VI. ANALISIS STRATEGI BISNIS

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

IV. METODE PENELITIAN

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

VII. FORMULASI STRATEGI

VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

4.1.2 Struktur Organisasi Milkfood Barokah

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK

III KERANGKA PEMIKIRAN

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

III. KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

BAB IV HASIL ANALISIS DATA. kesengajaan karena kondisi keluarga yang pindah ke Babadan untuk

III..METODOLOGI. A. Lokasi dan Waktu Kajian

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Kisi-kisi instrumen Perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini dapat kita

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidupnya, saat ini persaingan yang semakin ketat dan tajam

RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Metode Kerja Pengumpulan Data

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode

RINGKASAN EKSEKUTIF SRI WIDAYATI, SYAMSUL MA ARIF BUNASOR SANIM.

BAB IV METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh :

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR

2 BAB II LANDASAN TEORI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

n. TINJAUAN PUSTAKA IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) diketahui sebagai kekuatan strategis

STRATEGI PEMASARAN KREDIT PADA MIKRO BISNIS UNIT PT. BANK XYZ DI KAWASAN INDUSTRI PULOGADUNG JAKARTA TIMUR MULYADI

Gambar 5 Kerangka pemikiran penelitian

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN OBAT HERBAL BIOMUNOS PADA PT. BIOFARMAKA INDONESIA, BOGOR

III KERANGKA PEMIKIRAN

Transkripsi:

VI. ANALISIS STRATEGI BISNIS Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan Inkopas Sejahtera dalam menjalankan usahanya adalah melakukan kegiatan pembelian dan penjualan. Kegiatan pembelian dilakukan perusahaan Inkopas Sejahtera adalah pembelian bahan baku berupa biji kopi siap olah, sedangkan kegiatan penjualan yaitu mensuplai produk ke konsumen secara langsung melalui sales atau tenaga pemasaran untuk pelanggan-pelanggan seperti toko-toko, warung dan pasar tradisional di daerah Kota Bogor dan sekitarnya. 6.1 Analisis Lingkungan Internal Analisis lingkungan internal dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan yang berasal dari dalam perusahaan, faktor-faktor tersebut adalah manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan dan sistem informasi manajemen (David 2006). 6.1.1 Manajemen Fungsi manajemen terdiri atas lima aktifitas dasar, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf dan pengendalian/kontrol. Perusahaan Inkopas Sejahtera sudah menerapkan lima aktifitas dasar dari fungsi manajemen tersebut walaupun memiliki keterbatasan dalam pengelolaannya. 1) Perencanaan Perusahaan Inkopas Sejahtera sudah memiliki perencanaan jangka panjang dan jangka pendek secara tertulis walaupun masih tergolong sederhana. Hal ini terlihat dari adanya visi dan misi perusahaan yang sudah dirumuskan secara tertulis dan adanya perencanaan dalam penentuan kapasitas produksi untuk persatukali produksi, penentuan jadwal pemasaran yang sudah terkoordinir dan pengaturan dalam masalah penggunaan sumberdaya manusia yang berkaitan dengan hari dan waktu kerja. 2) Pengorganisasian Perusahaan Inkopas Sejahtera sudah memiliki struktur organisasi yang 46

baik walaupun masih sederhana, dalam struktur organisasi dari perusahaan Inkopas Sejahtera yang dapat dilihat pada Gambar 8, bahwa perusahaan dipimpin oleh seorang direktur/pemimpin perusahaan selaku pemilik tunggal perusahaan yaitu Bapak Hary Wijaya. Pemimpin perusahaan ini membawahi tiga divisi yaitu bagian administrasi/keuangan, bagian produksi dan bagian pemasaran, tiap-tiap bagian ini memiliki beberapa karyawan yang dipimpin oleh masing-masing kepala bagian. 3) Pemberian Motivasi Setiap perusahaan membutuhkan karyawan yang loyal dan semangat dalam bekerja, oleh karena itu pemberian motivasi terhadap karyawan sangat perlu dilakukan. Bentuk pemberian motivasi yang diberikan kepada karyawan di perusahaan Inkopas Sejahtera yaitu meningkatkan rasa kenyamanan dalam bekerja dengan menjaga hubungan baik antara pemilik perusahaan dengan bawahannya, kemudian adanya pemberian insentif kepada para karyawannya berupa bonus pada saat hari raya keagamaan. 4) Pengelolaan Staf Perusahaan Inkopas Sejahtera dalam melakukan pengelolaan staf mengarah pada unsur kekeluargaan yang tidak terlepas dari adanya koordinasi kerja dan komunikasi yang baik antara pemilik perusahaan dengan bawahannya. Dengan adanya budaya kekeluargaan ini diharapkan memudahkan pemilik dan bawahannya dalam menyampaikan urusan yang berkaitan dengan masalah pekerjaan. 5) Pengendalian/Kontrol Pengendalian/Kontrol pada perusahaan Inkopas Sejahtera secara umum masih memfokuskan pada bidang produksi khususnya dalam hal pengelolaan persediaan bahan baku dan pengolahan, karena kedua hal ini berhubungan langsung dengan kontinuitas produk dari perusahaan. 6.1.2 Pemasaran Kegiatan pemasaran pada perusahaan Inkopas Sejahtera kurang berjalan dengan baik karena masih memiliki kendala pada pemasaran produk kopi bubuknya, terutama dalam penjualan dan juga promosi. Dalam menjalankan 47

