VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING"

Transkripsi

1 VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING 6.1 Analisis Lingkungan Usaha Kecil Menengah Sate Sop Kambing Usaha kecil menengah mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi, yang berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja. Krisis ekonomi yang terjadi beberapa tahun yang lalu banyak membuat usaha berskala besar mengalami likuidasi tetapi usaha kecil menengah mampu bertahan menghadapi krisis. Besarnya peran usaha kecil menengah tersebut diperlukan peran pemerintah untuk mendororng perkembangan usaha kecil menengah. Untuk melakukan pengembangan tersebut diperlukan analisis lingkungan untuk mengidentifikasi faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahannya serta faktor eksternal peluang dan ancaman yang dihadapi usaha kecil menengah. Analisis lingkungan diperlukan dalam rangka menilai lingkungan usaha kecil menengah secara keseluruhan yaitu meliputi faktor-faktor yang berada di luar maupun di dalam usaha kecil menengah yang dapat mempengaruhi kemajuan usaha kecil menengah dalam mencapai tujuannya. Secara umum analisis lingkungan usaha kecil dan menengah meliputi analisis lingkungan ekternal dan analisis lingkungan internal 6.2 Analisis Lingkungan Internal Sate Sop Kambing Analisis lingkungan internal diperlukan agar suatu organisasi dapat mengetahui dengan jelas apa kekuatan dan kelemahan yang ada dalam organisasi sehingga dapat memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman yang ada di luar perusahaan. Analisis lingkungan internal dilakukan dengan mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh usaha sate sop kambing tujuannya untuk menghasilkan strategi yang dapat memanfaatkan kekuatan dan mengatasi kelemahan internal dari usaha yang dijalankan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik usaha sate sop kambing diperoleh beberapa faktor strategis internal yang merupakan kekuatan dan juga akan menjadi kelemahan usaha sate sop kambing.

2 Produksi Kegiatan produksi yang dilakukan oleh pelaku usaha sate sop kambing membutuhkan bahan baku olahan peternakan yaitu daging kambing sebagai bahan baku utama dalam menjalankan produksinya. Kegiatan produksi yang dilakukan oleh pelaku usaha sate sop kambing yaitu mengelola bahan baku menjadi produk yang siap dikonsumsi oleh konsumen. Bahan baku yang digunakan dalam usaha sate sop kambing sifatnya mudah rusak, sehingga bahan baku dipasok setiap hari agar bahan baku tetap terjaga kesegarannya. Bahan baku yang dibeli setiap hari adalah daging kambing segar yang akan diolah menjadi irisan-irisan kecil sate kambing. Pelaku usaha sate sop kambing memenuhi kebutuhan bahan baku serta bahan pelengkap lainnya seperti bumbu dapur, sayur diperoleh dari pasar tradisional yaitu pasar Leuwiliang dan pasar Jasinga. Seluruh kegiatan produksi dikerjakan bersama-sama oleh pemilik dan para pekerja, dimana kegiatan produksi tersebut dimulai dari persiapan bahan baku yaitu daging kambing sebagai bahan baku utama. Bahan baku beserta bahan pelengkap seperti bumbubumbunya diolah sampai menjadi makanan sate sop kambing yang siap disajikan. Sebagai daya tarik bagi konsumen daging kambing yang belum dipotong kecilkecil sebagai bahan utama pembuatan sate dipasang dengan cara digantung di etalase agar konsumen dapat mengetahui proses produksinya secara langsung Pemasaran Dalam menganalisis pemasaran yang dilakukan oleh pelaku usaha sate sop kambing dapat dilihat dari bauran pemasarannya. Analisis bauran pemasaran usaha sate sop kambing meliputi produk, harga, distribusi dan promosi Produk Usaha sate sop kambing merupakan unit usaha yang dijalankan oleh keluarga, yang mempunyai jaringan usaha terbatas, oleh karena produk yang dihasilkan jumlahnya sangat terbatas dan mempunyai kualitas yang kurang kompetitif. Kualitas produk merupakan hal yang paling penting serta menentukan konsumen dalam memutuskan untuk pembelian suatu produk yang dijual. Kualitas produk tersebut yaitu bahan baku yang digunakan, penyajian yang dilakukan dan atribut yang dimiliki dari produk. Produk yang ditawarkan pelaku

3 usaha sate sop kambing mengutamakan kualitas karena bahan baku yang digunakan dijaga agar tetap memuaskan pembeli. Kualitas produk bahan baku daging kambing secara umum merupakan bahan baku pilihan yang pengawasannya dilakukan oleh pelaku usaha sate sop kambing dari pembelian bahan baku sampai pengolahannya hingga penjualannya. Sate sop kambing yang dihasilkan merupakan produksi sendiri hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa sate sop kambing yang dijual berkualitas baik Harga Harga ialah sejumlah nilai uang yang digunakan sebagai alat tukar dalam mendapatkan suatu produk atau jasa, harga jual yang ada pada setiap pelaku usaha sate sop kambing merupakan harga jual yang didasarkan dari kesepakatan yang dibuat oleh antar pelaku usaha sate sop kambing. Kisaran harga produk Rp per tusuk sate dan Rp sampai Rp per porsi untuk sop kambing. Dengan kisaran harga tersebut pelaku usaha mampu bersaing dengan pelaku usaha makanan lainnya Promosi Promosi yang dilakukan oleh pelaku usaha sate sop kambing sebagian besar belum melakukan promosi, hal ini karena keterbatasan pelaku usaha dalam memanfaatkan media informasi yang telah ada. Pelaku usaha hanya mengandalkan informasi yang disebarkan dari pengunjung yang pernah datang ke warung usaha sate sop kambing Tempat Lokasi usaha sate sop kambing berada disepanjang jalan Dramaga-Jasinga yang merupakan salah satu jalan utama untuk menuju lokasi objek wisata alam dan salah satu jalan alternatif untuk ke berbagai kota di luar Kabupaten Bogor sehingga untuk pemasaran produk sate sop kambing yang dilakukan pelaku usaha hanya terkonsentrasi di wilayah sepanjang jalan Dramaga sampai Jasinga. Hal ini didasarkan peluang potensi pasar yang cukup baik, yang didukung dengan adanya objek wisata alam seperti objek wisata Curug Nangka, Curug Seribu serta objek wisata lainnya serta lokasi usaha dipinggir jalan juga merupakan kelebihan yang memudahkan pengunjung untuk bisa mencari dan menjangkau tempat penjualan sate sop kambing.

4 Sumberdaya Manusia Sumberdaya manusia dalam suatu usaha merupakan aset yang menjadi faktor keberhasilan suatu usaha yang dijalakan, sebagian besar usaha sate sop kambing tumbuh secara tradisional yaitu merupakan usaha keluarga yang turun temurun. Tenaga kerja yang digunakan sebagian besar adalah tenaga yang berasal dari keluarga pemilik usaha sate sop kambing selain dari tenaga keluarga juga tenaga kerja luar keluarga. Mayoritas sebanyak 61 persen pelaku usaha menggunakan tenaga kerja di luar keluarga yang berasal dari penduduk setempat dan sekitarnya hal ini merupakan kepedulian dari pelau usaha untuk memberdayakan masyarakat sekitar. Biasanya tenaga kerja yang bekerja adalah pria karena dalam melakukan aktivitas usaha ini bekerja lebih dari 10 jam perhari Pelaku usaha mempekerjaan pekerja yang tidak mempunyai keterampilan atau keahlian khusus sehingga mereka melaksanakan semua pekerjaan atau tidak memiliki keterampilan kerja yang terspesialisasi yaitu para pekerja umumnya melakukan pekerjaan bersama-sama mulai dari persiapan sampai tempat usaha dibuka. Untuk keterlibatan tenaga kerja dari keluarga ini dimaksudkan untuk memberikan pelajaran kepada keluarganya atau anak-anaknya tentang pekerjaan orang tuanya serta memberi bekal pengetahuan dan keterampilan. Selain itu yang menjadi faktor kekuatan yang dimiliki oleh pelaku usaha dari faktor sumber manusia adalah adanya motivasi yang kuat oleh pelaku usaha untuk mempertahankan usahanya yaitu adanya keinginan pelaku usaha mengembangkan usahanya melalui semangat dari pelaku usaha sate sop kambing Keuangan Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu usaha, karena tanpa sumber keuangan yang baik, tidak mungkin usaha yang dijalankan akan berjalan dengan baik. Sebagian besar pelaku usaha sate sop kambing rata-rata merupakan usaha yang dijalankan oleh seorangan, yang mengandalkan modal sendiri dari pelaku usaha pada saat memulai usaha. Modal pinjaman dari lembaga keuangan atau bank sulit untuk diperoleh karena sulitnya persyaratan administrasi atau beban bunga pinjaman yang memberatkan pelaku usaha. Keterbatasan sumber daya keuangan ini

5 merupakan sumber kelemahan selain itu pelaku usaha sate sop kambing belum melakukan pencatatan arus kas sehingga sebagian pelaku belum mengetahui seberapa besar usaha mereka tersebut memberikan keuntungan bagi pelaku usaha. Tetapi sejauh ini para pelaku mengatakan perkembangan pendapatan usaha sate sop kambing setiap bulannya mengalami peningkatan dan penurunan. Salah satu faktor yang mengakibatkan hal tersebut adalah adanya tingkat persaingan dalam usaha yang sama. Berdasarkan analisis lingkungan internal yang dilakukan pada usaha sate sop kambing maka faktor-faktor yang dapat dievaluasi menjadi kekuatan dan kelemahan dari usaha ini dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Usaha Sate Sop Kambing No Faktor Internal Kekuatan Kelemahan 1. Produk Kualitas produk terjaga 2. Promosi Belum adanya promosi 3. Harga Harga yang bersaing 4. Tempat Lokasi usaha yang strategis 5. Sumberdaya manusia Tenaga kerja berasal dari wilayah sekitar Motivasi kuat dari pelaku usaha sate sop kambing Keterampilan pekerja yang belum terspesialisasi 6. Keuangan Belum adanya pencatatan arus keuangan Kekuatan Lokasi usaha yang strategis Jalan Dramaga-Jasinga merupakan salah satu jalan alternatif menuju objek wisata seperti Curug Nangka, Curug Seribu dan objek wisata lainnya. Dengan potensi yang ada tersebut sehingga banyak bermunculan usaha makanan. Salah satunya yang banyak berdiri adalah usaha sate sop kambing. Dimana usaha tersebut berada di tepi jalan sehingga memudahkan pengunjung untuk menemukannya.

6 Motivasi kuat dari pelaku usaha sate sop kambing Faktor kekuatan yang dimiliki oleh pelaku usaha dari faktor sumber manusia adalah adanya motivasi yang kuat oleh pelaku usaha untuk mempertahankan usahanya yaitu adanya keinginan pelaku usaha untuk mendapatkan pendapatan yang tinggi setiap kali menjalankan usahanya ini terlihat dari rata-rata jam operasional pelaku usaha rata-rata 10 jam per hari, curahan waktu yang panjang ini dengan harapan pelaku usaha mendapatkan pendapatan yang tinggi selain itu juga adanya semangat pelaku usaha terus berinovasi. Tenaga kerja yang digunakan berasal dari wilayah sekitar. Hal tersebut merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki usaha sate sop kambing. Sebagian besar pelaku usaha menggunakan tenaga kerja di lur kelurga yang berasal dari wilayah sekitar usaha sebanyak 61 persen hal ini merupakan suatu kepedulian pelaku usaha sate sop kambing untuk memberdayakan masyarakat sekitar, sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran. Harga yang bersaing Penetapan harga jual yang ada pada setiap pelaku usaha sate sop kambing merupakan harga jual yang didasarkan dari kesepakatan yang dibuat oleh antar pelaku usaha sate sop. Kisaran harga produk Rp per tusuk sate dan Rp sampai Rp per porsi untuk sop kambing. Dengan kisaran harga tersebut pelaku usaha mampu bersaing dengan pelaku usaha makanan lainnya. Kualitas produk terjaga Kualitas produk merupakan hal yang paling penting serta menentukan konsumen dalam memutuskan untuk pembelian suatu produk yang dijual. Kualitas produk tersebut yaitu bahan baku yang digunakan, penyajian yang dilakukan dan atribut yang dimiliki dari produk. Produk yang ditawarkan pelaku usaha sate sop kambing mengutamakan kualitas karena bahan baku yang digunakan dijaga agar tetap memuaskan pembeli. Kualitas produk bahan baku daging kambing secara umum merupakan bahan baku pilihan yang pengawasannya dilakukan oleh seluruh pelaku usaha sate sop

7 kambing dari pembelian bahan baku sampai pengolahannya hingga penjualannya Kelemahan Keterampilan pekerja yang belum terspesialisasi Pelaku usaha sate sop kambing yang menjalankan usahanya mempekerjakan tenaga kerja yang bersal dari keluarga pemilik usaha ataupun pekerja yang berasal dari luar keluarga yang sumberdaya manusianya masih rendah. Pelaku usaha sate sop kambing mempekerjaan pekerja yang tidak mempunyai keterampilan atau kehlian khusus sehingga mereka melaksanakan semua pekerjaan atau tidak memiliki keterampilan kerja yang terspesialisasi yaitu para pekerja umumnya melakukan pekerjaan bersama-sama mulai dari persiapan sampai tempat usaha dibuka. Kurangnya promosi Promosi yang dilakukan oleh pelaku usaha sate sop kambing sebagian besar belum pernah melakukan promosi hal ini karena keterbatasan pelaku usaha dalam memanfaatkan media informasi yang telah ada. Konsumen hanya mengetahui dari informasi rekomendasi dari rekan pengunjung sebelumnya hal ini tidak efektif dan tidak dapat menjangkau wilayah yang luas. Belum ada sistem pencatatan arus keuangan Pencatatan keuangan untuk pengeluaran ataupun pemasukan belum diterapkan karena keterbatasan dalam mengelola keuangan, sebanyak 87 persen pelaku usaha sate sop kambing tidak melakukan pencatatan dengan alasan pencatatan tersebut merupakan hal yang dianggap tidak penting dan tidak terlatih untuk membuat catatan atau pembukuan yang baik sehingga pelaku usaha tidak mengetahui perkembangan usaha yang telah dijalankan. 6.3 Analisis Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal dibutuhkan agar organisasi dapat memahami peluang dan ancaman utama yang dihadapi agar dapat diformulasikan strategi untuk memanfaatkan peluang secara maksimal dan menghindari ancaman. Tujuan yang ingin dicapai dari analisis lingkungan eksternal adalah agar organisasi dapat

8 mengetahui peluang yang dapat memberikan manfaat dan menghindari ancaman Lingkungan Makro Lingkungan makro terdiri dari faktor-faktor yang tidak berhubungan langsung dengan usaha sate sop kambing. Faktor-faktor yang termasuk ke dalam lingkungan makro sate sop kambing adalah ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum, serta sosial dan budaya Faktor Ekonomi Keadaan suatu perekonomian merupakan faktor penting dalam menjalankan suatu usaha. Faktor ekonomi tersebut dapat mempengaruhi daya beli serta pola konsumsi masyarakat. Suatu perekonomian yang baik akan diiringi oleh peningkatan daya beli masyarakat sehingga memungkinkan peningkatan permintaan pasar terhadap suatu produk atau jasa. Hal inilah merupakan suatu peluang bagi prospek pengembangan suatu usaha. Perekonomian Indonesia yang tidak stabil, memberikan pengaruh terhadap iklim usaha. Salah satu yang menyebabkan perekonomian Indonesia tidak stabil yaitu kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga bahan bakar minyak. Meskipun pemeerintah sejak bulan Desember tahun 2008 telah menurunkan harga bahan bakar minyak dari Rp.1.500,00 per liter menjadi Rp.1.200,00 per liter namun penurunan harga tersebut tidak berpengaruh nyata terhadap harga bahan baku produk. Sehingga berdampak pada kenaikan harga bahan baku olahan sate sop kambing. Hal ini menimbulkan ancaman bagi pelaku usaha sate sop kambing Faktor Alam Berkaiatan erat dengan kegiatan produksi suatu organisasi, faktor alam ini sangat memberi pengaruh yang besar terhadap pelaku usaha yang menjalankan usaha agribisnis karena mengunakan bahan baku yang dari alam sebagai bahan baku utama sehingga perlu adanya kerjasama pemasar agar mengantisipasi dalam mengatasi kebutuhan bahan baku, pada kegiatannya usaha sate sop kambing yang menjalankan usaha agribisnis membutuhkan bahan bakar dari alam yang pemakaian tak dapat digantikan sehingga harus memperhatikan ancaman maupun peluang yang berhubungan dengan lingkungan alam yaitu kekurangan bahan baku, peningkatan biaya energi, peningkatan tingkat polusi. Bahan baku yang digunakan, produk olahan peternakan memilki ciri atau karakteristik dengan

9 produk yang umurnya pendek tidak tahan lama, dan mudah rusak Faktor Teknologi. Salah satu kekuatan yang paling berpengaruh dalam membentuk kehidupan manusia adalah teknologi. Teknologi senantiasa berkembang, harus selalu diikuti oleh setiap perusahaan yang ingin maju dan berkembang. Perubahan teknologi memberikan pengaruh besar terhadap suatu organisasi sehingga diperlukan inovasi-inovasi agar memberikan keunggulan kompetitif bagi suatu organisasi. Teknologi merupakan salah satu alternatif solusi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas usaha. Teknologi turut berperan penting dalam menekan biaya produksi yang dapat mempengaruhi keuntungan yang diperoleh suatu usaha. kemajuan teknologi dan informasi yang semakin pesat seharusnya dapat dimanfaatkan pelaku usaha, penggunaan teknologi komunikasi, informasi akan menekan biaya produksi yang dapat mempengaruhi keuntungan yang dihasilkan Faktor politik dan hukum Lingkungan ini dibentuk oleh hukum, badan pemerintah dan kelompok penekan yang mempengaruhi dan membatasi beragam organisasi dan individu, faktor-faktor ini dapat memperbesar atau memperkecil peluang dan acaman utama bagi organisasi. Pengembangan sektor usaha kecil dan menengah dirumuskan oleh pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, karena terbukti mampu menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat disekitarnya. Kebijakan tersebut melalui dukungan permodalan, teknologi, sistem informasi, kemudahan melakukan perijinan yang mendukung berkembangnya usaha. Keberpihakan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor mulai dirasakan oleh pelaku usaha kecil menengah keberpihakan ini melalui pembinaan dan pemberian modal bagi pelaku usaha kecil menengah, Dukungan tersebut berupa rencana strategis lima tahunan yang ditetapkan oleh Pemda Bogor yaitu Program Pembinaan Usaha Kecil Menengah. Program tersebut memiliki beberapa tujuan, yaitu pengembangan sumber daya manusia dan penguatan modal bagi usaha kecil menengah di semua sektor usaha. Berdasarkan data Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Bogor sebanyak usaha kecil menengah yang sedang dibina oleh pihak instansi terkait di ruang lingkup Pemerintahan

10 Kabupaten Bogor. Hal tersebut merupakan kebijakan Pemda Bogor setempat dalam pembinaan usaha kecil menengah yang diwujudkan melalui pelatihanpelatihan dan diharapkan mampu berpengaruh pada pertumbuhan usaha kecil menengah di Kabupaten Bogor agar dapat bersaing dengan usaha kecil menengah lainnya di Indonesia Faktor sosial dan budaya Analisis terhadap kekuatan sosioal dan budaya sangat penting karena faktor-faktor tersebut memberikan pengaruh hampir di semua produk, faktor ini selalu berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan masyarakat. Faktor sosial budaya dapat mempengaruhi apa, kapan dan bagaimana konsumen berprilaku. Sebagian besar masyarakat sekarang relatif sibuk dengan kegiatan yang dihadapi sehingga kebutuhan terhadap suatu produk lebih yang bersifat instan untuk memenuhi dari kebutuhannya. Perubahan sosial dan budaya dimana tingginya mobilitas masyarakat yang sibuk bekerja sehingga tidak sempat untuk melakukan aktifitas di rumah tangga, merupakan peluang tersendiri bagi usaha sate sop kambing. Tingginya mobilitas masyarakat di luar rumah mengharuskan untuk makan diluar rumah. Salah satu alternatif masyarakat yang mencari makanan diluar rumah adalah mendatangi restoran maupun tempat penjualan makanan yang siap untuk dimakan dan salah satunya adalah sate sop kambing. Adanya kebiasaan baru yang terjadi pada masyarakat kita untuk makan diluar rumah menjadi peluang besar bagi usaha ini untuk mengembangkan usahanya. Kegiatan makan di luar rumah perlahan-lahan menjadi suatu gaya hidup bagi masyarakat saat ini. Selain itu faktor sosial yang dapat menjadi pangsa pasar yang potensial adalah peningkatan jumalah penduduk suatu populasi. Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bogor mengalami peningkatan setiap tahun. Peningkatan laju penduduk Kabupaten Bogor pada Tabel 19. Tabel 19. Jumlah Penduduk Kabupaten Bogor Tahun Tahun Indikator Jumlah Penduduk Sumber : BPS Kab. Bogor (2009)

