BAB IV PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibandingkan antara aplikasi teori graf fuzzy dan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. Pada penelitian ini akan dibandingkan antara aplikasi teori graf fuzzy dan"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN Pada penelitian ini akan dibandingkan antara aplikasi teori graf fuzzy dan teori aljabar max-plus dalam pengaturan lampu lalu lintas di simpang empat Beran Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sampel data didapat dengan pengamatan langsung, pengamatan diantaranya untuk mengetahui banyak motor dan mobil yang melintas untuk setiap arus, lama waktu lampu hijau, lama waktu lampu kuning, lama waktu lampu merah, lama fase clear, dan waktu tempuh dari lampu lalu lintas sebelum simpang empat Beran, yakni simpang empat Denggung. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lapangan, sistem arus lalu lintas yang diterapkan pada simpang empat Beran terdapat 4 fase, fase pertama yakni pada simpang I dengan arus A, B, dan C yang berjalan secara bersama. Fase kedua yakni pada simpang II dengan arus D, E, dan F. Fase ketiga yakni pada simpang III dengan arus G, H, dan I. Fase keempat yakni pada simpang IV dengan arus J, K, dan L. Semua fase tersebut merupakan fase yang kompatibel dengan masing-masing fase terdapat 3 arus yang berjalan secara bersama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar

2 1 3,5 m A B C 4 8,5 m L K J D E F 7,5 m 2 I H 6 m 3 G Gambar 4.1 Sistem Lalu Lintas pada simpang empat Beran Dari hasil pengamatan yang sudah dilakukan diperoleh siklus lampu lalu lintas pada simpang empat Beran seperti pada Tabel 4.1 berikut. Tabel 4.1 Lama Waktu Lampu Lalu Lintas Yang Diterapkan Sekarang (Detik) Simpang Lama lampu hijau Lama lampu kuning Lama fase clear Lama Lampu Merah Total satu siklus 14 Berikut merupakan data pengamatan banyak kendaraan motor dan mobil yang melintasi simpang empat Beran, selama 1 jam terdapat sebanyak 26 siklus lampu hijau untuk setiap arus seperti pada Lampiran 1 halaman 94. Dari data banyak kendaraan motor dan mobil kemudian dicari panjang rata-rata antrian untuk setiap 58

3 satu kali fase lampu hijau. Rumus perhitungan panjang antrian kendaraan ditentukan sendiri oleh peneliti dengan mengasumsikan luas mobil = 5m 3m dan luas motor = 2m 1m. Luas mobil dikalikan dengan banyak mobil ditambah banyak motor dikalikan dengan luas motor diperoleh luas jalan yang dipadati kendaraan. Luas jalan yang dipadati kendaraan tersebut dibagi dengan lebar jalan dan banyak siklus lampu hijau dalam satu jam didapatkan rata-rata panjang antrian. Rumus perhitungan tersebut didefinisikan sebagai berikut: Panjang Antrian = (Jumlah Motor luas motor) + (Jumlah Mobil luas mobil) banyak siklus lampu hijau dalam satu jam lebar jalan Panjang Antrian A = ,5 = = 14,2 m Kemudian dihitung untuk masing-masing arus dan didapat seperti pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Data Panjang Antrian Motor dan Mobil No. Arus Lalu Lintas Banyak Motor Banyak Mobil Panjang Antrian 1 A ,2 m 2 B ,8 m 3 C ,7 m 4 D ,1 m 5 E ,5 m 6 F m 7 G ,1 m 8 H ,8 m 9 I m 1 J ,4 m 11 K ,6 m 12 L ,1 m 59

4 A. Penyelesaian Masalah Menggunakan Teori Graf Fuzzy Data pengamatan banyak kendaraan di simpang empat Beran diolah ke dalam fungsi keanggotaan (membership function), dengan fungsi keanggotaan menggunakan data training yang menyesuaikan data banyaknya kendaraan yang melewati simpang empat Beran, dengan fungsi keanggotaan ditentukan sebagai berikut, dengan x merupakan panjang antrian: μ sangat sepi (x;,,2) = { μ sepi (x; 1,3,5) = { 1, x 2 x 2, x 2, 2 x, x 1 x x 5 3, 1 x 3, 3 x 5, 5 x, x 3 x 3, 3 x μ normal (x; 3,5,7) = 7 x, 5 x {, 7 x, x 1 x 5, 5 x 7 μ ramai (x; 5,7,9) = x, 7 x {, 5 x, x 7 x 7 μ sangat ramai (x; 7,1,1) = {, x 1 1, 1 x 6

5 Grafik fungsi keanggotaan untuk parameter panjang antrian ditunjukan pada Gambar 4.2 berikut m(c) 1 Sangat Sepi Sepi Normal Ramai Sangat Ramai Panjang Antrian Gambar 4.2. Fungsi Keanggotaan Fuzzy Variabel Panjang Antrian c Operasi yang berhubungan dengan operasi union atau operasi or pada himpunan, nilai keanggotaa diperoleh dengan mengambil nilai maximum antara kedua himpunan μ (A B) = max{ μa(x), μb(x)} a. Nilai keanggotaan untuk simpul A dengan panjang antrian x = 14,2 m adalah : μ sangat sepi = 2 14,2 2 = 5,8 2 =,29 μ sepi = 14, = 4,2 2 =,21 μ sangat sepi μ sepi = max(,29,,21) =,29 = sangat sepi Jadi nilai keanggotaan untuk simpul A adalah sangat sepi b. Nilai keanggotaan untuk simpul B dengan panjang antrian x = 11,8 m adalah: 61

6 μ sangat sepi =,41 μ sepi =,9 μ sangat sepi μ sepi = max(,41,,9) =,41 = sangat sepi Jadi nilai keanggotaan untuk simpul B adalah sangat sepi c. Nilai keanggotaan untuk simpul C dengan panjang antrian x = 4,7 m adalah: μ sangat sepi =,765 Jadi nilai keanggotaan untuk simpul B adalah sangat sepi d. Nilai keanggotaan untuk simpul D dengan panjang antrian x = 3,1 m adalah: μ sangat sepi =,845 Jadi nilai keanggotaan untuk simpul D adalah sangat sepi e. Nilai keanggotaan untuk simpul E dengan panjang antrian x = 5,5 m adalah: μ normal =,975 μ ramai =,25 μ normal μ ramai = max(,975,,25) =,975 = normal Jadi nilai keanggotaan untuk simpul E adalah normal f. Nilai keanggotaan untuk simpul F dengan panjang antrian x = 1 m adalah : μ sangat sepi =,95 Jadi nilai keanggotaan untuk simpul F adalah sangat sepi 62

7 g. Nilai keanggotaan untuk simpul G dengan panjang antrian x = 2,1 m adalah: μ sangat sepi =,895 Jadi nilai keanggotaan untuk simpul G adalah sangat sepi h. Nilai keanggotaan untuk simpul H dengan panjang antrian x = 5,8 m adalah: μ sangat sepi =,71 Jadi nilai keanggotaan untuk simpul H adalah sangat sepi i. Nilai keanggotaan untuk simpul I dengan panjang antrian x = 1 m adalah: μ sangat sepi =,5 Jadi nilai keanggotaan untuk simpul I adalah sangat sepi j. Nilai keanggotaan untuk simpul J dengan panjang antrian x = 1,4 m ialah: μ sangat sepi =,48 μ sepi =,2 μ sangat sepi μ sepi = max(,48,,2) =,48 = sangat sepi Jadi nilai keanggotaan untuk simpul J adalah sangat sepi k. Nilai keanggotaan untuk simpul K dengan panjang antrian x = 58,6 m ialah: μ normal =,57 μ ramai =,43 μ normal μ ramai = max(,57,,43) =,57 = normal 63

8 Jadi nilai keanggotaan untuk simpul K adalah normal l. Nilai keanggotaan untuk simpul L dengan panjang antrian x = 4,1 m adalah: μ sangat sepi =,795 Jadi nilai keanggotaan untuk simpul L adalah sangat sepi Sehingga diperoleh nilai keanggotaan untuk setiap arus pada simpang empat Beran seperti pada Tabel 4.3 Tabel 4.3 Nilai Keanggotaan Setiap Arus di Simpang Empat Beran Arus μ Arus μ A ss(,29) G ss(,895) B ss(,41) H ss(,71) C ss(,765) I ss(,5) D ss(,845) J ss(,48) E n(,975) K n(,57) F ss(,95) L ss(,795) Pengaturan arus lalu lintas dioptimalkan dengan memodelkan arus lalu lintas ke dalam bentuk graf kompatibel. Suatu arus lalu lintas disebut kompatibel jika antara dua arus berjalan bersama tidak menghasilkan konflik. Misal pada Gambar 4.1, arus A, B, dan C kompatibel, sedangkan B dengan E tidak kompatibel karena jika berjalan pada satu fase dapat menyebabkan perpotongan atau konflik (Yolanda dkk, 214:2). Pada Gambar 4.3 berikut menunjukan graf dengan simpul yang dihubungkan oleh sisi menunjukan pelepasan arus lalu lintas yang saling kompatibel. 64

9 65 A B C D E F G H I J K L A B C D E F G H I J K L (i) (ii) (iv) A B C D E F G H I J K L A B C D E F G H I J K L (iii) A B C D E F G H I J K L A B C D E F G H I J K L (v) (vi)

10 66 (vii) (viii) (x) (ix) (xi) (xii) A B C D E F G H I J K L A B C D E F G H I J K L A B C D E F G H I J K L A B C D E F G H I J K L A B C D E F G H I J K L A B C D E F G H I J K L Gambar 4.3 Graf Kompatibel dari Masing-Masing Arus di Simpang Empat Beran

11 Dari graf kompatibel pada masing-masing arus lalu lintas di simpang empat Beran pada Gambar 4.3 dibentuk graf kompatibel untuk keseluruhan arus lalu lintas di simpang empat Beran dengan bobot untuk masing masing simpul sesuai pada Tabel 4.3. Didapat seperti pada Gambar 4.4 berikut : ss(,795) L ss(,29) A ss(,41) B ss(,765) C n(,57) K ss(,845) D ss(,48) J n(,975) E ss(,5) I F ss(,95) ss(,71) H G ss(,895) Gambar 4.4 Graf Kompatibel Berbobot Dari Seluruh Arus di simpang Empat Beran Pengaturan arus lalu lintas pada simpang empat Beran dapat dioptimalkan dengan mencari subgraph lengkap dari graf kompatibel arus lalu lintas simpang empat Beran. Berikut adalah subgraph lengkap kompatibel dari Gambar

12 ss(,795) L ss(,29) A n(,57) K ss(,48) J ss(,41) I L B ss(,795) ss(,5) ss(,765) C ss(,5) I C ss(,95) ss(,71) H ss(,765) F ss(,845) G E D n(,975) ss(,95) F ss(,895) Gambar 4.5 Subgraph Lengkap Kompatibel untuk Simpang Empat Beran Subgraph lengkap kompatibel pada Gambar 4.5 menyatakan lintasan yang tidak menimbulkan konflik terhadap arus kendaraan jika berjalan bersama. Subgraph lengkap kompatibel tersebut menunjukan fase perngaturan arus lampu lalu lintas, sehingga diperoleh fase arus lalu lintas seperti pada Tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Fase Arus Lalu Lintas Simpang Empat Beran Fase I Fase II Fase III Fase IV A,B,C,L C,D,E,F F,G,H,I I,J,K,L Fase arus lalu lintas dengan teori graf kompatibel tersebut diterapkan kembali pada simpang empat Beran dan diperoleh fase arus lalu lintas seperti Gambar 4.6 berikut: 68

13 1 3,5 m 4 8,5 m 7,5 m 2 6 m 3 Gambar 4.6 Fase Sistem Lalu Lintas dengan Graf Kompatibel Arah panah bewarna merah adalah fase pertama dengan 4 arus lalu lintas yang berjalan secara bersamaan, arah panah warna biru adalah fase kedua, arah panah warna hijau adalah fase ketiga, dan arah panah warna kuning adalah fase keempat B. Perhitungan Waktu Lampu Lalu Lintas Menggunakan Graf Fuzzy Waktu lampu lalu lintas diperoleh dengan menggunakan teori logika fuzzy untuk menghitung tingkat kemacetan dan lama lampu hijau untuk setiap simpang empat Beran. Simpang empat Beran merupakan simpang yang menghubungkan jalur lintas provinsi yakni dilewati oleh Jl. Magelang dari arah timur dan barat sedangkan dari arah utara dilewati Jl. Pendowoharjo, arah 69

14 selatan Jl. Parasamya. Logika fuzzy yang digunakan ialah Fuzzy Inference System (FIS) dengan tipe Mamdani. Dengan variabel linguistik input panjang antrian dan output lama lampu hijau. Domain dari variabel linguistik input dan output yang digunakan seperti pada Tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Domain dari Variabel Linguistik Input dan Output Fungsi Variabel Fuzzy Semesta Domain Pembicaraan Sangat Sepi [,2] Panjang Sepi [1,5] Input Antrian Normal [,1] [3,7] Ramai [5,9] Sangat Ramai [7,1] Sangat [,15] Lama Sebentar Output Waktu Sebentar [,6] [5,25] Lampu Sedang [2,4] Hijau Lama [35,55] Sangat Lama [5,6] Fungsi keanggotaan yang digunakan ialah fungsi segitiga. Metode penalaran yang digunakan sebagai dasar untuk teknik implikasi fuzzy adalah sebagai berikut (Kusumadewi, 23: 177) If x is A then z is B Dalam kasus ini terdapat 2 variabel, yakni 1 variabel input, panjang antrian dan 1 variabel, output, lama waktu lampu hijau. Variabel panjang antrian memiliki 5 nilai linguistik, sangat sedikit, sedikit, sedang, banyak, dan sangat banyak. Sedangkan variabel lama waktu lampu hijau memiliki 5 nilai linguistik, sangat sebentar, sebentar, sedang, lama, dan sangat lama. Aturan- 7

15 aturan yang dapat terbentuk jika x dikatikan dengan variabel panjang antrian dan A adalah nilai-nilai linguistiknya, z dikaitkan dengan variabel lama waktu lampu hijau dan B adalah nilai linguistiknya, seperti dalam Tabel 4.6 berikut ini: Tabel 4.6 Aturan yang terbentuk pada inferensi fuzzy Aturan Panjang Antrian Fungsi Implikasi Lama Waktu Lampu Hijau R1 Sangat Sedikit Sangat Sebentar R2 Sedikit Sebentar R3 Sedang Sedang R4 Banyak Lama R5 Sangat Banyak Sangat Lama Kemudian penyelesaian masalah untuk penentuan lama lampu hijau di simpang empat Beran menggunakan metode Mamdani, dipilih metode Mamdani karena lebih menyerupai pola pikir manusia. Pada simpang 1, langkah dengan metode Mamdani ialah sebagai berikut : 1. Langkah Pertama : Fuzzification Panjang antrian terdiri atas 5 himpunan fuzzy, yakni sangat sepi, sepi, normal, ramai, dan sangat ramai. Dari data pengamatan panjang antrian pada simpang 1 yakni arus A, B, dan C didapat rata-rata panjang antrian 3,7 meter, didapat: μ sepi = μ normal = 5 3,7 5 3 = 19,3 2 =,965 3, =,7 2 =,35 71

16 2. Langkah Kedua : Inferrence Fuzzy [R2] JIKA panjang antrian SEPI, MAKA lama lampu merah SEBENTAR a predikat 1 = μ sepi =,965 [R3] JIKA panjang antrian NORMAL, MAKA lama lampu merah SEDANG a predikat 2 = μ normal =,35 Setelah nilai implikasi diperoleh, tahap selanjutnya ialah mengaplikasikan fungsi implikasi untuk R2 dan R3, didapat seperti pada Gambar 4.7 berikut: Sangat sebentar 1,965 sebentar sedang lama Sangat lama.5,35 5 a1 a2 a3 25 a4 45 Gambar 4.7 Aplikasi Fungsi Implikasi R2 dan Fungsi R3 6 [R2] a =, a =,965 a 1 5 = 9,65 atau 25 a 2 = 9,65 a 1 = 14,65 a 2 = 15,35 72

17 [R3] a =,35 4 a =,35 a 3 2 =,35 atau 4 a 4 =,35 a 3 = 2,35 a 4 = 39,65 Setelah didapatkan nilai a 1, a 2, a 3, dan a 4. Digunakan metode MAX untuk komposisi antar semua aturan. Hasilnya seperti pada Gambar 4.8 berikut: Gambar 4.8 Daerah Hasil Komposisi Dengan Pewarnaan Dengan demikian, fungsi keanggotaan untuk hasil komposisi ini, ialah :, z 5 atau z 4, z 5 atau z 4 z z μ sf(z) z 2, 5 z 14,65,965, 14,65 z 15,35 3 2, 15,35 z 25 μ sf(z), 2 z 2,35,35, 2,35 z 39,65 4 z {, 39,65 z Langkah Ketiga : Defuzzification { 1 z 1, 5 z 14,65 1 2,965, 14,65 z 15,35 25 z z 2 3 2, 15,35 z 25, 2 z 2,35,35, 2,35 z 39,65 4 z 4 3, 39,65 z 4 Metode yang digunakan yakni centroid, dipilih metode centroid karena pergerakan nilai defuzzification lebih halus sehingga perubahan dari 73

