EVALUASI KINERJA REKSADANA SAHAM DI INDONESIA TAHUN 2006

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI KINERJA REKSADANA SAHAM DI INDONESIA TAHUN 2006"

Transkripsi

1 EVALUASI KINERJA REKSADANA SAHAM DI INDONESIA TAHUN 2006 Yosefa Susiana Alumnus Faku/tas Ekonomika dan Bisni.s Univer.sitas Kristen Sarya Wacana. Sa/atiga AmoldKaudin Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Sarya Wacana. Salatiga For the last few years equity funds have become a more interesting inve.~tmem alternative for sophistil:ated and big investors in Indonesia a.~ there has been a long-term down trend in the interest raft' the bank offered. As there were more than I 00 equity ftmds operating along 2006, investors may have faced a difficulty to determine the ones who perform well. Some studies have been conducted to determine the performance of equity funds in Indonesia. However, the publication of equity fund.~ l'erformance was lack of continuity. Also. the return that was usually published was the mm ri.~k-adjusted return. The purpose of this study was to evaluate the riskadjusted performance of equity ftmds which were invesedt in Indonesia along the year The samples werre 28 equity ftmds which operated along the year The methods applied to detem1ine the pnformance are Sharpe:~ and Treynor:~ Mea.mre. Jensen:~ alpha and Henrikssmt and Merton Model. The Slu11pe :5 and Treynor:f Measure are u.fed to arrange the performance rank. We f(nmd that equity ftmds with.mperior mm risk-adjusted retum.s were not consistently superior in term of riskadjusted returns. Weal.wfmmd that different methods applied to valuing the performance may have had different result. We believe that good equity funds were the ones which consistellfly had good perfomumce based 011 d(fferem measurement methods applied. Keywords: performance of mlltualfunds. Jensen:~ Measure, Henriks.mn and Merton :s Measure, Sharpe :5 Measure, Treynor :f Measure Pendahuluan Seiring dengan tren menurunnya tingkat bunga bank dari kisaran 12,75 persen pada awal tahun 2006 menuju ke kisaran 9,75 persen pada akhir tahun 2006, reksa dana saham semakin menjadi alternatif investasi yang menarik bagi investor yang sophisticated. Berinvestasi pada reksa dana saham menjanjikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dibanding sekedar menyimpan dana di deposito dan memiliki tingkat keamanan yang cukup baik mengingat dana dikelola oleh para ahli investasi. Selama ini kebanyakan investor berinvestasi pada reksa dana berdasarkan penawaran yang dilakukan oleh bank-bank selaku agen penjual. Tak heran investor ritel yang berinvestasi pada reksa dana kebanyakan adalah investor besar mengingat bank-bank agen penjual (terutama bank swasta dan bank asing) biasanya menawarkan jumlah investasi minimal yang besar pula. Tanpa penawaran dari agen penjual, sejumlah investor yang hendak mencoba berinvestasi di reksa dana memilih reksa dana yang dianggap bonafit dengan memilih perusahaan yang dianggap besar. Ruang tanya jawab di berbagai media keuangan yang seringkali memuat pertanyaan-pertanyaan bakal investor reksa dana yang menginginkan informasi mengenai reksa dana yang baik menunjukkan bahwa investor membutuhkan infonnasi tentang hal tersebut Sebenarnya Bapepam-LK telah membuka data kinerja reksa dana (dalam hal ini Nilai Aktiva Bersih, NAB) melalui situsnya. Namun kebanyakan investor, apalagi masyarakat yang baru akan mernulai 17

2 Jumal Ekonom.i dan Bisnis Voi.XV, No.l, Maret 2009: berinvestasi pada reksa dana, masih belum familiar dengan informasi online Kebanyakan informasi mengenai kinerja reksa dana masih bersifat nonrisk-adjusted dimana biasanya tingkat pengembalian reksa dana saham secara langsung dibandingkan dengan tingkat pengembalian pasar yang diproksikan dengan tingkat pengembalian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) disamping informasi lainnya seperti jumlah dana kelolaan, nilai a!iet dan kewajiban dan sebagainya. Berbagai penelitian mengenai kinerja reksa dana yang bersifat risk-adjusted telah dipublikasikan pada berbagai jurnal ilmiah. Namun jurnal ilmiah tidak menerbitkan evaluasi kinerja reksa dana secara regulcr. Oleh sebab itu konfirmasi terhadap basil penelitian terdahulu, baik dengan menggunakan metode yang sama maupun berbeda dirasa perlu untuk dilakukan secara berkesinambungan. Beberapa penelitian yang telah dilakukan mengindikasikan bahwa sesungguhnya kinerja risk-adjusted reksa dana saham tidak lebih baik dibanding kinerja pasar saham (Pakpahan 2001, Usman dan Ratnasari 2004, dan Viriany 2005 serta Center for Business & Industrial Studies Universitas Surabaya 200 1). Padahal secara eksplisit tampak bahwa rata-rata pertumbuhan NAB dari berbagai reksa dana, sebagaimana yang biasa diiklankan oleh para manajer investasi, jauh melampaui pertumbuhan IHSG Bagaimanapun jumlah dana kelolaan yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu mengindikasikan bahwa kepercayaan masyarakat investor kepada pengelola investasi dan kepada reksa dana sebagai salah satu sarana berinvestasi yang menguntungkan bertambah besar. Sepanjang periode saja NAB reksa dana telah bertumbuh hampir sepuluh kali lipat, dari 5,52 triliun rupiah menjadi 51,43 triliun rupiah. Jumlah produk telah mencapai lebih dari 300 reksa dana yang dikelola oleh 68 perusahaan manajer investasi. Oleh sebab itu informasi terbaru mengenai kinetja reksa dana, dalam hal ini yang bersifat risk-adjusted, mutlak dibutuhkan untuk mengakomodasi kebutuhan para investor dan calon investor. Penelitian ini bertujuan untuk: [ 1] mengevaluasi kinerja reksa dana saham di Indonesia yang beroperasi sepanjang tahun 2006 dan hendak mengkonfirmasi hasil-hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa kinerja risk-adjusted reksa dana saham tidak lebih baik dari kinerja pasar saham, [2] mengevaluasi kemampuan memilih saham (selection ability) dari manajer investasi/pengelola reksa dana dan kemampuan memanfaatkan waktu dalam berinvestasi (market timing ability), dan [3] menyusun peringkat kinerja reksa dana saham berdasarkan Indeks Sharpe dan Indeks Treynor. Tinjauan Teori dan Penelitian Terdahulu Terdapat berbagai metode untuk mengukur kinerja risk-adjusted reksa dana. Metode-metode tersebut adalah: Indeks Sharpe: merupakan rasio antara rerata kelebihan tingkat pengembalian (excess return) portofolio terhadap rerata tingkat pengembalian dari instrumen bebas risiko dengan deviasi standar dari tinglay pengembalian portofolio pada suatu periode. Rasio ini mengukur kelebihan tingkat pengembalian per unit risiko. Indeks Treynor: pengukuran pada model ini sama dengan Model Sharpe, hanya saja indikator rasio yang digunakan adalah beta (risiko sitematik) Model Jensen (alpha portofolio): pada Model Jensen rerata tingkat pengembalian portofolio dibandingkan dengan rerata tingkat pengembalian yang diprediksi dengan CAPM. Jensen's measure adalah nilai alpha pada model yang diturunkan dari persamaan CAPM. 18

