Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.)
|
|
- Herman Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.) 93
2 Lampiran. Identifikasi Tumbuhan 94
3 Lampiran 3. Bagan Alir Proses Pembuatan Larutan Sampel Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.) sebanyak kg dicuci dengan air hingga bersih ditiriskan selama 15 menit ditimbang ± 1 kg lalu dibagi Bagian I 500 g Bagian II 500 g direbus di dalam air mendidih selama 5 menit ditimbang 50 g disaring dan ditiriskan ditimbang 50 g Kubis rebus Kubis segar 95
4 a. Pembuatan larutan sampel dari kubis segar Kubis segar diarangkan di atas hotplate selama 8 jam diabukan di tanur (T= C) selama 48 jam disimpan dalam desikator Abu putih dilarutkan dengan 10 ml HNO 3 7N diencerkan dalam labu tentukur 100 ml dengan akuades bebas mineral hingga garis tanda Larutan Sampel disaring dengan kertas saring Whatmann no. 4 dengan membuang ml larutan pertama hasil penyaringan b. Pembuatan larutan sampel dari kubis rebus Kubis rebus diarangkan di atas hotplate selama 8 jam diabukan di tanur (T= C) selama 48 jam disimpan dalam desikator Abu putih dilarutkan dengan 10 ml HNO 3 5N diencerkan dalam labu tentukur 100 ml dengan akuades bebas mineral hingga garis tanda Larutan Sampel disaring dengan kertas saring Whatmann no. 4 dengan membuang ml larutan pertama hasil penyaringan 96
5 Lampiran 4. Data Kalibrasi Timbal (Pb)dengan Spektrofotometer Serapan Atom, Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r) Konsentrasi ppb (X) Absrobansi (Y) 0-0, , , , , ,00105 X Y XY X Y (10-11 ) 0-0, , , , ,0009 0, , , , , , , X= 750 Y= 0,0059 XY= 0,5365 X = Y = 1541 X = 15 Y = 0, a = XY X ( X)( Y) ( X) n n a = 0, (750)(0,0059)/ /6 a = 0, Y = ax + b 0, = (0, )(15) + b b = -0, Persamaan Regresi: Y = 0, X 0,
6 r = r = X ( XY X Y/n ( X) ( Y) Y n 0,5365 (750)(0,0059)/6 /6) (1541x10 n 10 0,0059 /6) r = 0,
7 Lampiran 5. Data Kalibrasi Kadmium (Cd) dengan Spektrofotometer Serapan Atom, Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r) Konsentrasi ppb (X) Absrobansi (Y) 0-0, , , , , ,00060 X Y XY X Y 0-0, , , , , ,0003 0, , , , , , , , , , , X= 60 Y= 0,00173 XY= 0,061 X = 880 Y = 0, X = 10 Y = 0, a = XY X ( X)( Y) ( X) n n a = 0,061 - (60)(0,00173)/ /6 a = 0, Y = ax + b 0, = (0, )(60) + b b = -0, Persamaan Regresi: Y = 0, X 0,
8 r = r = X (880 XY X Y/n ( X) ( Y) Y n 0,061 (60)(0,00173)/ /6) (7,71x10 n 0,00173 /6) r = 0,
9 Lampiran 6. Data kalibrasi Tembaga (Cu) dengan Spektrofotometer Serapan Atom, Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r) Konsentrasi ppm (X) Absrobansi (Y) 0,000-0,0000 0,00 0,0030 0,400 0,0044 0,600 0, ,800 0, ,000 0,01174 X Y XY X Y (10-10 ) 0,000-0, ,00 0,0030 0, , ,400 0,0044 0, , ,600 0, , , ,800 0, , , ,000 0, , X= 3,000 Y= 0,03478 XY= 0,05658 X =. Y = X = 0,500 Y = 0, a = XY X ( X)( Y) ( X) n n a = 0, (3)(0,03478)/6, 3 /6 a = 0, Y = ax + b 0, = (0, )(0,5) + b b = -0, Persamaan Regresi: Y = 0, X - 0,
10 r = r = (, X XY X Y/n ( X) ( Y) Y n 0,05658 (3)(0,03478)/ /6)(99374 x 10 n 0,03478 /6) r = 0,
11 Lampiran 7. Contoh Perhitungan Kadar Timbal, Kadmium dan Tembaga pada Kubis Hijau 1. Perhitungan Kadar Timbal pada Kubis hijau Berat sampel segar ditimbang = 50,011 g Absorbansi (Y) = 0,0004 Persamaan regresi: Y = 0, X 0, X = 0, , , X = 95,868 ppb Kadar timbal = Konsentrasi (ng/ml) x Volume (ml) x Faktor pengenceran Berat sampel (g) 95,868 ng/ml x 100 ml x 1 Kadar timbal = 50,011 g Kadar timbal = 45,1 ng/g Kadar timbal = 0,451mg/kg. Perhitungan Kadar Kadmium pada Kubis hijau Berat sampel segar ditimbang = 50,011g Absorbansi (Y) = 0,00043 Persamaan regresi: Y= 0, X 0, X = 0, , , X = 14,4974 ppb Kadar kadmium = Konsentrasi (ng/ml) x Volume (ml) x Faktor pengenceran Berat sampel (g) 103
12 14,4974 ng/ml x 100 ml x 1 Kadar kadmium = 50,011g Kadar kadmium = 8,9883 ng/g Kadar kadmium = 0,0899 mg/kg 3. Perhitungan Kadar Tembaga pada Kubis Berat sampel segar ditimbang = 50,011g Absorbansi (Y) = 0,00405 Persamaan regresi: Y = 0, X - 0, X = 0, , , X = 0,4563 ppm Kadar tembaga = Kadar tembaga = Konsentras i ( µ g/ml) 0,4563 µg/ml x 100 ml x 1 50,011g x Volume (ml) x Faktor pengenceran Berat sampel (g) Kadar tembaga = 0,913 μg/g Kadar tembaga = 0,913 mg/kg 104
