BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODOLOGI PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah PTK atau Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Jean Me Niff di kutip dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 4 Rencana Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengambil lokasi yang akan diteliti yaitu dikelas 2 SDN Salatiga 08

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di kelas V SD N Kebowan 01 yang berlokasi di dusun Jombor desa Kebowan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa dengan menerapkan metode SQ3R kelas V SD Kebowan 01 pada semester II tahun ajaran 2013/2014 3.2 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah kelas V SD Negeri Kebowan 01 tahun ajaran 2013/ 2014 yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari 16 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki.. 3.3 Variabel Penelitian Ada dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas atau variabel independen dan variabel terikat atau variabel dependen. Variabel-variabel tersebut antara lain: 1. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannnya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan strategi pembelajaran SQ3R (X). 2. Variabel terikat adalah merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar Bahasa Indonesia dalam pemahaman membaca siswa kelas V SD Kebowan 01 (Y). 27

28 3.4 Prosedur Penelitian Supaya mendapatkan hasil penelitian seperti yang diharapkn, prosedur penelitian yang akan dilaksanakan meliputi tahap-tahap sebagai berikut : 1) Tahap Pengenalan Masalah Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah : a. Mengidentifikasi masalah pembelajaran membaca pada kompetensi memahami ragam wacana tulis di SD N Kebowan 01 kelas IV. Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara terhadap guru kelas IV SD N Kebowan 01. Berdasarkan wawancara tersebut peneliti melakukan pengamatan terhadap pembelajaran membaca pemahaman dan wawancara lagi terhadap beberapa siswa kelas IV yang mengalami permasalahan untuk mengecek kebenaran informasi sebelum tindakan dilakukan. b. Menganalisis masalah secara mendalam terkait dengan permasalahan pembelajaran membaca pemhaman dengan mengacu pada teori-teori yang relevan. c. Menyusun bentuk tindakan berupa penerapan metode SQ3R untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. d. Menyusun lembar pengamatan guru-siswa, angket, dan pretes membaca pemahaman sebelum tindakan. 2) Tahap Persiapan Tindakan Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi : a. Penyusunan jadwal penelitian tindakan I (siklus I) b. Penyusunan rencana pembelajaran membaca dengan menggunakan metode SQ3R. c. Penyusunan evaluasi berupa instrumen angket minat membaca siswa dan tes kemampuan membaca siswa.

29 3) Tahap Penyusunan Rencana Tindakan Rencana tindakan disusun dalam 2 siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dati empat tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan intepretasi, serta tahap analisis dan refleksi. 4) Tahap Implementasi Tindakan Dalam tahap ini peneliti melaksanakan hipotesis tindakan yakni untuk meningkatkan kemampuan pemahaman membaca siswa kelas IV SD Negeri Kebowan 01 dengan menggunakan metode SQ3R. Tindakan minimal dilaksanakan sebanyak 2 siklus, yaitu siklus I, dan siklus II.. Hipotesis tindakan ini dimaksudkan untuk menguji kebenarannya melalui tindakan yang telah direncanakan. Tahapan-tahapan siklus dalam penelitian ini antara lain : Perencanaan Pelaksanaan dan Pengamatan Siklus I Refleksi Perencanaan Pelaksanaan dan Pengamatan Siklus II Refleksi Siklus n lus Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan Tindakan Kelas

30 a. Siklus I 1. Perencanaan. a.) Menyusun rencana pembelajaran dengan pokok bahasan mengenai artikel bacaan perdagangan dengan menerapkan metode SQ3R. b.) Menyiapkan lembar kerja siswa, media pembelajaran, dan alat dan bahan yang di butuhkan untuk melakukan penelitian. c.) Menyiapkan tes akhir untuk tiap siklus dengan materi mengenai artikel bacaan perdagangan. d.) Menyiapkan lembar observasi kegiatan belajar mengajar guru dan siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan strategi SQ3R. 2. Tindakan a.) Guru melakukan apersepsi awal untuk mengantarkan siswa pada materi yang akan dipelajari yaitu tentang kegiatan membaca dengan memberikan contoh di sekitar anak. b.) Guru menyampaikan secara sekilas tujuan yang hendak dicapai dari pembelajaran ini. c.) Siswa mendapat artikel bacaan mengenai perdagangan. d.) Siswa membaca secara cepat untuk mengetahui gambaran isi artikel secara umum (survey). e.) Siswa mengerjakan soal untuk mengetahui tingkat pengetahuan dari hasil mensurvei artikel (survey). f.) Siswa membuat atau mengembangkan pertanyaan yang telah ada sebagai pemandu pada saat membaca artikel (question). g.) Siswa membaca artikel tersebut dengan teliti (read). h.) Siswa mengendapkan apa yang telah dibaca dengan menjawab kembali pertanyaan yang telah dibuat (recite). i.) Siswa melihat ulang bagian yang belum dipahami untuk membuat rangkuman (review). j.) Siswa mengerjakan tes latihan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap bacaan.

