USULAN PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE 5W+1H PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SINTERTECH

dokumen-dokumen yang mirip
I-1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin ketatnya persaingan di bidang industri menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

KUISIONER PENELITIAN

Tabel I.1 Data Kecelakaan Kerja di Rumah Batik Komar. (Sumber : Rumah Batik Komar) Kecelakaan kerja Dampak Frekuensi

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Kata kunci: analisa moda dan efek kegagalan, pakan ternak, pengendalian kualitas, mix up

ANALISIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP TINGKAT KECELAKAAN KERJA DAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT ABC. Benny Winandri, M.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBERDAYA MANUSIA

USULAN PENGGUNAAN METODE FAULT TREE ANALYSIS UNTUK PENURUNAN KECELAKAAN KERJA PADA PT. INOAC POLYTECHNO INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Analisa Histogram. Apabila dilihat dari hasil pengolahan data, berdasarkan histogram

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream

4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 5 ANALISA DATA. yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ANALISA RESIKO DALAM USAHA MENGELOLA FAKTOR RESIKO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUK JADI

BAB I PENDAHULUAN. akibat buatan manusia itu sendiri. Dalam abad modern ini, tanpa disadari manusia

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya manusia yang dimiliki perusahaan. Faktor-faktor produksi dalam

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

Bab 5 Analisis 5.1. Merencanakan ( plan Analisis Data Kecelakaan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS PENERAPAN DAN USULAN PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA BAGIAN AUTOMOTIVE COMPONENT PT DPM

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Risiko merupakan sesuatu yang sering melekat dalam aktivitas. Kegiatan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2016

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI POMPA MINYAK MENGGUNAKAN METODE DMAIC


BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

Perumusan Masalah : Tujuan Batasan dan Asumsi LANDASAN TEORI Pengertian Risiko Pengendalian Risiko

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Perusahaan telah menetapkan standar kualitas dan telah melaksanakan

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Semenjak terjadinya revolusi industri di Inggris pada akhir abad ke -

Peranan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja Sebagai Wujud Keberhasilan Perusahaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JALAN (SITE INSPECTOR OF ROADS)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. solusi alternatif penghasil energi ramah lingkungan.

MODUL SIB 01 : KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB V ANALISA DAN HASIL. Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis hasil pengamatan proses yang

Tabel I.1 Jumlah Permintaan Produk PT. Nikkatsu Electric Works Tahun (Sumber : Data PT. Nikkatsu Electric Works)

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Laporan Tugas Akhir

PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat

BAB V ANALISA HASIL Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

BAB V HASIL DAN ANALISA DATA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK MENGGUNAKAN METODE FAULT TREE ANALYSIS (FTA) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DI PABRIK ROTI BARITON 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA KARYAWAN PT KUNANGGO JANTAN KOTA PADANG TAHUN 2016

Disusun Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu ( S1 ) JAKARTA 2015

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

Analisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PINTU DEPAN KANAN KIJANG INNOVA PADA LINI PERAKITAN PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DMAIC

USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK STANG ENGKOL DI PRODUSEN SENJATA MENGGUNAKAN METODE FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS DAN FAULT TREE ANALYSIS (FTA)

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PENYIMPANGAN MUTU PRODUK IKAN TERI NASI (STUDI KASUS DI PT. KELOLA MINA LAUT UNIT SUMENEP)

Jurnal Teknologi Vol. 7, No. 2, Oktober 2017, Hal E- ISSN : ISSN : Copyright 2017 by LPPM UPI YPTK Padang

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusianya, agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas

Perancangan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Berdasarkan OHSAS Di PT X (Studi Kasus : Produksi Teh)

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE HIRADC PADA PERUSAHAAN PENGOLAHAN KAYU

Evaluasi dan Perbaikan pada Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja (SMK3) untuk Menekan Unsafe Behavior pada Pekerja. (Studi Kasus : PT.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pemaparan sebelumnya, dapat diambil simpulan bahwa terdapat

PENGARUH BUDAYA PERUSAHAAN DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PT BANK JABAR BANTEN CABANG SERANG

1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara menyatakan bahwa luas perkebunan karet Sumatera Utara pada tahun

MANAJEMEN RISIKO PENUMPANG KAPAL PT (PERSERO) PELAYARAN NASIONAL INDONESIA CABANG TANJUNG PRIOK JAKARTA

ANALISA KECACATAN PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DMAIC DI PT. UNISON SURABAYA. Oleh

Bab 3 Metodologi Penelitian

BMD STREET CONSULTING ISO TRAINING SCHEDULE JANUARI DESEMBER 2012

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

USULAN PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN METODE 5W+1H PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SINTERTECH Taufiqur Rachman 1, Susetyo Ramadhany 2. Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Esa Unggul Jalan Arjuna Utara No. 9, Kebon Jeruk, Jakarta Taufiqur.rachman@esaunggul.ac.id Abstract PT. Sintertech, a company with a work environment that contains enough potential for accidents and occupational diseases. For companies that need to pay attention to safety and health issues, because it affects the productivity of the company. The purpose of this research to identify the factors that cause a lack of implementation of Health and Safety at PT. Sintertech. In addition, this study also analyzes the implementation method of management K3 with 5W +1 H and provide improvement suggestions K3 by OHSAS 18001: 2007. This study was obtained from the number of accidents and occupational diseases in 2011 through 2013 as many as 31 times a work accident cases consisting of pinched 15 times (48.4%), scraped 8 times (25.8%), slipped 5 times (16, 1%), crushed material 3 times (9.7%). As for the data of occupational diseases were 19 cases with details of the lungs (asthma) 12 cases (63.2%), earache 3 cases (21.1%), eye pain 4 cases (15.8%). From the research results it is concluded that the presence of several factors that occur due to lack of implementation of K3 on the production floor of aspect operators, management, methods and lack of training and training on K3. Some things that should be done by. Sintertech to improve implementation of K3 based methods 5W +1 H Implementing a management system based on OHSAS 18001:2007 K3 to regulate the implementation of K3 in PT. Sintertech can run more optimally. Keywords: Occupational Health and Safety, OHSAS 18001:2007, 5W +1 H, Fishbone, Pareto analysis. Abstrak PT. Sintertech, merupakan perusahaan dengan lingkungan kerja yang cukup mengandung potensi timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Untuk itu perusahaan perlu memperhatikan masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan. Tujuan dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kurangnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Sintertech. Selain itu pada penelitian ini juga menganalisa pelaksanaan manajemen K3 dengan metode 5W+1H dan memberikan usulan-usulan perbaikan K3 berdasarkan OHSAS 18001 : 2007. Dari penelitian ini diperoleh jumlah kecelakaan dan penyakit akibat kerja pada tahun 2011 sampai 2013 sebanyak 31 kali kasus kecelakaan kerja yang terdiri dari terjepit 15 kali (48,4%), tergores 8 kali (25,8%), terpeleset 5 kali (16,1%), tertimpa material 3 kali (9,7%). Sedangkan untuk data penyakit akibat kerja sebanyak 19 kasus dengan rincian paru-paru (asma) 12 kasus (63,2%), sakit telinga 3 kasus (21,1%), sakit mata 4 kasus (15,8%). Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan yaitu adanya beberapa faktor yang terjadi akibat kurangnya penerapan K3 pada lantai produksi dari aspek operator, manajemen, metode dan kurangnya pelatihan dan training tentang K3. Beberapa hal yang harus dilakukan oleh PT. Sintertech untuk memperbaiki pelaksanaan K3 berdasarkan metode 5W+1H. Menerapkan sistem manajemen K3 berdasarkan OHSAS 18001:2007 untuk mengatur pelaksanaan K3 di PT. Sintertech dapat berjalan lebih optimal. Kata kunci: Keselamatan dan Kesehatan Kerja, OHSAS 18001:2007, 5W+1H, Fishbone, Pareto analisis. Pendahuluan Dalam kondisi menghadapi persaingan yang semakin ketat sehingga membuat para pengelola bisnis untuk lebih dapat menghasilkan produk yang lebih baik dan meningkatkan kualitas dari pekerja dengan cara mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja. Untuk menghasilkan hal tersebut diperlukan sarana dan pengelolaan manajemen yang baik. Kesalahan menggunakan sarana, dalam hal ini peralatan, biasanya berdampak negatif seperti kecelakaan kerja, kebakaran, pencemaran lingkungan serta penyakit yang disebabkan karena kerja. Bahaya-bahaya tersebut akan menimbulkan kerugian jiwa, materi, bahkan masyarakat luas. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan tersebut Jurnal Inovisi TM Volume 10 Nomor 2, Oktober 2014 96

maka sudah sewajarnya suatu perusahaan memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). K3 erat kaitannya dengan peningkatan produksi dan produktivitas, dengan adanya tingkat K3 yang tinggi, maka kecelakaan kerja dapat dikurangi sehingga dapat mengurangi biaya untuk pengobatan. Tingkat K3 yang tinggi haruslah sejalan dengan pemeliharaan dan penggunaan peralatan kerja dan mesin secara aman, produktif dan efisien dan berhubungan dengan tingkat produksi dan produktivitas yang tinggi pula. Kondisi tersebut akan membuat pekerja merasa nyaman dan juga dapat diserasikan dengan tingkat efisien yang tinggi pula PT. Sintertech Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri manufaktur pembuatan ferrite core. PT. Sintertech Indonesia mempunyai tujuan untuk memberikan kepuasan pelanggan melalui kebijakan mutu perusahaan dengan tidak melupakan kondisi pekerja dan lingkungan sekitar. Untuk menjalankan komitmen tersebut PT. Sintertech harus melakukan penerapan K3 yang nantinya menangani keselamatan dan kesehatan kerja untuk bertugas dalam mengontrol dan meminimumkan jumlah kecelakaan akibat kerja yang terjadi di PT. Sintertech serta memperbaiki kesehatan pekerja guna produktivitas pekerja meningkat serta memlihara lingkungan sekitar agar terbebas dari pemyakit yang disebabkan oleh kerja. Dalam penelitian ini terlihat banyaknya masalah pada penerapan K3 yang kurang, dimana para pekerjanya tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) dilantai produksi sehingga menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit yang terjadi selama bekerja. Dalam penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kurangnya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada lantai produksi di PT. Sintertech, menganalisa pelaksanaan sistem manajemen K3 dengan metode 5W+1H dan memberikan usulan perbaikan sistem K3 dengan tujuan menciptakan keselamatan dan kesehatan kerja agar bisa berjalan dengan baik berdasarkan OHSAS 18001:2007. Menurut Dr. Bennet N. B. Silalahi, MA (1995) menyatakan bahwa kecelakaan kerja adalah perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Berdasarkan definisi diatas keselamatan dan kesehatan kerja yang mengatakan bahwa cara menanggulangi kecelakaan kerja adalah dengan meniadakan unsur penyebab kecelakaan atau meniadakan pengawasan yang ketat. Menurut Dr. Suma mur P. K.. M.sc (1981) menyatakan bahwa kecelakaan kerja adalah keselamatan kerja yang bertalian dengan mesin, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja, dan lingkungan serta cara-cara melakukan pekerjaan. Sedangkan keselamatan kerja adalah spesifikasi ilmu. Pada dasarnya, rencana-rencana tindakan akan mendeskripsikan tentang alokasi sumbersumber daya serta prioritas dan alternatif yang akan dilakukan dalam implementasi dari rencana itu. Bentuk pengawasan dan usaha-usaha untuk mempelajari melalui pengumpulan data dan analisis ketika implementasi dari suatu rencana juga harus direncanakan pada tahap ini (Gaspersz, 2002). Rencana pengembangan perbaikan masalah dengan metode 5W+1H yaitu, dimana Why (mengapa masalah itu perlu perbaikan?), What (apa rencana perbaikan yang diusulkan?), Where (menunjukan lokasi yang tepat untuk perbaikan?), When (menunjukan alokasi waktu yang diperkirakan bisa menghasikan perbaikan?), Who (siapa yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tersebut?), dan How (bagaimana metode atau cara untuk memperbaiki faktor penyebab utama tersebut?). Dengan metode ini hanya akan dilakukan pembahasan mengenai penetapan sebuah rencana untuk melakukan usaha-usaha perbaikan dalam rangka meminimalisasi kecelakaan kerja dan menunjukan akar permasalahan dan pemecahannya.contoh petunjuk penggunaan metode 5W+1H untuk pengembangan rencana perbaikan tindakan dapat dilihat dalam Tabel 1.1. Tabel 1 Pengembangan Rencana Perbaikan Dengan Metode 5W+1H Jenis 5W- 1H Tujuan What utama (apa) Alasan kegunaa n Lokasi Sekuens (urutan) Orang Metode Why (Meng apa) Where (Di mana) When (Kapan ) Who (Siapa) How (Bagai mana) (Sumber: Gaspersz, 2002) Deskripsi Apa yang menjadi target utama dari perbaikan atau peningkatan kualitas Mengapa rencana tindakan itu diperlukan? Penjelasan tentang kegunaan dari rencana tindakan yang dilakukan Dimana rencana tindakan ini akan dilaksanakan? Apakah aktivitas ini harus dikerjakan disana? Bilamana aktivitas rencana tindakan itu akan terbaii untuk dilaksanakan? Apakah aktivitas itu akan dilaksanakan kemudian? Siapa yang akan mengerjakan aktivitas rencana tindakan itu? Mengapa harus orang itu yang ditunjuk untuk mengerjakan aktivitas itu? Bagaimana mengerjakan aktivitas rencana tindakan itu? Apakah metode yang diberikan sekarang merupakan metode terbaik? Tindakan Merumuskan target sesuai dengan kebutuhan pelanggan Mengubah sekuens atau urutan aktivitas atau mengkombinasi kan aktivitasaktivitas yang dapat dilaksanakan bersama Menyederhanak an aktivitasaktivitas rencana tindakan yang ada. Jurnal Inovisi TM Volume 10 Nomor 2, Oktober 2014 97

Ju m la h ke c e la ka a n P e r c e n t Usulan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Metode 5W+1H pada Lantai Produksi Adapun langkah-langkah dalam melakukan penelitian dapat dilihat pada gambar 1. MULAI STUDI PENDAHULUAN Wawasan mengenai masalah yang diteliti harus dimengerti oleh penulis STUDI PUSTAKA Pengetahuan mengenai tema yang diangkat oleh penulis IDENTIFIKASI MASALAH Mengidentifikasi masalah yang ada diperusahaan yaitu kurangnya penerapan manajemen K3 dengan tujuan meminimkan jumlah kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi lapangan dan data sekunder yang di dapat dari perusahaan ANALISA DATA Pareto untuk mengetahui tingkat besarnya angka kecelakaan kerja, fishbone untuk menunjukan faktor penyebab masalah dan 5W+1H untuk solusi penyelesaian masalah Usulan Perbaikan Berdasarkan standar OHSAS 18001 untuk mengurangi tingkat kecelakaan kerja Tabel 2. Data Kecelakaan Kerja Pada Tahun 2011 s/d 2013 Bulan Jumlah kecelakaan Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Januari 1 1 1 Februari 1 0 1 Maret 1 1 1 April 0 1 0 Mei 1 1 0 Juni 2 0 1 Juli 2 2 1 Agustus 0 0 2 September 0 0 2 Oktober 1 0 0 November 0 2 2 Desember 0 2 1 Jumlah 9 10 12 Pareto Chart Jenis Kecelakaan Berdasarkan data jumlah kecelakaan tertinggi pada bulan Januari 2011 s/d Desember 2013 yaitu adanya jenis kecelakaan terjepit mencapai 15 kali kecelakaan dibagian mesin press, jenis kecelakaan tergores 8 kali kecelakaan dibagian mesin press pada tolling, tepeleset 5 kali kecelakaan dibagian proses deburring di mesin water steam dan tertimpa material 3 kali kecelakaan dibagian penyimpanan bahan baku dan pengambilan produk pada blaze plat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan keseluruhan penelitian yaitu hasil dari analisa dan pemberian saran yang dilakukan untuk perbaikan manajemen K3 P areto Chart of Jenis kecelakaan Gambar 1 Kerangka Metode Penelitian 3 5 3 0 2 5 1 0 0 8 0 Hasil dan Pembahasan Pengumpulan data kecelakaan kerja Data yang dikumpulkan yaitu data kecelakaan kerja di PT. Sintertech pada bulan Januari 2011 s/d Desember 2013 dibagian lantai produksi. Berikut ini jumlah kecelakaan kerja pada tahun 2011 s/d 2013: 2 0 1 5 1 0 J e n is ke c e la ka a n 5 0 T e rje p it T e r g o r e s T e rp e le s e t T e r t imp a M a t e r ia l J u mla h ke c e la ka a n 1 5 8 5 3 P e rc e n t 4 8, 4 2 5, 8 1 6, 1 9, 7 C u m % 4 8, 4 7 4, 2 9 0, 3 1 0 0, 0 Gambar 2 Diagram Pareto Jenis Kecelakan pada Bulan Januari 2011 s/d Desember 2013 6 0 4 0 2 0 0 Dari Gambar 2 terlihat bahwa jenis kecelakaan terjepit mempunyai frekuensi tertinggi sebesar 48,4% sedangkan jenis kecelakaan terendah terdapat pada tertimpa material dengan persentase 9,7%. Beberapa faktor yang menyebabkan kecelakaan terjepit terjadi yaitu : 1. Disebabkan oleh sistem kerja mesin yang ada dibagian mesin press, dimana pada bagian mesin ini tidak adanya safety (pengaman) seperti tombol penghambat lajunya mesin press. Jurnal Inovisi TM Volume 10 Nomor 2, Oktober 2014 98

Saat mesin bekerja terkadang tolling menjadi macet akibatnya pekerja yang sedang bekerja dibagian mesin itu, harus mengangkat tolling terlebih dahulu agar bisa bekerja kembali, sehingga terkadang membuat jari si pekerja terjepit. 2. Disebabkan oleh faktor kelalaian pekerjanya (human error), dimana pekerjanya terkadang sambil mengobrol dengan pekerja lainnya yang berada di mesin press sehingga tidak fokus dengan pekerjaannya dan mengakibatkan jarinya terjepit saat pengambilan produk di mesin press. 3. Kurangnya sempurnya intruksi kerja dan pengawasan yang rutin dari kepala bagian masing-masing, sehingga pekerja tidak merasa diawasi yang membuat para pekerja tersebut dalam kerjanya menjadi terlalu santai yang membuat pekerja menjadi lalai dan kurang hatihati. Diagram sebab akibat kecelakaan Diagram ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan akibat kerja. Untuk penyebab faktor terjadinya kecelakaan akibat kerja didapat dari hasil wawancara dengan divisi produksi dan pengamatan langsung pada lini produksi. Faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan akibat kerja dapat dilihat pada Cause and Effect Diagram pada Gambar 2.2. Mesin Error Daya kerja mesin kurang optimal Kurang perhatian terhadap K3 Kurang sosialisasi Manajemen Manusia Kesalahan sistem kerja Metode kerja belum sempurna Metode Lalai Bekerja tidak sesuai prosedur Kecelakaan akibat kerja Gambar 3 Diagram Sebab Akibat Kecelakaan Akibat Kerja Penyebab-penyebab yang mempengaruhi terjadinya kecelakaan akibat kerja dilantai produksi: 1. Manusia Dalam hal ini faktor manusia yang menyebabkan terjadinya kecelakaan akibat kerja adanya kelalaian dari operator yang tidak memperhatikan cara kerja yang aman, operator yang bekerja tidak sesuai prosedur, dan adanya beberapa operator yang membuat operator lain tidak fokus. 2. Mesin Dalam hal ini faktor mesin yang menyebabkan terjadinya kecelakaan akibat kerja adanya mesin yang error sehingga menyebabkan kecelakaan dan daya kerja mesin yang kurang optimal. 3. Manajemen Dalam hal ini diakibatkan peraturan yang kurang tegas dalam melakukan pekerjaan di mesin press dan deburring, karena kurangnya perhatian terhadap K3 sehingga tidak mengikuti peraturan yang sudah dibuat oleh perusahaan 4. Metode Kurangnya intruksi kerja dan kesalahan dalam sistem bekerja dimana operator tidak mengikuti sesuai prosedur dikarenakan prosedur yang ada belum sempurna. Pengumpulan data penyakit kerja Berikut data untuk jenis-jenis penyakit yang banyak dikeluhkan pekerja, berdasarkan hasil deteksi atau identifikasi dokter dan wawancara terhadap karyawan di lini produksi. Data penyakit yang dikumpulkan yaitu data penyakit yang banyak di derita pekerja di PT. Sintertech pada bulan Januari 2011 s/d Desember 2013. Berikut ini jumlah penyakit akibat kerja pada tabel 2.2. yang tertera dibawah ini pada tahun 2011 s/d 2013: Tabel 3 Data Penyakit Akibat Kerja Pada Tahun 2011 s/d 2013 Bulan Jumlah kecelakaan Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Januari 0 1 1 Februari 1 1 0 Maret 1 0 0 April 0 1 1 Mei 1 0 0 Juni 1 0 1 Juli 0 1 1 Agustus 1 0 0 September 0 1 1 Oktober 1 0 0 November 0 1 1 Desember 0 0 1 Jumlah 6 6 7 Pareto Chart Jenis Penyakit Berdasarkan data jumlah penyakit tertinggi pada bulan Januari 2011 s/d Desember 2013 yaitu adanya jenis penyakit yang di derita oleh pekerja yaitu penyakit paru-paru dan gangguan pernapasan 10 orang, telinga 3 orang dan sakit mata 4 orang. Berikut tabel 2.3 jenis penyakit yang di derita pekerja di PT. Sintertech pada bulan Januari 2011 s/d Desember 2013. Jurnal Inovisi TM Volume 10 Nomor 2, Oktober 2014 99

Ju m la h P e r c e n t Usulan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan Metode 5W+1H pada Lantai Produksi Tabel 4 Data Jenis Penyakit Akibat Kerja Pada Bulan Januari 2011 s/d Desember 2013 No Jenis penyakit Jumlah Presentase 1 Paru-paru (asma) 12 63,2% 2 Sakit telinga 3 21,1% 3 sakit mata 4 15,8% Jumlah 19 100% Dari tabel 2.3. data akan diolah menggunakan pareto chart untuk menggunakan jenis penyakit yang mempunyai frekuensi tertinggi hingga terendah. Diagram Sebab Akibat Penyakit Diagram ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit oleh kerja. Untuk data-data penyebab faktor terjadinya penyakit oleh kerja didapat dari hasil identifikasi dokter dan wawancara dengan divisi produksi. Berikut penyebab terjadinya penyakit yang disebabkan oleh kerja dapat diliat pada Cause and Effect Diagram penyakit paru-paru, sakit telinga dan sakit mata pada gambar 2.4, 2.5, dan 2.6. P areto Chart of Jenis penyakit 2 0 1 0 0 1 5 8 0 6 0 1 0 4 0 5 2 0 0 Je n is p e n ya kit P a r u - p a r u S a kit m a ta S a kit te lin g a Ju m la h 1 2 4 3 P e r c e n t 6 3,2 2 1,1 1 5,8 C u m % 6 3,2 8 4,2 1 0 0,0 Gambar 4 Diagram Pareto Jenis Penyakit pada Bulan Januari 2011 s/d Desember 2013 Dari gambar di atas kasus jenis penyakit terbesar terdapat pada jenis penyakit paru-paru dengan persentase 63,2% menjadi peringkat tertinggi sedangkan jenis kecelakaan terendah terdapat pada sakit telinga dengan persentase 15,8%. Beberapa faktor yang menyebabkan penyakit yang timbul selama bekerja di area lantai produksi yaitu: 1. Banyaknya debu dan powder (bahan baku) yang bertebaran di udara sehingga membuat gangguan pernapasan atau radang paru-paru dan iritasi mata, yang di akibatkan menghirup udara disekitar lantai produksi. 2. Kurangnya ventilasi udara dan intensitas pencahayaan yang mengakibatkan menjadi lembab sehingga terjadi penyakit paru-paru dan sakit mata di area lantai produksi, sehingga udara dan intensitas pencahayaan sangat kurang. 3. Penyakit telinga ini dapat disebabkan, adanya suara kebisingan pada proses deburring di mesin water steam dan barrel serta kurangnya tingkat kesadaran dalam pemakaian alat pelindung diri (APD). Kerasnya suara mesin tersebut, akan menimbulkan penyakit yang cukup serius khususnya gangguan pendengaran akibat kebisingan, bahkan bisa menyebabkan tuli dari proses mesin tersebut. 0 Gambar 5 Diagram Sebab Akibat Penyakit Paru-Paru Akibat Kerja Penyebab-penyebab yang mempengaruhi terjadinya penyakit paru-paru akibat kerja dilantai produksi: 1. Manusia Pada umumnya pekerja kurang mengikuti prosedur sesuai SOP (standar operasional perusahaan), dikarenakan kurang memahami arti pentingnya sebuah kesehatan, seperti tidak memakai masker saat bekerja. 2. Mesin Dalam hal ini disebabkan performa mesin yang sering menurun untuk produksi yang begitu banyak, menyebabkan banyaknya debu yang keluar dari mesin tersebut. 3. Metode Dalam hal ini disebabkan kesalahan sistem kerja karena kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya menggunakan alat keselamatan kerja. 4. Manajemen Tidak adanya sosialisai mengenai bahaya serta kurangnya pelatihan K3 terhadap karyawan yang baru dan peraturan yang kurang tegas serta penjelasan peraturan yang kurang. 5. Lingkungan Kurangnya sirkulasi udara yang kurang baik serta banyaknya debu yang berterbangan. Jurnal Inovisi TM Volume 10 Nomor 2, Oktober 2014 100

Mesin Manusia Suara mesin yang bising Tidak mengikuti sesuai prosedur Tidak memakai ear plug Penyakit akibat kerja sakit telinga Peraturan yang kurang tegas serta kurangnya penjelasan peraturan Kesalahan sistem kerja Tidak adanya sosialisasi Mengenai bahaya Manajemen Tidak adanya penjelasan mengenai Pemakaian prosedur alat keselamatan kerja Metode Gambar 6 Diagram Sebab Akibat Penyakit Akibat Kerja Sakit Telinga Penyebab-penyebab yang mempengaruhi terjadinya penyakit akibat kerja sakit telinga yaitu: 1. Manusia Dalam hal ini diakibatkan oleh pekerja tidak mengikuti prosedur sesuai SOP (standar operasional perusahaan) seperti tidak memakai ear plug saat bekerja. 2. Mesin Adanya suara mesin yang sangat bising dan besar yang bisa mengakibatkan gangguan pada telinga. 3. Metode Dalam hal ini disebabkan kesalahan sistem kerja karena kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya menggunakan alat keselamatan kerja seperti ear plug. 4. Manajemen Tidak adanya sosialisai mengenai bahaya serta kurangnya pelatihan K3 terhadap karyawan yang baru dan peraturan yang kurang tegas serta penjelasan peraturan yang kurang. Mesin Manusia Daya kerja yang berlebihan Penyortiran yang harus teliti Penyakit akibat kerja sakit mata Pencahayaan yang kurang Pemakaian daya lampu yang kecil Lingkungan Manajemen Metode Gambar 7 Diagram Sebab Akibat Penyakit Akibat Kerja Sakit Mata Penyebab-penyebab yang mempengaruhi terjadinya penyakit akibat kerja sakit mata yaitu : 1. Manusia Dalam hal ini diakibatkan oleh daya kerja yang berlebihan yang mengakibatkan pekerja harus fokus dalam penyortiran produk serta kurangnya intensitas cahaya yang mengakibatkan sakit mata. 2. Lingkungan Pencahayaan yang kurang serta daya lampu yang kecil mengakibatkan kurangnya pencahayaan dalam bekerja sehingga mengakibatkan sakit mata. Perbaikan masalah kecelakaan akibat kerja dengan 5W+1H Berdasarkan permasalahan yang telah dianalisis, diajukan perbaikan atau rencana pengembangan. Untuk perbaikan suatu permasalahan dapat digunakan metode 5W+1H dengan rencana-rencana tindakan yang akan mendeskripsikan tentang alokasi sumber-sumber daya serta dilakukan dalam implementasi dari suatu rencana yaitu Why (mengapa masalah itu perlu perbaikan?), What (apa rencana perbaikan yang perlu yang diusulkan?), Where (dimana lokasi yang tepat untuk melaksanakan perbaikan?), When (kapan alokasi waktu yang diperkirakan bisa menghasilkan perbaikan?), Who (siapa yang Jurnal Inovisi TM Volume 10 Nomor 2, Oktober 2014 101

bertanggung jawab terhadap pelaksanaan perbaikan tersebut?) dan How (bagaimana metode atau cara untuk memperbaiki faktor penyebab utama tersebut?). Dalam analisa ini hanya akan dilakukan pembahasan mengenai perencanaan untuk melakukan usaha-usaha penerapan dalam rangka meminimalisasi kecelakaan. Tabel 5 Perbaikan Masalah Kecelakaan Akibat Kerja Dengan Metode 5W+1H Analisa Sistem Manajemen K3 dalam Perusahaan Sistem manajemen K3 yang ada pada PT. Sintertech belum mempunyai sistem yang baik dikarenakan belum sempurna karena terjadi permasalahan terhadap tenaga kerja seperti kurangnya disiplin dalam menggunakan peralatan K3 dan kurangnya pelatihan atau pengetahuan tentang K3 sehingga perusahaan harus bertindak tegas dalam pembuatan peraturan atau sistem K3 yang sudah berjalan serta memberikan pelatihan atau training tentang keselamatan dan kesehatan kerja, agar dapat mengurangi atau menghindari kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Dalam hal ini perusahaan wajib melakukannya, agar para pekerja disiplin dalam bekerja dan dapat menghindari kecelakaan kerja yang dilakukannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan bagian K3, bahwa sistem manajemen K3 yang berada dalam perusahaan sudah sesuai dengan peraturan yang telah dibuat oleh perusahaan, hanya saja untuk penerapan sistem K3 belum bisa terlaksana karena kurang disiplinnya para pekerja serta sudah menjadi kebiasaan dalam bekerja. Pelaksanaan Sistem Manajemen K3 Dari hasil analisa Sistem Manajemen K3 di PT. Sintertech, maka diperlukan suatu sistem manajemen yang dapat mengatur bagaimana K3 diterapkan pada aktifitas-aktifitas di PT. Sintertech. Untuk penerapan sistem manajemen OHSAS 18001, maka terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh PT. Sintertech yang diambil dari klausul 4(Sumber: Vincent Gaspersz, Lean Six Sigma Master Black Belt), antara lain: Persyaratan Sistem Manajemen K3 (OH & S) 1. Persyaratan Umum 2. Kebijakan K3 3. Perencanaan 4. Implementasi dan Operasional 5. Pemeriksaan 6. Peninjauan Ulang Manajemen Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis yang dilakukan penulis terhadap keselamatan dan kesehatan kerja pada lantai produksi di PT.Sintertech dapat diambil kesimpulan yaitu: 1. Adanya beberapa faktor yang terjadi akibat kurangnya penerapan K3 pada lantai produksi diakibatkan oleh beberapa aspek yaitu aspek operator (lalai dan bekerja tidak sesuai prosedur), aspek manajemen (peraturan yang tidak tegas), aspek metode (kesalahan sistem dalam bekerja) serta kurangnya pelatihan dan training tentang K3 terhadap pekerja, dimana nantinya para pekerja dapat mengetahui tentang K3 setelah adanya pelatihan dan training yang diberikan perusahaan. 2. Beberapa hal yang harus dilakukan oleh PT. Sintertech untuk memperbarui pelaksanaan K3 berdasarkan metode 5W+1H kecelakaan dan penyakit akibat kerja adalah dilakukannya pelatihan mengenai pengoperasian mesin serta pelatihan mengenai K3, melakukan perawatan mesin secara berkala dan dilakukan pengecekkan mesin, memberikan sangsi bagi yang melanggar peraturan dan memberikan penjelasan mengenai prosedur penggunaan alat pelindung diri. Jurnal Inovisi TM Volume 10 Nomor 2, Oktober 2014 102

3. Menerapkan sistem manajemen K3 OHSAS 18001 untuk mengatur pelaksanaan K3 dapat diterapkan pada aktifitas-aktifitas di PT. Sinterteh Saran Berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengamatan yang dilakukan, penulis dapat memberikan saran yang diharapkan dapat berguna bagi PT.Sintertech khususnya untuk menekankan dan mengurangi angka kecelakaan kerja. Beberapa saran yang dapat diberikan adalah: 1. Memberikan pelatihan dan training mengenai pemahaman pengoperasian mesin terhadap para pekerja. 2. Melakukan penyuluhan pelatihan program K3 terhadap para pekerjanya, yang bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai tentang K3, sehingga menumbuhkan kesadaran untuk menaati peraturan-peraturan tentang keselamatan dan kesehatan kerja. 3. Memberikan sangsi terhadap pekerja yang tidak menggunakan APD (alat pelindung diri) yang sudah diberikan kepada perusahaan. 4. Perusahaan harus memasang spanduk atau banner yang berisi tentang keutamaan menjaga keselamatan dan kesehatan kerja. 5. Dilakukan pembersihan pada lantai produksi setiap 2 minggu sekali, yang bertujuan untuk menjaga kebersihan agar mengurangi dampak polusi pada area tersebut. Daftar Pustaka Buchari. (2007). Manajemen kesehatan kerja dan alat pelindung diri. Universitas Sumatera Utara, Medan. Departemen Kesehatan, RI. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. 2002. Pusat Kesehatan Kerja. Jakarta. Gaspersz, V. (2002). Pedoman implementasi program Six Sigma terintegrasi dengan ISO 9001:2000, MBNQA, dan HACCP. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Luckyta, D. T., & Partiwi, S. G. (2012, September). Evaluasi dan perancangan sistem manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dalam rangka perbaikan safety behaviour pekerja, PT. X, Sidoarjo. ITS, 1 (1). ISSN: 2301-9271 Mangkuprawira, S., & Hubeis, A. V. (2007). Strategi memperkecil kecelakaan kerja, Bogor: Ghalia Indonesia. Modjo, R. (2007). Manfaat penerapan dan program keselamatan dan kesehatan kerja, Jakarta: Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia Ramli, S. (2010). Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja OHSAS 18001, Yogyakarta: ANDI. Ranupandojo, H., & Husnan, S. (2002). Manajemen kesehatan kerja di perusahaan. Schuler, R. S. & Jackson, S. E. (1999). Manajemen sumber daya manusia menghadapi abad ke- 21. Jakarta: Erlangga Silalahi, B. (1995). Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Jakarta: Bina Rupa Aksara. Suardi, R. (2005). Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Jakarta: PPM Suhartini. (2012). Kesehatan dan keselamatan kerja pada PT. METRO ABDI BINA SENTOSA, Institut Teknologi Adhi Tama, Surabaya Suma mur. (1981). Kesehatan dan keselamatan pencegahan kecelakaan. Jakarta Jurnal Inovisi TM Volume 10 Nomor 2, Oktober 2014 103