sekarang ini merupakan suatu yang tidak dapat dihindari lagi. Dengan semakin banyaknya jenis produk dan teknologi perbenihan perikanan yang berkembang pada masa ini mengharuskan pemantauan agar produk yang beredar di masyarakat memiliki mutu yang sesuai dan tidak membahayakan keamanan pangan dan kelestarian lingkungan. Peredaran produk benih yang tidak bermutu akan mengakibatkan kerugian bagi usaha pembesaran yang pada akhirnya menyebabkan turunnya kepercayaan kepada unit pembenihan. Apabila hal ini terus terjadi dapat menurunkan minat pelaku usaha untuk berkecimpung di bidang perikanan yang pada akhirnya menurunkan produksi dan keberlanjutan usaha khususnya perikanan budidaya. Untuk mencegah peredaran produk perbenihan (induk dan benih) tidak bermutu maka diperlukan sertifikasi unit-unit pembenihan dengan cara mengenali kriteria benih yang bermutu dan persyaratan proses produksinya yaitu dengan menerapkan Cara Pembenihan Ikan Yang Baik (CPIB). Melalui melakukan sertifikasi unit-unit pembenihan, konsumen memiliki cara yang efektif dan efisien untuk memastikan benih yang dihasilkan suatu unit pembenihan memenuhi kriteria yang dipersyaratkan dalam SNI. Pemakaian benih ikan yang bermutu akan meningkatkan produktivitas dan keuntungan yang diperoleh dan selanjutnya menjamin keberlanjutan usaha di bidang perikanan budidaya. Tahun 2015 jumlah unit perbenihan yang disertifikasi lebih terfokus pada unit perbenihan skala kecil atau UPR/HSRT hal ini dilakukan karena jumlah unit perbenihan skala kecil lebih banyak dibandingkan jumlah unit perbenihan skala besar. Hal ini membedakan dengan tahun 2014, pada tahun 2015 pendataan unit perbenihan bersertifikat dilakukan terhadap unit perbenihan yang memilik sertifikat CPIB aktif atau masa berlakunya sertifikatnya belum habis (belum expired). Pada triwulan I tahun 2015, Capaian jumlah unit pembenihan yang bersertifikat sebanyak 305 unit dari target sebesar 420 unit di tahun 2015 atau sebesar 72,62%. Apabila dibandingkan dengan target pada TW I 2015 maka Capaian IKU TW ini sebesar 111, 72% atau terdapat penambahan 32 unit yang melakukan sertifikasi unit pembenihannya. Peningkatan jumlah unit bersertifikat masih didominasi oleh unit perbenihan skala besar dimana jumlah unit perbenihan skala besar yang bersertifikat sampai dengan TW I 2015 berjumlah 200 unit (UPT/UPTD 170 unit, Swasta 30 unit), sedangkan jumlah unit perbenihan skala kecil yang bersertifikat sampai dengan TW I 2015 sebesar 105 unit (98 unit UPR/HSRT, 7 unit Kelompok). 63

73 Berdasarkan tabel 34 dapat dilihat capaian triwulan I 2015 sebesar 111,72% lebih besar dibandingkan capaian triwulan I tahun 2014 sebesar 99,66%. hal ini terjadi karena mulai sadarnya para unit perbenihan skala kecil mulai sadar tantang pentingnya mutu produk yang akan dihasilkan oleh unit perbenihannya sehingga ingin untuk melakukan sertifikasi terhadap unit pembenihannya juga karena adanya penambahan dukungan anggaran yang diberikan untuk melakukan sertifikasi terhadap unit perbenihan. Tabel 35. Capaian IKU 14 Jumlah Unit Perbenihan Rakyat (UPR) dan Unit Perbenihan Skala Besar yang Bersertifikat sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Unit Perbenihan Rakyat (UPR) dan Unit Perbenihan Skala Besar yang Bersertifikat - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan 118, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 99,66 108, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 90,31 72,62 - Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Realisasi tahun 2014 masih terhitung dengan unit perbenihan bersertifikat yang expired jumlah unit perbenihan bersertifikat yang aktif sampai dengan 2014 sebesar 273 unit. Target TW I 2015 merupakan jumlah unit perbenihan bersertifikat yang aktif sampai dengan tahun 2014 Realisasi TW I tahun 2015 unit perbenihan yang expired sudah tidak terhitung Peningkatan jumlah unit yang bersertifikasi juga terjadi karena meningkatnya keinginan para pelaku usaha perbenihan untuk menerapkan standar dan sertifikasi CPIB secara nasional, sehingga sistem manajemen mutu perbenihan mampu mengantisipasi permasalahan mutu yang ada baik secara nasional maupun internasional. Pencapaian target indikator unit pembenihan bersertifikat didukung juga oleh beberapa kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah Kegiatan Harmonisasi Standardisasi dan Sertifikasi CPIB dan Kegiatan Rapat Tim Teknis Sertifikasi CPIB. Rekapitulasi jumlah unit perbenihan yang bersertifikat dapat dilihat pada tabel 36 berikut. Tabel 36. Rekapitulasi Unit Pembenihan yang Bersertifikat per Provinsi Tahun (sampai dengan Triwulan I) No. Provinsi Jumlah Unit Jumlah Sertifikat 1 NANGGROE ACEH DARUSSALAM SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT R I A U KEPULAUAN RIAU J A M B I SUMATERA SELATAN L A M P U N G B A N T E N DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH DI YOGYAKARTA JAWA TIMUR KALIMANTAN BARAT

74 No. Provinsi Jumlah Unit Jumlah Sertifikat 18 KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN TIMUR KALIMANTAN SELATAN B A L I NUSA TENGGARA BARAT NTT SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA M A L U K U P A P U A 0 0 TOTAL Rencana aksi untuk peride selanjutnya untuk mendukung capaian IKU adalah melakukan rapat tim teknis penilaian sertifikasi, melakukan sertifikasi dan surveilen CPIB dan Apresiasi auditor CPIB. D. Jumlah Sentra Kebun Bibit Rumput Laut (sentra) Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) ke-3 peningkatan produksi dan keberlanjutan usaha perikanan budidaya menjadi suatu hal yang utama dalam pembangunan secara nasional. Pada tahun 2015 sebagai tahun pertama RPJM ke-3, Program Kementerian Kelautan dan Perikanan yang berkaitan langsung dengan perikanan budidaya lebih ditekankan pada peningkatan produksi perikanan budidaya yang mampu untuk mencukupi kebutuhan dalam dan luar negeri serta dapat meningkatkan pendapatan para pembudidaya dan penghasil sumber devisa negara. Untuk mendukung hal tersebut, maka salah satu program Ditjen Perikanan Budidaya adalah peningkatan produksi perikanan budidaya, dengan salah satu komoditas utamanya adalah rumput laut yang mencapai 59,21% dari target produksi perikanan budidaya di tahun Pengembangan sentra kebun bibit rumput laut dimaksudkan untuk mendukung program peningkatan produksi perikanan budidaya khususnya komoditas rumput laut. Hal ini didasari dengan adanya peluang usaha dan peluang pasar yang sangat memungkinkan. Tabel 37. Capaian IKU 15 Jumlah Sentra Kebun Bibit Rumput Laut sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Sentra Kebun Bibit Rumput Laut (sentra) - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung semesteran. Merupakan IKU baru DJPB. - Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0,00-65

75 Realisasi capaian sebesar 0% karena sebagian besar kegiatan bersumber pada DIPA APBN-P yang baru disahkan bulan Maret Namun demikian, kegiatan yang telah dilakukan selama kurun waktu triwulan I adalah melakukan identifikasi lokasi. Kegiatan yang mendukung IKU jumlah sentra kebun bibit rumput laut diantaranya adalah (i) Pemberian paket bantuan kebun bibit rumput laut di kawasan/sentra kebun bibit rumput laut di 22 sentra; (ii) Penyusunan pedum pengembangan bibit rumput laut hasil kultur jaringan di masyarakat; dan (iii) Pembangunan Laboratorium Kultur Jaringan dan Green House (lokasi). Rencana Aksi yang dilakukan pada triwulan selanjutnya untuk mendukung IKU adalah melakukan kegiatan penyusunan pedoman umum pengembangan kebun bibit rumput laut dan identifikasi lokasi sentra kebun bibit rumput laut. Tabel 38. Rencana Lokasi Sentra Kebin Bibit Rumput Laut Tahun 2015 Kabupaten Sentra Kebun Bibit Rumput Laut Jumlah Sentra Total 22 Aceh Besar 1 Bengkalis 1 Bangka Selatan 1 Lampung Selatan 1 Tanggamus 1 Karimun Jawa 1 Lombok Barat 1 Lombok Timur 1 Bima 1 Sikka 1 Sumba Timur 1 Rote Ndao 1 Lembata 1 Kupang 1 Tarakan 1 Parigi Moutong 1 Takalar 1 Jeneponto 1 Mamuju 1 Konawe Selatan 1 Pohuwato 1 Maluku Tenggara 1 E. Jumlah Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya (kab/kota; kumulatif) Salah satu konsep pembangunan kelautan dan perikanan guna pencapaian lompatan produksi perikanan budidaya antara lain dilaksanakan melalui Minapolitan yang merupakan suatu Konsep Manajemen Ekonomi Kawasan Berbasis Kelautan dan Perikanan Guna Meningkatan Pendapatan Masyarakat. Minapolitan dilaksanakan dengan prinsip-prinsip integrasi, efisiensi, efektivitas, kualitas dan percepatan pembangunan yang berbasis kawasan/wilayah dengan dukungan berbagai kementerian atau sektor lain. Pengembangan 66

76 kawasan minapolitan perikanan budidaya merupakan upaya percepatan pembangunan perikanan budidaya di sentra-sentra produksi perikanan budidaya yang memiliki potensi untuk dikembangkan. Pengembangan kawasan minapolitan perikanan budidaya bertujuan untuk : (i) meningkatkan volume produksi, produktifitas usaha, dan meningkatkan kualitas produk perikanan budidaya, (ii) meningkatkan pendapatan pembudidaya dan masyarakat terkait lainnya, dan (iii) mengembangkan kawasan minapolitan perikanan budidaya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di daerah. Adapun sasaran strategi pengembangan kawasan minapoitan adalah menjadikan lahan-lahan budidaya potensial sebagai sentra produksi perikanan dengan tingkat produksi, poduktivitas dan kualitas tinggi melalui sistem intesifikasi dan ekstensifikasi. Realisasi Kabupaten minapolitan percontohan perikanan budidaya sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 adalah 77 Kabupaten dari target 78 kabupaten/kota (98,72%) atau tercapai 90,59% dari target tahunan sebagaimana ditunjukkan pada tabel 39 berikut dan terinci pada lampiran 4. Tabel 39. Capaian IKU 16 Jumlah Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Kawasan Minapolitan Perikanan Budidaya - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan 110, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 100,00 98, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 94,29 90,59 - Kumulatif mulai tahun 2011, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 77 (100,00%). Kabupaten/kota yang dikategorikan termasuk didalam Kawasan Minapolitan Percontohan adalah yang telah terpenuhinya syarat kelengkapan dokumen yang meliputi RPIJM dan masterplan. Indikator keberhasilan dalam pencapaian target pengembangan kawasan minapolitan diantaranya adalah adanya komitmen daerah dalam mendorong dan berperan aktif demi berjalannya program sesuai dengan tujuan yang diinginkan bersama serta kesiapan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan pengembangan minapolitan berbasis perikanan budidaya dan koordinasi antar POKJA Kabupaten/Kota dalam mendukung perikanan budidaya. Berdasarkan tabel 39 di atas, pencapaian realisasi triwulan I tahun 2015 lebih kecil dibandingkan pada tahun 2014 sehingga target kawasan tidak tercapai 100%, hal tersebut disebabkan beberapa faktor hambatan dan kendala yaitu sebagai berikut : 67

77 1. Belum sinkronnya rencana kegiatan dengan kesiapan administrasi kabupaten yang ditetapkan sebagai kawasan percontohan minapolitan; 2. Belum sinkronnya jadwal pelaksanaan kegiatan rapat koordinasi minapolitan tingkat kabupaten antara pusat dan daerah; 3. Terbatasnya data dan informasi kawasan yang telah disampaikan oleh kabupaten lokasi percontohan minapolitan menyebabkan sistem informasi minapolitan memiliki informasi yang sangat terbatas; Upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut pada triwulan selanjutnya diantaranya : 1. Sinkronisasi dan harmonisasi jadwal dan rencana kegiatan dengan kesiapan adminsitrasi kabupaten yang ditetapkan sebagai kawasan percontohan minapolitan perlu untuk diintensifkan dan ditingkatkan; 2. Melakukan verifikasi ke kabupaten prioritas untuk melihat kondisi eksisting pengembangan kawasan minapolitan dan mendapatkan data dan informasi terkait pengembangan kawasan budidaya di kabupaten tersebut; F. Panjang Saluran Tambak yang Dikelola secara Partisipatif (meter lari) Pelaksanaan revitalisasi prasarana untuk kegiatan budidaya merupakan salah satu kegiatan prioritas, karena keberhasilan pengembangan usaha budidaya sangat ditentukan oleh dukungan ketersediaan prasarana yang memadai di kawasan budidaya. Saat ini kondisi prasarana budidaya di kawasan budidaya sebagian besar mengalami penurunan fungsi dan kerusakan. Kondisi tersebut terjadi karena selama ini proses operasional dan pemeliharaan prasarana budidaya belum dilaksanakan secara optimal. Dalam rangka mempercepat proses penyediaan prasarana yang memadai maka Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya menginisiasi suatu kegiatan Pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif (PITAP). Pelaksanaan kegiatan PITAP difokuskan pada operasional dan pemeliharaan prasarana sistem irigasi tambak di kawasan budidaya dengan memberdayakan pembudidaya ikan secara terencana dan sistematis untuk meningkatkan kinerja dan kesadaran dalam pengelolaan jaringan irigasi tambak sehingga diharapkan dapat terlaksana percepatan penyediaan prasarana yang memadai di kawasan budidaya. Panjang saluran tambak yang dikelola secara partisipatif sampai dengan tahun 2015 triwulan I belum ada realisasi atau tercapai 0% dari target tahunan sebanyak meter sebagaimana ditunjukkan pada tabel di bawah. Namun demikian, pada triwulan I, Ditjen Perikanan Budidaya sudah menyusun Juklak Pitap sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan di lapangan dan dilanjutkan melakukan sosialisasi kegiatan terhadap stakeholder pada triwulan selanjutnya. 68

78 Tabel 40. Capaian IKU 17 Panjang Saluran Tambak yang Dikelola secara Partisipatif sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 Panjang Saluran Tambak yang Dikelola secara Partisipatif IKU Keterangan - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0,00 - Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB. Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran IKU sebelumnya adalah Jumlah kelompok pengelola saluran tambak secara partisipatif dengan target tahunan 17 kelompok dan tercapai 17 kelompok, dengan panjang saluran yang dikelola adalah m. Panjang saluran tambak yang dikelola secara partisipatif (meter) merupakan IKU baru dari kegiatan yang sama telah dilakukan pada tahun sebelumnya yaitu Pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif (PITAP). Pada tahun 2014, kegiatan PITAP ini memiliki IKU Jumlah kelompok pengelola saluran tambak secara partisipatif dengan target tahunan 17 kelompok, namun realisasi pada triwulan I 2014 belum ada disebabkan pada fase tersebut masih dilakukan persiapan kegiatan dan penyusunan juklak. Berdasarkan tabel 40 di atas, untuk melakukan optimalisasi pelaksanaan kegiatan PITAP dalam rangka mencapai target kinerja akan dilakukan beberapa rencana aksi sebagai kegiatan pendukung yaitu sebagai berikut (i) Penyusunan juklak Pitap; (ii) Sosialisasi kegiatan Pitap; (iii) Koordinasi pelaksanaan kegiatan (Tim Pokja, Tim Pembina, Tim Teknis, Konsultan, Kelompok) dan (iv) Monitoring dan evaluasi kegiatan rehabilitasi saluran irigasi tambak. G. Unit Pembudidayaan Ikan Bersertifikat CBIB (unit; kumulatif) Secara keseluruhan, pembangunan perikanan budidaya diarahkan untuk peningkatan produksi yang mendukung Prioritas RPJMN yaitu meningkatkan ketahanan dan kemandirian pangan serta kecukupan gizi masyarakat. Salah satu kegiatan yang mendukung ketahanan pangan dilakukan melalui penilaian sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) pada unit budidaya ikan. Sertifikasi CBIB dilaksanakan sebagai upaya untuk memberikan jaminan penerapan CBIB sehingga proses budidaya dapat menghasilkan produk yang aman dikonsumsi. Secara kumulatif kegiatan penilaian dari tahun 2004 hingga Desember 2014 adalah unit (baru dan ulangan) baik yang sertifikatnya sudah kadaluwarsa maupun belum. Pada tahun 2015 IKU ini sedikit berbeda dengan IKU 2014, dengan hanya menghitung jumlah sertifikat yang masih berlaku pada kurun waktu pengukuran, yang setelah dilakukan 69

