BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat kuat pengaruh

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 110 responden yang berada di

BAB IV PENGUJIAN. Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. adalah 1397 orang yang terdiri dari petugas Aviation Security (Avsec), petugas

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN. Berikut ini diringkas pengiriman dan penerimaan kuesioner : Tabel 4.1. Rincian pengiriman Pengembalian Kuesioner

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. melalui kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 34 kuesioner, pekerjaan, dan tingkat pendidika terakhir.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kebon Jeruk Satu. mengoptimalkan penerimaan pajak.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. responden disetiap rangkap kuesioner yang terdiri dari :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. elektrik, appliance dan industri umum. PT Yamatogomu Indonesia berdiri

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan bertujuan untuk menguji apakah motivasi,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diperoleh dari penyebaran kuesioner pada konsumen.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berada di meruya selatan. dengan total 100 kuesioner yang diantarkan langsung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Provinsi dan tercatat kedalam Rumah Sakit Tipe D. RS ini telah terdaftar

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengelompokan Responden Berdasarkan Usia. Salam Sari dapat dilihat pada tabel 3.1 adalah sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dan karyawan di bagian akuntansi dan keuangan pada 5 (lima) Perusahaan

Data Deskriptif Keterangan Jumlah %

BAB 3 PEMBAHASAN DAN HASIL

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN. buah. Dari 105 kuesioner yang dikirimkan kepada seluruh

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak. kerelaan nilai dalam membayar pajak sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean) dan standar

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Responden Penelitian. Jumlah responden yang berpartisipasi dalam penelitian survei ini

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk menguji apakah alat ukur (instrument) yang digunakan memenuhi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. populasi responden sebanyak 42 responden masyarakat yang mengkonsumsi atau

BAB IV. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN. Data-data yang diolah dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. uji instrumen penelitian, analisis data dan pembahasan. Statistik deskriptif data,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian yang terdiri dari variabel terikat (dependen) yaitu tingkat

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh Wajib Pajak Orang Pribadi

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Cabang Pekalongan yang berjumlah nasabah. Dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

pandangan terhadap pekerjaan antara laki-laki dan perempuan. 2. Program Studi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Karakteristik responden digunakan untuk menggambarkan keadaan atau

BAB IV HASIL PENELITIAN. Mei 2016 terhadap siswa pada mata pelajaran Akidah akhlak di MTsN Kunir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. UD. Inter merupakan salah satu usaha dagang yang terbilang baru diindustri

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai

BAB III METODE PENELITIAN. jawaban responden yang pada dasarnya merupakan data kualitatif, maka untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Karakteristik Berdasarkan Responden

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas. Variable Corrcted item total R tabel Keterangan

BAB IV HASIL PENELITIAN. transaksi untuk pembelian fashion muslim melalui e-commerce, maka akan. Tabel 4.1 Data responden berdasarkan gender

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Novotel Jakarta Mangga Dua Square, hotel bintang 4 yang didirikan pada

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DISIPLIN KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PT. GOLD COIN INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. per bulan. Dengan demikian diharapkan dapat mengetahui gambaran yang

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian sebaiknya dilakukan pengujian terlebih dahulu

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Perusahaan didirikan pada tanggal 20 Maret 1958 di Jakarta. Ruang lingkup

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pegawai BPBD Semarang yang berjumlah 56 orang. Untuk mendapatkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS PEMBAHASAN. ditawarkan tidak hanya berasal dari produsen lokal saja, namun juga

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. syarat, jika harga koefisien rhitung 0,300 (Riduwan, 2005:109;

BAB IV HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. pembayaran pajak kendaraan bermotor di lima samsat yang ada di DIY

BAB IV HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah semua guru di SMA Negeri 96 Jakarta sebanyak 45 orang. Berdasarkan data yang diperoleh dari jawaban responden dalam kuesioner, diperoleh data mengenai karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan masa kerja. Hasil selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik Jumlah Persentase Responden (%) Jenis Kelamin Laki-laki 17 38 Perempuan 28 62 Total 45 100 Pendidikan Terakhir Sarjana (S1) 40 89 Pascasarjana (S2/S3) 5 11 Total 45 100 Masa Kerja 5-10 8 18 11 20 13 29 >20 24 53 Total 45 100 Status Kepegawaian PNS 36 80 Non PNS 9 20 Total 45 100 Sumber: Data Penelitian Diolah (2016) 68

69 berikut: Berdasarkan Tabel 5.1 diatas, karakteristik responden adalah sebagai 1. Jenis Kelamin Jenis kelamin terbanyak pada penelitian ini adalah perempuan menunjukkan bahwa perempuan lebih menyenangi menjadi seorang pendidik, memiliki tingkat kesabaran dan ketelitian yang tinggi serta dapat berkomunikasi dengan siswa secara baik. 2. Pendidikan Terakhir Tingkat pendidikan terakhir sebagian besar guru adalah strata 1. Hal ini menunjukkan guru pada sekolah ini memenuhi persyaratan pendidikan minimal untuk menjadi guru SMA 3. Masa Kerja Lama bekerja sebagai pendidik terbanyak adalah antara >20 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru telah mengajar sejak awal berdirinya sekolah tersebut sehingga memiliki pengalaman dalam melaksanakan tugas dan pekerjaanya. 4. Status Kepegawaian Status kepegawaian sebagai pendidik terbanyak adalah berstatus guru PNS. SMA Negeri 96 Jakarta adalah milik pemerintah maka sebagian besar guru berstatus PNS

