BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses. Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses. Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat"

Transkripsi

1 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat dijelaskan sebagai berikut: Garis berwarna hijau adalah Mean (rata-rata data) atau Center line (CL) yang besarnya 23,73 kgf/cm². Garis merah yang berada diatas garis CL adalah UCL (Upper control Limit /batas kendali atas), sedangkan garis merah yang berada di bawah CL adalah LCL (Lower control limit/batas kendali bawah). Dari gambar 4.7 peta kendali proses produksi bulan Januari 2013, besarnya UCL adalah 24,28 kgf/cm ² dan LCL adalah 23,18 kgf/cm². Titik-titik hitam menunjukan bahwa data hardness berada pada area yang terkendali. Titik titik merah menunjukan bahwa data hardness melewati batas kendali. Untuk mengetahui apakah data hardness yang keluar dari batas kendali masih memenuhi batas spesifikasi, dapat dilihat dari hasil perhitungan Cp dan Cpk. Dengan spesifikasi atau standar hardnes yang diminta costumer sebesar 24,0 ± 1,5 kgf/cm² didapatkan USL sebesar 25,5 kgf/cm² dan LSL 22,5 kgf/cm². Dari hasil perhitungan kapabilitas proses produksi pad bulan Januari 2013 sebagaimana ditampilkan pada table 4.10 Data kapabilitas proses produksi pad, didapatkan besarnya Cp = 1,572 dan 59

2 60 Cpk = 1,289. Menurut (Gasperz: 1998) apabila Cp > 1,33 maka proses dianggap memiliki kapabilitas yang baik, dan jika 1,00 < Cpk < 1,33, maka proses masih mampu memenuhi batas spesifikasi atas/bawah. Dari data aktual Cp dan Cpk bulan Januari, maka bisa dianggap bahwa proses produksi bulan Januari memiliki kapabilitas yang baik dan mampu memenuhi batas spesifikasi yang distandarkan oleh costumer. Untuk memperkuat penilaian maka dilakukan uji titik terluar dari garis batas kendali atas (UCL) dan garis kendali bawah (LCL). Dari gambar 4.7 Peta kendali hardness produksi bulan Januari 2013, titik terluar dari UCL adalah pada sub group ke-7 yaitu produksi tanggal 23 Januari 2013 dengan nilai X-bar sub group 24,90 kgf/cm². Adapun data actual sampel 1 sebesar 24,8 kgf/cm², sampel 2, 25,0 kgf/cm², dan sampel 3, 24,9 kgf/cm². Dengan spesifikasi hardness center 24,0 kgf/cm² dan spesifikasi hardnes atas (USL) 25,5 kgf/cm², maka terbukti bahwa titik data terluar dari garis batas kendali atas (UCL) masih memenuhi batas spesifikasi. Dari gambar 4.7 Peta kendali hardness produksi bulan Januari 2013, titik terluar dari LCL adalah pada sub group ke-1 yaitu produksi tanggal 2 Januari 2013 dengan nilai X-bar sub group 22,87 kgf/cm². Adapun data actual sampel ke-1 sebesar 22,8 kgf/cm², sampel ke-2 sebesar 23,2 kgf/cm², dan sampel ke-3 sebesar 22,6 kgf/cm². Dengan spesifikasi hardness center 24,0 ± 1,5 kgf/cm² dan spesifikasi hardness bawah 22,5 kgf/cm², maka terbukti bahwa titik data terluar dari garis batas kendali bawah (LCL) masih memenuhi batas spesifikasi.

3 61 Dari gambar 4.8 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Februari 2013, dapat dijelaskan sebagai berikut: Garis berwarna hijau adalah Mean (rata-rata data) atau Center line (CL) yang besarnya 23,76 kgf/cm². Garis merah yang berada diatas garis CL adalah UCL (Upper control Limit /batas kendali atas), sedangkan garis merah yang berada di bawah CL adalah LCL (Lower control limit/batas kendali bawah). Dari gambar 4.8 peta kendali proses produksi bulan Februari 2013, besarnya UCL adalah 24,50 kgf/cm² dan LCL adalah 23,02 kgf/cm². Titik-titik hitam menunjukan bahwa data hardness berada pada area yang terkendali. Titik titik merah menunjukan bahwa data hardness melewati batas kendali. Untuk mengetahui apakah data hardness yang keluar dari batas kendali masih memenuhi batas spesifikasi, dapat dilihat dari hasil perhitungan Cp dan Cpk. Dengan spesifikasi atau standar hardnes yang diminta costumer sebesar 24,0 ± 1,5 kgf/cm², didapatkan USL sebesar 25,5 kgf/cm² dan LSL 22,5 kgf/cm². Dari hasil perhitungan kapabilitas proses produksi pad bulan Februari 2013 sebagaimana ditampilkan pada table 4.10 Data kapabilitas proses produksi pad, didapatkan besarnya Cp = 1,168 dan Cpk = 0,982. Menurut (Gasperz: 1998) apabila 1,0 < Cp < 1,33, proses masih dianggap memiliki kapabilitas yang baik, tetapi harus hati-hati jika nilainya mulai mendekati 1,00 dan jika Cpk < 1,00, maka proses tidak mampu memenuhi batas spesifikasi atas/bawah. Dari data actual Cp dan Cpk bulan Februari, maka bisa dianggap bahwa proses produksi

4 62 bulan Februari memiliki kapabilitas yang baik namun tidak mampu memenuhi batas spesifikasi yang distandarkan oleh costumer. Untuk memperkuat analisa masalah yang terjadi maka dilakukan uji titik terluar dari garis batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL). Dari gambar 4.8 Peta kendali hardness produksi bulan Februari 2013, titik terluar dari UCL adalah pada sub group ke-12 yaitu produksi tanggal 27 Februari 2013 dengan nilai X-bar sub group 26,00 kgf/cm². Adapun data actual sampel ke-1 sebesar 26,9 kgf/cm², sampel ke- 2 sebesar 25,0 kgf/cm², dan sampel ke-3sebesar 26,1 kgf/cm². Dengan spesifikasi hardness center 24,0 kgf/cm² dan spesifikasi hardnes atas (USL) 25,5 kgf/cm², maka terlihat bahwa titik data terluar dari garis batas kendali atas (UCL) telah keluar dari batas spesifikasi. Dari gambar 4.8 Peta kendali hardness produksi bulan Februari 2013, titik terluar dari LCL adalah pada sub group ke-13 yaitu produksi tanggal 28 Februari 2013 dengan nilai X-bar sub group 22,37 kgf/cm². Adapun data actual sampel ke-1 sebesar 22,9 kgf/cm², sampel ke-2 sebesar 21,7 kgf/cm², dan sampel ke-3 sebesar 22,5 kgf/cm². Dengan spesifikasi hardness center 24,0 ± 1,5 kgf/cm² dan spesifikasi hardness bawah 22,5 kgf/cm², maka terbukti bahwa titik data terluar dari garis batas kendali telah keluar dari batas spesifikasi. Dengan terjadinya data hardness bulan Februari 2013 melewati batas spesifikasi hardness, maka perlu dilakukan analisa penyebab dan solusi penanggulangan agar kejadian ini tidak terulang lagi.

5 63 Dari gambar 4.9 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Maret 2013, dapat dijelaskan sebagai berikut: Garis berwarna hijau adalah Mean (rata-rata data) atau Center line (CL) yang besarnya 23,45 kgf/cm². Garis merah yang berada diatas garis CL adalah UCL (Upper control Limit /batas kendali atas), sedangkan garis merah yang berada di bawah CL adalah LCL (Lower control limit/batas kendali bawah). Dari gambar 4.9 peta kendali proses produksi bulan Maret 2013, besarnya UCL adalah 23,95 kgf/cm² dan LCL adalah 22,95 kgf/cm². Titik-titik hitam menunjukan bahwa data hardness berada pada area yang terkendali. Titik titik merah menunjukan bahwa data hardness melewati batas kendali. Untuk mengetahui apakah data hardness yang keluar dari batas kendali masih memenuhi batas spesifikasi, dapat dilihat dari hasil perhitungan Cp dan Cpk. Dengan spesifikasi atau standar hardnes yang diminta costumer sebesar 24,0 ± 1,5 kgf/cm², didapatkan USL sebesar 25,5 kgf/cm² dan LSL 22,5 kgf/cm². Dari hasil perhitungan kapabilitas proses produksi pad bulan Januari 2013 sebagaimana ditampilkan pada table 4.10 Data kapabilitas proses produksi pad, didapatkan besarnya Cp = 1,889 dan Cpk = 1,209. Menurut (Gasperz: 1998) apabila Cp > 1,33 maka proses dianggap memiliki kapabiltas yang baik, dan jika 1,00 < Cpk < 1,33 maka proses masih mampu memenuhi batas spesifikasi atas/bawah. Dari data actual Cp dan Cpk bulan Januari, maka bisa dianggap bahwa proses

6 64 produksi bulan Januari memiliki kapabilitas yang baik dan mampu memenuhi batas spesifikasi yang distandarkan oleh costumer. Untuk memperkuat penilaian maka dilakukan uji titik terluar dari garis batas kendali atas (UCL) dan garis kendali bawah (LCL). Dari gambar 4.9 Peta kendali hardness produksi bulan Maret 2013, titik terluar dari UCL adalah pada sub group ke-14 yaitu produksi tanggal 26 Maret 2013 dengan nilai X-bar sub group 24,30 kgf/cm². Adapun data actual sampel ke-1 sebesar 24,1 kgf/cm², sampel ke-2 sebesar 24,3 kgf/cm², dan sampel ke-3 sebesar 24,5 kgf/cm². Dengan spesifikasi hardness center 24,0 kgf/cm² dan spesifikasi hardnes atas (USL) 25,5 kgf/cm², maka terbukti bahwa titik data terluar dari garis batas kendali atas (UCL) masih memenuhi batas spesifikasi. Dari gambar 4.9 Peta kendali hardness produksi bulan Maret 2013, titik terluar dari LCL adalah pada sub group ke-8 yaitu produksi tanggal 17 Maret 2013 dengan nilai X-bar sub group 22,70 kgf/cm². Adapun data actual sampel 1 sebesar 22,5 kgf/cm², sampel ke-2 sebesar 22,7 kgf/cm², dan sampel ke-3 sebesar 22,9 kgf/cm². Dengan spesifikasi hardness center 24,0 kgf/cm² dan spesifikasi hardness bawah 22,5 kgf/cm², maka terbukti bahwa titik data terluar dari garis batas kendali bawah (LCL) masih memenuhi batas spesifikasi. Dari analisa hardness produksi pad dengan peta kendali dan kapabilitas proses selama bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Maret 2013 didapat dirangkum sebagai berikut:

7 65 1. Proses produksi bulan Januari dan Maret 2013, terkendali secara statistik. Variasi hardness yang terjadi hanya disebabkan oleh faktor alamiah saja. 2. Proses produksi bulan Februari 2013, tidak terkendali secara statistic. Variasi hardness terjadi bukan hanya disebabkan faktor alamiah saja, tetapi juga disebabkan faktor buatan sehingga perlu dicari solusinya. 5.2 Analisa penyebab masalah dengan Diagram Tulang Ikan Setelah diketahui bahwa hardness pad bulan Februari 2013 keluar dari standar spesifikasi kostumer sehingga perlu dilakukan analisa untuk mengetahui penyebabnya. Dengan telusur dokumen dan brainstorming dengan PIC dari departemen terkait dilakukan analisa penyebab hardness NG sebagai berikut: Dari Faktor Material: Material merupakan faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap naik - turunnya hardness pad. Material urethane memiliki karakteristik yang sangat sensitif yang mengakibatkan perubahan hardness. Dari sekitar 20 raw material di premix menjadi dua kelompok material premix yaitu material A dan B. Formulasi mixing material Adan B disetting dengan menjadikan index isocyanate, water gram, solids % dan pouring weigth sebagai parameter untuk mendapatkan physical properties yang diinginkan, termasuk di dalamnya hardness pad. Perubahan digit pada masing-masing parameter setting ini berbanding lurus dengan hardness pad. Dengan formulasi yang tepat, variasi naik - turunnya hardness yang berasal dari penyebab alamiah (material) bisa disetting pada kisaran range yang ditetapkan oleh kostumer yaitu antara 0 sampai dengan maksimal 3 kgf/cm². Formulasi material selalu dievaluasi oleh Process Engineer.

8 66 Jika data hardness sudah bergerak melewati batas kendali (dengan melihat hasil Cp dan Cpk), maka perlu dibuatkan formulasi revisi agar hardness tetap berada dalam batas kendali. Untuk kasus hardness NG melebihi batas spesifikasi atas pada Tipe Mid Cushion RH 2 AF disebabkan karena adanya kenaikan % solid pada premix material. Kenaikan tersebut disebabkan karena adanya subtitusi raw material pada kelompok material A dengan % solid yang lebih besar dari sebelumnya. Secara singkat digambarkan sebagai berikut: Hardness Mid Cush RH 2 AF out standar ada kenaikan % solids pada premix material subtitusi raw material dengan material baru yang % solidsnya lebih besar dari material lama. Dari Faktor Methode: Faktor methode yang dimaksud disini ada dua: 1. Metode pengececkan hardness Secara garis besar prosedur pengecekan hardness sebagai berikut: Sampel pad diambil secara acak, 1 pcs di awal produksi, 1 pcs di pertengahan produksi dan 1 pcs di akhir produksi. Sampel pad diletakan di dolly sample pad dan kemudian di simpan curring room selama minimal 12 jam sampai maksimal 24 jam, setelah itu sampel pad kemudian dimasukan ke dalam ruangan laboratorium dan dikondisikan dengan suhu ruangan 20 ºC dan humidity 55%. Setelah dikondisikan selama minimal 6 jam sampai maksimal 12 jam, sampel pad dicek menggunakan mesin pengecek hardness. Data hardness dicatat di lembar pengecekan hardness harian. Dari data dan hasil investigasi, pengecekan

9 67 hardness pada tanggal 26 Februari sudah sesuai dengan WI pengecekan hardness. Jadi hardness pad NG tidak disebabkan oleh kesalahan metode pengecekan hardness. 2. Metode pergantian material baru (new material) Secara garis besar prosedur penggantian raw material adalah sebagai berikut: Raw material pengganti di cek physical propertisnya apakah similar dengan current material atau tidak. Jika dianggap similar maka material pengganti di trial skala lab, atau disebut dengan bucket shoot. Jika hasil trial skala lab OK, dilanjutkan dengan trial skala machine, dengan menggunakan metode sampling beberapa tipe part yang dianggap mewakili semua tipe. Jika hasil review trial pad OK, maka material dianggap OK dan direferensikan untuk menjadi material pengganti. Dari hasil investigasi problem hardness NG pada tipe pad MC RH 2 AF, disebabkan karena saat trial perubahan material, tidak termasuk part yang dijadikan sampling. Biasanya djudgement NG atau OK material dikeluarkan Material Engineer berdasarkan kondisi kemampuan proses secara general. Jika hasil trial mesin mendapatkan hasil OK untuk 90 % tipe part yang di jadikan sampel, maka trial dianggap sukses dan material didjudgemen OK untuk produksi. Selanjutnya untuk 10 % tipe part yang NG saat trial dan type part yang belum ditrial akan ditrial terpisah oleh Process Engineer, setelah mendapat memo perubahan

10 68 material dari Material Engineer. Secara singkat problem hardness NG pada tipe MC RH 2 AF dijelaskan sebagai berikut: Hardness pad MC RH 2 AF NG Material baru belum ditrial pada tipe MC RH 2 AF Trial perubahan material dengan metode sampling Djudgement OK atau NG berdasarkan general proses. Dari faktor Man: Faktor manusia yang berpengaruh terhadap perubahan hardness pad adalah sebagai berikut: - Material Engineer Di PT. IPI hanya ada 1 Material Engineer dibantu 2 staff sebagai helper. Dari hasil investigasi, proses penggantian material sudah mengikuti prosedur yang ada. - Process Engineer Di PT. IPI ada 4 orang Process Engineer. Keempat orang tersebut dibagi ke dalam dua group, shift siang dan shift malam. Dari hasil investigasi, intruksi perubahan material diinformasikan Material Engineer ke semua departemen terkait, untuk ditindak lanjuti sesuai dengan tugas dan tanggung- jawab masing-masing. Untuk kasus hardness NG pada pad Mid Cushion RH 2 AF disebabkan karena Process Engineer terlambat menerima infomasi dari Material Engineer bahwa perubahan material sudah dilakukan sebelum tanggal 26 Februari Informasi dalam bentuk memo didistribusi melalui bagian administrasi line ke departemen terkait, biasanya ditaruh di atas meja kerja. Keterlambatan informasi ini menyebabkan produksi tanggal 26