79 identifikasi terdapat hampir separuh sertifikat telah habis masa berlakunya. Target tersebut pada triwulan I ditetapkan sebesar 5.200, dengan capaian sebesar unit atau 127,6 % dari target triwulanan. Bila dibandingkan dengan target tahunan maka tercapai sebesar 80,93 sehingga masih diperlukan kerja keras dalam pencapaian IKU ini. Tabel 41. Capaian IKU 18 Unit Pembudidayaan Ikan Bersertifikat CBIB sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 IKU Keterangan Unit Pembudidayaan Ikan Bersertifikat CBIB - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan 126, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 127, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 80,93 - Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah (126,40%) (Sertifikat aktif dan tidak aktif). Untuk tahun 2015 yang dihitung sertifikat aktif. Dengan semakin banyaknya pembudidaya yang mengusulkan untuk mendapatkan sertifikat CBIB mengindikasikan bahwa semakin banyak pembudidaya yang menyadari bagaimana pentingnya menyediakan bahan pakan yang sehat dan aman dikonsumsi, selain itu pembudidaya juga sudah merasa bahwa dengan mendapatkan sertifikat CBIB akan lebih mudah dalam mengembangkan usaha budidayanya karena dengan memiliki sertifikat CBIB akan menjamin produknya memenuhi persyaratan untuk dipasarkan baik di dalam negeri maupun untuk pasar ekspor. Unit pembudidayaan ikan yang bersertifikat CBIB terbanyak berada di Provinsi Sulawesi Selatan (510 unit), Jawa Timur (509 unit) dan Jawa Barat (458 unit). Tingginya angka tersebut menunjukan kesadaran pembudidaya akan pentingnya keamanan pangan dan prinsip-prinsip CBIB serta komitmen dan dukungan Dinas Provinsi terhadap program dan kegiatan sistem mutu khususnya CBIB. Hal ini juga didukung jumlah unit pembudidayaan yang cukup besar dengan sentra produksi udang yang menjadi prioritas dalam sertifikasi, komitmen Dinas untuk mendukung sertifikasi CBIB, serta pendelegasian sertifikasi CBIB yang telah dilaksanakan dengan baik. Tabel 42. Tabel Jumlah Unit Pembudidayaan Bersertifikat CBIB (unit) sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 Per Provinsi No Provinsi Capaian Capaian 2015 Jumlah Capaian Target 2015 Pencapaian (%) 1 Aceh ,6 2 Sumatera Utara ,3 3 Sumatera Barat ,3 4 Riau ,2 5 Kepulauan Riau ,7 6 Jambi ,2 7 Sumatera Selatan ,0 8 Kep. Bangka Belitung ,9 70

80 No Provinsi Capaian Capaian 2015 Jumlah Capaian Target 2015 Pencapaian (%) 9 Bengkulu ,3 10 Lampung ,1 11 DKI Jakarta ,7 12 Banten ,0 13 Jawa Barat ,7 14 Jawa Tengah ,5 15 DI Yogyakarta ,5 16 Jawa Timur ,5 17 Bali ,4 18 Nusa Tenggara Barat ,7 19 Nusa Tenggara Timur ,0 20 Kalimantan Barat ,3 21 Kalimantan Tengah ,0 22 Kalimantan Selatan ,1 23 Kalimantan Timur ,5 24 Kalimantan Utara ,0 24 Sulawesi Utara ,0 25 Gorontalo ,2 26 Sulawesi Tengah ,5 27 Sulawesi Barat ,7 28 Sulawesi Selatan ,0 29 Sulawesi Tenggara ,9 30 Maluku ,1 31 Maluku Utara ,3 32 Papua Barat ,0 33 Papua ,4 JUMLAH ,9 Kendala utama yang dihadapi dalam pencapaian target sertifikasi CBIB dalah kurangnya tenaga auditor sehingga rencana aksi selanjutnya adalah pelatihan untuk recruitment auditor untuk menambah jumlah auditor yang telah ada. Capaian IKU TW I tersebut didukung oleh pelaksanaan (i) sosialisasi penerapan SNI dan CBIB; (ii) supervisi, pembinaan, monitoring dan evaluasi percontohan; (iii) identifikasi kebutuhan standar budidaya air payau dan laut, (iv) penilaian sertifikasi; (v) FGD pengembangan budidaya air payau; dan (vi) pengawasan sertifikasi CBIB. Kegiatan tersebut akan terus dilakukan pada triwulan selanjutnya. H. Jumlah Lokasi Pengembangan Teknologi Anjuran (Sistem Biofloc) untuk Produktivitas Budidaya Lele, Nila dan Patin Dalam rangka mewujudkan usaha perikanan budidaya yang berkelanjutan (Sustainable Aquaculture) dan berdaya saing maka perlu dikembangkan suatu teknologi budidaya yang ramah lingkungan tetapi memiliki produktifitas tinggi. Sebagai upaya untuk menjaga daya dukung lingkungan agar budidaya tersebut dapat berkelanjutan dan berproduktivitas tinggi serta dapat memberikan benefit yang optimal bagi pembudidaya, maka diharapkan perikanan budidaya dapat menjadi tulang punggung dalam menghadapi era masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) dan dalam mengawal program ketahan pangan. Salah satu teknologi yang akan disosialisasikan oleh DJPB adalah teknologi Biofloc yang akan diimplementasikan di 24 wilayah sampai dengan akhir tahun

81 Tabel 43. Capaian IKU 17 Jumlah Lokasi Pengembangan Teknologi Anjuran (Sistem Biofloc) untuk Produktivitas Budidaya Lele, Nila, dan Patin sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Lokasi Pengembangan Teknologi Anjuran (Sistem Biofloc) untuk Produktivitas Budidaya Lele, Nila, dan Patin - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** - - Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB. - Persentase Capaian Tahunan Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0,00 - Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran Capaian IKU sampai dengan triwulan I 2015 masih nol, namun demikian beberapa upaya yang dilakukan adalah penyusunan Juklak untuk menetapkan daerah-daerah yang memiliki potensi untuk mendukung penerapan teknologi biofloc tersebut. Kesulitan dalam menentukan wilayah pelaksanaan ini adalah bagaimana mengidentifikasi suatu wilayah apakah sistem biofloc ini bisa diaplikasikan dan bisa terjamin keberlanjutannya atau tidak sehingga diperlukan suatu studi yang mendalam untuk memastikan kondisi tersebut. Rencana aksi untuk memastikan kondisi tersebut adalah dengan melakukan kegiatankegiatan, yaitu : (i) Rapat koordinasi dengan stakeholder terkait untuk melakukan diskusi lebih jauh tentang kondisi-kondisi yang ada dilapangan; (ii) Temu lapang sebagai sarana untuk mentransfer teknologi tentang pemeliharaan ikan dengan sistem biofloc; (iii) Pelaksanaan percontohan; dan (iv) Monitoring dan evaluasi percontohan. I. Jumlah Kelompok Produsen Pakan Ikan Mandiri Pengembangan kelompok pakan ikan mandiri merupakan suatu upaya DJPB untuk menekan biaya produksi terutama biaya produksi pakan ikan yang merupakan komponen biaya tertinggi dari biaya produksi (diperkirakan mencapai 60-70% dari keseluruhan biaya produksi). Tingginya biaya produksi pakan ditengarai merupakan faktor utama yang menentukan mahalnya harga pakan yang menyebabkan margin keuntungan yang diterima oleh pembudidaya terutama pembudidaya skala kecil menjadi tidak rasional jika dibandingkan dengan usaha yang dikeluarkan pada masa pemeliharaan. Oleh karena itu pengembangan kelompok pakan ikan mandiri diharapkan dapat menekan biaya produksi yang berasal dari pakan ikan yang pada akhirnya akan meningkatkan margin keuntungan yang akan diterima oleh pembudidaya. Capaian IKU ini pada triwulan I tahun 2015 masih nol (tabel 44), mengingat kegiatan didanai dari APBNP dengan DIPA APBN-P yang baru disahkan pada akhir bulan Maret

82 Tabel 44. Capaian IKU 20 Jumlah Kelompok Produsen Pakan Ikan Mandiri sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Kelompok Produsen Pakan Ikan Mandiri - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru. - Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0,00 - Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran Upaya yang akan dilakukan dalam mencapai target jumlah kelompok pakan ikan mandiri adalah : (i) Pemberian paket pakan ikan mandiri; (ii) Supervisi dan Monitoring penerima bahan baku pakan; (iii) Forum pakan ikan mandiri; (iv) Temu lapang; dan (v) FGD pakan ikan mandiri PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 6 : Tersedianya Pengendalian Sistem Budidaya secara Efektif Pencapaian sasaran strategis ini rata-rata sebesar 83,87% terhadap target triwulan I atau 79,58% terhadap target tahunan, di mana Ditjen Perikanan Budidaya mengidentifikasi 4 (empat) Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana pada tabel 45 berikut. Tabel 45. Capaian Sasaran Strategis 6 Tersedianya Pengendalian Sistem Budidaya secara Efektif sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS Internal Process Perspective 6 Terselenggaranya pengendalian sistem budidaya secara efektif URAIAN INDIKATOR KINERJA 21 Jumlah obat ikan yang terjamin, mutu, keamanan dan khasiatnya (obat; kumulatif) 22 Jumlah sampel produk perikanan budidaya keberterimanya 96% TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN ,87 100,40 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 243 (100,41%) ,00 0,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB. 73

83 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA 23 Jumlah jenis pakan ikan yang terjamin mutunya (jenis; kumulatif) 24 Jumlah unit usaha budiadaya yang memperoleh layanan perizinan (unit; kumulatif) TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN ,79 103,63 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah (132,25%) (Sertifikat aktif dan tidak aktif). Untuk tahun 2015 yang dihitung sertifikat aktif ,83 114,31 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 696 (116,00%) A. Jumlah Obat Ikan yang Terjamin, Mutu, Keamanan dan Khasiatnya (obat; kumulatif) Penyediaan obat ikan dengan kriteria aman, terjamin mutu dan khasiatnya merupakan upaya dalam rangka memberikan alternatif dalam melakukan tindakan pengendalian penyakit ikan. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari dampak yang merugikan bagi ikan yang dibudidayakan, lingkungan maupun kesehatan manusia. Berkaitan dengan hal diatas, untuk menjamin keamanan produk perikanan budidaya maka dilakukan kegiatan pengendalian obat ikan secara terintegrasi antar pusat, daerah dan stakeholder yang dimulai dari penyediaan, peredaran dan penggunaannya. Dalam mencapai tujuan tersebut, kebijakan pengendalian obat ikan, kimia dan bahan biologi (OIKB) dilakukan melalui 2 (dua) pendekatan yaitu : a. Pendekatan administrasi : penerbitan surat pendaftaran obat ikan, penerbitan izin usaha, dan penerbitan surat keterangan pemasukan atau pengeluaran obat ikan; b. Pendekatan lapangan : pembinaan dan pemantauan obat ikan di tingkat produsen, importir, distributor, depo/toko dan pembudidaya. Tabel 46. Capaian IKU 21 Jumlah Obat Ikan yang Terjamin, Mutu, Keamanan dan Khasiatnya sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Obat Ikan yang Terjamin, Mutu, Keamanan dan Khasiatnya (obat; kumulatif) - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan 100, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 100,00 102, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 97,52 100,40 - Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 243 (100,41%). 74

84 Pada akhir triwulan I, capaian IKU telah melampaui target tahunan yaitu sebanyak 251 obat atau 102,87% dari 250 target yang telah ditetapkan. Jika dibandingkan realisasi tahun sebelumnya pada triwulan yang sama maka capaian IKU ini mengalami peningkatan sebesar 2,79%. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat ketaatan penyedia obat ikan yang semakin tinggi dalam mendaftarkan produknya disamping itu capaian tersebut juga merupakan keberhasilan upaya sosialisasi terkait tata cara pendaftaran obat ikan yang telah dilakukan setiap tahun kepada penyedia obat ikan sehingga pengisian data teknis obat ikan mudah dipahami oleh Tim Penilai Obat Ikan. Sementara itu, penetapan target IKU tahun 2016 berdasarkan RPJMN 3 adalah 260 obat ikan jika dibandingkan dengan target tahun berikutnya maka IKU ini telah mencapai 96,54% yang berarti capaian IKU ini pada akhir tahun diprediksikan mampu melebihi target. Dengan demikian, penentuan target IKU pada tahun 2016 harus segera dilakukan peninjauan dan penyesuaian. Sedangkan, bila dibandingkan dengan rencana target tahun 2019 yaitu 295 merk obat maka capaian IKU triwulan I tahun 2015 telah terealisasi sebesar 85,085%. Hal tersebut menunjukkan bahwa IKU ini diprediksi sangat mampu memenuhi target. Capaian Indikator Kinerja Jumlah obat ikan yang terjamin mutu, keamanan dan khasiatnya hingga akhir triwulan I Tahun 2015 adalah sebanyak 8 (delapan) obat yang dapat dilihat pada tabel 47 berikut. Tabel 47. Capaian Jumlah Obat Ikan Yang Terjamin Mutu, Keamanan dan Khasiatnya sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 No Jenis Sediaan Produk dalam Negeri Impor Jumlah 1 Farmasetik Premiks : a. Feed additive b. Feed supplement Biologik : a. Vaksin b. Diagnostik Kit Probiotik Obat Alami Total Sedangkan capaian Jumlah Obat Ikan yang Sesuai dengan Ketentuan Hingga Akhir Triwulan I Tahun 2015 sebanyak 251 merk obat ikan disajikan pada tabel 48. Keberhasilan capaian IKU Tahun 2015 didorong dengan dilakukannya kegiatan Rapat Evaluasi Teknis Dokumen Pendaftaran Obat Ikan, Kimia dan Bahan Biologi dan Pemeriksaan lapang dalam rangka penerbitan surat ijin usaha obat ikan. Tabel 48. Capaian Jumlah Obat Ikan yang Sesuai dengan Ketentuan sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 (Kumulatif) No Jenis Sediaan Produk Dalam Negeri Impor Jumlah 1 Farmasetik Premiks : a. Feed additive *

