BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III KERANGKA PENELITIAN. pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Di dalam penelitian ini

BAB 3. KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep. Dengan variabel yang diteliti adalah tingkat spiritualitas dengan unsur yang dinilai

Universitas Sumatra Utara

BAB III KERANGKA PENELITIAN. Dalam penelitian ini mencoba menjelaskan persepsi lansia tentang pelayanan

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI

HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan faktor-faktor yang

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konseptual pada penelitian ini menggambarkan bahwa variabel

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah dekriptif kuantitatif non eksperimental bersifat

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Kualitas Tidur dan Faktor-Faktor Gangguan Tidur pada Penderita

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan

Lampiran 1 Lembar Persetujuan menjadi Responden Penelitian. Medan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang Tingkat Kecemasan

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual.

Universitas Sumatera Utara

Formulir Persetujuan Menjadi Responden Penelitian. Persepsi Ibu Tentang Fungsi Keluarga. Oleh : Jemprianto Nababan

L A M P I R A N. Universitas Sumatera Utara

No. Kode Responden. (Diisi Oleh Peneliti) FORMULIR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) : Tingkat Spiritualitas dan Kecemasan Ibu Primigravida di RSU

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN ( INFORMED CONCENT ) Pencitraan Perawat Puskesmas yang Diharapkan oleh Masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi non-eksperimental dengan

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP STRES PADA PASIEN STROKE DI POLIKLINIK RSUD.

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. kesehatan di Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai.

KUESIONER PENELITIAN. Perilaku Caring Perawat dalam Melakukan Asuhan Keperawatan pada. Pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai

KOPING LANSIA TERHADAP PENYAKIT KRONIS YANG DIDERITA LANSIA DI KELURAHAN KEDAI DURIAN KECAMATAN MEDAN JOHOR MEDAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. obyek dan subyek penelitian. Rancangan penelitian secara survei untuk

BAB III METODE PENELITIAN

Lembar Persetujuan Menjadi Peserta Penelitian Dampak Kelahiran Anak Pertama pada Ibu yang Melahirkan di RSUD Kumpulan Pane Tebing Tinggi

BAB III METODE PENELITIAN

Terima kasih atas pertisipasi Bapk/Ibu dalam penelitian ini. Tanda Tangan : Tanggal :

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL. Kerangka konseptual ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola-pola

Informed Consent. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre dan Post Operasi Mayor di RSUD Dr. Pirngadi Medan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa kini (Nursalam, 2008).

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN. Peserta JamKesMas di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan kuantitatif dengan pendekatan deskriptif observasi pada

BAB III METODE PENELITIAN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN. : Fak. Keperawatan USU Medan

BAB III METODE PENELITIAN

BAGIAN PSIKIATRI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SUMATERA UTARA JL. Tali Air no. 21 Medan PERNYATAAN KESEDIAAN BERPARTISIPASI DALAM PENELITIAN

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan penelitian

Responden ( ) Universitas Sumatera Utara

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Motivasi Masyarakat Memanfaatkan Posyandu di Posyandu Binaan Puskesmas Padang Bulan Medan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2013). Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner pada

Kode. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

Tanda Tangan : Tanggal : No. Responden : Universitas sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

BAB III KERANGKA PENELITIAN

Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Primipara dan Multipara dalam Menghadapi Proses Persalinan oleh :

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh gambaran tentang permasalahan yang akan. diteliti dalam bentuk angka-angka. Pendekatan ini digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain descriptive untuk melihat gambaran self awareness

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. Kerangka penelitian ini menggambarkan hubungan peran teman sebaya dengan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. kinerja petugas Posyandu dan kepuasan ibu pengguna Posyandu di Desa Sei

Universitas Sumatera Utara

OLEH: NORA ROYEKHA SIAHAAN NIM: Puskesmas Buntu Raja Kecamatan Siempat Nempu Kabupaten Dairi.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

