IV CONTOH KASUS DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV CONTOH KASUS DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 () Z (X) 0 () () (4) Z X d d + = + d d + = a (X) d 50 d + = a (X) 5 (5) 680 Z X 70 + d 4 d 4 + = (7) 50 a (X) 5 (8) x 5 x 00 x 50 x 4 0 (9) x i, d i, d i + 0; d i, d i + ; d i d i + = 0, i =,,, 4; j =, Penyelesaian masalah ini menghasilkan solusi optimal x = 5, x = 8, x = 9., x 4 = 0, d = d = 0, d = 0.56, d 4 = 0, d + = d + = d + = 0, d 4 + = 0. dengan nilai fungsi sebesar 0.56 (detail penghitungan dapat dilihat di Lampiran 4). (6) 6 Z (X) 48 IV CONTOH KASUS DAN PEMBAHASAN Bank komersial adalah lembaga dengan multiproduk. Produk investasi yang ditawarkan bank komersial ada yang be dan ada yang tidak be. Semakin tinggi suatu produk investasi, semakin besar tingkat pendapatan yang diperoleh. Oleh karena itu, bank komersial harus bisa mengalokasikan produk investasi sehingga memaksimumkan dan meminimumkan secara bersamaan. Diasumsikan bahwa setiap bank komersial harus memiliki karakteristik sebagai berikut: Paling sedikit 47% dari giro dan 6% dari deposito berjangka dan tabungan tetap dalam keadaan likuid (liquid part). Paling sedikit 4% dari giro dan 4% dari deposito berjangka dan tabungan dialokasikan dalam kategori kas. Paling sedikit 5% dari total sumber dana diinvestasikan ke setiap kategori investasi. 4 Paling sedikit 40% dari total sumber dana diinvestasikan ke pinjaman komersial. (Gupta dan Bhattacharya 00b) Selanjutnya akan digunakan tiga fungsi, yaitu memaksimumkan, meminimumkan kecukupan, dan meminimumkan rasio aset be (jumlah investasi yang be/). Fungsi diperoleh dari penjumlahan tingkat pendapatan setiap kategori investasi. Fungsi kecukupan diperoleh dari rasio wajib untuk memenuhi kebutuhan investasi (dapat dilihat pada Tabel kolom kecukupan ) dengan sebenarnya (dana sendiri). Fungsi diperoleh dari rasio jumlah investasi yang be terhadap dana sendiri. Rasio aset be yang rendah mengindikasikan bahwa suatu lembaga keuangan dalam keadaan aman. Kecukupan yang rendah mengindikasikan yang minimum, karena kecukupan yang rendah memberikan makna bahwa selisih antara dana yang dibutuhkan untuk investasi dan dana sebenarnya ( sendiri) juga rendah sehingga mengakibatkan yang minimum. Dalam karya ilmiah ini, akan digunakan contoh kasus dari bank fiktif yang disebut sebagai Bank AXN. Perencanaan pengoptimalan investasi pada bank tersebut akan diselesaikan dengan menggunakan metode goal programming dan fuzzy goal programming. 4. Contoh Kasus Bank AXN Misalkan sumber dana Bank AXN berasal dari dana sendiri dan dana dari pihak ketiga. Sumber dana sendiri sebesar 50 juta rupiah, sumber dana dari pihak ketiga terdiri atas giro sebesar 5000 juta rupiah, dan deposito berjangka dan tabungan sebesar 5000 juta rupiah. Dana tersebut akan diinvestasikan ke dalam berbagai kategori investasi dengan tingkat pendapatan, bagian likuid, kecukupan, dan aset, seperti yang terlihat dalam Tabel.

2 j Kategori Investasi Tabel Kategori investasi Bank AXN Tingkat Bagian Kecukupan Pendapatan (%) Likuid (%) Modal (%) Aset Be? (Ya/Tidak) Kas Tidak Investasi jangka pendek Tidak Surat berharga pemerintah jangka waktu sampai 5 tahun Tidak 4 Surat berharga pemerintah jangka waktu 5 sampai 0 tahun Tidak 5 Pinjaman angsuran Ya 6 Kredit tunai 0 9 Ya 7 Pinjaman komersial Ya 4. Model Pemrograman Linear dengan Multi dari Kasus Bank AXN Keputusan investasi dari Bank AXN dapat dimodelkan dengan variabel keputusan untuk setiap kategori investasi yang ada dalam Tabel. Berdasarkan Tabel dan asumsiasumsi yang diberikan, maka model pemrograman linear dengan multi atau multiobjective linear programming (MLP) dapat diformulasikan menjadi: Misalkan x j = banyaknya uang (dalam jutaan rupiah) yang akan diinvestasikan ke dalam kategori investasi ke-j, j =,,, 7. Formulasi pemrograman linear multi adalah sebagai berikut: () Minimumkan (aset be) Z X 50 (x 5 + x 6 + x 7 ) () Maksimumkan () Z X 0.04 x x x x x x 7 () Minimumkan (kecukupan ) Z X 50 (0.0x x +0.06x x x x 7 ) () Semua dana (dana sendiri dan dana pihak ketiga) diinvestasikan ke setiap kategori investasi x + + x 7 = 5050 () Kendala likuiditas x x x + 0.9x (asumsi ) () Kendala diversifikasi x (asumsi ) x j , j =,,7 (asumsi ) (4) Kendala untuk aset komersial x ( ) (asumsi 4) (MLP ) Penyelesaian masalah investasi Bank AXN dengan preemptive goal programming dapat diselesaikan dengan menggunakan software LINGO.0. Tahap pertama untuk menyelesaikan masalah ini ialah dengan membagi fungsi menjadi tiga bagian sesuai dengan urutan prioritas. Berdasarkan tingkat kepentingan setiap fungsi, maka misalkan prioritas pertama adalah meminimumkan aset be, prioritas kedua adalah memaksimumkan, dan prioritas ketiga adalah meminimumkan kecukupan. Prioritas pertama Minimumkan (aset be) Z (X) 50 (x 5 + x 6 + x 7 ) () x + + x 7 = 5050 () x x x + 0.9x () x 6500 x j 75.5, j =,,7 (4) x Penyelesaian masalah ini menghasilkan solusi optimal (dalam juta rupiah) x = 6500, x = x = x 5 = x 6 = 75.5, x 4 = 600, x 7 = 4000 dengan Z = 700.5, Z = juta rupiah dan Z = 8.9 (detail penghitungan dapat dilihat di Lampiran 5). Kemudian nilai fungsi Z ditambahkan pada kendala di prioritas kedua, sehingga modelnya menjadi:

