17 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai pengaruh pola penggunaan jejaring sosial terhadap motivasi dan alokasi waktu belajar siswa SMPN 1 Dramaga, menggunakan desain cross sectional study. Penelitian dilakukan pada remaja yang menjadi siswa di SMPN 1 Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian dipilih dengan teknik purposive sampling berdasarkan pada pertimbangan bahwa lokasi penelitian berada di sekitar kampus IPB Darmaga yang banyak terdapat fasilitas untuk mengakses internet. Pengambilan data dilakukan selama satu bulan yaitu pada bulan Januari 2011. Cara Pemilihan Contoh Populasi dalam penelitian ini adalah remaja laki-laki dan perempuan yang sedang menjalani pendidikan formal di SMP Negeri 1 Dramaga pada tingkat VII dan tingkat VIII. Adapun siswa kelas IX tidak dipilih karena berdasarkan pertimbangan sedang menjalani persiapan mengikuti ujian akhir nasional. Populasi penelitian berjumlah 803 siswa dengan rincian sebagai berikut: tingkat VII berjumlah 415 siswa, laki-laki sebanyak 196 siswa dan perempuan sebanyak 219 siswa; tingkat VIII berjumlah 388 siswa, laki-laki sejumlah 171 siswa dan perempuan 217 siswa. Contoh penelitian dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa contoh merupakan pelajar usia remaja yang masih mencari jati diri dan masih banyak terpengaruh oleh teman sebaya. Jumlah contoh minimal ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dengan nilai kritis sebesar sepuluh persen (Prasetyo 2007) adalah sebagai berikut: n = N 1 + Ne 2 Keterangan: n = besaran sampel N = besaran populasi E = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel) Dengan menggunakan rumus Slovin diperoleh jumlah contoh dengan nilai kritis sepuluh persen sebagai berikut: n = 803 1 + 803 (0.1 2 ) = 88.93 89 siswa
18 Berdasarkan rumus di atas, diperoleh jumlah contoh minimal sebanyak 89 siswa. Contoh yang diambil dalam penelitian berjumlah 100 orang. Hal tersebut dilakukan untuk memperkecil kesalahan yang terjadi secara kebetulan ketika penarikan sampel dilakukan. Menurut Padureso dalam Rosyid (2009), kesalahan sampling dapat diperkecil dengan memperbesar ukuran sampel, karena semakin besar ukuran sampel, data yang diperoleh semakin akurat. Jumlah contoh dari setiap jenis kelamin ditentukan dengan menggunakan teknik acak berlapis (Stratified Random Sampling) proporsional (Prasetyo 2007) Hasil perhitungan dengan nilai kritis sebesar sepuluh persen, diperoleh jumlah contoh laki-laki dan perempuan yang tersaji dalam Tabel 1 sebagai berikut: Kelas Tabel 1 Sebaran jumlah contoh berdasarkan kelas dan jenis kelamin Populasi Contoh Laki-laki Perempuan Total Laki-laki Perempuan Total VII 196 219 415 25 28 53 VIII 171 217 388 21 26 47 Total 367 436 803 46 54 100 Berdasarkan Tabel 1 diperoleh jumlah contoh yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 100 orang siswa, yaitu sebanyak 47 orang contoh siswa laki-laki dan 53 orang contoh siswa perempuan. Jumlah contoh ditentukan agar memenuhi jumlah contoh minimal yang diperlukan dan menjadi gambaran populasi di SMP Negeri 1 Dramaga. Contoh yang diambil dalam penelitian adalah siswa laki-laki dan perempuan dari setiap kelas yaitu: kelas VII contoh laki-laki sebanyak 25 siswa dan contoh perempuan sebanyak 27 siswa; kelas VIII contoh laki-laki sebanyak 21 siswa dan contoh perempuan sebanyak 26 siswa. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi faktor internal (usia, jenis kelamin, uang saku, motivasi penggunaan jejaring sosial, dan kepemilikan ponsel dengan akses jejaring sosial), faktor eksternal (pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, besar keluarga, sumber informasi, dan fasilitas akses jejaring sosial yang tersedia di rumah dan di sekolah), pola penggunaan jejaring sosial (frekuensi, durasi, biaya, dan sarana penggunaan jejaring sosial), pengaruh pola penggunaan jejaring
