BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Peralatan Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api.

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat

Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3,

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

1. Proses Normalisasi

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED)

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM

Makalah Bidang Daya dan Mesin Pertanian ISSN KAJIAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI PENGOLAHAN TANAH PADA BUDIDAYA TEBU LAHAN KERING.

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PROSES PEMANENAN DENGAN MODEL LOGISTIK STUDI KASUS PADA PTP. NUSANTARA IX

Reduksi data gravitasi

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH


ATMOSFER HIDROSTATIS DIATAS WATUKOSEK DARI DATA TEKANAN VERTIKAL TAHUN 2009

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf

RANCANG BANGUN SCREW FEEDER SEBAGAI PERANGKAT DUKUNG PELEBURAN KONSENTRAT ZIRKON

Muatan Bergerak. Muatan hidup yang bergerak dari satu ujung ke ujung lain pada suatu

Evika Sandi Savitri. Staf Pengajar Jurusan Biologi, Fakultas Sains & Teknologi, UIN Maliki Malang ABSTRAK

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990).

INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN

Presentasi 2. Isi: Solusi Persamaan Diferensial pada Saluran Transmisi

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS

Pengkajian Pengembangan Model Pabrikasi Pupuk Organik..., Agus Ruswandi

ANALISIS STABILITAS DAN ADAPTABILITAS GALUR PADI DATARAN TINGGI DI LIMA LINGKUNGAN

BAB II LANDASAN TEORI

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang

Pembahasan Soal. Pak Anang SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Disusun Oleh :

KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA

3. PEMODELAN SISTEM. Data yang diperoleh pada saat survey di lokasi potensi tersebut adalah sebagai berikut :

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P.

Pengaruh Rasio Tinggi Blok Tegangan Tekan Dan Tinggi Efektif Terhadap Lentur Balok Bertulangan Tunggal

TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN WAKTU PENGGORENGAN KERIPIK SOSIS AYAM

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL

Analisis Rangkaian Listrik

1 e ABSTRAK. atribut biaya perjalanan adalah P BMlg = 0, ΔX1 Bsby =1- P BMlg, probability model, P BSby= 1- P BMlg, model

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI

IV. METODOLOGI PENELITIAN. data sekunder dari berbagai instansi yang diperlukan, yang dilaksanakan pada

PENURUNAN KADAR TIMBAL(II) MENGGUNAKAN ZEOLIT-X SINTETIS DARI BATU PADAS

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone

Gambar IV.6. Gambaran kontur bidang sesar yang menggambarkan bentuk ramp-flat-ramp pada border fault di Sub-cekungan Kiri.

BAB 2 LANDASAN TEORI

KAJIAN AWAL MEKANISME REAKSI ELEKTROLISIS NaCl MENJADI NaClO 4 UNTUK MENENTUKAN TAHAPAN REAKSI YANG EFEKTIF DARI PROSES ELEKTROLISIS NaCl

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fungsi dari faktor produksi adalah fungsi dari modal (capital) dan tenaga kerja

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIKA GEOMETRIS

EVALUASI DAYA GABUNG PERSILANGAN JAGUNG DENGAN METODE DIALLEL

PERKEMBANGAN TEORI ATOM & PENEMUAN PROTON, NEUTRON, ELEKTRON. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

ROKET AIR SMA NEGERI 21 MAKASSAR

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma

BUKU LULUSAN JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

ANALISIS PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS-PRISM

KESETIMBANGAN ADSORPSI KADMIUM (Cd) DENGAN ADSORBEN ABU SEKAM PADI

Penggunaan Algoritma RSA dengan Metode The Sieve of Eratosthenes dalam Enkripsi dan Deskripsi Pengiriman

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BIAStatistics (2016) Vol. 10, No. 1, hal PENDAHULUAN

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern

REGRESI LINEAR & KORELASI. Elty Sarvia, ST., MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung REGRESI

BAB 2 DISTRIBUSI INDUK DAN DISTRIBUSI SAMPEL

ANALISIS KETERSEDIAAN PENGGUNA JASA DALAM MEMBAYAR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS : KOPAJA P20 JURUSAN SENEN LEBAK BULUS)

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I

WORKSHOP KREATIVITAS ALAT PERAGA PENDIDIKAN EDUKATIF IPA-MATEMATIKA

UJI PERFORMANCE MEJA GETAR SATU DERAJAT KEBEBASAN DENGAN METODE STFT

ALAT-ALAT SAMBUNG MEKANIS PADA KAYU: PAKU DAN BAUT OLEH: EVALINA HERAWATI, S.Hut, M.Si NIP

PENGARUH SEGMEN BOTTLENECK SISTEMATIK TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS (STUDI KASUS: JL. JAMIN GINTING KM 14.5)

Materike April 2014

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Penerapan Model Pada Studi Kasus. DAS Citarum Hulu

Vol.15 No.2. Agustus 2013 Jurnal Momentum ISSN : X

DIANDRA PARAMITA TIMUR

BAB 2 LANDASAN TEORI

Materi ke - 6. Penggunaan Integral Tak Tentu. 30 Maret 2015

ANALISA NILAI SIMPANGAN HORIZONTAL (DRIFT) PADA STRUKTUR TAHAN GEMPA MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING EKSENTRIK TYPE BRACED V

PENGARUH CAR, NPF, FDR, BOPO, DAN GWM TERHADAP LABA PERUSAHAAN (ROA) PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE

POTENSI SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH DENGAN METODE DYNAMIC LOCATION QUOTIENT VERSI BANK DUNIA Oleh: Endang Setiasih 1)

PENGARUH MODEL ROLE PLAYING BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL BALI TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III

PENERAPAN SISTEM TDM PADA SISTEM ALARM KEAMANAN GEDUNG

Debuging Program dengan EasyCase

PEMILIHAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI TPA BURANGKENG KABUPATEN BEKASI

BAB V DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT

Transkripsi:

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tmpat Pnlitian Pnlitian dimulai pada awal bulan Sptmbr 2002 hingga akhir bulan Januari 2004. Lokasi pnlitian di kbun tbu lahan kring milik PT Gula Putih Mataram, Lampung Tngah. Laboratorium pnlitian di Laboratorium Tanah dan Tanaman (Soil and Plant Laboratory) PT Gula Putih Mataram, Lampung Tngah, dan di Laboratorium Fisika-Mkanika Tanah, Dpartmn Tknik Prtanian, Fakultas Tknologi Prtanian, Institut Prtanian Bogor, Darmaga, Bogor. Aral kbun tbu yang digunakan untuk pnlitian brbntuk mpat prsgi panjang sluas 8.50 ha, dan brlokasi di 76TU40, Blok 48, Rayon I, PT Gula Putih Mataram, Lampung Tngah. Pta aral kbun trsbut dapat dilihat dalam Lampiran 1. Bahan dan Pralatan Pnlitian Bahan-bahan untuk pnlitian trdiri atas: 1 Bibit-bibit tbu varitas TC-9 (Tbu Cuping-9) brasal dari Malaysia 2 Sampl tanah dari kbun tbu lahan kring 3 Sampl akar-akar tbu untuk diukur bobot kringnya 4 Sampl batang-batang tbu untuk diukur kadar gulanya 5 Sampl biomassa gulma untuk diukur bobot kringnya 6 Hrbisida untuk pr-mrgnc dan post-mrgnc hrbiciding (Gulmaron, DMA, 24-Diamin, Amxon-3, Hrbatox, dan Sunfit) 7 Insktisida (Furadan) 8 Pupuk (ura dan stillag). Pralatan, instrumn, dan msin, yang digunakan untuk pngukuran di dalam laboratorium dan di lapangan, disajikan pada Tabl 5. Pralatan untuk analisis atau pngolahan data trdiri atas kalkulator dan komputr.

45 Tabl 5 Pralatan, instrumn, dan msin untuk pnlitian Pralatan, instrumn, dan msin untuk pngukuran Di laboratorium Satu st pralatan untuk analisis tkstur tanah Glas kaca s datar, prmukaan halus, ukuran 30 x 40 cm 2 Ayakan 0.42 mm, msh no. 35, mrk O.S.K. Ayakan 4.76 mm, msh no. 4, mrk O.S.K. Standard Casagranda, KM No. 708 (Standar JIS A 1205-1980) Timbangan lktronik, mrk AND, modl F-300, kapasitas 310 g, ktlitian 0.001 g Timbangan lktronik, mrk AND, modl EP-12KB, kapasitas 12 kg, ktlitian 0.0001 g Mold 10 cm, volum 1 litr Di lapangan Bajak subsoilr, tip straight shank, 2 bottom 1) Bajak singkal, mrk Dowdswll, modl DP-5, 2 bottom 1) Bajak piring standar, mrk C.M.T., modl MTD 1500, 3 bottom 1) Garu piring 2 gang, mrk Baldan, modl CSRG-28, 28 bottom 1) Kair (furrowr), mrk Huard, modl SO-270, 3 bottom 1) Traktor roda mpat, mrk Fiat, modl Fiatagri-Nw Holland 140-90 Turbo 4 WD, 140 hp, 7140 kg 2) Traktor roda mpat, mrk John Dr, modl JD 6205-4 WD, 100 hp, 3950 kg 2) Ring-ring sampl, mrk Eijklkamp Bas plat dan collar, 10 cm Pntromtr, modl 06.01 St A, mrk Eijklkamp, Ramr 2.5 kg Ovn dan dsikator Satu st pralatan untuk mngukur kadar gula tbu Glas ukur 200 ml Thrmomtr Watrbath Timbangan brat, kapasitas 25 kg Mtrn gulung 5 m dan 50 m Pncatat waktu (stopwatch) Cangkul, garpu tanah 30x30 cm 2, gunting akar, dan plastik-plastik Jangka sorong dan busur drajat Glas ukur 1000 ml dan thrmomtr Kamra foto Timbangan gantung, kapasitas 15 kg 1) 2) Spsifikasi lngkap dapat dilihat pada Lampiran 2 Spsifikasi lngkap dapat dilihat pada Lampiran 3

46 Mtod Pnlitian Rancangan pnlitian untuk mnntukan mtod pngolahan tanah optimum pada budidaya tbu lahan kring dapat dilihat dalam Gambar 14. Bagan rancangan pnlitian dalam Gambar 14 trsbut skaligus digunakan untuk analisis data pnlitian, dan mrupakan pnjabaran alur pikir pnntuan mtod pngolahan tanah optimum pada budidaya tbu lahan kring. Pnlitian dilaksanakan di dua aral kbun, yaitu di aral kbun I dan di aral kbun II. Di aral kbun I dibrikan nam prlakuan kpadatan tanah, sdangkan di aral kbun II dibrikan nam prlakuan mtod pngolahan tanah. Prtumbuhan dan produksi tbu diukur di aral kbun I dan II, yaitu mulai dari bibit tbu ditanam hingga mnjlang pann (tbang tbu), dan ditruskan hingga umur tbu kprasan (ratoon) 6 bulan. Di aral kbun II dilakukan pngukuran unjuk krja alat dan msin pngolahan tanah. Di aral kbun I dan II dilakukan pngukuran dan uji homognitas kondisi sifat fisik-mkanik -kimia tanah awal sblum diolah. Diharapkan kondisi awal tanah trsbut adalah homogn shingga pngaruh kondisi sifat fisik-mkanikkimia tanah awal di aral kbun I dan II adalah sragam. Pngolahan tanah yang dilakukan di aral kbun I dan II trdiri atas: 1 Sub: pmbajakan tanah dalam mnggunakan bajak subsoilr (subsoiling), 2 DP : pmbajakan tanah mnggunakan bajak piring (disk plowing), 3 MP: pmbajakan tanah mnggunakan bajak singkal (moldboard plowing), 4 DH: pnggaruan tanah mnggunakan garu piring (disk harrowing), dan 5 Fur : pngkairan tanah mnggunakan alat kair (furrowing). Mtod pngolahan tanah yang diaplikasikan di aral kbun I adalah Sub- DP1-DP2-DH1-DH2-Fur. Enam prlakuan kpadatan tanah sblum furrowing ditrapkan dngan cara dilintasi roda traktor FIAT (140 hp, 7140 kg) yang trbagi k dalam nam subplot, yaitu: 1 Subplot A: Kpadatan A (kpadatan dari hasil 0 kali lintasan roda traktor) 2 Subplot B : Kpadatan B (kpadatan dari hasil 1 kali lintasan roda traktor) 3 Subplot C : Kpadatan C (kpadatan dari hasil 2 kali lintasan roda traktor) 4 Subplot D: Kpadatan D (kpadatan dari hasil 4 kali lintasan roda traktor) 5 Subplot E : Kpadatan E (kpadatan dari hasil 6 kali lintasan roda traktor) 6 Subplot F : Kpadatan F (kpadatan dari hasil 8 kali lintasan roda traktor).

47 Prsaingan Tumbuh Pnutupan dan Bobot Kring Biomassa Gulma Tinggi Batang Pross Intraksi dngan Lingkungan Tumbuh Jumlah Tunas Tbu Muncul Prtumbuhan Tanaman Tbu Prtumbuhan Batang Tbu Batang Rbah Diamtr Batang Iklim Struktur Tanah Ssaat Bibitbibit tbu Prkmbangan Akar Tbu Panjang dan Bobot Kring Akar Tbu Jumlah Anakan Variasi Dnsitas dan Tahanan Pntrasi Tanah Uji homognitas kondisi sifat fisik-mkanikkimia tanah sblum diolah 6 Mtod Pngolahan Tanah Unjuk krja alat dan msin pngolah tanah Kapasitas Lapang Efktif (ha/jam) Waktu Oprasi Pngolahan Tanah (jam/ha) 6 Kpadatan Tanah Aral Kbun I Aral Kbun II Konsumsi Bahan Bakar (litr/jam) Kadar Gula Tbu Rndmn Giling (%) Bobot Batang Tbu Pann Produktivitas Tbu (ton/ha) Jumlah Batang Tbu Luas Tanam (ha) Harga Bahan Bakar (Rp/litr) Konsumsi Bahan Bakar pr satuan Luas Tanah Trolah (litr/ha) Harga Gula (Rp/kg) Produktivitas Gula (ton/ha) Dnsitas dan Tahanan Pntrasi Tanah Optimum Produksi Tbu (ton) Pnrimaan Hasil Pnjualan Gula (Rp/ha) Mtod Pngolahan Tanah Efktif Kuntungan Smntara Bagi Pabrik Gula (Rp/ha) Biaya Konsumsi Bahan Bakar (Rp/ha) Mtod Pngolahan Tanah Efisin METODE PENGOLAHAN TANAH OPTIMUM Gambar 14 Bagan rancangan pnlitian untuk mnntukan mtod pngolahan tanah optimum pada budidaya tbu lahan kring

48 Enam prlakuan mtod pngolahan tanah yang ditrapkan di aral kbun II trbagi k dalam nam plot, yaitu: 1 Plot 1: Mtod 1 (Sub-DP-DH-Fur) 2 Plot 2: Mtod 2 (Sub-MP-DH-Fur) 3 Plot 3: Mtod 3 (Sub-DH1-DP-DH2-Fur) 4 Plot 4: Mtod 4 (Sub-DH1-MP-DH2-Fur) 5 Plot 5: Mtod 5 (Sub-DP1-DH1-DP2-DH2-Fur) 6 Plot 6: Mtod 6 (Sub-MP1-DH1-MP2-DH2-Fur). Enam prlakuan kpadatan tanah yang diaplikasikan di aral kbun I dan nam prlakuan mtod pngolahan tanah yang diaplikasikan di aral kbun II akan mnghasilkan variasi nam kondisi sifat fisik-mkanik tanah (dnsitas dan tahanan pntrasi tanah) pada stiap aral kbun trsbut. Variasi dnsitas (DST) dan tahanan pntrasi tanah (TPT) trsbut mrupakan gambaran struktur tanah ssaat hasil pngolahan tanah untuk prtumbuhan awal tanaman dan skaligus untuk mnjalankan pross intraksi dngan lingkungan (iklim) mnuju pross prtumbuhan tanaman sampai dngan pross produksi. Hasil pross intraksi dngan lingkungan tumbuh trsbut ditandai dngan munculnya tunas-tunas tbu dalam jumlah trtntu (JTM) dan mulai muncul pula prsaingan tumbuh dngan gulma di skitar tbu trsbut. Tunas-tunas tbu yang muncul trsbut mngawali prtumbuhan tanaman, dimana slama masa prtumbuhannya dipngaruhi olh bsar pnutupan (PGT) dan bobot kring biomassa gulma (BBG). Prtumbuhan tanaman tbu dapat dinilai dari prkmbangan akar dan prtumbuhan batang tbu. Prkmbangan akar tbu, brupa panjang (PAT) dan bobot kring akar (BKA), mmpngaruhi prtumbuhan batang tbu, karna akar-akar tbu brpranan dalam mnsuplai air dan nutrisi (zat-zat hara) dari dalam tanah k batang. Prtumbuhan batang tbu ditunjukkan olh smakin bsar diamtr (DBT) dan smakin tinggi batang tbu (TBT), dan slama prtumbuhan trsbut akan muncul anakan-anakan tbu. Pada masa prtumbuhan tbu bisa trjadi batang-batang tbu rbah akibat pngaruh kondisi fisik-mkanik tanah, iklim, atau varitas tbu trsbut. Jumlah anakan tbu (JAT) mnntukan banyaknya (jumlah) batang tbu yang akan dipann atau ditbang. Jumlah batang tbu yang banyak, tinggi, dan brdiamtr bsar ktika dipann akan mnghasilkan bobot

49 batang tbu yang bsar pula, shingga akan diprolh bobot batang tbu pann pr hktar luas kbun (produktivitas tbu) yang bsar. Krbahan batang tbu (PTR) lbih banyak brpngaruh trhadap brkurangnya pross asimilasi dngan sinar matahari shingga batang tbu mnjadi pndk dan brdiamtr kcil. Pada saat tbu pann digiling maka dapat dihitung kadar gula tbu trsbut dan untuk slanjutnya dapat dihitung rndmn gilingnya dalam satuan prsn (%). Rndmn giling (RGT) dan produktivitas tbu akan mnntukan bobot kristal gula pasir yang dihasilkan dalam satuan bobot kristal gula pasir pr hktar luas pann tbu (produktivitas gula). Smakin tinggi rndmn dan produktivitas tbu akan dihasilkan produktivitas gula yang smakin bsar. Produktivitas tbu dan gula yang tinggi mnunjukkan bahwa tindakan budidaya tbu trsbut, trutama dalam mnghasilkan kondisi sifat fisik-mkanik tanah hasil pngolahan tanah (DST dan TPT), adalah cocok atau ssuai. Dngan dmikian, DST dan TPT optimum dapat ditntukan brdasarkan produktivitas tbu dan gula trtinggi (maksimum). Produktivitas gula (ton/ha) dikalikan dngan harga gula (Rp/kg) akan mnghasilkan pnrimaan hasil pnjualan gula (PHG) dalam satuan Rp/ha. PHG mrupakan hasil akhir pnilaian trhadap bsaran (kuantitas) hasil pngolahan tanah fktif, shingga hasil pngolahan tanah dikatakan smakin fktif apabila PHG yang diprolh smakin bsar. Hasil unjuk krja alat dan msin pngolahan tanah di aral kbun II digunakan untuk mngukur dan mnghitung bsarnya kapasitas lapang fktif (KLE) dan konsumsi bahan bakar (KBB). KLE yang tinggi akan mnybabkan waktu oprasi pngolahan tanah (WPT) yang singkat dan luas lahan trolah yang bsar, shingga diprolh luas tanam yang bsar dalam kurun waktu trsdia untuk pngolahan tanah yang trtntu. Luas tanam yang bsar akan mngakibatkan jumlah batang tbu yang bsar shingga diprolh produksi tbu yang tinggi. KBB (litr/jam) dikalikan dngan WPT (jam/ha) akan mnghasilkan konsumsi bahan bakar pr satuan luas tanah trolah (KBL) dalam satuan litr/ha. KBL dikalikan dngan harga bahan bakar (Rp/litr) akan diprolh biaya konsumsi bahan bakar (BKB) dalam satuan Rp/ha.

50 BKB (Rp/ha) mrupakan hasil akhir pnilaian trhadap kuantitas hasil pngolahan tanah fisin. Pngolahan tanah dikatakan smakin fisin apabila BKB yang diprolh smakin kcil. Slisih antara PHG dan BKB mrupakan kuntungan smntara yang diprolh pabrik gula (KPG) dalam satuan Rp/ha, dimana biasanya faktor-faktor biaya produksi lainnya sprti biaya pmliharaan tanaman dan biaya pann adalah ttap untuk stiap hktar luas tanam dan luas pann. KPG yang diprolh trsbut blum dikurangi dngan biaya-biaya produksi lainnya, shingga mrupakan kuntungan smntara yang bisa diprolh pabrik gula dngan faktor biaya tunggal brupa BKB. Dngan dmikian, sbnarnya KPG hanya mrupakan angka pmbanding bagi 6 prlakuan mtod pngolahan tanah agar dapat ditntukan mtod pngolahan tanah optimum. Pnntuan mtod pngolahan tanah paling optimum mngacu kpada hasil pngolahan tanah paling fktif dan paling fisin, yaitu ditntukan brdasarkan nilai KPG trbsar. Tindakan budidaya tbu lahan kring dilakukan scara sragam untuk sluruh subplot dan plot, trutama pada saat pmliharaan tanaman. Pmupukan prtama dibrikan pada saat stlah pngolahan tanah sblum tanam bibit tbu, sdangkan pmupukan kdua pada 15 hari stlah tanam. Pupuk ura dngan dosis 125 kg/ha dibrikan pada saat pmupukan prtama dan kdua mnggunakan alat pmupuk (aplikator) yang ditarik traktor. Pmupukan untuk tbu ratoon pada 15 hari stlah tbang mnggunakan 250 kg ura/ha + 20000 litr stillag/ha. Pnymprotan hrbisida mnggunakan boom sprayr dibrikan pada sbagian bsar aral kbun pada 7 hari stlah tanam (pr-mrgnc) pada saat tunas-tunas tbu muncul k prmukaan tanah. Hrbisida yang dibrikan trdiri atas 2 kg Gulmaron/ha + 1.5 litr DMA/ha. Pmbrian hrbisida pada tbu ratoon 21 hari stlah tbang (pr-mrgnc) mnggunakan 2.5 kg Gulmaron/ha + 1.5 litr 24- Diamin/ha, dan pada 2 bulan stlah tbang (post-mrgnc) mnggunakan 3 litr Amxon-3/ha + 2.25 litr 24-Diamin/ha + 0.5 litr Hrbatox/ha + 0.5 litr Sunfit/ha. Pada umur tbu ratoon 50 hari stlah tbang dilakukan pmbrantasan hama pnggrk mnggunakan 30 kg Furadan/ha. Di aral kbun untuk pnlitian tidak dilakukan pmbumbunan dan pmutusan akar-akar tbu kprasan (ratoon) yang prtama.

51 Aral kbun I brukuran 185 m x 50 m = 0.925 ha, trbagi mnjadi 6 luasan (subplot) untuk pnrapan 6 prlakuan kpadatan tanah. Olh karna trdapat aplikasi hrbisida maka dibagi lagi mnjadi 4 luasan, dimana 1 luasan (Non-H) digunakan untuk pngamatan dan pngukuran tanpa aplikasi hrbisida dan 3 luasan (H-1, H-2, dan H-3) untuk ulangan pngamatan dan pngukuran yang mndapat aplikasi hrbisida. Adapun pnntuan lokasi untuk pngambilan data-data pnlitian di aral kbun I dapat dilihat dalam Gambar 15. U 50 185 (a) H-3 H-2 H-1 Non-H 45 45 45 50 Kpadatan A Kpadatan B Kpadatan C Kpadatan D Kpadatan E Kpadatan F Satuan : m 8.3 50 185 (b) Satuan : m Gambar 15 Pnntuan lokasi titik -titik pngambilan sampl () di aral kbun I pada saat: sblum pngolahan tanah (a), dan ssudah pngolahan tanah (b)

52 Aral kbun II brukuran 445 m x 185 m = 8.2325 ha, trbagi mnjadi 6 plot (185 m x 70 m tiap plot) untuk aplikasi 6 prlakuan mtod pngolahan tanah. Stiap plot dibagi lagi mnjadi 9 luasan (subplot), dimana 3 subplot di tngah (Non-H1, Non-H2, dan Non-H3) untuk tanpa aplikasi hrbisida dan 6 luasan di samping (H-U1, H-U2, H-U3, H-S1, H-S2, dan H-S3) untuk aplikasi hrbisida. Adapun pnntuan lokasi pngambilan data-data pnlitian di aral kbun II dapat dilihat dalam Gambar 16 dan Gambar 17. Mtod 1 70 U 5 Mtod 2 Mtod 3 445 Mtod 4 Mtod 5 Mtod 6 185 Satuan : m Gambar 16 Pnntuan lokasi titik -titik pngambilan sampl () di aral kbun II pada saat sblum pngolahan tanah

53 Gambar 17 Pnntuan lokasi titik -titik pngambilan sampl () di aral kbun II pada saat ssudah pngolahan tanah Titik 2 Titik 1 Titik 3 185 M t o d 1 Subplot H-U Subplot H-S Subplot Non-H 1.30 70 34.35 34.35 445 Satuan : m U M t o d 2 M t o d 3 M t o d 4 M t o d 5 M t o d 6

54 Data-data yang diprolh dalam pnlitian ini trdiri atas data primr, data skundr, dan data hasil wawancara. Data-data trsbut digunakan untuk mnntukan variabl-variabl pnlitian. Data primr yaitu data yang diprolh dari hasil pngukuran dan atau pngamatan langsung. Data skundr yaitu data yang diprolh dari hasil pngukuran dan atau pngamatan tidak langsung. Data hasil wawancara (prsonal communication) mrupakan data hasil konsultasi dngan ahli atau pakar budidaya tbu lahan kring. Adapun ktiga macam data trsbut disajikan pada Tabl 6. Tabl 6 Data-data primr, skundr, dan hasil wawancara yang digunakan dalam pnlitian No. Data primr Data skundr Data hasil wawancara 1 Sifat fisik -mkanik-kimia tanah 2 Unjuk krja alat dan msin pngolah tanah 3 Prtumbuhan tbu dan gulma 4 Produktivitas tbu dan gula 5 Srangan hama dan pnyakit tanaman tbu Jnis tanah Iklim dan gografi lokasi pnlitian Spsifikasi alat dan msin pngolah tanah Pta topografi lokasi pnlitian Potnsi bibit tbu varitas TC-9 Jadwal saat pngukuran banyaknya tunas tbu muncul Jadwal saat pann (tbang tbu) Pada Tabl 7 ditunjukkan variabl-variabl pnlitian yang digunakan untuk mnntukan sifat fisik -mkanik-kimia tanah, unjuk krja alat dan msin pngolahan tanah, prtumbuhan tbu dan gulma, srta produktivitas tbu dan gula. Di dalam Tabl 7 trsbut disisipkan variabl (pubah) pnlitian yang diprolh dari hasil prhitungan.

55 Tabl 7 Variabl (pubah) yang digunakan dalam pnlitian No. Variabl sifat fisik-mkanik - kimia tanah Variabl unjuk krja alat dan msin pngolah tanah Variabl prtumbuhan tbu dan gulma Variabl produktivitas tbu dan gula 1 Tkstur Luas tanah trolah (A) 2 Kadar air (KAT) Waktu lapang total (t) 3 Dnsitas (DST) Kapasitas lapang fktif (KLE) 4 Porositas (PST) Waktu pngolahan tanah (WPT) Jumlah tunas tbu muncul pr satuan waktu trtntu (JTM) Panjang akar tbu (PAT) Bobot kring akar tbu (BKA) Jumlah anakan tbu (JAT) Produktivitas tbu sampling (PTS) Rndmn giling tbu (RGT) Produktivitas gula sampling (PGS) - 5 Tahanan pntrasi (TPT) Konsumsi bahan bakar (KBB) Tinggi batang tbu (TBT) - 6 Konsistnsi (batas cair, batas plastik, dan indks plastisitas) Konsumsi bahan bakar pr satuan luas tanah trolah (KBL) Diamtr batang tbu (DBT) - 7 Karaktristik pmadatan (uji Proctor) 8 Drajat kasaman (ph) 9 Kandungan unsur hara N (%N) - Prosntas batang tbu rbah (PTR) - Pnutupan gulma tbu (PGT) - Bobot kring biomassa gulma tbu (BBG) - - - 10 Kandungan unsur hara P (P trsdia) 11 Kandungan unsur hara K (KTK K + ) - - - - - -

56 Variabl-variabl sifat fisik-mkanik -kimia tanah diukur pada kdalaman tanah, jumlah titik pngukuran, dan lokasi pngambilan sampl yang trtntu, srta pada saat sblum dan ssudah dilakukan pngolahan tanah, sprti ditunjukkan pada Tabl 8. Tabl 8 Kdalaman tanah dan jumlah titik pngukuran, srta lokasi pngambilan sampl untuk mnntukan sifat fisik-mkanik-kimia tanah pada saat sblum dan ssudah dilakukan pngolahan tanah Variabl pnlitian Kdalaman tanah (cm) Jumlah titik pngukuran Lokasi pngambilan sampl Pada saat sblum dilakukan pngolahan tanah: 1 Tkstur 0-30 dan 30-60 3 titik/plot Aral kbun I dan II 2 Kadar air, dnsitas, dan porositas 0-10, 10-20, dan 20-30 3 titik/plot Aral kbun I dan II 3 Tahanan pntrasi Hingga 50, pada stiap intrval 5 3 titik/plot Aral kbun I dan II 4 Konsistnsi dan karaktristik pmadatan tanah 0-30 dan 30-60 1 titik hasil pncampuran smua plot Aral kbun I + II 5 Kandungan N, P, K, dan ph 0-30 dan 30-60 3 titik/plot Aral kbun I dan II Pada saat ssudah dilakukan pngolahan tanah: 1 Kadar air, dnsitas, dan porositas 0-10, 10-20, dan 20-30 4 titik/subplot di dkat rumpun tbu Aral kbun I dan II 2 Tahanan pntrasi Hingga 50, pada stiap intrval 5 1 titik/subplot di dkat rumpun tbu Aral kbun I dan II 3 Kandungan N, P, K, dan ph 0-10, 10-20, dan 20-30 1 titik hasil pncampuran smua plot Aral kbun II Pada saat pngolahan tanah di aral kbun I dan II digunakan pola pngolahan tanah spiral (ovrlapping altration) dan hadland from cntr. Pola ovrlapping altration digunakan pada saat dilakukan pmbajakan tanah dalam mnggunakan bajak subsoilr (subsoiling). Pola hadland from cntr digunakan

57 pada saat dilakukan pmbajakan tanah mnggunakan bajak piring (disk plowing) dan bajak singkal (moldboard plowing), pnggaruan tanah mnggunakan garu piring (disk harrowing), dan pmbuatan alur tanam atau kairan (furrowing). Pad a Gambar 18 dan Gambar 19 dapat dilihat kdua pola trsbut. 1 MULAI 3 2 5 4 U DAN SETERUSNYA Gambar 18 Pola ovrlapping altration pada kgiatan pngolahan tanah DAN SETERUSNYA 4 2 1 3 5 U MULAI Gambar 19 Pola hadland from cntr pada kgiatan pngolahan tanah Pada saat ssudah pngolahan tanah, pngukuran dan pngamatan sifat fisik-mkanik-kimia tanah srta prtumbuhan tbu dan gulma dilakukan pada ara yang dihrbisida dan tidak dihrbisida pada umur tbu 0.5, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 8, dan 9 bulan stlah tanam, srta tbu kprasan (ratoon) pada umur 1, 3, dan 6 bulan. Pngukuran produktivitas tbu dilakukan pada saat umur tbu 9 bulan stlah tanam dan pada saat umur tbu ratoon 6 bulan.

58 Prosdur Pngukuran Variabl Pnlitian Prosdur pngukuran variabl-variabl untuk mnntukan sifat fisikmkanik tanah, unjuk krja alat dan msin pngolah tanah, prtumbuhan tbu dan gulma, srta produktivitas tbu dan gula, yang digunakan dalam pnlitian ini, disajikan pada Lampiran 4 hingga Lampiran 7. Produktivitas tbu sampling (PTS) dihitung brdasarkan prosdur pngukuran PTS dalam Lampiran 7. Olh karna PTS ditntukan dngan cara pngambilan contoh (sampling) maka prsamaan (8) untuk mnghitung PTS diuraikan shingga diprolh prsamaan (9) yang mrupakan prsamaan untuk mnghitung PTS brdasarkan data-data aktual di lapangan. PTS = 10 * TBB / LAK. (8) dimana PTS = produktivitas tbu sampling, ton/ha 10 = faktor konvrsi (1 kg/m 2 = 10 ton/ha) TBB = total bobot batang, kg = (TBS / PJS) * TPR TBS = total bobot batang tbu sampling, kg PJS = panjang sampling, m TPR = total panjang alur tanam (row), m = PJA * LBA / JAR PJA = panjang aral kbun, m LBA = lbar aral kbun, m JAR = jarak antar alur tanam, m LAK = luas aral kbun, m 2 = PJA * LBA PTS = 10 * TBS / (PJS * JAR).. (9)

59 Analisis Data Pnlitian Analisis data dilakukan untuk data-data hasil pnlitian di subplot-subplot yang tidak dihrbisida, baik di aral kbun I maupun di aral kbun II. Hal ini dimaksudkan untuk mngantisipas i pngaruh kmungkinan ktidaksragaman pmbrian hrbisida, shingga diharapkan variasi hasil pnlitian yang diprolh diakibatkan olh prlakuan yang ditrapkan. Data sifat fisik-mkanik tanah, brupa kadar air (KAT), dnsitas (DST), porositas (PST), dan tahanan pntrasi tanah (TPT), yang digunakan dalam analisis adalah nilai rata-rata pada kdalaman 0-30 cm. Data sifat fisik-mkanik tanah hasil pngolahan tanah adalah stlah dilakukan pngkairan (furrowing) sblum dilakukan pnanaman bibit-bibit tbu. Data trsbut digunakan untuk mnntukan hubungan antara intnsitas pngolahan tanah dan variabl sifat fisikmkanik tanah hasil pngolahan tanah, srta variabl prtumbuhan dan produksi tbu. Hubungan antara variabl sifat fisik-mkanik tanah hasil pngolahan tanah (DST dan TPT) dngan variabl prtumbuhan dan produksi tbu (JTM, PAT, BKA, JAT, TBT, DBT, PTS, RGT, dan PGS) ditunjukkan dalam bntuk kurva hubungan antar variabl, shingga dapat ditntukan hubungan kausalitas antar variabl trsbut. Dngan mnggunakan kurva-kurva trsbut akan dapat ditntukan bsarnya nilai variabl DST dan TPT yang mmbrikan nilai variabl prtumbuhan dan produksi tbu yang minimum dan maksimum, shingga dapat ditntukan DST dan TPT optimum. Mtod pngolahan tanah fktif dapat ditntukan brdasarkan hasil prtumbuhan dan produksi tbu maksimum, ttapi prtumbuhan gulma (PGT dan BBG) minimum. Mtod pngolahan tanah dikatakan optimum apabila mtod pngolahan tanahnya fktif dan fisin. Mtod pngolahan tanah fisin trcapai apabila kapasitas lapang fktif (KLE) tinggi, atau waktu oprasi pngolahan tanah (WPT) rndah, dan konsumsi bahan bakar pr satuan luas tanah trolah (KBL) rndah. Dngan dmikian, dapat dikatakan bahwa mtod pngolahan tanah akan smakin optimum apabila mtod pngolahan tanahnya smakin fktif dan fisin, yaitu apabila nilai variabl prtumbuhan dan produksi tbu smakin bsar, ttapi nilai variabl prtumbuhan gulma, waktu oprasi pngolahan tanah, dan biaya oprasi pngolahan tanahnya smakin kcil.

60 Tolok ukur (indikator) akhir dari mtod pngolahan tanah fktif adalah bsaran (kuantitas) pnrimaan hasil pnjualan gula (PHG) dalam satuan Rp/ha, sdangkan indikator akhir dari mtod pngolahan tanah fisin adalah kuantitas biaya oprasi pngolahan tanah (BPT) dalam satuan Rp/ha. Mtod pngolahan tanah akan smakin optimum apabila PHG yang diprolh smakin bsar, ttapi BPT yang diprolh smakin kcil. PHG akan smakin bsar apabila mtod pngolahan tanahnya smakin fktif, yaitu apabila produktivitas gulanya smakin bsar. BPT akan smakin kcil apabila mtod pngolahan tanahnya smakin fisin, yaitu apabila konsumsi bahan bakar pr satuan luas tanah trolah (KBL) yang dihasilkan smakin kcil.