3 4 Prioritas kedua Maksimumkan () Z X 0.04 x x x x x x 7 () x + + x 7 = 5050 () x x x + 0.9x () x 6500 x j 75.5, j =,,7 (4) x (5) Z Penyelesaian masalah ini menghasilkan solusi optimal (dalam juta rupiah) x = 6500, x = x = x 5 = x 6 = 75.5, x 4 = 600, x 7 = 4000 dengan Z = 700.5, Z = juta rupiah dan Z = 8.9 (detail penghitungan dapat dilihat di Lampiran 6). Kemudian nilai fungsi Z juta rupiah ditambahkan pada kendala di prioritas ketiga, sehingga modelnya menjadi: Prioritas ketiga Minimumkan (kecukupan ) Z X 50 (0.0x x x x x x 7 ) () x + + x 7 = 5050 () x x x + 0.9x () x 6500 x j 75.5, j =,,7 (4) x (5) Z (6) Z Masalah ini tidak mempunyai solusi fisibel (detail penghitungan dapat dilihat di Lampiran 7). Meskipun solusi pada prioritas ketiga tidak fisibel, tetapi tetap diperoleh solusi optimal dengan nilai yang sama dengan solusi optimal yang diperoleh pada prioritas kedua. Hal ini dikarenakan solusi optimal pada prioritas ketiga hampir memenuhi kendala (6), yaitu Z = Dalam kasus ini, solusi optimal dengan menggunakan metode preemptive goal programming hanya diperoleh sampai prioritas kedua, yaitu x = 6500, x = x = x 5 = x 6 = 75.5, x 4 = 600, dan x 7 = 4000 (masing-masing dalam juta rupiah). Selanjutnya dilakukan substitusi dari solusi optimal tersebut ke dalam fungsi aset be,, dan kecukupan, maka diperoleh total aset be sebesar 700.5, total sebesar juta rupiah, dan total kecukupan sebesar 8.9. Solusi optimal menunjukkan bahwa Bank AXN akan memperoleh sebesar juta rupiah dengan total dan kecukupan sebesar 8.9 jika menginvestasikan dana sebesar 6500 juta rupiah untuk kategori kas, sebesar 75.5 juta rupiah untuk masing-masing kategori investasi jangka pendek, surat berharga pemerintah jangka waktu sampai 5 tahun, pinjaman angsuran, dan kredit tunai, sebesar 600 juta rupiah untuk kategori investasi surat berharga pemerintah jangka waktu 5 sampai 0 tahun, dan sebesar 4000 juta rupiah untuk kategori investasi pinjaman komersial. Selanjutnya akan digunakan metode goal programming dengan menetapkan secara subjektif tiga level aspirasi dari fungsi aset be,, dan kecukupan, yaitu g = 700, g = 800 juta rupiah, dan g = 8. Penetapan level aspirasi tersebut didasarkan pada solusi nilai fungsi yang diperoleh dari metode preemptive goal programming. 4. Model Goal Programming Berdasarkan formulasi (MLP ) dan dengan mengasumsikan bahwa ada tiga tujuan yang ingin dicapai, yaitu tujuan pertama adalah meminimumkan aset be, tujuan kedua adalah memaksimumkan, dan tujuan ketiga adalah meminimumkan kecukupan, maka dengan menambahkan variabel deviasi untuk setiap fungsi tujuan, model (MLP ) dapat diubah menjadi model goal programming seperti berikut: Tentukan X = (x, x,, x 7 ) yang meminimumkan d + + d + d + () Kendala aset be Z (X) + d d + = 700 () Kendala Z (X) + d d + = 800 () Kendala kecukupan Z X + d d + = 8 (4) x + + x 7 = 5050 (5) x x x + 0.9x (6) x 6500 x j 75.5, j =,,7

4 5 (7) x (8) d k, d k + 0, d k + d k = 0, k =,, dengan d k + = nilai yang menampung deviasi yang berada di atas tujuan ke-k, d k = nilai yang menampung deviasi yang berada di bawah tujuan ke-k, k =,, Penyelesaian masalah ini menghasilkan solusi optimal (dalam juta rupiah), yaitu x = 6500, x = x = x 5 = 75.5, x 4 = 47.5, x 6 = 7685, x 7 = 4000, d = d = d = 0, d + =.9, d + = 0, d + = (detail penghitungan dapat dilihat di Lampiran 8). Karena d + 0 dan d + 0, maka tujuan aset be dan tujuan kecukupan tidak berhasil dicapai. Misalkan dipilih g = 700, g = 800 juta rupiah dan g = 80, maka diperoleh solusi optimal (dalam juta rupiah), x = 6500, x = x = x 5 = 75.5, x 4 = 47.5, x 6 = 7685, x 7 = 4000, d = d = d = 0, d + =.9, d + = 0, dan d + = (detail penghitungan dapat dilihat di Lampiran 9). Karena d + 0 dan d + 0, maka tujuan aset be dan tujuan kecukupan tidak berhasil dicapai. Dalam kasus ini, dengan menggunakan metode goal programming, tidak semua tujuan berhasil dicapai. Hal ini berkaitan dengan pemilihan level aspirasi untuk setiap fungsi. Pada umumnya fungsi (memaksimumkan) berbanding lurus dengan fungsi (meminimumkan) dan kecukupan (meminimumkan) artinya jika mengalami kenaikan, maka dan kecukupan juga akan naik begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, penggunaan metode goal programming yang mengharuskan memilih nilai aspirasi fungsi g < 700.5, g > 809.8, dan g < 8.9 tidak akan terpenuhi. Selanjutnya akan digunakan metode fuzzy goal programming untuk menyelesaikan masalah investasi Bank AXN. 4.4 Formulasi Fuzzy Goal Linear Programming Misalkan diberikan level aspirasi g = 700, g = 800 juta rupiah, dan g = 8 berturut-turut untuk fungsi aset be (Z (X)), fungsi (Z X ), dan fungsi kecukupan Z x, maka akan diperoleh model fuzzy goal programming untuk masalah alokasi investasi Bank AXN sebagai berikut: Tentukan X = (x, x,, x 7 ) sehingga memenuhi fungsi () Z (X) 700 () Z (X) 800 () Z (X) 8 terhadap kendala () x + + x () x x x + 0.9x () x 6500 x j 75.5, j =,,7 (4) x Diasumsikan bahwa fungsi (), (), dan () merupakan fungsi fuzzy, kendala () dan () merupakan fungsi kendala fuzzy. Misalkan p, p, dan p berturut-turut merupakan batas toleransi untuk fungsi keanggotaan dari Z X, Z (X ), dan Z x dan q, q, q merupakan batas toleransi untuk fungsi keanggotaan dari fungsi kendala fuzzy a l X, l =,, maka fungsi keanggotaan untuk setiap tujuan dan kendala fuzzy menjadi: ) Fungsi keanggotaan untuk tujuan fuzzy aset be (fungsi pertama) ( Z( X)), jika 700 p Z ( X ) 700 (700 p ) Z ( X ), jika 700 ( ) 700 p 0, jika Z ( X ) 700 p Z X p ) Fungsi keanggotaan untuk tujuan fuzzy (fungsi kedua) ( Z ( X)) 0, jika Z ( X ) 800 p Z X p p ( ) (800 ), jika 800 p Z ( X ) 800, jika 800 Z ( X ) 800 p ) Fungsi keanggotaan untuk tujuan fuzzy kecukupan (fungsi ketiga)

