1. Analisis Kuantitatif K,P, Cu dan Mn

dokumen-dokumen yang mirip
Dimana X rata rata : Χ n. Dimana Y rata rata : Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat ditentukan dari persamaan : Y = ax + b

Lampiran 1. Pembutan kurva kalibrasi Logam Fe, Cr dan Ni

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

Lampiran 1. Perhitungan pembuatan larutan standar

Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul

Gambar 2. Daun Tempuyung

Ditimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I)

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.)

Kentang (Solanum tuberosum L.)

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisa kualitatif terhadap Kalsium, Besi, Posfor dan Seng dalam sampel

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2

Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel. 1. Kalibrasi Piknometer. Piknometer Kosong = 15,302 g. Piknometer berisi Aquadest Panas.

PENENTUAN KADAR LOGAM BESI (Fe), TEMBAGA (Cu) DAN MANGAN (Mn) PADA PRODUK KULIT MANGGIS(Garcinia Mangostana, L)

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3.

Ferry Riyanto Harisman Powerpoint Templates Page 1

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

Lampiran 1 Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 1989)

Lampiran 1. Kurva Absorbansi Maksimum Kalsium

Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil

massa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 =

Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom. dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r).

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

a = r = Y = 0,3538 X =2 Y = a X + b Lampiran 1. Perhitungan Persamaan Regresi Besi No. X Y XY X 2 Y 2 0,0 0,00 0,0000 0,0000 0,000 0,0992 0,5670 0,315

Lampiran 1 ph. Hasil seperti pada tabel berikut : Tabel 1 Hasil pengukuran ph sebelum dan sesudah elektrokoagulasi ph. Pengambilan Sampel 1 4,7 6,9

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H

PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu. Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Sampel

Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

ANALISIS PROKSIMAT BERAS MERAH (Oryza sativa) VARIETAS SLEGRENG DAN AEK SIBUNDONG

Lampiran 1. Gambar Alat KCKT dan Syringe 50 µl. Alat KCKT. Syringe 50 µl. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol

Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. ABSTRACT... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories.

PERBANDINGAN PEREDUKSI NATRIUM TIOSULFAT (Na 2 S 2 O 3 ) DAN TIMAH (II) KLORIDA (SnCl 2 ) PADA ANALISIS KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI

Lampiran 1. Pembuatan Larutan Methyl Red

Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEREDUKSI Na 2 S 2 O 3 DAN K 2 C 2 O 4 PADA ANALISA KADAR TOTAL BESI SECARA SPEKTROFOTOMETRI VISIBLE

PADATAN TERLARUT (TDS), DAN TOTAL PADATAN TERSUSPENSI (TSS) DI DALAM AIR SUMUR BOR DI SEKITAR KAWASAN INDUSTRI MEDAN

Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet

ANALISIS KADAR TEMBAGA (Cu) DAN SENG (Zn) DALAM AIR MINUM ISI ULANG KEMASAN GALON DI KECAMATAN LIMA KAUM KABUPATEN TANAH DATAR.

Gambar 2. Sampel B Sirup Kering

BAB III METODE PENELITIAN. dengan 12 Oktober 2013 di Laboraturium Unit Pelayanan Teknis (UPT)

Lampiran 1. Flowsheet Rancangan Percobaan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN

Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

ANALISIS PROKSIMAT BERAS MERAH (ORYZA SATIVA) VARIETAS SLEGRENG DAN AEK SIBUNDONG

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pelarut HCl 0,1 N

BAB 3 METODE PERCOBAAN

Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Lampiran 1. Skema pembuatan yoghurt kunir asam

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN KADAR PROTEIN SECARA SPEKTROFOTOMETRI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Panjang Gelombang Maksimum (λ maks) Larutan Direct Red Teknis

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal = 17 cm = 0,9235 = 0,9058 = 0,8529. Harga Rf untuk sampel VIII + baku pembanding = = 0,8588

Perbandingan fase gerak Larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M-metanol (60:40) dengan laju alir 1 ml/menit

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

LAMPIRAN. 1.Dokumentasi Kegiatan 1.1 Persiapan rangkaian akuaponik. 1.2 Pencarian tanaman Genjer

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

abc A abc a = koefisien ekstingsi (absorpsivitas molar) yakni tetap b = lebar kuvet (jarak tempuh optik)

Lampiran 1 Hasil Determinasi Tanaman

Lampiran A : Komposisi Media MS

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Profenofos. Konsentrasi 1665,5 mcg/ml sebagai Larutan Baku I (LB1)

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

SNI Standar Nasional Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

LAMPIRAN. 2. Tabel penentuan konsentrasi dan kadar pada beda variable pelarut

KURVA KALIBRASI. LARUTAN STANDAR Cu 10 ppm. ANALISIS KONSENTRASI LOGAM PENGGANGGU Cu DENGAN ICP-OES LOGO

Ektrak KCl 1 N : Sebanyak 74,55 g kristal KCl dilarutkan ke dalam labu takar 1000 ml dengan akuades.

