GEOMETRI AFFINE A. PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
Janos meninggalkan sekolahnya pada saat kelas 4. Ia

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Aksioma-aksioma yang membentuk geometri Affin disebut dengan aksioma playfair

DASAR-DASAR GEOMETRI Suatu Pengantar Mempelajari Sistem-sistem Geometri

BAB 3 PENGENALAN GEOMETRI TERURUT

II. LANDASAN TEORI. Dalam bab ini akan didiskusikan unsur tak terdefinisi, aksioma-aksioma, istilahistilah,

Hubungan Kekongruenan Dalam Geometri Terhingga

IKIP BUDI UTOMO MALANG GEOMETRI HAND OUT 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

1 Mengapa Perlu Belajar Geometri Daftar Pustaka... 1

A. Jumlah Sudut dalam Segitiga. Teorema 1 Jumlah dua sudut dalam segitiga kurang dari Bukti:

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab pembahasan ini akan dibahas mengenai Geometri Hiperbolik yang

MENUNJUKKAN SIFAT SIFAT AFFINITAS PERSPEKTIF DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM CABRI. Oleh Sugiyono Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY ABSTRAK

MENUNJUKKAN SIFAT SIFAT AFFINITAS PERSPEKTIF DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM CABRI

BAB 7 GEOMETRI NETRAL

ISOMETRI TERHADAP GEOMETRI INSIDENSI TERURUT

2. Tentukan persamaan garis yang melalui titik P (x 1,y 1,z 1 ) dan R (x 2,y 2,z 2 ) seperti yang ditunjukkan pada gambar. Z P Q R

UKURAN RUAS-RUAS GARIS PADA SEGITIGA SKRIPSI

KISI KISI LOMBA KOMPETENSI SISWA SMK TINGKAT PROVINSI JAWA TIMUR 2014

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Tujuan Instruksional Umum Mahasiswa memahami pengertian relasi, relasi ekuivalen, hasil ganda suatu

LOGO JARAK DUA TITIK

BAB I PENDAHULUAN. Geometri berasal dari kata Latin Geometria. Kata geo memiliki arti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut.

TRANSFORMASI. 1) T(A) = A 2) Apabila P A, maka T(P) = Q dengan Q titik tengah garis. Selidiki apakah

BIDANG MATEMATIKA TEKNOLOGI DAN MATEMATIKA NON-TEKNOLOGI

GEOMETRI Geometri Dasar Oleh: WIDOWATI Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

MAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam

Geometri Insidensi. Modul 1 PENDAHULUAN

Oleh : Sutopo, S.Pd., M.Pd. Prodi P Mat-Jurusan PMIPA FKIP UNS

Hand-Out Geometri Transformasi. Bab I. Pendahuluan

BAB 21 TRANSFORMASI GEOMETRI 1. TRANSLASI ( PERGESERAN) Contoh : Latihan 1.

GEOMETRI EUCLID D I S U S U N OLEH :

A B. Kedudukan titik, Garis dan bidang dalam bangun ruang. Pengertian titik

REFLEKSI DAN AKSIOMA CERMIN PADA BIDANG POINCARÉ

Relasi, Fungsi, dan Transformasi

Materi Aljabar Linear Lanjut

Bab 2. Teori Dasar. 2.1 Erlanger Program Kongruen

SIFAT-SIFAT KETEGAKLURUSAN, KESEJAJARAN, DAN SEGITIGA ASIMPTOTIK PADA GEOMETRI HIPERBOLIK

GEOMETRI. Transformasi & Analitik Ruang UNIVERSITAS HASANUDDIN. M Saleh AF. Geometri Transformasi Dan Analitik Ruang LKPP.

BAB IV ANALISA KECEPATAN

Himpunan dan Fungsi. Modul 1 PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebuah geometri selain aksioma diperlukan juga unsur-unsur tak terdefinisi. Untuk. 2. Himpunan titik-titik yang dinamakan garis.

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si.

TRANSFORMASI AFFIN PADA BIDANG

SKRIPSI PERBANDINGAN SEGIEMPAT SACCHERI PADA GEOMETRI EUCLID DAN GEOMETRI NON EUCLID. Universitas Negeri Yogyakarta

Matematika Semester IV

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

TEOREMA PAPPUS PADA ELIPS, PARABOLA DAN HIPERBOLA. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Univeritas Riau Kampus Bina Widya Indonesia

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN MATEMATIKA PEMINATAN TP 2015 / 2016

SILABUS. Mengenal matriks persegi. Melakukan operasi aljabar atas dua matriks. Mengenal invers matriks persegi.

ISOMETRI & HASIL KALI TRANSFORMASI

BAB MATRIKS. Tujuan Pembelajaran. Pengantar

KISI-KISI UJIAN SEKOLAH TAHUN 2016

Geometri Bangun Datar. Suprih Widodo, S.Si., M.T.

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN

BAB III RUANG VEKTOR R 2 DAN R 3. Bab ini membahas pengertian dan operasi vektor-vektor. Selain

SEBARAN MATERI SOAL UJIAN MATEMATIKA PEMINATAN TP 2015 / 2016

OLEH : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU SEKOLAH TINNGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

KONSISTENSI PADA GEOMETRI EUCLID DAN GEOMETRI HIPERBOLIK

Materi Olimpiade Matematika Vektor Nasional 2016 Jenjang SD:

Geometri di Bidang Euclid

TRANSFORMASI. Dosen Pengampu Mata Kuliah. HERDIAN, S.Pd., M.Pd. Disusun Oleh : Kelompok 1. Hayatun Nupus Rina Ariyani

Pola (1) (2) (3) Banyak segilima pada pola ke-15 adalah. A. 235 C. 255 B. 250 D Yang merupakan bilangan terbesar adalah. A. C. B. D.

1. Titik, Garis dan Bidang Dalam Ruang. a. Defenisi. Titik ditentukan oleh letaknya dan tidak mempunyai ukuran sehingga dikatakan berdimensi nol

TINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh

Bagian 2 Matriks dan Determinan

Geometri Dimensi Dua

Geometri Ruang (Dimensi 3)

Matematika Lanjut 1. Sistem Persamaan Linier Transformasi Linier. Matriks Invers. Ruang Vektor Matriks. Determinan. Vektor

PENGANTAR TOPOLOGI. Dosen Pengampu: Siti Julaeha, M.Si EDISI PERTAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015

Pembahasan Soal OSK SMA 2018 OLIMPIADE SAINS KABUPATEN/KOTA SMA OSK Matematika SMA. (Olimpiade Sains Kabupaten/Kota Matematika SMA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STANDAR KOMPETENSI. 5. Menggunakan konsep matriks, vektor, dan transformasi dalam pemecahan masalah KOMPETENSI DASAR

BAB V GEOMETRI DAN TRANSFORMASI

Dari gambar jaring-jaring kubus di atas bujur sangkar nomor 6 sebagai alas, yang menjadi tutup kubus adalah bujur sangkar... A. 1

VEKTOR II. Tujuan Pembelajaran

Chapter 5 GENERAL VECTOR SPACE 5.1. REAL VECTOR SPACES 5.2. SUB SPACES

1 P E N D A H U L U A N

VEKTOR. 45 O x PENDAHULUAN PETA KONSEP. Vektor di R 2. Vektor di R 3. Perkalian Skalar Dua Vektor. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain

VII III II VIII HAND OUT PERKULIAHAN GEOMETRI ANALITIK

A. Pengantar B. Tujuan Pembelajaran Umum C. Tujuan Pembelajaran Khusus

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Beberapa Benda Ruang Yang Beraturan

OSN MATEMATIKA SMA Hari 1 Soal 1. Buktikan bahwa untuk sebarang bilangan asli a dan b, bilangan. n = F P B(a, b) + KP K(a, b) a b

PENGANTAR PADA TEORI GRUP DAN RING

VEKTOR. Makalah ini ditujukkan untuk Memenuhi Tugas. Disusun Oleh : PRODI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Matematika Ujian Akhir Nasional Tahun 2004

SOAL 1. Diketahui bangun persegi panjang berukuran 4 6 dengan beberapa ruas garis, seperti pada gambar.

7. Himpunan penyelesaian. 8. Jika log 2 = 0,301 dan log 3 = 10. Himpunan penyelesaian

KISI-KISI PENULISAN SOAL TRY OUT UJIAN NASIONAL MATEMATIKA IPA SANGGAR 07 TAHUN 2014/2015

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR

TUGAS MATA KULIAH GEOMETRI TRANSFORMASI

Aljabar Linear Elementer

( ) 2. Nilai x yang memenuhi log 9. Jadi 4x 12 = 3 atau x = 3,75

DIKTAT MATEMATIKA II

RUAS GARIS BERARAH. Andaikan sekarang ada 2 ruas garis berarah AB dan CD. Dalam

WARP PADA SEBUAH SEGITIGA

PERSAMAAN GARIS SINGGUNG ELLIPS

TRANSLASI BANGUN RUANG BERSISI DATAR PADA RUANG BERDIMENSI TIGA

Soal-soal dan Pembahasan UN Matematika SMP/MTs Tahun Pelajaran 2005/2006

Transkripsi:

1 GEOMETRI FFINE. PENDHULUN Euclides telah mengumpulkan materinya dari beberapa sumber, maka tidak mengherankan bahwa geometri Euclides dapat diambil sarinya berupa dua geometri yang berlainan dalam dasar logikanya, pengertian pangkalnya dan aksiomanya. Kedua geometri itu adalah Geometri ffine dan Geometri bsolut atau Geometri Netral. Pada geometri euclides didasarkan pada 5 kelompok aksioma yaitu: I. Kelompok aksioma urutan II. Kelompok aksioma kongruensi III. Kelompok aksioma insindesi IV. Kelompok aksioma kesejajaran euclides V. Kelompok aksioma kekontunuan Yang pertama memperkenalkan Geometri ffine adalah Leonhard Euler dari Jerman (1707 1793). Dalam geometri ini, garis paralel tunggal, sesuai Postulat Playfair, Melalui satu titik yang diketahui, tidak pada suatu garis yang diketahui, hanya dapat dibuat satu garis yang paralel dengan garis itu, memegang peranan yang penting sekali. Karena dalam geometri ini lingkaran tidak disebut-sebut dan sudut-sudut tidak pernah diukur, maka dapat dikatakan, bahwa geometri ini mempunyai dasar aksioma I dan II, dari aksioma Euclides. ksioma III dan IV tidak berarti sama sekali. Geometri bsolut pertama kali dikenalkan oleh J. Bolyai dari Hongaria (1802 1860). Geometri ini didasarkan pada 4 aksioma pertama dari Euclides dan melepaskan aksioma V. Dengan demikian, geometri ffine dan geometri bsolut mempunyai dasar persekutuan yaitu pada ksioma I dan ksioma II. da pula suatu inti dari dalil-dalil yang berlaku untuk keduanya, yaitu pengertian Keantaraan ( Intermediacy ). Pengertian itu terkandung dalam definisi keempat dari Eulides. 1

2 Geometri yang menjadi dasar dari geometri ffine dan geometri bsolut ini disebut Geometi Ordered ( Geometri Terurut ), karena dalam hal ini urutan memegang peranan penting. Geometri Terurut ini berdasarkan dua aksioma pertama dari Euclides, tetapi penyajiannya lebih teliti. Jadi Geometi ffine dan geometri absolut termuat dalam Geometri terurut, sedangkan Geometri Euclides termuat dalam Geometri ffine dan Geometri absolut. Geometri Terurut/ Ordered Geometri ffine Geometri bsolut Geometri Euclides B. PEMBHSN B.1 ksioma-aksioma Dasar Geometri ffine Dasar dari geometri affine adalah geometri Terurut. Bidang affine dipandang sebagai keadaan khusus dari bidang terurut. Pengertian pangkalnya juga sama yaitu titik dan keantaraan ( Intermediacy ). ksioma-aksioma dari geometri terurut yang berlaku adalah : ksioma I : da paling sedikit dua titik 2

3 ksioma VII : Jika BC suatu segitiga atau BCD dan CE maka pada garis DE ada satu titik F yang memenuhi FB D C E F B ksioma VIII : Semua titik ada dalam satu bidang ksioma XII : Untuk setiap partisi dari semua titik pada suatu garis dalam 2 himpunan yang tidak kosong sedemikian hingga ada titik dari masing-masing himpunan yang terletak antara titik dari himpunan lainnya, maka satu titik dari satu himpunan terletak antara setiap titik dari himpunan itu dan setiap titik dari himpunan lainnya (ksioma Dedekind). ksioma VIII menyatakan bahwa geometri affine merupakan geometri bidang, dan aksioma XII menyatakan bahwa suatu garis itu kontinu. Selain itu, geometri affine ini juga didapat dari geometri terurut dengan menambahkan 2 aksioma lagi, yaitu : ksioma 1 : Untuk sembarang titik dan sembarang yang tidak melalui, ada paling banyak satu garis yang melalui dalam bidang (, r), yang tidak memotong r. 3

4 ksioma 2 : Jika,, B, B, C, C, O adalah 6 buah titik yang berlainan sedemikian hingga, BB, CC adalah 3 buah garis berlainan melalui O dan jika garis B // B dan BC // B C, maka C // C. B B O C C kibat dalil 20 mengatakan : Untuk sembarang titik dan sembarang garis r yang tidak melalui ada paling banyak 1 garis yang melalui dalam bidang (,r) yang memotong r. Mengingat dalil 20 dan aksioma 1 ini, maka dapat disimpulkan bahwa sembarang titik dan sembarang garis r ada tepat satu garis yang melalui dalam bidang (,r) yang tidak memotong r. Keadaan ini hampir sama dengan keadaan pada geometri Euclides. r Kesejajaran dalam geometri ffine ini adalah suatu relasi Ekuivalensi, jadi memenuhi sifat-sifat : a) Refleksif, yaitu setiap garis g sejajar dengan g sendiri b) Simetris, yaitu jika g sejajar h, maka h sejajar g c) Transitif, yaitu jika g sejajar h dan h sejajar k, maka g sejajar k 4

5 ksioma 2 ini merupakan kebalikan dari separuh dalil berikut : Dalil 1: Jika BC dan B C adalah dua segitiga dengan titik-titik sudut yang berlainan, diletakkan sedemikian hingga BC // B C, C // C, dan B // B, maka ketiga garis, BB, dan CC adalah berpotongan pada satu titik (konkruen) atau sejajar. Bukti : Diketahui : BC // B C, C // C, dan B // B. db. :, BB, CC berpotongan atau sejajar Jika, BB, dan CC ketiganya tidak berpotongan, maka berarti dua dari tiga garis tersebut berpotongan. Misalkan dan BB berpotongan di titik O, dan OC memotong B C dititik C1. Karena B // B dan BC // B C1, maka C // C1. Karena C // C dan C // C1, maka C // C1 berarti C1 pada C. Karena C1 pada C dan C1 juga pada B C, padahal B C suatu segitiga, maka haruslah C dan C1 berimpit. Jadi, BB, dan CC berpotongan di titik O jika ketiganya tidak semuanya sejajar. Dalil 2 berikut ini juga merupakan kebalikan separoh yang lain dari dalil 1. Dalil 2 : Jika,, B, B, C, C adalah 6 buah titik yang berlainan pada 3 garis yang berbeda, BB, dan CC diletakkan sedemikian hingga garis B // B, BC // B C, maka C // C. 5

6 B C B C B.2 Transformasi dalam Geometri ffine Dalam geometri ffine, kita juga mengenal beberapa transformasi. Untuk membicarakan ini, perlu didefinisikan dulu tentang Jajaran Genjang. Empat titik, B, C, dan D yang tidak segaris dikatakan membentuk suatu jajaran genjang BCD jika B // DC dan BC // D. D C B 1. Dilatasi Definisi : Suatu dilatasi (suatu perbanyakan) ialah suatu transformasi yang mentransformir setiap garis ke garis yang sejajar. 6

7 Dalil 3 : Dua segmen yang diketahui B dan B pada garis-garis yang sejajar menentukan dengan tunggal suatu dilatasi B B. P C P C B B Beberapa hal penting Invers dari dilatasi B B adalah B B. Dilatasi mempertahankan urutan, tetapi tidak mempertahankan ukuran. Hasil kali dilatasi ialah dilatasi yang dilanjutkan dengan dilatasi yang lain. Berarti, hasil kali dua dilatasi B B dan B B adalah dilatasi B B. Jadi hasil kali dilatasi dengan inversnya adalah identitas B B. Garis-garis yang menghubungkan suatu titik dan bayangannya disebut garis-garis invariant. Garis-garis itu berpotongan pada satu titik atau sejajar (ksioma 2). Jika garis-garis yang menghubungkan titik dan banyangannya (yaitu yang menghubungkan dua titik berkorespondensi), berpotongan pada satu titik, maka dilatasi disebut dilatasi sentral. Titik potong garis-garis itu disebut titik pusat dilatasi O dan titik pusat tersebut tunggal. 7

8 Jika garis-garis yang menghubungkan dua titik berkorespondensi sejajar, maka dilatasi itu suatu translasi. Dilatasi Sentral Translasi O C C B B B B 2. Translasi Definisi : Jika garis-garis yang menghubungkan dua titik berkorespondensi sejajar, maka dilatasi itu suatu translasi. Jadi suatu dilatasi adalah suatu translasi bila dan hanya bila tidak memiliki titik invarian (tapi garis invarian). Jika pada translasi B B,, BB tidak berupa jajaran genjang, maka dapat ditunjukkan jajaran genjang lainnya. Misalkan C C, C C dapat berupa jajaran genjang. Jika B suatu jajaran genjang, maka translasi sama dengan B B Jika,, dan B diketahui, maka letak titik B tidak tergantung dari pemilihan C atau D, sehingga terdapat dalil berikut : Dalil 4 : Sembarang dua titik dan menentukan dengan tunggal translasi. Suatu dilatasi adalah suatu transformasi terurut, hal ini dapat dibuktikan dengan dalil-dalil berikut : Dalil 5 : Dilatasi B B mentransformir setiap titik. 8

9 Dalil 6 : Hasil kali dua translasi B dan B C adalah tanslasi C. 3. Setengah Putaran Definisi : Jika dua titik berlainan, misalkan dan B ditukar oleh suatu dilatasi tunggal B B atau B, maka transformasi itu disebut setengah putaran (half turn) C B D Jika C sembarang titik diluar garis B, maka untuk mencari bayanganya kita hubungkan C dengan dan B, maka titik potong garis yang melaui B sejajar C dan BC adalah titik D, dan D bayangan dari C. Dalil 7 : Hasil kali dua setengah putaran B dan B C adalah translasi C. Bukti : Jika B tidak sama dengan B C, maka ( B) (B C) tidak mempunyai titik invarian, jadi berupa translasi. Jika DBC suatu jajaran genjang, maka B sama dengan B C dan D sama dengan C B. Hubungan ini tetap berlaku jika jajaran genjang berubah menjadi segmen garis dengan 4 titik letaknya teratur simetrik. C D B Dalil 8 : Setengah putaran B dan C D saa, jika dan hanya jika translasi D dan C B sama. 9

10 Dalil 9 : Garis yang menghubungkan titik-titik tengah dua sisi suatu segitiga adalah sejajar dengan sisi ketiga dan suatu garis yang melalui titik tengah suatu sisi dan sejajar sisi yang lain akan melalui titik tengah sisi yang ketiga. C B C B 4. Transformasi ffiine Suatu transformasi affine atau affinity pada R n adalah sebuah rumus Ta o L dengan Ta suatu translasi dan L GL(n, R). Grup pada semua transformasi ini disebut grup ffine dan ditulis (R n ). Contoh : 1. (x, y) (1 + 2x, 1 + 2y) 2. (x, y) (1 + x + y, 2 + y) Perlu dicatat bahwa transformasi affin tidak mempertahankan jarak dan sudut. Luas dan volum tidak dipertahankan juga. Transformasi affine mempertahankan beberapa sifat geometri a. Collinearity (kesegarisan) Jika,B, dan C kolinear, sehingga bayangan mereka berada pada peta affine. Lebih umum kita mempunyai : Definisi Suatu translasi pada subruang linear pada Rn disebut subruang affine Contoh, gari-garis dan bidang pada R 3 adalah subruang affine 10

11 Theorem Transformasi affine subruang peta affine untuk subruang affine Proof Berikut ini fakta bahwa peta-peta linear subruang peta linear untuk subruang linear b. Parallelism (kesejajaran) Teorema Kesejajaran garis dipetakan pada kesejajaran garis. Bukti Dua garis sejajar adalah garis-garis padal bidang affine yang tidak bertemu. Karena transformasi affine mempertahankan bidang dang keterletakkan, bayangan garisnya dalam suatu bidang affine dan tidak bertemu. Oleh karena itu garis-garis itu sejajar. c. Ratios (perbandingan) Teorema Perbandingan panjang interval-interval pada garis dipertahankan. Bukti Berikut ini karena perbandingan dipertahankan oleh peta linear dan oleh translasi. Kenyataannya perbandingan panjang pada pasangan garis parallel dipertahankan. Sifat keantaraan (satu titik terletak diantara dua titik yang lain) juga dipertahankan. B.3 Transformasi ffine di R 2 Misalkan T subset, R 2 f berbentuk : T T transformasi affine pada T. Maka f dapat 11

12 x a 0 x e f y c d y w. Transformasi affine tidak mengawetkan kesebangunan. Hal ini dikarenakan factor pengali pada x tidak sama dengan pengali pada y. Perhatikan peta dari beberapa bangun oleh transformasi affine berikut. Secara umum transformasi linier T pada n R, dinyatakan oleh T x x b, dengan adalah matriks nxn yang determinannya tidak nol dan b adalah vector di n R. Sebuah transformasi ditentukan oleh matriks dan vector b. B.4 Teorema-teorema ffine Kenyataan, banyak teoreme-teorema geometri Euclidean adalah teoremateorema ffine. Itu berarti pernyataan dan bukti juga melibatkan konsep yang dipertahan kan oleh transformasi affine. Secara kasar, teorema-teorema affine dapat dibuktikan dengan metode vektor tanpa menggunakan norm atau dot atau hasil kali vektor. 12

Contoh : 1. Tengah-tengah dari suatu segitiga bertemu pada sebuah titik (coincident) 13 Bukti Jika sebuah segitia mempunyai garis-garis a, b and c maka mudah diperiksa bahwa garis tengahnya akan bertemu pada suatu titik (a + b + c) /3 2. Teorema Ceva Jika sisi-sisi BC, C, B pada suatu segitiga dibagi oleh titik-titik L, M, N dengan perbandingan 1 :, 1 :, 1 : maka ketiga garis L, BM, CN setitik (konkurent) jika dan hanya jika hasil kali = 1. Bukti Dalam kenyataan, kita akan membuktikan ini tidak dengan menggunakan metode affine.. = CL/LB = CL/ LB = CLP/ LBP = CP/ BP. Dengan cara yang sama = M/MC = BP/ BCP and = BN/N = BCP/ CP dan diperoleh hasil tersebut. 13

14 3. Teorema Menelaus Jika sisi-sisi segitiga dibagi oleh titik-titik L, M, N dalam perbandingan 1 :, 1 :, 1 : maka ketiga titik L, M, N adalah segaris jika dan hanya jika hasil kali = -1. Bukti Perlu dicatat bahwa perbandingan dimana titik L membagi sebuah interval B adalah negatif jika L berada diluar sisi B (perpanjangan B). Garis P sejajar ML. Maka 1/ = CM/M = CL/LP dan 1/ = N/NB = PL/LB. Maka 1/( ) = CL/LP. PL/LB = -CL/LB = - dan diperoleh hasil tersebut. Simpulan 1. Seperti dalam kasus isometric, sebuah transformasi affine ditentuka oleh bayangan dari n + 1 titik-titik independent (sesuatu yang tidak segaris dalam sebuah (n - 1)-dimensional subruang affine). Dalam kasus transformasi affine, sebanyak n + 1 titik independent dapat dipetakan pada sebanyak n + 1 titik-titik independent. Secara khusus, dalam R 2 ada suatu transformasi affine tunggal yang menyebabkan segitiga BC menjadi 'B'C'. 2. Umumnya tiga cara mengklasifikasi pada irisan kerucut ellips, hyperbola dan parabola adalah suatu klasifikasi affine. Contoh, dua ellips direlasikan oleh sebuah transformasi affine. 14

15 C. PENUTUP Dasar dari geometri ffine adalah geometri Terurut, sehingga aksiomaaksioma dan dalil-dalil utama dari geometri terurut berlaku dalam geometri ffine. Kemudian ditambah dua aksioma lagi. Seperti halnya geometri Euclides, dalam geometri ffine pun terdapat transformasi, diantaranya dilatasi, translasi, dan setengah putaran. Karena dalam geometri ffine sudut-sudut tidak pernah diukur, maka transformasinya diterangkan tanpa menggunakan ukuran sudut. Transformasi affin tidak mempertahankan jarak dan sudut. Luas dan volum tidak dipertahankan juga. Namun transformasi affine mempertahankan kesegarisan, kesejajaran, dan perbandingan. 15

16 Referensi Moeharti, Prof. Dra. 1986. Sistem sistem Geometri. Jakarta : Karunika Univeristas Terbuka Ismaliani.... Rangkuman Geometri.http://ismalianibaru.wordpress.com di download Jum at 12 juni 2009 pukul 6.15. Kata kunci : Gometri ffine... ffine Geometry. http://www.gap-system.org/ john/geometry/lecture/l13.html didownload Senin, 22 Juni 2009 pukul 18.30. Kata kunci : ffine Geometry 16