BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini sendiri merupakan jenis penelitian komparatif yakni

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini sendiri merupakan jenis penelitian komparatif yakni"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini sendiri merupakan jenis penelitian komparatif yakni menjelaskan perbandingan kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Berdasarkan jenis data yang digunakan, penyusun tidak langsung meneliti ke tiap-tiap manajer investasi yang ada, melainkan hanya dengan menggunakan data sekunder yang bersumber dari BAPEPAM-LK yang sekarang telah diamanatkan kepada Otoritas Jasa Keuangan melalui situs resminya situs berita Kontan dengan websitenya kontan.co.id dan Infovesta.com. Waktu penelitian ini dilakukan dari April 2015 sampai dengan Juni Batasan Operasional Batasan Operasional penelitian ini adalah : a. Reksa dana yang diteliti adalah reksa dana saham yang dibandingkan dengan reksa dana campuran. b. Metode yang digunakan untuk mengukur kinerja reksa dana adalah Sharpe Ratio, Treynor Ratio, dan Jensen Ratio. c. Biaya transaksi atau biaya perdagangan yang meliputi biaya pembelian (entry fee) dan penjualan kembali (redemption fee) dianggap tidak ada atau diabaikan karena pengelola dana berbeda serta agar mencerminkan nilai teoritis dari 29

2 harga pasar sekuritas. d. Pembagian dividen dan capital gain dianggap tidak ada selama periode penelitian. 3.4 Definisi Operasional Dalam pengukuran perbandingan kinerja reksa dana saham dengan campuran akan menggunaka metode Sharpe, Treynor, dan Alpha Jensen yang dapat dilihat pada Tabel 3.1 dibawah ini: Tabel 3.1 Operasional Variabel Jenis Metode Keterangan Formula Skala Ukur 1. Sharpe Ratio Selisih antara rata-rata return dengan risk free return dibagai dengan Standar Deviasinya. Ŝ P = Ṝ p RF σ TR Rasio 2. Treynor Ratio Selisih antara rata-rata return dengan risk free return dibagai dengan Beta. Ť P = Ṝ p RF β P Rasio 3. Jensen Ratio Selisih antara tingkat return aktual yang diperoleh dengan tingkat return yang diharapkan pada garis pasar modal. Jpi = (Rpi Rf) (Rm Rf) βpi Rasio 3.5 Populasi dan Sampel Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian (Erlina, 2011:81). Populasi yang diambil sebagai objek 30

3 penelitian ini adalah seluruh reksa dana saham yang berjumlah 167 dan reksa dana campuran yang berjumlah 129. Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2011:82). Hasil penelitian yang menggunakan sampel, maka kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Oleh sebab itu sampel harus benar benar representatif atau mewakili. Pengambilan sampel reksa dana dilakukan dengan pendekatan sampel jenuh berdasarkan kriteria sebagai berikut : 1. Reksa dana yang masih aktif sampai dengan Desember 2014, dan beroperasi pada Januari 2013 sampai dengan Desember 2014 dan tercatat di Bapepam. 2. Reksa dana yang dikelolah oleh Manajer Investasi dengan total NAB diatas dua triliun rupiah. 3. Reksa dana saham dan reksa dana campuran yang dipilih adalah jenis reksa dana konvensional. 4. Informasi yang digunakan berasal dari publikasi laporan reksa dana yang diposting di situs Bapepam-LK dan PT Infovesta. Tabel 3.2 Ringkasan Perhitungan Jumlah Sampel Penelitian Keterangan Reksa Dana Saham Reksa Dana Campuran Reksa dana saham dan reksa dana campuran yang aktif di Bapepam-LK Manajer Investasi yang NAB nya tidak mencapai dua triliun rupiah Reksa dana saham dan reksa dana campuran yang bukan konvensional Jumlah Sampel Penelitian Sumber: (Data Diolah) 31

4 Tabel 3.3 Sampel Penelitian No Nama Reksa Dana Saham Nama Reksa Dana Campuran 1 BNI Reksa Dana Berkembang 2 BNP Paribas Inspira 3 BNP Paribas Star 4 Batavia Dana Saham Optimal 5 Batavia Dana Saham 6 Dana Ekuitas Prima 7 Danareksa Mawar 8 First State Indoequity Sectoral Fund 9 Mandiri Investa Equitas Danamis 10 Manulife Dana Saham 11 Maybank GMT Dana Ekuitas 12 Panin Dana Maksima 13 Schoroder Indo Equity Fund 14 Simas Danamas Saham 15 Syailendra Equity Oppurtunity Fund 16 Tram Consumption Plus 17 TRIM Capital Batavia Prima Campuran Batavia Prima Ekspektasi Bahana Quant Strategy BNI AM Dana Terencana BNP Paribas Equitra BNP Paribas Dana Invest Danamas Pasti Mandiri Investa Aktif Manulife Dana Campuran Manulife Dana Stabil Berimbang Maybank GMT Dana Fleksi Maybank GMT Dana Unggulan Panin Dana Bersama Reksa Dana Anggrek Fleksibel Schoreder Dana Terpadu II Simas Satu Prima Syailendra Balanced Oppurtunity TRIM Kombinasi 2 Sumber: dan (Data Diolah) 32

5 3.6 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder merupakan data yang telah dipublikasikan. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka metode yang dipergunakan adalah metode Penelitian Kepustakaan. Data diperoleh dari situs resmi milik OJK, situs berita Kontan dan situs resmi PT Infovesta sebagai pihak swasta yang menyediakan data instrument keuangan serta situs resmi Bank Indonesia. Berikut adalah data beserta sumber data yang dipergunakan dalam skripsi ini. a. Daftar reksa dana aktif selama periode penelitian ( ) yang dipublikasikan oleh OJK melalui situs dan PT Infovesta melalui situs b. Return NAB/bulan sampel penelitian selama periode ( ) yang dipublikasikan oleh OJK melalui situs c. Data bunga SBI selama tahun periode penelitian yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia melalui situs d. Nilai IHSG yang diperoleh dari Yahoo Finance melalui situs Metode Analisis Data Pengukuran indeks reksa dana saham dan reksa danacampuran menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kuantitatif dilakukan dengan metode Sharpe, Treynor dan Jensen untuk mengetahui indeks reksa dana saham. 33

6 Pengukuran dibagi dalam periode tiap 1 (satu) tahunan selama 2 (dua) tahun yaitu dari tanggal 01 Januari 2013 sampai dengan 31 Desember 2014, dengan sub periode bulanan artinya data yang dikumpulkan adalah data bulanan. a. Return Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Campuran Return reksa dana adalah selisih antara NAB perunit bulanan tersebut (NAB/unitt) dengan NAB perunit bulan sebelumnya (NAB/unit t-1), dibagi dengan NAB perunit bulan sebelumnya (NAB/unitt-1) atau dapat dirumuskan (Pratomo dan Nugraha, 2009:177): Keterangan: R R = NAB/unit t NAB/unit t 1 NAB/unit t R R NAB/unitt = Return reksa dana = Nilai Aktiva Bersih/unit bulan tersebut NAB/unitt-1 = NilaiAktiva Bersih/unit bulan sebelumnya Sedangkan rata-rata return reksa dana adalah jumlah return reksa dana pada satu periode dibagi dengan jumlah sub periode pada periode tersebut. b. Standar Deviasi Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Campuran Keterangan: Standar deviasi reksa dana diperoleh melalui rumus (Halim, 2005:68). σ = Standar deviasi reksa dana R R = Return reksa dana saham σ = Σ(R R R ) 2 R N 34

7 R R = Rata rata return reksa dana saham N = Jumlah sub periode c. Rata-Rata Tingkat Perolehan SBI Rata-rata tingkat perolehan SBI merupakan rata-rata tingkat suku bunga SBI yang berlaku pada periode tersebut. Keterangan: RF = SBI Periode RF ΣSBI = Rata rata tingkat suku bunga bebas risiko = Jumlah suku bunga bebas risiko (bulanan) ΣPeriode = Jumlah periode pengamatan d. Beta Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Campuran Beta (β) reksa dana saham diperoleh melalui rumus (Halim, 2005:68): β = N(ΣR PR R ) (ΣR P )(ΣR R ) N(ΣR P 2 ) (ΣR P ) 2 Keterangan: R P = Return IHSG R R = Return reksa dana saham N = Jumlah sub periode e. Standar Deviasi Reksa dana Saham Standar deviasi reksa danas diperoleh melalui rumus (Halim, 2005:68). 35

8 σ = Σ(R R R ) 2 R N Keterangan: σ = Standar deviasi reksa dana R R = Return reksa dana R R = Rata rata return reksa dana N = Jumlah sub periode f. Rata-Rata Tingkat Perolehan IHSG Tingkat perolehan pasar (IHSG) adalah selisih dari tingkat IHSG pada bulan t di kurang dengan IHSG pada bulan t-1 dibagi dengan IHSG pada bulan t- 1, atau dapat dirumuskan sebagai berikut (Samsul, 2006:373): Keterangan: R P = IHSG t IHSG t 1 IHSG t 1 R P IHSG t = Return IHSG = IHSG pada bulan tersebut IHSG t 1 = IHSG pada bulan sebelumnya Rata-rata tingkat perolehan IHSG adalah sejumlah tingkat perolehan IHSG pada periode tersebut dibagi dengan jumlah sub periode pada periode tersebut. g. Pengukuran Indeks Sharpe Reksa Dana Pengukuran Indeks Sharpe dari reksa dana diperoleh dengan cara membagi risk premium dengan standar deviasi tingkat pengembalian (return) 36

9 reksa dana saham dan campuran. Risk premium diperoleh dengan cara mengurangkan return reksa dana dengan investasi bebas risiko dalam hal ini digunakan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI), sehingga Indeks Sharpe reksa dana dapat diperoleh melalui rumus (Brandy, 2002: 6): Keterangan : S R = R R RF σ S R = Indeks Sharpe reksa dana R R = Rata rata return reksa dana RF σ = Rata rata tingkat perolehan suku bunga bebas risiko = Standar deviasi reksa dana h. Pengukuran Indeks Treynor Reksa Dana Indeks Treynor reksa dana saham merupakan hasil bagi antara risk premium dengan beta (β) reksa dana terhadap pasar dalam hal ini tolak ukur pasar reksa dana adalah IHSG. Risk premium diperoleh dengan cara mengurangkan return reksa dana saham dengan tingkat perolehan suku bunga SBI, sehingga Indeks Treynor reksa dana Saham dapat diperoleh melalui rumus (Brandy, 2002:6) : Keterangan: T R = Indeks Treynor reksa dana R R = Rata rata return reksa dana T R = R R RF β 37

10 RF = Rata rata tingkat perolehan suku bunga bebas risiko β = Beta reksa dana terhadap IHSG Uji Hipotesis Fungsi hipotesis adalah untuk memberi suatu pernyataan terkaan tentang hubungan tentatif anatara fenomena fenomena dalam penelitian (Nazir, 2011:166). Tujuan dari uji hipotesis yang berupa uji beda dua rata rata pada penelitian ini adalah untuk menentukan menerima atau menolak hipotesis yang telah dibuat. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji beda t-test yaitu Paired Sample T Test. Tujuan uji beda t-test adalah membandingkan rata-rata dua grup mempunyai nilai rata-rata yang sama ataukah tidak sama secara signifikan (Situmorang dan Lufti, 2014 : 66). Hipotesis statistik yang diajukan adalah Ha : μ1 μ2 : ada perbedaan Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipotesis (dua arah) adalah: a. Ha ditolak apabila ttabel> thitung> +ttabel, pada α = 5% dan nilai probabilitas > level of significant sebesar 0,05. b. Ha tidak ditolak apabila ttabel< thitung> +ttabel, pada α = 5% dan nilai probabilitas < level of significant sebesar 0,05. Penelitian ini berguna untuk menguji apakah terdapat perbedaan antara kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran dengan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen yang dirumuskan sebagai berikut: 1. Hipotesis 1 38

11 H0 : Tidak terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran dengan menggunakan metode Sharpe. H1 : Terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran dengan menggunakan metode Sharpe. 2. Hipotesis 2 H0 : Tidak terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran dengan menggunakan metode Treynor. H1 : Terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran dengan menggunakan metode Treynor. 3. Hipotesis 1 H0 : Tidak terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran dengan menggunakan metode Jensen. H1 : Terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran dengan menggunakan metode Jensen. 39

12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif 4.2 Karakteristik Penelitian Dalam perhitungan kinerja reksa dana saham dan campuran yang dibandingkan dengan IHSG menggunakan metode Sharpe, Treynor, dan Jensen menggunakan data bulanan berupa Nilai Aktiva Bersih per Unit (NAB/Unit) dari masing-masing reksa dana saham dan campuran, tingkat suka bunga Sertifikat Bank Indonesia, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Berdasarkan data tersebut, maka akan diperoleh nilai return reksa dana saham dan reksa dana campuran, return IHSG, average tingkat suku bunga SBI, standar deviasi reksa dana saham dan reksa dana campuran, standar deviasi IHSG, beta reksa dana saham dan reksa dana campuran dan beta IHSG. Selanjutnya, dari data tersebut akan menghasilkan masing-masing Indeks Sharpe, Treynor dan Jensen reksa dana saham, reksa dana campuran dan IHSG setiap tahun. Rekepitulasi rata-rata return (average return) seluruh reksa dana saham dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2014, dapat dilihat dalam Tabel

13 No Tabel 4.1 Average Return Reksa Dana Saham Tahun Reksa Dana Saham Average Return Reksa Dana Saham BNI Reksa Dana Berkembang -0,017 0,018 2 BNP Paribas Inspira -0,005 0,020 3 BNP Paribas Star -0,008 0,016 4 Batavia Dana Saham Optimal 0,003 0,019 5 Batavia Dana Saham 0,002 0,018 6 Dana Ekuitas Prima -0,007 0,019 7 Danareksa Mawar -0,026 0,004 8 First State Indoequity Sectoral Fund -0,005 0,016 9 Mandiri Investa Equitas Danamis -0,012 0, Manulife Dana Saham -0,005 0, Maybank GMT Dana Ekuitas -0,004 0, Panin Dana Maksima -0,002 0, Schoroder Indo Equity Fund 0,000 0, Simas Danamas Saham -0,003 0, Syailendra Equity Oppurtunity Fund -0,010 0, Tram Consumption Plus -0,011 0, TRIM Capital -0,010 0,023 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah) Pada tahun 2013, Reksa Dana Batavia Dana Saham Optimal memiliki average return tertinggi yaitu sebesar 0,003. Reksa Dana Batavia Dana Saham Optimal memiliki standar deviasi sebesar 0,058 dan beta sebesar 1,129. Average return terendah dimiliki oleh Reksa Dana Danareksa Mawar yaitu sebesar -0,026 dengan standar deviasi sebesar 0,056 dan beta sebesar 0,231. Pada tahun 2014, Reksa Dana Tram Consumption Plus memiliki average return tertinggi yaitu sebesar 0,024. Reksa Dana Batavia Dana Saham Optimal memiliki standar deviasi sebesar 0,029 dan beta sebesar 1,032. Average return terendah dimiliki oleh Reksa Dana Danareksa Mawar yaitu sebesar 0,004 dengan standar deviasi sebesar 0,058 dan beta sebesar 1,

14 Rekepitulasi rata-rata return (average return) seluruh reksa dana saham dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2014, dapat dilihat dalam Tabel 4.2. No Tabel 4.2 Average Return Reksa Dana Campuran Tahun Reksa Dana Campuran Return Batavia Prima Campuran 0,012 0,031 2 Batavia Prima Ekspektasi 0,018 0,019 3 Bahana Quant Strategy -0,010 0,015 4 BNI AM Dana Terencana -0,004 0,009 5 BNP Paribas Equitra -0,007 0,018 6 BNP Paribas Dana Invest -0,005 0,013 7 Danamas Pasti 0,000 0,002 8 Mandiri Investa Aktif -0,013-0,022 9 Manulife Dana Campuran -0,010-0, Manulife Dana Stabil Berimbang -0,010 0, Maybank GMT Dana Fleksi -0,002 0, Maybank GMT Dana Unggulan -0,001 0, Panin Dana Bersama -0,002 0, Reksa Dana Anggrek Fleksibel -0,008 0, Schoreder Dana Terpadu II -0,005 0, Simas Satu Prima 0,004 0, Syailendra Balanced Oppurtunity -0,006 0, TRIM Kombinasi 2-0,008 0,022 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah) Pada tahun 2013, Reksa Dana Batavia Prima Ekspektasi memiliki average return tertinggi yaitu sebesar 0,018. Reksa Dana Batavia Prima Ekspektasi memiliki standar deviasi sebesar 0,057 dan beta sebesar 1,042. Average return terendah dimiliki oleh Reksa Dana Mandiri Investa Aktif yaitu sebesar -0,013 dengan standar deviasi sebesar 0,096 dan beta sebesar 0,722. Pada tahun 2014, Reksa Dana Batavia Prima Campuran memiliki average return tertinggi yaitu sebesar 0,031. Reksa Dana Batavia Prima Campuran memiliki standar deviasi sebesar 0,182 dan beta sebesar 1,023. Average return 42

15 terendah dimiliki oleh Mandiri Investa Aktif yaitu sebesar -0,022 dengan standar deviasi sebesar 0,0182 dan beta sebesar 0, Analisis Rasio Sharpe Perhitungan kinerja reksa dana saham dan campuran menggunakan metode Sharpe (Indeks Shape) dilakukan dari tahun 2013 sampai dengan tahun Perhitungan tiap tahun dilakukan untuk mengetahui perkembangan dari reksa dana saham dan reksa dana campuran. Indeks Sharpe reksa dana saham dan campuran dihitung setiap tahun dengan berdasarkan selisih antara average return reksa dana saham dan campuran dengan rata-rata tingkat perolehan SBI dibagi dengan standar deviasi (risiko total). Average return reksa dana saham dan campuran diperoleh dari NAB/unit, sedangkan tingkat perolehan suku bunga SBI setahun diperoleh dari total data bulanan tingkat perolehan suku bunga SBI dibagi dua belas. Risiko reksa dana saham dan campuran merupakan standar deviasi dari return reksa dana selama setahun. Indeks Sharpe dari masing-masing reksa dana saham dan campuran dibandingkan dengan Indek Sharpe IHSG sebagai tolak ukur kinerjanya. Semakin besar nilai indek Sharpe suatu reksa dana makan semakin baik pula kinerjanya Analisis Sharpe Reksa Dana Saham Berikut ini akan ditampilkan hasil perhitungan indeks Sharpe reksa dana saham yang telah di peringkat dan dibandingkan dengan pasar yang dapat dilihat pada Tabel

16 No Tabel 4.3 Nilai Rasio Sharpe untuk Reksa Dana Saham Tahun Reksa Dana Saham Sharpe 2013 Rank Sharpe 2014 Rank Sharpe Average Rank 1 BNI Reksa Dana Berkembang -1, , , BNP Paribas Inspira -1, , , BNP Paribas Star -1, , , Batavia Dana Saham Optimal -0, , , Batavia Dana Saham -1, , , Dana Ekuitas Prima -1, , , Danareksa Mawar -1, , , First State Indoequity Sectoral -1, , , Fund 9 Mandiri Investa Equitas Danamis -0, , , Manulife Dana Saham -1, , , Maybank GMT Dana Ekuitas -1, , , Panin Dana Maksima -0, , , Schoroder Indo Equity Fund -1, , , Simas Danamas Saham -0, , , Syailendra Equity Oppurtunity Fund -1, , , Tram Consumption Plus -1, , , TRIM Capital -1, , , IHSG -1,2000-3,1111-2,1556 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah) Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa terdapat 10 (sepuluh) indeks Sharpe reksa dana saham yang memiliki kinerja di atas indeks Sharpe IHSG pada tahun 2013, sedangkan pada tahun 2014 terdapat 17 (tujuh belas) indeks Sharpe reksa dana saham yang memiliki kinerja di atas indeks Sharpe IHSG dan jika dihitung rata-rata selama 2 (dua) tahun maka terdapat 10 (sepuluh) indeks Sharpe reksa 44

17 dana saham yang memiliki kinerja di atas indeks Sharpe IHSG pada tahun Sedangkan pada tahun 2014 terdapat 17 (tujuh belas) indeks Sharpe reksa dana saham yang memiliki kinerja di atas indeks Sharpe IHSG. Hal ini berarti reksa dana yang memiliki kinerja di atas indeks IHSG adalah reksa dana yang menghasilkan risk premium (besar pendapatan dikurangi pendapatan risiko) diatas risk premium pasar. Maka jika berinvestasi di reksa dana saham tersebut, maka akan diperoleh pendapatan untuk setiap unit risiko total yang diambil lebih tinggi dari pendapatan jika berinvestasi pada saham secara langsung untuk setiap unit risiko total. Dari keseluruhan reksa dana yang memiliki indeks Sharpe lebih tinggi dari IHSG pada tahun 2013, 2014 dan rata-rata 2 (tahun), seluruhnya bernilai negatif. Artinya jika berinvestasi pada reksa dana tersebut akan mengalami kerugian, akan tetapi kerugian tersebut lebih rendah dari pada berinvestasi di saham. Reksa dana saham yang memiliki kinerja paling optimal pada tahun 2013 adalah Panin Dana Maksima dengan indeks Sharpe sebesar -0,7630. Hal tersebut berarti Panin Dana Maksima mampu menghasilkan risk premium sebesar -0,7630 untuk setiap riskiko totalnya. Pendapatan tersebut dikurangi dengan pendapatan bebas risiko untuk mengetahui besar pendapatan yang diperoleh dengan menanggung risiko. Artinya, untuk setiap unit risiko yang ditanggung pendapatan yang diperoleh adalah sebesar -0,7630. Sedangkan jika investasi di saham, risk premium yang diperoleh sebesar -1,200. Jadi, jika berinvestasi pada saham akan mengalami kerugian sebesar -1,200 setiap unit risikonya. Dan reksa dana yang 45

18 memiliki kinerja indeks Sharpe paling rendah adalah Danareksa Mawar sebesar - 1,4919 Reksa dana saham yang memiliki kinerja paling optimal pada tahun 2014 adalah BNI Reksa Dana Berkembang dengan indeks Sharpe sebesar -0,0013. Hal tersebut berarti Panin Dana Maksima mampu menghasilkan risk premium sebesar -0,0013 untuk setiap riskiko totalnya. Pendapatan tersebut dikurangi dengan pendapatan bebas risiko untuk mengetahui besar pendapatan yang diperoleh dengan menanggung risiko. Artinya, untuk setiap unit risiko yang ditanggung pendapatan yang diperoleh adalah sebesar -0,0013. Sedangkan jika investasi di saham, risk premium yang diperoleh sebesar -3,1111. Jadi, jika berinvestasi pada saham akan mengalami kerugian sebesar -3,1111 setiap unit risikonya. Dan reksa dana yang memiliki kinerja indeks Sharpe paling rendah adalah Danareksa Mawar sebesar -0,0425. Reksa dana saham yang memiliki kinerja paling optimal selama 2 (dua) tahun adalah BNI Reksa Dana Berkembang dengan indeks Sharpe sebesar - 0,3863. Hal tersebut berarti Panin Dana Maksima mampu menghasilkan risk premium sebesar -0,3863 untuk setiap riskiko totalnya. Artinya, untuk setiap unit risiko yang ditanggung pendapatan yang diperoleh adalah sebesar -0,3863. Sedangkan jika investasi di saham, risk premium yang diperoleh sebesar -3,1111. Jadi, jika berinvestasi pada saham akan mengalami kerugian sebesar -3,1111 setiap unit risikonya. Dan reksa dana yang memiliki kinerja indeks Sharpe paling rendah adalah Danareksa Mawar sebesar -0,

19 Analisis Sharpe Reksa Dana Campuran Berikut ini akan ditampilkan hasil perhitungan indeks Sharpe reksa dana saham yang telah di peringkat dan dibandingkan dengan pasar yang dapat dilihat pada Tabel 4.4. No Tabel 4.4 Nilai Rasio Sharpe untuk Reksa Dana Campuran Tahun Reksa Dana Campuran Batavia Prima Campuran Batavia Prima Ekspektasi Bahana Quant Strategy Sharpe 2013 Rank Sharpe 2014 Rank Sharpe Average Rank -0, , , , , , , , , BNP Paribas Equitra -1, , , BNI AM Dana Terencana -1, , , BNP Paribas Dana Invest -1, , , Danamas Pasti -5, , , Mandiri Investa Aktif -0, , , Manulife Dana Campuran -1, , , Manulife Dana Stabil Berimbang -1, , , Maybank GMT Dana Fleksi -1, , , Maybank GMT Dana Unggulan -3, , , Panin Dana Bersama -0, , , Reksa Dana Anggrek Fleksibel -1, , , Schoreder Dana Terpadu II -1, , , Simas Satu Prima -1, , , Syailendra Balanced Oppurtunity -1, , , TRIM Kombinasi 2-1, , , IHSG -1,2000-3,1111-2,1556 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah) 47

20 Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa terdapat 7 (ujuh) indeks Sharpe reksa dana campuran yang memiliki kinerja di atas indeks Sharpe IHSG pada tahun 2013, sedangkan pada tahun 2014 terdapat 9 (sembilan) indeks Sharpe reksa dana campuran yang memiliki kinerja di atas indeks Sharpe IHSG dan jika dihitung rata-rata selama 2 (dua) tahun maka terdapat 8 (delapan) indeks Sharpe reksa dana campuran yang memiliki kinerja di atas indeks Sharpe IHSG pada tahun Sedangkan pada tahun 2014 terdapat 17 (tujuh belas) indeks Sharpe reksa dana saham yang memiliki kinerja di atas indeks Sharpe IHSG. Secara keseluruhan kinerja reksa dana saham lebih unggul dibandingkan kinerja reksa dana campuran karena mampu memiliki kinerja di atas IHSG. Hal ini berarti reksa dana yang memiliki kinerja di atas indeks IHSG adalah reksa dana yang menghasilkan risk premium (besar pendapatan dikurangi pendapatan risiko) diatas risk premium pasar. Maka jika berinvestasi di reksa dana saham tersebut, maka akan diperoleh pendapatan untuk setiap unit risiko total yang diambil lebih tinggi dari pendapatan jika berinvestasi pada saham secara langsung untuk setiap unit risiko total. Dari keseluruhan reksa dana yang memiliki indeks Sharpe lebih tinggi dari IHSG pada tahun 2013, 2014 dan rata-rata 2 (tahun), seluruhnya bernilai negatif. Artinya jika berinvestasi pada reksa dana tersebut akan mengalami kerugian, akan tetapi kerugian tersebut lebih rendah dari pada berinvestasi di saham. Reksa dana campuran yang memiliki kinerja paling optimal pada tahun 2013 adalah Batavia Prima Ekspektasi dengan indeks Sharpe sebesar -0,6985. Hal tersebut berarti Batavia Prima Ekspektasi mampu menghasilkan risk premium 48

21 sebesar -0,6985 untuk setiap riskiko totalnya. Pendapatan tersebut dikurangi dengan pendapatan bebas risiko untuk mengetahui besar pendapatan yang diperoleh dengan menanggung risiko. Artinya, untuk setiap unit risiko yang ditanggung pendapatan yang diperoleh adalah sebesar -0,6985. Sedangkan jika investasi di saham, risk premium yang diperoleh sebesar -1,200. Jadi, jika berinvestasi pada saham akan mengalami kerugian sebesar -1,200 setiap unit risikonya. Dan reksa dana yang memiliki kinerja indeks Sharpe paling rendah adalah Danamas Pasti sebesar -5,2406. Reksa dana saham yang memiliki kinerja paling optimal pada tahun 2014 adalah TRIM Kombinasi 2 dengan indeks Sharpe sebesar -1,9134. Hal tersebut berarti TRIM Kombinasi 2 mampu menghasilkan risk premium sebesar -1,9134 untuk setiap riskiko totalnya. Pendapatan tersebut dikurangi dengan pendapatan bebas risiko untuk mengetahui besar pendapatan yang diperoleh dengan menanggung risiko. Artinya, untuk setiap unit risiko yang ditanggung pendapatan yang diperoleh adalah sebesar -1,9134. Sedangkan jika investasi di saham, risk premium yang diperoleh sebesar -3,1111. Jadi, jika berinvestasi pada saham akan mengalami kerugian sebesar -3,1111 setiap unit risikonya. Dan reksa dana yang memiliki kinerja indeks Sharpe paling rendah adalah Danamas Pasti sebesar - 7,5902. Reksa dana saham yang memiliki kinerja paling optimal selama 2 (dua) tahun adalah Batavia Prima Ekspektasi dengan indeks Sharpe sebesar -1,3279. Hal tersebut berarti Batavia Prima Ekspektasi mampu menghasilkan risk premium sebesar -1,3279 untuk setiap riskiko totalnya. Pendapatan tersebut dikurangi 49

22 dengan pendapatan bebas risiko untuk mengetahui besar pendapatan yang diperoleh dengan menanggung risiko. Artinya, untuk setiap unit risiko yang ditanggung pendapatan yang diperoleh adalah sebesar -1,3279. Sedangkan jika investasi di saham, risk premium yang diperoleh sebesar -2,1556. Jadi, jika berinvestasi pada saham akan mengalami kerugian sebesar -2,1556setiap unit risikonya. Dan reksa dana yang memiliki kinerja indeks Sharpe paling rendah adalah Danamas Pasti sebesar -6, Analisis Rasio Treynor Pengukuran Treynor dalam rumusnya melibatkan beta yang merupakan parameter yang mennjukan volatilitas relatif dari return reksa dana terhadap return pasar. Jika return sekuriritas bergerak lebih cepat daripada return pasar, maka return sekuritas dikatakan memiliki volatilitas (fluktuasi) yang lebih besar dari pada pasar. Portofolio yang mempunyai beta tinggi dikatakan memiliki risiko sitematis tinggi, begitu juga sebaliknya. Dari pengukuran Treynor dapat dilihat semakin tinggi angka indeksnya maka reksa dana tersebut semakin baik kinerjanya. 50

23 Analisis Treynor Reksa Dana Saham Berikut ini akan ditampilkan hasil perhitungan indeks Treynor reksa dana saham yang telah di peringkat dan dibandingkan dengan pasar yang dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Nilai Rasio Treynor untuk Reksa Dana Saham Tahun No Reksa Dana Saham Treynor Rank Traynor Rank Traynor Rank Average 1 BNI Reksa Dana Berkembang -0, , , BNP Paribas Inspira -0, , , BNP Paribas Star -0, , , Batavia Dana Saham Optimal -0, , , Batavia Dana Saham -0, , , Dana Ekuitas Prima -0, , , Danareksa Mawar -0, , , First State Indoequity Sectoral Fund -0, , , Mandiri Investa Equitas Danamis -0, , , Manulife Dana Saham -0, , , Maybank GMT Dana Ekuitas -0, , , Panin Dana Maksima -0, , , Schoroder Indo Equity Fund -0, , , Simas Danamas Saham -0, , , Syailendra Equity Oppurtunity Fund -0, , , Tram Consumption Plus -0, , , TRIM Capital -0, , , IHSG -0,0600-0,0560-0,0580 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah) 51

24 Pada tahun 2013 tampak terdapat 11 (sebelas) reksa dana yang mampu mengungguli indeks Treynor IHSG tahun 2013 yang memiliki indeks sebesar - 0,0600, dan pada tahun 2014 seluruh reksa dana saham yang berjumlah 17 (tujuh belas) unit mampu mengungguli indeks Treynor IHSG tahun 2014 yang memiliki indeks sebesar -0,560. Sedangkan untuk rata-rata indeks Treynor reksa dana saham selama 2 (dua) tahun, terdapat 17 (tujuh belas) reksa dana saham yang mampu mengungguli indeks Treynor IHSG tahun 2014 yang memiliki indeks sebesar -0,580. Terdapat 11 (sebelas) indeks Treynor reksa dana saham pada tahun 2013 yang memiliki kinerja lebih baik dari indeks Treynor IHSG, 17 (tujuh belas) indeks Treynor reksa dana saham tahun 2014 dan 17 (tujuh belas) indeks Treynor reksa dana saham selama 2 (dua) tahun tidak terdapat satupun yang bernilai positif. Hal ini berarti jika berinvestasi pada reksa dana saham akan mengalami kerugian, dan untuk reksa dana campuran yang mampu mengungguli kinerja indeks Treynor IHSG akan mengalami kerugian pula, namun kerugianya lebih kecil dibandingkan berinvestasi di saham. Pada tahun 2013 tampak yang memiliki kinerja paling baik adalah reksa dana Panin Dana Maksima dengan nilai indeks -0,0394, menunjukkan bahwa dari 1% risiko sistematis yang ditanggung Panin Dana Maksima, investor memperoleh excess return (atas risk free) sebesar -0,0394%. Kinerja yang terendah adalah Danareksa Mawar dengan indeks sebesar -0,3617 menunjukkan bahwa dari 1% risiko sistematis yang ditanggung Danareksa Mawar, investor memperoleh excess return (atas risk free) sebesar -0,3617%. Hal ini disebabkan oleh beta reksa dana tersebut yang juga tinggi. Ini menandakan Danareksa Mawar memiki risiko 52

25 sistematis terhadap return lebih rendah dibandingkan dengan yang lainnya. Sedangkan pada pada tahun 2014, Batavia Dana Saham Optimal memilki kinerja yang paling baik dengan indeks sebesar -0,0342, menunjukkan bahwa dari 1% risiko sistematis yang ditanggung Batavia Dana Saham Optimal, investor memperoleh excess return (atas risk free) sebesar -0,0342%. Kinerja yang terendah adalah Danareksa Mawar dengan indeks sebesar -0,0521, menunjukkan bahwa dari 1% risiko sistematis yang ditanggung Danareksa Mawar, investor memperoleh excess return (atas risk free) sebesar -0,0521. Selama dua tahun berturut-turut reksa dana Danareksa Mawar menjadi reksa dana dengan kinerja terendah jika diukur menggunakan indeks Treynor. Dan untuk rata-rata selama 2 (dua) tahun, yang memiliki kinerja terbaik adalah Panin Dana Maksima dengan indeks Treynor sebesar -0,0381, sedangkan untuk peringkat dua dan tiga diduduki oleh Mandiri Investa Ekuitas dan Batavia Dana Saham Optimal. Dana Reksa Mawar tetap menjadi reksa dana saham yang memiliki kinerja paling rendah dibanding reksa dana lainnya dengan indeks Treynor sebesar -0,

26 Analisis Treynor Reksa Dana Campuran Berikut ini akan ditampilkan hasil perhitungan indeks Treynor reksa dana campuran yang telah di peringkat dan dibandingkan dengan pasar yang dapat dilihat pada Tabel 4.6. No Tabel 4.6 Nilai Rasio Treynor untuk Reksa Dana Campuran Tahun Reksa Dana Campuran Batavia Prima Campuran Batavia Prima Ekspektasi Bahana Quant Strategy BNI AM Dana Terencana Treynor 2013 Rank Traynor 2014 Rank Traynor Average Rank -0, , , , , , , , , , , , BNP Paribas Equitra -0, , , BNP Paribas Dana Invest -0, , , Danamas Pasti -0, , , Mandiri Investa Aktif -0, , , Manulife Dana Campuran -0, , , Manulife Dana Stabil Berimbang -0, , , Maybank GMT Dana Fleksi -0, , , Maybank GMT Dana Unggulan -0, , , Panin Dana Bersama -0, , , Reksa Dana Anggrek Fleksibel -0, , , Schoreder Dana Terpadu II -0, , , Simas Satu Prima -0, , , Syailendra Balanced Oppurtunity -0, , , TRIM Kombinasi 2-0, , , IHSG -0,0600-0,0560-0,0580 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah) 54

27 Pada tahun 2013 hanya terdapat 4 (empat) reksa dana campuran yang indeks Treynorya mampu mengungguli indeks Treynor IHSG tahun 2013 yang memiliki indeks sebesar -0,0600, dimana jumlah ini lebih kecil dibandingkan jumlah reksa dana saham yang memiliki kinerja di atas indeks Treynor IHSG sebanyak 11 (sebelas) reksa dana saham. Dan pada tahun 2014 terlihat hanya 6 (enam) reksa dana campuran yang indeks Treynor nya mampu mengungguli indeks Treynor IHSG, jumlah ini lebih kecil dibandingkan reksa dana saham yang berjumlah 17 (tujuh belas) unit mampu mengungguli indeks Treynor IHSG tahun 2014 yang memiliki indeks sebesar -0,560. Sedangkan untuk rata-rata indeks Treynor reksa dana saham selama 2 (dua) tahun yang berjumlah 17 (tujuh belas) hanya terdapat 5 reksa dana campuran mampu mengungguli rata-rata indeks Treynor IHSG yang memiliki indeks sebesar -0,580. Dari 18 (delapan belas) indeks Treynor reksa dana campuran pada tahun 2013, 17 (tujuh belas) indeks Treynor reksa dana campuran tahun 2014 dan 17 (tujuh belas) indeks Treynor reksa dana campuran selama 2 (dua) tahun, tidak terdapat yang bernilai positif atau dengan kata lain keseluruhan indeks Treynor reksa dana campuran bernilai negatif. Hal ini berarti jika berinvestasi pada reksa dana saham akan mengalami kerugian, dan untuk reksa dana campuran yang mampu mengungguli kinerja indeks Treynor IHSG akan mengalami kerugian pula, namun kerugianya lebih kecil dibandingkan berinvestasi di saham. Pada tahun 2013 tampak yang memiliki kinerja paling baik adalah reksa dana Batavia Prima Ekspektasi dengan nilai indeks -0,1154, menunjukkan bahwa dari 1% risiko sistematis yang ditanggung Batavia Prima Ekspektasi, investor 55

28 memperoleh excess return (atas risk free) sebesar -0,1154%. Kinerja yang terendah adalah Danamas Pasti dengan indeks sebesar -0,3617, menunjukkan bahwa dari 1% risiko sistematis yang ditanggung Danamas Pasti, investor memperoleh excess return (atas risk free) sebesar -0,3617%. Hal ini disebabkan oleh beta reksa dana tersebut yang juga tinggi. Ini menandakan Danamas Pasti memiki risiko sistematis terhadap return lebih rendah dibandingkan dengan yang lainnya. Sedangkan pada pada tahun 2014, Manulife Dana Campuran memilki kinerja yang paling baik dengan indeks sebesar , menunjukkan bahwa dari 1% risiko sistematis yang ditanggung Batavia Manulife Dana Campuran, investor memperoleh excess return (atas risk free) sebesar 1,7698%. Kinerja yang terendah adalah Mandiri Investa Aktif dengan indeks sebesar -1,0094. Dan untuk rata-rata selama 2 (dua) tahun, yang memiliki kinerja terbaik adalah Manulife Dana Campuran dengan indeks Treynor sebesar -0,0381, sedangkan untuk peringkat dua dan tiga diduduki oleh Danamas Pasti dan Batavia Prima Campuranl. Mandiri Investa Aktif menjadi reksa dana saham yang memiliki kinerja paling rendah dibanding reksa dana lainnya dengan indeks Treynor sebesar -0,

29 Analisis Jensen Reksa Dana Saham Perbandingan dan pemeringkatan reksa dana saham terhadap pasar berdasarkan indeks Jensen pada tahun 2013, 2014 dan rata-rata selama 2 tahun yang berikut ini ditampilkan pada Tabel 4.7 No Tabel 4.7 Nilai Rasio Jensen untuk Reksa Dana Saham Tahun Reksa Dana Saham Jensen 2013 Rank Jensen 2014 Rank Jensen Average Rank 1 BNI Reksa Dana Berkembang 0, , , BNP Paribas Inspira 0, , , BNP Paribas Star -0, , , Batavia Dana Saham Optimal 0, , , Batavia Dana Saham 0, , , Dana Ekuitas Prima 0, , , Danareksa Mawar -0, , , First State Indoequity Sectoral Fund -0, , , Mandiri Investa Equitas Danamis 0, , , Manulife Dana Saham -0, , , Maybank GMT Dana Ekuitas 0, , , Panin Dana Maksima 0, , , Schoroder Indo Equity Fund 0, , , Simas Danamas Saham 0, , , Syailendra Equity Oppurtunity Fund 0, , , Tram Consumption Plus -0, , , TRIM Capital -0, , , IHSG Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah) 57

30 Indeks Jensen menunjukkan sebaerapa besar return reksa dana di tas atau di bawah ekspektasi berdasarkan risiko sistemais yang dimilikinya. Nilai Jensen positif artinya return reksa dana di atas ekspektasi dan jika negatif berarti return reksa dana dibawah ekpektasi. Pada tahun 2013, terdapat 11 (sebelas) reksa dana saham, tahun 2014 terdapat 17 (tujuh belas) reksa dana saham dan rata-rata selama 2 (dua) tahun terdapt 16 yang memperoleh nilai positif. Artinya reksa dana saham tersebut mampu memberikan return di atas ekspektasi investor. Kinerja reksa dana saham terbaik pada tahun2013 bedasarkan indeks Jensen dimiliki oleh Mandiri Investa Equitas Dinamis sebesar 0,0322. Artinya, jika investor berinvestasi di reksa dana Mandiri Investa Equitas Dinamis akan memperoleh return di atas ekspektasi investor tersebut. Sedangkan reksa dana saham yang yang memiliki kinerja terendah yang diukur dengan indeks Jensen ialah Danareksa Mawar sebesar -0,067. Artinya, jika investor berinvestasi di reksa dana Danareksa Mawar akan memperoleh return di bawah ekspektasi investor tersebut. Kinerja reksa dana saham terbaik pada tahun2014 bedasarkan indeks Jensen dimiliki oleh Batavia Dana Saham Optimal sebesar 0,0327. Artinya, jika investor berinvestasi di Batavia Dana Saham Optimal akan memperoleh return di atas ekspektasi investor tersebut. Sedangkan reksa dana saham yang yang memiliki kinerja terendah yang diukur dengan indeks Jensen ialah BNI Reksa Dana Berkembang dengan nilai indeks Jensen sebesar 0,0042. Artinya, jika investor berinvestasi di reksa dana Mandiri Investa Equitas Dinamis akan memperoleh return di atas ekspektasi investor tersebut sebesar. 58

31 Kinerja reksa dana saham terbaik selama 2 (dua) tahun bedasarkan indeks Jensen dimiliki oleh Mandiri Investa Equitas Dinamis sebesar 2,96%. Artinya, jika investor berinvestasi di Batavia Dana Saham Optimal akan memperoleh return di atas ekspektasi investor tersebut. Dimana pada tahun 2013 Mandiri investa Equitas Dinamis juga menjadi reksa dana saham yang memiliki kinerja terbak. Sedangkan reksa dana saham yang yang memiliki kinerja terendah yang diukur dengan indeks Jensen ialah BNI Reksa Dana Berkembang dengan nilai indeks Jensen sebesar 0,42%. Artinya, jika investor berinvestasi di reksa dana Mandiri Investa Equitas Dinamis akan memperoleh return di atas ekspektasi investor tersebut sebesar 0,42% Analisis Jensen Reksa Dana Campuran Perbandingan dan pemeringkatan reksa dana campuran terhadap pasar berdasarkan indeks Jensen pada tahun 2013, 2014 dan rata-rata selama 2 tahun yang berikut ini ditampilkan pada Tabel 4.8 Tabel 4.8 Nilai Rasio Jensen untuk Reksa Dana Campuran Tahun Reksa Dana No Campuran 1 Batavia Prima Campuran 2 Batavia Prima Ekspektasi 3 Bahana Quant Strategy 4 BNI AM Dana Terencana Jensen 2013 Rank Jensen 2014 Rank Jensen Average Rank 0, , , , , , , , , , , , BNP Paribas Equitra -0, , , BNP Paribas Dana -0, , , Invest 7 Danamas Pasti -0, , ,

32 Lanjutan Tabel Mandiri Investa Aktif -0, , , Manulife Dana Campuran -0, , , Manulife Dana Stabil Berimbang -0, , , Maybank GMT Dana Fleksi -0, , , Maybank GMT Dana Unggulan -0, , , Panin Dana Bersama 0, , , Reksa Dana Anggrek Fleksibel -0, , , Schoreder Dana Terpadu II -0, , , Simas Satu Prima -0, , , Syailendra Balanced Oppurtunity -0, , , TRIM Kombinasi 2-0, , , Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (Data Diolah) Indeks Jensen menunjukkan sebaerapa besar return reksa dana di atas atau di bawah ekspektasi berdasarkan risiko sistemais yang dimilikinya. Nilai Jensen positif artinya return reksa dana di atas ekspektasi dan jika negatif berarti return reksa dana dibawah ekpektasi. Pada tahun 2013, terdapat 4 (empat) reksa dana campuran, tahun 2014 terdapat 4 (empat) reksa dana campuran dan rata-rata selama 2 (dua) tahun terdapat 3 (tiga) yang memperoleh nilai positif. Artinya reksa dana saham tersebut mampu memberikan return di atas ekspektasi investor. Dibandingkan dengan kinerja reksa dana saham, maka kinerja reksa dana campuran memiliki kinerja yang lebih rendah, hal ini dapat dilihat dari jumlah reksa dana yang mampu memberikan indeks Jensen positif. Kinerja reksa dana saham terbaik pada tahun2013 bedasarkan indeks Jensen dimiliki oleh Batavia Prima Ekspektasi sebesar 0,0227. Artinya, jika 60

33 investor berinvestasi di reksa dana Mandiri Investa Equitas Dinamis akan memperoleh return di atas ekspektasi investor tersebut. Sedangkan reksa dana saham yang yang memiliki kinerja terendah yang diukur dengan indeks Jensen ialah Danareksa Mawar sebesar -0,0049. Artinya, jika investor berinvestasi di reksa dana Danareksa Mawar akan memperoleh return di bawah ekspektasi investor tersebut. Kinerja reksa dana saham terbaik pada tahun 2014 bedasarkan indeks Jensen dimiliki oleh Batavia Prima Campuran sebesar 0,1785. Artinya, jika investor berinvestasi di Batavia Dana Saham Optimal akan memperoleh return di atas ekspektasi investor tersebut. Sedangkan reksa dana saham yang yang memiliki kinerja terendah yang diukur dengan indeks Jensen ialah Mandiri Investa Aktif dengan nilai indeks Jensen sebesar -0,0895. Artinya, jika investor berinvestasi di reksa dana Mandiri Investa Equitas Dinamis akan memperoleh return di bawah ekspektasi investor tersebut sebesar. Kinerja reksa dana saham terbaik selama 2 (dua) tahun berdasarkan indeks Jensen dimiliki oleh Batavia Prima Campuran sebesar 0,0957. Artinya, jika investor berinvestasi di Batavia Prima Campuran akan memperoleh return di atas ekspektasi investor tersebut. Dimana pada tahun 2014 Batavia Prima Campuran juga menjadi reksa dana saham yang memiliki kinerja terbaik. Sedangkan reksa dana saham yang yang memiliki kinerja terendah yang diukur dengan indeks Jensen ialah Danamas Pasti dengan nilai indeks Jensen sebesar - 0,0635. Artinya, jika investor berinvestasi di reksa Danamas Pasti akan memperoleh return di bawah ekspektasi investor tersebut sebesar. 61

34 4.2 Pengujian Hipotesis 1. Hipotesis 1 Hasil uji beda rata-rata statistik dengan menggunakan Paired t-test untuk membandingkan indeks Sharpe reksa dana saham terhadap indeks Sharpe reksa dana campuran pada tabel 4.9 dengan menggunakan alat analisis SPSS yang menghasilkan output sebagai berikut: 62

35 Tabel 4.9 Paired Sample Test Indeks Sharpe Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed) Pair 1 SharpeSaham SharpeCampuran 2, , , , , ,942 16,000 63

36 Tabel 4.9 merupakan hasil uji beda antara rata-rata indeks Sharpe reksa dana saham dengan rata-rata indeks Sharpe reksa dana campuran. Penelitian ini dilakukan pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan sig. (2-tailed) dengan α. Nilai sig yang diperoleh dalam pnelitian ini adalah 0,000. Sig. (2-tailed)(0,000) < α (0,05) maka H0 ditolak. Artinya, terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dengan reksa dana campura dengan menggunakan metode Sharpe. 2. Hipotesis 2 Hasil uji beda rata-rata statistik dengan menggunakan Paired t-test untuk membandingkan indeks Treynor reksa dana saham terhadap indeks Treynor reksa dana campuran pada tabel 4.9 dengan menggunakan alat analisis SPSS yang menghasilkan output sebagai berikut: 64

37 Tabel 4.10 Paired Sample Test Indeks Treynor Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed) Pair 1 TreynorSaham TreynorCampuran, , , , , ,207 16,838 65

38 Tabel 4.10 merupakan hasil uji beda antara rata-rata indeks Treynor reksa dana saham dengan rata-rata indeks Treynor reksa dana campuran. Penelitian ini dilakukan pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan sig. (2-tailed) dengan α. Nilai sig yang diperoleh dalam pnelitian ini adalah 0,000. Sig. (2-tailed)(0,838) > α (0,05) maka H0 diterima. Artinya, tidak terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dengan reksa dana campura dengan menggunakan metode Treynor. 3. Hipotesis 3 Hasil uji beda rata-rata statistik dengan menggunakan Paired t-test untuk membandingkan indeks Jensen reksa dana saham terhadap indeks Jensen reksa dana campuran pada tabel 4.9 dengan menggunakan alat analisis SPSS yang menghasilkan output sebagai berikut: 66

39 Tabel 4.11 Paired Sample Test Indeks Jensen Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Difference Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed) Pair 1 JensenSaham JensenCampuran, , , , , ,517 16,023 67

40 Tabel 4.11 merupakan hasil uji beda antara rata-rata indeks Jensen reksa dana saham dengan rata-rata indeks Jensen reksa dana campuran. Penelitian ini dilakukan pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan sig. (2-tailed) dengan α. Nilai sig yang diperoleh dalam pnelitian ini adalah 0,000. Sig. (2-tailed)(0,023) < α (0,05) maka H0 ditolak. Artinya, terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dengan reksa dana campura dengan menggunakan metode Jensen. 4.3 Pembahasan Terdapat Perbedaan Kinerja Reksa Dana Saham dengan Reksa Dana Campuran dengan Menggunakan Metode Sharpe Berdasarkan hasil pengamatan selama 2 (dua) tahun, dapat dilihat bahwa terdapat 10 (sepuluh) reksa dana saham yang memiliki kinerja indeks Sharpe lebih tinggi dibandingkan IHSG jika dihitung rata-rata selama 2 (dua) tahun. Reksa dana saham yang memiliki indeks Sharpe lebih tinggi dari IHSG adalah Panin Dana Maksima, Simas Danamas Saham, Mandiri Investa Equitas Dinamis, Batavia Dana Saham Optimal, Schoreder Indo Equity Fund, Batavia Dana Saham, BNI Reksa Dana Berkembang, Syailendra Equity Opportunity Fund, Maybank GMT Dana Ekuitas, BNP Paribas Inspira. Sedangkan pada reksa dana campuran terdapat 7 (tujuh) reksa dana campuran yang memiliki kinerja indeks Sharpe lebih tinggi dibandingkan IHSG jika dihitung rata-rata selama 2 (dua) tahun. Reksa dana campuran yang memiliki indeks Sharpe lebih tinggi dari IHSG adalah Batavia Prima Ekspektasi, Batavia Prima Campuran, TRIM Kombinasi 2, Bahana Quant Strategy, Panin Dana 68

41 Bersama, BNP Paribas Equitra, Syailendra Balanced Oppurtunity. Berdasarkan pengujian hipotesis 1 dengan sig. (2-tailed)(0,000) < α (0,05) maka H0 ditolak. Artinya, terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dengan reksa dana campura dengan menggunakan metode Sharpe Tidak Terdapat Perbedaan Kinerja Reksa Dana Saham dengan Reksa Dana Campuran dengan Menggunakan Metode Treynor Berdasarkan hasil pengamatan selama 2 (dua) tahun, dapat dilihat bahwa seluruh reksa dana saham memiliki kinerja indeks Treynor lebih tinggi dibandingkan IHSG jika dihitung rata-rata selama 2 (dua) tahun. Dan terdapat 5 reksa dana campuran yang memiliki kinerja indeks Treynor lebih baik dari IHSG, dengan demikian tampak jelas bahwa jumlah reksa dana saham yang berkinerja lebih baik dari reksa dana campuran lebih banyak. Berdasarkan pengujian hipotesis 1 dengan nilai sig. (2-tailed)(0,838) > α (0,05) maka H0 diterima. Artinya, tidak terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dengan reksa dana campura dengan menggunakan metode Treynor. Hal ini berarti secara keseluruhan kinerja reksa dana saham sama dengan kinerja pasar. Artinya, risk premium reksa dana saham secara keseluruan sama dengan risk premium yang dihasilkan reksa dana campuran. 69

42 4.3.3 Terdapat Perbedaan Kinerja Reksa Dana Saham dengan Reksa Dana Campuran dengan Menggunakan Metode Jensen Berdasarkan hasil pengamatan selama 2 (dua) tahun, dapat dilihat bahwa terdapat 16 (enam belas) reksa dana saham yang memiliki kinerja indeks Jansen positif dan 1 (satu) reksa dana saham yang memiliki kinerja indeks Jensen negatif. Untuk reksa dana campuran terdapat 3 (tiga) yang memiliki indeks Jensen positif dan 15 (lima belas) reksa dana campuran yang memiliki indeks Jensen negatif. Nilai Jensen positif artinya return reksa dana saham ataupun campuran di atas ekspektasi dan jika nilai Jensen negatif maka return reksa dana saham ataupun campuran dibawah ekspektasi investor. Dari analisis tersebut bahwa terdapt lebih banyak reksa dana saham yang berkinerja lebih baik dibanding reksa dana campuran bila diukur dengan menggunakan metode Jensen. Berdasarkan pengujian hipotesis 1 dengan sig. (2-tailed)(0,023) < α (0,05) maka H0 ditolak. Artinya, terdapat perbedaan kinerja reksa dana saham dengan reksa dana campura dengan menggunakan metode Jensen. 70

III. METODE PENELITIAN. yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa

III. METODE PENELITIAN. yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah suatu entitas yang akan diteliti, dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa dana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sample Adapun kriteria yang digunakan dalam memilih sample adalah sebagai berikut: 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham 2. Reksa dana tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada pasar modal merupakan salah satu cara bagi masyarakat pemodal untuk memperoleh keuntungan dengan cepat. Investasi pada aktiva keuangan (financial assets)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2013:58), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perhitungan Dan Pembahasan 4.1.1 Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan Independent T-test return. Perhitungan tingkat pengembalian reksa dana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari rentang waktu Januari 2013 sampai dengan Desember 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. dari rentang waktu Januari 2013 sampai dengan Desember 2015. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2017. Sedangkan tempat yang menjadi objek penelitian adalah situs resmi OJK

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana 29 III. METODE PENELITIAN 3.1 Teknik dan Pengambilan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Pendapatan Tetap yang terdaftar di Badan Pengawas

Lebih terperinci

PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN. NPM : Jurusan : Akuntansi

PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN. NPM : Jurusan : Akuntansi ANALISIS KINERJA REKSA DANA PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN Nama : Pricilia Meidy Sapulete NPM : 28211722 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Riyanti, SE., MM. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe,

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe, BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Perhitungan Return Pengembalian Bebas Risiko Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe, Treynor, dan Jensen, digunakan suatu tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Model dan Metode Analisis Model penelitian pada tesis ini adalah secara deskriftif yaitu dengan menampilkan diagram, tabel dan grafik, disertai dengan penjelasan.dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan Pendapatan Tetap Untuk menghitung tingkat pengembalian investasi Reksa dana. Dibutuhkan data berupa nilai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang terdaftar dalam situs BAPEPAM dan IDX, perusahaan reksa dana ini menawarkan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE SOFIKA AZIZIA SASANTI

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE SOFIKA AZIZIA SASANTI ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE 2008-2012 SOFIKA AZIZIA SASANTI DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan menggunakan tipe sampel yang berbasis pada kemungkinan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai analisis komparasi

METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai analisis komparasi III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai analisis komparasi kelayakan investasi reksadana saham syariah dengan reksadana saham konvensional dimana

Lebih terperinci

BAB IV METODE RISET. penelitian adalah tahun 2006 s.d maka reksadana saham yang dijadikan

BAB IV METODE RISET. penelitian adalah tahun 2006 s.d maka reksadana saham yang dijadikan BAB IV METODE RISET 4.1. Objek Penelitian Dari berbagai jenis reksadana sebagaimana telah diuraikan pada Bab III, yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah reksadana saham. Karena periode penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...iii UCAPAN TERIMA KASIH...iv DAFTAR ISI...vii DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR...xii DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...iii UCAPAN TERIMA KASIH...iv DAFTAR ISI...vii DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR...xii DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...iii UCAPAN TERIMA KASIH...iv DAFTAR ISI...vii DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR...xii DAFTAR LAMPIRAN...xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi),

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN 4.1. Paparan Data 4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang

Lebih terperinci

REVIEW REKSADANA CAMPURAN TAHUN 2014

REVIEW REKSADANA CAMPURAN TAHUN 2014 REVIEW REKSADANA CAMPURAN TAHUN 2014 Edisi.1, Tahun 2015, Tanggal: 10 Februari 2015 Definisi Reksadana Campuran : Reksadana campuran adalah reksadana yang melakukan investasi dalam efek ekuitas dan efek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial adalah kondisi ketika kita hidup berkecukupan, mempunyai pendapatan yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari

BAB I PENDAHULUAN. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, yang terbentuk pada bulan Desember 2004. Sebagai bagian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada 21 Mei 2013 Bursa Efek Indonesia mengalami peristiwa penting dimana IHSG mencapai level 5.251,296 dimana level tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengukuran dan Evaluasi Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Keseluruhan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data historis, sehingga tidak ada suatu kepastian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Metode Penelitian Menurut Hilway(1956) penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan sesorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap

Lebih terperinci

KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN KINERJA PASAR DENGAN METODE SHARPE DAN TREYNOR

KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN KINERJA PASAR DENGAN METODE SHARPE DAN TREYNOR ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN KINERJA PASAR DENGAN METODE SHARPE DAN TREYNOR SARI SYAHRIANI / 21208134 PEMBIMBING Dr. HARY W. ACHMAD ROMADHON CAECILIA WIDI PRATIWI, SE., MMSI PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bapepam-LK untuk tahun periode 2009 sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bapepam-LK untuk tahun periode 2009 sampai dengan 61 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bapepam-LK untuk tahun periode 2009 sampai dengan 2011. dipilihnya BEI sebagai tempat penelitian karena Bapepam-LK merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat BAB IV PEMBAHAS AN IV.1 Analisis Kinerja Portofolio Melihat kinerja portofolio perlu dilakukan sebelum melakukan keputusan investasi. Dengan membandingkan kinerja antar reksa dana, maka investor mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB 4. HASIL dan ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Perhitungan Return Pengembalian Bebas Risiko Dalam pengukuran kinerja reksa dana pendapatan tetap dengan menggunakan metode Sharpe, metode Treynor, dan metode Jensen,

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 59 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran data yang diolah dalam penelitian. Beberapa ukuran yang digunakan dalam memberikan deskripsi penelitian

Lebih terperinci

karena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis tertutup (close-ended). Kemudian setelah disahkan Undang Undang No. 8 tahun 1995 yang mengatur

karena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis tertutup (close-ended). Kemudian setelah disahkan Undang Undang No. 8 tahun 1995 yang mengatur Perbandingan Kinerja Reksadana saham Konvensional dan Reksadana Syariah di Indonesia dengan Metode Sharpe, Treynor, Jensen, Rasio Informasi dan Roy Safety First Ratio Oleh : Siti Listiana T (11510032)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah pendapatan tetap yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan. Reksa dana yang

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA KONVENSIONAL DENGAN REKSA DANA SYARIAH DI INDONESIA. Jepryansyah Putra Syarief Fauzie Abstrack

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA KONVENSIONAL DENGAN REKSA DANA SYARIAH DI INDONESIA. Jepryansyah Putra Syarief Fauzie Abstrack ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA KONVENSIONAL DENGAN REKSA DANA SYARIAH DI INDONESIA Jepryansyah Putra Syarief Fauzie Abstrack This research aims to analyze how the performance between Conventional

Lebih terperinci

REVIEW REKSADANA SAHAM TAHUN 2014

REVIEW REKSADANA SAHAM TAHUN 2014 REVIEW REKSADANA SAHAM TAHUN 2014 Edisi No.2, Tahun 2015, Tanggal: 2 Maret 2015 Definisi Reksadana Campuran : Reksadana campuran adalah reksadana yang melakukan investasi dalam efek ekuitas dan efek hutang

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Teori 3.1.1. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN malang. Untuk mencari sampel dan populasi Reksadana Saham sebagai bahan penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian hypotheses testing yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan peneliti yaitu bagaimanakah perbedaan kinerja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Nilai Aktiva Bersih (NAB) merupakan alat ukur kinerja reksa dana. Nilai Aktiva Bersih berasal dari nilai portofolio reksa dana yang bersangkutan. Seperti kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund Makinta Growth Fund merupakan reksa dana yang dikelola oleh Makinta Securities. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJUAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK INTISARI i ii iii iv vi ix x xi

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Pengertian Reksa Dana Syariah Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh berbeda, namun secara fundamental terdapat

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan BAHASAN. statistik yang telah dilakukan dan selanjutnya adalah analisis berdasarkan metode

BAB 4. ANALISIS dan BAHASAN. statistik yang telah dilakukan dan selanjutnya adalah analisis berdasarkan metode BAB 4 ANALISIS dan BAHASAN Dalam bab ini analisis akan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu analisis dari uji statistik yang telah dilakukan dan selanjutnya adalah analisis berdasarkan metode yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian terhadap sejumlah perusahaan reksadana di Indonesia yang aktif terdaftar di Bapepam-LK,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu alternatif bagi para pemodal untuk berinvestasi. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai peranan yang penting

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Return Reksadana dengan Return Pasar, serta Peringkat berdasarkan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen Pada tahun

Analisis Perbandingan Return Reksadana dengan Return Pasar, serta Peringkat berdasarkan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen Pada tahun Analisis Perbandingan Return Reksadana dengan Return Pasar, serta Peringkat berdasarkan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen Pada tahun 2010-2015 Rosmalianti Oktaviani,B1021131094 ABSTRAK Reksa dana merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis membahas mengenai pengolahan data-data yang berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data tersebut akan menghasilkan hasil

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN Abdul Rofiq abdulrofiq.sulaiman@gmail.com Bambang Hadi Santoso Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya Abstract

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini adalah menggunakan analisis kuantitatif. Penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai analisis perbandingan kinerja reksadana saham, reksadana terproteksi, dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai analisis perbandingan kinerja reksadana saham, reksadana terproteksi, dan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai analisis perbandingan kinerja reksadana saham, reksadana terproteksi, dan reksadana pendapatan tetap menggunakan metode Indeks Sharpe,

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI REKSA DANA. mengeluarkan peraturan tentang pasar modal yang mencakup pula peraturan

BAB II DISKRIPSI REKSA DANA. mengeluarkan peraturan tentang pasar modal yang mencakup pula peraturan 11 BAB II DISKRIPSI REKSA DANA 2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Di Indonesia, reksa dana pertama kali muncul saat pemerintah mendirikan PT. Danareksa pada tahun 1976. Pada waktu itu PT. Danareksa menerbitkan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA INVESTASI DALAM REKSADANA SAHAM (EQUITY FUNDS) DENGAN METODE SHARPE DAN TREYNOR

ANALISIS KINERJA INVESTASI DALAM REKSADANA SAHAM (EQUITY FUNDS) DENGAN METODE SHARPE DAN TREYNOR ANALISIS KINERJA INVESTASI DALAM REKSADANA SAHAM (EQUITY FUNDS) DENGAN METODE SHARPE DAN TREYNOR Cana Paranita Moch. Dzulkirom, AR. Raden Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat explanatory research terhadap sampel yang telah ditentukan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat explanatory research terhadap sampel yang telah ditentukan 40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat explanatory research terhadap sampel yang telah ditentukan dalam penelitian selama bulan Januari 2011 sampai Desember 2013, mengenai

Lebih terperinci

JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 18, NO. 2, Agt 2017 p-issn e-issn

JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 18, NO. 2, Agt 2017 p-issn e-issn ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSADANA SAHAM SYARIAH DENGAN REKSADANA SAHAM KONVENSIONAL DI INDONESIA Lianti 1, Aryati 2, Nurul Ramaya 3) 1,2) Dosen Politeknik Negeri Lhokseumawe, Alumni Tata Niaga, Prodi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 67 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa dana Populasi penelitian yang dipilih oleh penulis adalah reksa dana jenis pendapatan tetap periode Januari 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak terbatas, tapi kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak terbatas, tapi kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak terbatas, tapi kemampuan mereka memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut terbatas. Manusia membutuhkan sandang,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini data di ambil melalui data sekunder melalui alamat web

BAB III METODE PENELITIAN. ini data di ambil melalui data sekunder melalui alamat web BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi dari penelitian ini tidak dapat di sebutkan karena memang penelitian ini data di ambil melalui data sekunder melalui alamat web www.kontan.co.id,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran umum Reksa Dana Fortis Ekuitas Reksa Dana Fortis Ekuitas mulai efektif pada tanggal 16 Januari 2001, selaku manajer investasi

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN BESARAN ALPHA ( α ) HASIL PERHITUNGAN INDEKS JENSEN DI PASAR MODAL INDONESIA

PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN BESARAN ALPHA ( α ) HASIL PERHITUNGAN INDEKS JENSEN DI PASAR MODAL INDONESIA 10 JURNAL EKONOMI DAN BISNIS, VOL 10, NO. 1, JUNI 2011 : 10-18 PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN BESARAN ALPHA ( α ) HASIL PERHITUNGAN INDEKS JENSEN DI PASAR MODAL INDONESIA Sabar Warsini*,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dari perhitungan dan analisis yang dilakukan di bab 4, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain: 1. Tidak terdapat hubungan yang signifikan

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN Fitaning Intan Pradani R. Rustam Hidayat Topowijono Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara pihak yang memerlukan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pihak yang memerlukan dana menjual

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. reksadana itu sendiri, karena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. reksadana itu sendiri, karena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian pertama kali dikenalkan di Indonesia dengan mengacu kepada peraturan SK Menteri Keuangan No. 1548 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi mereka. Pada dasarnya investasi pada Reksa Dana bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. investasi mereka. Pada dasarnya investasi pada Reksa Dana bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin berkembang saat ini. Salah satu upaya menarik minat investor domestik di pasar modal dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. aktif diperdagangkan hingga penelitian ini dilakukan.

BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. aktif diperdagangkan hingga penelitian ini dilakukan. BAB III OBYEK DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam skripsi ini adalah reksa dana saham berbasis syariah yang aktif diperdagangkan hingga penelitian ini dilakukan. III.1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal yang merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antara kedua atau lebih objek yang diteliti. keuangannya dimulai dari tahun

BAB III METODE PENELITIAN. antara kedua atau lebih objek yang diteliti. keuangannya dimulai dari tahun BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat komparatif (perbandingan) yaitu bersifat menguraikan sifat-sifat dan keadaan sebenarnya dari dua atau lebih objek penelitian,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang lebih besar pada masa mendatang. Investasi merupakan penanaman dana yang bertujuan untuk mendapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Penelitian ini dilakukan pada reksadana saham di Indonesia periode 2008-2012. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014

Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014 Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE RISK-ADJUSTED RETURN DI BURSA EFEK INDONESIAPERIODE TAHUN 2011-2013 Datu Pinastiko Adi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Reksa dana yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah reksa dana yang dikelola oleh PT. Manulife Aset Manajemen Indonesia. Dari 15 reksa dana yang dikelola

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk secara langsung menjelaskan hubungan sebab akibat (non causality

III. METODE PENELITIAN. untuk secara langsung menjelaskan hubungan sebab akibat (non causality 32 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis serta menganalisis dan tidak untuk secara langsung menjelaskan hubungan sebab akibat (non causality relationship),

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TREYNOR, SHARPE, JENSEN, TREYNOR & BLACK. Erma Yuliaty

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TREYNOR, SHARPE, JENSEN, TREYNOR & BLACK. Erma Yuliaty ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TREYNOR, SHARPE, JENSEN, TREYNOR & BLACK Erma Yuliaty ABSTACT Invest in mutual fund is good way for investors because it will be

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meskipun sejak tahun 2008 perekonomian dunia sedang mengalami perlambatan dikarenakan krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara di kawasan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA. Rofiqah Wahdah Joko Hartanto

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA. Rofiqah Wahdah Joko Hartanto APRIL 2012, VOLUME 13 NOMOR 1 Rofiqah Wahdah Joko Hartanto Program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banjarmasin Jalan Brigjend H. Hasan Basry No. 9-11 Kayu Tangi Banjarmasin Abstract:

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM

BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM 58 BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM A. Saham-saham yang membentuk portofolio optimal Portofolio optimal merupakan portofolio yang terdiri atas saham-saham yang memiliki kombinasi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE SHARPE, JENSEN, TREYNOR, M² DAN INFORMATION RATIO DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE SHARPE, JENSEN, TREYNOR, M² DAN INFORMATION RATIO DI BURSA EFEK INDONESIA Analisis Pengukuran Kinerja...(Nita Nurjanah) 604 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE SHARPE, JENSEN, TREYNOR, M² DAN INFORMATION RATIO DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh : Nita Nurjanah

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA KONVENSIONAL DENGAN KINERJA REKSA DANA SYARIAH

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA KONVENSIONAL DENGAN KINERJA REKSA DANA SYARIAH Juni Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi Kartini & Rico F. 1 Vol. 2, No 1, Juni 2011, 1-16 PENDAHULUAN ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA KONVENSIONAL DENGAN KINERJA REKSA DANA SYARIAH Kartini Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE ABSTRAK. Oleh:

ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE ABSTRAK. Oleh: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES LISDIANI NPM : 0811031019 Tlpn : 085380250699 Email : agnes_lisdiani@yahoo.com Pembimbing I : Yuliansyah, S.E., M.S.A., Ph.D., Akt

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan antara lain:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan antara lain: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkam analisis dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan antara lain: 1. Investasi pada produk reksadana saham

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA 14 REKSA DANA SAHAM TERBAIK PERIODE 2010

ANALISIS KINERJA 14 REKSA DANA SAHAM TERBAIK PERIODE 2010 ANALISIS KINERJA 14 REKSA DANA SAHAM TERBAIK PERIODE 2010 Yen Sun Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Bina Nusantara University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reksa dana merupakan salah satu cara berinvestasi agar bisa memenuhi kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal, Reksa dana adalah wadah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, KELEMAHAN PENELITIAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, KELEMAHAN PENELITIAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN, KELEMAHAN PENELITIAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan Dari seluruh uraian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 5.1.1. Berdasarkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JUDUL BAGIAN DALAM LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK

DAFTAR ISI JUDUL BAGIAN DALAM LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK DAFTAR ISI JUDUL BAGIAN DALAM LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xvi DAFTAR GAMBAR... xix DAFTAR LAMPIRAN... xx BAB

Lebih terperinci

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Portofolio Efisien PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Portofolio efisien diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ekonomi nasional di Indonesia, sedangkan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ekonomi nasional di Indonesia, sedangkan bagi masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal mempunyai peranan yang penting bagi kemajuan ekonomi nasional di Indonesia, sedangkan bagi masyarakat pemodal kehadiran pasar modal merupakan

Lebih terperinci

Karisma Tejo Widaghdo

Karisma Tejo Widaghdo ANALISIS KOMPARATIF REAKSI PASAR SEBELUM DAN SETELAH PENGUMUMAN OPINI AUDIT PADA ENTITAS PUBLIK (Studi Kasus Pada Saham yang Terdaftar di BEI Pada Tahun 2013-2014) Karisma Tejo Widaghdo 23211906 LATAR

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS BAB IV HASIL DAN ANALISIS A. Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan kriteria pengambilan sampel penelitian, yakni perusahaan yang terdaftar di LQ45 selama 2 tahun berturut-turut dari tahun 2014-2015

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap reksa dana campuran dan reksa dana saham untuk mengetahui perbandingan kinerja masing-masing reksa dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa mendatang (Tandelilin, 2010:2). Proses investasi terlebih dahulu harus

BAB I PENDAHULUAN. masa mendatang (Tandelilin, 2010:2). Proses investasi terlebih dahulu harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang (Tandelilin,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN METODE SHARPE DAN METODE TREYNOR (Studi Pada Reksa Dana Saham Periode Tahun )

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN METODE SHARPE DAN METODE TREYNOR (Studi Pada Reksa Dana Saham Periode Tahun ) DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 1 ISSN (Online): 2337-3792 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN METODE SHARPE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Melihat perkembangan perekonomian di Indonesia saat ini, pasar modal merupakan salah satu alternatif terbaik dalam berinvestasi. Hal ini didukung oleh rendahnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets menjadi sebuah cara yang banyak digemari oleh para pemilik modal untuk mengembangkan dana yang

Lebih terperinci

COMPARATIVE ANALYSIS OF THE PERFORMANCE OF CONVENTIONAL EQUITY FUND AND SYARIAH EQUITY FUND USING SHARPE, TREYNOR, AND JENSEN METHOD IN 2014

COMPARATIVE ANALYSIS OF THE PERFORMANCE OF CONVENTIONAL EQUITY FUND AND SYARIAH EQUITY FUND USING SHARPE, TREYNOR, AND JENSEN METHOD IN 2014 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA SAHAM KONVENSIONAL DAN REKSA DANA SAHAM SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN PADA TAHUN 2014 COMPARATIVE ANALYSIS OF THE PERFORMANCE OF

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data 1. Sampel Penelitian Perusahaan industri jasa, sektor Property dan Real Estate mempunyai 2 sub sektor, yaitu sub sektor Property & Real Estate dan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. reksa dana saham sampel periode Januari 2013 Desember 2015

BAB V PENUTUP. reksa dana saham sampel periode Januari 2013 Desember 2015 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja masing-masing reksa dana saham sampel periode Januari 2013 Desember 2015 berdasarkan Risk-Adjusted Return dengan metode Indeks

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN ABSTRAK

ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN ABSTRAK ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja dari beberapa reksa dana saham. Penulis melakukan penelitian pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data. Dalam pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data. Dalam pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel 57 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Data Dengan data historis yang telah tersedia pada instrumen investasi saham LQ 45 dan deposito dalam periode tahun 2013 sampai dengan 2015 kemudian dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi pada pasar modal merupakan salah satu cara bagi masyarakat pemodal untuk memperoleh keuntungan dengan cepat. Investasi pada aktiva keuangan (financial assets)

Lebih terperinci

ABSTRAK Dalam beberapa tahun ini, perkembangan instrumen investasi di Indonesia cukup pesat terutama perkembangan instrumen investasi reksa dana. Reks

ABSTRAK Dalam beberapa tahun ini, perkembangan instrumen investasi di Indonesia cukup pesat terutama perkembangan instrumen investasi reksa dana. Reks KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat Rahmat serta karunia-nya yang telah diberikan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini yang merupakan

Lebih terperinci