BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 59 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 5.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran data yang diolah dalam penelitian. Beberapa ukuran yang digunakan dalam memberikan deskripsi penelitian ini, antara lain mean, maximum, dan minimum. Mean diartikan rata-rata dari suatu kumpulan data atau kelompok data. Minimum dan maximum digunakan untuk memberikan gambaran tinggi rendahnya suatu data dalam penelitian. Statistik deskriptif variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian, baik data harian maupun data bulanan, berupa imbal hasil reksa dana diatas tingkat suku bunga bebas risiko (Ri Rf), imbal hasil pasar diatas tingkat suku bunga bebas risiko (Rm Rf), dan kuadratik imbal hasil pasar diatas tingkat suku bunga bebas risiko (Rm Rf)^2. Untuk kepentingan kegunaan, peneliti mendeskripsikan data imbal hasil reksa dana diatas tingkat suku bunga bebas risiko dan imbal hasil pasar diatas tingkat suku bunga bebas risiko. Data-data yang disajikan merupakan data historis berupa data time series yang kemudian diolah sehingga memenuhi variabel yang dibutuhkan dalam penelitian Statistik Deskriptif Data Harian Hasil statistik deskriptif untuk data harian yang berupa imbal hasil reksa dana diatas tingkat suku bunga bebas risiko dan imbal hasil pasar diatas tingkat suku bunga bebas risiko, diketahui gambaran sebagaimana Tabel 5.1 sebagai berikut: 59

2 60 Tabel 5.1 Statistik Deskriptif Data Harian Excess Return diatas Risk Free Rate Excess Return Reksa Dana diatas Risk Free Rate ( Ri - Rf ) Excess Return Market diatas Risk Free Rate ( Rm - Rf ) Sumber: Data diolah Tahun Deskripsi Mean Max Min % 27.17% % % 34.52% % % 8.42% -6.50% % 13.89% -6.91% % 5.27% -5.55% 2010 s.d % 34.52% % % 7.25% -3.83% % 4.74% -8.90% % 3.31% -3.83% % 4.63% -5.60% % 3.21% -3.18% 2010 s.d % 7.25% -8.90% Hasil statistik deskriptif menggambarkan investasi pada reksa dana saham tidak lebih baik daripada investasi pada pasar saham. Hal ini ditunjukkan dari imbal hasil harian di atas tingkat suku bunga bebas risiko selama periode lima tahun dari tahun 2010 s.d lebih rendah daripada imbal hasil harian pasar saham di atas tingkat suku bunga bebas risiko. Imbal hasil harian reksa dana saham sebesar 0,04%, sedangkan imbal hasil pada saham sebesar 0,05%. Imbal hasil reksa dana saham harian di atas suku bunga bebas risiko pada tahun 2014 sebesar 0,07%, lebih tinggi daripada imbal hasil harian pasar saham di atas suku bunga bebas risiko 0,06%. Artinya ada perbaikan kinerja imbal hasil reksa dana saham dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Empat belas reksa dana saham yang memiliki rata-rata imbal hasil sama atau lebih besar daripada imbal hasil pasar saham. Reksa dana saham tersebut adalah Panin Dana Maksima, Panin Dana Prima, MNC Dana Ekuitas, Millenium

3 61 Equity, Trim Kapital, Emco Mantap, Pratama Saham, Trim Kapital Plus, Schroder Dana Istimewa, Batavia Dana Saham Optimal, Schroder Dana Prestasi, BNP Paribas Infrastruktur Plus, Dana Pratama Ekuitas, dan Schroder Indo Equity Fund. Hanya tiga reksa dana saham yang mempunyai imbal hasilnya lebih superior daripada imbal hasil saham, yakni Panin Dana Maksima (rata-rata 0,08%), Panin Dana Prima (rata-rata 0,06%), dan MNC Dana Ekuitas (rata-rata 0,06%). Nilai maksimum imbal hasil harian reksa dana saham jauh lebih tinggi daripada nilai maksimum imbal hasil harian pasar saham. Nilai maksimum untuk imbal hasil harian reksa dana saham sebesar 34,52% dan nilai maksimum untuk imbal hasil harian pasar saham sebesar 7,25%. Sedangkan untuk nilai minimumnya, atas imbal hasil harian reksa dana saham jauh lebih rendah daripada nilai minimum imbal hasil harian saham. Nilai minimum untuk imbal hasil harian reksa dana saham sebesar -25,51% dan nilai maksimum untuk imbal hasil harian pasar saham sebesar -8,90%. Untuk nilai maksimum dan nilai minumum imbal hasil harian reksa dana saham terjadi pada tahun 2011 pada reksa dana BNP Paribas Infrastruktur Plus Statistik Deskriptif Data Bulanan Statistik deskriptif untuk data bulanan yang berupa imbal hasil reksa dana diatas tingkat suku bunga bebas risiko dan imbal hasil pasar diatas tingkat suku bunga bebas risiko, diketahui gambaran sebagaimana pada Tabel 5.2. Hasil statistik deskriftip untuk data bulanan juga menggambarkan berinvestasi pada reksa dana saham secara umum tidak lebih baik daripada berinvestasi pada pasar saham. Hal ini ditunjukkan bahwa rata-rata imbal hasil bulanan reksa dana saham diatas tingkat

4 62 suku bunga bebas risiko lebih rendah daripada rata-rata imbal hasil bulanan pasar saham atas tingkat suku bunga bebas risiko. Rata-rata imbal hasil bulanan reksa dana saham sebesar 0,69%, sedangkan rata-rata imbal hasil bulanan pada saham sebesar 0,82%. Hanya pada tahun 2014, rata-rata imbal hasil bulanan reksa dana saham (1,39%) jauh lebih tinggi daripada rata-rata imbal hasil bulanan pada pasar saham (1,14%). Artinya ada perbaikan kinerja imbal hasil reksa dana saham dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Tabel 5.2 Statistik Deskriptif Data Bulanan Excess Return diatas Risk Free Rate Excess Return Reksa Dana diatas Risk Free Rate ( Ri - Rf ) Excess Return Market diatas Risk Free Rate ( Rm - Rf ) Sumber: Data diolah Tahun Deskripsi Mean Max Min % 19.66% % % 16.01% % % 9.90% % % 16.90% % % 8.12% -7.04% 2010 s.d % 19.66% % % 12.41% -6.41% % 6.35% -8.47% % 4.60% -8.67% % 7.28% -9.48% % 3.98% -1.49% 2010 s.d % 12.41% -9.48% Sebelas reksa dana saham yang memiliki rata-rata imbal hasil bulanan lebih besar daripada imbal hasil bulanan pasar saham. Reksa dana saham tersebut adalah Panin Dana Maksima, Panin Dana Prima, MNC Dana Ekuitas, Millenium Equity, Pratama Saham, Emco Mantap, Batavia Dana Saham Optimal, Schroder Dana Prestasi, Trim Kapital Plus, Trim Kapital, dan Dana Pratama Ekuitas. Hanya tiga reksa dana saham yang mempunyai imbal hasil bulanannya lebih besar dari 1%

5 63 atau menghasilkan imbal hasil bulanan lebih superior daripada imbal hasil reksa dana saham yang lain, yakni Panin Dana Maksima (rata-rata 1,54%), Panin Dana Prima (rata-rata 1,15%), dan MNC Dana Ekuitas (rata-rata 1,07%). Tidak berbeda hasilnya dengan menggunakan data harian, yang menunjukkan hanya tiga reksa dana tersebut yang kinerja imbal hasilnya melebihi imbal hasil pada pasar saham. Nilai maksimum atas imbal hasil bulanan reksa dana saham jauh lebih tinggi daripada nilai maksimum imbal hasil bulanan pasar saham, nilai maksimum untuk imbal bulanan hasil reksa dana saham sebesar 19,66% dan nilai maksimum untuk imbal hasil bulanan pasar saham sebesar 12,41%. Sedangkan untuk nilai minimumnya, atas imbal hasil bulanan reksa dana saham jauh lebih rendah daripada nilai minimum imbal hasil bulanan pasar saham, nilai minimum untuk imbal hasil bulanan reksa dana saham sebesar -16,01% dan nilai maksimum untuk imbal hasil bulanan pasar saham sebesar -9,48%. Untuk nilai maksimum dan minimum imbal hasil bulanan reksa dana saham terjadi di tahun 2010 dan 2012 pada reksa dana Emco Mantap. Terdapat perbedaan reksa dana yang mempunyai nilai maksimum dan minimum imbal hasil reksa dana jika menggunakan data yang berbeda (data harian dan data bulanan). 5.2 Pengujian Data Penelitian yang menguji kecocokan model regresi linier biasanya dilakukan beberapa asumsi dasar yang harus dipenuhi untuk menghasilkan estimasi yang baik atau dikenal dengan BLUE (Best Linier Unbiased Estimator). Asumsi-asumsi dasar tersebut mencakup homoscedastic, no-multicollinerity, dan no-autocorrelation. Estimasi persamaan linier dengan menggunakan metode Ordinary Last Quare

6 64 (OLS) harus memenuhi asumsi-asumsi tersebut. Jika asumsi OLS tidak dipenuhi, maka tidak akan menghasilkan nilai parameter yang BLUE (Ajija et.al, 2011). Evaluasi atas analisis hasil kinerja reksa dana dalam hal kemampuan stock selection dan kemampuan market timing pada regresi linier model Treynor-Mazuy, peneliti tidak melakukan semua pengujian asumsi-asumsi dasar untuk menguji apakah regresi linier model Treynor-Mazuy yang digunakan dapat digunakan sebagai alat prediksi yang baik. Pertimbangan peneliti adalah bahwa regresi linier model Treynor-Mazuy telah banyak digunakan oleh peneliti-peneliti sebelumnya dan telah dilakukan pengujian-pengujian asumsi dasar untuk menghasilkan estimasi yang baik. Peneliti hanya melakukan uji autokorelasi terhadap variabel-variabel yang digunakan dalam regresi linier model Treynor-Mazuy. Uji autokorelasi untuk menguji apakah terjadi hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya. Autokorelasi lebih mudah timbul pada data runtut waktu atau time series, karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi oleh datadata pada masa sebelumnya (Winarno,2011). Jadi, alasan peneliti melakukan uji autokorelasi disebabkan data yang digunakan merupakan data time series yang pada umumnya terjadi hubungan atau korelasi diantara data-data yang berlainan waktu. Uji autokorelasi yang dilakukan dalam penelitian ini, menggunakan Uji Breusch-Godfrey (Uji Lagrange Multiplier atau Uji LM). Dibawah ini dijelaskan hasil uji autokorelasi untuk data harian dan data bulanan. 1). Hasil uji autokorelasi untuk data harian Hasil uji LM yang dilakukan terhadap regresi linier model Treynor

7 65 Mazuy dengan menggunakan data harian untuk seluruh reksa dana, diperoleh hasil sebagian besar reksa dana terdapat autokorelasi. Hasil uji autokorelasi untuk data harian untuk masing-masing reksa dana dengan uji LM disajikan dalam lampiran 1. Hanya enam reksa dana yang memiliki nilai probabilitas lebih besar dari 5%, sehingga dapat dikatakan tidak terdapat autokorelasi, yakni CIMB-Principal Equity Aggressive, Danareksa Mawar, MNC Dana Ekuitas, Panin Dana Maksima, Pratama Saham, dan Schroder Dana Prestasi. Reksa dana yang mengalami masalah autokorelasi dilakukan penambahan model time series yakni dengan mengikuti pola autoregressive tingkat pertama atau AR(1) dan seterusnya, kemudian diuji kembali hingga hasil uji menunjukkan bahwa autokorelasi sudah tidak ada. Hasil enambahan unsur Times Series pada data harian (lampiran 2) memberikan informasi model akhir yang telah ditambahkan unsur time series untuk masing-masing reksa dana dan sudah terbebas dari masalah autokorelasi. Hasil uji LM untuk menguji kembali ada tidaknya autokorelasi atau hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya terhadap regresi liner model Treynor-Mazuy yang sudah ditambahkan unsur time series, adalah seperti yang ditunjukkan pada tabel hasil Uji Autokorelasi Setelah Penambahan Unsur Time Series Pada Data harian-uji LM (Lampiran 3). Hasil Uji LM menunjukkan bahwa setelah penambahan unsur time series sudah menghilangkan autokorelasi pada regresi linier model Treynor-Mazuy untuk reksa dana-reksa dana yang mengalami autokorelasi (Lampiran 3). Nilai probabilitas pada Uji LM menunjukkan nilai lebih besar dari 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua regresi linier model Treynor-Mazuy sudah terbebas dari masalah

8 66 autokorelasi. 2). Hasil uji autokorelasi untuk data bulanan Hasil uji LM yang dilakukan terhadap regresi linier model Treynor Mazuy dengan menggunakan data bulanan untuk seluruh reksa dana, diperoleh hasil sebagian besar reksa dana tidak terdapat autokorelasi. Hanya satu reksa dana yang memiliki nilai probabilitas lebih kecil dari 5%, sehingga dapat dikatakan terdapat autokorelasi, yakni reksa dana Manulife Saham Andalan. Reksa dana Manulife Saham Andalan yang mengalami masalah autokorelasi dilakukan penambahan model time series yakni dengan mengikuti pola autoregressive tingkat pertama atau AR(1) dan seterusnya, kemudian diuji kembali hingga hasil uji menunjukkan bahwa autokorelasi sudah tidak ada. Hasil penambahan unsur time series AR(1) untuk regresi linier reksa dana Manulife Saham Andalan sudah terbebas dari masalah autokorelasi. Hasil uji LM untuk menguji kembali ada tidaknya autokorelasi atau hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi lainnya terhadap regresi liner model Treynor-Mazuy untuk reksa dana Manulife Saham Andalan yang sudah ditambahkan unsur time series AR(1), menunjukkan bahwa penambahan unsur time series sudah menghilangkan autokorelasi pada regresi linier model Treynor-Mazuy untuk reksa dana Manulife Saham Andalan. Nilai probabilitas pada Uji LM menunjukkan nilai sebesar 0,0685 atau lebih besar dari 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua regresi linier model Treynor-Mazuy sudah terbebas dari masalah autokorelasi.

9 Analisis Kinerja Reksa Dana Analisis kinerja setiap reksa dana yang menjadi observasi menggunakan regresi linier model Treynor-Mazuy. Data-data yang dilakukan pengujian untuk mengetahui kinerja reksa dana diperoleh dengan cara meregresikan secara linier antara excess return portofolio setiap reksadana terhadap risk free rate SBI sebagai variabel dependen dengan excess return market IHSG terhadap risk free rate SBI dan kuadrat dari excess return market IHSG terhadap risk free rate SBI, keduanya sebagai variabel independen. Model Treynor-Mazuy dapat dinyatakan sebagai berikut: R i R f = α + β * (R m - R f ) + φ * (R m - R f ) 2 Jika nilai α atau alpha positif berarti menunjukan adanya kemampuan stock selection dan ketika nilai φ atau market timing positif berarti menunjukkan adanya kemampuan market timing, maka hal ini mengindikasikan bahwa manajer investasi menghasilkan excess return portofolio reksa dana yang lebih besar dibandingkan dengan excess return market Analisis Kinerja Reksa Dana Berdasarkan Kemampuan Stock Selection Nilai α menunjukkan ada tidaknya kemampuan stock selection dari hasil regresi linier model Treynor-Mazuy untuk setiap reksa dana, baik menggunakan data harian dan data bulanan, diperoleh setelah dilakukan pengujian seluruh data variabel dalam regresi linier model Treynor-Mazuy. Hasil nilai konstanta atau nilai α dan tingkat probabilitas signifikansinya pada regresi linier model Treynor-Mazuy disajikan pada Tabel Nilai Koefisien α Model Treynor-Mazuy Data Harian dan

10 68 Bulanan (lampiran 5). Hasil regresi Treynor-Mazuy menggunakan data harian, diperoleh 17 reksa dana yang memiliki nilai koefisien α positif dan lebih dari nol. Reksa dana tersebut adalah Batavia Dana Saham Optimal, BNP Paribas Infrastruktur Plus, BNP Paribas Solaris Fund, Grow 2 Prosper, Emco Growth, Emco Mantap, Maybank GMT Dana Ekuitas, Manulife Saham Andalan, Millenium Equity, MNC Dana Ekuitas, Panin Dana Maksima, Panin Dana Prima, Dana Pratama Ekuitas, Pratama Saham, Schroder Dana Prestasi, Trim Kapital, dan Trim Kapital Plus. Pemeriksaan lebih lanjut menggunakan statistik, 17 reksa dana yang memiliki nilai α positif dan lebih dari nol, hanya dua reksa dana yang memiliki nilai probabilitasnya kurang dari tingkat signifikansi 0,05 atau (α = 5%). Dua reksa dana tersebut adalah Manulife Saham Andalan dan Panin Dana Maksima, dimana masing-masing mempunyai nilai probabilitas sebesar 0,0000 dan 0,0058. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan data harian hanya dua reksa dana yakni Manulife Saham Andalan dan Panin Dana Maksima yang memiliki kemampuan stock selection dibandingkan dengan reksa dana-reksa dana yang lain, hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien α positif dan lebih dari nol dan secara statistik berpengaruh positif secara signifikan terhadap excess return portofolio reksa dana. Hasil regresi Treynor-Mazuy menggunakan data bulanan, terdapat 20 reksa dana yang memiliki nilai koefisien α positif dan lebih dari nol. Reksa dana tersebut Dana Ekuitas Prima, Batavia Dana Saham Optimal, BNI Berkembang, BNP Paribas Infrastruktur Plus, BNP Paribas Pesona, BNP Paribas Solaris Fund, Emco Mantap (Makinta Mantap), First State IndoEquity Dividend Yield Fund, Manulife Saham Andalan, Millenium Equity, MNC Dana Ekuitas, Panin Dana Maksima,

11 69 Panin Dana Prima, Dana Pratama Ekuitas, Pratama Saham, Schroder Dana Istimewa, Schroder Dana Prestasi, Schroder Indo Equity Fund, Trim Kapital, Trim Kapital Plus. Pemeriksaan lebih lanjut memakai statistik, 20 reksa dana yang memiliki nilai α positif dan lebih dari nol, tidak ada reksa dana yang memiliki nilai probabilitasnya kurang dari tingkat signifikansi 0,05 atau (α = 5%). Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada satupun reksa dana yang memiliki kemampuan stock selection, hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien α positif dan lebih dari nol dan secara statistik tidak berpengaruh positif secara signifikan terhadap excess return portofolio reksa dana Analisis Kinerja Reksa Dana Berdasarkan Kemampuan Market Timing Nilai φ menunjukkan ada tidaknya kemampuan market timing dari hasil regresi linier model Treynor-Mazuy untuk setiap reksa dana, baik menggunakan data harian dan data bulanan, diperoleh setelah dilakukan pengujian seluruh data variabel dalam regresi linier model Treynor-Mazuy. Hasil nilai konstanta atau nilai φ dan tingkat probabilitas signifikansinya pada regresi linier model Treynor-Mazuy disajikan dalam Tabel Nilai Koefisien φ Model Treynor-Mazuy (Lampiran 6). Hasil regresi Treynor-Mazuy menggunakan data harian, diperoleh 15 reksa dana yang memiliki nilai koefisien φ positif dan lebih dari nol. Reksa dana tersebut adalah Batavia Dana Saham Bahana Dana Prima, Dana Ekuitas Andalan, Batavia Dana Saham, BNP Paribas Ekuitas, BNP Paribas Pesona, CIMB-Principal Equity Aggressive, Danareksa Mawar, First State IndoEquity Dividend Yield Fund, First State IndoEquity Sectoral Fund, First State IndoEquity Value Select Fund, NISP

12 70 Indeks Saham Progresif, Panin Dana Prima, Schroder Dana Istimewa, Schroder Dana Prestasi Plus, dan Schroder Indo Equity Fund. Pemeriksaan statistik 15 reksa dana yang memiliki nilai φ positif dan lebih dari nol, hanya lima reksa dana yang memiliki nilai probabilitasnya kurang dari tingkat signifikansi 0,05 atau (α = 5%). Lima reksa dana tersebut adalah Danareksa Mawar, First State IndoEquity Sectoral Fund, First State IndoEquity Value Select Fund, NISP Indeks Saham Progresif, dan Schroder Dana Prestasi Plus. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan data harian hanya lima reksa dana yang memiliki kemampuan market timing dibandingkan dengan reksa dana-reksa dana yang lain, hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien φ positif dan lebih dari nol dan secara statistik berpengaruh positif secara signifikan terhadap excess return portofolio reksa dana. Hasil regresi linier Treynor-Mazuy menggunakan data bulanan, hanya tiga reksa dana yang memiliki nilai koefisien φ positif dan lebih dari nol. Reksa dana tersebut adalah Grow 2 Prosper, Danareksa Mawar, dari Millenium Equity. Pemeriksaan statistik tiga reksa dana yang memiliki nilai φ positif dan lebih dari nol, tidak ada reksa dana yang memiliki nilai probabilitasnya kurang dari tingkat signifikansi 0,05 atau (α = 5%). Peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada satupun reksa dana yang memiliki kemampuan market timing, hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien α positif dan lebih dari nol dan secara statistik tidak berpengaruh positif secara signifikan terhadap excess return portofolio reksa dana. 5.4 Analisis Perbedaan Hasil Kinerja Reksa Dana Peneliti menggunakan uji statistik uji beda untuk melakukan analisis

13 71 perbedaan hasil kinerja reksa dana dalam hal kemampuan stock selection dan market timing. Pengujian perbedaan dengan uji beda dapat dilakukan dengan penggunaan statistik parametrik dan statistik non parametrik. Penggunaan statistik parametrik mempunyai syarat data harus berdistribusi normal. Apabila data-data yang dilakukan uji beda tidak memenuhi uji normalitas atau data tidak berdistribusi normal, penggunaan uji beda yang tepat adalah dengan statistik non parametrik. Uji beda yang dilakukan dalam statistik parametrik untuk membandingkan dua sampel yang tidak saling berhubungan adalah Independent Sampel t Test (uji t untuk dua sampel independen/bebas). Sebelum dilakukan uji beda dengan Independent Sampel t Test, dilakukan terlebih dahulu pengujian normalitas data dengan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal. Apabila hasil uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov menghasilkan data tidak berdistribusi normal, peneliti akan melakukan uji beda dengan statistik non parametrik. Uji beda yang digunakan apabila data tidak berdistribusi normal adalah Uji Mann-Whitney Test untuk uji dua sampel yang tidak saling berhubungan Analisis Perbedaan Kemampuan Stock Selection Data Harian dan Data Bulanan Nilai α atau intercept yang dihasilkan pada sub bab menunjukkan kemampuan stock selection masing-masing reksa dana yang menjadi observasi penelitian. Hasil α akan dilakukan pengujian uji beda apakah penggunaan data harian atau bulanan menunjukkan hasil yang sama atau beda jika dilihat dari perhitungan statistik. Seperti diketahui hasil analisis pada sub bab diatas,

14 72 bahwa kemampuan stock selection yang dihasilkan adalah sama baik dengan data harian maupun data bulanan. Pengujian statistik perbedaan kemampuan stock selection dilakukan terlebih dahulu dengan uji normalitas data atas data α untuk kelompok yang menggunakan data harian dan data bulanan. Hasil uji normalitas menggunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat signifikansi 5%. Hasil uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa hasil stock selection dengan menggunakan data harian menghasilkan nilai sig < 0,05 atau dapat dikatakan data tidak berdistribusi normal disajikan dalam (Lampiran 7). Sedangkan untuk hasil stock selection dengan menggunakan data bulanan menghasilkan nilai sig > 0,05 atau dapat dikatakan data berdistribusi normal. Sehingga dapat disimpulkan untuk melakukan pengujian uji beda antara hasil stock selection dengan menggunakan data harian dan data bulanan tidak dapat dilakukan dengan melakukan pengujian uji beda dengan statistik parametrik (Uji Independent Sampel t Test). Peneliti selanjutnya melakukan uji beda dengan statistik non parametrik untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan perhitungan hasil stock selection dengan menggunakan data harian dan data bulanan. Uji beda statistik non parametrik menggunakan uji beda Mann-Whitney Test. Hasil uji beda menggunakan uji Mann-Whitney Test dapat dilihat dalam Lampiran 7. Hasil uji beda dengan menggunakan Uji Mann-Whitney Test menunjukkan nilai sig > 0,05 atau H 0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara statistik tidak ada perbedaan hasil perhitungan stock selection dari regresi linier model Treynor- Mazuy dengan menggunakan data harian dan data bulanan.

15 Analisis Perbedaan Kemampuan Market Timing Data Harian dan Data Bulanan Nilai φ regresi linier model Treynor-Mazuy pada sub bab menunjukkan kemampuan market timing masing-masing reksa dana yang menjadi observasi penelitian. Hasil φ akan dilakukan pengujian uji beda apakah penggunaan data harian atau bulanan menunjukkan hasil yang sama atau beda jika dilihat dari perhitungan statistik. Hasil analisis pada sub bab diatas, kemampuan market timing yang dihasilkan tidak sama dengan menggunakan data harian maupun data bulanan. Pengujian perbedaan kemampuan market timing menggunakan uji normalitas data terlebih dahulu atas data φ untuk kelompok yang menggunakan data harian dan data bulanan. Hasil uji normalitas dengan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat signifikansi 5% (Lampiran 8). Hasil uji One- Sample Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa hasil market timing dengan menggunakan data harian dan bulanan menghasilkan nilai sig > 0,05 atau dapat dikatakan data harian dan bulanan tidak berdistribusi normal. Sehingga dapat disimpulkan untuk melakukan pengujian uji beda antara hasil market timing dengan menggunakan data harian dan data bulanan tidak dapat dilakukan dengan melakukan pengujian uji beda dengan statistik parametrik (Uji Independent Sampel t Test). Uji perbedaan diakukan dengan uji statistik non parametrik untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan perhitungan hasil market timing dengan menggunakan data harian dan data bulanan. Uji beda statistik non parametrik menggunakan uji beda Mann-Whitney Test (hasil Uji Mann-Whitney Test pada

16 74 Lampiran 8). Hasil uji beda dengan menggunakan Uji Mann-Whitney Test menunjukkan nilai sig < 0,05 atau H 0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara statistik terdapat perbedaan hasil perhitungan market timing yang ditunjukkan nilai β2 atau φ dari regresi linier model Treynor-Mazuy dengan menggunakan data harian dan data bulanan. 5.5 Pembahasan Hasil Analisis Kemampuan Stock Selection, Kemampuan Market Timing, dan Uji Beda Hasil uji autokorelasi terhadap masing-masing reksa dana saham dengan data harian diperoleh hasil sebagian besar harga NAB reksa dana (32 reksa dana dari 38 sampel reksa dana saham) dipengaruhi oleh harga NAB hari sebelumnya, hari pertama sampai dengan hari ketujuh atau seminggu sebelumnya. Sedangkan dengan data bulanan, hanya satu reksa dana yang harga NAB nya dipengaruhi harga NAB bulan sebelumnya. Hal ini dapat disimpulkan sebagian besar manajer investasi tidak melakukan aktifitas membeli saham-saham yang harganya undervalued atau betanya diatas satu pada saat pasar naik dan menjualnya dengan mengganti saham-saham dengan beta dibawah satu ketika pasar turun. Dapat dikatakan juga, sebagian besar manajer investasi menerapkan strategi wait and see atas pergerakan harga saham sampai pada saat harga saham optimum untuk dibeli atau dijual. Hasil analisis regresi model Treynor-Mazuy terhadap reksa dana saham untuk periode 2010 s.d menunjukkan sedikit sekali reksa dana yang memiliki kemampuan market timing dan kemampuan stock selection. Hasil penelitian dengan data harian, peneliti menemukan hanya 13% reksa dana saham (5 reksa

17 75 dana saham dari 38 sampel reksa dana saham) yang memiliki kemampuan market timing. Peneliti bahkan tidak menemukan satu pun kemampuan market timing jika menggunakan data bulanan. Hal ini menunjukkan sedikit manajer investasi reksa dana saham yang memiliki kemampuan membeli saham-saham dengan beta diatas satu pada saat pasar akan naik, dan menjualnya dengan mengganti membeli sahamsaham dengan beta dibawah satu ketika pasar akan turun atau kemampuan manajer investasi untuk meramalkan pasar dalam situasi naik atau turun atau pada saat imbal hasil pasar lebih besar dari tingkat suku bunga bebas risiko (R m > R f ) atau ketika imbal hasil pasar lebih kecil dari tingkat suku bunga bebas risiko (R m < R f ) atau kemampuan market timing. Hasil ini juga memberikan informasi manajer investasi reksa dana saham kurang baik dalam meramalkan pasar dan memilih saham yang harganya dibawah harga yang wajar (undervalued). Lima reksa dana saham yang memiliki kemampuan market timing dengan menggunakan data harian adalah Danareksa Mawar, First State IndoEquity Sectoral Fund, First State IndoEquity Value Select Fund, NISP Indeks Saham Progresif, dan Schroder Dana Prestasi Plus. Berdasarkan profil alokasi aset saham dalam portofolio reksa dana tersebut, diketahui 40% s.d 75% saham-saham yang dialokasikan merupakan saham-saham Indeks LQ45 (BCA, BRI, Bank Mandiri, HM Sampoerna, Unilever, Gudang Garam, dan Telkom). Hal ini dapat diindikasikan manajer investasi reksa dana saham lebih memilih saham-saham yang informasinya cukup tersedia di pasar sehingga memudahkan dalam meramalkan, kapan membeli dan menjual saham-saham dalam portofolionya. Hasil penelitian kemampuan market timing model regresi Treynor-Mazuy dengan data harian mendukung penelitian yang dilakukan Sehgal dan Jhanwar

18 76 (2008) dan Kaur (2013). Sehgal dan Jhanwar (2008) menemukan 27 reksa dana saham memiliki kemampuan market timing di India selama periode 2000 s.d. 2004, sedangkan Kaur (2013) yang melakukan penelitian reksa dana saham di India untuk periode 2008 s.d menemukan 10 reksa dana memiliki alpha positif atau reksa dana mempunyai kemampuan market timing dengan menggunakan frekuensi data yang besar (data harian). Demikian juga penelitian di Indonesia oleh Harahap (2006) yang menemukan dua reksa dana saham yang memiliki kemampuan market timing. Pengukuran kemampuan market timing menggunakan data bulanan yang tidak menemukan satu pun reksa dana saham memiliki kemampuan market timing. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Bello dan Jinjigian (1997, Ardiyanto (2004), dan Christian (2009), hasil penelitin ini sama sekali tidak menemukan satu pun reksa dana saham memiliki kemampuan market timing. Hasil berbeda dengan penelitian yang dilakukan Treynor-Mazuy (1966), Sehgal dan Janwar (2008), Brahmada (2003), Wardhani (2003), Mardiasih (2012), dan Putri (2012), menemukan reksa dana saham yang memiliki adanya kemampuan market timing dengan menggunakan data bulanan. Penelitian yang menemukan kemampuan market timing dengan data bulanan dengan menambahkan variabelvariabel lainnya yang dianggap berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan nilai investasi. Faktor-faktor tersebut diantaranya ukuran perusahaan, book to market ratio, momentum, turn over investasi, usia reksa dana, biaya manajemen reksa dana, harga emas, dan obligasi. Kecuali penelitian Putri (2012), tanpa menambahkan variabel-variabel lainnya menemukan adanya kemampuan market timing dengan data bulanan. namun demikian, penelitian oleh Putri (2012)

19 77 menggunakan rentang waktu data bulanan cukup panjang yaitu enam tahun. Hal ini sesuai dengan penelitian Kaur (2013), kemampuan market timing bisa diukur dengan frekuensi data yang besar. Hasil penelitian kemampuan stock selection menggunakan data harian, peneliti hanya memperoleh dua reksa dana saham yang memiliki kemampuan tersebut. Sedangkan dengan data bulanan, peneliti bahkan tidak menemukan satu pun reksa dana saham yang memiliki kemampuan stock selection. Hal ini menunjukkan belum adanya kemampuan manajer investasi reksa dana dalam memilih saham yang tepat yang akan dimasukkan atau dikeluarkan dari suatu portofolio sehingga memberikan imbal hasil yang lebih baik daripada imbal hasil pasar. Dapat diartikan juga, manajer investasi reksa dana saham belum dapat mengidentifikasi saham-saham yang harga pasarnya lebih rendah dari harga intrinsiknya (undervalued) untuk dibeli dan menjual saham yang harga pasarnya telah melebihi nilai intrinsiknya (overvalued). Dua reksa dana saham yang memiliki kemampuan stock selection adalah reksa dana Manulife Saham Andalan dan Panin Dana Maksima. Alokasi aset untuk reksa dana Manulife Saham Andalan hampir 70% didominasi dari saham-saham yang tercatat pada Indeks LQ45 dengan dengan proporsi 40% adalah saham perusahaan yang bergerak di sektor keuangan. Sedangkan untuk reksa dana saham Panin Dana Maksima tidak ditemukan informasi alokasi aset mana saja yang menjadi prioritas portofolio sahamnya. Hal ini dapat dipahami juga sebagaimana kemampuan market timing, manajer investasi reksa dana saham lebih memilih saham-saham yang informasinya cukup tersedia di pasar sehingga memudahkan dalam mengidentifikasikan saham-saham yang undervalued maupun overvalued.

20 78 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajer investasi yang memiliki kemampuan market timing belum tentu juga memiliki kemampuan stock selection, demikian juga sebaliknya. Hasil penelitian ini kemampuan stock selection model Treynor-Mazuy dengan data harian mendukung penelitian yang dilakukan Kaur (2013) yang menemukan adanya kemampuan stock selection selama periode penelitian. Sedangkan dengan data bulanan, penelitian ini tidak menemukan satu pun yang mempunyai kemampuan stock selection. Penelitian dengan data bulanan mendukung penelitian yang dilakukan Bello dan Jinjiagian (1997), Ardiyanto (2004), Sehgal dan Janwar (2008), Christian (2009), Mardiasih (2012), Putri (2012), dan Panjaitan (2013). Hasil berbeda penelitian yang dilakukan oleh Cuthbertson dan Nitzche (2010) menggunakan model False Discovery Rate (FDR) dengan rentang data 20 tahun. Penelitian tersebut menemukan dua reksa dana saham yang memiliki kemampuan stock selection. Hasil uji beda pengukuran kemampuan market timing dan stock selection menunjukkan hal yang tidak sama. Secara statistik, penggunaan data harian dan data bulanan untuk mengukur kemampuan market timing diperoleh hasil yang berbeda. Pengukuran dengan data harian diperoleh reksa dana saham yang memiliki kemampuan market timing, sebaliknya dengan data harian tidak ditemukan satu pun reksa dana saham yang memiliki kemampuan market timing. Hasil uji autokorelasi terhadap data harian dan data bulanan mendukung kesimpulan tersebut. NAB reksa dana saham harian dipengaruhi oleh NAB reksa dana saham hari-hari sebelumnya, sedangkan NAB reksa dana saham bulanan tidak dipengaruhi oleh NAB reksa dana saham bulan sebelumnya. Manajer investasi

21 79 reksa dana saham melakukan aktivitas harian (bukan bulanan) menjual atau membeli saham-saham yang diperdagangkan untuk dimasukkan dalam portofolio reksa dana. Berbeda halnya dalam pengukuran market timing, tidak terdapat perbedaan secara statistik penggunaan data data harian atau pun data bulanan dalam menghitung kemampuan stock selection. Penggunaan data harian menemukan dua reksa dana saham yang memiliki kemampuan stock selection, sedangkankan atau pun data bulanan tidak menemukan satu pun reksa dana saham yang memiliki kemampuan stock selection. Hal ini bisa diartikan minimnya kemampuan manajer investasi dalam mengidentifikasikan saham-saham yang undervalued maupun overvalued untuk dimasukkan dalam portofolio reksa dana.

BAB II DISKRIPSI REKSA DANA. mengeluarkan peraturan tentang pasar modal yang mencakup pula peraturan

BAB II DISKRIPSI REKSA DANA. mengeluarkan peraturan tentang pasar modal yang mencakup pula peraturan 11 BAB II DISKRIPSI REKSA DANA 2.1 Sejarah Reksa Dana di Indonesia Di Indonesia, reksa dana pertama kali muncul saat pemerintah mendirikan PT. Danareksa pada tahun 1976. Pada waktu itu PT. Danareksa menerbitkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham. terbesar pada akhir Desember 2012, 2013 dan 2014. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sample Adapun kriteria yang digunakan dalam memilih sample adalah sebagai berikut: 1. Reksa dana tersebut merupakan produk reksa dana saham 2. Reksa dana tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian terhadap sejumlah perusahaan reksadana di Indonesia yang aktif terdaftar di Bapepam-LK,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa

III. METODE PENELITIAN. yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah suatu entitas yang akan diteliti, dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa dana

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ambachtsheer, Keith. (1972). Portofolio Theory and Security Analysis. Financial Analysts Journal, Vol.28, pp.53-57

DAFTAR PUSTAKA. Ambachtsheer, Keith. (1972). Portofolio Theory and Security Analysis. Financial Analysts Journal, Vol.28, pp.53-57 84 DAFTAR PUSTAKA Ajija, Shochul R, Sari, Dyah W, Setianto, Rahmat H, Primanti, Marta R. (2011). Cara Cerdas Menguasai Eviews. Salemba Empat. Jakarta Ambachtsheer, Keith. (1972). Portofolio Theory and

Lebih terperinci

BAB IV METODE RISET. penelitian adalah tahun 2006 s.d maka reksadana saham yang dijadikan

BAB IV METODE RISET. penelitian adalah tahun 2006 s.d maka reksadana saham yang dijadikan BAB IV METODE RISET 4.1. Objek Penelitian Dari berbagai jenis reksadana sebagaimana telah diuraikan pada Bab III, yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah reksadana saham. Karena periode penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Metode Penelitian Menurut Hilway(1956) penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan sesorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari

BAB I PENDAHULUAN. PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Mandiri Manajemen Investasi (MMI) merupakan anak perusahaan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, yang terbentuk pada bulan Desember 2004. Sebagai bagian dari

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN Abdul Rofiq abdulrofiq.sulaiman@gmail.com Bambang Hadi Santoso Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya Abstract

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengukuran dan Evaluasi Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Keseluruhan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data historis, sehingga tidak ada suatu kepastian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Penelitian ini dilakukan pada reksadana saham di Indonesia periode 2008-2012. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...iii UCAPAN TERIMA KASIH...iv DAFTAR ISI...vii DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR...xii DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...iii UCAPAN TERIMA KASIH...iv DAFTAR ISI...vii DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR...xii DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...iii UCAPAN TERIMA KASIH...iv DAFTAR ISI...vii DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR...xii DAFTAR LAMPIRAN...xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2013:58), variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014

Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014 Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 11, Nomor 3, Agustus 2014 ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE RISK-ADJUSTED RETURN DI BURSA EFEK INDONESIAPERIODE TAHUN 2011-2013 Datu Pinastiko Adi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Model dan Metode Analisis Model penelitian pada tesis ini adalah secara deskriftif yaitu dengan menampilkan diagram, tabel dan grafik, disertai dengan penjelasan.dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini sendiri merupakan jenis penelitian komparatif yakni

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini sendiri merupakan jenis penelitian komparatif yakni BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini sendiri merupakan jenis penelitian komparatif yakni menjelaskan perbandingan kinerja reksa dana saham dan reksa dana campuran. 3.2 Tempat dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJUAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman LEMBAR JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK INTISARI i ii iii iv vi ix x xi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih peneliti untuk penelitian adalah di Pojok BEI UIN malang. Untuk mencari sampel dan populasi Reksadana Saham sebagai bahan penelitian,

Lebih terperinci

REVIEW REKSADANA CAMPURAN TAHUN 2014

REVIEW REKSADANA CAMPURAN TAHUN 2014 REVIEW REKSADANA CAMPURAN TAHUN 2014 Edisi.1, Tahun 2015, Tanggal: 10 Februari 2015 Definisi Reksadana Campuran : Reksadana campuran adalah reksadana yang melakukan investasi dalam efek ekuitas dan efek

Lebih terperinci

PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN. NPM : Jurusan : Akuntansi

PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN. NPM : Jurusan : Akuntansi ANALISIS KINERJA REKSA DANA PADA SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JANSEN Nama : Pricilia Meidy Sapulete NPM : 28211722 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Riyanti, SE., MM. Latar Belakang

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN STOCK SELECTION DAN MARKET TIMING PADA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA PERIODE JANUARI 2008-JULI 2013

ANALISIS KEMAMPUAN STOCK SELECTION DAN MARKET TIMING PADA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA PERIODE JANUARI 2008-JULI 2013 ANALISIS KEMAMPUAN STOCK SELECTION DAN MARKET TIMING PADA REKSA DANA SAHAM DI INDONESIA PERIODE JANUARI 2008-JULI 2013 Deasy Amalia Universitas Trisakti Pardomuan Sihombing Universitas Trisakti ABSTRACT

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE RISK-ADJUSTED RETURN DI BURSA EFEK INDONESIAPERIODE TAHUN

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE RISK-ADJUSTED RETURN DI BURSA EFEK INDONESIAPERIODE TAHUN ANALISIS PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA SAHAM DENGAN METODE RISK-ADJUSTED RETURN DI BURSA EFEK INDONESIAPERIODE TAHUN 2011-2013 Datu Pinastiko Adi Email: dha_two@yahoo.co.id Musaroh, M.Si, Email: musaroh@uny.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. reksadana itu sendiri, karena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. reksadana itu sendiri, karena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian pertama kali dikenalkan di Indonesia dengan mengacu kepada peraturan SK Menteri Keuangan No. 1548 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada pasar modal merupakan salah satu cara bagi masyarakat pemodal untuk memperoleh keuntungan dengan cepat. Investasi pada aktiva keuangan (financial assets)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Manajer investasi bertanggung jawab dalam pengelolaan investasi yaitu melakukan analisis pemilihan jenis investasi, membuat keputusan investasi, dan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan antara lain:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan antara lain: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkam analisis dan pembahasan yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan antara lain: 1. Investasi pada produk reksadana saham

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa Dana Saham Dan Pendapatan Tetap Untuk menghitung tingkat pengembalian investasi Reksa dana. Dibutuhkan data berupa nilai

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE SOFIKA AZIZIA SASANTI

ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE SOFIKA AZIZIA SASANTI ANALISIS KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SHARPE, TREYNOR DAN JENSEN UNTUK PERIODE 2008-2012 SOFIKA AZIZIA SASANTI DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe,

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe, BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Perhitungan Return Pengembalian Bebas Risiko Dalam pengukuran kinerja reksa dana saham dengan menggunakan ukuran Sharpe, Treynor, dan Jensen, digunakan suatu tingkat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai analisis komparasi

METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai analisis komparasi III. METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti dalam penelitian ini mengenai analisis komparasi kelayakan investasi reksadana saham syariah dengan reksadana saham konvensional dimana

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat BAB IV PEMBAHAS AN IV.1 Analisis Kinerja Portofolio Melihat kinerja portofolio perlu dilakukan sebelum melakukan keputusan investasi. Dengan membandingkan kinerja antar reksa dana, maka investor mendapatkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai analisis perbandingan kinerja reksadana saham, reksadana terproteksi, dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai analisis perbandingan kinerja reksadana saham, reksadana terproteksi, dan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian mengenai analisis perbandingan kinerja reksadana saham, reksadana terproteksi, dan reksadana pendapatan tetap menggunakan metode Indeks Sharpe,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perhitungan Dan Pembahasan 4.1.1 Hasil Perhitungan Tingkat Pengembalian (Return) Reksa Dana Dan Independent T-test return. Perhitungan tingkat pengembalian reksa dana

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL dan ANALISIS PENELITIAN

BAB 4. HASIL dan ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Perhitungan Return Pengembalian Bebas Risiko Dalam pengukuran kinerja reksa dana pendapatan tetap dengan menggunakan metode Sharpe, metode Treynor, dan metode Jensen,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana

METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana 29 III. METODE PENELITIAN 3.1 Teknik dan Pengambilan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Reksa Dana Saham dan Reksa Dana Pendapatan Tetap yang terdaftar di Badan Pengawas

Lebih terperinci

karena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis tertutup (close-ended). Kemudian setelah disahkan Undang Undang No. 8 tahun 1995 yang mengatur

karena hanya diijinkan usaha reksadana yang berjenis tertutup (close-ended). Kemudian setelah disahkan Undang Undang No. 8 tahun 1995 yang mengatur Perbandingan Kinerja Reksadana saham Konvensional dan Reksadana Syariah di Indonesia dengan Metode Sharpe, Treynor, Jensen, Rasio Informasi dan Roy Safety First Ratio Oleh : Siti Listiana T (11510032)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari rentang waktu Januari 2013 sampai dengan Desember 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. dari rentang waktu Januari 2013 sampai dengan Desember 2015. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juni 2017. Sedangkan tempat yang menjadi objek penelitian adalah situs resmi OJK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di Indonesia pada tahun 2007M01 2016M09. Pemilihan pada periode tahun yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini adalah menggunakan analisis kuantitatif. Penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran

Lebih terperinci

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi),

BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), BAB IV PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN 4.1. Paparan Data 4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Reksa dana yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah reksa dana yang dikelola oleh PT. Manulife Aset Manajemen Indonesia. Dari 15 reksa dana yang dikelola

Lebih terperinci

Analisis Perbandingan Return Reksadana dengan Return Pasar, serta Peringkat berdasarkan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen Pada tahun

Analisis Perbandingan Return Reksadana dengan Return Pasar, serta Peringkat berdasarkan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen Pada tahun Analisis Perbandingan Return Reksadana dengan Return Pasar, serta Peringkat berdasarkan Metode Sharpe, Treynor dan Jensen Pada tahun 2010-2015 Rosmalianti Oktaviani,B1021131094 ABSTRAK Reksa dana merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund Makinta Growth Fund merupakan reksa dana yang dikelola oleh Makinta Securities. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. Perkembangan Reksadana Syariah. Reksa Dana Syariah (Rp. Miliar) (%) NAB. Pasar Uang 901,38 0,38% Saham

REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. Perkembangan Reksadana Syariah. Reksa Dana Syariah (Rp. Miliar) (%) NAB. Pasar Uang 901,38 0,38% Saham REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Miliar Rp 12,000 Perkembangan Reksadana Syariah 11,248.80 Jumlah 100 10,000 80 8,000 6,000 4,000 81 60 40 2,000 20 0 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Jakarta Islamic Index (JII) diluncurkan oleh PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja sama dengan PT. Danareksa Investment Management (DIM) pada pertengahan tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia investasi banyak sekali alternatif investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia investasi banyak sekali alternatif investasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam dunia investasi banyak sekali alternatif investasi yang ditawarkan baik itu investasi pada aset-aset finansial (financial asset) atau investasi pada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil dari perhitungan dan analisis yang dilakukan di bab 4, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain: 1. Tidak terdapat hubungan yang signifikan

Lebih terperinci

Perkembangan Reksadana Syariah Sept REKSA DANA SYARIAH. Per September 2015

Perkembangan Reksadana Syariah Sept REKSA DANA SYARIAH. Per September 2015 REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Miliar Rp 12,000 10,000 8,000 6,000 4,000 Perkembangan Reksadana Syariah 85 10,108.49 Jumlah 100 80 60 40 2,000 20 0 2010 2011 2012 2013 2014 Sept. 2015 Reksadana

Lebih terperinci

Tabel 1.1 Data Market Timing Ability Reksa Dana Saham Tahun

Tabel 1.1 Data Market Timing Ability Reksa Dana Saham Tahun Lampiran 1 Tabel 1.1 Data Market Timing Ability Reksa Dana Saham Tahun 2010-2014 No Nama Reksa Dana Saham Market Timing Ability 2010 2011 2012 2013 2014 1 PANIN DANA PRIMA -0,011697 0,273965-0,702507-3,894074-0,957855

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. kelas aset investasi

DAFTAR TABEL. kelas aset investasi DAFTAR ISI DAFTAR TABEL XVIII DAFTAR GAMBAR XX DAFTAR LAMPIRAN XXI DAFTAR PERSAMAAN XXI DAFTAR ISTILAH XXII 1 PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Perumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 7 Manfaat Penelitian 7

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah Koperasi Jasa Keuangan Syariah Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data Tingkat Bagi Hasil

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Reksa dana yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana yang terdaftar dalam situs BAPEPAM dan IDX, perusahaan reksa dana ini menawarkan

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 26 BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 3.1. Landasan Teori 3.1.1 Pengertian Reksa Dana Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pengertian reksa dana adalah wadah

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Pengertian Reksa Dana Syariah Secara Umum reksa dana syariah dan reksa dana konvesional tidak jauh berbeda, namun secara fundamental terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada 21 Mei 2013 Bursa Efek Indonesia mengalami peristiwa penting dimana IHSG mencapai level 5.251,296 dimana level tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN BESARAN ALPHA ( α ) HASIL PERHITUNGAN INDEKS JENSEN DI PASAR MODAL INDONESIA

PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN BESARAN ALPHA ( α ) HASIL PERHITUNGAN INDEKS JENSEN DI PASAR MODAL INDONESIA 10 JURNAL EKONOMI DAN BISNIS, VOL 10, NO. 1, JUNI 2011 : 10-18 PENGUKURAN KINERJA REKSA DANA DENGAN MENGGUNAKAN BESARAN ALPHA ( α ) HASIL PERHITUNGAN INDEKS JENSEN DI PASAR MODAL INDONESIA Sabar Warsini*,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reksa dana merupakan salah satu cara berinvestasi agar bisa memenuhi kebutuhan di masa depan. Menurut Undang Undang No. 8 tentang Pasar Modal, Reksa dana adalah wadah

Lebih terperinci

JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 18, NO. 2, Agt 2017 p-issn e-issn

JURNAL EKONOMI DAN BISNIS VOLUME 18, NO. 2, Agt 2017 p-issn e-issn ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSADANA SAHAM SYARIAH DENGAN REKSADANA SAHAM KONVENSIONAL DI INDONESIA Lianti 1, Aryati 2, Nurul Ramaya 3) 1,2) Dosen Politeknik Negeri Lhokseumawe, Alumni Tata Niaga, Prodi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Menurut Hillway (1956) penelitian tidak lain dari suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Nilai Aktiva Bersih (NAB) merupakan alat ukur kinerja reksa dana. Nilai Aktiva Bersih berasal dari nilai portofolio reksa dana yang bersangkutan. Seperti kita

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi

Lebih terperinci

Perkembangan Reksadana Syariah. Reksa Dana Total. Reksa Dana Syariah. Reksa Dana Konvensional. Prosentase

Perkembangan Reksadana Syariah. Reksa Dana Total. Reksa Dana Syariah. Reksa Dana Konvensional. Prosentase REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Miliar Rp 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Reksadana Jumlah 101 120 100 80 9.303,47 60 40 20 0 jan Feb Mar Apr 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Lebih terperinci

BAB 4. ANALISIS dan BAHASAN. statistik yang telah dilakukan dan selanjutnya adalah analisis berdasarkan metode

BAB 4. ANALISIS dan BAHASAN. statistik yang telah dilakukan dan selanjutnya adalah analisis berdasarkan metode BAB 4 ANALISIS dan BAHASAN Dalam bab ini analisis akan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu analisis dari uji statistik yang telah dilakukan dan selanjutnya adalah analisis berdasarkan metode yang telah ditentukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis membahas mengenai pengolahan data-data yang berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data tersebut akan menghasilkan hasil

Lebih terperinci

Perkembangan Reksadana Syariah Jan feb. Jumlah Reksadana Syariah REKSA DANA SYARIAH

Perkembangan Reksadana Syariah Jan feb. Jumlah Reksadana Syariah REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Miliar Rp 14.000 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan dana 11.451,32 74 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Jan feb Jumlah

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Bulanan

Laporan Kinerja Bulanan CONSERVATIVE TENTANG PT SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA Sun Life Financial adalah perusahaan penyedia layanan jasa keuangan internasional terkemuka yang menyediakan berbagai macam produk dan layanan asuransi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data. Dalam pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data. Dalam pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel 57 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Data Dengan data historis yang telah tersedia pada instrumen investasi saham LQ 45 dan deposito dalam periode tahun 2013 sampai dengan 2015 kemudian dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA 14 REKSA DANA SAHAM TERBAIK PERIODE 2010

ANALISIS KINERJA 14 REKSA DANA SAHAM TERBAIK PERIODE 2010 ANALISIS KINERJA 14 REKSA DANA SAHAM TERBAIK PERIODE 2010 Yen Sun Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Bina Nusantara University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Jenis dan Sumber Data 1.1.1.Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat asosiatif karena bertujuan untuk menjelaskan pengaruh antara variabel bebas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bapepam-LK untuk tahun periode 2009 sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Bapepam-LK untuk tahun periode 2009 sampai dengan 61 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bapepam-LK untuk tahun periode 2009 sampai dengan 2011. dipilihnya BEI sebagai tempat penelitian karena Bapepam-LK merupakan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Paparan Statistika Deskriptif

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Paparan Statistika Deskriptif BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Paparan Statistika Deskriptif Data yang digunakan dalam penelitian perlu diolah lebih lanjut untuk diketahui apakah data yang ada layak digunakan dalam analisis atau tidak. Uji statistika

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA KONVENSIONAL DENGAN REKSA DANA SYARIAH DI INDONESIA. Jepryansyah Putra Syarief Fauzie Abstrack

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA KONVENSIONAL DENGAN REKSA DANA SYARIAH DI INDONESIA. Jepryansyah Putra Syarief Fauzie Abstrack ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA REKSA DANA KONVENSIONAL DENGAN REKSA DANA SYARIAH DI INDONESIA Jepryansyah Putra Syarief Fauzie Abstrack This research aims to analyze how the performance between Conventional

Lebih terperinci

ABSTRAK Kata Kunci : market timing; portfolio; stocks; excess return portfolio; reksa dana saham

ABSTRAK Kata Kunci : market timing; portfolio; stocks; excess return portfolio; reksa dana saham KATA PENGANTAR Pertama-tama penulis mengucapkan Puji dan Syukur kepada Allah SWT atas limpahan Rahmat dan Kasih Sayang-Nya, yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam menyelesaikan Tesis ini

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskripsi menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun independen

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya yield to maturity (YTM) dari obligasi negara seri fixed rate tenor 10 tahun

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Bulanan

Laporan Kinerja Bulanan CONSERVATIVE TENTANG PT SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA Sun Life Financial adalah perusahaan penyedia layanan jasa keuangan internasional terkemuka yang menyediakan berbagai macam produk dan layanan asuransi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Peneliti melakukan penelitian di Bank Indonesia yang berlokasi di Jalan M.H. Thamrin No.2 Jakarta Pusat. Waktu penelitian mulai dari November

Lebih terperinci

ABSTRAK Dalam beberapa tahun ini, perkembangan instrumen investasi di Indonesia cukup pesat terutama perkembangan instrumen investasi reksa dana. Reks

ABSTRAK Dalam beberapa tahun ini, perkembangan instrumen investasi di Indonesia cukup pesat terutama perkembangan instrumen investasi reksa dana. Reks KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat Rahmat serta karunia-nya yang telah diberikan kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis ini yang merupakan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Bulanan

Laporan Kinerja Bulanan CONSERVATIVE TENTANG PT SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA Sun Life Financial adalah perusahaan penyedia layanan jasa keuangan internasional terkemuka yang menyediakan berbagai macam produk dan layanan asuransi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas teori dasar portofolio dan teori kinerja portofolio. Secara spesifik teori kinerja portofolio ini akan digunakan pada bab bab selanjutnya untuk mengevaluasi kinerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Hasil 1. Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISA DAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran umum Reksa Dana Fortis Ekuitas Reksa Dana Fortis Ekuitas mulai efektif pada tanggal 16 Januari 2001, selaku manajer investasi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE ABSTRAK. Oleh:

ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE ABSTRAK. Oleh: ANALISIS KINERJA REKSADANA SAHAM PERIODE 2009-2011 ABSTRAK Oleh: AGNES LISDIANI NPM : 0811031019 Tlpn : 085380250699 Email : agnes_lisdiani@yahoo.com Pembimbing I : Yuliansyah, S.E., M.S.A., Ph.D., Akt

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Teori 3.1.1. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. Per 30 Maret 2012

PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH. Per 30 Maret 2012 REKSA DANA SYARIAH PERKEMBANGAN REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Per 30 Maret 2012 No Reksa Dana Syariah Jumlah Reksa Total NAB 1 16 1.187,09 2 Indeks 1 155,57 3 8 690,04 4 10 1.757,72 5 15 1.505,45

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Indonesian Stock Exchange (IDX) atau dari BEI (Bursa Efek Indonesia) dari tahun 2006 sampai dengan

Lebih terperinci

Perkembangan Reksadana Syariah. jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Reksadana Syariah NAB Reksadana Syariah

Perkembangan Reksadana Syariah. jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Reksadana Syariah NAB Reksadana Syariah REKSA DANA SYARIAH REKSA DANA SYARIAH Miliar Rp 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 Perkembangan Reksadana 9.928,47 109 Jumlah 120 100 80 60 40 20 0 jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli 2010 2011 2012 2013

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 22 22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi angka Indeks LQ45, daftar perusahaan yang masuk dalam komponen perhitungan Indeks LQ45, harga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pojok Bursa BEI yaitu dari situs resmi Bank Umum Syariah, laporan Bank

BAB III METODE PENELITIAN. Pojok Bursa BEI yaitu dari situs resmi Bank Umum Syariah, laporan Bank BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bank Umum Syariah dengan mengambil di Pojok Bursa BEI yaitu dari situs resmi Bank Umum Syariah, laporan Bank Indonesia (SEKI)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi dan sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Periode

Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Periode 1 Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham Periode 2013-2015 Zahrina 1, Lili Syafitri 2, Ricardo Parlindungan 3 Jurusan Manajemen STIE Multi Data Palembang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Size

Lebih terperinci

USD FIXED INCOME FUND

USD FIXED INCOME FUND Feb-14 Mar-14 LAPORAN USD FIXED INCOME FUND keahlian dalam mengidentifikasi kondisi ekonomi dan pergerakan investasi untuk menghasilkan hasil investasi yang kompetitif melalui berbagai macam instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan Pendekatan yang dilakukan dalam penilitian ini yaitu pendekatan kuantitatif. 2. Variable Penelitian a. Variabel X (variabel Independent/bebas)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT. Bank Central Asia, Tbk merupakan salah satu bank go public di Indonesia, yang secara periodik wajib menyampaikan laporan keuangannya. Pengukuran kinerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum dan Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari faktor-faktor ekonomi makro seperti Interest Rate dan Foreign Exchange Rate selain itu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode penelitian ini mencakup data tahun 2013 2015 dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh inflasi di Indonesia, suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia), dan kurs rupiah terhadap dolar Amerika terhadap Indeks Harga

Lebih terperinci