31 k.) Siswa dan guru bersama-sama membahas latihan pemahaman isi yang telah dikerjakan siswa dan menyamakan persepsi. l.) Guru melakukan refleksi pada siswa bahwa membaca dengan metode SQ3R membuat siswa lebih mudah memahami bacaan. 3. Observasi Pada tahap ini, pengamatan dilakukan oleh observer melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan metode SQ3R sesuai dengan skenario pembelajaran yang sudah dirancang. Pengamatan ini tertuju baik pada aktivitas siswa selama pembelajaran, aktivitas guru sendiri, serta skenario pembelajaran yang diaplikasikan untuk mendapatkan data mengenai kekurangan dan kelebihan skenario yang sudah diaplikasikan 5) Refleksi Pada tahap ini dilakukan analisis dan refleksi serta intepretasi oleh peneliti dan guru dari hasil pengamatan atas tindakan yang telah dilakukan. Apabila terdapat kekurangan maka dilakukan perbaikan dan apabila terdapat tujuan yang sudah tercapai maka dilakukan peningkatan pada siklus II. b. Siklus II Pada siklus II dilakukan dengan tahapan-tahapan seperti siklus I tetapi didahului dengan perencanaan ulang berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada siklus I (refleksi), sehingga kelemahan yang terjadi pada siklus I tidak terjadi pada siklus II.

32 5) Tahap Pengamatan Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II. Peneliti mengamati perilaku guru saat mengajar dengan metode SQ3R dan perilaku siswa. Perilaku siswa yang dijadikan subjek pengamatan ini berupa minat dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca pemahaman. 6) Tahap Penyusunan Laporan Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian. 3.5 Data dan Cara Pengumpulan 1) Sumber Data Data-data dalam penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain: a. Siswa Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sebelum penelitian dan saat penelitian. b. Guru Untuk melihat tingkat keberhasilan penggunaan metode SQ3R dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia. c. Teman sejawat dan kolaborator Teman sejawat dalam penelitian ini adalah sesama peneliti sedangkan kolaborator dalam penelitian ini adalah guru kelas V SD Kebowan 01. Teman sejawat dan kolaborator memberikan sumber data dari observasi selama proses belajar mengajar berlangsung. 2) Teknik Pengumpulan Data a. Observasi Dalam menggunakan teknik observasi cara yang paling efektif adalah melengkapi dengan format atau blangko pengamat sebagai instrument. Format yang sesuai item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi, Arikunto (2008: 156). Teknik ini digunakan

33 untuk mengetahui proses pembelajaran yang diterapkan guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan outdoor activities. b. Test Test yang digunakan adalah tes tertulis yang berbentuk tes uraian terutama digunakan untuk mengukur pemahaman siswa pada ranah kognitif. Tes Tertulis merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan, H.C. Witrengton (1987: 155). c. Wawancara Untuk mendapatkan data atau informasi yang lebih terperinci dan untuk melengkapi data hasil observasi, tim peneliti dapat melakukan wawancara guru, siswa dan fasilitator yang berkolaborasi. 3) Alat Pengumpulan Data Instrument pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa kelas V dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri Kebowan 01 dengan menggunakan metode SQ3R adalah: a. Lembar Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Dari segi keterlibatan observer (orang yang melakukan observasi), observasi dilakukan dengan observasi partisipan yaitu suatu proses pengamatan yang dilakukan oleh observer dengan ikut mengambil bagian dalam domain objek yang diamati. Dengan menggunakan metode ini, data yang ingin diperoleh adalah untuk mengetahui penerapan pembelajaran outdoor activities serta perkembangan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan SQ3R. Data hasil observasi pembelajaran yang dilakukan guru dengan menerapkan metode pembelajaran SQ3R dalam pembelajaran dinilai dengan rumus dibawah ini:

34 Dengan kriteria nilai: 20-49% b. Soal Tes Tertulis 50-69% = Baik = sangat baik 70-89% = Cukup baik 90-100 = Kurang Soal test yang diberikan adalah soal test tertulis yang berbentuk uraian,isian dan pilihan ganda digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran. Test ini diberikan setelah pembelajaran. Tabel 3. 1 Kisi-kisi Soal Tes Tertulis Siklus I dan Siklus II Indikator Siswa membaca dua teks bertema sama dan dapat menjelaskan isi dari teks bacaan Siswa membuat pertanyaan mengenai bacaan dan membuat perbandingan antara dua bacaan Siswa membaca dua teks bertema sama dan dapat menjelaskan isi dari teks bacaan (bacaan berbeda dengan siklus 1) Siswa mebuat pertanyaan mengenai bacaan dan membuat perbandingan antara dua bacaan (bacaan berbeda dengan siklus 1) Siklus I Siklus II Nomor Soal 1, 2, 3, 4, 5, 11, 12 6, 7, 8, 9, 10, 13, 14, 15 1, 2, 5, 6, 8, 13, 14, 15 3, 4, 7, 9, 10, 11, 12

