BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Pareto Chart Setelah dilakukan pengumpulan data pengolahan data pada bab sebelumnya, maka selanjutnya dilakukan analisa dan pembahasan. Analisa data atribut dilakukan dengan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui kegagalan pencapaian dari parameter physical cigarette mana yang paling besar kontribusinya terhadap nilai CPQI. Pareto chart Parameter Physical di LU 22 160 140 120 100 80 60 40 20 0 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% CPQI %akumulatif Ventilasi RTD Circumference CTW Firmness OV Gambar 5.1 Pareto Chart Parameter Physical pada mesin LU 22 dari Bulan Januari-September 2012 54
55 Tabel 5.1 Perhitungan persentase kumulatif nilai CPQI Parameter CPQI %akumulatif %kontribusi Ventilasi 145 25% 25% RTD 134 48% 23% Circumference 117 67% 20% CTW 85 82% 14% Firmness 57 92% 10% OV 49 100% 8% Berdasarkan Pareto Chart diperoleh bahwa urutan parameter physical cigarette yang sering mengalami masalah dalam pencapaianya dan yang memiliki kontibusi besar yaitu 1. Ventilation 2. RTD 3. Circumference Selanjutnya pembahasan akan lebih membahas bagaimana perbaikan pada parameter ventilasi yang merupakan kontributor pertama dalam tingginya nilai Cigarette Physical Quality Index. 5.2 Analisa Fishbone Setelah kita mengetahui prioritas sebab utama dari timbulnya ketidaksesuaian dalam proses yang digambarkan dalam diagram pareto. Maka langkah selanjutnya adalah menganalisa dalam bentuk diagram sebab-akibat yang bertujuan untuk mengetahui penyebab yang timbul akibat ketidaksesuaian tersebut. Dari Gambar 5.1 Pareto Chart Parameter Physical pada mesin LU 22 didapat bahwa parameter physical yang memiliki kontribusi paling tinggi dalam
56 buruknya pencapaian nilai CPQI adalah ventilasi, maka parameter physical lainya tidak dibahas dalam analisa diagram sebab akibat ini dan lebih fokus pada parameter ventilasi. Gambar 5.2 Fishbone Diagram Dari hasil brainstorming didapat beberapa faktor-faktor yang bisa dikatakan penyebab dan yang tidak relevan dengan problem ventilasi.
57 Tabel 5.2 Hasil Observasi terhadap faktor-faktor penyebab problem ventilasi No Faktor Akar masalah 1 Manusia -Belum ada SOP perawatan & pembersihan gluing unit Hasil Uji/observasi ventilasi - Belum ada sosialisasi Q0741-check drypatch - Belum ada sosialisasi Q0744 tentang troubleshooting utk masalah - Konsentrasi iodine yang digunakan tidak standard Tidak 2 Material -Tipping Paper 2 lines perforation -RTD filter yang bervariasi -Tobacco Weight yg bervariasi -Spesifikasi yang terlalu lebar untuk incoming material -Standard deviasi dari hasil incoming inspection tidak menjadi -Ketidak mampuan vendor untuk mensuplai material dengan -Setting glue level terlalu tinggi sehingga glue jenuh (tidak fresh) -Spesifikasi lem yang digunakan tidak cocok dengan tipe mesin -Tidak ada standard umur lem pada glue pot jika mesin berhenti lama (max.30 min) Tidak Tidak 3 Lingkungan -Sirkulasi udara kurang baik (AC terlalu panas) Tidak -Lampu yang digunakan di floor menghasilkan panas berlebih -Terlalu banyak jumlah mesin yang beroperasi yang -Posisi langit-langit terlalu rendah Tidak Tidak Tidak
58 4 Metode -Tidak ada SOP perawatan & pembersihan gluing unit -Belum ada sosialisasi Q0744 tentang troubleshooting utk masalah ventilasi -Frekuensi sampling tidak konsisten/disiplin -Sampling point tidak standard untuk memperoleh rokok depanbelakang yang imbang -Aturan resampling jika terjadi masalah ventilasi & stop mesin -QTM dipakai terus menerus & tidak ada spare untuk kalibrasi & maintenance -QA technician belum ditraining untuk melakukan maintenance QTM Tidak Tidak Tidak Tidak 5 Mesin -Suhu rolling block & preheater terlalu tinggi Tidak -Tidak ada standard setting untuk tekanan glue pot -Tekanan Tipping Paper ke applicator roller tidak standard -Glue roller & applicator roller pernah digerinda ulang dan hasilnya tidak sesuai standard -Glue roller & applicator roller aus karena pemakaian tidak standard -Glue roller & applicator roller pernah jatuh -Kondisi scrapper, glue return channel, glue film regulator -Setting glue level terlalu tinggi sehingga glue jenuh (tidak -Belum ada sosialisasi standard setting tekanan antar glue & transfer roller sehingga shaft miring -Shaft concentricity > 0.01 mm
59 -Bobbin & glue pot alignment sehingga TP tidak terpotong -Posisi TP terhadap guide roller tidak standard -Tekanan TP ke applicator roller tidak standard Berikut analisa setiap faktor yang menyebabkan buruknya pencapaian parameter ventilasi berdasarkan diagram sebab akibat: 1. Faktor Manusia Pada faktor manusia yang menjadi penyebab problem ventilasi yaitu kurangnya pemahaman standar dari perawatan dan pembersihan gluing unit lalu selanjutnya kurangnya pengetahuan dan sosialisasi tentang troubleshooting problem ventilasi yang sesuai standard baik operator maupun tim mekanik. 2. Faktor Metode Dalam hal metode tidak adanya SOP dalam perawatan dan pembersihan gluing unit, serta belum adanya SOP untuk cara sampling jika terjadi problem ventilasi. Dan kembali lagi belum adanya sosialisasi tentang standar troubleshooting ventilasi. 3. Faktor Material Dalam hal material tipping paper adalah material yang paling berpengaruh, dengan tipping paper yang hanya memiliki 2 line dapat menyebabkan kurang stabilnya udara untuk bisa masuk dikarenakan sedikitnya lubang perforasi tipping papper. Material lain yang berpengaruh yaitu filter, pemakaian RTD filter yang bervariasi tentunya akan mempengaruhi ventilasi.
