METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

III. METODE PENELITIAN

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

PENENTUAN LOKASI PEMANCAR TELEVISI MENGGUNAKAN FUZZY MULTI CRITERIA DECISION MAKING

PERBANDINGAN METODE SAW DAN TOPSIS PADA KASUS UMKM

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemodelan persamaan struktural atau Structural Equation Modeling

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA DAN PEMILIHAN MITRA BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) KABUPATEN GUNUNGKIDUL MENGGUNAKAN METODE SAW BERBASIS WEB

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Pengumpulan Data Data Vegetasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. dependen (y) untuk n pengamatan berpasangan i i i. x : variabel prediktor; f x ) ). Bentuk kurva regresi f( x i

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

3 METODE. Metode dan Desain Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan matematika tidak hanya dalam tataran teoritis tetapi juga pada

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PEMODELAN KARAKTERISTIK TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN LOG LINEAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Manurung (2010) menerapkan sistem pendukung keputusan seleksi

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

2.1 Sistem Makroskopik dan Sistem Mikroskopik Fisika statistik berangkat dari pengamatan sebuah sistem mikroskopik, yakni sistem yang sangat kecil

Ardi Kurniawan 1), Kusrini 2) Sistem Informasi STMIK AMIKOM Yogyakarta 2)

ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA NGEMBAG PONOROGO SKRIPSI

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

Transkripsi:

METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Lokas Peneltan Peneltan n dlaksananakan pada bulan Maret sampa dengan bulan Me 2006 d Desa Bnalatung Kecamatan Tarakan Tmur Kota Tarakan Propns Kalmantan Tmur. Pemlhan lokas dlakukan secara purposve dengan pertmbangan bahwa: () belum optmalnya program pengelolaan ekosstem mangrove yang dtawarkan oleh Pemerntah Kota Tarakan melalu kegatan MCRMP; () tngkat kerusakan sumberdaya ekosstem mangrove tergolong tngg. Lokas dapat dlhat pada Gambar 8. Sfat dan Tpe Peneltan Peneltan yang dgunakan adalah stud kasus (case study). Peneltan n adalah peneltan yang menjelaskan bahwa: stud kasus adalah arah mkro (menyorot satu atau beberapa kasus) dan stud kasus adalah strateg peneltan yang bersfat mult-metode. Lazmnya peneltan kasus akan memadukan metode pengamatan, wawancara dan analss dokumen. (Stake, 1994:236; Adelman dkk. dkutp Nsbet dan Watt, 1994: 4; Yn, 1996: 18 dalam Storus, 1998). Kajan stud kasus yang dlakukan dalam peneltan n merujuk pada tpe stud kasus nstrumental yang menyatakan bahwa kajan atas suatu kasus khusus untuk memperoleh wawasan atas suatu su atau wawasan untuk menyempurnakan teor. Dalam hal n fungs kasus adalah sebaga pendukung atau nstrument untuk membantu penelt dalam memaham suatu permasalah tertentu. (Stake, 1994; 237 dalam Storus, 1998). Strateg stud kasus merupakan metode yang danggap tepat untuk sebuah stud yang berkatan dengan how dan why, serta tepat pula bag para penelt yang hanya memlk peluang sangat kecl atau tdak mempunya peluang sama sekal untuk melakukan kontrol terhadap perstwa tersebut (Yn, 1997 dalam Lenggono, 2004).

31 Gambar 8 Peta Lokas Peneltan (Desa Bnalatung) Alat yang Dgunakan Alat-alat yang dgunakan selama mengadakan surve lapangan dapat dlhat pada Tabel 3. Tabel 3 Alat-alat yang Dgunakan dalam Peneltan No Alat Fungs 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. GPS Roll Meter Alat Tuls Tal Rafa Hand Held Refractometer Hanna Instrument Handycam Buku dentfkas mangrove Kusoner Mengetahu poss atau ttk pengamatan Membuat transek kuadrat Sarana pengumpulan data Membuat transek kuadrat Mengetahu Salntas Mengetahu suhu Dokumentas Mengetahu jens mangrove Untuk memperoleh nformas dar berbaga phak yang terkat (masyarakat, stakeholders dan nsttus pemerntah yang terkat) Jens dan Sumber Data Jens dan sumber data yang dkumpulkan dalam peneltan n melput data prmer dan data sekunder. Data prmer terdr data potens dan manfaat keberadaan hutan mangrove serta data sosal ekonom masyarakat Desa

32 Bnalatung, sementara data sekunder terdr dar sumber-sumber yang menunjang peneltan sepert peneltan yang telah dlakukan sebelumnya, PERDA yang berkatan dengan pengelolaan dan pemanfaatan ekosstem mangrove, laporanlaporan yang berasal dar nstans terkat. Secara lengkap data prmer dan sekunder yang dkumpulkan dalam peneltan n tersaj pada Tabel 4. Tabel 4 Jens Data Prmer dan Data Sekunder No Data Prmer Data Sekunder 1. Ekosstem Mangrove a. Potens (jens mangrove, jumlah tegakan serta jens substrat) b. Nla Manfaat Ekonom (manfaat Konds oseanograf daerah kajan Laporan kegatan MCRMP Konds topograf dan fsograf Kota Tarakan dalam Angka langsung, manfaat tdak langsung, Perda Tata Ruang 2006 manfaat plhan dan manfaat Perda No.4 th 2002 ttg larangan dan keberadaan) pengawasan hutan mangrove Kota 2. Sosal Ekonom Masyarakat Desa Tarakan 3. Bnalatung. Sosal Ekonom Masyarakat Penambang Pasr Juata. Perda No.18 th 2002 ttg jn usaha pertambangan bahan galan gol C Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam peneltan n melput: (1) data ekosstem mangrove, dan (2) data sosal ekonom masyarakat setempat. Secara terpernc pengumpulan tersebut dapat djelaskan sebaga berkut: 1. Data ekosstem mangrove a. Potens Tegakan Metode penentuan atau peletakan transek kuadrat dlakukan secara acak (random samplng) dan ukuran transek kuadrat 30m x 30m. Kusmana (1997) pertmbangan utama dalam penentuan ukuran kuadrat adalah kehomogenan vegetas dan morfolog jens tumbuhan yang dukur. Dalam hutan yang homogen ketepatan untuk ntenstas samplng tertentu cenderung lebh besar karena jumlah satuan contoh bersfat bebas satu sama lan akan banyak.

33 10m 30m x 30m 30m x 30m 30m x 30m Gambar 9 Desan Metode Transek Kuadrat b. Pendekatan Nla Manfaat Nla manfaat ekonom suatu ekosstem mangrove ddekat dengan beberapa metode penlaan dengan mengkuantfkaskannya ke dalam nla uang (Rp), sepert: - Nla Pasar Nla atau harga pasar sebenarnya (actual prce) dar barang dan jasa yang dperdagangkan dalam suatu sstem tukar-menukar yang lazm d daerah tersebut. Pendekatan n dgunakan untuk komponen sumberdaya yang dapat langsung dperdagangakan, sepert potens perkanan (keptng), dan daun npah serta dgunakan untuk menla manfaat langsung dar penggunaan suatu komponen sumberdaya. - Harga tdak langsung Pendekatan n dgunakan bla mekansme pasar gagal memberkan nla manfaat tdak langsung suatu komponen sumberdaya (market falure) karena terjad gangguan terhadap pasar komponen sumberdya tersebut (market dstorton) atau komponen sumberdaya tersebut belum memlk pasar (non-exstence of market). Estmas manfaat hutan mangrove sebaga penahan abras panta. Metode yang dgunakan adalah replacement cost atau baya pengant. Baya dar pembuatan beton tersebut sebaga baya penggant akbat dampak lngkungan, dapat dgunakan sebaga perkraan mnmum dar manfaat yang dperoleh untuk memelhara maupun memperbak lngkungan.

34 - CVM (Contgent Valuaton Method) Contgent Valuaton merupakan salah satu teknk valuas yang bersfat partspatf karena memungknkan terjadnya dskus publk. Meskpun demkan kelemahan utama dalam teknk n adalah asums bahwa ndvdu maupun kelompok ndvdu merupakan target contgent valuaton akan berfkr secara rasonal dalam menentukan nla ekonom sebuah fungs ekosstem, padahal dalam kenyataanya sfat n tdak semua dmlk oleh ndvdu atau kelompok ndvdu. (Adranto, 2006) - Nla Ekonom Total (NET) Nla ekonom total merupakan penjumlahan dar seluruh manfaat yang telah ddentfkas, yatu nla manfaat langsung (NML), nla manfaat tdak langsung (NMTL), nla manfaat plhan (NMP), nla manfaat keberadaan (NMK). 2. Data Sosal Ekonom Masyarakat Pengamblan sampel dlakukan dengan cara purposve samplng dengan pertmbangan bahwa sampel yang dambl adalah masyarakat yang lama tnggal d daerah setempat, sehngga dharapkan mampu memberkan gambaran secara terpernc mengena konds wlayah kajan. Data sosal ekonom n dkumpulkan melalu teknk wawancara secara mendalam (depth ntervew). Teknk n dlakukan dengan tujuan untuk memperoleh semua nformas yang dperlukan. Secara gars besar data sosal ekonom melput: denttas responden, pekerjaan utama, perseps masyarakat terhadap ekosstem mangrove serta perseps masyarakat terhadap degradas lngkungan. Analss Data Metode analss data yang dgunakan dalam peneltan berupa analss deskrptf dan analss kuanttatf. Metode analss deskrptf dgunakan untuk: () mendeskrpskan pengelolaan aktual ekosstem mangrove, () mendeskrpskan konds pessr khususnya pasut, arus, dan klm. Metode analss kuanttatf dgunakan untuk: () mengetahu potens bofsk ekosstem mangrove desa Bnalatung; () mengetahu nla manfaat dar keberadaan suatu ekosstem

35 mangrove serta; () memberkan alternatf program pengelolaan berdasarkan bobot penlaan. Analss Potens Bofsk Ekosstem Mangrove Analss potens ekosstem mangrove dmaksudkan untuk mengetahu persentase penutupan dan kerapatan pohon (pohon/ha). Analss n menggunakan data hasl pengukuran langsung d lapangan, berupa jumlah ndvdu (IND), dameter batang (DB), tpe substrat dan luas petak contoh yang dambl. Selanjutnya dlakukan analss potens: 1. Kerapatan Jens (D) adalah jumlah tegakan jens dalam satuan unt area : n D =... (1) A dmana n adalah jumlah total tegakan dar jens dan A adalah luas total area pengamblan contoh (luas total petak contoh/plot) 2. Kerapatan Relatve Jens (RD) adalah perbandngan antara jumlah tegakan jens I (n) dan jumlah total tegakan seluruh jens ( Σ n) : n RD = x100... (2) Σ n 3. Frekuens Jens (F) adalah peluang dtemukannya jens dalam petak contoh/plot yang damat : F p =... (3) Σp dmana F adalah frekuens jens, p adalah jumlah petak contoh/plot dmana dtemukan jens, dan p adalah jumlah total petak contoh/plot yang damat. 4. Frekuens Relatf Jens ( RF ) adalah perbandngan antara frekuens jens ( F ) dan jumlah frekuens untuk seluruh jens ( Σ F ) : F RF = x100... (4) ΣF 5. Penutupan Jens ( C ) adalah luas penutupan jens dalam suatu unt area: ΣBA C =... (5) A

36 2 BA = πdbh dalam cm 2, DBH = πcbh dalam cm, CBH adalah lngkaran 4 pohon. 6. Penutupan Relatf Jens (RC) adalah perbandngan antara luas area penutupan jens (C) dan luas total area penutupan untuk seluruh jens ( Σ C ), RC C = x100... (6) ΣC 7. Nla Pentng Jens (IV) : IV = RD + RF + RC Nla pentng memberkan gambaran mengena pengaruh atau peranan suatu jens tumbuhan mangrove dalam komuntas mangrove. Analss Nla Manfaat Ekonom Ekosstem Mangrove Analss nla manfaat ekonom (economc valuaton) terhadap ekosstem mangrove dmaksudkan bahwa dalam konteks pembangunan berkelanjutan dmens ekolog dperlukan suatu penlaan terhadap ekosstem hutan mangrove. Hal n mutlak dperlukan agar nsttus pemerntah selaku pembuat dan pengambl kebjakan perlu mempertmbangkan nla fungs yang terkandung dalam ekosstem tersebut agar dalam melaksanakan pembangunan daerah otonom keberadaan ekosstem mangrove menjad pertmbangan yang pentng untuk keberlanjutan suatu pulau. Nla ekonom total (TEV) merupakan penjumlahan dar nla ekonom berbass pemanfaatan/penggunaan (Use Value; UV) dan nla ekonom berbass bukan pemanfaatan/penggunaan (Non-use Value; NUV).(Barton, 1994, Barber, 1993, Freeman III, 2002 dalam Adranto, 2006). Gambar 10 menyajkan dagram nla ekonom total (TEV) dar ekosstem mangrove pessr utara Desa Bnalatung.

37 Total Economc Value Use Value Non-Use Value Drect Use Value Indrect Use Value Opton Value Exstance Value Gambar 10 Tpolog Nla Ekonom Total (TEV) Secara gars besar defns dar tpolog nla-nla ekonom yang dgunakan dapat dlhat pada Tabel 5. Tabel 5 Defns dan Contoh Komposs Total Nla Ekonom (TEV) No Jens Nla Defns Contoh 1. Drect Use Value Nla ekonom yang dperoleh Manfaat perkanan kayu dar pemanfaatan langsung dar mangrove, genetc materal sebuah sumberdaya/ekosstem dll 2. Indrect Value Use Nla ekonom yang dperoleh dar pemanfaatan tdak langsung dar sebuah sumbrdaya/ ekosstem Fungs ekossetem mangrove sebaga natural breakwaters, fungs terumbu karang sebaga spawnng ground bag jens kan karang dll 3. Opton Value Nla ekonom yang dperoleh dar potens pemanfaatan langsung maupun tdak langsung dar sebuah sumberdaya/ ekosstem d masa datang Manfaat keanekaragaman hayat, speses baru dll 4. Exsance Value Sumber :Adranto, 2004 Nla ekonom yang dperoleh dar sebuah perseps bahwa keberadaan (exstance) dar sebuah ekosstem/sumberdaya tu ada, terlepas dar apakah ekosstem/sumberdaya tersebut dmanfaatkan atau tdak Habtat terancam punah; endemc speses

38 Identfkas manfaat dan fungs yang terkat dengan sumberdaya ekosstem mangrove Desa Bnalatung: 1. Nla Manfaat langsung (NML). Nla manfaat langsung adalah nla ekonom yang dperoleh dar pemanfaatan langsung dar sebuah sumberdaya atau ekosstem. Berdasarkan hasl observas langsung yang dlakukan d Desa Bnalatung bahwa nla n dperoleh dar pemanfaatan keptng mangrove (Scylla sp) dan daun Npah (Nypa). potens pohon sebaga penyeda bahan tang pancang. Nla manfaat n dapat drumuskan sebaga berkut : DUV = Dmana, n = 1 DUV... (7) DUV 1 : manfaat penangkapan keptng DUV 2 : manfaat daun Npah 2. Nla Manfaat Tdak Langsung (NMTL) Nla manfaat tdak langsung adalah nla ekonom yang dperoleh dar pemanfaatan tdak langsung dar suatu ekosstem mangrove yang dalam hal n adalah manfaat fsk berupa penahan abras atau eros panta dan potens pohon sebaga tempat berasosasnya berbaga macam bota peraran serta manfaat bolog sebaga tempat penyeda makanan bag kan. Penlaan manfaat fsk destmas dar fungs ekosstem mangrove sebaga penahan abras/eros panta. Pengestmasan nla dengan menggunakan alat pemecah gelombang (breakswater) yang terbuat dar bahan beton dengan daya tahan bangunan selama 10 tahun. Menurut Aprlwat (2001) untuk membuat bangunan pemecah gelombang dengan ukuran 1m x 11m x 2,5m (p x l x t) dperlukan baya sebesar Rp.4.163.880, kemudan baya tersebut dkonvers dengan besaran nla nflas BI rate yang terjad tahun 2005. Sementara tu fungs pohon ddekat dengan penjualan kayu mangrove (harga pasar lokal). Penlaan manfaat bologs dlakukan dengan cara melhat fungs mangrove sebaga feedng ground bag speses-speses peraran pasut. Fungs n ddekat dengan model hubungan regres antara luasan hutan mangrove (ha)

39 dengan produks udang (kg) (Naamn, 1984 dalam Fachrudn, 1996). Model regres yang dmaksud adalah sebaga berkut: Y = 16,286 + 0, 0003536X... (8) Dmana, Y : Produks udang (kg) X : Luasan hutan mangrove (ha) Secara keseluruhan total nla manfaat tdak langsung yang dsedakan oleh sumberdaya ekosstem mangrove adalah : IUV = n = 1 IUV... (9) Dmana, IUV 1 : Manfaat penahan abras panta IUV 2 : Manfaat pohon IUV 2 : Manfaat hutan ekosstem mangrove sebaga feedng ground. 3. Nla Manfaat Plhan (NMP) Nla manfaat plhan merupakan suatu nla yang dperoleh dar potens pemanfaatan langsung maupun tdak langsung dar sebuah sumberdaya/ekosstem d masa datang. Manfaat plhan untuk hutan mangrove basanya ddekat dengan menggunakan metode beneft transfer. Metode n dlakukan dengan cara menla perkraan manfaat dar tempat lan (d mana sumberdaya tersebut terseda) kemudan manfaat tersebut dtransfer untuk memperoleh perkraan yang kasar mengena manfaat dar lngkungan (Fauz, 1999 dalam Santoso, 2005). Untuk menla manfaat plhan suatu ekosstem mangrove maka dlakukan dengan pendekatan nla keanekaragaman hayat (Bodeversty). Manfaat n dperoleh berdasarkan hasl peneltan Rutenbeek (1991) dalam Fachruddn (1996). Secara matemats dapat drumuskan sebaga berkut: OV = US $ 15 per ha x luas hutan mangrove... (10)

40 4. Nla Manfaat Keberadaan (NMK) Nla Manfaat Keberadaan d peroleh dengan cara mengalkan nla ratarata (Rp) yang dberkan oleh responden terhadap keberadaan hutan mangrove per ha per tahun dengan luas hutan mangrove secara keseluruhan. Menurut FAO (2000) dalam Adranto (2005). 1 MWTP = n n = 1 Y... (11) Dmana, n = Jumlah sampel Y = Besarnya WTP yang dberkan responden ke- Selanjutnya untuk mengestmas nla rebosas (pemelharaan) terhadap ekosstem mangrove pessr utara Desa Bnalatung yang terdegradas akbat kematan secara massal (deback) selama 10 (sepuluh) tahun dlakukan dengan menggunakan Cost-Beneft Analyss (CBA), yatu : NPV Dmana : = n ( Bt Ct ) t ( r) t= 1 1+... (12) B t : manfaat yang dperoleh dar penggunaan ekosstem mangrove C t : baya yang dkeluarkan untuk memperoleh manfaat dar penggunaan t r ekosstem mangrove terssebut : kurun waktu penlaan (tahun) : faktor dskonto (dscount rate) Kurun waktu penlaan (t) yang dgunakan adalah 10 (dua puluh) tahun. Secara ekolog kurun waktu tersebut dgunakan berdasarkan perkraan bahwa umur mangrove sudah mencapa pada pembentukan sstem ekologs. Hal n dperkuat dengan pernyataan Macknnon, et.al. (2000) bahwa mangrove jens Rhzophora sp mula berbuah pada umum empat tahun dan pada umumnya melakukan regeneras dengan bak.

41 Asums-asums yang dgunakan dalam mealakukan cost-beneft analyss melput: 1. Tdak terjad bencana alam sepert gelombang pasang, llegal loggng, dan konves areal mangrove. 2. Kegatan rebosas (pemelharaan) berjalan dengan bak selama waktu yang telah dgunakan. Multy Crtera Decson Analss (MCDM) Metode MCDM merupakan salah satu metode yang dgunakan untuk mengambl suatu keputusan berdasarkan pada analss yang dlakukan terhadap krtera. Metode n mentkberatkan pada krtera-krtera yang dbangun berdasarkan konds aktual yang terjad sepert krtera ekolog-ekosstem mangrove, sosal-ekonom masyarakat dan kelembagaan (kebjakan pemerntah). Metode MCDM terbag lag kedalam tga kategor yakn mutple attrbute utlty theory (MAUT), outrankng methods dan nteractve methods. Dalam peneltan n penelt memfokuskan pada penggunaan metode multple attrbute utlty theory (MAUT). Metode n mentkberatkan pada hubungan yang salng terkat antara atrbut (krtera), atau dengan kata lan bagamana keterkatan antara krtera-krtera yang dbangun (ekolog-ekosstem, sosal-ekonom dan kelembagaan) dapat menjad suatu dasar yang kuat dalam mengambl suatu keputusan dalam upaya mengurang tngkat degradas kawasan ekosostem mangrove khususnya Desa Bnalatung. Bdang analss n memerlukan sejumlah pendekatan dengan menghtung banyak sub-sub krtera untuk membentuk struktur yang mendukung proses pengamblan keputusan. Dalam formulas dgunakan software CRIPLUS vers 3.0. MCDM dbuat dalam bentuk hrarkh dengan empat elemen, yatu goal, objectves, crtera dan alternatve. Penermaan Metode MCDM pada beberapa bdang dtentukan oleh beberapa faktor, dantaranya: 1) metode n memlk kemampuan menangan jens data yang bervaras (kuanttatf, kualtatf, campuran dan pengukuran yang ntangble), 2) dapat mengakomodas perbedaan yang dngnkan dalam krtera, 3) skema bobot yang bervaras, menghadrkan prortas yang berbeda atau pandangan dar stakeholders yang berbeda, dapat dterapkan pada MCDM, 4) Teknk MCDM tdak membutuhkan penentuan nla,

42 5) prosedur analss atau agregas dalam MCDM relatf sederhana dan stragforward Tahapan proses yang dlakukan dalam untuk melakukan analss Multy Crtera Decson Makng (MCDM), terdr atas: 1. Identfkas krtera dan sub krtera 2. Penlaan dalam hal n adalah pemberan bobot terhadap subkrtera dengan menggunakan SMART (smple multyattrbute ratng technque). Pembobotan menggunakan skala 1-9 (Saaty, 1991). Secara lebh rnc dapat dlhat pada Tabel 6. Tabel 6 Skala yang Dgunakan dalam Subkrtera dalam Analss MCDM Intenstas Pentngnya Defns Penjelasan 1 Kedua elemen sama pentngnya. Dua elemen menyumbangnya sama besar pada sfat tu. 3 5 7 9 Elemen yang satu sedkt lebh pentng ketmbang yang lannya. Elemen yang satu esensal atau sangat pentng ketmbang elemen yang lannya. Satu elemen jelas lebh pentng dar elemen yang lannya Satu elemen mutlak lebh pentng ketmbang elemen yang lannya Pengalaman dan pertmbangannya sama menyokong satu elemen atas yang lannya. Pengalaman dan pertmbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen yang lannya. Satu elemen dengan kuat d sokong dan domnannya telah terlhat dalam praktk. Bukt yang menyokong elemen yang satu atas yang lan memlk tngkat penegasan tertngg yang mungkn menguatkan 2,4,6,8 Nla-nla antara d antara dua pertmbangan yang berdekatan Sumber : Saaty, 1991 Komprom dperlukan antara dua pertmbangan Analss SWOT/Formulas Strateg Menentukan strateg dalam pengelolaan ekosstem hutan mangrove Desa Bnalatung saat n dgunakan analss SWOT. Secara umum SWOT adalah sngkatan dar lngkungan nternal Strengths dan weaknesses serta lngkungan ekternal opportuntes dan threats. Secara rnc analss n membandngkan antara faktor eksternal peluang (opportuntes) dan ancaman (threats) dengan faktor

43 nternal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses). Untuk lebh jelasnya dapat dlhat pada gambar 11. Berbaga Peluang 3. Mendukung strateg turn-around 1. Mendukung Strateg agresf Kelemahan Internal Kekuatan Internal 4. Mendukung Strateg defensf 2. Mendukung Strateg Dversfkas Berbaga Ancaman Gambar 11 Dagram analss SWOT Proses penyusunan perencanaan strateg melalu 3 (tga) tahap analss, yatu: a. Tahapan pengumpulan data, dalam tahap n data-data yang dgunakan adalah data yang telah dkumpulkan dalam analss MCDM b. Tahapan analss, pada tahapan n dgunakan pendekatan dengan matrk SWOT. Hal pertama yang dalam penentuan martk tersebut alah dengan mengetahu faktor strateg nternal (IFAS) dan faktor strateg eksternal (EFAS). Selanjutnya unsur-unsur yang terdapat ddalam IFAS dan EFAS dhubungkan dalam bentuk matrk dengan tujuan untuk mendapatkan alteratf strateg. Secara terpernc bentuk mark SWOT dapat dlhat pada Tabel 7 Tabel 7 Matrk SWOT IFAS Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses) EFAS Peluang (Opportunes) Ancaman (Treaths) Sumber: Rangkut, 2004 Strateg Kekuatan Peluang Mencptakan strateg yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strateg Kekuatan Ancaman Mencptakan strateg yang menggunakan kekuatan yang mengatas ancaman Strateg Kelemahan Peluang Mencptakan strateg yang memnmal kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strateg Kelemahan Ancaman Mencptakan strateg kelemahan dan menghndar ancaman

44 - Strateg kekuatan peluang, dbuat untuk memanfatkan seluruh kekuatan guna memanfaatkan pelung sebesar-besarnya - Strateg kelemahan peluang, dbuat untuk menggunakan seluruh kekuatan untuk mengatas ancaman - Strateg kelemahan peluang, dterakan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara memnmalkan kelemahan yang ada - Strateg kelemahan ancaman, ddasarkan pada kegatan yang bersfat bertahan dan berusaha memnmalkan kelemahan c. Tahap pengamblan keputusan