STRATEGI PEMILIHAN PRODUK UNGGULAN DAN KELAYAKAN FINANSIAL AGROINDUSTRI WIJEN The Sraegy For Selecing The Excellen Produc and Financial Analysis of Sesame Agroindusry Luluk Sulisiyo Budi 1, M. Syamsul Ma arif 2, Illah Sailah 3, Sapa Raharja 3 Absrac:The imporan sraegy in indusrial developmen of sesame is in selecing he excellen produc and in conducing he financial analysis. The aim of sudy was selecing he excellen produc and conducing feasibiliy analysis. This sudy selecing six producs from sesame; indusrial oil, seosening oil, food supplemen oil, pare seed, kechup and cabuk using exponenial comparaion mehod (MPE) and financial analysis using financial feasibiliy analysis comprises Ne Presen Value (NPV), Inernal Rae of Reurn (IRR), Pay Back Period (PBP) dan Ne B/C raio. The resul of analysis showed ha he prioriy of produc were : seasoning oil, pare seed, kechup, food supplemen, indusrial oil, and cabuk. Based on financial analysis, i was known ha opporuniy level (discoun rae) was 20 %, NPV was ( Rp. 292.796.108,90), ne B/C was 1,27, IRR 22,04% and BPB was 1.03. Based on his financial analysis, he sesame-based agroindusry was feasible o develop. Kaa Kunci : Sraegy, Produc, Financial analysis, and Sesame oil Wijen merupakan komodias poensial dan muliguna yaiu unuk indusri makanan, penghasil minyak makan, dan unuk aneka indusri farmasi dan lainnya, karena memiliki kadar gizi inggi (Kearen, 1986, dan Morris 2002). Pengolahan wijen sejak lama sudah dilakukan namun masih dengan cara sederhana dan saa ini baru erdapa beberapa indusri kecil. Dalam upaya memenuhi kebuuhan konsumen diperlukan adanya suau produk yang bermuu inggi. Disisi lain menunjukkan bahwa prospek usaha wijen masih sanga cerah baik di injau dari aspek pengembangan usahaaninya, ragam produk yang dihasilkan, pengolahan maupun pemasarannya (Nurheru dan Sunardi 2002, USAID 2002) Khususnya produsen produk agroindusri wijen, eap melakukan berbagai upaya unuk mengembangkan usaha yang ada dan meraih manfaa yang sebesar-besarnya (Budi 2005). Unuk iu perlu dilakukan pengkajian secara mendalam unuk memperoleh kepuusan sraegi pemilihan produk unggulan dan kelayakan finansial, unuk iu kedua sraegi ersebu membuuhkan analisa yang memadai. Meode pengambilan kepuusan enang sraegi pemilihan produk unggulan unuk menghasilkan kepuusan skala priorias produk yang paling sesuai adalah menggunakan Meode Perbandingan Ekponansial (MPE). Sedangkan meode pengambilan kepuusan kelayakan finansial dianaranya adalah meode NPV (Ne Presen Value), IRR (Inernal Rae of Reurn), PBP (Pay 1. Mahasiswa pascasarjana program sudi Teknologi Indusri Peranian, Fakulas Teknologi Peranian, Insiu Peranian Bogor. 2. Guru Besar Program sudi Teknologi Indusri Peranian, Fakulas Teknologi Peranian, Insiu Peranian Bogor, selaku Keua komisi pembimbing. 3. Dosen Program sudi Teknologi Indusri Peranian, Fakulas Teknologi Peranian, Insiu Peranian Bogor, selaku Anggoa komisi pembimbing. 62
Luluk: Sraegi pemilihan produk unggulan 63 Back Period), PI (Probfiabiliy Indek), (Bierman 1984, Sapley 1994, Tang 1996, Weson 1996, Dysinger 1997, Emery 1998, Soeharo 2002) dan laice claim analysis (Kamrad, 1995). Kajian ini berujuan unuk memperoleh produk unggulan agroindusri wijen sera menganalisis kelayakan usaha produk unggulan agroindusri erpilih unuk dibangun dan dikembangkan. Ruang lingkup kajian ini dibaasi pada pemilihan produk agroindusri berbasis wijen yang poensial dikembangkan dan penilaian kelayakan usaha agroindusri poensial ersebu yang diliha dari aspek finansial. METODOLOGI PENELITIAN Peneliian dilaksanakan pada bulan April Desember 2007 di Desa Bendosari, Kecamaan Bendosari Kabupaen Sukoharjo, Jawa Tengah. Pengambilan daa sekunder dilakukan pada dinas erkai sedangkan daa primer diperoleh dari diskusi mendalam dengan pakar enang penyediaan bahan baku yang mewakili prakisi, akademis dan pemerinah daerah. Adapun indusri kecil yang dijadikan obyek adalah koperasi Esu Mandiri Desa Bendosari, Kecamaan Bendosari, Kabupaen Sukoharjo, Jawa Tengah. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran peneliian dikembangkan dari laar belakang dan kajian eoriis unuk dapa membahas permasalahan yang dihadapi. Didasari dari poensi pengembangan yang ada saa ini erdapa keunggulan komparaif, keunggulan kompeiif dan kelayakan usaha sera didukung oleh fakor inernal dan eksernal maka pengembangan agroindusri wijen dapa dijalankan melalui banyak sraegi, namun pada kajian ini hanya dibahas enang sraegi pemilihan produk unggulan dan kelayakan finansial agroindusri wijen. Kerangka pemikiran peneliian selengkapnya disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Kerangka pemikiran peneliian.
64 Jurnal SOSIAL, Edisi Khusus Agusus 2008 Gambar 2. Diagram alir model pemilihan produk unggulan dan kelayakan finansial agroindusri wijen. Meode perbandingan eksponensial (MPE) Tahapan Teknik MPE menuru Manning (1984), diacu dalam Eriyano (1999) adalah sebagai beriku : (1) menuliskan semua alernaif, (2) menenukan krieria-krieria pening dalam pengambilan kepuusan, (3) mengadakan penilaian erhadap seiap krieria, (4) mengadakan penilaian erhadap semua alernaif masing-masing krieria, (5) menghiung nilai seiap alernaif, dan (6) memberikan jenjang kepada alernaif berdasarkan nilai masing-masing krieria. Perhiungan oal nilai seiap pilihan kepuusan menggunakan formulasi (Ma arif dan Tanjung 2003) sebagai beriku : m TKKj Toal Nilai = ( ) ij... (1) j= 1 RK Dengan : RK ij = deraja kepeningan relaif krieria ke j pada kepuusan ke i TKK j =deraja kepeningan krieria kepuusan n = jumlah pilihan kepuusan m = jumlah krieria kepuusan Pemberian bobo kepada seiap krieria dilakukan dengan : 1) memberikan bobo secara langsung anpa melakukan perbandingan relaif erhadap krieria yang lainnya. 2) Dapa dilakukan oleh orang yang mengeri, paham dan berpengalaman dalam menghadapi masalah kepuusan yang dihadapi. 64
3) Pemberian bobo seperi ini sanga bersifa subyekif. Luluk: Sraegi pemilihan produk unggulan 65 Formula yang digunakan dalam penenuan bobo sebagai beriku : W e = n j = 1 k n lej e = 1 j = 1 eej, unuk e = 1, 2,..k... (3)...(2) Dimana, lej= nilai ujuan ke l oleh pakar ke j n = jumlah pakar Pemberian jenjang pada ahap akhir berdasarkan uruan nilai alernaif erbesar hingga alernaif erkecil. Nilai alernaif yang erbesar akan dijadikan sudi kasus pada peneliian ini. Meode penilaian kelayakan finansial Analisis kelayakan invesasi menggunakan beberapa meode menilai kelayakan invesasi suau usaha, dianarannya : Ne Presen Value (NPV), Inernal Rae of Reurn (IRR), Pay Back Period (PBP) (Soeharo, 2002). a. Ne Presen Value (NPV) Meode ini mendiskonokan seluruh aliran kas, baik aliran kas masuk maupun aliran kas keluar pada basis waku sekarang. Unuk keperluan perghiungan diperlukan pendiskon, yaiu biaya modal. NPV adalah jumlah seluruh aliran kas yang elah didiskonokan dengan menggunakan formula maemaik sebagai beriku : n ( B C ) NPV = C o i...(3) =1 (1 + ) Krieria kelayakan adalah : jika nilai NPV > 0 berari invesasi layak unuk dijalankan, sebaliknya jika nilai NPV < 0, maka invesasi rugi aau idak layak unuk dilanjukan. b. Inernal Rae of Reurn (IRR) Meode ini digunakan unuk menghiung pada ingka bunga berapa seluruh pengeluaran proyek akan sama dengan seluruh penerimaan sepanjang proyek. Unuk perhiungan digunakan formula maemaik sebagai beriku : IRR = D P + PVP XD f. N D f. P...(4) PVP PVN Kreeria kelayakannya adalah : jika nilai IRR > 1, maka invesasi layak unuk dieruskan dan sebaliknya jika nilai IRR < 1, maka invesasi idak layak unuk dieruskan. c. Ne Benefi Cos raio (ne B/C) Ne B/C adalah perbandingan anara presen value oal dari hasil keunungan bersih erhadap presen value dari biaya bersih. Meode ini sering juga disebu Rasio Manfaa Biaya. Unuk menghiung Ne B/C dapa digunakan formula (Gray e al. 1986; Kadariyah e al. 1999) sebagai beriku :