18 suatu himpunan fuzzy juga akan berjalan dengan halus. Domain kontinyu, sehingga menggunakan rumus sebagai berikut: z z = z zμ(z)dz μ(z)dz = M 1 + M 2 + M 3 + M 4 + M 5 + M 6 A 1 + A 2 + A 3 + A 4 + A 5 + A 6 Dengan M i merupakan momen sedangkan A i merupakan luas daerah. Sebelum melakukan perhitungan untuk memperoleh hasil defuzzification dengan metode centroid akan dicari momen dan luas daerah sebagai berikut a. Inferensi yang pertama, merupakan fungsi naik, sehingga 14,65 M 1 = ( 1 1 z 1 2 ) zdz = [ 1 3 z3 1 4 z2 ]5 Dan 5 14,65 = [51,15 + 2,83] = 53,233 14,65 A 1 = ( 1 1 z 1 2 ) dz = [ 1 2 z2 1 2 z] ,65 = [3,46 + 1,25] = 4,656 b. Inferensi yang kedua merupakan fungsi linear, sehingga: 15,35 M 2 = (,965)zdz = [,965 Dan 14,65 A 2 = 15,35 14,65 15,35 2 z2 ]14,65 = [113,688 13,555] = 1,133 15,35 (,965)dz = [,965z] 14,65 =,965[15,35 14,65] =,676 74

19 c. Inferensi yang ketiga, merupakan fungsi turun, sehingga 25 M 3 = (2,5 1 1 Dan A 3 = 15, ,35 (2,5 1 z) dz 1 z) zdz = [2,5 2 z z3 ]15,35 = [26, ,968] = 86, = [2,5z 1 2 z2 ] 15,35 = [31, ,594] = 4,656 d. Inferensi yang keempat, merupakan fungsi naik, sehingga 2,35 M 4 = ( 1 2,35 1 z 2) zdz = [ 1 3 z3 z 2 ]2 Dan 2 = [ 133, ,333] =,123 2,35 A 4 = ( 1 2,35 1 z 2) dz = [ 1 2 z2 2z]2 2 = [ 19, ] =,6 e. Inferensi yang kelima, merupakan fungsi linear, sehingga 39,65 M 5 = (,35)zdz = [,35 Dan 2,35 39,65 2 z2 ]2,35 = [27,512 7,247] = 2,265 75

20 39,65 39,65 A 5 = (,35)dz = [,35z] 2,35 2,35 =,35[39,65 2,35] =,676 f. Inferensi yang keenam, merupakan fungsi turun, sehingga 4 M 6 = (4 1 1 z) zdz = [2z2 1 Dan 39, z3 ]39,65 = [166, ,423] =,244 4 A 6 = ( z) dz = [4z 1 2 z2 ]39,65 39,65 = [8 79,994] =,6 Titik pusat diperoleh dengan mensubstitusi momen dan luas dari daerah ke dalam z z = M 1 + M 2 + M 3 + M 4 + M 5 + M 6 A 1 + A 2 + A 3 + A 4 + A 5 + A 6 = 53, , ,449 +, ,265 +,244 4,656 +, ,656 +,6 +,676 +,6 = 169,447 1,676 = 15,872 Selanjutnya untuk memudahkan dalam perhitungan Fuzzy Inference System (FIS) digunakan aplikasi MATLAB R211b dengan bantuan GUI fuzzy logic toolbox. Fungsi keanggotaan yang akan digunakan ialah representasi segitiga dengan variabel input: panjang antrian seperti pada Gambar 4.9 berikut. 76

21 Gambar 4.9 Variabel Input Matlab Panjang Antrian Sedangkan variabel output ialah lama waktu lampu hijau untuk suatu simpang, dengan fungsi keanggotaan segitiga seperti pada Gambar 4.1 berikut Gambar 4.1 Variabel Output Matlab Lama Lampu Hijau Proses implikasi dilakukan dengan bantuan program Matlab, yakni dengan pilih menu Edit-Rule (Naba, 29:91). Dengan aturan pada Tabel 4.6 menggunakan program matlab didapatkan seperti pada Gambar 4.11 berikut 77

22 Gambar 4.11 Rule Editor MATLAB Simpang Empat Beran Hasil Fuzzy Inference System untuk setiap simpang didapat sebagai berikut: a. Simpang pertama yakni arus A, B, dan C didapat rata-rata panjang antrian adalah 3,7 meter. Dengan input 3,7 ke Rule Viewer diperoleh lama waktu lampu hijau 15,9 detik (dibulatkan menjadi 16 detik) seperti pada Gambar 4.12 berikut: Gambar 4.12 Rule Viewer simpang 1 78

23 b. Simpang kedua yakni arus D, E, dan F didapat rata-rata panjang antrian adalah 54,6 meter. Dengan input 54,6 ke Rule Viewer diperoleh lama waktu lampu hijau 34,4 detik (dibulatkan menjadi 35 detik) seperti pada Gambar 4.13 berikut: Gambar 4.13 Rule Viewer simpang 2 c. Simpang ketiga yakni arus G, H, dan I didapat rata-rata panjang antrian adalah 17,8 meter. Dengan input 17,8 ke Rule Viewer diperoleh lama waktu lampu hijau 13,9 detik (dibulatkan menjadi 14 detik) seperti pada Gambar 4.14 berikut: Gambar 4.14 Rule Viewer simpang 3 79

24 d. Simpang keempat yakni arus J, K, dan L didapat rata-rata panjang antrian untuk sekali putaran lampu merah adalah 73,4 meter. Dengan input 73,4 ke Rule Viewer diperoleh lama waktu lampu hijau 45,8 detik (dibulatkan menjadi 46 detik) seperti pada Gambar 4.15 berikut: Gambar 4.15 Rule Viewer simpang 4 Diperoleh lama waktu lampu hijau untuk setiap simpang empat Beran seperti pada tabel 4.7 berikut Tabel 4.7 Lama Waktu Lampu Hijau Setiap Simpang Menggunakan Logika Fuzzy Arus Lama Waktu Lampu Hijau A, B, dan C 16 detik D,E, dan F 34 detik G, H, dan I 14 detik J, K, dan L 46 detik Dari Tabel 4.4 yakni fase arus lalu lintas yang terbentuk menggunakan graf fuzzy dan Tabel 4.7 yakni lama waktu lampu hijau setiap simpang menggunakan logika fuzzy diperoleh fase lalu lintas sebagai berikut: 8

25 a. Simpul A, B, dan C mempunyai fase lampu hijau 16 detik. Berdasar tabel 4.4 arus lalu lintas C dapat berjalan bersamaan dengan arus lalu lintas D, E, dan F. Sehingga fase lampu hijau untuk arus lalu lintas C menjadi 16+34=5 detik b. Simpul D, E, dan F mempunyai fase lampu hijau 34 detik. Berdasar tabel 4.4 arus lalu lintas F dapat berjalan bersamaan dengan arus lalu lintas G, H, dan I. Sehingga fase lampu hijau untuk arus lalu lintas F menjadi 34+14=48 detik c. Simpul G, H, dan I mempunyai fase lampu hijau 14 detik. Berdasar tabel 4.4 arus lalu lintas I dapat berjalan bersamaan dengan arus lalu lintas J, K, dan L. Sehingga fase lampu hijau untuk arus lalu lintas I menjadi = 6 detik d. Simpul J, K, dan L mempunyai fase lampu hijau 46 detik. Berdasar tabel 4.4 arus lalu lintas L dapat berjalan bersamaan dengan arus lalu lintas A, B, dan C. Sehingga fase lampu hijau untuk arus lalu lintas L menjadi 46+16= 62 detik C. Penyelesaian Masalah Menggunakan Teori Aljabar Max-Plus 1. Pemodelan Matematika untuk Pengaturan Nyala Lampu Lalu Lintas Model matematika untuk pengaturan lampu lalu lintas pada simpang empat Beran dengan aljabar max-plus ialah sebagai berikut: z 1 (k + 1) = max(z 4 (k) + t 4 (k) + m 4,1, ) z 2 (k + 1) = max(z 1 (k) + t 1 (k) + m 1,2, z 5 (k) + t) z 3 (k + 1) = max(z 2 (k) + t 2 (k) + m 2,3, ) z 4 (k + 1) = max(z 3 (k) + t 3 (k) + m 3,4, ) 81

26 Keterangan: z i (k) = waktu mulai lampu hijau menyala pada arus ke- i di siklus ke- k, i {1,2,3,4} z 5 (k) = waktu mulai lampu hijau menyala pada lampu lalu lintas sebelum simpang empat Beran, yakni simpang empat Denggung t i (k) = lama waktu lampu hijau menyala pada arus ke- i di siklus ke- k, i {1,2,3,4} t = lama waktu tempuh dari lampu lalu lintas sebelum simpang empat Beran sebesar 63 detik, yakni simpang empat Denggung menuju ke simpang simpang empat Beran m i,j = waktu jeda antara akhir dari arus ke- i dan awal arus kendaraan ke- j menyala lampu hijau (fase clear), i {1,2,3,4}, j {1,2,3,4} Penjelasan dari model tersebut untuk simpang 1, ialah awal mulai lampu hijau menyala pada simpang 1 didapat dari nilai awal mulai lampu hijau menyala di simpang 4 ditambah lama lampu hijau di kaki simpang 4 menyala ditambah dengan waktu jeda antara akhir masuknya arus kendaraan dari simpang 4 dan awal masuknya dari simpang 1 (fase clear). Dari model matematika yang dihasilkan dibentuk matriks untuk menemukan nilai eigen dan vektor eigen yang merupakan faktor utama dalam penentuan awal lampu hijau menyala pada setiap kaki simpang 82

27 F = ( 1 t 1 (k) + m 1,2 2 t 2 (k) + m 2,3 3 t 3 (k) + m 3,4 4 t 4 (k) + m 4,1 2. Perhitungan Vektor Eigen dan Nilai Eigen dengan Software Scilab 5 t ) Dari data waktu lampu lalu lintas menyala pada Tabel 4.1 dimasukan ke matriks didapat sebagai berikut : F = ( F = ( ) 5 63 ) Kemudian dicari nilai eigen dan vektor eigen. Nilai eigen digunakan untuk patokan awal lama waktu siklus tiap fase sedangkan vektor eigen untuk patokan awal lampu hijau mulai menyala untuk setiap simpang karena dalam perhitungan nilai eigen menggunakan beberapa iterasi sampai didapatkan sebuah siklus. Dalam mempermudah perhitungan digunakan software scilab. Berikut perintah yang digunakan dalam penggunaan program scilab untuk mencari nilai eigen dan vektor eigen: 83

28 Gambar 4.16 Tampilan Perintah Scilab untuk Membentuk Matriks Gambar 4.17 Tampilan Perintah dan Hasil Nilai Eigen dan Vektor Eigen Dari Gambar 4.17 diperoleh nilai y merupakan vektor eigen dan nilai x yang merupakan nilai eigen. Elemen-elemen vektor eigen diseuaikan dengan masing-masing aliran kendaraan seperti pada tabel 4.8 berikut: 84

29 Tabel 4.8 Elemen Vektor Eigen Bersesuaian Dengan Tiap Simpang Aliran Kendaraan Elemen vektor eigen Dengan nilai eigen diperoleh λ=36 Untuk memudahkan penghitungan waktu pertama lampu hijau menyala untuk masing masing simpang akan dikurangi dengan nilai terkecil yaitu 518 sehingga didapat hasil pada Tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9 Nilai Awal Lampu Hijau Menyala (Detik) Simpang Elemen vektor eigen Setelah didapat nilai awal waktu mulai lampu hijau menyala untuk masing-masing kaki simpang. Langkah selanjutnya ialah menambahkan nilai eigen untuk masing-masing simpang sehingga terbentuk periodesasi dengan nilai eigennya yakni 36 detik sebagai lama tiap periode. Menambahkan nilai eigen untuk masing-masing kaki simpang didapat seperti pada Tabel 4.1: 85

30 Tabel 4.1 Periodesasi Lampu Hijau Menyala Fase 1 lampu hijau menyala di simpang 1 pada detik ke-34 dan pada simpang 5 pada detik ke-, fase II lampu hijau menyala pada simpang 2 pada detik ke 66, fase III lampu hijau menyala pada simpang III pada detik ke 111, dan terakhir fase IV lampu hijau menyala pada simpang IV pada detik ke 134. setiap lampu hijau menyala di fase berikutnya melewati lampu kuning 3 detik dan fase clear 4 detik. Kemudian didapat waktu lampu hijau menyala untuk setiap simpang seperti pada Tabel 4.11 Tabel 4.11 Lama Lampu Hijau Menyala Tiap Simpang (Detik) Simpang Akhir lampu hijau menyala Awal lampu hijau menyala Lama lampu kuning Lama fase clear Lama lampu hijau = Terdapat perbedaan lama lampu hijau pada simpang 1 yang berubah menjadi 25 detik. Lama lampu simpang 5 tidak dihitung karena yang diperhitungkan hanya simpang empat lampu lalu lintas Beran. 86

31 D. Perbandingan Teori Graf Fuzzy dengan Aljabar Max-Plus Dengan menggunakan teori graf fuzzy dan aljabar max-plus didapatkan lama lampu hijau dan lama lampu merah menyala seperti pada Tabel 4.12 berikut: Tabel 4.12 Perbandingan Fase Lampu Hijau Simpang Empat Beran dengan Teori Graf Fuzzy dan Aljabar Max-Plus Ruas Lama Lampu Hijau Lama Lampu Merah Yang Diterapkan Graf fuzzy Aljabar Max- Yang Diterapka Graf fuzzy Aljabar Max-Plus Sekarang Plus n Sekarang A B C D E F G H I J K L Total Rata -rata 28 36, ,3 111 Dengan hasil Tabel 4.12 perbandingan fase lampu lalu lintas untuk arus lalu lintas, dapat diketahui presentase bertambah atau berkurangnya fase lampu hijau dan lampu merah dengan menggunakan teori graf fuzzy dan teori aljabar max-plus dibandingkan dengan lampu lalu lintas yang diterapkan saat ini: 87

32 Tabel 4.13 Presentase Bertambah dan Berkurangnya Fase Hijau dan Fase Merah Aplikasi Teori Fase Hijau Fase Merah Graf Fuzzy Bertambah 31% Berkurang 9,8% Aljabar Max-Plus Bertambah 3,6% Bertambah 1,8% Dari Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa dari kedua teori yang digunakan presentase fase hijau bertambah lebih banyak dengan menggunakan teori graf fuzzy, yakni bertambah 31% dan presentase fase merah berkurang lebih banyak dengan menggunakan teori graf fuzzy, yakni berkurang 9,8%. 88

Aplikasi Graf Fuzzy dan Aljabar Max-Plus untuk Pengaturan. Lampu Lalu Lintas di Simpang Empat Beran Kabupaten Sleman

Aplikasi Graf Fuzzy dan Aljabar Max-Plus untuk Pengaturan. Lampu Lalu Lintas di Simpang Empat Beran Kabupaten Sleman Aplikasi Graf Fuzzy dan Aljabar Max-Plus untuk Pengaturan Lampu Lalu Lintas di Simpang Empat Beran Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Oleh: Arifudin Prabowo Kurniawan 13305144011 ABSTRAK

Lebih terperinci

APLIKASI GRAF FUZZY DAN ALJABAR MAX-PLUS UNTUK PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI SIMPANG EMPAT BERAN

APLIKASI GRAF FUZZY DAN ALJABAR MAX-PLUS UNTUK PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI SIMPANG EMPAT BERAN Aplikasi Graf Fuzzy... (Arifudin Prabowo Kurniawan) 72 APLIKASI GRAF FUZZY DAN ALJABAR MAX-PLUS UNTUK PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI SIMPANG EMPAT BERAN FUZZY GRAPH AND MAX-PLUS ALGEBRA APLICATION FOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat. Menurut Khisma (2016: 9) kemacetan kendaraan bermotor

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat. Menurut Khisma (2016: 9) kemacetan kendaraan bermotor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan kota dengan tingkat kemacetan lau lintas yang semakin meningkat. Menurut Khisma (2016: 9) kemacetan kendaraan bermotor menyebabkan banyak

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Bab ini akan memaparkan berbagai teori yang melandasi penulis dalam membangun sistem yang nantinya akan dibuat. 3.1. Pengertian Optimalisasi Secara umum pengertian optimalisasi menurut

Lebih terperinci

Fuzzy Inference System untuk Mengurangi Kemacetan di Perempatan Jalan

Fuzzy Inference System untuk Mengurangi Kemacetan di Perempatan Jalan Fuzzy Inference System untuk Mengurangi Kemacetan di Perempatan Jalan Edwin Romelta / 13508052 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lalu lintas yang ada. Hal tersebut merupakan persoalan utama di banyak kota.

BAB I PENDAHULUAN. lalu lintas yang ada. Hal tersebut merupakan persoalan utama di banyak kota. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masalah transportasi secara umum dan lalu lintas pada khususnya adalah merupakan fenomena yang terlihat sehari-hari dalam kehidupan manusia. Semakin tinggi tingkat mobilitas

Lebih terperinci

Aplikasi Fuzzy Logic Controller pada Sistem Lalu Lintas di Jalan Abu Bakar Ali, Yogyakarta

Aplikasi Fuzzy Logic Controller pada Sistem Lalu Lintas di Jalan Abu Bakar Ali, Yogyakarta SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Aplikasi Fuzzy Logic Controller pada Sistem Lalu Lintas di Jalan Abu Bakar Ali, Yogyakarta Indah Puspita, Erma Suryani, Agus Maman Abadi Program Studi

Lebih terperinci

APLIKASI GRAF FUZZY PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI PERSIMPANGAN JALAN TERBAN KABUPATEN SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

APLIKASI GRAF FUZZY PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI PERSIMPANGAN JALAN TERBAN KABUPATEN SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA APLIKASI GRAF FUZZY PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI PERSIMPANGAN JALAN TERBAN KABUPATEN SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Tingkat kesehatan bank dapat diketahui dengan melihat peringkat komposit bank tersebut. Menurut peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011

Lebih terperinci

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas Zulfikar Sembiring Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Medan Area zoelsembiring@gmail.com Abstrak Logika Fuzzy telah banyak

Lebih terperinci

ANALISIS OPTIMASI TRAFFIC LIGHT DENGAN TEORI FUZZY LOGIC MENGGUNAKAN ALTERNATIF APLIKASI MATLAB (STUDI KASUS SIMPANG EMPAT LHOKSEUMAWE)

ANALISIS OPTIMASI TRAFFIC LIGHT DENGAN TEORI FUZZY LOGIC MENGGUNAKAN ALTERNATIF APLIKASI MATLAB (STUDI KASUS SIMPANG EMPAT LHOKSEUMAWE) ANALISIS OPTIMASI TRAFFIC LIGHT DENGAN TEORI FUZZY LOGIC MENGGUNAKAN ALTERNATIF APLIKASI MATLAB (STUDI KASUS SIMPANG EMPAT LHOKSEUMAWE) Muhammad, Syukriah dan Dahniar Jurusan Teknik Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia dengan tingkat kemacetan yang sangat padat, salah satu penyebabnya karena Yogyakarta merupakan kota

Lebih terperinci

JMP : Volume 4 Nomor 2, Desember 2012, hal

JMP : Volume 4 Nomor 2, Desember 2012, hal 12 JMP : Volume 4 Nomor 2, Desember 2012, hal. 253-264 APLIKASI FUZZY INFERENCE SYSTEM METODE MAMDANI UNTUK REKOMENDASI PEMILIHAN BIDANG KAJIAN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI MATEMATIKA UNSOED Yusuf Nur

Lebih terperinci

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ P.A Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kampus 3 UAD, Jl. Prof. Soepomo rochmahdyah@yahoo.com Abstrak Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Permintaan, Persediaan dan Produksi 2.1.1 Permintaan Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

Ada 5 GUI tools yang dapat dipergunakan untuk membangun, mengedit, dan mengobservasi sistem penalaran, yaitu :

Ada 5 GUI tools yang dapat dipergunakan untuk membangun, mengedit, dan mengobservasi sistem penalaran, yaitu : BAB V FUZZY LOGIC MATLAB TOOLBOX Agar dapat mengunakan fungsi-fungsi logika fuzzy yang ada paad Matlab, maka harus diinstallkan terlebih dahulu TOOLBOX FUZZY. Toolbox. Fuzzy Logic Toolbox adalah fasilitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1. PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI 3.1. PENDAHULUAN BAB III METODOLOGI 3.1. PENDAHULUAN Dalam melakukan studi Tugas Akhir diperlukan metodologi yang akan digunakan agar studi ini dapat berjalan sesuai dengan koridor yang telah direncanakan di awal. Dalam

Lebih terperinci

PENENTUAN TINGKAT PELUNASAN PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN MOBIL DI PT AUTO 2000 MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

PENENTUAN TINGKAT PELUNASAN PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN MOBIL DI PT AUTO 2000 MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI PENENTUAN TINGKAT PELUNASAN PEMBAYARAN KREDIT PEMILIKAN MOBIL DI PT AUTO 2000 MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI Hilda Lutfiah, Amar Sumarsa 2, dan Sri Setyaningsih 2. Program Studi Matematika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN: MODEL EVALUASI KINERJA KARYAWAN DENGAN METODE FUZZY SUGENO PADA RESTO ABTL

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN: MODEL EVALUASI KINERJA KARYAWAN DENGAN METODE FUZZY SUGENO PADA RESTO ABTL MODEL EVALUASI KINERJA KARYAWAN DENGAN METODE FUZZY SUGENO PADA RESTO ABTL Fanisya Alva Mustika 1, Sutrisno 2 Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Jakarta 1,2 E-mail: alva.mustika@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini berisi tentang teori mengenai permasalahan yang akan dibahas dalam pembuatan tugas akhir ini. Secara garis besar teori penjelasan akan dimulai dari definisi logika fuzzy,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S-1, S-2, atau S-3) maupun nongelar (D-

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S-1, S-2, atau S-3) maupun nongelar (D- BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kualifikasi Akademik Ditjendikti - kemendiknas, (2010) menyatakan bahwa kualifikasi akademik adalah ijazah pendidikan tinggi yang dimiliki oleh guru pada saat yang bersangkutan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FUZZY RULE BASED SYSTEM UNTUK KLASIFIKASI BUAH MANGGA

IMPLEMENTASI FUZZY RULE BASED SYSTEM UNTUK KLASIFIKASI BUAH MANGGA IMPLEMENTASI FUZZY RULE BASED SYSTEM UNTUK KLASIFIKASI BUAH MANGGA Subhan Hartanto Sistem Informatika, Universitas Pembangunan Panca Budi Jl. Jend Gatot Subroto, Simpang Tj., Medan Sunggal, Kota Medan,

Lebih terperinci

OPTIMISASI POLA DISTRIBUSI DENGAN LOGIKAFUZZY DAN ALGORITMA SEMUT PADA PT. SRI ANEKA PANGAN NUSANTARA TUGAS AKHIR SKRIPSI

OPTIMISASI POLA DISTRIBUSI DENGAN LOGIKAFUZZY DAN ALGORITMA SEMUT PADA PT. SRI ANEKA PANGAN NUSANTARA TUGAS AKHIR SKRIPSI OPTIMISASI POLA DISTRIBUSI DENGAN LOGIKAFUZZY DAN ALGORITMA SEMUT PADA PT. SRI ANEKA PANGAN NUSANTARA TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. elektrik yang berfungsi mengatur kendaraan-kendaraan agar berhenti atau

BAB II KAJIAN TEORI. elektrik yang berfungsi mengatur kendaraan-kendaraan agar berhenti atau BAB II KAJIAN TEORI A. Lampu Lalu Lintas Lampu lalu lintas ialah peralatan yang dioperasikan secara mekanis atau elektrik yang berfungsi mengatur kendaraan-kendaraan agar berhenti atau berjalan. Peralatan

Lebih terperinci

DENIA FADILA RUSMAN

DENIA FADILA RUSMAN Sidang Tugas Akhir INVENTORY CONTROL SYSTEM UNTUK MENENTUKAN ORDER QUANTITY DAN REORDER POINT BAHAN BAKU POKOK TRANSFORMER MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS : PT BAMBANG DJAJA SURABAYA) DENIA FADILA

Lebih terperinci

OPTIMISASI DELAY LAMPU HIJAU LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN DENGAN LOGIKA FUZZY METODE MAMDANI

OPTIMISASI DELAY LAMPU HIJAU LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN DENGAN LOGIKA FUZZY METODE MAMDANI OPTIMISASI DELAY LAMPU HIJAU LALU LINTAS PADA PERSIMPANGAN DENGAN LOGIKA FUZZY METODE MAMDANI Riska Megasari 1), Lukman 2), Khusnul Novianingsih 3) 1), 2), 3) Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI

Lebih terperinci

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY Nesi Syafitri. N Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution No. 3,

Lebih terperinci

Prosiding Matematika ISSN:

Prosiding Matematika ISSN: Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Simulasi Pengaturan Lampu Lalu Lintas Menggunakan Fuzzy Inference System Metode Mamdani pada MATLAB Traffic Light Simulation using Fuzzy Inference System with Mamdani

Lebih terperinci

PENERAPAN LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI METODE TSUKAMOTO PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI PEREMPATAN MANDAN KABUPATEN SUKOHARJO

PENERAPAN LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI METODE TSUKAMOTO PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI PEREMPATAN MANDAN KABUPATEN SUKOHARJO PENERAPAN LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI METODE TSUKAMOTO PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI PEREMPATAN MANDAN KABUPATEN SUKOHARJO Kartika Dewayani, Titin Sri Martini, dan Mania Roswitha Program

Lebih terperinci

Metode Fuzzy. Analisis Keputusan TIP FTP UB

Metode Fuzzy. Analisis Keputusan TIP FTP UB Metode Fuzzy Analisis Keputusan TIP FTP UB Pokok Bahasan Pendahuluan Logika Klasik dan Proposisi Himpunan Fuzzy Logika Fuzzy Operasi Fuzzy Contoh Pendahuluan Penggunaan istilah samar yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE LOGIKA FUZZY DALAM PEMBANGUNAN SISTEM OPTIMALISASI LAMPU LALU LINTAS TUGAS AKHIR

IMPLEMENTASI METODE LOGIKA FUZZY DALAM PEMBANGUNAN SISTEM OPTIMALISASI LAMPU LALU LINTAS TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI METODE LOGIKA FUZZY DALAM PEMBANGUNAN SISTEM OPTIMALISASI LAMPU LALU LINTAS TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Informatika Oleh : Nonety

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk melakukan pengaturan lalu lintas pada persimpangan jalan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk melakukan pengaturan lalu lintas pada persimpangan jalan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk melakukan pengaturan lalu lintas pada persimpangan jalan difungsikan Traffic Light atau yang lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai lampu lalu lintas.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy adalah cabang dari sistem kecerdasan buatan (Artificial Inteligent) yang mengemulasi kemampuan manusia dalam berfikir ke dalam bentuk algoritma yang

Lebih terperinci

Penentuan Tingkat Pelayanan Ruas Jalan Di Kabupaten Sleman Dengan Fuzzy Logic

Penentuan Tingkat Pelayanan Ruas Jalan Di Kabupaten Sleman Dengan Fuzzy Logic SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Penentuan Tingkat Pelayanan Ruas Jalan Di Kabupaten Sleman Dengan Fuzzy Logic Umi Nurofi atin, Agus Maman Abadi Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pembahasan pada bab ini adalah penentuan rute tercepat pendistribusian

BAB III PEMBAHASAN. Pembahasan pada bab ini adalah penentuan rute tercepat pendistribusian BAB III PEMBAHASAN Pembahasan pada bab ini adalah penentuan rute tercepat pendistribusian makanan ringan PT. Sri Aneka Pangan Nusantara dengan aplikasi Logika Fuzzy dan Algoritma Semut. Logika fuzzy digunakan

Lebih terperinci

Simulasi Pengaturan Lalu Lintas Menggunakan Logika Fuzzy

Simulasi Pengaturan Lalu Lintas Menggunakan Logika Fuzzy Simulasi Pengaturan Lalu Lintas Menggunakan Logika Fuzzy Raka Yusuf 1, Andi Andriansyah 2, Febi Pratiwi 3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Mercu Buana 1,3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI TELEVISI MERK X MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI TELEVISI MERK X MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI TELEVISI MERK X MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI Ahmad Mufid Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT) Jl. Sultan Fatah No. 83 Demak Telpon

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 7 terboboti dari daerah output fuzzy. Metode ini paling dikenal dan sangat luas dipergunakan. First of Maxima (FoM) dan Last of Maxima (LoM) Pada First of Maxima (FoM), defuzzifikasi B( y) didefinisikan

Lebih terperinci

Implementasi Metode Logika Fuzzy dalam Pembangunan Sistem Optimalisasi Lampu Lalu Lintas

Implementasi Metode Logika Fuzzy dalam Pembangunan Sistem Optimalisasi Lampu Lalu Lintas KODE/RUMPUN ILMU : 458/TEKNIK INFORMATIKA LAPORAN PENELITIAN INTERNAL KELOMPOK MONODISIPLIN A JUDUL PENELITIAN Implementasi Metode Logika Fuzzy dalam Pembangunan Sistem Optimalisasi Lampu Lalu Lintas TEMA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan BAB II LANDASAN TEORI 2.. Logika Fuzzy Fuzzy set pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Lotfi Zadeh, 965 orang Iran yang menjadi guru besar di University of California at Berkeley dalam papernya yang monumental

Lebih terperinci

Studi Kasus Fuzzy Logic 2016

Studi Kasus Fuzzy Logic 2016 1. Menentukan Himpunan Fuzzy Menggunakan Formula Di Microsoft Excell 2.1 Representasi Linier Naik Diketahui Persamaan Fungsi Keanggotaan Sebagai berikut : Berapakah µ[40], µ[45], µ[50]? Langkah-langkahnya

Lebih terperinci

KENDALI LOGIKA FUZZY PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS BERDASARKAN URGENCY DAN STOP DEGREE

KENDALI LOGIKA FUZZY PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS BERDASARKAN URGENCY DAN STOP DEGREE KENDALI LOGIKA FUZZY PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS BERDASARKAN URGENCY DAN STOP DEGREE Fitria Suryatini Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Islam 45 (UNISMA) E-mail: fitriasuryatini88@gmail.com

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic Luh Kesuma Wardhani, Elin Haerani Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN SUSKA Riau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Himpunan adalah kata benda yang berasal dari kata himpun. Kata kerjanya adalah menghimpun. Menghimpun adalah kegiatan yang berhubungan dengan berbagai objek apa saja.

Lebih terperinci

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY 1. LOGIKA FUZZY Logika fuzzy adalah suatu cara tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Teknik ini menggunakan teori matematis himpunan fuzzy. Logika fuzzy berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya BAB II LANDASAN TEORI A. Logika Fuzzy Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya berada di luar model matematis dan bersifat inexact. Konsep ketidakpastian inilah yang

Lebih terperinci

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom PENDAHULUAN Logika Fuzzy pertama kali dikenalkan oleh Prof. Lotfi A. Zadeh tahun 1965 Dasar Logika Fuzzy adalah teori himpunan fuzzy. Teori himpunan fuzzy adalah peranan

Lebih terperinci

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System Ketentuan Praktikum 1. Lembar Kerja Praktikum ini dibuat sebagai panduan bagi mahasiswa untuk praktikum pertemuan ke - 8 2. Mahasiswa akan mendapatkan penjelasan

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA GURU DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) MAMDANI

EVALUASI KINERJA GURU DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) MAMDANI EVALUASI KINERJA GURU DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) MAMDANI Karmila Suryani 1), Khairudin 2) 1) FKIP Universitas Bung Hatta Padang 2) FKIP Universitas Bung Hatta Padang e-mail: karmilasuryani.ptik@gmail.com,khaihatta@yahoo.com

Lebih terperinci

NURAIDA, IRYANTO, DJAKARIA SEBAYANG

NURAIDA, IRYANTO, DJAKARIA SEBAYANG Saintia Matematika Vol. 1, No. 6 (2013), pp. 543 555. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN BERDASARKAN PELAYANAN, HARGA DAN KUALITAS MAKANAN MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI (Studi Kasus pada Restoran Cepat Saji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem kejadian dinamik diskrit (discrete-event dynamic system) merupakan sistem yang keadaannya berubah hanya pada titik waktu diskrit untuk menanggapi terjadinya

Lebih terperinci

JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2. Fuzzifikasi

JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2. Fuzzifikasi JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2 Fuzzifikasi S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG 2016 PRAKTIKUM SISTEM CERDAS - REASONING JOBSHEET 2 - FUZZIFIKASI

Lebih terperinci

( ) ( ;,, ) Π(,, ) ( ;, ) ( ;, ) ( ) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu kota tujuan wisata yang cukup menarik minat para wisatawan baik

Lebih terperinci

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA Rima Liana Gema, Devia Kartika, Mutiana Pratiwi Universitas Putra Indonesia YPTK Padang email: rimalianagema@upiyptk.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI Much. Djunaidi Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta email: joned72@yahoo.com

Lebih terperinci

SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI

SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI SIMULASI MENENTUKAN WAKTU MEMASAK BUAH KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN FUZZY MAMDANI Nofriadi * 1), Havid Syafwan 2) 1) Program Studi Sistem Informasi, STMIK Royal Kisaran Jl. Prof. M. Yamin 173 Kisaran, Sumatera

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KONTROL LAMPU LALU LINTAS OTOMATIS BERBASIS LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SENSOR KAMERA

PERANCANGAN SISTEM KONTROL LAMPU LALU LINTAS OTOMATIS BERBASIS LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SENSOR KAMERA Seminar Tugas Akhir PERANCANGAN SISTEM KONTROL LAMPU LALU LINTAS OTOMATIS BERBASIS LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SENSOR KAMERA Oleh : Andri Kuncoro NRP. 2406100042 Dosen Pembimbing : Ir. Moch. Ilyas Hs. NIP.194909191979031002

Lebih terperinci

PENERAPAN LOGIKA FUZZY MAMDANI DAN MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS SKRIPSI. Oleh

PENERAPAN LOGIKA FUZZY MAMDANI DAN MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS SKRIPSI. Oleh PENERAPAN LOGIKA FUZZY MAMDANI DAN MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS SKRIPSI Oleh Lulus Novita Sari NIM. 081810101030 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Analisa Tingkat Kebisingan di DKI Jakarta dengan Fuzzy Logic Menggunakan Aplikasi MATLAB

Analisa Tingkat Kebisingan di DKI Jakarta dengan Fuzzy Logic Menggunakan Aplikasi MATLAB Analisa Tingkat di DKI Jakarta dengan Fuzzy Logic Menggunakan Aplikasi MATLAB Popy Meilina Jurusan Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Jakarta E-mail: Opi3_five@yahoo.com.sg Abstrak -- Fuzzy Logic

Lebih terperinci

PREDIKSI PERMINTAAN PRODUK MIE INSTAN DENGAN METODE FUZZY TAKAGI-SUGENO

PREDIKSI PERMINTAAN PRODUK MIE INSTAN DENGAN METODE FUZZY TAKAGI-SUGENO PREDIKSI PERMINTAAN PRODUK MIE INSTAN DENGAN METODE FUZZY TAKAGI-SUGENO Ahmad Bahroini 1, Andi Farmadi 2, Radityo Adi Nugroho 3 1,2,3Prodi Ilmu Komputer FMIPA UNLAM Jl. A. Yani Km 36 Banjarbaru, Kalimantan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Zadeh (1965) memperkenalkan konsep fuzzy sebagai sarana untuk menggambarkan sistem yang kompleks tanpa persyaratan untuk presisi. Dalam jurnalnya Hoseeinzadeh et

Lebih terperinci

ANALISIS SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

ANALISIS SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY ANALISIS SIMPANG BERSINYAL MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY TUGAS AKHIR SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MENYELESAIKAN PENDIDIKAN SARJANA TEKNIK DI PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL oleh ACHMAD AFANDI 150 03 006 ALEX

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ) Dimas Wahyu Wibowo 1, Eka Larasati Amalia 2 1,2 Teknik Informatika, Politeknik Negeri

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai landasan teori yang digunakan pada penelitian ini. Penjabaran ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada penulis

Lebih terperinci

Aplikasi Fuzzy Logic Controller pada Pengontrolan Lampu Lalu Lintas

Aplikasi Fuzzy Logic Controller pada Pengontrolan Lampu Lalu Lintas Aplikasi Fuzzy Logic Controller pada Pengontrolan Lampu Lalu Lintas Novan Parmonangan Simanjuntak/13509034 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Penilaian Hasil Belajar Matematika pada Kurikulum 2013 dengan Menggunakan Logika Fuzzy Metode Mamdani

Penilaian Hasil Belajar Matematika pada Kurikulum 2013 dengan Menggunakan Logika Fuzzy Metode Mamdani SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Penilaian Hasil Belajar Matematika pada Kurikulum 2013 dengan Menggunakan Logika Fuzzy Metode Mamdani M-4 Dewi Mardhiyana Universitas Pekaloangan dewimardhiyana139@gmail.com

Lebih terperinci

Penggunaan Metode Logika Fuzzy Untuk Memprediksi Jumlah Kendaraan Bermotor Berdasarkan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas, Lebar Jalan Dan Faktor Koreksi

Penggunaan Metode Logika Fuzzy Untuk Memprediksi Jumlah Kendaraan Bermotor Berdasarkan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas, Lebar Jalan Dan Faktor Koreksi Jurnal Gradien Vol.3 No.2 Juli 2007 : 247-251 Penggunaan Metode Logika Fuzzy Untuk Memprediksi Jumlah Kendaraan Bermotor Berdasarkan Tingkat Kebisingan Lalu Lintas, Lebar Jalan Dan Faktor Koreksi Syamsul

Lebih terperinci

Optimalisasi Lampu Lalu Lintas dengan Fuzzy Logic

Optimalisasi Lampu Lalu Lintas dengan Fuzzy Logic Optimalisasi Lampu Lalu Lintas dengan Fuzzy Logic Adhitya Yoga Yudanto, Marvin Apriyadi, Kevin Sanjaya Program Studi Teknik Informatika, Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang, Indonesia yogaadhitya32@gmail.com,

Lebih terperinci

PREDIKSI JUMLAH PRODUKSI BARANG BEDASARKAN JUMLAH PERMINTAAN DAN DATA JUMLAH PERSEDIAAN CV.CIHANJUANG INTI TEKNIK MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY MAMDANI

PREDIKSI JUMLAH PRODUKSI BARANG BEDASARKAN JUMLAH PERMINTAAN DAN DATA JUMLAH PERSEDIAAN CV.CIHANJUANG INTI TEKNIK MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY MAMDANI PREDIKSI JUMLAH PRODUKSI BARANG BEDASARKAN JUMLAH PERMINTAAN DAN DATA JUMLAH PERSEDIAAN CV.CIHANJUANG INTI TEKNIK MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY MAMDANI Rizka Munia Yogaswara 1), Gunawan Abdillah 2), Dian Nursantika

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan untuk menunjang dalam proses pembuatan tugas akhir ini.

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan untuk menunjang dalam proses pembuatan tugas akhir ini. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan untuk menunjang dalam proses pembuatan tugas akhir ini. 2.1 CLUSTERING Clustering adalah proses pengelompokkan suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kompetensi Pedagogik Menurut Mahmudin (2008) Kompetensi Guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN HARGA MOBIL BEKAS MENGGUNAKAN METODE FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) MAMDANI DAN TSUKAMOTO

ANALISIS PERBANDINGAN HARGA MOBIL BEKAS MENGGUNAKAN METODE FUZZY INFERENCE SYSTEM (FIS) MAMDANI DAN TSUKAMOTO Jur. Ris. Ap. Mat. Vol. 1, No. 1 (2017), pp. 1 52. Jurnal Riset dan Aplikasi Matematika e-issn 2581-0154 URL: journal.unesa.ac.id/index.php/jram ANALISIS PERBANDINGAN HARGA MOBIL BEKAS MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC DALAM MENENTUKAN PENDUDUK MISKIN (STUDI KASUS PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PAGARALAM)

IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC DALAM MENENTUKAN PENDUDUK MISKIN (STUDI KASUS PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PAGARALAM) IMPLEMENTASI FUZZY LOGIC DALAM MENENTUKAN PENDUDUK MISKIN (STUDI KASUS PADA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PAGARALAM) Junius_Effendi* Email : Cyberpga@ymail.com ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk memperlajari

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI PULP PADA PT.TOBA PULP LESTARI, Tbk. DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY-MAMDANI SKRIPSI AGNES NENNY SISKA SINAGA

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI PULP PADA PT.TOBA PULP LESTARI, Tbk. DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY-MAMDANI SKRIPSI AGNES NENNY SISKA SINAGA PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI PULP PADA PT.TOBA PULP LESTARI, Tbk. DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY-MAMDANI SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains AGNES NENNY

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam pelaksanaan pembelajaran selalu ditemui evaluasi-evaluasi untuk menguji tingkat pemahaman terhadap suatu bahan yang dipelajari. Evaluasi-evaluasi ini tidak boleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Game dan Video Game Menurut kamus Cambridge Advanced Learner Dictionary, game adalah sebuah aktivitas menghibur dan menyenangkan yang dimainkan oleh anak anak. Sedangkan video

Lebih terperinci

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy.

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy. LOGIKA FUZZY UTHIE Intro Pendahuluan Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy. Lotfi Asker Zadeh adalah seorang ilmuwan

Lebih terperinci

Praktikum Sistem Pakar Jumat 16 Desember 2013 Pertemuan 12. Tabel 1. Rancangan Variabel fuzzy Fungsi Nama Variabel Rentang Nilai Keterangan

Praktikum Sistem Pakar Jumat 16 Desember 2013 Pertemuan 12. Tabel 1. Rancangan Variabel fuzzy Fungsi Nama Variabel Rentang Nilai Keterangan Praktikum Sistem Pakar Jumat 16 Desember 2013 Pertemuan 12 Studi Kasus : Studi Permasalahan: Suatu Perusahaan akan melakukan perkiraan terhadap produksi suatu barang tiap bulan. Untuk menentukan jumlah

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MATLAB

LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MATLAB LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MATLAB T.SUTOJO,Ssi,M.Kom 5.10 Fuzzy Logic Toolbox Matlab menyediakan fungsi-fungsi khusus untuk perhitungan logika Fuzzy dimulai dari perhitungan fungsi keanggotaan sampai dengan

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima Sistem Berbasis Pengetahuan LOGIKA FUZZY Kelompok Rhio Bagus P 1308010 Ishak Yusuf 1308011 Martinus N 1308012 Cendra Rossa 1308013 Rahmat Adhi 1308014 Chipty Zaimima 1308069 Sekolah Tinggi Manajemen Industri

Lebih terperinci

Prediksi Jumlah Produksi Mebel Pada CV. Sinar Sukses Manado Menggunakan Fuzzy Inference System

Prediksi Jumlah Produksi Mebel Pada CV. Sinar Sukses Manado Menggunakan Fuzzy Inference System Jurnal Matematika dan Aplikasi decartesian ISSN:2302-4224 J o u r n a l h o m e p a g e: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/decartesian decartesian Prediksi Jumlah Produksi Mebel Pada CV. Sinar Sukses

Lebih terperinci

adalahkelompok profesi terbesar dan berperan vital dalam sistem tersebut yang menyebabkan ABSTRAK

adalahkelompok profesi terbesar dan berperan vital dalam sistem tersebut yang menyebabkan ABSTRAK 1 Evaluasi Kinerja Pelayanan Perawat Menggunakan Fuzzy Inference System (FIS) Mamdani ( Studi Kasus : Puskesmas Bonang 1 Demak) ARIS MUTHOHAR Program Studi Teknik Informatika S1, Fakultas Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

x TAKARIR Breadboard Papan rangkaian Queue Antre Flowchart Diagran alur Ground Kutub negatif Traffic Lalu lintas

x TAKARIR Breadboard Papan rangkaian Queue Antre Flowchart Diagran alur Ground Kutub negatif Traffic Lalu lintas x TAKARIR Breadboard Queue Flowchart Ground Traffic Papan rangkaian Antre Diagran alur Kutub negatif Lalu lintas xi DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN

Lebih terperinci

Sebelumnya... Penalaran pada Sistem Pakar. Ketidakpastian dalam Sistem Pakar. Contoh forward chaining & backward chaining

Sebelumnya... Penalaran pada Sistem Pakar. Ketidakpastian dalam Sistem Pakar. Contoh forward chaining & backward chaining Sebelumnya... Penalaran pada Sistem Pakar Contoh forward chaining & backward chaining Ketidakpastian dalam Sistem Pakar Teori Peluang Teori Bayes Jaringan Bayes Faktor Kepastian Kecerdasan Buatan Pertemuan

Lebih terperinci

Penerapan Fuzzy Logic Sebagai Pendukung Keputusan Dalam Upaya Optimasi Penjualan Barang

Penerapan Fuzzy Logic Sebagai Pendukung Keputusan Dalam Upaya Optimasi Penjualan Barang Penerapan Fuy Logic Sebagai Pendukung Keputusan Dalam Upaya Optimasi Penjualan Barang Thomson Mary Program Studi Pendidikan Informatika, STKIP PGRI Sumatera Barat Kampus II, Gunung Pangilun, Padang Email:

Lebih terperinci

ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY. Menggunakan TOOLBOX MATLAB

ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY. Menggunakan TOOLBOX MATLAB ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY Menggunakan TOOLBOX MATLAB ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY Menggunakan TOOLBOX MATLAB Sri Kusumadewi Analisis & Desain Sistem Fuzzy Menggunakan Toolbox Matlab Oleh: Sri Kusumadewi

Lebih terperinci

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy Logika Fuzzy Pendahuluan Alasan digunakannya Logika Fuzzy Aplikasi Himpunan Fuzzy Fungsi keanggotaan Operator Dasar Zadeh Penalaran Monoton Fungsi Impilkasi Sistem Inferensi Fuzzy Basis Data Fuzzy Referensi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Aplikasi Fuzzy Logic untuk Menilai Kolektibilitas Anggota Sebagai. Pertimbangan Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit

BAB IV PEMBAHASAN. A. Aplikasi Fuzzy Logic untuk Menilai Kolektibilitas Anggota Sebagai. Pertimbangan Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit BAB IV PEMBAHASAN A. Aplikasi Fuzzy Logic untuk Menilai Kolektibilitas Anggota Sebagai Pertimbangan Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit Aplikasi fuzzy logic untuk pengambilan keputusan pemberian kredit

Lebih terperinci

Tahap Sistem Pakar Berbasis Fuzzy

Tahap Sistem Pakar Berbasis Fuzzy Company LOGO Penalaran Mamdani dan Tsukamoto Pada pendekatan Fuzzy Inference System Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor 2011 www.company.com

Lebih terperinci

BAB III. Sub Kompetensi :

BAB III. Sub Kompetensi : BAB III CONTOH APLIKASI LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MATLAB Kompetensi : 1. Mahasiswa memecahkan masalah rekayasa melalui pendekatan logika fuzzy. Sub Kompetensi : 1. Dapat menggunakan tahapan pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM 51 BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Implementasi merupakan tahap peletakan sistem sehingga sistem siap dioperasikan. Tahap ini meliputi implementasi datamining untuk mencari aturan aturan sebagai dasar inferensi,

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab ini akan memberikan penjelasan awal mengenai konsep logika fuzzy beserta pengenalan sistem inferensi fuzzy secara umum. 2.1 LOGIKA FUZZY Konsep mengenai logika fuzzy diawali

Lebih terperinci

Sistem Inferensi Fuzzy

Sistem Inferensi Fuzzy Sistem Inferensi Fuzzy METODE SUGENO 27 Sistem Inferensi Fuzzy Metode Tsukamoto Metode Sugeno! Diperkenalkan oleh Takagi-Sugeno-Kang, tahun 1985.! Bagian output (konsekuen) sistem tidak berupa himpunan

Lebih terperinci

Fuzzy Expert Sistem. Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor 2015

Fuzzy Expert Sistem. Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor 2015 Fuzzy Expert Sistem Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor 2015 Ketentuan Praktikum Lembar Kerja Praktikum ini dibuat sebagai panduan bagi mahasiswa

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL FUZZY DALAM PREDIKSI PRODUKSI TELUR AYAM PETELUR DI KABUPATEN SLEMAN

APLIKASI MODEL FUZZY DALAM PREDIKSI PRODUKSI TELUR AYAM PETELUR DI KABUPATEN SLEMAN APLIKASI MODEL FUZZY DALAM PREDIKSI PRODUKSI TELUR AYAM PETELUR DI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

ANALISIS KEPADATAN LALU LINTAS DI PERLIMAAN JALAN (STUDI KASUS DI JALAN SOEKARNO HATTA-TLOGOSARI- SUPRIYADI-MEDOHO)

ANALISIS KEPADATAN LALU LINTAS DI PERLIMAAN JALAN (STUDI KASUS DI JALAN SOEKARNO HATTA-TLOGOSARI- SUPRIYADI-MEDOHO) ANALISIS KEPADATAN LALU LINTAS DI PERLIMAAN JALAN (STUDI KASUS DI JALAN SOEKARNO HATTA-TLOGOSARI- SUPRIYADI-MEDOHO) Ignatia Yolanda, Kartono, Sunarsih Program Studi Matematika FSM Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB III METODE FUZZY MAMDANI

BAB III METODE FUZZY MAMDANI 29 BAB III METODE FUZZY MAMDANI Fuzzy Inference System merupakan sebuah kerangka kerja perhitungan berdasarkan konsep teori himpunan fuzzy dan pemikiran fuzzy yang digunakan dalam penarikan kesimpulan

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KOSENTRASI JURUSAN TEKNIK MESIN UNP PADANG

ANALISA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KOSENTRASI JURUSAN TEKNIK MESIN UNP PADANG ANALISA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN KOSENTRASI JURUSAN TEKNIK MESIN UNP PADANG Harison Dosen Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang Abstrak Keputusan

Lebih terperinci

PENERAPAN INFERENSI FUZZY UNTUK KENDALI SUHU RUANGAN PADA PENDINGIN RUANGAN (AC)

PENERAPAN INFERENSI FUZZY UNTUK KENDALI SUHU RUANGAN PADA PENDINGIN RUANGAN (AC) PENERAPAN INFERENSI FUZZY UNTUK KENDALI SUHU RUANGAN PADA PENDINGIN RUANGAN (AC) Kartina Diah KW,ST1), Zulfa Noviardi2) 1,2) Jurusan Teknik Komputer Politeknik Caltex Riau Pekanbaru Jl. Umban Sari No.1

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Logika Fuzzy Fuzzy secara bahasa diartikan sebagai kabur atau samar yang artinya suatu nilai dapat bernilai benar atau salah secara bersamaan. Dalam fuzzy dikenal derajat keanggotan

Lebih terperinci