35 3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes Sebelum dibagikan kepada peserta didik, terlebih dahulu soal evaluasi tertulis diuji coba sehingga diperoleh butir soal yang valid. Validitas menunjukkan sejauhmana alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Adapun reliabilitas menunjukkan sejauhmana hasil pengukuran relative konsisten jika dikenakan pada suatu objek, Sutrisno Hadi (Sugiyono, 2009: 351). Instrument dikatakan valid artinya instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Tingkat validitas suatu instrument dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir instrument dengan total skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri (corrected item to total correlation). r < 0,20 : Tidak ada validitas 0,20 r < 0,40 : Validitas rendah 0,40 r < 0,60 : Validitas sedang 0,60 r <0,80 : Validitas tinggi 0,80 r < 1,00 : Validitas sempurna Untuk menguji reliabilitas instrument dilakukan analisis factorial dengan konstruk satu faktor untuk setiap perangkat dengan merujuk teori koefisien reliabilitas alpha dari Cronbach (Azwar, 2000). Kriteria untuk menentukan tingkat reliabilitas instrument digunakan pedoman yang dikemukakan oleh George dan Mallery (1995) sebagai berikut : a 0,7 :Tidak dapat diterima 0,7 < a 0,8 : Dapat diterima 0,8 < a 0,9 : Reliabilitas bagus a > 0,9 : Reliabilitas memuaskan Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 16 for windows. Analisis validitas dan reabilitas menggunakan SPSS 16 for windows dilakukan dengan urutan langkah: 1) Membuka program 2) Memasukan data

36 3) Mengolah data Untuk menganalisi data dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: a) Klik menu Analyze dalam toolbar, pilih menu Scale kemudian klik Reliability Analysis b) Muncul kotak dialog Reliability Analysis c) Masukan semua variabel ke dalam kotak items yang ada di sebelah kanan. d) Pada bagian Model, biarkan pilihan pada Alpha e) Klik tombol Statistics, hingga pada layar muncul kotak dialog Reliability Analysis : Statistics Pengisian kotak dialog: pada bagian Descriptive for, pilih Scale if item delected. Abaikan yang lain, dan tekan tombol Continue untuk kembali ke kotak dialog sebelumnya. f) Tekan OK 4) Menganalisi Output Untuk mengetahui besarnya indeks korelasi antara skor butir dengan skor total dapat dilihat pada output Item Total Statistics pada kolom Corrected Item Total Correlation. Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap soal tertulis siklus I dan siklus II pada tanggal 5 Februari 2014 dan 8 Februari 2014 diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 3. 2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Tes Tertulis Siklus I dan Siklus II Indikator Nomor Soal Soal yang valid Siklus I Siswa membaca dua teks bertema sama dan dapat 1, 2, 3, 4, 5, 11, 12 2, 4, 11, 12 menjelaskan isi dari teks bacaan Siswa mebuat pertanyaan 6, 7, 8, 9, 10, 13, 14, mengenai bacaan dan membuat 6, 7, 9, 14 15 perbandingan antara dua bacaan

37 Siswa membaca dua teks bertema sama dan dapat menjelaskan isi dari teks bacaan (bacaan berbeda dengan siklus 1) Siswa mebuat pertanyaan mengenai bacaan dan membuat perbandingan antara dua bacaan (bacaan berbeda dengan siklus 1) Siklus II 1, 2, 5, 6, 8, 13, 14, 15 1, 5, 13, 15 3, 4, 7, 9, 10, 11, 12 4, 7, 10, 12 3.7 Tingkat Kesukaran Soal Tingkat kesukaran soal evaluasi di siklus I dan siklus II berbeda. Berikut peneliti sajikan tabel tingkat kesukaran soal evaluasi siklus I dan siklus II. Tabel 3. 3 Tingkat Kesukaran Tes Tertulis Siklus I dan Siklus II siklus I Tingkat Kesukaran No. Soal Jumlah Persentase Mudah 1, 2, 8 2 25% Sedang 3, 7 3 37,5% Sulit 4, 5, 6 3 37,5% siklus II Tingkat Kesukaran No. Soal Jumlah Persentase Mudah 2, 7 2 25% Sedang 1, 5, 6 3 37,5% Sulit 3, 4, 8 3 37,5%

