BAB V HASIL DAN ANALISA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Distribusi dan Persentase Kepuasan Pelanggan

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Tingkat Kualitas Layanan

BAB V ANALISA HASIL Analisa Hasil Tingkat Kepuasan Responden. selanjutnya adalah menganalisa hasil yang telah diperoleh berupa nilai kepuasan

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Jumlah keseluruhan pelanggan PT. Logistic One Solution yang

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

V. KESIMPULAN DAN SARAN

LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAKSI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu :

IR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PENUTUP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan melalui tahap-tahap penelitian yang diatur secara

BAB IV HASIL PENELITIAN. Statistics. Kinerja Berwujud. N Valid Missing 0 0. Mean Std. Deviation

ANALISIS PERSEPSI NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA PT. BPD ACEH CABANG SUMATERA UTARA TUGAS SARJANA. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akademi wiraswasta dewantara yang berdiri pada Universitas Mercu Buana

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISIS KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP MUTU PELAYANAN LAPANGAN FUTSAL F 212 KARAWANG

BAB V ANALISA HASIL. serta pekerjaan. Berikut merupakan uraian dari beberapa karakteristik tersebut Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN NILAI TAMBAH TERHADAP JASA CLEANING SERVICE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan analisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mudah. Berbeda dengan barang (produk fisik) yang bersifat Tangible (nyata),

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR...vi DAFTAR LAMPIRAN...vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. dengan harapan penumpang. Kepuasan merupakan respon dari penumpang

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S-1) Disusun Oleh :

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Djum di Wijilan Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk menganalisis kepuasan

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN PADA BAGIAN KLAIM BERDASARKAN TINGKAT KEPUASAN NASABAH DI PT. AJC MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY

BAB 4 HASIL PENELITIAN. kepada seluruh Mahasiswa (user) Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi tahun

3 Design Box Panel ,8 Puas

yang akan datang (Anderson et al.,1994). Menurut Hoffman dan Bateson (1997) kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh kualitas layanan dari suatu

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy),

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis serta didukung oleh

Bab 4. Hasil Penelitian TURBIN,SMARTWIRE,SCADAPACK,DISPLAY MONITOR. Output Subsistem terdapat pada lampiran pada lampiran 1-20

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kepuasan pelanggan.perusahaan yang mampu bersaing dalam pasar adalah

PENENTUAN ATRIBUT-ATRIBUT KUALITAS PELAYANAN SEBAGAI SKALA PRIORITAS PERBAIKAN PADA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INDUSTRI DI JAKARTA. P.H. Saragi.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

EFEKTIVITAS PEMBELIAN BUKU MATERI POKOK (MODUL) UT MELALUI TOKO BUKU ONLINE (TBO) ANTARA HARAPAN DAN KENYATAAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KEPUASAN LAYANAN PELANGGAN PADA RUMAH MAKAN BAKMI GOLEK CABANG DEWI SARTIKA, JAKARTA TIMUR. Dian Wahyuningsih

* Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta * **

BAB I PENDAHULUAN. karena konsumen terdiri dari beberapa segmen, gaya hidup dan kepribadian yang

ABSTRAK. Perekonomian di Indonesia pada saat sekarang ini masih berjalan dengan berbagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. orangtua murid terhadap kualitas pelayanan di SDK X Bandung antara lain:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Baros Kota Sukabumi. Rosliana Dewi

BAB 3 METODOLOGI Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN UNTUK MENILAI TINGKAT KEPUASAN NASABAH PT. BANK RAKYAT INDONESIA UNIT GENTENG BANYUWANGI. Rinawati Anwar Rudi Kusubagio

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEDOMAN PENGUKURAN KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP PELAYANAN INSTITUSI PROGRAM STUDI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Bertambahnya jumlah mahasiswa disertai dengan bertambahnya

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. konsumen melalui penyampaian barang atau jasa yang berkualitas. Pemenuhan kebutuhan

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS. Pelanggan PO Maju Lancar. Jumlah kuisioner yang disebarkan dihitung dengan Z E

UPAYA PENINGKATAN PENJUALAN DENGAN PENDEKATAN METODE SEVICE QUALITY DAN FOCUS GROUP DISCUSSION PADA KAFE HOUSE OF PADMANING SURABAYA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. Skor Servqual 1. No Pernyataan Persepsi Harapan. Bangunan Apotek memiliki desain eksterior yang menarik

114 Universitas Indonesia

BAB V KESIMPULAN. 1. Menurut mahasiswa, kualitas pelayanan pendidikan pada Program Studi

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, yang tidak hanya menyediakan peluang tetapi juga tantangan. Begitu

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAKSI. Universitas Kristen Maranatha

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan masalah global yang sering dihadapi di dunia baik di

ABSTRAK. Dengan semakin ketatnya persaingan antar bank, maka setiap bank. dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada

III. METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Menurut Mohammad Nazir (1998: 63), metode

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan transportasi darat yang semakin pesat,

b. Mayoritas responden dalam penelitian ini berumur tahun, yaitu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Hotel Bintang Griyawisata Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. Ditengah perkembangan dunia industri yang sangat pesat, maka persaingan

ANALISIS PERBANDINGAN KUALITAS LAYANAN ANTARA PROVIDER SELULER KARTU GSM IM3 DAN XL

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan di salon FORA

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN DALAM PRODUK KONSTRUKSI (STUDI KASUS PERUMAHAN BUKIT PERMATA PURI DI KOTA SEMARANG) TESIS

VII ANALISIS KEPUASAN PETANI MITRA TERHADAP PELAKSANAAN KEMITRAAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan

Transkripsi:

BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Distribusi dan Persentase Kinerja Terhadap Pelayanan Pada tabel dibawah ini diperoleh nilai distribusi dan persentase tingkat kinerja terhadap pelayanan yang diberikan oleh PT. ISS Indonesia di Universitas Mercu Buana. Tabel 5. 1 Distribusi dan Persentase Kinerja Terhadap Pelayanan No Responden Kinerja Total Persentase 1 Sangat Tidak Baik 7 0% 2 Tidak Baik 38 3% 3 Biasa Saja 352 23% 4 Baik 726 48% 5 Sangat Baik 377 25% Total 1500 100% Dari tabel diatas terlihat bahwa 48% Konsumen PT. ISS Indonesia di Universitas Mercu Buana merasa pelayanan yang diberikan berkategori Baik, dan 25% Konsumen menilai kinerja yang diberikan berkategori Sangat Baik. Ini artinya bahwa sebanyak 73% Konsumen merasa pelayanan yang diberikan oleh PT. ISS Indonesia di Universitas Mercu Buana sudah memuaskan Konsumen. 1

2 5.2 Performa Kualitas Atribut Pelayanan Dari data diperoleh bahwa skor servqual rata rata adalah -0,25. Artinya gap skor antara Tingkat Kepentingan dan Kinerja adalah negative. Hal ini berarti rata rata Tingkat kepentingan konsumen terpenuhi oleh PT. ISS Indonesia di Universitas Mercu Buana dengan skor 0,25. Gap skor masing masing atribut dan rata rata gap skor penilaian kepuasan konsumen PT. ISS Indonesia di Universitas Mercu Buana akan ditunjukkan dengan tabel di berikut ini: Tabel 5. 2 Gap Skor No Indikator Gap Score 1 Nama besar ISS di Indonesia sebagai perusahaan jasa. -0.21 2 Kebersihan dan Kerapihan yang dihasilkan oleh ISS Indonesia. -0.52 3 Kelengkapan Alat kebersihan ISS Indonesia. -0.25 4 ISS sebagai Jasa Cleaning Service. -0.12 5 Kesediaan Karyawan ISS umtuk membantu. -0.24 6 Keberadaan Karyawan ISS Indonesia yang seharusnya. -0.33 7 Kesungguhan Karyawan ISS dalam bekerja. -0.3 8 Kemampuan Karyawan ISS Indonesia dalam bekerja. -0.14 9 Standar kebersihan dan kerapihan yang ditetapkan ISS Indonesia. -0.3 10 Reputasi ISS Indonesia. -0.17 11 Perhatian Karyawan ISS Indonesia terhadap konsumen. -0.25 12 Keramahan dan Sopan Santun Karyawan ISS Indonesia. -0.3 13 Penampilan Karyawan ISS Indonesia. -0.08 14 Kinerja cepat dan tepat yang diberikan Karyawan ISS. -0.14 15 Kelengkapan Fasilitas Kebersihan ISS Indonesia. -0.37 Rata - rata -0.25 5.3 Rangking Atribut Untuk menentukan prioritas perbaikan oleh PT. ISS Indonesia di Universitas Mercu Buana maka perlu dibuat ranking dari masing masing gap skor setiap atribut. Rangking gap skor masing masing atribut ditunjukkan dalam berikut ini:

3 Tabel 5. 3 Ranking Gap Skor Atribut No Indikator Gap Score Rank 1 Kebersihan dan Kerapihan yang dihasilkan oleh ISS Indonesia. -0.52 1 2 Kelengkapan Fasilitas Kebersihan ISS Indonesia. -0.37 2 3 Keberadaan Karyawan ISS Indonesia yang seharusnya. -0.33 3 4 Kesungguhan Karyawan ISS dalam bekerja. -0.30 4 5 Standar kebersihan dan kerapihan yang ditetapkan ISS Indonesia. -0.30 5 6 Keramahan dan Sopan Santun Karyawan ISS Indonesia. -0.30 6 7 Kelengkapan Alat kebersihan ISS Indonesia. -0.25 7 8 Perhatian Karyawan ISS Indonesia terhadap konsumen. -0.25 8 9 Kesediaan Karyawan ISS umtuk membantu. -0.24 9 10 Nama besar ISS di Indonesia sebagai perusahaan jasa. -0.21 10 11 Reputasi ISS Indonesia. -0.17 11 12 Kemampuan Karyawan ISS Indonesia dalam bekerja. -0.14 12 13 Kinerja cepat dan tepat yang diberikan Karyawan ISS. -0.14 13 14 ISS sebagai Jasa Cleaning Service. -0.12 14 15 Penampilan Karyawan ISS Indonesia. -0.08 15 Bedasarkan tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa atribut Tingkat Kebersihan dan Kerapihan yang diberikan oleh ISS Indonesia dengan peringkat 1 dapat dijadikan prioritas perbaikan untuk meningkatkan kualitas pelayanan PT. ISS Indonesia di Universitas Mercu Buana. 5.4 Analisis Diagram Kartesius 1. Kuadran I Pada Kuadran ini memerlukan penanganan yang perlu diprioritaskan oleh tingkat manajemen, karena tingkat kepentingan tinggi sedangkan tingkat kepuasan kinerja rendah.. Variable variable yang masuk dalam kuadran ini harus ditingkatkan. Atribut yang berada pada kuadran I adalah:

4 a. Kelengkapan Fasilitas Kebersihan ISS Indonesia atribut ini termasuk dalam dimensi Berwujud (Tangible). Atribut ini menampilkan upaya perusahaan dalam kelengkapan peralatan fasilitas kebersihan seperti (tanda warning, tanda warning wet floor, tong sampah 3in1, sabun cuci tangan, pewangi toilet, dll). sebesar 4,24 dan Tingkat Kinerja sebesar 3,87 dengan gap skor sebesar 0,37. Dengan skala Kinerja sebesar 3,87 masih dinilai kurang dari yang diharapkan oleh Konsumen. Konsumen menyakini bahwa hal ini merupakan atribut yang sangat penting bagi Konsumen. Atribut ini dapat dijadikan sebagai prioritas perbaikan. 2. Kuadran II Ini adalah wilayah yang memuat faktor faktor yang dianggap penting oleh Konsumen dan faktor faktor yang dianggap Konsumen sudah sesuai dengan yang dirasakannya sehingga tingkat kepuasannya relatif lebih tinggi. Variabel variable yang termasuk dalam kuadran ini harus tetap dipertahankan karena variable ini menjadikan jasa tersebut unggul dimata Konsumen. Variable variable yang masuk dalam kuadran ini harus ditingkatkan. Atribut yang berada pada kuadran I adalah: a. Kebersihan dan Kerapihan yang dihasilkan oleh ISS Indonesia

5 atribut ini termasuk dalam dimensi Keandalan (Reliability). Atribut ini menjelaskan sikap karyawan ISS dalam Membantu Konsumen dalam hal kebersihan serta kerapihan. sebesar 4,55 dan Tingkat Kinerja sebesar 4,03 dengan gap skor sebesar 0,52. Dengan skala Kinerja sebesar 4,03 atribut ini dinilai penting dan relatif sudah memuaskan konsumen. Atribut ini sebaiknya dipertahankan. b. Kesediaan Karyawan ISS umtuk membantu atribut ini termasuk dalam dimensi Keresponsifan (Responsiveness). Atribut ini menjelaskan sikap karyawan ISS dalam Membantu Konsumen dalam hal kebersihan serta kerapihan. sebesar 4,25 dan Tingkat Kinerja sebesar 4,01 dengan gap skor sebesar 0,24. Dengan skala Kinerja sebesar 4,01 atribut ini dinilai penting dan relatif sudah memuaskan konsumen. Atribut ini sebaiknya dipertahankan. c. Kesungguhan Karyawan ISS dalam bekerja atribut ini termasuk dalam dimensi Keresponsifan (Responsiveness). Atribut ini menjelaskan sikap karyawan ISS dalam bekerja sehari hari.

6 sebesar 4,37 dan Tingkat Kinerja sebesar 4,07 dengan gap skor sebesar 0,30. Dengan skala Kinerja sebesar 4,07 atribut ini dinilai penting dan relatif sudah memuaskan konsumen. Atribut ini sebaiknya dipertahankan. d. Standar kebersihan dan kerapihan yang ditetapkan ISS Indonesia atribut ini termasuk dalam dimensi Jaminan (Assurance). Atribut ini menjelaskan mengenai standar kebersihan dan kerapihan yang telah ditetapkan oleh ISS Indonesia selama ini. sebesar 4,26 dan Tingkat Kinerja sebesar 3,96 dengan gap skor sebesar 0,30. Dengan skala Kinerja sebesar 3,96 atribut ini dinilai penting dan relatif sudah memuaskan konsumen. Atribut ini sebaiknya dipertahankan. e. Reputasi ISS Indonesia atribut ini termasuk dalam dimensi Jaminan (Assurance). Atribut ini menjelaskan mengenai Reputasi/Keberhasilan PT. Indonesia sebagai perusahaan jasa dalam membidangi jasa Cleaning Service selama ini. sebesar 4,22 dan Tingkat Kinerja sebesar 4,05 dengan gap skor

7 sebesar 0,17. Dengan skala Kinerja sebesar 4,05 atribut ini dinilai penting dan relatif sudah memuaskan konsumen. Atribut ini sebaiknya dipertahankan. f. Keramahan dan Sopan Santun Karyawan ISS Indonesia atribut ini termasuk dalam dimensi Empati (Empathy). Atribut ini menjelaskan mengenai Keramahan dan Sopan Santun yang dimiliki oleh Karyawan PT. ISS Indonesia di Universitas Mercu Buana. sebesar 4,36 dan Tingkat Kinerja sebesar 4,06 dengan gap skor sebesar 0,30. Dengan skala Kinerja sebesar 4,06 atribut ini dinilai penting dan relatif sudah memuaskan konsumen. Atribut ini sebaiknya dipertahankan. 3. Kuadran III Pada kuadran ini wilayah yang memuat faktor faktor yang dianggap kurang penting oleh Konsumen dan pada kenyatannya kinerjanya tidak terlalu istimewa. Peningkatan variable variable yang termasuk dalam kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan oleh Konsumen sangat kecil. Variable variable yang masuk dalam kuadran ini harus ditingkatkan. Atribut yang berada pada kuadran III adalah: a. Kelengkapan Alat kebersihan ISS Indonesia atribut ini termasuk dalam dimensi Keandalan (Reliability). Atribut

8 ini menjelaskan mengenai Kelengkapan Alat alat untuk membersihkan serta merapihkan yang dimiliki PT. ISS Indonesia di Universitas Mercu Buana. sebesar 4,17 dan Tingkat Kinerja sebesar 3,92 dengan gap skor sebesar 0,25. Dengan skala Kinerja sebesar 3,92 atribut ini tidak terlalu penting dan tidak terlalu istimewa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa atribut ini dinilai memiliki prioritas yang rendah. b. Keberadaan Karyawan ISS Indonesia yang seharusnya atribut ini termasuk dalam dimensi Keresponsifan (Responsiveness). Atribut ini menjelaskan mengenai keberadaan karyawan ISS Indonesia di Universitas Mercu Buana pada tempat yang seharusnya pada jam bekerja. sebesar 4,07 dan Tingkat Kinerja sebesar 3,74 dengan gap skor sebesar 0,33. Dengan skala Kinerja sebesar 3,74 atribut ini tidak terlalu penting dan tidak terlalu istimewa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa atribut ini dinilai memiliki prioritas yang rendah. c. Perhatian Karyawan ISS Indonesia terhadap konsumen atribut ini termasuk dalam dimensi Empati (Empathy). Atribut ini