66 Jurnal SOSIAL, Edisi Khusus Agusus 2008 Ne B/C = n = 0 n = 0 B C (1 + i) C B (1 + i) unuk B C > 0...(5) unuk B C < 0 Krierianya adalah : jika nilai B/C > 1 berari invesasi layak unuk dijalankan jika nilai B/C < 1 berari invesasi idak layak unuk dijalankan dan jika nilai B/C = 1, maka kepuusan erganung pada invesor. d. Pay Back Period (PBP) Meode ini digunakan unuk menilai invesasi yang didasarkan pada lamanya waku yang diperlukan unuk melunasi biaya invesasi (cos) oleh ne benefi. Oleh karena iu PBP sering juga dinyaakan sebagai jumlah periode (ahun) yang diperlukan unuk mengembalikan (menuup) ongkos invesasi awal dengan ingka pengembalian erenu. Perhiungan PBP didasarkan pada aliran kas baik ahunan maupun yang merupakan nilai sisa. Unuk mengeahui periode pengembalian pada suau ingka erenu digunakan formula maemaik sebagai beriku : PBP = P +, N = A...(6) 1 ( P/ F,1%, HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil kajian pusaka dan diskusi mendalam dengan pakar erhadap pemilihan produk agroindusari berbasis wijen diperoleh 9 krieria penilaian pemilihan produk unggulan agroindusri wijen. Krieria ersebu melipui; peningkaan nilai ambah, keersediaan sdm rampil, daya serap enaga kerja, prospek dan perminaan pasar produk, keersediaan bahan baku, kemudahan proses produksi, kemudahan akses dan kelayakan ala, kemudahan akses eknologi, dan dampak lingkungan. Hasil penilaian pakar erhadap bobo nilai krieria selengkapnya disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil penilaian pakar erhadap bobo nilai krieria pemilihan produk unggulan agroindusri wijen. No Krieria pemilihan produk unggulan agroindusri wijen Bobo Nilai 1 Peningkaan Nilai Tambah 6 2 Keersediaan SDM Trampil 7 3 Daya Serap Tenaga Kerja 6 4 Prospek dan Perminaan Pasar Produk 8 5 Keersediaan Bahan Baku 3 6 Kemudahan Proses Produksi 1 7 Kemudahan Akses dan Kelayakan Ala. 6 8 Kemudahan Akses Teknologi 3 9 Dampak Lingkungan 3 Terliha pada Tabel 1. menunjukkan bahwa prospek dan perminaan pasar produk memiliki bobo nilai eringgi yaiu bobo nilai 8, hal ini sesuai dengan hasil peneliian erhadap fakor 66
Luluk: Sraegi pemilihan produk unggulan 67 pengembangan angroindusri wijen adalah perminaan pasar sebagai fakor kunci (Budi 2008). Dimana perminaan pasar akan sanga menenukan kelayakan usaha dan sanga menenukan jenis produk dan kapasias produksi. Krieria pening lainnya adalah keersediaan sumber daya manusia erampil, hal ini dimaksudkan adalah ersediannya eknologi dan insrumen yang memadai eapi sumber daya manusia yang idak memadai jusru akan menghamba jalannya proses produksi, maka krieria ini memiliki bobo nilai yang inggi dan perlu diperhaikan. Hasil kajian pusaka dan diskusi mendalam dengan paka diperoleh 6 alernaif produk unggulan agroindusri wijen. Hasil analisis menunjukkan bahwa alernaif produk minyak seasoning sebagai priorias perama produk unggulan agroindusri wijen, priorias kedua adalah biji sosoh, dan priorias keiga adalah kecap wijen. Hasil analisis produk unggulan agroindusri wijen selengkapnya disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil analisis pemilihan produk unggulan berdayasaing agroindusri wijen. No Alernaif Produk unggulan berdayasaing Bobo agrega Priorias 1 Minyak Sayur (semi-refined sesame oil) 56961493 I 2 Biji sosoh 44164308 II 3 Kecap 31399367 III 4 Minyak kesehaan (Refine sesame oil) 18693287 IV 5 Minyak kasar bahan baku Indusri (Crude sesame oil) 10414477 V 6 Cabuk 3266052 VI Tabel 2. menunjukkan bahwa kepuusan memilih priorias perama alernaif produk unggulan berdayasaing minyak sayur merupakan kepuusan yang epa, karena saa ini minyak wijen sebagai minyak sayur (seasoning) sudah banyak dikenal masyaraka dan kebuuhan akan minyak wijen unuk minyak makan didalam negeri cukup inggi, sedangkan produksi dalam negeri masih sanga rendah hanya mencapai 10,08 on/ahun, sehingga harus mengimpor, daa erakhir impor minyak wijen sebesar 315,45 on/ahun (BPS 2005). Priorias kedua adalah produk unggulan berupa biji sosoh, hal ini menujukkan adanya kenyaaan bahwa kebuuhan biji wijen sosoh ini sanga inggi, erbuki bahwa Indonesia melakukan impor biji wijen mencapai. Sedangkan produk unggulan keiga, juga poensial dikembangkan namun masih sempi peluang pasarnya karena belum banyak dikenal konsumen, oleh karena iu unuk pengembangkannya sanga diperlukan upaya pengenalan aau promosi secara inensif enang manfaa produk. Hasil analisis kelayakan finansial erhadap pengembangan agroindusri wijen pada skala indusri kecil dilakukan pada skala usaha dengan kapasias produksi 14 kg/hari aau 364 kg/bulan minyak wijen aau seara jumlah biji wijen 40 kg/hari aau 1040 kg/bulan biji wijen dapa dikeahui dengan beberapa ala analisis yaiu nilai NPV, ne B/C raio, IRR dan PBP. Hasil analisis kelayakan finansial pengembangan agroindusri wijen menunjukkan layak dikembangkan. Hasil analisis sensiivias selengkapnya disajikan pada Tabel 3.
68 Jurnal SOSIAL, Edisi Khusus Agusus 2008 Tabel 3. Analisis sensiivias kelayakan finansial Skenario Perubahan Harga bahan baku normal Rp. 8000/kg Harga bahan baku naik 20 % ( Rp. 9600/kg Harga bahan baku normal Rp. 8000/kg dan harga jual urun 20 % Harga bahan baku naik 20 % (Rp. 9600) dan Harga jual Turun 20 % Ne Presen Value (NPV) Inernal Rae of Reurn (IRR) B/C Raio Payback Period (PBP) Keerangan 292,796,108. 40.90% 1.27 1.03 Layak 205,146,247. 32.35% 1.22 1.10 Layak 162,953,796. 28.17% 1.21 1.15 Layak 100,642,296. 22.04% 1.17 1.24 Layak Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai NPV dari proyek ini adalah serbesar Rp. 292.796.108 Hal ini menunjukkan bahwa pada ingka bunga 20% nilai NPV masih menunjukkan posiif sehingga pada ingka opporuniy (discoun rae) 20 % invesasi agroindusri wijen layak dilakukan. Nilai ne B/C raio juga dapa menunjukkan krieria layak idaknya usaha unuk dijalankan, dimana ne B/C >1 maka usaha ersebu layak dijalankan, sebaliknya jika ne B/C < 1 maka usaha ersebu idak layak dijalankan. Hasil analisis ne B/C menunjukkan nilai sebesar 1,27 hal berari invesasi agroindusri wijen layak dilaksanakan, jika kondisi harga bahan baku yang meningka 20% dan harga jual menurun 20% juga masih layak dijalankan yaiu 1.17. Nilai IRR sebesar 22,04% arinya juga layak dijalankan karena lebih besar dari ingka bunga yang dienukan yaiu 20 %. Demikian juga dengan waku pengembalian invesasi dapa diliha dari hasil analisis erhadap nilai Pay Back Period (PBP) yaiu 1,03 ahun arinya bahwa invesasi akan kembali dalam jangka waku 1,03 ahun, dan jika kondisi harga bahan baku yang meningka 20% dan harga jual menurun 20% maka nilai BPB 1,24 ahun, maka juga layak dijalankan. k alernaif yang KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dapa diarik kesimpulan bahwa : 1. Alernaif produk unggulan agroindusri wijen yang poensial dikembangkan adalah minyak seasoning sebagai priorias uama, Produk ini sudah banyak dikenal masyaraka enang manfaanya. Alernaif ke dua adalah biji sosoh, hal ini digunakan oleh banyak konsumen aau produsen indusri aneka makanan. selain iu produk kecap wijen sebagai alernaif ke iga juga poensial dikembangkan, namun masih memerlukan upaya pengenalan aau promosi yang lebih inensif, karena perminaan pasar masih sediki dan ingginya produk persaing yang beredar. 2. Analisis kelayakan finansial pengembangan agroindusri wijen dengan beberapa skenario sensiivias layak dikembangkan Saran Peneliian ini perlu dilanjukan enang sraegi pemasaran ermasuk segmen pasar dan promosi, sera pengembangan produk agroindusri wijen guna meningkakan persaingan dan penerasi pasar di masa mendaang. 68
Luluk: Sraegi pemilihan produk unggulan 69 DAFTAR RUJUKAN Bierman, Harorld,Jr. Dan Senymour SMIDT (1984). The Capial Budgeing Decision of Invesmen Projec. 4 h Ediion, New York: Macmillan Publishing, Co., Inc. Brown. 1994. Agroindusrial Invesmen and Operaion. Washingon: EDI Developmen Sudies. World Bank Pub. BPS. 2005. Saisik Indonesia 2004. Jakara: Badan Pusa Saisik Budi L.S. 2005. Teknoekonomi Proyek Agroindusri Minyak Wijen. Budi. LS, Ma arif.ms, Saillah.I,Raharja. S. 2008. Sraegi Pemilihan Model Kelembagaan Dan Kelayakan Finansial Agroindusri Wijen. Dysinger, Daniel K. (1997). Capial Budgeing: Forcasing The Fuure Mining Engineering, Vol, 49, Sepember, Pp. 35-38. Emery, Gary W. (1998). Corpoae Finance: principle and Pracice. Massachuses: Adidison Wesley. Eriyano 1999, Ilmu Sisem : Meningkakan Muu dan Efekifias manajemen. Jilid sau. Bogor: IPB Press. Kamrad, Bardia. (1995). A Laice Claims Model for Capial Budgeing. IEEE Transacion on Engineering Managemen, Vol. 42, No.2, May, Pp.140-149. Kearen. S (1986). Minyak dan Lemak Pangan, Ui-Press, Jakara. Kuncoro, M. 1996. Analisis Srukur, Prilaku, dan Kinerja Agroindusri Indonesia : Suau Caaan Empiris. Kelola Vol. IV(11): 64-92. Ma arif MS dan Tanjung H. 2003. Teknik-Teknik Kuaniaif Unuk Manajemen. Jakara: Gramedia Widiasarana. Morris, JB. 2002. Food, Indusrial, Nuraceuical, and Pharmaceuical uses of sesame geneik resources, p 153-156. In J. janick and A. Whipkey (eds). Trends in new crops and new uses. ASHS Press, Alexandria, VA Nurheru, dan Soenardi. 2002. Peranan Wijen Dalam Meningkakan Pendapaan Peani di Wilayah Kering Soeharo I. 2002. Sudi Kelayakan Proyek Indusri. Jakara: Penerbi Erlangga Sapley, Cecil E. Dan Russell E. BUTNER. (1994) The Need for New Invesmen Planning. PIMA Magazine, Vol, 76, Augus, Pp. 38-42. Tang, S.I. (1996). Economic Feasibiliy of Projec, Singapore: McGraw-Hill Book, Co. USAID. 2002. Overview of he Nigerian Sesame Indusry Chemonics Inernaional Inc. Nigeria. Weson, J. Fred, Sco Besley dan Eugene F.Brigham (1996). Essenials of Managerial Finance. 7 h Ediion. For Worh: The Dryden Press.