4. Deret Fourier pada Interval Sebarang dan Aplikasi

dokumen-dokumen yang mirip
4. Deret Fourier pada Interval Sebarang dan Aplikasi

BAB IV DERET FOURIER

3. Kekonvergenan Deret Fourier

Fourier Analysis & Its Applications in PDEs - Part I

5.1 Fungsi periodik, fungsi genap, fungsi ganjil

Deret Fourier. (Pertemuan XI) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Fungsi Genap dan Fungsi Ganjil

Hendra Gunawan. KK Analisis & Geometri FMIPA-ITB. Bandung, Maret 2001 [Edisi Revisi II: Mei 2014]

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

Analisis Fourier dan Wavelet

BAB II KAJIAN TEORI. pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan

8. Deret Fourier yang Diperumum dan Hampiran Terbaik di L 2 (a, b)

Suku Banyak Chebyshev

SYARAT DIRICHLET. 1, 1 < t < 0

MATERI 4 MATEMATIKA TEKNIK 1 DERET FOURIER

DERET FOURIER DAN APLIKASINYA DALAM FISIKA

BAB II KAJIAN TEORI. syarat batas, deret fourier, metode separasi variabel, deret taylor dan metode beda

Aplikasi Deret Fourier (FS) Deret Fourier Aplikasi Deret Fourier

Kalkulus 2. Teknik Pengintegralan ke - 1. Tim Pengajar Kalkulus ITK. Institut Teknologi Kalimantan. Januari 2018

10. Transformasi Fourier

12. Teorema Inversi Fourier dan Transformasi Fourier di L 2 (R)

MA1201 KALKULUS 2A Do maths and you see the world

13. Aplikasi Transformasi Fourier

MA3231 Analisis Real

digunakan untuk menyelesaikan integral seperti 3

Persamaan Diferensial Parsial CNH3C3

MODUL RESPONSI MAM 4222 KALKULUS IV

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH KALKULUS LANJUT A (S1 / TEKNIK INFORMATIKA ) KODE / SKS KD

0. Pendahuluan. 0.1 Notasi dan istilah, bilangan kompleks

6. Himpunan Fungsi Ortogonal

MA1201 KALKULUS 2A (Kelas 10) Bab 8: Bentuk Tak Tentu d

Soal dan Solusi Materi Elektrostatika

Ringkasan Kalkulus 2, Untuk dipakai di ITB 1

DASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT

BAB III ANALISIS SPEKTRAL PADA RUNTUN WAKTU MODEL ARIMA. Analisis spektral adalah metode yang menggambarkan kecendrungan osilasi

Deret Fourier untuk Sinyal Periodik

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

9. Teori Aproksimasi

MA3231 Analisis Real

Soal-Soal dan Pembahasan SNMPTN Matematika IPA Tahun Pelajaran 2010/2011 Tanggal Ujian: 01 Juni 2011

BAB III PEMBAHASAN. Bab III terbagi menjadi tiga sub-bab, yaitu sub-bab A, sub-bab B, dan subbab

INTISARI KALKULUS 2. Penyusun: Drs. Warsoma Djohan M.Si. Open Source. Not For Commercial Use

G. Minimum Lokal dan Global Berikut diberikan definisi minimum local (relatif) dan minimum global (mutlak) dari fungsi dua variabel.

Penerapan Aproksimasi Fejer dalam Membuktikan Teorema Weierstrass

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

16. BARISAN FUNGSI Barisan Fungsi dan Kekonvergenan Titik Demi Titik

11. Konvolusi. Misalkan f dan g fungsi yang terdefinisi pada R. Konvolusi dari f dan g adalah fungsi f g yang didefinisikan sebagai.

