BAB 4. PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISA DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4. PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISA DATA"

Transkripsi

1 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data Waktu siklus Stasiun Kerja Stik (Jahit) Tabel 4.1 Data Waktu Siklus Stasiun Kerja Stik (Jahit) Per 1 pasang Pengamatan Waktu Siklus Stasiun Kerja (Detik)

2 Data Waktu siklus Stasiun Kerja Open (Pemakuan) Tabel 4.2 Data Waktu Siklus Stasiun Kerja Open (Pemakuan) per 1 Pasang Pengamatan Waktu Siklus Stasiun Kerja (Detik)

3 Data Hasil Kerja Harian Berikut merupakan data hasil kerja yang dilakukan pekerja borongan di PT. Parida Shoes terhitung dari tanggal 31 Maret sampai dengan Tanggal 3 Mei : Tabel 4.3 Data Hasil Kerja Pekerja Borongan Selama 1 bulan Data Hasil Kerja Pekerja Borongan Hari Tanggal Stik Open (pasang (Pasang) Senin 31 Maret Selasa 1 April Rabu 2 April Kamis 3 April Jumat 4 April Sabtu 5 April Total Minggu 1 Senin 7 April Selasa 8 April Rabu 9 April Kamis 10 April Jumat 11 April Sabtu 12 April Total Minggu 2 Senin 14 April Selasa 15 April Rabu 16 April Kamis 17 April Jumat 18 April Sabtu 19 April Total Minggu 3

4 78 Tabel 4.4 Data Hasil Kerja Pekerja Borongan Selama 1 bulan (Lanjutan) Data Hasil Kerja Pekerja Borongan Hari Tanggal Stik Open (Pasang) (Pasang) Senin 21 April Selasa 22 April Rabu 23 April Kamis 24 April Jumat 25 April Sabtu 26 April Total Minggu 4 Senin 28 April Selasa 29 April Rabu 30 April Kamis 1 Mei Jumat 2 Mei Sabtu 3 Mei Total Minggu 5 Contoh Narasi untuk tabel 4.3 dan 4.4 : Minggu pertama pada hari senin tanggal 31 Maret 2008, pekerja menghasilkan 1215 pasang dan dalam 1 minggu menghasilkan 6520 pasang untuk pekerjaan stik dan 225 pasang dan dalam 1 minggu menghasilkan 1245 pasang untuk pekerjaan open.

5 Data Upah Berikut adalah tabel data upah yang diberikan kepada pekerja borongan di PT. Parida Shoes : Tabel 4.5 Data Upah Pekerja Borongan ( Per 1 Pasang ) Pekerjaan Upah (Rp per pasang) Stik Rp. 950 Open Rp Pembahasan Perhitungan Waktu Siklus Tabel 4.6 Data Pengamatan Waktu Siklus Tiap Stasiun Kerja Waktu Siklus Stasiun Kerja Pengamatan (Detik) Stik Open

6 80 Tabel 4.7 Data Pengamatan Waktu Siklus Tiap Stasiun Kerja (lanjutan) Waktu Siklus Stasiun kerja Pengamatan (Detik) Stik Open Total Stasiun Kerja Stik X Waktu siklus rata-rata = i = = n 30 detik 2. Stasiun Kerja Open X Waktu siklus rata-rata = i = = detik n 30

7 Perhitungan Waktu Baku Masing-Masing Stasiun Kerja Perhitungan Waktu Baku Stasiun Kerja Stik Tabel 4.8 Penyesuaian Menurut Westinghouse Stasiun Kerja Stik Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Keterampilan Excellent A Usaha Good C Kondisi Kerja Good C Konsistensi Good C Total Keterangan : 1. Stasiun Kerja 1 Keterampilan Dalam hal keterampilan, dipilih kelas Excellent dengan lambang A2 karena operator yang melakukan pekerjaan di stasiun kerja stik, yaitu menggabungkan pola-pola sehingga membentuk sepatu setengah jadi, melakukan pekerjaannya dengan sangat baik. Operator tersebut tampak percaya pada diri sendiri, ia juga tampak cocok dengan pekerjaannya. Ia bekerja dengan teliti dengan tidak banyak melakukan pengukuran-pengukuran atau pemeriksaan-pemeriksaan karena telah terlatih dengan baik untuk melakukan pekerjaan pada stasiun kerja stik ini. Selain itu, gerakan-gerakan kerjanya beserta urutan-urutannya dijalankan tanpa kesalahan, bekerjanya

8 82 cepat tetapi tetap memperhatikan mutu, berirama dan terkoordinasi, dan dapat memanfaatkan peralatan yang digunakan dengan baik. Usaha Dalam hal usaha, dipilih kelas Good dengan lambang C1 karena dalam melakukan pekerjaan pada stasiun kerja stik ini, operator yang bertugas bekerja dengan kecepatan yang baik dan dapat dipertahankan sepanjang waktu, bekerjanya berirama, saat-saat menganggurnya sangat sedikit, tempat kerjanya dibuat teratur dan cukup rapi, serta memelihara dengan baik kondisi peralatan yang digunakan. Kondisi Kerja Dalam hal kondisi kerja, dipilih kelas Good dengan lambang C karena ruang tempat melakukan pekerjaan mencetak pola dan menggunting bahan ini memiliki pencahayaan yang cukup karena letaknya dekat dengan jendela (kaca) sehingga sinar matahari dapat masuk ke dalam dan menerangi ruangan. Dalam ruangan itu tingkat kebisingannya relatif rendah yang berasal dari suara mesin jahit yang sedang dioperasikan oleh operator lain, tetapi suara tersebut tidak menimbulkan gangguan bagi operator yang bekerja pada stasiun kerja stik ini. Sehingga secara keseluruhan kondisi kerja yang ada cukup mendukung. Konsistensi Dalam hal konsistensi, dipilih kelas Good dengan lambang C karena jika dilihat dari waktu siklus proses yang dihasilkan pada stasiun kerja stik, selisih