11 69 Februari masih menggunakan formulasi lama padahal material telah diganti dengan yang baru. Kejadian hardness NG pada pad Mid Cushion RH 2 AF dapat digambarkan sebagai berikut: Hardness pad Mid Cush RH 2 AF NG Produksi dengan formulasi regular, padahal ada subtitusi material dg % solid lebih besar Formulasi belum dirubah oleh Process Engineer Informasi perubahan material terlambat sampai ke Process Engineer Memo perubahan ditaruh operator administrasi di atas meja kerja belum ada aturan baku sistem informasi perubahan material. Dari faktor Machine: Mesin HR-6 di PT IPI Karawang Plant adalah mesin injection urethane yang bekerja otomatis dengan sistem robot. Program robot diatur dengan PLC yang disambungkan dengan komputer programming. Di komputer inilah semua parameter setting diatur oleh Process Engineer, termasuk pula formulasi setiap jenis pad. Dari hasil investigasi semua parameter setting sudah sesuai standar yang ada, kecuali parameter setting formulasi pad MC RH 2 AF yang masih menggunakan formulasi sebelum terjadinya perubahan material. Faktor Environment Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap hardness pad adalah suhu dan humidity ruangan produksi, namun pengaruh suhu dan humidity ruangan sangat kecil terhadap naik dan turunnya hardness. Adapun kebersihan line, lay out machine dan material, flow process, tidak mempengaruhi hardness pad.

12 70 Dari analisa penyebab hardness NG kemudian dibuatkan diagram tulang ikan sebagai berikut: Gambar 5.1 Diagram tulang ikan penyebab hardness NG

13 Usulan Perbaikan Dari diagram tulang ikan di gambar 5.1 ditemukan bahwa akar masalah penyebab hardness MC RH 2 AF NG ada dua: 1. Dari faktor metode: Djudgemen OK dan NG material berdasarkan general process. 2. Dari faktor material: % solid material baru lebih besar dari material reguler. 3. Dari faktor Man: belum ada SOP yang mengatur informasi perubahan material baru. Agar problem hardness NG yang disebabkan oleh kedua akar masalah tersebut, tidak terulang kembali maka selanjutnya dibuatkan solusi penanggulangannya sebagai berikut: 1. Dari faktor metode: sistem djudgemen diubah dari general proses ke spesifik proses, 100 % part sudah selesai ditrial baru dilakukan penilaian apakah material layak untuk dipakai sebagai pengganti. 2. Dari faktor material: dalam perubahan material diusulkan material pengganti tidak hanya lebih murah secara harga, tetapi kesamaan physical properties juga diprioritaskan. 3. Dari factor Man: Dibuatkan aturan sistem informasi perubahan agar tidak terjadi kesalahan komunikasi antar departemen terkait. Penanggulangan akar masalah dari faktor metode dan factor man dapat dilakukan dengan merubah SOP perubahan matrial yang sekarang sudah dijalankan.

14 72 Flow proses perubahan material yang sekarang dijalankan di PT. IPI Karawang Plant sebagai berikut: Material Baru 1. Study Physical propertis 2. Trial bucket Shoot 3. Physical properties NG Re- Searching OK 4. Trial machine (Sampling) 5. Physical Properties NG OK 6. Aplikasi Perubahan (Memo) Gambar 5.2 Flow proses perubahan material

15 73 Untuk mencegah hardness NG tidak terulang maka diusulkan flow process perubahan material diubah sebagai berikut: Material Baru 1. Study Physical propertis OK 2. Trial bucket Shoot 3. Physical properties NG Re- Searching OK 4. Trial machine (Sampling) 5. Physical Properties NG OK 6. Trial machine (All item) OK NG 7. Physical Properties OK 8. Aplikasi perubahan (Memo) Gambar 5.3 Flow proses perubahan material (usulan)

PETA PENGENDALI UNTUK UNIT INDIVIDU PRESENTASI PENGENDALIAN KUALITAS

PETA PENGENDALI UNTUK UNIT INDIVIDU PRESENTASI PENGENDALIAN KUALITAS PETA PENGENDALI UNTUK UNIT INDIVIDU PRESENTASI PENGENDALIAN KUALITAS CONTROL CHART suatu metode penyajian grafik keadaan produksi secara kronologis dengan batas-batas yang menggambarkan kemampuan produksi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa 5.1.1 Pembuatan Diagram Sebab Akibat Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan yang dihadapi dengan kemungkinan penyebabnya serta faktor-faktor yang

Lebih terperinci

Metode Training SPC TIDAK FOKUS PADA CARA MELAKUKAN PERHITUNGAN STATISTIK TAPI

Metode Training SPC TIDAK FOKUS PADA CARA MELAKUKAN PERHITUNGAN STATISTIK TAPI Metode Training SPC TIDAK FOKUS PADA CAA MELAKUKAN PEHITUNGAN STATISTIK TAPI MENGAJAKAN KONSEP STATISTIK SECAA MENDALAM, APLIKASI STATISTIK, TEMASUK TEKNIK SAMPLING DISETAI VIDEO SIMULASI, STUDI KASUS

Lebih terperinci

Aplikasi Statistik Pada Industri Manufaktur. SPC,I/Rev.03 Copyright Sentral Sistem Mei 08

Aplikasi Statistik Pada Industri Manufaktur. SPC,I/Rev.03 Copyright Sentral Sistem Mei 08 Aplikasi Statistik Pada Industri Manufaktur 1 Why Statistik Kecepatan Produksi sangat cepat, pengecekan 100% sulit dilakukan karena tidak efisien Cycle time produksi motor di AHM : 1,7 menit Cycle time

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Kadar Air Produk Kerupuk Udang Berbasis SNI Menggunakan Statistical Quality Control Method

Pengendalian Kualitas Kadar Air Produk Kerupuk Udang Berbasis SNI Menggunakan Statistical Quality Control Method Pengendalian Kualitas Kadar Air Produk Kerupuk Udang Berbasis SNI Menggunakan Statistical Quality Control Method Debrina Puspita Andriani *1), Destantri Anggun Rizky 2), Unggul Setiaji 3) 1,2,3) Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. PIMS Indonesia, Jl. Ciputat Raya No. 5, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12240, Indonesia.