usahanya perusahaan Inkopas Sejahtera belum memiliki rancangan srtategi bisnis yang harus dijalankan, selain itu adanya keterbatasan tenaga pemasaran yang hanya memiliki tiga orang karyawan. Tenaga pemasaran ini melakukan semua fungsi pemasaran seperti menjual dan mendistribusikan hingga mencari pelanggan baru. Keadaan ini menyebabkan kegiatan pemasaran menjadi tidak efektif dan efisien. Analisis dari strategi bisnis yang berkaitan dengan pemasaran yang dilakukan perusahaan Inkopas Sejahtera akan dianalisis dengan bauran pemasaran yang terdiri dari kombinasi variasi produk, harga, tempat dan promosi. 1. Bauran Produk Produk yang dihasilkan oleh perusahaan Inkopas Sejahtera merupakan produk olahan kopi, dimana bahan bakunya berasal dari daerah Lampung melalui pemasok yang sudah memiliki perjanjian dengan perusahaan. Penggunaan bahan baku yang berasal dari daerah Lampung dikarenakan ketersediaan dan kualitas bahan baku yang dirasakan cukup baik. Produk kopi olahan yang ditawarkan terdiri dari dua jenis yaitu Kopi bubuk saja (Murni) dengan ukuran kemasan sachet 8 gram dan kopi plus gula (kopi yang sudah melalui proses pencampuran) dengan ukuran kemasan sachet 25 gram. Poduk yang telah dihasilkan Inkopas Sejahtera dikatakan kualitas cukup baik yaitu melalui tahap uji coba terhadap kualitas kopi olahannya, sebelumnya ada uji tahapan mutu yang terdiri dari baik, cukup dan rendah. 2. Bauran Harga Harga yang ditetapkan oleh perusahaan Inkopas Sejahtera merupakan harga yang relatif terjangkau untuk semua kalangan terutama konsumen golongan menengah kebawah. Harga yang ditetapkan disesuaikan dengan jenis produk kopi olahannya, Inkopas Sejahtera memberikan harga untuk produk kopi bubuk berkisar Rp 250,00 sedangkan untuk kopi plus gula berkisar Rp 400,00. 3. Bauran Tempat Perusahaan Inkopas Sejahtera menerapkan strategi distribusi intensif dalam kegiatan memasarkan produknya. Perusahaan Inkopas Sejahtera berusaha untuk menempatkan sebanyak mungkin produknya di berbagai warung-warung 48

maupun toko-toko grosir yang ada di kawasan pemukiman atau pasar-pasar tradisional. 4. Bauran Promosi Promosi adalah bagian dari kegiatan pemasaran untuk memperkenalkan produk kepada masyarakat luas. Kegiatan promosi penjualan yang dilakukan perusahaan Inkopas Sejahtera sangat kurang sekali. Kegiatan promosi yang dilakukan hanya sebatas memperkenalkan produknya dengan cara menawarkan langsung kepada konsumen tingkat pengecer di toko, warung dan pasar-pasar tradisional. Oleh karena itu kegiatan promosi tersebut sangat dirasakan tidak efektif dapat dirasakan dampaknya terhadap penjualan yang sangat kurang. Kurangnya kegiatan promosi ini disebabkan karena perusahaan mempertimbangkan besarnya dana yang harus dikeluarkan. Adapun kegiatan yang pernah dilakukan perusahaan untuk membantu mempromosikan produknya dengan cara membuka program berhadiah pada kemasan tertentu berupa hadiah barang souvenir seperti payung, tas dan lain-lain. Namun kegiatan promosi ini tidak berlanjut karena adanya keterbatasan dana. 6.1.3 Keuangan Perusahaan Inkopas Sejahtera didirikan dengan menggunakan modal pribadi dari pemiliknya yaitu bapak Hary Wijaya. Perusahan tidak melalukan kerja sama atau pinjaman kepada pihak lain untuk mengembangkan jaringan usahanya dikarenakan pihak perusahaan belum merasa perlu melakukan hal itu, perusahaan masih terfokus terhadap masalah peningkatan pemasarannya. Pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan Inkopas sejahtera cukup baik, terlihat dari laporan yang dibuat oleh perusahaan sudah melakukan pencatatan penerimaan dan pengeluaran yang dibuat dalam bentuk arus kas walaupun dalam bentuk yang masih sederhana. 6.1.4 Produksi/Operasi Proses produksi/operasi perusahaan Inkopas sejahtera merupakan bagian dari kegiatan menghasilkan produk olahan kopi, proses menghasilkan produk ini tentu harus melewati beberapa tahapan seperti pada Gambar 6. 49

Kegiatan produksi berawal dari proses pemilahan biji kopi siap olah sebagai bahan baku utama sampai hasil akhir menjadi kopi bubuk dan kopi plus gula dalam kemasan yang telah dipacking. Perusahaan Inkopas Sejahtera dalam tahapan produksi ini selalu melakukan menjalankan fungsi kontrolnya dalam kegiatan operasi dan pengawasan produksi agar tidak menyimpang dari prosedur operasional agar kontinuitas dan kualitas produk dapat terjaga. 6.1.5 Penelitian dan Pengembangan Perusahaan Inkopas Sejahtera belum memiliki bagian penelitian dan pengembangan, bagian ini masih tercakup ke dalam bagian produksi dan operasi. Fungsi pengembangan ini pernah dilakukan ketika mengembangkan produk kopi bubuk yang diolah kembali menjadi kopi plus gula dengan pencampuran bahanbahan yang dirahasiakan perusahaan. 6.1.6 Sistem Informasi Manajemen Perusahaan Inkopas Sejahtera dalam melakukan kegiatan operasional sistem informasi manajemen dilaksanakan secara sederhana. Hal ini terlihat dari belum digunakannya sistem komputerisasi untuk mengolah informasi manajemen dari perusahaannya. Perusahaan Inkopas sejahtera hanya melakukan pencatatan manual/laporan tertulis dengan memakai buku-buku laporan kegiatan, sehingga data-data dan catatan informasi perusahaan belum tertata secara baik. Hal ini dapat saja menyebabkan kurang efektif dan efisien dalam akses data informasi internal perusahaan. 6.2 Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menjadi peluang dan ancaman yang berasal dari luar perusahaan, faktor-faktor tersebut dibagi kedalam dua pengelompokan yaitu kelompok pertama disebut dengan lingkungan makro dan kelompok kedua disebut lingkungan mikro. 50

6.2.1 Lingkungan Makro Lingkungan makro adalah kekuatan yang mempengaruhi perusahaan secara tidak langsung, lingkungan makro ini terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan demografi, lingkungan sosial budaya, lingkungan ekonomi, lingkungan politik, pemerintah dan hukum dan lingkungan teknologi. a. Lingkungan Fisik Lingkungan Fisik/alam merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberadaan perusahaan. Perusahaan Inkopas Sejahtera yang berada di Kota Bogor tidak terlepas dari adanya pengaruh dari faktor ini. Kota Bogor yang dikenal dengan sebutan Kota hujan memiliki curah hujan yang tinggi, menurut informasi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) stasiun klimatologi Darmaga, Kota Bogor memiliki curah hujan sekitar 300-400 mm/bulan dan perkiraan 70 persen hari dalam setahun yang diguyur hujan. Hal ini menjadikan Kota Bogor merupakan salah satu daerah pemasaran yang sangat cocok untuk pemasaran produk kopi olahan karena kopi merupakan bagian dari produk minuman penghangat yang biasanya dikonsumsi oleh banyak penggemarnya. b. Lingkungan Demografi Perkembangan jumlah penduduk yang terus meningkat dapat mempengaruhi perusahaan untuk saat ini maupun jangka panjang. Adanya perkembangan jumlah penduduk akan berdampak pada ketersediaan konsumen dan tenaga kerja bagi perusahaan. Jumlah penduduk Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun 2003-2007 Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa) Pertumbuhan (%) 2003 820.707-2004 831.571 1,31 2005 855.085 2,75 2006 879.138 2,74 2007 905.132 2,87 Rata-rata 2,42 Sumber : BPS Kota Bogor (2009) Berdasarkan Tabel 11 di atas dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan penduduk Kota Bogor meningkat setiap tahunnya dengan rata-rata 2,42 persen. Peningkatan jumlah penduduk Kota Bogor dari tahun ke-tahun ini dapat menjadi 51

peluang yang dapat dimanfaatkan oleh pihak perusahaan Inkopas Sejahtera untuk ketersediaan tenaga kerja dan meningkatkan jumlah konsumennya. c. Lingkungan Sosial Budaya Kopi termasuk sejenis minuman yang digemari oleh banyak orang dewasa tidak hanya di indonesia bahkan mancanegara. Adanya perkembangan trend mengkonsumsi kopi di warung-warung kopi, tenda-tenda, coffeshop di pusat-pusat perbelanjaan dapat menjadi peluang yang sangat baik bagi usaha pengolahan kopi termasuk yang dijalankan oleh perusahaan Inkopas Sejahtera untuk memasarkan produknya. Adanya respon yang positif dari lingkungan sosial di luar perusahaan juga merupakan peluang dari adanya produk kopi ini seperti dukungan dari masyarakat sekitar akan adanya keberadaan perusahaan. d. Lingkungan Ekonomi Faktor ekonomi memiliki pengaruh bagi kinerja suatu perusahaan, keadaan perekonomian yang tidak stabil di suatu negara dapat membawa dampak yang buruk bagi perusahaan sebaliknya jika kondisi ekonomi stabil dan berkembang tidak hanya perusahaan bahkan seluruh warga negara ikut merasakan kesejahteraan. Bagi suatu negara berkembang seperti negara Indonesia yang belum pulih dari dampak krisis ekonomi yang selama ini terjadi, pemerintah tetap mengusahakan agar pertumbuhan ekonomi terus berlanjut agar kondisi perekonomian Indonesia berkembang kearah yang lebih baik. Perkembangan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2005-2008 dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 2005-2008 Tahun Pertumbuhan Ekonomi (%) 2005 5,68 2006 5,51 2007 6,32 2008 6,10 Sumber : Badan Pusat Statistik (2009) Dari Tabel 12 dapat diketahui bahwa adanya perkembangan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini menandakan perkembangan ekonomi ke arah yang lebih baik walaupun terjadi fluktuasi dari tingkat pertumbuhan tersebut. Laju inflasi merupakan indikator dari aspek ekonomi yang dapat mempengaruhi perusahaan, bagi perusahaan Inkopas Sejahtera yang berada di 52

wilayah Kota Bogor tidak terlepas dari adanya pengaruh laju inflasi yang ditandai meningkatnya tingkat harga barang dan jasa masyarakat secara rata-rata. Perkembangan laju inflasi Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Perkembangan Laju Inflasi Kota Bogor Pada Tahun 2002-2008 Tahun Tingkat Inflasi (%) 2002 4,23 2003 7,46 2004 7,87 2005 18,47 2006 6,62 2007 4,50 2008 14,20 Sumber : BPS Kota Bogor, 2009 Berdasarkan tabel diatas perkembangan laju inflasi Kota Bogor sering terjadi fluktuasi yang mengalami peningkatan yang signifikan, terutama pada tahun 2005 dan 2008. Pada tahun 2005 dipengaruhi oleh terjadinya dua kali kenaikan harga BBM, kenaikan harga BBM ini dapat berpengaruh terhadap kenaikan biaya Input dari perusahaan. Sedangkan pada tahun 2008 kenaikan ini dapat ditandai oleh meningkatnya harga-harga kebutuhan pokok dimasyarakat. e. Lingkungan Politik, Pemerintahan dan Hukum Stabilitas dari lingkungan politik, pemerintahan dan hukum suatu negara dapat mempengaruhi keberadaan perusahaan di negara tersebut. Kondisi dari lingkungan ini berkaitan erat dengan banyaknya kegiatan bisnis yang diatur oleh undang-undang melalui kebijakan-kebijakan/peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam hal ini yang berkaitan dengan industri/perusahaan produsen penghasil makanan dan minuman. Beberapa kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan perusahaan yaitu : Adanya keputusan pemerintah untuk melakukan intervensi terhadap hubungan produsen (pihak perusahaan) dan konsumen dalam bentuk regulasi di bidang hukum yaitu UU No. 8 tahun 1999 mengenai perlindungan konsumen, yang berisikan segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen dari tindakan para pelaku usaha, untuk mewujudkan keseimbangan perlindungan kepentingan konsumen dan pelaku usaha sehingga tercipta perekonomian yang sehat. Dilihat dari peran pemerintah serta fungsi hukum perlindungan konsumen, maka sesungguhnya pemerintah 53

memainkan peranannya dalam mewujudkan keadilan dalam aktivitas ekonomi yaitu kepentingan konsumen, kepentingan pelaku usaha, kepentingan nasional serta kepentingan pemerintah. Kebijakan pemerintah dalam PP No. 69 tahun 1999 yang menyatakan bahwa : semua produk makanan dan minuman yang akan dijual di wilayah indonesia, baik produksi lokal maupun impor harus didaftarkan dan mendapat nomor pendaftaran dari Badan POM, sebelum boleh beredar ke pasar. Peraturan ini berlaku bagi semua produk pangan yang dikemas dengan menggunakan label sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kebijakan pemerintah melalui UU No. 32 Tahun 2004 mengenai otonomi daerah, disebutkan bahwa setiap pemerintah daerah diberi kewenangan untuk ikut serta dalam mengatur rumah tangga daerahnya sendiri termasuk dalam pengembangan usaha, oleh karena itu dengan diberlakukannya undang-undang ini dapat memberikan dorongan bagi pemerintah daerah untuk mendukung pengembangan sektor usaha di daerahnya masing-masing. Misalkan dengan adanya pameran-pameran hasil industri yang dipelopori oleh pemerintah daerah melalui Departemen Perindustrian dan Perdagangan di wilayahnya. f. Lingkungan Teknologi Perkembangan teknologi sangat mempengaruhi perkembangan perusahaan, adanya peran teknologi yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan termasuk perusahaan Inkopas Sejahtera dapat memberikan kontribusi yang positif bagi jalannya perusahaan tersebut. Secara garis besar peran teknologi ini dapat membantu perusahaan dalam hal akses bahan baku, produksi dan pemasaran dalam suatu perusahaan. Dalam mendukung aspek produksinya perusahaan Inkopas Sejahtera menggunakan peralatan berupa mesin-mesin pengolahan semi modern, dalam akses bahan baku dan pemasaran adanya penggunaan sarana telekomunikasi seperti telephone dan telephon seluler yang memudahkan komunikasi pihak perusahaan dengan pemasok dan pelanggannya. 54

6.2.2 Lingkungan Mikro Lingkungan mikro adalah lingkungan terdekat perusahaan yang mempengaruhi perusahaan dalam melayani pasarnya, lingkungan mikro ini terdiri dari pemasok, perantara pemasaran, pelanggan, pesaing dan publik. a. Pemasok Pemasok adalah perusahaan-perusahaan dan individu yang menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memproduksi produk tertentu. Salah satu sumberdaya yang dibutuhkan adalah bahan baku biji kopi siap olah yang berasal dari pemasok di daerah lampung. Pihak pemasok ini memberlakukan sistem perjanjian dengan adanya kesepakatan dengan ditandatanganinya surat bermaterai yang dilakukan dengan pihak perusahaan yang tentu saja memudahkan kerja sama antara pihak pemasok dan perusahaan yang akan menerima. Hal ini dimaksudkan agar ada tanggung jawab dari kedua belah pihak sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan seperti keterlambatan pengiriman, kelebihan maupun kekurangan stock bahan baku yang dikirimkan. b. Perantara Pemasaran Peran perantara bagi Perusahaan adalah membantu dalam promosi, penjualan dan pendistribusian barang-barangnya ke pembeli akhir. Perantara pemasar ini memiliki peranan terhadap perusahaan dalam membantu memasarkan produknya. Di daerah Kota Bogor banyak terdapat perantara pemasaran seperti pedagang grosir, para pengecer, bentuk usaha-usaha yang menjual kembali produk tersebut seperti toko, warung dan pedagang-pedagang di pasar tradisional. c. Pelanggan Pelanggan adalah konsumen yang sudah terbiasa mengkonsumsi produk tertentu. Dalam analisis pelanggan ini menggunakan dua kuesioner yang telah disediakan yaitu untuk kopi bubuk dan kopi plus gula merek Keong Emas. Hasil dari kuesioner karakteristik konsumen selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4. Berdasarkan hasil kuesioner karakteristik konsumen terhadap 30 55

responden untuk produk kopi bubuk Keong Emas. Sebagian besar konsumen yang mengkonsumsi kopi bubuk ini berjenis kelamin laki-laki dengan usia berkisar antara 20 sampai dengan 55 tahun. Pekerjaan yang dimiliki konsumen sebagian besar sebagai wiraswasta dengan berlatar belakang pendidikan SMA/SMK. Pendapatan konsumen sebagian besar berkisar antara Rp 1.000.000,00 sampai dengan kurang dari Rp 1.500.000,00. Dilihat dari data yang diperoleh sebagian besar konsumen biasanya mengkonsumsi kopi bubuk ini sebanyak satu sampai tiga kali dalam seminggu. Konsumen tersebut biasanya membeli karena harga yang terjangkau dan ingin mengkonsumsi lagi namun tidak terencana. Pendapat sebagian besar konsumen mengenai kopi bubuk ini biasa saja karena kualitasnya sama dengan kopi bubuk lainnya. Tindakan sebagian besar konsumen setelah mengkonsumsi kopi bubuk ini belum terpikir untuk merekomendasikan kopi bubuk tersebut dan akan beralih ke merek kopi bubuk lainnya apabila kopi bubuk, yang biasa dibeli ini tidak tersedia di tempat pembelian. Berdasarkan hasil kuesioner karakteristik konsumen terhadap 30 responden untuk produk kopi plus gula Keong Emas. Sebagian besar konsumen yang mengkonsumsi kopi plus gula ini berjenis kelamin laki-laki dengan usia berkisar antara 20 sampai dengan 50 tahun. Pekerjaan yang dimiliki konsumen sebagian besar sebagai pegawai swasta dengan berlatar belakang pendidikan SMA/SMK. Pendapatan konsumen sebagian besar berkisar antara Rp 500.000,00 sampai dengan kurang dari Rp 1.000.000,00. Dilihat dari data yang diperoleh sebagian besar konsumen biasanya mengkonsumsi kopi plus gula ini sebanyak empat sampai dengan enam kali dalam seminggu. Konsumen tersebut biasanya membeli karena harga yang terjangkau, ingin mengkonsumsi lagi dan langsung merencanakan untuk pembelian berikutnya. Pendapat sebagian besar konsumen mengenai kopi plus gula ini biasa saja karena kualitasnya sama dengan kopi plus gula lainnya. Tindakan sebagian besar konsumen setelah mengkonsumsi kopi plus gula ini belum terpikir untuk merekomendasikan kopi plus gula tersebut dan akan 56

beralih ke merek kopi bubuk lainnya apabila kopi plus gula, yang biasa di beli ini tidak tersedia di tempat pembelian. Dari data-data hasil kuesioner dapat diketahui adanya perbedaan karakteristik konsumen dari kedua produk tersebut yang dipengaruhi oleh Usia, pekerjaan, pendapatan, jumlah konsumsi dan keinginan untuk mengkonsumsi produk tersebut. Akan tetapi dapat diketahui kopi bubuk dan kopi plus gula Keong Emas ini memiliki ketersediaan pelangggan yang perlu diperhatikan, oleh karena itu tindakan pengenalan yang lebih terhadap produk ini perlu dilakukan salah satunya melalui tindakan promosi, karena pelanggan dapat saja beralih ke produk lain yang sudah banyak beredar di pasaran. d. Pesaing Persaingan antar perusahaan sejenis di Kota Bogor sangat tinggi. Hal ini ditandai dengan banyaknya perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan kopi yang sudah tercatat di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor yaitu sebanyak 46 perusahaan. Untuk kopi bubuk di kota Bogor tidak hanya persaingan antar perusahaan lokal yang terjadi tetapi perusahaan yang sudah nasional ikut menjaring konsumen di Kota Bogor ini. Hal ini didukung oleh data berdasakan hasil kuesioner yang dilakukan terhadap 30 orang responden kopi bubuk dan 30 responden kopi plus gula, dapat diketahui bahwa 27 orang (kopi bubuk) dan 26 orang (kopi plus gula) responden rata-rata beralih ke merek kopi bubuk dan kopi plus gula lain apabila kopi bubuk dan kopi plus gula Keong Emas yang biasa dikonsumsi tidak tersedia di tempat yang biasa membeli. Dari beberapa merek produk perusahan lokal di Kota Bogor konsumen biasanya beralih ke produk kopi bubuk Liong Bulan, Oplet dan Piala. Untuk produk kopi bubuk perusahaan yang sudah nasional konsumen biasanya beralih pada produk Kapal Api, Torabika. e. Publik Dalam menghadapi persaingan dari perusahaan lain, tentu saja tidak terlepas dari adanya peran publik diluar dari statusnya sebagai pelanggan produk. Publik adalah sekelompok orang yang mempunyai kepentingan aktual atau potensial dan juga mempunyai dampak terhadap kemampuan perusahaan untuk mencapai tujuannya. Publik di dalam lingkungan mikro perusahaan ini lebih 57

mencirikan peranannya dalam mempengaruhi suatu perusahaan, disamping dari adanya pengaruh kultur (sosial dan budaya) masyarakat itu sendiri. Publik ini adalah khalayak secara umum yang berada di sekitar perusahaan. Di Kota Bogor suatu perusahaan dapat dipengaruhi oleh peranan dari publik ini dicontohkan dengan adanya publik yang terkait dengan urusan keuangan, pemberitaan media masa dan urusan perundang-undangan dari pemerintah. Sebagian besar perusahaan memiliki departemen hubungan masyarakat (public relation) yang menganggap bahwa adanya sekelompok publik ini penting untuk diantisipasi menyangkut keberadaan perusahaan, karena publik ini memiliki kepentingan tertentu dapat saja menjadi faktor pendukung maupun penghambat jalannya perusahaan. 6.3 Matrik Internal Factor Evaluation (Matrik IFE) Alat formulasi strategi ini menganalisis kekuatan dan kelemahan utama dalam area fungsional bisnis dan juga memberikan dasar untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area tersebut. Pada analisis ini mengidentifikasi faktor-faktor strategis internal terdiri dari kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknes) dari perusahaan Inkopas Sejahtera yang kemudian dilakukan pembobotan dan rating terhadap faktor-faktor tersebut, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Matrik IFE Perusahan Inkopas Sejahtera Lingkungan Internal Bobot Rating Rata-Rata Kekuatan Tertimbang (A) Kualitas produk cukup baik 0,106 3 0,318 (B) Tenaga kerja produksi terampil 0,103 3,5 0,361 (C) Lingkungan kerja yang kondusif 0,103 4 0,412 (D) Akses bahan baku yang baik 0,104 3,75 0,390 (E) Lokasi usaha strategis 0,103 3,75 0,386 Kelemahan (F) Pencatatan belum tertata dengan baik 0,096 2 0,192 (G) Kegiatan promosi terbatas 0,100 1 0,100 (H) Tenaga kerja pemasaran kurang 0,093 1,25 0,116 (I) Kurang melakukan riset pasar 0,094 1,5 0,141 (J) Modal terbatas 0,099 1,75 0,173 Total 1,00 2,589 Keterangan : Bobot dan rating merupakan rata-rata dari ke-empat responden Berdasarkan hasil dari identifikasi faktor internal, dapat dilihat total nilai rata-rata tertimbang dari analisis internal adalah 2,589 yang menandakan bahwa perusahaan Inkopas Sejahtera tersebut berada di atas rata-rata dalam keseluruhan 58

kekuatan internalnya untuk memanfaatkan kekuatan dan menghadapi kelemahan dari perusahaan tersebut. Lingkungan kerja yang kondusif merupakan kekuatan utama yang dimiliki oleh perusahaan Inkopas Sejahtera dengan rating 4 dan nilai rata-rata tertimbang 0,412. Perusahaan Inkopas Sejahtera dalam menjalankan aktifitas usahanya memang harus menjaga lingkungan kerja yang kondusif agar aktifitas usahanya dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya hambatan dari dalam perusahaan itu sendiri, sedangkan yang menjadi kelemahan utama dari perusahaan Inkopas Sejahtera adalah kegiatan promosi terbatas dengan rating 1 dengan nilai rata-rata tertimbang sebesar 0,100. Kegiatan promosi yang terbatas pada perusahaan Inkopas Sejahtera ini, menyebabkan produk dari Inkopas Sejahtera belum dikenal dan tersebar secara luas kesemua lapisan masyarakat di daerah sekitar Kota Bogor. 6.4 Matrik External Factor Evaluation (Matrik EFE) Alat formulasi strategi ini digunakan untuk menganalisis faktor-faktor dari lingkungan eksternal perusahaan. Pada analisis ini mengidentifikasi faktor-faktor strategis eksternal yang terdiri dari peluang (opportunities) dan ancaman (Threats) dari perusahaan Inkopas Sejahtera yang kemudian dilakukan pembobotan dan rating terhadap faktor-faktor tersebut, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Matrik EFE Perusahan Inkopas Sejahtera Lingkungan Eksternal Bobot Rating Rata-Rata Peluang Tertimbang (A) Tingkat pertumbuhan penduduk meningkat 0,079 1,5 0,119 (B) Kondisi daerah pemasaran yang cocok 0,111 2,25 0,250 (C) Perkembangan teknologi semakin maju 0,106 3 0,318 (D) Dukungan pemerintah daerah setempat 0,104 2,75 0,286 (E) Trend konsumsi kopi olahan meningkat 0,105 2,75 0,289 (F) Banyak agen/perantara pemasaran yang tersedia 0,106 2,5 0,265 Ancaman (G) Persaingan perusahaan sejenis tinggi (H) Adanya produk subtitusi (I) Kondisi ekonomi tidak stabil (J) Konsumen semakin kritis terhadap keamanan produk 0,111 1 0,111 0,074 2,75 0,204 0,114 1,25 0,143 0,092 2,25 0,207 Total 1,00 2,192 Keterangan : Bobot dan rating merupakan rata-rata dari ke-empat responden Berdasarkan hasil dari identifikasi faktor eksternal dapat dilihat total nilai rata-rata tertimbang dari analisis eksternal sebesar 2,192 yang menandakan bahwa 59

perusahaan Inkopas Sejahtera tersebut di bawah rata-rata dalam upayanya untuk memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman. Perkembangan teknologi semakin maju merupakan peluang utama yang dimiliki perusahaan Inkopas Sejahtera dengan rating 3 dan nilai rata-rata tertimbang sebesar 0,318 kemudian diikuti oleh adanya dukungan dari pemerintah daerah setempat dan trend konsumsi kopi olahan meningkat rating masing-masing sebesar 2,75 faktor-faktor tersebut merupakan peluang yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan tidak terlepas dari adanya peran dari banyaknya agen/perantara pemasaran yang tersedia (rating 2,5), kondisi daerah pemasaran yang cocok (rating 2,25) dan tingkat pertumbuhan penduduk yang meningkat (rating 1,5). Sedangkan yang menjadi ancaman utama bagi perusahaan Inkopas Sejahtera adalah persaingan perusahaan sejenis yang tinggi dengan rating 1 dan nilai rata-rata tertimbang 0,111 kemudian diikuti oleh kondisi ekonomi tidak stabil (rating 1,25) dan konsumen semakin kritis terhadap keamanan produk (rating 2,25) serta adanya produk substitusi (rating 2,75). 6.5 Analisis Matrik SWOT Matrik SWOT adalah alat analisis yang dapat digunakan untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi oleh perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan strategis yaitu S-O (Strenghts- Opportunities), W-O (Weaknesses-Opportunities), S-T (Strenghts- Threats) W-T (Weaknesses-Threats). Hasil analisis matrik SWOT dari perusahaan Inkopas Sejahtera dapat dilihat pada Tabel 16. Berdasarkan hasil analisis matrik SWOT, perumusan strategi yang dapat dipertimbangkan oleh perusahaan Inkopas Sejahtera dalam memasarkan produknya adalah sebagai berikut : 1. Strategi S-O Memperluas Jaringan Distribusi Pemasaran Pemasaran dari produk kopi bubuk Inkopas Sejahtera ini masih di sekitar wilayah Kota Bogor. Belum adanya jaringan distribusi pemasaran yang luas menyebabkan perusahaan Inkopas Sejahtera mengalami kesulitan dalam 60

memasarkan produk kopi bubuknya. Dampaknya adalah penjualan produk ini mengalami penurunan dari tahun ke-tahun. Oleh karena itu perusahaan Inkopas Sejahtera perlu mengatasinya dengan mencari sebanyak mungkin agen atau perantara pemasar, baik di wilayah Kota Bogor dan maupun wilayah baru karena diketahui banyak sekali agen atau perantara pemasar yang tersedia di pasar-pasar tradisional dan toko-toko/warung di daerah pemukiman penduduk. Tabel 16. Matrik SWOT pada Perusahaan Inkopas Sejahtera Internal STRENGTHS-S WEAKNESSES-W Eksternal OPPORTUNITIES-O 1. Tingkat pertumbuhan penduduk meningkat 2. Kondisi daerah pemasaran yang cocok 3. Perkembangan teknologi semakin maju 4. Dukungan dari pemerintah daerah setempat 5. Trend konsumsi kopi olahan saat ini meningkat 6. Banyaknya agen atau perantara pemasaran yang tersedia THREATS-T 1. Persaingan perusahaan sejenis yang tinggi 2. Adanya produk subtitusi 3. Kondisi ekonomi tidak stabil 4. Konsumen semakin kritis terhadap keamanan produk 1. Kualitas produk cukup baik 2. Tenaga kerja produksi terampil 3. Lingkungan kerja yang kondusif 4. Akses bahan baku yang baik 5. Lokasi usaha strategis STATEGI S-O 1. Memperluas jaringan distribusi pemasaran ( S1, S2, S3, S4, S5, O1 O2, O3, O4, O5, O6) STRATEGI S-T 1. Mempertahankan kualitas dan Harga ( S1, T1, T2, T3 ) 2. Menambah atribut jaminan mutu produk pada kemasan ( S1, T1, T2, T4 ) 1. Pencatatan belum tertata dengan baik 2. Kegiatan promosi terbatas 3. Tenaga kerja pemasaran kurang 4. Kurang melakukan riset pasar 5. Modal terbatas STRATEGI W-O 1. Meningkatkan kegiatan promosi dan menambah jumlah tenaga pemasaran (W2, W3, O1, O2, O3, O4, O5, O6) 2. Memanfaatkan jasa lembaga keuangan formal ( W1, W2, W5,O3,O4) STRATEGI W-T 1. Melakukan perencanaan pemasaran dan riset pasar secara kontinyu ( W4, T1, T2, T3, T4) 2. Memperbaiki sistem pencatatan ( W1, T1) 61

2. Strategi W-O Meningkatkan Kegiatan Promosi dan Menambah Jumlah Tenaga Pemasaran Kegiatan promosi dari perusahaan Inkopas Sejahtera dirasakan masih sangat kurang, kegiatan promosi perusahaan kurang berupaya secara maksimal untuk mengenalkan produknya kepada konsumen. Perusahaan Inkopas Sejahtera terlalu fokus pada kegiatan penjualannya dengan cara langsung melalui tenaga pemasarannya, tanpa memperhatikan aspek dari kegiatan promosinya. Tenaga pemasar yang dimiliki perusahaan pun terbatas, sehingga pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan dirasakan kurang maksimal menjangkau seluruh masyarakat di wilayah Kota Bogor. Hal ini yang dapat menyebabkan menurunnya kapasitas penjualan dari produk kopi bubuk perusahaan tersebut. Oleh karena itu pihak perusahaan Inkopas Sejahtera perlu meningkatkan kegiatan promosinya disertai dengan penambahan jumlah tenaga pemasarannya, karena hal tersebut merupakan bagian dari suatu tindakan perusahaan untuk meningkatkan penjualannya sehingga produk perusahaan dapat dikenal dan dikonsumsi oleh semua konsumen. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan kearah yang lebih baik. Peningkatan dalam kegiatan promosi dan menambah jumlah tenaga pemasaran yang dapat dilakukan oleh perusahaan Inkopas Sejahtera ini adalah dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang berkembang saat ini, perusahaan dapat memanfaatkan sarana transportasi dan telekomonikasi yang sudah ada seperti sarana akses jalan, kendaraan operasional dan juga memanfaatkan iklan baik dari media elektronik maupun media cetak untuk mempromosikan produknya dan mencari tenaga pemasar yang handal. Memanfaatkan Jasa Lembaga Keuangan Formal Kegiatan usaha Perusahaan Inkopas Sejahtera masih terkendala dalam distribusi dan promosi, hal ini disebabkan dari besarnya dana yang harus dikeluarkan untuk mendukung kegiatan tersebut. Oleh karena itu pihak perusahaan Inkopas Sejahtera dapat saja memanfaatkan jasa lembaga keuangan 62

formal seperti kredit usaha untuk membantu dana operasional mendukung kegiatan distribusi dan promosinya. dalam 3. Strategi S-T Mempertahankan Kualitas Produk dan Harga Kualitas produk dari produk perusahaan Inkopas Sejahtera sudah dirasakan cukup baik akan tetapi banyaknya perusahaan pesaing yang menawarkan produk sejenis dengan kualitas yang sama bahkan lebih baik dapat menjadi ancaman serius bagi produk perusahaan tersebut. Oleh karena itu perusahaan Inkopas Sejahtera dapat saja memperoleh alternatif solusi dari harga yang ditawarkan lebih terjangkau oleh semua kalangan lapisan masyarakat, karena memang target utama dari pasar produk ini adalah golongan menegah kebawah. Menambah Atribut Jaminan Mutu Produk Pada Kemasan Atribut pada tampilan dari suatu produk dapat saja mempengaruhi konsumen dalam memilih dari berbagai alternatif pembelian, karena kejelasan bagi konsumen suatu produk juga harus terus diperhatikan, menurut kebijakan pemerintah dalam PP No. 69 tahun 1999 yang menyatakan bahwa : semua produk makanan dan minuman yang akan dijual di wilayah Indonesia, baik produksi lokal maupun impor harus didaftarkan dan mendapat nomor pendaftaran dari Badan POM, sebelum boleh beredar ke pasar, peraturan ini berlaku bagi semua produk pangan yang dikemas dengan menggunakan label sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Saat ini produk perusahaan Inkopas Sejahtera sudah memiliki label halal dan nomor pendaftaran dari Departemen Kesehatan RI yang tercantum pada setiap kemasan produknya, akan tetapi belum memiliki label dari Badan POM tersebut. Pihak perusahaan Inkopas Sejahtera dapat mendaftarkan produknya pada Badan POM sebagai langkah memberikan jaminan atas mutu dari produknya karena kejelasan bagi konsumen akan suatu produk ini tergambar pada kemasannya. 63

4. Strategi W-T Melakukan Perencanaan Pemasaran dan Riset Pasar Secara Kontinyu Perusahaan Inkopas Sejahtera dalam melakukan pemasarannya belum terencana dengan baik, karena perencanaan pemasaran dari produk perusahaan Inkopas Sejahtera tidak melalui tahap analisis srtategi bisnis, oleh karena itu perusahaan tidak melihat kondisi internal dan eksternal yang mempengaruhi pemasaran dari perusahaan tersebut. Strategi perusahaan akan selalu berubah mengingat faktor-faktor internal dan eksternal dari perusahaan akan mengalami perubahan dengan adanya riset pasar yang berkelanjutan atau secara kontinyu tentu dapat memberikan bantuan informasi yang aktual kepada perusahaan mengenai kendala yang terjadi dari penjualan produknya. Dengan kegiatan survei atau terjun langsung ke daerah-daerah pemasaran dengan menganalisis apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan dari produk tersebut seperti kendala/masalah mengapa produk tersebut belum sepenuhnya diterima oleh konsumen. Memperbaiki Sistem Pencatatan Sistem pencatatan pada perusahaan Inkopas Sejahtera masih sederhana, dalam setiap kegiatan operasional pencatatan yang dilakukan secara manual melalui buku-buku kegitan tanpa adanya bantuan dari sistem komputerisasi, sehingga hal ini menyebabkan data-data yang telah terkumpul belum tertata dengan baik. Sebenarnya pihak perusahaan dapat memanfaatkan kemajuan teknologi yang berkembang saat ini seperti bantuan dari sistem komputerisasi dalam mengolah data dan pencatatan, sehingga data-data yang terkumpul dapat tersimpan dengan baik. 6.7 Matrik QSPM (Quantitative Strategic Planing Matriks) Matrik QSPM merupakan tahap terakhir dari analisis formulasi strategi ini untuk memilih alternatif strategi terbaik bagi perusahaan Inkopas Sejahtera. Beberapa alternatif strategi yang dianalisis dengan cara mengalikan rata-rata bobot dari masing-masing faktor lingkungan internal dan eksternal dengan nilai daya tarik (AS), sehingga diperoleh total nilai daya tarik (TAS). Berdasarkan analisis matrik QSPM diperoleh prioritas alternatif strategi sebagai berikut : 64

1. Memperluas jaringan distribusi pemasaran (TAS = 5,866) 2. Meningkatkan kegiatan promosi dan menambah jumlah tenaga pemasaran (TAS = 6,515) 3. Memanfaatkan jasa lembaga keuangan formal (TAS = 5,685) 4. Mempertahankan kualitas dan harga (TAS = 4,850) 5. Menambah atribut jaminan mutu produk pada kemasan (TAS = 5,133) 6. Melakukan perencanaan pemasaran dan riset pasar secara kontinyu (TAS = 5,850 ) 7. Memperbaiki sistem pencatatan (TAS = 4,470) Dari beberapa alternatif diatas berdasarkan rating nilai tertinggi maka diperoleh strategi yang terbaik untuk perusahaan Inkopas Sejahtera adalah Meningkatkan kegiatan promosi dan menambah jumlah tenaga pemasaran dengan nilai total daya tarik sebesar 6,515 strategi ini dilakukan untuk meningkatkan volume penjualan dari produk perusahaan Inkopas Sejahtera selain itu diharapkan dari beberapa alternatif strategi yang lainnya dapat membantu menghadapi permasalahan di perusahaan tersebut. 65