BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. Kerangka penelitian ini menggambarkan hubungan peran teman sebaya dengan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. Kerangka penelitian ini menggambarkan hubungan peran teman sebaya dengan"

Transkripsi

1 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 1. Kerangka Konsep Kerangka penelitian ini menggambarkan hubungan peran teman sebaya dengan perubahan fisik pada masa remaja, dimana variabel independent adalah peran teman sebaya dan variabel dependent adalah kecemasan remaja putri pada masa pubertas. Secara sistematis kerangka konsep penelitian ini adalah : Peran Teman Sebaya a. Sebagai sumber informasi mengenai dunia di luar keluarga. b. Sebagai sumber kognitif, untuk pemecahan masalah dan perolehan pengetahuan. c. Sebagai sumber emosional, untuk mengungkapkan ekspresi dan identitas diri. Kecemasan remaja putri pada masa pubertas dalam menghadapi perubahan fisik Ringan Sedang Berat Skema 1. Kerangka Konsep Keterangan : : Variabel yang diteliti : Hubungan dari variabel 2. Defenisi Konseptual Kawan-kawan sebaya adalah anak-anak atau remaja yang memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama. Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teman sebaya adalah hubungan individu pada anak-anak atau remaja dengan tingkat usia yang sama serta melibatkan keakraban yang relatif besar dalam kelompoknya (Santrock, 2007). 38

2 Masa pubertas adalah terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem reproduksi, merupakan suatu bagian penting dalam kehidupan remaja sehingga diperlukan perhatian khusus (Widyastuti, 2010). 3. Defenisi Operasional No. Variabel 1. Variabel Dependent : Peran teman sebaya 2. Variabel Independent : Kecemasan remaja putri pada masa pubertas dalam menghadapi perubahan fisik Definisi Operasional Peran teman sebaya merupakan dukungan moril dan perbuatan dari dua orang atau lebih, sehingga tercipta hubungan yang lebih dekat antara yang satu dengan yang lain. Kecemasan merupakan perasaan waswas yang muncul dalam pikiran remaja berupa perubahan hormon dan matangnya organ reproduksi yang ditandai dengan adanya perubahan fisik. Alat Ukur Bentuk kuesioner dalam penelitian ini ada 15 pertanyaan dengan mengguna kan skala guttman Bentuk kuesioner dalam penelitian ini ada 15 pertanyaan dengan mengguna kan skala guttman Hasil Ukur Hasil instrumen penelitian menunjukkan jika : - peran teman sebaya tidak baik (skor 0-7) - peran teman sebaya baik (skor 8-15) Hasil instrumen penelitian menunjukkan jika : - kecemasan remaja putri ringan (skor 0-5) - kecemasan remaja putri sedang (skor 6-11) - kecemasan remaja putri berat (skor 12-17) Skala Kuantitatif Skala ordinal dengan kriteria : - Ya - Tidak Skala Ordinal dengan kriteria : - Ya - Tidak 4. Hipotesa Penelitian 39

3 Hipotesa dalam penelitian ini menurut Siregar (2013) merupakan jenis hipotesis asosiatif untuk menyatakan hubungan yang bersifat sebab akibat antara dua variabel atau lebih (kausal). Adapun cara merumuskan dan menguji hipotesis tersebut adalah hipotesis kerja/alternatif (Ha) dapat diterima, dimana nilai signifikan ρ< 0,05. Hipotesa dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara peran teman sebaya dengan kecemasan remaja putri pada masa pubertas dalam menghadapi perubahan fisik. 40

4 BAB 4 METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif korelasional, yang bertujuan untuk menguji hubungan peran teman sebaya dengan kecemasan remaja putri pada masa pubertas dalam menghadapi perubahan fisik. 2. Populasi dan Sampel Penelitian 2.1. Populasi Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Siregar, 2013). Populasi pada penelitian ini adalah semua remaja putri yang duduk di bangku kelas II di SMP Swasta Betania Medan, terdiri dari dua kelas yaitu kelas IIa yang berjumlah 23 orang dan kelas II b berjumlah 22 orang. Maka jumlah total populasi untuk penelitian ini sebanyak 45 orang siswi remaja putri di SMP Swasta Betania Medan Sampel Sampel adalah suatu prosedur pengambilan data, dimana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi (Siregar, 2013). Menurut Arikunto, 2006 menjelaskan bahwa jika populasi kurang dari 100 orang sebaiknya sampel diambil 41