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK

SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK Disusun Oleh : Nama : Asep Suryadi NPM : 201210215039 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di PT. X yang terdapat pada Pelabuhan Perikanan Nusantara Nizam Zachman Jakarta. Waktu penelitian telah dilaksanakan

Lebih terperinci

Peta Kendali (Control Chart)

Peta Kendali (Control Chart) Peta Kendali (Control Chart) Pengendalian Kualitas Statistika Ayundyah Kesumawati Prodi Statistika FMIPA-UII October 29, 2015 Ayundyah (UII) Peta Kendali (Control Chart) October 29, 2015 1 / 22 Control

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process

BAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process 70 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil control chart PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process Control. Sebagai langkah awal penulis mencoba menganalisa data volume produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel.

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengendalian Kualitas Statistik (Statistical Quality Control) secara garis besar digolongkan menjadi dua, yakni pengendalian proses statistik (statistical process control)

Lebih terperinci

SPC Copyright Sentral Sistem March09 - For Trisakti University. Aplikasi Statistik pada Industri Manufaktur

SPC Copyright Sentral Sistem March09 - For Trisakti University. Aplikasi Statistik pada Industri Manufaktur Aplikasi Statistik pada Industri Manufaktur Why Statistic? Kecepatan Produksi sangat cepat, pengecekan 00% sulit dilakukan karena tidak efisien Cycle time produksi motor di AHM : 9 detik Cycle time produksi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selama proses analisa perbaikan, antara lain adalah : penyelesaian masalah terhadap semua kasus klaim yang masuk.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selama proses analisa perbaikan, antara lain adalah : penyelesaian masalah terhadap semua kasus klaim yang masuk. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data Untuk mempermudah identifikasi masalah, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dan digunakan sebagai latar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir

Lebih terperinci

STATISTICAL PROCESS CONTROL

STATISTICAL PROCESS CONTROL STATISTICAL PROCESS CONTROL Sejarah Statistical Process Control Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil menghasilkan produk-produk sederhana, seperti

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB V PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian dengan judul Analisis Pengendalian Dan Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) di PT. Surya Toto Indonesia, Tbk. adalah

Lebih terperinci

V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif

V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Kegiatan magang yang dilakukan di PT Kemang Food Industries dimaksudkan untuk mengevaluasi bobot bersih dan membandingkan kesesuaian antara data bobot bersih yang didapat

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. atribut dilakukan dengan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui CTW. Circumference RTD

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. atribut dilakukan dengan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui CTW. Circumference RTD BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Pareto Chart Setelah dilakukan pengumpulan data pengolahan data pada bab sebelumnya, maka selanjutnya dilakukan analisa dan pembahasan. Analisa data atribut dilakukan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan di awal yang kemudian diolah dan diproses menjadi informasi yang berguna. Sebelum dilakukan pengumpulan data langkah pertama yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Untuk mencari akar penyebab masalah maka data harus dianalisa untuk menghasilkan perbaikan yang tepat. Hasil pengolahan data pada bab IV dijadikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212 III Control chart for variables Pengendalian Kualitas TIN-212 Common dan Assignable causes of variation Variabilitas dapat dibagi ke dalam dua kategori: 1. Common causes of variation. Variasi ini merupakan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Pengendalian Kualitas Hardness Pad Dengan Pendekatan Metode Statistical Process Control di PT. IPI Karawang Plant

TUGAS AKHIR. Pengendalian Kualitas Hardness Pad Dengan Pendekatan Metode Statistical Process Control di PT. IPI Karawang Plant TUGAS AKHIR Pengendalian Kualitas Hardness Pad Dengan Pendekatan Metode Statistical Process Control di PT. IPI Karawang Plant Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar sarjana strata

Lebih terperinci

Peta Kendali (Control Chart)

Peta Kendali (Control Chart) Peta Kendali (Control Chart) Pengendalian Kualitas Statistika Ayundyah Kesumawati Prodi Statistika FMIPA-UII October 21, 2015 Ayundyah (UII) Peta Kendali (Control Chart) October 21, 2015 1 / 17 Control

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Produksi merupakan sebuah siklus yang dilakukan oleh perusahaan dalam penyediaan barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada pasar demi keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

Analisis Proses Bisnis TA NTRI HIDAYAT I S I NAG A, M.KO M

Analisis Proses Bisnis TA NTRI HIDAYAT I S I NAG A, M.KO M Analisis Proses Bisnis TA NTRI HIDAYAT I S I NAG A, M.KO M ANALISIS KUALITAS PRODUK/JASA TA NTRI HIDAYAT I S I NAG A, M.KO M DEFINISI KUALITAS "Kualitas" menyangkut masalah pelayanan atau produk unggulan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN. metode peta kendali P di atas, maka diperoleh hasil dari data yang telah diproses

BAB V ANALISA PEMBAHASAN. metode peta kendali P di atas, maka diperoleh hasil dari data yang telah diproses BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Analisa Hasil Perhitungan Data Berdasarkan hasil dari pengumpulan dan pengaolahan data menggunakan metode peta kendali P di atas, maka diperoleh hasil dari data yang telah