INFORMED CONSENT. Medan, September Sri Wulandari. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

Universitas Sumatera Utara. Lampiran 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

( Rahmad Edi Sembiring) ( )

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana data yang menyangkut

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA KONSEP

BAB III METODE PENELITIAN. descriptive analytic dengan pendekatan cross sectional, dimana waktu

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif dengan pendekatan survei (Arikunto, 2013). intervensi (Nursalam, 2013). Seperti pada penelitian gambaran

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (Informed Consent)

BAB III METODE PENELITIAN

49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TENTANG PENCEGAHAN KEJADIAN JATUH PADA LANSIA DI KELURAHAN PAHLAWAN BINJAI

Surat Persetujuan Menjadi Responden. menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Sumatera Utara. Penelitian

Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

KUESIONER. Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat Di IGD RSAB Harapan Kita

BAB III METODE PENELITIAN. kader terhadap motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif di wilayah kerja

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

3.1 Kerangka Konseptual BAB 3 KERANGKA PENELITIAN Kerangka penelitian menggambarkan stres dan koping keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang merawat anggota keluarga yang sakit Stres: Stres tingkat ringan Stres tingkat sedang Stres tingkat berat Koping: Internal Eksternal Sifat stressor: Persepsi dan Intensitas terhadap stressor Jumlah stressor Lamanya pemaparan Pengalaman masa lalu Keterangan skema: : diteliti : tidak diteliti Skema 1. Kerangka konseppenelitian stress dan koping keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.

3.2 Defenisi Konseptual 3.2.1 Stres Stres adalah stimulus atau situasi yang menimbulkan distres dan menciptakan tuntutan fisik dan psikis pada seseorang (Isaacs, 2004). 3.2.2 Koping Koping merupakan respon individu terhadap situasi yang mengancam dirinya baik fisik maupun psikologik (Rasmun, 2004). 3.2.3 Keluarga Keluarga yaitu terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan perkawinan atau adopsi; hidup bersama atau jika terpisah tetap memperhatikan satu sama lain; saling berinteraksi dan masing-masing mempunyai peran sosial (Setyowati, 2008). 3.3 Defenisi Operasional 3.3.1 Stres Stres adalah stimulus atau situasi yang menimbulkan distres dan menciptakan tuntutan fisik (tidak bisa rileks, merasa letih, tegang pada otot punggung dan tengkuk, konstipasi atau kadang diare, jantung berdebar-debar, terbangun saat malam, sering berkemih, insomnia, tidak nyaman pada perut dan lambung) dan psikis (khawatir, cemas dan gelisah, takut, gugup) pada seseorang akibat merawat anggota keluarga yang sakit yang berobat ke Poliumum Puskesmas Medan Johor.

3.3.2 Koping Koping merupakan respon individu baik secara internal maupun eksternal terhadap situasi yang mengancam dirinya baik fisik maupun psikologik yang timbul akibat merawat anggota keluarga yang sakit yang datang berobat ke Poliumum Puskesmas Medan Johor. 3.3.3 Keluarga Keluarga yaitu terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan perkawinan atau adopsi; hidup bersama atau jika terpisah tetap memperhatikan satu sama lain yang merawat anggota keluarga yang sakit yang datang berobat ke Poliumum Puskesmas Medan Johor.

BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah dekriptif eksploratif yang bertujuan untuk mengidentifikasi stres dan koping keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit di Kecamatan Medan Johor. 4.2 Populasi dan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah keluarga dari pasien yang datang berobat ke Poliumum Puskesmas Medan Johor dengan jumlah populasi 415 orang. Data ini diperoleh dari laporan bulanan data kesakitan Puskesmas Medan Johor bulan Oktober. Besar sampel yang digunakan pada penelitian ini diambil berdasarkan rumusan Arikunto (2007) yaitu 10% dari jumlah keluarga dari pasien yang datang berobat ke Poliumum Puskesmas Medan Johor, sehingga diperoleh 42 orang. Teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling dengan cara memilih sampel sesuai kriteria yang diinginkan. Adapun kriteria yang ditetapkan untuk sampel yaitu keluarga yang sedang merawat anggota keluarga yang sakit dan bersedia menjadi responden. 4.3 Lokasi dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Medan Johor. Penelitian ini dilaksanakan pada 5-23 Januari 2010. 4.4 Pertimbangan Etik Masalah etik penelitian keperawatan merupakan masalah yang penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung

dengan manusia (Hidayat, 2007). Pertimbangan etik pada penelitian ini mencakup Inform consent (Lembar persetujuan), anonimiaty (tanpa nama), dan kerahasiaan (Confidentiality). Kerahasiaan informasi yang diberikan dijamin oleh responden (Nursalam, 2003). Peneliti langsung memberikan lembar persetujuan penelitian kepada responden agar tujuan penelitian lebih mudah dipahami responden. Responden yang berpartisipasi pada penelitian ini adalah responden yang menandatangani lembar persetujuan (inform consent). 4.5 Instrumen Penelitian Penelitin ini menggunakan kuisioner yang bersifat tertutup yang terdiri atas pertanyaan tentang data demografi, 15 butir pernyataan tentang stres keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dan 12 butir pernyataan tentang koping keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Kuisioner disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan teori dan konsep yang terdapat di tinjauan pustaka. Jenis skala pengukuran untuk instrumen penelitian yang digunakan untuk mengidentifikasi stres keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit yaitu skala likert dengan jawaban Selalu bernilai 4, Sering bernilai 3, Kadang bernilai 2, Tidak pernah bernilai 1, sedangkan untuk mengidentifikasi koping yang digunakan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit digunakan skala dikotomi dengan jawaban ya dan tidak. Total skor pernyataan tentang stress keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit adalah 60, semakin

tinggi skor semakin tinggi tingkat stress, sedangkan total skor untuk masingmasing koping adalah 6. Menetukan tingkat stres keluarga digunakan rumus panjang kelas (Hidayat, 2007) yaitu: Panjang Kelas = Rentang kelas Banyak kelas Maka stress dapat dikategorikan sebagai berikut: Stres tingkat ringan, bernilai 45-60 Stres tingkat sedang, bernilai 30-44 Stres tingkat ringan, bernilai 15-29 Pada pernyataan koping keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit akan dilihat strategi koping keluarga yang lebih dominan digunakan antara internal dengan eksternal melalui tabel distribusi frekuensi. 4.6 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Uji validitas yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji validitas isi yaitu validitas yang merujuk pada sejauh mana sebuah instrument membuat rumusan-rumusan sesuai isi yang dikehendaki menurut tujuan tertentu. Validitas isi dilakukan atas dasar pertimbangan peneliti dalam makna mengandung unsur subjektif dan mengacu pada isi yang dikehendaki (Setiadi, 2007). Uji validitas pada penelitian ini dilakukan oleh Ibu Lufthiani, S.Kep, Ns selaku dosen pembimbing dan pengajar mata kuliah keperawatan keluarga di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan. Uji reliabilitas instrumen adalah suatu uji yang dilakukan untuk melihat adanya suatu kesamaan hasil apabila pengukuran dilaksanakan oleh orang yang

