BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Frekuensi Persentase 1 Tuntas 7 33% 2 Tidak tuntas 14 67% Jumlah % Minimum 30 Maksimum 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

siswa kurang memahami materi yang disampaikan guru,

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran berlangsung 2 x 35 menit, selama 2 x pertemuan yang diikuti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Belajar IPA Kelas I Pra Siklus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Dalam penelitian penggunaan media Flip Chart untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jenis Pekerjaan Pada Siswa Kelas III A MI Darussalam Pagesangan-Surabaya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan dalam bahasa inggris disebut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan tes uji kompetensi matematika pada pokok bahasan pecahan ternyata hasilnya kurang memuaskan. Begitu juga dengan hasil belajar siswa ketika pra siklus sebelum diadakan proses pembelajaran model problem solving diperoleh hasil rata-rata 66,25. Hasil analisis pratindakan menunjukkan bahwa model pembelajaran selama ini umumnya masih menggunakan model pembelajaran tradisional sehingga proses belajar mengajar dirasa membosankan dan kurang efektif, teknik pembelajaran langsung pada evaluasi, siswa langsung diberi tugas sehingga tidak ada pembelajaran yang menyenangkan. Berdasarkan pengalaman guru, para siswa secara umum pasif dalam pembelajaran. Data yang diperoleh menurut hasil kondisi pre-tes yang dilakukan oleh guru, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 7 Hasil Tes Kondisi Awal No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Frekuensi Persentase (%) 1 Tuntas 29 72,5 2 Belum Tuntas 11 27,5 Jumlah 40 100 Nilai rata-rata 66,25 Nilai Tertinggi 90 Nilai Terendah 30 Berdasarkan tabel 7 diatas maka tampaklah bahwa terdapat 29 siswa (72,5%) yang tuntas dan 11 siswa (27,5%) yang belum tuntas. Nilai terendah yang dicapai siswa dalam pra siklus atau kondisi awal ini adalah 30 dan nilai tertingginya adalah 90 serta nilai reratanya adalah 66,25. Data tersebut dapat digambarkan dalam diagram berikut : 37

38 27.5% 72.5% Belum tuntas tuntas Diagram 4 Ketuntasan Belajar Hasil Tes Kondisi Awal 90 66,25 30 NILAI RERATA NILAI MINIMUM NILAI MAKSIMUM Diagram 5 Nilai Rerata, Nilai Minimum, Nilai Maksimum Kondisi Awal Berdasarkan data tersebut maka jika dibandingkan dengan indikator keberhasilan maka nilai rerata sebesar 66,25 < 68 dan batas ketuntasan sebesar 72,5% < 75% sehingga untuk meningkatkan hasil belajar matematika pada materi pecahan perlu dilakukan dan salah satu upaya peningkatannya adalah menerapkan model pembelajaran problem solving pada pembelajaran matematika di materi

39 cahan ini. Model ini dipilih karena sesuai dengan karakter siswa dan sesuai dengan materi pembelajaran. 4.1.2 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada penelitian terdiri dari 2 siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2. Setiap siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Dalam pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 4 langkah yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Mengenai langkah-langkah penelitian akan dibahas lebih lanjut pelaksanaannya secara rinci adalah sebagai berikut. 4.1.2.1 Pelaksanaan Siklus 1 Pelaksanaan siklus 1 terdiri dari 3 kali pertemuan yang dilaksanakan tanggal 25, 28 dan 29 April 2014. Sebelum pelaksanaan siklus 1, terdapat tahap perencanaan. Dimana tahap ini untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian. Selanjutnya adalah tindakan dan observasi. Terakhir adalah refleksi untuk perbaikan pada siklus 2. Untuk lebih jelasnya akan dibahas secara lebih rinci sebagai berikut. A. Perencanaan Tahap perencanaan ini merupakan tahap yang digunakan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam proses tindakan dan observasi. Pertama-tama adalah mempersiapkan materi yang akan diajarkan. Tentu saja tidak lepas berkolaborasi dengan guru kelas. Materi yang akan diajarkan tersebut berkaitan dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan digunakan oleh guru kelas pada siklus 1 ini. Siklus 1 dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Persiapan instrumen yang akan digunakan pada saat proses pembelajaran selama siklus 1 adalah RPP, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, penilaian dengan menggunakan skala sikap dan soal evaluasi untuk siklus 1. Hal yang tidak boleh terlewatkan adalah mempersiapkan observer yang akan mengamati selama proses pembelajaran berlangsung. Observer yang akan membantu penelitian adalah guru kelas 5.

