BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Tematik Tema Lingkungan Sekitar Pada Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil belajar Siswa Pra Siklus

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sifat Benda Melalui Metode Demonstrasi Di Kelas IV SDN 1 Kalangkangan Tolitoli

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran berlangsung 2 x 35 menit, selama 2 x pertemuan yang diikuti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Ngabean yang menjadi subjek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Dadapayam 02 Jumlah murid di SD ini ada 117 siswa. Penelitian ini dilakukan di SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh semester II tahun pelajaran 2012/2013 dengan subyek penelitian kelas 5 dengan jumlah siswa sebanyak 24 orang. SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh terletak di Desa Dadapayam Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Dengan letaknya yang jauh dari jalan raya menjadikan SDN Dadapayam 02 ini memiliki suasana yang tenang dan nyaman sehingga cocok untuk dijadikan tempat belajar. Fasilitas pembelajaran di SDN Dadapayam 02 masih terbatas, yakni masih kurangnya alat peraga, masih kurangnya laboratorium baik multimedia maupun ilmu pengetahuan. Buku paket di SD ini cukup menunjang untuk sarana belajar siswa dan terdapat juga buku-buku lain yang dapat dijadikan sumber bacaan bagi siswa yang tersedia di perpustakaan. Adapun tenaga mengajar di SDN Dadapayam 02 terdiri dari guru kelas dari kelas 1 sampai kelas 6 dengan setiap kelas diampu oleh 1 guru, 1 guru olahraga, 1 guru agama, dan 1 guru Bahasa Inggris. 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1. Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada kelas 5 SDN Dadapayam 02 yang berjumlah 24 siswa pada mata pelajaran IPA, terlihat bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada hasil evaluasi siswa pada mata pelajaran IPA yang telah dilakukan, dimana sebagian besar peserta didik memperoleh nilai di bawah KKM yang ditentukan ( 65). 31

32 Belum Tuntas Tuntas Gambar 3 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan Perbandingan siswa yang mencapai KKM adalah 9 siswa atau 37.5% dan siswa yang belum mencapai KKM berjumlah 15 siswa atau 62.5%. Nilai rata-rata yang diperoleh kelas adalah 60,62, dengan perolehan nilai terendah yaitu 50 dan tertinggi 70. Mengacu pada KKM 65, maka persentase keseluruhan siswa yang mencapai kriteria ketuntasan maupun belum tuntas belajar, disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 4 Persentase Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan Sebelum Tindakan No Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan 1 < 65 15 62.5 Belum tuntas 2 65 9 37.5 Tuntas Jumlah 24 100 Rata-rata 60,62 Nilai tertinggi 70 Nilai terendah 50 Persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas 5 SDN Dadapayam 02 sebelum dilakukan tindakan, diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria ketuntasan minimal yaitu (KKM = 65) sebanyak 15 siswa atau 62.5% dari total keseluruhan siswa; sedangkan siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 9 siswa atau 37.5% dari total seluruh siswa. Berpatokan pada data hasil belajar awal atau data hasil belajar sebelum dilakukan tindakan, penulis melakukan sebuah penelitian tindakan kelas (PTK)

33 sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian di SDN Dadapayam 02, penulis akan menggunakan model pembelajaran mind mapping. Penelitian ini akan dilakukan dalam dua siklus, dimana tiap siklus akan dilakukan dua pertemuan. 4.2.2. Deskripsi Siklus I a. Tahap Perencanaan Tindakan Sebelum dilaksanakan tindakan, ada beberapa langkah yang dilakukan oleh penulis, antara lain: 1) Memeriksa RPP yang telah disusun, sambil mencermati kembali setiap butir yang direncakan akan dilaksanakan pada pelaksanaan tindakan. 2) Menyiapkan semua alat peraga dan sarana lain yang akan digunakan. 3) Mengecek kembali kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul data, seperti lembar observasi yang telah disepakati dengan guru yang mendampingi sebagai observer. b. Pelaksanaan Tindakan Setelah menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran, pengajar bersama observer menyepakati untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang terdiri dari dua pertemuan pembelajaran yaitu: Pertemuan I 1) Kegiatan Awal Kegiatan awal yang dilakukan oleh pengajar meliputi beberapa kegiatan seperti yang telah didesain dalam rencana pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam, berdoa, mengabsen, dan melakukan apersepsi. Kegiatan apersepsi yang dilakukan untuk memancing minat belajar siswa tentang materi yang akan dajarkan.

34 2) Kegiatan Inti Pada kegiatan inti, yang dilakukan oleh pengajar adalah menjelaskan materi pembelajaran yaitu tentang jenis jenis batuan, siswa diminta untuk mendiskusikan tentang macam macam batuan. Setelah selesai berdiskusi perwakilan siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, guru mencatat hal hal penting yang diungkapkan dalam presentasi. Dari kata kata penting atau kata kata kunci yang ditulis oleh guru siswa diminta menyusun Mind Mapping sesuai dengan materi dengan bimbingan guru. Persoalan muncul ketika siswa diminta untuk mulai melakukan pembelajaran dengan model Mind Mapping. Suasana menjadi agak ribut, karena masih banyak siswa belum memahami dengan benar bagaimana menggunakan model mind mapping, sehingga kelas menjadi gaduh karena siswa saling bertanya kepada temannya bagaimana memulai sebuah ide dengan kata kunci tertentu. Untuk mengendalikan suasana agar tidak terlalu ribut, pengajar meminta siswa untuk menanyakan apa yang belum dipahami. Pengajar kemudian mendampingi para siswa, memperhatikan cara kerja mereka dengan menggunakan model mind mapping, sambil memberikan stimulus yang dapat memicu pengetahuanpengetahuan siswa terkait dengan materi. 3) Kegiatan penutup Pengajar bersama-sama dengan siswa mengambil kesimpulan tentang materi yang ditelah dipelajari dengan menggunakan model mind mapping, sekaligus memberikan kesempatan kepada siswa yang masih belum memahami materi pelajaran yang diberikan, guru memberikan pesan kepada siswa untuk mempelajari lagi materi tersebut di rumah, karena masih akan dilakukan lagi pertemuan berikutnya.

35 Pertemuan II 1) Kegiatan awal Pelaksanaan pada pertemuan II guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, mengabsensi siswa, mengatur suasana di ruangan kelas, dan apersepsi dengan mengulang materi sebelumnya. 2) Kegiatan inti Pada kegiatan inti pertemuan kedua ini, yang dilakukan oleh penulis hampir sama dengan langkah langkah pertemuan pertama dengan perbedaaan materi yaitu tentang pelapukan batuan. Pengajar mendampingi selama siswa melakukan pemetaan materi tersebut, sambil membantu siswa mengaitkan materi tersebut dengan pengetahuan pengetahuan yang telah didapatkan sebelum sebelumnya untuk mempermudah mengembangkan konsep-konsep. Pada pertemuan kedua ini, siswa sudah lebih tenang, dimana masing masing sudah lebih fokus untuk mengerjakan bagiannya sendiri-sendiri. 3) Kegiatan penutup Pada kegiatan penutup pengajar memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, pengajar juga memberikan kesimpulan daripenyampaian materi. Memberi soal evaluasi untuk mengukur keberhasilan ketercapaian tujuan pembelajaran, dan memberi motivasi kepaada siswa untuk tetap rajin belajar. c. Observasi Dalam penelitian ini pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi atau pengamatan yang mengacu pada kegiatan guru pada saat melakukan pembelajaran. Hasil observasi digunakan sebagai bahan refleksi dan untuk merencanakan rencana tindakan pada pertemuan berikutnya.

36 Berdasarkan data hasil lembar observasi aktivitas guru (terlampir) yang dilakukan oleh observer disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 5 Rekapitulasi Skor Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I SKOR JUMLAH NO PERTEMUAN 1 2 3 4 TOTAL 1 Pertemuan I - 3 15 15 111 2 Pertemuan II - 2 11 20 117 Catatan: Skor maksimal = 132 Sesuai dengan tabel 5 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah total skor lembar observasi aktivitas guru yang menandakan bahwa proses perbaikan mengajar berhasil dilakukan. Observasi atau pengamatan juga dilakukan kepada siswa ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan data yang didapat dari lembar observasi aktivitas belajar siswa dapat disajikan dalam tabel berikut: Tabel 6 Rekapitulasi Skor Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I SKOR JUMLAH NO PERTEMUAN 1 2 3 4 TOTAL 1 Pertemuan I - 5 7 11 75 2 Pertemuan II - 2 4 17 84 Catatan: Skor maksimal = 92 d. Deskripsi Hasil Belajar Siklus I Hasil prestasi belajar siswa pada siklus I yang diperoleh setelah proses pembelajaran IPA dengan menggunakan model mind mapping kelas 5 SDN Dadapayam 02, adalah sebanyak 12 siswa atau 50% sedangkan siswa yang belum mencapai kentuntasan belajar sebanyak 12 siswa atau 50%. Pada kondisi awal, diketahui bahwa ada 15 siswa atau 62% dari total siswa yang memperoleh nilai di bawah 65. Kondisi ini

37 berubah setelah diberikan tindakan pada siklus I. Siswa yang mendapatkan nilai pada rentang 50 54, 60 64 dan 65 69 berjumlah 12 siswa. Nilai rata-rata siswa meningkat dari awal sebelum tindakan yaitu 60.62 menjadi 63.95 pada siklus I. Nilai terendah dicapai dengan nilai 50 dan nilai tertinggi adalah 70. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa SDN Dadapayam 02, sebelum dilakukan tindakan diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 15 siswa atau 62.5%; sedangkan yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 9 siswa dengan persentase 37.5%. Kondisi ini berubah setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I, dimana siswa yang berhasil lulus KKM meningkat dan yang sudah berhasil berimbang yaitu masing masing sebanyak 12 siswa atau 50%. Tabel 7 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Setelah Tindakan No Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan 1 < 65 12 50 Belum tuntas 2 65 12 50 Tuntas Jumlah 24 100 Rata-rata 63.95 Nilai tertinggi 80 Nilai terendah 55 Berikut ini disajikan dalam bentuk diagram lingkaran persentase ketuntasan siswa berdasarkan data tabel 7 yang menggambarkan hasil dari tindakan siklus I:

38 e. Refleksi Gambar 4 Persentase Ketuntasan Siswa Siklus I Walaupun secara langsung meningkatkan hasil belajar IPA siswa SDN Dadapayam 02, namun pelaksanaan siklus I masih jauh dari kata sempurna karena hanya mampu meningkatkan ketuntasan menjadi 50% yang berarti hanya 12 anak yang mampu tuntas. Hasil diskusi dengan observer memberi gambaran kekurangan kekurangan yang masih dialami pada pelaksanaan siklus I. Hasil refleksi siklus I pertemuan 1 : 1. Suasana kelas yang masih gaduh saat siswa diminta untuk menyusun mind mapping. 2. Pengajar harus membimbing satu persatu langkah langkah pembelajaran mind mappig, karena siswa baru pertama kali mendapatkan pengajaran dengan model pembelajaran mind mapping. Hasil refleksi siklus I pertemuan 2 : 1. Saat berdiskusi belum semua siswa berperan aktif. Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran mind mapping dapat menigkatkan hasil belajar IPA siswa SDN Dadapayam 02 sebesar 12.5% pada siklus I. Berdasarkan kekurangan kekurangan yang terurai akan diperbaiki pada siklus II dengan cara:

39 1. Membimbing siswa secara perlahan dan membantu siswa mengeksplor konsep konsep yang mereka ketahui untuk kemudian dikembangkan pada mind mapping yang sesuai dengan materi. 2. Memberi penguatan tentang konsep mind mapping agar tidak terjadi miss konsepsi tentang mind mapping. 3. Mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatan tanya jawab maupun diskusi kelas. 4.2.3. Deskripsi Siklus II a. Tahap Perencanaan Tindakan Bersama-sama observer penulis yang berperan sebagai pengajar merevisi RPP dan menyiapkan kembali skenario tindakan yang akan dilaksanakan pada perbaikan pembelajaran siklus II. Berdasarkan hasil diskusi dengan observer dan refleksi siklus I maka penulis selaku pengajar melakukan upaya perbaikan pembelajaran sesuai dengan masalah masalah yang ditemui pada siklus I. b. Pelaksanaan Pertemuan I 1) Kegiatan awal Pelaksanaan pada pertemuan II guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, mengabsensi siswa, mengatur suasana di ruangan kelas, dan apersepsi. Apersepsi menggunakan benda riil yang ada disekitar sekolah agar anak mudah menangkap makna apersepsi tersebut. 2) Kegiatan inti Melalui diskusi kelompokkecil 2 3 siswa, siswa dituntut untuk menjawab permasalahan yang disajikan oleh pengajar. Setelah selesai berdiskusi perwakilan beberapa kelompokmaju ke depan kelas untuk mempreentasikan hasil diskusi. Siswa yang tidak maju mempunyai tugas

40 utukmncatat kata kata penting atau kata- kata kunci yang akan disusun menjadi mind mapping nantinya. Guru membimbing penyusunan mind mapping dan membantu mengeksplor konsep konsep yang diketahui siswa yang sesuai dengan materi. 3) Kegiatan akhir Pada kegiatan ini tugas pengajar adalah membuat kesimpulan dari materi yang telah diajarkan dan mmeri kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal hal yang belum dipahaminya. Memberikan pekerjaan ruah dan memotivasi siswa akan giat belajar. Pertemuan II 1) Kegiatan awal Seperti pada kegiatan awal pada pertemuan sebelum sebelumnya yaitu memberi salam, doa, mempersiapkan kelas, absensi, apersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran. 2) Kegiatan inti Melanjutkan materi sebelumnya yaitu tentang jenis jenis tanah dan manfaatnya. Pada pertemuan kedua siklus II ini, terlihat siswa sangat tenang dalam mengerjakan tugasnya, siswa paham menggunakan model mind mapping, ini terlihat dengan beragam warna yang digunakan siswa dalam membuat cabang-cabang dan ranting-ranting dari konsep utama yang diberikan. Siswa mulai menemukan kesenangan dari penyusunan mind mapping. 3) Kegiatan akhir Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugasnya, penulis memberikan kesempatan siswa untuk bertanya pada hal-hal yang belum dipahami. Memberikan evaluasi sebagai alat ukur ketercapaian tujuan pembelajaran.

41 c. Observasi Bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, pengajar meminta observer untuk melakukan observasi dengan menggunakan lembar observasi guru dan siswa yang telah disiapkan sebelumnya. Berdasarkan data hasil lembar observasi aktivitas guru (terlampir) yang dilakukan oleh observer disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 8 Rekapitulasi Skor Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II SKOR JUMLAH NO PERTEMUAN 1 2 3 4 TOTAL 1 Pertemuan I - 2 15 16 113 2 Pertemuan II - 1 12 20 118 Catatan: Skor maksimal = 132 Hasil lembar observasi seperti pada tabel 8 didapat dari proses belajar mengajar yang telah disesuaikan dengan hasil refleksi pada kegiatan belajar mengajar yang sebelumnya. Observasi atau pengamatan juga dilakukan kepada siswa ketika mengikuti kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan data yang didapat dari lembar observasi aktivitas belajar siswa dapat disajikan dalam tabel berikut: Tabel 9 Rekapitulasi Skor Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II SKOR JUMLAH NO PERTEMUAN 1 2 3 4 TOTAL 1 Pertemuan I - 5 7 11 75 2 Pertemuan II - 2 4 17 84 Catatan: Skor maksimal = 92 d. Deskipsi Hasil Belajar Siklus II Hasil prestasi belajar siswa pada siklus II dengan menggunakan model mind mapping kelas 5 SDN Dadapayam 02, adalah diketahui bahwa terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus II

42 dibandingkan dengan pada siklus I. Pada siklus ini semua siswa mengalami ketuntasan dengan nilai rata rata 74.58 dengan nilai terendah 65 dan tertinggi 90. Persentase ketuntasan belajar siklus II siswa SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh disajikan dalam tabel berikut: Tabel 10 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II Setelah Tindakan No Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan 1 < 65 - - - 2 65 24 100 Tuntas Jumlah 24 100 Rata-rata 74.58 Nilai tertinggi 90 Nilai terendah 65 Untuk memperjelas persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas 5 SDN Dadapayam 02 pada siklus II dapat dilihat pada gambar 5 diagram lingkaran di bawah ini: Gambar 5 Persentase Ketuntasan Siswa Siklus II

43 e. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan pengamatan setelah diadakanya penelitian tindakan siklus I dan siklus II, terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Terjadinya kenaikan hasil belajar siswa tersebut karena siswa merasa senang dalam proses pembelajaran, sebelum dilakukan tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 65) sebanyak 15 siswa pada siklus I kemudian terjadi penurunan menjadi 12 siswa setelah dilakukan siklus II tidak ada lagi siswa yang tidak berada pada di bawah KKM. Sedangkan, yang mencapai ketuntasan minimal sebelum dilaksanakan tindakan yaitu sebanyak 9 siswa pada siklus I kemudian meningkat menjadi 12 siswa dan pada siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 100% tuntas dalam belajar IPA. Di bawah ini akan disajikan dalam tabel, perbandingan keseluruhan ketuntasan hasil belajar mulai dari kondisi awal, siklus I, sampai siklus II. Tabel 11 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II No Pembelajaran Jumlah siswa Tuntas Persentase Jumlah siswa Belum tuntas Porsentase 1 Kondisi Awal 9 37.5% 15 62.5% 2 Siklus I 12 50% 12 50% 3 Siklus II 24 100% - - Berdasarkan tabel 11, diketahui bahwa terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar baik pada siklus I maupun ke siklus II. Pada kondisi awal menuju siklus I, terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar sedangkan ketuntasan hasil belajar pada siklus I ke siklus II meningkat hasil ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model mind

44 mapping berhasil pada pelajaran IPA pada siswa kelas 5 SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh semester II tahun pelajaran 2012/2013. Diagram perbandingan ketuntasan siswa pra tindakan, siklus I, dan siklus II: f. Refleksi Gambar 6 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran, pengajar bersama observer melakukan refleksi. Ternyata hasil perbaikan pembelajaran memberikan hasil sesuai yang diharapkan, dimana semua siswa pada siklus II berhasil tuntas dalam belajarnya. Hasil ini tidak terlepas dari perbaikan perbaikan yang dilakukan berdasarkan refleksi pada siklus pertama. 4.3 Pembahasan Penelitian ini dilakukan di SDN Dadapayam 02 Kecamatan Suruh pada kelas 5 dengan jumlah siswa 24. Pada studi awal atau pra siklus ditemukan masalah yaitu rendahnya hasil belajara IPA siswa kelas 5. Dari 24 siswa hanya 9 orang yang mampu melebihi KKM yang telah ditentukan untuk mata pelajaran IPA yaitu 65. Sedangkan 15 orang lainnya belum tuntas secara akademik dalam

45 mata pelajaran IPA. Pembelajaran yang monoton merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa. Penggunaan model pembelajaran Mind Mapping karena model pembelajaran ini salah satu dari strategi pembelajaran yang mengupayakan seorang peserta didik mampu menggali ide ide kreatif dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sehingga pembelajaran yang dilakukan akan menjadi lebih hidup, variatif, dan membiasakan siswa memecahkan permasalahan dengan cara memaksimalkan daya pikir dan kreatifitas. Ada beberapa kelebihan model Mind Mapping antara lain meningkatkan kemampuan siswa untuk melihat dan mengingat suatu informasi secara detail, memicu kreatifitas siswa dalam mengelola informasi, membantu menjadikan belajar menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan dan menghemat waktu. Dengan demikian tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan dapat tercapai dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Terlihat dari aktifitas siswa ketika pembelajaran siklus I dan siklus II, siswa yang semula pasif ketika pembelajaran pembelajaran lampau berubah menjadi aktif dengan mulai aktif bertanya dan aktif berdiskusi ketika pengajar menggunakan model pembelajaran Mind Mapping. Penggunaan model pembelajaran Mind Mapping juga berpengaruh signifikan dengan hasil belajar IPA siswa SDN Dadapayam 02. Terlihat dari hasil evaluasi yang meningkat dari pra siklus atau sebelum tindakan rata rata kelas memperoleh nilai 60,62, ketika siklus I dengan penerapan model pembelajaran Mind Mapping rata rata kelas naik menjadi 63, 95 dengan persentase ketuntasan 50%, siklus II terjadi peningkatan yang signifikan yaitu 100% siswa mendapat nilai di atas KKM yang telah ditentukan yaitu 65 dengan rata rata kelas 74,58. Peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Dadapayam 02 tidak lepas dari beberapa faktor, antara lain pemilihan model pembelajaran yang tepat, faktor intern dari siswa itu sendiri maupun faktor ekstern. Faktor intern yang berperan besar dalam peningkatan hasil belajar dalam penelitian ini adalah faktor psikologis, meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan dengan minat dan perhtian siswa yang tinggi terhadap pelajaran yang

46 berlangsung berdampak terhadap hasil belajar yang meningkat.minat dan perhatian tersebut juga tidak lepas dari faktor pemilihan model pembelajaran yang tepat, Mind Mapping merubah pembelajaran yang monoton menjadi pembelajaran yang riang dan menyenangkan dengan penggunaan catatan yang penuh warna dan bebas dalam segi bentuk yang nudah diingat oleh siswa. Mind Mapping akan dapat mengaktifkan seluruh otak, membereskan akal dari kekusutan mental, memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan, membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah, memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian, memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu kita membandingkannya, dan mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan atau materi yang membantu mengalihkan informasi tentang hal yang ada dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang. Pengaruh penerapan model pembelajarn Mind Mapping terlihat dari peningkatan hasil belajar IPA siswa SDN Dadapayam 02. Dengan model peembelajaran Mind Mapping siswa lebih mudah dalam mengingat materi yang telah diajarkan. Siswa lebih termotivasi dalam belajar, belajar menjadi kegiatan yang lebih menyenangkan dengan Mind Mapping. Pemilihan kata kata kunci tentang materi yang diajarkan dan kemudian disusun menjadi Mind Mapping dengan warna warna yang menarik akan memotivasi siswa daam belajar, belajar menjadi kegiatan yang mengasyikkan. Sesuai dengan yang diungkapkan oleh John W. Budd bahwa A Mind Map is an outline in which the major categories radiate from a central image and lesser categories are portrayed as branches of larger branch. Dapat diartikan peta pikiran (mind mapping) merupakan garis besar dari kategori utama dan pikiran-pikiran kecil yang digambarkan sebagai cabang dari cabang pikiran yang lebih besar. Dengan peta pikiran daftar informasi yang panjang dapat dialihkaan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur, dan mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja alami otak dalam melakukan berbagai hal. Dengan mudahnya siswa mengingat materi atau kata kata penting dalam bentuk Mind Mapping, ketika dilakukan evaluasi siswa akan

47 mudah menjawab dengan membayangkan konsep konsep materi yang telah dibuat menjadi Mind Mapping ketika proses pembelajaran. Hasil penelitian yang didapat sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Oktoyuana Hardian Perwitasari dengan judul Penggunaan mind map (peta pikiran) untuk meningkatkan pembelajaran IPA kelas V SDN Bareng 5 Malang. Penelitian kedua oleh Susiyati dengan judul PENERAPAN MODEL MIND MAP (PETA KONSEP) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PESAWAT SEDERHANA DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN SOROPADAN KECAMATAN LAWEYAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012.