9 83 antara masing-masing waktu siklus tersebut dengan waktu siklus rata-ratanya tidak terlalu besar, yaitu hanya berkisar beberapa detik saja. Sehingga dapat dikatakan bahwa operator yang bekerja pada stasiun kerja ini bekerja dengan cukup konsisten dalam hal waktu. Tabel 4.9 Besarnya Kelonggaran Stasiun Kerja Stik Faktor Pekerjaan Kelonggaran (%) A. Tenaga yang dikeluarkan : Bekerja di meja, duduk 2 sangat ringan B. Sikap kerja : berdiri di atas 2 Bekerja duduk, ringan 0.5 kaki C. Gerakan kerja : normal Menjahit 3 D. Kelelahan mata : pandangan yang hampir terus-menerus - Pekerjaan-pekerjaan yang teliti - Pencahayaan baik 7 E. Keadaan temperatur tempat - Temperatur : 26 0 C 4 kerja : normal - Kelemahan normal F. Keadaan atmosfer : baik Ruang yang berventilasi baik, 0 udara segar G. Keadaan lingkungan yang Ruangannya cukup bersih dan 0 baik : bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah kebisingan rendah H. Kelonggaran untuk Meregangkan tangan, lap 2 kebutuhan pribadi pria keringat, mengobrol Total 18.5

10 84 Waktu Normal = waktu siklus x (1 + penyesuaian) = x ( ) = detik 100% Waktu baku = waktu normal x 100% kelonggaran% 100% = x 100% 18.5% 100% = x 81.5% = detik Perhitungan Waktu Baku Stasiun Kerja Open Tabel 4.10 Penyesuaian Menurut Westinghouse Stasiun Kerja Open Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Keterampilan Excellent B Usaha Excellent B Kondisi Kerja Average D Konsistensi Good C Total +0.22

11 85 Keterangan : 2. Stasiun Kerja 1 Keterampilan Dalam hal keterampilan, dipilih kelas Excellent dengan lambang B1 karena operator yang melakukan pekerjaan di stasiun kerja open, yaitu memaku agar alas sepatu menjadi kuat serta kulit sepatu juga menjadi lebih rekat, melakukan pekerjaannya dengan sangat baik. Operator tersebut tampak percaya pada diri sendiri, ia juga tampak cocok dengan pekerjaannya. Ia bekerja dengan teliti dengan tidak banyak melakukan pengukuran-pengukuran atau pemeriksaan-pemeriksaan karena telah terlatih dengan baik untuk melakukan pekerjaan pada stasiun kerja open ini. Selain itu, gerakan-gerakan kerjanya beserta urutan-urutannya dijalankan tanpa kesalahan, bekerjanya cepat tetapi tetap memperhatikan mutu, berirama dan terkoordinasi, dan dapat memanfaatkan peralatan yang digunakan dengan baik. Usaha Dalam hal usaha, diplih kelas Excellent dengan lambang B1 karena dalam melakukan pekerjaan pada stasiun kerja open ini, operator yang bertugas bekerja dengan kecepatan yang baik dan gerakannya ekonomis, Penuh perhatian dalam bekerja, bekerja dengan sistematis dan bangga atas kelebihannya.

12 86 Kondisi Kerja Dalam hal kondisi kerja, diplih kelas Average dengan lambang D karena ruang tempat kerja open ini memiliki ventilasi yang kurang baik, ruangan pengap dan bising yang ditimbulkan oleh suara beberapa mesin cukup menganggu. Suhu udara di dalam ruangan juga cukup panas. Konsistensi Dalam hal konsistensi, dipilih kelas Good dengan lambang C karena jika dilihat dari waktu siklus proses yang dihasilkan pada stasiun kerja open, selisih antara masing-masing waktu siklus tersebut dengan waktu siklus rataratanya tidak terlalu besar, yaitu hanya berkisar beberapa detik saja. Sehingga dapat dikatakan bahwa operator yang bekerja pada stasiun kerja ini bekerja dengan cukup konsisten dalam hal waktu.

13 87 Tabel 4.11 Besarnya Kelonggaran Stasiun Kerja Open Faktor Pekerjaan Kelonggaran (%) A. Tenaga yang dikeluarkan : Bekerja di meja, duduk 3 sangat ringan B. Sikap kerja : duduk Bekerja duduk, ringan 1 C. Gerakan kerja : Agak terbatas Memaku sepatu 2 D. Kelelahan mata : pandangan yang hampir terus-menerus - Pekerjaan-pekerjaan yang teliti - Pencahayaan baik 6.5 E. Keadaan temperatur tempat - Temperatur : 26 0 C 3 kerja : normal - Kelemahan normal F. Keadaan atmosfer : Cukup Ventilasi kurang baik, ada baubauan 3 G. Keadaan lingkungan yang Ruangannya tidak cukup bersih 2 baik : Siklus berulang 0-5 detik dan agak bising H. Kelonggaran untuk Meregangkan tangan, lap 2 kebutuhan pribadi pria keringat, mengobrol Total 22.5

14 88 Waktu Normal = waktu siklus x (1 + penyesuaian) = x ( ) = detik 100% Waktu baku = waktu normal x 100% kelonggaran% 100% = x 100% 22.5% 100% = x 77.5% = detik Perhitungan Standard Output Produksi Perhitungan kapasitas produksi ini untuk mengetahui seberapa banyak unit pasang yang harus hasilkan oleh pekerja dalam 1 minggu kerja sebagai patokan untuk memenuhi permintaan konsumen dan perhitungan insentif. Parameter yang digunakan : Standar jam kerja = 40 jam per minggu 1 hari kerja = 8 jam kerja Upah pekerja stik = Rp.950 per unit pasang Upah pekerja open = Rp.1200 per unit pasang a. Perhitungan standard output produksi untuk stasiun kerja stik Waktu baku = detik = jam

15 89 Standard output = standar jam kerja Wb = = unit pasang / minggu b. Perhitungan standard output untuk stasiun kerja open Waktu baku = detik = jam Standard output = standar jam kerja Wb = = unit pasang / minggu Perhitungan Upah dan Insentif Sebelum masuk ke dalam perhitungan dengan menggunakan beberapa metode untuk menghitung insentif, sebaiknya kita mengetahui standar upah yang diberikan kepada para pekerjanya selama 1 minggu, dengan mengunakan parameter sebagai berikut : Upah pekerja stik = Rp.950 per unit pasang Upah pekerja open = Rp.1200 per unit pasang Waktu baku stasiun kerja stik = detik atau jam Waktu baku stasiun kerja open = detik atau jam

16 90 Perhitungan upah standar untuk stasiun kerja stik Price Rate = Rp. 950 per pasang Standar upah = Rp.950 / waktu baku = Rp. 950 / = Rp. 146, per jam = Rp. 5,846,154 per minggu Perhitungan upah standar untuk stasiun kerja stik Price Rate = Rp per pasang Standar upah = Rp.1200 / waktu baku = Rp / = Rp. 16, per jam = Rp. 659, per minggu Sistem Upah Sekarang Pada sistem upah yang sekarang bagian kasir hanya menghitung banyaknya jumlah yang dihasilkan para pegawai dikali dengan standar upah yang ada. Contoh perhitungan : Untuk minggu pertama ( stik ), Weekly earnings = jumlah pasang per minggu x Price Rate = 6225 pasang x Rp. 950 = Rp. 5,913,750