3 Evaluasi Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia tahun 2006 (Y. Susiana & A. Kaudin) Model Henriksson dan Merton: merupakan penyempumaan atas Model Jensen dengan menambahkan variabel dummy pada Model Jensen untuk menentukan sumber tingkat pengembalian superior, apakah superioritas berasal dari kemampuan memilih saham atau kemampuan antisipasi pasar (Frensidy 2007). Selain keempat model penilaian kinerja reksa dana tersebut, masih ada berbagai model lain yang biasa digunakan untuk menentukan kinerja reksa dana seperti information ratio dan M 2 measure (Bodie. Kane. Marcus 2005: 869) atau DEA super efficiency methods (Purwantoro dan Siswadi 2007). Penelitian ini hendak mengevaluasi kinerja* risk-adjusted reksa dana saham berdasarkan Indeks Sharpe dan Indeks Treynor serta menggunakan Model Jensen, Model Henriksson dan Merton untuk pemeringkatan. HasiJ evaluasi dimaksudkan sebagai konfirmasi atas temuan-temuan dari penelitian terdahulu yang kebanyakan menggunakan metode-metode tersebut. Pada Model Jensen dilakukan identifikasi tingkat keuntungan portofolio yang berasal dari keseimbangan umum. Idenya adalah bagaimana pada tingkat risiko yang sama portofolio dapat menghasilkan kelebihan tingkat pengembalian portofolio (berapa banyak tingkat pengembalian portofolio berada diatas tingkat pengembalian instrumen bebas risiko) yang lebih tinggi dari kelebihan tingkat pengembalian pasar (berapa ban yak tingkat pengembalian pasar berada diatas tingkat pengembalian instrumen be bas risiko). Selisih dari kelebihan tingkat keuntungan tersebut dinyatakan sebagai tingkat keuntungan diferensial atau alpha (a). Nilai alpha dapat diperoleh dengan meregresikan kelebihan tingkat pengembalian portofolio terhadap kelebihan tingkat pengembalian pasar. Alpha yang bemilai positif mencerminkan kineija portofolio yang baik karena berarti saat tidak ada kelebihan tingkat pengembalian pasar (excess return pasar bemilai nol), kelebihan tingkat pengembalian portofolio bemilai positif. Penelitian Jensen terhadap 115 reksa dana pada peri ode menunjukkan bahwa kineija reksa dana tidak lebih baik dari kineija pasar dan kelebihan tingkat pengembalian pasar mempengaruhi kelebihan tingkat pengembalian porto folio reksa dana (Dennis dkk 2004). Di Indonesia, beberapa penelitian yang menggunakan Model Jensen menemukan bahwa temyata kinerja risk-adjusted reksa dana saham tidak lebih baik daripada kinerja pasar saham. Pakpahan (2001) menemukan bahwa pada periode September 1997-Agustus 2000 kineija gabungan reksa dana saham mampu mengalahkan kinerja pasar saham. Namun kinerja risk-adjusted-nya ternyata secara statistik tidak berbeda dari nol walau sebanyak 13 dari 22 reksa dana saham yang dievaluasi memiliki nilai alpha yang positif. Hanya GTF Agresif dan Schroder-Panin Dana Prestasi yang memiliki alpha positif dan signifikan. Pakpahan juga menemukan bahwa reksa dana yang merniliki alpha positif pada suatu peri ode cenderung untuk kembali merniliki alpha yang positif pada 12 bulan berikutnya. Harahap dan Pane (2003) yang membandingkan kinerja reksa dana syariah, reksa dana mawar (reksa dana saham terbitan PT Danareksa, diambil sebagai wakil dari reksa dana. saham konvensional), dan kinerja pembanding (dalam hal ini IHSG) pada periode menyatakan bahwa dengan Model Jensen kinerja reksa dana mawar lebih rendah dibandingkan dengan IHSG dan reksa dana syariah. Usman dan Ratnasari (2004) mengevaluasi kineijareksa dana saham dengan Model Jensen menggunakan data periode Januari 1999 sampai dengan Desember Reksa dana yang dijadikan sampel harus bersifat terbuka, berbentuk Kontrak Investasi Kolektif, merupakan reksa dana konvensional dengan * Yang dimaksud dengan kinerja pada penelitian ini adalah tingkat pengembalian tanpa menghiraukan faktor-faktor lain seperti jumlah dana kelolaan. tingkat pengembalian historis dan sebagainya. 19

4 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.XV, No.1, Maret 2009: kapitalisasi pasar terbesar pada periode Januari 1999 serta terdaftar di Bapepam dan diperdagangkan untuk publik sejak Januari 1999 hingga Desember Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh enam sampel reksa dana saham. Dari keenam reksa dana saham tersebut hanya satu yang memiliki kinerja superior (memiliki alpha positif dan signifikan) yaitu Panin Dana Maksima (alpha= 0,0241 ). Viriany (2005) mengevaluasi kinelja reksa dana saham pada periode Juli Juni 2002 dan menemukan temyata hanya sepuluh reksa dana saham yang selama 30 bulan secara konsisten memiliki kinerja baik (memiliki nilai alpha positit). Kesepuluh reksa dana tersebut adalah Dana Reksa Mawar, Bahana Dana Prima, BNI RD Berkembang, Bira Dana Saham, ABN AMRO ID Saham, GTF Sejahtera, Panin Dana Maksima, Dana Reksa Syariah, GTF Sentosa, dan Schroder Dana Prestasi. Sejalan dengan penelitian awal Jensen yang bermaksud melihat bagaimana reksa dana dapat memberi kelebihan tingkat pengembalian di atas kelebihan tingkat pengembalian pasar, maka dirumuskan hipotesis: HI: Reksa dana saham memiliki kinelja yang lebih baik dari kinerja pasar (a 0) Bila manajer investasi superior dalam mengalokasi dana untuk investasi, maka reksa dana akan memiliki tingkat pengembalian yang superior dibandingkan dengan kinelja pasar saham. Berdasarkan hal tersebut: H2: Semakin tinggi kelebihan tingkat pengembalian pasar atas tingkat pengembalian instrumen bebas risi.ko, semakin tinggi pula kelebihan tingkat pengembalian reksa dana atas tingkat pengembalian bebas risiko (~> 0) Pada Model Jensen tersebut tingkat risiko sistematis diasumsikan konstan. Sebenamya dapat terjadi manajer investasi mengambil tindakan untuk memperoleh tingkat pengembalian yang optimal dengan memanfaatkan kondisi pasar. Misalnya saat prospek perekonomian baik (pasar saham bullish) manajer investasi berani menanamkan dananya pada saham-yang memiliki risiko (~) tinggi. Sebaliknya, saat perekonomian menunjukkan tanda-tanda melemah (pasar saham bearish) para manajer investasi akan memindahkan investasinya ke saham yang memiliki risiko rendah. Dengan demikian sesungguhnya b tidak konstan. Bila manajer investasi dapat mempertahankan kelebihan atas tingkat pengembalian portofolio dengan memanfaatkan kondisi pasar sebagaimana yang telah diuraikan maka manajer investasi terse but memiliki kemampuan untuk memanfaatkan waktu (market timing ability). Model Jensen hanya menggambarkan kemampuan manajer investasi untuk memilih saham (.\election ability) yang ditunjukkan dengan nilai a yang positif dimana a yang positif berarti kelebihan tingkat pengembalian portofolio atas tingkat pengembalian instrumen be bas risiko bemilai positif saat tidak ada kelebihan tingkat pengembalian pasar atas tingkat pengembalian instrumen be bas risiko. Padahal kinerja reksa dana dapat merupakan basil dari kemampuan manajer investasi untuk memilih saham, memanfaatkan waktu maupun kombinasi antara keduanya.. J Untuk mengukur kemampuan manajer investasi memanfaatkan waktu, Henriksson dan Merton menyempumakan Model Jensen dengan menambahkan variabel dummy pada Model Jensen untuk menentukan apakah kelebihan tingkat pengembalian porto folio atas tingkat pengembalian instrumen be bas risiko pada saat pasar bullish dan bearish lebih baik daripada kelebihan tingkat pengembalian pasar atas tingkat pengembalian instrumen be bas risiko. 20

5 Evaluasi KineJja Reksa Dana Saham di Indonesia tahun 2006 (Y. Susiana & A Kaudin) Henriksson dan Merton menyatakan manajer investasi tidak memiliki kemampuan yang baik dalam mengelola dan memilih sekuritas (Dennis dkk 2004 ). Sementara untuk kasus Indonesia, penelitian untuk menguji kemampuan manajer investasi dalam memilih sekuritas dan memanfaatkan waktu dilakukan oleh Dennis dkk untuk reksa dana pendapatan tetap dimana dari 15 pengelola reksa dana yang diteliti hanya empat yang memiliki kemampuan memanfaatkan wak.tu dengan baik. Menerapkan metode yang sama, pengujian pada tingkat pengembalian bulanan reksa dana saham tahun yang dilakukan oleh Untung (2007) menyimpulkan bahwa secara rata-rata manajer investasi reksa dana saham di Indonesia tidak memiliki kemampuan memilih sekuritas dan kemampuan memanfaatkan waktu yang superior. Berdasarkan uraian diatas dirumuskan hipotesis: H3: Manajer investasi memiliki kemampuan yang baik dalam memilih saham (o 0 > 0) H4: Manajer investasi memiliki kemampuan yang baik dalam memanfaatkan waktu dalam berinvestasi (82>0) Selain menggunakan Model Jensen untuk mengukur kinerja risk-adjusted reksa dana dan Model Henriksson dan Merton untuk mengukur kemampuan manajer investasi memilih saham dan memanfaatkan waktu. akan disusun pula ranking kineija reksa dana berdasarkan nilai Indeks Sharpe dan Indeks Treynornya. Indeks Sharpe dan Indeks Treynor menunjukkan kelebihan tingkat pengembalian portofolio atas tingkat pengembalian instrumen bebas risiko (excess return) per unit risiko. Pada Indeks Sharpe risiko diukur dengan deviasi standar dari tingkat pengembalian saham (<J) dan pada lndeks.treynor risiko diukur dengan risiko sistematik (~). Berbagai penelitian telah menggunak.an lndeks Sharpe dan lndeks Treynor untuk mengevaluasi kineija reksa dana (Misalnya Harahap dan Pane (2003) dan Usman dan Ratnasari (2004 )). Bahkan sejak tahun 2005 Majalah Investor menerbitkan peringkat tahunan kinerja reksa dana yang menggunakan Indeks Sharpe sebagai salah satu indikator penilaian. Metode Penelitian Penelitian ini mengukur kinerja seluruh reksa dana saham yang beredar di Indonesia pada tahun Pada tahun tersebut terdapat 28 reksa dana saham yang akan diukur kinerjanya dengan menggunakan Model Jensen. Data yang digunakan adalah data NAB yang diperoleh dari Harlan Bisnis Indonesia tahun 2006, data SBI yang diperoleh dari situs Bank Indonesia dan data IHSG tahun 2006 yang diperoleh dari situs Bursa Efek Jakarta. Ke-28 reksa dana saham yang kinerjanya diperbandingkan adalah seluruh reksa dana yang pada tahun 2006 beroperasi di Indonesia. Pada penelitian ini umur operasi reksa dana diabaikan dan diharapkan reksa dana yang beroperasi dapat memiliki kinerja yang superior terhadap pasar saham. Tingkat pengembalian reksa dana dihitung dengan formula: 21

6 Jurnal Ek.onomi dan Bisnis Vol.XV, No.I, Maret 2009: rp,= NAB, - NAB,_ 1... (1) dimana: r pi NAB 1 NAB _ 1 1 : tingkat pengembalian reksa dana mingguan pada periode t : Nilai Akti va Bersih per unit mingguan pada peri ode t : Nilai Aktiva Bersih per unit mingguan pada periode t-1 Tingkat pengembalian instrumen be bas risiko adalah rerata mingguan dari tingkat pengembalian SBI 1 bulan pada tahun 2006 SBI, r 1 =-... (2) n dimana: rrr : tingkat pengembalian instrumen bebas risiko pada periode t SBI : 1 suku bunga SBI 1 bulan pada periode t n : jumlah minggu reksa dana diterbitkan selama tahun 2006 Tingkat pengembalian pasar saham dikalkulasi dengan formula sebagai berikut: =--..:... r IHSG, -/HSGt-1...!...:.. mr IHSG... (3) r-1 dimana: : tingkat pengembalian pasar saham pada periode t : nilai Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t : nilai Indeks Harga Saham Gabungan pada periode t-1 Untuk mengukur kinerja reksa dana dengan Indeks Sharpe digunakan formula berikut: ARrr -ARft s =,_(F_pt---': (4) dimana: s ARpr ARn (Jpt t : Indeks Sharpe : rerata tingkat pengembalian portofolio pada peri ode t : rerata tingkat pengembalian instrumen bebas risiko (SBI) pada periode t : deviasi standar dari tingkat pengembalian portofolio pada periode t 22

7 Evaluasi Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia tahun 2006 (Y. Susiana & A. Kaudin) Untuk mengukur kinerja reksa dana dengan Indeks Treynor digunakan formula: ARpr- ARfr T = flpr... (5) dimana ~ adalah risiko sistematik portofolio pada periode t. pi Untuk menghitung ~P' digunakan formula: covpm /31', = 0'2... (6) m dimana: COY pill : kovarian an tara tingkat pengembalian portofolioo dengan tingkat pengembalian pasar atau (R - E[R ]) x (R, - E[R,]) pt pt m m : varian tingkat pengembalian pasar (IHSG) Untuk mengukur kinerja reksa dana berdasarkan Model Jensen digunakan persamaan berikut: rp,- rn =ap + ~P (rmt- rn) + EP 1... (7) dimana: a P : ukuran kinerja reksa dana ~P : slope r : tingkat pengembalian reksa dana pada periode t pt r : 11 tingkat pengembalian instrumen be bas risiko pada peri ode t rmt : tingkat pengembalian pasar saham pada periode t : error term pl U ntuk mengukur market timing ability dari manajer investasi berdasarkan Model Henriksson dan Merton digunakan persamaan berikut: rpt- rn =8o + 81 (rmt- rft) +82 (rmt- rft)d +Ept (8) dimana D merupakan variabel dummy yang bernilai satu saat rmt > rft dan bernilai nol saat rmt < rrt. Pembahasan dan Kesimpulan Kinerja (nonrisk-adjusted) Reksa Dana Saham Tabel pada Lampiran 1 menunjukkan perbandingan antara tingkat pengembalian reksa dana saham dengan tingkat pengembalian pasar (nonrisk-adjusted). Tampak bahwa dari ke-28 reksa dana saham hanya Arjuna dan BIG Nusantara Bima yang memiliki tingkat pengembalian negatif sementara ke-26 reksa dana saham lainnya berhasil memberi tingkat pengembalian positif. Reksa Dana BIG Nusantara Bima memiliki tingkat pengembalian terendah sebesar minus 12,3 persen. 23

8 Jurnal Ekonorni dan Bisnis Voi.XV, No.1, Maret 2009: Dari ke-26 reksa dana saham yang memberi tingkat pengembalian positif tersebut, sebanyak 16 reksa dana saham berhasil memberi tingkat pengembalian yang lebih tinggi daripada tingkat pengembalian pasar saham (sebesar47,7 persen) dan sepuluh lainnya memberi tingkat pengembalian yang lebih rendah daripada tingkat pengembalian pasar. Reksa dana saham yang memberi tingkat pengembalian positif tertinggi adalah Makinta Mantap, yakni sebesar 107 persen, dan yang memberi tingkat pengembalian positif terendah adalah Reliance Equity Fund dengan tingkat pengembalian sebesar 6,4 persen. Peringkat Kinerja Reksa Dana Saham Berdasar Indeks Sharpe Tabel pada Lampiran 2 menunjukkan peringkat reksa dana saham berdasarkan Indeks Sharpe. Berdasarkan Indeks Sharpe, diantara reksa dana saham di Indonesia, pada tahun 2006 Makinta Mantap memberikan premi terbaik per unit risiko, yakni sebesar 38,8 persen. Selain itu Mahan usa Dana Ekuitas dan Reksadana Dana Ekuitas Prima juga memberikan premi per unit risiko diatas 20 persen, yaitu masing-masing sebesar 24,1 persen dan 20,07 persen. Sebanyak 16 reksa dana saham lainnya memberikan premi per unit risiko diatas 10 persen, empat memberi premi per unit risiko dibawah 10 persen dan lima sisanya memberikan premi negatif per unit risiko. Konsisten dengan hasil pengukuran dengan Model Jensen bahwa reksa dana Arjuna, BIG Nusantara Bima dan Reliance Equity Fund memiliki nilai anegatif (artinya memiliki kincrja terburuk), ketiga reksa dana tersebut menempati posisi tiga terbawah menurut lndeks Sharpe. Sementara menurut Model Henriksson dan Merton pengelolan reksa dana Arjuna tidak memiliki selection ability yang lebih baik dari pasar (nilai a negatif dan signifikan). Peringkat Kinerja Reksa Dana Saham Berdasar Indeks Treynor Berdasarkan Indeks Treynor, reksa dana Arjuna yang pada pemeringkatan menurut Indeks Sharpe berada pada posisi terbawah justru menempati posisi teratas. Hal ini disebabkan Arjuna memiliki tingkat pengembalian yang sangat kecil, sehingga memiliki premi yang sangat besar (negatif). Selain itu Arjuna memiliki kovarian dan nilai beta negatif sehingga perhitungan premi per unit risiko menghasilkan angka indeks yang besar. Dengan demikian angka Indeks Treynor untuk reksa dana Arjuna merupakan angka yang semu karena tingginya indeks justru disebabkan oleh kinerja yang tidak bagus dan volatilitas yang berlawanan arah dengan volatilitas pasar. Di luar Arjuna, First State Indoequity Sectoral Fund yang lndeks Sharpe-nya hanya menempati peringkat ke-16 merupakan reksa dana saham dengan angka Indeks Treynor tertinggi. Peringkat lndeks Treynor selanjutnya ditempati oleh Makinta Mantap (0,0140) dan Mahanusa Dana Ekuitas (0,0082). Hal ini senada dengan hasil pengukuran Indeks Sharpe dimana kedua reksa dana tersebut menempati posisi angka indeks tertinggi pertama dan kedua. Tampaknya hanya First State lndoequity Sectoral Fund yang memiliki Indeks Treynor lebih tinggi dari 10 persen. Sebanyak limjreksa dana memiliki angka Indeks Treynor negatif. Angka negatif Indeks Treynor dari Reksa dana Saham BUMN, Dana Sentosa, Reliance Equity Fund, dan BIG Nusantara Bima konsisten dengan angka negatif pada Indeks Sharpe-nya. Semen tara Panin Dana Maksima, walau memiliki lndeks Treynor negatif namun Indeks Sharpe-nya masih positif. Angka Indeks Treynor selengkapnya disajikan pada tabel di lampiran 3. 24

9 Evaluasi Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia tahun 2006 (Y. Susiana & A. Kaudin) Kinerja Reksa Dana Saham Berdasar Model Jensen Berdasarkan Model Jensen (lihat tabel pada lampiran 4), hanya Makinta Mantap yang memiliki nilai a positif dan signifikan, yakni sebesar 0,008 (signifikan pada 1 persen). Artinya dari ke-28 reksa dana saham di Indonesia, pada tahun 2006 hanya Makinta Mantap yang memberi kelebihan tingkat pengeinbalian portofolio lebih besar dari kelebihan tingkat pengembalian pasar. Berdasarkan kinerja nonrisk-adjustednya, Makinta Mantap memang memberikan tingkat pengembalian yang paling superior dibandingkan tingkat pengembalian dari reksa dana saham lainnya. Selain itu Arjuna, BIG Nusantara Bima dan Reliance Equity Fund justru memiliki nilai negatif dan signifikan. Nilaia negatif dan signifikan dari masing-masing reksa dana tersebut adalah sebesar 0,005 (Arjuna, signifikan pada 1 persen), 0,009 (BIG Nusantara Bima, signifikan pada 1 persen) dan 0,004 (Reliance Equity Fund, signifikan pada 5 persen). Kinerja nonrisk-adjusted dari Arjuna dan BIG N usantara Bima memang tidak mampu mengalahkan kinerja pasar dan bernilai negatif semen tara Reliance Equity Fund masih memiliki kinerja nonrisk-adjusted bemilai positif walau nilai terse but adalah yang terkecil dibandin,g tingkat pengembalian reksa dana lain yang bemilai positif. Selain keempat reksa dana tersebut, sebanyak 22 reksa dana memiliki nilai a positif dan dua lainnya memiliki nilai a negatif. Namun demikian nilai ake-24 reksa dana tersebut tidak berbeda secara nyata dari nol. Artinya kelebihan tingkat pengembalian porto folio dari 22 reksa dana, atau kekurangan tingkat pengembalian portofolio dari dua reksa dana atas tingkat pengembalian dari instrumen be bas risiko tidak berbeda dari kelebihan tingkat pengembalian pasar atas tingkat pengembalian dari instrumen bebas risiko. Hal terse but memberikan gambaran yang konsisten dengan basil penelitian sebelurnnya (Pakpahan 2001, Harahap dan Pane 2003, Usman dan Ratnasari 2004, dan Viriany 2005) bahwa kinerja risk-adjusted dari kebanyakan reksa dana saham di Indonesia tidak lebih baik dari kinerja pasar saham. Nilai ~yang positif (negatif) dan signifikan pada Model Jensen mengindikasikan bahwa semakin tinggi (rendah) kelebihan tingkat pengembalian pasar atas tingkat pengembalian instrumen be bas risiko, semakin tinggi (rendah) pula kelebihan tingkat pengembalian reksa dana atas tingkat pengembalian instrumen be bas risiko. Seluruh 28 reksa dana saham memiliki ~ yang bernilai positif, hanya saja nilai ~ dari Arjuna, First State Indoequity Sectoral Fund, dan Panin Dana Maksima temyata tidak signifikan. Nilai koefisien determinasi dari ke-28 reksa dana saham berada dalam kisaran antara 0,0 (Arjuna) hingga 0,850 (Phinisi Dana Saham). Tiga reksa dana yang memiliki koefisien determinasi terendah adalah Panin Dana Maksima (0,025), First State Indoequity Sectoral Fund (0,001) dan Arjuna (0,00). Artinya kelebihan tingkat pengembalian portofolio atas tingkat pengembalian dari instrumen bebas risiko dari ketiga reksa dana tersebut tidak terlalu dipengaruhi oleh kelebihan tingkat pengembalian pasar atas tingkat pengembalian instrumen bebas risiko. Sebanyak 20 reksa dana saham memiliki koefisien determinasi yang bernilai diatas 50 persen dimana lima diantaranya merniliki koefisien determinasi diatas 80 persen, lima lainnya memiliki koefisien determinasi diatas 70 persen, dan tujuh sisanya merniliki koefisien determinasi diatas 60 persen (selengkapnya pada lampiran 4). 25

10 Jumal Ekonomi dan Bisnis Voi.XV, No.1, Maret 2009: Kinerja Reksa Dana Saham Berdasar Model Henriksson dan Merton Berdasarkan Model Henriksson dan Merton dapat dilihat kemampuan pengelola reksa dana (manajer investasi) untuk memilih saham (selection ability) dan memanfaatkan waktu (market timing ability) dalam berinvestasi. Pada tahun 2006, terdapat 12 reksa dana saham yang memiliki nilai a signiflkan, dimana 11 diantaranya memiliki nilai a positif dan satu lainnya (Aljuna) memiliki nilai a negatif (lihat pada lampiran 5 ). Artinya manajer porto folio dari ke-11 reksa dana saham yang memiliki nilai a positif memiliki kemampuan memilih (selection ability) yang baik sehingga kelebihan tingkat pengembalian portofolio atas tingkat pengembalian dari instrumen bebas risiko superior dibanding kelebihan tingkat pengembalian pasar atas tingkat pengembalian dari instrumen bebas risiko. Selection ability terbaik dimiliki oleh Makinta Mantap (a= 0,012) dan Platinum Saham (<X= 0,01). Pada sisi lain, hanya terdapat pengelola reksa dana yang memiliki market timing ability yang baik (3~ positif dan signiftkan), yaitu First State Indoequity Sectoral Fund. Padahal pengelola reksa dana ini tidak memiliki kemampuan memilih yang superior dibanding pasar. Sebanyak 12 reksa dana memiliki nilai 3 2 negatif dan signiflkan yang berarti tidak memiliki kemampuan memanfaatkan waktu yang baik. Temyata basil regresi pada Model Jensen tidak konsisten dengan basil regresi Model Henriksson dan Merton. Reksa dana yang menurut Model Jensen memiliki nilai a yang positif dan signifikan belum tentu memiliki nilai yang sama berdasarkan Model Henriksson dan Merton. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja reksa dana saham di Indonesia yang beroperasi sepanjang tahun 2006, mengevaluasi kemampuan memilih saham (selection ability) dari manajer investasi/ pengelola reksa dana dan kemampuan memanfaatkan waktu dalam berinvestasi (market timing ability), menyusun peringkat kinerja reksa dana saham berdasarkan Indeks Sharpe dan Indeks Treynor dan mendiskusikan konsistensi kinerja reksa dana berdasarkan pengukuran dengan metode yang berbeda. Hasilnya adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan Indeks Sharpe, tiga reksa dana berkinerja terbaik adalah Makinta Mantap, Mahanusa Dana Ekuitas dan Reksadana Dana Ekuitas Prima. Sebagaimana pengukuran kinerja dengan Model Jensen, Makinta Mantap merupakan reksa dana terbaik menurut Indeks Sharpe. Tiga reksa dana berkinerja terburuk dengan Indeks Sharpe negatif adalah Reliance Equity Fund, BIG Nusantara Bima, dan Aijuna. Selain ketiga reksa dana tersebut, reksa dana lain yang memiliki Indeks Sharpe negatif adalah Saham BUMN dan Dana Sentosa. 2. Berdasarkan Indeks Treynor, tiga reksa dan berkinerja terbaik adalah First State Indoequity Sectoral Fund, Maki~ft Mantap, dan Mahanusa Dana Ekuitas. Sebenamya angka indeks tertinggi diraih oleh Aljuna, namun tingginya angka indeks disebabkan oleh tingkat pengembalian yang sangat kecil, sehingga memiliki premi yang sangat besar (negati.t) dan kovarian negatif yang menghasilkan nilai beta negatif sehingga perhitungan premi per unit risiko menghasilkan angka indeks yang besar. Reksa dana yang memiliki Indeks Treynor negatif adalah Saham BUMN, Dana Sentosa, Reliance Equity Fund, BIG Nusantara Bima, dan Panin Dana Maksima. Empat yang disebut pertama juga memiliki Indeks Sharpe negatif namun Panin Dana Maksima masih memiliki Indeks Sharpe positif. Nilai negatif Indeks Treynor disebabkan nilai beta yang negatif. 26

11 Evaluasi Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia tahun 2006 (Y. Susiana & A. Kaudin) 3. Berdasarkan Model Jensen, hanya satu reksa dana yang memiliki kinerja baik atau memiliki nilai a yang positif dan signifikan, yaitu Makinta Mantap. Tiga reksa dana lainnya Arjuna, BIG Nusantara Bima dan Reliance Equity Fundjustru memiliki a yang negatif dan signifikan. Semen tara nilai a pada ke-22 reksa dana saham lainnya adalah positif namun tidak signifikan, dan nilai a pada dua reksa dana adalah negatif namun tidak signifikan. Artinya kinerja risk-adjusted dari reksa dana saham di Indonesia pada tahun 2006, selain Makinta Mantap, tidak lebih baik dari kinerja pasar saham. Padahal 16 reksa dana saham memiliki kinerja non risk-adjusted yang lebih tinggi dari kinerja pasar saham. Seluruh 28 reksa dana saham memiliki ~yang bemilai positif dan signifikan, kecuali ~ dari Aijuna, First State Indoequity Sectoral Fund, dan Panin Dana Maksima. Artinya semakin tinggi (rendah) kelebih~m tingkat pengembalian pasar atas tingkat pengembalian instrumen bebas risiko, semakin tinggi (rendah) pula kelebihan tingkat pengembalian reksa dana atas tingkat pengembalian instrumen bebas risiko. 4. Model Henriksson dan Merton menunjukkan bahwa pada tahun 2006 hanya terdapat ll reksa dana saham yang memiliki selection ability yang baik dan satu Iainnya (Aijuna) memiliki selection ability yang jelek. Selection ability terbaik dimiliki oleh Makinta Mantap (a= 0,012) dan Platinum Saham (a= 0,01). Berdasarkan market timing ability, hanya First State Indoequity Sectoral Fund yang kemampuan memanfaatkan waktunya superior. Sebanyak 12 reksa dana lainnya tidak memiliki market timing ability yang baik. Hasil regresi pengukuran menurut Model Jensen tidak konsisten dengan basil regresi Model Henriksson dan Merton. Reksa dana yang menurut Model Jensen memiliki nilai a yang positif dan signifikan belum tentu memiliki nilai yang sama berdasarkan Model Henriksson dan Merton. 5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengukuran dengan metode yang berbeda dapat memberikan hasil yang berbeda pula. Dapat dipastikan bahwa reksa dana yang secara konsisten baik pada berbagai alat ukur adalah reksa dana yang memberi tingkat pengembalian risk-adjusted rerbaik. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang disebabkan oleh kesulitan untuk mengakses data dan informasi. tertentu. Keterbatasan-keterbatasan terse but adalah: 1. Dalam penelitian ini digunakan asumsi tak ada biaya transaksi dan pajak dan dalam perhitungan tingkat pengembalian tidak dimasukan pendapatan yang didistribusikan kepada investor. 2. Tidak dilakukan pemisahan antara manajer investasi yang menerapkan strategi aktif, strategi pasif maupun kombinasi dan kadar kombinasinya. 3. Penelitian hanya mencakup peri ode satu tahun yaitu tahun 2006 sehingga kesimpulan hanya berlaku untuk periode tersebut. Referensi Bodie, Z., A. Kane, and A.J. Marcus Investments. Edisi keenam. McGraw-Hill International Edition Center for Business & Industrial Studies Universitas Surabaya Evaluasi Kinerja Reksadana Indonesia. Reksadana & Pasar Modal, 1: 10-20

12 Jumal Ekonomi dan Bisnis Vol.XV, No.1, Maret 2009: Dennis, J.P., A. H. Manurung, D. Nachrowi Analisis Detenninasi Kinerja Reksa Dana Pendapatan Tetap di Indonesia Periode (Penggunaan Model Jensen dan Model Gudikunst). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, 7 (2): Frensidy, B Altematif Pengukuran Return dan Manfaatnya. Manajemen Usahawan Indonesia. 10, (XXXVI): Harahap, S.S. dan P. Pane, Analisis Perbandingan K.inerja Reksadana Syariah Terhadap Reksadana Konvensional (Reksadana Mawar) Tahun Media Riset Bisnis dan Manajemen. 3 (3): Pakpahan, M K.inerja Reksa Dana Saham Indonesia: Periode September Agustus Manajemen Usahawan Indonesia, 6 (XXX): Effendy, R.N.P dan E. Siswadi Application of Sharpe, Treynor, Jensen, Information Ratio, and DEA Super Efficiency Methods to Measuring Performance of Equity Mutual Funds in Indonesia for Periods Manajemen Usahawan Indonesia, 9 (XXXVI): 3-10 Untung, R Berburu Manajer Investasi yang Menghasilkan Alfa Positif: Evaluasi Monthly Return Reksa Dana Saham Tahun Manajemen Usahawan Indonesia, 4 (XXXVI): Usman, B. dan I. Ratnasari Evaluasi Kinerja Reksadana Berdasarkan Metode Sharpe, Treynor, Jensen, dan W. Media Riset Bisnis dan Manajemen, 4 (2): Viriany Pengukuran K.inerja Reksa Dana Saham di Indonesia Periode Juli 1997 Juni 2002 Menggunakan Metode Jensen. Jurnal Manajemen, IX (1 ):

13 Evaluasi Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia tahun 2006 (Y. Susiana & A. Kaudin) Lampiranl Tabel Kinerja Nonrisk~Adjusted Reksa Dana Sabam pada Tahun 2006 Makinta Mantap Platinum Saham TRIM Kapital Mahanusa Dana Ekuitas Panin Dana Maksima Nama Reksa Dana Saham Mandiri Investa Atraktif First State Indoequity Sectoral Fund Manulife Dana Saham Reksadana Dana Ekuitas Prima Rencana Cerdas First State Dividend Yield Fund Phinisi Dana Saham Bahana Dana Prima Schroder Dana Prestasi Plus ABN Amro Indo Dana Saham Schroder Dana lstimewa Dana Ekuitas Andalan Si Dana Saham Danareksa Mawar BNI Dana Berkembang NAM Investa Agresif Nikko Saham Nusantarn Pratama Saham SahamBUMN Dana Sentosa Reliance Equity Fund Arjuna BIG Nusantara Bima Pasar Saham (IHSG) Sumber: Data diolah Tingkat Pengembalian 1,0703 0,6348 0,6334 0,6279 0,6169 0,5921 0,5271 0,5223 0,5089 0,5083 0,5034 0,5024 0,4930 0,4873 0,4870 0,4816 0,4578 0,4560 0,4435 0,4213 0,4046 0,3533 0,3326 0,2156 0,1981 0,0637-0,0087-0,1227 0,

14 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Yoi.XY, No.l, Maret 2009: Lampiran2 Tabel Peringkat Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia Tahun 2006 Berdasarkan Indeks Sharpe.j No Nama Reksa Dana Indeks Sharpe 1 Makinta Mantap 0, Mahanusa Dana Ekuitas 0, Reksadana Dana Ekuitas Prima 0, Platinum Saham 0, TRIM Kapital 0, Mandiri lnvesta Atraktif 0, First State Dividend Yield Fund 0, Manulife Dana Saham 0, Pratama Saham 0, Rencana Cerdas 0, Schroder Dana Prestasi Plus 0, Phinisi Dana Saham 0, Schroder Dana Istimewa 0, Dana Ekuitas Andalan 0, Danareksa Mawar 0, First State lndoequity Sectoral Fund 0, Panin Dana Maksima 0, Si Dana Saham 0, BNI Dana Berkembang 0, ABN Amro Indo Dana Saham 0, Bahana Dana Prima 0, Nikko Saham Nusantara 0, NAM Investa Agresif 0, SahamBUMN -0, Dana Sentosa -0, Reliance Equity Fund -0, BIG Nusantara Bima -0, Arjuna -1,5757 Sumber : Data Diolah,

15 Evaluasi Kinerja Reksa Dana Saharn di Indonesia tahun 2006 CY. Susiana & A. Kaudin) Lampiran3 'Thbel Peringkat Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia 'Thhun 2006 Berdasarkan lndeks Treynor No Nama Reksa Dana Indeks Treynor 1 Arjuna 1, First State Indoequity Sectoral Fund 0, Makinta Mantap 0, Mahanusa Dana Ekuitas 0, ABN Amro Indo Dana Saham 0, Reksadana Dana Ekuitas Prima 0, Platinum Saham 0, TRIM Kapital 0, Pratama Saham 0, Mandiri Investa Atraktif 0, Bahana Dana Prima 0, Manulife Dana Saham 0, First State Dividend Yield Fund 0, Rencana Cerdas 0, Schroder Dana Prestasi Plus 0, Phinisi Dana Saham 0, Schroder Dana Istimewa 0, Dana Ekuitas Andalan 0, NAM In vesta Agresif 0, Danareksa Mawar 0, Si Dana Saham 0, BNI Dana Berkembang 0, Nikko Saham Nusantara 0, SahamBUMN -0, Dana Sentosa -0, Reliance Equity Fund -0, BIG Nusantara Bima -0, Panin Dana Maksima -0,0196 Sumber : Data Diolah,

16 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.XV. No.1, Maret 2009: Lampiran4 Tabel Kinerja Reksa Dana Saham Tahun 2006 Berdasarkan Model Jensen No Nama Reksa Dana a p-va1ue (a) 13 p-value (IJ) R-square ABN Amro Indo Dana Saham 0,002 0,749 0,684 0,007* 0,144 2 Arjuna -0,005 0,000* -0,001 0,959 0,000 3 Bahana Dana Prima 0,002 0,841 1,028 0,001 * 0,196 4 BIG Nusantara Bima -0,009 0,010* 0,484 0,000* 0,255 5 BNI Dana Berkembang 0,000 0,867 0,921 0,000* 0,697 6 Dana Ekuitas Anda1 an 0,000 0,849. 0,807 0,000* 0,635 7 Dana Sentosa -0,003 0,150 0,607 0,000* 0,589 8 Danareksa Mawar 0,000 0,992.0,881 0,000* 0,767 9 First State Dividend Yield Fund 0,001 0,453 0,769 0,000* 0, First State Indoequity Sectoral Fund 0,005 0,430 0,038 0,864 0, Makinta Mantap 0,008 0,005* 0,755 0,000* 0, Mandiri Investa Atraktif 0,002 0,335 0,961 0,000* 0, Manulife Dana Saham 0,001 0,459 0,829 0,000* 0, NAM Investa Agresif 0,001 0,945 1,028 0,003* 0, Nikko Saham Nusantara 0,000 0,840 0,615 0,000* 0, Panin Dana Maksima 0,076 0,335-3,284 0,276 0, Phinisi Dana Saham 0,001 0,595 0,876 0,000* 0, Platinum Saham 0,003 0,310 0,881 0,000* 0, Reliance Equity Fund -0,004 0,032** 0,308 0,000* 0, Rencana Cerdas 0,001 0,574 0,835 0,000* 0, Saham BUMN -0,003 0,212 0,823 0,000* 0, Schroder Dana Istimewa 0,001 0,737 0,857 0,000* 0, Schroder Dana Prestasi Plus 0,001 0,582 0,777 0,000* 0, Si Dana Saham 0,000 0,974 0,965 0,000* 0, TRIM Kapital 0,002 0,258 0,971 0,000* 0, Mahanusa Dana Ekuitas 0,003 0,172 0,798 0,000* 0, Pratama Saham 0,003 0,328 0,829 0,000* 0, Reksadana Dana Ekuitas Prima 0,002 0,426 0,783 0,000* 0,699 Sumber : Data fiolah, 2007 signifikan pada 0,01 signifikan pada 0,05 32

17 Evaluasi Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia tahun 2006 (Y. Susiana & A. Kaudin) LampiranS Tabel Kincrja Reksa Dana Saham Tahun 2006 Berdasarkan Model Henriksson dan Merton No Nama Reksa Dana a p-value p-value p-value (a.) (61) (62) R-square ABN Amro Indo Dana Sabam 0,008 0,417 0, ,604 0,430 0,155 2 Arjuna -0,005 0,000* 0,029 0,407 0,049 0,333 0,020 3 Babana Dana Prima 0,001 0,912 1,040 0,115 0,02 0,984 0,196 4 BIG Nusantara Bima -0,001 0,857 0,044 0,858-0,733 0,049** 0,315 5 BNI Dana Berkembang 0,008 0,027** 0,450 0,012** -0,784 0,003* 0,748 6 Dana Ekuitas Andalan 0,006 0,111 0,494 0,010* -0,522 0,059*** 0,662 7 Dana Sentosa 0,006 0,024** 0,088 0,510-0,865 0,000* Danareksa Mawar 0,003 0,250 0,684 0,000* -0,329 0,137 0,778 9 First State Dividend Yield Fund 0,004 0,078*** 0,598 0,000* -0,285 0,097*** 0, First State Indoequity Sectoral Fund -0,008 0,375 0,780 0,096*** 1,237 0,074*** 0,067 II Makinta Mantap 0,012 0,004* 0,490 0,020** -0,441 0,149 0, Mandiri Investa Atraktif 0,005 0,067*** 0,766 0,000* -0,324 0,113 0, Manulife Dana Saham 0,005 0,056*** 0,622 0,000* -0,344 0,063*** 0, NAM lnvesta Agresif -0,004 0,780 1,291 0,076*** 0,439 0,677 0, Nikko Saham Nusantara -0,002 0,660 0,679 0,000* 0,106 0,686 0,541 J(i Panin Dana Maksima 0,069 0,581-2,800 0,657 0,666 0,943 O,Q25 17 Phinisi Dana Sabam 0,003 0,168 0, * > I -0,225 0,178 0, Platinum Sabam O,Gl 0,011"'* 0,464 0,017** -0,695 0,015** 0, Reliance Equity Fund 0,003 0,345-0,089 0,529-0,662 0,002* 0, Rencana Cerdas 0,007 0,015** 0,514 0,000* -0,535 0,008* 0, SahamBUMN 0,005 0,237 0,378 0,052*** -0,741 0,011** 0, Schroder Dana Istimewa 0,004 0,108 0,648 0,000* -0,348 0,072*** 0, Schroder Dana Prestasi Plus 0,003 0,270 0,667 0,000* -0,183 0,328 0, Si Dana Saham 0,006 0,069*** 0,612 0,001* -0,588 0,019** 0, TRIM Kapital 0,005 0,075*** 0,783 0,000* -0,313 0, Mahan usa Dana Ekuitas 0,008 0,047"'* 0,557 0,004* -0,401 0,143 0, Pratama Saham 0,002 0,723 0,895 0,009* 0,094 0,827 0, Reksadana Dana Ekuitas Prima 0,005 0,161 0,604 0,001* -0,298 0,245 0,709 Sumber : Data diolah, signifikan pada 0,0 I u signifikan pada 0,05 u signifikan padao,lo 33

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe,

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe, BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Perhitungan Return Pengembalian Bebas Risiko Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe, Treynor, dan Jensen, digunakan suatu tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Model dan Metode Analisis Model penelitian pada tesis ini adalah secara deskriftif yaitu dengan menampilkan diagram, tabel dan grafik, disertai dengan penjelasan.dan

Lebih terperinci

BAB IV METODE RISET. penelitian adalah tahun 2006 s.d maka reksadana saham yang dijadikan

BAB IV METODE RISET. penelitian adalah tahun 2006 s.d maka reksadana saham yang dijadikan BAB IV METODE RISET 4.1. Objek Penelitian Dari berbagai jenis reksadana sebagaimana telah diuraikan pada Bab III, yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah reksadana saham. Karena periode penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada pasar modal merupakan salah satu cara bagi masyarakat pemodal untuk memperoleh keuntungan dengan cepat. Investasi pada aktiva keuangan (financial assets)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengukuran dan Evaluasi Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Keseluruhan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data historis, sehingga tidak ada suatu kepastian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sample Adapun kriteria yang digunakan dalam memilih sample adalah sebagai berikut: 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham 2. Reksa dana tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Metode Penelitian Menurut Hilway(1956) penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan sesorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund Makinta Growth Fund merupakan reksa dana yang dikelola oleh Makinta Securities. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dari perhitungan dan analisis yang dilakukan di bab 4, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain: 1. Tidak terdapat hubungan yang signifikan

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB 4. HASIL dan ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Perhitungan Return Pengembalian Bebas Risiko Dalam pengukuran kinerja reksa dana pendapatan tetap dengan menggunakan metode Sharpe, metode Treynor, dan metode Jensen,

Lebih terperinci

BAB II DISKRIPSI REKSA DANA. mengeluarkan peraturan tentang pasar modal yang mencakup pula peraturan

BAB II DISKRIPSI REKSA DANA. mengeluarkan peraturan tentang pasar modal yang mencakup pula peraturan 11 BAB II DISKRIPSI REKSA DANA 2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Di Indonesia, reksa dana pertama kali muncul saat pemerintah mendirikan PT. Danareksa pada tahun 1976. Pada waktu itu PT. Danareksa menerbitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari

BAB I PENDAHULUAN. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, yang terbentuk pada bulan Desember 2004. Sebagai bagian dari

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Teori 3.1.1. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau

Lebih terperinci

PENILAIAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA KETIKA PASAR NAIK DAN TURUN TAHUN Handrich Kongdro 1 Universitas Tarumanegara

PENILAIAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA KETIKA PASAR NAIK DAN TURUN TAHUN Handrich Kongdro 1 Universitas Tarumanegara PENILAIAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA KETIKA PASAR NAIK DAN TURUN TAHUN 2007 2009 Handrich Kongdro 1 Universitas Tarumanegara Sarwo Edy Handoyo 2 Universitas Tarumanegara ABSTRACT Mutual funds

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan menggunakan tipe sampel yang berbasis pada kemungkinan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa

III. METODE PENELITIAN. yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah suatu entitas yang akan diteliti, dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa dana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran umum Reksa Dana Fortis Ekuitas Reksa Dana Fortis Ekuitas mulai efektif pada tanggal 16 Januari 2001, selaku manajer investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada 21 Mei 2013 Bursa Efek Indonesia mengalami peristiwa penting dimana IHSG mencapai level 5.251,296 dimana level tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial adalah kondisi ketika kita hidup berkecukupan, mempunyai pendapatan yang lebih

Lebih terperinci

ABSTRAK Dalam beberapa tahun ini, perkembangan instrumen investasi di Indonesia cukup pesat terutama perkembangan instrumen investasi reksa dana. Reks

ABSTRAK Dalam beberapa tahun ini, perkembangan instrumen investasi di Indonesia cukup pesat terutama perkembangan instrumen investasi reksa dana. Reks KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat Rahmat serta karunia-nya yang telah diberikan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini yang merupakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat BAB IV PEMBAHAS AN IV.1 Analisis Kinerja Portofolio Melihat kinerja portofolio perlu dilakukan sebelum melakukan keputusan investasi. Dengan membandingkan kinerja antar reksa dana, maka investor mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investor dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang dimiliki untuk konsumsi saat ini atau di investasikan pada berbagai jenis pilihan instrumen

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 59 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran data yang diolah dalam penelitian. Beberapa ukuran yang digunakan dalam memberikan deskripsi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil (return) dan risiko (risk). Return merupakan hasil yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. adalah hasil (return) dan risiko (risk). Return merupakan hasil yang diperoleh dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang (Tandelilin,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai analisis perbandingan kinerja reksadana saham, reksadana terproteksi, dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai analisis perbandingan kinerja reksadana saham, reksadana terproteksi, dan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai analisis perbandingan kinerja reksadana saham, reksadana terproteksi, dan reksadana pendapatan tetap menggunakan metode Indeks Sharpe,

Lebih terperinci

PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN. NPM : Jurusan : Akuntansi

PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN. NPM : Jurusan : Akuntansi ANALISIS KINERJA REKSA DANA PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN Nama : Pricilia Meidy Sapulete NPM : 28211722 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Riyanti, SE., MM. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis membahas mengenai pengolahan data-data yang berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data tersebut akan menghasilkan hasil

Lebih terperinci

Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014

Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014 Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE RISK-ADJUSTED RETURN DI BURSA EFEK INDONESIAPERIODE TAHUN 2011-2013 Datu Pinastiko Adi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Periode Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap reksa dana saham di Indonesia pada periode tahun 2004 sampai dengan tahun

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN STOCK SELECTION DAN MARKET TIMING PADA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA PERIODE JANUARI 2008-JULI 2013

ANALISIS KEMAMPUAN STOCK SELECTION DAN MARKET TIMING PADA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA PERIODE JANUARI 2008-JULI 2013 ANALISIS KEMAMPUAN STOCK SELECTION DAN MARKET TIMING PADA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA PERIODE JANUARI 2008-JULI 2013 Deasy Amalia Universitas Trisakti Pardomuan Sihombing Universitas Trisakti ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini sendiri merupakan jenis penelitian komparatif yakni

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini sendiri merupakan jenis penelitian komparatif yakni BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini sendiri merupakan jenis penelitian komparatif yakni menjelaskan perbandingan kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran. 3.2 Tempat dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan masyarakat dalam melakukan investasi. Tingginya tingkat pengembalian dari instrumen investasi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE RISK-ADJUSTED RETURN DI BURSA EFEK INDONESIAPERIODE TAHUN

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE RISK-ADJUSTED RETURN DI BURSA EFEK INDONESIAPERIODE TAHUN ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE RISK-ADJUSTED RETURN DI BURSA EFEK INDONESIAPERIODE TAHUN 2011-2013 Datu Pinastiko Adi Email: dha_two@yahoo.co.id Musaroh, M.Si, Email: musaroh@uny.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi syariah yang semakin berkembang di negara-negara maju menyadarkan

BAB I PENDAHULUAN. Investasi syariah yang semakin berkembang di negara-negara maju menyadarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi syariah yang semakin berkembang di negara-negara maju menyadarkan para calon investor di Indonesia yang mayoritas beragama Islam untuk mendapatkan hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibedakan menjadi dua, yakni investasi pada aktiva riil seperti emas, perak,

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibedakan menjadi dua, yakni investasi pada aktiva riil seperti emas, perak, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi merupakan penanaman modal pada suatu aktiva yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang. Secara umum, investasi dapat dibedakan menjadi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN Abdul Rofiq abdulrofiq.sulaiman@gmail.com Bambang Hadi Santoso Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya Abstract

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan antara lain:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan antara lain: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkam analisis dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan antara lain: 1. Investasi pada produk reksadana saham

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN METODE SHARPE DAN METODE TREYNOR (Studi Pada Reksa Dana Saham Periode Tahun )

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN METODE SHARPE DAN METODE TREYNOR (Studi Pada Reksa Dana Saham Periode Tahun ) DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman 1 ISSN (Online): 2337-3792 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN METODE SHARPE

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE SOFIKA AZIZIA SASANTI

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE SOFIKA AZIZIA SASANTI ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE 2008-2012 SOFIKA AZIZIA SASANTI DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

REVIEW REKSADANA CAMPURAN TAHUN 2014

REVIEW REKSADANA CAMPURAN TAHUN 2014 REVIEW REKSADANA CAMPURAN TAHUN 2014 Edisi.1, Tahun 2015, Tanggal: 10 Februari 2015 Definisi Reksadana Campuran : Reksadana campuran adalah reksadana yang melakukan investasi dalam efek ekuitas dan efek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian terhadap sejumlah perusahaan reksadana di Indonesia yang aktif terdaftar di Bapepam-LK,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA. Rofiqah Wahdah Joko Hartanto

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA. Rofiqah Wahdah Joko Hartanto APRIL 2012, VOLUME 13 NOMOR 1 Rofiqah Wahdah Joko Hartanto Program Studi Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Banjarmasin Jalan Brigjend H. Hasan Basry No. 9-11 Kayu Tangi Banjarmasin Abstract:

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...iii UCAPAN TERIMA KASIH...iv DAFTAR ISI...vii DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR...xii DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...iii UCAPAN TERIMA KASIH...iv DAFTAR ISI...vii DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR...xii DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...iii UCAPAN TERIMA KASIH...iv DAFTAR ISI...vii DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR...xii DAFTAR LAMPIRAN...xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari rentang waktu Januari 2013 sampai dengan Desember 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. dari rentang waktu Januari 2013 sampai dengan Desember 2015. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2017. Sedangkan tempat yang menjadi objek penelitian adalah situs resmi OJK

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan Pendapatan Tetap Untuk menghitung tingkat pengembalian investasi Reksa dana. Dibutuhkan data berupa nilai

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Reksa Dana Saham Dengan Menggunakan Metode Sharpe Dan Jensen Untuk Periode

Analisis Kinerja Reksa Dana Saham Dengan Menggunakan Metode Sharpe Dan Jensen Untuk Periode Pujiarti, Dewi Ratna Analisis Kinerja Reksa Dana 97 Analisis Kinerja Reksa Dana Saham Dengan Menggunakan Metode Sharpe Dan Jensen Untuk Periode 2005 2009 Trisiwi Pujiarti Alumni Manajemen Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

Key words: real and nominal return, time-weighted and money-weighted return, arithmetic and geometric return, risk-adjusted return, alpha

Key words: real and nominal return, time-weighted and money-weighted return, arithmetic and geometric return, risk-adjusted return, alpha ALTERNATIF PENGUKURAN RETURN DAN MANFAATNYA Budi Frensidy - Staf Pengajar FEUI dan Penulis Buku Matematika Keuangan Dimuat di Manajemen dan Usahawan Indonesia Oktober 007 Abstract: The main objective of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu alternatif bagi para pemodal untuk berinvestasi. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai peranan yang penting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meskipun sejak tahun 2008 perekonomian dunia sedang mengalami perlambatan dikarenakan krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara di kawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Melihat perkembangan perekonomian di Indonesia saat ini, pasar modal merupakan salah satu alternatif terbaik dalam berinvestasi. Hal ini didukung oleh rendahnya

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perhitungan Dan Pembahasan 4.1.1 Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan Independent T-test return. Perhitungan tingkat pengembalian reksa dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa mendatang (Tandelilin, 2010:2). Proses investasi terlebih dahulu harus

BAB I PENDAHULUAN. masa mendatang (Tandelilin, 2010:2). Proses investasi terlebih dahulu harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang (Tandelilin,

Lebih terperinci

BAPPENAS, 2010 : 53 Tahun Investasi BAPPENAS, 2010 : 28

BAPPENAS, 2010 : 53 Tahun Investasi BAPPENAS, 2010 : 28 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan di bidang ekonomi ditujukan untuk menjawab berbagai permasalahan dan tantangan di berbagai bidang yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Reksa dana yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah reksa dana yang dikelola oleh PT. Manulife Aset Manajemen Indonesia. Dari 15 reksa dana yang dikelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya kegiatan investasi membuat pemerintah selalu bertekad untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting di bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Investasi adalah hal yang dilakukan oleh masyarakat agar mendapatkan tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau kekayaaan yang dimilikinya.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang terdaftar dalam situs BAPEPAM dan IDX, perusahaan reksa dana ini menawarkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Menurut Hillway (1956) penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reksa dana merupakan salah satu cara berinvestasi agar bisa memenuhi kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal, Reksa dana adalah wadah

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN BESARAN ALPHA ( α ) HASIL PERHITUNGAN INDEKS JENSEN DI PASAR MODAL INDONESIA

PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN BESARAN ALPHA ( α ) HASIL PERHITUNGAN INDEKS JENSEN DI PASAR MODAL INDONESIA 10 JURNAL EKONOMI DAN BISNIS, VOL 10, NO. 1, JUNI 2011 : 10-18 PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN BESARAN ALPHA ( α ) HASIL PERHITUNGAN INDEKS JENSEN DI PASAR MODAL INDONESIA Sabar Warsini*,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas teori dasar portofolio dan teori kinerja portofolio. Secara spesifik teori kinerja portofolio ini akan digunakan pada bab bab selanjutnya untuk mengevaluasi kinerja

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya I. PENDAHULUAN I.1 latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2005 hingga 2007 mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya surplus neraca pembayaran serta membaiknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. institusi keuangan syariah yang saat ini sedang berkembang pesat adalah pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. institusi keuangan syariah yang saat ini sedang berkembang pesat adalah pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi syariah saat ini cukup dinamis. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya institusi atau lembaga-lembaga keuangan syariah yang bermunculan serta

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Reksadana Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) disebutkan bahwa Reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak terbatas, tapi kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak terbatas, tapi kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki keinginan dan kebutuhan yang tidak terbatas, tapi kemampuan mereka memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut terbatas. Manusia membutuhkan sandang,

Lebih terperinci

Bab I. Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan. jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi.

Bab I. Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan. jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi. Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi. Halim (2003:1) menyatakan

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. kelas aset investasi

DAFTAR TABEL. kelas aset investasi DAFTAR ISI DAFTAR TABEL XVIII DAFTAR GAMBAR XX DAFTAR LAMPIRAN XXI DAFTAR PERSAMAAN XXI DAFTAR ISTILAH XXII 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 7 Manfaat Penelitian 7

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 214,48%, begitu pula dengan Nilai Kapitalisasi BEI sebesar 274,16% (Kementrian Keuangan RI Bapepam-LK,2012).

BAB I PENDAHULUAN. 214,48%, begitu pula dengan Nilai Kapitalisasi BEI sebesar 274,16% (Kementrian Keuangan RI Bapepam-LK,2012). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dunia investasi khususnya investasi pada aset finansial mengalami peningkatan yang cukup signifikan, dibuktikan oleh semakin variatifnya instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2013:58), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. reksa dana saham sampel periode Januari 2013 Desember 2015

BAB V PENUTUP. reksa dana saham sampel periode Januari 2013 Desember 2015 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja masing-masing reksa dana saham sampel periode Januari 2013 Desember 2015 berdasarkan Risk-Adjusted Return dengan metode Indeks

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA INVESTASI DALAM REKSADANA SAHAM (EQUITY FUNDS) DENGAN METODE SHARPE DAN TREYNOR

ANALISIS KINERJA INVESTASI DALAM REKSADANA SAHAM (EQUITY FUNDS) DENGAN METODE SHARPE DAN TREYNOR ANALISIS KINERJA INVESTASI DALAM REKSADANA SAHAM (EQUITY FUNDS) DENGAN METODE SHARPE DAN TREYNOR Cana Paranita Moch. Dzulkirom, AR. Raden Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM BERDASARKAN UKURAN SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN PADA PERIODE 1 NOVEMBER OKTOBER 2005

ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM BERDASARKAN UKURAN SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN PADA PERIODE 1 NOVEMBER OKTOBER 2005 Universitas Bina Nusantara Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 - Semester Ganjil tahun 2005 / 2006 ANALISIS KINERJA REKSA DANA SAHAM BERDASARKAN UKURAN SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN PADA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah pendapatan tetap yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan. Reksa dana yang

Lebih terperinci

karena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis tertutup (close-ended). Kemudian setelah disahkan Undang Undang No. 8 tahun 1995 yang mengatur

karena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis tertutup (close-ended). Kemudian setelah disahkan Undang Undang No. 8 tahun 1995 yang mengatur Perbandingan Kinerja Reksadana saham Konvensional dan Reksadana Syariah di Indonesia dengan Metode Sharpe, Treynor, Jensen, Rasio Informasi dan Roy Safety First Ratio Oleh : Siti Listiana T (11510032)

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Ferikawita Magdalena Sembiring

Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN Ferikawita Magdalena Sembiring Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 ANALISIS PERFORMANCE DAN SYSTEMATIC RISK PORTOFOLIO INDEKS LQ-45 BERDASARKAN JENSEN MODEL Ferikawita Magdalena Sembiring Jurusan Manajemen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat atau investor masih banyak yang memiliki masalah dalam memilih

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat atau investor masih banyak yang memiliki masalah dalam memilih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan investasi yang semakin maju terutama investasi di pasar modal Indonesia menjadi salah satu alternatif investasi yang menguntungkan. Masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TREYNOR, SHARPE, JENSEN, TREYNOR & BLACK. Erma Yuliaty

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TREYNOR, SHARPE, JENSEN, TREYNOR & BLACK. Erma Yuliaty ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TREYNOR, SHARPE, JENSEN, TREYNOR & BLACK Erma Yuliaty ABSTACT Invest in mutual fund is good way for investors because it will be

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia investasi banyak sekali alternatif investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia investasi banyak sekali alternatif investasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam dunia investasi banyak sekali alternatif investasi yang ditawarkan baik itu investasi pada aset-aset finansial (financial asset) atau investasi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pasar

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE SHARPE, JENSEN, TREYNOR, M² DAN INFORMATION RATIO DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE SHARPE, JENSEN, TREYNOR, M² DAN INFORMATION RATIO DI BURSA EFEK INDONESIA Analisis Pengukuran Kinerja...(Nita Nurjanah) 604 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE SHARPE, JENSEN, TREYNOR, M² DAN INFORMATION RATIO DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh : Nita Nurjanah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Penelitian ini dilakukan pada reksadana saham di Indonesia periode 2008-2012. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya perkembangan pasar modal saat ini telah memasuki fase yang sedikit berbeda. Banyaknya pilihan dan berbagai macam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tersedia berbagai pilihan instrumen investasi. Adanya alternatif instrumen

I. PENDAHULUAN. tersedia berbagai pilihan instrumen investasi. Adanya alternatif instrumen I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan semakin berkembangnya perekonomian dunia maka tersedia berbagai pilihan instrumen investasi. Adanya alternatif instrumen investasi memungkinkan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi pada pasar modal merupakan salah satu cara bagi masyarakat pemodal untuk memperoleh keuntungan dengan cepat. Investasi pada aktiva keuangan (financial assets)

Lebih terperinci

Gambar 1.1. Grafik IHSG periode

Gambar 1.1. Grafik IHSG periode BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam 1 dekade terakhir perkembangan pasar modal Indonesia semakin maju dengan pesat, dapat dilihat dari data Bapepam-LK dalam gambar 1.1 dan tabel 1.2. Keadaan ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tandelilin (2001 : 3), investasi merupakan komitmen atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tandelilin (2001 : 3), investasi merupakan komitmen atas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi 2.1.1.1 Pengertian Investasi Menurut Tandelilin (2001 : 3), investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJUAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK INTISARI i ii iii iv vi ix x xi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia memerlukan dana investasi yang sangat besar agar mampu menciptakan kesempatan kerja baru dan meningkatkan tingkat pertumbuhan Produk Nasional

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang lebih besar pada masa mendatang. Investasi merupakan penanaman dana yang bertujuan untuk mendapat

Lebih terperinci

Analisis Stabilitas dan Prediktabilitas Beta (β) sebagai Komponen Penting dalam Pengambilan Keputusan Investasi pada Portopolio Reksadana Saham

Analisis Stabilitas dan Prediktabilitas Beta (β) sebagai Komponen Penting dalam Pengambilan Keputusan Investasi pada Portopolio Reksadana Saham Prosiding SNaPP2011: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 Analisis Stabilitas dan Prediktabilitas Beta (β) sebagai Komponen Penting dalam Pengambilan Keputusan Investasi pada Portopolio Reksadana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Tujuan Investasi

II. TINJAUAN PUSTAKA Tujuan Investasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Investasi Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut (Kamaruddin, 2004). Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi investor untuk menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa

BAB I PENDAHULUAN. bagi investor untuk menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi mempunyai peranan yang penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi suatu negara. Tanpa adanya investasi maka pertumbuhan perekonomian suatu negara akan berhenti.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana 29 III. METODE PENELITIAN 3.1 Teknik dan Pengambilan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Pendapatan Tetap yang terdaftar di Badan Pengawas

Lebih terperinci

COMPARATIVE ANALYSIS OF THE PERFORMANCE OF CONVENTIONAL EQUITY FUND AND SYARIAH EQUITY FUND USING SHARPE, TREYNOR, AND JENSEN METHOD IN 2014

COMPARATIVE ANALYSIS OF THE PERFORMANCE OF CONVENTIONAL EQUITY FUND AND SYARIAH EQUITY FUND USING SHARPE, TREYNOR, AND JENSEN METHOD IN 2014 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA SAHAM KONVENSIONAL DAN REKSA DANA SAHAM SYARIAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR, DAN JENSEN PADA TAHUN 2014 COMPARATIVE ANALYSIS OF THE PERFORMANCE OF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada april 2009 menjadi Rp 1,857 triliun pada September 2009.

BAB I PENDAHULUAN. pada april 2009 menjadi Rp 1,857 triliun pada September 2009. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Masyarakat Indonesia adalah masyarakat penabung. Hal tersebut dapat dilihat dari data jumlah dana pihak ketiga yang parkir di bank-bank sangatlah besar.

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci : market timing; portfolio; stocks; excess return portfolio; reksa dana saham

ABSTRAK Kata Kunci : market timing; portfolio; stocks; excess return portfolio; reksa dana saham KATA PENGANTAR Pertama-tama penulis mengucapkan Puji dan Syukur kepada Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Kasih Sayang-Nya, yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan Tesis ini

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN Fitaning Intan Pradani R. Rustam Hidayat Topowijono Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Portofolio Efisien PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Portofolio efisien diartikan sebagai

Lebih terperinci