40 B. Pelaksanaan Tindakan Tahap pelaksanaan pada siklus 1 terbagi menjadi 3 kali pertemuan dilaksanakan pada hari Jumat, 25 April 2014. Setiap pertemuan terbagi menjadi 3 kegiatan utama yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Adapun penjelasan proses pelaksanaan tiap pertemuan sebagai berikut: Pertemuan Pertama 1. Kegiatan Awal Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 25 April 2014. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut. Pada pertemuan pertama ini guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, terlebih dahulu guru melakukan apersepsi dengan memperlihatkan selembar kertas karton ukuran 30x30cm. Kemudian guru meminta salah satu siswa maju kedepan untuk membagi kertas menjadi 4 bagian yang sama dan menyatakan berapa bagian masing-masing. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkahlangkah pembelajaran yang akan dilakukan. 2. Kegiatan Inti Guru menggali pengetahuan siswa tentang pecahan, kemudian siswa menjelaskan tentang pecahan sesuai dengan yang siswa pahami. Pada kegiatan ini guru memberikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari yaitu dengan mengubah pecahan menjadi bentuk persen. Masalahnya adalah potongan harga atau diskon misalnya potongan 1 2 harga siswa akan mengubah bentuk pecahan tersebut ke dalam persen. Guru membagi siswa dalam kelompok, guru memberikan 5 soal yang berhubungan dengan pecahan dan persen, siswa kemudian mencari data dengan membaca buku-buku dan mendiskusikan masalah tersebut bersama kelompok, menetapkan jawaban dari masalah tersebut, lalu masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi didepan kelas. 3. Kegiatan Penutup Pada kegiatan penutup guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, guru memberikan pesan moral kepada siswa, memberikan umpan

41 balik terhadap proses hasil pembelajaran. Pemberian tugas rumah yaitu mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Pertemuan Kedua 1. Kegiatan Awal Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 28 April 2014. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut. Pada pertemuan kedua ini guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, terlebih dahulu guru mengingatkan siswa tentang materi yang sudah dipelajari pada pertemuan pertama yaitu mengubah pecahan menjadi persen. Kemudian guru menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan. 2. Kegiatan Inti Guru membagi siswa dalam 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang anak. Guru mengulang sedikit materi yang telah disampaikan pada pertemuan pertama yaitu mengubah pecahan biasa menjadi persen, tugas kelompok yang akan diselesaikan oleh siswa adalah mengubah persen menjadi pecahan desimal. Siswa kemudian mencari data dengan membaca buku-buku dan mendiskusikan masalah tersebut bersama kelompok, menetapkan jawaban dari masalah tersebut, lalu masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi didepan kelas. 3. Kegiatan Penutup Pada kegiatan penutup guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, guru memberikan pesan moral kepada siswa, memberikan umpan balik terhadap proses hasil pembelajaran. Pemberian tugas rumah yaitu mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Pertemuan Ketiga 1. Kegiatan Awal Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 29 April 2014. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut. Pada pertemuan ketiga ini guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, terlebih dahulu guru

42 mengingatkan siswa tentang materi yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya yaitu mengubah pecahan biasa menjadi persen dan sebaliknya dan mengubah pecahan biasa menjadi desimal dan sebaliknya. Kemudian guru menyampikan tujuan pembelajaran dan langkah-langakah pembelajaran yang akan dilakukan. 2. Kegiatan Inti Guru membagi siswa dalam 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang anak. Guru mengulang sedikit materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya yaitu mengubah pecahan biasa menjadi persen dan sebaliknya dan mengubah pecahan biasa menjadi desimal dan sebaliknya. Tugas kelompok yang akan diselesaikan oleh siswa adalah mengubah persen menjadi pecahan desimal. Siswa kemudian mencari data dengan membaca buku-buku dan mendiskusikan masalah tersebut bersama kelompok, menetapkan jawaban dari masalah tersebut, lalu masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusi didepan kelas. Setelah itu barulah masing-masing kelompok membuat kesimpulan, kemudian guru membagikan soal evaluasi yang akan dikerjakan oleh siswa. 3. Kegiatan Penutup Siswa yang sudah selesai mengerjakan soal evaluasi boleh mengumpulkan soal tersebut. Setelah siswa selesai mengerjakan soal, guru menutup kegiatan pembelajaran dan memberikan umpan balik terhadap proses hasil pembelajaran. C. Observasi Tahap observasi berguna untuk mengamati kegiatan atau aktivitas pembelajaran yang berlangsung. Bukan hanya aktivitas pembelajaran oleh guru saja yang diamati, tetapi aktivitas belajar siswa juga diamati oleh observer dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti. Pada tahap siklus 1 pertemuan 3 ini kegiatan pembelajaran sudah mulai berjalan dengan baik, hal ini dapat dibuktikan pada saat siswa menemukan cara untuk menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi yaitu mengubah persen menjadi pecahan desimal. Hal ini menunjukkan peningkatan dibandingkan pada pertemuan kedua. Pada saat pembelajaran berlangsung, observer mengamati

