MODEL KARAKTERISTIK VARIASI HARIAN KOMPONEN H STASIUN GEOMAGNET BIAK DAN TANGERANG

dokumen-dokumen yang mirip
Studi Model Variasi Harian Komponen H Berdasarkan Pola Hari Tenang

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di kelas X SMA Muhammadiyah 1 Pekanbaru. semester ganjil tahun ajaran 2013/2014.

BAB 2 LANDASAN TEORI

REGRESI LINIER DAN KORELASI. Variabel bebas atau variabel prediktor -> variabel yang mudah didapat atau tersedia. Dapat dinyatakan

HUBUNGAN ANTARA HARI TENANG VARIASI MEDAN GEOMAGNET DI SG TONDANO DENGAN AKTIVITAS MATAHARI

III PEMBAHASAN. λ = 0. Ly = 0, maka solusi umum dari persamaan diferensial (3.3) adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

Secara umum, suatu barisan dapat dinyatakan sebagai susunan terurut dari bilangan-bilangan real:

POSITRON, Vol. II, No. 2 (2012), Hal. 1-5 ISSN : Penentuan Energi Osilator Kuantum Anharmonik Menggunakan Teori Gangguan

Pendugaan Selang: Metode Pivotal Langkah-langkahnya 1. Andaikan X1, X

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagai hasil penelitian dalam pembuatan modul Rancang Bangun

Pertemuan Ke-11. Teknik Analisis Komparasi (t-test)_m. Jainuri, M.Pd

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Way Jepara Kabupaten Lampung Timur

I. DERET TAKHINGGA, DERET PANGKAT

BAB 3 ENTROPI DARI BEBERAPA DISTRIBUSI

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan deteksi dan tracking obyek dibutuhkan perangkat

III. METODE PENELITIAN. kelas VIII semester ganjil SMP Sejahtera I Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri I

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis regresi menjadi salah satu bagian statistika yang paling banyak aplikasinya.

BAB V UKURAN GEJALA PUSAT (TENDENSI CENTRAL)

BAB II LANDASAN TEORI. matematika secara numerik dan menggunakan alat bantu komputer, yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengendalian Proses Menggunakan Diagram Kendali Median Absolute Deviation (MAD)

Pedahulua Hipotesis: asumsi atau dugaa semetara megeai sesuatu hal. Ditutut utuk dilakuka pegeceka kebearaya. Jika asumsi atau dugaa dikhususka megeai

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (1991 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5

PENGGUNAAN METODE BAYESIAN OBYEKTIF DALAM PEMBUATAN GRAFIK PENGENDALI p-chart

B a b 1 I s y a r a t

Bab 3 Metode Interpolasi

Model Pertumbuhan BenefitAsuransi Jiwa Berjangka Menggunakan Deret Matematika

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu PT. Sinar Gorontalo Berlian Motor, Jl. H. B Yassin no 28

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

9 Departemen Statistika FMIPA IPB

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Range atau jangkauan suatu kelompok data didefinisikan sebagai selisih antara nilai terbesar dan nilai terkecil, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

Pendekatan Nilai Logaritma dan Inversnya Secara Manual

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian

Perbandingan Power of Test dari Uji Normalitas Metode Bayesian, Uji Shapiro-Wilk, Uji Cramer-von Mises, dan Uji Anderson-Darling

A. Pengertian Hipotesis

Yang biasa dinamakan test komposit lawan komposit. c. Hipotesis mengandung pengertian minimum. Perumusan H 0 dan H 1 berbentuk :

Statistika dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Statistika Deskriftif 2. Statistik Inferensial Penarikan kesimpulan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

METODE PENELITIAN. dalam tujuh kelas dimana tingkat kemampuan belajar matematika siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 20 Bandar Lampung, dengan populasi

PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM DAN KONSENTRASI CAMPURAN MENGGUNAKAN DUA JENIS SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

REGRESI DAN KORELASI

PROSIDING ISBN:

BAB III METODE PENELITIAN

Pemodelan pada Proses Cyclostationarity Berdasarkan Data Pasut Cilacap Tahun

PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PROPINSI JAMBI

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Muhammadiyah 1 Natar Lampung Selatan.