60 4. Faktor Mesin Dalam hal ini faktor dari mesin sangat berkontribusi sangat tinggi, performa mesin yang kurang baik settingan mesin yang tidak standar, settingan gluing unit di mesin yang yang tidak standar, dan juga adanya beberapa bagian gluing unit yang sudah aus karena pemakaian, atau juga dalam kondisi cacat pada bagian-bagian seperti scrapper, glue return channel, glue film regulator. Belum adanya sosialisasi standar settingan tekanan antar glue & transfer roller sehingga shaft miring. 5. Faktor Lingkungan Dari beberapa faktor lingkungan penyebab problem ventilasi yang sudah di jelaskan dalam diagram sebab akibat, semuanya dinyatakan tidak relevan dan bukan faktor penyebab problem ventilasi. 5.3 Corrective Action Berdasarkan analisa fishbone,langkah selanjutnya adalah melakukan tindakan perbaikan sesuai dengan hasil analisa mengenai faktor-faktor penyebab problem ventilasi.rencana perbaikan yang dilakukan dengan analisa 5W+1H Berikut tindakan-tindakan yang dilakukan :
61 Tabel 5.3 Perbaikan Ventilation di mesin LU 2.2 Metode - Perlu diseduakan SOP Cleaning & Perawatan Gluing unit What Who Where When How - Penetapan aturan resampling jika terjadi ventilasi keluar spesifikasi Manusia - Sosialisasi Q0741 Untuk Dry Patch Check - Sosialisasi Q0741 Untuk standard troubleshooting ventilasi - Sosialisasi SOP cleaning & perawatan gluing unit - Sosialisasi stop mesin akibat masalah ventilasi - Sosialisasi best practices untuk mencegah glue terlalu kental pada saat mesin berhenti lama Mesin Technical Training QA Engineer Plant Bekasi semua mesin Week-37 week-38 - Membuat SOP Cleaning & perawatan gluing unit - Pembuatan SOP Menghentikan mesin akibat masalah ventilasi QA technician On Floor week-38 Penjelasan langsung on floor training khusus di kelas untuk Technical M ini Class week 38-39 masalah ventilasi & best Training practices Technical Training khusus di kelas & M ini Class week 38-39 Training praktek langsung dilap angan Sosialisasi pada waktu 5 minutes QA Engineer On Floor week-39 talk QA semua mesin week-39 - Standarisasi mesin setting M ekanik LU 22 week 37-39 - Standar setting untuk glue level M ekanik LU 22 week-37 - Set glue pot holder sehingga mudah dipasang M ekanik LU 22 week-37 pasang notifikasi pada mesin untuk membuang lem jika mesin stop > 30 menit Standarisasi air pressure pada manometer & pasang lock regulator Lkukan setting mengacu pada manual book Lakukan setting sehingga mudah terp asang - Glue pot lifter miring M ekanik LU 22 week-37 Lakukan settingan sehingga rata - Menganti glue unit lama yang sudah cacat M ekanik LU 22 week 38-41 khusus protos 100, gunakan selalu gluing unit yang baru selama observasi - Scrapp er banyak cacat tim sp are part LU 22 ganti part baru 5.4 Profil Ventilasi setelah dilakukan perbaikan Setelah proses perbaikan dilakukan maka untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari analisa terhadap faktor penyebab problem ventilasi di mesin link up 2.2 ini maka dilakukan pengumpulan data dan beberapa data sampling dari pengukuran ventilasi pada cigarette.
62 No. Tabel 5.4 Data sample hasil pengukuran ventilasi setelah tindakan perbaikan Tanggal pengecekan Data Ventilasi (%) Sample Sample 1 2 1 11/11/2013 28,7 27,1 27,9 1,6 2 12/11/2013 27,1 28,5 27,8 1,4 3 13/11/2013 26,6 24,5 25,55 2,1 4 14/11/2013 25,1 24,9 25 0,2 5 15/11/2013 26,4 26,6 26,5 0,2 6 16/11/2013 24,3 25,2 24,75 0,9 7 17/11/2013 26,9 26,5 26,7 0,4 8 18/11/2013 26,6 24,2 25,4 2,4 9 19/11/2013 24,7 25,7 25,2 1 10 20/11/2013 25,2 26,6 25,9 1,4 11 21/11/2013 30,1 28,5 29,3 1,6 12 22/11/2013 26,4 26,2 26,3 0,2 13 23/11/2013 26,6 28,7 27,65 2,1 14 24/11/2013 28,9 29 28,95 0,1 15 25/11/2013 29,5 26,6 28,05 2,9 16 26/11/2013 25,5 27,9 26,7 2,4 17 27/11/2013 26,1 25,2 25,65 0,9 18 28/11/2013 26,6 24,8 25,7 1,8 19 29/11/2013 25,7 26,1 25,9 0,4 20 30/11/2013 23,7 26,6 25,15 2,9 21 01/12/2013 24,5 27,1 25,8 2,6 22 02/12/2013 23,8 25,2 24,5 1,4 23 03/12/2013 26,6 25,2 25,9 1,4 24 04/12/2013 23,3 23,4 23,35 0,1 25 05/12/2013 26,9 26,6 26,75 0,3 Average 26,254 1,308 X R 5.5 Peta kendali X- Bar dan R 5.5.1 Peta kendali X- Bar Untuk mengetahui apakah tindakan perbaikan yang sebelumnya telah dilakukan itu berhasil maka kita bisa mengambarkan data pada tabel 5.4 Data
63 sample hasil pengukuran ventilasi setelah tindakan perbaikan kedalam peta kendali. Tabel 5.5 Batas kendali peta kendali X-Bar sesudah perbaikan No. Batas Kendali nilai 1 CL 26,41 2 UCL 29,76 3 LCL 23,06 Tabel 5.8 Batas kendali peta kendali R-Bar sesudah perbaikan No. Batas Kendali nilai 1 CL 1,78 2 UCL 5,82 3 LCL 0,00 Berikut peta kendali x-bar data pengecekan setelah dilakukan perbaikan 32 30 28 26 24 22 20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Ventilasi UCL LCL CL Gambar 5.6 Peta kendali X-Bar setelah dilakukan perbaikan. Berikut peta kendali R data pengecekan setelah dilakukan perbaikan
64 7 6 5 4 3 2 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 R UCL CL Gambar 5.7 Peta kendali R setelah dilakukan perbaikan. Setelah dilakukan tindakan perbaikan yang sudah direncanakan, dapat dilihat bahwa semua data rata-rata pengukuran berada di antara nilai LCL dan UCL yang menandakan bahwa proses terkendali secara statisktik. 5.6 Analisa Process Capability Setelah dibuatkan bagan peta kendali selanjutnya dihitung kapabilitas proses produksi untuk data ventilasi setelah dilakukan perbaikan sebagai berikut : Tabel 5.7 Hasil perhitungan kapabiliti proses No. Batas kendali Nilai 1 Cp 1,15 2 CpU 1,07 3 CpL 1,22 4 CpK 1,07 Berikut contoh perhitungan kapabilitas proses a. Menghitung standard deviasi (σ) :.σ = R/d2 =,, = 1,16
65 b. Menghitung Cp : Cp = ( ) σ = ( ) (, ) = 1,15 c. Menghitung CpU dan CpL : CpU = ( ) σ CpL = ( ) σ d. Menghitung CpK : = (, ) (, ) = (, ) (, ) = 1,07 = 1,22 CpK = min (CpU;CpL) = min (1,07;1,22) = 1,07 Berdasarkan hasil perhitungan berdasarkan data yang ada nilai Cp sebesar 1,15 dan CpK sebesar 1,07. Dikarenakan nilai Cp berada pada range 1,00 Cp 1,33 maka kapabilitas proses dinyatakan baik, dan nilai Cpk yang didapat dari nilai CpU menunjukan bahwa proses cenderung mendekati batas spesifikasi atas dan Cpk = 1 maka maka proses menghasilan produk yang sesuai dengan spesifikasi. 5.7 Analisa Hasil Setelah dilakukan perbaikan selama kurang lebih 1 bulan, dan setelah di analisa data hasil pengecekan ventilasi setelah perbaikan memberikan penurunan terhadap nilai CPQI (Cigarette Physical Quality Index) mesin link up 2.2 pada beberapa bulan setelahnya. Dari data bulan Januari 2012 sampai data bulan September 2012 berada di angka 145, dan setelah dilakukan improvement terjadi penurunan pada bulan- bulan selanjutnya.
66 Gambar 5.8 Grafik CPQI ventilasi di mesin 2.2 sebelum dan sesudah perbaikan. Berikut grafik persentasi penurunan dari CPQI ventilasi sebelum dan sesudah perbaikan : % penurunan = = 19,3 % x 100% Gambar 5.9 Grafik presentasi penurunan CPQI ventilasi setelah improvement.