berbeda ataupun waktu yang berbeda (Setiadi, 2007). Uji reliabilitas yang digunakan pada penelitian ini yaitu konsistensi internal karena memiliki kelebihan yaitu instumen dicobakan sekali saja kemudian dianalisis dengan tekhnik tertentu. Uji reliabilitas dilakukan pada 10 orang responden yang memenuhi kriteria sampel. Teknik analisa yang digunakan pada kuisioner stres keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit adalah Cronbach Alpha dengan koefisien reliable 0,85 sedangkan kuisioner koping keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit digunakan metode analisa Kuder-Richardison 21 (KR21) dengan koefisien reliable 0,95. Hasil uji reliabilitas kuisioner yang dilakukan peneliti sudah reliable karena r hitung > r tabel dimana r tabel bernilai 0,707 (Hidayat, 2007). 4.7 Pengumpulan Data Tahapan pengumpulan data dilakukan dengan rekomendasi izin pelaksanaan penelitian dari institusi pendidikan Fakultas Keperawatan USU. Setelah itu permohonan izin yang diperoleh di kirim ke Dinas Kesehatan Kota Medan untuk meminta surat rekomendasi penelitian ke Puskesmas Medan Johor sehingga diperoleh izin penelitian dari Puskesmas Medan Johor. Kemudian peneliti menentukan responden yang memenuhi kriteria inklusi penelitian di Wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Medan Johor. Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara menunggu keluarga yang mengantar pasien berobat ke Puskesmas Medan Johor. Responden yang dijadikan sampel penelitian diberikan penjelasan tentang tujuan penelitian dan meminta kesediaannya untuk menjadi responden dengan

menandatangani surat persetujuan (inform consent). Selanjutnya peneliti mengambil data yang diperoleh melalui tekhnik wawancara dengan responden yang berpedoman pada kuisioner penelitian selama 15 menit tiap responden. Peneliti menanyakan isi kuisioner dan responden menjawab sesuai dengan apa yang dipikirkan dan jawaban responden diisi dalam kuisioner. Setelah selesai, data yang sudah dikumpulkan dilakukan analisa. 4.8 Analisa Data Statistik deskriptif digunakan untuk mengolah dan menyajikan data demografi dan karakteristik lain termasuk stres dan koping keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Data yang telah diperoleh diolah mengunakan sistem komputerisasi dengan cara memberikan kode/ penomoran pada kuisioner yang telah diisi responden, memasukkan data ke dalam program komputer, analisa data, dan pengeditan bila terjadi kesalahan (missing data). Data demografi dan pernyataan tentang stres dan koping keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase.

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian 1.1 Karakteristik Responden Proporsi karakteristik responden (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, agama, suku, pekerjaan, penghasilan keluarga perbulan, anggota keluarga yang sakit, dan penyakit yang dirawat anggota keluarga) di wilayah kerja Puskesmas Medan Johor dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1.1 Karakteristik keluarga yang merawat anggota keluarga yang sakit di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor bulan Januari 2010 (n=42) No Karakteristik Responden f % 1. Usia Remaja (15-20) Dewasa Muda (21-40) Dewasa Tengah (41-60) Lansia (>60) 2 26 14-4,76 61,91 33,33-2. Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 10 32 23.8 76.2 3. Tingkat Pendidikan SD SMP SMA Perguruan Tinggi 6 9 23 4 14.3 21.4 54.8 9.5 4. Agama Islam Kristen Budha Hindu 30 12 - - 71.4 28.6 - - 5. Suku Batak Melayu Minang 18 2 1 42.9 4.8 2.4

Jawa Aceh 18 3 42.9 7.1 6. Pekerjaan Pegawai Negeri Pegawai swasta Wiraswasta Buruh Ibu Rumah Tangga Pelajar/ mahasiswa 3 3 8 2 24 2 7.1 7.1 19.0 4.8 57.1 4.8 7. Penghasilan Keluarga perbulan < Rp 750.000 Rp 750.000 Rp 1. 500.000 > Rp 1.500.000-30 12-71.4 28.6 8. Anggota Keluarga yang Sakit Suami Istri Ayah Ibu Anak Saudara - 3-5 32 2-7.1-11.9 76.2 4.8 9. Penyakit yang Dirawat Keluarga Demam ISPA Asam Lambung Sistem Perkemihan Diare Cacar Asma Alergi pada Kulit Batuk Darah Apendiksitis Diabetes Mellitus 21 3 3 1 6 2 1 2 1 1 1 50.0 7.1 7.1 2.4 14.3 4.8 2.4 4.8 2.4 2.4 2.4 Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa proporsi karakteristik responden yang sedang merawat anggota keluarga yang sakit tertinggi pada usia dewasa awal yaitu: 21-40 tahun ( 61,91%), jenis kelamin perempuan (76,2 %), tingkat pendidikan SMA (54,8%), agama islam (71,4 %), suku batak dan jawa (42,9 %),

