IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENDUGAAN PARAMETER MODEL DINAMIK HIV DENGAN MENGGUNAKAN METODE KUADRAT TERKECIL DAN IMPLEMENTASINYA DENGAN MATHEMATICA EMTA HARIATI SURBAKTI

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDUGAAN PARAMETER MODEL DINAMIK DENGAN METODE ROBUST MEDIAN ABSOLUTE DEVIATION (MAD) LENY YUSTIE WIDIASARI

KAJIAN FUNGSI nls( ) DAN fsrr( ) TERHADAP MODEL MICHEALIS-MENTEN PADA REGRESI NONLINIER. Sudarno 1. Abstrak

(α = 0.01). Jika D i > , maka x i atau pengamatan ke-i dianggap pencilan (i = 1, 2,..., 100). HASIL DAN PEMBAHASAN

Local Stability of Predator Prey Models With Harvesting On The Prey. Abstract

PERBANDINGAN TINGKAT AKURASI REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE DAN REGRESI NONPARAMETRIK KERNEL PADA PERTUMBUHAN BALITA DI KOTA SURAKARTA

SIMULASI PENGUKURAN KETEPATAN MODEL VARIOGRAM PADA METODE ORDINARY KRIGING DENGAN TEKNIK JACKKNIFE

3 METODE. 3.1 Data = 0 1. time 0, =1, 2,,, =1, 2,, dengan n = 100 dan m = 5.

Arisma Yuni Hardiningsih. Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si. Jurusan Matematika. Surabaya

METODE LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS) PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN AMIR A DALIMUNTHE

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

T - 11 MODEL STOKASTIK SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED (SIR)

PENAKSIRAN PARAMETER REGRESI LINIER DENGAN METODE BOOTSTRAP MENGGUNAKAN DATA BERDISTRIBUSI NORMAL DAN UNIFORM

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan

PENERAPAN METODE BOOTSTRAP RESIDUAL DALAM MENGATASI BIAS PADA PENDUGA PARAMETER ANALISIS REGRESI

ESTIMASI REGRESI ROBUST M PADA FAKTORIAL RANCANGAN ACAK LENGKAP YANG MENGANDUNG OUTLIER

METODE ITERASI BARU BERTIPE SECANT DENGAN KEKONVERGENAN SUPER-LINEAR. Rino Martino 1 ABSTRACT

PERBANDINGAN REGRESI ROBUST PENDUGA MM DENGAN METODE RANDOM SAMPLE CONSENSUS DALAM MENANGANI PENCILAN

PERBANDINGAN METODE LEAST TRIMMED SQUARES DAN PENAKSIR M DALAM MENGATASI PERMASALAHAN DATA PENCILAN

METODE ITERASI ORDE EMPAT DAN ORDE LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Imaddudin ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI KOMPARATIF METODE KUADRAT TERKECIL DENGAN METODE REGRESI ROBUST PEMBOBOT WELSCH PADA DATA YANG MENGANDUNG PENCILAN

PERBANDINGAN METODE MCD-BOOTSTRAP DAN LAD- BOOTSTRAP DALAM MENGATASI PENGARUH PENCILAN PADA ANALISIS REGRESI LINEAR BERGANDA

BAB IV PENDUGAAN VOLATILITAS INDEKS HARGA SAHAM

PENGARUH PERUBAHAN NILAI PARAMETER TERHADAP NILAI ERROR PADA METODE RUNGE-KUTTA ORDE 3

PENDEKATAN WINSOR PADA ANALISIS REGRESI DENGAN PENCILAN MURIH PUSPARUM

PENDUGAAN PARAMETER MODEL AUTOREGRESSIVE PADA DERET WAKTU

BAB IV KAJIAN SIMULASI: PENDEKATAN BAYES PADA DATA n<<p DAN TERDAPAT KEKOLINEARAN-GANDA

ASPEK STABILITAS DAN KONSISTENSI METODA DALAM PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA DENGAN MENGGUNAKAN METODA PREDIKTOR- KOREKTOR ORDE 4

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penentuan jumlah sampel minimum yang harus diambil. Tabel 4.1 Data Hasil Survei Pendahuluan. Jumlah Kepala Keluarga (Xi)

Dinamik Model Epidemi SIRS dengan Laju Kematian Beragam

Simulasi Model Mangsa Pemangsa Di Wilayah yang Dilindungi untuk Kasus Pemangsa Tergantung Sebagian pada Mangsa

