BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. kinerja petugas Posyandu dan kepuasan ibu pengguna Posyandu di Desa Sei
|
|
- Shinta Kusuma
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 1. Kerangka Konsep Kerangka konsep pada penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kinerja petugas Posyandu dan kepuasan ibu pengguna Posyandu di Desa Sei Semayang. Kinerja merupakan tolak ukur untuk menilai keberhasilan suatu pelayanan kesehatan ( Gilbert dalam Heru, 2008). Melalui kinerja, individu dalam hal ini petugas Posyandu, diharapkan dapat menunjukkan profesionalisme secara nyata dengan kemampuan pribadi yang mereka miliki, motivasi dan dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, hubungan mereka dengan organisasi, kemampuan manajer, kesenjangan proses, masalah lingkungan dan situasi pribadi dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang berdampak pada organisasi tempat kerja yang pada akhirnya berdampak pada kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat (Mathis & Jackson 2001, Jones 2002). Kepuasan adalah suatu keadaan dimana keinginan, harapan dan kebutuhan pelanggan terpenuhi (Hadi Sugito, 2005). Suatu pelayanan dianggap efisien dan efektif jika pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan klien secara holistik. Untuk memenuhi kepuasan klien dituntut kinerja petugas yang optimal dan biaya yang murah. Kepuasan dapat dilihat dari pemahaman pengguna jasa terhadap pelayanan yang akan diberikan, sikap peduli yang ditunjukkan oleh petugas, biaya, penampilan fisik petugas, jaminan keamanan yang diberikan, keandalan
2 dan keterampilan petugas, dan kecepatan petugas memberikan tanggapan atas keluhan klien (Muninjaya, 2004). Berdasarkan konsep di atas, kerangka konseptual pada penelitian ini menjelaskan variabel-variabel yang akan diamati melalui penelitian yang akan dilakukan. Dari uraian di atas dapat dibuat skema penelitian sebagai berikut: Kinerja petugas Posyandu - Kemampuan pribadi - Motivasi - Dukungan yang diterima - Keberadaan pekerjaan - Hub.dengan organisasi - Kemampuan manajer - Kesenjangan proses - Masalah lingkungan Kepuasan ibu pengguna Posyandu - Pemahaman ttg pelayanan yang diberikan - Empati (sikap peduli) - Penampilan fisik - Jaminan keamanan - Keandalan dan keterampilan - Cepat tanggap - Situasi pribadi Skema 3.1 Kerangka penelitian kinerja petugas Posyandu dan kepuasan ibu pengguna Posyandu 2. Definisi Operasional Tabel 3.1. Definisi Operasional Kinerja Petugas Posyandu dan Kepuasan Ibu pengguna Posyandu di Desa Sei Semayang Kabupaten Deli Serdang Variabel Definisi operasional Alat dan cara Hasil ukur Skala Kinerja petugas Posyandu Hasil dari suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan tugas dan Dengan menggunakan kuesioner sebanyak 18 pertanyaan. Dengan 3 pilihan Dengan skor penilaian = kinerja Ordinal
3 fungsi petugas Posyandu yang meliputi kemampuan pribadi, motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan, hubungan dengan organisasi, kemampuan manajer, kesenjangan proses, masalah lingkungan dan situasi pribadi. jawaban yaitu: selalu = 3 kadang-kadang = 2 tidak = 1 buruk = kinerja baik Kepuasan pengguna Posyandu ibu Terpenuhinya harapan dan keinginan ibu pengguna Posyandu mengenai pemahaman tentang pelayanan yang akan diberikan, empati (sikap peduli) dari petugas, biaya, penampilan fisik petugas, jaminan keamanan, keandalan dan keterampilan petugas, dan kecepatan petugas menanggapi keluhan ibu pengguna Posyandu. Dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 21 pertanyaan. Dengan 3 pilihan jawaban Selalu = 3 Kadang-kadang = 2 Tidak = 1 Dengan penilaian skor = sangat tidak memuaskan 27-35= tidak memuaskan 36-44= memuaskan = sangat memuaskan Ordinal
4 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif yang bertujuan mengidentifikasi kinerja petugan Posyandu dan kepuasan ibu pengguna Posyandu di Desa Sei Semayang kabupaten Deli Serdang. 2. Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu-ibu pengguna Posyandu di Desa Sei Semayang Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan data dari Puskesmas Sei Semayang, di Desa Sei Semayang terdapat 10 Posyandu dengan rincian Pengunjung pada bulan Oktober 2009 sebagai berikut. Posyandu Dahlia 32 orang pengunjung, Posyandu Anyelir 31 orang pengunjung, Posyandu Sakura 25 orang pengunjung, Posyandu Kamboja 33 orang pengunjung, Posyandu Mekarsari 23 orang pengunjung, Posyandu Cempaka 37 orang pengunjung, Posyandu Matahari 13 orang pengunjung, Posyandu Mawar 13 orang Pengunjung, Posyandu Mayang Elok 20 orang pengunjung, Posyandu Nusa Indah 18 orang pengunjung. Dengan demikian didapatkan jumlah populasi sebesar 245 orang pada bulan Oktober 2009.