pekerjaan ibu rumah tangga (57,1%), penghasilan keluarga perbulan Rp 750.000 Rp 1. 500.000 (71,4%), anggota keluarga yang dirawat: anak (76, 2%), dan penyakit yang dirawat anggota keluarga yaitu: demam (50,0%). 1.2 Stres Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga yang Sakit ditinjau dari Aspek Psikis Tabel 1.2 Stres keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga yang Sakit ditinjau dari aspek psikis di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor bulan Januari 2010 (n=42) No Pernyataan SL SR KD TP f % f % f % f % 1. Saya khawatir terhadap anggota keluarga saya yang 8 19.0 23 54.8 9 21.4 2 4.8 sakit. 2. Saya cemas dan gelisah merawat anggota keluarga 4 9.5 21 50.0 14 33.3 3 7.1 yang sakit. 3. Saya takut tidak bisa menyediakan biaya pengobatan untuk merawat 3 7.1 8 19.0 17 40.5 14 33.3 anggota keluarga yang sakit. 4. Saya takut anggota keluarga yang sakit tidak segera 4 9.5 3 7.1 16 38.1 19 45.2

sembuh. 5. Saya sendiri merawat anggota keluarga yang 22 52.4 8 19.0 7 16.7 5 11.9 sakit. 6. Saya gugup merawat anggota keluarga yang 4 9.5 1 2.4 22 52.4 15 35.7 sakit. 7. Pikiran/ perasaan saya tidak bisa santai/ rileks saat merawat anggota keluarga 4 9.5 15 35.7 22 52.4 1 2.4 yang sakit. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran stres keluarga ditinjau dari aspek psikis yaitu keluarga sering khawatir terhadap anggota keluarga yang sakit (54.8%), sering cemas dan gelisah dalam merawat anggota keluarga yang sakit (50.0%), kadang takut tidak bisa menyediakan biaya pengobatan (40.5%), tidak merasa takut anggota keluarga yang sakit tidak segera sembuh (45.2%), selalu sendiri merawat anggota keluarga yang sakit (52.4%), kadang gugup merawat anggota keluarga yang sakit (52.4%), kadang pikiran/ perasaan tidak bisa santai/ rileks saat merawat anggota keluarga yang sakit (52.4%).

1.3 Stres Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga yang Sakit ditinjau dari Aspek Fisik Tabel 1.3 Stres keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga yang Sakit ditinjau dari aspek fisik di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor bulan Januari 2010 (n=42) No Pernyataan 1. Saya merasa letih sewaktu bangun pagi SL SR KD TP f % f % f % f % karena merawat 8 19.0 5 11.9 19 45.2 10 23.8 anggota keluarga yang sakit. 2. Saya merasa tegang pada otot punggung dan tengkuk merawat karena anggota 8 19.0 5 11.9 22 52.4 7 16.7 keluarga yang sakit.. 3. Saya mengalami susah BAB dan/ diare saat merawat anggota 1 2.4 1 2.4 4 9.5 36 85.7 keluarga yang sakit. 4. Jantung saya berdebardebar saat merawat 1 2.4 5 11.9 15 35.7 21 50.0