5 6 ( Z ( X)), jika 8 p Z ( X ) 8 (8 p ) Z ( X ), jika 8 ( ) 8 p Z X p 0, jika Z ( X ) 8 p 4) Fungsi keanggotaan untuk kendala fuzzy a (X) (kendala pertama) ( a ( X)) 0, 5050 q a ( X ), jika 5050 a ( X ) 5050 q jika a ( X ) 5050 q atau a ( X ) 5050 q a ( X ) (5050 q ), jika 5050 q a ( X ) 5050 q, jika a ( X) 5050 q 5) Fungsi keanggotaan untuk kendala fuzzy a (X) (kendala kedua) ( a ( X)) 0, jika a ( X ) 9750 q a ( X ) 9750 q, jika 9750 q a ( X ) 9750 q, jika 9750 a ( X ) 9750 q Selanjutnya permasalahan ini akan diselesaikan dengan metode min sum fuzzy goal programming yang dapat diformulasikan sebagai berikut: Tentukan X = (x, x,, x 7 ) yang meminimumkan d + d + d + d 4 + d 5 + d 6 () p Z (X) p + d d + = () Z X (800 p ) p + d d + = () 8 + p Z X p + d d + = (4) a X 5050 q q + d 4 d 4 + = q a X + d + q 5 d 5 = (5) a X 9750 q + d q 6 d + 6 = (6) 700 p Z X p (7) 800 p Z X p (8) 8 p Z X 8 + p (9) 5050 q a X q (0) 9750 q a X q () x 6500 x j 75.5, j =,,7 () x () d k, d + k 0, p i, q, q, q > 0, d k, d + k, d + k d k = 0, k =,,, 6, i =,, Selanjutnya akan ditentukan minimum nilai toleransi untuk setiap fungsi tujuan fuzzy dan kendala fuzzy sehingga solusi optimal yang diperoleh memenuhi kepuasan pembuat keputusan. Pembuat keputusan akan merasa puas jika berhasil meminimumkan total aset be, memaksimumkan, dan meminimumkan total kecukupan dengan asumsi bahwa total berbanding lurus dengan total aset be dan total kecukupan. Tahapan dalam penentuan nilai toleransi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: ) Misalkan nilai toleransi p selalu berubah dan nilai toleransi p, p, q, q, dan q konstan, yaitu p = 700r; r 0.05, ; p = ; p = ; q = q = ; q = , maka diperoleh grafik fungsi, aset be,, dan kecukupan sebagai berikut: nilai fungsi Gambar 0 terhadap p. p

6 7 Gambar Grafik perubahan nilai aset be terhadap p. Gambar Grafik perubahan total terhadap p. Grafik perubahan total aset be Gambar Grafik total kecukupan terhadap p. p Grafik perubahan total p p (detail penghitungan dapat dilihat di Lampiran 0). Dari Gambar 0 dapat dilihat bahwa semakin besar nilai p, maka nilai fungsi semakin mendekati nol. Gambar dan Gambar menunjukkan bahwa total aset be dan total mulai konstan saat nilai p = 05, yaitu total aset be sebesar dan total sebesar 800 juta rupiah, sedangkan total kecukupan tidak terpengaruh dengan perubahan nilai p. Oleh karena itu, dipilih nilai toleransi p = 05 sehingga total aset be ada dalam selang 595, 805. ) Misalkan nilai toleransi p selalu berubah dan nilai toleransi p, p, q, q, dan q konstan, yaitu p = 05; p = 800r; r 0.05, ; p = ; q = q = ; q = , maka diperoleh grafik fungsi, aset be,, dan kecukupan sebagai berikut: nilai fungsi Gambar 4 terhadap p Gambar 5 Grafik perubahan nilai aset be terhadap p. p Grafik perubahan total aset be p

7 8 Grafik perubahan total nilai fungsi p p Gambar 6 Grafik perubahan total terhadap p. Gambar 8 terhadap p Gambar 7 terhadap p. (detail penghitungan dapat dilihat di Lampiran ). Dari Gambar 4, Gambar 5, Gambar 6, dan Gambar 7 dapat dilihat bahwa perubahan nilai p tidak memengaruhi nilai fungsi, total aset be, total, dan total kecukupan, maka dipilih nilai toleransi terkecil, yaitu p = 405 sehingga total ada dalam selang 6695, ) Misalkan nilai toleransi p selalu berubah dan nilai toleransi p, p, q, q, dan q konstan, yaitu p = 05; p = 405; p = 8r; r 0.05, ; q = q = ; q = , maka diperoleh grafik fungsi, aset be,, dan kecukupan sebagai berikut: p Gambar 9 Grafik perubahan nilai aset be terhadap p. Grafik perubahan nilai aset be Gambar 0 Grafik perubahan total terhadap p. p Grafik perubahan total p

8 p nilai fungsi q Gambar terhadap q. Gambar terhadap p. (detail penghitungan dapat dilihat di Lampiran ). Dari Gambar 8 dapat dilihat bahwa semakin besar nilai p, maka nilai fungsi semakin turun. Pada Gambar 9, Gambar 0, dan Gambar dapat dilihat bahwa pada saat nilai p 5.9, 5.4, total aset be sebesar 78.88, total sebesar 800 juta rupiah, dan total kecukupan sebesar 8. Pada saat nilai p [4., 47.], total aset be turun menjadi , total tetap, dan total kecukupan turun menjadi Pada saat p = 5., total aset be turun menjadi 77.68, sedangkan total dan total kecukupan berturut-turut naik menjadi 87.9 juta rupiah, dan.94. Oleh karena itu, dipilih nilai toleransi p = 5. sehingga total kecukupan ada dalam selang 64.9, ) Misalkan nilai toleransi q selalu berubah dan nilai toleransi p, p, p, q, dan q konstan, yaitu p = 05; p = 405; p = 5.; q = 5050r; r 0.05, ; q = ; q = , maka diperoleh grafik fungsi, aset be,, dan kecukupan sebagai berikut: Gambar Grafik perubahan nilai aset be terhadap q. Grafik perubahan total aset be q Grafik perubahan total q Gambar 4 Grafik perubahan total terhadap q.

9 Grafik perubahan total aset be q Gambar 5 terhadap q. (detail penghitungan dapat dilihat di Lampiran ). Dari Gambar dapat dilihat bahwa semakin besar nilai q, maka nilai fungsi semakin turun. Pada Gambar, Gambar 4, dan Gambar 5 dapat dilihat bahwa saat q = 505, total aset be,, dan kecukupan berturut-turut turun menjadi , 800 juta rupiah, dan 9.. Oleh karena itu, dipilih q = 505 sehingga kendala fuzzy pertama ada pada selang 55, ) Misalkan nilai toleransi q selalu berubah dan nilai toleransi p, p, p, q, dan q konstan, yaitu p = 05; p = 405; p = 5.; q = 505; q = 5050r; r 0.05, ; q = , maka diperoleh grafik fungsi, aset be,, dan kecukupan sebagai berikut: nilai fungsi q Gambar 6 terhadap q. Gambar 7 Grafik perubahan nilai aset be terhadap q. Gambar 8 Grafik perubahan total terhadap q. q Grafik perubahan total q q Gambar 9 terhadap q. (detail penghitungan dapat dilihat di Lampiran 4). Dari Gambar 6, Gambar 7, Gambar 8, dan Gambar 9 dapat dilihat bahwa perubahan nilai q tidak memengaruhi nilai fungsi

10 , total aset be, total, dan total kecukupan, maka dipilih nilai toleransi terkecil, yaitu q = 75.5 sehingga total kendala fuzzy pertama ada dalam selang 55, ) Misalkan nilai toleransi q selalu berubah dan nilai toleransi p, p, p, q, dan q konstan, yaitu p = 05; p = 405; p = 5.; q = 505; q = 75.5; q = 9750r; r 0.05,, maka diperoleh grafik fungsi, aset be,, dan kecukupan sebagai berikut: Grafik perubahan total q nilai fungsi q Gambar Grafik perubahan total terhadap q Gambar 0 terhadap q. Grafik perubahan total aset be Gambar Grafik perubahan nilai aset be terhadap q. q Gambar terhadap q. (detail penghitungan dapat diilihat di Lampiran 5). Dari Gambar 0 dapat dilihat bahwa semakin besar nilai q, maka nilai fungsi semakin mendekati nol. Pada Gambar, Gambar, dan Gambar menunjukkan bahwa saat nilai q [6987.5, 096.5] nilai aset be dan kecukupan turun, sedangkan total tetap, yaitu 800 juta rupiah. Oleh karena itu dipilih nilai toleransi q = sehingga kendala fuzzy kedua ada dalam selang , Dari keenam tahapan tersebut diperoleh nilai toleransi p = 05, p = 405, p = 5., q = 505, q = 75.5, dan q = sehingga diperoleh solusi optimal (dalam juta rupiah) x = 6500, x = x = x 5 = x 6 = 75.5, x 4 = 084, x 7 = q