STATISTICS. Hanung N. Prasetyo Week 11 TELKOM POLTECH/HANUNG NP

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Model Sistem dalam Persamaan Keadaan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

PENYELESAIAN PERSAMAAN GELOMBANG DENGAN METODE D ALEMBERT

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Pengumpulan Data Pembuatan plot contoh

Mata Kuliah: Statistik Inferensial

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN. Perumusan - Sasaran - Tujuan. Pengidentifikasian dan orientasi - Masalah.

BAB 3 METODE PENELITIAN

i adalah indeks penjumlahan, 1 adalah batas bawah, dan n adalah batas atas.

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan pada bulan November - Desember 2013 di

PENGUJIAN HIPOTESIS. Atau. Pengujian hipotesis uji dua pihak:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Madiun, untuk mendapatkan gambaran kondisi tempat penelitian secara umum,

BAB VIII MASALAH ESTIMASI SATU DAN DUA SAMPEL

ARTIKEL. Menentukan rumus Jumlah Suatu Deret dengan Operator Beda. Markaban Maret 2015 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Deret Fourier. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 7 MOMEN, KEMIRINGAN DAN KERUNCINGAN

Barisan Aritmetika dan deret aritmetika

BAB 6: ESTIMASI PARAMETER (2)

III. MATERI DAN METODE. a. Penelitian ini menggunakan 68 ekor kambing peranakan etawa ( PE) (31. ukur, tongkat ukur dan timbangan.

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

Penyelesaian: Variables Entered/Removed a. a. Dependent Variable: Tulang b. All requested variables entered.

Ukuran Pemusatan. Pertemuan 3. Median. Quartil. 17-Mar-17. Modus

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Kerangka acuan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kawasan Pantai Anyer, Kabupaten Serang

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu

BAB V. INTEGRAL. Lambang anti-turunan (integral tak-tentu) oleh Leibniz adalah... dx, sehingga

BAB III 1 METODE PENELITAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Batudaa Kab. Gorontalo dengan

Oleh: Bambang Widodo, SPd SMA Negeri 9 Yogyakarta

BAB 3 DATA DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Integral adalah salah satu konsep penting dalam Matematika yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi, (2003:17) Metodologi penelitian adalah cara yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sumatera Barat yang terhitung

BAB I KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

6. Pencacahan Lanjut. Relasi Rekurensi. Pemodelan dengan Relasi Rekurensi

Karakteristik Dinamik Elemen Sistem Pengukuran

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

SEBARAN t dan SEBARAN F

BAB III METODE PENELITIAN

ESTIMASI. (PENDUGAAN STATISTIK) Ir. Tito Adi Dewanto. Statistika

Transkripsi:

Semiar Nasioal Statistika IX Istitut Tekologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 MODEL KARAKTERISTIK VARIASI HARIAN KOMPONEN H STASIUN GEOMAGNET BIAK DAN TANGERANG Habiru Pusat Pemafaata Sais Atariksa, LAPAN Bidag Aplikasi Geomaget da Maget Atariksa Jl. Dr. Jujua No. 133 Badug 40173 Abstrak. Model karakteristik variasi haria kompoe H geomaget ditetuka oleh pola variasi diural da semi diural dalam selag 24 jam. Dega megguaka data variasi haria kompoe H pola hari teag dari stasiu geomaget Biak da Tagerag. Peetua model ii didukug dega megguaka data aktivitas matahari (bilaga suspot R) rata-rata. Peetua model berdasarka perhituga model liear yag telah dikeal sebagai pembadig pertama, kemudia dilajutka dega pembadig kedua dari hasil perhituga Trasformasi Fourier data variasi haria kompoe H pola hari teag. Hasil perhituga data variasi haria kompoe H pola hari teag dari Fourier aalisis dikaitka dega aktivitas matahari da litag geografis. 1. Pedahulua Karakteristik variasi haria kompoe H geomaget bergatug pada tigkat aktivitas matahari jagka pedek seperti CME (coroal mass Ejectio) da coroal hole maupu aktivitas matahari jagka pajag seperti siklus bilaga suspot. Pada aktivitas matahari teag parameter meda maget bumi (geomaget) terutama variasi haria kompoe H dalam keadaa stabil. Apabila matahari sedag aktif maka parameterparameter geomaget meujuka pola yag bervariasi, demikia pula variasi haria kompoe H. Perlu diketahui bahwa model ii merupaka model karakteristik media frekuesi kritis lapisa ioosfer da dicoba diguaka pada karakteristik variasi haria kompoe H geomaget pola hari teag, karea dampak gaggua yag mempegaruhi kedua media ii umumya hampir sama. Dalam makalah ii dibahas model karakteristik variasi haria kompoe H pola hari teag pada saat matahari teag megguaka model tersebut di atas. Dega 1

membadigka beberapa model sesuai pola variasi diural da semi diural, model yag pertama data variasi haria kompoe H pola hari teag bulaa dihubugka secara liear terhadap data aktivitas matahari dega diyataka bilaga suspot R. Model yag kedua ditijau dari fluktuasi variasi haria kompoe H geomaget selama dalam selag waktu 24 jam megguaka Trasformasi Fourier Umum (TFU). Dari peelitia Sity Rachyay (1985) pada kodisi aktivitas matahari teag terjadi gaggua yag mempegaruhi lapisa ioosfer, demikia pula variasi haria kompoe H mempuyai dampak gaggua yag hampir sama. Dalam peelitia tersebut diperoleh periode-periode gaggua yag berpegaruh, atara lai dampak radiasi matahari terjadi setiap 24 jam sekali, akibat pegaruh gaya tarik bula da matahari terhadap bumi terjadi 12 jam sekali, sedagka akibat pegaruh yag terjadi 9 jam sekali, 8 jam sekali da 6 jam sekali saat ii masih dalam peelitia da diduga akibat pegaruh gelombag plaetary. Model ketiga adalah model estimator yag kedua da dihitug berdasarka ilai-ilai amplitudo da sudut fase yag telah diperoleh, masig-masig ilai dihubugka secara liear terhadap aktivitas matahari serta dikaitka dega litag geografis. Uraia ketiga tersebut disebut model Trasformasi Fourier Aalitis (TFA). Dega kodisi gaggua geomaget tersebut, sehigga kostruksi model karakteristik variasi haria kompoe H geomaget dibagu dega megguaka klasifikasi meurut jam utuk model yag pertama, sedagka model kedua da ketiga ditetuka berdasarka pola dari barisa variasi haria kompoe H pola hari teag, yag ditetuka oleh pola variasi diural da semi diural melalui uruta waktu dalam jam. Data yag diguaka adalah data variasi haria kompoe H dari stasiu pegamat geomaget Biak da Tagerag. Model-model karakteristik variasi haria kompoe H yag dibagu tersebut agar supaya diketahui apakah sudah mewakili daerah-daerah itu atau belum maka perlu dilakuka pegujia kesesuaia model dega megguaka statistik. Demikia pula variasi peyimpaga model karakteristik variasi haria kompoe H terhadap data pegamata aka diukur dalam betuk ukura statistik yag disebut galat model. 2. Model Karakteristik Variasi Haria Kompoe H Geomaget Sesuai prosedur yag diugkapka pada bagia pedahulua di atas maka dalam uraia ii dibicaraka tetag peetua model karakteristik variasi haria kompoe H geomaget. Model dijabarka sesuai atura matematis, dalam pemodela karakteristik variasi haria kompoe H tersebut berdasarka kodisi geomaget di atas stasiu 2

pegamat geomaget Biak da Tagerag. Dega dasar pola variasi diural da semi diural melalui fluktuasi variasi haria kompoe H pola hari teag dari masig-masig variasi geomaget haria da bulaa. Model Variasi Haria Kompoe H Pola Jagka Pajag Pola variasi haria kompoe H geomaget terdiri dari pola jagka pajag dega perubaha rata-rata pola hari teag bulaa da pola jagka pedek ditetuka oleh perubaha rata-rata pola hari teag sesuai barisa waktu dalam jam. Fluktuasi rata-rata pola hari teag setiap jam pada bula tertetu diuraika pada sub bagia 2.2 dega megguaka Trasformasi Fourier, sedagka pada bagia ii model variasi haria kompoe H geomaget yag diyataka dega pola jagka pajag dihubugka secara liear terhadap aktivitas matahari diyataka dega jumlah bilaga suspot R. Hubuga tersebut secara matematis diyataka [B.Zolesi et.al., 1989] sebagai h,m = a h,m + b h,m R (1) dega pola hari teag bulaa, a da b kostata model, R idikator aktivitas matahari, h jam da m bula. Meghitug kostata-kostata model persamaa (1) diguaka metode kuadrat terkecil. Model Variasi Haria kompoe H Pola Hari Teag Jagka Pedek Uraia pada sub bagia 2.1 meyataka bahwa pada fluktuasi variasi haria kompoe H setiap jam pada bula tertetu diguaka Trasformasi Fourier, dega berdasarka akibat dampak gaggua matahari da bula, masig-masig berperiode 24 jam da 12 jam sekali. Selai itu diperhitugka pula gaggua-gaggua yag terjadi setiap 9 jam sekali, 8 jam sekali da 6 jam sekali. Kemudia peetua model melalui atura matematis dega syarat batas yag harus dipeuhi sesuai yag diyataka Habiru da Koeswadi (1992). Dega kodisi t = 2 utuk f(t) maksimum pertama, t = 12 utuk f(t) maksimum kedua da t = 4 utuk f(t) miimum. Model variasi haria kompoe H pola hari teag tersebut secara umum diyataka oleh A A Si ( t/ T Y ) (2) h, m o dega jumlah kostata Fourier yag dihitug, A o da A kostata-kostata model, frekuesi Fourier, Y sudut fase, t da T waktu. Pada persamaa (2) h,m dapat pula 3

diyataka dega fugsi f(t), da kostata-kostata model itu dapat dihitug dega megguaka metode kuadrat terkecil (Habiru da Koeswadi, 1992). Model Variasi Haria Kompoe H Aalitis Variasi haria kompoe H dipegaruhi oleh aktivitas gaggua da dampak gaggua itu dapat dilihat dari pola peyebara karakteristikya. Utuk memperjelas pola itu dapat didekati dega Trasformasi Fourier persamaa (2). Tetapi efek pegaruh itu masih bersifat lokal da keterkaitaya dega aktivitas gaggua tidak terlihat secara matematis. Salah satu alteratif gaggua variasi haria kompoe H geomaget dibagu modelya berdasarka pola dampak gaggua. Katakalah model persamaa (2) adalah model karakteristik variasi haria kompoe H geomaget maka dapat dikaitka melalui kostata-kostata da sudut fase dari model itu. Dega dihubugka secara liear terhadap aktivitas matahari da dijabarka [B.Zolesi et.al., 1989] sebagai A = a R + b Y = c R + d (3) Kemudia kostata-kostata model itu dihubugka pula secara liear terhadap litag geografis. Hubuga ii utuk memperhitugka efek gaggua variasi haria kompoe H yag ditimbulka oleh lokasi tempat maupu kroologis permukaa bumi. Melihat keterkaita atara kostata- kostata persamaa (3) dega litag geografis secara matematis diyataka dalam persmaa (4) berikut a =a 1, + b 1, ; b =a o, + b o, c =c 1, + d 1, ; d =c o, + d o, (4) Selajuya, persamaa (4) disubtitusika pada persamaa (3) sehigga diperoleh model estimator persamaa (3) yag disebut kostata-kostata model tereduksi dampak aktivitas matahari da dituliska A a1, b1, ) R ao. bo, ( ; = 0, 1, 2,, 12 Y c1, d1, ) R co, do, ( ; =1, 2,, 12 (5) Kostata-kostata model a, b, c da d persamaa (5) dapat diperoleh dega meghitug terlebih dahulu kostata-kostata model persamaa (4) yag dituruka melalui persamaa (5) dirumus dega a c 1, 1, a c m, m, a R c R o, o, b 1, d b m, d 4 b, R d R o m, o, 1, (6)

Akhirya model estimator persamaa (2) diperoleh da model itu merupaka model variasi haria kompoe H pola hari teag yag dipegaruhi oleh aktivitas matahari maupu lokasi tempat. Jadi model yag tereduksi atau disebut pula model variasi haria kompoe H pola hari teag Trasformasi Fourier Aalitis (TFA) adalah A A Si ( t/ T Y ) (7) h, m o Keadala da kesesuaia model-model dalam sub bagia ii aka dikaji dega data pegamata yag dihitug bagia berikutya. 3. Hasil Da Pembahasa Dega model-model yag diuraika pada bagia dua di atas, diguaka data variasi haria kompoe H pola hari teag dari stasiu pegamat geomaget Biak da Tagerag, masig-masig stasiu di ambil data pada bula yag sama. Sebagai data aktivitas gaggua temporal seperti CME da flare yag mempegaruhi variasi haria kompoe H pola hari reag jagka pedek dalam selag waktu satu bula. Sedagka jagka pajag diguaka data gaggua aktivitas matahari yag diyataka jumlah bilaga suspot rata-rata sebagai idikator. Data aktivitas matahari tersebut sebelum diguaka terlebih dahulu dimuluska dega metode rata-rata bergerak. Perlu dijelaska bahwa pola perhituga aalisis data dari masig-masig model di atas mempuyai arah tijaua yag berlaia sesuai uraia pada bagia dua. Hal itu jelas bahwa model liear persamaa (1) dihitug berdasarka pola perubaha jagka pajag da Trasformasi Fourier Umum persamaa (2) utuk meghitug perubaha variasi haria kompoe H pola hari teag jagka pedek dalam waktu jam, kedua model itu utuk titik kotrol terhadap Trasformasi Fourier Aalitis persamaa (7). Akurasi model variasi haria kompoe H pola hari teag jagka pajag secara umum, diyataka model liear da dibadigka terhadap model Tasformasi Fourier Umum dega disigkat (TFU) cukup bervariasi. Sedagka model TFU dibadigka terhadap variasi haria kompoe H pola hari teag dari pegamata dapat dilihat pada gambar 1. Galat masig-masig kedua model dipadag terhadap data pegamata variasi haria kompoe H pola hari teag, utuk model liear sebesar 16.28 T, sedagka TFU sebesar 10,01 T. Dari akurasi model variasi haria kompoe H pola hari teag khususya model liear haya terbatas pada kodisi variasi haria kompoe H mempuyai pola tetap. Jika tidak mempuyai pola tetap atau berfluktuasi maka akurasiya lebih redah. Sedagka kodisi berfluktuasi, model TFU lebih baik dari pada 5

H(T) H(T) megguaka model liear dega masuka data aktivitas matahari (jumlah bilaga suspot). Data variasi haria kompoe H pola hari teag 2000 dibadigka terhadap model 140 25 Tahu 2000 120 100 model Komp.H 20 80 15 60 10 40 20 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Waktu(jam) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bula Gambar 1. Perbadiga atara data variasi haria kompoe H pola hari teag dari stasiu pegamat geomaget Tagerag bula Jauari 2000 dibadigka terhadap model dega megguaka TFU berdasar dampak variasi haria (diural variatio) (kiri) da galat model TFU tahu 2000 (kaa) Dari gambar 1 terlihat bahwa data pegamata variasi haria kompoe H pola hari teag bervariasi disekitar model TFU dega galat sebesar 10.01 T. Dega akurasi model TFU yag diperoleh di atas maka karakteristik variasi haria kompoe H pola hari teag dari pegamata pada saat tertetu secara umum dapat digatika dega keluara dari model TFU. Perlu diketahui bahwa model-model yag diperoleh di atas merupaka kostruksi model megguaka data variasi haria kompoe H pola hari teag da karakteristikya haya dikaitka terhadap dampak aktivitas matahari yag dibetuk pola variasi haria (diural variatio da semi diural variatio). Jadi kodisi variasi haria kompoe H pola hari teag yag ditayaka kedua model di atas haya bersifat lokal da belum melukiska kodisi variasi haria kompoe H pola hari teag regioal. Demikia pula utuk diguaka data variasi haria kopoe H pola hari teag stasiu geomaget Biak pada umumya mempuyai akurasi yag hampir sama. Berkaita dega kodisi variasi haria kompoe H geomaget yag dikemukaka di atas maka pola karakteristik variasi haria kompoe H yag tetap perlu dilakuka kostruksi secara matematik seperti yag dijabarka pada bagia 2 utuk model regioal yag akurat. Oleh karea itu model variasi haria kompoe H pola hari teag dilakuka kostruksi dega dikaitka dampak variasi diural maupu lokasi tempat supaya dapat mewakili kodisi variasi regioal. Kostruksi model variasi haria kompoe H pola hari teag jelasya dilakuka berdasarka dampak variasi diural akibat matahari 6

H(T) da bula serta dikaitka terhadap litag geografis yag diyataka persamaa (7). Perbadiga atara model Trasformasi Fourier Aalitis da disigkat dega (TFA) dibadigka tarhadap model TFU (lihat gambar 2). 150 Perbadiga atara model TFU terhadap model TFA stasiu Tagerag tahu 2000 140 130 Model TFA Model TFU 120 110 100 90 80 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Waktu(jam) Gambar 2. Perbadiga atara model TFU terhadap model TFA dari data stasiu geomaget Tagerag bula Jauari 2000 Dari hasil yag ditujuka pada gambar 2 terlihat bahwa atara model TFU da model TFA tidak jauh berbeda. Sehubuga galat model variasi haria kompoe H pola hari teag megguaka model TFA yag disebut model variasi haria kompoe H pola hari teag regioal terhadap model TFU haya sebesar 0.342 T. Lebih lajut akurasi model TFA dibadigka terhadap data pegamata variasi haria kompoe H pola hari teag da hasilya ditujuka pada gambar 3. Pada gambar 3 apabila ditijau terhadap galat model yag ditujuka pada gambar 2 maka telah meguatka hasil aalisis bahwa model TFA cukup akurat. Demikia pula utuk model variasi haria kompoe H pola hari teag megguaka metode Trasformasi Fourier Umum yag diyataka pada persamaa (2) dega hasil aalisis yag diyataka pada gambar 1 bagia kiri. Berkaita dega hasil aalisis model variasi haria kompoe H pola hari teag yag diperoleh pada uraia bagia dua maka dapat memperkaya model variasi haria kompoe H pola hari teag. Terutama model-model variasi haria kompoe H pola hari teag pada kodisi lokal maupu pada kodisi-kodisi regioal khususya utuk meetuka daerah-daerah yag tidak mempuyai stasiu pegamat gaeomaget. 7

H(T) 160 Perbadiga data variasi haria kompoe H polahari teag terhadap model TFA dari stasiu geomaget Tagerag 150 140 130 120 Model TFA Komp.H 110 100 90 80 70 60 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Waktu(jam) Gambar 3. Perbadiga atara data variasi haria kompoe H pola hari teag bula Jauari 2000 stasiu geomaget Tagerag dibadigka terhadap model regioal megguaka TFA atau model TFA Kuatitas deviasi stadar yag disebut galat model terhadap data variasi haria kompoe H pola hari teag di atas akurasiya dihitug melalui selisih atara data variasi haria kompoe H pola hari teag dega data yag diperoleh dari model. Semaki kecil perbedaaya semaki teliti model yag diperoleh itu, demikia pula utuk sebalikya. Utuk megetahui prosetasi perbedaa itu dilakuka pegujia kesesuaia model melalui atura statistik (Habiru et.al., 1992) dega tigkat sigifikasi yag diambil 5 % da 1 %. Melalui pegujia diperoleh bahwa Trasformasi Fourier Aalitis akurasiya cukup baik da melukiska pola karakteristik variasi haria kompoe H pola hari teag dari kedua stasiu pegamat geomaget itu. Kemudia dilihat dari fluktuasi data variasi haria kompoe H pola hari teag terhadap model Trasformasi Fourier Aalitis sebagia kecil meujuka titik-titik data yag keluar kotrol model (lihat gambar 3) tetapi masih dibawah 5 %. Artiya fluktuasi data variasi haria kompoe H pola hari teag terhadap model f(t) masih berkisar pada ilai rata-rataya da perubahaya secara kuatitatif belum melampaui ilai batas 1,96S m. Data variasi haria kompoe H pola hari teag setiap jam aka berfluktuasi secara ormal da terbatas pada persamaa (8) f(t) = f a 1,96 S m (8) dega f(t) adalah variasi haria kompoe H pola hari teag pada jam ke t, f a adalah rata-rata, S m adalah deviasi stadar model da 1,96 diperoleh dari tabel kemiriga kurva ormal dega kesalaha yag diambil 5 %. Prosedur pegujia berdasarka asumsi bahwa fluktuasi simpaga variasi haria kompoe H pola hari teag setiap titik megikuti perubaha acak distribusi Gaussia (Sudjaa, 1976). 8

4. Kesimpula Pola variasi haria kompoe H pola hari teag akibat efek variasi diural da semi diural modelya dapat ditetuka dega megguaka beberapa hampira model matematis. Berkaita dega itu diperluka syarat batas yag sesuai pola karakteristik variasi haria kompoe H pola hari teag yag ditimbulka oleh efek aktivitas gaggua jagka pajag (bulaa) maupu jagka pedek (jam) yag meujag pegolaha da aalisis data. Hal ii dibuktika pada relevasi hasil yag diperoleh dari aalisis data Biak da Tagerag dega megguaka tiga model matematis. Model tersebut adalah model liear dega galat 16,28 T; Trasformasi Fourier Umum da Trasformasi Fourier Aalitis yag dikaitka secara liear terhadap aktivitas matahari maupu litag geografis meujuka galat sekitar 10,01 T. Akurasi dari ketiga model itu meujuka hasil-hasil yag memuaska, karea fluktuasi data variasi haria kompoe H terhadap masigmasig model yag dikaji meurut atura statistik simpagaya tidak melebihi 5 %. Daftar Pustaka Habiru da Sity Rachyay, 1999 : Model karakteristik frekuesi kritis lapisa ioosfer di atas stasiu ioosode Biak da Sumedag, Jural Fisika Himpua Fisika Idoesia, vol.2 omor 3 bula Oktober. Habiru da Koeswadi, 1992 : Estimasi model MUF da LUF lapisa ioosfer pada suspot miimum, Proceedigs Semiar Astroomi Sehari, Plaetarium da Observatorium Jakarta 14 Desember hal. 137 148. Sity Rachyay, 1985 : Aalisis data ioosode drif Pameugpeuk, Proceedigs program peelitia Pusat Riset Dirgatara LAPAN Badug, hal. 66 Sudjaa., 1976 : Metode Statistik, Peerbit Trasito Badug Zilesi B., Lj. R. Cader ad G. De Fraceschi, 1989: A Simple Model for A global Distributio of Some Ioospheric Characteristics i Restricted Area, Solar-Terrestrial Predictio, Proceedigs of a workshop at Laura, Australia October 16 20 vel.2 p. 418-427 9