BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe,

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II DISKRIPSI REKSA DANA. mengeluarkan peraturan tentang pasar modal yang mencakup pula peraturan

BAB IV METODE RISET. penelitian adalah tahun 2006 s.d maka reksadana saham yang dijadikan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014.

BAB 4. HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

III. METODE PENELITIAN. yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENILAIAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA KETIKA PASAR NAIK DAN TURUN TAHUN Handrich Kongdro 1 Universitas Tarumanegara

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. Per 30 September Jumlah Reksa Dana Syariah

PENERAPAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) UNTUK MENGUKUR EFISIENSI KINERJA REKSA DANA SAHAM

List 284 Reksadana Pendapatan Tetap hingga 19 Juni 2013

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. Perkembangan Reksadana Syariah. Reksa Dana Syariah (Rp. Miliar) (%) NAB. Pasar Uang 901,38 0,38% Saham

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. Per 30 Maret 2012

BAB I PENDAHULUAN. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari

Perkembangan Reksadana Syariah Sept REKSA DANA SYARIAH. Per September 2015

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...iii UCAPAN TERIMA KASIH...iv DAFTAR ISI...vii DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR...xii DAFTAR LAMPIRAN...

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK Dalam beberapa tahun ini, perkembangan instrumen investasi di Indonesia cukup pesat terutama perkembangan instrumen investasi reksa dana. Reks

Perkembangan Reksadana Syariah. Reksa Dana Total. Reksa Dana Syariah. Reksa Dana Konvensional. Prosentase

Perkembangan Reksadana Syariah. jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Reksadana Syariah NAB Reksadana Syariah

THE DEVELOPMENT OF SHARIA MUTUAL FUND SHARIA MUTUAL FUND AS OF MAY

Perkembangan Reksadana Syariah Jan feb. Jumlah Reksadana Syariah REKSA DANA SYARIAH

BAB III METODOLOGI. Sudah banyak sekali penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai efisiensi dari DMU,

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. Per 28 September 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. aktif diperdagangkan hingga penelitian ini dilakukan.

RESEARCH REPORT: INVESTMENT MANAGER SELECTION. by INFOVESTA

REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. 1 S T A T I S T I K P A S A R M O D A L S Y A R I A H Direktorat Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perkembangan Reksadana Syariah. Jan Feb Mar Apr Mei Reksa Dana Syariah

Perkembangan Reksa Dana Syariah Jumlah

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH Jan Feb Mar Apr REKSA DANA SYARIAH.

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul REKSA DANA SYARIAH

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN. NPM : Jurusan : Akuntansi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini sendiri merupakan jenis penelitian komparatif yakni

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia investasi banyak sekali alternatif investasi yang

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE SOFIKA AZIZIA SASANTI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang diinginkan sesuai dengan kerangka kerja yang telah ditetapkan.

Perkembangan Reksadana Syariah. Jan Feb Mar Apr Reksadana Syariah NAB Reksadana Syariah. Reksa Dana Syariah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial

PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN BESARAN ALPHA ( α ) HASIL PERHITUNGAN INDEKS JENSEN DI PASAR MODAL INDONESIA

Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

REVIEW REKSADANA CAMPURAN TAHUN 2014

EVALUASI KINERJA REKSADANA SAHAM DI INDONESIA TAHUN 2006

BAB 2 TINJUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan lain dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya. Salah satu kegiatan

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE RISK-ADJUSTED RETURN DI BURSA EFEK INDONESIAPERIODE TAHUN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bapepam-LK untuk tahun periode 2009 sampai dengan

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka

BAB I PENDAHULUAN. institusi keuangan syariah yang saat ini sedang berkembang pesat adalah pasar modal

BAB I PENDAHULUAN.

ANALISIS EFISIENSI KINERJA MENGGUNAKAN MODEL DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) PADA PT XYZ

PENGUKURAN EFISIENSI PERUSAHAAN DENGAN METODE DEA ( DATA ENVELOPMENT ANALYSIS ) (Studi Kasus Di : PT.Trakindo Utama Surabaya Branch East Area) SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. dari rentang waktu Januari 2013 sampai dengan Desember 2015.

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA KONVENSIONAL DENGAN KINERJA REKSA DANA SYARIAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Product Overview. Ritz Carlton, 30 January

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Komposisi Investasi Komposisi Investasi

ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM BERDASARKAN UKURAN SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN PADA PERIODE 1 NOVEMBER OKTOBER 2005

METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai analisis komparasi

Pengukuran Efisiensi Produksi Dengan Metode DEA (Data Envelopement Analysis) Di Divisi Wire Rod Mill PT.XYZ

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan intermediasi memandang bahwa sebuah lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal,

ANALISIS KINERJA 14 REKSA DANA SAHAM TERBAIK PERIODE 2010

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau

Kata Kunci : Data Envelopment Analysis, Technical Efficiency, Scale Effficiency

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah

Pengukuran Efisiensi Menggunakan Allocation Model Dalam Metode Data Envelopment Analysis (DEA) Pada Divisi Doorlock PT. XYZ

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis data sekunder

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan antara lain:

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana

BAB V KESIMPULAN, KELEMAHAN PENELITIAN DAN SARAN

Sasmita Claudia Pontoh Fakultas Eknomi dan Bisnis, Universitas Ma Chung Malang

Pengukuran Efisiensi Produksi dengan Metode Data Envelopement Analysis di Divisi Wire Rod Mill

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bank-bank besar di Jepang masih beroperasi di atas skala efisiensi minimum, hasil

Y u s t i n a N g a t i l a h Teknik Industri FTI-UPNV Jatim

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. investasi. Investasi adalah penundaan berbagai konsumsi hari ini, dengan tujuan

Bab I. Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan. jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi.

Program Peringkat Reksa Dana 2009

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Periode Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap reksa dana saham di Indonesia pada periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2006. Periode ini dipilih karena pada periode ini dunia reksa dana saham di Indonesia mengalami pergerakan yang cukup dinamis. Pergerakan NAB reksa dana saham cenderung melesat naik di tahun 2004, kemudian crash yang terjadi di akhir 2005, serta kecenderungan pergerakan yang kembali stabil dan menunjukkan penguatan kembali di tahun 2006 menunjukkan pergerakan yang menarik untuk dianalisis, sehingga akhirnya penulis hendak meneliti reksa dana saham mana saja yang ternyata mampu menunjukkan kinerja yang efisien sepanjang periode yang dinamis tersebut. 3.1.2 Ruang Lingkup Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan variabel-variabel yang secara umum terbagi menjadi variabel input dan output yang digunakan pada analisis efisiensi dengan metode DEA, serta variabel faktor-faktor karakteristik operasional reksa dana saham, yang digunakan untuk diuji korelasinya dengan skor efisiensi hasil metode DEA. 1. Variabel input yang digunakan adalah: a. Standar deviasi dari Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksa dana saham b. Sales charge c. Operating expenses 2.. Variabel output yang digunakan adalah: a. Return dari reksa dana saham 32

b. Skewness reksa dana saham c. Minimum return dari reksa dana saham 3. Variabel faktor karakteristik operasional reksa dana saham yang digunakan adalah: a. Experience (berdasarkan age of operation, yakni usia reksa dana saham) b. Scale of operation (berdasarkan size of operation, yakni total aktiva reksa dana saham) c. Level of investor confidence (berdasarkan 12-month net asset flow, yakni total perubahan aktiva bersih reksa dana saham) Variabel-variabel input dan output tersebut di atas dipilih oleh penulis dengan mengacu kepada penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terhadap topik ini (efisiensi reksa dana dan Data Envelopment Analysis). Penulis menggunakan standar deviasi return harian reksa dana saham sebagai variabel input mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Effendy (2007), sedangkan untuk biaya pengelolaan investasi dan biaya total reksa dana saham sebagai variabel input, penulis mengacu pada penelitian Galagedera (2002). Sebagai variabel output, penulis memilih rata-rata return harian, return minimum reksa dana saham, dan skewness dari return harian, yang didasarkan pada penelitian Effendy (2007). Selanjutnya untuk variabel faktor karakteristik operasional reksa dana saham, penulis mengacu kepada penelitian Galagedera dan Silvapulle (2002), di mana perbedaan perlakuan yang diberikan adalah dalam penelitian ini, penulis hanya mencari nilai korelasi antara skor efisiensi DEA dengan faktor karakteristik operasional reksa dana saham. 33

Alasan utama penulis menggunakan variabel-variabel di atas adalah karena data-data variabel tersebut cocok dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Selain itu, data-data tersebut telah tersedia bagi publik dan tidak memberikan halangan yang berarti bagi penulis dalam mengumpulkannya. 3.2 Data Penelitian Berdasarkan cara memperoleh data, ada dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan secara langsung dari objeknya. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi. Dalam penelitian ini hanya dipergunakan data sekunder. Data sekunder yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Data Nilai Aktiva Bersih (NAB) harian reksa dana saham yang ada di Indonesia periode 1 Maret 2004 sampai dengan 31 Desember 2006. Data Nilai Aktiva Bersih harian tersebut kemudian diolah menjadi tingkat pengembalian harian (return). 2. Data Nilai Total Aktiva harian reksa dana saham yang ada di Indonesia periode 1 Maret 2004 sampai dengan 31 Desember 2006. 3. Data Perubahan Aktiva Bersih harian reksa dana saham yang ada di Indonesia periode 1 Maret 2004 sampai dengan 31 Desember 2006. 4. Data Biaya Pengelolaan Investasi harian reksa dana saham yang ada di Indonesia periode 1 Maret 2004 sampai dengan 31 Desember 2006. 5. Data Biaya Total harian reksa dana saham yang ada di Indonesia periode 1 Maret 2004 sampai dengan 31 Desember 2006. 34

Data-data tersebut di atas didapat dari statistik yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK). Rentang data yang digunakan dimulai dimulai dari Maret 2004 dan bukan dari bulan Januari 2006. Hal ini dikarenakan keterbatasan data yang tersedia dari pihak BAPEPAM-LK. 3.3 Pengolahan Data Awal 3.3.1 Reksa Dana Saham yang Menjadi Objek Penelitian Sepanjang tahun 2004 sampai dengan tahun 2006, tercatat terdapat 36 reksa dana saham yang beroperasi. Dari seluruh reksa dana saham tersebut, hanya 17 reksa dana saham saja yang menjadi objek penelitian, sedangkan sisanya (19 reksa dana saham) tidak dijadikan objek penelitian karena tidak memenuhi syarat kelengkapan data yang dibutuhkan. Reksa dana saham yang tidak menjadi objek penelitian tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 3-1 Daftar Reksa Dana Saham Yang Tidak Menjadi Objek Penelitian No Nama Reksa Dana Alasan Dikeluarkan 1 BNI Reksadana Berkembang Terlalu Banyak Missing Data 2 Bima Terlalu Banyak Missing Data 3 First State Indoequity Sectoral Fund Efektif Mulai Januari 2005 4 First State Indoequity Yield Fund Efektif Mulai Agustus 2005 5 NAM Investasi Agresif Efektif Mulai Juni 2005 6 Niaga Saham Terlalu Banyak Missing Data 7 Pratama Saham Efektif Mulai April 2006 8 RD Makinta Mantap Efektif Mulai Agustus 2005 9 RD Saham BUMN Efektif Mulai Maret 2005 10 RD Trim Syariah Saham Efektif Mulai Desember 2006 35

11 RD Dana Ekuitas Prima Efektif Mulai Februari 2006 12 RD Mandiri Investas Atraktif Eefktif Mulai Agustus 2005 13 RD Paramitra Premium Efektif Mulai Oktober 2006 14 RD Reliance Equity Fund Efektif Mulai November 2005 15 RD Schroder Dana Istimewa Efektif Mulai Desember 2004 16 RD Ekuitas Andalan Efektif Mulai Desember 2005 17 Si Dana Saham Optimal Efektif Mulai Oktober 2006 18 Rifan Syariah Berakhir April 2004 19 TRIM Kapital Terlalu Banyak Missing Data Sumber : Diolah dari BAPEPAM-LK Sedangkan reksa dana saham yang menjadi objek penelitian ini adalah sebagai berikut : Tabel 3-2 Daftar Reksa Dana Saham Yang Menjadi Objek Penelitian No Singkatan Nama Reksa Dana Manajer Investasi 1 ABNA ABN AMRO Indonesia Equity Value Fund PT ABN AMRO Manajemen Indonesia 2 ARJP Arjuna PT Pentasena Arthatama 3 BAHN Bahana Dana Prima PT Bahana TCW Investment Management 4 BIGN Big Nusantara PT Bhakti Asset Management 5 BIGP Big Palapa PT Bhakti Asset Management 6 DNSN Dana Sentosa PT Equity Development Securities 7 DMWR Danareksa Mawar PT Danareksa Investment Management 8 FORT Fortis Ekuitas PT Fortis Investments 9 MDAX Maestro Dinamis PT Axa Asset Management Indonesia 10 MANU Manulife Dana Saham PT Manulife Aset Manajemen Indonesia 11 NIKS Nikko Saham Nusantara PT Nikko Securities Indonesia 12 PNIN Panin Dana Maksima PT Panin Sekuritas Tbk 13 PHIN Phinisi Dana Saham PT Manulife Aset Manajemen Indonesia 14 PLAT Platinum Saham PT Platinum Assets Management 15 RENC Rencana Cerdas PT Ciptadana Asset Management 16 SCHP Schroder Dana Prestasi Plus PT Schroder Investment Management Indonesia 17 SIDN Si Dana Saham PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen Sumber : diolah dari BAPEPAM-LK 36

3.3.2 Perangkat Lunak yang Digunakan Pengolahan data dalam perhitungan pengukuran kinerja reksa dana ini dibantu oleh beberapa perangkat lunak komputer (software), agar penyelesaian perhitungan dapat dilakukan lebih cepat, dan juga agar keakuratan perhitungan dari tiap data tetap terjaga. Perangkat lunak yang digunakan dalam penelitian ini adalah Microsoft Excel, yang amat berguna dalam pengolahan data dan perhitungannya, serta software DEA yaitu DEAP Version 2.1, program komputer yang khusus memproses data dengan metode Data Envelopment Analysis. 3.3.3 Pengolahan Data Awal Data awal yang diperoleh penulis adalah data Nilai Aktiva Bersih (NAB) harian reksa dana saham, data nilai Total Aktiva harian reksa dana saham, data nilai Perubahan Aktiva Bersih harian reksa dana saham, data Biaya Pengelolaan Investasi harian reksa dana saham, serta data Biaya Total harian reksa dana saham. Data-data tersebut di atas belum belum sesuai dengan data yang dibutuhkan untuk diolah dengan metode DEA, sehingga perlu dilakukan perhitungan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan namun belum tersedia. Untuk data yang missing, maka diasumsikan nilainya sama dengan nilai pada waktu sebelumnya. Untuk metode DEA, data-data yang dibutuhkan yakni data tingkat pengembalian (return) rata-rata harian, data tingkat pengembalian minimum, data skewness dari return harian reksa dana saham, dan data standar deviasi dari return harian reksa dana saham. Untuk penghitungan return harian, penulis menggunakan logaritma natural (ln), di mana nilai return untuk periode t adalah logaritma natural dari NAB di titik t dibagi 37

dengan NAB di titik t-1. Secara matematis, perhitungan tersebut dapat ditulis sebagai berikut : (3.1) Selanjutnya data return harian tersebut dihitung nilai rata-rata per tahun untuk mendapatkan nilai rata-rata return tahun tersebut. Untuk data skewness dan standar deviasi dari return harian, langsung dihitung menggunakan software Microsoft Excel. 3.4 Data Envelopment Analysis (DEA) dan Pengukuran Efisiensi 3.4.1 Pengenalan DEA DEA adalah sebuah metode poin ekstrim dan membandingkan setiap produsen dengan satu produsen terbaik. Dalam literatur-literatur DEA, produsen biasanya mengacu pada unit pembuat keputusan (decision making unit/dmu). Metode poin ekstrim tidak selalu menjadi alat yang tepat bagi setiap permasalahan tetapi cukup memadai bagi kasuskasus tertentu. Hal in akan lebih jelas bila membaca keterangan berikutnya mengenai kelebihan dan keterbatasan DEA. Asumsi fundamental di balik metode poin ekstrim adalah jika seorang produsen, A bisa memproduksi output sebanyak Y(A) unit dengan tingkat input sebanyak X(A) unit, maka produsen-produsen yang lain harus dapat memproduksi dengan jumlah yang sama dengan input yang sama, hal ini dapat dicapai jika mereka beroperasi secara efisien. Begitu juga bila produsen B bisa menghasilkan output sebanyak Y(B) unit dengan tingkat input sebanyak X(B) unit, maka produsen-produsen yang lain juga harus dapat melakukan hal yang sama dengan produsen B. Produsen A, B, dan yang lainnya dapat dikombinasikan dalam bentuk gabungan produsen dengan gabungan input dan gabungan output. Namun 38

karena gabungan produsen ini tidak pernah ada, maka gabungan produsen ini disebut produsen virtual. Inti analisisnya adalah menemukan produsen virtual terbaik bagi setiap produsen asli. Jika produsen virtual lebih baik daripada produsen asli, baik karena kemampuan menghasilkan output lebih dengan tingkat input yang sama atau pun karena bisa menghasilkan output yang sama dengan input yang lebih sedikit, maka produsen asli disebut inefficient. Prosedur menemukan produsen virtual terbaik dapat diformulasikan dalam proram linier. Menganalisis efisiensi dari n produsen sama dengan membuat n problem program linier. 3.4.2 Kelebihan dan Keterbatasan DEA DEA merupakan efisiensi relatif, yang mengukur efisiensi unit-unit yang ada dibandingkan dengan unit-unit lain yang dianggap paling efisien dalam set data yang ada. Sehingga dalam analisis DEA dimungkinkan beberapa unit mempunyai tingkat efisiensi 100% yang artinya adalah bahwa unit tersebut merupakan unit yang terefisien dalam set data tertentu dan waktu tertentu. Kelebihan DEA antara lain adalah kemampuan menangani model dengan input banyak dan output banyak, tidak memerlukan asumsi untuk bentuk fungsional dari input dan output yang digunakan, secara langsung dapat dibandingkan dengan kelompok atau industri. Selain itu, input dan outputnya tidak harus berhubungan. DEA hanya memerlukan sedikit data, lebih sedikit asumsi dan juga tidak membutuhkan sample yang banyak. Pendekatan DEA juga tidak memasukkan random error. Konsekuensinya, DEA tidak dapat memperhitungkan faktor-faktor seperti perbedaan harga antar daerah, perbedaan peraturan, perilaku baik buruknya data, observasi yang ekstrim, dan lain sebagainya sebagai faktor-faktor ketidakefisiensinan. Dengan demikian, pendekatan nonparametrik adalah untuk mengukur efisiensi secara lebih umum. 39

Kelemahan dari pendekatan DEA adalah satu outlier dapat secara signifikan mempengaruhi perhitungan dari efisiensi setiap perusahaan. DEA hanya bisa menghitung efisiensi relatif dan sangat sulit menghitung efisiensi absolut. Dengan kata lain, DEA dapat menjelaskan seberapa baik tingkat efisiensi produsen terhadap kelompok atau industri tetapi tidak menjelaskan tingkat efisiensi terhadap theoritical maximum. Namun demikian, hal tersebut tidak terlalu merisaukan karena baik pendekatan parametrik maupun nonparametrik akan menghasilkan hasil yang mirip. Hal ini akan terjadi jiak sample yang dianalisis merupakan unit yang sama dan menggunakan proses produksi yang sama. DEA mempunyai beberapa keuntungan relatif dibandingkan dengan teknik parametrik. Dalam mengukur efisiensi, DEA mengidentifikasi unit yang digunakan sebagai referensi yang dapat membantu untuk mencari penyebab dan jalan keluar dari ketidakefisienan, yang merupakan keuntungan utama dalam aplikasi manajerial. 3.4.3 Konsep Pengukuran Efisiensi Dengan DEA 1. Constant Return to Scale Bila produsen A mempunyai 2 input dan bisa menghasilkan secara konstan yaitu 2 output. Semakin besar input yang dipakai maka output yang dihasilkan juga akan semakin besar, begitu juga sebaliknya. 2. Variable Return to Scale CRS hanya dapat terjadi bila unit pembuat keputusan (Decision Making Unit/DMU) beroperasi secara optimal. Sedangkan pada kenyataannya produsen berhadapan dengan kompetisi tidak sempurna, hambatan-hambatan keuangan, dan sebagainya yang menyebabkan produsen tidak dapat beroperasi secara optimal. Sehingga dari X input bisa menghasilkan Y output atau Z output. 3. Skala Efisiensi 40

Beberapa studi telah membuat dekomposisi skor technical efficiency (TE) dari CRS DEA menjadi dua komponen, yaitu: komponen pertama mengacu pada skala efisiensi, sedangkan komponen yang lainnya mengacu pada TE murni. Hal ini dapat dilakukan dengan menghitung CRS dan VRS terhadap satu data yang sama. Jika terdapat selisih di antara kedua skor TE dari DMU, maka hal tersebut mengindikasikan bahwa DMU memiliki skala efisiensi, dan bahwa skala efisiensi dapat dihitung dari selisih antara skor TE VRS dan skor TE CRS. 4. Orientasi Input dan Orientasi Output Orientasi input adalah bilamana produsen berorientasi pada menghasilkan tingkat output yang tetap dengan meminimumkan tingkat input. Sebaliknya bila produsen lebih mengutamakan bagaimana meningkatkan output dengan tingkat input yang sama maka produsen tersebut berorientasi output. 5. Informasi Harga dan Efisiensi Alokatif Jika informasi harga dimiliki dan berkeinginan untuk mempertimbangkan tujuan behavioral, seperti cost minimization atau revenue maximization, maka efisiensi teknikal dan juga sekaligus efisiensi alokatif dapat dihitung. 6. Data Panel, DEA, dan Malmquist Index Jika tersedia data panel dan terdiri dari observasi terhadap minimal lima perusahaan dalam kurun waktu lebih dari tiga tahun, maka Malmquist Index dapat digunakan untuk mengukur perubahan produktivitas, dan untuk melakukan dekomposisi terhadap perubahan produktivitas ini menjadi perubahan teknikal dan perubahan efisiensi teknikal. Hasil perhitungan akan memunculkan indikasi-indikasi yang dapat dibandingkan secara relatif terhadap periode sebelumnya. Itulah sebabnya 41

mengapa outputnya dimulai pada tahun kedua. Ada lima indikasi yang dipresentasikan oleh setiap perusahaan setiap periodenya, yaitu : a. Technical Efficiency Change (relative to a CRS technology) Merupakan ukuran efisiensi teknikal yang didasarkan atas asumsi constant return to scale. b. Technological Change Merupakan ukuran perubahan teknologi yang dialami oleh DMU (Decision Making Unit) sepanjang periode observasi. c. Pure Technical Efficiency Change (relative to a VRS technology) Merpakan ukuran efisiensi teknikal yang didasarkan atas asumsi variabele return to scale d. Scale Efficiency Change Merupakan ukuran perbedaan nilai yang muncul antara efisiensi teknikal berdasarkan CRS dengan efisiensi teknikal berdasarkan VRS. e. Total Factor Productivity (TFP) Change Merupakan ukuran perubahan produktivitas dari tiap Decision Making Unit sepanjang periode observasi. 42