BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN A. Deskripsi Data. Data Selisih Kurs Dalam penelitian ini, data selisih kurs digunakan sebagai variabei bebas yang diberi simbol X. Data selisih kurs diperoleh dari Laporan Keuangan yaitu Neraca pada Account Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing. Sampel yang digunakan adalah bank go publik di Bursa Efek Jakarta. Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti melakukan periode pengamatan tahun 2003 sampai dengan tahun 2004. Dibawah ini Data Selisih Kurs Periode 2003 sampai dengan 2004 adalah sebagai berikut: TabellV.l Data Selisih Kurs No. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Nama Bank Bank Central Asia Bank Danamon Bank Internasional Indonesia BankMandin Bank Negara Indonesia 945 Bank Pan Indonesia Bank Rakyat Indonesia Sumber: Data Sekunder yang diolah Tahun 2003 79.93.000 2.886.000 i_ 9.764.000) 34.462.000 3.284.000 3.753.000 04.807.000 Tahun 2004. 206.399.000 2.78.000 07.945.000 72.554.000 ( 3.242.000) 3.985.000 03.602.000 5
52 2. Data Harga Saham Dalam penelitian ini, data harga saham digunakan sebagai vanabel terikat yang diberi simbol Y. Data harga saham diperoleh dari Jsx Statistics yaitu Table Of Trading by Industry pada Price Close Regular Market. Dibawah ini Data Harga Saham Periode 2003 sampai dengan 2004 adalah sebagai berikut: Tabel IV.2 Data Harga Saham Bank No Nama Bank. Bank Central Asia 2. Bank Danamon 3. Bank Internasional Indonesia 4. Bank Mandiri 5. Bank Negara Indonesia 946 6. Bank Pan Indonesia 7. Bank Rakyat Indonesia Sumber: Data Sekunder yang diolah Tahun 2003 3.325 2.025 0.000.300 285.250 Tahun 2004 2.975 4.375 85.925.675 420 2.875 B. Pengujian Statistik (Regresi) Persamaan regresi bertujuan untuk memperkirakan bentuk pengaruh yang terjadi antara vanabel X (seiisih kurs) dengan variabel Y (harga saham). Persamaan regresi ini ditentukan dengan metode kuadrat terkecil dengan rumus : Y = a + bx Dari hasil perhitungan menggunakan SPSS dapat ditentukan nilai koefisien a dan b sebagai berikut:
53 TabelIV.3 Hasil perhitungan menentukan persamaan regresi linier sederhana Coefficients Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model (Constant) B 280.748 Std. Error 45.970 Beta t 2.834 Sig..05 SelisihKurs.000.000.370.38.93 a. Dependent Variable: HargaSaham Sumber: Data Olahau Setelah variabel independen (selisih kurs) dimasukkan dalam regresi, variabel independen (selisih kurs) signifikan hal ini bisa dilihat dari probabilitas signifikansi sebesar 0,05 yaitu dibawah 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel dependen (harga saham) dipengaruhi oleh variabel independen (selisih kurs) dengan persamaan regresinya yaitu : Y=.280.748-0,000. C. Uji Hipotesis. Uji Keberartian Regresi Uji keberartian regresi bertujuan untuk mengetahui berarti atau tidaknya hubungan yang terjadi antara variabel X dengan variabel Y yang telah terbentuk melalui persamaan regresi dan untuk mengetahui apakah variabel Y depennden terhadap variabel X atau tidak. Pengujian ini dilakukan terhadap variabel Y sebagai variabel terikat (harga saham) dengan menggunakan data dari variabel X dan variabel Y dan dengan bantuan tabel ANOVA menggunakan SPSS sebagai berikut:
54 Tabel IV.4 Hasil perhitungn uji keberartian regresi dengan tabel Anova (SPSS) ANOVA5 Model Regression Residual Total Sum of Squares 305363 922792 22275423 df 2 3 Mean Square 305363.476 6085.978 ^^^ ^u F.906 Sig..93a b. Dependent Variable: HargaSaham Sumber: Data Olahan Ho menyatakan bahwa model regresi tidak berarti sedangkan Ha menyatakan bahwa model regresi berarti. Dengan dasar pengambilan keputusan tolak Ho jika F hitung > F tabel dan terima Ho jika F hitung < F tabel pada tingkat signifikansi yang digunakan = 0,05 atau ( a = 5% ). Perhitungan F tabel untuk uji keberartian regresi adalah sebagai berikut: = F (-0,05) (,4-2) = F (0,95) (,2) =,064 Dengan nilai F hitung > F tabel (,906 >,064), maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat diambil keputusan bahwa Y dependen terhadap X (Harga saham bergantung kepada selisih kurs) dengan demikian model regresi Y =.280,748-0,000X layak digunakan.
55 2. Uji Koeflsien Korelasi Uji koeflsien korelasi dengan menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi (hubungan) antara variabel X (selisih kurs) terhadap variabel Y (harga saham) serta besar kecilnya hubungan (pengaruh) kedua variabel tersebut. Ho menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara variabel X dengan variabel Y, sedangkan Ha menyatakan bahwa terdapat hubungan antara variabel X dengan variable Y. dengan dasar pengambilan keputusan, terima Ho jika % < 0 dan tolak Ho jika % > 0. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS dapat dilihat sebagai berikut: TabelIV.5 Hasil perhitungan uji koeflsien korelasi Model Summary Adjusted Std. Error of Model R.370a R Square.37 R Square.065 the Estimate 265.62869 a- Predictors: (Constant), SelisihKurs Sumber: Data Olahan Dengan nilai % > 0 (0,370 > 0), maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat diambil keputusan bahwa terdapat hubungan (pengaruh) antara Selisih Kurs (variabel X) terhadap Harga Saham (variabel Y).
56 3. Uji Keberartian Koefisien Korelasi Uji keberartian koefisien korelasi bertujuan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya hubungan yang terjadi antara selisih kurs (variabel X) dengan harga saham (variabel Y). Ho menyatakan bahwa koefisien korelasi tidak berarti sedangkan Ha menyatakan bahwa koefisien korelasi berarti. Dengan dasar pengambilan keputusan terima Ho jika t hitung < t tabel dan tolak Ho jika t hitung > t tabel pada a= 0,05. Perhitungan t hitung dan t tabel untuk uji keberartian koefisien korelasi dengan uji t adalah sebagai berikut: Tabel IV.6 Hasil perhitungan uji keberartian koefisien korelasi Correlations SelisihKurs Pearson Correlation SelisihKurs HargaSaham.370 Sig. (2-tailed).93 N 4 4 HargaSaham Pearson Correlation.370 Sig. (2-tailed).93 N 4 4 Sumber: Data Olahan Dengan menggunakan korelasi Pearson diperoleh : r = 0,370. itu berarti hubungan antara Selisih Kurs dengan Harga Saham sangat kuat. Dari koefisien korelasi yang bertanda + diperoleh arti adanya hubungan yang searah. Artinya, kalau selisih kurs meningkat maka harga saham
57 semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya. Sedangkan uji statistik t adalah sebagai berikut: t hitting = r V n - 2 Vl-r2 = 0,384 V4-2 Vl-(0,384)2 = 0,384 V4-2 V -0,5 t tabel = t ( - a ) ( n-2 ) = t(l-0,05)(4-2) = t (0,95) (2) =.4 = 0,384 Vl2 V 0,85 = (0,384) 3.464 0,922 =.44 Dengan t hitung < t tabel (,44 <,4) maka Ho diterima sehingga keputusan yang diperoleh yaitu koefisien korelasi berarti (selisih kurs tidak mempengaruhi harga saham secara signifikan). Hal ini menunjukkan bahwa selisih kurs dianggap tidak informative sehingga tidak tercermin dalam perubahan harga saham 4. Uji Koefisien Determinasi Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan oleh variabel X (selisih kurs) terhadap variabel Y (harga saham). Dengan menggunakan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:
58 Tabel IV.6 Hasil perhitungan koeflsien determinasi Model Summary Model R.370a R Square.37 Adjusted R Square.065 Std. Error of the Estimate 265.62869 a- Predictors: (Constant), SelisihKurs Sumber: Data Olahan Dari tampilan output SPSS besamya adjusted R2 (R Square) adalah 0,065 maka dapat disimpulkan bahwa besarnya kontribusi selisih kurs (variabel X) terhadap harga saham (variabel Y) adalah sebesar 6,5 % sedangkan sisanya sebesar 93,5 % disebabkan oleh faktor lain. D. Interpretasi Penclitian Berdasarkan hasil penelitian statistik yang telah dilakukan dengan menggunakan metode SPSS 3.0, diketahui bahwa data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal sedangkan model regresi telah terbentuk melalui persaxnaan Y =.280,748 - O,000X adalah signifikan dengan tingkat signifikansi 0,05. Dari hasil penelitian tersebut berarti terdapat pengaruh antara selisih kurs dengan harga saham, pengaruh yang terjadi cukup kuat akan tetapi walaupun demikian masih ada faktor lain yang mempengaruhi kenaikkan dan penurunan harga saham. Sehingga dapat diinterpretasikan pula bahwa kenaikan dan penurunan harga saham tidak mutlak dipengaruhi oleh selisih kurs.