METODE ITERASI DUA LANGKAH BEBAS TURUNAN BERDASARKAN INTERPOLASI POLINOMIAL ABSTRACT

METODE BERTIPE STEFFENSEN SATU LANGKAH DENGAN KONVERGENSI SUPER KUBIK UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Neng Ipa Patimatuzzaroh 1 ABSTRACT

PENDUGAAN PARAMETER MODEL DINAMIK DENGAN METODE MEDIAN ABSOLUTE DEVIATION (MAD) DAN HUBER M-ESTIMATION ARIYANTO HERMAWAN

MASALAH NILAI AWAL ITERASI NEWTON RAPHSON UNTUK ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS (RLOTG)

Pelanggaran Asumsi Normalitas Model Multilevel Pada Galat Level yang Lebih Tinggi. Bertho Tantular 1)

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Diagram kotak garis

SOLUSI PERIODIK TUNGGAL SUATU PERSAMAAN RAYLEIGH. Jurusan Matematika FMIPA UT ABSTRAK

PEMODELAN HARGA CABAI DI KOTA SEMARANG TERHADAP HARGA INFLASI MENGGUNAKAN REGRESI SEMIPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL

Pengujian Kestabilan Parameter pada Model Regresi Menggunakan Dummy Variabel

KESTABILAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR) PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK (MEASLES) (Studi Kasus di Kota Semarang)

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Kestabilan Model Matematika AIDS dengan Transmisi. atau Ibu menyusui yang positif terinfeksi HIV ke anaknya.

FORMULA PENGGANTI METODE KOEFISIEN TAK TENTU ABSTRACT

Analisis Komponen Utama (Principal component analysis)

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PARAMETER PENGONTROL DALAM MENEKAN PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG. Rina Reorita, Niken Larasati, dan Renny

ANALISIS ESTIMASI PARAMETER REGRESI KUANTIL DENGAN METODE BOOTSTRAP

BAB II LANDASAN TEORI

T 3 Model Dinamika Sel Tumor Dengan Terapi Pengobatan Menggunakan Virus Oncolytic

BAB 2 LANDASAN TEORI

HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan hipotesis nolnya adalah antar peubah saling bebas. Statistik ujinya dihitung dengan persamaan berikut:

Kelas 2. Kelas 1 Mahasiswa. Mahasiswa. Gambar 1 Struktur data kelompok dalam pengukuran berulang pada data Metode Statistika

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS STABILITAS DARI PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

VI. PEMBAHASAN. dengan metode kemungkinan maksimum, tetapi terhadap

PROSEDUR PENAKSIRAN PARAMETER MODEL MULTILEVEL MENGGUNAKAN TWO STAGE LEAST SQUARE DAN ITERATIVE GENERALIZED LEAST SQUARE

MODEL STOKASTIK PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI KOTA DEPOK PENDAHULUAN

KAJIAN PERILAKU MODEL MATEMATIKA PENULARAN PENYAKIT TUBERCULOSIS

Model Matematika Penyebaran Penyakit HIV/AIDS dengan Terapi pada Populasi Terbuka

SOLUSI NUMERIK UNTUK PERSAMAAN INTEGRAL KUADRAT NONLINEAR. Eka Parmila Sari 1, Agusni 2 ABSTRACT

Judul : Perbandingan Metode MCD Bootstrap dan. Analisis Regresi Linear Berganda. Pembimbing : 1. Dra. Ni Luh Putu Suciptawati,M.Si

Eksistensi dan Kestabilan Model SIR dengan Nonlinear Insidence Rate

Semakin besar persentase CCR yang dihasilkan, maka tingkat akurasi yang dihasilkan semakin tinggi (Hair et. al., 1995).

pendekatan dalam penelitian ini dinilai cukup beralasan.

BAB I PENDAHULUAN. menyelidiki hubungan di antara dua atau lebih peubah prediktor X terhadap peubah

METODE BEDA HINGGA UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI SAHAM TIPE EROPA DENGAN PEMBAGIAN DIVIDEN. Lidya Krisna Andani ABSTRACT

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENYAJIAN DATA. Etih Sudarnika Laboratorium Epidemiologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses pengumpulan data, peneliti sering menemukan nilai pengamatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA = (2.2) =

PEMODELAN ARUS LALU LINTAS ROUNDABOUT

SAMPLING METHODS Metode Penarikan Contoh STK221 3(2-2)


TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Plot jenis pengamatan pencilan.