11 Bedasarkan Tabel 19 jumlah penduduk Kabupaten Bogor mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pertumbuhan jumlah penduduk dapat menyebabkan permintaan pasar meningkat karena tingkat kebutuhan makanan yang tinggi. Hal ini menjadi peluang usaha yang dijalankan oleh pedagang sate sop kambing. Perekonomian Kabupaten Bogor salah satunya didukung beberapa potensi wisata yang dimiliki. Wilayah Kabupaten Bogor bagian barat merupakan salah satu potensi wisata yang banyak digemari oleh masyarakat. Oleh karena itu dukungan pemerintah sangat berperan untuk memajukan sumberdaya yang dimiliki tersebut sebagai saran dalam memajukan perekonomian daerah Lingkungan Mikro Lingkungan mikro terdiri dari para pelaku dalam lingkungan yang langsung berkaitan dengan usaha dan mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pasar seperti pemasok, pesaing dan pelanggan Pemasok Suatu bisnis usaha dan perorangan yang menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan pesaingnya dalam hal memproduksi barang dan jasa. dimana sumberdaya yang disediakan oleh pemasok dapat berupa bahan baku, energi, modal, tenaga kerja, jasa dan sebagainya. Kesulitan untuk memperoleh bahan baku sudah mulai dirasakan oleh pelaku usaha, untuk memenuhi kebutuhan bahan baku tersebut pelaku usaha sate sop kambing melakukan kerjasama dengan beberapa pemasok agar dapat menjaga kelangsungan dari pasokan bahan baku yang digunakan. Dengan hubungan baik tersebut akan membantu pelaku usaha dalam menjaga kualitas bahan baku sehingga memudahkan pelaku usaha dalam menyeleksi bahan baku yang nantinya akan digunakan. Selain itu harga bahan baku yang sering terjadi peningkatan mengakibatkan produk yang dihasilkan oleh pelaku usaha menjadi menurun Pelanggan Pelanggan merupakan inti dari kegiatan analis pasar, perubahan prilaku pelanggan harus selalu diantisipasi oleh suatu organisasi agar dapat disusun strategi yang tepat. Berdasarkan analisis lingkungan ini sebagian besar konsumen merupakan warga yang sebagian besar berasal dari wilayah di luar daerah yang bertujuan untuk bepergian ke objek-objek wisata ataupun warga yang menjadikan

12 jalan utama ini sebagai jalan alternatif untuk ke daerah lainnya Pesaing Perusahaan akan menghadapi pesaing baik itu yang menawarkan produk yang sama ataupun produk subtitusi, sehingga perusahaan harus memberikan nilai dan kepuasan pelanggan yang lebih besar dari pada pesaingnya sehingga perusahaan akan memperoleh keunggulan strategi serta mendapat posisi yang kuat atas barang atau jasa yang ditawarkan. Tingkat persaingan yang dihadapi oleh pelaku usaha cukup tinggi, karena usaha ini mudah dimasuki oleh pelaku usaha yang baru yaitu tidak membutuhkan modal yang besar, sumberdaya manusia tidak perlu pendidikan yang tinggi, persaingan tersebut dari sesama pelaku usaha sendiri. Persaingan yang dihadapi pelaku usaha sate sop kambing adalah antara usaha sate yang lainnya dengan produk olahan peternakan seperti pesaing usaha pedagang sate ayam serta ancaman pesaing dari produk pengganti seperti usaha warung bakar ayam, warung tenda pecel lele, warung tenda nasi goreng yang lokasinya berdekatan sehingga menyebabkan terjadinya persaingan antar pelaku usaha. Hal ini merupakan ancaman yang dihadapi pelaku usaha karena mulai banyaknya usaha makanan yang berdiri disepanjang jalan Dramaga-Jasinga. Bedasarkan analisis lingkungan eskternal yang dilakukan pada usaha sate sop kambing maka faktor-faktor yang dapat dievaluasi menjadi peluang dan ancaman yang dihadapi dalam usaha dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Identifikasi Peluang dan Ancaman Usaha Sate Sop Kambing No Faktor Internal Peluang Ancaman 1. Lingkungan Mikro Persaingan dengan usaha sejenis 2. Lingkungan Makro Peningkatan jumlah penduduk Keberpihakan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor Pola konsumsi berubah Bogor sebagai daerah wisata Kenaikan harga bahan bakar minyak Menjamurnya usaha makanan

13 Peluang Pola konsumsi yang berubah Tingkat kesibukan masyarakat yang terjadi saat ini menyebabkan berkurangnya waktu untuk melakukan aktifitas di rumah tangga. Dengan keadaan ini untuk memenuhi kebutuhan konsumsi makanan, masyarakat cenderung makan di luar rumah. Perubahan masyarakat yang melakukan kegiatan konsumsi di luar rumah yang terjadi saat ini perlahan-lahan menjadi gaya hidup masyarakat yang cenderung mengkonsumsi makanan cepat saji. Adanya kebiasaan makan di luar rumah ini terutama pada akhir pekan menyebabkan banyaknya masyarakat yang bepergian ke daerah objek wisata untuk mengisi waktu liburan, sehingga ini merupakan suatu peluang besar bagi usaha sate sop kambing dalam mengembangkan. Peningkatan jumlah penduduk. Peningkatan jumlah penduduk di Kabupaten Bogor dari tahun ke tahun merupakan pasar potensial bagi pelaku usaha, bedasarkan data BPS Kabupaten Bogor dari tahun 2004 sampai 2007 jumlah penduduk di Kabupaten Bogor mengalami peningkatan. Hal ini merupakan peluang pasar potensial bagi usaha jajanan makanan sate sop kambing karena bisnis makanan merupakan salah satu alternatif masyarakat dalam memenuhi kebutuhan konsumsi akan makan akibat perubahan pola konsumsi masyarakat sekarang. Keberpihakan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor Kebijakan-kebijakan Pemerintah Daerah mulai dirasakan oleh pelaku usaha hal ini dengan adanya pembinaan usaha kecil menengah dengan menyelenggarakan program pelatihan bagi pelaku usaha yaitu pelatihan kewirausahaan, keterampilan serta pengetahuan Selain pelatihan dan pembinaan juga diberikan bantuan pinjaman modal yang difasilitasi Pemda Bogor melalui Bank Pengkreditan Rakyat. Dukungan tersebut tertuang dalam rencana strategis lima tahunan yang ditetapkan oleh Pemda Bogor yaitu program pembinaan usaha kecil menengah.