19 sosial terhadap motivasi belajar, dan alokasi waktu belajar (me-recall kegiatan selama dua hari, yaitu hari libur dan hari biasa). Data sekunder diperoleh dari arsip sekolah mengenai gambaran umum lokasi geografis tempat penelitian untuk mendukung fakta-fakta di lapangan. Variabel-variabel yang akan diteliti disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Variabel, sumber data, ketegori, dan skala pengukuran No. Variabel Sumber Data Kategori 1. Usia (tahun) Primer Berdasarkan Teori Santrock (2003) Remaja awal (10-15 tahun) 2. Jenis kelamin Primer 1. Laki-laki 2. Perempuan 3. Uang saku (rupiah/ Primer 1. Tinggi sekali (>Rp 300.000) bulan) 2. Tinggi (Rp 201.000-Rp 300.000) 3. Sedang (Rp 101.000-Rp 200.000) 4 Motivasi penggunaan jejaring sosial 5. Kepemilikan ponsel dengan akses jejaring sosial 4. Rendah ( Rp 100.000) Primer 1. Rendah (<33,33) 2. Sedang (33,33-66,66) 3. Tinggi (>66,66) Primer 1. Punya dan Dipergunakan 2. Punya tetapi jarang dipergunakan 3. Punya tetapi tidak dipergunakan 4. Tidak Punya 6. Pendidikan orangtua Primer 1. Tidak Sekolah/tidak Tamat SD 2. Tamat SD/Sederajat 3. Tamat SMP/Sederajat 4. Tamat SMA/Sederajat 5. Tamat Akademi/PT/Sederajat 7. Pekerjaan orangtua Primer 1. Pegawai Negeri (PNS) 2. TNI/Polri 3. Pegawai Swasta 4. Wirausaha 5. Buruh 6. Petani 7. Tidak bekerja 8. Lainnya 8 Besar keluarga Primer 1. Kecil ( 4 orang) 2. Sedang (5-6 orang) 3. Besar (>6orang) 9 Sumber informasi Primer 1. Orangtua 2. Teman sekolah 3. Guru di sekolah 4. Media cetak (koran, majalah) 5. Media Elektronik (televisi, radio) 6. Penjaga Warnet 7. Orang tak dikenal 8. Saudara di rumah 9. Tetangga di rumah 10. Teman di rumah 10. Fasilitas jejaring sosial di lingkungan rumah Primer 1. Mudah Dijangkau 2. Sulit Dijangkau Skala Ordinal Ordinal
20 Tabel 2 Variabel, sumber data, ketegori, dan skala pengukuran (Lanjutan ) No Variabel Sumber data Kategori Skala 11. Frekuensi menggunakan jejaring sosial (kali/bulan) Primer 1. Tinggi sekali (>60) 2. Tinggi (41-60) 3. Sedang (21-40) 12. Durasi penggunaan jejaring sosial (menit /satu kali akses) 13. Biaya akses jejaring sosial (rupiah/bulan) 14. Sarana mengakses jejaring sosial 4. Rendah ( 20) Primer 1. Tinggi sekali (>120) 2. Tinggi (60-120) 3. Sedang (31-59) 4. Rendah (<30) Primer 1. Tinggi sekali (>Rp 200.000) 2. Tinggi (Rp 101.000-Rp 200.000) 3. Sedang (Rp 51.000-Rp 100.000) 4. Rendah ( Rp 50.000) Primer 1. Warung internet 2. Ponsel 3. Wireless atau modem 4. Warung internet dan ponsel 5. Ponsel dan wireless atau modem 6. Warung internet dan wireless atau modem 7. Warung internet, ponsel, dan wireless atau modem 15. Motivasi belajar Primer 1. Rendah (<33,33) 2. Sedang (33,33-66,66) 3. Tinggi (>66,66) 16. Alokasi waktu Primer Recall kegiatan untuk dua hari, hari libur dan hari biasa. Data primer dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang telah melalui uji validitas (uji item analysis) dan realibilitas (uji cronbach alpha) dengan cara melakukan uji coba kuesioner kepada contoh lain di luar populasi yang memiliki kriteria yang hampir sama dengan contoh. Daftar pertanyaan kuesioner dibagi menjadi sembilan bagian. Bagian pertama, berisi pertanyaan pendahuluan, untuk mendapatkan contoh yang mengakses jejaring sosial dalam enam bulan terakhir. Bagian kedua, berisi pertanyaan mengenai karakteristik individu. Bagian ketiga, berisi pertanyaan mengenai karakteristik keluarga. Bagian keempat, berisi sumber informasi yang diperoleh responden mengenai jejaring sosial. Bagian kelima, berisi pertanyaan mengenai ketersediaan dan fitur jejaring sosial. Bagian keenam, memaparkan pertanyaan-pertanyaan mengenai pola penggunaan jejaring sosial. Bagian ketujuh, memaparkan pertanyaan mengenai motivasi menggunakan jejaring sosial. Bagian kedelapan, berisi pertanyaan tentang pengaruh penggunaan jejaring sosial terhadap motivasi belajar. Bagian terakhir, yaitu bagian kesepuluh berisi kolom-kolom untuk me-