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya di peroleh hasil bahwa data yang telah di kumpulkan layak untuk di olah dalam proses pengolahan data, dan

Lebih terperinci

Pengendalian dan Evaluasi Kualitas Beton Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) Ir. Helmy Darjanto, MT ABSTRAK

Pengendalian dan Evaluasi Kualitas Beton Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) Ir. Helmy Darjanto, MT ABSTRAK NEUTRON, Vol.4, No. 2, Agustus 2004 105 Pengendalian dan Evaluasi Kualitas Beton Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) Ir. Helmy Darjanto, MT ABSTRAK Hingga saat ini dalam evaluasi kualitas beton

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan pada Lini 2 bagian produksi Consumer Pack, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Dari jenis-jenis masalah yang ditemukan pada part dalam tiga bulan terakhir yaitu pada bulan Juni, Juli, dan Agustus ditemukan beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK Pendahuluan Kualitas / Mutu : Ukuran tingkat kesesuaian barang/ jasa dg standar/spesifikasi yang telah ditentukan/ ditetapkan. Pengendalian

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Hasil Penelitian Hasil dari pengolahan data pada metode DMAIC dalam tahap penentuan (Define) dan tahap pengukuran (Measure) adalah terungkapnya faktor-faktor yang menjadi sumber

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA DAN HASIL

BAB V ANALISA DATA DAN HASIL BAB V ANALISA DATA DAN HASIL 5.1 Analisis Bagan Kendali X-bar dan R Dalam analisis bagan kendali x-bar dan R ditampilkan dalam bentuk grafik dari pengukuran kekilauan pengecatan Spool pipe dan Struktur.

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Statistical Process Control Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Lembar 1 Flow Chart (dengan Stratifikasi): Grafik dari tahapan proses yang membedakan data berdasarkan sumbernya. Lembar Pengumpulan Data:

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Data yang digunakan untuk membuat peta kontrol merupakan data pengukuran dimensi pada kabel jenis NYFGbY antara bulan April 007 sampai

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan data 4.1.1 Produk Gutter Complete R/L Perusahaan PT. Inti Pantja Press Industri dipercayakan untuk memproduksi sebagian produk kendaraan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PE ELITIA

IV. METODOLOGI PE ELITIA IV. METODOLOGI PE ELITIA 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan, mulai bulan Februari 2012 sampai dengan Mei 2012 di laboratorium kimia departemen Quality Control (QC)

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Kasus tugas besar pengendalian kualitas adalah untuk menguji kualitas dan melihat seberapa besar kecacatan produksi shockbreaker yang dihasilkan oleh PT.Akri.

Lebih terperinci

PETA KENDALI VARIABEL

PETA KENDALI VARIABEL PETA KENDALI VARIABEL 9 Pengendalian Kualitas Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e- Mail : debrina@ub.ac.id Blog : hcp://debrina.lecture.ub.ac.id/ 2 Outline Peta Kendali Variabel

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH Berdasarkan proses pengumpulan data dan pengolahannya diperoleh data dalam bentuk diagram pareto, dari diagram pareto tersebut dapat diketahui bahwa orhanisasi/perusahaan

Lebih terperinci

SOAL DETECT UTS GENAP 2014/2015. Quality Control

SOAL DETECT UTS GENAP 2014/2015. Quality Control SOAL DETECT UTS GENAP 2014/2015 Quality Control 1. a. Buat peta kendali dan R! b. Buat revisi peta kendali jika dibutuhkan! c. Diketahui spesifikasi produk adalah 171 ± 11. Jika produk di bawah LSL maka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini

Lebih terperinci

Review QUIZ ( 10 menit )

Review QUIZ ( 10 menit ) Lecture 4 Control Chart for Variables - 1 1 Review QUIZ ( 10 menit ) Sebutkan pembagian penyebab variasi pada proses manufaktur? Berikan contoh? Kapan proses disebut in control dan kapan out of control?

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan data Observasi dilakukan pada lantai Produksi dan dikhususkan pada proses pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan buku,

Lebih terperinci

PETA KENDALI VARIABEL

PETA KENDALI VARIABEL PETA KENDALI VARIABEL 9 Pengendalian Kualitas Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e- Mail : debrina@ub.ac.id Blog : hcp://debrina.lecture.ub.ac.id/ 2 Outline Peta Kendali Variabel

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS HASIL BAB V ANALISIS HASIL 5.1. Tahap Pemeriksaan Peta Kontrol Mutu PSF Pemeriksaan peta kontrol mutu PSF hasil proses pengolahan bertujuan untuk mencegah berlanjutnya pengolahan PSF yang tidak memenuhi syarat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian kualitas dalam pembuatan produk. standar (Montgomery, 1990). Statistical Quality Control (SQC) merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian kualitas dalam pembuatan produk. standar (Montgomery, 1990). Statistical Quality Control (SQC) merupakan salah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian kualitas merupakan taktik dan strategi perusahaan global dengan produk perusahaan lain. Kualitas menjadi faktor dasar keputusan konsumen dalam memilih

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANCE MESIN PENGUPAS KAYU (ROTARY) PT. HENRISON IRIANA SORONG MENGGUNAKAN METODE INDEKS KAPABILITAS

ANALISA PERFORMANCE MESIN PENGUPAS KAYU (ROTARY) PT. HENRISON IRIANA SORONG MENGGUNAKAN METODE INDEKS KAPABILITAS ANALISA PERFORMANCE MESIN PENGUPAS KAYU (ROTARY) PT. HENRISON IRIANA SORONG MENGGUNAKAN METODE INDEKS KAPABILITAS Ashar 1, Irman Amri 2*, Usran 3 1 Dosen Program Studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara langsung dan mendapatkan data lengkap. Kemudian penulis melakukan analisa masalah

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PRODUKSI DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DI PT. SURYA TOTO INDONESIA, TBK.