14 Bogor sebagai daerah wisata Jalur Dramaga-Jasinga merupakan salah satu pasar potensial yang dapat dimanfaatkan untuk usaha khususnya usaha makanan, karena banyaknya objek wisata alam di wilayah tersebut. Dengan adanya objek wisata tersebut maka banyak masyarakat yang ingin berkunjung baik dari daerah sekitar Bogor maupun di luar daerah Bogor seperti Bandung, Jakarta menuju ke daerah wisata sehingga akan memungkinkan pelaku usaha dalam mengembangkan usahanya. Ancaman Persaingan dengan usaha sejenis Persaingan yang dihadapi oleh pelaku usaha sate sop kambing yang bergerak pada usaha sejenis merupakan ancaman yang ada. Persaingan yang dihadapi pelaku usaha sate sop kambing adalah antara usaha sate yang lainnya dengan produk olahan peternakan yaitu usaha pedagang sate ayam serta ancaman pesaing dari produk pengganti seperti usaha warung bakar ayam, warung tenda pecel lele, warung tenda nasi goreng yang lokasinya berdekatan sehingga menyebabkan terjadinya persaingan antar pelaku usaha. Hal ini merupakan ancaman yang dihadapi pelaku usaha karena mulai banyaknya usaha makanan yang berdiri disepanjang jalan Dramaga-Jasinga. Kenaikan harga bahan bakar Bahan bakar minyak merupakan salah satu kebutuhan utama yang diguanakan untuk proses pengolahan bahan baku kambing menjadi produk yang siap disajikan bagi konsumen. Dari keseluruhan pelaku usaha sate sop kambing seluruhnya masih menggunakan bahan bakar minyak sebagai bahan bakar sehingga apabila terjadinya kenaikan harga bahan bakar berakibat pada prroses pengolahan yang menimbulkan biaya produksi yang tinggi. Kenaikan harga bahan bakar ini merupakan ancaman yang dihadapi pelaku usaha sate sop kambing. Menjamurnya usaha makanan Potensi wilayah Kabupaten Bogor yang terkenal dengan wisata alamnya seperti curug nangka, curung seribu yang berada di wilayah bagian barat

15 dari Kabupaten Bogor serta Bogor yang terkenal dengan kota kuliner, merupakan pasar yang potensial karena banyaknya warga masyarakat yang datang untuk berlibur diakhir pekan sehingga dengan potensi tersebut mulai banyak usaha makanan yang berdiri di sepanjang jalan Dramaga- Jasinga. Menjamurnya usaha makanan ini merupakan ancaman bagi pelaku usaha sate sop kambing karena dengan banyaknya usaha makanan konsumen lebih banyak pilihan Analisis SWOT Matrik SWOT merupakan alat pencocokan yang digunakan dalam mengidentifikasi dalam berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi suatu usaha. Identifikasi sistematis atas kondisi internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan usaha serta lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh suatu usaha. Tujuan dibuatnya matriks SWOT adalah untuk mengumpulkan beberapa strategi yang memungkinkan untuk digunakan oleh pelaku usaha sate sop kambing. Hasil identifikasi faktor eksternal internal yang dilakukan pada usaha sate sop kambing yang dianalisis dengan mengggunakan matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 21.

16 Tabel 21. Matriks SWOT Usaha Sate Sop Kambing IFE Kekuatan (Strenghts-S) 1. Letak Lokasi yang Strategis 2. Motivasi kuat dari pelaku usaha Sate Sop kambing 3. Tenaga kerja dari sekitar wilayah. 4. Harga yang bersaing. EFE 5. Kualitas produk terjaga Peluang (Opportunities-O) 1. Pola Konsumsi yang berubah 2. Peningkatan jumlah penduduk 3. Keberpihakan Pemerintah Daerah 4. Bogor sebagai daerah wisata Ancaman (Treats-T) 2. Persaingan usaha sejenis 3. Kenaikan harga bahan bakar minyak 4. Menjamurnya usaha makanan Strategi S-O 1. Meningkatkan kualitas produk yang dijual (S1,S2,O1,O2,O4) 2. Ikut aktif dalam pelatihan bagi pelaku usaha sate sop kambing untuk pengembangan usaha (S2,S3,O3,O4) Strategi S-T 1. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen (S1,S2,S3,S5,T1,T3) Kelemahan (Weaknesses-W) 1. Keterampilan pekerja yang belum terspesialisasi. 2. Belum adanya pencatatan arus keuangan. 3. Belum adanya promosi Strategi W-O 1. Merekrut tenaga kerja yang terampil dan berkualitas (W1,W2,O2) 2. Mengoptimalkan promosi produk (W3,O1,O2,O4) Strategi W-T 1. Meningkatkan keterampilan pekerja dengan memberikan pelatihan (W1,W2,T3) Berdasarkan matriks SWOT yang ditunjukkan pada Tabel 21, alternatif strategi yang dihasilkan adalah sebagai berikut : 1). Strategi S-O (Strength-Opportunities) Strategi SO adalah strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk memanfaat peluang yang ada. Alternatif strategi yang dapat digunakan a. Meningkatkan kualitas produk yang dijual Kekuatan yang digunakan adalah lokasi usaha yang strategis, motivasi kuat dari pelaku usaha, kualitas produk terjaga. Sedangkan peluang yang akan dimanfaatkan pola konsumsi yang berubah, peningkatan jumlah penduduk, dan Bogor sebagai daerah wisata. Strategi yang dapat dilakukan pelaku usaha sate sop kambing adalah dengan mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk yang dijual. Pelaku usaha secara langsung mengawasi kegiatan mulai dari pembelian bahan baku, pengolahan, dan penjualan. Serta pelaku usaha membuat bahan atau

17 resep yang membedakan dengan pelaku usaha sate lainnya. Dengan strategi ini diharapkan dapat menarik konsumen serta meningkatkan loyalitas konsumen. b. Aktif mengikuti pelatihan usaha kecil dan menengah sate sop kambing Kekuatan yang digunakan adalah letak lokasi yang strategis, motivasi kuat dari pelaku usaha sate sop kambing, dan peluang yang akan dimanfaatkan adalah keberpihakan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, dan Bogor sebagai daerah wisata. Keberpihakan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor dalam pengembangan usaha kecil menengah yang tertuang dalam rencana strategis lima tahunan Pemda Bogor yang memberikan pelatihan-pelatihan seperti kewirausahaan, keterampilan, manajemen diselenggarakan oleh Dinas Disperindag Koperasi dan UKM Kabupaten Bogor dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha dengan mengikuti pelatihan agar pengetahuan serta keterampilan pelaku usaha sekaligus pemilik dapat meningkat. Sehingga diharapkan pelaku usaha sate sop kambing dalam melakukan usahanya dapat menerapkan pelatihan tersebut dalam usahanya. 2). Strategi W-O (Weakness-Opportunities) Strategi WO menunjukkan strategi yang meminimalkan kelemahan usaha untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang dapat digunakan oleh pelaku usaha sate sop kambing adalah : a. Merekrut tenaga kerja yang terampil dan berkualitas Kelemahan yang akan diminimalkan yaitu keterampilan pekerja yang belum terspesialisasi dan belum adanya pencatatan arus keuangan. Sedangkan peluang yang akan dimanfaatkan adalah peningkatan jumlah penduduk. Pelaku usaha dapat menerapkan strategi merekrut tenaga kerja yang terampil dan berkualitas. Strategi ini untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki pelaku usaha. Sumberdaya yang berkualitas akan membuat usaha sate sop kambing mampu bersaing dengan usaha sejenisnya. Perekrutan tenaga kerja ini berdasarkan atas tenaga kerja yang telah memiliki pengalaman usaha, dimana selama ini dalam perekrutan tenaga kerja hanya sebatas orang-orang yang lulus SD, SMP maupun SMA yang tidak memeiliki pengalaman. b. Mengoptimalkan promosi produk Kelemahan yang akan diminimalkan adalah belum adanya promosi. Sedangkan peluang yang akan dimanfaatkan adalah pola konsumsi yang berubah,

18 peningkatan jumlah penduduk, dan Bogor sebagai daerah wisata. Strategi yang dapat dilakukan oleh pelaku usaha dengan mengoptimalkan promosi melalui brosur, pamflet, koran. Salah satunya promosi melalui penyebaran brosur dapat dilakukan di lokasi keramaian lokasi wisata, mengingat pasar yang dibidik adalah pengunjung potensial ke wilayah objek wisata alam. 3). Strategi S-T (Strengths-Threats) Strategi ST menunjukkan strategi yang menggunakan kekuatan usaha untuk menghindari berbagai ancaman yang ada. Strategi yang dapat digunakan oleh pelaku usaha adalah : a. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen Kekuatan yang akan digunakan letak lokasi yang strategis, motivasi yang kuat dari pelaku usaha sop kambing, tenaga kerja dari sekitar wilayah, dan harga yang bersaing. Sedangkan ancaman yang dihindari persaingan usaha sejenis serta menjamurnya usaha makanan. Strategi yang dapat dilakukan pelaku usaha sop kambing dengan meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen, dapat mempertahankan konsumen serta menarik konsumen yang baru jika pihak pelaku usaha dapat memberikan pelayanan dan hubungan yang baik dengan pelanggan dengan cara memberiakan pelayanan yang ramah terhadap konsumen, memperhatikan keluhan konsumen, serta menjaga kualitas produk. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan loyalitas konsumen baik yang sudah ada maupun yang baru. 4). Strategi W-T (Weaknesses-Treats) Strategi WT menunjukkan strategi yang meminimalkan kelemahan usaha untuk menghindari berbagai ancaman yang ada, strategi yang dapat digunakan adalah : a. Meningkatkan keterampilan pekerja dengan memberikan keterampilan Kelemahan yang akan diminimalkan yaitu keterampilan pekerja yang belum terspesialisasi, belum adanya pencatatan arus keuangan. Sedangkan ancaman yang dihindari persaingan usaha sejenis, dan menjamurnya usaha makanan. Strategi yang dapat dilakukan adalah pelaku usaha sekaligus pemilik dapat memberikan pelatihan ataupun contoh langsung kepada pekerjanya dengan cara turun langsung dalam menangani pekerjaan seperti membuat sate, meracik

19 bumbu, dan lain-lain. Tujuan ini untuk memperbaiki kualitas sumberdaya yang dimiliki sehingga dalam menjalankan usaha tersebut lebih baik dan terarah.

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Usaha Keberhasilan usaha dapat dilihat dengan cara melakukan analisis pendapatan. Komponen yang digunakan adalah biaya investasi,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Http ://www.id-wikipedia.com/2009. (27 Juli 2009)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Http ://www.id-wikipedia.com/2009. (27 Juli 2009) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Sate Sop Kambing Sate adalah sejenis makanan yang dibuat dari potongan-potongan daging berupa daging ayam atau daging kambing yang ditusuk dengan lidi atau tusuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Suatu perusahaan yang bergerak dalam sebuah industri hampir tidak ada yang bisa terhindar dari persaingan. Setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEBAHASAN A. Profil Perusahaan 1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan BAB IV HASIL DAN PEBAHASAN Rumah Makan Ullan merupakan salah satu rumah makan yang khusus menyediakan menu makanan laut yang memiliki cita rasa

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan 144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di negara ini yang tidak di

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di negara ini yang tidak di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di negara ini yang tidak di imbangi dengan bertambahnya jumlah lapangan kerja menyebabkan meningkatnya pengangguran. Sedangkan

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan atau pangan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar dan suatu kebutuhan primer manusia untuk mempertahankan hidupnya. Seiring dengan

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM :

Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT NPM : Strategi Pemasaran Pada Usaha Kuliner Warung Pasta Margonda Raya Depok Dengan Analisis SWOT Nama : Dewi Ratnasari NPM : 11210912 Fakultas / Jurusan : Ekonomi / Manajemen Latar Belakang Penelitian ini dilatarbelakangi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk

I. PENDAHULUAN. Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agroindustri merupakan kegiatan pemanfaatan hasil pertanian menjadi produk olahan yang bernilai ekonomi, sekaligus menjadi suatu tahapan pembangunan pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah.

BAB I PENDAHULUAN. UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian UMKM merupakan singkatan dari Usaha Mikro Kecil dan Menengah. UMKM merupakan bentuk usaha yang lebih sering kita jumpai dibandingkan dengan Usaha Besar (UB).

Lebih terperinci

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Internal Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi faktor kekuatan dan kelemahan internal perusahaan antara lain: faktor

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI Kerangka pemikiran teoritis memberikan beberapa teori untuk pemecahan masalah yang akan dilakukan. Oleh karena itu pada bagian dibawah ini akan dikemukakan teori teori yang menggambarkan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Daftar pertanyaan untuk mengetahui keadaan lingkungan internal dan lingkungan eksternal Coruca Coffee Shop

Lampiran 1 Daftar pertanyaan untuk mengetahui keadaan lingkungan internal dan lingkungan eksternal Coruca Coffee Shop Lampiran 1 Daftar pertanyaan untuk mengetahui keadaan lingkungan internal dan lingkungan eksternal Coruca Coffee Shop 1. Lingkungan Internal a. Produk 1. Berapa banyak variant menu makanan dan minuman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1).

