BAB I PENDAHULUAN. Akibatnya model matematika sistem dinamik mengandung derivative biasa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ASPEK STABILITAS DAN KONSISTENSI METODA DALAM PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA DENGAN MENGGUNAKAN METODA PREDIKTOR- KOREKTOR ORDE 4

PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL LINEAR HOMOGEN DENGAN KOEFISIEN KONSTAN MENGGUNAKAN METODE ADAMS BASHFORTH MOULTON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB IV PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL SECARA NUMERIK

MODIFIKASI METODE RUNGE-KUTTA ORDE-4 KUTTA BERDASARKAN RATA-RATA HARMONIK TUGAS AKHIR. Oleh : EKA PUTRI ARDIANTI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persamaan Diferensial Stokastik (PDS) telah memegang peranan yang

MODIFIKASI METODE RUNGE-KUTTA ORDE EMPAT KUNTZMANN BERDASARKAN RATA-RATA KONTRA HARMONIK TUGAS AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN. perumusan persamaan integral tidak memerlukan syarat awal dan syarat batas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL FUZZY ORDE SATU MENGGUNAKAN METODE ADAMS BASHFORTH MOULTON ORDE TIGA

PERBANDINGAN SOLUSI MODEL GERAK ROKET DENGAN METODE RUNGE-KUTTA DAN ADAM- BASHFORD

METODE ITERASI SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE ADAMS-BASHFORTH-MOULTON ORDE EMPAT UNTUK MENENTUKAN SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER HOMOGEN ORDE TIGA KOEFISIEN KONSTAN

MODIFIKASI METODE RUNGE-KUTTA ORDE EMPAT KUNTZMANN BERDASARKAN RATA-RATA GEOMETRI TUGAS AKHIR

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN MATA AJAR METODE NUMERIK. oleh. Tim Dosen Mata Kuliah Metode Numerik

Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Padan Kata...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu integral dapat diselesaikan dengan 2 cara, yaitu secara analitik dan

EFEKTIVITAS METODE ADAMS BASHFORTH-MOULTON ORDE DELAPAN TERHADAP METODE RUNGE-KUTTA ORDE ENAM PADA MODEL PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TESIS.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN TUGAS AKHIR. Topik Tugas Akhir : Kajian Matematika Murni

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI METODE ADAMS BASHFORTH-MOULTON (ABM) PADA MODEL PENYAKIT KANKER

Triyana Muliawati, S.Si., M.Si.

MODIFIKASI METODE RUNGE KUTTA ORDE EMPAT (KUTTA) BERDASARKAN RATA-RATA KONTRA HARMONIK TUGAS AKHIR. Oleh: SUPINAH

BAB I PENDAHULUAN. Sepeda motor adalah alat tranportasi yang memiliki beberapa kelebihan

Solusi Numerik Persamaan Gelombang Dua Dimensi Menggunakan Metode Alternating Direction Implicit

MOTIVASI. Secara umum permasalahan dalam sains dan teknologi digambarkan dalam persamaan matematika Solusi persamaan : 1. analitis 2.

Yogyakarta, Maret 2011 Penulis. Supardi, M.Si

1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ASPEK STABILITAS DAN KONSISTENSI METODA DALAM PENYELESAIAN NT'MERIK PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA DENGAN MENGGUNAKAN METODA PREDIKTOR- KOREKTOR ORDE 4

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

PENGARUH PERUBAHAN NILAI PARAMETER TERHADAP NILAI ERROR PADA METODE RUNGE-KUTTA ORDE 3

- Persoalan nilai perbatasan (PNP/PNB)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE MULTISTEP LINEAR IMPLISIT ORDER LIMA (MML) UNTUK MENYELESAIKAN MODEL PERSAMAAN PENYEBARAN BAKTERI LEPTOSPIRA SKRIPSI

BAB IV IMPLEMENTASI SKEMA RUNGE-KUTTA. Pada bab ini akan dibahas implementasi skema skema yang telah

TINJAUAN MATA KULIAH... Kegiatan Belajar 2: PD Variabel Terpisah dan PD Homogen Latihan Rangkuman Tes Formatif

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Persamaan Diferensial (Bronson dan Costa, 2007) terhadap satu atau lebih dari variabel-variabel bebas (independent

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kemajuan. Salah satunya adalah cabang ilmu matematika yang sampai saat ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tesis ini. Selain itu, literatur-literatur yang mendasari tesis ini akan diuraikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan

BAB II LANDASAN TEORI

Bab 4 Simulasi Kasus dan Penyelesaian Numerik

BAB I PENDAHULUAN. Karena penyelesaian partikular tidak diketahui, maka diadakan subtitusi: = = +

EFEKTIVITAS METODE RUNGE-KUTTA ORDE TUJUH TERHADAP METODE MULTISTEP ADAMS ORDE ENAM PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TB)

BANK SOAL METODE KOMPUTASI

Galat & Analisisnya. FTI-Universitas Yarsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBANDINGAN METODE RUNGE-KUTTA ORDE 4 DAN METODE ADAM-BASHFORT MOULTON DALAM PENYELESAIAN MODEL PERTUMBUHAN UANG YANG DIINVESTASIKAN.

BAB I PENDAHULUAN. Tahap-tahap memecahkan masalah dengan metode numeric : 1. Pemodelan 2. Penyederhanaan model 3.

MODUL PRAKTIKUM FISIKA KOMPUTASI. Disusun Oleh:

SEBUAH VARIASI BARU METODE NEWTON BERDASARKAN TRAPESIUM KOMPOSIT ABSTRACT

PENDAHULUAN METODE NUMERIK

Konsep Metode Numerik. Workshop Metode Numerik Ahmad Zainudin, S.ST

METODE CHEBYSHEV-HALLEY DENGAN KEKONVERGENAN ORDE DELAPAN UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Anisa Rizky Apriliana 1 ABSTRACT ABSTRAK

JAWABAN ANALITIK SEBAGAI VALIDASI JAWABAN NUMERIK PADA MATA KULIAH FISIKA KOMPUTASI ABSTRAK

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Dari contoh di atas fungsi yang tak diketahui dinyatakan dengan y dan dianggap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penyelesaian Masalah Syarat Batas dalam Persamaan Diferensial Biasa Orde Dua dengan Menggunakan Algoritma Shooting Neural Networks

BAB II LANDASAN TEORI

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Penerapan Metode Beda Hingga pada Model Matematika Aliran Banjir dari Persamaan Saint Venant

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab Landasan Teori ini akan dibahas mengenai definisi-definisi, dan

BAB I PENDAHULUAN. bantu dalam pengembangan ilmu lain. Matematika seolah-olah menjadi penjawab

Menentukan Solusi Numerik Model Dinamik Suhu dan Tekanan Udara di Atmosfer Dengan Metode Runge Kutta Orde Empat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Matematika Integratif ISSN Volume 12 No 1, April 2016, pp 35 42

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendahuluan Metode Numerik Secara Umum

Jl. Ir. M. Putuhena, Kampus Unpatti, Poka-Ambon 2 ABSTRAK

II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Persamaan Diferensial Definisi 1 [Sistem Persamaan Diferensial Linear (SPDL)]

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Analisa Matematik untuk Menentukan Kondisi Kestabilan Keseimbangan Pasar Berganda dengan Dua Produk Melalui Sistem Persamaan Diferensial Biasa Linear

PENYELESAIAN NUMERIK PERSAMAAN GELOMBANG AIR DANGKAL LINIER 1D MENGGUNAKAN METODE VOLUME HINGGA SKRIPSI OLEH LIA IZZATUN NIKMAH NIM.

METODE RUNGE-KUTTA DAN BLOK RASIONAL UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH NILAI AWAL

MODIFIKASI METODE JARRAT DENGAN VARIAN METODE NEWTON DAN RATA-RATA KONTRA HARMONIK TUGAS AKHIR. Oleh : KHARISMA JAKA ARFALD

Silabus dan Satuan Acara Perkuliahan

48. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Persamaan Air Dangkal Linier (Linier Shallow Water Equation)

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Persamaan Air Dangkal (SWE)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Transformasi Laplace Peninjauan kembali variabel kompleks dan fungsi kompleks Variabel kompleks Fungsi Kompleks

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 Konsep Dasar 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persamaan diferensial sebagai model matematika terbentuk karena


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengantar Metode Numerik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu Pengetahuan memberikan landasan teori bagi perkembangan teknologi, salah satunya adalah matematika. Cabang matematika modern yang mempunyai cakupan wilayah penelitian teoritik dan aplikasi paling luas adalah persamaan diferensial. Masalah persamaan diferensial, akan banyak dijumpai dalam setiap disiplin sains atau teknik, juga di bidang sosial atau ekonomi, karena semua bidang ini mempelajari sistem yang dinamik dalam dimensi ruang dan waktu. Akibatnya model matematika sistem dinamik mengandung derivative biasa ataupun parsial yang biasa disebut dengan istilah persamaan diferensial biasa atau persamaan diferensial parsial. Di zaman modern ini, masalah yang dihadapi makin kompleks, hingga solusi numerik semakin mempunyai peranan penting dalam penyelesaian model matematika. Penyelesaian numerik menjadi sebuah alternatif ketika persamaan tersebut mempunyai jawab analitis tetapi terlalu sulit dalam proses penyelesaiannya. Penyelesaian numerik menjadi pilihan tunggal ketika persamaan tersebut tidak mempunyai jawaban analitis. Salah satu metode numerik yang sering digunakan adalah metode Runge Kutta, karena metode Runge Kutta dapat mengatasi kelemahan yang

2 ditimbulkan oleh metode Taylor, seiring dengan waktu metode Runge Kutta ini, semakin mengalami perkembangan dan perbaikan hingga saat ini terbentuk metode multi step Runge Kutta berdasarkan rataan harmonik. Metode multi step Runge Kutta berdasarkan rataan harmonik merupakan kombinasi dari metode Runge Kutta klasik dengan rataan harmonik. Evan (1991) mengganti rataan aritmatik yang terdapat dalam metode Runge Kutta klasik dengan rataan geometrik, dan dia berhasil menemukan metode Runge Kutta orde -4 berdasarkan rataan geometri. Selanjutnya dengan mengganti rataan aritmatik dengan rataan harmonik Sanugi dan Evans (1994) berhasil menemukan metode Runge Kutta orde -4 berdasarkan rataan harmonik. Penelitian ini, dilanjutkan oleh O.Y.Ababneh (2009) dengan menggunakan rataan harmonik kemudian diubah kedalam bentuk multi step dan dia berhasil menemukan metode baru multi step Runge Kutta berdasarkan rataan harmonik. Sementara metode numerik yang baik harus memenuhi tiga sifat utama, yaitu konsisten, konvergen dan stabil. Sehingga sebelum digunakan dalam pencarian solusi numerik, suatu metode perlu dikaji aspek konsistensi, stabilitasi dan konvergensi metode tersebut. Selain itu, dalam analisis metode perlu pula dikaji perbandingan antara metode, dengan melihat kualitas dan keampuhan komputasinya. Shampine (1976) menyatakan ada empat hal yang harus ditinjau dalam menguji kualitas suatu metode untuk mendapatkan solusi numerik dari masalah nilai awal, yaitu keakuratan, kualitas taksiran galat, kestabilan dan keefisienan.

3 Oleh karena itu, judul dari tugas akhir ini adalah "Analisis Karakteristik Metode Multi Step Runge Kutta Berdasarkan Rataan Harmonik" 1.2 Rumusan Masalah Dalam tugas akhir ini, akan dilakukan penelitian karakteristik metode numerik yang baik. Metode numerik yang baik adalah metode numerik yang memenuhi sifat konsistensi, konvergensi dan kestabilan. Sehingga karakteristik yang akan diteliti adalah sifat konsistensi suatu metode, sifat konvergensi suatu metode, dan sifat stabilitas suatu metode. Objek yang digunakan adalah metode multi step Runge Kutta berdasarkan Rataan Harmonik yang di implementasikan pada persamaan differensial biasa non linear orde satu. Selain itu, perlu diperlihatkan cara suatu metode mengaproksimasi solusi persamaan diferensial biasa, dengan metode komparasi antara metode multi step Runge Kutta berdasarkan rataan harmonik dengan metode Runge Kutta orde tiga dan metode Adam Bashforth Moultion. Sehingga semua masalah tersebut terangkum dalam pertanyaan berikut ini: 1. Apakah metode multi step Runge Kutta berdasarkan rataan harmonik memenuhi karakteristik metode yang baik? 2. Jika dibandingkan dengan metode Runge Kutta orde tiga dan metode Adam Bashforth Moultion, apakah metode multi step Runge Kutta berdasarkan rataan harmonik akan jauh lebih baik?

4 1.3 Pembatasan Masalah Agar kajian ini menjadi lebih sistematis, maka penulis akan membatasi analisis karakteristik metode multi step Runge Kutta berdasarkan rataan harmonik ini kedalam beberapa masalah, yaitu : a. Konsistensi metode multi step Runge Kutta. b. Konvergensi metode multi step Runge Kutta. c. Kestabilan metode multi step Runge Kutta. d. Komparasi metode Runge Kutta orde tiga, Adam Basforth Moultion dengan metode multi step Runge Kutta berdasarkan rataan harmonik dalam mengaproksimasi solusi persamaan diferensial biasa non linear orde satu. 1.4 Maksud dan Tujuan Tujuan dari kajian analisis karakteristik metode multi step Runge Kutta berdasarkan rataan harmonik ini mencakup tujuan khusus dan tujuan umum, yaitu: A. Tujuan Khusus 1. Menunjukan bahwa metode multi step Runge Kutta berdasarkan rataan harmonik memenuhi kriteria metode yang baik. 2. Menunjukan bahwa metode multi step Runge Kutta berdasarkan rataan harmonik lebih baik dibandingkan dengan metode Runge Kutta orde tiga ataupun metode Adam Bashfort Moultion orde tiga. B. Tujuan Umum

5 1. Memberikan pemahaman yang kholistik mengenai metode multi step Runge Kutta berdasarkan rataan harmonik. 2. Memberikan wawasan keilmuan bagi para pembaca dan mahasiswa yang berminat untuk memperdalam matematika. 1.5 Sistematika Penulisan Adapun sistematika yang akan digunakan dalam tugas Akhir ini, adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini meliputi Latar Belakang, Rumusan Masalah, Pembatasan Masalah, Maksud dan Tujuan, Sistematika Penulisan tugas akhir yang akan dibuat. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini akan menguraikan dasar teori yang akan digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini, yang meliputi persamaan diferensial, masalah nilai awal, solusi persamaan diferensial, error pada komputasi numerik, metode Euler, metode Taylor untuk orde yang lebih tinggi, metode Runge Kutta, metode multi step, stabilitas metode numerik. BAB III ANALISIS KARAKTERISTIK METODE MULTI STEP RUNGE - KUTTA BERDASARKAN RATAAN HARMONIK Dalam bab ini akan diuraikan analisis konsistensi, stabilitas dan konvergensi metode Multi Step Runge - Kutta berdasarkan rataan harmonik. BAB IV IMPLEMENTASI DAN PERBANDINGAN METODE Dalam bab ini akan digambarkan mengenai aplikasi dan cara mengaproksimasi solusi numerik dari metode multi step Runge Kutta

6 berdasarkan rataan harmonik dengan melihat perbandingannya pada metode Runge Kutta orde tiga, dan metode Adam Bashfort Moultion orde tiga. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini, berisi kesimpulan dan saran yang diambil dari uraian uraian berdasarkan analisis pada tugas akhir ini.