17 91 Tabel 4.12 Perhitungan Sistem Upah Saat ini untuk Stasiun Kerja Stik Minggu Jumlah per Minggu Harga Pengeluaran (Pasang) Satuan (Rp) Mingguan(Rp) ,913, ,103, ,06, ,194, ,956,500 Total 30,229,000 Untuk minggu ke-1 ( open ), Weekly earnings = jumlah pasang per minggu x Price Rate =1245 pasang x Rp = Rp. 1,494,000 Tabel 4.13 Perhitungan Sistem Upah Saat Ini untuk Stasiun Kerja Open Minggu Jumlah Per Minggu Harga Pengeluaran (Pasang) Satuan (Rp) Mingguan(Rp) ,494, ,446, ,482, ,416, ,530,000 Total 7,368,000 Jadi untuk sistem upah yang sekarang jumlah yang dikeluarkan dalam 1 bulan untuk pekerja stasiun kerja stik yaitu sebesar Rp.30,229,000 dan untuk stasiun kerja open yaitu sebesar Rp. 7,368,000.

18 Metode Piece Work Incentive dari Taylor Metode ini pada intinya memberikan tambahan upah per pasang yamg dihasilkan oleh pekerja bila pekerja melampaui standar yang berlaku. Di asumsikan jika melebihi standar yang berlaku pekerja akan mendapatkan tambahan upah sebesar Rp. 100 per pasang menjadi Rp.1050 untuk stasiun kerja stik dan Rp.1300 untuk stasiun kerja open. a. Perhitungan metode Piece Work incentive stasiun kerja stik Contoh perhitungan : Untuk minggu pertama Standar yang harus dilampaui selama 1 minggu = 6154 pasang Jumlah yang dihasilkan = 6225 pasang Premi = ( ) x Rp = 71 x Rp = Rp. 74,550 Total upah = (6154 x 950 ) + Rp. 74,550 = Rp. 5,846,300 + Rp. 74,550 = Rp. 5,920,850

19 93 Tabel 4.14 Perhitungan Piece Work Incentive untuk Stasiun Kerja Stik Minggu Jumlah Per Upah Standar Premi Pengeluaran Minggu(Pasang) (Rp) (Rp) Mingguan (Rp) ,846,300 74,550 5,920, ,846, ,550 6,130, ,846, ,300 6,083, ,846, ,300 6,230, ,846, ,800 5,9681,00 Total 30,334,000 b. Perhitungan Metode Piece Work Incentive Stasiun Kerja Open Untuk minggu pertama Standar yang harus dilampaui selama 1 minggu = 550 pasang Jumlah yang dihasilkan = 1245 pasang Premi = ( ) x Rp = 695 x Rp = Rp. 903,500 Total upah = (550 x 1200 ) + Rp. 903,500 = Rp. 660,000 + Rp. 903,500 = Rp. 1,563,500

20 94 Tabel 4.15 Perhitungan Piece Work Incentive untuk Stasiun Kerja Open Minggu Jumlah Per Upah Standar Premi Pengeluaran Minggu(Pasang) (Rp) (Rp) Mingguan(Rp) , ,500 1,563, , ,500 1,511, , ,500 1,550, , ,000 1,479, , ,500 1,602,500 Total 7,707,000 Untuk perhitungan menggunakan metode Piece Work Incentive didapatkan pengeluaran selama 1 bulan yaitu Rp. 30,334,000 untuk stasiun kerja stik dan Rp.7,707,000 untuk stasiun kerja open Metode The Rowan Plan Dengan metode The Rowan Plan ini pekerja juga harus mengerjakan hasil produksi di atas standar dan waktu yang dihemat, tetapi tetap dijamin a. Perhitungan metode The Rowan Plan stasiun kerja stik Contoh perhitungan untuk minggu 1: Waktu yang diperoleh = 6225 unit x jam = jam Waktu yang dihemat = jam 40 jam = jam

21 95 Premi yang diterima = upah dasar x Waktu yang dihemat waktu yang diperoleh = Rp. 5,846,154 x = Rp. 66, Upah yang diterima = upah dasar + premi = Rp. 5,846,154 + Rp. 66, = Rp. 5,913, Tabel 4.16 Perhitungan The Rowan Plan untuk Stasiun Kerja Stik Minggu Jumlah Per Waktu yang Waktu yang Pengeluran Premi(Rp) Minggu(Pasang) Diperoleh (jam) Dihemat (Jam) Mingguan(Rp) , ,913, , ,092, , ,053, , ,174, , ,954, Total 30,188, b. Perhitungan metode The Rowan Plan stasiun kerja open Contoh perhitungan untuk minggu 1: Waktu yang diperoleh = 1245 unit x jam = jam Waktu yang dihemat = jam 40 jam = jam

22 96 Premi yang diterima = upah dasar x Waktu yang dihemat Waktu yang diperoleh = Rp. 659, x = Rp. 368, Upah yang diterima = upah dasar + premi = Rp. 659, Rp. 368, = Rp. 1,027, Tabel 4.17 Perhitungan The Rowan Plan untuk Stasiun Kerja Open Minggu Jumlah Per Waktu yang Waktu yang Pengeluaran Premi(Rp) Minggu(Pasang) Diperoleh (Jam) Hemat (Jam) Mingguan(Rp) , ,027, , ,018, , ,025, , ,011, , ,034, Total 5,117, Untuk perhitungan menggunakan metode The Rowan Plan didapatkan pengeluaran selama 1 bulan yaitu Rp. 30,188, untuk stasiun kerja stik dan Rp. 5,117, untuk stasiun kerja open.

