LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara"

Transkripsi

1 LAMPIRAN

2 Rating Factor Kriteria rating factor, keterampilan dibagi menjadi enam kelas dengan ciri-ciri setiap kelas seperti yang dikemukakan berikut ini : Super Skill: 1. Bekerja dengan sempurna 2. Tampak seperti telah terlatih dengan sangat baik 3. Secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaannya 4. Gerakan-gerakannya halus tetapi sangat cepat sehingga sulit untuk diikuti 5. Kadang-kadang terkesan tidak berbeda dengan gerakan-gerakan mesin 6. Perpindahan dari satu elemen pekerjaan ke elemen lainnya tidak terlampau terlihat karena lancarnya 7. Tidak terkesan adanya gerakan-gerakan berpikir dan merencana tentang apa yang dikerjakan (sudah sangat otomatis) 8. Secara umum dapat dikatakan bahwa pekerjaan yang bersangkutan adalah pekerjaan terbaik Excellent Skill: 1. Percaya pada diri sendiri 2. Tampak cocok dengan pekerjaannya 3. Terlihat telah terlatih baik 4. Bekerjanya teliti dengan tidak banyak melakukan pengukuran-pengukuran atau pemeriksaan-pemeriksaan 5. Gerakan-gerakan kerjanya beserta urutan-urutannya tanpa kesalahan 6. Menggunakan peralatan dengan baik

3 7. Bekerjanya cepat tanpa mengorbankan mutu 8. Bekerjanya cepat tapi halus 9. Bekerjanya berirama dan terkoordinasi Good Skill: 1. Kualitas hasil baik 2. Bekerjanya tampak lebih baik daripada kebanyakan pekerja umumnya 3. Dapat memberi petunjuk-petunjuk pada pekerja lain yang keterampilannya lebih rendah 4. Tampak jelas sebagai pekerja yang cakap 5. Tidak memerlukan banyak pengawasan 6. Tiada keragu-raguan 7. Bekerjanya stabil 8. Gerakan-gerakannya terkoordinasi dengan baik 9. Gerakan-gerakannya cepat Average Skill: 1. Tampak adanya kepercayaan pada diri sendiri 2. Gerakan-gerakannya tidak cepat tetapi tidak lambat 3. Terlihat adanya pekerjaan-pekerjaan perencanaan 4. Tampak sebagai pekerja yang cakap 5. Gerakan-gerakannya cukup menunjukkan tidak banyak keragu-raguan 6. Mengkoordinasi tangan dan pikiran dengan cukup baik 7. Tampak cukup terlatih dan karenanya mengetahui seluk beluk pekerjaannya 8. Bekerjanya cukup teliti

4 9. Secara keseluruhan cukup memuaskan Fair Skill : 1. Tampak terlatih tetapi belum cukup baik 2. Mengenal peralatan dan lingkungan secukupnya 3. Terlihat adanya perencanaan-perencanaan sebelum melakukan gerakangerakan 4. Tidak mempunyai kepercayaan diri yang cukup 5. Tampaknya seperti tidak cocok dengan pekerjaannya tetapi telah dipekerjakan di bagian itu sejak lama 6. Mengetahui apa-apa yang dilakukan dan harus dilakukan tapi tampak tidak selalu yakin 7. Sebagian waktunya terbuang karena kesalahan-kesalahan sendiri 8. Jika tidak bekerja secara sungguh-sungguh outputnya akan sangat rendah 9. Biasanya tidak ragu-ragu dalam menjalankan gerakan-gerakannya. Poor Skill : 1. Tidak bisa mengkoordinasikan tangan dan pikiran 2. Gerakan-gerakannya kaku 3. Kelihatan ketidak yakinannya pada urutan-urutan gerakan 4. Seperti yang tidak terlatih untuk pekerjaan yang bersangkutan 5. Tidak terlihat adanya kecocokan dengan pekerjaannya 6. Ragu-ragu dalam melaksanakan gerakan-gerakan kerja 7. Sering melakukan kesalahan-kesalahan. 8. Tidak adanya kepercayaan pada diri sendiri.

5 9. Tidak bisa mengambil inisiatif sendiri. Dalam hal usaha dapat dikelompokkan menjadi enam kelas yaitu: Excessive effort : 1. Kecepatan sangat berlebihan. 2. Usahanya sangat bersungguh-sungguh tetapi dapat membahayakan kesehatannya. 3. Kecepatan yang ditimbulkannya tidak dapat dipertahankan sepanjang hari kerja. Excellent effort: 1. Jelas terlihat kecepatannya sangat tinggi. 2. Gerakan-gerakan lebih ekonomis daripada operator-operator biasa. 3. Penuh perhatian pada pekerjaannya. 4. Banyak membari saran. 5. Menerima saran-saran petunjuk dengan senang. 6. Percaya pada kebaikan maksud pengukuran waktu. 7. Tidak bertahan lebih dari beberapa hari. 8. Bangga atas kelebihannya. 9. Garakan-garakan yang salah terjadi sangat jarang sekali. 10. Bekerjanya sangat sistematis. 11. Karena lancarnya, perpindahan dari suatu elemen ke elemen lainnya tidak terlihat. Good effort: 1. Bekerja berirama.

6 2. Saat-saat menganggur sangat sedikit, bahkan kadang-kadang tidak ada. 3. Penuh perhatian pada pekerjaannya. 4. Senang pada pekerjaannya. 5. Kecepatannya baik dan dapat dipertahankan sepanjang hari. 6. Percaya pada kebaikan waktu pengukuran waktu. 7. Menerima saran-saran dan petunjuk dangan senang. 8. Dapat memberi saran-saran untuk perbaikan kerja. 9. Tempat kerjanya diatur baik dan rapih. 10. Menggunakan alat-alat yang tepat dengan baik. 11. Memelihara dengan baik kondisi peralatan. Average effort: 1. Tidak sebaik good, tapi lebih baik dari poor. 2. Bekerja dengan stabil. 3. Menerima saran-saran tapi tidak melaksanakannya. 4. Set up dilaksanakan dengan baik. 5. Melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan Fair effort 1. Saran-saran perbaikan diterima dengan kesal. 2. Kadang-kadang perhatian perhatian tidak ditunjukkan pada pekerjaannya. 3. Kurang sungguh-sungguh. 4. Tidak mengeluarkan tenaga dengan secukupnya. 5. Terjadi sedikit penyimpangan dari cara kerja baku. 6. Alat-alat yang dipakainya tidak selalu yang terbaik.

7 7. Terlihat adanya kecenderungan kurang perhatian pada pekerjaannya. 8. Terlampau hati-hati. 9. Sistematika kerjanya sedang-sedang saja. 10. Gerakan-gerakannya tidak terencana Poor effort 1. Banyak membuang-buang waktu. 2. Tidak memperhatikan adanya minat kerja. 3. Tidak mau menerima saran-saran. 4. Tampak malas dan malas kerja. 5. Gerakan-gerakan yang tidak perlu dilakukan untuk mengambil alat-alat dan bahan. 6. Tempat kerjanya tidak diatur rapi. 7. Tidak peduli pada cocok/baik tidaknya peralatan yang dipakai. 8. Mengubah-ubah tata letak tempat kerja yang telah diatur. 9. Set up kerjanya terlihat tidak baik Cara menentukan rating factor antara lain cara Westinghouse Cara Westinghouse mengarahkan penilaian pada empat faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja yaitu keterampilan, usaha, kondisi kerja dan konsistensi. Setiap faktor terbagi kedalam kelas-kelas dengan nilainya masing-masing. Penyesuaian menurut Westinghouse dapat dilihat pada Tabel

8 Tabel Penyesuaian Menurut Westinghouse Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Superskill A1 +0,15 A2 +0,13 Keterampilan Excellent B1 +0,11 B2 +0,08 Good C1 +0,06 C2 +0,03 Average D 0,00 Fair E1-0,05 E2-0,10 Poor F1-0,16 F2-0,22 Excessive A1 +0,13 Usaha Kondisi Kerja Konsistensi Excellent A2 +0,12 B1 +0,10 B2 +0,08 Good C1 +0,05 C2 +0,02 Average D 0,00 Fair E1-0,04 E2-0,08 Poor F1-0,12 F2-0,17 Ideal A +0,06 Excellently B +0,04 Good C +0,02 Average D 0,00 Fair E -0,03 Poor F -0,07 Perfect A +0,04 Excellent B +0,03 Good C +0,01 Average D 0,00 Fair E -0,02 Poor F -0,04

9 Tabel Allowance Faktor Contoh pekerjaan Kelonggaran (%) A.Tenaga yang dikeluarkan Ekivalen beban Pria Wanita 1. Dapat diabaikan Bekerja di meja, duduk tanpa beban 0,00 6,0 0,00 6,0 2. Sangat ringan Bekerja di meja, berdiri 0,02 2,25 kg 6,0 7,5 6,0 7,5 3. Ringan Menyekop, ringan 2,25 9,00 7,5 12,0 7,5 16,0 4. Sedang Mencangkul 9,00 18,00 12,0 19,0 16,0 30,0 5. Berat Mengayun palu yang berat 19,00 27,00 19,0 30,0 6. Sangat berat Memanggul beban 27,00 50,00 30,0 50,0 7. Luar biasa berat Memanggul kalung berat diatas 50 kg B. Sikap kerja 1. Duduk Bekerja duduk, ringan 0,00 1,0 2. Berdiri diatas dua kaki Badan tegak, ditumpu dua kaki 1,0 2,5 3. Berdiri diatas satu kaki Satu kaki mengerjakan alat kontrol 2,5 4,0 4. Berbaring Pada bagian sisi, belakang atau depan badan 2,5 4,0 5. Membungkuk Badan dibungkukkan bertumpu pada kedua kaki 4,0 10 C. Gerakan kerja 1. Normal Ayunan bebas dari palu 0 2. Agak terbatas Ayunan terbatas dari palu Sulit Membawa beban berat dengan satu tangan Pada anggota-anggota badan terbatas 5. Seluruh anggota badan terbatas Bekerja dengan tangan diatas kepala 5 10 Bekerja dilorong pertambangan yang sempit D. Kelelahan mata *) Pencahayaan baik Buruk 1. Pandangan yang terputus-putus Membawa alat ukur 0,0 6,0 0,0 6,0 2. Pandangan yang hampir terus menerus Pekerjaan-pekerjaan yang teliti 6,0 7,5 6,0 7,5 3. Pandangan terus menerus dengan fokus Memeriksa cacat-cacat pada kain 7,5 12,0 7,5 16,0 berubah-ubah Pemeriksaan yang sangat teliti 12,0 19,0 16,0 30,0 4. Pandangan terus menerus dengan fokus tetap 30,0 50,0 E. Keadaan temperatur tempat kerja **) Temperatur ( C) Kelemahan normal Berlebihan 1. Beku Dibawah 0 Diatas 10 Diatas Rendah Sedang Normal Tinggi Sangat tinggi Diatas 38 Diatas 40 Diatas 100 F. Keadaan atmosfer ***) 1. Baik Ruang yang berventilasi baik, udara segar 0 2. Cukup Ventilasi kurang baik, ada bau-bauan (tidak berbahaya) Kurang baik Adanya debu-debu beracun, atau tidak beracun tetapi banyak Buruk Adanya bau-bauan berbahaya yang mengharuskan menggunakan alat-alat pernapasan 10 20

10 Tabel Allowance (Lanjutan) Faktor Contoh pekerjaan Kelonggaran (%) G. Keadaan lingkungan yang baik 1. Bersih, sehat, cerah dengan kebisingan rendah 0 2. Siklus kerja berulang-ulang antara 5-10 detik Siklus kerja berulanh-ulang antara 0-5 detik Sangat bising Jika faktor-faktor yang berpengaruh dapat menurunkan kwalitas Terasa adanya getaran lantai Keadaan-keadaan yang luar biasa (bunyi, kebersihan, dll.) 5 15 Keterangan: *) Kontras antara warna hendaknya diperhatikan **) Tergantung juga pada keadaan ventilasi ***) Dipengaruhi juga oleh ketinggian tempat kerja dari permukaan laut dan keadaan iklim

11 Stasiun Kerja I II III Tabel Allowance Operator Setiap Stasiun Kerja Faktor Kondisi Pekerja Nilai Kebutuhan Pribadi Pria 0,5 Tenaga yang Dikeluarkan Ringan 7,5 Sikap Kerja Berdiri di atas dua kaki 2 Gerakan Kerja Agak terbatas 1 Kelelahan Mata Pandangan yang terputusputus 2 Keadaan Temperatur Normal 2 Keadaan Atmosfer cukup 2 Keadaan Lingkungan Siklus kerja berulang-ulang antara 0-5 detik 1 Kebutuhan Pribadi Pria 0,5 Tenaga yang Dikeluarkan Sangat Ringan 6 Sikap Kerja Berdiri di atas dua kaki 1 Gerakan Kerja Agak terbatas 2 Kelelahan Mata Pandangan yang terputusputus Keadaan Temperatur Tinggi 5 Keadaan Atmosfer Cukup 1 Keadaan Lingkungan Siklus kerja berulang-ulang antara 0-5 detik 1 Kebutuhan Pribadi Pria 0,5 Tenaga yang Dikeluarkan Ringan 7,5 Sikap Kerja Berdiri di atas dua kaki 1 Gerakan Kerja Normal 0 Kelelahan Mata Pandangan yang terputusputus 2 Keadaan Temperatur Tinggi 5 Keadaan Atmosfer cukup 2 Keadaan Lingkungan Sangat bising 2 2 Total (%) 18 18,5 20

12 Stasiun Kerja IV Tabel Allowance Operator Setiap Stasiun Kerja (Lanjutan) Faktor Kondisi Pekerja Nilai Kebutuhan Pribadi Pria 0,5 Tenaga yang Dikeluarkan Ringan 7,5 Sikap Kerja Berdiri di atas dua kaki 2 Gerakan Kerja Normal 0 Kelelahan Mata Pandangan yang terputusputus 1 Keadaan Temperatur Normal 3 Keadaan Atmosfer cukup 2 Keadaan Lingkungan Sangat bising 2 Total (%) 18

13 Penentuan Rating Factor Penentuan Rating Factor untuk pengukuran waktu ini menggunakan metode Westinghouse. Penilaian dilakukan berdasarkan 4 faktor penting yang menentukan kewajaran dalam bekerja yaitu keterampilan, usaha, kondisi kerja dan konsistensi. 1. Penentuan Rating Factor untuk Operator SK I Penilaian Rating factor untuk operator SK I adalah: a. Keterampilan operator Keterampilan terbagi atas beberapa penggolongan kelas berdasarkan pengamatan yakni 1) Excellent Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa : 2. Operator terlihat telah baik. 3. Operator bekerja dengan cepat tetapi halus. 2) Good Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa : 1. Kualitas hasil baik 2. Operator berkerja lebih baik 5. Tidak memerlukan banyak pengawasan 6. Tiada keragu-raguan 9. Gerakan-gerakannya cepat 3) Average Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa :

14 3. Gerakannya cepat tidak lambat 5. Gerakan-gerakannya cukup menunjukkan tiadanya keragu-raguan 9. Secara keseluruhan cukup memuaskan Berdasarkan data penggolongan diatas bahwa pengamatan yang diambil pada penggolongan Excellent adalah 2,3. Pada penggolongan Good adalah 1,2,5,6,9. Pada penggolongan Avarage Skill adalah 2,5,9. Sehingga persentase penggolongan adalah sebagai berikut : 2 3 Excellent = x100% = 22,22% Average = x100% = 33,33% 9 9 Good 5 = x100% = 55,55% 9 Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh bahwa persentase terbesar adalah Good dan pembagian Good yang terpilih adalah (C1) karena persentase Good berada diatas 50 %. Sehingga keterampilan operator tergolong Good (C1) dengan nilai 0,06. b. Usaha operator 1) Excellent Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa : 4. Operator menggunakan alat-alat dengan tepat. 2) Good 1. Operator bekerja berirama. 2. Kecepatannya baik. 9. Tempat kerja diatur baik dan rapi 10. Memelihari dengan baik kondisi peralatan

15 3) Fair 1. Kadang-kadang perhatian tidak ditujukan pada pekerjaannya Berdasarkan data penggolongan diatas bahwa pengamatan yang diambil pada penggolongan Excellent adalah 4. Pada penggolongan Good adalah 1,2, 9,10 sedangkan pada penggolongan Fair adalah 1. Sehingga persentase penggolongan adalah sebagai berikut : 1 1 Excellent = x100% = 9,09% Fair = x100% = 10% Good = 4 x100% = 36,3% 11 Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh bahwa persentase terbesar adalah Good dan pembagian Good yang terpilih adalah (C2) karena persentase Good berada di bawah 50 %. Sehingga usaha operator tergolong Good (C2) dengan nilai 0,02 c. Kondisi kerja Tergolong Average (D), karena dalam pengamatan terlihat bahwa operator bekerja dalam temperatur yang tidak standar. d. Konsistensi Konsistensi operator masuk dalam golongan Average (D), karena waktu penyelesaian pekerjaannya tidak konsisten.

16 Rating Factor untuk Operator SK I No Rating Factor Nilai 1 Keterampilan Good (C1) : + 0,06 2 Usaha Good (C2) : +0,02 3 Kondisi Kerja Fair (E) : -0,00 4 Konsistensi Average (D) : -0,00 Total Rating Factor +0,08 Maka rating factor untuk operator SK I adalah +0, Penentuan Rating Factor untuk Operator SK II Penentuan Rating Factor untuk operator SK II adalah: a. Keterampilan operator Keterampilan terbagi atas beberapa penggolongan kelas berdasarkan pengamatan yakni 1) Excellent Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa : 2. Tampak cocok dengan pekerjaannya 3. Terlihat telah terlatih baik 6. Operator menggunakan alat-alat dengan tepat. 7. Bekerja cepat tapi halus 3) Good Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa : 1 Tiada keragu-raguan

17 8. Gerakan-gerakannya terkordinasi dengan baik 4) Average 8. Bekerja cukup teliti 9. Secara keseluruhan cukup memuaskam 3. terlihat adanya pekerjaan pekerjaan yang perencanaan Berdasarkan data penggolongan diatas bahwa pengamatan yang diambil pada penggolongan Excellent adalah 2,3,6,7. Good adalah 1,8. Pada penggolongan Average adalah 8,9, Excellent = x 100% = 44,44% Average = x100% = 30% Good = x100% = 22,22% 9 Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh bahwa persentase terbesar adalah Excellent pembagian Excellent yang terpilih adalah (B2) karena persentase Excellent berada di bawah 50 %. Sehingga usaha operator tergolong Excellent (B2) dengan nilai 0,08. b. Usaha operator 1) Good 1. Operator bekerja berirama. 2. Penuh perhatian pada pekerjaannya. 3. Operator senang pada pekerjaannya. 4. Kecepatannya baik.

18 Berdasarkan data penggolongan diatas bahwa pengamatan yang diambil pada penggolongan Good adalah 1,2,3,4. Sehingga persentase penggolongan adalah sebagai berikut : Good 4 = x100% = 36,36% 11 Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh bahwa persentase terbesar adalah Good dan pembagian Good yang terpilih adalah (C2) karena persentase Good berada di bawah 50 %. Sehingga usaha operator tergolong Good (C2) dengan nilai 0,02 c. Kondisi kerja Tergolong Average (D), karena dalam pengamatan terlihat bahwa operator bekerja dalam temperatur yang tidak standar. d. Konsistensi Konsistensi operator masuk dalam golongan Average Rating Factor untuk Operator SK II No Rating Factor Nilai 1 Keterampilan Excellent : +0,08 2 Usaha Good (C1) : +0,02 3 Kondisi Kerja Average : -0,00 4 Konsistensi Average : -0,00 Total Rating Factor +0,1 Maka Rating factor untuk operator SK II adalah 0,1.

19 3. Penentuan Rating Factor untuk Operator SK III Penilaian Rating factor untuk operator SK III adalah: a. Keterampilan operator Keterampilan terbagi atas beberapa penggolongan kelas berdasarkan pengamatan yakni 4) Excellent Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa : b. Operator terlihat telah baik. c. Operator bekerja dengan cepat tetapi halus. 5) Good Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa : 4. Kualitas hasil baik 5. Operator berkerja lebih baik 5. Tidak memerlukan banyak pengawasan 7. Tiada keragu-raguan 9. Gerakan-gerakannya cepat 3) Average Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa : 6. Gerakannya cepat tidak lambat 6. Gerakan-gerakannya cukup menunjukkan tiadanya keragu-raguan 10. Secara keseluruhan cukup memuaskan Berdasarkan data penggolongan diatas bahwa pengamatan yang diambil pada penggolongan Excellent adalah 2,3. Pada penggolongan Good adalah

20 1,2,5,6,9. Pada penggolongan Avarage Skill adalah 2,5,9. Sehingga persentase penggolongan adalah sebagai berikut : 2 3 Excellent = x100% = 22,22% Average = x100% = 33,33% 9 9 Good 5 = x100% = 55,55% 9 Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh bahwa persentase terbesar adalah Good dan pembagian Good yang terpilih adalah (C1) karena persentase Good berada diatas 50 %. Sehingga keterampilan operator tergolong Good (C1) dengan nilai 0,06. b. Usaha operator 1) Excellent Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa : 4. Operator menggunakan alat-alat dengan tepat. 2) Good 3. Operator bekerja berirama. 4. Kecepatannya baik. 9. Tempat kerja diatur baik dan rapi 10. Memelihari dengan baik kondisi peralatan 3) Fair d. Kadang-kadang perhatian tidak ditujukan pada pekerjaannya Berdasarkan data penggolongan diatas bahwa pengamatan yang diambil pada penggolongan Excellent adalah 4. Pada penggolongan Good adalah 1,2,

21 9,10 sedangkan pada penggolongan Fair adalah 1. Sehingga persentase penggolongan adalah sebagai berikut : 1 1 Excellent = x100% = 9,09% Fair = x100% = 10% Good = 4 x100% = 36,3% 11 Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh bahwa persentase terbesar adalah Good dan pembagian Good yang terpilih adalah (C2) karena persentase Good berada di bawah 50 %. Sehingga usaha operator tergolong Good (C2) dengan nilai 0,02 c. Kondisi kerja Tergolong Average (D), karena dalam pengamatan terlihat bahwa operator bekerja dalam temperatur yang tidak standar. d. Konsistensi Konsistensi operator masuk dalam golongan Good (C), karena waktu penyelesaian pekerjaannya konsisten. Rating Factor untuk Operator SK III No Rating Factor Nilai 1 Keterampilan Good (C1) : + 0,06 2 Usaha Good (C2) : +0,02 3 Kondisi Kerja Fair (E) : -0,00 4 Konsistensi Good (C) : +0,01 Total Rating Factor +0,09 Maka rating factor untuk operator SK I adalah +0,09.

22 4. Penentuan Rating Factor untuk Operator SK IV Penentuan Rating Factor untuk operator SK IV adalah: a. Keterampilan operator Keterampilan terbagi atas beberapa penggolongan kelas berdasarkan pengamatan yakni 1) Excellent Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa : 2. Tampak cocok dengan pekerjaannya 3. Terlihat telah terlatih baik 6. Operator menggunakan alat-alat dengan tepat. 7. Bekerja cepat tapi halus 6) Good Berdasarkan pengamatan terlihat bahwa : 1 Tiada keragu-raguan 8. Gerakan-gerakannya terkordinasi dengan baik 4) Average 8. Bekerja cukup teliti 9. Secara keseluruhan cukup memuaskam 3. terlihat adanya pekerjaan pekerjaan yang perencanaan Berdasarkan data penggolongan diatas bahwa pengamatan yang diambil pada penggolongan Excellent adalah 2,3,6,7. Good adalah 1,8. Pada penggolongan Average adalah 8,9,3.

23 4 3 Excellent = x 100% = 44,44% Average = x100% = 30% Good = x100% = 22,22% 9 Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh bahwa persentase terbesar adalah Excellent pembagian Excellent yang terpilih adalah (B2) karena persentase Excellent berada di bawah 50 %. Sehingga usaha operator tergolong Excellent (B2) dengan nilai 0,08. b. Usaha operator 1) Good 1. Operator bekerja berirama. 2. Penuh perhatian pada pekerjaannya. 3. Operator senang pada pekerjaannya. 4. Kecepatannya baik. Berdasarkan data penggolongan diatas bahwa pengamatan yang diambil pada penggolongan Good adalah 1,2,3,4. Sehingga persentase penggolongan adalah sebagai berikut : Good 4 = x100% = 36,36% 11 Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh bahwa persentase terbesar adalah Good dan pembagian Good yang terpilih adalah (C2) karena persentase Good berada di bawah 50 %. Sehingga usaha operator tergolong Good (C2) dengan nilai 0,02 c. Kondisi kerja

24 Tergolong Average (D), karena dalam pengamatan terlihat bahwa operator bekerja dalam temperatur yang tidak standar. d. Konsistensi Konsistensi operator masuk dalam golongan Average Rating Factor untuk Operator SK IV No Rating Factor Nilai 1 Keterampilan Excellent : +0,08 2 Usaha Good (C1) : +0,02 3 Kondisi Kerja Average : -0,00 4 Konsistensi Average : -0,00 Total Rating Factor +0,1 Maka Rating factor untuk operator SK IV adalah 0,1.

25

26

27

28

29

30

31 Maret Min Z = DN12+DN13+DN14+DN15+DN16+DN17+DN18+DP1+DP2+DP3+DP4+DP5+DP6+DP7+DP8 +DP9+DP10+DP11 Subject To X1+DN12-DP12= X2+DN13-DP13=95887 X3+DN14-DP14= X1+DN15-DP15=64522 X2+DN16-DP16=46325 X3+DN17-DP17= X1+1512X2+1728X3+DN18-DP18= X X X3+DN1-DP1= X1+2.56X2+2.93X3+DN2-DP2= X X X3+DN3-DP3= X X X3+DN4-DP4= X X X3+DN5-DP5= X X X3+DN6-DP6= X X X3+DN7-DP7= X X X3+DN8-DP8=46000 X1+DN9-DP9= X2+DN10-DP10= X3+DN11-DP11= END

32 APRIL Min Z = DN12+DN13+DN14+DN15+DN16+DN17+DN18+DP1+DP2+DP3+DP4+DP5+DP6+DP7+DP8 +DP9+DP10+DP11 Subject To X1+DN12-DP12= X2+DN13-DP13=92529 X3+DN14-DP14= X1+DN15-DP15=62689 X2+DN16-DP16=45741 X3+DN17-DP17= X1+1512X2+1728X3+DN18-DP18= X X X3+DN1-DP1= X1+2.56X2+2.93X3+DN2-DP2= X X X3+DN3-DP3= X X X3+DN4-DP4= X X X3+DN5-DP5= X X X3+DN6-DP6= X X X3+DN7-DP7= X X X3+DN8-DP8=46000 X1+DN9-DP9= X2+DN10-DP10= X3+DN11-DP11= END

33 MEI Min Z = DN12+DN13+DN14+DN15+DN16+DN17+DN18+DP1+DP2+DP3+DP4+DP5+DP6+DP7+DP8 +DP9+DP10+DP11 Subject To X1+DN12-DP12= X2+DN13-DP13=87059 X3+DN14-DP14= X1+DN15-DP15=64459 X2+DN16-DP16=43998 X3+DN17-DP17= X1+1512X2+1728X3+DN18-DP18= X X X3+DN1-DP1= X1+2.56X2+2.93X3+DN2-DP2= X X X3+DN3-DP3= X X X3+DN4-DP4= X X X3+DN5-DP5= X X X3+DN6-DP6= X X X3+DN7-DP7= X X X3+DN8-DP8=46000 X1+DN9-DP9= X2+DN10-DP10= X3+DN11-DP11= END

34 JUNI Min Z = DN12+DN13+DN14+DN15+DN16+DN17+DN18+DP1+DP2+DP3+DP4+DP5+DP6+DP7+DP8 +DP9+DP10+DP11 Subject To X1+DN12-DP12= X2+DN13-DP13=84947 X3+DN14-DP14= X1+DN15-DP15=67676 X2+DN16-DP16=42580 X3+DN17-DP17= X1+1512X2+1728X3+DN18-DP18= X X X3+DN1-DP1= X1+2.56X2+2.93X3+DN2-DP2= X X X3+DN3-DP3= X X X3+DN4-DP4= X X X3+DN5-DP5= X X X3+DN6-DP6= X X X3+DN7-DP7= X X X3+DN8-DP8=46000 X1+DN9-DP9= X2+DN10-DP10= X3+DN11-DP11= END

35 JULI Min Z = DN12+DN13+DN14+DN15+DN16+DN17+DN18+DP1+DP2+DP3+DP4+DP5+DP6+DP7+DP8 +DP9+DP10+DP11 Subject To X1+DN12-DP12= X2+DN13-DP13=88305 X3+DN14-DP14= X1+DN15-DP15=68599 X2+DN16-DP16=42734 X3+DN17-DP17= X1+1512X2+1728X3+DN18-DP18= X X X3+DN1-DP1= X1+2.56X2+2.93X3+DN2-DP2= X X X3+DN3-DP3= X X X3+DN4-DP4= X X X3+DN5-DP5= X X X3+DN6-DP6= X X X3+DN7-DP7= X X X3+DN8-DP8=46000 X1+DN9-DP9= X2+DN10-DP10= X3+DN11-DP11= END

36 AGUSTUS Min Z = DN12+DN13+DN14+DN15+DN16+DN17+DN18+DP1+DP2+DP3+DP4+DP5+DP6+DP7+DP8 +DP9+DP10+DP11 Subject To X1+DN12-DP12= X2+DN13-DP13=93775 X3+DN14-DP14= X1+DN15-DP15=66902 X2+DN16-DP16=44488 X3+DN17-DP17= X1+1512X2+1728X3+DN18-DP18= X X X3+DN1-DP1= X1+2.56X2+2.93X3+DN2-DP2= X X X3+DN3-DP3= X X X3+DN4-DP4= X X X3+DN5-DP5= X X X3+DN6-DP6= X X X3+DN7-DP7= X X X3+DN8-DP8=46000 X1+DN9-DP9= X2+DN10-DP10= X3+DN11-DP11= END

37 SEPTEMBER Min Z = DN12+DN13+DN14+DN15+DN16+DN17+DN18+DP1+DP2+DP3+DP4+DP5+DP6+DP7+DP8 +DP9+DP10+DP11 Subject To X1+DN12-DP12= X2+DN13-DP13=95887 X3+DN14-DP14= X1+DN15-DP15=64606 X2+DN16-DP16=46385 X3+DN17-DP17= X1+1512X2+1728X3+DN18-DP18= X X X3+DN1-DP1= X1+2.56X2+2.93X3+DN2-DP2= X X X3+DN3-DP3= X X X3+DN4-DP4= X X X3+DN5-DP5= X X X3+DN6-DP6= X X X3+DN7-DP7= X X X3+DN8-DP8=46000 X1+DN9-DP9= X2+DN10-DP10= X3+DN11-DP11= END

38 OKTOBER Min Z = DN12+DN13+DN14+DN15+DN16+DN17+DN18+DP1+DP2+DP3+DP4+DP5+DP6+DP7+DP8 +DP9+DP10+DP11 Subject To X1+DN12-DP12= X2+DN13-DP13=92529 X3+DN14-DP14= X1+DN15-DP15=63454 X2+DN16-DP16=46299 X3+DN17-DP17= X1+1512X2+1728X3+DN18-DP18= X X X3+DN1-DP1= X1+2.56X2+2.93X3+DN2-DP2= X X X3+DN3-DP3= X X X3+DN4-DP4= X X X3+DN5-DP5= X X X3+DN6-DP6= X X X3+DN7-DP7= X X X3+DN8-DP8=46000 X1+DN9-DP9= X2+DN10-DP10= X3+DN11-DP11= END

39 NOVEMBER Min Z = DN12+DN13+DN14+DN15+DN16+DN17+DN18+DP1+DP2+DP3+DP4+DP5+DP6+DP7+DP8 +DP9+DP10+DP11 Subject To X1+DN12-DP12= X2+DN13-DP13=87059 X3+DN14-DP14= X1+DN15-DP15=64371 X2+DN16-DP16=43938 X3+DN17-DP17= X1+1512X2+1728X3+DN18-DP18= X X X3+DN1-DP1= X1+2.56X2+2.93X3+DN2-DP2= X X X3+DN3-DP3= X X X3+DN4-DP4= X X X3+DN5-DP5= X X X3+DN6-DP6= X X X3+DN7-DP7= X X X3+DN8-DP8=46000 X1+DN9-DP9= X2+DN10-DP10= X3+DN11-DP11= END

40 DESEMBER Min Z = DN12+DN13+DN14+DN15+DN16+DN17+DN18+DP1+DP2+DP3+DP4+DP5+DP6+DP7+DP8 +DP9+DP10+DP11 Subject To X1+DN12-DP12= X2+DN13-DP13=84947 X3+DN14-DP14= X1+DN15-DP15=66858 X2+DN16-DP16=42066 X3+DN17-DP17= X1+1512X2+1728X3+DN18-DP18= X X X3+DN1-DP1= X1+2.56X2+2.93X3+DN2-DP2= X X X3+DN3-DP3= X X X3+DN4-DP4= X X X3+DN5-DP5= X X X3+DN6-DP6= X X X3+DN7-DP7= X X X3+DN8-DP8=46000 X1+DN9-DP9= X2+DN10-DP10= X3+DN11-DP11= END

41 Januari Min Z = DN12+DN13+DN14+DN15+DN16+DN17+DN18+DP1+DP2+DP3+DP4+DP5+DP6+DP7+DP8 +DP9+DP10+DP11 Subject To X1+DN12-DP12= X2+DN13-DP13=88305 X3+DN14-DP14= X1+DN15-DP15=68689 X2+DN16-DP16=42790 X3+DN17-DP17= X1+1512X2+1728X3+DN18-DP18= X X X3+DN1-DP1= X1+2.56X2+2.93X3+DN2-DP2= X X X3+DN3-DP3= X X X3+DN4-DP4= X X X3+DN5-DP5= X X X3+DN6-DP6= X X X3+DN7-DP7= X X X3+DN8-DP8=46000 X1+DN9-DP9= X2+DN10-DP10= X3+DN11-DP11= END

42 Februari Min Z = DN12+DN13+DN14+DN15+DN16+DN17+DN18+DP1+DP2+DP3+DP4+DP5+DP6+DP7+DP8 +DP9+DP10+DP11 Subject To X1+DN12-DP12= X2+DN13-DP13=93775 X3+DN14-DP14= X1+DN15-DP15=67685 X2+DN16-DP16=45008 X3+DN17-DP17= X1+1512X2+1728X3+DN18-DP18= X X X3+DN1-DP1= X1+2.56X2+2.93X3+DN2-DP2= X X X3+DN3-DP3= X X X3+DN4-DP4= X X X3+DN5-DP5= X X X3+DN6-DP6= X X X3+DN7-DP7= X X X3+DN8-DP8=46000 X1+DN9-DP9= X2+DN10-DP10= X3+DN11-DP11= END

43 April

44 Mei

45

46 Juni

47

48 Juli

49 Agustus

50

51 September

52 Oktober

53

54 November

55 Desember

56

57 Januari

58

59 Februari

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Tabel Rating Factor Westinghouse Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Superskill A1 + 0,15 A2 + 0,13 Excellent B1 + 0,11 B2 + 0,08 C1 + 0,06 Good Keterampilan C2 + 0,03 Average D 0,00 Fair

Lebih terperinci

Rating Factor Masing-masing Stasiun Kerja

Rating Factor Masing-masing Stasiun Kerja Lampiran 1 Rating Factor Masing-masing Stasiun Kerja WC 1 (Laminating) Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Sub Total Keterampilan Good C2 +0.03 Usaha Good C2 +0.02 Kondisi Fair E -0.03 Konsistensi Average

Lebih terperinci

LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara V-122 LAMPIRAN V-123 FAKTOR PENGALI PEGANGAN V-124 RATING FACTOR SUPER SKILL : EXCELLENT SKILL: 1. Secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaannya 2. Bekerja dengan sempurna 3. Tampak seperti telah terlatih

Lebih terperinci

Lampiran A. Tabel Westinghouse, Kelonggaran dan MTM

Lampiran A. Tabel Westinghouse, Kelonggaran dan MTM 121 Lampiran A Tabel Westinghouse, Kelonggaran dan MTM 122 Tabel Penyesuaian Metode Westinghouse Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Ketrampilan Superskil A1 +0,15 A2 +0,13 Excelent B1 +0,11 B2 +0,08 Good

Lebih terperinci

LAMPIRAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LAMPIRAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Tabel Rating Factor Westinghouse Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Superskill A1 + 0,15 A + 0,13 Excellent B1 + 0,11 B + 0,08 C1 + 0,06 Good Keterampilan C + 0,03 Average D 0,00 Fair

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 Pemilihan Operator Normal pada Work Centre Pemotongan Plat, Gerinda, dan Polish 1. Pemilihan Operator Normal pada Work Centre Pemotongan Plat Work centre

Lebih terperinci

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: FAKTOR PENYESUAIAN DAN ALLOWANCE

By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: FAKTOR PENYESUAIAN DAN ALLOWANCE By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: FAKTOR PENYESUAIAN DAN ALLOWANCE PENYESUAIAN Maksud melakukan penyesuaian : menormalkan waktu siklus karena kecepatan tidak wajar oleh operator Konsep wajar : seorang

Lebih terperinci

PENYESUAIAN DAN KELONGGARAN TEKNIK TATA CARA KERJA II

PENYESUAIAN DAN KELONGGARAN TEKNIK TATA CARA KERJA II PENYESUAIAN DAN KELONGGARAN TEKNIK TATA CARA KERJA II PENYESUAIAN Maksud melakukan penyesuaian : menormalkan waktu siklus karena kecepatan tidak wajar oleh operator Konsep wajar : seorang operator yang

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik.

BAB III LANDASAN TEORI. pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik. 20 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengukuran Waktu Kerja Menurut Sutalaksana dkk. (2006), Pengukuran waktu kerja ditujukan untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian suatu pekerjaan, yaitu waktu yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Kerja Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati pekerja dan mencatat waktu kerjanya baik setiap elemen maupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang diperlukan.

Lebih terperinci

Tugas dari Presiden Direktur, antara lain : Adapun tanggung jawab dari Presiden Direktur adalah:

Tugas dari Presiden Direktur, antara lain : Adapun tanggung jawab dari Presiden Direktur adalah: LAMPIRAN Lampiran 1. Uraian Tugas dan Tanggungjawab 1. Presiden Direktur Tugas dari Presiden Direktur, antara lain : a. Mengambil keputusan yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. b. Menyusun

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA SAMPLING PEKERJAAN (WORK SAMPLING)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA SAMPLING PEKERJAAN (WORK SAMPLING) Times New Roman, 16, Bold, Centre LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA SAMPLING PEKERJAAN (WORK SAMPLING) Times New Roman, 12, Centre Disusun Oleh : Nama / NPM : 1.. / NPM 2.. / NPM Kelompok

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perancangan Sistem Kerja Perancangan sistem kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik - teknik dan prinsip - prinsip untuk mendapatkan rancangan terbaik dari sistem

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN NOTULENSI Pengelompokan Kegiatan Value Added dan Non Value Added No Kegiatan 1. Tebu dibawa ke pabrik menggunakan truk 2. Truk menunggu untuk ditimbang 3. Truk yang berisikan tebu ditimbang 4.

Lebih terperinci

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA. tutorial 7. work sampling

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA. tutorial 7. work sampling FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 7 work sampling Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com Pengukuran Kerja: Metode

Lebih terperinci

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 5 FULL TIME EQUIVALENT Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 PROSEDUR TUTORIAL www.labdske-uii.com

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Manusia merupakan salah satu elemen utama pada sistem industri dalam menjalankan aktivitas. Tanpa adanya campur

Lebih terperinci

Kelonggaran (%) Faktor Contoh pekerjaan. A. Tenaga yang dikeluarkan Ekivalen beban Pria Wanita

Kelonggaran (%) Faktor Contoh pekerjaan. A. Tenaga yang dikeluarkan Ekivalen beban Pria Wanita Faktor Contoh pekerjaan Kelonggaran (%) A. Tenaga yang dikeluarkan Ekivalen beban Pria Wanita 1Dapat diabaikan Bekerja di meja, duduk tanpa beban 0,0-6,0 0,0-6,0 2 Sangat ringan Bekerja di meja, berdiri

Lebih terperinci

BAB II. Activity-Based Management. Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh

BAB II. Activity-Based Management. Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh BAB II Activity-Based Management 2.1. Definisi Activity Based Management Activity Based Management (ABM) adalah suatu pendekatan di seluruh sistem dan terintegrasi, yang memfokuskan perhatian manajemen

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara SKILL SUPER SKILL : 1. Secara bawaan cocok sekali dengan pekerjaannya. 2. Bekerja dengan sempurna 3. Tampak seperti telah terlatih dengan sangat baik 4. Gerakan gerakannya

Lebih terperinci

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA

ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENGUKURAN WAKTU KERJA Pengukuran kerja atau pengukuran waktu kerja (time study) adalah suatu aktivitas untuk menentukan

Lebih terperinci

Tabel Uji Keseragaman Data Pada Work Center Pengukuran dan Pemotongan

Tabel Uji Keseragaman Data Pada Work Center Pengukuran dan Pemotongan Uji Keseragaman Data Tabel Uji Keseragaman Data Pada Work Center Pengukuran dan Pemotongan Pengamatan (Menit) No Kegiatan Rata rata sigma (Xirata)^2 S BKA BKB Keterangan 1 Plat MS di ukur, digambar dan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Adapun uraian tugas dan tanggung jawab setiap bagian pada PT. Tjipta Rimba Djaja dapat dilihat sebagai berikut: 1. Direktur a. Memberikan garis besar kebijaksanaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI PT. KARYA DELI STEELINDO

LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI PT. KARYA DELI STEELINDO LAMPIRAN 1 STRUKTUR ORGANISASI PT. KARYA DELI STEELINDO LAMPIRAN 2 URAIAN TUGAS, WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB UNTUK MASING-MASING JABATAN DI PT. KARYA DELI STEELINDO MEDAN. 1. Direktur Direktur merupakan

Lebih terperinci

WORK SAMPLING. Modul Work Sampling Praktikum Genap 2011/2012 I. TUJUAN PRAKTIKUM

WORK SAMPLING. Modul Work Sampling Praktikum Genap 2011/2012 I. TUJUAN PRAKTIKUM Praktikum Genap 2011/2012 1 WORK SAMPLING I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Memperkenalkan kepada praktikan tentang metode sampling kerja sebagai alat yang efektif menentukan kelonggaran (allowance time) diperlukan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN-. URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB Uraian tugas dari masing-masing jabatan pada PD Aneka Industri dan Jasa Sumatera Utara adalah sebagai berikut :. Direktur Direktur PD. Aneka Industri

Lebih terperinci

Lampiran 1: Pembagian Tugas dan Tanggungjawab. Direktur merupakan jabatan tertinggi dari struktur organisasi PT. Bintang

Lampiran 1: Pembagian Tugas dan Tanggungjawab. Direktur merupakan jabatan tertinggi dari struktur organisasi PT. Bintang LAMPIRAN Lampiran 1: Pembagian Tugas dan Tanggungjawab Berikut adalah pembagian tugas dan tanggungjawab dari setiap bagian dan jabatan pada PT.Bintang Persada Satelit: 1. Direktur Direktur merupakan jabatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Manajemen Operasi 2.1.1.1 Pengertian Manajemen operasi telah mengalami perubahan yang cukup drastis sejalan dengan perkembangan inovasi

Lebih terperinci

III. TINJAUAN PUSTAKA

III. TINJAUAN PUSTAKA III. TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas tenaga kerja merupakan salah satu hal yang sangat menentukan keberhasilan suatu proyek dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. Hal

Lebih terperinci

L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara

L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara L A M P I R A N Tabel Besarnya Kelonggaran berdasarkan faktor-faktor yang berpengaruh Faktor Contoh pekerjaan Kelonggaran ( % ) A. Tenaga yang dikeluarkan 1. Dapat diabaikan 2. Sangat ringan 3. Ringan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan. 2.1.1. Studi Waktu Menurut Wignjosoebroto (2008), pengukuran

Lebih terperinci

practicum apk industrial engineering 2012

practicum apk industrial engineering 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurang diperhatikannya produktivitas pekerja pada suatu proyek konstruksi dapat menghambat pekerjaan konstruksi tersebut. Ada berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

practicum apk industrial engineering 2012

practicum apk industrial engineering 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern seperti saat ini, sebagai pekerja yang baik harus mampu menciptakan suatu sistem kerja yang baik dalam melakukan pekerjaan agar pekerjaan tersebut

Lebih terperinci

BAB II ACTIVITY BASED MANAGEMENT

BAB II ACTIVITY BASED MANAGEMENT BAB II ACTIVITY BASED MANAGEMENT 2.1 Activity Based Management 2.1.1 Definisi Activity Based Management (ABM) atau manajemen berdasarkan aktivitas adalah pendekatan yang luas dan terpadu yang memfokuskan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Time and Motion Study Time and motion study adalah suatu aktivitas untuk menentukan waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator (yang memiliki skill rata-rata dan terlatih) baik

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 29 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perancangan Tata Letak Salah satu kegiatan rekayasa industri yang paling tua adalah menata letak fasilitas. Dan tata letak yang baik selalu mengarah kepada perbaikan-perbaikan

Lebih terperinci

BAB 4. PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISA DATA

BAB 4. PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Waktu siklus Stasiun Kerja Stik (Jahit) Tabel 4.1 Data Waktu Siklus Stasiun Kerja Stik (Jahit) Per 1 pasang Pengamatan Waktu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam penulisan ini, diperlukan teori teori yang mendukung, yang didapat dari mata kuliah yang pernah diajarkan dan dari referensi referensi sebagai bahan pendukung. Untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Penelitian cara kerja atau yang dikenal juga dengan nama methods analysis merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan metode kerja yang akan dipilih untuk melakukan suatu pekerjaan.

Lebih terperinci

practicum apk industrial engineering 2012

practicum apk industrial engineering 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran kerja atau work measurement adalah proses menentukan waktu yang diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan

Lebih terperinci

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA. tutorial 8 STOPWATCH

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA. tutorial 8 STOPWATCH FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 8 STOPWATCH Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com TIME STUDY: METODE STOPWATCH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengukuran Kerja Menurut Sritomo, pengukuran kerja adalah : metoda penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Salah

Lebih terperinci

Lampiran-1: Tabel Westinghouse System's Rating A1 Superskill 0.13 A A B1 Excellent 0.08 B B C1 Good 0.03 C2 0.

Lampiran-1: Tabel Westinghouse System's Rating A1 Superskill 0.13 A A B1 Excellent 0.08 B B C1 Good 0.03 C2 0. Lampiran-1: Tabel Westinghouse System's Rating. SKILL EFFORT 0.15 A1 0.13 A1 Superskill 0.13 A2 0.12 A2 Superskill 0.11 B1 0.1 B1 Excellent 0.08 B2 0.08 B2 Excellent 0.06 C1 0.05 C1 Good 0.03 C2 0.02 C2

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Ergonomi Ergonomi atau ergonomics sebenarnya berasal dari kata Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Dengan demikian ergonomi dimaksudkan sebagai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Pabrik roti seperti PT Nippon Indosari Corpindo merupakan salah satu contoh industri pangan yang memproduksi produk berdasarkan nilai permintaan, dengan ciri produk

Lebih terperinci

Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study

Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study ABIKUSNO DHARSUKY Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Untuk memperoleh prestasi kerja dan hasil kerja yang optimum diperlukan

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI. pengukuran kerja ( work measurement ) yang meliputi teknik-teknik pengukuran waktu

BAB 3 LANDASAN TEORI. pengukuran kerja ( work measurement ) yang meliputi teknik-teknik pengukuran waktu BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Pengukuran Waktu Untuk mengukur kebaikan suatu sistem kerja diperlukan prinsip-prinsip pengukuran kerja ( work measurement ) yang meliputi teknik-teknik pengukuran waktu psikologis

Lebih terperinci

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah PENGUKURAN WAKTU Nurjannah Pengukuran waktu (time study) ialah suatu usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan seorang operator (terlatih dan qualified) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data gerakan kerja dilakukan dengan cara merekam proses perakitan resleting polyester dengan handycam / kamera video. Setelah itu data

Lebih terperinci

Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data

Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data 96 Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data Uji keseragaman data 1. waktu setup bagian pencetakan Subgroup No (i) Waktu (detik) (detik) (detik) BKA BKB 1 712 2 564 1 3 534 603,4 4 602 5

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Lean Lean adalah suatu upaya terus-menerus untuk menghilangkan pemborosan (Waste) dan meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang/jasa) agar memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peringkat Kinerja Operator (Performance Rating) Perancangan sistem kerja menghasilkan beberapa alternatif sehingga harus dipilih alternatif terbaik. Pemilihan alternatif rancangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Jurnal dan referensi diperlukan untuk menunjang penelitian dalam pemahaman konsep penelitian. Jurnal dan referensi yang diacu tidak hanya dalam negeri namun juga

Lebih terperinci

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating

Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating Petunjuk Sitasi: Cahyawati, A. N., & Pratiwi, D. A. (2017). Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B211-216). Malang: Jurusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi dan Proses Produksi 2.1.1 Pengertian Produksi Dari beberapa ahli mendifinisikan tentang produksi, antara lain 1. Pengertian produksi adalah suatu proses pengubahan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE WORK SAMPLING UNTUK MENGHITUNG WAKTU BAKU DAN KAPASITAS PRODUKSI KARUNGAN SOAP CHIP DI PT. SA

PENGGUNAAN METODE WORK SAMPLING UNTUK MENGHITUNG WAKTU BAKU DAN KAPASITAS PRODUKSI KARUNGAN SOAP CHIP DI PT. SA PENGGUNAAN METODE WORK SAMPLING UNTUK MENGHITUNG WAKTU BAKU DAN KAPASITAS PRODUKSI KARUNGAN SOAP CHIP DI PT. SA Taufiqur Rachman Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Esa Unggul, Jakarta

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari tugas akhir ini antara lain : 1. Pada penjadwalan awal departemen machining mengalami keterlambatan sebanyak 11 item pada periode

Lebih terperinci

pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem

pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem 24 pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik. Pengertian dari waktu baku yang normal,wajar, dan terbaik dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa waktu baku

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Permasalahan Umum PT. Multi Makmur Indah Industri adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, khususnya pembuatan kaleng kemasan produk. Dalam perkembangan teknologi

Lebih terperinci

PENGUKURAN WAKTU KERJA

PENGUKURAN WAKTU KERJA PENGUKURAN WAKTU KERJA Usaha untuk menentukan lama kerja yg dibutuhkan seorang Operator (terlatih dan qualified ) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yg spesifik pada tingkat kecepatan kerja yg NORMAL

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada tugas akhir ini, akan dibahas beberapa permasalahan mengenai penelitian operasional dan perencanaan produksi. Landasan teori yang sesuai untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi

Lebih terperinci

Dalam menjalankan proses ini permasalahan yang dihadapi adalah tidak adanya informasi tentang prediksi kebutuhan material yang diperlukan oleh produks

Dalam menjalankan proses ini permasalahan yang dihadapi adalah tidak adanya informasi tentang prediksi kebutuhan material yang diperlukan oleh produks BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Permasalahan Umum PT. Sinar Inti Electrindo Raya adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, pemasaran panel Tegangan Menengah (TM) dan panel Tegangan Rendah (TR).Dalam

Lebih terperinci

ANALISA PROSES KERJA UNTUK MENENTUKAN KAPASITAS LINE PACKAGING FILTER PADA PT. SELAMAT SEMPURNA, Tbk.

ANALISA PROSES KERJA UNTUK MENENTUKAN KAPASITAS LINE PACKAGING FILTER PADA PT. SELAMAT SEMPURNA, Tbk. ANALISA PROSES KERJA UNTUK MENENTUKAN KAPASITAS LINE PACKAGING FILTER PADA PT. SELAMAT SEMPURNA, Tbk. Diajukan untuk memenuhi syarat Mendapatkan gelar Sarjana Teknik DISUSUN OLEH : YADI SUPRIYADI 4160411

Lebih terperinci

Universitas Mercubuana

Universitas Mercubuana BAB II LANDASN TEORI 2.1 Pengukuran Waktu Pengukuran waktu ditujukan untuk mendapatkanwaktu baku, penyelesaian suatu pekerjaan yaitu waktu yang dibutuh kan secara wajar oleh seorang pekerja normal untuk

Lebih terperinci

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement)

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement) Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement) Pengukuran Kerja (Studi Waktu / Time Study) Perbaikan postur Perbaikan proses Perbaikan tata letak Perbaikan metode /cara kerja Data harus baik, representasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Waktu Jam Henti Mendapatkan hasil yang baik, yaitu yang dapat dipertanggung jawabkan maka tidak cukup sekedar melakukan beberapa kali pengukuran dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Apriana (2009) melakukan penelitian mengenai penjadwalan produksi pada sistem flow shop dengan mesin parallel (flexible flow shop) sehingga

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Ekstraksi Hasil Pengumpulan Data 5.1.1 Data Umum Produk Perusahaan menggunakan batch sebagai satuan dalam produksi, dimana 1 batch adalah sebesar : 1. Spon untuk ukuran 9

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Penentuan waktu standar akan mempunyai peranan yang cukup penting didalam pelaksanaan proses produksi dari suatu perusahaan. Penentuan waktu standar yang tepat dan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Rencana target produksi yang baru sebanyak 532 lembar per lintasan produksi utama membutuhkan tambahan 1 buah mesincross cut, 2 operator cross cut, 1 operator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya perkembangan jaman, maka berbagai bidang yang ada mengalami perkembangan yang pesat pula. Salah satu bidang yang berkembang cukup pesat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Pelat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Pelat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom-kolom BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pelat Pelat lantai adalah lantai yang tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai tingkat pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain.

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. ANALISA PROSES KERJA UNTUK MENENTUKAN KAPASITAS MESIN PAINTING FILTER PADA PT. SELAMAT SEMPURNA, Tbk.

TUGAS AKHIR. ANALISA PROSES KERJA UNTUK MENENTUKAN KAPASITAS MESIN PAINTING FILTER PADA PT. SELAMAT SEMPURNA, Tbk. ANALISA PROSES KERJA UNTUK MENENTUKAN KAPASITAS MESIN PAINTING FILTER PADA PT. SELAMAT SEMPURNA, Tbk. Dipergunakan sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Ujian Akhir Program S1 ( Strata 1 ) Teknik Industri

Lebih terperinci

organisasi PT. Cipta Baja Raya sebagai berikut : mengkoordinasikan selutuh kegiatan perusahaan dengan tujuan dan kebijakan yang telah ditetapkan

organisasi PT. Cipta Baja Raya sebagai berikut : mengkoordinasikan selutuh kegiatan perusahaan dengan tujuan dan kebijakan yang telah ditetapkan L-1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Uraian pembagian tugas dan tanggung jawab dari tiap-tiap jabatan pada struktur organisasi PT. Cipta Baja Raya sebagai berikut : 1. Presiden Direktur Presiden direktur

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR MENGHITUNG WAKTU BAKU PADA PERUBAHAN KEMASAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP UPAH OPERATOR

TUGAS AKHIR MENGHITUNG WAKTU BAKU PADA PERUBAHAN KEMASAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP UPAH OPERATOR TUGAS AKHIR MENGHITUNG WAKTU BAKU PADA PERUBAHAN KEMASAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP UPAH OPERATOR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar strata satu (S1) DISUSUN OLEH: NAMA : YUDIT

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. LAMPIRAN 1. Flow Process Chart. 2. Nilai Rating Factor. 3. Nilai Allowance. 4. Form Tugas Akhir. 5.

DAFTAR LAMPIRAN. LAMPIRAN 1. Flow Process Chart. 2. Nilai Rating Factor. 3. Nilai Allowance. 4. Form Tugas Akhir. 5. DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Flow Process Chart 2. Nilai Rating Factor 3. Nilai Allowance 4. Form Tugas Akhir 5. Surat Penjajakan 6. Surat Balasan Perusahaan 7. Surat Keputusan Tugas Akhir 8. Lembar Asistensi

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Ekstrasi Hasil Pengumpulan Data Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly adalah digunakan untuk pengukuran waktu dimana pengukuran waktu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya dunia industri dan teknologi yang terjadi sekarang ini, menyebabkan semakin meningkatnya persaingan. Untuk dapat memenangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Sistem Kerja Suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan rancangan terbaik dari sistem kerja yang bersangkutan. Teknikteknik dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Interaksi Manusia dan Mesin Dalam bukunya, Wignjosoebroto (2003: 58) menjelaskan bahwa kata Mesin dapat diartikan lebih luas yaitu menyangkut semua obyek fisik berupa peralatan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jika dalam suatu organisasi atau perusahan telah diterapkan sistem kerja yang baik dengan diperhatikannya faktor-faktor kerja serta segi-segi ergonomis,tentunya perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Patrick ( 2001, p407), Rekondisi adalah suatu kegiatan untuk. operasi produksi agar sesuai dengan perencanaan yang ada.

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Patrick ( 2001, p407), Rekondisi adalah suatu kegiatan untuk. operasi produksi agar sesuai dengan perencanaan yang ada. BAB II LANDASAN TEORI II.1 II.1.1 Rekondisi Pengertian Rekondisi Beberapa definisi Rekondisi menurut para ahli: Menurut Patrick ( 2001, p407), Rekondisi adalah suatu kegiatan untuk memelihara dan menjaga

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Pekerjaan yang diamati pada praktikum kali ini adalah produktifitas kasir hypermart oleh dua operator. Proses kinerja kasir tersebut adalah kasir tersebut

Lebih terperinci

Lampiran 1: Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan

Lampiran 1: Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan Lampiran : Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan dalam PT. Bintang Persada Satelit secara garis besar adalah sebagai berikut:. Direktur Direktur

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN ANALISIS WAKTU SIKLUS DENGAN MENGGUNAKAN PETA KERJA TANGAN KANAN TANGAN KIRI PADA PROSES TIRE ASSY ALL WELL BTU DI PT SURYARAYA RUBBERINDO INDUSTRIES Nia Budi Puspitasari 1*, Nadira Apsari 2 1,2 Program

Lebih terperinci

BAB VI PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA. Pada Stasiun Kerja Pemotongan dan Sortasi CV. Agrindo Suprafood. Menggunakan Studi Waktu

BAB VI PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA. Pada Stasiun Kerja Pemotongan dan Sortasi CV. Agrindo Suprafood. Menggunakan Studi Waktu BAB VI PENENTUAN JUMLAH TENAGA KERJA Pada Stasiun Kerja Pemotongan dan Sortasi CV. Agrindo Suprafood Menggunakan Studi Waktu A. Pendahuluan 1. Latar belakang Pada era globalisasi ini, persaingan antar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Waktu Kerja Di dalam sebuah sistem kerja unsur manusia, mesin, peralatan kerja dan lingkungan fisik pekerjaan harus diperhatikan dengan baik secara sendirisendiri maupun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI Jika dalam suatu organisasi atau perusahan telah diterapkan sistem kerja yang baik dengan diperhatikannya faktor-faktor kerja serta segi-segi ergonomis, tentunya perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya perkembangan jaman, maka berbagai bidang yang ada mengalami perkembangan yang pesat pula. Salah satu bidang yang berkembang cukup pesat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengukuran waktu ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Pengukuran waktu ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk Laporan Tugas Akhir BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Waktu Kerja Pengukuran waktu ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suati pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanah Tanah merupakan material yang selalu berhubungan dengan teknologi konstruksi sipil. Karena besarnya pengaruh tanah terhadap perencanaan seluruh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Kerja Dari penelitian menerangkan bahwa, Perancangan kerja merupakan suatu disiplin ilmu yang dirancang untuk memberikan pengetahuan mengenai prosedur dan prinsip

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI BPPT URIP MAKASAR PT. H. KALLA MELALUI OPTIMALISASI METODE KERJA, SOP, PERALATAN DAN SKILL

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI BPPT URIP MAKASAR PT. H. KALLA MELALUI OPTIMALISASI METODE KERJA, SOP, PERALATAN DAN SKILL PROS ID I NG 2 0 1 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI BPPT URIP MAKASAR PT. H. KALLA MELALUI OPTIMALISASI METODE KERJA, SOP, PERALATAN DAN SKILL Jurusan Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanah Tanah merupakan material yang selalu berhubungan dengan teknologi konstruksi sipil. Karena besarnya pengaruh tanah terhadap perencanaan seluruh konstruksi, maka tanah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada umumnya suatu perusahaan memiliki targetnya masingmasing dalam mencapai tujuan perusahaan itu sendiri. Salah satu faktor untuk mencapai tujuan tersebut

Lebih terperinci

Lampiran 2. Flow Process Chart Pembuatan Matras Spring Bed

Lampiran 2. Flow Process Chart Pembuatan Matras Spring Bed Lampiran. Flow Process Chart Pembuatan Matras Spring Bed Kain blacu Kain polos bag. atas & bawah Busa SII bag. atas & bawah Busa AII bag. atas & bawah Hardpadd bag. atas & bawah Per pinggir Kawat lis Kawat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 25 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran waktu metoda (Methods-Time Measurement) Pengukuran waktu metoda yang dalam istilah asingnya lebih dikenal sebagai Metods-Time Measurement (MTM) adalah suatu sistem

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT Beta Pharmacon merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang farmasi yang didirikan untuk mengantisipasi dan mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini perkembangan dan kemajuan dalam bidang teknologi berkembang dengan sangat pesat, perkembangan ini dirasakan hampir disemua sektor industri, salah

Lebih terperinci

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT)

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT) PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT) Kelvin Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Surabaya kelvin@stts.edu ABSTRAK Aliran produksi

Lebih terperinci