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PRODUKSI DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DI PT. SURYA TOTO INDONESIA, TBK. ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PRODUKSI DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) DI PT. SURYA TOTO INDONESIA, TBK. Mohamad Solihudin 1), Lien Herliani Kusumah ) 1),) Program Studi Magister

Lebih terperinci

ANANALISIS EFISIENSI SISTEM PEMBAKARAN PADA BOILER DI PLTU UNIT III PT.PJB UP GRESIK DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC)

ANANALISIS EFISIENSI SISTEM PEMBAKARAN PADA BOILER DI PLTU UNIT III PT.PJB UP GRESIK DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) ANANALISIS EFISIENSI SISTEM PEMBAKARAN PADA BOILER DI PLTU UNIT III PT.PJB UP GRESIK DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) Oleh: INTAN ALIFIYAH ILMI NRP. 2406 00 063 Pembimbing: Ir. Ya umar,

Lebih terperinci

STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL

STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL Mila Faila Sufa * 1, Dina Ariningsih 2 1,2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.A. Yani Tromol Pos 1 Kartasura

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA DAN INTERPRETASI HASIL. menjelaskan arti dari hasil pengolahan yang telah dilakukan dan melakukan

BAB V ANALISA DATA DAN INTERPRETASI HASIL. menjelaskan arti dari hasil pengolahan yang telah dilakukan dan melakukan BAB V ANALISA DATA DAN INTERPRETASI HASIL 5.1 Analisa Data Bab ini akan menganalisa hasil pengolahan data dengan menguraikan serta menjelaskan arti dari hasil pengolahan yang telah dilakukan dan melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN KUALITAS SISTEM KONTROL MAIN STEAM PADA BOILER MELALUI PENDEKATAN STATISTICAL CLUSTERING DI PLTU UNIT I PT. PJB UP.

STUDI KELAYAKAN KUALITAS SISTEM KONTROL MAIN STEAM PADA BOILER MELALUI PENDEKATAN STATISTICAL CLUSTERING DI PLTU UNIT I PT. PJB UP. STUDI KELAYAKAN KUALITAS SISTEM KONTROL MAIN STEAM PADA BOILER MELALUI PENDEKATAN STATISTICAL CLUSTERING DI PLTU UNIT I PT. PJB UP. GRESIK Disusun oleh : Iik Ordiani 2411.105.025 Pembimbing : Imam Abadi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Dari pengolahan data yang telah dilakukan terhadap 3 batch produksi. Lupromax EA 150 ml, didapatkan hasil adalah sebagai berikut :

BAB V PEMBAHASAN. Dari pengolahan data yang telah dilakukan terhadap 3 batch produksi. Lupromax EA 150 ml, didapatkan hasil adalah sebagai berikut : BAB V PEMBAHASAN Dari pengolahan data yang telah dilakukan terhadap 3 batch produksi Lupromax EA 150 ml, didapatkan hasil adalah sebagai berikut : 1. Pada Batch pertama, yakni produksi pada tanggal 21

Lebih terperinci

BAB III. PETA KENDALI KUALITAS MULTIVARIAT Z-chart UNTUK PROSES AUTOKORELASI. Salah satu fungsi dari pengendalian kualitas statistik adalah mengurangi

BAB III. PETA KENDALI KUALITAS MULTIVARIAT Z-chart UNTUK PROSES AUTOKORELASI. Salah satu fungsi dari pengendalian kualitas statistik adalah mengurangi BAB III PETA KENDALI KUALITAS MULTIVARIAT Z-chart UNTUK PROSES AUTOKORELASI Salah satu fungsi dari pengendalian kualitas statistik adalah mengurangi variasi yang terjadi dalam suatu proses. Sementara itu,

Lebih terperinci

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL KOMPETENSI Mahasiswa dapat menyusun peta pengendali kualitas proses statistika untuk data variabel dengan menggunakan software statistika,

Lebih terperinci

BAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT. menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian

BAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT. menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian BAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya bahwa untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian pada proses produksinya.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Berdasarkan dari hasil pengamatan dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada proses produksi wafer stick selama 3 bulan. Maka diketahui data sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses BAB III METODE CONTROL CHART 3.1 Control Chart Peta kendali atau Control Chart merupakan suatu teknik yang dikenal sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses berada dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Mutu Dalam dunia industri baik industri jasa maupun manufaktur mutu adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi bersaing.

Lebih terperinci

B A B I I LANDASAN TEORI

B A B I I LANDASAN TEORI B A B I I LANDASAN TEORI 2.1 Proses Manufaktur Manufaktur merupakan suatu aktivitas manusia yang mencakup semua fase dalam kehidupan. Computer Aided Manufacturing International (CAM-I) mendefinisikan manufaktur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 30 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Studi Pendahuluan Identifikasi & Perumusan Masalah Pengumpulan Data M enentukan CTQ M enghitung Proporsi Kesalahan M enghitung Kapabilitas Sigma M embuat Peta Kendali

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN Seminar Nasional IENACO 204 ISSN 2337-4349 PENGENDALIAN KUALITAS PADA MESIN INJEKSI PLASTIK DENGAN METODE PETA KENDALI PETA P DI DIVISI TOSSA WORKSHOP Much. Djunaidi *, Rachmad Adi Nugroho 2,2 Jurusan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini, penulis akan menjabarkan hasil yang di dapat dari pengumpulan dan pengolahan data, serta melakukan analisis terhadap masing-masing hasil tersebut. 5.1. Tahap Define