23 Metode The Gantt Task and Bonus System Dengan menggunakan metode ini pekerja juga harus menyelesaikan pekerjaan di atas standar yang telah ditetapkan dan akan ditambahkan bonus sebesar 20%. a. Perhitungan The Gantt Task and Bonus System untuk Stasiun Kerja Stik Contoh perhitungan: Untuk minggu ke-1 Waktu yang diperoleh = 6225 pasang x = Wage For Time Allowed = upah per jam x waktu yang diperoleh = Rp. 146, x = Rp. 5,913, Premi yang diterima = 20% x Wage For Time Allowed = 20% x Rp. 5,913, = Rp. 1,182, Upah yang diterima = Wage For Time Allowed + Premi = Rp. 5,913, Rp. 1,182, = Rp. 7,096,500.19

24 98 Tabel 4.18 Perhitungan The Gantt Task and Bonus System untuk Stasiun Kerja Stik Minggu Jumlah Per Waktu yang Upah dari Pengeluaran Premi (Rp) Minggu(Pasang) Diperoleh (Jam) Waktu yang Diperoleh(Rp) Mingguan(Rp) ,913, ,182, ,096, ,103, ,220, ,324, ,061, ,212, ,273, ,194, ,238, ,432, ,956, ,191, ,147, Total 36,274, b. Perhitungan The Gantt Task and Bonus System untuk Stasiun Kerja Open Contoh perhitungan : Untuk minggu ke-1, Waktu yang diperoleh = 1245 pasang x = Wage For Time Allowed = upah per jam x waktu yang diperoleh = Rp. 16, x = Rp. 1,489, Premi yang diterima = 20% x Wage For Time Allowed = 20% x Rp. 1,489, = Rp. 297, Upah yang diterima = Wage For Time Allowed + Premi = Rp. 1,489, Rp. 297, = Rp. 1,787,905.60

25 99 Tabel 4.19 Perhitungan The Gantt Task and Bonus System untuk Stasiun Kerja Open Minggu Jumlah Per Waktu yang Upah dari Pengeluaran Premi (Rp) Minggu(Pasang) Diperoleh(Jam) Waktu yang Diperoleh(Rp) Mingguan(Rp) , , ,787, , , ,730, , , ,773, , , ,694, , , ,830, Total 8,817, Untuk perhitungan menggunakan metode The Gantt Task and Bonus System didapatkan pengeluaran selama 1 bulan yaitu Rp.36,274, untuk stasiun kerja stik dan Rp. 8,817, untuk stasiun kerja open Metode The Halsey Plan Metode ini sama dengan metode-metode lainnnya yaitu dengan mengerjakan di atas satndar yang telah ditentukan maka pekerja akan mendapatkan bonus. Metode ini hampir sama dengan metode The Rowan Plan tetapi dibedakan dengan adanya penambahan bonus sebesar 50% dari penghematan waktu a. Perhitungan The Halsey Plan untuk Stasiun Kerja Stik Contoh perhitungan : Untuk minggu ke-1, -Waktu yang diperoleh = 6225 unit x jam = jam -Waktu yang dihemat = jam 40 jam = jam

26 100 -Premi yang diterima = ( unit/week-standard output) x price rate x 50% = ( ) x 950 x 50% = Rp. 33,725 -Upah yang diterima = Upah Dasar + Premi = Rp. 5,846,154 + Rp. 33, = Rp. 5,879, Tabel 4.20 Perhitungan The Halsey Plan untuk Stasiun Kerja Stik Minggu Premi untuk Jumlah Per Waktu Waktu yang Pengeluaran Waktu yang Minggu(Pasang) yang diperoleh(jam) Dihemat(Jam) Dihemat(Rp) Mingguan(Rp) , ,879, , ,974, , ,953, , ,020, , ,901, Total 29,729, b. Perhitungan The Halsey Plan untuk Stasiun Kerja Open Untuk minggu ke-1, -Waktu yang diperoleh = 1245 unit x jam = jam -Waktu yang dihemat = jam 40 jam = jam

27 101 -Premi yang diterima = ( unit/week-standard output) x price rate x 50% = ( ) x Rp.1200 x 50% = Rp. 417, Upah yang diterima = Upah Dasar + Premi = Rp. 659, Rp. 417, = Rp. 1,076, Tabel 4.21 Perhitungan The Halsey Plan untuk Stasiun Kerja Open Minggu Premi Untuk Jumlah Per Waktu yang Waktu yang Pengeluaran Waktu yang Minggu(Pasang) Diperoleh(Jam) Dihemat(Jam) Dihemat(Rp) Mingguan(Rp) , ,076, , ,052, , ,070, , ,0373, , ,094, Total 5,330, Untuk perhitungan menggunakan metode The Halsey Plan didapatkan pengeluaran selama 1 bulan yaitu Rp. 29,729, untuk stasiun kerja stik dan Rp. 5,330, untuk stasiun kerja open.

28 Analisa Hasil Tabel 4.22 Perbandingan Total Biaya yang dikeluarkan Perusahaan saat ini dengan 4 Metode Insentif Metode Pekerjaan Sistem Upah Piece Work The Rowan The Gantt Task The Halsey Sekarang Incentive Plan and Bonus System Plan Stik Rp.30,229,000 Rp.30,334,000 Rp.30,188, Rp.36,274, Rp.29,729,520 Open Rp.7,368,000 Rp.7,707,000 Rp.5,117, Rp.8,817, Rp.5,330, Dari hasil perhitungan dengan menggunakan empat metode yaitu metode Piece Work Incentive, metode The Rowan Plan, metode The Gantt task and Bonus System dan metode The Halsey Plan didapat hasil perhitungan yang dapat dilihat pada tabel perbandingan di atas. Dengan sistem upah yang dipakai oleh perusahaan saat ini, baik untuk pekerjaan stik maupun open, pengeluaran per bulan yang dikeluarkan oleh perusahaan jauh lebih besar dibandingkan dengan menggunakan beberapa metode lain. Dengan membandingkan dari ke empat metode dan perhitungan upah saat ini, dapat diketahui metode mana yang paling baik dalam menentukan besarnya premi atau bonus yang akan diberikan perusahaan apabila pekerja menghasilkan output yang melebihi standar produksi. Untuk pekerjaan stik, metode yang terbaik yaitu dengan perhitungan menggunakan metode The Halsey Plan, karena jika dibandingkan dengan sistem upah saat ini dan ketiga metode lainnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan lebih kecil yaitu sebesar Rp.

29 103 29,729,520. Sedangkan untuk pekerjaan open, metode yang terbaik yaitu dengan perhitungan dengan metode The Rowan Plan. Dengan metode The Rowan Plan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memberikan bonus kepada pekerja lebih kecil dibandingkan dengan sistem upah sekarang dan ketiga metode lainnya yaitu sebesar Rp.5,117, Dari hasil analisis perbandingan diatas, PT. Parida Shoes dapat menerapkan metode insentif The Rowan Plan untuk pekerjaan open dan metode The Halsey Plan untuk pekerjaan stik, karena di dalam PT.Parida Shoes sendiri belum ada metode yang diterapkan untuk sistem pemberian insentif kepada para pekerjanya. Dengan menerapkan kedua metode tersebut, perusahaan dapat meminimasi biaya yang dikeluarkan per bulannya dan juga dapat memotivasi para pekerjanya untuk terus meningkatkan produktivitas dalam melakukan proses produksi dalam rangka memenuhi permintaan pasar.

