BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya di peroleh hasil bahwa data yang telah dikumpulkan layak untuk diolah dalam proses pengolahan data. Menurut perhitungan berdasarkan diagram pareto, persentase terbesar dari klaim jenis kendaraan yang terbesar hingga terkecil adalah 1. A : 52,50 % 2. B : 20,76 %, 3. C : 9,85 % 4. D : 9,17 % 5. E (Campuran) : 7,72 % Dari hasil perhitungan diagram pareto diatas, prioritas perbaikan yang harus di lakukan perbaikan terlebih dahulu adalah dari persentase klaim jenis kendaraan terbesar kemudian diikuti dengan jenis kendaraan dibawahnya. 44

2 Pembahasan Menentukan Tema dan Analisa Situasi Proses klaim harus selalu diperbaiki mengingat bahwa klaim merupakan biaya yang paling besar, sekaligus moment of truth bisnis asuransi yang sangat menentukan kepuasan pelanggan. Disamping itu tinggi rendahnya biaya klaim sangat mempengaruhi besar kecilnya profit yang diperoleh perusahaan. Dengan upaya menurunkan biaya klaim, tanpa mengurangi kualitas pelayanan kepada pelanggan sehingga diharapkan mampu menaikan profit perusahaan. Biaya atau cost klaim adalah faktor dominan yang sangat mempengaruhi kelangsungan bisnis asuransi kendaraan terutama pada perusahaan PT. XYZ. Premi Biaya Klaim Profit Biaya Klaim Biaya Akuisisi Opex Profit Gambar 5.1 Gambaran Pengeluaran Premi Kendaraan Dari 100 % premi kendaraan yang masuk, untuk biaya akuisisi dan opex dari perusahaan PT. XYZ besaran biaya akuisisi dan opex berdasarkan kebijakan masing masing divisi atau bagian. Sedangkan untuk besaran biaya klaim dan profit atau keuntungan tidak dapat ditentukan. Besarnya biaya klaim tergantung dari banyaknya

3 46 kendaraan yang klaim atau diperbaiki dibengkel. Jika biaya klaim kendaraan tinggi maka profit atau keuntungan yang didapat perusahaan akan menurun dan jika biaya klaim dapat diturunkan maka profit atau keuntungan perusahaan akan naik. Dari analisa situasi yang ada di bengkel Authorized (resmi) di wilayah Jakarta Tanggerang Bekasi (Jatabek), Penulis melihat bahwa terdapat banyak jenis perbaikan dengan surat perintah kerja (SPK) per Panel yang digunakan untuk memperbaiki kendaraan, sedangkan pembuatan surat perintah kerja (SPK) All Body Ringan kendaraan masih belum optimal. Di sini Penulis mencoba untuk mengumpulkan data, melakukan simulasi awal, dan menemukan bahwa jika kerusakan lebih dari 10 panel utama kendaraan dibuatkan surat perintah kerja (SPK) All Body Ringan, maka perusahaan dapat memperkecil cost klaim yang akan ditanggung dibandingkan dengan menggunakan surat perintah kerja (SPK) Per Panel. Sebagai salah satu contoh kondisi sebelum improvement atau perbaikan yang Penulis analisis dan melatarbelakangi pembuatan proyek ini, berikut adalah contoh surat perintah kerja (SPK) di bulan Januari 2011 yang menggunakan surat perintah kerja (SPK) Per Panel untuk pengerjaan perbaikan atas kerusakan 11 Panel Body kendaraan untuk jenis kendaraan A di bengkel Authorized. Jika perbaikan pada Tabel 4.6 dibuatkan surat perintah kerja (SPK) All Body Ringan, Maka biaya klaim yang akan dikeluarkan perusahaan sebesar Rp sehingga perusahaan dapat mengurangi biaya klaim sebesar Rp. 616,000. Maka dari itu, Penulis memutuskan untuk mengambil tema tentang menurunkan cost klaim perbaikan pada jenis kendaraan A dengan menggunakan SPK All Body Ringan.

4 Menetapkan Target Dari analisis data yang ada, Penulis ingin menurunkan cost atau biaya klaim untuk perbaikan All Body Ringan jenis kendaraan A dari kerusakan atau perbaikan kendaraan yang dilakukan per panel (masih dibuatkan SPK Per Panel untuk kerusakan lebih besar dari 10 Panel body). Penulis memperoleh data berdasarkan analisis sampling untuk data kerusakan lebih dari 10 Panel Utama kendaraan Avanza yang dibuatkan SPK Per Panel Bulan Januari 2011 seperti pada Tabel 4.7. Dari Tabel 4.7 adanya temuan 19 surat perintah kerja (SPK) per panel, total biaya perbaikan dengan surat perintah kerja (SPK) per panel sebesar Rp. 131,783,300 (total dari diagram batang warna merah), sedangkan jika perbaikan tersebut menggunakan surat perintah kerja (SPK) All Body Ringan, total biayanya hanya sebesar Rp. 119,101,840 (total dari diagram batang warna biru), dimana terdapat penurunan sebesar Rp. 12,681,460. Maka dari itu, melalui proyek ini Penulis optimis dapat menurunkan cost klaim jenis kendaraan A Menganalisa Kemungkinan dan Sumber Penyebab Pemecahan masalah yang akan penulis terapkan adalah dengan menggunakan diagram fishbone, Analisa dengan menggunakan metode ini dilakukan berdasarkan perhitungan dan wawancara dengan bagian yang terkait dan pengamatan lapangan secara langsung terhadap pembuatan surat perintah kerja (SPK) untuk perbaikan di bengkel.

5 48 Penggolongan penganalisaan diagram fishbone menjadi 5 yaitu factor manusia, prosedur, metode, equipment dan lingkungan. Permasalahan yang terjadi untuk cost klaim perbaikan kendaraan yang tinggi dapat diketahui sebab akibat dari permasalahan yang terjadi. Sebab akibat permasalahan tersebut disajikan kedalam fishbone diagram sebagai berikut : Metode Masih adanya bagian (1-3 Panel Utama) yang tidak ada Prosedur Kriteria panel untuk perbaikan kerusakan All Body Ringan masih belum ada. Masih adanya perbedaan persepsi Surveyor untuk estimasi harga perbaikan pada panel kendaraan Untuk di system masih adanya pembuatan SPK ALL Body Ringan yang menggunakan tanpa (roof / kap mesin / back door) Belum adanya Ketentuan untuk perbaikan All Body Ringan Kurang optimalnya pembuatan SPK untuk criteria perbaikanall Body Ringan Pengetahuan tentang Estimasi Kerusakan ALL Body Ringan masih kurang FaktorLuar People Gambar 5.2 Fishbone diagram Kurang mengetahui kriteria untuk perbaikan ALL Body Ringan Analisa kurang optimalnya untuk pembuatan surat perintah kerja (SPK) untuk kriteria All Body Ringan (perbaikan menyeluruh kendaraan tanpa roof) melalui metode dengan tool fishbone diagram dapat diketahui sebab dan akibat yang berpengaruh kepada analisa mengenai cost klaim yang tinggi adalah Manusia, prosedur dan proses.

6 49 1). Faktor People atau Manusia Pengetahuan tentang estimasi kerusakan ALL Body Ringan & per panel masih kurang sehingga kurang mengetahui kriteria untuk perbaikan ALL Body Ringan maupun per panel. 2). Prosedur Kriteria panel untuk perbaikan kerusakan All Body Ringan masih belum ada sehingga belum adanya ketentuan secara tertulis untuk perbaikan All Body Ringan. Untuk di system masih adanya tampilan untuk pembuatan surat perintah kerja (SPK) ALL Body Ringan yang menggunakan tanpa (roof / kap mesin / back door). 3). Metode Masih adanya bagian (1-3 Panel Utama) dari kendaraan yang tidak ada kerusakannya dibuatkan perbaikan All Body Ringan sehingga untuk cost klaim kendaraan berlebih dari harga perbaikan yang seharusnya. Masih adanya perbedaan persepsi antara surveyor untuk estimasi harga perbaikan pada panel panel kendaraan dan All Body Ringan kendaraan. Hasil analisa diagram fishbone dapat dilihat faktor factor penyebab kurang optimalnya untuk pembuatan surat perintah kerja (SPK) untuk kriteria All Body Ringan (perbaikan menyeluruh kendaraan tanpa roof), yang di lihat dari factor Manusia, prosedur dan proses. Untuk tidakan selanjutnya adalah menanggulangi masalah tersebut sesuai dengan prioritas. Sehingga langkah yang di ambil dapat efektif dan tepat.

7 50 Langkah - langkah yang diambil untuk menanggulangi masalah kurang optimalnya untuk pembuatan surat perintah kerja (SPK) untuk kriteria All Body Ringan (perbaikan menyeluruh kendaraan tanpa roof) adalah dengan menggunakan metode 5W+1H. Metode ini merupakan langkah langkah atau tindakan tindakan untuk memperkecil terjadinya cost klaim yang berlebih atau tinggi. Berikut ini adalah rencana perbaikan untuk menurunkan cost klaim dengan memanfaatkan price list perbaikan kendaraan yang ada dibagian pemeriksaan (checker) dan bengkel Rencana penanggulangan Tabel 5.1 Usulan Perbaikan dengan Menggunakan 5W 1H No What When Where Why Who How 1 People Jan Surveyor 12 Bagian 4 Wheeler s - klaim Kurang mengetahui kriteria-kriteria untuk perbaikan ALL Body Ringan Membuat Standarisasi pemahaman mengenai All Body Ringan 2 Prosedur Jan 12 Bagian 4 Wheeler s - klaim Tidak adanya Ketentuan untuk perbaikan All Body Ringan kendaraan Surveyor Membuat panduan untuk ketentuan kriteria All Body Ringan Untuk di system masih adanya pembuatan SPK ALL Body Ringan yang menggunakan tanpa (roof / kap mesin / backdoor) Membuat panduan untuk ketentuan kriteria All Body Ringan 3 Metode Jan 12 Bagian 4 Wheeler s - klaim Masih adanya bagian (1-3 Panel Utama) yang tidak ada kerusakannya yang dibuatkan per panel Surveyor Membuat panduan untuk ketentuan kriteria All Body Ringan Masih adanya perbedaan persepsi Surveyor untuk estimasi harga perbaikan pada panel kendaraan Sosialisasi mengenai panduan untuk ketentuan kriteria All Body Ringan

8 51 Karena Penulis menemukan bahwa jenis perbaikan All Body Ringan memiliki potensi menurunkan cost klaim yang lebih besar dibanding dengan perbaikan per panel pada kerusakan panel dalam jumlah tertentu, maka Penulis mencari ide untuk dapat menurunkan cost klaim dan merencanakan beberapa hal sebagai di dalam prosesnya. Perencanaan improvement dimulai dengan menarik lebih banyak data pembayaran klaim kerusakan jenis kendaraan A yang menggunakan surat perintah kerja (SPK) Per Panel, dan menganalisis lebih mendalam lagi data tersebut untuk menentukan kriteria jumlah panel utama yang dapat diperbaiki menggunakan surat perintah kerja (SPK) All Body Ringan. Berdasarkan hasil temuan dan analisis data, penulis membuat kriteria yang ditentukan untuk pembuatan surat perintah kerja (SPK) All Body Ringan adalah Jika ada kerusakan lebih dari 10 Panel Utama, yaitu Panel Utama pada jenis kendaraan A, maka pengerjaannya akan menggunakan surat perintah kerja (SPK) All Body Ringan dan bukan surat perintah kerja (SPK) Per Panel Sebagai proses perencanaan selanjutnya, improvement ini perlu disosialisikan kepada para surveyor Jatabek untuk kemudian diimplementasikan di lingkup proyek yang telah dibuat, yaitu penanganan klaim jenis kendaraan A di bengkel Authorized wilayah Jakarta, Tangerang & Bekasi Implementasi atau Penanggulangan Seperti telah disebutkan dalam tahap rencana penanggulangan diatas, Penulis mengimplementasikan rencana improvement dengan mensosialisasikan kriteria dan harga pembuatan surat perintah kerja (SPK) All Body Ringan untuk jenis kendaraan A

9 52 kepada tim Surveyor Jatabek. Gambar di samping adalah periode sosialisasi improvement yang dilakukan Penulis pada awal bulan Desember 2011 hingga Maret Sejak periode tersebut, setiap klaim kerusakan lebih dari 10 panel utama jenis kendaraan A di bengkel Authorized wilayah Jatabek akan dibuatkan surat perintah kerja (SPK) All Body Ringan. Gambar 5.3 Sosialisasi ke semua Karyawan Jatabek tentang Kriteria Pembuatan SPK All Body Ringan Mengevaluasi Hasil Perbaikan Setelah proyek improvement diimplementasikan, Penulis menarik data jumlah SPK All Body Ringan atas klaim kerusakan lebih dari 10 panel utama dari bulan Januari hingga Juli 2012, dan mengevaluasi hasil penurunan cost klaim yang berhasil dilakukan sebagai berikut : Tabel 5.2 Data Sampling Untuk Menentukan Rata- rata Benefit per SPK dan Jumlah SPK dari bulan Januari Juli 2012

10 53 Melalui proyek improvement ini pula, Penulis mengevaluasi hasil implementasi dari segi non-financial benefit, dan mendapatkan beberapa poin sebagai berikut : 1. Mencegah kemungkinan komplain dari customer kepada pihak bengkel dikarenakan adanya perbedaan warna atau cat yang mungkin timbul apabila perbaikan per panel secara terpisah (dengan SPK Per Panel) masih dilakukan. 2. Waktu yang dibutuhkan oleh Checker (bagian pemeriksaan) dalam mengestimasi perbaikan kendaraan untuk jumlah kerusakan > 10 panel akan relatif lebih efisien dengan menggunakan SPK All Body Ringan (3 detik), dibandingkan dengan menggunakan SPK Per Panel (37 detik). 3. Meningkatkan nilai KPI Surveyor (menurunkan biaya klaim dengan cara menurunkan jumlah panel Repair) Membuat standarisasi dan Rencana Pencegahan Penulis membuatkan standarisasi berupa JUKLAK (Petunjuk Pelaksanaan) tentang surat perintah kerja (SPK) All Body Ringan. (terlampir dilampiran) Membuat Rencana Perbaikan Berikutnya Setelah membuat rencana perbaikan untuk SPK All Body Ringan jenis kendaraan A, untuk perbaikan berikutnya penulis berencana membuat kriteria perbaikan untuk jenis kendaraan selain A, dengan lingkup area lebih besar (bukan hanya di Jatabek). Akan dibuat dalam sotfwere bentuknya excell sehingga memudahkan karyawan mengecek kriteria mengenai perbaikan kendaraan.

11 54 Gambar 5.4 Contoh Aplikasi dalam bentuk Excell untuk petunjuk pembuatan All Body Ringan dan kriteria panel utama kendaraan semua kendaraan wilayah Nasional

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui cacat terbesar yaitu cacat produk salah ukuran yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 76

BAB V ANALISA HASIL. 76 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Sasaran Mutu Dari hasil pengolahan data, analisis kuantitatif disesuaikan dengan data yang dikumpulkan. Sehingga menjawab pelaksanaan pencapaian sasaran mutu dan proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. PIMS Indonesia, Jl. Ciputat Raya No. 5, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12240, Indonesia.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 1.1 Tahap Analyze 1.1.1 Diagram Pareto Pada tahapan Analyse diagram pareto berguna untuk membantu mengurutkan prioritas penyelesaian masalah yang harus dilakukan. Yaitu melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1. Tempat Penelitian Tempat Penelitian dilakukan di PT. Torabika Eka Semesta Jalan Raya Serang KM 12.5 Cikupa Tangerang di Divisi Instant

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Analisa Histogram. Apabila dilihat dari hasil pengolahan data, berdasarkan histogram

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Analisa Histogram. Apabila dilihat dari hasil pengolahan data, berdasarkan histogram BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data 5.1.1 Analisa Histogram Apabila dilihat dari hasil pengolahan data, berdasarkan histogram yang terbentuk, ada 2 jenis cacat produksi yang memiliki

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis cacat yang terjadi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Gambar 3.1 : Diagram Alir Metodologi Penelitian 25 3.1 Observasi Lapangan dan Indentifikasi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya di peroleh hasil bahwa data yang telah di kumpulkan layak untuk di olah dalam proses pengolahan data, dan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 42 BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis cacat yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa Hasil Data Bab ini membahas mengenai analisis dan interpretasi terhadap hasil pengolahan data disertai usulan-usulan perbaikan dan pengendalian. Pembahasan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Model dan Teknik Penyelesaian Masalah Model pengatasan masalah reject dapat digambarkan sebagai berikut: STUDI PUSTAKA TUJUAN PENELITIAN OBSERVASI PERUSAHAAN

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc

PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc Perusahaan Kualitas Six Sigma Mengurangi Resiko Produk Gagal DMAIC Berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Tahap Analyze Pada tahap analyze ini dilakukan analisa faktor faktor penyebab kecacatan dengan menggunakan fishbone diagram, diagram pareto dan yang terakhir teknik 5 why analysis.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA DATA

BAB V HASIL DAN ANALISA DATA BAB V HASIL DAN ANALISA DATA Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menganalisa atribut kualitas pelayanan yang perlu diperbaiki oleh berdasarkan dimensi kualitas

Lebih terperinci

8 Step Aktivitas QCC. Oleh: Toyota Indonesia Institute

8 Step Aktivitas QCC. Oleh: Toyota Indonesia Institute 8 Step Aktivitas QCC Oleh: Toyota Indonesia Institute Jakarta, 10 Maret 2016 1 Step aktivitas QCC I. Persiapan I-1. Pembentukan Group I-2. Menentukan Nama Group III. Laporan / Persentasi II. QC Step (

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI ALUMINIUM PROFIL 4404 MENGGUNAKAN METODE DMAIC

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI ALUMINIUM PROFIL 4404 MENGGUNAKAN METODE DMAIC USULAN PERBAIKAN KUALITAS PADA PROSES PRODUKSI ALUMINIUM PROFIL 4404 MENGGUNAKAN METODE DMAIC Disusun Oleh Nama : Afriza Prihadi NPM : 30412313 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing 1 : Dr. Ina Siti Hasanah,

Lebih terperinci

Rahmat Hidayattullah, Gunawarman Hartono

Rahmat Hidayattullah, Gunawarman Hartono PERBAIKAN KUALITAS HASIL PROSES PRE TREATMENT COATING ELECTRO DEPOSITION PAINT SETELAH TAKT TIME UP DENGAN MENGGUNAKAN METODE PDCA DAN 7QC TOOLS UNTUK MENGURANGI DEFECT SEED DI DEPARTEMEN PAINTING PT ASTRA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut : III-1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut : 3.1 Studi Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian lebih

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Menentukan Tema PT. Akebono Brake Astra Indonesia (PT. AAIJ) adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri otomotif, produk yang diproduksi disini adalah brake

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Langkah awal yang perlu dilakukan untuk menjawab tantangan dan persaingan global di bidang industri manufaktur otomotif khususnya di seksi Die Design, adalah suatu analisa manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab lamanya waktu perbaikan jaringan komputer dan mencari solusi perbaikannya dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Jenis Cacat PT. Duta Abadi Primantara adalah perusahan yang memproduksi jenis kasur spring bed dengan type King Koil. Pada tipe

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Menganalisis CTQ ( Critical to Quality) Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Kecacatan

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Menganalisis CTQ ( Critical to Quality) Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Kecacatan BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Dari perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai sigma untuk data atribut produk wajan super ukuran 20 sebesar 3,53. 5.1.1 Menganalisis CTQ (Critical to Quality)

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA DATA. yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan

BAB 5 ANALISA DATA. yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan 1 BAB 5 ANALISA DATA 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi adalah suatu proses berpikir yang dilakukan dalam penulisan suatu laporan, mulai dari menentukan judul dan permasalahan, melakukan pengumpulan data yang akan digunakan

Lebih terperinci

RINGKASAN. dan piutang usaha pada PT XYZ. Melalui penelitian ini dijelaskan bagaimana PT XYZ

RINGKASAN. dan piutang usaha pada PT XYZ. Melalui penelitian ini dijelaskan bagaimana PT XYZ RINGKASAN Penelitian ini membahas mengenai evaluasi pengendalian internal atas penjualan dan piutang usaha pada PT XYZ. Melalui penelitian ini dijelaskan bagaimana PT XYZ memperlakukan sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari hasil pengolahan data telah diperoleh bahwa data yang telah dikumpulkan layak untuk diolah. Untuk itu hasil akhir dara data yang telah diproses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. 5.1 Tahap Analysis. Setelah penulis mendapatkan data lengkap kemudian penulis melakukan

BAB V ANALISA DATA. 5.1 Tahap Analysis. Setelah penulis mendapatkan data lengkap kemudian penulis melakukan BAB V ANALISA DATA 5.1 Tahap Analysis Setelah penulis mendapatkan data lengkap kemudian penulis melakukan analisa masalah yang timbul selama proses testing yang timbul di area inspection pada PT. Panasonic

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN Dalam analisis masalah ini akan dilakukan dengan menggunakan 8 (delapan) langkah pemecahan masalah dengan menggunakan alat bantu yang sesuai dengan kebutuhannya. Delapan langkah

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENGENDALIAN KUALITAS PANEL STRAHL TYPE 600x400 PADA BAGIAN PAINTING DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. XYZ Umi Marfuah 1*, Andi Diani 2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiah Jakarta HP. 08161852358

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala

BAB V ANALISA HASIL Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala 84 BAB V ANALISA HASIL 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang

Lebih terperinci

JUDUL IMPROVEMENT *mengacu pada prinsip SMART

JUDUL IMPROVEMENT *mengacu pada prinsip SMART JUDUL IMPROVEMENT *mengacu pada prinsip SMART NAMA KBK : INSTANSI : IMPROVEMENT BIDANG : PELAYANAN / ADMINISTRASI *pilih salah satu yang relevan atau tambahkan yang sesuai BIODATA KBK FASILITATOR : KETUA

Lebih terperinci

BAB 3. PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

BAB 3. PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG BAB 3. PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG 3.1 Bentuk Kegiatan Magang Selama periode magang (Perjanjian Magang No._045/PM- HCD/AAD/VII/2010), Penulis ditempatkan pada Departemen Billing and Collection Regional

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Identifikasi Masalah Studi Pustaka Menentukan Tujuan 8 Langkah dan 7 Tools 1. Menentukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Persaingan global di bidang manufacturing otomotif yang sarat dengan tuntutan kualitas, lead time singkat dan on time delivery maka diperlukan perbaikan terus menerus dan rencana produksi

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah 3.1. Flow Chart Pemecahan Masalah Dalam flow chart pemecahan masalah dalam penelitian ini menggambarkan langkah-langkah yang akan ditempuh dalam melakukan penelitian.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Hasil Data Defect Fusstrebe Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis defect yang terjadi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define 5.2 Tahap Measure Jenis Cacat Jumlah Cacat jumlah

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define 5.2 Tahap Measure Jenis Cacat Jumlah Cacat jumlah 59 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define National Garmen merupakan sebuah industri pembuatan baju kemeja, kaos polo, kaos oblong dan jaket. Sistem produksi pada National Garmen berdasarkan make by order yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditentukan sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. Cikupa, Tangerang, Banten.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ditentukan sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. Cikupa, Tangerang, Banten. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Saat melakukan penelitian diperlukan suatu metode penelitian agar dalam pelaksanaan penelitian nantinya dapat berjalan sesuai dengan tahapan yang telah ditentukan sehingga

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA DATA

BAB V HASIL DAN ANALISA DATA 60 BAB V HASIL DAN ANALISA DATA 5.1 Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis reject yang terjadi

Lebih terperinci

JUDUL : GKM PERKASA MENURUNKAN KONSUMSI PEMAKAIAN LISTRIK PADA PJU KAWASAN INDUSTRI KRAKATAU I CILEGON PROFIL GKM PERKASA PT KIEC

JUDUL : GKM PERKASA MENURUNKAN KONSUMSI PEMAKAIAN LISTRIK PADA PJU KAWASAN INDUSTRI KRAKATAU I CILEGON PROFIL GKM PERKASA PT KIEC JUDUL : GKM PERKASA MENURUNKAN KONSUMSI PEMAKAIAN LISTRIK PADA PJU KAWASAN INDUSTRI KRAKATAU I CILEGON PROFIL GKM PERKASA PT KIEC Dibentuk : 22 Juli 2013 Divisi : Pengawasan Pemb. & Perawatan Judul GKM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menekan waktu proses pembuatan coklat compound yang digunakan untuk produksi produk X. Waktu pembuatan coklat compound saat ini adalah 150 menit,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan urutan atau langkah-langkah yang sistematis yang harus dilakukan dalam melakukan penelitian. Langkahlangkah yang dilakukan harus serasi dan saling

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk menanggulangi masalah-masalah dalam hal menghilangkan waste agar terciptanya sistem Lean Manufacturing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bentuk penelitian yang dilakukan pada bengkel Chung Service adalah bersifat analitis dan berorientasi kepada penemukenalan masalah dan masukan serta saran yang akan diberikan

Lebih terperinci

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module. Sumber : PQM Consultant. 2011. 7QC Tools Workshop module. 1. Diagram Pareto 2. Fish Bone Diagram 3. Stratifikasi 4. Check Sheet / Lembar Pengecekan 5. Scatter Diagram / Diagram sebar 6. Histogram 7. Control

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 80 N < N, (25.69 < 30 ) maka jumlah data dianggap cukup karena jumlah data atau pengamatan yang teoritis sudah dilampaui oleh jumlah data yang sebenarnya atau aktual. BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: analisa moda dan efek kegagalan, pakan ternak, pengendalian kualitas, mix up

ABSTRAK. Kata kunci: analisa moda dan efek kegagalan, pakan ternak, pengendalian kualitas, mix up 1 ANALISA MODA DAN EFEK KEGAGALAN UNTUK MENGURANGI RISIKO TERJADINYA CACAT MIX UP PADA PAKAN TERNAK (Studi Kasus di PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA - semarang) Noor Charif Rachman; Dyah Ika Rinawati; Rani

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Identifikasi Masalah dan Penetapan Target 4.1.1 Identifikasi Masalah (Problem Identification) Dalam proses identifikasi masalah yang pertama adalah menemukan persoalan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kenaikan dari tahun ketahun, hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.1

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kenaikan dari tahun ketahun, hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri otomotif di Indonesia sangat signifikan memberikan pertumbuhan ekonomi sektor jasa. Grafik penjualan berbagai merek mobil mengalami kenaikan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil mengenai jumlah produk, jumlah produk cacat, dan jenis cacat yang ada antara lain : gosong,

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Di Indonesia saat ini telah banyak bermunculan industri jasa yang menitikberatkan pada jasa angkutan atau transportasi, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PROSES PRODUKSI 2.1.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB III PERUMUSAN MASALAH BAB III PERUMUSAN MASALAH III.1 Latar Belakang Persaingan yang semakin ketat dalam sektor otomotif saat ini, khususnya untuk jasa perbengkelan menyebabkan perusahaan harus menciptakan keunggulankeunggulan

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN

BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN BAB II PROSES BISNIS PERUSAHAAN II.1 Proses Bisnis Keseluruhan Pelanggan membawa mobilnya dan menyampaikan keluhannya pada pihak bengkel. Pihak bengkel akan melakukan pemeriksaan dan dilakukan estimasi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Pendekatan Six Sigma yang digunakan dalam peningkatan produktivitas terdiri dari 5 (lima) fase yang disebut DMAIC (Define, Measure, Analize, Improve

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi, mengukur, dan menganalisa atribut kualitas pelayanan yang perlu diperbaiki oleh PT Jeruk Nipis berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir DELAPAN LANGKAH 8. Menetapkan target 1. Menentukan tema & analisa situasi 9. Standarisasi & rencana 2. Menetapkan target 6. Evaluasi hasil 3. Analisa faktor penyebab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin maju menuntut setiap perusahaan untuk selalu berusaha meningkatkan kualitas produknya,

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa hasil data Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data maka akan dianalisa untuk menentukan prioritas perbaikan item dari problem sehingga akan diperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kini industri mobil sudah sangat maju, terlihat dari banyaknya pengguna mobil baik itu digunakan oleh individu, perusahaan, organisasi, sampai pemerintah. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada metodologi penelitian menjelaskan tentang alur proses pengerjaan dari awal peneliti menentukan masalah, pengambilan data, pengolahan data, membuat inovasi untuk perbaikan

Lebih terperinci

USULAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (TQM) PADA LANTAI PRODUKSI CV.ABADI JAYA

USULAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (TQM) PADA LANTAI PRODUKSI CV.ABADI JAYA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Teknik Industri Semester Genap 2005/2006 USULAN PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (TQM) PADA LANTAI PRODUKSI CV.ABADI JAYA Setiawan Asali

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 69 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian dilakukan dengan mengadakan pengamatan/observasi secara langsung dengan mengunjungi PT.Delident Chemical Indonesia untuk melihat secara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Sesuai

Lebih terperinci

3.1 Persiapan Penelitian

3.1 Persiapan Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Persiapan Penelitian Dalam mengerjakan Tugas Akhir ini dilakukan langkah-angkah perancangan yang jelas agar tujuan dari Tugas Akhir ini dapat tercapai. Pada bab ini akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tugas Akhir Analisa Standar opreasional prosedur klaim-mbu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Kerangka Pemikiran Setiap organisasi atau perusahaan, pastilah memiliki peraturan dan kebijakan-kebijakan yang

Lebih terperinci

Merencanakan Tindakan Perbaikan. Menentukan Faktor Dominan. Analisa Sebab Akibat (Fish Bond) Menentukan Masalah / Tema & Penetapan Target

Merencanakan Tindakan Perbaikan. Menentukan Faktor Dominan. Analisa Sebab Akibat (Fish Bond) Menentukan Masalah / Tema & Penetapan Target 8 Rencana Berikut -Melihat kembali inventarisasi / Bank of thema yang ada -Kembali kelangkah satu untuk tema berikutnya 7 Standardisasi -Jika rencana tercapai tetapkan STADARISASI ( jika didalam standarisasi

Lebih terperinci

PROFIL PT. KIEC. Dibuat Oleh : KAMALLUDIN NIK :

PROFIL PT. KIEC. Dibuat Oleh : KAMALLUDIN NIK : 2013 PROFIL PT. KIEC Dibuat Oleh : KAMALLUDIN NIK : 00002046 MENINGKATKAN EFEKTIFITAS DAN KREATIFITAS PENGELOLAAN ARSIP PEMBUAT SARAN : Nama : Kamalludin Dinas : Keuangan & Umum No.reg : 0002046 Divisi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 38 BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Alur Penelitian Alur penelitian akan digambarkan dalam bentuk flowchart, dimana alur penelitian ini berisi tentang langkah-langkah yang dilakukan dari awal penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah Gugus Kendali Mutu Istilah Gugus Kendali Mutu pertama kali lahir sebagai respon terhadap munculnya persoalan krisis produktifitas. Fenomena ini pertama kali mencuat di

Lebih terperinci

MATERI VIII LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab.

MATERI VIII LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. MATERI VIII LANGKAH PEMECAHAN MASALAH By : Moch. Zen S. Hadi, ST Communication Digital Lab. LANGKAH PEMECAHAN MASALAH A. IDENTIFIKASI MASALAH Sumber data diperoleh dari : a. Data historis dari catatan-catatan

Lebih terperinci

Towards Innovative Government

Towards Innovative Government 2018 Workshop Penyusunan Risalah Budaya Kinerja Towards Innovative Government Ruang Hayam Wuruk, Kantor Gubernur Jawa Timur - Surabaya, 17 April 2018 1 Productivity Continuity Agility 2 PENGANTAR MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. Langkah-langkah PDCA yang akan divas merupakan hasil tindak lanjut dari

BAB V ANALISA HASIL. Langkah-langkah PDCA yang akan divas merupakan hasil tindak lanjut dari BAB V ANALISA HASIL 5.1. Analisa Terhadap Isi Delapan Langkah PDCA Langkah-langkah PDCA yang akan divas merupakan hasil tindak lanjut dari permasalahan yang ada, tema yang diambil adalah menurunkan produk

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN HASIL. Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis hasil pengamatan proses yang

BAB V ANALISA DAN HASIL. Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis hasil pengamatan proses yang BAB V ANALISA DAN HASIL Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis hasil pengamatan proses yang sebelumnya telah dibahas pada bab IV. Dimana ditemukannya adanya kemungkinan terjadinya penyebab khusus

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah perusahaan PT. Astra International Toyota Sales Operation merupakan salah satu divisi dari PT. Astra International, Inc., yang berkedudukan di Jakarta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah mobilitas manusia yang makin tinggi, keberadaan alat

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah mobilitas manusia yang makin tinggi, keberadaan alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di tengah mobilitas manusia yang makin tinggi, keberadaan alat transportasi terutama mobil jelas sangat dibutuhkan. Begitu pun bagi yang memiliki kendaraan roda empat

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini, penulis akan menjabarkan hasil yang di dapat dari pengumpulan dan pengolahan data, serta melakukan analisis terhadap masing-masing hasil tersebut. 5.1. Tahap Define

Lebih terperinci

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA Decky Antony Kifta Program Studi Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Ibnu Sina Batam Email:

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Analisa 5.1.1 Analisa Kondisi yang Ada Dari Target yang telah ditetapkan, untuk mencapai hal tersebut dilakukan analisa terhadap kondisi-kondisi yang ada (genba lapangan) di

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dengan melihat rata rata persentase piring dan mangkok cacat yang diproduksi oleh PT. Sango Ceramics pada bagian rangkaian proses pembakaran 1230 dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 : Penjualan Kendaraan Domestik Kuartal I 2011

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 : Penjualan Kendaraan Domestik Kuartal I 2011 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memasuki tahun 2011 ini, perkembangan perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan. Hal ini ditandai dengan semakin kompetitifnya dunia bisnis di Indonesia.

Lebih terperinci

Sosialisasi, 17 Juni 2011 PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN UNIT

Sosialisasi, 17 Juni 2011 PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN UNIT Sosialisasi, 17 Juni 2011 PANDUAN PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN UNIT LATAR BELAKANG Akreditasi program studi Sasaran mutu UMS Rencana Strategis UMS 2009-2013 Akreditasi Institusi Program Penguatan Program

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Berdasarkan sifatnya, maka penelitian ini digolongkan sebagai penelitian deskriptif (descriptif research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan terhadap

Lebih terperinci

Sistem Pengelolaan Kearsipan Dokumen Proyek Perencanaan Perawatan Melalui Komputerisasi

Sistem Pengelolaan Kearsipan Dokumen Proyek Perencanaan Perawatan Melalui Komputerisasi 2016 Sistem Pengelolaan Kearsipan Dokumen Proyek Perencanaan Perawatan Melalui Komputerisasi Dibuat Oleh : GKM PERAWAN AYI HERDIANA 0000072 EDI YANTO 0000185 RAMDANI 0000115 AMPERA US. 0000143 DIAN RUDDYANA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan dan perkembangan yang sangat pesat pada dunia bisnis di Indonesia terutama terhadap kemajuan sistem informasi akuntansi membuat masing-masing perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi saat ini menimbulkan dampak persaingan yang sangat ketat antar perusahaan. Banyak perusahaan berlombalomba untuk mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan langkah-langkah sistematis yang berperan penting sebagai pedoman dalam menyelesaikan dan memberikan solusi dari masalah yang timbul

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan membahas mengenai metodologi yang digunakan dalam penelitian serta penjelasan pada setiap tahapannya. Secara detail penjelasan untuk setiap tahapan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. As Motor Sidoarjo merupakan dealer service motor di Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. PT. As Motor Sidoarjo merupakan dealer service motor di Jawa Timur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah PT. As Motor Sidoarjo merupakan dealer service motor di Jawa Timur dengan pengalaman 15 tahun sebagai dealer untuk pelayanan jasa service motor pada area Sidoarjo.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang BAB V ANALISA DATA 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang digunakan

Lebih terperinci