21 recall kegiatan contoh selama dua hari, yaitu satu hari pada hari libur dan satu hari pada hari sekolah. Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan Microsoft Excel dan Statistic Program for Sosial Science (SPSS) versi 16.0 for Windows. Pengolahan data dilakukan setelah data terkumpul mencakup, penyuntingan data (editing), pemberian kode (coding), pemberian nilai (scoring), entry data, cleaning data dan analisis data. Selanjutnya dilakukan analisis deskriptif untuk data primer yang menggambarkan karakteristik internal (usia, jenis kelamin, jumlah uang saku, kepemilikan ponsel dengan akses jejaring sosial, dan motivasi penggunaan jejaring sosial), karakteristik eksternal (pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, jumlah anggota keluarga, sumber informasi, dan sarana akses jejaring sosial di ingkungan rumah), pola penggunaan jejaring sosial (frekuensi, durasi, biaya, dan sarana penggunaan jejaring sosial), motivasi belajar dan alokasi waktu. Motivasi penggunaan jejaring sosial merupakan sebuah dorongan yang timbul dalam diri contoh untuk menggunakan jejaring sosial. Dalam kuesioner, terdapat 15 pertanyaan tentang motivasi penggunaan jejaring sosial dengan penilaian menggunakan skala Likert, yaitu: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) setuju, (4) sangat setuju. Masing-masing skala diberi bobot nilai 1 sampai 4. Dengan menggunakan rumus penentuan kelas interval, skor motivasi penggunaan jejaring sosial dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu yaitu rendah (<33,33), sedang (33,33-66,66), dan tinggi (>66,66). Uji komparatif dua sampel berbeda yaitu laki-laki dan perempuan menggunakan uji beda Independent Sample T Test. Independent sample T Test atau Uji T satu sampel digunakan untuk membandingkan rata-rata dua kelompok dengan contoh yang diambil secara random (Sarwono 2009). Variabel yang diuji yaitu: karakteristik internal, karakteristik eksternal, pola penggunaan jejaring sosial, motivasi belajar, dan alokasi waktu belajar. Analisis uji Paired T-Test digunakan untuk menentukan ada tidaknya perbedaan rata-rata dua sampel bebas (Nugroho 2005). Rumusnya yaitu: / n
22 Analisis korelasi dipergunakan untuk menguji hubungan antara dua variabel yang tidak menunjukkan hubungan fungsional (berhubungan bukan berarti disebabkan) (Nugroho 2005). Uji korelasi Pearson digunakan untuk menguji hubungan antara karakteristik internel,karakteristik eksternal dan pola penggunaan jejaring sosial dengan motivasi belajar dan alokasi waktu belajar. Data alokasi waktu remaja dianalisis dengan cara mengetahui total waktu yang digunakan untuk seluruh kegiatan yang dilakukan termasuk istirahat, digunakan dengan menjumlahkan waktu yang digunakan untuk pekerjaan domestik (membersihkan rumah), kegiatan sosial dan pendidikan (belajar, les, sekolah, ekstrakurikuler), kegiatan pribadi (makan, tidur, mandi, shalat, mengaji), dan waktu luang (rekreasi, menonton, olah raga, mengakses internet) (Agustina 2003). Rumus untuk menghitung waktu total adalah sebagai berikut: T Total = T Domestik + T Sosial + T Belajar di rumah + T Belajar di sekolah +T Personal + T Leisure Keterangan: T Total T Domestik T Sosial T Belajar di sekolah T Belajar di rumah T Personal T Leisure = Jumlah total alokasi waktu remaja = Jumlah alokasi waktu remaja untuk melakukan pekerjaan rumah tangga = Jumlah alokasi waktu remaja yang dipergunakan untuk kegiatan sosial (ekstrakurikuler) = Jumlah alokasi waktu remaja yang dipergunakan untuk belajar di sekolah = Jumlah alokasi waktu remaja yang dipergunakan untuk belajar di rumah = Jumlah alokasi waktu remaja yang dipergunakan untuk kegiatan pribadi = Jumlah alokasi waktu remaja yang dipergunakan untuk kegiatan leisure/ waktu luang Definisi Operasional Faktor internal adalah ciri-ciri internal contoh yang meliputi usia, jenis kelamin, uang saku, motivasi menggunakan jejaring sosial dan kepemilikan ponsel dengan akses jejaring sosial. Usia adalah umur yang dimiliki oleh contoh yang dinyatakan dalam tahun. Jenis kelamin adalah perbedaan contoh berdasarkan ciri biologis dengan kategori laki-laki dan perempuan.