70 5.2. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk menyajikan rata-rata skor, nilai tertinggi dan nilai terendah dari jawaban responden atas variabel-variabel Kompetensi Pedagogik (X1), Kompetensi Kepribadian (X2), Kompetensi Profesional (X3), Kompetensi Sosial (X4) dan Efektifitas Pembelajaran (Y). 5.2.1 Statistik Deskripsi Kompetensi Pedagogik Tabel 5.2 Descriptive Statistics Variabel/Dimensi Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kompetensi Pedagogik 3,47 4,89 4,18 0,35379 Menyusun Rencana Pembelajaran 3,40 5,00 4,26 0,46675 Kemampuan Menyusun KBM 3,29 5,00 4,31 0,39672 Kemampuan Penilaian 2,71 500 3,98 0,41586 Sumber: Data Penelitian Diolah (2016) Berdasarkan analisis deskripsi variabel kompetensi pedagogik mempunyai skor nilai rata-rata sebesar 4,18, hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan baik karena berada pada rentang setuju dan sangat setuju. Rata-rata nilai terhadap pertanyaan-pertanyaan mengenai dimensi menyusun rencana pembelajaran sebesar 4,26. Rata-rata nilai terhadap pertanyaan-pertanyaan mengenai dimensi kemampuan menyusun KBM sebesar 4,34. Rata-rata nilai terhadap pertanyaan-pertanyaan mengenai dimensi kemampuan penilaian sebesar 3,98.

71 5.2.2 Statistik Deskripsi Kompetensi Kepribadian Tabel 5.3 Descriptive Statistics Variabel/Dimensi Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kompetensi Kepribadian 3,42 5,00 4,34 0,39798 Kepribadian yang mantap 3,67 5,00 4,49 0,45558 Kepribadian arif, berwibawa, akhlak mulia dan dapat menjadi teladan 3,00 5,00 4,20 0,40756 Sumber: Data Penelitian Diolah (2016) Berdasarkan analisis deskripsi variabel kompetensi kepribadian mempunyai skor nilai rata-rata sebesar 4,34, hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan baik karena berada pada rentang setuju dan sangat setuju. Rata-rata nilai terhadap pertanyaan-pertanyaan mengenai dimensi kepribadian yang mantap sebesar 4,49. Rata-rata nilai terhadap pertanyaan-pertanyaan mengenai dimensi kepribadian arif, berwibawa, akhlak mulia dan dapat menjadi teladan sebesar 4,20.

72 5.2.3 Statistik Deskripsi Kompetensi Profesional Tabel 5.4 Descriptive Statistics Variabel/Dimensi Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kompetensi Profesional 2,70 4,90 4,04 0,48671 Menguasai substansi keilmuan, struktur dan metode keilmuan 2,17 4,83 3,89 0,54365 Etos Kerja 3,00 5,00 4,26 0,50553 Sumber: Data Penelitian Diolah (2016) Berdasarkan analisis deskripsi variabel kompetensi profesional mempunyai skor nilai rata-rata sebesar 4,04, hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan baik karena berada pada rentang setuju dan sangat setuju. Rata-rata nilai terhadap pertanyaan-pertanyaan mengenai dimensi Menguasai substansi keilmuan, struktur dan metode keilmuan sebesar 3,89. Rata-rata nilai terhadap pertanyaan-pertanyaan mengenai dimensi etos kerja sebesar 4,26. 5.2.4 Statistik Deskripsi Kompetensi Sosial Tabel 5.5 Descriptive Statistics Variabel/Dimensi Minimum Maximum Mean Std. Deviation Kompetensi Sosial 2,75 4,88 3,95 0,43796 Interaksi guru dengan peserta didik dan kepala sekolah 2,75 5,00 3,97 0,50733 Interaksi guru dengan orang tua 2,75 5,00 3,92 0,46412 dan masyarakat Sumber: Data Penelitian Diolah (2016)

73 Berdasarkan analisis deskripsi variabel kompetensi sosial mempunyai skor nilai rata-rata sebesar 3,95 hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan baik karena berada pada rentang setuju dan sangat setuju. Rata-rata nilai terhadap pertanyaan-pertanyaan mengenai dimensi Interaksi guru dengan peserta didik dan kepala sekolah sebesar 3,97. Rata-rata nilai terhadap pertanyaan-pertanyaan mengenai dimensi Interaksi guru dengan orang tua dan masyarakat sebesar 3,92. 5.2.5 Statistik Deskripsi Efektifitas Pembelajaran Tabel 5.6 Descriptive Statistics Variabel/Dimensi Minimum Maximum Mean Std. Deviation Efektifitas Pembelajaran 3,33 4,92 4,10 0,43594 Hasil Belajar 3,00 5,00 3,98 0,60260 Kejelasan Instruksi 3,00 5,00 4,27 0,48880 Keterlibatan Siswa 3,00 5,00 4,00 0,53430 Antusiasme 3,00 5,00 4,12 0,43872 Sumber: Data Penelitian Diolah (2016) Berdasarkan analisis deskripsi variabel efektifitas pembelajaran mempunyai skor nilai rata-rata sebesar 4,10, hal ini menunjukan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian memberikan tanggapan baik karena berada pada rentang setuju dan sangat setuju. Rata-rata nilai terhadap pertanyaanpertanyaan mengenai dimensi hasil belajar sebesar 3,98. Rata-rata nilai terhadap pertanyaan-pertanyaan mengenai dimensi kejelasan instruksi sebesar 4,27. Ratarata nilai terhadap pertanyaan-pertanyaan mengenai dimensi keterlibatan siswa