85 No Jenis Sediaan Produk Dalam Negeri Impor Jumlah b. Feed supplement Biologik : a. Vaksin b. Diagnostik Kit Probiotik Obat Alami Total Dikeluarkan 2 (dua) merk obat ikan 2 Total Ket* 2 (dua) merk feed additive merupakan produk pakan larva ikan sehingga pendaftarannya beralih ke Direktorat produksi. Tabel 49. Rincian Penerbitan Surat Nomor Pendaftaran Obat Ikan sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 No Merek Obat Ikan Produsen/Importir Sediaan No. Pendaftaran 1 Prima Premik PT. Central Proteina Prima, Tbk Premiks KKP RI No D PBS, 9 Januari Hitavit Aquatic PT. Issu Medika Veterindo Farmasetik KKP RI No D FBS, 20 Januari BaroxTM Liquid PT. Kemin Indonesia Premiks KKP RI No I PBC, 25 Februari KEM WETTM LR Liquid PT. Kemin Indonesia Premiks KKP RI No I PBC, 25 Februari Prosatu-B4 PT. Blue Sky Biotech Probiotik KKP RI No D PbBS, 25 Februari Proterra PT. Blue Sky Biotech Probiotik KKP RI No D PbBS, 25 Februari Vitamin C 90% PT. Biotek Saranatama. Premiks KKP RI No I PBS, 24 Maret Azomite PT. Behn Meyer Chemicals Premiks KKP RI No I PBS, 24 Maret 2015 Berkaitan dengan upaya meningkatkan pengendalian obat ikan yang dimaksudkan untuk mengendalikan penyediaan, peredaran dan penggunaan obat ikan yang aman bagi ikan dan lingkungan, maka rencana aksi yang dilakukan pada triwulan berikutnya adalah : Rapat Evaluasi Teknis Dokumen Pendaftaran Obat Ikan, Kimia dan Bahan Biologi, Pemeriksaan lapang dalam rangka penerbitan surat ijin usaha obat ikan, kimia dan bahan biologi dan Pembinaan Pemantauan Obat Ikan. B. Jumlah Sampel Produk Perikanan Budidaya Keberterimanya 96% Dalam upaya mendukung peningkatan daya saing produk perikanan budidaya di pasar internasional dilakukan dengan cara mengendalikan kandungan residu pada produk perikanan budidaya. Kegiatan pengendalian residu produk perikanan budidaya di Indonesia diimplementasikan melalui kegiatan monitoring residu berdasarkan Rencana Monitoring Residu Nasional atau yang lebih dikenal dengan National Residue Monitoring Plan (NRMP) yang disusun pada setiap tahunnya. Jumlah Sampel Produk Perikanan Budidaya yang Tingkat Keberterimanya 96% (sampel) mempunyai pengertian 96% dari target sampel produk perikanan budidaya di dalam NRMP yang bebas residu. Sampel tersebut dihitung berdasarkan tingkat produksi tahun sebelumnya dalam satuan ton dibagi 100. Berdasarkan RPJMN Tahun , penetapan target sampel yang memenuhi kriteria 95% bebas residu pada tahun 2015 adalah 4200 sampel. Pengukuran Indikator Kinerja ini dihitung secara tahunan secara non kumulatif sehingga capaiannya baru diketahui pada akhir tahun. Namun demikian, distribusi perolehan capaian melalui pengambilan sampel dapat dilakukan setiap triwulan. 76

86 Tabel 50. Capaian IKU 22 Jumlah Sampel Produk Perikanan Budidaya Keberterimanya 96% sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Sampel Produk Perikanan Budidaya Keberterimanya 96% - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0,00 - Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB. Penetapan IKU ini berbeda dengan tahun sebelumnya sehingga capaian IKU pada tahun 2015 tidak dapat dibandingkan dengan tahun Hingga akhir triwulan I, pencapaian Indikator Kinerja ini belum diperoleh disebabkan belum dilaksanakannya kegiatan Temu Koordinasi Teknis Pengendalian Residu Nasional yang keluarannya berupa peta perencanaan kegiatan monitoring residu di 18 (delapan belas) provinsi, didalamnya menyepakati antara lain: Penentuan jumlah sampel, komoditas, lokasi pengambilan sampel, penetapan parameter dan pengujian sampel. Sehubungan dengan hal tersebut maka pengambilan sampel hingga akhir triwulan I belum dapat direalisasikan sehingga target triwulan I belum dapat diukur. Berkaitan dengan hal di atas, dalam rangka mendorong percepatan capaian IKU maka pada triwulan selanjutnya direncanakan Temu Koordinasi Teknis Pengendalian Residu, Workshop Pengembangan IMS, Pengambilan Sampel, Penelusuran Sumber Residu dan Evaluasi Hasil Pelaksanaan Monitoring Residu. Berkaitan dengan hal di atas, dalam rangka mendorong percepatan capaian IKU maka pada triwulan selanjutnya direncanakan Temu Koordinasi Teknis Pengendalian Residu, Workshop Pengembangan IMS, Pengambilan Sampel, Penelusuran Sumber Residu dan Evaluasi Hasil Pelaksanaan Monitoring Residu. C. Jumlah Jenis Pakan Ikan yang Terjamin Mutunya (jenis; kumulatif) Sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. PER. 02/MEN/2010 bahwa setiap pakan yang beredar di wilayah Republik Indonesia harus didaftarkan. Hal ini sangat penting untuk pengawasan terhadap pakan yang digunakan oleh pembudidaya agar mutu pakan tetap terjaga dan dapat memberikan pertumbuhan yang 77

87 baik bagi ikan. Sampai dengan triwulan I tahun 2015, penilaian pendaftaran pakan telah menghasilkan pakan ikan terdaftar sebanyak 829 merk pakan ikan seperti pada tabel 51. Tabel 51. Capaian IKU 23 Jumlah Jenis Pakan Ikan yang Terjamin Mutunya sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Jenis Pakan Ikan yang Terjamin Mutunya - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 108, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 103,63 - Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah (132,25%) (Sertifikat aktif dan tidak aktif). Untuk tahun 2015 yang dihitung sertifikat aktif. Sampai bulan Maret tahun 2015, penilaian pendaftaran pakan telah menghasilkan pakan ikan terdaftar sebanyak 1090 merk pakan ikan (sertifikat aktif dan tidak aktif) dari 67 produsen dan importir/distributor pakan ikan, seperti dapat dilihat pada tabel 52 di bawah ini. Tabel 52. Perkembangan Pakan Ikan Terdaftar (Triwulan I) No Uraian *) Kumulatif **) 1 Jenis/merk Perusahaan *) s/d bulan Maret 2015 **) kumulatif s/d bulan Maret 2015 Jenis-jenis pakan ikan yang telah terdaftar meliputi pakan ikan untuk pembesaran di budidaya air tawar, payau dan laut serta pakan ikan untuk pembenihan dan ikan hias, seperti dapat dilihat pada tabel 53 berikut. Tabel 53. Perkembangan Pakan Ikan Terdaftar Menurut Jenis Ikan Tahun (Triwulan I) 78

88 No Uraian Udang vaname Udang windu Sidat Mas Nila Lele Patin Gurame Bawal Bintang Bandeng Bawal Kerapu Kakap Ikan hias Benih Lobster campuran Induk TOTAL Kumulatif **) Ulangan Sertifikat Expired Sertifikat Aktif Dalam perkembangan pakan ikan terdaftar terhitung mulai tahun terdapat beberapa produsen dan importir/distributor pakan ikan yang melakukan perpanjangan sertifikat pendaftaran pakan ikan yang sudah habis masa berlakunya. Sampai dengan bulan Maret 2015 sebanyak 92 merk pakan ikan sudah diperpanjang dari 15 produsen dan importir/distributor pakan ikan. Total kegiatan penerbitan sertifikat pakan ikan sampai dengan triwulan I tahun 2015 sebanyak 1090 merk, namun mulai pada tahun 2012 sampai dengan triwulan I tahun 2015 terdapat beberapa perusahaan yang telah melakukan perpanjangan sertifikat pakan ikan sebanyak 98 merk pakan serta beberapa merk pakan ikan yang sudah habis masa berlakunya dan belum diperpanjang oleh perusahaan sebanyak 163 merk, sehingga pakan ikan yang sudah terdaftar dan masih berlaku sertifikatnya sebanyak 829 merk. Upaya yang dilakukan untuk mendukung IKU ini adalah : (i) pengembangan sistem mutu pakan; (ii) penilaian pendaftaran pakan ikan; (iii) Pengawasan Pengadaan dan Peredaran Ikan/Bahan Baku Pakan Ikan berupa Penerbitan SKT Impor Pakan/Bahan Baku Pakan dan Pengujian Mutu Pakan; dan (iv) Koordinasi dan Evaluasi Pengadaan/Peredaran Pakan Ikan. D. Jumlah Unit Usaha Budidaya yang Memperoleh Layanan Perizinan (unit; kumulatif) Perizinan merupakan salah satu bentuk pengendalian usaha yang sangat efektif. Fungsi perizinan usaha perikanan budidaya selain untuk menjaga kelestarian sumberdaya ikan juga untuk membina usaha perikanan serta memberikan kepastian usaha dan memberikan perlindungan terhadap kegiatan usaha. Unit usaha yang memperoleh layanan perizinan adalah unit usaha yang memperoleh izin atau rekomendasi teknis dari pusat ataupun provinsi/kab/kota yang selanjutnya melakukan aktifitas budidaya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Target unit usaha budidaya yang memperoleh layanan perizinan tahun 2015 adalah

89 unit, dengan realisasi sampai dengan triwulan I mencapai 743 unit atau 123,83% dari target triwulan I sebesar 600 unit. Jika dibandingkan dengan target tahunan maka telah tercapai realisasi 114,31%. Capaian ini merupakan kumulatif dari tahun sebelumnya yang sudah mencapai 696 unit seperti terlihat pada tabel 54 berikut. Tabel 54. Capaian IKU 24 Jumlah Unit Usaha Budidaya yang Memperoleh Layanan Perizinan sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 Jumlah Unit Usaha Budidaya yang Memperoleh Layanan Perizinan IKU Keterangan - Target Tahunan Realisasi Tahunan Persentase Capaian Tahunan 116, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 106,84 123,83 - Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 101,50 114,31 Kumulatif mulai tahun 2010, dihitung triwulanan. Capaian sampai dengan tahun 2014 adalah 696 (116,00%) Capaian tersebut terdiri dari 495 unit usaha yang memperoleh layanan perizinan di pusat, dan 248 unit usaha budidaya yang masih beraktifitas sesuai dengan ketentuan (mendapatkan izin/rekomendasi dari provinsi/kabupaten/kota) berdasarkan hasil pemantauan dan evaluasi serta pembinaan yang dilakukan sebagaimana tabel 55 berikut. Tabel 55. Unit Usaha Yang Memperoleh Layanan Perizinan Tahun 2010 Maret 2015 Jenis Perizinan Tahun Surat Keterangan Impor SIKPI RPIPM Ekspor RPTKA Inti Mutiara Jumlah s/d Maret Jumlah Sejak diterbitkannya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 49/PER-MEN/2014 tentang Usaha Pembudidayaan Ikan maka Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya tidak memberikan pelayanan untuk penerbitan Rekomendasi Pengunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA), karena dalam peraturan tersebut tidak diatur lagi tentang RPTKA. Rincian unit usaha yang masih beraktifitas sesuai dengan ketentuan dapat dilihat pada tabel 56 berikut. Tabel 56. Unit Usaha Yang Masih Beraktifitas sesuai dengan Ketentuan sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 Provinsi Tahun Bali 20 1 NTB JATIM 50 6 MALUKU 3 0 SULAWESI SELATAN

90 Tahun Provinsi KALIMANTAN TIMUR 0 3 SUMATRA UTARA 0 4 JUMLAH Kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka mendukung pencapaian indikator ini pada triwulan I antara lain 1) Revisi bahan regulasi perizinan bidang perikanan budidaya (PERMEN KP nomor 49/PER-MEN/2014 tentang Usaha Pembudidayan Ikan); 2) Koordinasi terkait implementasi Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan nomor 41/PER-MEN/2014 tentang Larangan Pemasukan Jenis Ikan Berbahaya dari Luar Negeri ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia; proses verifikasi kapal perikanan buatan luar negeri; analisa resiko pemasukan Oyster dari Perancis; pengaturan pelaksanaan impor-ekspor komoditi peternakan, perkebunan dan holtikultura serta perikanan; harmonisasi pengaturan ekspor dan impor hasil perikanan; dan 3) Melakukan survey Indeks Kepuasan Masyarakat terkait pelayanan Direktorat Usaha Budidaya, yaitu Izin Pemasukan Ikan Hidup (Impor), Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI) Hasil Budidaya, Rekomendasi Pembudidayaan Ikan Penanaman Modal (RPIPM). Sampai dengan bulan Maret tahun 2015 telah terdata dua puluh kuesioner yang diberikan kepada responden yang memperoleh layanan. Permasalahan dalam pencapaian IKU unit usaha yang memperoleh layanan perizinan antara lain : a. Seringkali kebutuhan/kuota importir tidak dapat terpenuhi karena terkendala oleh cuaca dan ketersediaan benih/induk ikan dari negara asal; b. Saat ini dilakukan revisi PERMEN KP nomor 49/PER-MEN/2014 yang merupakan acuan dalam menerbitkan perizinan di Direktorat Usaha Budidaya; c. Beberapa jenis ikan yang dilarang dalam PERMEN KP nomor 41/PER-MEN/2014 merupakan jenis ikan yang rutin diimpor dari negara lain untuk kebutuhan pasar di Indonesia, sehingga dengan adanya peraturan tersebut maka impor beberapa jenis ikan tidak dapat dilakukan. Rencana aksi yang akan dilakukan untuk meningkatkan pencapaian IKU ini adalah : a. Koordinasi dengan instansi lainnya terkait penerbitan surat izin di bidang pembudidayaan ikan; b. Sinkronisasi peraturan perizinan dan pelayanan usaha perikanan budidaya di beberapa daerah untuk menyelaraskan ketentuan antara peraturan di pusat dan peraturan di daerah terkait perizinan di bidang pembudidayaan ikan, serta untuk memperoleh masukan tentang peraturan dan pelaksanaan dalam pemberian izin usaha di bidang pembudidayaan ikan; c. Melakukan identifikasi kelayakan usaha, pemantauan dan evaluasi, serta pembinaan terhadap unit usaha di bidang pembudidayaan ikan. 81

91 PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 7 : Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang Kompeten dan Berkepribadian Dalam rangka mendukung tercapainya tujuan pembangunan perikanan budidaya, salah satu pendorong utamanya adalah tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan professional. Di samping itu, SDM juga merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian dalam pelaksanaan Reformasi Birokrasi, yaitu bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas, kompeten, serta memiliki daya saing tinggi dalam era globalisasi. Oleh sebab itu, salah satu sasaran strategis yang ditetapkan oleh Ditjen Perikanan Budidaya adalah tersedianya SDM Ditjen Perikanan Budidaya yang kompeten dan profesional. Dalam pencapaian sasaran strategis ini, Ditjen Perikanan Budidaya mengidentifikasi 1 (satu) Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana pada tabel dibawah. Indeks Kesenjangan IKU ini bersifat minimize, artinya bahwa semakin kecil capaiannya (<100%), maka dapat dikatakan capaian kinerja IKU ini akan semakin baik. Tabel 57. Capaian Sasaran Strategis 7 Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang Kompeten dan Berkepribadian sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA Learning and Growth Perspective 7 Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang kompeten dan Berkepribadian 25 Indeks Kesenjangan Kompetensi pejabat Eselon II dan III lingkungan Ditjen PB (%) TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN < ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun. Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon II dan III lingkungan Ditjen PB (%) SDM yang berintegritas dan berkompetensi tinggi adalah SDM yang memiliki sikap (attitude) dan kapasitas (skill) yang memadai dalam meningkatkan kinerja organisasi. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan SDM yang memiliki komitmen yang tercermin pada integritasnya. Pengangkatan seorang pegawai di dalam jabatan struktural diharapkan sesuai dengan kompetensinya sehingga prinsip the right man and the right place dapat terpenuhi. Hal ini dapat dicapai apabila pengangkatan dalam jabatan struktural berpedoman pada Standar Kompetensi Manajerial (SKM), dimana SKM menggambarkan jenis dan level kompetensi yang diperlukan bagi suatu jabatan, sehingga pelaksanaan tugas suatu jabatan dapat dilaksanakan dengan baik. Sementara itu indeks kesenjangan kompetensi jabatan merupakan angka yang menunjukkan perbandingan antara kompetensi yang dimiliki oleh seorang pejabat dengan kompetensi yang dibutuhkan untuk satu jabatan tersebut 82

