BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS
|
|
- Sonny Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Pekerjaan yang diamati pada praktikum kali ini adalah produktifitas kasir hypermart oleh dua operator. Proses kinerja kasir tersebut adalah kasir tersebut diam di tempat kerjanya untuk menunggu konsumen yang akan melakukan pembayaran terhadap barang belanjaan konsumen tersebut, kemudian kasir melayani dan memasukkan barang belanjaan konsumen tersebut. Pembahasan dalam modul work sampling terdapat beberapa pembahasan dan perhitungan. Berikut adalah pembahasan dan perhitungan yang dibahas: Perhitungan Presentase Produktif dan Non Produktif Perhitungan total waktu produktif dan non produktif terbagi menjadi dua bagian yaitu untuk operator 1 dan operator. Berikut adalah perhitungannya. a. Total Perhitungan Produktif dan Non Produktif untuk Operator 1 Tabel 4.1 Total Perhitungan Produktif dan Non Produktif Operator 1 Kegiatan Frekuensi teramati pada observasi ke Jumlah Produktif Non Produktif Jumlah % Non Produktif 0, 5 0, 75 0,575 0,0 0,50 0,5 Dimana P = Presentase Non Produktif Berikut ini adalah contoh perhitungan untuk mencari nilai P 1 untuk operator 1: Jumlah Non Produktif P = Jumlah Produktif + Jumlah Non Produktif P 1 = = 0, CIV-1
2 CIV- Perhitungan diatas juga berlaku untuk mencari nilai P, P 3, P 4 dan P 5 P. Maka untuk % non produk seperti perhitungan dibawah ini: ,5 P = = 54,17% b. Total Perhitungan Produktif dan Non Produktif untuk Operator Tabel 4. Total Perhitungan Produktif dan Non Produktif Operator Kegiatan Frekuensi teramati pada observasi ke Jumlah Produktif Non Produktif Jumlah % Non Produktif 0, 75 0,0 0,5 0,775 0,30 0,0 Dimana P = Presentase Non Produktif Berikut ini adalah contoh perhitungan untuk mencari nilai P 1 untuk operator 1: Jumlah Non Produktif P = Jumlah Produktif + Jumlah Non Produktif 30 P 1 = = 0, Perhitungan diatas juga berlaku untuk mencari nilai P, P 3, P 4 dan P 5 P. Maka untuk % non produk seperti perhitungan dibawah ini: ,0 P = = 54,17% 4.1. Perhitungan Uji Kecukupan Data Perhitungan uji kecukupan data terbagi menjadi dua bagian yaitu untuk operator 1 dan operator. Berikut adalah perhitungannya. a. Perhitungan Uji Kecukupan Data untuk Operator 1 Perhitungan ini dihitung untuk setiap pengamatan. Berikut adalah perhitungannya dengan kepercayaan 95% dan ketelitian 5%, karena menggunakan
3 CIV-3 tingkat kepercayaan 95% maka digunakan nilai konstanta sebesar. berikut rumus perhitungan selengkapnya. N = Dimana: N = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan P = Rata-rata % non produktif (P-bar perhitungan kumulatif) k = Konstanta (Untuk kepercayaan; 95 % = ) s = Tingkat ketelitian (5% = 0.05) 1. Uji kecukupan data pada pengamatan 1 Dengan = 0.5 k (1 ) 1 S (1 0,5) (0,05 ) 0,5 = 81,53 8 kali Pengamatan. Uji kecukupan data pada pengamatan 0,5 0,75 0,5 (1 0,5) 0,05 0,5 815,09 81 kali Pengamatan 3. Uji kecukupan data pada pengamatan 3 0,5 0,75 0,575 0,4 3 (1 0,4) kali Pengamatan 0,05 0,4 4. Uji kecukupan data pada pengamatan 4
4 CIV-4 0,5 + 0,75 + 0, ,0 4 0,5 (1 0,5) 4 90 kali Pengamatan 0,05 0,5 5. Uji kecukupan data pada pengamatan 5 0,5 + 0,75 + 0, ,0 + 0,50 5 (1 0,) 0,05 0, 5 0, 10, 107 kali Pengamatan. Uji kecukupan data pada pengamatan 0,5 + 0,75 + 0, ,0 + 0,50 + 0,5 (1 0,54) 0,05 0,54 0,54 13,9 133 kali Pengamatan b. Perhitungan Uji Kecukupan Data untuk Operator Perhitungan ini dihitung untuk setiap pengamatan. Berikut adalah perhitungannya dengan kepercayaan 95% dan ketelitian 5%. N = Dimana: N = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan P = Rata-rata % non produktif (P-bar perhitungan kumulatif) k = Konstanta (Untuk kepercayaan; 95 % = ) s = Tingkat ketelitian (5% = 0.05)
5 CIV-5 1. Uji kecukupan data pada pengamatan 1 Dengan = 0.75 k (1 ) (1 0,75) 1 533, kali Pengamatan S 0,05 0,75. Uji kecukupan data pada pengamatan 0,75 + 0, 0,8 (1 0,8) 0,05 0,8 3 75, kali Pengamatan 3. Uji kecukupan data pada pengamatan 3 0,75 + 0, + 0,5 3 0,58 (1 0,58) 0,05 0, kali Pengamatan 4. Uji kecukupan data pada pengamatan 4 0,75 + 0, + 0,5 + 0,775 4 (1 0,875) 0,05 0, ,875 77,7 78 kali Pengamatan 5. Uji kecukupan data pada pengamatan , + 0,5 + 0, ,3 P 5 (1 0,1) 0,05 0,1 5 0,1 10, kali Pengamatan
6 CIV-. Uji kecukupan data pada pengamatan 0,75 + 0, + 0,5 + 0, ,3 + 0, (1 0,54) 0,05 0,54 0,54 13,9 133 kali Pengamatan Pengujian Uji Keseragaman Data Pengujian uji keseragaman data pada perhitungan ini terdapat dua bagian. Berikut adalah perhitungannya. a. Perhitungan Uji Keseragaman Data Untuk Operator 1 Uji keseragaman data untuk operator 1 tahap pertama menghitung rata-rata non produktif. Apabila nilai rata-rata non produktifnya didapatkan kemudian menghitung nilai BKA dan BKB, langkah yang terakhir adalah membuat Grafik. Berikut adalah perhitungannya ,5 P = = 0,5417 Dimana: P = rata-rata dari presentase Non produktif BKA = P + 3 = 0, = 0, ,1 = 1,15 3 (1 ) n 0,5417(1 0,5417) 0, = 0, =