13 Lampiran 8. Data Berat Sampel, Absorbansi dan Kadar Timbal, Kadmium dan Tembaga dari Kubis Hijau Segar dan Rebus a. Data Berat Sampel, Absorbansi dan Kadar Timbal (Pb) dari Kubis Hijau Segar Sampel No Berat (g) Absorbansi (A) Kubis Hijau Segar Konsentrasi (ppb) Kadar (mg/kg) 1 50,011 0,0004 1,601 0,45 50,035 0, ,770 0, ,085 0, ,86 0, ,088 0, ,883 0, ,059 0, ,714 0, ,009 0,0004 1,601 0,45 b. Data Berat Sampel, Absorbansi dan Kadar Timbal (Pb) dari Kubis Hijau Rebus Sampel No Berat (g) Absorbansi (A) Kubis Hijau Rebus Konsentrasi (ppb) Kadar (mg/kg) 1 50,046 0, ,868 0, ,049 0, ,94 0, ,09 0, ,94 0, ,097 0, ,037 0, ,004 0, ,811 0, ,01 0, ,037 0,040 c. Data Berat Sampel, Absorbansi dan Kadar Kadmium (Cd) dari Kubis Hijau Segar Sampel No Berat (g) Absorbansi (A) Kubis Hijau Segar Konsentrasi (ppb) Kadar (mg/kg) 1 50,011 0, ,4974 0, ,035 0, ,1799 0, ,085 0, ,0847 0, ,088 0, ,0847 0, ,059 0, ,8148 0, ,009 0, ,1799 0,
14 d. Data Berat Sampel, Absorbansi dan Kadar Kadmium (Cd) dari Kubis Hijau Rebus Sampel No Berat (g) Absorbansi (A) Kubis Hijau Rebus Konsentrasi (ppb) Kadar (mg/kg) 1 50,046 0, ,9101 0, ,049 0, ,9101 0, ,09 0, ,751 0, ,097 0, ,751 0, ,004 0, ,596 0, ,01 0, ,640 0,037 e. Data Berat Sampel, Absorbansi dan Kadar Tembaga (Cu) dari Kubis Hijau Segar Sampel No Berat (g) Absorbansi (A) Kubis Hijau Segar Konsentrasi (ppm) Kadar (mg/kg) 1 50,011 0,0058 0,4563 0,913 50,035 0,0059 0,4571 0, ,085 0,0053 0,4596 0, ,088 0,0053 0,4596 0, ,059 0, ,4580 0, ,009 0,0058 0,4563 0,913 f. Data Berat Sampel, Absorbansi dan Kadar Tembaga (Cu) dari Kubis Hijau Rebus Sampel No Berat Sampel Rebus (g) Kubis Hijau Rebus Absorbansi (A) Konsentrasi (ppm) Kadar (mg/kg) 1 50,046 0, ,351 0, ,049 0, ,3530 0, ,09 0, ,3597 0, ,097 0, ,3597 0, ,004 0, ,3504 0, ,01 0, ,3513 0,
15 Lampiran 9. Perhitungan Statistik Kadar Timbal dalam Kubis Hijau a. Perhitungan statistik kadar timbal dalam kubis hijau segar No Kadar (mg/kg) Xi Xi - X ( Xi - X ) 1 0,45-0, , ,574 0,0085 0, ,61 0, , ,653 0, , ,531-0, , ,45-0, , X = 1,573 ( Xi - X ) = 0, X = 0,5455 SD = = ( Xi - X) n -1 0, = 0,00837 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = 5 diperoleh nilai t tabel = α /, dk = 4,031. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung = Xi - X SD / n 0,00945 t hitung 1 = =,7798 0,00837 / 6 107
16 t hitung = 0,0085 0,00837 / 6 = 0,8384 t hitung 3 = 0, ,00837 / 6 = 1,956 0,01075 t hitung 4 = 0,00837 / 6 = 3,16 t hitung 5 = t hitung 6 = 0, ,00837 / 6 0, ,00837 / 6 = 0,465 =,7504 Dari hasil perhitungan di atas didapat semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima. Kadar timbal dalam kubis hijau segar: µ = X ± (t (α/, dk) x SD / n ) = 0,5455 ± ( 4,031 x 0,00837/ 6) = (0,5455 ± 0,01371) mg/kg 108
17 b. Perhitungan statistik kadar timbal dalam kubis hijau rebus No Kadar (mg/kg) Xi Xi - X ( Xi - X ) 1 0,1916-0, , ,1957-0, , ,1955-0, , ,037 0, , ,1876-0, , ,040 0, , X = 1,1781 ( Xi - X ) = 0,00018 X = 0,19635 SD = = ( Xi - X) n -1 0, = 0,00654 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = 5 diperoleh nilai t tabel = α /, dk = 4,031. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung = t hitung 1 = t hitung = Xi - X SD / n 0,00475 = 1,7834 0,00654 / 6 0,00065 = 0,440 0,00654 / 6 109
18 t hitung 3 = 0,00085 = 0,3191 0,00654 / 6 t hitung 4 = 0, ,00654 / =, t hitung 5 = 0,00875 = 3,853 0,00654 / 6 t hitung 6 = 0, ,00654 / =,873 6 Dari hasil perhitungan di atas didapat semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima. Kadar timbal dalam kubis hijau rebus: µ = X ± (t (α/, dk) x SD / n ) = 0,19635 ± ( 4,031 x 0,00654 / 6) = (0,19635 ± 0,010739) mg/kg 110
19 Lampiran 10. Pengujian Beda Nilai Rata-Rata Kadar Timbal pada Kubis Hijau Segar dan Kubis Hijau Rebus No Kubis Segar Kubis Rebus 1 0,451 0,1916 0,574 0, ,61 0, ,653 0, ,531 0, ,45 0,040 X = 0,5455 X 1 = 0,19635 S = 0,00837 S 1 = 0,00654 Kedua sampel adalah independen, n 1 dan n < 30, σ 1 dan σ tidak diketahui, maka dilakukan uji F dengan taraf kepercayaan 99% untuk mengetahui apakah variansi kedua populasi sama ( σ 1 = σ ) atau berbeda ( σ 1 σ ). 1. H o : σ 1 = σ H 1 : σ 1 σ. Nilai kritis F yang diperoleh dari tabel (F 0,01/ (5,5) adalah 14,94 Daerah kritis penerimaan : -14,94 F o 14,94 Daerah kritis penolakan : F o < -14,94atau F o >14,94 3. F o = F o = S 1 S 0, ,00837 F o = 0,
20 4. Hasil ini menunjukkan bahwa H o diterima dan H 1 ditolak sehingga disimpulkan bahwa σ 1 = σ. Kemudian dilanjutkan dengan uji beda rata-rata menggunakan distribusi t. Karena ragam populasi sama ( σ 1 = σ ) maka simpangan bakunya adalah S p = ( 6 1)( 0,00837) + ( 6 1)( 0,00654) S p = 0, H o : σ 1 = σ H 1 : σ 1 σ. Dengan menggunakan taraf kepercayaan α = 99 %, t0,01 = ± 4,031 untuk df = = Daerah kritis penerimaan : -4,031 t o 4,031 Daerah kritis penolakan : t o < -4,031 atau t o > 4, Pengujian statistik : t o = t o = X X 1 Sp n 1 n ( 0, ,5455) 0, = -13,47 5. Karena t o = -13,47 < -4,031, maka hipotesa H o ditolak. Berarti terdapat perbedaan signifikan rata-rata kadar timbal antara kubis hijau segar dengan kubis hijau rebus. 11