Kata Kunci: Analisis Regresi Linier, Penduga OLS, Penduga GLS, Autokorelasi, Regresor Bersifat Stokastik

PENENTUAN UKURAN CONTOH DAN REPLIKASI BOOTSTRAP UNTUK MENDUGA MODEL REGRESI LINIER SEDERHANA

Perbandingan Model Black Scholes dan Brennan Schwartz untuk Menentukan Harga American Option

Aplikasi Spline Kuadrat Terkecil dalam Pemodelan Pertumbuhan Anak Berdasarkan Indeks Antropometri

(M.6) FUZZY C-MEANS CLUSTERING DENGAN ANALISIS ROBUST

MODEL PELATIHAN ULANG (RETRAINING) PEKERJA PADA SUATU PERUSAHAAN BERDASARKAN PENILAIAN REKAN KERJA

Analisis Regresi Nonlinear (I)

Karakteristik Pendugaan Emperical Best Linear Unbiased Prediction (EBLUP) Pada Pendugaan Area Kecil

KESTABILAN MODEL BIOEKONOMI SISTEM MANGSA PEMANGSA SUMBER DAYA PERIKANAN DENGAN PEMANENAN PADA POPULASI PEMANGSA

METODE ITERASI KSOR UNTUK MENYELESAIKAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ABSTRACT

SENSITIFITAS MODEL GARCH UNTUK MENGATASI HETEROKEDASTIK PADA DATA DERET WAKTU

STK643 PEMODELAN NON-PARAMETRIK. Pendugaan Fungsi Kepekatan Regresi Nonparametrik

OPTIMASI PARAMETER α DAN γ DALAM PEMULUSAN EKSPONENSIAL DUA PARAMETER DENGAN METODE MODIFIKASI GOLDEN SECTION

STK 211 Metode statistika. Materi 2 Statistika Deskriptif

IV CONTOH KASUS DAN PEMBAHASAN

Analisis Model Regresi Linear Berganda dengan Metode Response Surface

METODE CHEBYSHEV-HALLEY DENGAN KEKONVERGENAN ORDE DELAPAN UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Anisa Rizky Apriliana 1 ABSTRACT ABSTRAK

T 4 Simulasi Level Sanitasi Pada Model Sir Dengan Imigrasi Dan Vaksinasi

Oleh : HASNAN NASRUN SUBCHAN, MAHMUD YUNUS

METODE ITERASI BARU BEBAS DERIVATIF UNTUK MENEMUKAN SOLUSI PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

PEMAKAIAN VARIABEL INDIKATOR DALAM PEMODELAN. Mike Susmikanti *

METODE ORDE-TINGGI UNTUK MENENTUKAN AKAR DARI PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. dependen disebut dengan regresi linear sederhana, sedangkan model regresi linear

METODE PENELITIAN Sumber Data

STATISTIKA INDUSTRI 2 TIN 4004

Transkripsi:

5 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembangkitan Data Hipotetik Data dibangkitkan dengan bantuan software Mathematica yaitu dengan cara mencari solusi numerik dari model dinamik dengan memberikan nilai parameter awal sebagai berikut: α =.1 k =.4554 μ =.53 β =.187 v = u =.327 ρ = 1 δ = 27 dan nilai awal sebagai berikut: N = 5 X = 23 Y = 94 Z = 3 Kemudian dari solusi yang diperoleh ditambahkan bilangan antara -1 sampai 1 secara acak sehingga diperoleh tebaran data seperti pada Gambar (4). Langkah-langkah membangun data hipotetik untuk model ini dapat dilihat secara rinci di Lampiran 1. Gambar (4) memperlihatkan tebaran data bangkitan model HIV epidemik. Masingmasing untuk kelompok populasi yang aktif secara seksual atau rentan N(t), kelompok HIV positif yang tidak tahu mereka terinfeksi X(t), kelompok HIV positif yang tahu mereka terinfeksi Y(t) dan jumlah kasus AIDS Z(t). Data bangkitan yang diperoleh tersebut dianggap mewakili data pengamatan untuk masing-masing kelompok. Populasi N 5 45 35 3 25 Populasi X 2 1 16 1 Populasi Y 3 25 15 Populasi Z 1 6 Gambar 4 Tebaran data untuk populasi N, X, Y dan Z. Pada Gambar (4) terlihat bahwa tebaran data untuk populasi yang aktif secara seksual atau rentan N(t), menyebar secara acak berada di antara N = 3 sampai N = 33 dalam selang waktu dari t = sampai t =. Tebaran data untuk populasi yang tidak tahu bahwa mereka terinfeksi HIV X(t) mula-mula mengalami penurunan dari X = 23 sampai X = 98, kemudian tebaran data tersebut menyebar secara acak di antara X = 84 sampai X = 81 dalam selang waktu t = 6 sampai t =. Tebaran data untuk kelompok

6 populasi yang tahu bahwa mereka terinfeksi HIV positif mengalami kenaikan secara pesat dari Y = 94 sampai Y = 325 dalam selang waktu t = sampai t = 32, kemudian tebaran data perlahan menaik dari Y = 327 sampai Y = 329 dalam selang waktu t = 34 sampai t =. Tebaran data jumlah kasus AIDS menaik secara pesat dari Z = 2 sampai Z = 146 dalam selang waktu t = sampai t = 22. Kemudian data mengalami kenaikan secara perlahan dari Z = 148 sampai Z = 151 dalam selang waktu t = 24 sampai t =. 4.2 Pendugaan Parameter Parameter model dinamik ini akan diduga dari segugus data yang sebelumnya telah dibangkitkan. Pada kasus ini jumlah data yang digunakan adalah sebanyak 51 buah data untuk masing-masing kelompok. Parameter yang terdapat pada masingmasing kelompok dapat dirinci sebagai berikut: 1. Kelompok populasi yang aktif secara seksual atau rentan (N) mengandung parameter α, μ, dan δ. 2. Kelompok populasi yang tidak tahu bahwa mereka terinfeksi (X) mengandung parameter α, k, μ, β, dan v. 3. Kelompok populasi yang tahu bahwa mereka terinfeksi (Y) mengandung parameter k, μ, dan β. 4. Kelompok populasi jumlah kasus AIDS (Z) mengandung parameter β, u, dan ρ. Langkah-langkah untuk menduga parameter di atas dapat dilihat pada Lampiran 2. Pendugaan parameter dilakukan dengan meminimumkan jumlah kuadrat galat, yang diimplementasikan dengan bantuan software Mathematica. Fungsi utama yang digunakan yaitu NDSolve yang digunakan untuk menentukan solusi numerik dari sistem persamaan diferiensial pada model epidemik HIV yaitu x = f i ( p, x i ) dan FindMinimum untuk mencari nilai jumlah kuadrat galat yang paling minimum atau paling kecil. Adapun hasil yang diperoleh dari rangkaian proses di atas adalah: ˆ α =.546 kˆ =.45276 ˆ μ =.152954 ˆ β =.9932 vˆ = 19.4691 uˆ =.294526 ˆ ρ = 4.11255 ˆ=27.612 δ Untuk lebih memperjelas perbedaan antara nilai parameter awal dan parameter yang telah berhasil diduga, maka diberikan tabel perbandingan parameter awal dan parameter akhir di bawah ini: Tabel 1 Perbandingan nilai parameter awal dan parameter akhir. Parameter Nilai Awal Nilai Akhir α.1.11 k.4554.4527 μ.53.153 β.187.981 v 19.4691 u.327.2945 ρ 1 4.1126 δ 27 27.612 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai parameter awal dan parameter hasil dugaan memiliki nilai yang hampir sama kecuali untuk parameter ρ. Selanjutnya, dari hasil pendugaan parameter di atas maka persamaan (4) dapat dibuat menjadi: dn.11nx.153n 27.612 dt = + dx =.11 NX (.4527 +.153 +.981) X + 19.4691 dt (5) dy.4527 X (.153.981) Y dt = + dz.981x.981y.2945z 4.1126 4.1126 dt = + + +