43 proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Peneliti meminta bantuan guru kelas 5 untuk mengamati jalannya pembelajaran. adapun kekurangan atau kelemahan dalam pertemuan ketiga yang sudah dilakukan, perbaikannya akan dilaksanakan pada siklus 2 oleh peneliti. Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa diperoleh selama proses pembelajaran. Observer mengamati proses pembelajaran kemudian sambil mengisi lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Hasil observasi kegiatan guru dapat dilihat pada Tabel 8 di bawah ini. Tabel 8 Observasi Aktivitas Guru Siklus 1 Siswa kelas 5 SDN Salatiga 03 No Pertemuan Skor Jumlah 1 2 3 4 Total Kategori 1 I - 18 7-57 Kurang 2 2-7 17 1 69 Kurang 3 3 - - 22 3 78 Cukup Observasi aktivitas siswa dilaksanakan bersama dengan dilakukannya observasi kegiatan guru. Observasi aktivitas siswa tidak jauh berbeda dengan observasi aktivitas guru. Observasi aktivitas siswa juga dilakukan berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa yang telah disediakan oleh peneliti. Data hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada Tabel 9 di bawah ini. Tabel 9 Observasi Aktivitas Siswa Siklus 1 Siswa kelas 5 SDN Salatiga 03 No Pertemuan Skor Jumlah 1 2 3 4 Total Kategori 1 1-25 5-65 Cukup 2 2-19 11-71 Cukup 3 3-14 14 2 78 Cukup D. Refleksi Tahap refleksi diperlukan sebelum melangkah ke siklus 2. Refleksi dilakukan oleh peneliti bersama guru serta observer terhadap berbagai hal berdasarkan penerapan pembelajaran menggunakan model problem solving pada mata pelajaran matematika kelas 5 SD Salatiga 03. Dalam siklus 1 pertemuan 1 siswa masih kebingungan dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi.

44 Siswa masih membutuhkan bimbingan dari guru dalam menyelesaikan pembelajaran problem solving. Peneliti memperoleh banyak manfaat dari pembelajaran siklus 1, dalam proses diskusi kelompok siswa perlu dituntun untuk menemukan pemecahan masalah dari permasalahan yang dihadapi. Refleksi pada siklus 1 pertemuan 2 siswa sudah dapat menemukan cara untuk memecahkan masalah. Pada siklus 1 pertemuan 3 siswa sudah dapat menemukan cara yang tepat untuk menyelesaikan suatu permsalahan dalam pembelajaran matematika. 4.1.2.2 Pelaksanaan Siklus 2 Pelaksanaan siklus 2 terdiri dari 3 kali pertemuan yang dilaksanakan tanggal 2, 5 dan 6 Mei 2014. Sebelum pelaksanaan siklus 2, terdapat tahap perencanaan. Dimana tahap ini untuk mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian. Selanjutnya adalah tindakan dan observasi. Terakhir adalah refleksi mengenaii segala sesuatu mengenai pelaksanaan siklus 2. Untuk lebih jelasnya akan dibahas secara lebih rinci sebagai berikut. A. Perencanaan Tahap perencanaan ini merupakan tahap yang digunakan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang akan digunakan dalam proses tindakan dan observasi. Pertama-tama adalah mempersiapkan materi yang akan diajarkan. Tentu saja tidak lepas berkolaborasi dengan guru kelas. Materi yang akan diajarkan tersebut berkaitan dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan digunakan oleh guru kelas pada siklus 2 ini. Siklus 2 dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Persiapan instrumen yang akan digunakan pada saat proses pembelajaran selama siklus 2 adalah RPP, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, penilaian dengan menggunakan skala sikap dan soal evaluasi untuk siklus 2. Hal yang tidak boleh terlewatkan adalah mempersiapkan observer yang akan mengamati selama proses pembelajaran berlangsung. Observer yang akan membantu penelitian adalah guru kelas 5.

45 B. Pelaksanaan Tindakan Tahap pelaksanaan pada siklus 2 terbagi menjadi 3 kali pertemuan dilaksanakan pada hari Jumat, 2 Mei 2014. Setiap pertemuan terbagi menjadi 3 kegiatan utama yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Adapun penjelasan proses pelaksanaan tiap pertemuan sebagai berikut: Pertemuan Pertama 1. Kegiatan Awal Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 2 Mei 2014. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut. Pada pertemuan pertama ini guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, berdoa, mengabsen siswa, mengatur suasana kelas dan menanyakan keadaan siswa. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan. 2. Kegiatan Inti Guru mengingatkan sedikit materi pada pertemuan sebelumnya, guru membagi siswa dalam 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 orang anak. Guru memberikan tugas pada masing-masing kelompok, siswa kemudian mencari data dengan membaca buku-buku dan mendiskusikan masalah tersebut bersama kelompok, siswa menetapkan jawaban sementara dari permasalahan tersebut, menguji kebenaran jawaban sementara dari masalah tersebut, lalu siswa dan guru membahas hail kerja kelompok dan melakukan tanya jawab tentang hal yang belum diahami oleh siswa. 3. Kegiatan Penutup Pada kegiatan penutup guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, guru memberikan pesan moral kepada siswa, memberikan umpan balik terhadap proses hasil pembelajaran. Pemberian tugas rumah yaitu mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya.

46 Pertemuan Kedua 1. Kegiatan Awal Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin tanggal 5 Mei 2014. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut. Pada pertemuan kedua ini guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, berdoa, mengabsen siswa, mengatur suasana kelas dan menanyakan keadaan siswa. Guru menyampaikan apersepsi dengan memberi pertanyaan bagaimana cara mengubah potongan harga ke dalam bilangan bulat jika dinyatakan dalam persen?. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan. 2. Kegiatan Inti Guru memberi contoh penyelesaian soal cerita kedalam kalimat matematika, siswa dibagi menjadi 8 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang anak. Siswa memecahkan masalah dengan menetapkan jawaban sementara dari permasalahan tersebut, menguji kebenaran jawaban sementara dari masalah tersebut, lalu siswa dan guru membahas hail kerja kelompok dan melakukan tanya jawab tentang hal yang belum diahami oleh siswa. 3. Kegiatan Penutup Pada kegiatan penutup guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran, guru memberikan pesan moral kepada siswa, memberikan umpan balik terhadap proses hasil pembelajaran. Pemberian tugas rumah yaitu mempelajari materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya. Pertemuan Ketiga 1. Kegiatan Awal Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 6 Mei 2014. Berbagai kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut. Pada pertemuan ketiga ini guru membuka pelajaran dengan mengucap salam, berdoa, mengabsen siswa, mengatur suasana kelas dan menanyakan keadaan siswa. Guru menyampaikan apersepsi dengan memberi pertanyaan bagaimana cara mengubah potongan harga ke dalam bilangan bulat jika dinyatakan dalam persen, kemudian

47 guru memberikan sebuah contoh soal yaitu mengurangkan bentuk pecahan biasa dengan pecahan desimal, dalam bentuk soal cerita, guru menunjuk salah satu siswa untuk mengerjakan didepan kelas. Kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan. 2. Kegiatan Inti Siswa dibagi menjadi 8 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang anak. Siswa memahami soal cerita yang berisi tentang keuntungan (laba) dan potongan harga (diskon), keuntungan maupun potongan harga tersebut dinyatakan dalam bentuk persen. Siswa memecahkan masalah dengan menetapkan jawaban sementara dari permasalahan tersebut, menguji kebenaran jawaban sementara dari masalah tersebut, lalu siswa dan guru membahas hail kerja kelompok dan melakukan tanya jawab tentang hal yang belum diahami oleh siswa. Kemudian guru membagikan soal evaluasi yang akan dikerjakan oleh siswa. 3. Kegiatan Penutup Siswa yang sudah selesai mengerjakan soal evaluasi boleh mengumpulkan soal tersebut. Setelah siswa selesai mengerjakan soal, guru menutup kegiatan pembelajaran dan memberikan umpan balik terhadap proses hasil pembelajaran. C. Observasi Tahap observasi berguna untuk mengamati kegiatan atau aktivitas pembelajaran yang berlangsung. Bukan hanya aktivitas pembelajaran oleh guru saja yang diamati, tetapi aktivitas belajar siswa juga diamati oleh observer dengan menggunakan lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti. Pada tahap siklus 2 ini kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik, hal ini dapat dibuktikan peningkatan hasil belajar dibandingkan pada siklus 1. Pada saat pembelajaran berlangsung, observer mengamati proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Peneliti meminta bantuan guru kelas 5 untuk mengamati jalannya pembelajaran. Data hasil observasi aktivitas guru dan siswa diperoleh selama proses pembelajaran. Observer mengamati proses pembelajaran kemudian sambil

48 mengisi lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Hasil observasi kegiatan guru dapat dilihat pada Tabel 10 di bawah ini. Tabel 10 Observasi Aktivitas Guru Siklus 2 Siswa kelas 5 SDN Salatiga 03 No Pertemuan Skor Jumlah 1 2 3 4 Total Kategori 1 1 - - 18 7 84 Baik 2 2 - - 16 9 84 Baik 3 3 - - 13 12 87 Baik Observasi aktivitas siswa dilaksanakan bersama dengan dilakukannya observasi kegiatan guru. Observasi aktivitas siswa tidak jauh berbeda dengan observasi aktivitas guru. Observasi aktivitas siswa juga dilakukan berdasarkan lembar observasi aktivitas siswa yang telah disediakan oleh peneliti. Data hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada Tabel 11 di bawah ini. Tabel 11 Observasi Aktivitas Siswa Siklus 2 Siswa kelas 5 SD Salatiga 03 No Pertemuan Skor Jumlah 1 2 3 4 Total Kategori 1 1-13 14 3 80 Cukup 2 1-7 15 8 91 Baik 3 1-3 17 10 97 Baik D. Refleksi Tahap refleksi yang dilakukan oleh peneliti bersama guru kelas dan observer mengungkapkan hasil yang memuaskan. Siswa sudah bisa menerapkan pembelajaran problem solving terhadap proses pembelajaran matematika. Materi yang didapat lebih banyak dan dapat diungkapkan siswa dalam pembelajaran problem solving. Terbukti dengan skor observasi aktivitas guru dan siswa yang mendapatkan skor tinggi. Hal ini juga membuktikan bahwa guru dan siswa sudah benar-benar bisa dan lancar dalam pembelajaran menggunakan model problem solving. Pelaksanaan pembelajaran sudah berjalan dengan baik, yaitu persiapan sudah berjalan sesuai dengan rencana, pembelajaran pertama kedua dan ketiga berlangsung dengan lancar dan efektif. Guru sudah mengajar dengan lancar dan

49 menarik, sebagian besar siswa sudah menjawab pertanyaan, menemukan masalah memecahkan masalah, tanya jawab, guru juga sudah berhasil menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga siswa menjadi semangat dalam mengikuti proses pembelajaran. 4.2 Hasil Penelitian Hasil penelitian yang dilakukan di SD Salatiga 03 mencakup deskripsi data dan analisis data. Deskripsi data berisi data aktivitas siswa, aktivitas guru, dan hasil belajar apa adanyan yang diperoleh mulai siklus 1 dan siklus 2 kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi maupun dalam bentuk diagram. 4.2.1 Deskripsi Data 4.2.1.1 Data Siklus 1 Deskripsi data pada siklus 1 ini berisi deskripsi hasil belajar siswa. Data hasil belajar siswa yang sudah didapat kemudian dikelompokkan dan dibuat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Data yang disajikan merupakan data apa adanya yang diperoleh selama proses pembelajaran pada siklus 1. Data hasil belajar siswa pada kelas 5 SD Salatiga 03 diperoleh melalui tes evaluasi yang dilaksanakan pada akhir siklus 1. Adapun data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut. Tabel 12 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siklus 1 Siswa Kelas 5 SD Salatiga 03 No Nilai Frekuensi Persentase (%) 1 91 100-2 81 90 3 7,5 3 71 80 12 30 4 61 70 18 45 5 51 60 3 7,5 6 41-50 4 10 Jumlah 40 100

50 4.2.1.2 Data Siklus 2 Deskripsi data pada siklus 2 ini berisi deskripsi hasil belajar siswa. Data hasil belajar siswa yang sudah didapat kemudian dikelompokkan dan dibuat dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Data yang disajikan merupakan data apa adanya yang diperoleh selama proses pembelajaran pada siklus 2. Data hasil belajar siswa pada kelas 5 SD Salatiga 03 diperoleh melalui tes evaluasi yang dilaksanakan pada akhir siklus 2. Adapun data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi adalah sebagai berikut. Tabel 13 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siklus 2 Siswa Kelas 5 SD Salatiga 03 No Nilai Frekuensi Persentase (%) 1 91 100 2 5 2 81 90 5 12,5 3 71 80 14 35 4 61 70 19 47,5 5 51 60 - - 6 41 50 - - Jumlah 40 100 4.2.2 Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua tahapan yaitu analisis ketuntasan dan analisis komparatif. 4.2.2.1 Analisis Ketuntasan Analisis ketuntasan pada penelitian dilakukan dengan cara membandingkan data mentah dengan skor KKM mata pelajaran yang telah ditentukan. Adapun analisis ketuntasan siklus 1 dan siklus 2 adalah sebagai berikut. A. Analisis Ketuntasan Siklus 1 Data yang didapatkan pada siklus 1 yang berupa nilai tes evaluasi diolah dan dibandingkan dengan KKM yang telah ditetapkan yaitu 68. Jika nilai kurang dari 68, berarti tidak tuntas. Jika nilai sama dengan atau lebih dari 68 maka dinyatakan telah tuntas dalam pembelajaran. Di bawah ini merupakan hasil analisis ketuntasan dari siklus 1.

51 Tabel 14 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 1 Siswa Kelas 5 SD Salatiga 03 No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Frekuensi Persentase (%) 1 Tuntas 33 82,5 2 Belum Tuntas 7 17,5 Jumlah 40 100 Nilai rata-rata 71,75 Nilai Tertinggi 90 Nilai Terendah 40 Berdasarkan Tabel 14 terlihat bahwa jumlah anak yang sudah tuntas mencapai 33 anak atau 82,5% dari keseluruhan jumlah siswa. Siswa yang sudah tuntas telah mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu 68. Sedangkan siswa yang belum tuntas adalah sebanyak 7 siswa atau 17,5% dari jumlah seluruh siswa. Nilai rerata yang dicapai oleh siswa adalah 71,75 dan nilai terendahnya adalah 40 dan nilai tertingginya 90. Analisis hasil belajar siswa pada siklus 1 juga dapat disajikan ke dalam diagram 6 di bawah ini. Belum Tuntas 17,5% Tuntas 82,5% Diagram 6 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 1 Siswa Kelas 5 SD Salatiga 03

52 90 71,75 40 NILAI RERATA NILAI MINIMUM NILAI MAKSIMUM Diagram 7 Nilai Rerata, Nilai Minimum, Nilai Maksimum Siklus 1 Siswa Kelas 5 SD Salatiga 03 Meskipun nilai rerata sebesar 71,75 > 68 dan batas ketuntasan belajarnya adalah 82,5% > 75% maka pada siklus 1 ini telah tuntas atau berhasil meningkatkan hasil belajar matematika pada materi pecahan. Oleh karena itu, masih diperlukan siklus berikutnya untuk siklus pemantapan. B. Perbandingan Nilai dan Ketuntasan Belajar Pra Siklus dengan Siklus 1 Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan ketuntasan belajar maka perbandingan hasil pra siklus dengan siklus 1 dapat dilihat dalam tabel berikut ini Tabel 15 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada Kondisi Pra Siklus dengan Siklus 1 bagi Siswa Kelas 5 SD Salatiga 03 No Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Belajar Frekuensi % Frekuensi % 1 Tuntas 29 72,5 33 82,5 2 Belum Tuntas 11 27,5 7 17,5 Jumlah 40 100 40 100 Nilai rata-rata 66,25 71,75 Nilai tertinggi 90 90 Nilai terendah 30 40 Data tersebut dapat digambarkan dalam grafik berikut ini :

53 72,50% 82,50% 27,50% 17,50% Pra Siklus Siklus 1 Tuntas Belum Tuntas Diagram 8 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada Kondisi Pra Siklus dengan Siklus 1 bagi Siswa Kelas 5 SD Salatiga 03 Berdasarkan Diagram 8 maka prosentase ketuntasan belajar pada kondisi pra siklus adalah 72,5% dan pada kondisi Siklus 1 adalah 82,5% maka terdapat peningkatan sebesar 10% untuk ketuntasan belajar siswa. Untuk perbandingan nilai rerata, nilai maksimum dan nilai minimum untuk kondisi pra siklus dan siklus 1 dapat dilihat dalam diagram berikut ini : Pra Siklus Siklus 1 90 90 66,25 71,75 30 40 Nilai rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah Diagram 9 Perbandingan Nilai Rerata, Nilai Minimum, Nilai Maksimum pada Kondisi Pra Siklus dengan Siklus 1 bagi Siswa Kelas 5 SD Salatiga 03

54 Berdasarkan diagram diatas maka dapat dilihat bahwa nilai rerata pada kondisi pra siklus dan pada kondisi siklus 1 mengalami peningkatan sebesar 5.5 point dan nilai terendahnya mengalami peningkatan sebesar 10 point sedangkan nilai tertingginya sama. Kondisi ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan batas ketuntasan dan nilai rerata hasil belajar siswa pada materi pecahan mengalami peningkatan. C. Analisis Ketuntasan Siklus 2 Data yang didapatkan pada siklus 2 yang berupa nilai tes evaluasi diolah dan dibandingkan dengan KKM yang telah ditetapkan yaitu 68. Jika nilai kurang dari 68, berarti tidak tuntas. Jika nilai sama dengan atau lebih dari 68 maka dinyatakan telah tuntas dalam pembelajaran. Di bawah ini merupakan hasil analisis ketuntasan dari siklus 2. No Tabel 16 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 2 Siswa Kelas 5 SD Salatiga 03 Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Frekuensi Persentase (%) 1 Tuntas 40 100 2 Belum Tuntas 0 0 Jumlah 40 100 Nilai rata-rata 72,5 Nilai Tertinggi 100 Nilai Terendah 70 Berdasarkan Tabel 16 terlihat bahwa jumlah anak yang sudah tuntas mencapai 40 anak atau 100% dari keseluruhan jumlah siswa. Siswa yang sudah tuntas telah mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan yaitu 68. Ini berarti bahwa pada siklus 2 seluruh siswa telah mencapai nilai KKM. Untuk nilai tertinggi yang dapat dicapai oleh siswa adalah 100, nilai terendahnya adalah 70 dan nilai reratanya adalah 72,5. Untuk nilai reratanya telah mencapai lebih dari 68. Analasis hasil belajar siswa pada siklus 2 juga dapat disajikan ke dalam Gambar dibawah ini.

55 Tuntas 100% Tidak Tuntas 0% Diagram 10 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus 2 Siswa Kelas 5 SD Salatiga 03 100 72,5 70 NILAI RERATA NILAI MINIMUM NILAI MAKSIMUM Diagram 11 Nilai Rerata, Nilai Minimum, Nilai Maksimum Siklus 2 Siswa Kelas 5 SD Salatiga 03 D. Perbandingan Nilai dan Ketuntasan Belajar Siklus 1 dengan Siklus 2 Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan ketuntasan belajar maka perbandingan hasil siklus 1 dengan siklus 2 dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

56 Tabel 17 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada Kondisi Siklus 1 dengan Siklus 2 bagi Siswa Kelas 5 SD Salatiga 03 No Ketuntasan Siklus 1 Siklus 2 Belajar Frekuensi % Frekuensi % 1 Tuntas 33 82,5 40 100 2 Belum Tuntas 7 17,5 0 0 Jumlah 40 40 100 40 Nilai rata-rata 71,75 72,50 Nilai tertinggi 90 100 Nilai terendah 40 70 Jika batas ketuntasan belajar siswa antara Siklus 1 dengan Siklus 2 dibandingkan maka terdapat peningkatan sebesar 17,5% dan untuk nilai reratanya mengalami peningkatan sebesar 0,75 point. Untuk data tersebut dapat digambarkan dalam diagram berikut ini ; Tuntas Belum Tuntas 100,00% 82,50% 17,50% 0,00% Siklus 1 Siklus 2 Diagram 12 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Matematika pada Kondisi Siklus 1 dengan Siklus 2 bagi Siswa Kelas 5 SD Salatiga 03

57 Siklus 1 Siklus 2 90 100 71,75 72,5 70 40 Nilai rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah Diagram 13 Perbandingan Nilai Rerata, Nilai Minimum, Nilai Maksimum pada Kondisi Siklus 1 dengan Siklus 2 bagi Siswa Kelas 5 SD Salatiga 03 4.2.2.2 Analisis Komparatif Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 Berdasarkan hasil analisis ketuntasan hasil belajar yang telah dikemukakan sebelumnya kemudian dilakukan analisis komparatif ketuntasan hasil belajar pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Perbandingan data hasil belajar pada pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 18 Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 5 SD Salatiga 03 No Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Belajar Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % 1 Tuntas 29 72,5 33 82,5 40 100 2 Belum Tuntas 11 27,5 7 17,5 0 0 Jumlah 40 100 40 100 40 100 Nilai rata-rata 66,25 71,75 72,50 Nilai tertinggi 90 90 100 Nilai terendah 30 40 70 Berdasarkan Tabel 18, dapat dilihat bahwa kondisi pra siklus, ada 11 siswa (27,5%) yang nilainya belum tuntas atau di bawah KKM yang telah ditetapkan yaitu 68, sedangkan 29 anak (72,5%) telah tuntas atau mencapai nilai KKM.

58 Bertumpu pada alasan itulah kemudian dilaksanakan tindakan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pada hasil tes evalusai siklus 1 terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Dari hasil tes evaluasi tersebut, 33 siswa mencapai nilai KKM atau sebanyak 82,5% dari seluruh jumlah siswa telah mencapai nilai KKM. Sedangkan pada siklus 2 terjadi peningkatan kembali. Berdasarkan hasil tes evaluasi pada siklus 2, dinyatakan 40 siswa telah mencapai nilai KKM. Hal ini berarti bahwa 100% dari seluruh jumlah siswa telah tuntas belajar. Maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa sejak dilaksanakan tindakan pembelajaran mulai dari siklus 1 sampai berakhir pada siklus 2. Hal tersebut dapat dilihat pada gambar yang tersaji di bawah ini. Tuntas Belum Tuntas 100,00% 72,50% 82,50% 27,50% 17,50% Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 0,00% Diagram 14 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa pada Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 bagi Siswa Kelas 5 SD Salatiga 03

59 Nilai rata-rata Nilai terendah 66,25 71,75 72,5 70 40 30 Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Diagram 15 Perbandingan Nilai Rerata, Nilai Minimum, Nilai Maksimum pada Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 bagi Siswa Kelas 5 SD Salatiga 03 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, menunjukkan bahwa hasil belajar matematika pada materi pecahan siswa kelas 5 SD Salatiga 03 mengalami peningkatan setelah menggunakan model problem solving. Hal ini dapat dilihat dari ketuntasan belajar dan nilai rata-rata siswa setelah penggunaan model problem solving lebih tinggi dibandingkan ketuntaan belajar dan nilai rata-rata siswa sebelum penggunaan model problem solving. Dari pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap proses pembelajaran pada siklus 1 adalah siswa masih merasa takut untuk bertanya pada guru untuk soal yang sulit dikerjakan, dalam pembagian kelompok siswa masih bingung dan ramai sendiri pada saat pembelajaran dimulai. Pada pertemuan siklus 2 masalah-masalah tersebut sudah berkurang, yang ditunjukkan antara lain adalah siswa sudah berani bertanya pada saat mengalami kesulitan. Aktivitas guru dalam membimbing, mengatur, dan mengarahkan siswa juga mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap presentasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

60 Aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran pemecahan masalah dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan tugas kelompok. Penggunaan model problem solving juga berefek pada pembiasaan siswa untuk menganalisis suatu permasalahan dan menemukan jawabannya. Berdasarkan perolehan nilai pada siklus 1 dan siklus 2 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model problem solving dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 SDN Salatiga 03 karena siswa membangun pengetahuannya sendiri untuk menyelesaikan permasalahan dan tidak bergantung pada guru sehingga seluruh siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.