11 dengan nilai fungsi sebesar dan total aset be Z = , total Z = 800 juta rupiah, dan total kecukupan Z = 8.5 (detail penghitung dapat dilihat di Lampiran 6). Jadi, Bank AXN akan memperoleh sebesar 800 juta rupiah dengan total sebesar dan total kecukupan sebesar 8.5 jika menginvestasikan dana sebesar 6500 juta rupiah untuk kategori kas, sebesar 75.5 juta rupiah untuk masingmasing kategori investasi jangka pendek, surat berharga pemerintah jangka waktu sampai 5 tahun, pinjaman angsuran, dan kredit tunai, sebesar 084 juta rupiah untuk kategori investasi surat berharga pemerintah jangka waktu 5 sampai 0 tahun, dan sebesar juta rupiah untuk kategori investasi pinjaman komersial. V SIMPULAN DAN SARAN 5. Simpulan Dalam kasus pengalokasian dana bank pada contoh kasus Bank AXN, metode goal programming tidak dapat digunakan karena dengan menggunakan metode goal programming tidak semua tujuan berhasil dicapai, sedangkan dengan menggunakan metode fuzzy goal programming dapat diperoleh solusi optimal yang disesuaikan dengan keinginan pembuat keputusan, yaitu dengan menentukan secara subjektif level aspirasi dan nilai toleransi untuk setiap tujuan yang ingin dicapai. Penetapan level aspirasi untuk setiap tujuan disesuaikan dengan nilai fungsi yang diperoleh dari solusi optimal dengan menggunakan metode preemptive goal programming. 5. Saran Pada karya ilmiah ini data yang digunakan adalah data hipotetik. Saran untuk penulisan dan penelitian selanjutnya adalah dengan menggunkan data pengalokasian dana bank yang sebenarnya. DAFTAR PUSTAKA [BI] Bank Indonesia. 00. Kamus Istilah Perbankan. [terhubung berkala]. [4 Jan 0]. Chak CK, Feng G, Palaniswani M Implementation of Fuzzy System. Di dalam: Leondes Cornelius T. Fuzzy Logic and Expert Systems Applications. Volume of Neural Network Systems Techniques and Applications. London: Academic Press. Dendawijaya L Manajemen Perbankan. Bogor: Ghalia Indonesia. Gupta M, Bhattacharya D. 00a. Multi objective problem in fuzzy environment where resources are triangular fuzzy number. European Journal of Scientific Research 46: Gupta M, Bhattacharya D. 00b. Goal programming and fuzzy goal programming techniques in the bank investment plans under the scenario of maximizing and minimizing risk factor: A case study. Advances in Fuzzy Mathematics 5():-9. Krugman PR, Obstfeld M Ekonomi Internasional: Teori dan Kebijakan. Ed ke-. Penerjemah: Munandar H, Basri FH. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Terjemahan dari: International Economic: Theory and Policy. nd ed. Siamat D. 99. Manajemen Bank Umum. Jakarta: Inter Media. Sihombing J. 99. Pengantar Funds Manajemen untuk Perbankan. Jakarta: Institut Bankir Indonesia. Sinungan M. 99. Manajemen Dana Bank. Jakarta: Rineka Cipta. Winston WL Operations Research Applications and Algorithms. 4 t ed. New York: Duxbury. Zimmermann. 99. Fuzzy Set Theory and Its Applications. t ed. Massachusetts: Kluwer Academic Publisher.

vii PENGOPTIMUMAN RISIKO DAN PROFIT DALAM PERENCANAAN INVESTASI BANK DENGAN METODE GOAL PROGRAMMING DAN FUZZY GOAL PROGRAMMING NURUL KHOTIMAH

vii PENGOPTIMUMAN RISIKO DAN PROFIT DALAM PERENCANAAN INVESTASI BANK DENGAN METODE GOAL PROGRAMMING DAN FUZZY GOAL PROGRAMMING NURUL KHOTIMAH vii PENGOPTIMUMAN RISIKO DAN PROFIT DALAM PERENCANAAN INVESTASI BANK DENGAN METODE GOAL PROGRAMMING DAN FUZZY GOAL PROGRAMMING NURUL KHOTIMAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PENERAPAN FUZZY GOAL PROGRAMMING DALAM PENENTUAN INVESTASI BANK

PENERAPAN FUZZY GOAL PROGRAMMING DALAM PENENTUAN INVESTASI BANK PENERAPAN FUZZY GOAL PROGRAMMING DALAM PENENTUAN INVESTASI BANK Nurul Khotimah *), Farida Hanum, Toni Bahtiar Departemen Matematia FMIPA, Institut Pertanian Bogor Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan atau laba yang optimal. Laba merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan atau laba yang optimal. Laba merupakan faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada umumnya suatu bank didirikan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba yang optimal. Laba merupakan faktor penunjang kelangsungan hidup bank,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab V ini, berdasarkan hasil penelitian terhadap analisis sumber dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab V ini, berdasarkan hasil penelitian terhadap analisis sumber dan Bab V Kesimpulan dan Saran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada Bab V ini, berdasarkan hasil penelitian terhadap analisis sumber dan penggunaan modal kerja serta rasio likuiditas dan pembahasan-pembahasan yang

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN IV-2004 Permintaan dan persetujuan pemberian kredit baru pada triwulan IV- 2004 secara indikatif memperlihatkan peningkatan Peningkatan tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING 3.1 DESKRIPSI UMUM LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING

BAB 3 LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING 3.1 DESKRIPSI UMUM LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING BAB 3 LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING 3.1 DESKRIPSI UMUM LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING Lexicographic goal programming adalah salah satu jenis dari goal programming. Model ini adalah model paling umum digunakan

Lebih terperinci

OPTIMASI PROGRAM LINIER PECAHAN DENGAN FUNGSI TUJUAN BERKOEFISIEN INTERVAL

OPTIMASI PROGRAM LINIER PECAHAN DENGAN FUNGSI TUJUAN BERKOEFISIEN INTERVAL Saintia Matematika Vol. XX, No. XX (XXXX), pp. 17 24. OPTIMASI PROGRAM LINIER PECAHAN DENGAN FUNGSI TUJUAN BERKOEFISIEN INTERVAL M Khahfi Zuhanda, Syawaluddin, Esther S M Nababan Abstrak. Beberapa tahun

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN III-2004 Permintaan Kredit dan persetujuan pemberian kredit baru pada triwulan III-2004 secara indikatif memperlihatkan peningkatan Peningkatan

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN TRIWULAN I-2005 Permintaan kredit dan persetujuan pemberian kredit baru pada triwulan I-2005 secara indikatif memperlihatkan peningkatan, namun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang masih labil sering menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian Indonesia yang masih labil sering menjadikan Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekonomian Indonesia yang masih labil sering menjadikan dunia usaha, khususnya industri dan manufaktur, berada dalam kondisi penuh ketidakpastian

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN II-2004 Permintaan (termasuk permintaan kredit baru & permintaan tambahan atas fasilitas kredit yang sudah ada) dan persetujuan pemberian kredit

Lebih terperinci

Asset Liabilities Management (ALMA) Muniya Alteza

Asset Liabilities Management (ALMA) Muniya Alteza Asset Liabilities Management (ALMA) Muniya Alteza Manajemen Likuiditas Pengertian likuiditas: Kemampuan manajemen bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi semua kewajibannya pada saat ditagih

Lebih terperinci

Matematika Bisnis (Linear Programming-Metode Grafik Minimisasi) Dosen Febriyanto, SE, MM.