7 Berikut adalah gambar grafik model dinamik epidemk HIV dengan parameter yang sudah diduga.. Populasi N 5 45 35 3 25 Gambar 5 Grafik dengan parameter dugaan untuk kelompok populasi yang aktif secara seksual atau rentan N(t). Pada Gambar (5) terlihat bahwa jumlah populasi yang aktif secara seksual atau rentan menurun dengan cepat dari N = 5 sampai N = 17 dalam selang waktu t = sampai t = 2, kemudian menaik dari N = 24 sampai N = 29 dalam selang t = 4 sampai t = 6 dan kemudian konstan di antara N = 32 dalam selang t = 8 sampai t =. Populasi X 2 1 16 1 Gambar 6 Grafik dengan parameter dugaan untuk kelompok populasi yang tidak tahu bahwa mereka terinfeksi X(t). Pada Gambar (6) terlihat bahwa jumlah populasi yang tidak tahu bahwa mereka terinfeksi HIV menurun dengan cepat dari X = 23 sampai X = 81 dalam selang waktu t = sampai t = 1. Kemudian jumlah populasi X(t) konstan disekitar X = 82 dari selang t = 12 sampai t =. Populasi Y 3 25 15 Gambar 7 Grafik dengan parameter dugaan untuk kelompok poulasi yang tahu bahwa mereka terinfeksi HIV positif Y(t). Pada Gambar (7) terlihat bahwa jumlah populasi yang tahu bahwa mereka terinfeksi HIV positif menaik secara linear logaritmik dari Y = 94 sampai Y = 327 dalam selang t = sampai t = 42. Kemudian konstan diantara N = 328 dari dalam selang waktu t = 44 sampai t =. Populasi Z 1 6 Gambar 8 Grafik dengan parameter dugaan untuk jumlah kasus AIDS Z(t). Pada Gambar (8) terlihat bahwa jumlah kasus AIDS menaik secara linear logaritmik dari Z = 3 sampai Z = 149 dalam selang t = sampai t = 34. Kemudian konstan di sekitar Z = 15 dalam selang t = 36 sampai t =.

8 Populasi 3 Y (t) Z (t) X (t) N (t) Gambar 9 Gabungan grafik dengan parameter dugaan N(t), X(t), Y(t) dan Z(t). Pada Gambar (9) terlihat bahwa jumlah populasi yang tahu bahwa mereka terinfeksi HIV positif Y(t) memiliki jumlah yang paling besar, diikuti oleh jumlah kasus AIDS Z(t), kemudian diikuti jumlah populasi yang tidak tahu bahwa mereka terinfeksi HIV positif X(t) dan yang paling kecil adalah jumlah populasi yang aktif secara seksual atau rentan N(t). Untuk lebih memperjelas hasil yang diperoleh, berikut perbandingan antara data bangkitan dengan model pada persamaan (5) yang telah menggunakan parameter dugaan. Perbandingan tersebut dapat dilihat pada Gambar (1)-(14) Populasi N 5 45 35 3 25 Gambar 1 Tebaran data dan grafik dengan parameter dugaan untuk populasi N(t). Populasi X 2 1 16 1 Gambar 11 Tebaran data dan grafik dengan parameter dugaan untuk populasi X(t). Populasi Y 3 25 15 Gambar 12 Tebaran data dan grafik dengan parameter dugaan populasi Y(t). Populasi Z 1 6 Gambar 13 Tebaran data dan grafik dengan parameter dugaan populasi Z(t).

9 P opulasi 3 Gambar 14 Gabungan antara gafik tebaran data dan grafik dengan parameter dugaan untuk N(t), X(t), Y(t), dan Z(t). Terlihat dari Gambar (1), (11), (12) dan (13), pada kolompok populasi yang aktif secara seksual atau rentan (N), kelompok populasi yang tidak tahu bahwa mereka terinfeksi (X), kelompok populasi yang tahu bahwa mereka terinfeksi (Y), dan kelompok jumlah kasus AIDS (Z), gafik masing-masing kelompok berada di sekitar tebaran data. Juga terdapat sebagian data yang tepat dilalui oleh grafik dengan parameter dugaan tersebut. 4.3 Analisis Akurasi Pendugaan Untuk melihat seberapa besar galat yang diperoleh, dapat ditentukan dari persentase rataan galat mutlak (MAPE), implementasi secara lengkap dapat dilihat di Lampiran 5. Berikut akan ditampilkan tabel analisis persentase rataan galat mutlak untuk setiap state variable. Tabel 2 Nilai MAPE untuk setiap state variable. State Variable MAPE Populasi yang aktif secara seksual atau rentan (N) 1.615 % Populasi yang tidak tahu.5653 % mereka terinfeksi HIV (X) Jumlah kasus AIDS (Z).3553 % Populasi yang tahu mereka terinfeksi HIV (Y) Y (t) Z (t) X (t) N (t ).2% Nilai MAPE untuk setiap state variable secara berturut-turut dapat dilihat pada Tabel 2. Nilai MAPE yang diperoleh berkisar.-1.62%. Nilai MAPE ini menyatakan seberapa besar persentase penyimpangan data pengamatan terhadap model. Kelompok populasi yang aktif secara seksual atau rentan (N) memiliki persentase MAPE yang paling besar yaitu 1.62%. Ini berarti penyimpangan data pengamtan terhadap model untuk kelompok jumlah kasus AIDS memiliki persentase yang paling besar. Populasi yang tahu bahwa mereka terinfeksi HIV positif (Y) memiliki MAPE paling kecil yaitu.% yang berarti untuk data populasi yang tahu bahwa mereka terinfeksi HIV positif memiliki rataan penyimpangan mutlak sebesar.% dari model dugaan. Semakin kecil nilai MAPE maka semakin kecil tingkat penyimpangan data terhadap model. Cara lain untuk melihat hasil galat untuk setiap state variable adalah menggunakan diagram kotak (box-plot). Pada Gambar (18) diberikan diagram kotak untuk keempat state variable untuk model epidemik HIV. Selisih Q 3 dan Q 1 menggambarkan tingkat keragaman suatu data, semakin besar nilainya maka data semakin beragam. Data yang digunakan dalam diagram kotak ini adalah persentase galat mutlak dari masingmasing state variable. 7 6 5 4 3 2 1 N X Z Y Gambar 15 Diagram kotak untuk setiap state variable N, X, Y, dan Z. Untuk lebih memperjelas box-plot di atas, berikut akan diberikan tabel tentang Q 1, Q 2, Q 3, nilai maksimum, nilai minimum dan rataan dari galat untuk setiap state variable. æ