92 sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 7 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Manajerial Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 3A/PERMEN-KP/2014 tentang Standar Kompetensi Manajerial di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Tabel 58. Capaian IKU 24 Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon II dan III lingkungan Ditjen PB (%) sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 IKU Keterangan Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon II dan III lingkup Ditjen PB (persen) - Target Tahunan 50 < 15 < 15 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun. - Realisasi Tahunan 27, Persentase Capaian Tahunan 182, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 0,00 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 - Target indeks Kesenjangan Kompetensi pejabat eselon II dan III Ditjen Perikanan Budidaya pada tahun 2015 adalah < 15% atau turun sebesar 35 % dari tahun 2014 (50%). Dan diharapkan pada tahun 2019 yang akan datang, indeks tersebut akan turun menjadi <13 %, sehingga dapat dikatakan bahwa pada tahun 2019 yang akan datang pengangkatan seseorang dalam jabatan struktural, kompetensi yang dimiliki sudah mendekati dengan syarat jabatan yang sudah ditetapkan. Pada triwulan I, belum dilakukan penghitungan terhadap indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon II dan III lingkup Ditjen Perikanan Budidaya sehingga nilai capaian masih 0 (nol). Untuk mendukung pencapaian IKU ini, terdapat beberapa kegiatan yang telah dilakukan sampai dengan kurun waktu triwulan I, yaitu melakukan pembinaan teknis dan administrasi perencanaan dan pengembagan pegawai melalui keikutsertaan dalam rangka pembahasan aktualisasi prajabatan lingkup KKP di Sukamandi. Di samping itu, dalam rangka mendukung tercapainya IKU ini, maka rencana aksi yang akan dilakukan pada triwulan selanjutnya adalah (i) Melakukan Assesment Pejabat Eselon II dan III lingkup Ditjen Perikanan Budidaya; dan (ii) Melakukan Pembinaan Teknis dan Administrasi dalam rangka perencanaan dan pengembangan pegawai dalam rangka keikutsertaan pejabat Eselon III pada pelaksanaan diklat jabatan, Diklat Kepemimpinan Tk. III yang akan dilaksanakan oleh Badan Diklat Aparatur Sukamandi. 83

93 PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 8 : Tersedianya Informasi Bidang Perikanan Budidaya yang Valid, Handal, dan Mudah Diakses Sasaran strategis ini belum terdapat capaian atau masih 0% karena penghitungan IKU dilakukan di akhir tahun. Tabel 59. Capaian Sasaran Strategis 8 Tersedianya Informasi Bidang Perikanan Budidaya yang Valid, Handal, dan Mudah Diakses sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN Learning and Growth Perspective 8 Tersedianya informasi bidang perikanan budidaya yang valid, handal dan mudah diakses 26 Indeks pemanfaatan informasi bidang perikanan budidaya berbasis IT (%) ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB. Indeks Pemanfaatan Informasi Bidang Perikanan Budidaya Berbasis IT (%) Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi saat ini memberikan kemudahan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja pemerintah khususnya dalam bidang penyebarluasan informasi karena dapat mempercepat penyampaian informasi, jangkauan yang global dan transparansi. Penerapan teknologi informasi melalui media online dalam hal ini adalah website telah diterapkan secara baik oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Demikian juga dalam penyelenggaraan sosialisasi kegiatan dan kebijakan melalui media sosial telah menjadi salah satu pilihan untuk mendukung pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance). Target capaian IKU ini tahun 2015 adalah 75%. Capaian pada triwulan I tahun 2015 belum dapat dipenuhi karena nilai capaian akan diperoleh pada akhir tahun Namun demikian, hingga triwulan I tahun 2015 ini telah dilakukan kegiatan-kegiatan dalam upaya mendukung capaian IKU tersebut yaitu melalui pembentukan Tim Website DJPB dan pengelolaan website DJPB. Tabel 60. Capaian IKU 19 Indeks Pemanfaatan Informasi Bidang Perikanan Budidaya Berbasis IT sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 IKU Keterangan Indeks Pemanfaatan Informasi Bidang Perikanan Budidaya Berbasis IT (%) - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB. 84

94 IKU Keterangan - Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0,00 - Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran Untuk mencapai penyediaan data dan informasi serta aksesibilitasnya melalui teknologi informasi dilakukan melalui upaya perbaikan tampilan dari waktu ke waktu dan pemeliharaan website Ditjen Perikanan Budidaya yang dapat diakes di laman secara berkala. Selain itu, telah dilakukan updating data dan informasi guna menyelaraskan dengan tampilan website KKP. Sejalan dengan perubahan tampilan website yang saat ini sedang dikembangkan oleh tim website, masih perlu dilakukan penyempurnaan pada menu informasi budidaya karena masih banyak informasi yang belum tersedia. Untuk itu akan dilakukan penyempurnaan pada menu informasi budidaya untuk melengkapi informasi yang belum tersedia PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 9 : Terwujudnya Pranata dan Kelembagaan Birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang Berkepribadian Sasaran strategis Terwujudnya Pranata dan Kelembagaan Birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang Berkepribadian masih 0% karena penghitungan dilakukan di akhir tahun, yang didukung oleh 4 (empat) Indikator Kinerja Utama (IKU)dengan rincian capaian seperti pada tabel 61 berikut. Tabel 61. Capaian Sasaran Strategis 9 Terwujudnya Pranata dan Kelembagaan Birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang Berkepribadian sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS Learning and Growth Perspective 9 Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang berkepribadian URAIAN INDIKATOR KINERJA 27 Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB 28 Nilai/skor SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya 29 Indeks integritas pelayanan publik Ditjen Perikanan Budidaya TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN BB 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung semesteran. A 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun ,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB. 85

95 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA 30 Jumlah Unit Kerja yang diusulkan berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN ,00 0,00 Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB. A. Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB Reformasi Birokrasi dilaksanakan dalam rangka pembaharuan terhadap tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain, reformasi birokrasi adalah langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdayaguna dan berhasil guna serta mampu mendukung keberhasilan pembangunan di bidang kelautan dan perikanan. Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) adalah model penilaian mandiri yang digunakan sebagai metode untuk melakukan penilaian serta analisis yang menyeluruh terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi dan kinerja instansi pemerintah. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi Pemerintah, Direktorat Jenderal Perikanan melalui Tim Reformasi Birokrasi lingkup DJPB melakukan pengukuran terhadap indeks pelaksanaan reformasi birokrasi dari indikator-indikator komponen penilaian yang meliputi 8 area perubahan yaitu: 1. Manajemen perubahan 2. Penataan peraturan perundang-undangan 3. Penataan dan penguatan organisasi 4. Penataan tatalaksana 5. Penataan sistem manajemen SDM 6. Penguatan Akuntabilitas 7. Penguatan pengawasan 8. Peningkatan kualitas pelayanan publik Pada bulan Februari tahun 2015, Tim Reformasi Birokrasi DJPB telah melakukan pengukuran mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya tahun 2014 didampingi tim dari Inspektorat Jenderal KKP diperoleh nilai akhir 85,77 dengan interpretasi memuaskan atau 107,22 % dari target. Target nilai penerapan reformasi birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya Tahun 2015 adalah kategori BB, sama dengan target tahun 2014 atau dalam range nilai Capaian nilai tersebut pada triwulan I tahun 2015 ini belum diperoleh mengingat penilaian reformasi birokrasi dilakukan tiap semester. 86

96 Tabel 62. Capaian IKU 27 Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 IKU Keterangan Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB - Target Tahunan BB BB AA - Realisasi Tahunan A Persentase Capaian Tahunan Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 0,00 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 - Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran Non Kumulatif, dihitung semesteran. Beberapa upaya yang telah dilakukan selama triwulan I untuk mendukung pencapaian target nilai penerapan reformasi birokrasi tersebut adalah : 1. Membentuk Tim Reformasi Birokrasi DJPB melalui keputusan Dirjen Perikanan Budidaya Nomor 20/KEP-DJPB/2015 tentang Tim Reformasi Birokrasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya 2. Melakukan dokumentasi kegiatan pendukung program reformasi birokrasi untuk tahun 2015; 3. Melakukan kegiatan penataan organisasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya dengan membuat usulan struktur organisasi baru yang saat ini sedang di bahas di level Kementerian Kelautan dan Perikanan; dan 4. Penataan peraturan perundang-undangan dengan melakukan harmonisasi terhadap peraturan perundang-undangan di bidang perikanan budidaya. Beberapa hal yang harus diperbaiki untuk peningkatan indeks penerapan reformasi birokrasi sesuai hasil evaluasi dari nilai yang diperoleh pada tahun 2014 adalah perlu segera dilakukan rapat pembahasan mengenai rencana aksi reformasi birokrasi 2015 lingkup Ditjen Perikanan Budidaya, khusunya pada indikator penataan sistem manajemen SDM yang dalam kegiatan ini perlu koordinasi yang baik antara Bagian Kepegawaian DJPB dengan Biro Kepegawaian KKP sebagai penanggung jawab. B. Nilai/Skor SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) merupakan penerapan manajemen kinerja pada sektor publik yang sejalan dan konsisten dengan penerapan reformasi birokrasi, yang berorientasi pada pencapaian outcomes dan upaya untuk mendapatkan ahsil yang lebih baik. Usaha-usaha penguatan akuntabilitas kinerja dan sekaligus peningkatannya, dilakukan antara lain melalui Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem 87

97 pertanggungjawaban secara periodik. Evaluasi AKIP ini pada dasarnya dilakukan dengan tujuan : (i) Mengidentifikasi berbagai kelemahan dalam penerapan sistem akuntabilitas kinerja, di lingkungan instansi pemerintah (SAKIP); (ii) Memberikan saran perbaikan atau rekomendasi untuk peningkatan kinerja dan penguatan akuntabilitas instansi pemerintah; dan (iii) Menyusun pemeringkatan hasil evaluasi guna kepentingan penetapan kebijakan di bidang pendayagunaan aparatur negara. Evaluasi dan penilaian SAKIP dilakukan atas komponen-komponen SAKIP sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pada kedua peraturan tersebut disebutkan bahwa komponen SAKIP terdiri dari rencana strategis, perjanjian kinerja, pengukuran kinerja, pengelolaan data kinerja, pelaporan kinerja, dan reviu dan evaluasi kinerja. Sedangkan pada tingkat eselon I KKP, penilaian terhadap SAKIP dilakukan oleh Itjen KKP. Pada tahun 2014, Ditjen Perikanan Budidaya memperoleh nilai AKIP A (82,51) atau 103,14% dari target. Secara umum, hal tersebut menunjukkan kinerja sangat baik, namun masih perlu dilakukan beberapa perbaikan. Oleh karena itu, Ditjen Perikanan Budidaya berupaya untuk menerapkan SAKIP di lingkungan Ditjen Perikanan Budidaya secara menyeluruh sehingga Ditjen Perikanan Budidaya mampu melaksanakan tugas dan fungsinya secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya; mewujudkan transparansi Ditjen Perikanan Budidaya dan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan nasional; serta memelihara kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Jika dilihat dari perolehan nilai AKIP pada tahun 2014, maka nilai AKIP Ditjen Perikanan Budidaya mengalami kenaikan sebesar 5,05% bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Capaian IKU tahun 2015 masih 0% karena pengukuran oleh Itjen KKP biasanya dilakukan pada bulan Mei dengan hasil akhir pada bulan Juni/Juli. Tabel 63. Capaian IKU 29 Nilai AKIP Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 IKU Keterangan Nilai/Skor SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya - Target Tahunan A A AA - Realisasi Tahunan A (82,51) - - Non Kumulatif, dihitung di akhir tahun. - Persentase Capaian Tahunan 100, Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 0,00 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0,00 0,00-88

98 Hambatan dalam penerapan SAKIP adalah belum ditetapkannya Renstra KKP hingga laporan ini disusun (pertengahan April) sehingga menghambat pembahasan renstra unit kerja di bawahnya serta menghambat penyelesaian dokumen yang harus mengacu kepada renstra seperti Rencana Kerja Tahunan (RKT), Penetapan Kinerja (PK), IKU, dan lain-lain. Guna penguatan AKIP pada tahun 2015, maka langkah antisipatif yang akan dilakukan antara lain : (i) Meningkatkan pengelolaan kinerja melalui penguatan SAKIP; (ii) IKU dan target Renstra digunakan sebagai acuan dalam penyusunan RKA-KL; (iii) Penyusunan Penetapan Kerja (Tapja) dari Level 1 s/d V; (iv) Penetapan Tapja Level individu/skp (Sasaran Kinerja Pegawai) melalui SIPKINDU; (v) Target kinerja dalam Tapja diuraikan secara triwulanan dan dilakukan pengukuran monitoring dan evaluasi capaian Tapja secara berkala setiap tiga bulan; (vi) Tertib pelaporan & pendokumentasian; (vii) Melakukan penerapan SPIP; (viii) Melakukan penerapan manajemen risiko; (ix) Melaksanakan hasil rekomendasi penilaian AKIP; dan (x) melakukan evaluasi rencana aksi dan program. Untuk mengatasi hambatan pelaksanaan SAKIP, maka rencana aksi dalam triwulan mendatang adalah : (i) Penyusunan dan Penetapan Renstra serta IKU; (ii) Penyusunan Pedoman Pengukuran Indikator Kinerja Utama (IKU) DJPB Tahun C. Indeks Integritas Pelayanan Publik Ditjen Perikanan Budidaya Integritas dalam pelayanan publik berkaitan dengan komitmen kejujuran untuk melaksanakan segala tugas dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Komitmen ini merupakan sistem ekstra yudisial dalam rangka mencegah terjadinya maladministrasi di jajaran birokrasi, khususnya yang berkaitan dengan administrasi, pengadaan barang/ jasa, dan pelayanan publik sendiri. Survei integritas dilakukan dengan tujuan (1) mengukur tingkat integritas unit layanan publik; dan (2) memberikan masukan bagi unit layanan publik untuk mempersiapkan upaya pencegahan korupsi yang efektif pada wilayah atau layanan yang rentan terjadi korupsi. Bagi KPK, hasil survei dalam bentuk Indeks mencerminkan outcome yang dicapai oleh Unit Layanan di Kementerian/ Lembaga dalam upaya anti korupsi yang dilakukan. Penilaian ini dilakukan melalui pengukuran ilmiah terhadap tingkat korupsi dan faktor-faktor penyebab terjadinya korupsi di lembaga publik dengan mensurvei pengguna langsung layanan publik (dari sudut pandang pengguna layanan, bukan pemberi layanan). Layanan publik yang dilakukan di Ditjen Perikanan Budidaya melalui unit pelayanan terpadu satu atap DJPB meliputi 17 jenis layanan dengan rincian sebagai berikut : 89

99 1. Surat Izin Penyediaan Obat Ikan; 2. Surat Izin Peredaran Obat Ikan; 3. Surat Nomor Pendaftaran Obat Ikan (SNPOI); 4. Surat Keterangan Pemasukan Bahan Baku Obat Ikan; 5. Surat Keterangan Pengeluaran Bahan Baku Obat Ikan; 6. Surat Keterangan Pemasukan Sampel Obat Ikan; 7. Surat Keterangan Pemasukan Obat Ikan; 8. Surat Keterangan Pengeluaran Obat Ikan; 9. Surat Izin Pemasukan Ikan Hidup; 10. Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI) di bidang Pembudidayaan Ikan; 11. Sertifikasi Cara Pembenihan Ikan Yang Baik (CPIB); 12. Sertifikasi Cara Pembudidayaan Ikan Yang Baik (CBIB); 13. Sertifikasi Pendaftaran Pakan Ikan; 14. Surat Keterangan Teknis Impor Pakan dan/atau Bahan Baku Pakan; 15. Rekomendasi Pengeluaran Ikan Hidup; 16. Rekomendasi pembudidayaan ikan penanaman modal (RPIPM); dan 17. Rekomendasi Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA). Tahun 2014 survei integritas dilakukan hanya di Unit Layanan Kementerian/Lembaga, dengan sampel 40 unit layanan dengan jumlah responden orang (30 responden per unit layanan). Unit Layanan bervariasi tiap instansi. Kriteria Unit Layanan yang dijadikan sampel, yaitu : 1. Layanan publik pada kementerian/lembaga strategis yang menjadi fokus Renstra KPK 2. Terkait dengan National Interest 3. Menyangkut hajat hidup orang banyak Sampel unit layanan publik dari Kementerian Kelautan dan Perikanan yang dinilai KPK pada tahun 2014 adalah unit layanan penerbitan izin kapal pengangkut ikan dan surat izin penangkapan ikan dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Target capaian nilai indeks integritas pelayanan publik Ditjen Perikanan Budidaya tahun 2015 adalah 8 (angka nantinya merupakan angka yang sama dengan target Kementerian), meningkat 1,18% dari target tahun 2014 yaitu 6,75. Hingga triwulan I tahun 2015 ini, capaian belum dapat diperoleh nilainya karena pengukuran dilakukan secara tahunan dengan metode sampling terhadap unit layanan publik KKP dan hingga TW I ini belum dilakukan sampling penilaian. Tabel 64. Capaian IKU 19 Indeks Integritas Pelayanan Publik Ditjen Perikanan Budidaya Sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 IKU Keterangan Indeks Integritas Pelayanan Publik Ditjen Perikanan Budidaya - Target Tahunan 6, Non Kumulatif, dihitung di 90

100 IKU Keterangan - Realisasi Tahunan 7, akhir tahun. Merupakan IKU - Persentase Capaian Tahunan baru DJPB. - Target s/d TW I Realisasi s/d TW I Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I 0,00 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan 0,00 0,00 - Beberapa upaya yang telah dilakukan selama triwulan I untuk mendukung pencapaian target IKU tersebut antara lain pengelolaan pelayanan publik dilakukan secara konsisten melalui unit pelayanan terpadu satu atap DJPB guna meminimalisir kontak antara pengguna layanan dan penyedia layanan yang dapat memberikan perilaku gratifikasi dan perilaku maladministrasi lainnya. Selain itu pengembangan sistem pelayanan publik secara online juga terus dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya untuk mempermudah proses pemberian pelayanan kepada pelaku bisnis dan stakeholder. Rencana aksi yang akan dilakukan untuk mendukung IKU ini pada triwulan selanjutnya adalah : (i) peningkatan kualitas layanan publik DJPB dalam rangka reformasi birokrasi; (ii) pelayanan publik online; dan (iii) survei layanan publik bidang produksi, usaha, keskanling, dan perbenihan. D. Jumlah Unit Kerja yang Diusulkan Berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB Wilayah Bebas Korupsi (WBK) adalah sebutan atau predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja pada Zona Integritas yang memenuhi indikator mutlak dan memperoleh hasil penilaian indikator operasional di antara 80 dan 90. Jika penilaian indikator operasional 90 atau lebih maka dapat predikat wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Pembangunan zona integritas ditetapkan instansi pemerintah dengan menunjuk satu atau beberapa unit kerja yang diusulkan sebagai WBK/WBBM, dengan persyaratan antara lain dianggap sebagai unit penting/strategis dalam melakukan pelayanan publik, mengelola sumberdaya yang cukup besar, dan tingkat keberhasilan reformasi birokrasi yang cukup. Proses penetapan WBK/WBBM dilakukan berdasarkan penilaian berjenjang, dimulai dari penilaian mandiri oleh Tim Penilai Internal, dan Tim Penilai Nasional oleh Kemen.PAN-RB, dengan megacu pada kriteria penilaian yang telah ditetapkan dalam peraturan Peraturan Men.Pan-RB Nomor: 52 tahun 2014, dengan komponen pengungkit 60% dan komponen hasil 40%. Enam komponen pengungkit penilaian WBK/WBBM terdiri dari (i) manajemen perubahan 91

101 (5%); (ii) penataan tatalaksana (5%); (iii) penataan sistem manajemen SDM (15%), (iv) penguatan akuntabilitas kinerja (10%); (v) penguatan pengawasan (15%); dan (vi) peningkatan kualitas layanan publik (10%). Sedangkan dua komponen pengungkit terdiri dari (i) manajemen perubahan (20%); dan (ii) penataan tatalaksana (20%). Target jumlah unit kerja yang diusulkan berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen Perikanan Budidaya tahun 2015 adalah 1 unit kerja. Capaian di triwulan I tahun 2015 masih 0 karena IKU diukur pada akhir tahun. Namun demikian pada tahun 2014 DJPB telah mengusulkan BBPBAP Jepara untuk meraih predikat WBK/WBBM yang akan dinilai oleh KemenPan-RB pada tahun Dalam upaya melihat kesiapan tersebut, maka selama triwulan I tahun 2015 telah dilakukan evaluasi mandiri bersama dengan petugas/pegawai yang menangani bidang penerapan WBK/WBBM, diikuti oleh seluruh Kepala Bidang di lingkup BBPBAP Jepara dengan hasil nilai mandiri WBK/WBBM BBPBAP Jepara sebesar 67,90. Nilai tersebut terdiri dari nilai pengungkit 40,90 dan hasil 27,00. Berdasarkan Permenpan-RB Nomor 52 tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas menuju WBK dan WBBM di Lingkungan Instansi Pemerintah, masuk kategori WBK (nilai minimal WBK adalah 75). Tabel 65. Capaian IKU 30 Jumlah Unit Kerja yang Diusulkan Berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 IKU Keterangan Jumlah Unit Kerja yang Diusulkan Berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** - - Kumulatif mulai tahun 2015, dihitung di akhir tahun. Merupakan IKU baru DJPB. - Persentase Capaian Tahunan Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0,00 - Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran Rencana aksi selanjutnya untuk mendukung IKU ini adalah : (i) Pengusulan unit kerja berstatus WBK/WBBM Ditjen perikanan; dan (ii) Pembinaan unit kerja berstatus WBK/WBBM lingkup Ditjen Perikanan Budidaya. 92

102 PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS 10 : Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisiensi di Ditjen Perikanan Budidaya Sasaran Strategis Sasaran Strategis Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisiensi di Ditjen Perikanan Budidaya tercapai sebesar 62,50% yang didukung oleh IKU Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya dan Nilai Efisiensi Anggaran Ditjen PB (%) sebagaimana pada tabel 66 berikut. Tabel 66. Capaian Sasaran Strategis 10 Terkelolanya Anggaran Pembangunan secara Efisiensi di Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 SASARAN STRATEGIS Learning and Growth Perspective 10 Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisiensi di Ditjen Perikanan Budidaya URAIAN INDIKATOR KINERJA 31 Opini atas Laporan Keuangan Ditjen Perikanan Budidaya 32 Nilai efisiensi anggaran (%) TARGET TAHUN 2015 TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 REALISASI S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET S/D TRIWULAN I TAHUN 2015 % CAPAIAN TERHADAP TARGET TAHUN 2015 KETERANGAN WTP 0 0 0,00 0,00 Non Kumulatif, dihitung semesteran. Merupakan IKU baru DJPB ,00 125,00 Non Kumulatif, dihitung triwulanan. Merupakan IKU baru DJPB. A. Opini atas Laporan Keuangan Ditjen Perikanan Budidaya Kualitas Laporan Keuangan tahunan tingkat eselon I dinilai dengan jumlah satker yang tidak mengalami koreksi neracanya setelah direviu oleh Tim Itjen dibandingkan dengan jumlah satker yang direviu. Semakin banyak satker yang neracanya TIDAK terkoreksi, maka nilainya semakin TINGGI. Nilai Opini atas Laporan Keuangan Ditjen PB dengan hasil adalah WTP akan mengacu atau sama nilainya dengan nilai KKP karena penilaian WTP hanya dikeluarkan oleh level kementerian. Opini atas laporan keuangan dengan opini WTP (wajar tanpa pengecualian) untuk Kementerian Kelautan dan Perikanan penilaiannya dikeluarkan oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) atas dasar kepatuhan terhadap perundang-undangan keuaangan dan (BMN) Barang Milik Negara. Pada tahun 2014, KKP mendapatkan Opini WTP dengan Paragraf Penjelasan karena adanya aseet ex-deptan yang belum dihapuskan. Oleh karena itu, pada tahun 2015, upaya yang dilakukan oleh KKP adalah mendapatkan Opini WTP Murni melalui penertiban asset dan laporan keuangan 2014, LK tahunan 2013, LK Interm, seluruh temuan BPK-RI, dan temuan pemeriksaan Barang dan Jasa. Capaian IKU ini pada triwulan I masih 0% karena belum dilakukan penilaian oleh KemenPAN RB (tabel 68). Namun demikian, pada triwulan I, Ditjen Perikanan Budidaya telah mendapatkan penilaian Penyusunan Laporan Keuangan Tahunan 2014 yang dilakuakn oleh 93

103 Itjen KKP dengan hasil adalah Kelompok Terbaik I (tabel 69). Penyusunan laporan keuangan ini menjadi fokus dalam penilaian Opini atas Laporan Keuangan Ditjen Perikanan Budidaya. Tabel 67. Capaian IKU 31 Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 IKU Keterangan Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya - Target Tahunan * WTP WTP - Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 0, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 0,00 - Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran Non Kumulatif, dihitung semesteran. Merupakan IKU baru DJPB. Tabel 68. Penilaian Penyusunan Laporan Keuangan Tingkat Eselon I Tahunan 2014 Kementerian Kelautan dan Perikanan BPK melakukan penilaian opini WTP berdasarkan Laporan Keuangan dan Asset, dan Penyelesaian tindak lanjut LHP atas temuan LHP tahun sebelumnya. Sedangkan Itjen KKP melakukan penilaian terhadap neraca satker eselon I dengan kriteria penilaian semakin sedikit neraca yang tidak terkoreksi, maka nilai akan semakin tinggi. Temuan akan ditindaklanjuti dengan melakukan rekonsilisasi per semester terhadap BPK, BPKP, dan Itjen KKP. Rencana aksi yang akan dilakukan untuk mencapai IKU ini adalah : (i) Rekonsiliasi Penyusunan Laporan SAI Semester II TA 2014 Gelombang I dan Gelombang II; (ii) Pembinaan Pengelola Administrasi Keuangan; (iii) Penyusunan Laporan di bidang Keuangan; (iv) Rekonsiliasi Penyusunan Laporan SAI Semester I TA 2015 Gelombang I dan Gelombang II; (v) Inventarisasi Aset DJPB; dan (vi) Pembinaan Simak BMN ES I (UAPPB). B. Nilai Efisiensi Anggaran (%) Nilai Efisiensi anggaran dilaksanakan dalam rangka penyelenggaraan fungsi akuntabilitas dan peningkatan fungsi kualitas penggunaaan anggaran belanja negara. Fungsi akuntabiiltas untuk membuktikan dan mempertanggungjawabkan secara proporsional atas penggunaan anggaran pembangunan kepada masyarakat. Fungsi peningkatan kualitas untuk 94

104 mempelajari faktor pendukung/kendala pelaksanaan RKAKL dan kinerja hasil (output dan outcome kinerja yang dihasilkan) sebagai bahan penyusunan dan perencanaan serta peningkatan kinerja di tahun-tahun selanjutnya. Melalui nilai ini diharapkan penggunaan alokasi anggaran serta input-input sumberdaya lainnya dapat dilakukan secara minimal dan efisien yang dapat memberikan hasil yang maksimal untuk mencapai tujuan serta sasaran yang telah ditetapkan. Nilai efisiensi anggaran hingga triwulan I tahun 2015 sebesar 100% (tabel 69). Namun demikian, beberapa hal yang dilakukan untuk mendukung IKU ini adalah melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan realisasi anggaran serta pencapaian terhadap targettarget yang telah ditetapkan melalui penerapan sistem akuntabilitas kinerja (SAKIP) yang dilaporkan secara triwulanan. Tabel 69. Capaian IKU 32 Nilai Efisiensi Anggaran Ditjen PB (%) sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 Nilai Efisiensi Anggaran Ditjen PB (%) IKU Keterangan - Target Tahunan * Realisasi Tahunan ** Persentase Capaian Tahunan Target s/d TW I * Realisasi s/d TW I ** Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target s/d TW I - 125, Persentase Realisasi s/d TW I terhadap Target Tahunan - 125,00 - Ket : * : Belum ditetapkan targetnya ** : Belum dilakukan pengukuran Non Kumulatif, dihitung bulanan. Merupakan IKU baru. Adapun nilai efisiensi pelaksanaan RKA-KL pada Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan triwulan I tahun 2015 yaitu sebesar 100% sebagaimana pada tabel 70. Tabel 70. Nilai Efisiensi Pelaksanaan RKA-KL 2015 sampai dengan Triwulan I Tahun

105 SASARAN STRATEGIS 1 1 Meningkatnya kemakmuran masyarakat perikanan budidaya 2 Meningkatnya pengelolaan perikanan budidaya yang berkelanjutan 3 Meningkatnya produksi usaha dan investasi bidang perikanan budidaya 4 5 Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya implementatif KODE IKU Target Realisasi Target Realisasi =2/4 9=3/5 10=1-(7/6) IK1 Nilai Tukar Pembudidaya Ikan IK2 Pertumbuhan PDB Perikanan (%) IK3 IKU UNIT KERJA Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan pentingnya dapat dikendalikan melalui surveillance (kawasan) 20,163,300 2,400, IK4 Jumlah Produksi perikanan budidaya (juta ton) IK5 Jumlah ikan Hias IK6 Jumlah tenaga kerja baru perikanan budidaya 76,812,000 15,883, % IK7 Jumlah Investasi bidang perikanan budidaya IK8 Jumlah kredit program bidang perikanan budidaya IK9 Jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia 90,952,600 9,000, IK10 Jumlah RSNI 3 Bidang perikanan budidaya 216,597, IK11 Jumlah Draft peraturan perundang-undangan perikanan budidaya 324,486, ,438, Terselenggaranya tata kelola IK12 Jumlah laboratorium Penyakit, Kualitas air, Pakan dan Residu yang 7,694,774, ,937, ,307, % pemanfaatan sumberdaya memenuhi standar teknis perikanan budidaya yang IK13 Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan bidang perikanan 19,827,868,900 1,416,702, berdaya saing dan berkelanjutan budidaya IK14 Jumlah unit perbenihan rakyat (UPR) dan unit perbenihan skala besar 2,714,120, ,607, % yang bersertifikat IK15 Jumlah sentra kebun bibit rumput laut 904,000, IK16 Jumlah kawasan Minapolitan perikanan budidaya 903,004, ,124, % IK17 Panjang saluran tambak yang dikelolah secara partisipatif 5,286,650, Pagu IK18 Unit Pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB (unit; kumulatif) 2,198,031, ,873, % Output Indeks Pagu Indeks Realisasi Efisiensi Anggaran (%) IK19 Jumlah lokasi pengembangan teknologi anjuran (sistem biofloc) untuk produktifitas budidaya lele, nila dan patin 1,200,000, Terselenggaranya pengendalian sistem budidaya secara efektif IK20 Jumlah kelompok produsen pakan ikan mandiri IK21 Jumlah Obat Ikan yang terjamin, mutu, keamanan dan khasiatnya 224,051, ,400, % IK22 Jumlah sampel produk perikanan budidaya yang tingkat 758,871,300 90,808, keberterimanya 96% IK23 Jumlah jenis pakan ikan yang terjamin mutunya 213,710, ,748, % IK24 Jumlah unit usaha budidaya yang memperoleh layanan perizinan 177,235,200 58,748, % 7 Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang kompeten dan berkepribadian IK25 Indeks Kesenjangan Kompetensi pejabat eselon II dan III lingkup Ditjen PB - < Tersedianya informasi bidang perikanan budidaya yang valid, handal, dan mudah diakses 9 Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang berkepribadian IK26 Indeks pemanfaatan informasi bidang perikanan budidaya berbasis IT IK27 Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB - BB IK28 Nilai/skor SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya biro 829,025,655 A IK29 Indeks integritas pelayanan publik Ditjen Perikanan Budidaya IK30 Jumlah Unit Kerja berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih melayani (WBBM) Ditjen PB Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisiensi di Ditjen Perikanan Budidaya IK31 Opini atas Laporan Keuangan Ditjen Perikanan Budidaya 750,350, ,897,083 WTP IK32 Nilai efisiensi anggaran Ditjen PB - > Jumlah 43,581,680,300 6,018,595,040 Ket: - Sumber data sekunder: OM-SPAN 8 April 2015 Rata-rata efisiensi sebesar 66,6%, dikonversikan menjadi hanya 20%, karena nilai maksimal adalah 20%. Nilai ini digunakan untuk menghitung Nilai Efisiensi. Penghitungan efisiensi sekarang > 66.6% NE > 100% 96