23 Uang saku merupakan sejumlah uang yang diperoleh contoh dari orangtua, saudara, melalui bekerja atau beasiswa dalam satu bulan (26 hari). Motivasi penggunaan jejaring sosial adalah serangkaian usaha yang dilakukan contoh untuk menggunakan atau tidak menggunakan jejaring sosial. Faktor eksternal adalah ciri-ciri eksternal contoh yang meliputi pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, besar keluarga, sumber informasi, dan keterseiaan jejaring sosial di lingkungan rumah. Pendidikan orangtua adalah jenjang pendidikan yang ditempuh oleh orangtua, yaitu tidak tamat SD, tamat SD, tamat SMP, tamat SMA, dan akademi atau perguruan tinggi. Pekerjaan orangtua adalah jenis pekerjaan yang dilakukan oleh orangtua untuk mendapatkan nafkah dalam mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Pekerjaan otangtua dapat dijabarkan menjadi pegawai negeri (PNS), TNI/Polri, pegawai swasta, wirausaha, buruh, petani, tidak bekerja, dan pekerjaan lainnya, Besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga inti contoh yang dinyatakan dengan jumlah orang. Besar keluarga dikelompokkan menjadi keluarga kecil dengan anggota 4 orang, keluarga sedang 5-6 orang, dan keluarga besar >6 orang. Sumber informasi adalah media-media yang digunakan contoh untuk memperoleh informasi mengenai jejaring sosial, seperti keluarga, teman sebaya, sekolah, dan lain-lain. Ketersediaan jejaring sosial di lingkungan rumah adalah adanya sarana untuk mengakses jejaring sosial di lingkungan sekitar rumah contoh. Jejaring sosial adalah salah satu layanan berbasis web yang memungkinkan penggunanya menampilkan dirinya, berhubungan dengan jejaring sosialnya, dan membangun serta menjaga hubungan dengan orang lain. Pola penggunaan jejaring sosial adalah perilaku contoh dalam menggunakan jejaring sosial setiap hari meliputi frekuensi, durasi, biaya, dan sarana dalam menggunakan jejaring sosial.
24 Frekuensi penggunaan jejaring sosial adalah seberapa sering contoh mengakses atau menggunakan jejaring sosial dalam satu bulan (kali perbulan) Durasi penggunaan jejaring sosial adalah lama waktu yang dipergunakan contoh untuk mengakses jejaring sosial (menit/satu kali akses). Biaya untuk mengakses jejaring sosial adalah sejumlah uang yang dikeluarkan oleh contoh dalam satu bulan (rupiah perbulan). Sarana mengakses jejaring sosial adalah fasilitas yang tersedia di lingkungan contoh yang dipergunakan untuk mengakses jejaring sosial. Motivasi belajar adalah serangkaian usaha yang dilakukan contoh untuk belajar atau tidak belajar akibat penggunaan jejaring sosial. Alokasi waktu belajar adalah waktu yang digunakan untuk melakukan kegiatan belajar dalam satu hari.