Matematika Bisnis (Linear Programming-Metode Grafik Minimisasi) Dosen Febriyanto, SE, MM. (Linear Programming-Metode Grafik Minimisasi) Dosen Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com - Linear Programming Linear programing (LP) adalah salah satu metode matematis yang digunakan untuk

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER Dian Wirdasari Abstrak Metode simpleks merupakan salah satu teknik penyelesaian dalam program linier yang digunakan sebagai teknik pengambilan keputusan dalam permasalahan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING Abstrak Oleh : Sintha Yuli Puspandari 1206 100 054 Dosen Pembimbing : Drs. Sulistiyo, M.T Jurusan Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

OPTIMASI BIAYA PENGANGKUTAN MENGGUNAKAN PROGRAM LINEAR MULTIOBJEKTIF FUZZY (Studi Kasus pada PT. Sentosa Mulia Bahagia)

OPTIMASI BIAYA PENGANGKUTAN MENGGUNAKAN PROGRAM LINEAR MULTIOBJEKTIF FUZZY (Studi Kasus pada PT. Sentosa Mulia Bahagia) OPTIMASI BIAYA PENGANGKUTAN MENGGUNAKAN PROGRAM LINEAR MULTIOBJEKTIF FUZZY (Studi Kasus pada PT. Sentosa Mulia Bahagia) OPTIMIZING THE TRANSPORTATION COST USING FUZZY MULTIOBJECTIVE LINEAR PROGRAMMING

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X KEBIJAKAN MONETER KTSP A. Kebijakan Moneter Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X KEBIJAKAN MONETER KTSP A. Kebijakan Moneter Tujuan Pembelajaran KTSP Kelas X ekonomi KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami instrumen kebijakan moneter. 2. Memahami kebijakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaaan harus mengadakan efisiensi di berbagai bidang, terutama. manajer keuangan untuk mencari sumber dana yang murah dan

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaaan harus mengadakan efisiensi di berbagai bidang, terutama. manajer keuangan untuk mencari sumber dana yang murah dan 0 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dimana persaingan perusahaaan tidak hanya berasal dari dalam negeri, tapi juga dari industry internasional. Oleh karena itu perusahaaan

Lebih terperinci

Global optimal solution found. Objective value: Infeasibilities: Total solver iterations: 1

Global optimal solution found. Objective value: Infeasibilities: Total solver iterations: 1 LAMPIRAN 24 Lampiran 1 Penyelesaian Contoh 1 dengan Preemptive Goal Programming (Prioritas Pertama) MODEL: 1]Min = 8*x1+11*x2+10*x3+12*x4; 2]x1+x2+x3+x4=300; 3]x1

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN PENDEKATAN POSSIBILITY FUZZY MULTI-OBJECTIVE PROGRAMMING

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN PENDEKATAN POSSIBILITY FUZZY MULTI-OBJECTIVE PROGRAMMING PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN PENDEKATAN POSSIBILITY FUZZY MULTI-OBJECTIVE PROGRAMMING Oleh : Heny Nurhidayanti 1206 100 059 Dosen Pembimbing : Drs. Sulistiyo, MT Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

PROGRAM LINEAR MULTI-OBJECTIVE DENGAN FIXED-WEIGHT METHOD

PROGRAM LINEAR MULTI-OBJECTIVE DENGAN FIXED-WEIGHT METHOD PROGRAM LINEAR MULTI-OBJECTIVE DENGAN FIXED-WEIGHT METHOD 1 Fhani Mulyani Zenis, 2 M. Yusuf Fajar, Drs.,M.Si., 3 Dr.Yani Ramdani, Dra.,M.Pd. 1 Jurusan Matematika, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup di dalamnya pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi sangat bergantung pada keberadaan sektor perbankan yang berfungsi

Lebih terperinci

KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I

KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I SURVEI PERBANKAN Triwulan I-007 Target pemberian kredit baru pada triwulan II-007 dan tahun 007 diperkirakan masih akan meningkat Hanya 4,0% responden yang menyatakan realisasi kredit baru dalam triwulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang menjalankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan yang menjalankan fungsi intermediasi. Keberadaan bank sangat penting dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Baik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk BAB II LANDASAN TEORI A. Pemrograman Linear Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk memecahkan persoalan optimasi (maksimum atau minimum) dengan menggunakan persamaan dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Abstraksi Prakata. Daft ar Tabel dan Gambar

DAFTAR ISI. Abstraksi Prakata. Daft ar Tabel dan Gambar Abstraksi ABSTRAKSI Asset dan Liability merupakan dua sisi gambaran keuangan suatu bank, dimana kedua-duanya menggambarkan pos-pos keuangan bank, baik yang berbentuk kekayaan atau harta milik bank, maupun

Lebih terperinci

PENGOPTIMUMAN MASALAH PENJADWALAN EMPAT HARI KERJA DALAM SEMINGGU SECARA SIKLIS BERBASIS DUAL ARIYANTO PAMUNGKAS

PENGOPTIMUMAN MASALAH PENJADWALAN EMPAT HARI KERJA DALAM SEMINGGU SECARA SIKLIS BERBASIS DUAL ARIYANTO PAMUNGKAS PENGOPTIMUMAN MASALAH PENJADWALAN EMPAT HARI KERJA DALAM SEMINGGU SECARA SIKLIS BERBASIS DUAL ARIYANTO PAMUNGKAS DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN Triwulan II-26 Permintaan dan persetujuan kredit baru pada triwulan II-26 meningkat dibandingkan triwulan I-26 dan diperkirakan masih akan berlanjut pada triwulan III-26 Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bank menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan

BAB I PENDAHULUAN. pengertian bank menurut UU Nomor 10 Tahun 1998 yaitu Bank adalah badan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga keuangan yang memiliki peranan penting dalam menunjang pertumbuhan perekonomian nasional. Hal ini sesuai dengan pengertian bank menurut

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sukarelawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang secara ikhlas karena panggilan nuraninya memberikan apa yang dimilikinya tanpa mengharapkan imbalan. Sukarelawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh George Dantzig pada tahun Linear Programming (LP) adalah perencanaan aktivitas-aktivitas untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dikemukakan oleh George Dantzig pada tahun Linear Programming (LP) adalah perencanaan aktivitas-aktivitas untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Linear adalah suatu alat yang digunakan untuk menyelesaikan masalah optimasi suatu model linear dengan keterbatasan-keterbatasan sumber daya yang tersedia.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Program Linear Program Linear adalah suatu cara yang digunakan untuk menyelesaikan masalah optimasi suatu model linear dengan berbagai kendala yang dihadapinya. Masalah program

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, A.Md., SE., MM.