38 3.8 Indikator Keberhasilan Dengan melihat latar belakang permasalahan dan untuk meningkatkan yang ada, peningkatan pemahaman belajar siswa, maka dipergunakan indikator sebagai berikut: 1. 70% dari jumlah keseluruhan kegiatan SQ3R telah diterapkan oleh guru minimal dengan kategori baik. 2. Ketuntasan belajar siswa, peneliti memberi target 100% dari jumlah siswa memperoleh nilai di atas 70. 3.9 Teknik Analisis Data Arikunto (2009, hal. 236) menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil. Terkait dengan hal itu maka diperlukan adanya teknik analisis data. Teknik data yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif. 1) Teknik Kuantitatif teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis pencapaian prestasi belajar siswa. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif untuk setiap siklusnya. Poerwanti (2008, hal. 6-15), penskoran tanpa koreksi dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: Skor = N = x 100 (skala 0-100) Keterangan: B : banyaknya butir soal yang dijawab benar (dalam bentuk pilihan ganda) atau jumlah skor jawaban benar pada tiap butir/item soal pada tes bentuk penguraian

39 S t : banyaknya butir soal Aqib (2010, hal. 40) menyatakan bahwa untuk mencari nilai rata-rata satu kelas, yaitu dengan rumus sebagai berikut : Keterangan : x X N : Nilai rata-rata : Jumlah semua nilai siswa : Jumlah siswa Hasil perhitungan direfleksikan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belajar baru yang telah penulis tetapkan sebagai indikator keberhasilan penelitian. Berdasarkan KKM yang telah ditetapkan hasil belajar siswa dapat dikualifikasikan ke dalam dua kategori yaitu tuntas dan tidak tuntas sebagai berikut: Tabel 3. 4 Kriteria Ketuntasan Minimal Belajar Kriteria ketuntasan 70 Kualifikasi Tuntas < 70 Tidak Tuntas (KKM baru mata pelajaran Bahasa Indonesia SD Kebowan 01) Aqib (2010, hal. 41) mengatakan bahwa untuk menghitung persentase ketuntasan belajar, digunakan rumus sebagai berikut:

40 Hasil perhitungan kemudian dianalisis dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belajar siswa SD Kebowan 01 dengan KKM klasikal dan KKM individu adalah sebagai berikut: Tabel 3. 5 Tabel Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam Persen (%) Kriteria Ketuntasan Klasikal Kriteria Ketuntasan Individu Tingkat Keberhasilan Pembelajaran 71% 100% > 70 Tuntas 0% 70% < 70 Tidak Tuntas (Ketuntasan klasikal mata pelajaran Bahasa Indonesia SD Negeri Kebowan 01) 2) Teknik Kualitatif Teknik kualitatif digunakan untuk menggambarkan aktivitas guru dalam mengajar dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Teknik ini dilakukan dengan menganalisis lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Rumus yang digunakan untuk mencari persentase aktivitas siswa dengan cara jumlah skor yang diperoleh dalam observasi dibagi jumlah skor aspek yang diamati (maksimal) dikalikan seratus persen (Poerwanti, Endang, & dkk, 2008, hal. 6.9). Rumus: Persentase Aktivitas Siswa= X 100% Menurut Aqib, Zainal, & dkk (2010, hal. 161) hasil perolehan nilai aktivitas siswa dikonsultasikan dengan tabel deskriptif persentase sebagai berikut:

41 Pencapaian Tujuan Pembelajaran Tabel 3. 6 Tabel Kriteria Tingkat Aktivitas Siswa dalam Persen(%) Kualifikasi 85-100% Sangat Baik (SB) Berhasil 65-84% Baik (B) Berhasil Tingkat Keberhasilan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran 55-64% Cukup (C) Tidak Berhasil 0-54% Kurang (K) Tidak Berhasil Sedangkan rumus yang digunakan untuk mencari persentase aktivitas guru dengan cara jumlah skor yang diperoleh dalam observasi dibagi jumlah skor aspek yang diamati (maksimal) dikalikan seratus persen (Poerwanti, Endang, & dkk, 2008, hal. 6.9). Rumus: Persentase Aktivitas Guru= X 100% Menurut Aqib, Zainal, & dkk (2010, hal. 161) Hasil perolehan nilai aktivitas guru dikonsultasikan dengan tabel deskriptif persentase sebagai berikut: Pencapaian Tujuan Pembelajaran Tabel 3. 7 Tabel Kriteria Tingkat Aktivitas Guru dalam Persen(%) Kualifikasi 85-100% Sangat Baik (SB) Berhasil 65-84% Baik (B) Berhasil Tingkat Keberhasilan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran

42 55-64% Cukup (C) Tidak Berhasil 0-54% Kurang (K) Tidak Berhasil