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan model yang menggambarkan langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Metodologi penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM UPAH INSENTIF PEKERJA BORONGAN DI PT. PARIDA SHOES

ANALISIS SISTEM UPAH INSENTIF PEKERJA BORONGAN DI PT. PARIDA SHOES ANALISIS SISTEM UPAH INSENTIF PEKERJA BORONGAN DI PT. PARIDA SHOES TUGAS AKHIR Oleh Pratami Putri Roselika 0800742260 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA 2008 ANALISIS

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Rating Factor Kriteria rating factor, keterampilan dibagi menjadi enam kelas dengan ciri-ciri setiap kelas seperti yang dikemukakan berikut ini : Super Skill: 1. Bekerja dengan sempurna 2. Tampak

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik.

BAB III LANDASAN TEORI. pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik. 20 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengukuran Waktu Kerja Menurut Sutalaksana dkk. (2006), Pengukuran waktu kerja ditujukan untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian suatu pekerjaan, yaitu waktu yang dibutuhkan

Lebih terperinci

Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data

Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data 96 Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data Uji keseragaman data 1. waktu setup bagian pencetakan Subgroup No (i) Waktu (detik) (detik) (detik) BKA BKB 1 712 2 564 1 3 534 603,4 4 602 5

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data gerakan kerja dilakukan dengan cara merekam proses perakitan resleting polyester dengan handycam / kamera video. Setelah itu data

Lebih terperinci

Rating Factor Masing-masing Stasiun Kerja

Rating Factor Masing-masing Stasiun Kerja Lampiran 1 Rating Factor Masing-masing Stasiun Kerja WC 1 (Laminating) Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Sub Total Keterampilan Good C2 +0.03 Usaha Good C2 +0.02 Kondisi Fair E -0.03 Konsistensi Average

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Pekerjaan yang diamati pada praktikum kali ini adalah produktifitas kasir hypermart oleh dua operator. Proses kinerja kasir tersebut adalah kasir tersebut

Lebih terperinci

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: FAKTOR PENYESUAIAN DAN ALLOWANCE

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: FAKTOR PENYESUAIAN DAN ALLOWANCE By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: FAKTOR PENYESUAIAN DAN ALLOWANCE PENYESUAIAN Maksud melakukan penyesuaian : menormalkan waktu siklus karena kecepatan tidak wajar oleh operator Konsep wajar : seorang

Lebih terperinci

PENYESUAIAN DAN KELONGGARAN TEKNIK TATA CARA KERJA II

PENYESUAIAN DAN KELONGGARAN TEKNIK TATA CARA KERJA II PENYESUAIAN DAN KELONGGARAN TEKNIK TATA CARA KERJA II PENYESUAIAN Maksud melakukan penyesuaian : menormalkan waktu siklus karena kecepatan tidak wajar oleh operator Konsep wajar : seorang operator yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya dunia industri dan teknologi yang terjadi sekarang ini, menyebabkan semakin meningkatnya persaingan. Untuk dapat memenangkan

Lebih terperinci

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENGUKURAN WAKTU KERJA Pengukuran kerja atau pengukuran waktu kerja (time study) adalah suatu aktivitas untuk menentukan

Lebih terperinci

Lampiran A. Tabel Westinghouse, Kelonggaran dan MTM

Lampiran A. Tabel Westinghouse, Kelonggaran dan MTM 121 Lampiran A Tabel Westinghouse, Kelonggaran dan MTM 122 Tabel Penyesuaian Metode Westinghouse Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Ketrampilan Superskil A1 +0,15 A2 +0,13 Excelent B1 +0,11 B2 +0,08 Good

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Tabel Rating Factor Westinghouse Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Superskill A1 + 0,15 A2 + 0,13 Excellent B1 + 0,11 B2 + 0,08 C1 + 0,06 Good Keterampilan C2 + 0,03 Average D 0,00 Fair

Lebih terperinci

penelitian, maka berikut ini disertakan penjelasan secara terperinci dan menyeluruh mengenai sistematika model metodologi pemecahan masalah.

penelitian, maka berikut ini disertakan penjelasan secara terperinci dan menyeluruh mengenai sistematika model metodologi pemecahan masalah. Untuk lebih memahami langkah-langkah yang diambil dalam melakukan penelitian, maka berikut ini disertakan penjelasan secara terperinci dan menyeluruh mengenai sistematika model metodologi pemecahan masalah.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KERJA

ANALISIS PENGUKURAN KERJA ANALISIS PENGUKURAN KERJA Disusun oleh: Subodro (135060700111043) Siti Astrid Meidiani (135060700111044) Armelynda Beverly S (135060701111056) Andini Sulviana (135060701111065) Dzaky Falakhi (135060701111082)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI Jika dalam suatu organisasi atau perusahan telah diterapkan sistem kerja yang baik dengan diperhatikannya faktor-faktor kerja serta segi-segi ergonomis, tentunya perusahaan tersebut

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 Pemilihan Operator Normal pada Work Centre Pemotongan Plat, Gerinda, dan Polish 1. Pemilihan Operator Normal pada Work Centre Pemotongan Plat Work centre

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perancangan Sistem Kerja Perancangan sistem kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik - teknik dan prinsip - prinsip untuk mendapatkan rancangan terbaik dari sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Kerja Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati pekerja dan mencatat waktu kerjanya baik setiap elemen maupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang diperlukan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Penelitian cara kerja atau yang dikenal juga dengan nama methods analysis merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan metode kerja yang akan dipilih untuk melakukan suatu pekerjaan.