21 Lampiran 11. Perhitungan Statistik Kadar Kadmium dalam Kubis Hijau a. Perhitungan statistik kadar kadmium dalam kubis hijau segar No Kadar (mg/kg) Xi - X ( Xi - X ) Xi 1 0,0899-0, , ,0834-0, , ,0311 0, , ,0311 0, , ,0959-0,0003 0, ,0835-0, , X = 0,17949 ( Xi - X ) = 0, X = 0,09915 SD = = ( Xi - X) n -1 0, = 0,00176 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = 5 diperoleh nilai t tabel = α /, dk = 4,031. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung = Xi - X SD / n 0,00093 t hitung 1 = 0,00176 / 6 = 1,
22 0,00158 t hitung = 0,00176 / 6 =,189 t hitung 3 = 0, ,00176 / 6 = 3,0510 0,00195 t hitung 4 = 0,00176 / 6 = 3,0510 0,0003 t hitung 5 = 0,00176 / 6 0,00157 t hitung 6 = 0,00176 / 6 = 0,4517 =,1753 Dari hasil perhitungan di atas didapat semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima. Kadar kadmium dalam kubis hijau segar: µ = X ± (t (α/, dk) x SD / n ) = 0,09915 ± ( 4,031 x 0,00176/ 6) = (0,09915 ± 0,00901) mg/kg 114
23 b. Perhitungan statistik kadar kadmium dalam kubis hijau rebus No Kadar (mg/kg) Xi - X ( Xi - X ) Xi 1 0,058 0, , ,0579 0, , ,0451-0, , ,045-0, , ,0518 0, , ,037-0, , X = 0,14905 ( Xi - X ) = 0, X = 0,0484 SD = = ( Xi - X) n -1 0, = 0,00096 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = 5 diperoleh nilai t tabel = α /, dk = 4,031. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung = Xi - X SD / n 0, t hitung 1 = 0,00096 / 0, t hitung = 0,00096 / 6 6 =,4393 =,4138 0,00033 t hitung 3 = 0,00096 / 6 = 0,
24 0,00034 t hitung 4 = 0,00096 / 6 = 0,8708 0, t hitung 5 = 0,00096 / 6 = 0,8606 t hitung 6 = 0, ,00096 / 6 = 4,007 Dari hasil perhitungan di atas didapat semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima. Kadar kadmium dalam kubis hijau rebus: µ = X ± (t (α/, dk) x SD / n ) = 0,0484 ± ( 4,031 x 0,00096/ 6) = (0,0484 ± 0,001584) mg/kg 116
25 Lampiran 1. Pengujian Beda Nilai Rata-Rata Kadar Kadmium Pada Kubis Hijau Segar dan Kubis Hijau Rebus No Kubis Segar Kubis Rebus 1 0,0899 0,058 0,0834 0, ,0311 0, ,0311 0, ,0959 0, ,0835 0,037 X = 0,09915 X 1 = 0,0484 S = 0,00176 S 1 = 0,00096 Kedua sampel adalah independen, n 1 dan n < 30, σ 1 dan σ tidak diketahui, maka dilakukan uji F dengan taraf kepercayaan 99 % untuk mengetahui apakah variansi kedua populasi sama ( σ 1 = σ ) atau berbeda ( σ 1 σ ). 1. H o : σ 1 = σ H 1 : σ 1 σ. Nilai kritis F yang diperoleh dari tabel (F 0,01/ (5,5) adalah 14,94 a. Daerah kritis penerimaan : -14,94 F o 14,94 b. Daerah kritis penolakan : F o < -14,94 atau F o >14,94 3. F o = F o = S 1 S 0, ,00176 F o = 0,98 117
26 4. Hasil ini menunjukkan bahwa H o diterima dan H 1 ditolak sehingga disimpulkan bahwa σ 1 = σ. Kemudian dilanjutkan dengan uji beda rata-rata menggunakan distribusi t. Karena ragam populasi sama (σ 1 = σ ) maka simpangan bakunya adalah S p = ( 6 1)( 0,00096) + ( 6 1)( 0,00176) S p = 0, H o : σ 1 = σ H 1 : σ 1 σ. Dengan menggunakan taraf kepercayaan α = 99%, t0,01 = ± 4,031 untuk df = = Daerah kritis penerimaan : -4,031 t o 4,031 Daerah kritis penolakan : t o < -4,031 atau t o >4, Pengujian statistik : t o = t o = X X 1 Sp n 1 n ( 0,0484 0,09915) 0, = -6, Karena t o = -6,189 < -4,031, maka hipotesa H o ditolak. Berarti terdapat perbedaan signifikan rata-rata kadar kadmium antara kubis hijau segar dengan kubis hijau rebus. 118
27 Lampiran 13. Perhitungan Statistik Kadar Tembaga dalam Kubis Hijau a. Perhitungan statistik kadar tembaga dalam kubis hijau segar No Kadar (mg/kg) Xi - X ( Xi - X ) Xi 1 0,913-0, , ,9136-0, , ,9177 0, , ,9177 0, , ,9148 0, , ,913-0, , X = 5,4884 ( Xi - X ) = 0, X = 0, SD = = ( Xi - X) n -1 0, = 0,0048 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = 5 diperoleh nilai t tabel = α /, dk = 4,031. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung = t hitung 1 = Xi - X SD / n 0, ,0048 / 6 =,
28 t hitung = t hitung 3 = t hitung 4 = t hitung 5 = t hitung 6 = 0, ,0048 / 6 0, ,0048 / 6 0, ,0048 / 6 0, ,0048 / 6 0, ,0048 / 6 = 1,1191 =,9305 =,9305 = 0,066 =,4031 Dari hasil perhitungan di atas didapat semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima. Kadar tembaga dalam kubis hijau segar: µ = X ± (t (α/, dk) x SD / n ) = 0,91473 ± ( 4,031 x 0,0048 / 6) = (0,91473 ± 0,004081) mg/kg 10
29 b. Perhitungan statistik kadar tembaga dalam kubis hijau rebus No Kadar (mg/kg) Xi - X ( Xi - X ) Xi 1 0,7036-0, , ,7053-0, , ,7181 0, , ,718 0, , ,7007-0, , ,706-0, , X = 4,483 ( Xi - X ) = 0, X = 0,70805 SD = = ( Xi - X) n -1 0, = 0,00789 Pada interval kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = 5 diperoleh nilai t tabel = α /, dk = 4,031. Data diterima jika t hitung < t tabel. t hitung = t hitung 1 = Xi - X SD / n 0, ,00789 / 6 = 1,3815 t hitung = 0,00750 = 0,8538 0,00789 / 6 11
30 t hitung 3 = t hitung 4 = t hitung 5 = t hitung 6 = 0, ,00789 / 6 0, ,00789 / 6 0, ,00789 / 6 0, ,00789 / 6 = 3,101 = 3,0890 =,818 = 1,690 Dari hasil perhitungan di atas didapat semua t hitung < t tabel, maka semua data tersebut diterima. Kadar tembaga dalam kubis hijau rebus: µ = X ± (t (α/, dk) x SD / n ) = 0,70805 ± ( 4,031 x 0,00789/ 6) = (0,70805± 0,0198) mg/kg 1
31 Lampiran 14. Pengujian Beda Nilai Rata-Rata Kadar Tembaga Pada Kubis Segar dan Kubis Rebus No Kubis Segar Kubis Rebus 1 0,913 0,7036 0,9136 0, ,9177 0, ,9177 0, ,9148 0, ,913 0,706 X 1 = 0, X = 0,70805 S 1 = 0,0048 S = 0,00789 Kedua sampel adalah independen, n 1 dan n < 30, σ 1 dan σ tidak diketahui, maka dilakukan uji F dengan taraf kepercayaan 99 % untuk mengetahui apakah variansi kedua populasi sama ( σ 1 = σ ) atau berbeda ( σ 1 σ ). 1. H o : σ 1 = σ H 1 : σ 1 σ. Nilai kritis F yang diperoleh dari tabel (F 0,01/ (5,5) adalah 14,94 Daerah kritis penerimaan : -14,94 F o 14,94 Daerah kritis penolakan : F o < -14,94 atau F o > 14,94 3. F o = S 1 S = 0, ,0048 F o = 10,11 13
32 4. Hasil ini menunjukkan bahwa H o diterima dan H 1 ditolak sehingga disimpulkan bahwa σ 1 = σ. Kemudian dilanjutkan dengan uji beda rata-rata menggunakan distribusi t. Karena ragam populasi sama ( σ 1 = σ ) maka simpangan bakunya adalah S p = ( 6 1)( 0,00789) + ( 6 1)( 0,0048) S p = 0, H o : σ 1 = σ H 1 : σ 1 σ. Dengan menggunakan taraf kepercayaan α = 99%, t0,01 = ± 4,031 untuk df = = Daerah kritis penerimaan : -4,031 t o 4,031 Daerah kritis penolakan : t o < -4,031 atau t o >4, Pengujian statistik : t o = t o = X X 1 Sp n 1 n ( 0, ,91473) 0, = -61,1 5. Karena t o = -61,1< -4,031, maka hipotesa H o ditolak. Berarti terdapat perbedaan signifikan rata-rata kadar tembaga antara kubis segar dengan kubis rebus. 14
33 Lampiran 15. Perhitungan Persentase Penurunan Kadar Timbal, Kadmium dan Tembaga pada Kubis Hijau Rebus terhadap Kubis Hijau Segar a. Perhitungan Persentase Penurunan Kadar Timbal kadar logam sampel segar - kadar logam sampel rebus % Penurunan Kadar= x100% kadar logam sampel segar mg mg 0,5455-0,19635 kg kg % Penurunan Kadar= x 100% =,86 % mg 0,5455 kg b. Perhitungan Persentase Penurunan Kadar Kadmium kadar logam sampel segar - kadar logam sampel rebus % Penurunan Kadar= x100% kadar logam sampel segar % Penurunan Kadar = mg mg 0, ,0484 kg kg mg 0,09915 kg c. Perhitungan Persentase Penurunan Kadar Tembaga x 100 % = 16,96 % kadar logam sampel segar - kadar logam sampel rebus % Penurunan Kadar= x100% kadar logam sampel segar mg mg 0, ,70805 kg kg % Penurunan Kadar = x 100 % =,60 % mg 0, kg d. Data Persentase Penurunan Kadar Timbal, Kadmium dan Tembaga pada Kubis Hijau Rebus terhadap Kubis Hijau Segar No Cemaran Logam Persentase Penurunan Kadar (%) 1 Timbal,86 Kadmium 16,96 3 Tembaga,60 15
34 Lampiran 16. Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Timbal (Pb) Persamaan Garis Regresi: Y = 0, X 0, Slope = 0, No Konsentrasi (ppm) X Absorbansi Y Yi x 10-6 Y-Yi x 10-7 (Y-Yi) x , , ,1905 6, , , ,0476 9, , , , , , , , , , , , , , , , , ,476 ( Y - Yi) SY = X n ,476 x 10 SY = X 4 = 1, x x SD LOD = Slope LOD = x 1, x ,86857 x 10 = 11,99 ppb LOQ = LOQ = 10 x SD Slope x 1, x ,86857 x 10 = 39,96 ppb 16
35 Lampiran 17. Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Kadmium (Cd) Persamaan Garis Regresi: Y = 0, X 0, Slope = 0, No Konsentrasi (ppm) X Absorbansi Y Yi x 10-6 Y-Yi x 10-7 (Y-Yi) x , , , , , , , , ,0003, ,66667, , , , , , , , , , , , , , ( Y - Yi) SY = X n , x 10 SY = X 4 = 1, x x SD LOD = Slope LOD = x 1, x ,15 x 10 = 1,01 ppb LOQ = 10 x SD Slope LOQ = x 1, x ,15 x 10 = 3,38 ppb 17
36 Lampiran 18. Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Tembaga Persamaan Garis Regresi: Y = 0, X - 0, Slope = 1, x 10 - No Konsentrasi (ppm) X Absorbansi Y Yi x 10-4 Y-Yi x 10-5 (Y-Yi) x ,000-0,0000-1,0905-9,095 8,7 0,00 0,0030,534 4,676 1,87 3 0,400 0, ,155-19,55 38,8 4 0,600 0, ,7781-6,781 45,98 5 0,800 0, ,4009 8,991 80,84 6 1,000 0, ,038 3,76 14,15 67,84 ( Y - Yi) SY = X n ,84x 10 SY = X 4 = 1,58 x x SD LOD = Slope LOD = x 1,58 x 10-1, x 10 = 0,03 ppm LOQ = LOQ = 10 x SD Slope x 1,58 x 10-1, x 10 = 0,106 ppm 18
37 Lampiran 19. Contoh Perhitungan Uji Perolehan Kembali Kadar Timbal, Kadmium dan Tembaga pada Kubis Hijau 1. Contoh perhitungan uji perolehan kembali kadar timbal Persamaan regresi : Y = 0, X 0, X = 0, , = 153,447 ppb 0, C F = Konsentrasi x Volume x Faktor pengenceran Berat sampel 153,447 x 100 x 1 C F = = 306,618 ng/g 50,045 Kadar sampel setelah ditambah larutan baku (C F ) = 306,618 ng/g Kadar rata-rata sampel sebelum ditambah larutan baku (C A ) = 54,55 ng/g Volume sampel rata-rata uji recovery =,5 ml Konsentrasi larutan baku = 104,34 ppb Kadar larutan standar yang ditambahkan (C * A) C * A = Konsentrasi larutan baku x volume yang ditambahkan Berat sampel C * A = 104,34 x,5 = 5,07 ng/g 50,045 C C Maka % Perolehan kembali Timbal = F A C A x 100% = 306,618 54,55 x 100% = 99,996 % 5,07. Contoh perhitungan uji perolehan kembali kadar kadmium Persamaan regresi : Y = 0, X 0,
38 X = 0, , = 18,3069 ppb 0, C F = Konsentrasi x Volume x Faktor pengenceran Berat sampel C F = 18,3069 x 100 x 1 = 34,70 ng/g 5,7558 Kadar sampel setelah ditambah larutan baku (C F ) = 34,70 ng/g Kadar rata-rata sampel sebelum ditambah larutan baku (C A ) = 30,3 ng/g Volume sampel rata-rata uji recovery = 0,3 ml Konsentrasi larutan baku = 809,1665 ppb Kadar larutan standar yang ditambahkan (C * A) C * A = Konsentrasi larutan baku x volume yang ditambahkan Berat sampel C * A = 809,1665 x 0,3 ml = 4,767 ng/g 5,758 Maka % Perolehan Kembali Timbal = C C F A C A x 100% = 34,70 30,3 4, Contoh perhitungan uji perolehan kembali kadar tembaga Persamaan regresi : Y = 0, X - 0, x 100% = 93,84 % X = 0, , = 0,8533 ppm 0, Konsentrasi setelah ditambahkan larutan baku = 0 ppm 130
39 C F = C F = Konsentrasi x Volume x Faktor pengenceran Berat sampel 0,8533 x 100 x 1 = 1,7057 μg/g 50,09 Kadar sampel setelah ditambah larutan baku (C F ) = 1,7057 μg/g Kadar rata-rata sampel sebelum ditambah larutan baku (C A ) = 0,9147μg/g Volume sampel rata-rata uji recovery = ml Konsentrasi larutan baku = 0 ppm Kadar larutan standar yang ditambahkan (C * A) C * A = Konsentrasi larutan baku x volume yang ditambahkan Berat sampel = 0 ppm 50,09 g x ml = 0,7995 μg/g C C Maka % Perolehan Kembali Timbal = F A x 100% C A 4. Hasil Persen Perolehan Kembali (Recovery) = 1,7057 0,9147 x 100% = 98,93 % 0,7995 Persen Perolehan Kembali (%) No Timbal Kadmium Tembaga 1 99, ,9 97,03 99, ,9 97, ,888 93,84 98,93 4 9,104 93,84 10, ,888 93,84 99, , ,9 97,4 131
40 Lampiran 0. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (RSD) Kadar Timbal, Kadmium dan Tembaga pada Kubis Hijau 1. Perhitungan simpangan baku relatif (rsd) kadar timbal No % Perolehan Kembali Xi - X ( Xi - X ) (Xi) 1 99,996-1,31 1, ,996-1,31 1, ,888 6,58 43, ,104-9,1 84, ,888 6,58 43, ,996-1,31 1,76617 X = 607,87 ( Xi - X ) = 176,4486 X = 101,31 SD = SD = ( Xi - X) n , SD = 5,94 RSD = SD x 100% X RSD = 5,94 x 100% = 5,86 % 101, 31 13
41 . Perhitungan simpangan baku relatif (rsd) kadar kadmium No % Perolehan Kembali Xi - X ( Xi - X ) (Xi) 1 106,9 5,3 7,35 106,9 5,3 7,3 3 93,84-7,85 61, ,84-7,85 61,6 5 93,84-7,85 61, ,9 5,3 7,3 X = 60,716 ( Xi - X ) = 66,87 X = 100,38 SD = SD = ( Xi - X) n -1 66,87 5 SD = 7,31 RSD = SD x 100% X RSD = 7,31 x 100% = 7,8 % 100,
42 3. Perhitungan simpangan baku relatif (rsd) kadar tembaga No % Perolehan Kembali Xi - X ( Xi - X ) (Xi) 1 97,03-1,83 3,36 97,66-1,0 1, ,93 0,07 0, ,3 3,46 11, ,99 1,13 1,8 6 97,4-1,6,6 X = 593,18 ( Xi - X ) = 0,67 X = 98,86 SD = SD = ( Xi - X) n -1 0,67 5 SD =,03 RSD = SD x 100% X,03 RSD = x 100% =,06 % 98,86 134
43 Lampiran 1. Gambar Alat Spektrofotometer Serapan Atom Lampiran. Gambar Tanur 135
44 Lampiran 3. Tabel Distribusi t 136
45 Lampiran 4. Tabel Distribusi F 137
46 Lampiran 5. Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan Berdasarkan Badan Standarisasi Nasional 138
47 139
48 140
49 Lampiran 6. Batas Maksimal Tembaga (Cu) dalam Makanan 141
50 14
Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi
Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi Gambar 6. Sayur Sawi yang dijadikan Sampel Lampiran 2. Perhitungan Penetapan Kadar Air Metode Gravimetri a. Penetapan Bobot Tetap Cawan Kosong Dengan pernyataan bobot
Lebih terperinciKentang (Solanum tuberosum L.)
Gambar 1. Kentang (Solanum tuberosum L.) Kentang (Solanum tuberosum L.) Gambar. Tanaman Kentang Tanaman Kentang Gambar 3. Hasil Analisis Kualitatif Timbal dan Kadmium Kadmium Timbal Hasil Analisa Kualitatif
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1. Gambar Sampel Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Lampiran 2. Hasil Analisis Kualitatif Mineral Fosfor Gambar 3. Hasil Analisis Kualitatif dengan
Lebih terperinciGambar sekam padi setelah dihaluskan
Lampiran 1. Gambar sekam padi Gambar sekam padi Gambar sekam padi setelah dihaluskan Lampiran. Adsorben sekam padi yang diabukan pada suhu suhu 500 0 C selama 5 jam dan 15 jam Gambar Sekam Padi Setelah
Lebih terperinciGambar 2. Daun Tempuyung
Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Tanaman Daun Tempuyung Gambar. Daun Tempuyung 41 Lampiran 1. (Lanjutan) Gambar 3 Kapsul Ekstrak Tempuyung Gambar 4. Kemasan Kapsul 4 Lampiran 1. (Lanjutan) Gambar 5.
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel. 1. Kalibrasi Piknometer. Piknometer Kosong = 15,302 g. Piknometer berisi Aquadest Panas.
Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel 1. Kalibrasi Piknometer Piknometer Kosong = 15,30 g Piknometer berisi Aquadest Panas NO Aquadest Panas 1 5,330 5,37 3 5,38 4 5,35 5 5,39 6 5,3 Jumlah Rata-rata
Lebih terperinciDitimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan
Lampiran 1. Flowsheet Destruksi Basah Sampel yang telah dihomogenkan Ditimbang 5 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 5 ml Didiamkan selama 4 jam Sampel + HNO 3 (p) Larutan Sampel Hasil Dipanaskan di
Lebih terperinciLampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat
Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel Mata air yang terletak di Gunung Sitember Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat 48 Air minum yang dialirkan menggunakan pipa besi Lokasi pengambilan
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang
Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan Gambar 5. Air Minum Isi Ulang Lampiran. Hasil Analisis Kualitatif Kalsium, Magnesium dan Timbal
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Sampel
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Sampel 50 Lampiran 2. Sampel yang digunakan Gambar 2. Daun Kumis Kucing Segar Gambar 3. Jamu Daun Kumis Kucing 51 Lampiran 3. Bagan Alir Proses Destruksi Kering Daun Kumis
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet
Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet Lampiran. Gambar Cibet (Orthetrum sp.) dan Capung (Orthetrum Sabina) sp.) (Orthetrum sabina) Capung Lampiran 3. Data Pembakuan Larutan NaOH 0,1 N Rumus normalitas larutan
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I)
Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I) 500 ppm 500 mcg/ml Berat Natrium tetraboraks yang ditimbang 500 mcg / ml
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015
BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Tempat danwaktupenelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Januari-April 2015 2.2Bahan-bahan 2.2.1 Sampel Sampel yang digunakan
Lebih terperinciLampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm
Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm No Menit ke- Absorbansi 1 4 0,430 5 0,431 3 6 0,433 4 7 0,434 5 8 0,435 6 9 0,436 7 10 0,437 8 11 0,438 9 1 0,439
Lebih terperinciGambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).
Lampiran 1. Gambar Sampel dan Lokasi Pengambilan Sampel Gambar 1. Sampel Brokoli Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar). 45 Lampiran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penyiapan sampel dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi
Lebih terperinciLampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H
Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Gambar 1 Krim merek Klorfeson Gambar 2 Krim merek Chloramfecort-H 48 Lampiran 2. Komposisi krim Klorfeson dan Chloramfecort-H Daftar Spesifikasi krim 1. Klorfeson
Lebih terperincia = r = Y = 0,3538 X =2 Y = a X + b Lampiran 1. Perhitungan Persamaan Regresi Besi No. X Y XY X 2 Y 2 0,0 0,00 0,0000 0,0000 0,000 0,0992 0,5670 0,315
Lampiran 1. Perhitungan Persamaan Regresi Besi No. X Y XY X Y 1. 0,0 0,000 0,0000 0,00 0,0000. 1,8 0,315 0,5670 3,4 0,099 3.,1 0,369 0,7749 4,41 0,136 4.,4 0,46 1,04 5,76 0,1815 5.,7 0,478 1,906 7,9 0,85
Lebih terperinciLampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom. dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r).
Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r). NO Konsentrasi (mcg/ml) Absorbansi 1 0,0000 0,0013 2 1,0000 0,0688
Lebih terperinciLampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet
Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet 50 Lampiran 2. Komposisi Tablet Pulna Forte Daftar Spesifikasi Sampel 1. Pulna Forte No. Reg : DKL 0319609209A1 ExpireDate :Agustus 2017 Komposisi : Ethambutol HCL...
Lebih terperinciLampiran 1. Kurva Absorbansi Maksimum Kalsium
Lampiran 1. Kurva Absorbansi Maksimum Kalsium Lampiran. Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r) dari Data Kalibrasi Kalsium No. Konsentrasi (mcg/ml) (X) Absorbansi (Y) XY X Y 1.
Lebih terperinciPerbandingan fase gerak metanol-air (50:50)
Lampiran 1. Kromatogram Penyuntikan Kloramfenikol Baku untuk Menentukan Perbandingan Fase Gerak yang Optimum Perbandingan fase gerak metanol-air (40:60) Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50) Perbandingan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Medan pada bulan
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel
Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Gambar 1. Gambar Depot Air Minum Isi Ulang Gambar.Gambar Depot Air Minum Isi Ulang Teknik Reverse Osmosis Gambar 3. Gambar air minum reverse osmosis dalam kemasan
Lebih terperinciLampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015
Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel 1. Celestamin (Schering-plough) No. Reg : DKL 9106604510A1 Expire Date : September 2015 Komposisi : Betametason... 0,25 mg
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml
Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran Diketahui: Nilai Absorptivitas spesifik (A 1 1 = 351b) λ= 276 nm Tebal sel (b) = 1 cm A = A 1 1 x b x c c = c = c = 0,001237 g/100ml c = 12,37 µg/ml Konsentrasi
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol
Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol Gambar 1. Gambar krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol 48 Lampiran 2. Komposisi krim merek X Contoh
Lebih terperinciSpektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml
Lampiran 1. Spektrum Serapan Penentuan Panjang Gelombang Analisis Spektrum serapan derivat kedua deksametason 5 mcg/ml Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml 45 Lampiran 1. (lanjutan)
Lebih terperincimassa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 =
Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi 1. 500 ml Natrium Fosfat 28 mm M massa 1 x Mr V(liter) 0,028 massa 1 x 164 0, 5 massa 2,296 gram 2. 500 ml Amonium Molibdat 4 mm M massa 1 x Mr V(liter) massa
Lebih terperinciLampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI
Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI Lampiran. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Triprolidin HCl BPFI Lampiran 3. Kurva Serapan Penentuan Panjang Gelombang Analisis
Lebih terperinciLampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul
Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul 43 Lampiran 2. Komposisi Neo Antidorin Kapsul Setiap kapsul mengandung:
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Profenofos. Konsentrasi 1665,5 mcg/ml sebagai Larutan Baku I (LB1)
Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Profenofos Kadar baku Profenofos = 98,% Berat Profenofos yang ditimbang = 4,4 mg Volume larutan = 5 ml Konsentrasi Profenofos 98,% = 4,4mg 98, 6 10 mcg =
Lebih terperinciLampiran 1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Plumbum (Pb)
Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Plumbum (Pb) No. 1.. 3. 4.. 6. Konsentrasi (mcg/l) 0 0 100 00 300 400 Absorbansi (A) 0,007 0,171 0,94 0,1 0,7369 0,9317 Lampiran. Contoh Perhitungan
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3.
Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) 1. 1000 5,1. 1003 5,14 3. 101 5, Normalitas NaOH Berat Kalium Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) Berat Ekivalen
Lebih terperinciLampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil
Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil No. Menit ke- Serapan (A) 1 10 0,432 2 11 0,432 3 12 0,433 4 13 0,432 5 14 0,433 6 15 0,432 7 16 0,433 8 17 0,435 9 18 0,435 10 19 0,435 11
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Gambar Sampel Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel 35 Lampiran. Hasil Analisis Kualitatif Mineral Kalsium dan Besi Gambar. Gambar Kristal Kalsium Sulfat (Perbesaran 10x10) Gambar
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU
BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU pada bulan Februari 2012 April 2012. 2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Alat-alat Alat-alat
Lebih terperinciLampiran 1. Sampel yang Digunakan. Gambar 4. Ikan Sembilang (Paraplotosus albilabris). Gambar 5. Ikan Kepala Batu (Pranesus duodecimalis)
Lampiran 1. Sampel yang Digunakan Gambar. Ikan Sembilang (Paraplotosus albilabris). Gambar 5. Ikan Kepala Batu (Pranesus duodecimalis) Lampiran.Bagan Alir Proses Destruksi Basah. Sampel yang sudah dihaluskan
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pelarut HCl 0,1 N
Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pelarut HCl 0,1 N HCl pekat = 37% ~ 12 N V 1 x N 1 = V 2 x N 2 V 1 x 12 N = 1000 ml x 0,1 N V 1 = 1000 ml x 0,1 N 12 N = 8,3 ml = 8,5 ml Lampiran 2. Bagan Alir Prosedur
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2.
Lebih terperinciJarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal = 17 cm = 0,9235 = 0,9058 = 0,8529. Harga Rf untuk sampel VIII + baku pembanding = = 0,8588
Lampiran 1. Contoh Perhitungan Harga Rf Harga Rf = jarak yang digerakkan oleh senyawa dari titik asal jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia
44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, pengambilan sampel dilakukan di Sungai Way Kuala Bandar Lampung,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di
34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2 Alat
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September
33 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September 2013 di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciGambar 2. Sampel B Sirup Kering
Lampiran 1. Gambar Sampel A dan B Sirup Kering 1. Sampel A 2. Sampel B Gambar 1. Sampel A Sirup Kering Gambar 2. Sampel B Sirup Kering 53 Lampiran 2. Komposisi Sirup Kering Claneksi dan Clavamox DaftarSpesifikasiSampel
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014
33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Pengembangan Metode Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun hanya salah satu tahapan saja. Pengembangan metode dilakukan karena metode
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan Januari 2013. Proses penyemaian, penanaman, dan pemaparan dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat-alat - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu - Alat-alat gelas pyrex - Pipet volume pyrex - Hot Plate Fisons - Oven Fisher - Botol akuades - Corong - Spatula
Lebih terperinciPENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu. Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 PENENTUAN PERSAMAAN GARIS REGRESI DARI KURVA LARUTAN STANDAR Cu Tabel 7. Perhitungan mencari persamaan garis regresi larutan standar Cu No X Y X 2 Y 2 XY 1 0,05 0,0009 0,0025 0,00000081
Lebih terperinciBAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN
39 BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN 3.1. Alat-alat dan bahan 3.1.1. Alat-alat yang digunakan - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu - Lampu hallow katoda - PH indikator universal - Alat-alat
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Pembakuan NaOH 0,1 N Data Larutan Baku NaOH
Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan NaOH 0,1 N Data Larutan Baku NaOH No. Berat K.Biftalat Titrasi yang diperoleh 1. 0,501 5,5. 0,500 5,1 3. 0,500 5,3 Perhitungan: Normalitas NaOH = G. K. Biftalat 0,04 ml
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Kimia Bahan Makanan Fakultas Farmasi USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories. 3.1 Alat-alat Alat-alat
Lebih terperinciLampiran. Dapar fosfat ph. Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Kromatogram penyuntikan larutan Naa Siklamat ph dapar fosfat yang optimum pada analisis untuk mencari Dapar fosfat ph 4,5 dengan perbandingan fase gerak dapar fosfat : methanol (70:30) dan
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl
Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl Gambar 10. Alat KCKT (Shimadzu) Gambar 11. Syringe 100 µl (SGE) Lampiran 2. Gambar Sonifikator (Branson 1510) dan Penyaring Gambar. 12. Sonifikator (Branson
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel diambil di tempat sampah yang berbeda, yaitu Megascolex sp. yang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengambilan Sampel Sampel diambil di tempat sampah yang berbeda, yaitu Megascolex sp. yang hidup di tumpukan sampah basah, diambil di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Februari sampai Mei tahun 2012. 3.2 Alat-alat Alat alat yang
Lebih terperinciNo Nama RT Area k Asym N (USP)
Lampiran 1. Hasil kromatogram Penyuntikan Propranolol HCl Baku untuk Mencari Perbandingan Fase Gerak Metanol-Air dan Laju Alir yang Optimal untuk Analisis. 1 Propranolol HCl 3.1 24823 359.7 2.32* 1410*
Lebih terperinciPerbandingan fase gerak Larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M-metanol (60:40) dengan laju alir 1 ml/menit
Lampiran 1. Kromatogram Penyuntikan Deksklorfeniramin maleat Baku untuk Mencari Perbandingan Fase Gerak larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M - Metanol yang Optimal untuk Analisis. A Perbandingan fase
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Sediaan Tablet
Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet Gambar 1.TabletPritacort Lampiran 2. Komposisi Tablet Pritacort Daftar spesifikasi sampel Nama sampel : Pritacort No. Reg : DKL9730904510A1 Tanggal Kadaluarsa : Mei 2017
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah larutan asam klorida pekat 37% (Merck KG aa), akuadestilata, sampel hand body lotion, standar
Lebih terperinciIII MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel.
24 III MATERI DAN METODE PENELITIAN 3.1 Materi Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian 1. Feses sapi potong segar sebanyak 5 gram/sampel. 2. Sludge biogas sebanyak 5 gram/sampel. 3. Bahan yang digunakan untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Penentuan Linieritas Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan dengan cara membuat kurva hubungan antara absorbansi pada sumbu y dan konsentrasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kandungan logam Timbal pada kerupuk rambak dengan menggunakan alat Spektrofotometer serapan atom Perkin Elmer 5100 PC. A.
Lebih terperinciLAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)
LAMPIRAN I LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II) 1. Persiapan Bahan Adsorben Murni Mengumpulkan tulang sapi bagian kaki di RPH Grosok Menghilangkan sisa daging dan lemak lalu mencucinya dengan air
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat alat yang digunakan ; a. Spektrofotometri Serapan Atom ( SSA ), Type Buck Scientific seri 205 b. Lampu katoda Zn dan Cu c. Lampu katoda Fe dan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011
36 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di
30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah hand body lotion. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui
Lebih terperincin = n = 6 n = Jumlah sampel yang diteliti
Lampiran 1. Contoh Perhitung Pengambilan Sampel Rumus yang digunakan : Keterangan: n = N + 1 n = 21 + 1 n = 5,6 n = 6 n = Jumlah sampel yang diteliti N = Jumlah populasi 38 Lampiran 2. Daftar Spesifikasi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus 2011 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan pembuatan larutan standar
76 Lampiran 1. Perhitungan pembuatan larutan standar 1.1 Larutan standar Pb 5, 3, 1, 0.5 mg/l Rumus: x Keterangan: = Konsentrasi larutan pekat Volume larutan pekat C2 = Konsentrasi larutan encer V2 = Volume
Lebih terperinciANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM FENTI FATMAWATI 1,, AYUMULIA 2 1 Program Studi Farmasi, Sekolah Tinggi Farmasi Bandung. email: fenti.fatmawati@stfb.ac.id.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah krim wajah. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat 3.1.1. Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah asam klorida pekat 37% (Merck KG, aa), sampel krim, metil paraben pa (Brataco), dan propil paraben
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Setiabudhi No. 229, Bandung. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1
Lebih terperinciLampiran 1. Gambar Sampel Buah Petai Padi dan Buah Petai Papan
Lampran 1. Gambar Sampel Buah Peta Pad dan Buah Peta Papan a. Gambar Buah Peta Pad b. Gambar Buah Peta Papan Lampran. Flowsheet Destruks Kerng Buah Peta Buah Peta Dblender Sampel yang telah dhaluskan Dtmbang
Lebih terperinciABSTRAK ABSTRACT
29 Analisis Cd Pada Sediaan EyeShadow Dari Pasar Kiaracondong Bandung Analysis of Cadmiumon on EyeShadow Derived From Kiaracondong Market Bandung Fenti Fatmawati 1,, Ayumulia 2 1 Program Studi Farmasi,
Lebih terperinciKentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati
Lampiran 1. Flow Sheet Pembuatan Pati Kentang Kentang Residu Filtrat Ditimbang ± 10 kg Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong Diblender hingga halus Disaring dan diperas menggunakan kain putih yang bersih
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011 di Laboratorium Kimia Analitik, Laboratorium Kimia Organik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan objek penelitian pada
Lebih terperinciANALISIS TIMBAL, TEMBAGA, DAN SENG DALAM SUSU SAPI SEGAR YANG BEREDAR DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
ANALISIS TIMBAL, TEMBAGA, DAN SENG DALAM SUSU SAPI SEGAR YANG BEREDAR DI KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM ANALYSIS OF LEAD, COPPER, AND ZINC IN FRESH COW S MILKS COMMERCIAL
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi
BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitianeksperimental. Dalam hal ini 3 sampel kecap akan diuji kualitatif untuk mengetahui kandungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian validasi metode dan penentuan cemaran melamin dalam susu formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen
Lebih terperinciJurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Lampung Bandar Lampung, Mahasiswa Jurusan Kimia, Universitas Lampung, Bandar Lampung, 35145
VALIDASI METODE ANALISIS Pb DENGAN MENGGUNAKAN FLAME SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM (SSA) UNTUK STUDI BIOGEOKIMIA DAN TOKSISITAS LOGAM TIMBAL PADA TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum) Dian Septiani Pratama
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisis Universitas Muhammadiyah Purwokerto selama 4 bulan. Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret
Lebih terperinciLampiran 1. Hasil identifikasi sampel
Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel 56 Lampiran 2. Gambar tanaman singkong (Manihot utilissima P.) Tanaman Singkong Umbi Singkong Pati singkong 57 Lampiran 3. Flowsheet isolasi pati singkong Umbi singkong
Lebih terperinciBAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang
BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA A. ALAT Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang dilengkapi dengan detektor UV-Vis (SPD-10A VP, Shimadzu), kolom Kromasil LC-18 dengan dimensi kolom
Lebih terperinciA = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)
LAMPIRAN 42 Lampiran 1. Prosedur Analisis mutu kompos A. Kadar Air Bahan (AOAC, 1984) Cawan porselen kosong dan tutupnya dimasukkan ke dalam oven selama 15 menit pada suhu 100 o C.Cawan porselen kemudian
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan ODF Antalgin
LAMPIRAN Lampiran 1. Flowsheet Pembuatan ODF Antalgin Dilarutkan sejumlah HPMC dalam 7 ml akuades. Diamkan 10 menit agar mengembang Sorbitol dilarutkan dalam sejumlah air hangat dan mentol dilarutkan dalam
Lebih terperinciUniversitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Indonesia
ANALISIS LOGAM ARSENIK (AS) DAN KADMIUM (CD) PADA SAYUR BAYAM HIJAU (AMARANTHUS TRICOLOR) TERHADAP BAYAM MERAH (BLITUM RUBRUM) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA) Muhammad Ridwan Harahap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.
III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang mengarah pada pengembangan metode dengan tujuan mengembangkan spektrofotometri ultraviolet secara adisi standar
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia
Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN
LAMPIRAN 1 DATA PERCOBAAN L1.1 DATA RENDEMEN EKSTRAK Dari hasil percobaan diperoleh data rendemen ekstrak sebagai berikut: Jumlah Tahap Ekstraksi 2 3 Konsentrasi Pelarut (%) 50 70 96 50 70 96 Tabel L1.1
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Validasi merupakan proses penilaian terhadap parameter analitik tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa metode tersebut memenuhi syarat sesuai
Lebih terperinciIJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 2 - Juli 2016
Pengaruh Perendaman Larutan Tomat (Solanum lycopersicum L.) Terhadap Penurunan Kadar Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) Pada Kerang Darah (Anadara granosa) The Effect of Soaking Solution Tomato (Solanum
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2
LAMPIRAN Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2 NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2 1 3,0000 0,226 0,678 9,0000 0,051076 2 4,2000 0,312 1,310 17,64 0,0973 3 5,4000 0,395 2,133
Lebih terperinci