I. PENDAHULUAN. usaha pada tahun 2006 menjadi usaha pada tahun 2007 (Tabel 1). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2006 BPS mencatat jumlah penduduk Indonesia mencapai 222 juta jiwa dengan laju pertumbuhan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian usaha kecil menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian usaha kecil menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Kecil 2.1.1 Pengertian Usaha Kecil Pengertian usaha kecil menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah usaha ekonomi produktif

Lebih terperinci

Kabupaten. ribu jiwa. 148,6 ribu. Gambar 1. dari. kebutuhan

Kabupaten. ribu jiwa. 148,6 ribu. Gambar 1. dari. kebutuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Gresik adalah sebuah daerah yang memiliki luas 1.191,25 km² di Jawa Timur. Gresik dikenal sebagai salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur. Penduduk Kabupaten

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT: KONSEP & APLIKASI BAGI KOPERASI TERNAK. Bimbingan Teknis Koperasi Ternak Jombang November 2014

ANALISIS SWOT: KONSEP & APLIKASI BAGI KOPERASI TERNAK. Bimbingan Teknis Koperasi Ternak Jombang November 2014 ANALISIS SWOT: KONSEP & APLIKASI BAGI KOPERASI TERNAK Bimbingan Teknis Koperasi Ternak Jombang 10-11 November 2014 Tujuan Pembelajaran Peserta memahami dan mampu menjelaskan ragam masalah bisnis Peserta

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus pada Sondi Farm yang terletak di Kampung Jawa, Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

VI. ANALISIS STRATEGI BISNIS

VI. ANALISIS STRATEGI BISNIS VI. ANALISIS STRATEGI BISNIS Kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan Inkopas Sejahtera dalam menjalankan usahanya adalah melakukan kegiatan pembelian dan penjualan. Kegiatan pembelian dilakukan perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan CV Mokolay Mitra Utama sendiri merupakan salah satu unit usaha yang bergerak di bidang perkebunan manggis dan durian di Desa Samongari Kabupaten,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi perlahan-lahan telah mengubah gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat Indonesia. Perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan karena selain sebagai sumber penerimaan daerah kota Bogor serta pengembangan dan pelestarian seni

Lebih terperinci

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan

VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS. kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan VIII. IDENTIFIKASI FAKTOR STRATEGIS Faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan PKPBDD merupakan hasil identifikasi dari faktor-faktor internal dan eksternal yang telah

Lebih terperinci

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK

KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK S. Marti ah / Journal of Applied Business and Economics Vol. No. 1 (Sept 2016) 26-4 KAJIAN ANALISIS SWOT PADA INDUSTRI KONVEKSI DI CIPAYUNG DEPOK Oleh: Siti Marti ah Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Martabak Air Mancur Bogor yang terletak di Jl. Sudirman, untuk pemilihan lokasinya dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan usahanya memiliki jumlah penjualan sebesar < Rp per

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan usahanya memiliki jumlah penjualan sebesar < Rp per 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah pelaku usaha yang dalam menjalankan usahanya memiliki jumlah penjualan sebesar < Rp 1.000.000.000 per tahun dan biasanya

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA (Studi Kasus pada PT. Pacific Eastern Coconut Utama di Desa Sukaresik Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran) Oleh : Aan Mahaerani 1, Dini Rochdiani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Di kehidupan yang semakin modern, orang menginginkan segala sesuatu yang mereka perlukan itu secara praktis dan efisien. Rutinitas pekerjaan yang semakin padat membuat

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Ciapus Bromel yang terletak di Ciapus Jl. Tamansari Rt 03/04, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Bogor Tahun 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kebutuhan hidup manusia tidak lepas dari dua kebutuhan utama, yaitu kebutuhan primer atau pokok dan kebutuhan sekunder atau penunjang. Makanan merupakan salah satu

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A

STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A STRATEGI PEMASARAN RESTORAN PONDOK MAKAN MIRAH, JAKARTA SELATAN SARI ERLIANINGSIH A.14105704 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN SARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekali bagi usaha kecil untuk dapat menentukan strategi dan langkah-langkah apa saja

BAB I PENDAHULUAN. sekali bagi usaha kecil untuk dapat menentukan strategi dan langkah-langkah apa saja 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam dunia usaha terutama pada masa era globalisasi saat ini setiap usaha kecil pasti sangat membutuhkan cara memasarkan produknya. Oleh sebab itu penting sekali

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini makanan bukan hanya kebutuhan melainkan juga menjadi bagian dari gaya hidup seseorang. Peningkatan minat masyarakat untuk mengunjungi restoran disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan industri otomotif di Indonesia dalam beberapa tahun ini berkembang dengan sangat pesat dan diperkirakan akan terus bertambah dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu mengirinkan barang dalam skala besar. Sejarah serta perkembangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus menerapkan strategi pemasaran yang tepat dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus menerapkan strategi pemasaran yang tepat dalam kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu aspek penting yang dirasakan oleh setiap kegiatan bisnis adalah bagaimana usaha manajemen untuk meningkatkan penjualan dan mendapatkan laba yang diharapkan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

(Diferentiated Marketing)

(Diferentiated Marketing) BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DEPOT RAWON SETAN DALAM MEMPERTAHANKAN KONSUMEN A. Implementasi Strategi Pemasaran Depot Rawon Setan 1. Analisis Strategi Pemasaran yang Membeda-bedakan

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica 2.2. One Village One Product (OVOP) 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Carica Buah carica atau pepaya gunung merupakan rumpun buah pepaya yang hanya tumbuh di dataran tinggi. Di dunia, buah carica hanya tumbuh di tiga negara yaitu Amerika Latin,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan penerimaan daerah dari sumber-sumber kapasitas fiskal. Kapasitas fiskal dalam kajian ini dibatasi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar ini mencakup pengertian yang digunakan untuk menunjang dan menciptakan data akurat yang akan dianalisis sehubungan dengan

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Pemerintah sedang marak menggalakkan pembangunan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Pemerintah sedang marak menggalakkan pembangunan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini Pemerintah sedang marak menggalakkan pembangunan dan modernisasi dalam segala aspek kehidupan. Perkembangan modernisasi dapat dilihat dari tersedianya

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN H. ISKANDAR ANDI NUHUNG Direktorat Jenderal Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Departemen Pertanian ABSTRAK Sesuai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal

PENDAHULUAN. dari berbagai macam perubahan yang bersumber dari lingkungan eksternal PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan adalah suatu keadaan yang sangat sulit untuk diramalkan, diperkirakan dan dipastikan dimasa yang akan datang. Perusahaan tidak terlepas dari berbagai macam perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun Tahun Jumlah Pertumbuhan (%)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun Tahun Jumlah Pertumbuhan (%) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang terdiri dari beragam suku dan adat istiadat serta norma-norma yang dianut. Keragaman suku yang ada di Indonesia memiliki budaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJIAN

BAB III METODOLOGI KAJIAN 35 BAB III METODOLOGI KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Usaha skala mikro dan kecil/pedesaan sangat potensial karena jumlahnya sangat besar. Dalam kondisi krisis, usaha skala mikro dan kecil terbukti ikut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang dari dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang dari dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Pemasaran 2.1.1 Pengertian Strategi Pemasaran Perusahaan tidak bisa terlepas dari hambatan-hambatan dalam memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA BAB IV ANALISIS DAYA SAING KONVEKSI SEMAR DI KECAMATAN KARANGPILANG KELURAHAN KEDURUS KOTA SURABAYA A. Analisis Daya Saing Konveksi Semar Daya saing merupakan suatu konsep perbandingan kemampuan dan kinerja

