BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pelaksanaan Tindakan Pada bagian ini pelaksanaan tindakan akan diuraikan dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Belajar IPA kelas IV Pada Prasiklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan 14 61% Tuntas 9 39% Tidak Tuntas Jumlah % Nilai Rata-rata 64 Nilai Tertinggi 86 Nilai Terendah 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk memperoleh gambaran proses pembelajaran IPA. Menurut guru kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan dilaksanakan di kelas IV SD Negeri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SDN 06 Koto Gadang Guguk Kabupaten Solok semester II tahun ajaran

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pacet Kecamatan Reban Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kalibeji terletak di RT 01 RW 02 Desa Kalibeji Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah. Peneliti memilih subjek penelitian SD Negeri Kalibeji karena di sekolah ini belum pernah diadakan penelitian yang sama untuk menyelesaikan atau pemecahan masalah dikelas. Waktu penelitian dilakukan pada awal semester II tahun pelajaran 2013/2014. Subyek penelitian adalah peserta didik kelas V yang berjumlah 22 peserta didik, terdiri dari 8 peserta didik laki-laki dan 14 peserta didik perempuan. 4.2. Deskripsi Kegiatan Pra Siklus Kondisi pra siklus sebelum pelaksanaan siklus I dan siklus II peneliti terlebih dahulu melakukan observasi pra siklus dengan tujuan untuk mengetahui permasalahan yang ada dikelas khususnya kelas V. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, peneliti mendapatkan data bahwa minat dan hasil belajar IPA peserta didik kelas V masih ada yang rendah. Berdasarkan observasi, pendidik dalam mengajarkan mata pelajaran IPA masih menggunakan metode ceramah yang hanya berpusat pada pendidik. Minat peserta didik dalam proses belajar mengajar masih rendah sehingga peserta didik sulit memahami materi yang diajarkan. Proses pembelajaran khususnya IPA kurang menarik bagi peserta didik sehingga hasil belajar kurang optimal. Berdasarkan kondisi inilah peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang berkolaboratif dengan pendidik kelas V. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar IPA melalui model Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan menemukan sendiri (Inkuiri). Data frekuensi minat belajar peserta didik pra siklus dapat dilihat pada tabel 4.1: 64

65 Tabel 4.1 Frekuensi Minat Belajar Peserta Didik Pra Siklus No Kategori Skor Frekuensi Persentase 1 Tinggi 80 ke atas 2 9 2 Sedang 60 79 11 50 3 Rendah 59 9 51 Jumlah 22 100 Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa frekuensi minat belajar terbanyak berada pada skor 60 79 yang berjumlah 11 peserta didik. Hal tersebut menunjukkan bahwa minat peserta didik pada pra siklus berada pada kategori sedang. Oleh karena itu, perlu dilakukan perubahan model pembelajaran yang dilakukan pada siklus I untuk meningkatkan kategori minat peserta didik dari kategori sedang menjadi kategori tinggi. Frekuensi minat peserta didik pada pra siklus dapat disajikan dalam gambar 4.1: 12 10 Frekuensi 8 6 4 2 0 59 Rendah 60-79 Sedang 80 ke atas Tinggi Kategori Gambar 4.1 Diagram Batang Frekuensi Minat Belajar Peserta Didik Pra Siklus

66 Ketuntasan hasil belajar peserta didik pra siklus dapat dilihat pada tabel 4.2: Tabel 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Pra Siklus Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentase 65 12 Tuntas 55 < 65 10 Tidak Tuntas 45 Jumlah 26 100 Keterangan : KKM IPA Kelas V = 65 Nilai tertinggi 80 Nilai terendah 43 Rata-rata 66,7 Berdasarkan tabel 4.2 ketuntasan hasil belajar peserta didik pra siklus hanya 12 peserta didik (55%) yang tuntas dan 10 peserta didik (45% ) yang tidak tuntas. Terlihat pula ada ketimpangan yang cukup besar antara nilai tertinggi 80 dengan nilai terendah 43. Secara lebih rinci ketuntasan hasil belajar peserta didik pada pra siklus dapat dilihat pada gambar 4.2: 45% 55% Tuntas Tidak Tuntas Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Pra Siklus Berdasarkan data minat dan hasil belajar peserta didik yang masih rendah pada mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri Kalibeji Semester II tahun pelajaran 2013/2014, peneliti melakukan PTK kolaboratif sesuai dengan

67 rancangan penelitian yang telah disusun. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan model Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan menemukan sendiri (Inkuiri). Siklus I dan siklus II pembelajaran dilakukan dengan pokok bahasan sifat-sifat cahaya. 4.3. Siklus I 4.3.1. Perencanaan Siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, setiap pertemuan dilakukan selama 2 jam pelajaran ( 2 x 35 menit). Adapaun persiapan yang dilakukan peneliti pada siklus I pertemuan I dan II adalah diskusi dengan pendidik kelas V mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu dilakukan. Setelah mendapatkan materi berupa sifat-sifat cahaya, peneliti merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan Model Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan menemukan sendiri (Inkuiri). Peneliti menyiapkan sumber dan media pembelajaran berupa lilin, kertas karton, cermin datar dan alat tulis. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis untuk peserta didik beserta kunci jawabannya. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati pendidik dan aktivitas peserta didik, serta lembar angket minat peserta didik dalam pembelajaran sifat-sifat cahaya dengan Model Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan menemukan sendiri (Inkuiri). 4.3.2. Pelaksanaan Pelaksanaan pada siklus I ini ada 2 pertemuan, pertemuan I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 29 Maret 2014. Pada pertemuan pertama ini peneliti melaksakan proses pembelajaran dengan menyesuaikan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dipersiapkan dengan Model Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan menemukan sendiri (Inkuiri). Materi yang dibahas pada pertemuan I yaitu mengidentifikasi sumber cahaya, mengidentifikasi sifat-sifat cahaya yang mengenai berbagai benda dan mengidentifikasi sifat cahaya dapat merambat lurus.

68 Pertemuan II dilaksnakan pada hari Selasa Tanggal 1 April 2014. Pada pertemuan II ini peneliti melaksakan proses pembelajaran juga dengan menyesuaikan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah dipersiapkan dengan Model Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan menemukan sendiri (Inkuiri). Materi yang dibahas pada pertemuan II yaitu mengidentifikasi sifat cahaya dapat dipantulkan dengan alat peraga cermin datar. Selain itu peneliti meminta salah satu pendidik SD Negeri Kalibeji untuk membantu peneliti dalam mengisi lembar obervasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti yang terdiri dari lembar observasi pendidik dan aktivitas peserta didik, serta peneliti menulis kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran siklus I pada setiap pertemuan I dan pertemuan II yang digunakan untuk refleksi, memperbaiki dan melanjutkan pembelajaran pada siklus II. Akhir siklus II peserta didik mengisi angket minat yang sudah disediakan peneliti. Adapun pelaksanaan yang dilakukan pada siklus I sebagai berikut: a. Pertemuan I 1) Kegiatan Awal Pendidik mengawali pertemuan pertama dengan memberikan salam dan doa. Pendidik mengondisikan kelas agar peserta didik siap mengikuti pelajaran, setelah itu pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi yang berupa lagu Matahari Bersinar. 2) Kegiatan Inti Peserta didik dibagi dalam 4 kelompok yang anggotanya 5-6 orang. Setiap kelompok menerima lembar kerja peserta didik (LKS) yang berupa permasalahan sifat cahaya merambat lurus. Peserta didik dalam kelompok menyimak atau membaca materi sifat cahaya merambat lurus yang diberikan oleh pendidik. Peserta didik saling menyampaikan persepsi tentang permasalahan yang diperoleh dalam kelompoknya masing-masing serta membuat hipotesis atas permasalahan yang diberikan pendidik dalam LKS. Peserta didik dalam kelompok melakukan percobaan sesuai langkah-langkah percobaan yang berada dalam LKS. Pendidik menjadi fasilitator dalam percobaan tersebut. Kelompok yang sudah melakukan percobaan itu

69 berdiskusi (pemecahan masalah) untuk mengutarakan hasil pengamatannya untuk disimpulkan dalam kelompok tersebut dan menuliskan kesimpulan tersebut dalam LKS. Peserta didik mempresentasikan hasil percobaan. Pendidik dan peserta didik membuat kesimpulan dari materi pelajaran sifat cahaya dapat merambat lurus. 3) Kegiatan Penutup Tanya jawab tentang materi yang belum di pahami. Peserta didik dan pendidik melakukan refleksi mengenai materi yang telah dipelajari. b. Pertemuan II 1) Kegiatan Awal Pendidik mengawali pertemuan kedua dengan memberikan salam dan doa. Pendidik mengingatkan kesiapan kesiapan peserta didik, setelah itu pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi yang berupa tanya jawab yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Siapa yang sebelum berangak ke sekolah bercermin terlebih dahulu? Apakah kalian melihat bayangan tubuhmu dicermin? Apakah kamu dapat melihat bayangan tubuhmu jika ruangan itu gelap? 2) Kegiatan Inti Peserta didik dibagi dalam 4 kelompok yang anggotanya 5-6 orang. Setiap kelompok menerima lembar kerja peserta didik (LKS) yang berupa permasalahan sifat cahaya dapat dipantulkan. Peserta didik dalam kelompok menyimak atau membaca materi sifat cahaya dapat dipantulkan yang diberikan oleh pendidik. Peserta didik saling menyampaikan persepsi tentang permasalahan yang diperoleh dalam kelompoknya masing-masing serta membuat hipotesis atas permasalahan yang diberikan pendidik dalam LKS. Peserta didik dalam kelompok melakukan percobaan sesui langkah-langkah percobaan yang berada dalam LKS. Pendidik menjadi fasilitator dalam percobaan tersebut. Kelompok yang sudah melakukan percobaan itu berdiskusi (pemecahan masalah) untuk mengutarakan hasil pengamatannya untuk disimpulkan dalam kelompok tersebut dan menuliskan kesimpulan

70 tersebut dalam LKS. Peserta didik mempresentasikan hasil percobaan. Pendidik dan peserta didik membuat kesimpulan dari materi pelajaran sifat cahaya dapat merambat lurus. 3) Kegiatan Penutup Pendidik pertanya jawab tentang materi yang belum di pahami, mengadakan evaluasi tentang materi yang telah di ajarkan dan peserta didik mengerjakan soal evaluasi dari pendidik. 4.3.3. Pengamatan Pada saat pembelajaran siklus I pertemuan I dan pertemuan II berlangsung, peneliti bersama salah satu pendidik SD Negeri Kalibeji mengamati jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran dengan cara mengisi lembar pengamatan yang telah disediakan. Dari hasil pengamatan tersebut dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Adapaun kekurangan dalam siklus I pada pertemuan I dan II diperbaiki pada siklus II. a. Pertemuan I Hasil pengamatan keterampilan pendidik siklus I pertemuan I pada umumnya pendidik menyampaikan materi sesuai dengan RPP, akan tetapi pendidik kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang diajukan, belum menjelaskan aturan dalam melakukan percobaan, belum membimbing peserta didik yang kesulitan dalam membuat kesimpulan kelompok, waktu pembelajaran belum sesuai dengan rencana, belum menggunakan bahasa indonesia yang benar dan tidak melibatkan peserta didik dalam melakukan refleksi. Berdasarkan hasil obeservasi keterampilan pendidik siklus I pertemuan I, diperoleh jumlah skor 19 yang tergolong dengan kategori baik. Hasil pengamatan keterampilan peserta didik siklus I pertemuan I beberapa peserta didik tidak mendengaran tujuan pembelajaran. Pada saat menyimak atau membaca materi ada peserta didik yang tidak melakukannya. Dalam diskusi kelompok masih ada peserta didik yang belum bekerja maksimal dalam

71 kelompoknya serta kurang berani dalam memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi. Dari hasil obeservasi pendidik dan peserta didik dapat diketahui apa yag menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Adapun kekurangan dalam pertemuan I akan diperbaiki pada pertemuan II. b. Pertemuan II Hasil pengamatan keterampilan pendidik sikus I pertemuan II sudah lebih baik dari pertemuan I, yang menjadi catatan adalah pendidk belum menjelaskan aturan dalam melakukan percobaan, belum membimbing peserta didik yang kesulitan membuat kesimpulan dalam kelompok dan belum melibatkan peserta didik dalam melakukan refleksi. Berdasarkan hasil obeservasi keterampilan pendidik siklus I pertemuan II diperoleh jumlah skor 20 yang tergolong dengan kategori baik. Hasil pengamatan ketrampilan pendidik dapat dilihat pada lampiran 15. Hasil pengamatan keterampilan pendidik siklus I pertemuan II yang menjadi catatan adalah dalam melakukan diskusi kelompok masih ada peserta didik yang tidak tertib. Kegiatan diskusi untuk menyimpulkan hasil dari percobaan hanya dilakukan beberapa peserta didik yang aktif. Ketika prsentasi memaparkan hasil diskusi, peserta didik kurang memberikan tanggapan terhadap hasil diskusi kelompok lain. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas peserta didik siklus I pertemuan II dengan jumlah skor 51 yang tergolong dengan kategori baik. Hasil pengamatan aktivitas peserta didik siklus I pertemuan II dapat dilhat pada lampiran 18 4.3.4. Hasil Tindakan Siklus I Hasil tindakan pada siklus I berupa hasil minat dan hasil belajar peserta didik. a. Hasil Minat Belajar Peserta Didik Pengukuran minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Hasil angket minat peserta didik siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3:

72 Tabel 4.3 Hasil Angket Minat Belajar Peserta Didik Siklus I No Kategori Skor Frekuensi Persentase 1 Tinggi 80 ke atas 8 36 2 Sedang 60 79 12 55 3 Rendah 59 2 9 Jumlah 22 100 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa frekuensi hasil angket minat peserta didik terbanyak berada pada skor 60 79 yang berjumlah 12 peserta didik (55%). Hal ini berarti tingkat minat belajar peserta didik siklus I berada pada kategori sedang. Frekuensi minat peserta didik pada siklus I dapat disajikan dalam gambar 4.3: 14 12 10 Frekuensi 8 6 4 2 0 59 Rendah 60-79 Sedang 80 ke atas Tinggi Kategori Gambar 4.3 Diagram Batang Frekuensi Minat Belajar Peserta Didik Siklus I b. Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I Pada Siklus I pertemuan I dan pertemuan II pendidik menerapkan Model Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan menemukan sendiri (Inkuiri) pada mata pelajaran IPA. Ketuntasan hasil belajar peserta didik siklus I dapat dilihat pada tabel 4.4 :

73 Tabel 4.4 Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentase 65 18 Tuntas 82 < 65 4 Tidak Tuntas 18 Jumlah 22 100 Nilai tertinggi 95 Nilai terendah 55 Rata-rata 74,4 Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui dari jumlah 22 peserta didik ada 18 peserta didik (82%) tuntas dan 4 peserta didik (18%) yang tidak tuntas. Pada siklus I nilai tertinggi 95, nilai terendah 55 dan rata-rata kelas 74,4. Secara lebih rinci ketuntasan hasil belajar peserta didik siklus I dapat dilihat pada gambar 4.4: 18% Tuntas 82% Tidak Tuntas Gambar 4.4 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I 4.3.5. Refleksi Refleksi pada siklus I difokuskan pada berbagai masalah yang muncul pada pelaksanaan tindakan. Adapun permasalahan yang ada dalam pembelajaran model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan menemukan sendiri (Inkuiri) adalah sebagai berikut :

74 1. Hasil observasi keterampilan pendidik secara garis besar sudah lebih baik dibandingkan sebelum diadakan tindakan. Dalam kegiatan pembelajaran pendidik sudah memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari, menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan inti pembelajaran dilakukan sesuai dengan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan menemukan sendiri (Inkuiri). Pada siklus I pertemuan pertama ketrampilan pendidik mendapatkan skor 19 yang tergolong dalam kategori baik, sedangkan pada pertemuan kedua pendidik mendapatkan skor 20 yang tergolong dalam kategori baik. 2. Hasil observasi peserta didik pada penelitian ini sudah lebih baik dibanding dengan sebelum tiadakan. Pembelajaran yang dilakukan pendidik dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan menemukan sendiri (Inkuiri) dirasa tepat karena aktivitas peserta didik dapat meningkat. Pada pertemuan pertama mendapatkan jumlah skor rata-rata 45 dengan katgori baik, sedangkan pada pertemuan kedua skor rata-rata sudah meningkat menjadi 51 dengan kategori baik. 3. Hasil angket minat peserta didik pada penelitian ini sudah meningkat lebih baik dibanding sebelum diadakan tindakan. Pada siklus I peserta didik yang tergolong dalam kategori tinggi sebanyak 8 peserta didik (36%), 12 peserta didik (55%) yang tergolong dalam kategori sedang, dan 2 peserta didik (9%) yang tergolong dalam categori rendah. 4. Hasil belajar sikus I menunjukan bahwa jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 18 peserta didik (82%) dan peserta didik yang tidak tuntas sebanyak 4 peserta didik (18%) dengan nilai berada di bawah KKM yaitu 65. Rata-rata nilai peserta didik pada siklus I adalah 73,4. 5. Pendidik dalam proses pembelajaran kurang maksimal dalam mengondisikan kelas, karena masih ada beberapa peserta didik yang tidak memperhatikan penjelasan pendidik dan ramai dikelas. 6. Pendidik kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.

75 7. Dalam kegiatan melakukan percobaan kelompok masih ada beberapa peserta didik yang tidak aktif dalam mengikuti diskusi kelompok, karena hanya beberapa peserta didik saja yang mengerjakan lembar diskusi peserta didik dan membaca materi yang dibagikan pendidik.. 8. Peserta didik masih belum terbiasa maju kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Karena ada beberapa peserta didik yang kurang percaya diri saat maju ke depan kelas. 9. Sebagian peserta didik tidak mendengarkan atau memperhatikan peserta didik yang maju kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok dan peserta didik kurang berani dalam memberikan tanggapan. Dari berbagai permasalahan yang muncul pada pelaksanaan tindakan siklus I maka perlu diadakan perbaikan untuk pelaksanaan tindakan di siklus berikutnya yaitu pada siklus II, maka hal-hal yang perlu diperbaiki dan diadakan revisi untuk tahap pelaksanaan siklus berikutnya antara lain: 1. Pendidik harus meningkatkan keterampilan pendidik dan lebih optimal dalam mengondisikan peserta didik baik pada awal maupun selama pembelajaran berlangsung agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2. Pendidik lebih memberikan dorongan atau motivasi agar peserta didik dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pendidik. 3. Pendidik membagi kelompok yang semula ± 6 peserta didik menjadi ±4 peserta didik, agar kerja kelompok menjadi efektif, peserta didik tidak ramai dan mempunyai tanggung jawab yang sama dalam menyelesaikan lembar diskusi peserta didik. 4. Pendidik memberikan lembar materi kepada semua peserta didik, yang semula setiap kelompok hanya mendapatkan 2 lembar materi. Hal tersebut bertujuan semua peserta didik menyimak atau membaca materi yang dibagikan pendidik. 5. Pendidik memberikan dorongan atau motivasi kepada peserta didik yang mempresentasikan hasil diskusi, agar peserta didik lebih percaya diri dalam mempresentasikan diskusi kelompok.

76 6. Pada saat peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok, pendidik mengajak seluruh peserta didik untuk memperhatikan peserta didik yang memprsentasikan hasil diskusi kelompok. 4.4. Siklus II 4.4.1. Perencanaan Siklus II dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, setiap pertemuan dilakukan selama 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Perencanaan pembelajaran siklus II ini sebagai penyempurnaan dari kekurangan yang terjadi pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus II masih sama seperti siklus II akan tetapi yang membedakan materi dan alat peraga yang digunakan dalam percobaan. Pada perencanaan siklus II peneliti menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses pembelajaran diantaranya: RPP dengan Model Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan menemukan sendiri (Inkuiri), lembar observasi untuk pendidik dan peserta didik, lembar angket minat, alat peraga (gelas bening, boltpoint, cakram warna dan gelembung air sabun,), lembar kerja peserta didik, dan soal evaluasi besera kunci jawabanya. 4.4.2. Pelaksanaan Pelaksanaan pada siklus II ini ada 2 pertemuan, pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 April 2014. Pada pertemuan pertama ini peneliti melaksakan proses pembelajaran dengan menyesuaikan RPP yang sudah dipersiapkan dengan Model Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan menemukan sendiri (Inkuiri). Pertemuan II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 19 April 2014. Pada pertemuan II ini peneliti juga menggunakan Model Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan menemukan sendiri (Inkuiri). Akan tetapi alat peraga yang digunakan pada pertemuan II adalah cakram warna, gelembung air sabun, Peneliti meminta salah satu pendidik SD Negeri Kalibeji menjadi observer untuk mengisi lembar obervasi yang telah dipersiapkan berupa lembar observasi ketrampilan pendidik, aktivitas peserta didik serta peserta didik mengisi angket minat. Peneliti menulis kekurangan dan kelebihan proses

77 pembelajaran siklus I pada setiap pertemuan yang digunakan untuk refleksi. Adapun pelaksanaan yang dilakukan pada siklus II sebagai berikut: a. Pertemuan I 1) Kagiatan Awal Pada pertemuan I siklus II ini, pendidik mengawali pertemuan pertama dengan memberikan salam dan doa, setalah peserta didik siap mengikuti pembelajaran pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi yang berupa pertanyaan: Pernahkah kalian minum menggunakan sedotan?, Apakah sedotan yang dilihat dari samping akan terlihat patah?. Mengapa? 2) Kegiatan Inti Peserta didik dibagi dalam 5 kelompok yang setiap anggotanya 4-5 orang agar diskusi lebih efektif. Pendidik lebih optimal dalam mengondisikan peserta didik pada saat berkelompok. Setiap kelompok menerima lembar kerja peserta didik (LKS) yang berupa permasalahan sifat cahaya dapat dibiaskan. Setiap peserta didik dalam kelompok menyimak atau membaca materi sifat cahaya dapat dibiaskan yang diberikan oleh pendidik. Peserta didik saling menyampaikan persepsi tentang permasalahan yang diperoleh dalam kelompoknya masing-masing setiap kelompok membuat hipotesis atas permasalahan yang diberikan pendidik dalam LKS dan pendidik memberikan dorongan atau motivasi agar peserta didik dapat membuat hipotesis bersama kelompoknya. Peserta didik dalam kelompok melakukan percobaan sesuai pada langkah-langkah percobaan yang berada di dalam LKS. Pendidik menjelaskan aturan dalam melakukan setiap percobaan serta mengajak seluruh peserta didik untuk aktif mengerjakan tugas bersama. Pendidik menjadi fasilitator dalam percobaan tersebut dan pendidik memberikan pengarahan bahwa setiap kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama dalam menyelesaikan lembar diskusi. Kelompok yang sudah melakukan percobaan itu berdiskusi (pemecahan masalah) untuk mengutarakan hasil pengamatannya untuk disimpulkan dalam kelompok tersebut dan menuliskan kesimpulan tersebut dalam LKS. Peserta didik mempresentasikan hasil

78 percobaan tentang materi sifat cahaya dapat dibiaskan dan peserta didik lainya memperhatikan Pendidik memberikan dorongan atau motivasi kepada peserta agar peserta didik lebih percaya diri dalam memprsentasikan hasil diskusi kelompok dan pendidik mengajak seluruh peserta didik untuk mendengarkan presentasi. Pendidik dan peserta didik membuat kesimpulan dari materi pelajaran sifat cahaya dapat dibiaskan dengan melibatkan peserta didik secara optimal 3) Kegiatan Penutup Pendidik pertanya jawab tentang materi yang belum di pahami dan diakhiri dengan kegiatan refleksi. b. Pertemuan II 1) Kegiatan Awal Pada pertemuan II siklus II ini, pendidik mengawali pertemuan pertama dengan memberikan salam dan doa, setalah peserta didik siap mengikuti pembelajaran pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi yang berupa lagu Pelangi-pelangi. 2) Kegiatan Inti Peserta didik dibagi dalam 5 kelompok yang setiap anggotanya 4-5 orang agar diskusi lebih efektif. Pendidik harus lebih optimal dalam mengondisikan peserta didik pada saat berkelompok. Setiap kelompok menerima lembar kerja peserta didik yang berupa permasalahan sifat cahaya dapat diuraikan. Setiap peserta didik dalam kelompok menyimak atau membaca materi yang diberikan pendidik. Peserta didik saling menyampaikan persepsi tentang permasalahan yang diperoleh dalam kelompoknya masing-masing Perwaklian kelompok maju kedepan kelas untuk memperagakan gelembung air yang sudah disediakan pendidik. Setiap kelompok membuat hipotesis atas permasalahan yang diberikan pendidik berdasarkan peragaan gelembung air dalam LKS yang sudah dibagikan Pendidik memberikan dorongan atau motivasi agar peserta didik dapat membuat hipotesis bersama kelompoknya. Peserta didik dalam kelompok

79 melakukan percobaan sesuai langkah-langkah percobaan yang berada di dalam LKS. Pendidik menjelaskan aturan dalam melakukan setiap percobaan dan pendidik mengajak seluruh peserta didik untuk mendengarkan. Pendidik menjadi fasilitator dalam percobaan tersebut dan pendidik memberikan pengarahan bahwa setiap kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama dalam menyelesaikan lembar diskusi. Kelompok yang sudah melakukan percobaan itu berdiskusi (pemecahan masalah) untuk mengutarakan hasil pengamatannya untuk disimpulkan dalam kelompok tersebut dan menuliskan kesimpulan tersebut dalam LKS. Peserta didik mempresentasikan hasil percobaan tentang materi sifat cahaya dapat diuraikan. Pendidik memberikan dorongan atau motivasi kepada peserta agar peserta didik lebih percaya diri dalam memprsentasikan hasil diskusi kelompok dan pendidik mengajak seluruh peserta didik untuk mendengarkan presentasi Pendidik dan peserta didik membuat kesimpulan umum dari pelajaran hari ini tentang materi sifat cahaya dapat diuraikan secara bersama. 3) Kegiatan Penutup Pendidik pertanya jawab tentang materi yang belum di pahami, mengadakan evaluasi dan peserta didik mengerjakan soal evaluasi dari pendidik. 4.4.3. Pengamatan Pada saat pembelajaran siklus II pertemuan I dan pertemuan II berlangsung, peneliti meminta bantuan observer pendidik kelas III untuk mengamati proses pembelajaran dari awal hingga akhir siklus. a. Pertemuan I Hasil pengamatan keterampilan pendidik siklus II pertemuan I menyampaikan materi sesuai dengan RPP. Penggunaan waktu pembelajaran masih kurang sesuai dengan yang direncanakan dalam RPP. Pendidik membimbing peserta didik membuat kesimpulan dalam kelompok. Pendidik melibatkan peserta didik dalam melakukan refleksi. Berdasarkan hasil obeservasi

80 keterampilan pendidik siklus II pertemuan I, diperoleh jumlah skor 24 yang tergolong dengan kategori sangat baik. Hasil pengamatan peserta didik siklus II pertemuan I saat mempresentasikan hasil diskusi peserta didik aktif memberikan tanggapan. Pada saat diskusi kelompok masih ada beberapa peserta didik yang belum bekarja maksimal dalam kelompoknya. Berdasarkan hasil pengamatan peserta didik siklus II pertemuan I dengan jumlah skor 59 yang tergolong dengan kategori baik. Dari hasil obeservasi pendidik dan peserta didik pada siklus II pertemuan I dapat diketahui apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan selama pembelajaran berlangsung. Adapun kekurangan dalam siklus II pertemuan I akan diperbaiki pada pertemuan II. b. Pertemuan II Hasil pengamatan keterampilan pendidik siklus II pertemuan II Proses pembelajaran sesuai dengan RPP dan sudah runtut. Pengaturan waktu dalam pembelajaran sudah sesuai rencana walaupun belaum maksimal. Pendidik melibatkan peserta didik dalam melakukan kesimpulan. Berdasarkan hasil obeservasi keterampilan pendidik siklus II pertemuan II, diperoleh jumlah skor 26 yang tergolong dengan kategori sangat baik. Hasil pengamatan ketrampilan pendidik siklus II pertemuan II dapat dilihat pada lampiran 16. Hasil pengamatan ketrampilan peserta didik siklus II pertemuan II pada saat diskusi kelompok hanya beberapa peserta didik yang belum bekerja maksimal dalam kelompok. Dalam pembentukan kelompok hanya beberapa peserta didik yang tidak tenang. Peserta didik mulai berani mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan, hal ini terlihat pada saat pembacaan hasil diskusi tidak dibimbing pendidik. Berdasarkan hasil pengamatan peserta didik siklus II pertemuan II dengan jumlah skor 65 yang tergolong dengan kategori sangat baik. Hasil pengamatan peserta didik siklus II pertemuan II dapat dilhat pada lampiran 19.

81 4.4.4. Hasil Tindakan Siklus II Hasil tindakan pada siklus ini berupa minat dan hasil belajar peserta didik. a. Hasil Minat Belajar Peserta Didik Pengukuran minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Hasil angket minat belajar peseta didik siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5 : Tabel 4.5 Hasil Angket Minat Belajar Peserta Didik Siklus II No Kategori Skor Frekuensi Persentase 1 Tinggi 80 ke atas 16 73 2 Sedang 60 79 6 27 3 Rendah 59 0 0 Jumlah 22 100 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa frekuensi hasil angket minat belajar peserta didik terbanyak berada pada skor 80 ke atas yang berjumlah 16 peserta didik (73%). Hal ini berarti tingkat minat belajar peserta didik siklus II berada pada kategori tinggi. Frekuensi minat belajar peserta didik pada siklus II dapat disajikan dalam gambar 4.5 : Frekuensi 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 59 Rendah 60-79 Sedang 80 ke atas Tinggi Kategori Gambar 4.5 Diagram Batang Frekuensi Minat Belajar Peserta Didik Siklus II

82 b. Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II Pada siklus II pertemuan I dan pertemuan II pendidik menerapkan Model Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan menemukan sendiri (Inkuiri) pada mata pelajaran IPA. Ketuntasan hasil belajar peserta didik siklus II dapat dilihat pada tabel 4.6 Tabel 4.6 Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II Nilai Frekuensi Ketuntasan Presentase 65 22 Tuntas 100 < 65 0 Tidak Tuntas 0 Jumlah 22 100 Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 65 Rata-rata 84,7 Berdasarkan tabel 4.6, dapat diketahui bahwa ada 22 peserta didik (100%) yang tuntas. Pada siklus II nilai tertinggi 100, nilai terendah 65 dan rata-rata kelas 84,7. Secara lebih rinci ketuntasan hasil belajar peserta didik siklus II dapat dilihat pada gambar 4.6: 100% Tuntas Tidak Tuntas Gambar 4.6 Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Siklus II

83 4.4.5. Refleksi Refleksi pada siklus II difokuskan pada berbagai masalah yang muncul pada pelaksanaan tindakan. Adapun refleksi pada siklus II adalah sebagai berikut : 1. Kegiatan pembelajaran siklus II pada kegiatan awal, inti dan akhir pembelajaran berlangsung sesuai dengan RPP, sehingga pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2. Hasil observasi keterampilan pendidik secara garis besar sudah lebih baik dibandingkan siklus I. Dalam kegiatan pembelajaran pendidik memberikan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan kegiatan inti pembelajaran dilakukan sesuai dengan langkah-langkah model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan menemukan sendiri (Inkuiri). Pada pertemuan pertama obervasi ketrampilan pendidik diperoleh jumlah skor rata-rata 24 yang tergolong dalam keteria sangat baik, sedangkan pada pertemuan kedua diperoleh jumlah skor rata-rata 26 yang tergolong dalam kategori sangat baik dan sudah sesuai dengan kategori yang telah ditentukan. 3. Pembelajaran yang dilakukan pendidik dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan menemukan sendiri (Inkuiri) dapat meningkatkan aktivitas peserta didik. Pada pertemuan I siklus II peserta didik mendapatkan jumlah skor rata-rata 59 dengan kategori sangat baik, sedangkan pada pertemuan II skor rata-rata sudah meningkat menjadi 65 dengan kategori sangat baik. 4. Hasil minat peserta didik pada penelitian ini sudah meningkat lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II peserta didik yang tergolong dalam kategori tinggi sebanyak 16 peserta didik (73%), dan 6 peserta didik (27%) tergolong dalam kategori sedang. 5. Hasil belajar rata-rata siklus II mengalami peningkatan di bandingkan dengan hasil belajar peserta didik siklus I. Pada penelitian siklus II menunjukan peningkatan ketuntasan klasikal yaitu 100%. Dengan rata-rata nilai peserta didik 84,7.

84 6. Pendidik dalam pengondisian kelas sudah baik karena dalam pembelajaran siklus II pendidik mendorong peserta didik dan memberikan motivasi agar peserta didik mendengarkan penjelasan pendidik. peserta didik terlihat tenang sehingga suasana belajar dan mengajar dikelas menjadi lebih kondusif. 7. Peserta didik tertib dalam melaksanakan diskusi kelompok, karena pendidik membagi kelompok yang semula 4 kelompok menjadi 5 kelompok. 8. Peserta didik menyimak atau membaca materi yang dibagikan karena pendidik memberikan lembar materi kepada semua peserta didik. 9. Peserta didik lebih percaya diri dalam mempresentasikan diskusi kelompok karena pendidik memberikan dorongan atau motivasi kepada peserta didik yang mempresentasikan hasil diskusi. 10. Dalam pembelajaran pendidik menggunakan bahasa Indonesia yang benar. Peningkatan minat dan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan menemukan sendiri (Inkuiri) telah mencapai target indikator keberhasilan yang di tetapkan, maka penelitian ini di hentikan. 4.5. Pembahasan Berdasarkan paparan hasil penelitian ini maka dapat diketahui peningkatan minat dan hasil belajar peserta didik melalui penerapan Model Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan menemukan sendiri (Inkuiri). Hal-hal yang dilihat peningkatannya yaitu: 4.5.1. Minat Belajar Peserta Didik Dalam proses pembelajaran terjadi antusias dan ketertarikan peserta didik yang cukup baik yang menunjukan adanya peningkatan minat belajar peserta didik dalam proses pembelajaran. Perbandingan minat peserta didik pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.7:

85 Tabel 4.7 Perbandingan Minat Belajar Peserta Didik Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II No Pra Siklus Siklus I Siklus II Kategori Skor Frek % Frek % Frek % 1 Tinggi 80 ke atas 2 9 8 36 16 73 2 Sedang 60 79 11 50 12 55 6 27 3 Rendah 59 9 41 2 9 0 0 Jumlah 22 100 22 100 22 100 Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa pada pra siklus frekuensi minat belajar peserta didik yang berada pada kategori tinggi dengan skor 80 ke atas ada 2 peserta didik (9%), siklus I ada 8 peserta didik (36%), sedangkan siklus II meningkat menjadi 16 peserta didik (73%). Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan Model Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan menemukan sendiri (Inkuiri) dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan minat peserta didik. Secara lebih rinci, rekapitulasi peningkatan minat belajar peserta didik pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar 4.7: 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Pra Siklus Siklus I Siklus II Skor 80 ke atas kategori tinggi Skor 60-79 kategori sedang Skor 59 Kategori rendah Gambar 4.7 Diagram Batang Peningkatan Minat Belajar Peserta Didik Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

86 Berdasarkan gambar 4.7 dapat diketahui bahwa minat belajar peserta didik dari pra siklus, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan. Pada pra siklus minat peserta didik yang berada pada kategori tinggi hanya 2 peserta didik (9%), siklus I meningkat menjadi 8 peserta didik (36%), sedangkan pada siklus II menjadi 16 peserta didik (73%). 4.5.2. Hasil Belajar Peserta Didik Hasil belajar peserta didik berdasarkan ulangan harian pra siklus, hasil belajar siklus I dan siklus II telah mengalami peningkatan. Perbandingan ketuntasan hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 4.8 : Tabel 4.8 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II No Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % 1 Tuntas 12 55 18 82 22 100 2 Tidak Tuntas 10 45 4 18 0 0 Jumlah 22 100 22 100 22 100 Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada pra siklus terdapat 12 peserta didik (55%) yang tuntas, sedangkan setelah tindakan siklus I ada 18 peserta didik (82%) yang tuntas, dan pada siklus II ada 22 peserta didik (100%) yang tuntas. Hal ini membuktikan bahwa penerapan Model Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan menemukan sendiri (Inkuiri) dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Secara lebih rinci, rekapitulasi ketuntasan hasil belajar pra siklus, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada gambar 4.8 :

87 Frekuensi 25 20 15 10 5 Tuntas Tidak tuntas 0 Pra siklus Siklus I Siklus II Pembelajaran Gambar 4.8 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Peserta Didik Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Berdasarkan hasil penelitian yang di perolah pada pra siklus, siklus I dan siklus II dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan Model Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan menemukan sendiri (Inkuiri) dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik. Hal ini disebabkan model Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan menemukan sendiri (Inkuiri) merupakan pembelajaran berbasis kontrutivisme. Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh peserta didik diharap bukan dari proses mengingat separangkat fakta-fakta, tetapi dari hasil penyelidikan sendiri (Nurhadi, 2002). Setelah menemukan atau memperoleh kerampilan maka peserta didik diharapkan dapat mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong peserta membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari (Suprijono 2013: 79-80). Model Contextual Teaching And Learning (CTL) dengan menemukan sendiri (Inkuiri) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar peserta didik pra siklus, siklus I, dan siklus II tampak terjadi peningkatan. Peningkatan hasil belajar IPA disebabkan peserta didik dalam proses pembelajaran dihadapkan pada suatu masalah untuk dicari jawaban atau kesimpulan, sehingga dalam pembelajaran peserta didik menjadi aktif. (Roestiyah,

88 2011: 75). Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh peserta didik diharap bukan dari proses mengingat separangkat fakta-fakta, tetapi dari hasil penyelidikan sendiri membuat peserta didik terampil berikir. Karena mereka mengalami keterlibatan secara mental maupun fisik, maka peserta didik dapat mengingat materi yang dipelajarinya dari hasil penyelidikannya sendiri. Hasil penelitian ini relevan dengan hasil penelitian yang dilakukan Ulfi Sindu Nugroho tahun 2012 dengan judul Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) dengan menemukan sendiri siswa Kelas IV SD Negeri Salatiga 12 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga pada Semester 2 Tahun Ajaran 2011/ 2012. Hasi peneitian ini tampak terjadi peningkatan hasil perbandingan antara pra siklus, siklus I, dan siklus II. Adapun ketuntasan belajar klasikal pada kondisi pra siklus 67,57 %, siklus I naik menjadi 78,38% dan pada siklus 2 naik menjadi 100%. Sedangkan skor minimal pada kondisi prasiklus sebesar 46, pada siklus I naik menjadi 75,33 dan pada siklus II tetap 90,17. Sedangkan skor maksimal pada kondisi prasiklus 96 dan siklus II sebesar 99,42 dan siklus II naik menjadi 99,75. Hasil penelitian lain yang relevan adalah penelitian yang dilakukan Armi Maulani Aries. 2013. Penggunaan Model Pembelajaran CTL Untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Regunung 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. Program Studi PGSD Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Berdasarkan data hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa jika dalam proses pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran CTL, maka dapat meningkatkan minat dan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Regunung 01 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang.