BAB III LANDASAN TEORI. pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik.

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran A. Tabel Westinghouse, Kelonggaran dan MTM

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA SAMPLING PEKERJAAN (WORK SAMPLING)

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Tabel Uji Keseragaman Data Pada Work Center Pengukuran dan Pemotongan

III. TINJAUAN PUSTAKA

Kelonggaran (%) Faktor Contoh pekerjaan. A. Tenaga yang dikeluarkan Ekivalen beban Pria Wanita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan.

LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI PT. KARYA DELI STEELINDO

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI

practicum apk industrial engineering 2012

practicum apk industrial engineering 2012

Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara

PENGUKURAN WAKTU KERJA

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA. tutorial 7. work sampling

Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data

practicum apk industrial engineering 2012

PENGGUNAAN METODE WORK SAMPLING UNTUK MENGHITUNG WAKTU BAKU DAN KAPASITAS PRODUKSI KARUNGAN SOAP CHIP DI PT. SA

BAB 2 LANDASAN TEORI

WORK SAMPLING. Modul Work Sampling Praktikum Genap 2011/2012 I. TUJUAN PRAKTIKUM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: FAKTOR PENYESUAIAN DAN ALLOWANCE

PENYESUAIAN DAN KELONGGARAN TEKNIK TATA CARA KERJA II

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 4. PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Rating Factor Masing-masing Stasiun Kerja

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISA PROSES KERJA UNTUK MENENTUKAN KAPASITAS LINE PACKAGING FILTER PADA PT. SELAMAT SEMPURNA, Tbk.

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR. ANALISA PROSES KERJA UNTUK MENENTUKAN KAPASITAS MESIN PAINTING FILTER PADA PT. SELAMAT SEMPURNA, Tbk.

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI BPPT URIP MAKASAR PT. H. KALLA MELALUI OPTIMALISASI METODE KERJA, SOP, PERALATAN DAN SKILL

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating

BAB 3 LANDASAN TEORI. pengukuran kerja ( work measurement ) yang meliputi teknik-teknik pengukuran waktu

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. waktu dan perbandingan kerja mengenai unsur pekerjaan tertentu yang. tersebut pada tingkat prestasi tertentu (Barnes, 2001).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Lampiran-1: Tabel Westinghouse System's Rating A1 Superskill 0.13 A A B1 Excellent 0.08 B B C1 Good 0.03 C2 0.

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam analisa dan pemecahan masalah secara sistematis dan teratur perlu

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement)

BAB 3 LANDASAN TEORI

Lampiran 1: Pembagian Tugas dan Tanggungjawab. Direktur merupakan jabatan tertinggi dari struktur organisasi PT. Bintang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Pengukuran waktu ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly

Dalam menjalankan proses ini permasalahan yang dihadapi adalah tidak adanya informasi tentang prediksi kebutuhan material yang diperlukan oleh produks

ANALISIS PENGARUH WAKTU BAKU TERHADAP PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PROSES PEMBUATAN GREEN TIRE DI PT. GAJAH TUNGGAL, Tbk

BAB II. Activity-Based Management. Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh

BAB II LANDASAN TEORI

pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

Lamp n (menit) x/n

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA. Pada Stasiun Kerja Pemotongan dan Sortasi CV. Agrindo Suprafood. Menggunakan Studi Waktu

Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro 1

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN WAKTU KERJA: METODE PENGUKURAN LANGSUNG

BAB I PENDAHULUAN. dijalankan dengan prinsip keuntungan dalam bidang ekonomi. Pencapaian

Lakukan Pekerjaanmu secara Efektif & Efisien

LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

MODUL II WORK MEASUREMENT

Transkripsi:

20 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengukuran Waktu Kerja Menurut Sutalaksana dkk. (2006), Pengukuran waktu kerja ditujukan untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian suatu pekerjaan, yaitu waktu yang dibutuhkan secara wajar oleh seorang pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik. Menurut Sutalaksana dkk. (2006), pengukuran waktu kerja dibagi ke dalam dua bagian, yaitu secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran secara langsung adalah pengukuran dilakukan di tempat dimana pengukuran tersebut dilaksanakan seperti cara jam berhenti dan sampling pekerjaan. Pengukuran cara kedua adalah tidak langsung yaitu dilakukan tanpa harus berada di tempat pekerjaan. 3.2 Manfaat Pengukuran Waktu Kerja Menurut Wignjosoebroto (2008), manfaat pengukuran waktu kerja yaitu sebagai berikut : 1. Perencanaan kebutuhan tenaga kerja (man power planning). 2. Estimasi biaya-biaya untuk upah pekerja,

20 3. Penjadwalan produksi. 4. Perencanaan sistem pemberian bonus dan insentif bagi pekerja yang berprestasi. 5. Indikasi output yang mampu dihasilkan oleh seorang operator. 3.5 Metode Pengukuran Waktu Kerja Dengan Time Study Menurut Sritomo Wignjosoebroto (2008), Pengukuran Waktu Kerja dengan Jam Henti diperkenalkan pertama kali oleh Frederick W. Taylor sekitar 19 abad yang lalu. Dari hasil pengukuran maka akan diperoleh waktu baku untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan, yang mana waktu ini akan dipergunakan sebagai standar penyelesaian pekerjaan bagi semua pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan yang sama. 3.6 Langkah Langkah Sebelum Pengukuran Menurut Sritomo Wignjosoebroto (2008), dibawah ini adalah sebagian langkah yang perlu dilakukan sebelum pengukuran : a. Penetapan tujuan pengukuran b. Melakukan penelitian pendahuluan c. Memilih operator d. Melatih operator e. Mengurai pekerjan atas elemen pekerjaan f. Menyiapkan perlengkapan pengukuran

21 3.7 Melakukan Perhitungan Waktu Baku Menurut Sritomo Wignjosoebroto (2008), cara menghitung waktu baku dari data yang terkumpul adalah 1. Hitung waktu siklus (Ws). Waktu siklus adalah waktu yang tertera pada alat pengukur stopwatch. 2. Hitung waktu normal (Wn). Waktu normal suatu elemen operasi kerja adalah semata-mata menunjukkan bahwa seorang operator yang berkualifikasi baik akan bekerja menyelesaikan pekerjaan pada kecepatan/tempo kerja yang normal. Berikut rumus penentuan waktu normal : Wn = Ws x p Di mana p adalah faktor penyesuaian. Faktor ini diperhitungkan dengan tujuan untuk mendapatkan waktu siklus rata-rata yang wajar. Jika pekerja bekerja dengan wajar, faktor penyesuaiannya, p = 1. Jika bekerjannya terlalu lambat maka untuk menormalkan pengukur harus memberi harga p < 1, dan sebalikan p > 1, jika dianggap bekerja cepat. Ada beberapa cara menentukkan faktor penyesuaian, berikut penjelasannya : a. Cara Shummard : Disini pengukur diberi patokan untuk menilai performance kerja operator menurut kelas. Seseorang akan di pandang normal diberi nilai 60, dengan nama performance kerja yang lain dibandingkan untuk menghitung faktor penyesuaian. Bila performance seseorang diberi nilai 80, maka :

22 p = 80/60 = 1,33 Waktu normal = 276,3 x 1,33 = 367,479 Tabel 3.1 Tabel Faktor Penyesuaian Metode Shummard Kelas Penyesuaian Superfast 100 Fast + 95 Fast 90 Fast - 85 Excellent 80 Good + 75 Good 70 Good - 65 Normal 60 Fair + 55 Fair 50 Fair - 45 Poor 40 b. Cara Westinghouse Cara Wesitnghouse mengarahkan penilaian pada 4 faktor yang dianggap menentukkan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja yaitu Keterampilan, Usaha, Kondisi Kerja, dan Kosistensi. Berikut tabel Westinghouse : Tabel 3.2 Faktor Penyesuaian menurut Westinghouse Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Ketrampilan A1 +0,15 Superskill A2 +0,13 Execellent B1 +0,11 B2 +0,08 Good C1 +0,06 C2 +0,03 Average D 0,00 Fair E1-0,05 E2-0,10 Poor F1-0,16 F2-0,22 Usaha A1 +0,13 Excessive A2 +0,12 Execellent B1 +0,10

23 B2 +0,08 Good C1 +0,05 C2 +0,02 Average D 0,00 Fair E1-0,04 E2-0,08 Poor F1-0,12 F2-0,17 Kondisi Kerja Ideal A +0,06 Excellent B +0,04 Good C +0,02 Average D 0,00 Fair E -0,03 Poor F -0,07 Konsistensi Perfect A +0,04 Excellent B +0,03 Good C +0,01 Average D 0,00 Fair E -0,02 Poor F -0,04 3. Hitung waktu baku. Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang meiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Disini sudah meliputi kelonggaran waktu yang diberikan dengan memperhatikan kondisi dan situasi pekerjaan yang harus diselesaikan. Berikut rumus menghitung waktu baku : Wb = Wn (Wn + i) Kelonggaran diberikan untuk 3 hal yaitu : a. Kebutuhan pribadi b. Untuk menghilagkan rasa fatique, c. Hambatan - hambatan yang tak terhindarkan Berikut tabel faktor kelonggaran :