1 Tabel 3 Q 1, Q 2, Q 3, nilai max, nilai min dan rataan dari galat untuk setiap state variable. State variable Q 1 Q 2 Q 3 Max Min Rataan N.5837% 1.615% 2.1889% 3.8718%.586% 1.4875% X.3268%.5653%.8195% 1.217%.181%.5945% Y.1187%.2%.27%.393%.122%.1835% Z.21%.3553%.4981%.4981%.1%.48% Dari diagram kotak dan tabel di atas dapat dilihat bahwa kesalahan relatif hasil parameter dugaan untuk metode kuadrat terkecil secara umum mempunyai tingkat keragaman yang relatif kecil yaitu berkisar antara.58-2.19% untuk populasi yang aktif secara seksual atau rentan (N),.33-.82% untuk populasi yang tidak tahu bahwa mereka terinfeksi HIV (X),.12-.24% untuk populasi yang tahu bahwa mereka terinfeksi HIV (Y), dan.24-.5% untuk jumlah kasus AIDS (Z). Dari diagram kotak juga teridentifikasi adanya sebuah data pencilan (outlier) untuk state variable Z. V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pendugaan parameter model dinamik dengan metode kuadrat terkecil telah dikaji melalui peminimuman jumlah kuadrat galat. Pendugaan parameter model dinamik ini diimplementasikan pada model epidemik HIV/AIDS dengan bantuan software Mathematica. Dilihat dari nilai parameter awal dan parameter parameter yang sudah berhasil diduga, didapat bahwa tidak ada perbedaan yang terlalu jauh antara kedua parameter tersebut. Dengan kata lain parameter awal dan parameter penduga memiliki nilai yang hampir sama. Nilai MAPE terbesar yang diperoleh yaitu pada kelompok populasi yang aktif secara seksual atau rentan N(t) yaitu 1.62% dan yang terkecil yaitu pada kelompok populasi yang tahu bahwa mereka terinfeksi HIV Y(t) yaitu sebesar.%. 5.2 Saran Tema karya ilmiah ini masih terbuka untuk dikembangkan. Salah satunya adalah pengembangan metode untuk pembandingan dengan menggunakan metode robust. DAFTAR PUSTAKA De Arazoza H et al. 1999. Modeling HIV epidemic under concact tracing-the Cuban case. Journal of Theoretical Medicine 2:267-274. Huber P. 1981. Robust Statistics. Jhon Willey & Sons, New York, 153-199. Gao LQ, Hethcote WH, Lorca M. 1995. Four SEI Endemic Models with Periodicity and Separatrices. Math Biosci. 128:157-184. Lomen D, Mark J. 1988. Differential Equations. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Mathews JH. 1992. Numerical Methods for Mathematics, Science, and Enginering. London: Prentice-Hall. Rice BJ, Mark J. 1994. Ordinary Differential Equations: with Aplications. Ed ke-3. California Pacific Grove. Thornly JHM, Johnson IR. 199. Comparison of Model with Experiment : Model Fitting in Plant and Crop Modelling. Mathematical Approach to Plant and Crop Pysiology. Oxford Univ. Press, Oxford.