BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak. kerelaan nilai dalam membayar pajak sebagai berikut :

Transkripsi

1 BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Hasil Jawaban Responden Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Variabel kepatuhan wajib pajak memiliki tiga buah indikator yang dijelaskan terdiri dari kepatuhan pajak merupakan tindakan sesuai dengan prinsip hidup, merasa bersalah ketika tidak melakukan kewajiban pajak dan kerelaan nilai dalam membayar pajak sebagai berikut : Tabel 4.1 Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Indikator Pertama Menurut saya, Kepatuhan Pajak Merupakan Tindakan Sesuai dengan Prinsip Hidup Saya Valid Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sekali Total Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 6 12,0 12,0 12, ,0 54,0 66, ,0 28,0 94,0 3 6,0 6,0 100, ,0 100,0 Dari hasil jawaban kuesioner yang telah disebarkan kepada 50 responden mengenai tanggapan terhadap kepatuhan pajak merupakan tindakan sesuai dengan prinsip hidup, sebanyak 27 responden atau sebesar 54,0 % lebih banyak menjawab setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar responden menganggap bahwa kepatuhan pajak merupakan bagian dari prinsip hidupya masing-masing. 63

2 Tabel 4.2 Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Indikator Kedua Saya merasa bersalah ketika saya tidak melakukan kewajiban perpajakan Valid Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sekali Total Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 7 14,0 14,0 14, ,0 38,0 52, ,0 36,0 88,0 6 12,0 12,0 100, ,0 100,0 Dari hasil jawaban kuesioner yang telah disebarkan kepada 50 responden mengenai tanggapan terhadap perasaan bersalah ketika tidak melakukan kewajiban perpajakan, sebanyak 19 responden atau sebesar 38,0% lebih banyak menjawab setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar responden merasakan bahwa melakukan kewajiban pajak adalah hal yang penting. Tabel 4.3 Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak Indikator Ketiga Sebagai wajib pajak yang patuh, sayar rela mengeluarkan sejumlah nilai untuk membayar pajak Valid Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sekali Total Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 4 8,0 8,0 8, ,0 36,0 44, ,0 34,0 78, ,0 22,0 100, ,0 100,0 64

3 Dari hasil jawaban kuesioner yang telah disebarkan kepada 50 responden mengenai tanggapan kerelaan mengeluarkan sejumlah nilai untuk membayar pajak, sebanyak 18 responden atau sebesar 36,0 % lebih banyak menjawab setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar responden merasa rela untuk membayarkan sejumlah nilai untuk membayar kewajiban pajaknya Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kesadaran Membayar Pajak Variabel kesadaran membayar pajak memiliki empat buah indikator yang dijelaskan terdiri dari mengetahui bahwa pajak merupakan sumber penerimaan negara terbesar, mengetahui bahwa pajak yang akan dibayarkan merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara, menyadari bahwa penundaan pembayaran pajak sangat merugikan negara, dan melaporkan dan membayar pajak tepat pada waktunya sebagai berikut : Tabel 4.4 Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kesadaran Membayar Pajak Indikator Pertama saya mengetahui bahwa pajak merupakan sumber penerimaan negara terbesar Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sekali Total Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 2 4,0 4,0 4,0 3 6,0 6,0 10, ,0 22,0 32, ,0 48,0 80, ,0 20,0 100, ,0 100,0 65

4 Dari hasil jawaban kuesioner yang telah disebarkan kepada 50 responden mengenai tanggapan terhadap pajak merupakan sumber penerimaan negara terbesar, sebanyak 24 responden atau sebesar 48,0 % lebih banyak menjawab sangat setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar responden sudah mengetahui dan memahami bahwa pajak merupakan sumber penerimaan negara terbesar. Tabel 4.5 Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kesadaran Membayar Pajak Indikator Kedua saya mengetahui bahwa pajak yang akan saya bayarkan merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara Valid Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sekali Total Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 3 6,0 6,0 6, ,0 32,0 38, ,0 44,0 82,0 9 18,0 18,0 100, ,0 100,0 Dari hasil jawaban kuesioner yang telah disebarkan kepada 50 responden mengenai tanggapan terhadap pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara, sebanyak 22 responden atau sebesar 44,0 % lebih banyak menjawab sangat setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar responden sudah sadar dan mengetahui bahwa pajak merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara. 66

5 Tabel 4.6 Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kesadaran Membayar Pajak Indikator Ketiga saya menyadari bahwa penundaan pembayaran pajak sangat merugikan negara Valid Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sekali Total Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 4 8,0 8,0 8, ,0 46,0 54, ,0 26,0 80, ,0 20,0 100, ,0 100,0 Dari hasil jawaban kuesioner yang telah disebarkan kepada 50 responden mengenai tanggapan terhadap menunda membayar pajak sangat merugikan negara, sebanyak 23 responden atau sebesar 46,0 % lebih banyak menjawab setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar responden sudah sadar dan mengetahui bahwa dengan menunda membayar pajak maka mereka akan memberikan kontribusi terhadap kerugian negara. Tabel 4.7 Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Kesadaran Membayar Pajak Indikator Keempat saya melaporkan dan membayar pajak tepat pada waktu nya Valid Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sekali Total Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 3 6,0 6,0 6, ,0 38,0 44, ,0 36,0 80, ,0 20,0 100, ,0 100,0 67

6 Dari hasil jawaban kuesioner yang telah disebarkan kepada 50 responden mengenai tanggapan terhadap melaporkan dan membayar pajak tepat pada waktunya, sebanyak 19 responden atau sebesar 38,0 % lebih banyak menjawab setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar responden sudah sadar dan mengetahui untuk dapat melaporkan dan membayar pajak tepat pada waktunya Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan Variabel pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan memiliki empat buah indikator yang dijelaskan sebagai berikut : Tabel 4.8 Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan Indikator Pertama menurut saya setiap wajib pajak harus mengetahui dan memahami hak dan kewajibannya sebagai wajib pajak sehingga membantu pemahaman dalam pemenuhan kewajiban perpajakan Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sekali Total Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 1 2,0 2,0 2,0 1 2,0 2,0 4, ,0 28,0 32, ,0 46,0 78, ,0 22,0 100, ,0 100,0 Dari hasil jawaban kuesioner yang telah disebarkan kepada 50 responden mengenai tanggapan terhadap wajib pajak harus mengetahui dan memahami hak dan kewajiban sebagai wajib pajak sehingga membantu pemahaman dalam pemenuhan kewajiban perpajakan, sebanyak 23 68

7 responden atau sebesar 46,0 % lebih banyak menjawab sangat setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik mengenai hak dan kewajibannya sebagai wajib pajak. Tabel 4.9 Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan Indikator Kedua Menurut saya pemahaman tentang sanksi jika melakukan pelanggaran pajak dapat mendorong kepatuhan Wajib Pajak Valid Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sekali Total Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 2 4,0 4,0 4, ,0 26,0 30, ,0 56,0 86,0 7 14,0 14,0 100, ,0 100,0 Dari hasil jawaban kuesioner yang telah disebarkan kepada 50 responden mengenai tanggapan terhadap pemahaman tentang sanksi jika melakukan pelanggaran pajak dapat mendorong kepatuhan wajib pajak, sebanyak 28 responden atau sebesar 56,0 % lebih banyak menjawab sangat setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik mengenai sanksi terhadap pelanggaran pajak. 69

8 Tabel 4.10 Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan Indikator Ketiga Menurut saya dengan mengetahui tarif pajak yang berlaku akan dapat mendorong wajib pajak untuk mengetahui kewajiban pajaknya sendiri secara benar Valid Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sekali Total Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 1 2,0 2,0 2, ,0 44,0 46, ,0 40,0 86,0 7 14,0 14,0 100, ,0 100,0 Dari hasil jawaban kuesioner yang telah disebarkan kepada 50 responden mengenai tanggapan terhadap pengetahuan mengenai tarif pajak yang berlaku dapat mendorong wajib pajak untuk dapat menghitung kewajiban pajaknya sendiri secara benar, sebanyak 22 responden atau sebesar 44,0 % lebih banyak menjawab setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik mengenai tarif pajak yang berlaku. Saya mendapatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai peraturan pajak melalui sosialisasi yang dilakukan oleh kantor pelayanan pajak Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sekali Total Tabel 4.11 Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan Indikator Keempat Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 2 4,0 4,0 4,0 7 14,0 14,0 18, ,0 50,0 68, ,0 20,0 88,0 6 12,0 12,0 100, ,0 100,0 70

9 Dari hasil jawaban kuesioner yang telah diberikan kepada 50 responden mengenai tanggapan terhadap mendapatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai peraturan pajak melalui sosialisasi yang dilakukan oleh kantor pelayanan pajak, sebanyak 25 responden atau sebesar 50,0 % lebih banyak menjawab setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan dan pemahaman yang didapatkan melalui sosialisasi yang dilakukan oleh KPP Jakarta Setiabudi Tiga Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Pelayanan Fiskus Variabel pelayanan fiskus memiliki empat buah indikator yang dijelaskan terdiri dari fiskus sudah bekerja secara transparan, fiskus sukarela membantu kesulitan wajib pajak, fiskus senantiasa menjaga tutur katanya dengan baik dan bersikap sopan, dan fiskus memberikan pelayanan dengan cepat dan tangkas untuk membantu kesulitan wajib pajak sebagai berikut : Tabel 4.12 Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Pelayanan Fiskus Indikator Pertama Menurut saya Fiskus sudah bekerja secara transparan Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sekali Total Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 5 10,0 10,0 10,0 7 14,0 14,0 24, ,0 44,0 68, ,0 24,0 92,0 4 8,0 8,0 100, ,0 100,0 71

10 Dari hasil jawaban kuesioner yang telah disebarkan kepada 50 responden mengenai tanggapan terhadap fiskus yang sudah bekerja secara transparan, sebanyak 22 responden atau sebesar 44,0 % lebih banyak menjawab setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar responden menanggapi pelayanan fiskus bahwa mereka sudah bekerja dengan transparan. Tabel 4.13 Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Pelayanan Fiskus Indikator Kedua Menurut saya, Aparat Pajak sukarela membantu kesulitan wajib pajak Valid Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sekali Total Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 8 16,0 16,0 16, ,0 44,0 60, ,0 34,0 94,0 3 6,0 6,0 100, ,0 100,0 Dari hasil jawaban kuesioner yang telah diberikan kepada 50 responden mengenai tanggapan terhadap fiskus bekerja secara sukarela dalam membantu kesulitan wajib pajak, sebanyak 22 responden atau sebesar 44,0 % lebih banyak menjawab setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar responden menanggapi pelayanan fiskus bahwa mereka bekerja sukarela dalam membantu kesulitan yang ditemui wajib pajak. 72

11 Tabel 4.14 Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Pelayanan Fiskus Indikator Ketiga Menurut saya aparat pajak senantiasa menjaga tutur katanya dengan baik dan bersikap sopan dalam melayani wajib pajak Valid Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sekali Total Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 3 6,0 6,0 6, ,0 56,0 62, ,0 26,0 88,0 6 12,0 12,0 100, ,0 100,0 Dari hasil jawaban kuesioner yang telah diberikan kepada 50 responden mengenai tanggapan terhadap fiskus bersikap sopan dan menjaga tutur katanya, sebanyak 28 responden atau sebesar 56,0 % lebih banyak menjawab setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar responden menanggapi pelayanan fiskus selalu disertai dengan menjaga tutur katanya yang baik dan bersikap sopan dalam melayani wajib pajak. Tabel 4.15 Hasil Jawaban Responden Atas Variabel Pelayanan Fiskus Indikator Keempat Menurut saya, aparat pajak memberikan pelayanan dengan cepat dan tangkas untuk membantu kesulitan wajib pajak Valid Tidak Setuju Setuju Sangat Setuju Sangat Setuju Sekali Total Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent 8 16,0 16,0 16, ,0 48,0 64, ,0 28,0 92,0 4 8,0 8,0 100, ,0 100,0 73

12 Dari hasil jawaban kuesioner yang telah diberikan kepada 50 responden mengenai tanggapan terhadap fiskus bekerja dengan cepat dan tangkas dalam membantu kesulitan wajib pajak, sebanyak 24 responden atau sebesar 48,0 % lebih banyak menjawab setuju. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar responden menanggapi pelayanan fiskus diberikan dengan cepat dan tangkas untuk membantu kesulitan wajib pajak. 4.2 Penyajian Hasil Pengujian Data Pengujian Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran suatu data yang menunjukkan nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum dari masing-masing variabel penelitian. Tabel 4.16 Ringkasan Hasil Statistik Deskriptif Item Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Menurut saya, kepatuhan wajib pajak merupakan tindakan sesuai dengan prinsip hidup saya Saya merasa bersalah ketika saya tidak melakukan kewajiban perpajakan. Sebagai wajib pajak yang patuh, saya rela mengeluarkan sejumlah nilai untuk membayar pajak. Saya mengetahui bahwa pajak merupakan sumber penerimaan negara terbesar

13 Saya mengetahui bahwa pajak yang akan saya bayarkan merupakan bentuk partisipasi dalam menunjang pembangunan negara. Saya menyadari bahwa penundaan pembayaran pajak sangat merugikan negara. Saya melaporkan dan membayar pajak tepat pada waktunya. Menurut saya, setiap wajib pajak harus mengetahui dan memahami hak dan kewajibannya sebagai wajib pajak sehingga membantu pemahaman dalam pemenuhan kewajiban perpajakan. Menurut saya, pemahaman tentang sanksi jika melakukan pelanggaran pajak dapat mendorong kepatuhan wajib pajak untuk menjalankan kewajiban perpajakan Menurut saya, dengan mengetahui dan memahami tarif pajak yang berlaku akan dapat mendorong wajib pajak untuk dapat menghitung kewajiban pajaknya sendiri secara benar. Saya mendapatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai peraturan pajak melalui sosialisasi yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak. Menurut saya, fiskus (aparat pajak) sudah bekerja secara transparan Menurut saya, fiskus sukarela membantu kesulitan wajib pajak

14 Menurut saya, fiskus senantiasa menjaga tutur katanya dengan baik dan bersikap sopan dalam melayani setiap wajib pajak Menurut saya, fiskus memberikan pelayanan dengan cepat dan tangkas untuk membantu kesulitan wajib pajak Valid N (listwise) 50 1,7333 5,0000 5,9493 0,92338 Berdasarkan tabel 4.16 diketahui nilai rata-rata terendah terdapat pada item Menurut saya, fiskus (aparat pajak) sudah bekerja secara transparan yaitu sebesar 3,0600. Dari nilai tersebut dapat dipahami bahwa masih kurangnya transparansi kerja di KPP Pratama Jakarta Setiabudi Tiga. Sedangkan nilai rata-rata tertinggi terdapat pada item Menurut saya, setiap wajib pajak harus mengetahui dan memahami hak dan kewajibannya sebagai wajib pajak sehingga membantu pemahaman dalam pemenuhan kewajiban perpajakan yaitu sebesar 3,8400. Dari nilai tersebut dapat dipahami bahwa masyarakat harus sadar untuk melakukan pelaporan dan pembayaran pajak tepat waktu dengan adanya sistem informasi di kantor pajak yang semakin maju. Nilai standar deviasi adalah sebesar 0,92338, semakin jauh dari nilai 0 jawaban responden akan semakin lebih bervariasi Pengujian Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya kuesioner. Uji validitas penelitian ini menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson, yaitu mengkorelasikan skor item dengan skor total. Perhitungan 76

15 koefisien korelasi antara item dengan skor total diolah dan mendapatkan hasil yang dilihat dari nilai Pearson Corelation pada skor total setiap item dalam variabel. Pengujian dikatakan valid, bila r hitung lebih besar dari pada r tabel, sedangkan pengujian yang dikatakan tidak valid terjadi bila r hitung lebih kecil daripada r tabel. R hitung dapat dilihat dari hasil output koefisien korelasi dengan menggunakan program aplikasi SPSS. Tabel 4.17 Ringkasan Hasil Uji Validitas Variabel Kepatuhan Wajib Pajak (Y) Item Variabel r hitung r tabel Keterangan VarA1 0,859 0,297 Valid VarA2 0,890 0,297 Valid VarA3 0,864 0,297 Valid VarB1 0,830 0,297 Valid Kesadaran Membayar Pajak (X1) Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan (X2) VarB2 0,791 0,297 Valid VarB3 0,847 0,297 Valid VarB4 0,610 0,297 Valid VarC1 0,808 0,297 Valid VarC2 0,811 0,297 Valid VarC3 0,754 0,297 Valid VarC4 0,589 0,297 Valid VarD1 0,879 0,297 Valid Pelayanan fiskus (X3) VarD2 0,856 0,297 Valid VarD3 0,765 0,297 Valid VarD4 0,795 0,297 Valid 77

16 Dari tabel ringkasan hasil uji validitas di atas menunjukkan bahwa, nilai koefisien korelasi sebagai r hitung di semua item pernyataan dalam penelitian memiliki nilai lebih besar dari pada nilai r tabel yaitu 0,297. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan item pernyataan variabel pada kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan valid dan layak digunakan Pengujian Reliabilitas Setelah semua item pernyataan dalam kuesioner dinyatakan valid, dilanjutan dengan melakukan pengujian reliabilitas. Pengujian reliabilitas merupakan pengujian alat ukur (kuesioner) yang digunakan untuk mengetahui keandalan dan kekonsistenan pada kuesioner bila pengukuran dilakukan kembali. Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas dilakukan dengan menghitung koefisien Cronbach s Alpha yang diolah dengan program aplikasi SPSS. Hasil uji reliabilitas ditunjukkan pada lampiran, sedangkan tabel 4.18 merupakan hasil ringkasan uji reliabilitas tiap variabel. Tabel 4.18 Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Variabel Nilai Croancbach s alpha Keterangan Kepatuhan Wajib Pajak 0,838 Reliabel Kesadaran Membayar Pajak 0,772 Reliabel Pengetahuan Perpajakan 0,702 Reliabel Pelayanan Fiskus 0,840 Reliabel 78

17 Berdasarkan tabel 4.18 di atas, terlihat nilai Cronbach s Alpha dari semua variabel yang terdapat dalam penelitian ini lebih besar dari 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen atau alat ukur pada setiap variabel bersifat handal dan layak untuk digunakan dalam menganalisis tahap penelitian selanjutnya Pengujian Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik dilakukan dengan maksud untuk memberikan hasil penelitan pada model regresi berganda yang tidak bersifat bias, melalui uji f dan uji t atau yang disebut Best Linier Unbiased Estimator (BLUE). Untuk mendapatkan hasil tersebut diperlukan adanya pengujian-pengujian seperti berikut : Pengujian Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Suatu model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas galat regresi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov- Smirnov Z (I-Sample K-S) terhadap variabel residual. Adapun hipotesis uji normalitas adalah sebagai berikut : H o Ha : data residual (regresi) terdistribusi normal : data residual (regresi) tidak terdistribusi normal Sedangkan dasar pengambilan keputusan uji statistik Kolmogorov- Smirnov Z (I-Sample K-S) adalah sebagai berikut : 79

18 1. jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05, maka H o ditolak, artinya regresi tidak terdistribusi normal. 2. jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05, maka H o diterima, artinya regresi terdistribusi normal. Tabel 4.19 Hasil Uji Normalitas Galat Regresi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Normal Parameters a,b Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Unstandardiz ed Residual 50, , ,117,117 -,058,828,500 Berdasarkan hasil pengujian normalitas residual, diketahui bahwa residual model persamaan regresi memiliki nilai Asymp. Sig.0,500 > alpha 0,05. Maka H o diterima, artinya sebaran nilai residual pada seluruh model persamaan regresi dinyatakan terdistribusi normal Pengujian Multikolonieritas Pengujian multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan langsung (korelasi) antar variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi hubungan antar variabel independen (kesadaran membayar pajak, 80

19 pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, dan pelayanan fiskus). Dalam penelitian ini, pengujian multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada model regresi, dengan kriteria pengukurannya yaitu multikolinearitas terjadi jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih besar dari 10 atau nilai tolerance lebih kecil 0,10 (Ghozali, 2012). Hasil uji multikolinieritas ditunjukkan pada lampiran, sedangkan tabel 4.20 merupakan hasil ringkasan uji multikolinieritas tiap variabel dari Output SPSS. Tabel 4.20 Ringkasan Hasil Uji Multikolonieritas Variabel Nilai Toleransi VIF Keterangan Kesadaran Membayar Pajak (X 1 ) 0,570 1,755 Tidak Multikoloniearitas Pengetahuan Peraturan Perpajakan (X 2 ) 0,688 1,454 Tidak Multikoloniearitas Pelayanan Fiskus (X 3 ) 0,798 1,253 Tidak Multikoloniearitas Berdasarkan hasil tabel di atas menunjukkan bahwa nilai VIF (Variance Inflation Factor) kurang dari 10 dan nilai toleransi diatas 0,1 di semua variabel yang digunakan dalam penelitian. Hal tersebut menunjukkan bahwa, tidak adanya hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen. Sehingga model regresi pada penelitian ini tidak ditemukan masalah multikolinearitas dan telah memenuhi prasyarat model regresi yang baik. 81

20 Pengujian Heteroskedastisitas Uji Heteroskedasitisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi tersebut adalah tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Pada penelitian ini, uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan grafik Scatter Plot. Melalui grafik Scatter Plot, dalam mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu antara SRESID dan ZPRED di dalam grafik tersebut. Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan grafik Scatter Plot di atas terlihat bahwa titik-titik yang terdapat di dalam grafik menyebar secara acak, dan tidak membentuk pola tertentu dengan jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel yang terdapat 82

21 dalam penelitian ini tidak mengalami masalah heteroskedastisitas dan telah memenuhi persyaratan sebagai model regresi linear berganda Pengujian Hipotesis Pengujian Koefisien Determinasi (R²) Analisis determinasi dilakukan untuk menentukan seberapa besar persentase variasi variabel independen yaitu kesadaran membayar pajak (X 1 ), pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan (X 2 ), dan pelayanan fiskus (X 3 ) yang digunakan dalam model regresi berganda linear ini mampu menjelaskan variasi variabel dependen yaitu kepatuhan wajib pajak. Untuk mengetahui persentase analisis determinasi, berikut keterangan yang harus diperhatikan dalam mengetahui persentase analisis determinasi : R 2 = 0, maka tidak ada sedikit pun persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikit pun variasi variabel dependennya. R 2 = 1, maka persentase sumbangan pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model menjelaskan 100 % variasi variabel dependen. 83

22 Tabel 4.21 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Model 1 Model Summary Adjusted Std. Error of R R Square R Square the Estimate,620 a,385,345 1,80043 a. Predictors: (Constant), Pelayanan, Pengetahuan, Kesadaran Berdasarkan hasil analisis determinasi yang dapat dilihat pada output model summary dari analisis regresi linear berganda di atas, diperoleh angka R 2 (R Square) sebesar 0,345 atau (34,5 %). Hal tersebut menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel dependen (kepatuhan wajib pajak) sebesar 34,5 % atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model (kesadaran membayar pajak (X 1 ), pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan (X 2 ), dan pelayanan fiskus (X 3 )) mampu menjelaskan variasi variabel dependen (kepatuhan wajib pajak) sebesar 34,5 %. Sedangkan untuk sisanya sebesar 65,5 % (100 % - 34,5 %) dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model penelitian ini Pengujian Signifikansi Simultan (Uji F) Uji koefisien regresi secara simultan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah variabel independen yaitu kesadaran membayar pajak (X 1 ), pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan (X 2 ), dan pelayanan fiskus (X 3 ) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan 84

23 terhadap variabel dependen yaitu kepatuhan wajib pajak. Dalam uji F ini, hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut : Ho : Tidak ada pengaruh antara kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, dan pelayanan fiskus secara bersama-sama terhadap kepatuhan wajib pajak. Ha : Ada pengaruh antara kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, dan pelayanan fiskus secara bersama-sama terhadap kepatuhan wajib pajak. Pengujian terhadap hipotesis dalam uji F ini dilakukan dengan menggunakan metode single regression analysis dengan bantuan program SPSS (Statistical Program for Social Science). Hipotesis diuji pada tingkat signifikansi sebesar 0,05 dengan tingkat keyakinan 95%. Hasil uji F dalam penelitian ini didapatkan berdasarkan kriteria keputusan dibawah ini : - Jika p-value < 0,05 maka H o ditolak - Jika p-value > 0,05 maka H o diterima Model 1 Regression Residual Total ANOVA b Sum of Squares df Mean Square F Sig. 93, ,070 9,585,000 a 149, , , a. Predictors: (Constant), Pelayanan, Pengetahuan, Kesadaran b. Dependent Variable: Kepatuhan Tabel 4.22 Hasil Uji F 85

24 Berdasarkan hasil output tabel di atas, didapatkan nilai F sebesar 9,585 pada nilai probabilitas (p-value) yaitu 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa H o ditolak, karena nilai probabilitas signifikansi (p-value) sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 atau 5 % yang artinya kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, dan pelayanan fiskus secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak Pengujian Analisis Regresi Berganda dan Signifikansi Parsial (Uji t) Setelah dilakukannya pengujian asumsi klasik seperti uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa persyaratan untuk melakukan analisis regresi berganda telah terpenuhi dan membuktikan bahwa data-data yang telah diolah tidak menimbulkan penyimpangan pengujian asumsi klasik. Analisis regresi berganda ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu kesadaran membayar pajak (X 1 ), pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan (X 2 ), dan pelayanan fiskus (X 3 ) secara keseluruhan terhadap variabel terikat yaitu kepatuhan wajib pajak (Y). 86

25 Tabel 4.23 Ringkasan Hasil Analisis Regresi Berganda dan Uji t Variabel Bebas Koefisien Beta t hitung Signifikan Keterangan Konstanta 2,217 Kesadaran Bayar Pajak (X 1 ) 0,116 0,941 0,352 Tidak Signifikan Pengetahuan Pajak (X 2 ) 0,097 0,759 0,452 Tidak Signifikan Pelayanan Fiskus (X 3 ) 0,390 3,920 0,000 Signifikan Variabel Terikat : Kepatuhan Wajib Pajak Berdasarkan tabel ringkasan hasil analisis regresi berganda dan uji t 4.23, maka persamaan regresi linear berganda menjadi : Y = 2, ,116 X 1 + 0,097 X 2 + 0,390 X 3 Persamaan regresi linear berganda ini menunjukan hal-hal sebagai berikut : - Pada model regresi ini, nilai konstanta sebesar 2,217 yang berarti jika variabel independen dalam model diasumsikan sama dengan nol, maka variabel independen di luar model tetap akan meningkatkan kepatuhan wajib pajak sebesar 2,217 satuan. - Kesadaran Membayar Pajak (X 1 ), tidak mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,116. Hal ini menunjukkan bahwa setiap satuan variabel kesadaran membayar pajak tidak akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 0,116 apabila variabel lainnya 87

26 tetap. Dengan kata lain setiap peningkatan kesadaran membayar pajak yang dimiliki oleh wajib pajak orang pribadi tidak akan berpengaruh pada peningkatan kepatuhan wajib pajak. - Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan (X 2 ), tidak mempunyai pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,097. Hal ini menunjukkan bahwa setiap satuan variabel pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan tidak akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 0,097, apabila variabel lainnya tetap. Dengan kata lain setiap peningkatan pengetahuan wajib pajak yang dimiliki oleh wajib pajak tidak akan berpengaruh pada peningkatan kepatuhan wajib pajak. - Pelayanan Fiskus (X 3 ), mempunyai pengaruh yang positif terhadap kepatuhan wajib pajak dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,390. Hal ini menunjukkan bahwa setiap satuan variabel pelayanan fiskus akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 0,390 apabila variabel lainnya tetap. Dengan kata lain setiap peningkatan pelayanan terhadap wajib pajak akan berpengaruh pada peningkatan kepatuhan wajib pajak. Uji t digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel independen dalam penelitian ini yaitu kesadaran membayar pajak (X 1 ), pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan (X 2 ), dan pelayanan fiskus (X 3 ) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel 88

27 dependen yaitu kepatuhan wajib pajak. Untuk mengetahui hasil dari uji signifikan t, berikut dibawah ini kriteria pengujiannya : - Jika p-value < 0,05, maka H o ditolak (signifikan) - Jika p-value > 0,05, maka H o diterima (tidak signifikan) Berdasarkan tabel ringkasan hasil analisis regresi berganda 4.23, berikut interpretasi untuk uji t dari setiap variabelnya : 1. Pengujian Variabel Kesadaran Membayar Pajak Dalam penelitian ini, perumusan hipotesisnya sebagai berikut : - Ho 1 : secara parsial tidak ada pengaruh antara kesadaran membayar pajak dengan kepatuhan wajib pajak. - Ha 1 : secara parsial ada pengaruh antara kesadaran membayar pajak dengan kepatuhan wajib pajak. Dalam tabel ringkasan hasil analisis regresi berganda dan uji t 4.23, didapatkan nilai probabilitas signifikan (p-value) untuk variabel kesadaran membayar pajak sebesar 0,352. Hal tersebut menunjukkan bahwa Ho diterima karena nilai probabilitas signifikansi (p-value) yaitu sebesar 0,352 atau lebih besar dari 0,05 atau 5 % (0,352 > 0,05), artinya secara parsial kesadaran membayar pajak tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. 2. Pengujian Variabel Pengetahuan dan Pemahaman Tentang Peraturan Perpajakan Dalam penelitian ini, perumusan hipotesisnya sebagai berikut : - Ho 2 : secara parsial tidak ada pengaruh pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan dengan kepatuhan 89

28 wajib pajak. - Ha 2 : secara parsial ada pengaruh antara pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan dengan kepatuhan wajib pajak. Dalam tabel ringkasan hasil analisis regresi berganda dan uji t 4.23, didapatkan nilai probabilitas signifikan (p-value) untuk variabel pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan sebesar 0,452. Hal tersebut menunjukkan bahwa Ho diterima karena nilai probabilitas signifikansi (p-value) yaitu sebesar 0,452 atau lebih besar dari 0,05 atau 5 % (0,452 > 0,05), artinya secara parsial pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan tidak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. 3. Pengujian Variabel Pelayanan Fiskus Dalam penelitian ini, perumusan hipotesisnya sebagai berikut : - Ho 3 : secara parsial tidak ada pengaruh pelayanan fiskus dengan kepatuhan wajib pajak. - Ha 3 : secara parsial ada pengaruh antara pelayanan fiskus dengan kepatuhan wajib pajak. Dalam tabel ringkasan hasil analisis regresi berganda dan uji t 4.23, didapatkan nilai probabilitas signifikan (p-value) untuk variabel pelayanan fiskus sebesar 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa Ho ditolak karena nilai probabilitas signifikansi (p-value) yaitu sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05 atau 5 % (0,000 < 0,05), artinya secara 90

29 parsial pelayanan fiskus berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. 4.3 Pembahasan Kesadaran merupakan sikap dari diri sendiri untuk melakukan kegiatan perpajakan secara sukarela. Kesukarelaan tersebut menjadi sikap yang diperlukan untuk menjalankan sistem pemungutan pajak self assessment system. Dari hasil pengujian analisis regresi berganda pada tabel 4.23 didapatkan bahwa nilai koefisien dari regresi kesadaran membayar pajak sebesar 0,116. Hal ini menunjukkan bahwa setiap satuan variabel kesadaran wajib pajak tidak akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 0,116 apabila variabel lainnya tetap. Dalam hasil pengujian secara parsial (uji t) yang terdapat pada tabel ringkasan hasil regresi berganda dan uji t yaitu tabel 4.23, didapatkan nilai signifikansi pada kesadaran wajib pajak sebesar 0,352. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran membayar pajak tidak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Widayati dan Nurlis (2010) yang menyatakan bahwa kesadaran membayar pajak tidak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Berdasarkan hasil wawancara saat menguji kuesioner pada responden di KPP Pratama Jakarta Setiabudi Tiga menunjukan, sikap kesadaran wajib pajak akan ada bila keberadaan pajak benar-benar terbukti dan adanya transparansi pajak yang diketahui oleh semua masyarakat. Keberadaan pajak serta transparansi atas penggunaan uang pajak yang belum terlihat oleh para wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama Jakarta Setiabudi Tiga membuat tingkat kesadaran 91

30 sebagai wajib pajak masih kurang. Pengetahuan perpajakan yang harus dimiliki dan dipahami oleh para wajib pajak menjadi hal yang penting untuk menjalankan kegiatan perpajakan. Dengan adanya pengetahuan perpajakan, masyarakat sebagai wajib pajak tersebut dapat mengetahui fungsi pajak yang sesungguhnya sehingga masyarakat sebagai wajib pajak dapat menjalankan kegiatan perpajakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pada tabel 4.23 hasil analisis regresi berganda didapatkan bahwa nilai koefisien dari regresi pengetahuan perpajakan sebesar 0,097. Hal ini menunjukkan bahwa setiap satuan variabel pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan tidak akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 0,097, apabila variabel lainnya tetap. Dengan kata lain setiap peningkatan pengetahuan wajib pajak yang dimiliki oleh wajib pajak tidak akan berpengaruh pada peningkatan kepatuhan wajib pajak. Dalam hasil pengujian secara parsial (uji t) yang terdapat pada tabel 4.23, didapatkan bahwa nilai signifikansi pada pengetahuan perpajakan sebesar 0,452. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan tidak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Menurut hasil wawancara saat menguji kuesioner pada responden di KPP Pratama Jakarta Setiabudi Tiga, secara keseluruhan hanya sebagian responden yang memiliki pengetahuan perpajakan. Hal itu disebabkan karena kesibukan pekerjaan yang mereka jalani, sehingga para responden tidak memiliki waktu untuk mencari tahu tentang pengetahuan atau informasi perpajakan secara detail. Mereka mengetahui sebagian pengetahuan perpajakan hanya dari pembicaraan antar pekerja. Selain itu menurut para 92

31 responden, sosialisasi yang dilakukan petugas perpajakan dianggap kurang menarik. Meskipun ada, sosialisasi mengenai pajak hanya sekedar ajakan untuk membayar pajak, bukan sosialisasi secara detail mengenai pengetahuan perpajakan secara keseluruhan. Pada tabel 4.23 hasil analisis regresi berganda didapatkan bahwa nilai koefisien dari regresi pelayanan fiskus sebesar 0,390. Hal ini menunjukkan bahwa setiap satuan variabel pelayanan fiskus akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak sebesar 0,390, apabila variabel lainnya tetap. Dengan kata lain setiap peningkatan pelayanan fiskud terhadap wajib pajak akan berpengaruh pada peningkatan kepatuhan wajib pajak. Dalam hasil pengujian secara parsial (uji t) yang terdapat pada tabel 4.23, didapatkan bahwa nilai signifikansi pada pengetahuan perpajakan sebesar 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa pelayanan fiskus memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Arum (2012) yang menyatakan bahwa pelayanan fiskus memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Dari hasil pengujian hipotesis dapat dipahami bahwa pelayanan fiskus merupakan faktor utama dalam menciptakan kepatuhan wajib pajak. Pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai cara petugas pajak dalam membantu mengurus atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan wajib pajak. Pelayanan fiskus sangat berpengaruh terhadap wajib pajak dalam membayar pajaknya. Oleh karena itu, fiskus dituntut untuk memberikan pelayanan yang ramah, adil, dan tegas setiap saat kepada wajib pajak serta dapat memupuk kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab membayar pajak. Pemberian jasa oleh aparat pajak 93

32 kepada wajib pajak besar manfaatnya sehingga dapat menimbulkan kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Kemampuan fiskus dalam berinteraksi yang baik dengan wajib pajak adalah dasar yang harus dimiliki fiskus dalam melayani wajib pajak sehingga diharapkan dapat meningkatkan kemauan wajib pajak dalam membayar pajaknya. 94