anggota keluarga yang sakit.. 5. Saya terbangun dari tidur pada malam hari saat merawat anggota 2 4.8 23 54.8 10 23.8 7 16.7 keluarga yang sakit. 6. Saya sering buang air kecil saat merawat anggota keluarga yang 1 2.4 3 7.1 0 0 38 90.5 sakit. 7. Saya sulit tidur saat merawat anggota 6 14.3 14 33.3 17 40.5 5 11.9 keluarga yang sakit. 8. Saya merasa tidak nyaman pada perut dan lambung saat merawat 1 2.4 2 4.8 4 9.5 35 83.3 anggota keluarga yang sakit. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran stres keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit ditinjau dari aspek fisik yaitu: kadang merasa letih sewaktu bangun pagi saat merawat anggota keluarga yang sakit (45.2%), kadang merasa tegang pada otot punggung dan tengkuk karena merawat anggota keluarga

yang sakit (52.4%), tidak mengalami susah BAB dan/ diare karena merawat anggota keluarga yang sakit (85.7%), tidak pernah mengalami jantung berdebardebar karena merawat anggota keluarga yang sakit (50.0%), sering terbangun dari tidur pada malam hari saat merawat anggota keluarga yang sakit (54.8%), tidak sering buang air kecil saa merawat anggota keluarga yang sakit (90.5%), kadang sulit tidur saat merawat anggota keluarga yang sakit (40.5%), tidak pernah merasa tidak nyaman pada perut dan lambung saat merawat anggota keluarga yang sakit (83.3%). 1.4 Tingkat Stres dalam Merawat Anggota Keluarga yang Sakit Tabel 1.4 Tingkat stres keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor bulan Januari 2010 (n=42) No Tingkat stres f % 1 Tinggi 2 4.8 2 Sedang 20 47.6 3 Ringan 20 47.6 Dari hasil penelitian diperoleh tingkat stres dalam merawat anggota keluarga yang sakit yang dominan yaitu stress ringan dan sedang (masing-masing 47.6%). 1.5 Koping Internal Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga yang Sakit Tabel 1.5 Koping internal keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga yang Sakit di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor bulan Januari 2010 (n=42)

No Pernyataan Ya Tidak f % f % 1. Keluarga menggunakan 26 61.9 16 38.1 humor untuk meramaikan suasana dalam keluarga saat merawat anggota keluarga yang sakit.. 2. Keluarga dapat menerima 41 97.6 1 2.4 kondisi anggota keluarga yang sakit. 3. Keluarga mendiskusikan 38 90.5 4 9.5 masalah merawat anggota keluarga yang sakit. 4. Keluarga akan menggantikan 37 88.1 5 11.9 peran anggota keluarga yang sedang sakit. 5. Keluarga melakukan kegiatan 34 81.0 8 19.0 kumpul bersama saat merawat anggota keluarga yang sakit. 6. Keluarga saling 42 100.0 0 0 memperhatikan satu dan yang lainnya saat merawat anggota keluarga yang sakit.

Dari hasil penelitian diperoleh koping kluarga internal dalam merawat anggota keluarga yang sakit yaitu penggunaan humor (61,9%), menerima kondisi anggota keluarga yang sakit (97.6%), mendiskusikan masalah merawat anggota keluarga yang sakit (90.5%), menggantikan peran anggota keluarga yang sakit (88.1%), melakukan kegiatan kumpul bersama saat merawat anggota keluarga yang sakit (81.0%), saling memperhatikan satu dan yang lainnya saat merawat anggota keluarga yang sakit (100%). 1.6 Koping Eksternal Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga yang Sakit Tabel 1.6 Koping eksternal keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga yang Sakit di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor bulan Januari 2010 (n=42) No Pernyataan Ya Tidak f % f % 1. Keluarga mencari berbagai 25 59.5 17 40.5 informasi untuk merawat anggota keluarga yang sakit. 2. Keluarga merasa membutuhkan 15 35.7 27 64.3 bantuan orang lain untuk merawat anggota keluarga yang sakit. 3. Keluarga mengungkapkan 19 45.2 23 54.8 masalah yang dihadapi kepada