74 sebesar 4,00. Rata-rata nilai terhadap pertanyaan-pertanyaan mengenai dimensi antusiasme sebesar 4,12. 5.3. Hasil Uji Instrumen Pada penelitian ini pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan software SPSS 21. Pengujian dilakukan agar dapat diandalkan dan tiap-tiap butir indikatornya dapat digunakan 5.3.1.Uji Validitas Uji validitas menggunakan tingkat kepercayaan 95%, dimana df = n-2. Nilai n dalam penelitian ini yaitu 45, sehingga nilai df = 43. Dengan begitu, diperoleh nilai rtabel = 0,301 Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas ini adalah sebagai berikut: a. Jika rhitung 0,301 maka butir pernyataan tersebut valid b. Jika rhitung< 0,301 maka butir pernyataan tersebut tidak valid. Hasil perhitungan validitas dilakukan dengan melihat koefisien korelasi antara masing-masing indikator terhadap skor konstruk dari setiap variabel, disajikan pada tabel-tabel dibawah ini. Berdasarkan perhitungan terhadap 45 responden, diperoleh hasil dengan software SPSS 21 sebagai berikut:

75 Tabel 5.7 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel/Dimensi r hitung r tabel Keterangan Kompetensi Pedagogik (X1) Menyusun Rencana Pembelajaran 0,843 0,301 Valid Kemampuan Menyusun KBM 0,920 0,301 Valid Kemampuan Penilaian 0,809 0,301 Valid Kompetensi Kepribadian (X2) Kepribadian Yang Mantap 0,930 0,301 Valid Kepribadian Arif, Berwibawa, Akhlak Mulia dan Dapat Menjadi Teladan 0,912 0,301 Valid Kompetensi Profesional (X3) Menguasai substansi keilmuan, struktur dan metode keilmuan 0,953 0,301 Valid Etos kerja 0,871 0,301 Valid Kompetensi Sosial (X4) Interaksi Guru dengan peserta didik dan kepala sekolah 0,910 0,301 Valid Interaksi guru dengan orang tua dan masyarakat 0,891 0,301 Valid Efektifitas Pembelajaran (Y) Hasil Belajar 0,831 0,301 Valid Kejelasan Instruksi 0,857 0,301 Valid Keterlibatan Siswa 0,891 0,301 Valid Antusiasme 0,810 0,301 Valid Sumber: Data Penelitian Diolah (2016) Berdasarkan Tabel 5.7 diperoleh hasil pada variabel Kompetensi Pedagogik terdapat3 (tiga)dimensi yaitu dimensi menyusun rencana pembelajaran, dimensi kemampuan menyusun KBM dan dimensi kemampuan penilaian. Ketiga dimensi tersebut setelah diuji validitas ternyata hasil ujinya adalah rhitung> rtabel 0,301, maka ke tiga dimensi pada variabel kompetensi pedagogik dinyatakan valid dan dapat dipakai untuk uji selanjutnya. Pada variabel Kompetensi Kepribadian terdapat 2 (dua) dimensi yaitu dimensi kepribadian yang mantap dan dimensi kepribadian arif, berwibawa, akhlak mulia dan dapat menjadi teladan. Kedua

76 dimensi tersebut setelah diuji validitas ternyata hasil ujinya adalah rhitung> rtabel 0,301, maka ke tiga dimensi pada variabel kompetensi kepribadian dinyatakan valid dan dapat dipakai untuk uji selanjutnya. Pada variabel Kompetensi Profesional terdapat 2 (dua) dimensi yaitu dimensi menguasai substansi keilmuan, struktur dan metode keilmuan dan dimensi etos kerja. Kedua dimensi tersebut setelah diuji validitas ternyata hasil ujinya adalah rhitung> rtabel 0,301, maka ke dua dimensi pada variabel kompetensi profesional dinyatakan valid dan dapat dipakai untuk uji selanjutnya.pada variabel Kompetensi sosial terdapat 2 (dua) dimensi yaitu dimensi interaksi guru dengan peserta didik dan kepala sekolah dan dimensi interaksi guru dengan orang tua dan masyarakat. Kedua dimensi tersebut setelah diuji validitas ternyata hasil ujinya adalah rhitung> rtabel 0,301, maka ke dua dimensi pada variabel kompetensi sosial dinyatakan valid dan dapat dipakai untuk uji selanjutnya. Pada variabel Efektifitas Pembelajaran terdapat 4 (empat) dimensi yaitu dimensi hasil belajar, dimensi kejelasan instruksi, dimensi keterlibatan siswa dan dimensi antusiasme. Keempat dimensi tersebut setelah diuji validitas ternyata hasil ujinya adalah rhitung> rtabel 0,301, maka ke empat dimensi pada variabel efektifitas pembelajaran dinyatakan valid dan dapat dipakai untuk uji selanjutnya. 5.3.2 Uji Reliabilitas Selanjutnya setelah seluruh butir-butir pernyataan valid maka dilakukan penilaian reliabilitas. Kriteria suatu instrument penelitian dikatakan reliabel bila koefisien reliabilitas > 0,6. Reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. Untuk mengetahui hasil

77 uji reliabilitas dari kuesioner masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 5.8 berikut: Tabel 5.8 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Cronbach's Alpha Hitung Batas Reliabel Reliabilitas X 1 = Kompetensi Pedagogik 0,835 0,60 Reliabel X 2 = Kompetensi Kepribadian 0,820 0,60 Reliabel X 3= Kompetensi Profesional 0,809 0,60 Reliabel X 4= Kompetensi Sosial 0,765 0,60 Reliabel Y = Efektifitas Pembelajaran 0,867 0,60 Reliabel Sumber: Data Penelitian Diolah (2016) Berdasarkan Tabel 5.8 diatas menampilkan bahwa untuk masing-masing variabel penelitian baik variabel terikat maupun bebas, angka Cronbach s Alfa > 0,60. Oleh sebab itu variabel penelitian ini dapat dinyatakan reliabel sehingga item-item pada masing-masing variabel layak digunakan sebagai alat ukur dan dapat dilakukan analisis lebih lanjut. 5.4 Uji Asumsi Klasik 5.4.1 Hasil Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah populasi data terdistribusi normal. Uji normalitas untuk tiap variabel dilakukan dengan melihat titik sebaran data pada gambar grafik P-P Plot. Data-data dari variabel dapat dikatakan normal, jika sebaran data berada pada garis lurus sebaran titik plot.

78 Dasar pengambilan keputusan pada uji normalitas ini adalah sebagai berikut: a. Jika angka signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov Sig 0,05 maka data berdistribusi normal b. Jika angka signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov Sig < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal. Hasil uji Normalitas dapat dilihat pada Tabel 5.9 berikut: Tabel 5.9 Hasil Uji Normalitas One Sample Kolmogorov Smirnov Test Kolmogorov-Smirnov Z 0,601 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,863 Sumber: Data Penelitian Diolah (2016) Berdasarkan Tabel 5.9 dari hasil uji One Sample Kolmogorov-SmirnovTest terhadap residual hasilnya terdistribusi secara normal. Hal ini dilihat dari jumlah sampel sebanyak 45 orang, nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,601 dan signifikansi pada 0,863>0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima berarti dapat disimpulkan data terdistribusi secara normal. 5.4.2 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas adalah untuk melihat hubungan korelasi antar variabel bebas. Pada uji ini dapat dilihat pada tabel Coefficients hasil regresi variabel Kompetensi Pedagogik (X1), Kompetensi Kepribadian (X2), Kompetensi

79 Profesional (X3) Kompetensi Sosial (X4), dan Efektifitas Pembelajaran (Y) seperti yang tertera pada Tabel 5.8 dibawah ini: Tabel 5.10 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Tolerance VIF Kompetensi Pedagogik 0,436 2,294 Kompetensi Kepribadian 0,368 2,718 Kompetensi Profesional 0,334 2,994 Kompetensi Sosial 0,504 1,986 Sumber: Data Penelitian Diolah (2016) Berdasarkan Tabel 5.10 terlihat VIF dari variabel kompetensi pedagogik terhadap variabel efektifitas pembelajaran adalah sebesar 2,294, variabel kompetensi kepribadian terhadap efektifitas pembelajaran adalah sebesar 2,718.variabel kompetensi profesional terhadap efektifitas pembelajaran adalah sebesar 2,994 variabel kompetensi sosial terhadap efektifitas pembelajaran adalah sebesar 1,986,. Dari data dapat diketahui bahwa nilai toleransi semua variabel lebih dari 0,10 dan nilai VIF dari semua variabel independen adalah kurang dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas antar variabel dalam model regresi. 5.4.3 Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya heterokedastisitas, salah satunya adalah dengan menggunakan grafik plot antara nilai terikat dan residualnya. Heterokedastisitas untuk menunjukan nilai varians (Y-Y) antar nilai Y tidak konstant atau sama dari satu pengamatan ke pengamatan

80 lain. Pemeriksaan terhadap gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pancar. Jika diagram pancar yang ada membentuk pola pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heterokedastisitas. Jika diagram pancar tidak membentuk pola acak maka regresi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas dapat dilihat pada Gambar 5.1 berikut: Hasil Uji Heterokedastisitas Gambar 5.1 Berdasarkan diagram pada Gambar 5.1, maka dilihat dari diagram diatas, diagram tersebut pencar dan tidak membentuk pola atau acak maka tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi Efektifitas Pembelajaran berdasarkan masukan variabel kompetensi pedagogik, variabel kompetensi kepribadian, variabel kompetensi profesional dan variabel kompetensi sos

81 5.5 Uji Regresi 5.5.1 Uji Keterandalan Model a. Uji F Uji keterandalan model atau uji kelayakan model merupakan tahapan awal mengidentifikasi model regresi yang diestimasi layak atau tidak layak (andal) maksudnya adalah model yang diestimasi layak digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui layak atau tidak layak suatu pengaruh dari variabel-variabel bebas (Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional dan Kompetensi Sosial ) secara bersama sama atas suatu variabel tidak bebas (Efektifitas Pembelajaran), maka digunakan uji F statistik. Tabel 5.11 Hasil Pengujian Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Efektifitas Pembelajaran siswa SMA Negeri 96 Jakarta Variabel Koefisien Regresi t hitung Sig. Konstanta 0,038 0,09 0,929 Kompetensi Pedagogik 0,453 3,268 0,002 Kompetensi Kepribadian -0,111-0,831 0,411 Kompetensi Profesional 0,446 3,872 0,000 Kompetensi Sosial 0,215 2,062 0,046 R 2 0,779 Fhitung 35,304 0,000 b Sumber: Data Penelitian Diolah (2016) Berdasarkan Tabel 5.11 di atas pada kolom F didapat nilai Fhitung sebesar 35,304, pada kolom Sig adalah nilai probabilitas atau signifikan sebesar 0,000 atau signifikansi 0%. Nilai F tabel untuk tingkat signifikansi (α) = 5% two tailed dengan sampel 45 didapat df pembilang menggunakan k-1 atau jumlah variabel

82 dikurangi 1 yaitu df pembilang 4-1=3, dan df penyebut menggunakan n-k atau jumlah sampel dikurangi jumlah variabel yaitu df penyebut 45-5=40 maka didapat Ftabel yaitu 2,84. Penilaian berdasarkan uji F : jika Fhitung>Ftabel maka Ho ditolak berarti signifikan, dari perhitungan hasil analisis diatas adalah 35,304 > 2,84 maka Ho ditolak berarti signifikan. Berdasarkan probabilitas: jika < 0,05 maka Ho ditolak, hasil analisa diperoleh nilai 0,000 < 0,05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional dan Kompetensi Sosial secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Efektifitas Pembelajaran di SMA Negeri 96 Jakarta. b. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi menjelaskan variasi pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Atau dapat pula dikatakan sebagai proporsi pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika variabel bebas lebih dari satu maka nilai koefisien determinasi dapat diukur oleh nilai R Square. Dari Tabel 5.11 hasil koefisien determinasi R Square (R 2 ) sebesar 0,779 atau 77,9%. Hal ini menunjukan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel bebas (Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesional dan Kompetensi Sosial ) terhadap variabel terikat Efektifitas Pembelajaran (Y) sebesar 77,9% sedang sisanya 22,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukan dalam penelitian ini.

83 5.5.2 Pengaruh Variabel Bebas a. Analisis Regresi Berganda Berdasarkan Tabel 5.11 diatas dapat diketahui persamaan regresinya yaitu:ep = 0,038 + 0,453KP 0,111KK + 0,446KProf + 0,245KS + e Keterangan : Nilai konstanta Efektifitas Pembelajaran (a) = 0,038 Nilai Konstanta Kompetensi Pedagogik (b1) = 0,453 Nilai Konstanta Kompetensi Kepribadian (b2) = -0,111 Nilai Konstanta Kompetensi Profesional (b3) = 0,446 Nilai Konstanta Kompetensi Sosial (b4) = 0,215 Persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut: 1. Konstanta sebesar 0,038, artinya jika Kompetensi Pedagogik (X1), Kompetensi Kepribadian (X2), Kompetensi Profesional (X3) dan Kompetensi Sosial (X4), nilainya adalah 0, maka Efektifitas Pembelajaran (Y) nilainya adalah 0,038. 2. Koefisien regresi X1 bernilai 0,453 positif artinya kenaikan skor kompetensi pedagogik maka akan meningkatkan efektifitas pembelajaran 3. Koefisien regresi X2 bernilai -0,111 negatif artinya penurunan skor kompetensi kepribadian maka akan menurunkan skor efektifitas pembelajaran

84 4. Koefisien regresi X3 bernilai 0,446 positif artinya kenaikan skor kompetensi profesional maka akan meningkatkan efektifitas pembelajaran sebesar 0,446 5. Koefisien regresi X4 bernilai 0,215 positif artinya kenaikan skor kompetensi sosial maka akan meningkatkan efektifitas pembelajaran sebesar 0,215. b. Uji t Uji t dalam regresi linear berganda dimaksudkan untuk menguji apakah parameter (Koefisien regresi dan konstanta) yang diduga untuk mengestimasi persamaan/model regresi linear berganda sudah merupakan parameter yang tepat atau belum. Maksud tepat disini adalah parameter tersebut mampu menjelaskan perilaku variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikatnya. Berdasarkan Tabel 5.11 di atas dapat dilihat dari variabel kompetensi pedagogik nilai thitung 3,268> ttabel 2,01 dan taraf signifikansi 0,002< 0,05 atau Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat dinyatakan secara parsial variabel kompetensi pedagogik berpengaruh signifikan terhadap efektifitas pembelajaran di SMA Negeri 96 Jakarta. Berdasarkan Tabel 5.11 di atas dapat dilihat dari variabel kompetensi kepribadian, nilai thitung-0,831 < ttabel 2,01 dan taraf signifikansi 0,411 > 0,05 atau Ho diterima dan Ha ditolak, maka dapat dinyatakan secara parsial variabel kompetensi kepribadian tidak berpengaruh signifikan terhadap efektifitas pembelajaran di SMA Negeri 96 Jakarta. Berdasarkan Tabel 5.11 di atas dapat dilihat dari variabel kompetensi profesional nilai thitung 3,872 > ttabel 2,01 dan taraf signifikansi 0,000 < 0,05 atau

85 Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat dinyatakan secara parsial variabel kompetensi sosial berpengaruh signifikan terhadap efektifitas pembelajaran di SMA Negeri 96 Jakarta. Berdasarkan Tabel 5.11 di atas dapat dilihat dari variabel kompetensi sosial nilai thitung2,062> ttabel 2,01 dan taraf signifikansi 0,046< 0,05 atau Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat dinyatakan secara parsial variabel kompetensi sosial berpengaruh signifikan terhadap efektifitas pembelajaran di SMA Negeri 96 Jakarta. 5.6 Analisa Korelasi Antar Dimensi Analisis dimensi digunakan untuk mengetahui kuat hubungan antar dimensi variabel bebas dengan variabel terikat, untuk itu diperlukan matrix korelasi dimensi antar variabel yang dapat dilihat pada Tabel 5.12. Tabel 5.12 Matriks Korelasi Dimensi Antar Variabel Penelitian Variabel Kompetensi Pedagogik (X 1) Kompetensi Profesional (X 3) Dimensi Menyusun Rencana Pembelajaran Kemampuan Menyusun KBM Kemampuan Penilaian Mengusasi substansi keilmuan, struktur dan metode keilmuan Hasil Belajar Efektifitas Pembelajaran (Y) Kejelasan Keterlibatan Instruksi Siswa Antusi asme 0,554 0,567 0,536 0,458 0,524 0,566 0,603 0,533 0,538 0,710 0,586 0,695 0,479 0,654 0,708 0,646

86 Lanjutan.. Kompetensi Sosial (X 4) Etos Kerja 0,551 0,723 0,683 0,710 Interaksi Guru dengan peserta didik dan kepala sekolah Interaksi guru dengan orang tua dan masyarakat Sumber: Data Penelitian Diolah (2016) 0,416 0,550 0,671 0,469 0,461 0,422 0,563 0,606 Hasil analisa korelasi yang dibuat pada tabel 5.12 sebagai berikut: 1. Korelasi Kompetensi Pedagogik terhadap Efektifitas Pembelajaran Pada tabel tersebut menjelaskan bahwa hasil pengujian korelasi dimensi terkuat dengan tingkat hubungan kuat ditunjukan oleh dimensi kemampuan penilaian dengan dimensi kejelasan instruksi sebesar 0,710 dan korelasi dimensi kemampuan penilaian dengan dimensi antusiasmesebesar 0,695. Dimensi terlemah dengan tingkat hubungan sedang ditunjukan oleh dimensi menyusun rencana pembelajaran dengan dimensi antusiasme sebesar 0,458 dan korelasi kemampuan menyusun KBM dengan dimensi hasil belajar sebesar 0,524. 2. Korelasi Kompetensi Profesional terhadap Efektifitas Pembelajaran Hasil korelasi antar dimensi di variabel kompetensi profesional terhadap efektifitas pembelajaran adalah, korelasi dimensi terkuat dengan tingkat hubungan kuat ditunjukan oleh dimensi etos kerja dengan dimensi kejelasan instruksi sebesar 0,723 dan korelasi dimensi etos kerja dengan dimensi antusiasme sebesar 0,710. Dimensi terlemah dengan tingkat hubungan sedang ditunjukan oleh dimensi menguasai substansi keilmuan, struktur dan metode keilmuan dengan

87 dimensi hasil belajar sebesar 0,479 dan korelasi dimensi etos kerja dengan dimensi hasil belajar sebesar 0,551. 3. Korelasi Kompetensi Sosial terhadap Efektifitas Pembelajaran Hasil korelasi antar dimensi di variabel kompetensi sosial terhadap efektifitas pembelajaran adalah, korelasi dimensi terkuat dengan tingkat hubungan kuatditunjukan oleh dimensi interaksi guru dengan peserta didik dan kepala sekolah dengan dimensi keterlibatan siswasebesar 0,671 dan korelasi dimensiinteraksi guru dengan orang tua dan masyarakatdengan dimensi antusiasme sebesar 0,606. Dimensi terlemah dengan tingkat hubungan sedang ditunjukan oleh dimensi interaksi guru dengan peserta didik dan kepala sekolah dengan dimensi hasil belajar sebesar 0,416 dan korelasi dimensi interaksi guru dengan orang tua dan masyarakatdengan dimensi kejelasan instruksi sebesar 0,422. 5.7 Pembahasan 5.7.1 Pengaruh Kompetensi Pedagogik terhadap Efektifitas Pembelajaran Dari hasil uji t diatas, terlihat bahwa hipotesis 1 terbukti benar. Pengujian hipotesis 1 membuktikan bahwa variabel kompetensi pedagogik berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel efektifitas pembelajaran. Berdasarkan Tabel 5.12, kompetensi pedagogik mempunyai nilai koefisien korelasi yang kuat terhadap efektifitas pembelajaran. Dari tiga dimensi (menyusun rencana pembelajaran, kemampuan menyusun KBM dan kemampuan penilaian) satu dimensi diantaranya yaitu dimensi menyusun rencana pembelajaran memiliki

88 korelasi sedang. Apapun penilaian dari sekolah tentang kompetensi pedagogik guru dalam menyusun rencana pembelajaran tidak berpengaruh signifikan terhadap efektifitas pembelajaran di sekolah. Hal ini menggambarkan bahwa guru SMA Negeri 96 Jakarta pada umumnya tetap meningkatkan efektifitas pembelajaran yang merupakan tugas terhadap pekerjaannya sebagai seorang guru dalam mengelola pembelajaran sehingga akan muncul antusisme dari peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Tingkat korelasi sedang ditunjukan oleh dimensi kemampuan menyusun KBM. Disini terlihat bahwa kemampuan menyusun KBM oleh seorang guru sangat berhubungan erat dengan hasil belajar siswa tetapi hal ini tidak mempengaruhi efektifitas pemebelajaran. Tingkat korelasi kuat ditunjukan oleh dimensi kemampuan penilaian. Disini terlihat bahwa kemampuan penilaian oleh seorang guru sangat berhubungan kejelasan instruksi pada saat guru melaksanakan proses kegiatan pembelajaran di dalam kelas sehingga siswa akan mudah memahami penjelasan guru dan guru pun dapat menilai kemampuan siswa tersebut. Hal ini seiring dengan pendapat Mukhlis (2009:75) yaitu kompetensi pedagogik guru adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa makin tinggi kompetensi pedagogik seorang guru maka makin tinggi pula efektifitas pembelajaran yang dilakukan di sekolah. Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya

89 sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Maksum (2013) menemukan kompetensi pedagogik guru pendidikan jasmani relatif optimal dilihat dari waktu aktif belajar gerak dan angka partisipasi siswa dalam pembelajaran; Pratama,et al (2011) menemukan bahwa kompetensi pedagogik guru secara parsial memberikan kontribusi terhadap kemampuan kognitif siswa mata pelajaran fisika; Hardiana (2013) menemukan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi pedagogik terhadap hasil belajar siswa kelas X pada mata pelajaran IPS. 5.7.2 Pengaruh Kompetensi Kepribadian terhadap Efektifitas Pembelajaran Dari hasil uji t diatas, terlihat bahwa hipotesis 2 terbukti tidak benar. Pengujian hipotesis 2 membuktikan bahwa variabel kompetensi kepribadian tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel efektifitas pembelajaran. Kepribadian sebenarnya sesuatu yang abstrak, hanya dapat dilihat melalui penampilan, tindakan, ucapan, cara berpakaian dan dalam menghadapi setiap persoalan. Dan kepribadian adalah apa yang akan menentukan apakah guru adalah seorang pendidik yang baik dan pembangun untuk siswa. Dalam hal ini kompetensi kepribadian guru tidak berpengaruh terhadap efektifitas pembelajaran pada SMA Negeri 96 Jakarta dikarenakan sebagian besar guru telah mempunyai masa kerja diatas 20 tahun yang sudah berpengalaman dalam mengelola pembelajaran dan tingkat kematangan emosional sudah sangat baik sehingga apapun persoalan yang dihadapi oleh guru tersebut baik persoalan pribadi maupun persoalan kedinasan tidak banyak mempengaruhi terhadap efektifitas pembelajaran.

90 Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kompetensi kepribadian tidak mempengaruhi efektifitas pembelajaran di sekolah. Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Liberante (2012) menemukan bahwa interaksi guru-siswa tidak mempengaruhi hasil akademik siswa. 5.7.3 Pengaruh Kompetensi Profesional terhadap Efektifitas Pembelajaran Dari hasil uji t diatas, terlihat bahwa hipotesis 3 terbukti benar. Pengujian hipotesis 3 membuktikan bahwa variabel kompetensi profesional berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel efektifitas pembelajaran. Berdasarkan Tabel 5.12, kompetensi profesional mempunyai nilai koefisien korelasi yang kuat terhadap efektifitas pembelajaran. Dari dua dimensi (menguasai substansi keilmuan, struktur dan metode keilmuan dan etos kerja) satu dimensi diantaranya yaitu dimensi menguasai substansi keilmuan, struktur dan metode keilmuan memiliki korelasi sedang. Apapun penilaian dari sekolah tentang kompetensi profesional guru dalam menguasai substansi keilmuan, struktur dan metode keilmuan tidak berpengaruh signifikan terhadap efektifitas pembelajaran di sekolah. Hal ini menggambarkan bahwa guru SMA Negeri 96 Jakarta pada umumnya tetap meningkatkan efektifitas pembelajaran yang merupakan tugas terhadap pekerjaannya sebagai seorang guru dalam mengelola pembelajaran sehingga akan meningkatkan hasil belajar yang memuaskan dari peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