7 CIV-7 Gambar 4.1 Grafik Kontrol Operator 1 b. Perhitungan Uji Keseragaman Data Untuk Operator Uji keseragaman data untuk operator tahap pertama menghitung rata-rata non produktif. Apabila nilai rata-rata non produktifnya telah didapatkan kemudian menghitung nilai BKA dan BKB, langkah yang terakhir adalah membuat Grafik. Berikut adalah perhitungannya ,0 P = = 0,5417 Dimana: P = rata-rata dari presentase Non produktif 3 (1 ) n 0, ,5417(1 0,5417) = 0, =
8 CIV-8 Gambar 4. Grafik Kontrol Operator Perhitungan Waktu Baku Perhitungan waktu baku pada perhitungan ini terdapat dua bagian. Bagian pertama operator 1 dan bagian kedua adalah operator. Berikut adalah perhitungannya. a. Perhitungan Waktu Baku Untuk Operator 1 Perhitungan waktu baku didapatkan dengan beberapa langkah. Berikut ini adalah langkah-langkah perhitungan hingga dihasilkan waktu baku operator Jumlah Pengamatan = 40 x = 40 pengamatan. Jumlah Produktif = 110 produktif 3. Pr esentasi produktif 100% pengamatan 4. Jumlah Menit Pengamatan (JMP) = 0 x = 30 menit % produktif 5. Jumlah menit produktif = x JMP ,83 = x 30 = 14,98 menit 100. Jumlah Output Selama Pengamatan = 110
9 CIV-9 7. Waktu yang diperlukan perbuah Jumlah menit pengamatan Jumlah output selama pengamatan = = 1,49 menit 8. Faktor penyesuaian: Keterampilan : Good (C) = +0,03 Usaha : Excellent (B) = +0,08 Kondisi kerja : Good (C1) = +0.0 Konsistensi : Average (D) = P = (1+0,13) = Good + = 75 P = 75 / 0 = 1,5 9. Waktu Normal Waktu Normal dengan metode Shumard Wn = Ws x P =1,49 x 1,13 = 1,8 menit 10. Waktu normal dengan metode Westinghouse Wn = Ws x P = 1,49 x 1,5 = 1,8 menit 11. Kelonggaran: Tabel 4.3 Faktor Kelonggaran Operator 1 Faktor Kondisi Kelonggaran (%) Tenaga yang dikeluarkan Sangat ringan,0 Sikap kerja Berdiri diatas dua kaki 1 Gerakan Kerja Normal 0 Kelelahan mata Pandangan yang terputus-putus Suhu tempat kerja Normal 1 Keadaan atmosfer Baik 0
10 CIV-10 Tabel 4.3 Faktor Kelonggaran Operator 1 (Lanjutan) Faktor Kondisi Kelonggaran (%) Keadaan lingkungan yang Siklus kerja berulang-ulang antara 1 baik 5 10 detik Kelonggaran untuk Mengobrol, makan, minum 4 kebutuhan pribadi Kelonggaran yang tak terhindarkan Padamnya listrik, rusaknya alatalat 0 Jadi allowace-nya adalah = 11% 1. Waktu Baku Waktu Baku dengan metode Shumard WB = 1,8 + (1,8 x 11%) =,1 menit 13. Waktu Baku dengan metode Westinghouse WB =1,8 + (1,8 x 11%) =,0 menit b. Perhitungan Waktu Baku Untuk Operator Perhitungan waktu baku didapatkan dengan beberapa langkah. Berikut ini adalah langkah-langkah perhitungan hingga dihasilkan waktu baku operator. 1. Jumlah Pengamatan = 40 x = 40 pengamatan. Jumlah Produktif = 110 produktif 3. Pr esentasi produktif 100% pengamatan = x 100% = 45,83 % 4. Jumlah Menit Pengamatan (JMP) = 0 x = 30 menit % produktif 5. Jumlah menit produktif = x JMP 100
11 CIV-11 45,83 = x 30 = 15 menit 100. Jumlah Output Selama Pengamatan = 110 Jumlah menit pengamatan 7. Waktu yang diperlukan perbuah Jumlah output selama pengamatan 8. Faktor penyesuaian: Keterampilan : Good (C) = +0,03 Usaha : Excellent (B) = +0,08 Kondisi kerja : Good (C1) = +0.0 Konsistensi : Average (D) = P = (1+0,13) = 1.13 Good + = 75 P = 75 / 0 = 1,5 9. Waktu Normal Waktu Normal dengan metode Shumard Wn = Ws x P = 1,5 x 1,13 = 1,4 menit 10. Waktu normal dengan metode Westinghouse Wn = Ws x P = 1,5 x 1,5 = 1,5 menit 11. Kelonggaran: = = 1,5 menit Tabel 4.4 Faktor Kelonggaran Operator Faktor Kondisi Kelonggaran (%) Tenaga yang dikeluarkan Sangat ringan,0 Sikap kerja Berdiri diatas dua kaki 1 Gerakan Kerja Normal 0 Kelelahan mata Pandangan yang terputus-putus Suhu tempat kerja Normal 1
12 CIV-1 Tabel 4.4 Faktor Kelonggaran Operator (Lanjutan) Faktor Kondisi Kelonggaran (%) Keadaan atmosfer Baik 0 Keadaan lingkungan yang baik Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi Kelonggaran yang tak terhindarkan Siklus kerja berulang-ulang antara 5 10 detik Mengobrol, makan, minum 4 Padamnya listrik, rusaknya alatalat Jadi allowace-nya adalah = 11% 1. Waktu Baku Waktu Baku dengan metode Shumard WB = 1,4 + (1,4 x 11%) = 1,58 menit 13. Waktu Baku dengan metode Westinghouse WB = 1,5 + (1,5 x 11%) = 1,73 menit Perhitungan Uji Ketelitian Data Perhitungan uji ketelitian data pada perhitungan ini terdapat dua bagian. Berikut adalah perhitungannya. a. Perhitungan Uji Ketelitian Data untuk Operator 1 Perhitungan uji ketelitian data dihitung untuk setiap pengamatannya. Berikut adalah perhitungannya dengan tingkat kepercayaan 95%. S = Dimana: N = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan P = Rata-rata % non produktif (P-bar perhitungan kumulatif) k = Konstanta (Untuk kepercayaan; 95 % = ) S = Tingkat ketelitian
13 CIV Uji ketelitian pada data pengamatan 1 Dengan = 0.5 dimana, N = 40 k (1 ) (1 0.5) S 0.3 = 3% N. P 40x0.5. Uji ketelitian pada data pengamatan dimana, N = = 80 (1 0.5) S 0.15 = 15% 80x Uji ketelitian pada data pengamatan dimana, N = = 10 3 (1 0.4) S 0.13 = 13% 10x Uji ketelitian pada data pengamatan 4 0,5 + 0,75 + 0, ,0 0.5 dimana, N = = 10 4 (1 0.5) S 0.1 = 1% 10x Uji ketelitian pada data pengamatan 5 0,5 + 0,75 + 0, ,0 + 0,50 5 dimana, N = = 00 0.
14 CIV-14 (1 0.) S = 11,5% 00x0.. Uji ketelitian pada data pengamatan 0,5 + 0,75 + 0, ,0 + 0,50 + 0,5 dimana, N = = 40 (1 0.54) S 0.11 = 11% 40x Perhitungan Uji Ketelitian Data untuk Operator Perhitungan uji ketelitian data dihitung untuk setiap pengamatannya. Berikut adalah perhitungannya dengan tingkat kepercayaan 95%. S = Dimana: N = Jumlah pengamatan yang harus dilakukan P = Rata-rata % non produktif (P-bar perhitungan kumulatif) k = Konstanta (Untuk kepercayaan; 95 % = ) S = Tingkat ketelitian 1. Uji ketelitian pada data pengamatan 1 Dengan = 0.75 dimana, N = 40 k (1 ) (1 0.75) S 0.18 = 18% N. P 40x0.75. Uji ketelitian pada data pengamatan ,8 dimana, N = = 80
15 CIV-15 (1 0.8) S 0.15 = 15 % 80x0,8 3. Uji ketelitian pada data pengamatan dimana, N = = 10 3 (1 0.58) S 0.13= 13% 10x Uji ketelitian pada data pengamatan dimana, N = = 10 ( ) S 0.11= 11% 10x Uji ketelitian pada data pengamatan dimana, N = = 00 (1 0.1) S 0.11= 11% 00x1. Uji ketelitian pada data pengamatan dimana, N = = 40 (1 0.54) S 0.11= 11% 40x0.54
16 CIV Analisis Analisis merupakan penjelasan hasil yang telah diperoleh dari perhitungan. Analisis biasanya membandingkan hasil perhitungan yang ada pada operator 1 dengan hasil perhitungan yang ada pada operator Analisis Persentase Produktif dan Non Produktif Perhitungan persentase non produktif yang dilakukan terhadap operator 1 dan operator yaitu mendapatkan hasil rata-rata persentase non produktif yang sama dari kali pengamatan sebesar 54,17%. Hal Ini menggambarkan bahwa kedua operator tersebut produkif pada pekerjaannya dalam melayani konsumen karena jumlah idle lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah kerja. Sehingga dapat disimpulkan produktifitas diantara kedua operator tersebut adalah sama. 4.. Analisis Uji Kecukupan Data Uji kecukupan data yang didapat dari pehitungan yang telah dilakukan diatas dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian sebesar 5 % didapat hasil untuk masing-masing operator. Nilai pada perhitungan uji kecukupan ini dari pengamatan 1 sampai pengamatan semakin kecil dikarenakan jumlah pengamatan yang semakin bertambah dari setiap pengamatan. Pengamatan kelima dan keenam pada operator 1 didapat sebesar 107 kali pengamatan dan 133 kali pengamatan, pengambilan data pada pengamatan kelima dan keenam ini hanya dilakukan sebanyak 00 dan 40 pengamatan, karena pada pengamatan kelima dan keenam belum mencukupi, maka untuk mencukupi data tersebut masih membutuhkan 87 dan 113 kali pengamatan lagi. Pengamatan kelima dan keenam pada operator didapat sebesar 103 kali pengamatan dan 133 kali pengamatan, pengambilan data pada pengamatan kelima dan keenam ini hanya dilakukan sebanyak 00 dan 40 pengamatan, karena pada pengamatan kelima dan keenam belum mencukupi, maka untuk mencukupi data tersebut masih membutuhkan 83 dan 113 kali pengamatan lagi.
17 CIV Analisis Pengujian Keseragaman Data Analisis keseragaman data dapat dilihat melalui grafik keseragaman data. Nilai keseragaman data operator 1 dan operator memiliki hasil yang sama yaitu BKA sebesar 1,15 dan BKB sebesar 0 dengan nilai rata-ratanya 0,5417. Gambar grafik keseragaman data pada operator 1 dapat dilihat bahwa persentase non produktif dari operator 1 masih dalam batas kontrol atas dan batas kontrol bawah penyebarannya tidak jauh dari P ini berarti produktifitas operator 1 masih dalam taraf normal. Gambar grafik keseragaman data pada operator dapat dilihat bahwa persentase non produktif dari operator masih dalam batas kontrol atas dan batas kontrol bawah penyebarannya tidak jauh dari P ini berarti produktifitas operator masih dalam taraf normal Analisis Perhitungan Waktu Baku Analisis perhitungan baku operator 1 yang telah dilakukan sebanyak 40 kali pengamatan didapatkan waktu Non produktif sebesar 130 dengan persentasi produktif sebesar 54,17% yang berarti bahwa operator 1 bekerja cukup Non produktif. Jumlah menit pengamatan adalah jumlah waktu pengamatan yang dilakukan terhadap operator yaitu sebesar 30 menit. waktu yang dibutuhkan operator 1 dalam menyelesaikan pekerjaanya sebesar 10 Menit. Waktu normal dengan metode Shumard sebesar 1,8 dan dengan metode Westinghouse sebesar 1,8, waktu baku dengan metode Shumard sebesar,1 dan dengan metode Westinghouse sebesar,0 menit yang artinya waktu yang dibutuhkan oleh seorang kasir dalam menyelesaikan pekerjaannya. Operator telah melakukan sebanyak 40 kali pengamatan didapatkan waktu Non produktif sebesar 130 dengan persentasi produktif sebesar 54,17% yang berarti bahwa operator 1 bekerja cukup produktif. Jumlah menit pengamatan adalah jumlah waktu pengamatan yang dilakukan terhadap operator yaitu sebesar 30 menit. waktu yang dibutuhkan operator dalam menyelesaikan pekerjaanya sebesar 1,5 Menit. Waktu normal dengan metode Shumard sebesar 1,4 dan metode Westinghouse sebesar 1,5, waktu baku dengan metode Shumard sebesar
18 CIV-18 1,58 dan metode Westinghouse sebesar 1,73 menit yang artinya waktu yang dibutuhkan oleh seorang kasir dalam menyelesaikan pekerjaannya Analisis Uji Ketelitian Data Uji ketelitian data menjelaskan bahwa apakah data yang telah dibuat telah memenuhi syarat ketelitian yang diinginkan atau belum. Tingkat ketelitian yang digunakan adalah 5%. Semua perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai ketelitian yang berada diatas batas ketelitian 0,05. Pengamatan pertama pada operator 1 didapat nilai ketelitian sebesar 3% yang artinya merupakan nilai penyimpangan dan tidak sesuai dengan tingkat ketelitian yang digunakan sebesar 5%, maka perhitungan yang didapat belum memenuhi nilai ketelitian sebesar 5% dan untuk memenuhinya masih membutuhkan 8 kali pengamatan lagi. Pengamatan kedua pada operator 1 didapat nilai ketelitian sebesar 15% yang artinya merupakan nilai penyimpangan dan tidak sesuai dengan tingkat ketelitian yang digunakan sebesar 5%, maka perhitungan yang didapat belum memenuhi nilai ketelitian sebesar 5% dan untuk memenuhinya masih membutuhkan 73 kali pengamatan lagi. Pengamatan ketiga pada operator 1 didapat nilai ketelitian sebesar 13% yang artinya merupakan nilai penyimpangan dan tidak sesuai dengan tingkat ketelitian yang digunakan sebesar 5%, maka perhitungan yang didapat belum memenuhi nilai ketelitian sebesar 5% dan untuk memenuhinya masih membutuhkan 740 kali pengamatan lagi. Pengamatan keempat pada operator 1 didapat nilai ketelitian sebesar % yang artinya merupakan nilai penyimpangan dan tidak sesuai dengan tingkat ketelitian yang digunakan sebesar 5%, maka perhitungan yang didapat belum memenuhi nilai ketelitian sebesar 5% dan untuk memenuhinya masih membutuhkan 800 kali pengamatan lagi. Pengamatan kelima pada operator 1 didapat nilai ketelitian sebesar 11.5% yang artinya merupakan nilai penyimpangan dan tidak sesuai dengan tingkat ketelitian yang digunakan sebesar 5%, maka perhitungan yang didapat belum memenuhi nilai ketelitian sebesar 5% dan untuk memenuhinya masih membutuhkan 87 kali pengamatan lagi. Pengamatan keenam pada operator 1 didapat nilai ketelitian sebesar 11% yang artinya
19 CIV-19 merupakan nilai penyimpangan dan tidak sesuai dengan tingkat ketelitian yang digunakan sebesar 5%, maka perhitungan yang didapat belum memenuhi nilai ketelitian sebesar 5% dan untuk memenuhinya masih membutuhkan 113 kali pengamatan lagi. Pengamatan pertama pada operator didapat nilai ketelitian sebesar 18% yang artinya merupakan nilai penyimpangan dan tidak sesuai dengan tingkat ketelitian yang digunakan sebesar 5%, maka perhitungan yang didapat belum memenuhi nilai ketelitian sebesar 5% dan untuk memenuhinya masih membutuhkan 494 kali pengamatan lagi. Pengamatan kedua pada operator didapat nilai ketelitian sebesar 15% yang artinya merupakan nilai penyimpangan dan tidak sesuai dengan tingkat ketelitian yang digunakan sebesar 5%, maka perhitungan yang didapat belum memenuhi nilai ketelitian sebesar 5% dan untuk memenuhinya masih membutuhkan 73 kali pengamatan lagi. Pengamatan ketiga pada operator didapat nilai ketelitian sebesar 13% yang artinya merupakan nilai penyimpangan dan tidak sesuai dengan tingkat ketelitian yang digunakan sebesar 5%, maka perhitungan yang didapat belum memenuhi nilai ketelitian sebesar 5% dan untuk memenuhinya masih membutuhkan 71 kali pengamatan lagi. Pengamatan keempat pada operator didapat nilai ketelitian sebesar 11% yang artinya merupakan nilai penyimpangan dan tidak sesuai dengan tingkat ketelitian yang digunakan sebesar 5%, maka perhitungan yang didapat belum memenuhi nilai ketelitian sebesar 5% dan untuk memenuhinya masih membutuhkan 58 kali pengamatan lagi. Pengamatan kelima pada operator didapat nilai ketelitian sebesar 11% yang artinya merupakan nilai penyimpangan dan tidak sesuai dengan tingkat ketelitian yang digunakan sebesar 5%, maka perhitungan yang didapat belum memenuhi nilai ketelitian sebesar 5% dan untuk memenuhinya masih membutuhkan 83 kali pengamatan lagi. Pengamatan keenam pada operator didapat nilai ketelitian sebesar 11% yang artinya merupakan nilai penyimpangan dan tidak sesuai dengan tingkat ketelitian yang digunakan sebesar 5%, maka perhitungan yang didapat belum memenuhi nilai ketelitian sebesar 5% dan untuk memenuhinya masih membutuhkan 113 kali pengamatan lagi. Pengamatan didapat dari hasil perhitungan uji kecukupan data.
Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data
96 Lampiran Perhitungan Uji Keseragaman dan Kecukupan Data Uji keseragaman data 1. waktu setup bagian pencetakan Subgroup No (i) Waktu (detik) (detik) (detik) BKA BKB 1 712 2 564 1 3 534 603,4 4 602 5
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA SAMPLING PEKERJAAN (WORK SAMPLING)
Times New Roman, 16, Bold, Centre LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA SAMPLING PEKERJAAN (WORK SAMPLING) Times New Roman, 12, Centre Disusun Oleh : Nama / NPM : 1.. / NPM 2.. / NPM Kelompok
Lebih terperinciANALISIS PENGUKURAN KERJA
ANALISIS PENGUKURAN KERJA Disusun oleh: Subodro (135060700111043) Siti Astrid Meidiani (135060700111044) Armelynda Beverly S (135060701111056) Andini Sulviana (135060701111065) Dzaky Falakhi (135060701111082)
Lebih terperinciNama : Johanes Susanto NIM : Tugas online #4 TKT313 Metodologi Penelitian. Work Sampling
Nama : Johanes Susanto NIM : 2012-21-046 Tugas online #4 TKT313 Metodologi Penelitian Work Sampling Sampling Pekerjaan (Work Sampling) adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap
Lebih terperinciPengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement)
Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement) Pengukuran Kerja (Studi Waktu / Time Study) Perbaikan postur Perbaikan proses Perbaikan tata letak Perbaikan metode /cara kerja Data harus baik, representasi
Lebih terperincipracticum apk industrial engineering 2012
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kurang diperhatikannya produktivitas pekerja pada suatu proyek konstruksi dapat menghambat pekerjaan konstruksi tersebut. Ada berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi
Lebih terperinciPengukuran Waktu Work Sampling TEKNIK TATA CARA KERJA
Pengukuran Waktu Work Sampling TEKNIK TATA CARA KERJA Pengertian Sampling pekerjaan adalah suatu prosedur pengukuran cara langsung yang dilakukan pada waktu-waktu yang ditentukan secara acak. Standar pekerja
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS
BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Pembahasan Proses pembuatan magnet kimono ini, praktikan mencari Waktu Aktual, Performance Rating, Performance Estimasi, dan %Error. Pembahasan yang dijelaskan pada
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian yang akan dilakukan dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu mengukur waktu produktif, menganalisis faktor faktor penyebab rendahnya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peringkat Kinerja Operator (Performance Rating) Perancangan sistem kerja menghasilkan beberapa alternatif sehingga harus dipilih alternatif terbaik. Pemilihan alternatif rancangan
Lebih terperinciLamp n (menit) x/n
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Data Hasil Pengukuran Waktu Dibawah ini merupakan hasil pengukuran langsung (menggunakan stopwatch) waktu rakit panel. Box n (menit) x/n 1 2 3 4 5 1 11.9 12.5
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jika dalam suatu organisasi atau perusahan telah diterapkan sistem kerja yang baik dengan diperhatikannya faktor-faktor kerja serta segi-segi ergonomis,tentunya perusahaan tersebut
Lebih terperinciEPSIKER LABORATORY 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Praktikum 1.2.1 Tujuan Umum 1.2.2 Tujuan Khusus FORMAT LAPORAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengukuran Kerja Dengan Metode Sampling Kerja (Work Sampling)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI Jika dalam suatu organisasi atau perusahan telah diterapkan sistem kerja yang baik dengan diperhatikannya faktor-faktor kerja serta segi-segi ergonomis, tentunya perusahaan tersebut
Lebih terperinciLampiran-1. Perhitungan Kapasitas Normal
Lampiran-1. Perhitungan Kapasitas Normal Untuk menghitung kapasitas normal dari proses yang menggunakan manusia, maka terlebih dahulu harus diketahui lama waktu baku proses yang dikerjakan dan kemudian
Lebih terperinciWORK SAMPLING STUDI KASUS PEKERJAAN BERTENDER PADA SEBUAH CAFE TUTI SARMA SINAGA ST MEILITA TRYANA SEMBIRING, ST
WORK SAMPLING STUDI KASUS PEKERJAAN BERTENDER PADA SEBUAH CAFE TUTI SARMA SINAGA ST MEILITA TRYANA SEMBIRING, ST Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara BAB I LANDASAN TEORI
Lebih terperinciBy: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: FAKTOR PENYESUAIAN DAN ALLOWANCE
By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN KERJA: FAKTOR PENYESUAIAN DAN ALLOWANCE PENYESUAIAN Maksud melakukan penyesuaian : menormalkan waktu siklus karena kecepatan tidak wajar oleh operator Konsep wajar : seorang
Lebih terperinciPENGUKURAN WAKTU KERJA
PENGUKURAN WAKTU KERJA Usaha untuk menentukan lama kerja yg dibutuhkan seorang Operator (terlatih dan qualified ) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yg spesifik pada tingkat kecepatan kerja yg NORMAL
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Interaksi Manusia dan Mesin Dalam bukunya, Wignjosoebroto (2003: 58) menjelaskan bahwa kata Mesin dapat diartikan lebih luas yaitu menyangkut semua obyek fisik berupa peralatan,
Lebih terperinciLAMPIRAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Tabel Rating Factor Westinghouse Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Superskill A1 + 0,15 A + 0,13 Excellent B1 + 0,11 B + 0,08 C1 + 0,06 Good Keterampilan C + 0,03 Average D 0,00 Fair
Lebih terperinciBy: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN WAKTU KERJA: METODE PENGUKURAN LANGSUNG
By: Amalia, S.T., M.T. PENGUKURAN WAKTU KERJA: METODE PENGUKURAN LANGSUNG Metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan Waktu yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB 4. PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISA DATA
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Waktu siklus Stasiun Kerja Stik (Jahit) Tabel 4.1 Data Waktu Siklus Stasiun Kerja Stik (Jahit) Per 1 pasang Pengamatan Waktu
Lebih terperinciPENYESUAIAN DAN KELONGGARAN TEKNIK TATA CARA KERJA II
PENYESUAIAN DAN KELONGGARAN TEKNIK TATA CARA KERJA II PENYESUAIAN Maksud melakukan penyesuaian : menormalkan waktu siklus karena kecepatan tidak wajar oleh operator Konsep wajar : seorang operator yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Kerja Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati pekerja dan mencatat waktu kerjanya baik setiap elemen maupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang diperlukan.
Lebih terperinciPERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT)
PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT) Kelvin Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Surabaya kelvin@stts.edu ABSTRAK Aliran produksi
Lebih terperinciPerhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study
Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study ABIKUSNO DHARSUKY Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN Untuk memperoleh prestasi kerja dan hasil kerja yang optimum diperlukan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik.
20 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengukuran Waktu Kerja Menurut Sutalaksana dkk. (2006), Pengukuran waktu kerja ditujukan untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian suatu pekerjaan, yaitu waktu yang dibutuhkan
Lebih terperinciWORK SAMPLING. Modul Work Sampling Praktikum Genap 2011/2012 I. TUJUAN PRAKTIKUM
Praktikum Genap 2011/2012 1 WORK SAMPLING I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Memperkenalkan kepada praktikan tentang metode sampling kerja sebagai alat yang efektif menentukan kelonggaran (allowance time) diperlukan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Line Balancing Line Balancing adalah serangkaian stasiun kerja (mesin dan peralatan) yang dipergunakan untuk pembuatan produk. Line Balancing (Lintasan Perakitan) biasanya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Perancangan Sistem Kerja Perancangan sistem kerja adalah suatu ilmu yang terdiri dari teknik - teknik dan prinsip - prinsip untuk mendapatkan rancangan terbaik dari sistem
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analitis. Menurut Suryabrata (1983), metode deskriptif dilakukan dengan membuat deskripsi secara sistematis,
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT Beta Pharmacon merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang farmasi yang didirikan untuk mengantisipasi dan mendukung
Lebih terperinciLampiran A. Tabel Westinghouse, Kelonggaran dan MTM
121 Lampiran A Tabel Westinghouse, Kelonggaran dan MTM 122 Tabel Penyesuaian Metode Westinghouse Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Ketrampilan Superskil A1 +0,15 A2 +0,13 Excelent B1 +0,11 B2 +0,08 Good
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Penelitian Terdahulu Apriana (2009) melakukan penelitian mengenai penjadwalan produksi pada sistem flow shop dengan mesin parallel (flexible flow shop) sehingga
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN: APLIKASI METODE WORK SAMPLING UNTUK MENGHITUNG WAKTU BAKU DAN KAPASITAS PRODUKSI PADA INDUSTRI KERAMIK
APLIKASI METODE WORK SAMPLING UNTUK MENGHITUNG WAKTU BAKU DAN KAPASITAS PRODUKSI PADA INDUSTRI KERAMIK Debrina Puspita Andriani 1, Billy Anugrah 2, Annissa Dian Islami 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN
III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Pabrik roti seperti PT Nippon Indosari Corpindo merupakan salah satu contoh industri pangan yang memproduksi produk berdasarkan nilai permintaan, dengan ciri produk
Lebih terperinciANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR FINISHING SORTIR DENGAN METODE WORK SAMPLING (STUDI KASUS DI PT. XZY) ABSTRAK
Nana Rahdiana 1), Nani Agustiani 2) ANALISIS BEBAN KERJA OPERATOR FINISHING SORTIR DENGAN METODE WORK SAMPLING Nana Rahdiana 1), Nani Agustiani 2) Program Studi Teknik Industri, Universitas Buana Perjuangan
Lebih terperinciANALISIS WAKTU STANDAR PELAYANAN DAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING
ANALISIS WAKTU STANDAR PELAYANAN DAN PRODUKTIVITAS PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING Albertus L. Setyabudhi 1, Refdilzon Yasra 2, Heru Seruwanto 3 1,2,3 Program Studi Teknik Industri, STT Ibnu Sina,
Lebih terperinciPENGUKURAN WAKTU. Nurjannah
PENGUKURAN WAKTU Nurjannah Pengukuran waktu (time study) ialah suatu usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan seorang operator (terlatih dan qualified) dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Ekstraksi Hasil Pengumpulan Data 5.1.1 Data Umum Produk Perusahaan menggunakan batch sebagai satuan dalam produksi, dimana 1 batch adalah sebesar : 1. Spon untuk ukuran 9
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Permasalahan Umum PT. Multi Makmur Indah Industri adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, khususnya pembuatan kaleng kemasan produk. Dalam perkembangan teknologi
Lebih terperinciANALISIS BEBAN KERJA PEGAWAI DI SEKSI VERSAIGAMONANG DEVISI DEPRODUGAMONANG PERUM PERURI KARAWANG
Journal Industrial Manufacturing Vol. 2, No. 2, Juli 2017, pp.1-9 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 ANALISIS BEBAN KERJA PEGAWAI DI SEKSI VERSAIGAMONANG DEVISI DEPRODUGAMONANG PERUM PERURI KARAWANG
Lebih terperinciLAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI OLEH: Marianus T. Dengi 122080139 LABORATORIUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA & ERGONOMI JURUSAN
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... ABSTRACT...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii iii v viii ix xii xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Penentuan waktu standar akan mempunyai peranan yang cukup penting didalam pelaksanaan proses produksi dari suatu perusahaan. Penentuan waktu standar yang tepat dan
Lebih terperincipekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem
24 pekerja normal untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik. Pengertian dari waktu baku yang normal,wajar, dan terbaik dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa waktu baku
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Proses pengumpulan dilakukan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam perancangan Stasiun penyemiran sepatu. Meliputi data antro pometri
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi dan Proses Produksi 2.1.1 Pengertian Produksi Dari beberapa ahli mendifinisikan tentang produksi, antara lain 1. Pengertian produksi adalah suatu proses pengubahan
Lebih terperinciDalam menjalankan proses ini permasalahan yang dihadapi adalah tidak adanya informasi tentang prediksi kebutuhan material yang diperlukan oleh produks
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Permasalahan Umum PT. Sinar Inti Electrindo Raya adalah perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur, pemasaran panel Tegangan Menengah (TM) dan panel Tegangan Rendah (TR).Dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengukuran Kerja Menurut Sritomo, pengukuran kerja adalah : metoda penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Salah
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI Penelitian cara kerja atau yang dikenal juga dengan nama methods analysis merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan metode kerja yang akan dipilih untuk melakukan suatu pekerjaan.
Lebih terperinciJurnal Sipil Statik Vol.5 No.4 Juni 2017 ( ) ISSN:
ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA KONSTRUKSI PADA PEKERJAAN PASANGAN LANTAI KERAMIK DAN PLESTERAN DINDING MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING (Studi Kasus : Bangunan Gedung Pendidikan Fakultas Kedokteran)
Lebih terperincipracticum apk industrial engineering 2012
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran kerja atau work measurement adalah proses menentukan waktu yang diperlukan seorang operator dengan kualifikasi tertentu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teori-teori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai
Lebih terperinciAnalisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating
Petunjuk Sitasi: Cahyawati, A. N., & Pratiwi, D. A. (2017). Analisis Efisiensi Operator Pemanis CTP dengan Westing House System s Rating. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. B211-216). Malang: Jurusan
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab IV - Pengumpulan dan Pengolahan Data BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Data Umum PT STI PT STI adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pembuatan spare part, machinery, engineering,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Kerja Dari penelitian menerangkan bahwa, Perancangan kerja merupakan suatu disiplin ilmu yang dirancang untuk memberikan pengetahuan mengenai prosedur dan prinsip
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Jurnal dan referensi diperlukan untuk menunjang penelitian dalam pemahaman konsep penelitian. Jurnal dan referensi yang diacu tidak hanya dalam negeri namun juga
Lebih terperinciPERTEMUAN #13 UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA
UJI PETIK PEKERJAAN (WORK SAMPLING) PERTEMUAN #13 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Model Diagram Metodologi Gambar 4.1 Metodologi Penelitian 47 Gambar 4.2 Metodologi Penelitian (lanjutan) 48 4.2 Penelitian Pendahuluan Penelitian dilakukan di PT. Refconindo
Lebih terperinciLakukan Pekerjaanmu secara Efektif & Efisien
Pengukuran Kerja Lakukan Pekerjaanmu secara Efektif & Efisien Waktu baku,diperlukan untuk : Man Power Planning Cost Estimation Production Schedulling Insentif Indikasi Kinerja Pengukuran Kerja Dibedakan
Lebih terperinciERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA
ERGONOMI & APK - I KULIAH 8: PENGUKURAN WAKTU KERJA By: Rini Halila Nasution, ST, MT PENGUKURAN WAKTU KERJA Pengukuran kerja atau pengukuran waktu kerja (time study) adalah suatu aktivitas untuk menentukan
Lebih terperincipracticum apk industrial engineering 2012
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman modern seperti saat ini, sebagai pekerja yang baik harus mampu menciptakan suatu sistem kerja yang baik dalam melakukan pekerjaan agar pekerjaan tersebut
Lebih terperinciJURNAL PENGUKURAN WAKTU KERJA : JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
JURNAL PENGUKURAN WAKTU KERJA : JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS Rian Kamal Fikri, Kemala Dwi Putri, Hanna Fitria, Bayu Dwi Putra Hamzah Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI. pengukuran kerja ( work measurement ) yang meliputi teknik-teknik pengukuran waktu
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Pengukuran Waktu Untuk mengukur kebaikan suatu sistem kerja diperlukan prinsip-prinsip pengukuran kerja ( work measurement ) yang meliputi teknik-teknik pengukuran waktu psikologis
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Tabel Rating Factor Westinghouse Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Superskill A1 + 0,15 A2 + 0,13 Excellent B1 + 0,11 B2 + 0,08 C1 + 0,06 Good Keterampilan C2 + 0,03 Average D 0,00 Fair
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam analisa dan pemecahan masalah secara sistematis dan teratur perlu
7 BAB II LANDASAN TEORI Dalam analisa dan pemecahan masalah secara sistematis dan teratur perlu adanya dasar teori yang tepat yang dapat dijadikan patokan dalam pembahasan kasus. Oleh karena itu metode
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI
BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1. Pengukuran Waktu Kerja Sistem kerja yang baik merupakan faktor yang penting dalam suatu manajemen operasional suatu perusahaan. Dalam merancang suatu sistem kerja yang baik dibutuhkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Penelitian Terdahulu Manusia merupakan salah satu elemen utama pada sistem industri dalam menjalankan aktivitas. Tanpa adanya campur
Lebih terperinciIMPLEMENTASI METODE WORK SAMPLING GUNA MENGUKUR PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DI CV.SINAR KROM SEMARANG
IMPLEMETASI METODE WORK SAMPLIG GUA MEGUKUR PRODUKTIVITAS TEAGA KERJA DI CV.SIAR KROM SEMARAG Dwi urul Izzhati 1, Dhieka Anendra 2 1 Fakultas Teknik, Universitas Dian uswantoro, Semarang 50131 E-mail :
Lebih terperinciRiduwan Arif Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
ANALISA BEBAN KERJA DAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) DI PT.SURABAYA PERDANA ROTOPACK Riduwan Arif Jurusan Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Sebuah perusahaan harus dapat menganalisis kemampuan para pekerjanya terutama dalam hal berproduksi. Analisis yang dapat dilakukan adalah analisis pengukuran waktu yang ditujukan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Ekstrasi Hasil Pengumpulan Data Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly adalah digunakan untuk pengukuran waktu dimana pengukuran waktu
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA INDUSTRI KECIL PEMBUATAN KOTAK KARTON MELALUI PERBAIKAN DESAIN FASILITAS KERJA
Gultom: PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA INSDUTRI KECIL PEMBUATAN KOTAK... 169 PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA INDUSTRI KECIL PEMBUATAN KOTAK KARTON MELALUI PERBAIKAN DESAIN FASILITAS KERJA Peniel Immanuel
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pengukuran waktu ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk
Laporan Tugas Akhir BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengukuran Waktu Kerja Pengukuran waktu ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suati pekerjaan.
Lebih terperinciAnalisa Penetapan Upah Tenaga Kerja Berdasarkan Waktu Standar di PT. Semen Tonasa
Analisa Penetapan Upah Tenaga Kerja Berdasarkan Waktu Standar di PT. Semen Tonasa Retnari Dian Mudiastuti 1, Irfan Saputra 2 1,2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin Jln.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI Keseimbangan lini produksi bermula dari lini produksi masal, dimana tugas-tugas yang dikerjakan dalam proses harus dibagi kepada seluruh operator agar beban kerja dari para operator
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Studi Gerak dan Waktu ( Barnes h.257 ) Studi Gerak dan Waktu merupakan suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Halaman. viii
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciERGONOMI & APK - I KULIAH 9: PENGUKURAN WAKTU KERJA (LANJUTAN)
ERGONOMI & APK - I KULIAH 9: PENGUKURAN WAKTU KERJA (LANJUTAN) By: Rini Halila Nasution, ST, MT WORK SAMPLING Suatu aktivitas pengukuran kerja untuk mengestimasikan proporsi waktu yang hilang(idle/delay)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mulai dari bulan Maret 2016 sampai dengan bulan April pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini.
46 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kantor PT Pacific Biotekindo kantor Cabang Jakarta yang beralamat di Komplek Perkantoran Infinia Park Blok A52, Jalan
Lebih terperinciRating Factor Masing-masing Stasiun Kerja
Lampiran 1 Rating Factor Masing-masing Stasiun Kerja WC 1 (Laminating) Faktor Kelas Lambang Penyesuaian Sub Total Keterampilan Good C2 +0.03 Usaha Good C2 +0.02 Kondisi Fair E -0.03 Konsistensi Average
Lebih terperinciFISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA. tutorial 7. work sampling
FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 7 work sampling Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com Pengukuran Kerja: Metode
Lebih terperinciEVALUASI JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) DAN WORK FORCE ANALYSIS (WFA) DI PT.
EVALUASI JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL DENGAN METODE WORK LOAD ANALYSIS (WLA) DAN WORK FORCE ANALYSIS (WFA) DI PT. TRIKARTIKA MEGAH NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Memenuhi dan Melengkapi Syarat Gelar
Lebih terperinciMODUL II WORK MEASUREMENT
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu merupakan salah satu kriteria dari suatu alternatif beberapa metode kerja yang paling sering digunakan sebab kriteria ini memiliki sejumlah kelebihan dibandingkan
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING
PENGELOMPOKAN STASIUN KERJA UNTUK MENYEIMBANGKAN BEBAN KERJA DENGAN METODE LINE BALANCING Joko Susetyo, Imam Sodikin, Adityo Nugroho Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains
Lebih terperinciPRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING PADA PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK MEGA TRADE CENTER MANADO. Ronny Walangitan ABSTRAK
PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING PADA PEKERJAAN KOLOM DAN BALOK MEGA TRADE CENTER MANADO Ronny Walangitan ABSTRAK Produktivitas tenaga kerja merupakan salah satu unsur
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Rating Factor Kriteria rating factor, keterampilan dibagi menjadi enam kelas dengan ciri-ciri setiap kelas seperti yang dikemukakan berikut ini : Super Skill: 1. Bekerja dengan sempurna 2. Tampak
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK i. KATA PENGANTAR.. ii. DAFTAR ISI. iv. DAFTAR TABEL. vii. DAFTAR GAMBAR. viii BAB I PENDAHULUAN.. 1
ABSTRAK PT. Mitas Firsta Garmen adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan pakaian jadi. Perusahaan ini berusaha untuk menghasilkan produk yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen
Lebih terperinciBAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Sejarah singkat berdirinya CV. Catur tunggal Jaya Gorontalo, seiring
38 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan Sejarah singkat berdirinya CV. Catur tunggal Jaya Gorontalo, seiring dengan adanya tuntunan jaman yang
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengukuran Kerja Pengukuran kerja ialah penerapan teknik yang direncanakan untuk menerapkan waktu bagi pekerja yang memenuhi syarat untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu pada
Lebih terperinciPENINGKATAN EFSIENSI DAN PRODUKTIVITAS KINERJA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS RANGKED POSITIONAL WEIGHT METHOD PT. X
PENINGKATAN EFSIENSI DAN PRODUKTIVITAS KINERJA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS RANGKED POSITIONAL WEIGHT METHOD PT. X Komarudin dan Rudi Saputra Teknik Industri, Institut Sains dan Teknologi Nasional ABSTRAK
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. selesai sesuai dengan kontrak. Disamping itu sumber-sumber daya yang tersedia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Penjadwalan Salah satu masalah yang cukup penting dalam system produksi adalah bagaimana melakukan pengaturan dan penjadwalan pekerjaan, agar pesanan dapat selesai sesuai
Lebih terperinciPRESENTASI TUGAS AKHIR
PRESENTASI TUGAS AKHIR USULAN PERBAIKAN WAKTU BAKU PEMBUKUAN BUKTI PENYERAHAN WARKAT DEBET BANK NUSANTARA PARAHYANGAN DI PT. WAHYU ABADI Disusun Oleh: Dede Ryana 39411087 Pembimbing 1: Rossi S. Wahyuni,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kerja Studi kerja adalah penelaahan secara sistematik terhadap pekerjaan, dengan maksud untuk : (Barnes, 1980, Halaman 6) 1. Mengembangkan sistem dan metode kerja yang lebih
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Penelitian Cara Kerja Pada laporan skripsi ini penelitian cara kerja menggunakan metode penelitian yang dilakukan melalui operation process chart. Dan dalam perhitungan untuk
Lebih terperinciPENGUKURAN BEBAN KERJA TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING (Studi Kasus di PT. XY Yogyakarta)
PENGUKURAN BEBAN KERJA TENAGA KERJA DENGAN METODE WORK SAMPLING (Studi Kasus di PT. XY Yogyakarta) Jono Jurusan Teknik Industri Universitas Widya Mataram Yogyakarta Yonuwm@yahoo.co.id ABSTRAK PT XY sebagai
Lebih terperinciMENGUKUR PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN SEVEN ELEVEN MANGGA DUA
MENGUKUR PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN SEVEN ELEVEN MANGGA DUA Hendy Tannady 1, Chaniago Helmi Santoso, Michael Kelly, Yulianto E-mail: htannady@bundamulia.ac.id 1 Penulis Hendy Tannady adalah dosen tetap
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Deskripsi Wheel Wheel / Ban menjadi suatu komponen utama dalam suatu keseluruhan motor. Wheel / Ban menjadi alas pergerakan setiap motor yang di produksi. Pada umumnya
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISIS DATA
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISIS DATA 4.1 Sejarah Perusahaan PT. SRI adalah perusahaan joint venture dengan PMA (Pemilik Modal Asing) didirikan untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar lokal dan
Lebih terperinci