5 semua. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 45 orang remaja putri di SMP Swasta Betania Medan. Pengambilan sampel penelitian ini dilakukan dengan cara teknik non random sampling secara total sampling yaitu semua remaja putri berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria inklusi yang menjadi sampel peneliti adalah (1) Remaja putri dengan usia tahun, (2) Remaja putri yang sudah mengalami menstruasi, (3) Bersedia menjadi responden. 3. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Swasta Betania Medan, Jln. Tangguk Bongkar III No. 57 Perumnas Mandala Medan. Tempat penelitian ini dilakukan di SMP Swasta Betania Medan karena ciri-ciri subjek remaja putri tersebut memenuhi syarat, lokasi yang akan diteliti dekat dengan tempat tinggal peneliti, dan belum pernah dilakukan penelitian dengan topik seperti yang peneliti lakukan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November Pertimbangan Etik Etika penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari Fakultas Keperawatan dan Kepala sekolah SMP Swasta Betania. Untuk melindungi hak-hak subjektif dan menjamin kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden namun pada lembar pengumpulan data yang diisi namun hanya mencantumkan kode pada data oleh peneliti. Apabila calon responden bersedia, maka responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent tetapi jika calon responden tidak bersedia maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan 42

6 diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Informasi yang akan disampaikan penulis nantinya akan dikembalikan lagi kepada pihak sekolah. Penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi responden, baik resiko fisik maupun psikologis. Data-data yang telah diperoleh dari responden hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Adapun hasil dari penelitian ini telah mendapat persetujuan oleh komisi etik penelitian kesehatan Fakultas Keperawatan. 5. Instrumen Penelitian Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan pengumpulan data secara langsung melalui daftar pernyataan berupa kuesioner yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pernyataan merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis (Nazir, 2011). Instrumen penelitian ini terdiri dari data demografi, peran teman sebaya dan kecemasan remaja putri pada masa pubertas dalam menghadapi perubahan fisik. Data demografi ini meliputi usia, agama, suku bangsa, pekerjaan orangtua, penghasilan orangtua. Instrumen penelitian untuk peran teman sebaya berupa kuesioner yang terdiri dari 15 pernyataan positif, menggunakan dua kategori dalam bentuk pilihan pernyataan ya (skor 1), tidak (skor 0). Semakin tinggi skor menunjukkan semakin tinggi pula peran teman sebaya. Semakin rendah skor akan menunjukkan semakin rendah pula peran teman sebaya. Instrumen penelitian untuk kecemasan remaja putri pada masa pubertas dalam menghadapi perubahan fisik berupa kuesioner terdiri dari 15 pernyataan positif, 43

7 dengan menggunakan dua kategori dalam bentuk pilihan ya (skor 1), tidak (skor 0). Semakin tinggi skor menunjukkan semakin tinggi pula tingkat kecemasan remaja putri pada masa pubertas dalam menghadapi perubahan fisik dan sebaliknya. Semakin rendah skor akan menunjukkan semakin rendah pula kecemasan remaja putri pada masa pubertas dalam menghadapi perubahan fisik. 6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pengujian validitas penelitian ini merupakan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang akan diukur, yaitu dilakukan uji validitas isi yang merupakan suatu pendapat, baik pendapat sendiri ataupun pendapat orang lain (konsep) yang harus diukur (Nazir, 2011). Validitas dilakukan oleh dosen yang berkompeten dibidang peran teman sebaya remaja yaitu dosen Keperawatan anak Ibu Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep dan Ibu Wardiyah Daulay, S.Kep, Ns, M.Kep dibidang kecemasan remaja. Uji reliabilitas menurut Nasir (2011) merupakan bila suatu alat ukur mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya, jika alat ukur itu mantap, dalam pengertian bahwa alat ukur tersebut stabil, dapat diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan (predictability). Kemudian peneliti melakukan uji reliabilitas lagi kepada 20 orang remaja putri ditempat luar sekolah lain yaitu SMP Swasta Methodist Medan yang sesuai dengan kriteria penelitian, dengan menggunakan sistem komputerisasi teknik cronbach alpha (α) yang diperoleh hasilnya 0,864. Hasil penelitian ini dilakukan kepada 45 responden remaja putri yang sesuai dengan kriteria penelitian, kemudian dianalisa dengan menggunakan sistem komputerisasi yaitu koefisien 44

8 reliabilitas sehingga diperoleh hasil reliabilitasnya 0,746. Kuesioner penelitian ini telah reliabilitas, dikatakan reliabilitas jika α > 0,6 (Siregar, 2013). 7. Prosedur Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada Fakultas Keperawatan. Setelah mendapat izin dari Fakultas Keperawatan kemudian peneliti memberikan surat permohonan izin lagi kepada Kepala sekolah di SMP Swasta Betania Medan, untuk melaksanakan penelitian. Setelah peneliti mendapatkan izin untuk meneliti, pihak sekolah membawa peneliti diruang kelas remaja putri yang sesuai dengan kriteria penaliti yaitu sebanyak 45 remaja putri. Kemudian peneliti mengumpulkan siswi remaja putri tersebut dalam ruang aula sekolah yang posisi mejanya sudah diberi jarak oleh peneliti, sehingga responden tidak memiliki kesempatan untuk berdiskusi dengan teman remaja yang lain pada saat pengisian data penelitian. Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden terlebih dahulu peneliti meminta kesediaan responden untuk mengikuti penelitian, dan menandatangani informed concent. Setelah responden menandatangani surat persetujuan, peneliti membagikan kuesioner kepada calon responden untuk diisi selama 15 menit sambil menjelaskan tentang tujuan, manfaat, dan cara pengisian kuesioner yang didampingi oleh peneliti. Tidak ada hal yang terlewatkan oleh peneliti serta responden diberi kesempatan untuk bertanya apabila ada pertanyaan yang kurang jelas. Setelah data kuesioner penelitian selesai diisi responden, 45

9 peneliti mengumpulkan data tersebut pada masing-masing siswi remaja putri. Maka selanjutnya data tersebut dikumpulkan untuk dianalisa. 8. Analisa Data Analisa data dilakukan setelah semua data dalam kuesioner dikumpulkan. Untuk menentukan derajat hubungan yang terjadi dinamakan korelasi, yaitu : jika nilai-nilai suatu variabel menarik sedangkan nilai-nilai variabel yang lain menurun, maka kedua variabel tersebut mempunyai korelasi negatif. Sebaliknya, jika nilai-nilai suatu variabel menarik dan diikuti pula dengan menariknya nilai variabel lain, atau menurunnya nilai suatu variabel, kedua variabel tersebut mempunyai korelasi positif (Nasir, 2011). Setelah semua data terkumpul peneliti melakukan pengecekan terhadap kelengkapan identitas data responden serta memastikan semua jawaban telah diisi sesuai dengan petunjuk. Dilanjutkan dengan mengklarifikasi data dengan mentabulasi data yang telah dikumpulkan, kemudian dilakukan pengolahan data dengan mengunakan teknik komputerisasi (Siregar, 2013). Pengolahan data dilakukan dengan cara editing merupakan proses pengecekan atau pemeriksaan data yang telah berhasil dikumpulkan dari lapangan, karena ada kemungkinan data yang telah masuk tidak memenuhi syarat atau tidak dibutuhkan. Kemudian data diberi coding merupakan kegiatan pemberian kode tertentu pada tiap-tiap data yang termasuk kategori yang sama. Kemudian penyajian data disajikan dalam bentuk tabel terbuka untuk responden data demografi, dan untuk tabel distribusi frekuensi, dengan responden terhadap peran 46

10 teman sebaya dan kecemasan remaja putri pada masa pubertas dalam menghadapi perubahan fisik. Penilaian terhadap kuesioner kecemasan remaja putri pada masa pubertas dalam menghadapi perubahan fisik responden dilakukan berdasarkan total skornya Berdasarkan rumus statistika menurut Nazir (2011), k = i R, dimana k merupakan jumlah interval kelas, dengan i merupakan besar interval kelas (nilai tertinggi dikurangi nilai terendah) sebesar 17 dan R merupakan range dibagi atas tiga kategori (ringan, sedang, berat) maka akan diperoleh interval kelas sebesar 15. Dengan k = 17 dan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas ordinal pertama, maka kecemasan remaja putri pada masa pubertas dalam menghadapi perubahan fisik responden disajikan berdasarkan kelas interval sebagai berikut : 0-5 = kecemasan remaja putri rendah 6-11 = kecemasan remaja putri sedang = kecemasan remaja putri berat Penilaian terhadap peran teman sebaya responden dilakukan berdasarkan total skornya 0-17 dengan rumus statistika menurut Nazir (2011). Dengan pernyataan untuk sebagai sumber informasi mengenai dunia di luar keluarga terdiri dari 5 pernyataan, sumber kognitif terdiri dari 5 pernyataan, sumber emosional terdiri dari 5 pernyataan. Maka besar interval kelas 15 dan range dibagi atas dua kategori kelas (tidak baik, dan baik), maka diperoleh interval kelas sebesar

11 Dengan k = 15 dan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas pertama, maka peran teman sebaya responden disajikan berdasarkan kelas interval sebagai berikut : 0-7 = peran teman sebaya tidak baik 8-15 = peran teman sebaya baik Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara peran teman sebaya dengan kecemasan remaja putri pada masa pubertas dalam menghadapi perubahan fisik dilakukan dengan menguji total skor dengan menggunakan : 1. Analisa Univariat Analisa univariat merupakan analisa yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian. Analisa univariat dalam penelitian ini untuk mengetahui variabel peran teman sebaya remaja putri yaitu peran teman sebaya baik dan peran teman sebaya tidak baik. 2. Analisa Bivariat Analisa penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara dua variabel independent yaitu peran teman sebaya dan dependent yaitu kecemasan remaja putri pada masa pubertas dalam menghadapi perubahan fisik. Untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel tersebut peneliti menggunakan uji chi-square, dengan nilai signifikan syarat probabilitas (ρ) < 0,05 yang artinya Ha diterima. Maka dalam penelitian ini diperoleh hasil nilai signifikan 0,016 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara peran teman sebaya dengan kecemasan remaja putri pada masa pubertas dalam menghadapi perubahan fisik. 48

12 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Proses penggumpulan data yang dilakukan terhadap 45 responden di SMP Swasta Betania Medan pada tanggal 30 November 2013, diperoleh bahwa ada hubungan peran teman sebaya dengan kecemasan remaja putri pada masa pubertas dalam menghadapi perubahan fisik. Penyajian data meliputi karakteristik responden, deskriptif peran teman sebaya, deskriptif kecemasan remaja putri dan hubungan antara peran teman sebaya dengan kecemasan remaja putri pada masa pubertas dalam menghadapi perubahan fisik di SMP Swasta Betania Medan Deskriptif Karakteristik Responden Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Karakteristik Individu Remaja Putri di SMP Swasta Betania Medan (n = 45). Variabel Kategori Frekuensi % Umur tahun Agama Suku bangsa Pekerjaan orangtua 13 tahun 14 tahun 15 tahun Kristen protestan Kristen katolik Batak toba Batak karo Batak simalungun Nias Wiraswasta PNS/ TNI/ POLRI Karyawan Bertani ,6 45,7 32,6 73,9 23,9 34,8 13,0 13,0 37,0 71,7 65,5 15,2 4,3 49

13 Lanjutan tabel 1 Pendidikan orangtua Penghasilan orangtua SD SMP SMA Sarjana/ S-1 < Rp > Rp ,1 39,1 28,3 4,3 60,9 37,0 Responden penelitian ini merupakan siswi remaja putri dari SMP Swasta Betania Medan. Jumlah seluruh perolehan responden penelitian sebanyak 45 orang remaja putri, yang terbagi atas dua ruang kelas. Hasil penelitian data karakteristik responden menunjukkan bahwa responden terbanyak berusia 14 tahun (45,7%), agama Kristen Protestan (73,9%), suku bangsa Nias (37,0%) dan pekerjaan orang tua remaja putri wiraswasta (71,7%). Pendidikan terakhir orangtua (39,1%) tamat SMP, dan penghasilan orangtua berkisar < Rp (60,9%) Deskriptif Peran Teman Sebaya Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Berdasarkan Peran Teman Sebaya (n = 45). Peran teman sebaya Frekuensi (n) Persentasi (%) Baik 33 71,7 Tidak baik 12 26,1 Berdasarkan hasil penelitian peran teman remaja putri di kelas II menunjukkan bahwa mayoritas data peran teman sebaya baik (71,7%) dan peran teman sebaya tidak baik (26,1%). 50

14 Tabel 3. Distribusi Frekuensi dan Persentase Peran Teman Sebaya (n = 45). No. Pernyataan Peran Teman Sebaya Ya (1) Tidak (0) f (%) f (%) I. Sebagai sumber informasi mengenai dunia diluar keluarga : 1. Saya pernah mendapatkan pelajaran tentang perubahan fisik pada masa pubertas (48,9) (51,1) 2. Saya pernah berdiskusi mengenai informasi menstruasi dengan teman- teman sebaya di sekolah (73,3) (26,7) 3. Saya merasa lebih nyaman, berbicara dengan teman sebaya mengenai masalah pada masa menstruasi 21 (46,7) 24 (53,3) 4. Orangtua saya tidak pernah memberikan informasi mengenai perubahan fisik pada masa pubertas 32 (71,1) 13 (28,9) 5. Saya mencari informasi mengenai masa pubertas dari media elektronik 17 (37,8) 28 (62,2) II. Sebagai sumber kognitif, untuk pemecahan masalah dan perolehan pengetahuan : 6. Dengan berdiskusi bersama teman sebaya, saya dapat bertukar pengalaman dan pengetahuan tentang 23 (51,1) 22 (48,9) perubahan fisik pada masa pubertas 7. Saya mengetahui bagaimana menjaga kesehatan saya saat mengalami nyeri haid 29 (64,4) 16 (35,6) 8. Saya mengetahui adanya perubahan fisik merupakan salah satu tanda pubertas 7 (15,6) 38 (84,4) 9. Pertumbuhan rambut disekitar wajah, daerah ketiak dan daerah kemaluan merupakan tanda dari pubertas 37 (82,2) 8 (17,8) 10. Kejadian menstruasi pertama sekali bukan 42 3 merupakan tanda pubertas (93,3) (6,7) III. Sebagai sumber emosional, untuk mengungkapkan ekspresi dan identitas diri : 11. Saya menyadari bahwa berkelompok itu berperan dalam membentuk rasa percaya diri pada masa 30 (66,7) 15 (33,3) pubertas 12. Saya tahu bahwa keinginan untuk mencoba segala sesuatu yang baru merupakan tanda dari pubertas 16 (35,6) 29 (64,4) 13. Dengan adanya perhatian orang lain, nyeri haid saya dapat berkurang 15 (33,3) 30 (66,7) 14. Saya mengalami perubahan sikap pada masa pubertas 15. Saya senang menyendiri, ketika mengalami nyeri masa menstruasi (66,7) 26 (57,8) (33,3) 19 (42,2) 51

15 Data yang diperoleh menunjukkan bahwa peran teman sebaya, yang terdiri dari tiga bagian yaitu untuk peran teman sebaya sebagai sumber informasi menunjukkan bahwa (73,3%) remaja putri memilih berdiskusi mengenai informasi menstruasi dengan teman di sekolah dan 71,1% orangtua tidak pernah memberikan informasi mengenai perubahan fisik masa pubertas. Peran teman sebaya sebagai sumber kognitif menunjukkan bahwa (93,3%) menstruasi pertama sekali bukan merupakan tanda pubertas, dan 51,1% remaja putri berdiskusi bersama teman sebaya dengan bertukar pengalaman dan pengetahuan perubahan fisik masa pubertas. Untuk peran teman sebaya sebagai sumber emosional menunjukkan bahwa (66,7%) remaja putri menyadari kelompok itu berperan dalam membentuk rasa percaya diri pada masa pubertas Kecemasan Remaja Putri pada Masa Pubertas Dalam Menghadapi Perubahan Fisik Tabel 4. Distribusi Frekuensi dan Persentasi Berdasarkan Kecemasan Remaja Putri pada Masa Pubertas Dalam Menghadapi Perubahan Fisik (n = 45). Kecemasan Remaja Putri pada Masa Pubertas Frekuensi (n) Persentasi (%) Ringan 4 8,7 Sedang 36 78,3 Berat 5 10,9 Hasil data penelitian menunjukkan bahwa remaja putri di kelas II yang memiliki usia 14 tahun merupakan kecemasan remaja putri yang berada pada kategori sedang (78,3%). 52

16 Tabel 5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Kecemasan Remaja Putri pada Masa Pubertas dalam Menghadapi Perubahan Fisik (n = 45). Kecemasan remaja putri pada masa pubertas No. Pernyataan dalam menghadapi perubahan fisik Ya (1) Tidak (0) f (%) f (%) 1. Saya merasa malu saat mengetahui adanya perubahan bentuk tubuh pada masa pubertas 25 (55,6) 20 (44,4) 2. Saya merasa minder karena bentuk tubuh saya berbeda dengan teman- teman yang lain 17 (37,8) 28 (62,2) 3. Saya gemetaran ketika ada teman laki- laki yang memandangi saya 20 (44,4) 25 (55,6) 4. Saya menjadi sering marah-marah, ketika mengalami menstruasi di sekolah 32 (71,1) 13 (28,9) 5. Saya keringatan saat mengalami menstruasi 17 (37,8) 28 (62,2) 6. Saya mudah tersinggung ketika mengalami menstruasi 22 (48,9) 23 (51,1) 7. Saya sedih ketika teman- teman mengejek perubahan bentuk tubuh saya 23 (51,1) 22 (48,9) 8. Saya gelisah belajar di sekolah ketika mengalami menstruasi 31 (68,9) 14 (31,1) 9. Saya minder dan menjauhi teman- teman ketika mengalami menstruasi di sekolah 23 (51,1) 22 (48,9) 10. Saya merasa kaget saat pertama kali 43 2 mengalami menstruasi (95,6) (4,4) 11. Saya merasa takut saat disekitar organ intim saya mulai ditumbuhi bulu- bulu halus 29 (64,4) 16 (35,6) 12. Saya merasa malu dengan perubahan bentuk pinggul 16 (35,6) 29 (64,4) 13. Saya menjadi tidak percaya diri ketika jerawat mulai bermunculan di wajah 35 (77,8) 10 (22,2) 14. Saya cemas saat merasakan nyeri pada bagian payudara yang mulai membesar 15. Saya merasa binggung dalam memilih pakaian untuk menutupi bagian payudara yang mulai tampak membesar (64,4) 27 (60,0) (35,6) 18 (40,0) Hasil pengolahan data mayoritas kecemasan remaja putri masa pubertas menunjukkan bahwa (95,6%) remaja putri kaget saat pertama kali mengalami 53

17 menstruasi, sebanyak (77,8%) remaja putri tidak percaya diri ketika jerawat mulai bermunculan di wajah, 71,1% remaja putri sering marah ketika mengalami menstruasi di sekolah. Remaja putri menjadi gelisah belajar di sekolah ketika mengalami menstruasi (68,9%), 64,4% remaja putri takut karena disekitar organ intim ditumbuhi bulu-bulu halus, 60,6% remaja putri merasa binggung dalam memilih pakaian untuk menutupi bagian payudara yang mulai tampak membesar dan 55,6% remaja putri merasa malu mengetahui adanya perubahan bentuk tubuh masa pubertas Hubungan Peran Teman Sebaya dengan Kecemasan Remaja Putri pada Masa Pubertas dalam menghadapi Perubahan Fisik Berdasarkan hasil penelitian analisa data ini, peneliti menggunakan uji chisquare dengan perolehan nilai signifikan apabila (ρ) < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara peran teman sebaya dengan kecemasan remaja putri pada masa pubertas dalam menghadapi perubahan fisik. 2. Hasil Pembahasan Hasil penelitian mengenai hubungan peran teman sebaya dengan kecemasan remaja putri pada masa pubertas dalam menghadapi perubahan fisik di SMP Swasta Betania Medan telah dilakukan terhadap 45 orang, diperoleh bahwa peran teman sebaya baik. 54