9 menjelaskan mengenai keberadaan karyawan ISS Indonesia di Universitas Mercu Buana pada tempat yang seharusnya pada jam bekerja. sebesar 4,05 dan Tingkat Kinerja sebesar 3,80 dengan gap skor sebesar 0,25. Dengan skala Kinerja sebesar 3,80 atribut ini tidak terlalu penting dan tidak terlalu istimewa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa atribut ini dinilai memiliki prioritas yang rendah. d. Penampilan Karyawan ISS Indonesia atribut ini termasuk dalam dimensi Berwujud (Tangible). Atribut ini menjelaskan mengenai Penampilan Karyawan dalam bekerja. sebesar 4,02 dan Tingkat Kinerja sebesar 3,94 dengan gap skor sebesar 0,08. Dengan skala Kinerja sebesar 3,94 atribut ini tidak terlalu penting dan tidak terlalu istimewa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa atribut ini dinilai memiliki prioritas yang rendah. e. Kinerja cepat dan tepat yang diberikan Karyawan ISS Bedasarkan klasifikasi Menurut klasifikasi dimensi pelayanan menurut Zeithaml, atribut ini termasuk dalam dimensi Berwujud (Tangible). Atribut ini menjelaskan mengenai keberadaan

10 karyawan ISS Indonesia di Universitas Mercu Buana pada tempat yang seharusnya pada jam bekerja. sebesar 4,00 dan Tingkat Kinerja sebesar 3,86 dengan gap skor sebesar 0,14. Dengan skala Kinerja sebesar 3,86 atribut ini tidak terlalu penting dan tidak terlalu istimewa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa atribut ini dinilai memiliki prioritas yang rendah. 4. Kuadran IV Pada kuadran ini wilayah yang memuat faktor faktor yang dianggap kurang penting oleh Konsumen dan dirasakan terlalu berlebihan. Variabel variabel yang termasuk dalam kuadran ini dapat dikurangi agar perusahaan dapat menghemat biaya. Atribut pelayanan yang ada di kuadran IV memiliki kinerja berlebih namun tak dirasa penting. Atribut yang terdapat pada kuadran ini adalah: a. Nama besar ISS di Indonesia sebagai perusahaan jasa atribut ini termasuk dalam dimensi Berwujud (Tangible). Atribut ini menjelaskan mengenai keberadaan karyawan ISS Indonesia di Universitas Mercu Buana pada tempat yang seharusnya pada jam bekerja. sebesar 4,17 dan Tingkat Kinerja sebesar 3,96 dengan gap skor

11 sebesar 0,21. Dengan skala Kinerja sebesar 3,96 atribut ini tidak terlalu penting bagi konsumen dan memiliki kinerja yang berlebihan. Oleh karena itu, perusahaan tidak perlu melakukan peningkatan kinerja pada atribut ini karena hanya akan menyebabkan terjadinya pemborosan. b. ISS sebagai Jasa Cleaning Service atribut ini termasuk dalam dimensi Berwujud (Tangible). Atribut ini menjelaskan mengenai keberadaan karyawan ISS Indonesia di Universitas Mercu Buana pada tempat yang seharusnya pada jam bekerja. sebesar 4,17 dan Tingkat Kinerja sebesar 4,05 dengan gap skor sebesar 0,12. Dengan skala Kinerja sebesar 4,05 atribut ini tidak terlalu penting bagi konsumen dan memiliki kinerja yang berlebihan. Oleh karena itu, perusahaan tidak perlu melakukan peningkatan kinerja pada atribut ini karena hanya akan menyebabkan terjadinya pemborosan. c. Kemampuan Karyawan ISS Indonesia dalam bekerja atribut ini termasuk dalam dimensi Jaminan (Assurance). Atribut ini menjelaskan mengenai keberadaan karyawan ISS Indonesia di Universitas Mercu Buana pada tempat yang seharusnya pada jam bekerja.

12 sebesar 4,10 dan Tingkat Kinerja sebesar 3,96 dengan gap skor sebesar 0,14. Dengan skala Kinerja sebesar 3,96 atribut ini tidak terlalu penting bagi konsumen dan memiliki kinerja yang berlebihan. Oleh karena itu, perusahaan tidak perlu melakukan peningkatan kinerja pada atribut ini karena hanya akan menyebabkan terjadinya pemborosan.