ANDRI HELMI M, A.Md., SE., MM. ANDRI HELMI M, A.Md., SE., MM. 1. General Overview 2. Banking overview 3. Kebijakan dan Regulasi Perbankan 4. Organisasi dan struktur bank 5. Manajemen dana bank 6. Manajemen aktiva dan pasiva 7. Manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dirujuk dalam penelitian ini, diantaranya:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu yang dirujuk dalam penelitian ini, diantaranya: 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dirujuk dalam penelitian ini, diantaranya: 1) Bambang Sudiyatno dan Jati Suroso (2010), permasalahan yang diangkat pada penelitian

Lebih terperinci

MODEL OPTIMASI ALOKASI PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN PENDEKATAN INEXACT FUZZY LINEAR PROGRAMMING ( STUDI KASUS: PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MALANG )

MODEL OPTIMASI ALOKASI PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN PENDEKATAN INEXACT FUZZY LINEAR PROGRAMMING ( STUDI KASUS: PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MALANG ) MODEL OPTIMASI ALOKASI PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN PENDEKATAN INEXACT FUZZY LINEAR PROGRAMMING ( STUDI KASUS: PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA MALANG ) a Agus Rachmad Purnama a, Udisubakti Ciptomulyono b Mahasiswa

Lebih terperinci

EVALUASI KEMAJUAN STUDI MAHASISWA DENGAN PENDEKATAN BASIS DATA FUZZY

EVALUASI KEMAJUAN STUDI MAHASISWA DENGAN PENDEKATAN BASIS DATA FUZZY EVALUASI KEMAJUAN STUDI MAHASISWA DENGAN PENDEKATAN BASIS DATA FUZZY Hari Murti 1, Eko Nur Wahyudi 2 1,2 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank e-mail: 1 hmurti076@gmail.com,

Lebih terperinci

Oleh: VINAYANTI EKA RAHMAWATI ( )

Oleh: VINAYANTI EKA RAHMAWATI ( ) Pendekatan Goal Programming untuk Penentuan Rute Kendaraan pada Kegiatan Distribusi (A Goal Programming Approach to Vehicle Routing Problems of Distribution) Oleh: VINAYANTI EKA RAHMAWATI (1207 100 020)

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH TABUNGAN DAN DEPOSITO TERHADAP TINGKAT RENTABILITAS BANK (PERIODE )

ANALISIS PENGARUH TABUNGAN DAN DEPOSITO TERHADAP TINGKAT RENTABILITAS BANK (PERIODE ) ANALISIS PENGARUH TABUNGAN DAN DEPOSITO TERHADAP TINGKAT RENTABILITAS BANK (PERIODE 2006-2008) Hendianto Noviansyah, ST Jl. Krukut Raya, Coridia Residence No.28, Krukut, Limo, Depok 16512. hendianto4dbez@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS EVALUASI KINERJA PEJABAT STRUKTURAL DENGAN METODE LINEAR PROGRAMMING

ANALISIS EVALUASI KINERJA PEJABAT STRUKTURAL DENGAN METODE LINEAR PROGRAMMING ANALISIS EVALUASI KINERJA PEJABAT STRUKTURAL DENGAN METODE LINEAR PROGRAMMING Maria Adelvin Londa 1, Yudi Dwiandiyanta 2 Ernawati 3 1,2 Program Studi Magister Teknik Informatika, Program Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk

PENDAHULUAN. untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga perbankan memiliki suatu peranan yang sangat penting di dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU Negara RI No. 10 tahun 1998 tentang perbankan, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat umum. Di dalam rumah sakit, terdapat bagian-bagian pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat umum. Di dalam rumah sakit, terdapat bagian-bagian pelayanan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan sangat penting bagi semua penduduk di Indonesia. Pemerintah menyediakan rumah sakit sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan untuk masyarakat umum. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit kepada masyarakat, yang membutuhkan

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN Triwulan IV-5 Permintaan dan persetujuan kredit baru pada triwulan IV-5 menurun tajam, namun pada triwulan I-6 diperkirakan membaik Suku bunga dana dan kredit pada triwulan IV-5

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah penentuan rute bus karyawan mendapat perhatian dari para peneliti selama lebih kurang 30 tahun belakangan ini. Masalah optimisasi rute bus karyawan secara matematis

Lebih terperinci

Kartika Sari, SKom., MM Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

Kartika Sari, SKom., MM Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma ELASTISITAS KREDIT TERHADAP SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA Kartika Sari, SKom., MM Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma E-mail: kartika@staff.gunadarma.ac.id PENDULUAN Sejalan dengan perkembangan

Lebih terperinci

OPTIMASI (Pemrograman Non Linear)

OPTIMASI (Pemrograman Non Linear) OPTIMASI (Pemrograman Non Linear) 3 SKS PILIHAN Arrival Rince Putri, 013 1 Silabus I. Pendahuluan 1. Perkuliahan: Silabus, Referensi, Penilaian. Pengantar Optimasi 3. Riview Differential Calculus II. Dasar-Dasar

Lebih terperinci

GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/23/PBI/2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 6/21/PBI/2004 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dana kas besar ialah bagian dari persediaan uang tunai yang tidak langsung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dana kas besar ialah bagian dari persediaan uang tunai yang tidak langsung 28 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Dana Kas Besar Dana kas besar ialah bagian dari persediaan uang tunai yang tidak langsung dipakai dalam transaksi sehari-hari. Kas besar biasanya digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 METODE PENELITIAN 3.1.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah semua nilai baik hasil perhitungan mapun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, dari pada karakteristik

Lebih terperinci

II LANDASAN TEORI. suatu fungsi dalam variabel-variabel. adalah suatu fungsi linear jika dan hanya jika untuk himpunan konstanta,.

II LANDASAN TEORI. suatu fungsi dalam variabel-variabel. adalah suatu fungsi linear jika dan hanya jika untuk himpunan konstanta,. II LANDASAN TEORI Pada pembuatan model penjadwalan pertandingan sepak bola babak kualifikasi Piala Dunia FIFA 2014 Zona Amerika Selatan, diperlukan pemahaman beberapa teori yang digunakan di dalam penyelesaiannya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bi-level Mathematical Programming (BLMP) diidentifikasi sebagai pemrograman matematika yang memecahkan masalah perencanaan desentralisasi dengan dua pengambil keputusan

Lebih terperinci

OPTIMISASI PORTOFOLIO SAHAM PERBANKAN DENGAN PENDEKATAN LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING JENTINA ROTUA PANJAITAN

OPTIMISASI PORTOFOLIO SAHAM PERBANKAN DENGAN PENDEKATAN LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING JENTINA ROTUA PANJAITAN OPTIMISASI PORTOFOLIO SAHAM PERBANKAN DENGAN PENDEKATAN LEXICOGRAPHIC GOAL PROGRAMMING SKRIPSI JENTINA ROTUA PANJAITAN 100803049 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN I-2004 Permintaan serta pemberian persetujuan kredit baru secara indikatif memperlihatkan peningkatan meskipun sedikit melambat Kondisi tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan di Indonesia. Keberadaan sektor perbankan memiliki peranan cukup penting,

BAB I PENDAHULUAN. keuangan di Indonesia. Keberadaan sektor perbankan memiliki peranan cukup penting, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan lembaga keuangan yang memiliki peranan dalam sistem keuangan di Indonesia. Keberadaan sektor perbankan memiliki peranan cukup penting, dimana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Program linier (Linier Programming) Pemrograman linier merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu investasi, portofolio, return dan expected return, risiko dalam berinvestasi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu investasi, portofolio, return dan expected return, risiko dalam berinvestasi, BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas semua konsep yang mendasari penelitian ini yaitu investasi, portofolio, return dan expected return, risiko dalam berinvestasi, Compromise Programming,