24 Tabel 3.3 Tabel Faktor Kelonggaran Faktor Contoh Pekerjaan Kelonggaran A. Tenaga yang dikeluarkan Ekivalen Beban Pria Wanita 1. Dapat diabaikan Bekerja di meja, duduk Tanpa beban 0,0-6,0 0,0-6,0 2. Sangat ringan Bekerja di meja, berdiri 0,00-2,25 kg 6,0 7,5 6,0 7,5 3. Ringan Menyekop, ringan 2,25 9,00 7,5 12,0 7,5 16,0 4. Sedang Mencangkul 9,00 18,00 12,0 19,0 16,0 30,0 5. Berat Mengayun palu yang berat 18,00 27,00 19,0-30,0 6. Sangat berat Memangul beban 27,00 50,00 30,0 50,0 7. Luar biasa berat Memanggul karung berat Diatas 50 kg B. Sikap kerja 1. Duduk Bekerja duduk ringan 0,00 1,0 2. Berdiri diatas dua kaki Badan tegak, ditumpu dua kaki 1,0-2,5 3. Berdiri diatas satu kaki Satu kaki mengerjakan alat control 2,5 4,0 4. Berbaring Pada bagian sisi, belakang atau depan badan 2,5 4,0 5. Membungkuk Badan dibungkukkan bertumpu pada dua kaki 4,0 10,0 C. Gerakan Kerja 1. Normal Ayunan bebas dari palu 0 2. Agak terbatas Ayunana terbatas dari palu 0 5 3. Sulit Membawa beban berat dengn satu tangan 0 5 4. Pada anggota-aggota badan terbatas Bekerjan dengan tangan di atas kepala 5 10 5. Seluruh anggota badan Bekerja di lorong pertambangan yang sempit 10 15 terbatas D. Kelelahan Mata*) Pencahayaan baik Pencahayaaan buruk

25 1. Pandangan yng terputus -putus Membawa alat ukur 0,0-6,0 0,0-6,0 2. Pandangan yang hamir terus menerus Pekerjaan yang teliti 6,0 7,5 6,0 7,5 3. Pandangan terus menerus dengan focus tetap Pemeriksaan yang sangat teliti 7,5-12,0 7,5-16,0 4. Pandangan terus menerus dengan focus berubah-ubah Memeriksa cacat-cacat pada 12,0 19,0 16,0-30,0 kain 5. Pandangan terus menerus dengan konsentrasi tinggi 19,0 30,0 dan focus tetap 6. Pandangan terus menerus dengan konsentrasi tinggi 30,0-50,0 dan focus berubah-ubah E. Keadaan Suhu Tempat Kerja **) Suhu (Celcius) Kelelahan normal Berlebihan 1. Beku Dibawah 0 Diatas 10 Diatas 12 2. Rendah 0 13 10 0 12 5 3. Sedang 13 22 5 0 8 0 4. Normal 22 28 0 5 0 8 5. Tinggi 28 38 5 40 8 100 6. Sangat Tinggi Di atas 38 Diatas 40 Di atas 100 F. Keadaan Atmosfer ***) 1. Baik Ruangan berventilasi baik, udara segar 0 2. Cukup Ventilasi tidak baik, ada bau-bauan 0 5 3. Kurang baik Adanya debu-debu beracun atau tidak beracun 5 10 tetapi banyak 4. Buruk Adanya bau-bauan berbahaya yang mengharuskan 10 20 menggunakan alat pernafasan G. Keadaan lingkungan yang baik 1. Bersih, sehat, cerah dengan rendah kebisingan 0

26 2. Siklus kerja berulang-ulang 5-10 detik 0-1 3. Siklus kerja berulang-ulang 0-5 detik 1-3 4. Sangat bising 0 5 5. Jika faktor-faktor yang berpengaruh dapat menurunkan kualitas 0 5 6. Terasa adanya getaran dilantai 5-10 7. Keadaan keadaan yang luar biasa (bunyi, kebersihan,dll) 5-15 *) Kontras antara warna hendaknya diperhatikan **) Tergantung dipengaruhi juga pada keadaan ventilasi. ***) Dipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari permukaan laut dan keadaan iklim Catatan pelengkap :Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi bagi : Pria = 0-2,5% Wanita = 2 5 %

27