teman/ tetangga/ orang lain yang dipercaya. 4. Keluarga merasa bahwa 42 100.0 0 0 masalah yang dihadapi akan lebih ringan jika bersabar dan berdoa kepada Tuhan. 5. Keluarga sering mengikuti 28 66.7 14 33.3 kegiatan keagamaan di sekitar tempat tinggal saat merawat anggota keluarga yang sakit. 6. Keluarga memiliki pergaulan 42 100.0 0 0 dan sosialisasi yang baik dengan tetangga saat merawat anggota keluarga yang sakit. Dari hasil penelitian diperoleh koping keluarga eksternal dalam merawat anggota keluarga yang sakit yaitu: mencari informasi untuk merawat anggota keluarga yang sakit (59.5%), tidak membutuhkan bantuan dari orang lain untuk menghadapi masalah yang terjadi (64.3%), tidak mengungkapkan masalah yang dihadapi kepada teman/ tetangga/ orang lain yang dipercaya (54.8%), merasa bahwa masalah yang dihadapi akan lebih ringan jika bersabar dan berdoa kepada Tuhan (100.0%), sering mengikuti kegiatan keagamaan di sekita r tempat tinggal saat merawat anggota keluarga yang sakit (66.7%), memiliki pergaulan dan

sosialisasi yang baik dengan tetangga saat merawat anggota keluarga yang sakit (100.0%). 1.7 Strategi Koping Keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit Tabel 1.7 Strategi koping keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Johor bulan Januari 2010 (n=42) No Koping Keluarga f % 1 Internal 25 59.5 2 Eksternal 8 19.0 3 Seimbang 9 21.4 Dari hasil penelitian diperoleh gambaran koping keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit yang dominan yaitu koping internal (59.5%).

2. Pembahasan 2.1 Stres Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga yang Sakit Tingkat stres pada masing-masing keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit dapat bervariasi. Dari data demografi responden, karakteristik yang mempengaruhi tingkat stres keluarga meliputi : usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan keluarga perbulan, anggota keluarga yang sakit, dan penyakit yang dirawat anggota keluarga. Responden yang sedang merawat anggota keluarga yang sakit pada saat penelitian berada pada rentang usia dewasa (95,24%). Individu yang telah dewasa diharapkan telah memiliki kematangan untuk berpikir rasional. Hal ini sesuai dengan pernyataan Potter (2005) dimana seorang dewasa biasanya mempunyai identitas yang lebih stabil dan konsep diri berkembang lebih kuat sehingga individu lebih berpikiran positif terhadap stresor yang datang. Responden yang sedang merawat anggota keluarga yang sakit dari hasil penelitian mayoritas pendidikan terakhir berada pada jenjang SMA (54,8%). Menurut Muzaham ( 2005), Pendidikan formal pada dasarnya akan memberikan kemampuan kepada seseorang untuk berpikiran rasional dan objektif. Jadi, semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula respon individu tersebut dalam mempersepsikan stres dalam kehidupannya. Karakteristik lain yang juga mempengaruhi tingkat stres keluarga yaitu pekerjaan responden sebagai ibu rumah tangga (57,1%) artinya responden yang sedang merawat anggota keluarga yang sakit tidak memiliki peran ganda atau