Lebih terperinci

practicum apk industrial engineering 2012

practicum apk industrial engineering 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurang diperhatikannya produktivitas pekerja pada suatu proyek konstruksi dapat menghambat pekerjaan konstruksi tersebut. Ada berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

Insentif MSDM-TIP FTP UB

Insentif MSDM-TIP FTP UB Insentif MSDM-TIP FTP UB Insentif Apa perbedaan insentif dan gaji? Apa perbedaan insentif dan upah? Insentif : Imbalan yang diberikan berdasarkan produktivitas kerja. Tujuan : 1. Perangsang agar pekerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi nasional saat ini tak terlepas dari adanya peningkatan teknologi dan globalisasi yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan perindustrian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini perkembangan dan kemajuan dalam bidang teknologi berkembang dengan sangat pesat, perkembangan ini dirasakan hampir disemua sektor industri, salah

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA SAMPLING PEKERJAAN (WORK SAMPLING)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA SAMPLING PEKERJAAN (WORK SAMPLING) Times New Roman, 16, Bold, Centre LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA SAMPLING PEKERJAAN (WORK SAMPLING) Times New Roman, 12, Centre Disusun Oleh : Nama / NPM : 1.. / NPM 2.. / NPM Kelompok

Lebih terperinci

LAMPIRAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LAMPIRAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Tabel Rating Factor Westinghouse Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Superskill A1 + 0,15 A + 0,13 Excellent B1 + 0,11 B + 0,08 C1 + 0,06 Good Keterampilan C + 0,03 Average D 0,00 Fair

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya perkembangan jaman, maka berbagai bidang yang ada mengalami perkembangan yang pesat pula. Salah satu bidang yang berkembang cukup pesat

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Time Study Time study merupakan suatu pengukuran waktu kerja yang dikembangkan oleh F.W. Taylor untuk menentukan suatu sistem kerja yang baik. Taylor sampai saat ini dipandang

Lebih terperinci

PERENCANAAN UPAH INSENTIF UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI PT PRAOE LAJAR SEMARANG

PERENCANAAN UPAH INSENTIF UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI PT PRAOE LAJAR SEMARANG PERENCANAAN UPAH INSENTIF UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DI PT PRAOE LAJAR SEMARANG Anggaina Elfandora Cahyantari *), Ratna Purwaningsih Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007 SKRIPSI PROGRAM GANDA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Wilianto 0600654621

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Pabrik roti seperti PT Nippon Indosari Corpindo merupakan salah satu contoh industri pangan yang memproduksi produk berdasarkan nilai permintaan, dengan ciri produk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Time and Motion Study Time and motion study adalah suatu aktivitas untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator (yang memiliki skill rata-rata dan terlatih) baik

Lebih terperinci

HR COMPENSATION. Kompensasi Insentif Bagi Hasil. Psikologi Sumber Daya Manusia

HR COMPENSATION. Kompensasi Insentif Bagi Hasil. Psikologi Sumber Daya Manusia HR COMPENSATION Kompensasi Insentif Bagi Hasil KOMPENSASI Drs. Malayu Hasibuan (2006:118) Merupakan pendapatan berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima pegawai sebagai imbalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan. 2.1.1. Studi Waktu Menurut Wignjosoebroto (2008), pengukuran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jika dalam suatu organisasi atau perusahan telah diterapkan sistem kerja yang baik dengan diperhatikannya faktor-faktor kerja serta segi-segi ergonomis,tentunya perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan Dan Saran 7-1 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penyusun di PT. Surya Alam Rekananda pada proses pengeringan jagung, maka diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distributor memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat karena distributor merupakan perantara antara produsen dan konsumen. Menurut Anief (2000),

Lebih terperinci

Nama : Johanes Susanto NIM : Tugas online #4 TKT313 Metodologi Penelitian. Work Sampling

Nama : Johanes Susanto NIM : Tugas online #4 TKT313 Metodologi Penelitian. Work Sampling Nama : Johanes Susanto NIM : 2012-21-046 Tugas online #4 TKT313 Metodologi Penelitian Work Sampling Sampling Pekerjaan (Work Sampling) adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap

Lebih terperinci

LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara V-122 LAMPIRAN V-123 FAKTOR PENGALI PEGANGAN V-124 RATING FACTOR SUPER SKILL : EXCELLENT SKILL: 1. Secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaannya 2. Bekerja dengan sempurna 3. Tampak seperti telah terlatih

Lebih terperinci

Tabel Uji Keseragaman Data Pada Work Center Pengukuran dan Pemotongan

Tabel Uji Keseragaman Data Pada Work Center Pengukuran dan Pemotongan Uji Keseragaman Data Tabel Uji Keseragaman Data Pada Work Center Pengukuran dan Pemotongan Pengamatan (Menit) No Kegiatan Rata rata sigma (Xirata)^2 S BKA BKB Keterangan 1 Plat MS di ukur, digambar dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGERINGAN JAGUNG DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi kasus di PT. Surya Alam Rekananda, Bandar Lampung)

PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGERINGAN JAGUNG DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi kasus di PT. Surya Alam Rekananda, Bandar Lampung) PERANCANGAN SISTEM KERJA PADA PROSES PENGERINGAN JAGUNG DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi kasus di PT. Surya Alam Rekananda, Bandar Lampung) WORK SYSTEM DESIGN IN DRY-CORN PROCESSING REFER TO ERGONOMIC

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya perkembangan jaman, maka berbagai bidang yang ada mengalami perkembangan yang pesat pula. Salah satu bidang yang berkembang cukup pesat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Proses pengumpulan dilakukan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam perancangan Stasiun penyemiran sepatu. Meliputi data antro pometri

Lebih terperinci

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah PENGUKURAN WAKTU Nurjannah Pengukuran waktu (time study) ialah suatu usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan seorang operator (terlatih dan qualified) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini menyebabkan perkembangan pada sektor industri suatu negara, tidak terkecuali di Negara Indonesia. Salah satu sektor industri yang berkembang

Lebih terperinci

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT)

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT) PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT) Kelvin Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Surabaya kelvin@stts.edu ABSTRAK Aliran produksi

Lebih terperinci

WORK SAMPLING. Modul Work Sampling Praktikum Genap 2011/2012 I. TUJUAN PRAKTIKUM

WORK SAMPLING. Modul Work Sampling Praktikum Genap 2011/2012 I. TUJUAN PRAKTIKUM Praktikum Genap 2011/2012 1 WORK SAMPLING I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Memperkenalkan kepada praktikan tentang metode sampling kerja sebagai alat yang efektif menentukan kelonggaran (allowance time) diperlukan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Setelah melakukan pengamatan perbaikan sistem kerja di perusahaan, maka dapat diambil suatu kesimpulan yaitu: 1. Waktu baku yang dibutuhkan dari setiap proses

Lebih terperinci

PENGUKURAN WAKTU KERJA

PENGUKURAN WAKTU KERJA PENGUKURAN WAKTU KERJA Usaha untuk menentukan lama kerja yg dibutuhkan seorang Operator (terlatih dan qualified ) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yg spesifik pada tingkat kecepatan kerja yg NORMAL

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI PT. KARYA DELI STEELINDO

LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI PT. KARYA DELI STEELINDO LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI PT. KARYA DELI STEELINDO LAMPIRAN 2 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING-MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 1. Direktur Direktur merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Injection molding merupakan metode pembentukan material termoplastik dimana material yang dilelehkan berdasarkan proses pemanasan. Biji plastik yang meleleh

