SURVEI PROPERTI KOMERSIAL

dokumen-dokumen yang mirip
SURVEI PROPERTI KOMERSIAL

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL

PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY. Pusat Perbelanjaan/Ritel di Jabodetabek dan Bandung

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY

PERKEMBANGAN PROPERTI KOMERSIAL

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL

KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY

KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI PROPERTI KOMERSIAL DI INDONESIA

Studi Kinerja Industri Properti Komersial Apartemen, Hotel, Perkantoran, Pusat Perbelanjaan, Lahan Industri

Indonesia Property Market Overview 4 th Quarter 2015

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI INDONESIA

PUSAT PERBELANJAAN ELEKTRONIK DI KUNINGAN JAKARTA DENGAN PENEKANAN DESAIN STRUKTUR HIGH-TECH

1 PENDAHULUAN. Gambar 1 Tarif Sewa Hotel dan Ritel. Gambar 2 Sewa Apartemen, Kantor dan industri. Sumber : BI (2013)

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Kajian pemilihan..., Novie Dianing Hayusudina, FT UI, 2008.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. Setelah Jakarta kian sesak akibat maraknya pembangunan properti, apartemen pun merambah daerah di luar Ibu Kota Jakarta yaitu Bekasi,

I. PENDAHULUAN. Pusat perbelanjaan moderen merupakan tempat berkumpulnya. pedagang yang menawarkan produknya kepada konsumen.

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan kegiatan produktif manusia, baik sebagai wadah maupun

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

I. PENDAHULUAN. berlalunya kerusuhan yang pernah terjadi pada sekitar tahun merupakan fenomena tersendiri. Pusat perbelanjaan yang dapat berupa

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI MALANG

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia perlahan menjadi lebih baik dan stabil

V E R S I P U B L I K

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia untuk ruang akan selalu bertambah, di sisi lain pasokan ruang

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB I PENDAHULUAN. selama tahun tersebut. Menurunnya daya beli masyarakat yang dipicu dari

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dari suatu perekonomian secara nasional banyak ditentukan

Investor Update. Berdasarkan Segment. Pertumbuhan Pendapatan. Hasil Kinerja Keuangan 2015 & Marketing Sales Triwulan Investor yang terhormat,

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10512 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN. PT TIARA METROPOLITAN INDAH OLEH PT AGUNG PODOMORO LAND Tbk

METODE PENELITIAN. dan data sekunder. Data Primer adalah data yang dikumpulkan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

PROFIL DAN PENCAPAIAN PERSEROAN

Analisis Perkembangan Industri

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

PERTUMBUHAN EKONOMI KALIMANTAN TENGAH TRIWULAN IV/2011 DAN TAHUN 2011

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI HOTEL DI BEKASI

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10711, A10811, A12111 TENTANG

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB I PENDAHULUAN. dan juga mempengaruhi minat investor untuk menanam atau menarik investasinya

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

Apartemen BLVD Natura Dijual Perdana 2017 di Cinere Depok

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kesejahteraan rakyat. Oleh

TINGKAT PENGHUNIAN HOTEL BINTANG DI JAWA TENGAH BULAN JUNI 2011

I. PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah mengalami suatu krisis yang merupakan. krisis multidimensi yang melanda di semua negara terutama negaranegara

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 4 /KPPU PAT /IV/2017 TENTANG PENILAIAN

Kajian Ekonomi Regional Banten

STRATEGI PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (AS), secara tak langsung berdampak pada kinerja sektor

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

BERITA RESMISTATISTIK

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

Triwulan III Kajian Ekonomi Regional Banten

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kota-kota besar di Indonesia mengalami perkembangan yang

PERTUMBUHAN EKONOMI BANTEN TRIWULAN IV TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sektor property dan real estate merupakan sektor bisnis yang cukup

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara lain seperti kawasan Eropa, Kanada, Australia, Hongkong, dan

BAB II DESKRIPSI PT. BERJAYA COSWAY INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. buku Pemasaran Ritel, Ma ruf menyebutkan pusat perbelanjaan di Indonesia terdiri dari

SURVEI PERSEPSI PASAR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Transkripsi:

SURVEI PROPERTI KOMERSIAL Triwulan I - 2007 Perkembangan Properti Komersial di Wilayah Jabodetabek Tarif properti komersial (perkantoran, ritel, apartemen, hotel, dan lahan industri) cenderung meningkat Sementara itu, tingkat hunian properti komersial (perkantoran, ritel, apartemen, lahan industri) menurun seiring dengan bertambahnya pasokan, kecuali tingkat hunian hotel yang masih meningkat Perkembangan Properti Komersial di Wilayah Bandung Baik tarif sewa/jual maupun tingkat hunian properti komersial di Bandung relatif tetap, kecuali tarif ritel yang mengalami penurunan Jakarta: pasokan perkantoran tingkat hunian dan tingkat penjualan menurun, sementara tarif sewa dan harga jual naik Bandung: pasokan dan tingkat hunian perkantoran menurun, sementara tarif sewa relatif stabil Gedung Perkantoran Perkantoran Sewa (leased-office) di Jakarta? Secara triwulanan (q-t-q), jumlah pasokan perkantoran sewa di Jakarta meningkat 1,18% (dari 5.265.000/m 2 menjadi 5.327.168/m 2 ). Pertambahan pasokan ini berasal dari selesainya pembangunan Gedung Lintas Artha di TB Simatupang dan Wisma 99 serta konversi ruang pusat perdagangan Senayan Trade Centre.? Bertambahnya pasokan tersebut menyebabkan tingkat hunian perkantoran sewa di Jakarta mengalami penurunan 1,03% dibandingkan triwulan sebelumnya (q -t-q), dari 81,16% menjadi 80,32% (Grafik 1). Sementara itu, tarif sewa rata-rata perkantoran di Jakarta meningkat tipis 0,39%, dari Rp 120.618/m 2 /bulan menjadi Rp 121.091/m 2 /bulan. Grafik 1 Perkembangan Tingkat Hunian dan Tarif Sewa Perkantoran di Jakarta ( Rp ) 125,000 ( % ) 100.0 115,000 92.0 105,000 84.0 95,000 76.0 85,000 68.0 75,000 60.0 Metodologi Survei Properti Komersial merupakan survei bulanan yang dilaksanakan sejak Maret 1999 oleh pihak ketiga terhadap sekitar 242 perusahaan properti (purposive sampling) mencakup 5 jenis properti komersial, yaitu : pusat perbelanjaan, perkantoran, hotel, apartemen, dan lahan industri di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Pengumpulan data dilakukan oleh pihak ketiga (outsourcing) dengan menghubungi responden secara langsung (face to face) dan melakukan pencatatan data atas tingkat hunian, harga jual, dan tarif sewa properti komersial. Pengolahan data dilakukan dengan metode rata-rata tertimbang terhadap luas atau jumlah unit masing-masing properti. Survei tersebut bertujuan untuk mengetahui secara dini arah dan tekanan harga properti komersial sebagai salah satu indikator perkembangan inflasi harga asset. Note : Tingkat penjualan : merupakan angka kumulatif yang dihitung dari perbandingan jumlah yang terjual dengan tambahan pasokan baru dengan stok lama Sejak triwulan I 2006 survei dilakukan terhadap sekitar 706 perusahaan properti di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, Karawang dan Banten (Tanggerang, Serang, Cilegon, Pandeglang) dan 60 perusahaan properti di wilayah Bandung

? Penyerapan ruang kantor sewa ini masih didominasi oleh relokasi tenant dari gedung lama ke gedung baru dengan fasilitas yang lebih baik, di samping adanya migrasi tenant dari lokasi bisnis sekunder ke lokasi bisnis primer.? Secara tahunan (y-o-y), jumlah pasokan perkantoran sewa di Jakarta juga meningkat yaitu sebesar 4,13% sehingga menyebabkan tingkat hunian perkantoran sewa di Jakarta menurun 1,19%. Sementara itu, tarif sewa perkantoran meningkat 2,13%. Perkantoran Jual di Jakarta? Secara triwulanan (q-t-q), tingkat penjualan perkantoran di Jakarta pada triwulan I- 2007 mengalami penurunan sebesar 1,16%, dari 89,52% menjadi 88,48%. Hal ini sejalan dengan meningkatnya pasokan perkantoran jual dari 433.310m 2 menjadi 445.810 m 2. Sementara itu, harga jual perkantoran mengalami kenaikan sebesar 2,23% dari Rp 12.550.000/m 2 menjadi sebesar Rp 12.830.000/m 2.? Secara tahunan (y-o-y), tingkat penjualan perkantoran menurun 4,10% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (92,27%), sementara harga jual mengalami kenaikan 7,10%. Perkantoran di Bandung? Secara triwulanan (q-t-q), tingkat hunian perkantoran sewa di wilayah Bandung pada triwulan I-2007 menurun 0,87%, yaitu dari 97,00% menjadi 96,16%, sementara s ecara tahunan (y-o-y) menurun 1,27%.? Sementara itu, tarif sewa perkantoran secara triwulanan tidak mengalami perubahan (Rp 92.500/m 2 /bulan ), namun secara tahunan menurun 9,76%, yaitu dari Rp 102.500 /m 2 /bulan menjadi Rp. 92.500/m 2 /bulan.? Untuk total paso kan perkantoran sewa di Bandung, baik secara triwulanan maupun tahunan menurun, masing-masing sebesar 0,80% dan 1,12%. Jabodetabek : pasokan ritel tingkat hunian dan tingkat penjualan menurun, sementara tarif sewa dan harga jual naik Bandung : pasokan ritel bertambah dan tingkat penjualan meningkat, sementara tarif sewa naik dan harga jual relatif stabil Pusat Perbelanjaan (Ritel) Ritel Sewa di Jabodetabek? Total pasokan pusat ritel sewa di Jabodetabek pada triwulan I-2007 meningkat 6,18%, dari 2.486.325 m 2 menjadi 2.640.000 m 2 yang berasal dari Carrefour Blue Mall di Bekasi dan sebagian ruang Mall of Indonesia di Kelapa Gading.? Sejalan dengan bertambahnya pasokan ritel sewa, tingkat hunian pusat perbelanjaan sewa di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, dan Bekasi) menjadi menurun (0,63%), dari 89,08% menjadi 88,52%. Selain bertambahnya pasokan, penurunan tingkat hunian ini dipengaruhi oleh tutupnya Sogo Department Store di Plaza Indonesia. Sementara itu, tarif sewa ritel di Jabodetabek mengalami kenaikan sebesar 1,74%, yaitu dari Rp 386.866/m 2 /bulan menjadi sebesar Rp 393.597/m 2 /bulan (Grafik 2).? Secara tahunan (y-o-y), tingkat hunian ritel di Jabodetabek menurun 1,71% yang disebabkan oleh bertambahnya jumlah pasoka n ritel sebesar 17,66%. Sementara itu, tarif sewa ritel naik sebesar 6,89% dibanding tahun sebelumnya (Rp 368.232 /m 2 /bulan). Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 2

Grafik 2 Perkembangan Tingkat Hunian dan Tarif Sewa Ritel di Jabodetabek ( Rp ) 400,000 ( % ) 100.0 360,000 94.0 320,000 88.0 280,000 82.0 240,000 76.0 200,000 70.0 Ritel Jual (strata-title) di Jabodetabek? Secar a triwulanan (q-t-q), pasokan strata ritel di Jabodetabek pada triwulan I-2007 menurun 0,08%, dari 1.710.540 m 2 menjadi 1749.080 m 2, yang disebabkan oleh berubahnya sebagian ruang Senayan Trade Centre menjadi ruang perkantoran.? Sementara itu, tingkat penjualan strata title di Jabodetabek juga menurun (1,36%), dari 77,23% menjadi 76,18 % dengan harga jual yang meningkat (3,21%), dari Rp 41.268.801 /m 2 menjadi Rp 42.593.907 /m 2.? Secara tahunan (y-o-y), tingkat penjualan strata title menurun 3,13%, sementara harga jual mengalami kenaikan sebesar 1,37%. Ritel Sewa dan Jual di Bandung? Pada triwulan I-2007, tingkat hunian ritel sewa di wilayah Bandung secara triwulanan (q -t-q) meningkat tipis (0,53%), dari 56,60% menjadi 56,90%, sementara tarif sewa ritel menurun 3,43%, dari Rp 204.000/m 2 menjadi Rp 197.000 /m 2.? Tingkat penjualan strata title naik sebesar 25,87%, dari 34% menjadi 60%, sementara untuk harga jual tidak mengalami perubahan, yaitu Rp 2.215.854/m 2.? Sementara itu, total pasokan ritel sewa meningkat tipis (0,50%), dari seluas 59.687/m 2 menjadi 59.987/m 2. Ritel Sewa dan Jual di Banten? Pada triwulan I-2007, tingkat hunian ritel sewa di wilayah Banten (Tanggerang, Serang, Cilegon) sebesar 89,44% dengan tarif sewa sebesar Rp 291.059/m 2. Sementara itu, t otal pasokan ritel sewa tercatat sebesar 138.975/m 2? Tingkat penjualan strata title di Banten pada triwulan I-2007 tercatat sebesar 71,90 % dengan harga jual sebesar Rp 38.195.417 /m2. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 3

Jakarta : pasokan apartemen tingkat hunian dan tingkat penjualan menurun, sementara tarif sewa dan harga jual meningkat Bandung : pasokan apartemen tetap, tingkat hunian menurun tetapi tingkat penjualan meningkat, sementara tarif sewa dan harga jual relatif stabil Apartemen Apartemen Sewa (leased apartment) di Jakarta? Pada triwulan I-2007, total pasokan apartemen sewa dibandingkan triwulan lalu (q-t-q) sedikit meningkat (0,88%), dari 10.940 unit menjadi 11.036 unit dengan selesainya pembangunan Marriot Executive Apartment. Hal ini menyebabkan tingkat hunian apartemen sewa (leased apartment ) di Jakarta sedikit mengalami penurunan (0,47%), dari 72,93% menjadi 72,59% (Grafik 3). Sementara itu, tarif sewa rata-rata apartemen di Jakarta meningkat 3,50% (q-t-q), dari Rp 121.108/m2/bulan menjadi Rp 125.341 /m2/bulan.? Secara tahunan (y-o-y), jumlah pasokan meningkat 3,10%. Sem entara itu, baik tingkat hunian maupun tarif sewa apartemen di Jakarta menurun, masing -masing sebesar 2,48% dan 0,44%. Apartemen Jual (Strata-title) di Jakarta? Secara triwulanan, tingkat penjualan apartemen di Jakarta pada triwulan I-2007 menurun tipis 0,05%, dari 86,74% menjadi 86,69%. Sementara itu, harga jual apartemen mengalami kenaikan 4,29%, dari Rp 8.848.340/m 2 menjadi Rp 9.227.967/m 2.? Secara tahunan (y-o-y), baik tingkat penjualan maupun harga jual mengalami penurunan yaitu 5,41% untuk tingkat penjualan dan 8,37% untuk harga jual. Grafik 3 Perkembangan Tingkat Hunian dan Tarif Sewa Apartemen (Rp) (%) 130,000 90.0 122,000 84.0 114,000 78.0 106,000 72.0 98,000 66.0 90,000 60.0 Apartemen Sewa (leased apartment) di Bandung? Tingkat hunian apartemen sewa (leased apartment) di wilayah Bandung pada triwulan I-2007 menurun 1,84% dibandingkan periode sebelumnya (q-t-q), dari 81,33% menjadi 79,83%, namun meningkat sebesar 23,77% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (y-oy).? Sementara itu tarif sewa apartemen sewa dibandingkan periode sebelumnya (q-t-q) tidak mengalami perubahan yaitu tetap Rp 359.083/unit/bulan, tetapi menurun sebesar 13,85 % dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (y-oy).? Total pasokan apartemen sewa dibandingkan periode sebelumnya (q -t-q) tidak mengalami perubahan yaitu tetap 414 unit, tetapi mengalami peningkatan sebesar 56,23% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (y-oy) yang hanya 265 unit. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 4

Apartemen Jual (Strata-title) di Bandung? Tingkat penjualan apartemen di Bandung meningkat tipis 0,63% (q -t-q), namun secara tahunan (y-o-y) menurun 4,67%.? Sementara itu, harga jual apartemen di Bandung pada triwulan I-2007 tidak mengalami perubahan, yaitu Rp 911.760.883/unit, namun menurun sebesar 8% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (y-o-y). Jabodetabek : pasokan hotel tetap, tingkat hunian dan tarif kamar naik Bandung : pasokan hotel tingkat hunian menurun, sementara tarif kamar naik Hotel Hotel di Jabodetabek? Pada Pada triwulan I-2007, tingkat hunian hotel bintang 3, 4 dan 5 di Jabodetabek mengalami kenaikan sebesar 3,12% (q-t-q), yaitu dari 57,56% menjadi 59,35%. Kenaikan tingkat hunian hotel ini disebabkan oleh banyaknya tamu lokal akibat bencana banjir yang melanda Jabodetabek pada awal Februari 2007? Sejalan dengan naiknya permintaan, tarif kamar hotel di Jabodetabek mengalami kenaikan sebesar 6,26% dibandingkan triwulan lalu (q-t-q), yaitu dari Rp 515.311 /malam menjadi Rp 547.554/malam.? Secara tahunan (y-o-y), tingkat hunian hotel bintang 3, 4 dan 5 di Jabodetabek mengalami penurunan sebesar 4,11 % dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (61,90%). Sementara itu tarif kamar hotel bintang 3, 4 dan 5 naik sebesar 7,78 % dari Rp 508.046/malam dan jumlah pasokan tidak mengalami kenaikan, tetap 23.627 kamar. Grafik 4 Perkembangan Tingkat Hunian dan Tarif Kamar Hotel Jabodetabek ( Rp ) 560,000 ( % ) 80.0 508,000 72.0 456,000 64.0 404,000 56.0 352,000 48.0 300,000 40.0 Hotel di Bandung? Pada triwulan I-2007, secara triwulanan maupun tahunan rata-rata tingkat hunian hotel bintang 3, 4, 5 di Bandung mengalami penurunan, masing-masing sebesar 4,14%, dan 9,99%.? Sementara itu, tarif kamar hotel di Bandung baik secara triwulanan maupun tahunan meningkat yaitu 0,83% (q-t-q) dan 16,19% (y-o-y). Hotel di Banten? Pada triwulan I-2007, rata -rata tingkat hunian hotel bintang 3, 4, 5 di Banten adalah 36,09% sementara rata-rata tarif kamar hotel di Banten adalah Rp 593.530/malam. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 5

Jabotabeka : Pasokan lahan industri bertambah sehingga tingkat hunian menurun, sementa ra tingkat penjualan, tarif sewa dan harga jual naik Lahan Industri Lahan Industri di Jabotabeka*? Lahan industri di Jabo tabeka (Jakarta, Bogo r, Tanggerang, Bekasi, dan Karawang) pada triwulan I-2007 bertambah 2,97% dibandingkan triwulan sebelumnya (q -t-q), yang berasal dari Karawang International Industrial City tahap 3 di Karawang. Pertambahan lahan industri ini menyebabkan tingkat penjualan lahan industri mengalami kenaikan (2,11%), dengan harga jual lahan industri yang juga meningkat yaitu sebesar 1,80%. Investor lokal yang bergerak pada industri makanan merupakan penyerap terbesar kawasan industri tersebut, diikuti oleh industri farmasi, otomotif, keramik, elektronik dan garment.? Dari lahan industri yang terjual, belum sepenuhnya dimanfaatkan sehingga tingkat hunian lahan industri di Jabotabeka menurun 2,41% (q-t-q).? Sejalan dengan perkembangan triwulanan, secara tahunan (y-o-y) tingkat penjualan lahan industri juga meningkat (3,03 %), sementara tingkat hunian menurun 2,23%. Sementara itu, sejalan dengan tingginya tingkat penjualan, harga jual juga meningkat (1,47%). Lahan Industri di Banten? Jumlah pasokan lahan industri di Banten pada triwulan I-2007 tercatat sebesar 5.388 ha dengan tingkat penjualan sebesar 67,40%. Sementara itu, rata -rata harga jual lahan industri sebesar Rp 491.667/m 2. Note : * Sejak Maret 1999 survei sektor lahan Industri dilakukan diwilayah Jabodetabek, tetapi sejak triwulan I 2006 Karawang termasuk wilayah yang disurvei Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 6