Lebih terperinci

ANALISIS. Entrepreneurship Center Universitas Dian Nuswantoro

ANALISIS. Entrepreneurship Center Universitas Dian Nuswantoro ANALISIS Sumberdaya atau kapabilitas yang dapat dikendalikan atau dimiliki perusahaan yang memberikan keunggulan relatif dibandingkan pesaing dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan. TRENGTH 2 Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta Strategi pengembangan pada Industri Biofarmaka D.I.Yogyakarta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Perekonomian di Kota Medan tahun 2000 didominasi oleh kegiatan perdagangan, hotel dan restoran sebesar 35,02 persen, yang disusul oleh sektor industri pengolahan sebesar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

Strategi yang dapat dilakukan yang pertama dengan melakukan inovasi program

Strategi yang dapat dilakukan yang pertama dengan melakukan inovasi program 121 3. Strategi ST (Strengths Treats) Strategi yang dapat dilakukan yang pertama dengan melakukan inovasi program laundry agar jasa laundry dapat bertahan di persaingan yang kompetitif. Dan sebisa mungkin

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur) Oleh : DESTI FURI PURNAMA H 34066032 PROGRAM SARJANA

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel 39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik 96 BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik Analisis lingkungan membantu perusahaan dalam menentukan langkah strategi yang tepat dalam

Lebih terperinci

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010

Gambar 1. Produksi Perikanan Tangkap, Tahun (Ribu Ton) Sumber: BPS Republik Indonesia, Tahun 2010 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan yang salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang kaya akan keanekaragaman biota laut (perikanan dan kelautan). Dengan luas wilayah perairan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang berpotensi untuk dijadikan objek pariwisata. Perkembangan industri pariwisata Indonesia terus meningkat dalam beberapa tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dan benar. Salah satu kegiatan manajemen itu ialah kegiatan pemasarannya.

BAB I PENDAHULUAN. baik dan benar. Salah satu kegiatan manajemen itu ialah kegiatan pemasarannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan sebuah bisnis, manajemen merupakan faktor yang paling penting karena tanpa manajemen perusahaan tidak akan terkelola dengan baik dan benar. Salah

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH AL MIHRAB DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT Dalam upaya pengembangan dakwah melalui jurnalistik yang telah dilakukan oleh pengelola majalah "Al-Mihrab",

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 28 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Obyek penelitian ini adalah Evan s Bakery yang berlokasi di Jalan Kaligarang, Semarang. Evan s Bakery berdiri sejak tahun 2005 sebagai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 41 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Cirebon adalah salah satu kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini berada di pesisir utara Jawa Barat dan termasuk ke dalam wilayah III (Cirebon,

Lebih terperinci

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Jurnal : MATRIK Teknik Industri Universitas Muhammdiyah Gresik, Volume: XII, Nomor : 2, Bulan : Maret 2012, ISSN: 1693-5128 ANALISA SWOT

Lebih terperinci

Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan

Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Rencana Pengembangan Strategi Perusahaan Untuk Meningkatkan Kualitas Perusahaan Nyoman Ayu Nila Dewi STMIK STIKOM BALI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian indonesia. Selain kontribusi dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), sektor ini juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bagian penting dalam kehidupan perekonomian suatu negara, sehingga merupakan harapan bangsa dan memberikan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting dalam pembangunan Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang tidak hanya

Lebih terperinci

pestisida dan permodalan (Sisfahyuni, 2008).

pestisida dan permodalan (Sisfahyuni, 2008). 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Peran Kelembagaan Pertanian Penguatan posisi tawar petani melalui kelembagaan merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak dan mutlak diperlukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak krisis moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 dan telah berkembang menjadi krisis ekonomi dan multidimensi, pertumbuhan ekonomi nasional relatif masih

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara agraris terbesar di dunia. Sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari sektor agribisnis. Agribisnis merupakan suatu sistem yang

Lebih terperinci

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN 7.1. Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan, maka diperoleh beberapa faktor strategi internal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ASNAF FAKIR DAN MISKIN MELALUI BANTUAN MODAL ZAKAT YAYASAN DANA SOSIAL AL-FALAH (YDSF) SURABAYA

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ASNAF FAKIR DAN MISKIN MELALUI BANTUAN MODAL ZAKAT YAYASAN DANA SOSIAL AL-FALAH (YDSF) SURABAYA BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ASNAF FAKIR DAN MISKIN MELALUI BANTUAN MODAL ZAKAT YAYASAN DANA SOSIAL AL-FALAH (YDSF) SURABAYA A. Analisis Strategi Yang Digunakan Untuk Mengembangkan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA. KAKI BOGOR H. EFFENDI Fahri Asyari

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA. KAKI BOGOR H. EFFENDI Fahri Asyari ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA RESTAURANT SOTO KAKI BOGOR H. EFFENDI Fahri Asyari 12210514 LATAR BELAKANG MASALAH Seiring berkembangnya jaman saat ini ditandai oleh banyaknya usaha yang bermunculan dan

Lebih terperinci

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN

ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Jurnal : MATRIK Teknik Industri Universitas Muhammdiyah Gresik, Volume: XII, Nomor : 2, Bulan : Maret 2012, ISSN: 1693-5128 ANALISA SWOT DALAM MENENTUKAN STRATEGI PEMASARAN PADA PERUSAHAAN Suhartini Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat, tidak hanya bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat, tidak hanya bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan akan semakin berat, tidak hanya bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. sampai besar seperti cafe, rumah makan maupun restoran. Jawa Barat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis sekarang ini telah berkembang sangat pesat dan mengalami metamorfosis yang berkesinambungan menjadikan daya tarik bisnis itu tersendiri.

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pemasaran dipandang sebagai fungsi bisnis yang bertugas untuk mengenali kebutuhan dan keinginan pelanggan, menentukan pasar sasaran mana yang akan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bogor memiliki lokasi sangat strategis, karena letaknya berdekatan dengan wilayah DKI Jakarta. Kota Bogor juga memiliki keunggulan karena didukung sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah Penulis melakukan analisis terhadap lingkungan industri yang dihadapi oleh Dewi Sambi Tenun dan Perancangan saluran distribusi multi channel Marketing,

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. dunia bisnis. Tujaun tersebut hanya dapat dicapai memalui usaha mempertahankan dan

BAB II KERANGKA TEORI. dunia bisnis. Tujaun tersebut hanya dapat dicapai memalui usaha mempertahankan dan BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Pengertian Strategi Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap bertahan dan berkembang dalam dunia bisnis. Tujaun tersebut hanya dapat dicapai memalui usaha mempertahankan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Kota Bandung terletak di antara 107 36 bujur timur dan 6 55 lintang selatan. Secara topografi, Kota Bandung terletak pada ketinggian 791 m

Lebih terperinci

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU Almasdi Syahza Pusat Pengkajian Koperasi dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (PPKPEM) Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas usaha kecil terutama yang berkarakteristik informal.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas usaha kecil terutama yang berkarakteristik informal. 100 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian cukup besar saat Indonesia menghadapi tantangan krisis ekonomi yang berkepanjangan. UMKM dapat dikatakan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di outlet takoyummy yang berlokasi di Plaza Ekalokasari Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive)

Lebih terperinci