Hendra Gunawan. 18 September 2013

BAB III Diferensial. Departemen Teknik Kimia Universitas Indonesia

16. Analisis Multi Resolusi

MAKALAH. Bantuan dalam Penghitungan Integral Tentu KALKULUS LANJUT Dosen Pengampu: Sugeng Riyadi S.Si M.Pd DISUSUN OLEH: Kelompok V

PERSAMAAN DIFERENSIAL I PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

1 Sistem Bilangan Real

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

PENGANTAR MATEMATIKA TEKNIK 1. By : Suthami A

PENGARUH JUMLAH SUKU FOURIER PADA PENDEKATAN POLAR UNTUK SISTEM GEOMETRI KARTESIAN

BAB III. PECAHAN KONTINU dan PIANO. A. Pecahan Kontinu Tak Hingga dan Bilangan Irrasional

(GBPP) BARU JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNDIP

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

Catatan Kuliah MA1123 KALKULUS ELEMENTER I BAB III. TURUNAN

FT UNIVERSITAS SURABAYA VARIABEL KOMPLEKS SUGATA PIKATAN. Bab V Aplikasi

Deret Fourier. Slide: Tri Harsono PENS ITS Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) - ITS

Menurut jenisnya, fungsi dapat dibedakan menjadi (1) Fungsi aljabar (2) Fungsi transenden

Deret Binomial. Ayundyah Kesumawati. June 25, Prodi Statistika FMIPA-UII. Ayundyah (UII) Deret Binomial June 25, / 14

KALKULUS BAB II FUNGSI, LIMIT, DAN KEKONTINUAN. DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA Universitas Indonesia

Pembahasan Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN)

OSN Guru Matematika SMA (Olimpiade Sains Nasional)

Penerapan Aproksimasi Fejer dalam Membuktikan Teorema Weierstrass

FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI

TINJAUAN PUSTAKA. diketahui) dengan dua atau lebih peubah bebas dinamakan persamaan. Persamaan diferensial parsial memegang peranan penting di dalam

Persamaan Diferensial

16. INTEGRAL. A. Integral Tak Tentu 1. dx = x + c 2. a dx = a dx = ax + c. 3. x n dx = + c. cos ax + c. 4. sin ax dx = 1 a. 5.

Hendra Gunawan. 26 Februari 2014

BAB 3. LIMIT DAN KEKONTINUAN FUNGSI

BAB II PENGANTAR SOLUSI PERSOALAN FISIKA MENURUT PENDEKATAN ANALITIK DAN NUMERIK

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Catatan Kuliah KALKULUS II BAB V. INTEGRAL

Matek 2 Sistem PD dan Solusinya. Rudy Dikairono

DERET FOURIER. n = bilangan asli (1,2,3,4,5,.) L = pertemuan titik. Bilangan-bilangan untuk,,,, disebut koefisien fourier dari f(x) dalam (-L,L)

II. TINJAUAN PUSTAKA. variabel x, sehingga nilai y bergantung pada nilai x. Adanya relasi kebergantungan

ANALISIS DERET FOURIER UNTUK MENENTUKAN PERSAMAAN FUNGSI GELOMBANG SINUSOIDAL ARUS AC PADA OSILOSKOP

Modul KALKULUS MULTIVARIABEL II

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

METODE PSEUDOSPEKTRAL CHEBYSHEV PADA APROKSIMASI TURUNAN FUNGSI

Soal-Soal dan Pembahasan SNMPTN Matematika IPA Tahun Pelajaran 2010/2011

Deret Taylor. dengan radius kekonvergenan positif. Maka, dengan menggunakan teorema turunan deret pangkat, (x a) + f 00 (a) 2! (x a) 2 + f 000 (a) 3!

FUNGSI BESSEL. 1. PERSAMAAN DIFERENSIAL BESSEL Fungsi Bessel dibangun sebagai penyelesaian persamaan diferensial.

DERET FOURIER. 1. Pendahuluan

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III KONDUKSI ALIRAN STEDI - DIMENSI BANYAK

BAB II KAJIAN TEORI. dalam penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema,

Persamaan Diferensial Parsial CNH3C3

II LANDASAN TEORI. Besaran merupakan frekuensi sudut, merupakan amplitudo, merupakan konstanta fase, dan, merupakan konstanta sembarang.

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE 1 - I

Pembahasan Soal SIMAK UI 2012 SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA. Disertai TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS. Matematika IPA

KED INTEGRAL JUMLAH PERTEMUAN : 2 PERTEMUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Materi : 7.1 Anti Turunan. 7.2 Sifat-sifat Integral Tak Tentu KALKULUS I

Discrete Time Dynamical Systems

Transkripsi:

4. Deret Fourier pada Interval Sebarang dan Aplikasi Kita telah mempelajari bagaimana menguraikan fungsi periodik dengan periode 2 yang terdefinisi pada R sebagai deret Fourier. Deret trigonometri tersebut sebetulnya dapat pula dipakai sebagai representasi fungsi yang terdefinisi pada interval sebarang yang panjangnya 2. Pada bab ini kita akan membahas deret Fourier dari suatu fungsi yang didefinisikan pada interval sebarang dan aplikasinya. 4. Deret Fourier pada interval sebarang Misalkan kita mempunyai sebuah fungsi f yang terdefinisi pada [, ], dengan asumsi f( ) = f(). (Asumsi ini dapat dipenuhi dengan cara mendefinisikan ulang, bila perlu, nilai f di salah satu titik ujungnya. Asumsi ini dapat pula dihapuskan dengan menganggap f terdefinisi hanya pada (, ].) Selanjutnya misalkan f terbatas dan terintegralkan pada [, ]. Kita perluas f pada R sedemikian sehingga f periodik dengan periode 2, melalui f(θ + 2n) = f(θ), θ (, ], n Z. Sebagai contoh, fungsi periodik f yang dibahas pada Contoh pada Bab 2 dapat dipandang sebagai perluasan periodik fungsi f(θ) = θ dari interval (, ] ke seluruh R. Jika f mulus bagian demi bagian pada (, ], maka kita dapat menguraikannya sebagai deret Fourier. Dengan membatasi kembali peubah θ pada [, ], kita peroleh deret Fourier dari fungsi semula. Sekarang misalkan f terdefinisi hanya pada [, ]. Kita dapat memperluas f pada R sedemikian sehingga ia merupakan fungsi periodik dengan periode 2, dan kemudian kita peroleh deret Fouriernya. Untuk memperluas f pada R, pertama kita perluas f pada [, ]. Ada dua cara yang baku untuk hal ini, yakni dengan membuatnya menjadi fungsi genap atau ganjil. Perluasan genap f genap pada [, ] dapat diperoleh melalui f genap ( θ) = f(θ), θ [, ]; 5

sementara perluasan ganjil f ganjil dapat diperoleh melalui Untuk ilustrasi, lihat gambar berikut. f ganjil ( θ) = f(θ), θ (, ], f ganjil () = ; [Gambar 4.: Perluasan genap dan perluasan ganjil] Keuntungan menggunakan f genap dan f ganjil adalah bahwa koefisien Fouriernya kelak lebih sederhana. Untuk f genap, koefisien sinusnya akan sama dengan nol (karena sin nθ merupakan fungsi ganjil). Untuk f ganjil, koefisien cosinusnya akan sama dengan nol (karena cos nθ merupakan fungsi genap). Jadi, deret Fourier dari f genap hanya melibatkan fungsi cosinus, sementara deret Fourier dari f ganjil hanya melibatkan fungsi sinus. Dengan simetri, perhitungan koefisien lainnya juga menjadi lebih mudah: f genap (θ) cos nθ dθ = 2 f(θ) cos nθ dθ, f ganjil (θ) sin nθ dθ = 2 f(θ) sin nθ dθ. Perhatikan bahwa pada akhirnya fungsi f yang semula terdefinisi pada [, ] muncul kembali dalam perhitungan koefisien Fourier di atas. Definisi. Misalkan f terintegralkan pada [, ]. Deret 2 a + n a n cos nθ, disebut deret Fourier cosinus dari f. Deret n b n sin nθ, disebut deret Fourier sinus dari f. dengan a n = 2 dengan b n = 2 f(θ) cos nθ dθ, f(θ) sin nθ dθ, Teorema. Misalkan f mulus bagian demi bagian pada [, ]. Maka, deret Fourier cosinus dan deret Fourier sinus dari f konvergen ke 2 [f(θ ) + f(θ+)] di setiap θ (, ). Khususnya, mereka konvergen ke f(θ) jika f kontinu di θ (, ). Deret Fourier cosinus dari f 6

konvergen ke f(+) di θ = dan ke f( ) di θ = ; deret Fourier sinus dari f konvergen ke di kedua titik tersebut. Sekarang misalkan f(x) adalah fungsi periodik dengan periode 2. Dengan substitusi peubah x = θ, kita peroleh fungsi baru g(θ) := f ( θ ) = f(x). Perhatikan bahwa g merupakan fungsi periodik dengan periode 2, dan karenanya dapat diuraikan sebagai deret Fourier g(θ) = n= asalkan g mulus bagian demi bagian. c n e inθ, c n = g(θ)e inθ dθ, 2 Jika kita subtitusikan kembali θ = x ke dalam rumus di atas, maka kita dapatkan deret Fourier periodik dengan periode 2 dari fungsi f semula: n= c n e inx/, C n = f(x)e inx/ 2 Dinyatakan dalam cosinus dan sinus, deret ini menjadi 2 a + [a n cos nx + b n sin nx ], dengan a n = f(x) cos nx dx, b n = Dengan cara yang serupa seperti sebelumnya kita dapat memperoleh deret Fourier cosinus dan deret Fourier sinus dari fungsi f yang mulus bagian demi bagian pada [, ], yakni dan 2 a + a n cos nx, b n sin nx, a n = 2 b n = 2 f(x) cos nx dx, Contoh. Deret Fourier cosinus dari fungsi x, x [, ], adalah 2 4 2 cos(2n )x; (2n ) 2 7

sementara deret Fourier sinusnya adalah 2 ( ) n+ n sin nx. 4.2 Contoh aplikasi Pada Bab kita telah membahas persamaan panas untuk sepotong kawat lurus yang panjangnya, yakni u u = ku xx dengan syarat batas dan syarat awal u(, t = u(, t) = u(x, ) = f(x). Kandidat solusi masalah ini adalah dengan koefisien b n memenuhi u(x, t) = b n e n2 2 kt/ 2 sin nx b n sin nx. Sekarang kita telah mengetahui bahwa persamaan terakhir di atas dapat dipenuhi apabila f mulus bagian demi bagian pada [, ] dan b n = 2 Pertanyaannya kemudian adalah: apakah u(x, t) yang diberikan sebagai deret oleh rumus di atas, dengan koefisien b n ini, sungguh merupakan solusi masalah tadi? Jawabannya ya. Penjelasannya adalah sebagai berikut: Masing-masing suku deret merupakan solusi persamaan panas. Pada daerah x, t ϵ >, deret konvergen mutlak dan seragam. Karena itu, penurunan suku demi suku dapat dilakukan untuk menunjukkan 8

bahwa u(x, t) merupakan solusi persamaan panas. Syarat batas u(, t) = u(, t) = dan u(x, ) = f(x) mudah diperiksa. ebih jauh, dengan uji M-Weierstrass, dapat ditunjukkan bahwa deret konvergen seragam pada daerah x, t, dan karenanya u kontinu pada daerah ini, sehingga u(x, t) u(x, ) = f(x) bila t. Pertanyaan berikutnya adalah: apakah solusi masalah tersebut tunggal? Jawabannya juga ya. Setiap solusi u(x, t) untuk masalah tersebut mestilah dapat diuraikan sebagai deret Fourier dalam x untuk setiap t. Substitusikan deret ini ke dalam persamaan dan gunakan syarat awal, kita akan sampai pada kesimpulan bahwa koefisien deret ini mestilah sama dengan koefisien Fourier yang kita peroleh sebelumnya. 4.3 Soal atihan. Bagaimana anda dapat memperoleh deret Fourier dari sebuah fungsi yang terdefinisi pada sebarang interval [a, b]? Jelaskan secara detil. 2. Verifikasi ketunggalan solusi persamaan panas dengan syarat batas dan syarat awal yang dibahas pada Pasal 4.2. 9