DATA PENGAMATAN. 2. Untuk Konsentrasi Aktivator H2SO4 4M Serbuk kayu. No Pengamatan Kelapa (gr) (gr)

Lampiran 1. Data Absorbansi dan Kurva Standar Pada Pengujian Kadar Amilosa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran1. Dosis. Konsentrasi Hara Makro dan Mikro dalam Larutan Pupuk Siap Pakai untuk Produksi Sayuran Daun

BAB 2 LANDASAN TEORI

Lampiran 1. Prosedur Analisis

LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN

Transkripsi:

1. Analisis Kuantitatif K,P, Cu dan Mn 1.1 Perhitungan Persamaan Garis Regresi Kurva Kalibrasi Setelah diperoleh hasil pengukuran absorbansi dari larutan standar K,P,Cu dan Mn maka absorbansi dialurkan terhadap konsentrasi larutan standar untuk mendapatkan kurva kalibrasi berupa garis linear. Selanjutnya persamaan garis regresi kurva kalibrasi dihitung menggunakan metode least square sebagai berikut: Data perhitungan persamaan garis regresi untuk standar kalium n X(ppm) Y XY X Y 1 5 0,06 1,03 5 0,04 10 0,43 4,3 100 0,187 3 15 0,648 9,7 5 0,40 4 0 0,814 16,8 400 0,66 50,100 31,35 750 1,311 Persamaan garis regresi untuk menghitung persamaan garis kurva kalibrasi dapat ditentukan dari persamaan : Y = mx + b Dimana : Y = absorbansi X = konsentrasi m = kemiringan (slope) garis b = intersept garis terhadap sumbu y

Nilai m dapat ditentukan dengan : ( n) m = ( n XY X. ) X ( X ) Y Sehingga diperoleh nilai m : (4).31,35 50.,1 m = (4).750 (50) 0,4 m = = 500 Nilai b dapat ditentukan dengan : Sehingga diperoleh nilai b : b = X ( n) 0,0408. Y X. X ( X ) 750.,1 50.31,35 b = (4).750 (50) 7, 5 = 500 = 0,015 Maka persamaan garis regresi yang diperoleh adalah : Y = 0,0408X + 0,015 (K) Dengan cara yang sama dihitung nilai m dan b dari hasil pengukuran absorbansi larutan standar Cu yang tercantum pada Tabel 4.4, absorbansi larutan standar Mn tercantum pada Tabel 4.5 dan absorbansi larutan standar P tercantum pada Tabel 4.6 sehingga akan diperoleh persamaan garis regresi kurva kalibrasinya.diperoleh nilai m dan b untuk Cu : 0,0370 dan 0,0006 sehingga persamaan garisnya : Y = 0,0370X + 0,0006 (Cu).Nilai m dan b untuk Mn : 0,1596 dan 0,0440 sehinga persamaan garisnya : Y = 0,1596X + 0,0440 (Mn) dan nilai m dan b untuk P : 0,5141 dan 0,0047 sehingga persamaan garisnya : Y = 0,5141X + 0,0047 (P) XY 1. Perhitungan Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi (r) dari persamaan kurva kalibrasi dapat ditunjukkan sebagai berikut : Koefisien korelasi untuk standar kalium r = ( n) XY X. Y ( n. X ( X ) ). n. Y ( Y ) ( ) (4).31,35-50.,1 = Dengan cara 4.750yang (50) sama ). dihitung 4.1,311 koefisien (,1 korelasi untuk larutan standar Cu, Mn ( ( ) ) dan P O 5. Diperoleh koefisien korelasi untuk Cu = 0,994. Untuk Mn : r = 0,996 0,4 dan r = untuk P = : r 0,999 = 0,998 0,4 1.3. Penentuan % K, P, Cu dan Mn pada sampel Kadar K, P, Cu dan Mn dalam sampel dapat ditentukan dengan menggunakan metode kurva kalibrasi dengan menggunakan nilai Y (absorbansi) yang diperoleh dari pengukuran absorbansi terhadap persamaan garis regresi dari kurva kalibrasi. Untuk abu tandan kosong Pengukuran I untuk kalium Y 1 = 0,545 Dengan mensubstitusikan Y terhadap persamaan garis regresi Y = 0,0408X+0,015 maka diperoleh : 0,545 0,0015 X = = 1,99mg / L 0,0408 Sehingga %K dapat ditentukan dengan cara mensubstitusikan nilai X pada persamaan berikut : X. Vol. totalsampel fp % K = x100% berat ker ing( mg) 1,99x0,05x1000 % K = x100% 1000 % K = 3,48% Data hasil pengukuran %K II dan III pada abu tandan kosong dan %K I,II dan III pada abu serabut dan abu cangkang ditunjukkan pada tabel 4.11 pada lampiran