peran tambahan dalam keluarga sehingga tidak ada stresor tambahan yang memperberat tingkat stres yang dialami keluarga. Anggota keluarga yang sakit yang sedang dirawat keluarga mayoritas berperan sebagai anak (76,2%) dengan keluhan demam (50,0%). Seseorang yang berperan sebagai anak apabila mengalami sakit dipersepsikan tidak akan menghambat fungsi keluarga yang meliputi fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, dan fungsi fisik. Sehingga tidak ada stresor tambahan pada keluarga dalam hal menggantikan peran anggota keluarga dan menjalankan fungsi keluarga selain merawat anggota keluarga yang sakit. Karakteristik lain yang mempengaruhi tingkat stres keluarga yaitu tingkat penghasilan keluarga yang sedang merawat anggota keluarga yang sakit berada di atas upah minimum regional (UMR). Sehingga dinilai bahwa keluarga tidak mengalami kesulitan dari segi ekonomi yang dapat memicu penambahan tingkat stres. Poerwandari (2006) mengatakan bahwa kesulitan hidup sehari-hari ternyata tidak dapat dianggap remeh, misalnya kekhawatiran tentang bagaimana memperoleh uang cukup, hubungan sosial yang tidak mulus dengan teman atau tetangga, terlalu banyaknya pekerjaan, ketidakmampuan memberikan waktu bagi keluarga, dan sebagainya membuat individu mengalami stres. Dari uraian di atas, tidak ada faktor yang memperberat tingkat stres keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yangmana diperoleh mayoritas responden yang sedang merawat anggota keluarga yang sakit mengalami stres tingkat ringan dan sedang dengan

persentase sama besar yaitu 47,6% sedangkan yang mengalami stres tingkat berat hanya 4,8% saja. Tingkat stres yang bervariasi yakni ringan, sedang dan berat pada keluarga yang merawat anggota keluarga yang sakit tergantung pada penerimaan individu dan karakter personal individu dalam menghadapi stres. Pernyataan ini sesuai dengan pernyataan dari Rasmun (2004), stres terjadi karena stresor dipersepsikan oleh individu sebagai suatu ancaman. Karnadi (1999) menambahkan, kepribadian dan pola prilaku individu menentukan reaksi terhadap suatu situasi atau kejadian. 2.2 Koping Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga yang Sakit Berdasarkan hasil penelitian diperoleh mayoritas (n=25, 59,5%) responden yang sedang merawat anggota keluarga yang sakit lebih dominan menggunakan koping internal, artinya proses yang dilalui oleh keluarga dalam menyelesaikan masalah merawat anggota keluarga yang sakit lebih mengarah kepada penyelesaian secara internal atau dalam keluarga. Hal tersebut sesuai dengan fungsi keluarga dalam Setiawati dan Dermawan (2008), fungsi internal keluarga merupakan dasar kekuatan keluarga dimana didalamnya keluarga saling mendukung, saling menghargai, dan saling mengasihi antar anggota keluarga. Penggunaan strategi koping keluarga tipe internal pada penelitian diasumsikan berkaitan dengan stres tingkat ringan dan sedang yang dialami mayoritas responden dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga lebih mengoptimalkan fungsinya sebagai perawatan kesehatan dengan bantuan yang minimal dari luar keluarga/ eksternal. Hal tersebut juga dapat dilihat pada hasil penelitian yang menunjukkan rendahnya persentase keluarga yang lebih

memaksimalkan koping eksternal (n=8, 19,0%) dan keluarga yang menggunakan koping internal dan eksternal secara seimbang (n=9, 21.4%) dalam mengatasi stress akibat merawat anggota keluarga yang sakit.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Stres keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit di wilayah kerja Puskesmas Medan Johor ditinjau dari faktor fisik dan psikis berada pada tingkat ringan dan sedang. Sedangkan Koping keluarga yang digunakan dalam merawat anggota keluarga yang sakit lebih dominan pada koping internal. 2. Saran 2.1 Bagi Praktek Keperawatan Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, perawat diiharapkan juga peka terhadap kondisi keluarga yang merawat anggota keluarga yang sakit karena penyakit yang diderita oleh salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi anggota keluarga lainnya. 2.2 Bagi Puskesmas Interaksi yang lebih hangat kepada pasien dan keluarganya akan dapat menumbuhkan kenyamanan yang dapat mengurangi stres pada keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. 2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih cermat mengontrol faktorfaktor lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi tingkat stres seperti faktor penerimaan diri dan karakter personal/ tipe kepribadian individu dan dapat membuat pernyataan-pernyataan yang dapat lebih mengungkap fakta yang terjadi di lapangan sehingga dapat diperoleh hasil yang murni.