106 3.2. Capaian Kinerja Anggaran Pada awal tahun 2015, Ditjen Perikanan Budidaya dalam membiayai program peningkatan produksi perikanan budidaya mendapatkan alokasi anggaran yang bersumber dari APBN sebesar Rp ,-, alokasi tersebut berkurang sebesar Rp ,- atau turun 2,75 % dari alokasi tahun 2014 sebesar Rp ,-. Pada bulan Februari terjadi revisi anggaran (refocussing) dan penambahan anggaran (APBNP), sehingga total anggaran berubah menjadi Rp ,-. Dana yang dialokasikan tersebut, sampai dengan triwulan I tahun 2015 telah terealisasi sebesar Rp ,- atau 5,03%, mengalami kenaikan sebesar 5,43% dibandingkan tahun 2014 pada triwulan yang sama yaitu sebesar Rp ,- atau 6,27% dari pagu APBN 2014 sebesar Rp ,-. Perbandingan pagu dan realisasi anggaran Ditjen Perikanan Budidaya triwulan I tahun 2015 dan 2014 dapat dilihat pada tabel 71 berikut. Tabel 71. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Ditjen Perikanan Budidaya Triwulan I TA dan 2014 TAHUN ANGGARAN PAGU (Rp) REALISASI (Rp) (%) , ,27 Ket: Data TW I Tahun 2015 berdasarkan OM-SPAN s.d. 8 April 2015 Perbandingan pagu dan realisasi anggaran per jenis belanja satker Ditjen Perikanan Budidaya triwulan I TA dan 2014 dapat dilihat pada tabel 72 berikut. Tabel 72. Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Setditjen Perikanan Budidaya Berdasarkan Jenis Belanja Triwulan I Tahun 2014 dengan Triwulan I Tahun 2015 JENIS BELANJA TW I TAHUN 2014 TW I TAHUN 2015 Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Pegawai 83,932,725,000 17,511,931, ,954,321,000 25,159,693, Barang 580,583,780,000 45,445,972, ,006,213,279,000 41,362,914, Modal 94,439,717,000 1,954,311, ,603,600,000 1,917,132, Bansos 276,250,000,000 Total 1,035,206,222,000 64,912,215, ,360,771,200,000 68,439,740, Ket: Data TW I Tahun 2015 berdasarkan OM-SPAN s.d. 8 April 2015 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada triwulan I tahun 2015 maupun tahun 2014 pada triwulan yang sama, berdasarkan jenis belanja, realisasi anggaran terbesar yaitu pada belanja pegawai, sedangkan yang terendah yaitu belanja modal. 1. Belanja Pegawai Pagu Belanja Pegawai diperuntukkan bagi pemenuhan pembayaran gaji/upah dan tunjangan kinerja pegawai lingkup Ditjen Perikanan Budidaya yang jumlahnya sudah dihitung sesuai jumlah pegawai yang ada. Belum optimalnya penyerapan anggaran pada belanja pegawai tersebut antara lain disebabkan oleh pembayaran tunjangan kinerja pegawai selama 3 bulan (Januari - Maret 2015) yang baru akan dilakukan pencairan pada bulan April

107 2. Belanja Barang Pagu Belanja Barang diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan pelaksanaan anggaran (operasional maupun non operasional). Belum optimalnya penyerapan anggaran pada belanja barang tersebut antara lain disebabkan oleh terbitnya Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN&RB) Nomor 10 Tahun 2014 tentang Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Kerja Aparatur Negara dan Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pembatasan Kegiatan Pertemuan/Rapat di Luar Kantor. 3. Belanja Modal Pagu Belanja Modal diperuntukkan bagi penyediaan barang modal berupa kendaraan, peralatan, dan mesin. Belum optimalnya penyerapan anggaran pada belanja modal tersebut antara lain disebabkan oleh adanya revisi anggaran (refocussing dan APBNP) menyebabkan kegiatan menjadi tertunda untuk dilaksanakan karena menunggu revisi DIPA, sehingga berdampak pada terlambatnya proses pengadaan barang dan jasa (jadwal pengadaan menjadi mundur), sedangkan beberapa pengadaan yang sudah dalam proses kontrak/pengerjaan, proses pembayarannya diperkirakan pada triwulan II tahun Pagu dan realisasi anggaran satker lingkup Ditjen Perikanan Budidaya per kewenangan sampai dengan triwulan I tahun 2015 sebagaimana tabel 73 berikut. Tabel 73. Pagu dan Realisasi Anggaran Satker Lingkup Ditjen Perikanan Budidaya sampai dengan Triwulan I Tahun 2015 NO SATKER PAGU REALISASI (%) 1 PUSAT 800,086,538,000 23,520,901, UPT 337,152,897,000 40,705,021, DEKON PROV 70,082,473,000 2,002,828, TP PROV 64,781,693,000 1,110,332, TP KAB/KOTA 88,667,599,000 1,101,042, Total 1,360,771,200,000 68,440,126, Ket: Data TW I Tahun 2015 berdasarkan OM-SPAN s.d. 8 April 2015 Gambar Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Triwulan I Tahun

108 Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa realisasi anggaran terbesar yaitu pada Satker UPT (12,07%), sedangkan realisasi anggaran terendah terdapat pada satker TP Kab/Kota (1,24%) sebagaimana berikut: 1. Satker Pusat Realisasi anggaran pada satker Pusat sebesar 2,94%, dengan capaian terbesar terdapat pada Setditjen Perikanan Budidaya (23,69%) dan terendah pada Direktorat Prasarana dan Sarana (0,19%). Realisasi yang rendah pada Direktorat Prasarana dan Sarana disebabkan banyaknya kegiatan pengadaan/yang dipihakketigakan masih dalam proses persiapan serta penyusunan spesifikasi kegiatan. 2. Satker UPT Realisasi anggaran pada satker UPT sebesar 12,07%, dengan capaian terbesar terdapat pada BBAT Sungai Gelam sebesar 15,92%. 3. Satker Dekonsentrasi Provinsi Realisasi anggaran pada satker Dekonsentrasi Provinsi sebesar 2,86%, dengan capaian terbesar terdapat pada Provinsi Papua Barat (10,34%) dan beberapa Provinsi yang capaiannya masih rendah (0%), yaitu Provinsi: DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Bali, Papua, Banten, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Utara. 4. Satker Tugas Pembantuan Provinsi Realisasi anggaran pada Satker Tugas Pembantuan Provinsi sebesar 1,71%, dengan capaian terbesar terdapat pada Provinsi Bengkulu (21,88%) dan beberapa Provinsi yang capaiannya masih rendah (0%), yaitu Provinsi: DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, NTT, Papua, Maluku Utara, Banten, Kepulauan Riau, Papua Barat, dan Sulawesi Barat. 5. Satker Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota Realisasi anggaran pada Satker Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota sebesar 1,24%, dengan capaian terbesar terdapat pada Kabupaten Minahasa Utara (12,74%) dan beberapa yang capaiannya masih rendah (0%) sebagaimana dalam lampiran 5. Dari penjelasan tersebut di atas, maka dapat disampaikan bahwa belum optimalnya penyerapan anggaran disebabkan oleh: (i) Revisi anggaran (refocussing dan APBNP) menyebabkan kegiatan menjadi tertunda untuk dilaksanakan karena menunggu revisi DIPA, sehingga berdampak pada terlambatnya proses pengadaan barang dan jasa (jadwal pengadaan menjadi mundur), sedangkan beberapa pengadaan yang sudah dalam proses kontrak/pengerjaan, proses pembayarannya diperkirakan pada triwulan II tahun 2015; (ii) Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN&RB) Nomor 10 Tahun 2014 tentang Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Kerja 99

109 Aparatur Negara dan Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pembatasan Kegiatan Pertemuan/Rapat di Luar Kantor; (iii) Pembayaran tunjangan kinerja pegawai selama 3 bulan (Januari - Maret 2015) yang baru akan dilakukan pencairan pada bulan April 2015; (iv) Pada beberapa satker belum terbitnya SK mengenai penunjukan KPA, PPK, Penandatangan SPM, dan Bendahara; dan (v) Masih kurangnya tenaga yang kompeten/operator yang memahami sistem administrasi dan keuangan, terutama pada beberapa satker TP Kabupaten/Kota yang masih baru. Kinerja keuangan dapat dilihat melalui nilai efisiensi pelaksanaan RKA-KL sebesar 100% dengan rincian per sasaran strategis (SS) dan per indikator kinerja utama (IKU) seperti pada tabel 70 sebelumnya. 100

110 BAB 4. PENUTUP Pada triwulan I tahun 2015, rata-rata pencapaian sasaran strategis Ditjen Perikanan Budidaya adalah sebesar 69,12% terhadap target triwulan I atau 35,62% terhadap target tahunan. Berdasarkan target triwulanan pada rencana aksi Ditjen Perikanan Budidaya tahun 2015, dari total 32 (tiga puluh dua) IKU pendukung sasaran strategis, sejumlah 8 (delapan) IKU telah memenuhi target yang telah ditetapkan pada triwulan I, dan terdapat 7 (tujuh) IKU yang belum tercapai, serta sejumlah 17 (tujuh belas) IKU dengan capaian 0% karena penghitungan capaian kinerja dimulai pada triwulan II, III, atau pun akhir tahun, yaitu : (i) Pertumbuhan PDB Perikanan (persen); (ii) Jumlah Kawasan Budidaya yang Penyakit Ikan Pentingnya Dapat Dikendalikan melalui Surveillance (kawasan); (iii) Jumlah Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (rancangan; kumulatif); (iv) Jumlah RSNI 3 Bidang Perikanan Budidaya (dokumen); (v) Jumlah Hasil Perekayasaan Teknologi Terapan Bidang Perikanan Budidaya (paket teknologi); (vi) Jumlah Sentra Kebun Bibit Rumput Laut (sentra); (vii) Panjang Saluran Tambak yang Dikelola secara Partisipatif (meter lari); (viii) Jumlah Lokasi Pengembangan Teknologi Anjuran (Sistem Biofloc) untuk Produktivitas Budidaya Lele, Nila, dan Patin; (ix) Jumlah Kelompok Produsen Pakan Ikan Mandiri; (x) Jumlah Sampel Produk Perikanan Budidaya Keberterimanya 96%; (xi) Indeks Kesenjangan Kompetensi Pejabat Eselon II, dan III lingkungan Ditjen PB (%); (xii) Indeks Pemanfaatan Informasi Bidang Perikanan Budidaya Berbasis IT (%); (xiii) Indeks Reformasi Birokrasi Ditjen PB; (xiv) Nilai/skor SAKIP Ditjen Perikanan Budidaya; (xv) Indeks Integritas Pelayanan Publik Ditjen Perikanan Budidaya; (xvi) Jumlah Unit Kerja Yang Diusulkan Berstatus Wilayah Bebas Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) Ditjen PB; dan (xvii) Opini atas Laporan Ditjen Perikanan Budidaya. Pada pelaksanaan kegiatan-kegiatan pendukung IKU dan SS Ditjen Perikanan Budidaya, masih ditemukan hambatan-hambatan dalam proses pencapaiannya, sebagai berikut : a. Hambatan dalam Pencapaian Sasaran Strategis 1 dan Upaya yang Akan Dilakukan Hambatan dalam upaya pencapaian Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya Kemakmuran Masyarakat Perikanan Budidaya adalah (i) terjadinya inflasi harga-harga kebutuhan bahan pokok sebagai akibat kebijakan harga BBM yang mengikuti harga pasar dunia serta melemahnya kurs rupiah terhadap dollar Amerika, yang menyebabkan harga bahan baku pakan ikan ikut melonjak dan berakibat pada semakin tingginya biaya produksi; (ii) belum diperoleh data dari BPS terkait data Pertumbuhan PDB Perikanan karena data baru akan dikeluarkan pada bulan Mei Upaya yang akan dilakukan untuk mendukung SS1 adalah peningkatan produksi perikanan budidaya melalui : (i) Pengelolaan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan; (ii) Pengelolaan Sistem Perbenihan Ikan; (iii) Pengelolaan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan; (iv) Pengelolaan Sistem Usaha Pembudidayaan 101

111 Ikan; (v) Pengelolaan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan; (vi) Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Kegiatan pengelolaan tersebut dilakukan dalam upaya : (i) Meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya; (ii) Meningkatkan daya saing dan potensi ekonomi sumberdaya perikanan budidaya; dan (iii) Pelestarian dan keberlanjutan sumberdaya perikanan budidaya. b. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 2 dan Upaya yang Akan Dilakukan Hambatan dalam pencapaian kinerja Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya pengelolaan perikanan budidaya yang berkelanjutan adalah adanya keterlambatan dilakukannya persiapan survaillance akibat belum dapat dipastikannya penggunaan anggaran tahun 2015 karena masih menunggu revisi DIPA 2015 sehingga hal ini berpotensi akan menghambat proses pencapaian IKU. Adapun upaya yang dilakukan untuk meningkatkan capaian SS2 adalah : (i) Apresiasi Petugas Pengendali Penyakit Ikan Petugas Pengambilan Contoh; dan (ii) Rapat Komisi Kesehatan ikan dan lingkungan. c. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 3 dan Upaya yang Akan Dilakukan Hambatan dalam upaya pencapaian Sasaran Strategis 3 Meningkatnya produksi usaha, dan investasi bidang perikanan budidaya, antara lain : (i) keterlambatan pengiriman data produksi dan tenaga kerja dari kabupaten/kota; (ii) mayoritas pembudidaya ikan hias merupakan pembudidaya perorangan dengan skala yang tidak terlalu besar sehingga kesulitan dalam mengembangkan usahanya; (iii) belum stabilnya perekonomian negara sehingga berpengaruh pada minat investor untuk meningkatkan nilai investasinya; (iv) beberapa bank masih menilai sektor perikanan sebagai sektor yang beresiko tinggi dan penyebab NPL tinggi; (v) (viii) kurang terjaminnya akses pemasaran bagi sebagian produk perikanan, sehingga mengurangi tingkat kepercayaan bank; (vi) kurangnya program pendampingan yang berkelanjutan khususnya dalam hal sosialisasi kredit program; (vii) pembayaran subsidi bunga skim kredit KKPE dengan pola subsidi bunga dari pemerintah kurang menarik bagi beberapa bank pelaksana karena reimburse baru tiga bulan kedepan dibayarkan; dan (viii) masih kurangnya kepercayaan dari pihak bank kepada pembudidaya karena belum semua pembudidaya dapat memenuhi persyaratan tersebut, khususnya agunan yang memiliki status administrasi kepemilikan. Upaya yang akan dilakukan adalah : (i) melakukan perbaikan metodologi pengumpulan data sehingga data dapat dikumpulkan dengan lebih cepat dan akurat, penambahan jumlah enumerator dan pemberian honor pada enumerator; (ii) pengembangan model budidaya ikan hias; (iii) pengumpulan bahan draft penyusunan bahan peraturan/pedoman tentang pendataan tenaga kerja perikanan budidaya dan kelembagaan kelompok pembudidaya ikan; temu bisnis investasi dan permodalan perikanan budidaya; (iv) penyediaan bahan informasi 102