Lebih terperinci

Optimasi Jumlah Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya Berdasarkan Jenis Pelanggan dengan Metode Fuzzy Goal Programming

Optimasi Jumlah Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya Berdasarkan Jenis Pelanggan dengan Metode Fuzzy Goal Programming JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Optimasi Jumlah Pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Surya Sembada Kota Surabaya Berdasarkan Jenis Pelanggan Metode Fuzzy Goal Programming Rofiqoh

Lebih terperinci

Manajemen Operasional

Manajemen Operasional Linear Programming (LP) Dosen Febriyanto, SE. MM. www.febriyanto79.wordpress.com Linear Programming Linear programing (LP) adalah salah satu metode matematis yang digunakan untuk membantu manajer dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK MUAMALAT INDONESIA DENGAN BANK SYARIAH MANDIRI

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK MUAMALAT INDONESIA DENGAN BANK SYARIAH MANDIRI ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK MUAMALAT INDONESIA DENGAN BANK SYARIAH MANDIRI Irman Firmansyah 1 ABCTRACT This study aimed to compare the financial performance of Islamic Banks between Bank

Lebih terperinci

Optimasi Multi-Objective pada Pemilihan Portofolio dengan Metode Nadir Compromise Programming

Optimasi Multi-Objective pada Pemilihan Portofolio dengan Metode Nadir Compromise Programming JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (13) 2337-35 (2301-928X Print) 1 Optimasi Multi-Objective pada Pemilihan Portofolio dengan Metode Nadir Compromise Programming Ema Rahmawati dan Subchan. Jurusan

Lebih terperinci

METODE SIMPLEKS FUZZY UNTUK PERMASALAHAN PEMROGRAMAN LINEAR DENGAN VARIABEL TRAPEZOIDAL FUZZY

METODE SIMPLEKS FUZZY UNTUK PERMASALAHAN PEMROGRAMAN LINEAR DENGAN VARIABEL TRAPEZOIDAL FUZZY Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 01 No. 1 (2012) hal 23 30. METODE SIMPLEKS FUZZY UNTUK PERMASALAHAN PEMROGRAMAN LINEAR DENGAN VARIABEL TRAPEZOIDAL FUZZY Anastasia Tri Afriani

Lebih terperinci

Aplikasi Fuzzy Goal Programming (Studi Kasus: UD. Sinar Sakti Manado) Application Of Fuzzy Goal Programming (Case Study: UD. Sinar Sakti Manado)

Aplikasi Fuzzy Goal Programming (Studi Kasus: UD. Sinar Sakti Manado) Application Of Fuzzy Goal Programming (Case Study: UD. Sinar Sakti Manado) Aplikasi Fuzzy Goal Programming (Studi Kasus: UD. Sinar Sakti Manado) Felliks F. Tampinongkol 1, Altien J. Rindengan 2, Luther A. Latumakulita 3 1 Program Studi Matematika, FMIPA, UNSRAT Manado, fftampinongkol09@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH COST OF FUND (COF) TERHADAP BASE LENDING RATE (BLR) PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), Tbk PERIODE

ANALISIS PENGARUH COST OF FUND (COF) TERHADAP BASE LENDING RATE (BLR) PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), Tbk PERIODE ANALISIS PENGARUH COST OF FUND (COF) TERHADAP BASE LENDING RATE (BLR) PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), Tbk PERIODE 2002-2008 S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin maju yaitu sebagai wahana yang dapat menghimpun dan

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin maju yaitu sebagai wahana yang dapat menghimpun dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan mempunyai peran strategis dalam pembangunan ekonomi yang semakin maju yaitu sebagai wahana yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat (Murti dan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat (Murti dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu unit kegiatan produksi yang mengolah sumbersumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat (Murti dan Soeprihanto, 2003). Sartono

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. satunya adalah penyaluran kredit guna untuk meningkatkan taraf hidup rakyat

I. PENDAHULUAN. satunya adalah penyaluran kredit guna untuk meningkatkan taraf hidup rakyat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah suatu lembaga keuangan yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk salah satunya adalah penyaluran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang masih memiliki tingkat kesejahteraan penduduk yang relatif rendah. Oleh karena itu kebutuhan akan pembangunan nasional sangatlah diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memasuki dekade 1980-an sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. memasuki dekade 1980-an sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan perekonomian global yang semakin cepat terutama sejak memasuki dekade 1980-an sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia, khususnya industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Loan to Deposit Ratio (LDR) 2.1.1 Pengertian Loan to Deposit Ratio (LDR) Pengertian Loan to Deposit Ratio menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/7/PBI/2013 Tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program linier merupakan metode matematika dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan, seperti memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan transportasi merupakan permasalahan yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Transportasi merupakan bentuk khusus dari program linear yang digunakan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/16/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/16/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/16/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. Bank merupakan sebuah lembaga keuangan (financial institution) yang

Bab I. Pendahuluan. Bank merupakan sebuah lembaga keuangan (financial institution) yang Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bank merupakan sebuah lembaga keuangan (financial institution) yang menjadi perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit)

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN LINIER. Metode Simpleks

PEMROGRAMAN LINIER. Metode Simpleks PEMROGRAMAN LINIER Metode Simpleks Metode Simpleks Metode simpleks digunakan untuk memecahkan permasalahan PL dengan dua atau lebih variabel keputusan. Prosedur Metode Simpleks: Kasus Maksimisasi a. Formulasi

Lebih terperinci

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Likuiditas

STIE DEWANTARA Pengelolaan Risiko Likuiditas Pengelolaan Risiko Likuiditas Manajemen Risiko, Sesi 8 Latar Belakang Definisi risiko likuiditas: Risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus

Lebih terperinci

PERENCANAAN DIET DIABETES NEFROPATI DENGAN PROGRAM GOL ABSTRACT

PERENCANAAN DIET DIABETES NEFROPATI DENGAN PROGRAM GOL ABSTRACT PERENCANAAN DIET DIABETES NEFROPATI DENGAN PROGRAM GOL Nurul Muyasiroh 1, Endang Lily 2, M. D. H. Gamal 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Matematika 2 Dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

penting. Menurut UU Perbankan No.10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan

penting. Menurut UU Perbankan No.10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Bank Dalam perekonomian suatu negara, bank memiliki peranan yang sangat penting. Menurut UU Perbankan No.10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha

Lebih terperinci

APLIKASI PROGRAM INTEGER PADA PERUMAHAN BUMI SERGAI DI SEI RAMPAH

APLIKASI PROGRAM INTEGER PADA PERUMAHAN BUMI SERGAI DI SEI RAMPAH Saintia Matematika Vol. 2, No. 1 (2014), pp. 13 21. APLIKASI PROGRAM INTEGER PADA PERUMAHAN BUMI SERGAI DI SEI RAMPAH ERLINA, ELLY ROSMAINI, HENRY RANI SITEPU Abstrak. Kebutuhan akan rumah merupakan salah

Lebih terperinci

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING

OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING OPTIMALISASI JADWAL KUNJUNGAN EKSEKUTIF PEMASARAN DENGAN GOAL PROGRAMMING Oleh : Sintha Yuli Puspandari 1206 100 054 Dosen Pembimbing : Drs. Sulistiyo, M. T Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS DENGAN METODE CASH RATIO DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO PADA PD BPR BANK TEGAL GOTONG ROYONG (TGR)

ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS DENGAN METODE CASH RATIO DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO PADA PD BPR BANK TEGAL GOTONG ROYONG (TGR) ANALISIS TINGKAT LIKUIDITAS DENGAN METODE CASH RATIO DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO PADA PD BPR BANK TEGAL GOTONG ROYONG (TGR) Nur Anissa Kharismawati 1, Yeni Priatna Sari 2, Mulyadi 3 1,2,3 Program Studi DIII

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN IV I II III IV I II III IV

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN IV I II III IV I II III IV SURVEI PERBANKAN Triwulan IV-2006 Target pemberian kredit baru pada triwulan I-2007 dan tahun 2007 diperkirakan meningkat Hanya sekitar 37,5% responden yang realisasi kredit barunya di bawah target yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, PR, Dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ibnu Fariz ini berjudul Pengaruh LDR,NPL, APB, IRR,PDN, BOPO, PR, Dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada dua penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh: 1. Ibnu Fariz (2012) Penelitian terdahulu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini kehidupan perekonomian dunia tidak dapat dipisahkan dari dunia perbankan. Dikaitkan dengan masalah pendanaan, hampir semua segi aktivitas perekonomian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia UIN Maulana. Malik Ibrahim Malang Jalan Gajayana No.50 Malang.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia UIN Maulana. Malik Ibrahim Malang Jalan Gajayana No.50 Malang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Jalan Gajayana No.50 Malang. 3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Lebih terperinci

POIN ISI SURAT EDARAAN USULAN PERBARINDO. Matriks Rancangan Surat Edaran OJK Tentang Rencana Bisnis BPR dan BPRS

POIN ISI SURAT EDARAAN USULAN PERBARINDO. Matriks Rancangan Surat Edaran OJK Tentang Rencana Bisnis BPR dan BPRS Final Matriks Rancangan Surat Edaran OJK Tentang Rencana Bisnis BPR dan BPRS POIN ISI SURAT EDARAAN USULAN PERBARINDO I. KETENTUAN UMUM 1 Dalam rangka mencapai tujuan usaha yang berpedoman kepada visi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di bidang keuangan, moneter, termasuk dalam bidang perbankan. Selain itu, berdirinya

BAB I PENDAHULUAN. di bidang keuangan, moneter, termasuk dalam bidang perbankan. Selain itu, berdirinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdirinya Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) dilatarbelakangi oleh kondisi ekonomi Indonesia yang tengah mengalami restrukturisasi ekonomi. Restrukturisasi

Lebih terperinci

GUBERNUR BANK INDONESIA,

GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/21/PBI/2004 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

Lebih terperinci

MASALAH GROUND-HOLDING DENGAN DUA TERMINAL DALAM PENGENDALIAN LALU LINTAS UDARA

MASALAH GROUND-HOLDING DENGAN DUA TERMINAL DALAM PENGENDALIAN LALU LINTAS UDARA MASALAH GROUND-HOLDING DENGAN DUA TERMINAL DALAM PENGENDALIAN LALU LINTAS UDARA W. PRASETYO 1, F. HANUM 2, P. T. SUPRIYO 2 Abstrak Setiap maskapai penerbangan memiliki strategi untuk meminimumkan biaya

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.272, 2012 PERBANKAN. BI. Syariah. Jangka Pendek. Pendanaan. Fasilitas. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5376) PERATURAN

Lebih terperinci

PENGOPTIMUMAN BERBASIS DUAL MASALAH PENJADWALAN TIGA HARI KERJA DALAM SEMINGGU SECARA SIKLIS NUR HADI

PENGOPTIMUMAN BERBASIS DUAL MASALAH PENJADWALAN TIGA HARI KERJA DALAM SEMINGGU SECARA SIKLIS NUR HADI PENGOPTIMUMAN BERBASIS DUAL MASALAH PENJADWALAN TIGA HARI KERJA DALAM SEMINGGU SECARA SIKLIS NUR HADI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PENJADWALAN DISTRIBUSI BARANG MENGGUNAKAN MIXED INTEGER PROGRAMMING LAISANOPACI

PENJADWALAN DISTRIBUSI BARANG MENGGUNAKAN MIXED INTEGER PROGRAMMING LAISANOPACI PENJADWALAN DISTRIBUSI BARANG MENGGUNAKAN MIXED INTEGER PROGRAMMING LAISANOPACI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan keuangan yang saling berkaitan yaitu keputusan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. keputusan keuangan yang saling berkaitan yaitu keputusan investasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan dalam mengelola keuangannya dihadapkan pada tiga keputusan keuangan yang saling berkaitan yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Riset Operasi Masalah pengoptimalan timbul sejak adanya usaha untuk menggunakan pendekatan ilmiah dalam memecahkan masalah manajemen suatu organisasi. Sebenarnya kegiatan yang

Lebih terperinci

MASALAH TRANSPORTASI FUZZY BILANGAN TRAPEZOIDAL DENGAN METODE ZERO POINT

MASALAH TRANSPORTASI FUZZY BILANGAN TRAPEZOIDAL DENGAN METODE ZERO POINT MASALAH TRANSPORTASI FUZZY BILANGAN TRAPEZOIDAL DENGAN METODE ZERO POINT Endang Listyanti Pratiwi 1, Bambang Irawanto, S.Si, M.Si 2, Drs. Bayu Surarso, M.Sc, Ph.D 3 Program Studi Matematika FSM Universitas

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin tingginya mobilitas penduduk di suatu negara terutama di kota besar tentulah memiliki banyak permasalahan, mulai dari kemacetan yang tak terselesaikan hingga moda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah pertama kali didirikan pada tahun 1992 adalah Bank. Amanah Rabbaniah. Walaupun perkembangannya agak terlambat bila

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah pertama kali didirikan pada tahun 1992 adalah Bank. Amanah Rabbaniah. Walaupun perkembangannya agak terlambat bila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Syariah pertama kali didirikan pada tahun 1992 adalah Bank Muamalat Indonesia. Sedangkan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah pertama kali didirikan pada tahun

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN II-2003 Permintaan maupun pemberian persetujuan kredit baru diindikasikan mengalami peningkatan Kondisi tersebut diprakirakan akan berlanjut

Lebih terperinci

Teori permainan mula-mula dikembangkan oleh ilmuan Prancis bernama Emile Borel, secara umum digunakan untuk menyelesaikan masalah yang

Teori permainan mula-mula dikembangkan oleh ilmuan Prancis bernama Emile Borel, secara umum digunakan untuk menyelesaikan masalah yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Strategi Pemasaran Strategi pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya. Strategi pemasaran berisi strategi spesifik untuk pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi dalam sebuah negara. Bank memegang peranan penting dalam menyeimbangkan

Lebih terperinci

PENJADWALAN PERAWAT RS CIPTO MANGUNKUSUMO LANTAI 4 ZONA A MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING IRMA FATMAWATI

PENJADWALAN PERAWAT RS CIPTO MANGUNKUSUMO LANTAI 4 ZONA A MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING IRMA FATMAWATI PENJADWALAN PERAWAT RS CIPTO MANGUNKUSUMO LANTAI 4 ZONA A MENGGUNAKAN METODE GOAL PROGRAMMING IRMA FATMAWATI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci