SEMINAR TUGAS AKHIR. Aplikasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Busway Yang Diintegrasikan Dengan Kereta Api Komuter

dokumen-dokumen yang mirip
Aplikasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Busway Yang Diintegrasikan Dengan Kereta Api Komuter

Implementasi Aljabar Max-Plus pada Pemolan dan Penjadwalan Keberangkatan Bus Kota DAMRI (Studi Kasus di Surabaya)

Implementasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan dan Penjadwalan Keberangkatan Bus Kota DAMRI (Studi Kasus di Surabaya)

Kajian Aljabar Max-Plus pada Pemodelan dan Penjadwalan Monorel dan Trem yang Terintegrasi di Kota Surabaya

PENJADWALAN KEBERANGKATAN KERETA API DI JAWA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PETRINET DAN ALJABAR MAX-PLUS

Kajian Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Monorel dan Trem yang Terintegrasi di Kota Surabaya

Studi Penerapan Bus Sekolah di Jombang Menggunakan Aljabar Max-Plus

Pemodelan Jadwal Keberangkatan Pesawat Transit di Bandara Dengan Menggunakan Aljabar Maxplus

PENGGUNAAN ALJABAR MAXPLUS DALAM PEMBENTUKAN MODEL MATEMATISPADA SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM LABORATORIUM

Struktur Hirarkis Jalur Kereta Api SDT Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus

Karakterisasi Nilai Eigen, Vektor Eigen, dan Eigenmode dari Matriks Tak Tereduksi dan Tereduksi dalam Aljabar Max-Plus

Perencanaan Trase Tram Sebagai Moda Transportasi Terintegrasi Untuk Surabaya Pusat

Penerapan Aljabar Max-Plus Pada Permasalahan Penjadwalan Angkutan Perdesaan di Jombang

ABSTRAK. . Dalam penelitian tesis ini dikonstruksi suatu model penjadwalan. menggunakan Aljabar Max-plus dimana dalam penjadwalan ini

PENGGUNAAN ALJABAR MAXPLUS DALAM PEMBENTUKAN MODEL MATEMATISPADA SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM LABORATORIUM

BAB II LANDASAN TEORI

MENENTUKAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR

ANALISIS PENERAPAN BRT (BUS RAPID TRANSIT) DENGAN PEMBANGUNAN BUSLANE PARSIAL PADA KORIDOR UTARA-SELATAN KOTA SURABAYA

Aljabar Maxplus dan Aplikasinya : Model Sistem Antrian

Terapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Sederhana Serta Simulasinya Dengan Menggunakan Matlab

BAB I PENDAHULUAN. aljabar max-plus bersifat assosiatif, komutatif, dan distributif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

Nilai Eigen dan Vektor Eigen Universal Matriks Interval Atas Aljabar Max-Plus

Yustinus Hari Suyanto Dosen Pembimbing Dr. Subiono M.S

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Desain Petri-Net untuk Mengintegrasikan Tiga Moda Transportasi yang Menghubungkan Surabaya-Denpasar

ISSN WAHANA Volume 66, Nomor 1, 1 Juni 2016

MAHASISWA : DANANG IDETYAWAN DOSEN PEMBIMBING: IR HERA WIDIYASTUTI, MT.PHD ISTIAR, ST.MT

Penjadwalan Pelayanan di PLN dengan Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max-Plus

INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DALAM MENDUKUNG ANGKUTAN MASSAL BUSWAY YANG BERKELANJUTAN DI SURABAYA

PERENCANAAN ANGKUTAN BUS KORIDOR SURABAYA SIDOARJO ( LEWAT JALAN AHMAD YANI)

Model Rantai Pasok Menggunakan Petri Net dan Aljabar Max Plus dengan Mempertimbangkan Prioritas Transisi

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN DOSEN YUNOR

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA SISI DALAM ALJABAR MAX-PLUS BILANGAN FUZZY

Indikator pengukuran kinerja jalan perkotaan

PEMODELAN SISTEM PENJADWALAN PRAKTIKUM LABORATORIUM MENGGU- NAKAN ALJABAR MAXPLUS (STUDI KASUS DI STMIK BUMIGORA MATARAM)

Rancangan dan analisis penjadwalan distribusi pada rantai pasok bahan bakar minyak menggunakan Petri Net

BAB IV PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibandingkan antara aplikasi teori graf fuzzy dan

PEMODELAN JARINGAN DAN ANALISA PENJADWALAN KERETA API KOMUTER DI DAOP VI YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS SKRIPSI

STUDI DEMAND AND SUPPLY BUS SEKOLAH RUTE DUKUH MENANGGAL - SMA KOMPLEKS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat. Menurut Khisma (2016: 9) kemacetan kendaraan bermotor

PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang semiring, Aljabar Max-Plus, sifat-sifat

Manajemen Lalu Lintas Akibat Trem Di Jalan Raya Darmo Surabaya

KETERCAPAIAN DARI RUANG EIGEN MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS-PLUS. 1. Pendahuluan

MENENTUKAN EIGEN PROBLEM ALJABAR MAX-PLUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS EIGENPROBLEM MATRIKS SIRKULAN DALAM ALJABAR MAX-PLUS

PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS

PRESENTASI TUGAS AKHIR DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

KINERJA LAYANAN BIS KOTA DI KOTA SURABAYA

ABSTRACT. v(k + 1) = A v(k),

Penerapan Exhaustive Search dan Algoritma A Star untuk Menentukan Rute Terbaik dari KRL Commuter Line dan Bus Transjakarta

APLIKASI PETRI NET DAN ALJABAR MAX-PLUS PADA SISTEM JARINGAN KERETA API DI JAWA TIMUR

APLIKASI ALJABAR MAKS-PLUS PADA SISTEM PENJADWALAN KERETA REL LISTRIK (KRL) JABODETABEK

MASALAH VEKTOR EIGEN MATRIKS INVERS MONGE DI ALJABAR MAX-PLUS

PENENTUAN JADWAL PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI TIPE ASSEMBLY DI PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO MENGGUNAKAN ALJABAR MAKS-PLUS

Aplikasi Graf Fuzzy dan Aljabar Max-Plus untuk Pengaturan. Lampu Lalu Lintas di Simpang Empat Beran Kabupaten Sleman

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA Menyiapakan Pendidikan Matematika dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Surabaya, Sabtu 14 Mei 2016

PENENTUAN WAKTU KEDATANGAN PESAWAT DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG DENGAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR MAKS-PLUS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebuah perusahaan kereta api merupakan suatu organisasi yang

Studi Demand Kereta Api Komuter Lawang-Kepanjen

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. x, No. x (2015) ISSN: xxxx-xxxx 1

Karakteristik Pengguna Kereta Api Komuter Surabaya - Sidoarjo

BAB I PENDAHULUAN. lalu lintas yang ada. Hal tersebut merupakan persoalan utama di banyak kota.

PERENCANAAN??? MENGAPA DIPERLUKAN. Peningkatan jumlah penduduk. Penambahan beban jaringan jalan. & transportasi

PERENCANAAN ANGKUTAN BUS KORIDOR TERMINAL TAMBAK OSOWILANGUN PERAK KENJERAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2 Aljabar Max-Plus, Graf Berarah dan Berbobot

BAB 1 PENDAHULUAN. diiringi dengan peningkatan mobilitas manusia dan kegiatan yang dilakukan. Jakarta

Rancang Bangun Aplikasi Prediksi Jumlah Penumpang Kereta Api Menggunakan Algoritma Genetika

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 57 TAHUN 2010 TENTANG

Evaluasi Kinerja Angkutan Umum (Bis) Patas dan Ekonomi Jurusan Surabaya - Malang

PENENTUAN JADWAL PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI TIPE ASSEMBLY DI PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO MENGGUNAKAN ALJABAR MAKS-PLUS

FASILITAS PARK AND RIDE UNTUK MENGURANGI KEPADATAN ARUS LALU LINTAS DAN DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN DI KOTA SURABAYA

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2010 TENTANG

PENJADWALAN JALUR BUS DALAM KOTA DENGAN ALJABAR MAX-PLUS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN START

BAB I PENDAHULUAN. yakni bentuk keterikatan dan keterkaitan antara satu variabel dengan variabel. optimalisasi proses pergerakan tersebut.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) E-1

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KINERJA OPERASIONAL KERETA API SRIWEDARI EKSPRESS JURUSAN SOLO - YOGYA

KINERJA OPERASI KERETA BARAYA GEULIS RUTE BANDUNG-CICALENGKA

PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG

PENGHITUNGAN VEKTOR-KHARAKTERISTIK SECARA ITERATIF MENGGUNAKAN TITIK TETAP BROUWER

BAB II LANDASAN TEORI

PENJADWALAN PEMANDU WISATA DI KERATON KASUNANAN SURAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS

PENERAPAN ALJABAR MAKS-PLUS PADA PENJADWALAN SISTEM PRODUKSI HARIAN UMUM SOLOPOS DI PT. SOLO GRAFIKA UTAMA

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

ALJABAR MAX-PLUS ALJABAR MAX-PLUS. Sistem Produksi Pabrik Toyota. Oleh: Petrus Fendiyanto

Ibnu Sholichin Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Rekayasa Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci Jalan Ahmad Yani, frontage road, Jalan layang tol,kinerja, travel time.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

PERENCANAAN TRAYEK KERETA API DALAM KOTA JURUSAN STASIUN WONOKROMO STASIUN SURABAYA PASAR TURI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Angkutan umum khususnya di provinsi D.I. Yogyakarta dalam sejarah

Transkripsi:

SEMINAR TUGAS AKHIR Aplikasi Aljabar Max-Plus Pada Pemodelan Dan Penjadwalan Busway Yang Diintegrasikan Dengan Kereta Api Komuter OLEH: Kistosil Fahim DOSEN PEMBIMBING: Dr. Subiono, M.Sc Subchan, M.Sc.,PhD

PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Padatnya ruas jalan di jalur Surabaya

PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Padatnya ruas jalan di jalur Surabaya Mutu pelayanan transportasi umum di Surabaya yang masih kurang

PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Padatnya ruas jalan di jalur Surabaya Mutu pelayanan transportasi umum di Surabaya yang masih kurang Busway dan KA komuter merupakan moda angkutan umum yang memiliki rute perjalanan tertentu

PENDAHULUAN Rumusan Masalah Rumusan Masalah

PENDAHULUAN Rumusan Masalah Rumusan Masalah a. Bagaimana menentukan graf berarah.

PENDAHULUAN Rumusan Masalah Rumusan Masalah a. Bagaimana menentukan graf berarah. b. Bagaimana menentukan model aljabar max-plus.

PENDAHULUAN Rumusan Masalah Rumusan Masalah a. Bagaimana menentukan graf berarah. b. Bagaimana menentukan model aljabar max-plus. c. Bagaimana menentukan desain penjadwalan

PENDAHULUAN Batasan Masalah Batasan Masalah

PENDAHULUAN Batasan Masalah Batasan Masalah a. Jalur KA komuter yang digunakan adalah jalur KA komuter Sidoarjo-Surabaya yang sudah terdata di PT KAI DAOP 8 Surabaya.

PENDAHULUAN Batasan Masalah Batasan Masalah a. Jalur KA komuter yang digunakan adalah jalur KA komuter Sidoarjo-Surabaya yang sudah terdata di PT KAI DAOP 8 Surabaya. b. Hanya ditentukan tiga jalur busway, yaitu yang menghubungkan Surabaya Selatan dan Utara, Surabaya Barat dan Timur, dan yang terakhir adalah jalur pusat kota sebagai jalur cepat.

PENDAHULUAN Batasan Masalah Batasan Masalah a. Jalur KA komuter yang digunakan adalah jalur KA komuter Sidoarjo-Surabaya yang sudah terdata di PT KAI DAOP 8 Surabaya. b. Hanya ditentukan tiga jalur busway, yaitu yang menghubungkan Surabaya Selatan dan Utara, Surabaya Barat dan Timur, dan yang terakhir adalah jalur pusat kota sebagai jalur cepat. c. Waktu tunda akibat lampu lalulintas tidak diperhitungkan dalam penentuan bobot graf berarah dari jalur busway di Surabaya yang diintegrasikan dengan jalur KA komuter Surabaya-Sidoarjo.

PENDAHULUAN Asumsi Asumsi

PENDAHULUAN Asumsi Asumsi a. Kecepatan busway dan KA komuter dianggap berada pada suatu interval tertentu(disesuaikan dengan data yang diperoleh).

PENDAHULUAN Asumsi Asumsi a. Kecepatan busway dan KA komuter dianggap berada pada suatu interval tertentu(disesuaikan dengan data yang diperoleh). b. Halte busway terdapat didekat pemberhentian KA komuter. Selain itu halte busway juga terdapat pada pertemuan beberapa jalur busway.

PENDAHULUAN Asumsi Asumsi a. Kecepatan busway dan KA komuter dianggap berada pada suatu interval tertentu(disesuaikan dengan data yang diperoleh). b. Halte busway terdapat didekat pemberhentian KA komuter. Selain itu halte busway juga terdapat pada pertemuan beberapa jalur busway. c. Jadwal yang dibuat tidak memperhatikan pengaruh KA lain yang melewati jalur KA komuter Surabaya-Sidoarjo.

PENDAHULUAN Asumsi Asumsi a. Kecepatan busway dan KA komuter dianggap berada pada suatu interval tertentu(disesuaikan dengan data yang diperoleh). b. Halte busway terdapat didekat pemberhentian KA komuter. Selain itu halte busway juga terdapat pada pertemuan beberapa jalur busway. c. Jadwal yang dibuat tidak memperhatikan pengaruh KA lain yang melewati jalur KA komuter Surabaya-Sidoarjo. d. Pada keberangkatan awal di tiap halte busway terdapat bus yang melayani untuk setiap tujuan yang ada, sedangkan banyaknya berdasarkan pada jarak tempuh pada masing-masing tujuan.

PENDAHULUAN Tujuan Tujuan

PENDAHULUAN Tujuan Tujuan a. Diperoleh graf berarah

PENDAHULUAN Tujuan Tujuan a. Diperoleh graf berarah b. Diperoleh model aljabar max-plus

PENDAHULUAN Tujuan Tujuan a. Diperoleh graf berarah b. Diperoleh model aljabar max-plus c. Diperoleh desain penjadwalan

PENDAHULUAN Manfaat Manfaat

PENDAHULUAN Manfaat Manfaat a. Masukan bagi pemerintah Surabaya untuk pengadaan jalur busway yang diintegrasikan dengan jalur KA komuter dan sekaligus masukan untuk penjadwalan keberangkatan busway dan KA komuter di Surabaya.

PENDAHULUAN Manfaat Manfaat a. Masukan bagi pemerintah Surabaya untuk pengadaan jalur busway yang diintegrasikan dengan jalur KA komuter dan sekaligus masukan untuk penjadwalan keberangkatan busway dan KA komuter di Surabaya. b. Analisa pemodelan dan penjadwalan yang digunakan dapat dikembangkan untuk penelitian lebih lanjut, sehingga pada penelitian berikutnya dapat lebih memberi manfaat bagi pihak yang membutuhkan.

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Daftar Pustaka Tinjauan Pustaka

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Daftar Pustaka Tinjauan Pustaka Tesis yang disusun oleh Nahlia dengan judul Analisis Pemodelan Dan Penjadwalan Busway Di Surabaya dengan Aljabar Max-Plus [2]. (Dengan jalur yang menghubungkan Surabaya Utara dan Surabaya Selatan, Surabaya Timur dan Surabaya Barat, dan jalur pusat kota.)

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Daftar Pustaka Tinjauan Pustaka Tesis yang disusun oleh Nahlia dengan judul Analisis Pemodelan Dan Penjadwalan Busway Di Surabaya dengan Aljabar Max-Plus [2]. (Dengan jalur yang menghubungkan Surabaya Utara dan Surabaya Selatan, Surabaya Timur dan Surabaya Barat, dan jalur pusat kota.) Jalur yang menghubungkan Surabaya Utara dan Surabaya Selatan ditentukan berdasarkan hasil dari pembahasan skripsi yang disusun oleh Reza dengan judul Penentuan Rute Busway Di Surabaya Mengguanakan Metode Algoritma Genetika [3].

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Daftar Pustaka Tinjauan Pustaka Tesis yang disusun oleh Nahlia dengan judul Analisis Pemodelan Dan Penjadwalan Busway Di Surabaya dengan Aljabar Max-Plus [2]. (Dengan jalur yang menghubungkan Surabaya Utara dan Surabaya Selatan, Surabaya Timur dan Surabaya Barat, dan jalur pusat kota.) Jalur yang menghubungkan Surabaya Utara dan Surabaya Selatan ditentukan berdasarkan hasil dari pembahasan skripsi yang disusun oleh Reza dengan judul Penentuan Rute Busway Di Surabaya Mengguanakan Metode Algoritma Genetika [3]. Dua jalur lainnya ditentukan berdasarkan keterjangkauan jalur terhadap fasilitas umum.

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Landasan Teori Definisi operator o-plus( ) dan o-times( ) Definisi Diberikan R ε = R {ε} dengan R adalah himpunan semua bilangan real dan ε =. Pada R ε didefinisikan operasi berikut: x, y R ε, x y = max{x, y} dan x y = x + y

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Landasan Teori Definisi Penjumlahan Matriks Dalam Aljabar Max-Plus Definisi Untuk matriks A, B R n m max didefinisikan sebagai penjumlahan matriks A B [A B] i,j = a i,j b i,j = max{a i,j, b i,j }

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Landasan Teori Definisi Perkalisn Matriks Dalam Aljabar Max-Plus Definisi Untuk matriks A R n p max dan B R p m max perkalian matriks A B didefinisikan sebagai untuk i n dan j m. [A B] i,j = p a i,k b k,j k=1 = max k p {a i,k + b k,j },

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Landasan Teori Definisi Aljabar max-plus interval didefinisikan sebagai I (R) max = {x = [x, x] x, x R, ε m x m x} {[ε, ε]}. Pada I (R) max operasi dan didefinisikan sebagai[7]: x y = [x y, x y] x y = [x y, x y] } x, y I (R) max

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Landasan Teori Pengertian Nilai Eigen Pengertian nilai eigen atau nilai karakteristik dan vektor eigen atau vektor karakteristik yang bersesuaian dari suatu matriks persegi berukuran sebagaimana dijumpai dalam aljabar linear biasa juga dijumpai dalam aljabar max-plus, yaitu bila diberikan suatu persamaan A x = λ x Dalam hal ini masing-masing vektor x R n max dan λ R dinamakan nilai eigen dari matriks A dengan vektor x (ε,..., ε) T.

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Landasan Teori Algoritma Power algoritma untuk mendapatkan nilai eigen sekaligus vector eigen dari suatu matriks persegi yang dikenal dengan Algoritma Power [4], yaitu sebagai berikut: 1 Mulai dari sebarang vektor awal x(0) ε. 2 Iterasi persamaaan x(k + 1) = A x(k) sampai ada bilangan bulat p > q 0 dan bilangan real c sehingga suatu perilaku periodik terjadi, yaitu x(p) = c x(q). 3 Hitung nilai eigen λ = c p q. p q Hitung vektor eigen v = i=1 ( ) λ (p q i) x(q + i 1)

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI Landasan Teori Contoh Kasus Sederhana Gambar: Graf dari jalur kereta Misalkan diberikan jalur kereta dengan 2 stasiun adalah seperti graf pada Gambar diatas. Vertex 1 (S 1 ) merepresentasikan stasiun 1 dan vertex 2 merepresentasikan stasiun 2 (S 2 ). Bobot pada setiap edge merepresentasikan waktu tempuh tiap lintasan.

Analisis Dan Pembahasan Penentuan Jalur Dan Graf Jalur KA komuter jalur 1(Stasiun Semut - Stasiun Porong - Stasiun Semut) Stasiun Semut - Stasiun Gubeng - Shelter Ngagel - Stasiun Wonokromo - Shelter Margorejo - Shelter Jemursari - Shelter Kertomenanggal - Stasiun Waru - Shelter Tratap - Shelter Gedangan - Shelter Banjar Kemantren - Shelter Buduran - Shelter Pagerwojo - Stasiun Sidoarjo - Shelter Tanggulangin - Stasiun Porong - Shelter Tanggulangin - Stasiun Sidoarjo - Shelter Pagerwojo - Shelter Buduran - Shelter Banjar Kemantren - Shelter Gedangan - Shelter Tratap - Stasiun Waru - Shelter Kertomenanggal - Shelter Jemursari - Shelter Margorejo - Stasiun Wonokromo - Shelter Ngagel - Stasiun Gubeng - Stasiun Semut.

Analisis Dan Pembahasan Penentuan Jalur Dan Graf Jalur Busway Jalur 2 (A. Yani - Wonokromo - A.Yani) Jl. A. Yani - Jemursari - Margorejo - Jl. Wonokromo - Margorejo - Jemursari - Jl. A. Yani. Jalur 3 (Wonokromo - Perak - Wonokromo) Jl. Wonokromo - Jl. Raya Darmo - Jl. Urip Sumohardjo - Jl. Basuki Rahmat - Jl. Embong Malang - Jl. Bubutan - Jl. Indrapura - Jl. Perak Barat - Jl. Perak Timur - Jl. Rajawali - Jl. Veteran - Jl. Pahlawan - Jl. Kramat Gantung - Jl. Tunjungan - Jl. Gubernur Suryo - Jl. Jenderal Sudirman - Jl. Raya Darmo - Jl. Wonokromo. jalur 4(Surabaya Pusat) Jl. Stasiun Wonokromo - Jl. Ngagel - Jl. Raya Gubeng - Jl. Kusuma Bangsa - Jl. Dupak - Jl. Demak - Jl. Kalibutuh - Jl. Blauran - Jl. Pasar Kembang - Jl. Diponegoro.

Analisis Dan Pembahasan Penentuan Jalur Dan Graf Tabel Letak Halte Label Nama Tempat Letak H 1 Halte Perak Depan Terminal Kali Mas Cabang Perak H 2 Halte Tugu Pahlawan Depan Sekolah St. Maris H 3 Halte Tunjungan Depan Hotel Tunjungan H 4 Halte Urip Sumohardjo Depan Bank BCA H 5 Halte Wonokromo Depan Stasiun Wonokromo H 6 Halte Margorejo Hotel Cemara H 7 Halte Jemursari Taman Pelangi Dibawah Jembatan Penyebrangan H 8 Halte A. Yani Depan Dinas Perhubungan H 9 Halte Blauran Depan Empire Palace H 10 Halte Ngagel Depan Carrefour H 11 Halte Gubeng Depan St. Gubeng Lama S 1 Stasiun Semut Bongkaran pabean Cantikan S 2 Stasiun Gubeng Gubeng S 3 Shelter Ngagel Desa Ngagel Baru I S 4 Stasiun Wonokromo Jl. Stasiun Wonokromo No. 1 Jagir, Wonokromo S 5 Shelter Margorejo Depan Hotel Cemara S 6 Shelter Jemursari Depan Taman Pelangi S 7 Shelter Kertomenanggal Depan Dinas Perhubungan S 8 Stasiun Waru Kedungrejo, Waru Sidoarjo S 9 Stasiun Porong Porong

Analisis Dan Pembahasan Penentuan Jalur Dan Graf Tabel Jarak dan Waktu Tempuh Pada Busway Jalur Dari Ke Jarak Interval Waktu Jumlah (km) Tempuh (menit) Busway 2 H 8 H 7 1.3 [3.2,3.9] 1 2 H 7 H 6 1.7 [4.1,5.1] 1 2 H 6 H 5 1.5 [3.6,4.5] 1 2 H 5 H 6 1.4 [3.4,4.2] 1 2 H 6 H 7 1.6 [3.9,4.8] 1 2 H 7 H 8 3.1 [7.5,9.3] 1 3 H 5 H 4 3 [7.2,9] 1 3 H 4 H 3 1.8 [4.4,5.4] 1 3 H 3 H 9 1.1 [2.7,3.3] 1 3 H 9 H 2 1.3 [3.2,3.9] 1 3 H 2 H 1 6.2 [14.9,18.6] 2 3 H 1 H 2 6.9 [16.6,20.7] 2 3 H 2 H 3 2 [4.8,6] 1 3 H 3 H 4 2.3 [5.6,6.9] 1 3 H 4 H 5 3 [7.2,9] 1 4 H 5 H 10 2 [4.8,6] 1 4 H 10 H 11 2.8 [6.8,8.4] 1 4 H 11 H 2 4.6 [11.1,13.8] 1 4 H 2 H 9 5.5 [13.2,16.5] 2 4 H 9 H 5 6.3 [15.2,18.9] 2

Analisis Dan Pembahasan Penentuan Jalur Dan Graf Tabel Jarak dan Waktu Tempuh Pada KA komuter Jalur Dari Ke Jarak Interval Waktu Jumlah (km) Tempuh (menit) Kereta 1 S 1 S 2 4.176 [5.1,6.3] 1 1 S 2 S 3 1.585 [2,2.4] 0 1 S 3 S 4 1.821 [2.2,2.8] 0 1 S 4 S 5 1.549 [1.9,2.4] 0 1 S 5 S 6 1.62 [2,2.5] 0 1 S 6 S 7 1.27 [1.6,2] 0 1 S 7 S 8 1.332 [1.6,2,] 0 1 S 8 S 9 21 [25.2,31.5] 0 1 S 9 S 8 21 [25.2,31.5] 1 1 S 8 S 7 1.332 [1.6,2] 0 1 S 7 S 6 1.27 [1.6,2] 0 1 S 6 S 5 1.62 [2,2.5] 0 1 S 5 S 4 1.549 [1.9,2.4] 0 1 S 4 S 3 1.821 [2.2,2.8] 0 1 S 3 S 2 1.585 [2,2.4] 0 1 S 2 S 1 4.176 [5.1,6.3] 0

Analisis Dan Pembahasan Penentuan Jalur Dan Graf Graf Dari Jalur Busway Dan KA komuter

Analisis Dan Pembahasan Aturan Sinkronisasi Dan Pemodelan Sistem Aturan Sinkronisasi Aturan sinkronisasi ini dibuat supaya penumpang dapat berpindah dari sembarang pemberhentian busway atau kereta api komuter awal ke sembarang pemberhentian busway atau kereta api komuter tujuan yang ada pada jalur yang sudah ditentukan. Misalkan

Analisis Dan Pembahasan Aturan Sinkronisasi Dan Pemodelan Sistem Aturan Sinkronisasi Aturan sinkronisasi ini dibuat supaya penumpang dapat berpindah dari sembarang pemberhentian busway atau kereta api komuter awal ke sembarang pemberhentian busway atau kereta api komuter tujuan yang ada pada jalur yang sudah ditentukan. Misalkan Keberangkatan kereta ke-(k + 1) dari S 1 menuju S 2 menunggu kedatangan bus yang berangkat ke-(k 1) dari H 1 menuju H 2, menunggu kedatangan bus yang berangkat ke-k dari H 9 menuju H 2, menunggu kedatangan bus yang berangkat ke-k dari H 11 menuju H 2, menunggu kedatangan kereta yang berangkat ke-k dari S 2 menuju S 1.

Analisis Dan Pembahasan Aturan Sinkronisasi Dan Pemodelan Sistem Tabel Pendefinisian Variabel Variabel x 1 (k) x 2 (k) x 3 (k) x 4 (k) x 5 (k) x 6 (k) x 7 (k) x 8 (k) x 9 (k) x 10 (k) x 11 (k) x 12 (k) x 13 (k) x 14 (k) x 15 (k) x 16 (k) x 17 (k) x 18 (k) x 19 (k) x 20 (k) x 21 (k) x 22 (k) x 23 (k) x 24 (k) x 25 (k) x 26 (k) x 27 (k) Definisi keberangkatan busway dari: H 1 pada saat ke k H 2 pada saat ke k H 3 pada saat ke k H 4 pada saat ke k H 5 pada saat ke k H 6 pada saat ke k H 7 pada saat ke k H 8 pada saat ke k H 9 pada saat ke k H 10 pada saat ke k H 11 pada saat ke k S 1 ke S 2 pada saat ke k S 9 ke S 8 pada saat ke k S 2 ke S 3 pada saat ke k S 3 ke S 4 pada saat ke k S 4 ke S 5 pada saat ke k S 5 ke S 6 pada saat ke k S 6 ke S 7 pada saat ke k S 7 ke S 8 pada saat ke k S 8 ke S 9 pada saat ke k S 8 ke S 7 pada saat ke k S 7 ke S 6 pada saat ke k S 6 ke S 5 pada saat ke k S 5 ke S 4 pada saat ke k S 4 ke S 3 pada saat ke k S 3 ke S 2 pada saat ke k S 2 ke S 1 pada saat ke k

Analisis Dan Pembahasan Aturan Sinkronisasi Dan Pemodelan Sistem x 12 (k + 1) = (x 1 (k 1) t 2 t 31 ) (x 27 (k) t 33 ) ( x 9 (k) t 15 t 31 ) (x 11 (k) t 50 t 31 ) (1) x 14 (k) = (x 12 (k) t 32 ) (x 10 (k) t 49 t 29 ) (2) x 15 (k) = (x 14 (k) t 34 ) (x 5 (k) t 48 t 27 ) (3) x 16 (k) = (x 15 (k) t 36 ) (x 4 (k) t 7 t 25 ) (x 6 (k) t 8 t 25 ) (x 9 (k 1) t 17 t 25 ) (4) x 17 (k) = (x 16 (k) t 38 ) (x 5 (k) t 9 t 23 ) (x 7 (k) t 10 t 23 ) (5)

Analisis Dan Pembahasan Aturan Sinkronisasi Dan Pemodelan Sistem x 18 (k) = (x 17 (k) t 40 ) (x 6 (k) t 11 t 21 ) (x 8 (k) t 12 t 21 ) (6) x 19 (k) = (x 18 (k) t 42 ) (x 7 (k) t 13 t 19 ) (7) x 20 (k) = (x 19 (k) t 44 ) (8) x 13 (k + 1) = (x 20 (k) t 46 ) (9) x 21 (k) = (x 13 (k) t 47 ) (10) x 22 (k) = (x 21 (k) t 45 ) (x 7 (k) t 13 t 19 ) (11) x 23 (k) = (x 22 (k) t 43 ) (x 6 (k) t 11 t 21 ) (x 8 (k) t 12 t 21 ) (12)

Analisis Dan Pembahasan Aturan Sinkronisasi Dan Pemodelan Sistem x 24 (k) = (x 23 (k) t 41 ) (x 5 (k) t 9 t 23 ) (x 7 (k) t 10 t 23 ) (13) x 25 (k) = (x 24 (k) t 39 ) (x 4 (k) t 7 t 25 ) ( x 6 (k) t 8 t 25 ) (x 9 (k 1) t 17 t 25 ) (14) x 26 (k) = (x 25 (k) t 37 ) (x 5 (k) t 48 t 27 ) (15) x 27 (k) = (x 26 (k) t 35 ) (x 10 (k) t 49 t 29 ) (16)

Analisis Dan Pembahasan Aturan Sinkronisasi Dan Pemodelan Sistem x 6 (k + 1) = (x 5 (k) t 9 ) (x 7 (k) t 10 ) (x 23 (k) t 41 t 22 ) (x 16 (k) t 38 t 22 ) (17) x 7 (k + 1) = (x 6 (k) t 11 ) (x 8 (k) t 12 ) (x 22 (k) t 43 t 20 ) (x 17 (k) t 40 t 20 ) (18) x 8 (k + 1) = (x 7 (k) t 13 ) (x 21 (k) t 45 t 18 ) (x 18 (k) t 42 t 18 ) (19)

Analisis Dan Pembahasan Aturan Sinkronisasi Dan Pemodelan Sistem x 1 (k + 1) = x 2 (k 1) t 1 (20) x 2 (k + 1) = (x 27 (k) t 33 t 30 ) (x 1 (k 1) t 2 ) (x 11 (k) t 50 ) (x 9 (k) t 15 ) (21) x 3 (k + 1) = (x 2 (k) t 3 ) (x 4 (k) t 4 ) (22) x 4 (k + 1) = (x 3 (k) t 5 ) (x 5 (k) t 6 ) (23) x 5 (k + 1) = (x 9 (k 1) t 17 ) (x 4 (k) t 7 ) (x 6 (k) t 8 ) (x 24 (k) t 39 t 24 ) (x 15 (k) t 36 t 24 ) (24)

Analisis Dan Pembahasan Aturan Sinkronisasi Dan Pemodelan Sistem x 9 (k + 1) = (x 2 (k 1) t 14 ) (x 3 (k) t 16 ) (25) x 10 (k + 1) = (x 5 (k) t 48 ) (x 25 (k) t 37 t 26 ) (x 14 (k) t 34 t 26 ) (26) x 11 (k + 1) = (x 10 (k) t 49 ) (x 26 (k) t 35 t 28 ) (x 12 (k) t 32 t 28 ) (27)

Analisis Dan Pembahasan Aturan Sinkronisasi Dan Pemodelan Sistem Model Akhir x(k + 1) = A 1 x(k) A 2 x(k 1) (28) y(k) = B 1 x(k) B 2 x(k 1) (29) atau dalam notasi matriks interval dapat dituliskan sebagai x(k + 1) = [A 1, A 1 ] x(k) [A 2, A 2 ] x(k 1) y(k) = [B 1, B 1 ] x(k) [B 2, B 2 ] x(k 1)

Analisis Dan Pembahasan Aturan Sinkronisasi Dan Pemodelan Sistem Atau dapat ditulis sebagai x(k + 1) = à x(k) (30) y(k) = B x(k) (31) dengan à matriks berukuran 26 26, yaitu ( ) A à = 1 A 2 E(13, 13) ε(13, 13) B = ( ) B 1 B 2.

Analisis Dan Pembahasan Desain Penjadwalan Desain Penjadwalan Langkah-langkahnya:

Analisis Dan Pembahasan Desain Penjadwalan Desain Penjadwalan Langkah-langkahnya: 1 Penentuan nilai eigen(periode keberangkatan) dan vektor eigen(v = x(0)) matriks Ã

Analisis Dan Pembahasan Desain Penjadwalan Desain Penjadwalan Langkah-langkahnya: 1 Penentuan nilai eigen(periode keberangkatan) dan vektor eigen(v = x(0)) matriks à 2 Penentuan y(0) dengan subtitusikan x(k) dengan x(0) ke persamaan 31

Analisis Dan Pembahasan Desain Penjadwalan Desain Penjadwalan Langkah-langkahnya: 1 Penentuan nilai eigen(periode keberangkatan) dan vektor eigen(v = x(0)) matriks à 2 Penentuan y(0) dengan subtitusikan x(k) dengan x(0) ke persamaan 31 3 Definisikan x (0) = x(0)(1 : 13)

Analisis Dan Pembahasan Desain Penjadwalan Desain Penjadwalan Langkah-langkahnya: 1 Penentuan nilai eigen(periode keberangkatan) dan vektor eigen(v = x(0)) matriks à 2 Penentuan y(0) dengan subtitusikan x(k) dengan x(0) ke persamaan 31 3 Definisikan x (0) = x(0)(1 : 13) 4 Definisikan v s = (x (0) y(0)) T

Analisis Dan Pembahasan Desain Penjadwalan Desain Penjadwalan Langkah-langkahnya: 1 Penentuan nilai eigen(periode keberangkatan) dan vektor eigen(v = x(0)) matriks à 2 Penentuan y(0) dengan subtitusikan x(k) dengan x(0) ke persamaan 31 3 Definisikan x (0) = x(0)(1 : 13) 4 Definisikan v s = (x (0) y(0)) T 5 Definisikan vektor awal keberangkatan v f = [v f, v f ] = [v s ( min(v s )), v s ( min(v s ))]

Analisis Dan Pembahasan Desain Penjadwalan Hasil

Analisis Dan Pembahasan Desain Penjadwalan Hasil Dengan menggunakan nilai eigen dan v f didapat 15 keberangkatan

Analisis Dan Pembahasan Desain Penjadwalan Hasil Dengan menggunakan nilai eigen dan v f didapat 15 keberangkatan Dipilih 6 keberangkatan yang sesuai dengan jadwal yang telah digunakan saat ini. Dengan jadwal keberangkatan KA komuter distasiun semut yang telah terealisasi 05:30:00, 07:35:00, 11:05:00, 12:45:00, 15:15:00, dan 17:25:00 dan jadwal keberangkatan hasil perhitungan yang mendekati jadwal tersebut adalah [05:30:00,05:47:17], [07:20:45,07:31:03], [10:48:17,10:58:37], [12:32:04,12:42:24], [15:07:46,15:18:06], dan [17:43:29,17:53:48].

Analisis Dan Pembahasan Desain Penjadwalan Hasil Dengan menggunakan nilai eigen dan v f didapat 15 keberangkatan Dipilih 6 keberangkatan yang sesuai dengan jadwal yang telah digunakan saat ini. Dengan jadwal keberangkatan KA komuter distasiun semut yang telah terealisasi 05:30:00, 07:35:00, 11:05:00, 12:45:00, 15:15:00, dan 17:25:00 dan jadwal keberangkatan hasil perhitungan yang mendekati jadwal tersebut adalah [05:30:00,05:47:17], [07:20:45,07:31:03], [10:48:17,10:58:37], [12:32:04,12:42:24], [15:07:46,15:18:06], dan [17:43:29,17:53:48]. Akibat pengurangan keberangkatan ini maka banyaknya busway yang diperlukan dalam penjadwalan juga berkurang yaitu yang awalnya 24 busway menjadi 18 busway.

Analisis Dan Pembahasan Desain Penjadwalan Uji coba pogram GUI scilab Gambar: GUI scilab dengan input program: banyaknya busway atau kereta api komuter tiap halte atau stasiun dan output program: nilai eigen matriks à dan vektor awal keberangkatan

Analisis Dan Pembahasan Desain Penjadwalan Gambar: Program berbasis GUI java dengan input program: vektor awal keberangkatan dan nilai eigen matriks à dan output program: jadwal dari busway dan KA komuter

Analisis Dan Pembahasan Desain Penjadwalan SIMULASI PROGRAM

Daftar Pustaka Daftar Pustaka Kompas, 23 Juli 2011, Surabaya Oh Surabaya yang macet, (diakses hari Minggu, 19 Agustus 2012 pukul 10:31 WIB), http://travelkompas.com/read/2011/07/23/07594563/ Surabaya. Oh.Surabaya.yang.Macet Rakhmawati, N., (2012), Analisis Pemodelan Dan Penjadwalan Busway Di Surabaya dengan Aljabar Max-Plus, Tesis Magister,ITS,Surabaya Adhitya, R., (2010), Penentuan Rute Busway Di Surabaya Menggunakan Metoda Algorithma Genetika Studi Kasus: Jl. A. Yani - Perak, Tugas Akhir S1,ITS, Surabaya. Winarni, (2009), Penjadwalan jalur Bus dalam Kota dengan Aljabar Max - Plus, Tesis Magister, ITS, Surabaya. Subiono, (2012), Aljabar Maxplus dan Terapannya, Buku Ajar Kuliah Pilihan Pasca Sarjana Matematika, ITS, Surabaya. Rudhito, A., Wahyuni, S., Suparwanto, A., dan Susilo, F.,(2008). Aljabar Max-Plus Interval, Prosiding Seminar Nasional Mahasiswa S3 Matematika,pp 14-22, UGM. Subiono,dan Dieky,A., (2012), Max-Plus Algebra Toolbox ver. 1.1.0, Jurusan Matematika Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.