112 dan promosi usaha perikanan budidaya, serta penyebarluasan informasi usaha perikanan budidaya; (v) pengembangan berbagai skema pembiayaan kredit program agar dapat mempermudah akses pembudidaya ikan untuk mendapatkan modal usaha melalui Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP E) dan Kredit Usaha Rakyat (KUR); (vi) fasilitasi akses perbankan bagi pembudidaya ikan dan pendampingan akses pembiayaan usaha perikanan budidaya; (vii) mengevaluasi pelaksanaan penyaluran kredit program 2014 dan upaya percepatan penyaluran tahun 2015; (viii) Temu Nasional Investasi Perikanan Budidaya; dan (ix) Temu KKMB (Konsultan Keuangan Mitra Bank). d. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 4 dan Upaya yang Akan Dilakukan Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 4 Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya implementatif adalah : (i) penyusunan RSKKNI dilakukan melalui tahapan yang cukup panjang dalam proses penyusunannya; (ii) masih kurangnya koordinasi dengan stakeholder terkait dalam melakukan penyusunan dokumen draft perundangundangan; dan (iii) masih rendahnya penerapan aturan serta kebijakan oleh masyarakat. Upaya yang dilakukan dalam rangka pencapaian SS4 ini antara lain : (i) melakukan koordinasi dengan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI terkait pendampingan penyusunan RSKKNI sekaligus sebagai instansi yang menetapkan SKKNI; (ii) rapat gugus kerja pembahasan RSNI-1, rapat teknis pembahasan RSNI-2 dan rapat konsensus pembahasan RSNI-3; (iii) pembinaan dan monitoring penerapan SNI; (iv) Penyusunan naskah perundangundangan berupa penyiapan draft perundang-undangan, pembahasan RPP, R. Permen dan R. Kepmen; (v) Penyusunan bahan peraturan tentang tenaga kerja perikanan budidaya dan kelembagaan kelmpok pembudidaya ikan; dan (vi) Penyusunan dan revisi bahan regulasi perizinan bidang perikanan budidaya. e. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 5 dan Upaya yang Akan Dilakukan Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 5 Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan yaitu (i) penggunaan anggaran belum dapat dimanfaatkan secara maksimal sehingga kegiatan belum dapat dilaksanakan terkait pelaksanaan kegiatan Jumlah Laboratorium Penyakit, Kualitas Air, Pakan dan Residu yang Memenuhi Standar Teknis; (ii) belum sinkronnya rencana kegiatan dengan kesiapan administrasi kabupaten yang ditetapkan sebagai kawasan percontohan minapolitan; dan (iii) terbatasnya data dan informasi kawasan yang telah disampaikan oleh kabupaten lokasi percontohan minapolitan menyebabkan sistem informasi minapolitan memiliki informasi yang sangat terbatas. Upaya yang akan dilakukan adalah : (i) kegiatan pembinaan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan di laboratorium lainnya berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan pada tahun sebelumnya; (ii) melakukan perekayasaan teknologi budidaya air payau, laut dan tawar dan perekayasaan pengendalian Keskanling; (iii) pengembangan jejaring pemuliaan 103

113 induk; (iv) penilaian varietas unggul ikan payau/laut; (v) pengembangan bibit rumput laut hasil kultur jaringan; (vi) pengembangan pakan alami; (vii) melakukan sertifikasi dan surveilen CPIB dan Apresiasi auditor CPIB; (x) penyusunan pedoman umum pengembangan kebun bibit rumput laut dan identifikasi lokasi sentra kebun bibit rumput laut, (xi) Sinkronisasi dan harmonisasi jadwal dan rencana kegiatan dengan kesiapan adminsitrasi kabupaten yang ditetapkan sebagai kawasan percontohan minapolitan; (xii) melakukan verifikasi ke kabupaten prioritas untuk melihat kondisi existing pengembangan kawasan minapolitan dan mendapatkan data dan informasi terkait pengembangan kawasan budidaya di kabupaten tersebut; (xiii) Temu lapang sebagai sarana untuk mentransfer teknologi tentang pemeliharaan ikan dengan sistem biofloc; (xiv) Pemberian paket pakan ikan mandiri; (xv) Supervisi dan Monitoring penerima bahan baku pakan; (xvi) Forum pakan ikan mandiri; (xvii) Temu lapang; dan (xviii) FGD pakan ikan mandiri. f. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 6 dan Upaya yang Akan Dilakukan Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 6 Terselenggaranya pengendalian sistem budidaya secara efektif adalah : (i) seringkali kebutuhan/kuota importir tidak dapat terpenuhi karena terkendala oleh cuaca dan ketersediaan benih/induk ikan dari negara asal; (ii) beberapa jenis ikan yang dilarang dalam PERMEN KP nomor 41/PER-MEN/2014 merupakan jenis ikan yang rutin diimpor dari negara lain untuk kebutuhan pasar di Indonesia, sehingga dengan adanya peraturan tersebut maka impor beberapa jenis ikan tidak dapat dilakukan. Beberapa upaya yang akan dilakukan adalah : (i) Rapat Evaluasi Teknis Dokumen Pendaftaran Obat Ikan, Kimia dan Bahan Biologi, Pemeriksaan lapang dalam rangka penerbitan surat ijin usaha obat ikan, kimia dan bahan biologi dan Pembinaan Pemantauan Obat Ikan; (ii) melakukan koordinasi dengan instansi lainnya terkait penerbitan surat izin di bidang pembudidayaan ikan; (iii) Sinkronisasi peraturan perizinan dan pelayanan usaha perikanan budidaya di beberapa daerah untuk menyelaraskan ketentuan antara peraturan di pusat dan peraturan di daerah terkait perizinan di bidang pembudidayaan ikan, serta untuk memperoleh masukan tentang peraturan dan pelaksanaan dalam pemberian izin usaha di bidang pembudidayaan ikan; dan (iv) melakukan identifikasi kelayakan usaha, pemantauan dan evaluasi, serta pembinaan terhadap unit usaha di bidang pembudidayaan ikan. 104

114 g. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 7 dan Upaya yang Akan Dilakukan Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 7 Terwujudnya ASN Ditjen Perikanan Budidaya yang Kompeten dan Berkepribadian adalah keterbatasan jumlah dan kualitas SDM pejabat, baik fungsional maupun struktural. Upaya yang akan dilakukan untuk mendukung capaian SS7 adalah : (i) melakukan pembinaan teknis dan administrasi perencanaan dan pengembagan pegawai melalui keikutsertaan dalam rangka pembahasan aktualisasi prajabatan lingkup KKP di Sukamandi; (ii) melakukan Assesment Pejabat Eselon II dan III lingkup Ditjen Perikanan Budidaya; (iii) melakukan pembinaan teknis dan administrasi dalam rangka perencanaan dan pengembangan pegawai dalam rangka keikutsertaan pejabat Eselon III pada pelaksanaan diklat jabatan, diklat kepemimpinan Tk. III yang akan dilaksanakan oleh Badan Diklat Aparatur Sukamandi. h. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 8 dan Upaya yang Akan Dilakukan Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 8 Tersedianya informasi bidang perikanan budidaya yang valid, handal dan mudah diakses adalah : (i) belum sempurnanya menu informasi budidaya karena masih banyak informasi yang belum tersedia; dan (ii) masih kurangnya ketersediaan updating data dan akses data pada sistem website yang telah dikembangkan. Upaya yang dilakukan untuk pencapaian SS8 ini adalah : (i) melakukan perbaikan tampilan dari waktu ke waktu dan pemeliharaan website Ditjen Perikanan Budidaya yang dapat diakes di laman secara berkala; (ii) melakukan updating data dan informasi guna menyelaraskan dengan tampilan website KKP; (iii) melakukan penyempurnaan pada menu informasi budidaya untuk melengkapi informasi yang belum tersedia; dan (iv) peningkatan kualitas website DJPB melalui perbaikan dari waktu ke waktu, pengintegrasian data di KKP, serta perbaikan pelayanan website DJPB dan peningkatan ekpose serta publikasi dan layanan informasi. i. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 9 dan Upaya yang Akan Dilakukan Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 9 Terwujudnya pranata dan kelembagaan birokrasi Ditjen Perikanan Budidaya yang berkepribadian adalah : (i) penerapan RB belum dilakukan maksimal; (ii) masih kurangnya kesadaran penerapan SAKIP, terutama pada UPT lingkup DJPB; dan (iii) kualitas pelayanan publik yang masih perlu perbaikan. Beberapa upaya yang telah dilakukan adalah : (i) membentuk Tim Reformasi Birokrasi DJPB; (ii) melakukan kegiatan penataan organisasi Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya; (iii) penataan peraturan perundang-undangan dengan melakukan harmonisasi terhadap peraturan perundang-undangan di bidang perikanan budidaya; (iv) meningkatkan pengelolaan kinerja melalui penguatan SAKIP; (v) Penyusunan Penetapan Kinerja (Tapja) dari 105

115 Level 1 s/d V; (vi) Penetapan Kinerja (Tapja) Level individu/skp (Sasaran Kinerja Pegawai) melalui SIPKINDU; (vii) melakukan penerapan SPIP; (viii) melakukan penerapan manajemen risiko; (ix) melaksanakan hasil rekomendasi penilaian AKIP; (x) melakukan evaluasi rencana aksi dan program; (xi) Penyusunan dan Penetapan Renstra serta IKU; (xii) Penyusunan Pedoman Pengukuran Indikator Kinerja Utama (IKU) DJPB Tahun ; (xiii) pengelolaan pelayanan publik secara konsisten melalui unit pelayanan terpadu satu atap DJPB; (xiv) peningkatan kualitas layanan publik DJPB dalam rangka reformasi birokrasi; (xv) Pengusulan unit kerja berstatus WBK/WBBM Ditjen perikanan; dan (xvi) Pembinaan unit kerja berstatus WBK/WBBM lingkup Ditjen Perikanan Budidaya. j. Hambatan Dalam Pencapaian Sasaran Strategis 10 dan Upaya yang Akan Dilakukan Hambatan dalam pencapaian Sasaran Strategis 10 Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisiensi di Ditjen Perikanan Budidaya adalah : (i) Revisi anggaran (refocussing dan APBNP) menyebabkan kegiatan menjadi tertunda untuk dilaksanakan karena menunggu revisi DIPA, sehingga berdampak pada terlambatnya proses pengadaan barang dan jasa; (ii) Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN&RB) Nomor 10 Tahun 2014 tentang Peningkatan Efektivitas dan Efisiensi Kerja Aparatur Negara dan Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pembatasan Kegiatan Pertemuan/Rapat di Luar Kantor; (iii) Pembayaran tunjangan kinerja pegawai selama 3 bulan (Januari - Maret 2015) yang baru akan dilakukan pencairan pada bulan April 2015; dan (iv) Pada beberapa satker belum terbit SK mengenai penunjukan KPA, PPK, Penandatangan SPM, dan Bendahara. 106

116 LAMPIRAN 107

117 Lampiran 1. Rencana Kerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2015 (Sebelum Penambahan Anggaran APBN-P Tahun 2015) 108

118 109

119 110

120 Lampiran 2. Rencana Kerja Tahunan (RKT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2015 (Setelah Penambahan Anggaran APBN-P Tahun 2015) RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA UNIT KERJA: DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NO PROGRAM/KE GIATAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 PROGRAM PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN BUDIDAYA Meningkatnya produksi perikanan budidaya. Produksi perikanan budidaya (Juta Ton) 17,90 - Ikan (juta ton) 7,30 - Rumput Laut (juta ton) 10,60 Ikan Hias (milyar ekor) 1.70 Meningkatnya kesejahteraan masyakarat Perikanan Budidaya Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) Pengelolaan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Pembudidayaan Ikan Tersedianya kebijakan pembangunan bidang kesehatan ikan dan lingkungan yang implementatif Jumlah RSNI-3 sub bidang Kesehatan Ikan dan 5 Lingkungan yang disusun (judul; non kumulatif) Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya bidang kesehatan ikan dan lingkungan yang berdaya saing dan berkelanjutan Jumlah laboratorium penyakit ikan, kualitas air, 60 pakan dan Residu yang memenuhi standar teknis (unit; kumulatif) Pelayanan laboratorium kesehatan ikan dan lingkungan (sampel) Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan 16 bidang sistem keskanling (paket teknologi) Jumlah paket diseminasi teknologi terapan bidang 17 sistem keskanling (paket) Terselenggaranya pengendalian sistem budidaya bidang kesehatan ikan dan lingkungan secara efektif Jumlah kawasan budidaya yang penyakit ikan 3 pentingnya dapat dikendalikan melalui surveillance (kawasan) Jumlah data monitoring kualitas lingkungan 35 perikanan budidaya berbasis kawasan dan komoditas strategis nasional (laporan) Jumlah Obat Ikan yang terjamin, mutu, keamanan 250 dan khasiatnya (obat; kumulatif) 111

121 NO PROGRAM/KE GIATAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan sistem keskanling 3 Pengelolaan Sistem Perbenihan Ikan Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya di bidang perbenihan yang implementatif Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya di bidang perbenihan yang berdaya saing dan berkelanjutan Terselenggaranya sertifikasi unit pembenihan skala kecil Jumlah sampel produk perikanan budidaya yang tingkat keberterimanya 96% Prosentase pelaksanaan kegiatan ketatausahaan di Dit.Keskanling (persen) Jumlah data infomasi dan distribusi perbenihan (Laporan) Jumlah RSNI 3 sub bidang perbenihan yang disusun (judul; non kumulatif) Jumlah produksi induk unggul (juta induk) 16,82 Jumlah unit pembenihan skala kecil siap 100 disertifikasi (unit) Jumlah unit pembenihan skala besar yang siap 45 disertifikasi (unit) Jumlah unit perbenihan skala besar bersertifikat 84 (unit; kumulatif) Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan 27 bidang sistem perbenihan (paket teknologi) Jumlah diseminasi teknologi terapan bidang sistem 34 perbenihan (paket) 420 Jumlah unit perbenihan (UPR dan HSRT) yang 336 bersertifikat (unit; kumulatif) Terwujudnya sentra kebun bibit rumput laut Jumlah sentra kebun bibit rumput laut (sentra) 22 Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan sistem perbenihan Prosentase pelaksanaan kegiatan ketatausahaan di 100 Dit.Perbenihan (persen) 4 Pengelolaan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya di bidang prasarana dan sarana yang implementatif Jumlah RSNI 3 sub bidang Prasarana dan Sarana 8 budidaya yang disusun (judul; non kumulatif) Data pengembangan kawasan perikanan budidaya 170 (Kab./Kota; kumulatif) Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya di bidang prasarana dan sarana yang berdaya saing dan berkelanjutan

122 NO PROGRAM/KE GIATAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Tersedianya sarana perikanan budidaya di sentra perikanan budidaya Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan sistem prasarana dan sarana 5 Pengelolaan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan Tersedianya kebijakan pembangunan bidang produksi perikanan budidaya yang implementatif Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya bidang produksi perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan Terselenggaranya sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik pada unit pembudidaya ikan Jumlah kawasan yang mempunyai data dukung 55 dan pembangunan sarana prasarana perikanan budidaya air tawar, payau dan laut (kawasan; kumulatif) - budidaya air tawar (kawasan; kumulatif) 20 - budidaya air payau (kawasan; kumulatif) 20 - budidaya laut (kawasan; kumulatif) 15 Jumlah kawasan Minapolitan perikanan budidaya 85 (Kab./Kota; kumulatif) Panjang saluran tambak yang dikelolah secara partisipatif (meter lari) Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan 12 bidang sistem prasarana (paket teknologi) Jumlah diseminasi teknologi terapan bidang sistem 12 prasarana (paket) Jumlah kawasan yang didukung sarana perikanan budidaya (kawasan; kumulatif) Jumlah kawasan yang didukung dengan sarana perikanan budidaya di daerah perbatasan Persentase pelaksanaan kegiatan ketatausahaan di Dit.Prasarana dan Sarana (persen) Jumlah RSNI3 sub bidang produksi yang disusun (judul) Jumlah kelompok budidaya yang siap untuk 200 disertifikasi CBIB (kelompok) Unit Pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB (unit; kumulatif) Jumlah analisis dan publikasi data statistik 6 perikanan budidaya (laporan) Jumlah hasil perekayasaan teknologi terapan 14 bidang sistem produksi (paket teknologi) Jumlah diseminasi teknologi terapan bidang sistem 34 produksi (paket) Jumlah kelompok produsen pakan ikan mandiri 15 Unit Pembudidayaan ikan bersertifikat CBIB dengan waktu penerbitan sertifikat 50 hari (unit; kumulatif)

123 NO PROGRAM/KE GIATAN SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET Berkembangnya sentra perikanan budidaya yang menerapkan teknologi anjuran Terselenggaranya pengendalian sistem bidang Produksi Perikanan budidaya secara efektif Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan sistem produksi 6 Pengelolaan Sistem Usaha Pembudidayaan Ikan Meningkatnya kesiapan dan kesempatan kerja di bidang usaha Perikanan Budidaya Tersedianya kebijakan pembangunan perikanan budidaya yang implementatif di bidang usaha budidaya Terselenggaranya tata kelola pemanfaatan sumberdaya perikanan budidaya yang berdaya saing dan berkelanjutan di bidang usaha budidaya Terselenggaranya pengendalian sistem usaha budidaya secara efektif Terselenggaranya kegiatan ketatausahaan kegiatan pengelolaan sistem usaha Jumlah lokasi pengembangan teknologi anjuran (sistem biofloc) untuk produktifitas budidaya lele, nila dan patin Jumlah jenis pakan ikan yang terjamin mutunya (jenis; kumulatif) Persentase pelaksanaan kegiatan ketatausahaan di Dit.Produksi (persen) Jumlah tenaga kerja baru perikanan budidaya (orang) Jumlah kelompok usaha pembudidaya ikan yang diberdayakan di kawasan budidaya/ minapolitan/ industrialisasi (kelompok) Jumlah kelompok masyarakat yang diberdayakan melalui model pengembangan usaha budidaya (kelompok) Jumlah tenaga teknis binaan oleh UPT Ditjen PB (orang) Jumlah judul Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (Judul; kumulatif) Jumlah pembudidaya yang memperoleh akses permodalan melalui fasilitasi (orang; kumulatif) Jumlah persiapan sertifikasi atas tanah pembudidaya ikan (bidang) Jumlah paket informasi dan promosi usaha perikanan budidaya (paket) Jumlah unit usaha budidaya yang memperoleh layanan perizinan (unit; kumulatif) Persentase pelaksanaan kegiatan ketatausahaan di Dit.usaha (persen)

124 PROGRAM/KE NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET GIATAN 7 Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tersedianya ASN KKP yang kompeten dan profesional Indeks kesenjangan kompetensi pejabat struktural <15% dan fungsional lingkup DJPB (%) Tersedianya informasi yang valid, handal dan mudah diakses Indeks Pemanfaatan Informasi DJPB Berbasis TI (%) >75% Terselenggaranya Reformasi Birokrasi Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien Terpenuhinya belanja aparatur dan belanja operasional perkantoran Nilai Penerapan RB DJPB Nilai SAKIP DJPB BB A Nilai efisiensi anggaran DJPB >95% Persentase pembayaran gaji dan tunjangan kinerja pegawai DJPB (%) Persentase pemenuhan layanan perkantoran DJPB (%) Program : Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Budidaya Jumlah Anggaran Tahun 2015 : Rp NO Kegiatan Anggaran 1 Pengelolaan Sistem Prasarana dan Sarana Pembudidayaan Ikan Rp Pengelolaan Sistem Kesehatan Ikan dan Lingkungan Rp Pengelolaan Sistem Produksi Pembudidayaan Ikan Rp Pengelolaan Sistem Perbenihan Ikan Rp Pengelolaan Sistem Usaha Pembudidayaan Ikan Rp Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Rp Jakarta, Maret 2015 Slamet Soebjakto 115

125 Lampiran 3. Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Tahun 2015 (Sebelum Penambahan Anggaran APBN-P Tahun 2015) 116

126 117

L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I II TAHUN 2015 KATA PENGANTAR

L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I II TAHUN 2015 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga Laporan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja (LKj) Triwulan II TAHUN 2015 KATA PENGANTAR. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya

Laporan Kinerja (LKj) Triwulan II TAHUN 2015 KATA PENGANTAR. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix IKHTISAR EKSEKUTIF... 1 BAB 1. PENDAHULUAN... 8 1.1. Latar Belakang... 8

Lebih terperinci

L A K I P D J P B T r i w u l a n I I I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

L A K I P D J P B T r i w u l a n I I I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga Laporan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-32.4-/217 DS21-98-8-666 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

L A K I P D J P B T r i w u l a n I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR

L A K I P D J P B T r i w u l a n I TAHUN 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga Laporan

Lebih terperinci

L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I II TAHUN 2016

L a p o r a n K i n e r j a ( L K j ) T r i w u l a n I II TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya serta dukungan kerjasama dari semua pihak terkait di lingkup Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, sehingga

Lebih terperinci

PORTOFOLIO DIREKTORAT KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN

PORTOFOLIO DIREKTORAT KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN PORTOFOLIO DIREKTORAT KESEHATAN IKAN DAN LINGKUNGAN. TUGAS POKOK DAN FUNGSI Tugas pokok Direktorat Kesehatan Ikan dan Lingkungan adalah tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, norma, standar,

Lebih terperinci

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja terhadap

Lebih terperinci

DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA

DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA Tuga Pokok Dan Fungsi : DIREKTORAT USAHA BUDIDAYA 1. Merumuskan kebijakan Direktorat Usaha berdasarkan rencana strategis dan program Direktorat Jenderal Perikanan 2. Merumuskan rencana kegiatan Direktorat

Lebih terperinci

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan I Tahun 2014 ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan adanya kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, maka LAPORAN KINERJA Sekretariat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc

KATA PENGANTAR. Jakarta, 22 Januari 2015 Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Ir. Saut P. Hutagalung, M.Sc KATA PENGANTAR Laporan Kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga negara yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014 L a k i p T r i w u l a n I I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n 2 0 1 4, D J P B KATA PENGANTAR Direktorat Produksi sebagai unsur teknis pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya terus

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan adanya kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, maka Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014 L a k i p T r i w u l a n I I D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n 2 0 1 4, D J P B KATA PENGANTAR Direktorat Produksi sebagai unsur teknis pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya terus mendorong

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP), melalui Keputusan Direktur Jenderal P2HP Nomor KEP.70/DJ-P2HP/2010 tanggal 17

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n 1 D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. L a k i p T r i w u l a n 1 D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n , D J P B TAHUN 2014 L a k i p T r i w u l a n 1 D i r e k t o r a t P r o d u k s i T a h u n 2 0 1 4, D J P B KATA PENGANTAR Direktorat Produksi sebagai unsur teknis pada Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya terus mendorong

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017 RUMUSAN RAPAT KOORDINASI TERPADU PERIKANAN BUDIDAYA 2017 Banten, 7-10 Mei 2017 Rapat Koordinasi Terpadu Perikananan Budidaya 2017 dilaksanakan pada tanggal 7-10 Mei 2017 di Grand Serpong Hotel, Kota Tangerang

Lebih terperinci

1. Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan : Jabatan Eselon II sebanyak 1 orang, Jabatan

1. Jumlah pegawai berdasarkan Jabatan : Jabatan Eselon II sebanyak 1 orang, Jabatan PORTOFOLIO DIREKTORAT PERBENIHAN Tugas pokok dan fungsi : Berdasarkan Peraturan Menteri No. Per. 5/MEN/200 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, Direktorat Perbenihan terdiri

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pengolahan Hasil. Dr. Ir. Santoso, M.Phil

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2014 Direktur Pengolahan Hasil. Dr. Ir. Santoso, M.Phil KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan laporan yang disusun sebagai pertanggungjawaban hasil kegiatan yang telah dilakukan dalam satu tahun. Laporan ini mengukur

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis 2.1 Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan () telah menyusun suatu Rencana Strategis (Renstra) dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA i LAPORAN KINERJA TRIWULAN II TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Direktur Produksi, Ir. Coco Kokarkin Soetrisno,M.Sc

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2015 Direktur Produksi, Ir. Coco Kokarkin Soetrisno,M.Sc KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allahn Swt, karena atas berkah dan karunia-nya, Direktorat Produksi telah menyelesaikan Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Produksi Tahun 2014. Laporan Kinerja ini

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan dalam kerangka pembangunan kelautan dan perikanan saat ini dilakukan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum... 2 1.3. Maksud dan Tujuan... 2 1.4. Ruang Lingkup... 3 1.5. Sistematika Penyajian Laporan...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2015 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA i LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 215 BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU JEPARA DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA NOMOR 81 /PER-DJPB/2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERIKANAN

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... i ii iii iv IKHTISAR EKSEKUTIF... 1 I. PENDAHULUAN... 2 1.1. Latar Belakang... 2 1.2. Maksud dan Tujuan... 3 1.3. Tugas dan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2017 LOKA PEMERIKSAAN PENYAKIT IKAN DAN LINGKUNGAN SERANG

LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN 2017 LOKA PEMERIKSAAN PENYAKIT IKAN DAN LINGKUNGAN SERANG LAPORAN KINERJA TRIWULAN III TAHUN LOKA PEMERIKSAAN PENYAKIT IKAN DAN LINGKUNGAN SERANG DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN A. KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Puji Syukur ke hadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga Bagian Keuangan dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Bagian

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. 1 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar

Ikhtisar Eksekutif. 1 Balai Perikanan Budidaya Air Payau Takalar Ikhtisar Eksekutif Laporan Kinerja BPBAP Takalar Tahun 2017 disusun sebagai tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKJ) yang

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-18.1-/216 DS933-1269-654-625 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL,

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL, Menimbang : a. Mengingat : 1. bahwa dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

AH UN H f ls I. sm? Iftwsfiiist#' ".-» ( */ ji»«*i «"HJ" inni«r7! V"'' EKRETARIAT JENDERAL. KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN

AH UN H f ls I. sm? Iftwsfiiist#' .-» ( */ ji»«*i «HJ inni«r7! V'' EKRETARIAT JENDERAL. KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN AH UN 2 0 1 7 H f ls I sm? Iftwsfiiist#' ".-» ( */ ji»«*i «"HJ" inni«r7! V"''. EKRETARIAT JENDERAL KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN DAFTAR ISI BAB I - PENDAHULUAN... 1 A. TUGAS DAN FUNGSI BIRO PERENCANAAN...

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

DRAFT RENCANA STRATEGIS

DRAFT RENCANA STRATEGIS DRAFT RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2015-2019 1 Daftar Isi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaman i ii I. PENDAHULUAN A. Kondisi Umum 2 1. Struktur Organisasi 2 2. Tugas dan Fungsi 3 B. Capaian

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

Laporan Kinerja LP2IL Serang 2016

Laporan Kinerja LP2IL Serang 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya dan kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Loka Pemeriksaan Penyakit Ikan dan Lingkungan (LP2IL)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Dasar Hukum 1.3 Tujuan 1.4 Sasaran 1.5 Ruang Lingkup 1.6 Pengertian dan Istilah BAB II JENIS DATA YANG DIKUMPULKAN 2.1 Data

Lebih terperinci

5. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 (RINGKASAN)

5. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 (RINGKASAN) 5. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 (RINGKASAN) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK NILAI-NILAI DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK Pelayanan Memberikan layanan yang memenuhi

Lebih terperinci

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS - 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS A. KEMAJUAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Sebagai langkah strategis,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ambon, 5 Juli 2017 Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon. Tinggal Hermawan, S.Pi, M.Si

KATA PENGANTAR. Ambon, 5 Juli 2017 Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon. Tinggal Hermawan, S.Pi, M.Si KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya serta kerjasama dari semua pihak yang terkait lingkup Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon, sehingga

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.6-/21 DS264-891-4155-6432 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Rencana Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan

BAB I. PENDAHULUAN. Rencana Strategis Biro Perencanaan dan Keuangan DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i KATA PENGANTAR... ii BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Kondisi Umum... 2 1.1.1 Profil Biro Perencanaan dan Keuangan/Biro Perencanaan dan Organisasi... 2 1.1.2 Capaian Biro Perencanaan

Lebih terperinci

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 Dok L. 01 28/01/2014 LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 103/Permentan/OT.140/10/2013 tanggal 9 Oktober Tahun 2013 sebagai penyempurnaan Permentan Nomor : 17/Permentan/OT.140/02/2007

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 SEKRETARIAT BKIPM

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 SEKRETARIAT BKIPM i Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar.

BAB 1. PENDAHULUAN. 2. Tertib Pemanfaatan Hak Atas Tanah dan Pendayagunaan Tanah Negara Bekas Tanah Terlantar. BAB 1. PENDAHULUAN Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Nomor 15/SE/IX/2015 tentang pedoman penyusunan perjanjian kinerja dan laporan kinerja dijelaskan bahwa perjanjian kinerja (PK) merupakan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015 DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN Jakarta, Maret 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

LAPORAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TRIWULAN II TAHUN 2017 LOKA PEMERIKSAAN PENYAKIT IKAN DAN LINGKUNGAN SERANG

LAPORAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TRIWULAN II TAHUN 2017 LOKA PEMERIKSAAN PENYAKIT IKAN DAN LINGKUNGAN SERANG LAPORAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH LOKA PEMERIKSAAN PENYAKIT IKAN DAN LINGKUNGAN SERANG DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii BAB

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN MINAPOLITAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN UMUM MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN MINAPOLITAN BAB I PENDAHULUAN 5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN UMUM MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN MINAPOLITAN PEDOMAN UMUM MONITORING, EVALUASI, DAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 RKT PSP TA. 2012 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Untuk melaksanakan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Tahun 2015

Laporan Kinerja Tahun 2015 Laporan Kinerja Tahun 2015 i KATA PENGANTAR Puji syukur selalu kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena atas petunjuk dan ridho-nya maka Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2015 Balai Besar Perikanan

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tengang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negar

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tengang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negar KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. /MEN/SJ/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI TERPADU PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula

down mengandung makna bahwa perencanaan ini memperhatikan pula BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya agar efektif, efisien, dan akuntabel, Direktorat Penanganan Pelanggaran (Dit. PP) berpedoman pada dokumen perencanaan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.15/MEN/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1 LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG NOMOR : 180/1918/KEP/421.115/2015 TENTANG PENGESAHAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 RANCANGAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 RKT DIT. PPL TA. 2013 KATA PENGANTAR Untuk

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2018 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Tahun

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-18.1-/215 DS791-3632-6284-16 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016 SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel. RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen Pengendalian Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Tanah merupakan laporan yang disusun untuk menyajikan informasi capaian kinerja unit organisasi

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan mencurahkan rahmat-nya kepada kita semua dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing.

KATA PENGANTAR. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan mencurahkan rahmat-nya kepada kita semua dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing. KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT berkat rahmat Nya Laporan Kinerja Inspektorat Badan Standardisasi Nasional (BSN) Tahun 2016 dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan laporan ini dalam

Lebih terperinci

SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015

SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DITJEN. PERKEBUNAN Tahun 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN rencana kinerja tahunan (rkt) sekretariat ditjen.perkebunan tahun 2015 1 rencana

Lebih terperinci

14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN)

14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN) 14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK Laporan Kinerja (LKj) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Siak Tahun 2016, merupakan wujud dari

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2016-2021 Kata Pengantar Alhamdulillah, puji syukur kehadirat ALLAH SWT, atas limpahan rahmat, berkat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-018.01-0/AG/2014 DS 6100-9979-1830-7597 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ambon, 8 Januari 2018 Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon. Tinggal Hermawan, S.Pi, M.Si

KATA PENGANTAR. Ambon, 8 Januari 2018 Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon. Tinggal Hermawan, S.Pi, M.Si KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya serta kerjasama dari semua pihak yang terkait lingkup Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon, sehingga

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci