BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Belajar IPA Kelas I Pra Siklus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan Tindakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBELAJARAN Pelaksanaan Tindakan Kondisi Awal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Kelas V SDN Doda Melalui Media Gambar Pada Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kategori Frekuensi Prosentase Tuntas 10 37,04% Tidak Tuntas 17 62,96% Total %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Siklus 1 dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kurang lebih 3 km. SD Negeri Jebengsari terletak diujung utara Desa Salaman. SD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar 3.1 Peta Lokasi Desa Terangmas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian SD N 2 Bacin Kecamatan Bae Kabupaten Kudus terletak di desa Bacin. SD ini terdiri dari 6 ruang kelas, satu ruang guru, satu ruang kepala sekolah, satu ruang musholla, satu lab. bahasa, satu lab. Komputer, satu gedung perpustakaan, ruang UKS, ruang gugus, kamar mandi, dan lapangan yang biasa digunakan untuk upacara bendera, senam pagi, dan olah raga. Setiap hari Senin para siswa, dewan guru, dan karyawan mengikuti upacara bendera. Dilihat dari struktur tempatnya, letak SD ini strategis untuk tempat pembelajaran di lingkungan desa Bacin, karena letaknya berada di desa, yang lokasinya berada di tengahtengah desa Bacin dan mudah dijangkau dari perdukuhan yang lain. Karena letaknya berada di desa, jauh dari kebisingan kendaraan maka sangat mendukung untuk kegiatan pembelajaran, disamping itu faktor ini juga menjadikan anak lebih aman dalam perjalanan berangkat, istirahat, maupun pulang sekolah. Jumlah murid yang ada di SD Negeri 2 Bacin Kecamatan Bae Kabupaten Kudus mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI adalah sebanyak 111 siswa dengan keadaan bakat, ketrampilan, kemampuan, dan intelegensi yang berbeda-beda. Agama yang mereka anut mayoritas adalah Islam. Diantara 111 siswa tersebut mempunyai bakat yang berbeda dan berbagai juara perlombaan juga telah diraih. Jumlah tenaga pendidik di SD ini ada sebanyak 12 orang dan 1 karyawan/penjaga SD. 12 tenaga pendidik itu terdiri dari: 1 Kepala Sekolah, 6 orang guru kelas, 1 guru agama Islam, 1 guru Penjaskes, 1 guru bahasa arab (wiyata bhakti), 1 guru bahasa Inggris (wiyata bhakti) dan guru TIK (wiyata bhakti). Berikut ini gambar denah SD Negeri Bacin Kecamatan Bae Kabupaten Kudus: 32

33 Ruang Gugus Lapangan Kelas VI Lab. Komputer Toilet Guru Lab. Bahasa K O L a m Musholla UKS Perpustakaan I II Gudang Kantor Kep. Sek Kantor VI V IV Toilet siswa Gambar 4. 1 Denah lokasi SD penelitian Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian yang dilakukan pada siswa kelas III SD Negeri 2 Bacin, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus. Siswa kelas III ini pada umumnya berasal dari keluarga petani, buruh pabrik, dan wiraswasta. Sebagai obyek penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri 2 Bacin yang berjumlah 22 siswa terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. 4.2. Proses Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian tindakan kelas, peneliti berperan sebagai guru, dibantu observer untuk mengamati terhadap jalannya pelajaran yang dilakukan oleh guru maupun siswa selama proses belajar mengajar berlangsung dalam penelitian.sesuai dengan judul di depan penelitian tindakan kelas peningkatan hasil belajar IPA melalui pendekatan

34 tematik inkuiri pada siswa kelas III semester 1 SD N 2 Bacin, kecamatan Bae, Kabupaten Kudus tahun ajaran 2012/2013. Adapun subvariabel adalah persiapan proses belajar mengajar, persepsi, informasi tentang materi dan tujuan pembelajaran, pembentukan kelompok, pelaksanaan pengamatan, laporan hasil diskusi kelompok tentang hasil pengamatan, diskusi kelas, mengambil kesimpulan, bertanya yang berhubungan dengan kesimpulan, mencatat hasil kesimpulan, mengerjakan tes formatif, kemampuan siswa dalam menerima hasil belajar. Observer dapat merespon segala hal yang dianggap perlu peningkatan untuk direfleksikan setelah praktek penelitian setiap siklus. Hasil observasi tersebut dalam refleksi dianalisis, interpretasi, dan evaluasi untuk perbaikan pada pelaksanaan penelitian selanjutnya. Kegiatan penelitian ini dilakukan 2 siklus dengan tujuan siklus 1 memperbaiki pelaksanaan awal/pelaksanaan proses belajar mengajar sebelumnya yang dilakukan oleh guru kelas yang kebetulan adalah peneliti sendiri. Siklus II memperbaiki proses belajar mengajar siklus 1 dan sekaligus dipandang sudah berhasil baik penelitian dapat dianggap paling akhir atau selesai. 4.3. Pelaksanaan Tindakan 4.3.1. Pra Siklus Sebelum masuk ke siklus satu, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi kegiatan belajar mengajar di kelas III SD Negeri 2 Bacin. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa keadaan kelas masih kaku dan dingin. Keadaan kelas senantiasa hening dan tenang. Suasana tidak saling menguatkan, baik terutama antara guru dengan siswa. Guru kelas juga belum berperan sebagai fasilitator, tetapi lebih banyak sebagai pengendali pembelajaran. Dalam pembelajaran guru tidak pernah meminta pendapat dari siswa apalagi untuk merespon keinginan siswa yang bermacam-macam. Apabila ada siswa yang mengalami kesulitan, guru hanya menyarankan untuk membuka buku paket tanpa membimbingnya. Guru senantiasa memberikan masukan-masukan yang berkaitan dengan kesalahan siswa. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran juga masih rendah, siswa cenderung pasif dan lebih banyak mendengarkan penjelasan dari guru. Interaksi yang terjalin antar guru

35 dengan siswa pun nampak kaku dan terkesan ada batas antara guru dan siswa. Hasil tes pra siklus dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini. TABEL 4.1. ANALISIS TES KETUNTASAN INDIKATOR PEMBELAJARAN IPA PRA SIKLUS No No Absen Siswa L/P Nilai Tuntas Belum Tuntas 1 01 L 30 BT 2 02 L 40 BT 3 03 L 60 BT 4 04 P 80 T 5 05 P 60 BT 6 06 L 50 BT 7 07 L 30 BT 8 08 P 80 T 9 09 P 60 BT 10 10 P 70 T 11 11 L 40 BT 12 12 L 70 T 13 13 L 50 BT 14 14 L 70 T 15 15 L 60 BT 16 16 P 50 BT 17 17 P 50 BT 18 18 P 80 T 19 19 L 60 BT 20 20 P 50 BT 21 21 L 60 BT 22 22 L 60 BT Jumlah 1260 6 16 Rata-rata 57,3 27% 73% Nilai terendah : 30 Nilai tertinggi : 80 Belum tuntas : 16 Tingkat ketuntasan :27% Dari hasil tes kondisi awal dapat diketahui jumlah siswa yang tuntas dan yang tidak tuntas, dan rata-rata.

36 Tabel 4. 2 Deskripsi kategori Ketuntasan Belajar IPA Pra Siklus No Keterangan Jumlah Presentase 1. Tuntas 6 27 % 2. Belum tuntas 16 73 % 3. Jumlah siswa 22 100 % Dari data Tabel 4. 2 dapat dilihat jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas dari siswa yang berjumlah 22 siswa. Jumlah siswa yang tuntas adalah 6 anak dengan persentase 27 %. Sedangkan siswa yang tidak tuntas adalah 16 anak dengan persentase 73 %. Dari data deskripsi kondisi awal di atas, dapat diketahui bahwa lebih dari separuh jumlah siswa tidak tuntas. Untuk memperjelas keterangan di atas dapat dilihat pada diagram di bawah ini: 73 % 27 % Gambar 4.2. Diagram Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

37 4.3.2. Siklus 1 4.3.2.1. Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan ini peneliti bersama guru kelas berdiskusi tentang materi yang akan digunakan. Peneliti berdiskusi dengan teman sejawat tentang ciri-ciri makhluk hidup yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Pada siklus 1 ini akan membahas standar kompetensi Memahami ciri-ciri kebutuhan makluk hidup serta hal-hal yang mempengarui perubahan pada makhluk hidup. Dalam siklus 1 ini guru kelas bersama peneliti akan membahas 3 indikator, yaitu menyebutkan ciri-ciri makhluk hidup, mendengarkan tek yang dibaca guru, mengenal lingkungan alam buatan. Peneliti dan guru kelas merancang 3 kali pertemuan dengan rincian sebagai berikut: a. Pertemuan pertama Dalam pertemuan pertama ini guru kelas peneliti akan membahas dua indikator, yaitu menyebutkan ciri-ciri makluk hidup misalnya: makluk hidup memerlukan makanan, makluk hidup bernapas, makluk hidup bergerak, makluk hidup tumbuh, makluk berkembang biak, makluk hidup menerima rangsang,.pertemuan pertama ini dirancang dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dengan rincian 10 menit pertama untuk kegiatan awal, 45 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk kegiatan akhir. Penerapan tematik inkuiri diharapkan muncul melalui penerapan pembelajaran yang tercantum dalam RPP yang dapat dilihat pada lembar lampiran b. Pertemuan kedua Pada pertemuan kedua sesuai dengan yang direncanakan yaitu membahas tetang pengelompokan makluk hidup, ada pengelompokan hewan berdasarkan jenis geraknya misalya hewan bergerak dengan kakinya, hewan bergerak dengan sayapnya. Ada pengelompokan hewan berdasarkan jenis makananya contoh : herbivora, karnivora dan omnivora. Pengelompokan hewan berdasarkan penutup tubuhnya misalnya penutup tubuh berupa bulu tebal, rambut tebal dan cangkang. Pengelompokan hewan berdasarkan cara perkembang biakanya misalnya dengan cara bertelur dan beranak. Pertemuan kedua ini dirancang dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dengan rincian 10 menit pertama untuk kegiatan awal, 45 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk kegiatan akhir.

38 Penerapan tematik inkuiri diharapkan muncul melalui penerapan pembelajaran yang tercantum dalam RPP yang dapat dilihat pada lembar lampiran c. Pertemuan ketiga Pada pertemuan ketiga ini direncanakan tidak lagi membahas indikator yang baru, namun hanya sekedar mengingat dan mengulang kembali pelajaran yang lalu kemudian dilanjutkan evaluasi. Adapun rencana alokasi waktu pada pertemuan ketiga ini adalah 2 x 35 menit. Dengan rincian kegiatan 10 menit pertama untuk kegiatan awal, 45 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk kegiatan akhir. Pada pertemuan ini guru juga tetap melanjutkan penerapan tematik inkuiri yang telah tercantum pada RPP. 4.3.2.2. Pelaksanaan Tindakan a. Pertemuan pertama Pertemuan pertama siklus 1 dilaksanakan pada hari kamis, 17 September 2012. Indikator pada pertemuan pertama ini ada beberapa indikator IPA; menyebutkan ciri-ciri makluk hidup, Bahasa Indonesia; mendengarkan teks yang dibacakan guru, IPS ; mengenal lingkungan alam dan buatan satu indikator. Karena peneliti adalah meneliti pembelajaran IPA, maka difokuskan pada indikator IPA yaitu menyebutkan ciri-ciri makluk hidup yakni : makluk hidup memerlukan makanan, makluk hidup bernapas, makluk hidup bergerak, makluk hidup tumbuh, makluk berkembang biak, makluk hidup menerima rangsang Pada pertemuan pertama ini guru memulai pembelajaran dengan tanya jawab tentang menyebutkan ciri-ciri makluk hidup. Untuk mempermudah pemahaman siswa, guru menyiapkan kartu gambar hewan, kemudian siswa secara bergantian disuruh mengelompokan hewan berdasarkan jenisnya dan dengan teman sebangku siswa diberi tugas untuk mengurutkan bilangan sampai dua angka yang terdapat pada gambar yang telah disiapkan oleh guru, guru membaca cerita tentang memelihara ayam siswa mendengarkan cerita. Dengan mengamati hewan piaraan yang dibawa dan bertanyatanyaa mengenai hewan piaraan. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan diskusi kelompok besar ( klasikal ). Dalam diskusi kelompok siswa diminta untuk melakukan pengelompokan makluk hidup berdasarkan ciri-cirinya. Setelah kegiatan diskusi selesai, dilanjutkan dengan pembahasan hasil diskusi dan juga refleksi.

39 b. Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 20 September 2012. Pada pertemuan ini kegiatannya di fokuskan pada indikator pelajaran IPA yaitu penggolongan makluk hidup, ada pengelompokan hewan berdasarkan jenis geraknya misalyan hewan bergerak dengan kakinya, hewan bergerak dengan sayapnya. Ada pengelompokan hewan berdasarkan jenis makananya contoh : herbivora, karnivora dan omnivora. Pengelompokan hewan berdasarkan penutup tubuhnya misalnya penutup tubuh berupa bulu tebal, rambut tebal dan cangkang. Pengelompokan hewan berdasarkan cara perkembang biakanya misalnya dengan cara bertelur dan beranak. Pada pertemuan kedua siswa diberi tugas kedepan kelas secara bergantian untuk mengelompokan gambar hewan berdasarkan kelompoknya yang telah disiapkan oleh guru, kemudian siswa ditugasi mengurutkan bilangan sampai dengan tiga angka pada garis bilangan dengan kartu gambar hewan berdasarkan kelompoknya,. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi dalam diskusi siswa bersama kelompok besar membahas pengelompokan hewan. Setelah kegiatan diskusi selesai, dilanjutkan dengan pembahasan hasil diskusi dan juga refleksi. c. Pertemuan ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 24 September 2012. Pada pertemuan ini kegiatannya adalah melanjutkan kegiatan pada pertemuan sebelumnya. Guru kelas kembali membagikan lembar kerja kelompok siswa, kemudian siswa kembali duduk sesuai kelompok. Kelompok yang belum selesai melanjutkan mengerjakan sedangkan kelompok yang sudah, mengecek ulang hasil pekerjaan mereka. Pada pertemuan ini siswa mengoreksi hasil pekerjaan kelompok dengan cara mencocokan hasil kerja kelompok lain yang dibacakan didepan kelas. Setelah kegiatan selesai, guru kelas memberikan refleksi. Kegiatan dilanjutkan dengan memberikan evaluasi. 4.3.2.3. Hasil Tindakan 4.3.2.3.1. Penerapan Tematik Inkuiri Hasil penerapan tematik inkuiri ini dapat dilihat pada lembar lampiran. Kondisi kelas pada siklus ini sudah menyenangkan, mengasyikkan, dan mencerdaskan. Sedangkan suasana saling menguatkan antara guru dengan siswa namun antara siswa dengan siswa lainnya belum terlaksana. Hal ini terjadi terutama pada pertemuan pertama yaitu guru

40 kelas lebih banyak memberi penguatan kepada siswa, sementara siswa hanya pasif mendengarkan. Lingkungan kelas yang bersahabat dan saling menghargai pada siklus ini juga masih belum terbentuk. Hal ini ditunjukkan dengan adanya beberapa kelompok pada pertemuan pertama yang bertengkar. Keterlibatan guru kelas dalam pembelajaran pada siklus ini sudah berperan sebagai fasilitator. Hal ini ditunjukkan saat pembelajaran, guru lebih banyak memberikan bimbingan tentang apa yang harus dilakukan siswa. Dalam pembelajaran guru juga telah memberikan bimbingan kepada siswa, hanya saja dalam merespon keinginan siswa guru masih kurang bijaksana. Walaupun guru kelas kurang bijaksana dalam merespon keinginan siswa, dalam siklus ini guru kelas juga telah membantu siswa dalam menyelesaikan masalah dan juga memberi masukan dan arahan yang membangun bagi siswa selama proses pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran pada siklus ini sudah cukup baik. Pada kegiatan awal siswa menempati tempat duduknya masing-masing, mendengarkan secara seksama ketika dijelaskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi pembelajaran, siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa memberikan pendapatnya ketika diberi kesempatan, siswa termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan santai dan tidak penuh tekanan, siswa merasa senang ketika berbagai strategi pembelajaran dilakukan dalam pembelajaran, adanya interaksi positif saat media pembelajaran disajikan, ketertarikan siswa terhadap materi yang disajikan meningkat saat media pembelajaran disajikan, siswa semakin jelas dan konkrit saat penjelasan materi yang disajikan dengan media pembelajaran, siswa merasa terbimbing, siswa tidak menemui kesulitan dalam pemahaman ketika dijelaskan materi pelajaran. Interaksi yang hangat pada siklus ini cukup baik, hal ini terlihat ketika guru masuk kelas memberi salam hangat kepada siswa. Saat pembelajaran, para siswa berani bertanya dan minta bimbingan kepada guru tanpa diminta dan tanpa rasa takut. Selain itu siswa juga bertanya kepada temannya dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran secara keseluruhan pada siklus ini sudah baik, hal ini ditunjukkan dengan tersedianya dan pemanfaatan media pembelajaran secara efektif, proses pembelajaran yang menyenangkan dan hangat, serta hasil belajar siswa sesuai

41 dengan tujuan pembelajaran. Hasil belajar IPA pada siklus 1 dapat dilihat tabel 4.3. Dari data hasil tes siklus 1 dapat diperoleh data sebagai berikut: TABEL 4.3. ANALISIS TES KETUNTASAN INDIKATOR PEMBELAJARAN IPA SIKLUS I No No Absen Siswa L/P Nilai Tuntas Belum Tuntas 1 01 L 50 BT 2 02 L 60 BT 3 03 L 60 BT 4 04 P 100 T 5 05 P 70 T 6 06 L 60 BT 7 07 L 50 BT 8 08 P 100 T 9 09 P 70 T 10 10 P 90 T 11 11 L 60 BT 12 12 L 90 T 13 13 L 60 BT 14 14 L 90 T 15 15 L 60 BT 16 16 P 60 BT 17 17 P 60 BT 18 18 P 100 T 19 19 L 80 T 20 20 P 60 BT 21 21 L 70 T 22 22 L 60 BT Jumlah 1560 10 12 Rata-rata 70,9 45% 55% Nilai terendah : 50 Nilai tertinggi : 100 Belum tuntas : 12 Tingkat ketuntasan : 45%

42 Tabel 4. 4 Deskripsi kategori Ketuntasan Belajar IPA Siklus 1 No Keterangan Jumlah Presentase 1. Tuntas 10 45 % 2. Belum tuntas 12 55 % 3. Jumlah Siswa 22 100 % Dari Tabel 4. 4 dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas pada siklus ini adalah 10 siswa dengan persentase 45 % dan siswa yang belum tuntas pada siklus ini sebanyak 12 siswa dengan persentase 55 %. Hal ini juga dapat disajikan dalam diagram seperti di bawah ini: 55 % 45 % Gambar 4. 3. Diagram Ketuntasan Belajar siklus I 4.3.2.4. Hasil Refleksi Setelah pelaksanaan siklus 1 selesai, peneliti melakukan refleksi. Dari hasil observasi, peneliti merefleksi diri apakah proses pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat meningkatkan hasil belajar siswa atau belum. Dari hasil evaluasi pada siklus pertama dianalisis berapa nilai yang diperoleh siswa pada kelas tersebut. Jika nilai atau

43 hasil belajar siswa belum mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu : 65 maka perlu dibuat refleksi dengan dilakukan perbaikan proses pembelajaran pada siklus berikutnya. Sedangkan jika sudah mencapai KKM maka diadakan pengayaan. 4.3.3. Siklus II 4.3.3.1. Tahap Perencanaan Pada siklus 2 ini, peneliti berdiskusi tentang rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. Dari hasil diskusi, peneliti menggunakan RPP seperti pada siklus I namun pembahasannya lebih kearah pengembangan, Kegiatan siklus II, pada hakekatnya merupakan perbaikan atas kondisi siklus I. Materi pelajaran dalam siklus II adalah masih tentang menyebutkan ciri-ciri makluk hidup dan pengelompokan makluk hidup namun lebih mengarah kepengembangan. Atas dasar materi pelajaran tersebut kemudian dilanjutkan dengan pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). a. Pertemuan pertama Pada pertemuan pertama ini peneliti akan membahas beberapa indikator, yaitu IPA; menyebutkan ciri-ciri makluk hidup, bahasa Indonesia; mendengarkan teks yang dibacakan guru, IPS; mengenal lingkungan alam dan buatan, namun karena peneliti, meneliti tentang pembelajaran IPA maka peneliti fokus pada indikator IPA. Pertemuan pertama ini dirancang dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dengan rincian 10 menit pertama untuk kegiatan awal, 45 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk kegiatan akhir. Kegiatan pembelajaran kali ini diusahakan agar dapat memperbaiki item-item pelaksanaan tematik inkuiri yang belum terlaksana. b. Pertemuan kedua Pada pertemuan kedua ini peneliti akan membahas beberapa indikator, yaitu IPA; menyebutkan ciri-ciri makluk hidup, bahasa Indonesia; mendengarkan teks yang dibacakan guru, IPS; mengenal lingkungan alam dan buatan, namun karena peneliti, meneliti tentang pembelajaran IPA maka peneliti fokus pada indikator IPA.

44 Pertemuan pertama ini dirancang dengan alokasi waktu 2 x 35 menit dengan rincian 10 menit pertama untuk kegiatan awal, 45 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk kegiatan akhir. Kegiatan pembelajaran kali ini diusahakan agar dapat memperbaiki item-item pelaksanaan tematik inkuiri yang belum terlaksana. c. Pertemuan ketiga Pada pertemuan ketiga ini direncanakan tidak lagi membahas indikator yang baru, namun hanya sekedar mengingat kembali pelajaran yang lalu kemudian dilanjutkan evaluasi. Adapun rencana alokasi waktu pada pertemuan ketiga ini adalah 2 x 35 menit. Dengan rincian kegiatan 10 menit pertama untuk kegiatan awal, 45 menit untuk kegiatan inti, dan 15 menit untuk kegiatan akhir. Pada pertemuan ini guru juga tetap melanjutkan penerapan tematik inkuiri yang telah tercantum pada RPP. 4.3.3.2. Tahap Pelaksanaan a. Pertemuan pertama Pertemuan pertama siklus 2 yaitu pada hari Senin, 08 Oktober 2012. Pada pertemuan ini materinya menyebutkan ciri-ciri makluk hidup. Pada saat pembelajaran, pertama-tama guru memberikan apersepsi sesuai dengan yang tercantum di RPP. Kemudian guru menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan ciri-ciri makluk hidup. Guru kemudian memberikan contoh tentang ciri-ciri makluk hidup dengan menunjukkan alat peraga. Setelah siswa paham, siswa diminta membuat kelompok kerja. Kegiatan dalam kelompok kerja ini yaitu siswa diminta membuktikan bahwa makluk hidup itu bernapas Dalam kegiatan ini siswa nampak senang dan antusias sekali. b. Pertemuan kedua Pertemuan kedua siklus 2 yaitu pada hari Kemis, 11 Oktober 2012. Pada pertemuan ini materinya yaitu pengelompokan makluk hidup. Pada saat pembelajaran, pertama-tama guru memberikan apersepsi sesuai dengan yang tercantum di RPP. Kemudian guru menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan pengelompokan hewan menurut cara perkembangbiakannya. Guru kemudian memberikan contoh hewan yang berkembangbiak dengan cara bertelur dan hewan yang berkembangbiak dengan cara

45 beranak dengan menunjukkan kartu gambar hewan. Setelah siswa paham, siswa diminta membuat kelompok kerja. Kegiatan dalam kelompok kerja ini yaitu siswa diminta mengelompokan hewan yang berkembangbiak dengan cara bertelur dan hewan yang berkembangbiak dengan cara beranak. Dalam kegiatan ini siswa nampak senang dan antusias sekali. c. Pertemuan ketiga Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 15 Oktober 2012. Pada pertemuan ini guru hanya mengingatkan kembali tentang materi yang lalu kemudian dilanjutkan evaluasi. Saat evaluasi para siswa nampak bekerja mandiri dan tenang. Setelah semua siswa selesai kegiatan dilanjutkan dengan mengoreksi jawaban siswa secara bersamasama. 4.3.3.3. Hasil Observasi 4.3.3.3.1. Penerapan Tematik Inkuiri Kondisi kelas pada siklus ini sudah menyenangkan, mengasyikkan, dan mencerdaskan. Sedangkan suasana saling menguatkan antara guru dengan siswa pada siklus ini juga sudah terlaksana. Suasana saling menguatkan antara siswa dengan siswa lainnya sudah terlaksana. Dalam kegiatan diskusi kelompok, para siswa sudah saling menguatkan dalam berdiskusi. dan saling menghargai pada siklus ini juga telah terlaksana. Aspek keterlibatan siswa pada siklus ini sudah baik, hal ini dapat dilihat pada hasil analisis data observasi, wawancara, yang menunjukkan hanya ada beberapa item yang tidak terlaksana yaitu, siswa tidak memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi pelajaran, siswa tidak mencatat berbagai penjelasan yang diberikan, dan siswa tidak merangkum hasil pembelajaran secara runtut. Interaksi yang hangat pada sisklus ini sudah terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat pada hasil analisis data observasi, wawancara yang menunjukkan bahwa semua item telah terlaksana. Proses pembelajaran secara keseluruhan pada siklus ini sudah baik, sesuai dengan yang diharapkan 4.3.3.3.2. Hasil belajar IPA Pada Hasil belajar IPA siklus II dapat dilihat pada tabel 4.5.

46 TABEL 4.5. ANALISIS TES KETUNTASAN INDIKATOR PEMBELAJARAN IPASIKLUS II No No Absen Siswa L/P Nilai Tuntas Belum Tuntas 1 01 L 50 BT 2 02 L 70 T 3 03 L 100 T 4 04 P 100 T 5 05 P 80 T 6 06 L 70 T 7 07 L 60 BT 8 08 P 100 T 9 09 P 80 T 10 10 P 100 T 11 11 L 70 T 12 12 L 100 T 13 13 L 70 T 14 14 L 100 T 15 15 L 70 T 16 16 P 100 T 17 17 P 70 T 18 18 P 100 T 19 19 L 80 T 20 20 P 70 T 21 21 L 80 T 22 22 L 70 T Jumlah 1790 20 2 Rata-rata 81,4 91% 9% Nilai terendah : 50 Nilai tertinggi : 100 Belum tuntas : 2 Tingkat ketuntasan : 91%

47 Dari data hasil tes siklus II dapat disajikan data sebagai berikut: Tabel 4.6 TABEL 4.6. Deskripsi kategori Ketuntasan Belajar IPA Siklus 2 No Keterangan Jumlah Presentase 1. Tuntas 20 91 % 2. Belum tuntas 2 9 % 3. Jumlah siswa 22 100 % Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa siswa yang tuntas pada siklus ini adalah 20 siswa dengan persentase 91 % dan siswa yang belum tuntas pada siklus ini sebanyak 2 siswa dengan persentase 9 %. Hal ini juga dapat disajikan dalam diagram seperti di bawah ini: 9 % 91 % Gambar grafik 4. 4. Diagram Ketuntasan Belajar siklus I I 4.3.3.4. Hasil Refleksi Setelah kegiatan siklus 2 selesai, Peneliti melakukan refleksi. Refleksi dilakukan berdasarkan hasil analisis data observasi, wawancara, yang dapat dilihat pada lembar lampiran. Dari hasil refleksi, penerapan penilaian tematik inkuiri sudah baik. Selain

48 merefleksi hasil penerapan penilaian tematik inkuiri, refleksi juga dilakukan pada hasil tes siklus 2. Untuk hasil tes pada siklus ini dapat dilihat pada lembar lampiran. Hasil tes membuktikan bahwa dari 22 siswa, 20 siswa memperoleh nilai di atas KKM, dengan demikian sudah terdapat lebih dari 85% siswa yang mendapat nilai di atas KKM. Hasil belajar pada siklus 2 ini telah memenuhi indikator kinerja yang diharapkan sehinnga penelitian dianggap cukup. 4.4. Pembahasan 4.4.1. Kondisi Awal Hasil belajar IPA saat kondisi awal dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai 60 masih banyak, atau dapat dikatakan kurang dari separuh siswa tidak tuntas. Siswa yang tidak tuntas yaitu 16 anak dari jumlah keseluruhan siswa yaitu 22 anak, sedangkan siswa yang tuntas adalah 6 anak. Bila dilihat persentase ketuntasannnya, saat kondisi awal ini siswa yang tidak tuntas adalah 73% dan yang tuntas adalah 27%. Nilai maksimum yang diperoleh siswa pada kondisi awal ini adalah 80, namun nilai minimum yang diperoleh siswa masih sangat rendah, yaitu 30. Dengan demikian dapat dilihat rentang yang sangat jauh antara nilai minimum dan nilai maksimum. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa saat kondisi awal adalah 57,3. Proses pembelajaran saat kondisi awal masih menerapkan pembelajaran yang berpusat pada guru. Siswa hanya sebagai penerima materi dengan mendengarkan dan mendengarkan saja. Dengan model pembelajaran yang diterapkan, membuat siswa pasif karena tidak diberi kesempatan oleh guru untuk menemukan pengetahuan baru secara mandiri. Hubungan antara guru dan siswa pun masih ada pembatas yang akhirnya membuat siswa merasa takut. 4.4.2. Siklus I Hasil tes IPA pada siklus ini yang mencapai nilai lebih dari 50 atau yang mencapai ketuntasan menurut indikator kinerja adalah 10 atau 45%. Sedangkan siswa yang belum tuntas adalah 22 anak atau 55%. Bila dibandingkan saat kondisi awal, prestasi belajarnya telah meningkat yaitu dari kondisi awal yang persentase ketuntasannya adalah 27 % menjadi 45 % pada siklus 1 ini. Kenaikan persentase ketuntasan dari kondisi awal ke siklus 1 adalah 18 %.

49 Nilai minimum pada siklus ini adalah 50. Sedangkan nilai maksimumnya sama dengan saat kondisi awal yaitu 100. Nilai rata-rata yang dicapai siswa pada siklus ini 70,9 dan bila dibandingkan pada saat kondisi awal yang nilai rata-ratanya 57,3 maka, pada siklus satu ini juga terjadi kenaikan nilai rata-rata. Proses pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan adanya penerapan tematik inkuiri yang cukup baik. 4.4.3. Siklus 2 Hasil tes IPA pada siklus ini dibandingkan dengan hasil saat kondisi awal dan siklus 1 jauh lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang mencapai nilai 65 atau yang mencapai ketuntasan menurut indikator kinerja adalah 20 atau 91 %, Sedangkan siswa yang belum tuntas adalah 2 anak atau 9 %. Bila dibandingkan saat kondisi awal yang hanya 6 siswa yang tuntas 27 %, siklus 1 ada 10 siswa yang tuntas 45 %,dan siklus II ada 20 siswa yang tuntas atau 91 %. Dari data yang ada dapat kita ketahui kenaikan persentase ketuntasan dari kondisi awal ke siklus 1 adalah 18 %, dari siklus I ke siklus 2 adalah 46 %. Melihat persentase ketuntasan siswa pada siklus ini, maka indikator kinerja yang diharapkan telah tercapai. Nilai minimum pada siklus ini adalah 50, masih sama dengan nilai terendah pada siklus I. Sedangkan nilai maksimumnya yaitu 100. Nilai rata-rata yang dicapai siswa pada siklus ini 81,4 bila dibandingkan pada saat kondisi awal yang nilai rata-ratanya 57,3 dan siklus 1 yang hanya 70,9 Pada siklus ini juga terjadi kenaikan nilai rata-rata dari siklus 1 sebesar 10,5. Untuk mempermudah membandingkan hasil tes prestasi belajar antara kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

50 Tabel 4.7 Perbandingan Prestasi Belajar IPA Kondisi Awal, Siklus 1, dan Siklus 2 Jumlah Persentase (%) No Kategori Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 1. Tuntas 6 10 20 27 %. 45 %. 91 %, 2. Tidak tuntas 16 12 2 73 % 55%. 9 %. 3. Total 22 22 22 100% 100% 100% 4. Rata-rata 57,3 70,9 81,4 tabel di atas dapat diperjelas dengan grafik di bawah ini Gambar 4.5. grafik peningkatan ketuntasan pembelajaran persiklus

51 Proses pembelajaran dengan penerapan tematik inkuiri pada siklus 2 ini sudah lebih baik dari pembelajaran pada siklus 1. Dengan meningkatnya hasil belajar siswa tersebut, maka pelaksanaan pembelajaran, siklus II dapat dikatakan berhasil dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.