demikian juga untuk data hasil pengukuran %P ditunjukkan pada tabel 4.1 sedangkan %Cu ditunjukkan pada tabel 4.13 serta %Mn ditunjukkan pada tabel 4.14 (setiap pengukuran %K, P, Cu dan Mn masing-masing dilakukan sebanyak 3 kali ulangan). Tabel 4.3. Data absorbansi larutan standar Kalium Konsentrasi K (mg/l) 5 0,06 10 0,43 15 0,648 0 0,814 Tabel 4.4. Data absorbansi larutan standar tembaga Konsentrasi Cu (mg/l) 0,0680 4 0,1634 6 0,137 8 0,98 Tabel 4.5. Data absorbansi larutan standar Mangan Konsentrasi Mn (mg/l) 1 0,1750 0,389 4 0,7148 6 0,9784 Tabel 4.6. Data absorbansi larutan standar fosfor Konsentrasi P (mg/l) 0,05 0,08

0,1 0,056 0, 0,109 0,4 0,15 0,6 0,310 Tabel 4.7. Data absorbansi penentuan Kalium pada λ = 766,5 nm No Sampel A 1 A A 3 1 Tandan kosong 0,545 0,550 0,588 Serabut 0,730 0,715 0,684 3 Cangkang 0,668 0,646 0,660 Tabel 4.8. Data absorbansi penentuan Fosfor pada λ = 880 nm No Sampel A 1 A A 3 1 Tandan kosong 0,175 0,170 0,173 Serabut 0,05 0,054 0,051 3 Cangkang 0,041 0,045 0,040 Tabel 4.9. Data absorbansi penentuan Tembaga pada λ 34,8 nm No Sampel A 1 A A 3 1 Tandan kosong 0,415 0,433 0,414 Serabut 0,006 0,008 0,03 3 Cangkang 0,1835 0,183 0,1853 Tabel 4.10 Data absorbansi penentuan Mangan pada λ 79,5 nm No Sampel A 1 A A 3 1 Tandan kosong 0,3139 0,3143 0,3133

Serabut 0,314 0,3154 0,316 3 Cangkang 0,3485 0,3475 0,3453 Tabel 4.11. Hasil perhitungan %K No Sampel %K K 1 K K 3 K 1 Abu Tandan kosong 3,48 3,78 33,5 3,84 Abu Serabut 4,38 4,9 4,1 4,6 3 Abu Cangkang 4 3,87 3,95 3,94 Tabel 4.1. Hasil perhitungan %P No Sampel %P P 1 P P 3 P 1 AbuTandan kosong 0,83 0,80 0,83 0,8 Abu Serabut 0,0 0,5 0,3 0,4 3 Abu Cangkang 0,18 0,0 0,18 0,19 Tabel 4.13. Hasil perhitungan %Cu No Sampel %Cu Cu 1 Cu Cu 3 Cu 1 Abu Tandan kosong 0,16 0,16 0,16 0,16 Abu Serabut 0,07 0,07 0,07 0,07 3 Abu Cangkang 0,06 0,06 0,06 0,06

Tabel 4.13. Hasil perhitungan %Mn No Sampel Mn% Mn 1 Mn Mn 3 Mn 1 Abu Tandan kosong 0,04 0,04 0,04 0,04 Abu Serabut 0,04 0,04 0,04 0,04 3 Abu Cangkang 0,05 0,05 0,05 0,05