Lebih terperinci

III. TINJAUAN PUSTAKA

III. TINJAUAN PUSTAKA III. TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas tenaga kerja merupakan salah satu hal yang sangat menentukan keberhasilan suatu proyek dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Aktual Jumlah Frekuensi Cacat PT. X

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Aktual Jumlah Frekuensi Cacat PT. X BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi sepatu. Sebagai salah satu perusahaan yang menghasilkan produk kelas dunia, maka kualitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Manusia merupakan salah satu elemen utama pada sistem industri dalam menjalankan aktivitas. Tanpa adanya campur

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Ekstrasi Hasil Pengumpulan Data Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly adalah digunakan untuk pengukuran waktu dimana pengukuran waktu

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Ekstraksi Hasil Pengumpulan Data 5.1.1 Data Umum Produk Perusahaan menggunakan batch sebagai satuan dalam produksi, dimana 1 batch adalah sebesar : 1. Spon untuk ukuran 9

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada umumnya suatu perusahaan memiliki targetnya masingmasing dalam mencapai tujuan perusahaan itu sendiri. Salah satu faktor untuk mencapai tujuan tersebut

Lebih terperinci

practicum apk industrial engineering 2012

practicum apk industrial engineering 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran kerja atau work measurement adalah proses menentukan waktu yang diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan

Lebih terperinci

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA. tutorial 7. work sampling

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA. tutorial 7. work sampling FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 7 work sampling Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com Pengukuran Kerja: Metode

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK i. KATA PENGANTAR.. ii. DAFTAR ISI. iv. DAFTAR TABEL. vii. DAFTAR GAMBAR. viii BAB I PENDAHULUAN.. 1

DAFTAR ISI. ABSTRAK i. KATA PENGANTAR.. ii. DAFTAR ISI. iv. DAFTAR TABEL. vii. DAFTAR GAMBAR. viii BAB I PENDAHULUAN.. 1 ABSTRAK PT. Mitas Firsta Garmen adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan pakaian jadi. Perusahaan ini berusaha untuk menghasilkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perindustrian merupakan salah satu sektor usaha yang cukup banyak diminati oleh banyak orang di seluruh dunia. Di Indonesia, perkembangan usaha dalam sektor

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN-. URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Uraian tugas dari masing-masing jabatan pada PD Aneka Industri dan Jasa Sumatera Utara adalah sebagai berikut :. Direktur Direktur PD. Aneka Industri

Lebih terperinci

MODUL II WORK MEASUREMENT

MODUL II WORK MEASUREMENT BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu merupakan salah satu kriteria dari suatu alternatif beberapa metode kerja yang paling sering digunakan sebab kriteria ini memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan

Lebih terperinci

Pertemuan 7. Nova Yanti Maleha,S.E.MM 10/7/2016 Nova Yanti Maleha/MSDM/IGM 1

Pertemuan 7. Nova Yanti Maleha,S.E.MM   10/7/2016 Nova Yanti Maleha/MSDM/IGM 1 Pertemuan 7 Nova Yanti Maleha,S.E.MM E-mail : novayanti608@gmail.com 10/7/2016 Nova Yanti Maleha/MSDM/IGM 1 PENGERTIAN KOMPENSASI? KOMPENSASI Adalah semua pendapatan yang berbentuk uang atau barang, langsung

Lebih terperinci

ANALISIS DAN USULAN PERANCANGAN SISTEM KERJA DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi Kasus di Konveksi Pakaian XYZ ) Winda Halim 1*, Budiman 2

ANALISIS DAN USULAN PERANCANGAN SISTEM KERJA DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi Kasus di Konveksi Pakaian XYZ ) Winda Halim 1*, Budiman 2 ANALISIS DAN USULAN PERANCANGAN SISTEM KERJA DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi Kasus di Konveksi Pakaian XYZ ) Winda Halim 1*, Budiman 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Kristen

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN ANALISIS WAKTU SIKLUS DENGAN MENGGUNAKAN PETA KERJA TANGAN KANAN TANGAN KIRI PADA PROSES TIRE ASSY ALL WELL BTU DI PT SURYARAYA RUBBERINDO INDUSTRIES Nia Budi Puspitasari 1*, Nadira Apsari 2 1,2 Program

Lebih terperinci

Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study

Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study ABIKUSNO DHARSUKY Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Untuk memperoleh prestasi kerja dan hasil kerja yang optimum diperlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1. Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1. Pendahuluan Bab 1. Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan di dunia usaha semakin meningkat seiring dengan semakin pesatnya perkembangan industri. Setiap perusahaan sudah pasti

Lebih terperinci

Lampiran-1: Tabel Westinghouse System's Rating A1 Superskill 0.13 A A B1 Excellent 0.08 B B C1 Good 0.03 C2 0.

Lampiran-1: Tabel Westinghouse System's Rating A1 Superskill 0.13 A A B1 Excellent 0.08 B B C1 Good 0.03 C2 0. Lampiran-1: Tabel Westinghouse System's Rating. SKILL EFFORT 0.15 A1 0.13 A1 Superskill 0.13 A2 0.12 A2 Superskill 0.11 B1 0.1 B1 Excellent 0.08 B2 0.08 B2 Excellent 0.06 C1 0.05 C1 Good 0.03 C2 0.02 C2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui bahwa jumlah sepeda motor yang terus meningkat di jalanan menunjukkan semakin tinggi pula kebutuhan akan sparepart sepeda motor. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Deskripsi Wheel Wheel / Ban menjadi suatu komponen utama dalam suatu keseluruhan motor. Wheel / Ban menjadi alas pergerakan setiap motor yang di produksi. Pada umumnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peringkat Kinerja Operator (Performance Rating) Perancangan sistem kerja menghasilkan beberapa alternatif sehingga harus dipilih alternatif terbaik. Pemilihan alternatif rancangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pakaian merupakan salah satu kebutuhan pokok setiap orang. Hal ini yang mendorong banyak berdirinya perusahaan garment, baik yang berskala industri pabrik maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengukuran Kerja Menurut Sritomo, pengukuran kerja adalah : metoda penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Salah

Lebih terperinci

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating Petunjuk Sitasi: Cahyawati, A. N., & Pratiwi, D. A. (2017). Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B211-216). Malang: Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Waktu Pengukuran waktu kerja adalah metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Pengukuran waktu kerja

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Interaksi Manusia dan Mesin Dalam bukunya, Wignjosoebroto (2003: 58) menjelaskan bahwa kata Mesin dapat diartikan lebih luas yaitu menyangkut semua obyek fisik berupa peralatan,

Lebih terperinci

Upaya Peningkatan Output Produksi di PT. X

Upaya Peningkatan Output Produksi di PT. X Upaya Peningkatan Output Produksi di PT. X Aldo Christianto Setiawan 1, Tanti Octavia 2 Abstract: PT X is a clothing company that produces bags and floor math. The problem that occured is unfulfilled the

Lebih terperinci

BAB II. Activity-Based Management. Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh

BAB II. Activity-Based Management. Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh BAB II Activity-Based Management 2.1. Definisi Activity Based Management Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh sistem dan terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7. Kesimpulan 7.. Waktu baku perusahaan. Waktu baku perusahaan yang merupakan waktu baku yang sudah dihitung dengan menambahkan faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran di

Lebih terperinci

Tugas dari Presiden Direktur, antara lain : Adapun tanggung jawab dari Presiden Direktur adalah:

Tugas dari Presiden Direktur, antara lain : Adapun tanggung jawab dari Presiden Direktur adalah: LAMPIRAN Lampiran 1. Uraian Tugas dan Tanggungjawab 1. Presiden Direktur Tugas dari Presiden Direktur, antara lain : a. Mengambil keputusan yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. b. Menyusun

Lebih terperinci

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement)

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement) Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement) Pengukuran Kerja (Studi Waktu / Time Study) Perbaikan postur Perbaikan proses Perbaikan tata letak Perbaikan metode /cara kerja Data harus baik, representasi

Lebih terperinci

Usulan Perhitungan Insentif Karyawan CV. Miracle Berdasakan Jumlah Produksi

Usulan Perhitungan Insentif Karyawan CV. Miracle Berdasakan Jumlah Produksi Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [ Teknik Industri] Itenas No.2 Vol.1 September-2013 Usulan Perhitungan Insentif Karyawan CV. Miracle Berdasakan Jumlah Produksi DUWAR

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT Beta Pharmacon merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang farmasi yang didirikan untuk mengantisipasi dan mendukung

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan BORSANO merupakan sebuah home-industry yang bergerak di bidang produksi sepatu kulit. Saat ini perusahaan memiliki masalah yaitu waktu baku setiap stasiun kerja tidak diketahui, kinerja

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN GAJI DAN UPAH DENGAN SISTEM STRAIGHT PIECE WORK, TAYLOR, ROWAN, DAN HALSEY PADA PD BUKIT JAYA

ANALISIS PENENTUAN GAJI DAN UPAH DENGAN SISTEM STRAIGHT PIECE WORK, TAYLOR, ROWAN, DAN HALSEY PADA PD BUKIT JAYA ANALISIS PENENTUAN GAJI DAN UPAH DENGAN SISTEM STRAIGHT PIECE WORK, TAYLOR, ROWAN, DAN HALSEY PADA PD BUKIT JAYA Nama : Denny Kusumo NPM : 21211853 Pembimbing : Mella Sri Kencanawati, SE., MMSI. Latar

Lebih terperinci

ABSTRAK Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar. Semakin tinggi permintaan dari pasar, maka perusahaan harus dapat memenuhi permintaan tersebut, tetapi dalam suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan penulis pada perusahaan JOIES CLUB, maka diperoleh kesimpulan yaitu sebagai

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. (Tabel Pengujian Kenormalan Data)

LAMPIRAN 1. (Tabel Pengujian Kenormalan Data) LAMPIRAN 1 (Tabel Pengujian Kenormalan Data) Tabel Pengujian Kenormalan Data Stasiun Forming A Tabel Pengujian Kenormalan Data Stasiun Forming B Tabel Pengujian Kenormalan Data Stasiun Machining Pengujian

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN.

LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 20 LAMPIRAN 1 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan sekaligus pemilik

Lebih terperinci

Kelonggaran (%) Faktor Contoh pekerjaan. A. Tenaga yang dikeluarkan Ekivalen beban Pria Wanita

Kelonggaran (%) Faktor Contoh pekerjaan. A. Tenaga yang dikeluarkan Ekivalen beban Pria Wanita Faktor Contoh pekerjaan Kelonggaran (%) A. Tenaga yang dikeluarkan Ekivalen beban Pria Wanita 1Dapat diabaikan Bekerja di meja, duduk tanpa beban 0,0-6,0 0,0-6,0 2 Sangat ringan Bekerja di meja, berdiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin hari semakin pesatnya perkembangan industri manufaktur sehingga membuat produsen harus pandai dalam menghadapi persaingan. Ketatnya persaingan di pasar nasional

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA LAMPIRAN. Lampiran 1 : Surat Keterangan Penelitian

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA LAMPIRAN. Lampiran 1 : Surat Keterangan Penelitian LAMPIRAN Lampiran 1 : Surat Keterangan Penelitian Lampiran 2 : Wawancara Waktu Pelaksanaan : September 2014 Tempat Pelaksanaan : Kantor PT. Bella Agung Citra Mandiri Nara Sumber Pewawancara : Jangkung

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Review PT. Union Jaya Pratama PT Union Jaya Pratama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kasur busa. Hasil produksi dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN UPAH INSENTIF UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DAN MENINGKATKAN HASIL PRODUKSI YANG OPTIMAL DI PD. PANDUAN ILAHI

PERENCANAAN UPAH INSENTIF UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DAN MENINGKATKAN HASIL PRODUKSI YANG OPTIMAL DI PD. PANDUAN ILAHI PERENCANAAN UPAH INSENTIF UNTUK MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN DAN MENINGKATKAN HASIL PRODUKSI YANG OPTIMAL DI PD. PANDUAN ILAHI (Studi kasus di PD. Panduan Ilahi) Gupron Van Hauten 1, Erwin Gunadhi, Ir.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau yang dilakukan, dinyatakan atau dinilai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau yang dilakukan, dinyatakan atau dinilai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Upah Dan Insentif 2.1.1. Pengertian Upah Definisi upah menurut PP. No 8 tahun 1981 tentang Perlindungan Upah yaitu suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada tenaga

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Adapun uraian tugas dan tanggung jawab setiap bagian pada PT. Tjipta Rimba Djaja dapat dilihat sebagai berikut: 1. Direktur a. Memberikan garis besar kebijaksanaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Manajemen Operasi 2.1.1.1 Pengertian Manajemen operasi telah mengalami perubahan yang cukup drastis sejalan dengan perkembangan inovasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Saat ini industri pengecatan berada pada kondisi yang cukup stabil, hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya orang yang memilih untuk

Lebih terperinci