91 Tingkat korelasi tinggi ditunjukan oleh dimensi etos kerja. Disini terlihat bahwa etos kerja seorang guru sangat berhubungan erat dengan kejelasan instruksi tetapi hal ini tidak mempengaruhi efektifitas pembelajaran. Hal ini seiring dengan pendapat Usman (2011:14-15) yang memberikan kesimpulan bahwa suatu pekerjaan yang bersifat profesional memerlukan beberapa bidang ilmu yang sengaja harus dipelajari dan kemudian di aplikasikan bagi kepentingan umum. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa makin tinggi kompetensi profesional seorang guru maka makin tinggi pula efektifitas pembelajaran yang dilakukan di sekolah Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Mustafa (2013) menemukan kompetensi profesional guru yang tinggi tidak hanya membantu siswa mendapatkan hasil akademik yang baik, tetapi juga mereka mengajar siswa bagaimana belajar yang tepat; Hartyanti (2009) menemukan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi profesional terhadap minat belajar mata pelajaran fiqih pada siswa; Irshad (2014) menemukan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kompetensi profesional guru terhadap hasil belajar kompetensi dasar menggunakan peralatan kantor; Suyudi dan Suyitno (2014) menemukan bahwan ada hubungan yang positif dan signifikan antara profesionalisme guru terhadap prestasi belajar siswa

92 5.7.4 Pengaruh Kompetensi Sosial terhadap Efektifitas Pembelajaran Dari hasil uji t diatas, terlihat bahwa hipotesis 4 terbukti benar. Pengujian hipotesis 4 membuktikan bahwa variabel kompetensi sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel efektifitas pembelajaran. Berdasarkan Tabel 5.12, kompetensi sosial mempunyai nilai koefisien korelasi yang kuat terhadap efektifitas pembelajaran. Dari dua dimensi (interaksi guru dengan peserta didik dan kepala sekolah dan interaksi guru dengan orang tua dan masyarakat) satu dimensi diantaranya yaitu dimensi interaksi guru dengan orang tua dan masyarakatmemiliki korelasi sedang. Apapun penilaian dari sekolah tentang kompetensi sosial seorang guru dalam kemampuan berinteraksi antara guru dengan orang tua dan masyarakat tidak berpengaruh signifikan terhadap efektifitas pembelajaran di sekolah. Hal ini menggambarkan bahwa guru SMA Negeri 96 Jakarta pada umumnya tetap meningkatkan efektifitas pembelajaran yang merupakan tugas terhadap pekerjaannya sebagai seorang guru dalam mengelola pembelajaran sehingga akan meningkatkan hasil belajar yang memuaskan dari peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Tingkat korelasi tinggi ditunjukan oleh dimensi interaksi guru dengan peserta didik dan kepala sekolah. Disini terlihat bahwa interaksi guru dengan peserta didik dan kepala sekolahsangat berhubungan erat dengan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran agar semua siswa dapat lebih aktif lagi dalam mengikuti materi yang diberikan guru dalam proses pembelajaran agar efektifitas pembelajaran dapat tercapai. Hal ini seiring dengan pendapat Mulyasa (2007) yang menyatakan bahwa kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai

93 bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan orang lain. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa makin tinggi kompetensi sosial seorang guru maka makin tinggi pula efektifitas pembelajaran yang dilakukan di sekolah Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2007) menemukan kompetensi sosial guru agama dapat membentuk efektifitas pembelajaran agama islam; Susilawati(2014) menemukan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kompetensi sosial guru terhadap prestasi belajar siswa; Bhutto (2011) menemukan mengajar dengan Reinforces sosial/penguatan/kompetensi sosial mencapai hasil belajar yang lebih baik. 5.7.5 Pengaruh Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Profesionaldan Kompetensi Sosialterhadap Efektifitas Pembelajaran Dari uji F diatas, terlihat bahwa hipotesis 5 terbukti benar. Pengujian hipotesis 5 membuktikan bahwa variabel kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel efektifitas pembelajaran. Berdasarkan Tabel 5.11, terlihat jelas bahwa kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel efektifitas pembelajaran. Diantara ke empat variabel bebas tersebut, variabel kompetensi pedagogik sangat besar pengaruhnya terhadap efektifitas pembelajaran di SMA

94 Negeri 96 Jakarta. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Asmani (2009:59) bahwa kompetensi utama yang harus dimiliki guru agar pembelajaran efektif dan dinamis adalah kompetensi pedagogik. Hal ini berarti bahwa guru dengan kemampuan pedagogik yang diperoleh melalui proses pendidikan dan proses belajar tentang bagaimana penerapan mendidik dan ilmu mendidik sangat menentukan keberhasilan efektifitas pembelajaran pada SMA Negeri 96 Jakarta. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kizilaslan (2011) menemukan bahwa kompetensi guru memainkan peran penting dalam perubahan belajar siswa; Hakim (2015) menemukan bahwa kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial memberikan kontribusi positif dan signifikan terhadap kinerja belajar; Reliawati (2009) menemukan bahwa salah satu faktor yang dominan dalam mempengaruhi proses pembelajaran di sekolah adalah kompetensi guru; Panjaitan (2013) menemukan bahwa kompetensi guru berpengaruh terhadap kepuasan siswa; Inayah, et al (2012) menemukan bahwa kompetensi guru berpengaruh positif terhadap mata pelajaran ekonomi. Hasil Penelitian diatas menguatkan bahwa jika variabel kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial dikembangkan akan mendapatkan hasil yang baik terhadap peningkatan efektifitas pembelajaran di sekolah sehingga berdampak pada prestasi belajar siswa menjadi lebih baik.