Lebih terperinci

4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Jenis Cacat PT. Duta Abadi Primantara adalah perusahan yang memproduksi jenis kasur spring bed dengan type King Koil. Pada tipe

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES ANALISIS KEMAMPUAN PROSES ì 11 Pengendalian Kualitas Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e- Mail : debrina@ub.ac.id Blog : hcp://debrina.lecture.ub.ac.id/ 2 Outline ì ANALISIS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini terpusat di departemen produksi 2 tempat berlangsungnya proses polishing. Dalam departemen produksi 2 terdapat empat line yaitu

Lebih terperinci

ANALISA KAPABILITAS PROSES PRODUKSI AIR PDAM SURYA SEMBADA SURABAYA

ANALISA KAPABILITAS PROSES PRODUKSI AIR PDAM SURYA SEMBADA SURABAYA ANALISA KAPABILITAS PROSES PRODUKSI AIR PDAM SURYA SEMBADA SURABAYA Agung Eko Sucahyono 1) dan Sony Sunaryo 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jl. Cokroaminoto

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. NON VOLATIL CONTENT Untuk analisa Non Volatil Content pada Peta Control tampak tidak stabil dan ada beberapa data pengukuran yang berada diluar batas kendali. Pada

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Permasalahan yang Terjadi Sebelum improvement, di bagian produksi coklat compound terdapat permasalahan yang belum dapat diketahui. Proses grinding coklat compound

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk

Bab I. Pendahuluan. menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalankan usahanya setiap perusahaan memiliki tujuan utama yaitu menghasilkan barang dan jasa dengan biaya yang serendah-rendahnya untuk memperoleh laba

Lebih terperinci

Usulan Penerapan Metodologi DMAIC untuk Meningkatkan Kualitas Berat Produk di Lini Produksi Filling (Studi Kasus: PT Java Egg Specialities)

Usulan Penerapan Metodologi DMAIC untuk Meningkatkan Kualitas Berat Produk di Lini Produksi Filling (Studi Kasus: PT Java Egg Specialities) Usulan Penerapan Metodologi DMAIC untuk Meningkatkan Kualitas Berat Produk di Lini Produksi Filling (Studi Kasus: PT Java Egg Specialities) Feliks Prasepta S. Surbakti 1, Martinus Tukiran 2, Agnes Natalia

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan berikut : Metodologi pemecahan masalah yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 4.1 Mulai Studi Pendahuluan Studi

Lebih terperinci

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan di PT United Can Company Ltd. yang berlokasi di Jalan Daan Mogot Km. 17, Kalideres Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Hasil Pengumpulan Data Sebelum dilakukan pengolahan data, dalam melakukan penelitian ini data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian pada PT. FEDERAL KARYATAMA dalam periode

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian. Dengan metodologi penelitian, dapat dijelaskan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian

Lebih terperinci

Analisis Tingkat ph Air Produksi Menggunakan Grafik Kendali pada PDAM Tirta Keumuning Kota Langsa

Analisis Tingkat ph Air Produksi Menggunakan Grafik Kendali pada PDAM Tirta Keumuning Kota Langsa Analisis Tingkat ph Air Produksi Menggunakan Grafik Kendali pada PDAM Tirta Keumuning Kota Langsa Yusri Nadya 1, Wiky Sabardi 2, Dewiyana 3, Suriadi 4 1,2,3,4) Jurusan Teknik Industri, Universitas Samudra,

Lebih terperinci

Analisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC

Analisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC Analisa Pengendalian Kwalitas Produk Untuk Meningkatkan Produkstivitas dan Efesiensi Dengan Menggunakan Metode SPC Erry Rimawan Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Tahapan Penelitian 3.1.1 Identifikasi Dan Perumusan Masalah Langkah ini merupakan langkah awal untuk melakukan penelitian dengan melakukan observasi ke unit

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas 2.1.1 Definisi Kualitas Sebagian orang berpendapat bahwa kualitas yang baik adalah barang yang lebih kuat, barang yang lebih awet, dan sebagainya, ataupun yang lebih umum

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai analisa produktivitas yang berlangsung di PT. Schott Igar Glass (SIG), mulai dari menganalisa perbedaan-perbedaan yang ada antara mesin

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati 1 Pengendalian Kualitas Statistik Lely Riawati 2 SQC DAN SPC SPC dan SQC bagian penting dari TQM (Total Quality Management) Ada beberapa pendapat : SPC merupakan bagian dari SQC Mayelett (1994) cakupan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan pada proses bahan baku, proses produksi, dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES PADA DATA BERDISTRIBUSI BINOMIAL

ANALISIS KEMAMPUAN PROSES PADA DATA BERDISTRIBUSI BINOMIAL ANALISIS KEMAMPUAN PROSES PADA DATA BERDISTRIBUSI BINOMIAL Makalah Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengendalian Kualitas Statistik Yang Dibina Oleh Bapak Hendro Permadi Nama Kelompok: Sudarsono (309312422762)

Lebih terperinci

Analisis Kualitas Tenun Sarung Menggunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. PTI Pekalongan

Analisis Kualitas Tenun Sarung Menggunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. PTI Pekalongan Analisis Kualitas Tenun Sarung Menggunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. PTI Pekalongan Arief Hadi Prasetyo *1) dan Kariyam 2) 1) Statistika, FMIPA, Universitas Islam Indonesia, Jalan Kaliurang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 Analisa hasil data Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data maka akan dianalisa untuk menentukan prioritas perbaikan item dari problem sehingga akan diperoleh

Lebih terperinci