5 Sampel Besar sampel untuk kader posyandu dalam penelitian ini adalah 30 orang yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel sesuai dengan yang dikehendaki peneliti sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2003). Kriteria yang ditentukan dalam penelitian ini yaitu kader yang sudah tiga bulan terakhir menjadi petugas pada Posyandu tersebut dan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Pengambilan jumlah sampel untuk Ibu-ibu pengguna Posyandu dilakukan dengan cara mengambil 25% dari jumlah populasi sehingga didapat jumlah sampel sebanyak 61 orang. Tehnik pengambilan sampel dilakukan secara proportional sampling yaitu teknik pengambilan sampel dari setiap wilayah dengan seimbang atau sebanding banyaknya sampel dalam masing-masing wilayah (Arikunto, 2006). Kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu Wanita usia subur, ibu hamil, dan ibu menyusui, dapat membaca dan menulis bahasa Indonesia dengan baik, menjadi pengunjung Posyandu rutin minimal dua kali dalam tiga bulan terakhir, bersedia menjadi responden dalam penelitian. Jumlah sampel secara rinci terdapat dalam tabel di bawah ini. Tabel 2.1. Rincian jumlah sampel pada setiap Posyandu di desa Sei Semayang. No Nama Posyandu Jlh. Pengunjung (orang) jlh. Sampel (25% populasi) Pembulatan 1 Dahlia Anyelir 31 7,75 8
6 3 Sakura 25 6, Kamboja 33 8, Mekarsari 23 5, Cempaka 37 9, Matahari 13 3, Mawar 13 3, Mayang Elok Nusa Indah 18 4,5 5 Total , Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2010 di Desa Sei Semayang. Adapun alasan pemilihan lokasi karena terdapat fenomena yang nyata tentang penurunan cakupan penggunaan Posyandu yang terlihat dari penurunan jumlah posyandu dari 19 unit menjadi 10 unit Posyandu di Desa Sei Semayang. 4. Pertimbangan Etik Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Fakultas Keperawatan. Pada pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri, kemudian menjelaskan maksud, tujuan dan prosedur penelitian kepada responden. Apabila responden setuju maka responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent) yang telah
7 disediakan oleh peneliti. Bila responden tidak bersedia atau menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak responden. Untuk menjaga kerahasiaan maka nama responden tidak akan dicantumkan pada lembar kuisioner yang diisi oleh responden dan hanya diberi kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti dan hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian (Nursalam, 2003). 5. Instrumen Penelitian dan Pengukuran Validitas-Reliabilitas Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada konsep teori dalam tinjauan pustaka. Kuesioner ini terdiri dari tiga bagian. Kuesioner data demografi mencakup data mengenai usia, agama, suku, pendidikan terakhir. Kuesioner mengenai kinerja petugas Posyandu yang terdiri dari 18 pernyataan yang terdiri dari 2 pernyataan dari tiap sub variabel kinerja yaitu kemampuan pribadi (1,2), motivasi (3,4), dukungan yang diterima (5,6), keberadaan pekerjaan yang dilakukan (7,8), hubungan dengan organisasi (9,10), kemampuan manajer (11,12), kesenjangan proses (13,14), masalah lingkungan (15,16), dan situasi pribadi (17,18) dengan tiga pilihan jawaban selalu, kadangkadang, tidak pernah. Untuk pertanyaan positif diberi skor 3 untuk jawaban selalu, 2 untuk jawaban kadang-kadang, dan 1 untuk jawaban tidak pernah. Sebaliknya untuk pertanyaan negatif diberi skor 1 untuk jawaban selalu, 2 untuk jawaban kadang-kadang, dan 3 untuk jawaban tidak pernah.
8 Kuesioner mengenai kepuasan ibu pengguna Posyandu yang terdiri dari 18 pernyataan yang terdiri dari 3 pernyataan dari tiap sub variabel yaitu pemahaman tentang pelayanan yang akan diberikan (1,2,3), empati (sikap peduli) yang ditunjukkan oleh petugas (4,5,6), penampilan fisik petugas Posyandu (7,8,9), jaminan keamanan yang diberikan (10,11,12), keandalan dan keterampilan petugas (13,14,15), dan kecepatan petugas memberikan tanggapan terhadap keluhan pengguna Posyandu (16,17,18), yang dapat dijawab dengan tiga pilihan jawaban yaitu selalu, kadang-kadang, tidak pernah. Untuk pertanyaan positif diberi skor 3 untuk jawaban selalu, 2 untuk jawaban kadang-kadang, dan 1 untuk jawaban tidak pernah. Sebaliknya untuk pertanyaan negatif diberi skor 1 untuk jawaban selalu, 2 untuk jawaban kadang-kadang, dan 3 untuk jawaban tidak pernah. Uji Validitas dan Reliabilitas Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan sesuatu instrumen dan bertujuan untuk menggambarkan sejauh mana instrumen mampu mengukur apa yang akan diukur (Danim, 2003). Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang dibuat dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur. Maka dalam penelitian ini uji validitas akan dilakukan oleh orang yang ahli dalam penelitian ini yaitu Ibu Siti Zahara Nasution, SKp, MNs. Uji reliabilitas instrumen bertujuan untuk mengetahui seberapa besar derajat atau kemampuan alat ukur. Uji reliabilitas digunakan pada item-item yang
9 valid, tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka koefisien reliabilitas. Uji reliabilitas ini dilakukan sebelum pengumpulan data terhadap 10 orang responden yang memenuhi kriteria sampel (Dempsey, 2002). Teknik analisa yang digunakan adalah dengan menggunakan Cronbach Alpha dan didapatkan nilai 0, Rencana Pengumpulan Data Proses pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara: 1. Meminta surat permohonan izin dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. 2. Mengajukan surat permohonan izin tersebut kepada pemerintah Desa Sei Semayang. 3. Setelah mendapatkan izin dari pemerintah Desa Sei Semayang, maka peneliti mulai melakukan pengambilan data dengan mengunjungi setiap Posyandu yang ada di Desa Sei Semayang. 4. Peneliti menanyakan kepada calon responden bersedia atau tidak menjadi responden. Lalu peneliti mengumpulkan responden yang sesuai dengan kriteria dan menjelaskan tujuan penelitian dan cara pengisian instrumen. Peneliti membagikan kuesioner kepada responden. 5. Calon responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent), dan diminta untuk mengisi kuesioner dengan memberikan waktu sekitar menit.
10 6. Peneliti memberikan kesempatan bertanya jika dalam kuesioner terdapat pertanyaan yang tidak dimengerti oleh responden. 7. Peneliti mengumpulkan kembali kuesioner dan memeriksa jika ada lembar kuesioner yang tidak lengkap atau pertanyaan yang tidak diisi seluruhnya oleh responden. Jika ada yang tidak lengkap maka responden diminta untuk melengkapi. 8. Setelah data terkumpul dari semua responden, maka dilakukan analisa atau pengolahan data. 7. Analisa Data Setelah data terkumpul, peneliti melakukan analisa data melalui beberapa tahap antara lain : (1) Editing, yaitu memeriksa kelengkapan kuisioner yang telah diisi oleh responden dengan maksud untuk memeriksa apakah kuisioner telah diisi sesuai dengan petunjuk, (2) Coding, yaitu memberikan kode tertentu pada kuisioner yang telah dibuat untuk mempermudah pada saat mengadakan tabulasi dan analisa data, (3) Tabulating, yaitu untuk mempermudah analisa data, pengolahan, dan pengambilan kesimpulan, (4) Dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program komputer. Perhitungan data dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus statistik menurut Hidayat (2007), P= rentang / banyak kelas Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang (nilai tertinggi dikurangi nilai terendah).
11 Untuk kuesioner Kinerja Petugas Posyandu yang terdiri dari 18 pertanyaan terdapat 16 petanyaan posotif dan 3 pertanyaan negatif. Nilai tertinggi yang mungkin diperoleh pada kuesioner ini adalah 54 dan nilai terendah adalah 18, maka rentang kelas adalah 18 dengan 2 kategori banyak kelas. Dengan demikian data tentang kinerja petugas posyandu dikategorikan atas interval kelas sebagai berikut: = Kinerja buruk = kinerja baik Pada kuesioner tentang kepuasan ibu pengguna Posyandu yang terdiri dari 18 pertanyaan terdapat 14 pertanyaan positif dan 4 pertanyaan negatif. Dari kuesioner, tersebut nilai tertinggi yang mungkin diperoleh adalah 54 dan nilai terendah adalah 18 yang dibagi dalam 4 kategori banyak kelas. Dengan demikian data tentang kinerja petugas posyandu dikategorikan atas interval kelas sebagai berikut: = sangat tidak memuaskan = tidak memuaskan = memuaskan = sangat memuaskan Kinerja petugas Posyandu dan Kepuasan Ibu Pengguna Posyandu disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Persentase dan distribusi frekuensi, mean, digunakan untuk menggambarkan data demografi. Analisa data adalah analisa deskriptif dengan menggunakan tehnik komputerisasi.
12 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian serta pembahasan yang diperoleh dari hasil pengumpulan data terhadap 61 orang responden ibu-ibu pengguna posyandu dan 30 orang responden kader posyandu di Desa Sei Semayang Kabupaten Deli Serdang pada bulan Februari sampai dengan Maret Penyajian hasil penelitian ini meliputi deskriptif karakteristik responden, kinerja petugas posyandu, dan kepuasan ibu pengguna posyandu di Desa Sei Semayang, Kabupaten Deli Serdang. 1. Hasil Penelitian 1.1 Karakteristik Responden a.petugas Posyandu (kader) Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 orang responden petugas posyandu yang keseluruhannya perempuan didapatkan hasil tentang karasteristik usia, usia responden terbanyak adalah 45 tahun sampai 54 tahun sebanyak 12 orang (40%). Seluruh responden beragama Islam (100%). Suku terbanyak adalah responden dengan suku Jawa sebanyak 23 orang (76,7%). Pendidikan terakhir resposden terbanyak adalah SMP sebanyak 14 orang (46,7%) dan terbanyak kedua adalah SD sebanyak 10 orang (33,3%).
13 Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden Petugas Posyandu di Desa Sei Semayang (n=30) No Karakteristik responden Frekuensi Persentase (%) 1 Usia Responden tahun tahun tahun tahun Agama Islam Suku Batak Jawa Melayu Minang , , Pendidikan terakhir SD SMP SMU/sederajat ,3 46,7 20 b. Ibu-ibu Pengguna Posyandu Berdasarkan penelitian terhadap 61 orang responden ibu-ibu pengguna posyandu didapatkan hasil karakteristik responden mengenai usia, agama, suku,
14 pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penghasilah perbulan. Usia responden terbanyak adalah pada usia tahun sebanyak 40 orang (65,6%), mayoritas responden beragama islam sebanyak 45 orang (73,8%). Suku terbanyak yang terdapat pada responden ini adalah suku Jawa sebanyak 29 orang (47,5 %). Ratarata pendidikan terakhir responden adalah SMU/sederajat sebanyak 27 orang (44,3 %), dan SMP sebanyak 25 orang (41 %). Pekerjaan responden yang terbanyak adalah ibu rumah tangga sebanyak 40 orang (65,6 %). Dan penghasilan perbulan responden yang terbanyak adalah Rp Rp sebanyak 36 orang (59 %). Tabel 5.2 distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden ibu-ibu pengguna posyandu di desa Sei Semayang (n=61) No. Karakteristik Frekuensi Persentase (%) 1 Usia Responden tahun tahun tahun ,6 29,5 4,9 2 Agama Islam K. katolik K. protestan ,8 21,3 4,9 3 Suku Batak Jawa ,1 47,5
15 Melayu Minang Lain-lain ,2 4,9 3,3 4 Pendidikan terakhir SD SMP SMU/sederajat Diploma , ,3 4,9 5 Pekerjaan Wiraswasta Petani Ibu RT Lain-lain ,1 1,6 65,6 1,6 6 Penghasilan perbulan < Rp Rp Rp >Rp , ,6
16 1.2. Kinerja Petugas Posyandu Tabel ini menunjukkan bahwa 30 orang responden kader posyandu yang menjawab keseluruhan kuesioner, terdapat 5 orang responden dengan kinerja buruk (16,7%), dan renponden dengan kinerja baik terdapat 25 orang (83,3%). Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi dan Persentasi dari Kinerja petugas Posyandu Karakteristik (Skor) Frekuensi (f) Persentase (%) Kinerja buruk (18-35) 5 16,7 Kinerja baik (36-54) 25 83,3 Mayoritas responden menyatakan selalu memiliki kemampuan yang baik saat memberikan pelayanan sebanyak 25 orang (83,3%), dan responden yang terampil saat memberikan pelayanan sebanyak 26 orang (86,7%). Mayoritas responden bersemangat saat memberikan pelayanan sebanyak 18 orang (60%). Responden juga menyatakan bahwa mereka kadang-kadang mendapatkan motivasi dari petugas kesehatan lain untuk meningkatkan kinerja sebanyak 15 orang (50%), dan mereka juga selalu menambah pengetahuan dari petugas medis yang lain sebanyak 25 orang (83,3%). Responden selalu bersungguh-sungguh saat memberikan pelayanan sebanyak 26 orang (86,7%). Mayoritas responden tidak melakukan pekerjaan yang bukan bagiannya sebanyak 13 orang (43,3%), dan responden menjawab kadang-kadang untuk pernyataan ini sebanyak 13 orang (43,3%). Mayoritas responden menyatakan selalu mengerjakan pekerjaan sesuai dengan prosedur sebanyak 26 orang (86,7%). Responden selalu membina kerjasama yang baik dengan petugas dan pengunjung sebanyak 26 orang (86,7%). Mayoritas responden selalu mengetahui dengan baik tugas dan tanggung
17 jawabnya sebanyak 25 orang (83,3%). Responden menjawab selalu untuk pernyataan pelaksanaan posyandu berjalan secara sistematis sebanyak 26 orang (86,7%). Responden selalu bersikap tegas saat memberikan pelayanan, 26 orang (86,7%), dan selalu membantu ibu-ibu agar tidak terlalu lama menunggu saat menunggu giliran 22 orang (73,3%). Responden membantu ibu-ibu saat pelaksanaan posyandu 27 orang (97%). Sebahagian responden menjawab tidak pernah untuk pernyataan kurang nyaman dengan suasana tempat dilaksanakannya posyandu sebanyak 15 orang (50%) dan sebahagian lagi menjawab kadangkadang 14 orang (46,7%). Mayoritas responden menyatakan fasilitas yng digunakan di posyandu tidak mendukung sebanyak 17 orang (56,7%). Mayoritas responden bersikap ramah saat memberikan pelayanan 27 orang (90%). Responden selalu mampu menyelesaikan masalah yang ada dengan petugas kesehatan lain sebanyak 19 orang (63,3%). Tabel 5.4 Distribusi, Frekuensi, dan Persentase pernyataan tentang Kinerja Petugas Posyandu No Pernyataan selalu Kadangkadang Tidak pernah N % N % N % 1 Kemampuan pribadi ,3 4 13,3 7 23,4 2 Motivasi , , ,3 3 Dukungan yang diterima , ,6 4 Keberadaan pekerjaan , ,7 8 26,6 5 Hubungan dengan organisasi , ,3
18 6 Kemampuan manajer ,6 7 Kesenjangan proses ,3 1 3,3 8 Masalah lingkungan 5 16, , ,7 9 Situasi pribadi , ,3 5 16, Kepuasan Ibu Pengguna Posyandu Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 61 orang responden ibu-ibu pengguna posyandu 55 orang (90,2%) responden menyatakan sangat memuaskan terhadap pernyataan mengenai pelayanan posyandu dan sebanyak 5 orang (9,8%) menyatakan memuaskan terhadap pernyataan tersebut. Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase dari Kepuasan Ibu Pengguna Posyandu (n=61) Karakteristik (Skor) Frekuensi (f) Persentase (%) Sangat tidak memuaskan - - Tidak memuaskan - - Memuaskan 6 9,8 Sangat memuaskan 55 90,2 Sebanyak 45 orang (73,8%) responden menyatakan bahwa petugas kesehatan dan kader selalu memberikan penjelasan mengenai pelayanan yang akan diberikan, dan 36 orang (59%) responden menyatakan bahwa kader dan petugas kesehatan tidak pernah tidak memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan. Mayoritas responden juga menyatakan bahwa petugas kesehatan dan kader selalu menjelaskan tujuan tindakan yang diberikan sebanyak 44 orang
19 (72,1), dan menjawab tidak pernah pada pernyataan petugan kesehatan dan kader kurang berkomunikasi baik dengan anda dan keluarga sebanyak 49 orang (80,3%). Seluruh responden 61 orang (100%) menyatakan bahwa petugas kesehatan dan kader selalu memberikan perhatian selama di posyandu, dan seluruh responden juga menjawab selalu untuk pernyataan petugas kesehatan dan kader memberikan dukungan untuk meningkatkan status kesehatan, 61 orang (100%). Menjawab selalu untuk pernyataan penampilan petugas kesehatan dan kader bersih dan rapi sebanyak 60 orang (98,4%). Seluruh responden menyatakan petugas kesehatan berbicara dengan bersikap sopan santun sebanyak 61 orang (100%), dan seluruh responden juga menyatakan selalu untuk pernyataan petugas kesehatan dan kader barsikap ramah, 61 orang (100%). Sebanyak 39 orang (63,9%) responden menyatakan selalu diberikan jaminan kesehatan oleh petugas kesehatan dan kader. Mayoritas responden menyatakan peralatan dan fasilitas posyandu dalam kondisi baik, ini terbukti dari jawaban 41 orang (67,2%) responden. Mayoritas responden juga menyatakan bahwa petugas kesehatan dan kader selalu menjaga dan mempertahankan kebersihan dan kondisi tempat, sebanyak 47 orang (77%). 60 orang (98,1%) responden menyatakan petugas kesehatan dan kader memiliki keterampilan yang baik saat memberikan pelayanan, dan semua responden dibuat nyaman dan terhindar dari ketakutan oleh petugas kesehatan dan kader, 61 orang (100%). Mayoritas responden menjawab tidak pernah untuk pernyataan petugas kesehatan dan kader kurang teliti saat melakukan tindakan pelayanan sebanyak 31 orang (50,8%), dan menyatakan petugas kesehatan selalu menanggapi keluhan dengan cepat sebanyak 54 orang
20 (88,5%). Seluruh responden menyatakan petugas kesehatan dan kader selalu bersikap baik dalam menanggapi keluhan, 61 orang (100%), dan 59 orang (96,7%) responden menjawab selalu pada pernyataan petugas kesehatan dan kader memberikan pelayanan sesuai dengan keluhan. Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi, dan Persentase pernyataan mengenai kepuasan ibu pengguna popsyandu No Pernyataan Selalu Kadangkadang Tidak pernah N % N % N % 1 Pemahaman tentang pelayanan yang diberikan ,9 2 Empati (sikap peduli) , , ,9 3 Penampilan fisik ,8 5 8, Jaminan keamanan , ,71 5 Keandalan dan keterampilan , Cepat tanggap , ,6 7 11,4 2. Pembahasan Pada pembahasan ini peneliti akan membahas hasil penelitian karakteristik responden, kinerja petugas posyandu, dan kepuasan ibu pengguna posyandu di Desa Sei Semayan Kabupaten Deli Serdang. 2.1 Kinerja Petugas Posyandu Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas usia responden adalah usia tahun (40%). Penelitian yang pernah diakukan oleh Adjad dalam Puspasari (2002) menemukan bahwa sebagian besar kader yang aktif di
21 Posyandu berumur di atas 25 tahun. Hal ini diperkirakan berkaitan dengan adat ketimuran yang tidak membenarkan yang muda mengajari yang tua, sehingga kader yang berusia muda segan untuk melakukan penyulihan dan memberikan nasehat kepada kader yang berusia lebih tua. Namun bila dilihat dari segi kemampuan menerima informasi, kader yang berumur lebih muda akan lebih mudah menerima dan memahami informasi-informasi baru untuk pembaruan yang berkaitan dengan kemajuan Posyandu dibandingkan dengan kader yang berusia lebih tua. Hal ini sejalan dengan pendapat Hurlock (1999) yang menyebutkan bahwa usia dini merupakan usia yang produktif dan belum terjadi penurunan daya ingat, sehingga akan lebih mudah menerima dan memahami informasi baru yang diberikan. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas kader berpendidikan SMP (46,7%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan kader sudah cukup untuk menerima tugas-tugas sebagai kader. Penelitian Hartoyo dkk (2000 yang dikutip oleh Puspasari, 2002) menyebutkan bahwa sebaiknya kader berpendidikan SMP karena memiliki kemampuan dan daya pikir yang cukup untuk menjalankan tugas sebagai kader. Pendidikan kader berhubungan dengan pendidikan kader dalam pelaksanaan tugas-tugas di Posyandu oleh karena itu kinerja posyandu sangat tergantung pada kualitas kader. Hal ini sejalan dengan pendapat Kopelmen (1986, yang dikutip oleh Sihite 2005) bahwa pendidikan mempunyai efek 10-15% terhadap kinerja seseorang. Kader merupakan motor penggerak posyandu yang sampai saat ini masih diakui eksistensinya dalam menggerakkan keluarga untuk hidup sehat yng
22 diwujudkan dengan pengelolaan posyandu sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan posyandu sangat ditentukan oleh kinerja kader. Menurut Maier dalam Puspasari (2002) kinerja adalah keberhasilan seseorang dalam melaksanakan tugas pekerjaan. Dari studi kepustakaan tersebut dapat dikatakan bahwa kinerja kader dapat diukur berdasarkan uraian tugasnya baik pada saat hari pelaksanaan Posyandu maupun diluar hari pelaksanaan Posyandu. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kinerja petugas posyandu dalam kategori kinerja baik (83,3%). Kinerja individu dikatakan baik jika tujuan dari suatu pekerjaan itu dapat dilakukan dengan baik dan menghasilkan sesuatu yang baik yang dapat dirasakan oleh orang lain. Baik atau buruknya suatu kinerja dipengaruhi oleh banyak hal antara lain kemampuan pribadi yang mereka miliki, motivasi dan dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, hubungan mereka dengan organisasi, kemampuan manajer, kesenjangan proses, masalah lingkungan dan situasi pribadi dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang berdampak pada organisasi tempat kerja yang pada akhirnya berdampak pada kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat (Mathis & Jackson 2001, Jones 2002). Hasil penelitian menyebutkan bahwa kader memiliki kemampuan yang baik dan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Hal ini sangat diperlukan oleh kader untuk meningkatkan motivasi kerja agar tercapainya peningkatan kinerja menjadi lebih baik, mengingat bahwa kader melaksanakan tugasnya dengan sukarela. Dukungan tokoh masyarakat dapat meningkatkan kepercayaan diri kader dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dukungan tidak hanya bersifat materil tetapi
23 juga dalam bentuk moril sehingga jika kader menemukan hambatan dalam pekerjaannya dapat melibatkan tokoh masyarakat dalam mengatasi hambatan tersebut (Puspasari, 2002). Sarana dan prasarana juga sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja posyandu. Untuk kelancaran kegiatan posyandu perlu disediakan tempat yang memadai, selain itu juga diperlukan alat-alat penunjang lain seperti timbangan, KMS, lembar balik untuk melakukan penyuluhan dan buku register untuk mencatat hasil kegiatan posyandu. Semua sarana dan prasarana disediakan oleh dinas kesehatan, namun karena keterbatasan dana banyak posyandu yang belum memiliki sarana yang baik. Dan ini akan mempengaruhi kelancaran pelaksanaan posyandu. Hasil penelitian menyebutkan kader nyaman dengan tempat pelaksanaan posyandu dan fasilitas yang digunakan juga cukup memadai. Hal ini sejalan dengan pendapat Yazid (1991) dalam Puspasari (2002), sarana yang tersedia di Posyandu merupakan hal yang sangat penting dan mempengaruhi kelancaran pelayanan serta mempengaruhi mutu dan jenis kegiatan di posyandu. 2.2 Kepuasan Ibu Pengguna Posyandu Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan ibu pengguna posyandu berada pada tingkat sangat memuaskan (90,2%). Pelyanan dan perilaku kader merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat kepuasan ibu pengguna posyandu. Kepuasan yang dirasakan ibu pengguna posyandu merupakan suatu bentuk evaluasi terhadap kinerja suatu posyandu. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi (2002), yaitu ada hubungan antara
24 mutu pelayanan dengan tingkat kepuasan klien. Hasil pelayanan yang baik maka tingkat kepuasan klien tinggi. Menurut Budiastuti (2002 yang dikutip oleh Parinduri 2009), ada tiga macam kondisi kepuasan yang dirasakan oleh klien berkaitan dengan perbandingan antara harapan dan kenyataan. Yang pertama, jika harapan suatu kebutuhan sama dengan layanan yang diberikan maka klien akan merasa puas. Kedua, jika layanan yang diberikan kurang atau tidak sesuai dengan kebutuhan atau harapan maka klien menjadi tidak puas. Ketiga, kepuasan klien merupakan perbandingan antara harapan yang dimiliki oleh klien dengan kenyataan yang diterima oleh klien pada saat mengonsumsi produk atau jasa. Tingkat kepuasan ibu pengguna posyandu dipengaruhi oleh kinerja kader yang dapat dilihat dari berbagai aspek seperti pemahaman tentang pelayanan yang akan diberikan, empati (sikap peduli) kader terhadap ibu pengguna posyandu, penampilan fisik kader, jaminan keamanan yang diberikan, keandalan dan keterampilan, dan kecepatan tanggap kader dalam menanggapi keluhan ibu pengguna posyandu (Muninjaya, 2004). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Suryawati (2006 yang dikutip oleh Parinduri 2009) yang menyebutkan bahwa kepuasan pasien dipenharuhi oleh perilaku, tanggapan, dan perhatian perawat pada keluhan pasien. Berdasarkan hasil penelitian yang menyebutkan kepuasan pasien pada tingkat sangat memuaskan, ini berarti secara keseluruhan aspek yang ada pada kader sudah dipenuhi dan dijalankan dengan baik. Dari beberapa pernyataan mengenai penampilan kader, fasilitas yang ada, dan kondisi lingkungan tempat
25 diadakannya posyandu, sebagian besar ibu menyatakan sangat setuju bahwa kondisi di atas dalam keadaan baik. Hal ini didukung oleh pendapat Soeroso (2003) yang menyatakan bahwa penampilan tenaga kesehatan termasuk menjamin mutu pelayanan. Walaupun penampilan tidak sepenuhnya mencerminkan kemampuan, tetapi penampilan dapat mempengaruhi dalam membina saling percaya dengan klien. Mardaleta (2005) mengatakan bahwa klien akan merasa senang, nyaman dan puas jika penampilan jasa pelayanan enak dipandang. Berdasarkan hasil penelitian mayoritas responden menyatakan sangat setuju bahwa kader bersikap baik saat memberikan pelayanan, memberikan perhatian kepada ibu, ramah, dan menghindarkan ibu-ibu dari ketakutan, serta memberikan jaminan kesehatan seperti menganjurkan ibu-ibu untuk membawa anak mereka ketika sakit ke Puskesmas. Hal ini menunjukkan bahwa ibu-ibu pengguna posyandu merasa puas dengan kinerja kader posyandu yang melayani ibu-ibu dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan. Sejalan dengan pendapat Muninjaya (2004) bahwa informasi yang tepat dan jelas merupakan faktor yang dominan untuk menentukan seseorang itu puas atau tidak puas terhadap suatu pelayanan. Betapa pentingnya peran petugas kesehatan sebagai konsultan yang menjadi sumber informasi (tempat bertanya) bagi klien dan keluarga tentang sesuatu yang berhubungan dengan masalah kesehatan. Menurut penelitian Werdati (2001 dalam Kristina 2006) tentang kepuasan klien terhadap pelayanan rumah sakit, empati perawat dalam arti sikap membantu, komunikatif,dan perhatian perawat sengat diperlukan bagi klien. Klien mengharapkan perawat atau petugas kesehatan memiliki pengetahuan yang memadai tentang kondisinya
26 sehingga perawat mampu mengatasi keluhan yang dialami klien (Mayers & Gray, 2001, dalam Nurachmah, 2001). Seorang petugas kesehatan yang bersikap epati pada klien akan mampu memberikan alternatif pemecahan masalah bagi klien, karena sekalipun ia turut merasakan permasalahan kliennya tetapi ia tidak larut dalam masalah tersebut sehingga petugas kesehatan dapat memikirkan masalah yang dihadapi klien secara objrktif (Suryani, 2005). Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga setuju dengan pernyataan bahwa petugas posyandu dengan cepat memberikan pelayanan kepada ibu pengguna posyandu sesuai dengan kebutuhan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Stuart, G.W, (1998 dalam Banjarnahor, 2008), perawat yang efektif adalah yang membantu mengatasi permasalahan klien dengan segera. Hasil penelitian Joeharno, dkk (2008 dalam Banjarnahor, 2008) melaporkan bahwa terdapat hubungan ketanggapan petugas terhadap perwujudan dan mutu pelayanan yang cukup memberi indikasi bahwa berbagai upaya peninkatan kemampuan kerja dan respon semangat kerja kepada petugas perlu mendapat perhatian dengan melakukan pelatihan dalam pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Pada aspek jaminan, hasil penelitian menunjukkan 63,9% menjawab selalu untuk pernyataan bahwa petugas kesehatan memberikan jaminan kesehatan kepada ibu pengguna posyandu dan petugas juga menjelaskan dengan ramah dan sopan sehingga tindakan yang dilakukan menimbulkan rasa aman dan nyaman pada ibu-ibu pengguna posyandu. Pramitasari (2007) mengatakan bahwa pelayanan yang diberikan akan menimbulkan rasa aman dan nyaman apabila
27 peralatan yang ada dan pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan standar. Pevelayer, dkk (2000 dalam Wicaksono, 2008) dalam penelitiannya tentang pengaruh persepisi kualitas layanan terhadap kepuasan klien menunjukkan bahwa persepsi kualitas fungsional yang terdiri atas sikap ramah, kepedulian, kejujuran dan rasa nyaman yang diberikan kepada klien memiliki pengaruh terhadap kepuasan klien terhadap suatu pelayanan.
28 BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Penelitian yang dilakukan mengenai Kinerja Petugas Posyandu dan Kepuasan Ibu Pengguna Posyandu di Desa Sei Semayang Kabupaten Deli Seradang menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut: 1. Kesimpulan Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 30 orang responden petugas posyandu (kader), mayoritas responden berusia 45 tahun sampai 54 tahun sebanyak 12 orang (40%), seluruh responden beragama Islam (100%), suku terbanyak adalah responden dengan suku Jawa sebanyak 23 orang (76,7%), dan pendidikan terakhir resposden terbanyak adalah SMP sebanyak 14 orang (46,7%). Dan dari 61 orang responden ibu pengguna posyandu, mayoritas responden berusia tahun sebanyak 40 orang (65,6%), mayoritas responden beragama islam sebanyak 45 orang (73,8%). Suku terbanyak yang terdapat pada responden ini adalah suku Jawa sebanyak 29 orang (47,5 %). Pendidikan terakhir responden adalah SMU/sederajat sebanyak 27 orang (44,3 %), pekerjaan responden yang terbanyak adalah ibu rumah tangga sebanyak 40 orang (65,6 %). Dan penghasilan perbulan responden yang terbanyak adalah Rp Rp sebanyak 36 orang (59 %). Dari hasil analisa data dapat disimpulkan bahwa kinerja petugas posyandu baik (83,3%), dan kepuasaan ibu pengguna posyandu sangat memuaskan (90,2%).
29 2. Rekomendasi 2.1 Rekomendasi untuk Praktik Keperawatan Dari hasil penelitian didapatkan kinerja petugas posyandu baik dan kepuasan ibu pengguna posyandu sangat memuaskan, oleh karena itu peneliti menyarankan agar perawat komunitas selalu menjaga apa yang telah dirasakan baik oleh masyarakat dan tetap meningkatkan kinerja petugas posyandu agar kepuasan masyarakat juga makin bertambah. 2.2 Rekomendasi untuk Pendidikan Keperawatan Dari hasil penelitian didapatkan bahwa petugas posyandu (kader) selalu belajar dan menambah pengetahuan dari petugas kesehatan setiap kali dilaksanakannya posyandu, oleh karena itu peneliti menyarankan kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan terbaru untuk nantinya sebagai bekal pada penerapannya di komunitas khususnya posyandu. 2.3 Rekomendasi untuk Puskesmas Sei Semayang Dari hasil penelitian didapat usia responden kader posyandu mayoritas di atas 40 tahun. Disarankan kepada puskesmas Sei Semayang untuk melakukan perekrutan kader posyandu agar muncul kader-kader baru yang energic dan produktif. 2.4 Rekomendasi untuk Penelitian Selanjutnya Disarankan bagi penelitian selanjutnya untuk mengidentifikasi hubungan kinerja petugas posyandu dengan kepuasan ibu pengguna posyandu.
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL. kesehatan di Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai.
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 2.1 Kerangka Konsep Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien pengguna Jampersal
Lebih terperinciHUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN
LAPORAN PENELITIAN HUBUNGAN PROGRAM PELAYANAN POSYANDU LANSIA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN LANSIA DI DAERAH BINAAN PUSKESMAS DARUSSALAM MEDAN Wirdasari Hasibuan*, Ismayadi** ABSTRAK Program pelayanan posyandu
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PENELITIAN. Dalam penelitian ini mencoba menjelaskan persepsi lansia tentang pelayanan
BAB III KERANGKA PENELITIAN 1.1 Kerangka Penelitian Dalam penelitian ini mencoba menjelaskan persepsi lansia tentang pelayanan posyandu lansia. Berdasarkan hasil studi kepustakaan dapat disusun kerangka
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan studi analitik untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas yaitu tingkat pengetahuan dan variabel terikat yaitu praktik
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEP
BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antara variabel yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2003). Penelitian
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konsep Peran keluarga car 1 Penyedia fasilitas belajar 2 Pendidik 3 Pembimbing Gaya Belajar 4 Model atau teladan hidup Kurang Cukup Baik Visual Auditorial Kinestetik
Lebih terperinciKeterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 %
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional (correlational research) yang bertujuan untuk menentukan besar variasi variasi pada satu atau beberapa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang berorientasi pada masa sekarang atau saat ini dan didesain
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang
BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL A. Kerangka Konsep Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR. Untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian
26 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi karena menjelaskan hubungan korelatif antar variabel (Nursalam, 2008). Tujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini pengukuran perilaku menggunakan kuesioner. Dengan 15 pernyataan yang berisikan tentang perawatan kejang demam pada balita usia 0-5 tahun.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
21 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang berorientasi pada masa sekarang atau saat ini dan didesain
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode pengambilan data dalam penelitian ini dengan cara survei, wawancara menggunakan kuesioner
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode pendekatan survey yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan penelitian studi diskriptif frekuentif untuk mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa yang terjadi.
Lebih terperinciLampiran 1. LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (Informed Consent)
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (Informed Consent) Lampiran 1 Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien dalam mutu pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Jalan RS Adenin Adenan Medan. Peneliti: Azura Ikhlashiah 111121080
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan faktor-faktor yang
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 1. KERANGKA PENELITIAN Kerangka penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan minum obat yang meliputi faktor ketidakpatuhan sehubungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif. analitik Comparative Study dengan pendekatan cross sectional.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang dipilih adalah metode penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif analitik Comparative Study dengan pendekatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEP. adalah tentang kanker payudara. Sebagai berikut :
BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian dijelaskan dalam bentuk bagan, di mana sebagai variabel independen adalah pengetahuan Ibu, dan sebagai variabel dependen adalah tentang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis
28 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, Jenis penelitian ini adalah Analitik explanatori/korelasi yaitu bertujuan untuk menemukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif yang bertujuan untuk mendiskripsikan atau menjelaskan fenomena. Fenomena
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini mengggunakan deskriptif korelasi dimana akan menggali fenomena hubungan antara Sikap dan Praktek Pengendalian kadar gula darah dengan
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL. independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi, jenis
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL A. Kerangka Konsep Kerangka Konsep dalam penelitian ini ada 2 variabel, yaitu variabel independen (pengertian imuninisasi, tujuan imunisasi, manfaat imunisasi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bersifat penjelasan (Explanatory), yaitu menjelaskan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep merupakan landasan berfikir dalam melakukan penelitian yang dikembangkan berdasarkan teori. 40 Variabel yang akan diteliti adalah faktor-faktor
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual.
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual. Langkah pertama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode explanatory research (penelitian penjelasan) yaitu penelitian yang bertujuan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode pendekatan kuantitatif yang diarahkan untuk mendeskripsikan peran perawat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial dengan kepatuhan penderita kanker dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang
BAB I METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini
BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.
BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Peneliti akan melakukan pengukuran variabel independent dan dependent, kemudian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
55 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Jenis penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu kuantitatif dengan metode korelasional. Kerangka penelitian ini menggambarkan korelasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif untuk mengetahui gambaran dukungan keluarga pada ibu hamil dengan Hiperemesis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu metode menelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan dengan rancangan deskriptif analitik, yaitu untuk memberi gambaran fenomenayang terjadi dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
32 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatancross sectional. Tujuan dari desain ini adalah untuk mengetahui dinamika korelasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sectional (sekali waktu) antara faktor risiko/ paparan dengan penyakit.
41 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yang bertujuan mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan rancangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data penelitian yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah rancangan penelitian korelasi (hubungan/ asosiasi) yang mengkaji hubungan antara dua variabel dengan menggunakan pendekatan cross-sectional.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. desain cross sectional, yaitu data variabel bebas ( pengetahuan mobilisasi )
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan desain cross sectional, yaitu data variabel bebas ( pengetahuan mobilisasi
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA PENELITIAN. yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konseptual Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. secara obyektif (Notoatmodjo, 2005, p.138). tertentu (Notoatmodjo, 2005, p.140)
BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk menggambarkan hubungan antara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku pencegahan stroke. Sebagai alat pengumpul data utama
Lebih terperincideskriptif korelation yaitu
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan korelasi antara variabel independent
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Efikasi diri penderita TB Gambar 3.1 Kerangka Konsep B. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain deskriptif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
29 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik, yang mana akan diteliti hubungan variabel dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah study komparatif, desain ini difokuskan untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok subyek tanpa adanya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, yaitu penelitian yang menekankan pada pengukuran data variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).
33 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Gorontalo, Kota Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN. adalah suatu penelitian yang bertujuan menyajikan secara teliti (accurately
III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif studi korelasi (Correlation Study) dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
37 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah korelasi, karena bertujuan untuk mencari hubungan antara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode penelitian kuantitatif dan desain penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian explanatory research yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan
BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam, 2008).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analisis deskriptif eksploratif, yang didalamnya menggunakan analisis distribusi
Lebih terperinciBAB III KERANGKA KONSEP. tujuan penelitian, maka hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti dapat
BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan dugaan adanya hubungan antara perawatan payudara dengan kecepatan sekresi ASI postpartum primipara.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metoda Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Penelitian korelasi mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang bertujuan untuk melihat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
49 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian berbentuk discriptive correlation yaitu penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode diskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (karakteristik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi study yang bertujuan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan Cross Sectional (Notoatmodjo, 2010). Teluk) di wilayah Puskesmas Karangawen II Kabupaten Demak.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian Descriptive Korelasional yang bertujuan untuk menjelaskan adanya hubungan antar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik yang menjelaskan hubungan variabel bebas dengan variabel terikat yang menggunakan pendekatan cross
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Menurut Nursalam (2011), penelitian deskriptif adalah penelitian yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA PENELITIAN. kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada. Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru.
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 1. Kerangka Konseptual Penelitian ini menggambarkan tentang dukungan yang diberikan petugas kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada Sekolah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mendeskripsikan tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2005, p.
45 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang sedang dilakukan secara obyektif dengan desain penelitian cross sectional
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non-eksperimental yang menggunakan desain penelitian deskriptif komparasi. Data dikumpulkan dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen yaitu suatu penelitian dengan melakukan percobaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah diskriptif korelasional dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah diskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, yaitu penelitian yang menekankan pada pengukuran data variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif yang bersifat studi korelasi,
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif yang bersifat studi korelasi, yaitu penelitian deskriptif untuk mencari hubungan antara dua variabel pada
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual BAB 3 KERANGKA PENELITIAN Kerangka penelitian menggambarkan stres dan koping keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang merawat anggota keluarga yang sakit
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu pengumpulan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptik korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu pengumpulan data penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis hubungan antara variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. korelasi antara kedua variabel tersebut, dengan pendekatan cross sectional
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain diskriptif analitik yaitu mendiskripsikan variabel bebas dan terikat, kemudian melakukan analisis korelasi
Lebih terperinciBAB 3 KERANGKA PENELITIAN. Kerangka konseptual pada penelitian ini menggambarkan bahwa variabel
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Kerangka konseptual dalam penelitian ini menjelaskan tentang variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian, yaitu hubungan dukungan spiritualitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik, adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. desain yang digunakan dalam penilitian ini adalah pendekatan cross sectional
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sedangkan desain yang digunakan dalam penilitian ini adalah pendekatan cross sectional yang merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan desain studi diskriptif korelatif untuk menelaah hubungan antara dua variable pada suatu situasi atau sekelompok subjek
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif pendekatan survey. B. Populasi dan sampel 1. Populasi Populasi adalah wilayah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi korelatif antara
Lebih terperinci