18 2.1. Peran Teman Sebaya Peran teman sebaya merupakan peran yang cukup penting bagi perkembangan kepribadian masa remaja, karena dengan berteman para remaja mampu mengatasi hal-hal yang berhubungan dengan masa pubertas yang dialami pada diri sendiri. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa peran teman sebaya adalah baik, untuk peran teman sebaya sebagai sumber informasi mengenai diluar keluarga, berdiskusi mengenai informasi di sekolah. Peran teman sebaya untuk sumber kognitif, menstruasi pertama sekali bukan merupakan tanda pubertas, dan remaja putri berdiskusi bersama teman sebaya dengan bertukar pengalaman dan pengetahuan perubahan fisik masa pubertas. Untuk peran teman sebaya sebagai sumber emosional, remaja putri menyadari berkelompok itu berperan membentuk rasa percaya diri masa pubertas. Dengan memberikan dukungan emosional disaat remaja berada pada situasi menjelang menstruasi akan membuat remaja putri lebih merasa diperhatikan. Hal ini sesuai dengan penelitian Mayateta dan Indati (2005) mengatakan bahwa remaja putri memerlukan dukungan orang-orang disekitarnya dalam menghadapi menstruasi. Bila dilihat dari data demografi menunjukkan bahwa tingkat pendidikan orang tua remaja putri tamat SMP dan bekerja sebagai wiraswasta. Hal ini sesuai dengan penelitian Utami (2008) diketahui bahwa teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja mempunyai peran yang penting bagi perkembangan kepribadiannya. Namun demikian ada juga remaja tetap meminta pertimbangan dari orang tuanya ketika menghadapi masalah berat yang berkaitan dengan masa depannya. Sementara keluarga yang tidak memberikan kehangatan dan ikatan emosi kepada 55

19 anak, cenderung mempengaruhi remaja berusaha mengikat diri pada lingkungan lain. Penelitian ini membahas tentang hubungan antara dukungan sosial dengan kecemasan menghadapi menarche pada remaja putri secara umum karena individu-individu memiliki kebutuhan-kebutuhan yang khas seperti kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan dihargai, dan kebutuhan akan penerimaan orang lain. Salah satu hubungan interpersonal yang dapat memenuhi kebutuhankebutuhan psikologis-sosiologis pada anak pubertas adalah pertemanan. Menurut penelitian Sriwindari (2002), pemberian informasi tentang menstruasi yang diberikan ibu kepada remaja putri akan membuat remaja putri lebih mempunyai kesiapan dalam menyambut menstruasi. Kemudahan remaja putri dalam memperoleh informasi menstruasi dari ibunya dapat mempengaruhi respon remaja putri terhadap menstruasi Kecemasan Remaja Putri pada Masa Pubertas Hasil penelitian kecemasan remaja putri pada masa pubertas dalam menghadapi perubahan fisik berada pada kategori sedang. Semakin tinggi usia akan semakin baik tingkat emosi seseorang serta kemampuan dalam menghadapi persoalan. Ketika remaja putri mengalami kecemasan, mereka akan mencari tahu informasi mengenai pertumbuhan dan perkembangan yang dialami pada masa pubertas. Karena usia tersebut akan mempengaruhi psikologi seseorang (Stuart dan Sundeen, 2006). Bila dilihat dari distribusi dan frekuensi kecemasan remaja putri merasa kaget pertama kali mengalami menstruasi, remaja putri tidak percaya diri ketika jerawat mulai bermunculan di wajah, malu saat mengetahui adanya 56

20 perubahan bentuk tubuh, remaja putri sering marah ketika mengalami menstruasi di sekolah. Remaja putri menjadi gelisah belajar di sekolah ketika mengalami menstruasi, remaja putri takut karena disekitar organ intim ditumbuhi bulu-bulu halus. Menurut Hawari (2004) masalah yang sering dikemukakan oleh seseorang saat mengalami kecemasan antara lain adalah pernyataan cemas/ khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung, takut sendirian, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut, gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menakutkan, gangguan konsentrasi dan daya ingat (Hawari, 2004). Remaja putri merasa binggung dalam memilih pakaian untuk menutupi bagian payudara yang mulai tampak membesar dan remaja putri merasa malu mengetahui adanya perubahan bentuk tubuh masa pubertas. Menurut Yani (2010) terjadinya suatu pertumbuhan fisik yang cepat disertai banyak perubahan, termasuk di dalamnya pertumbuhan organ-organ reproduksi (organ seksual) sehingga tercapai kematangan yang ditunjukkan dengan kemampuan melaksanakan fungsi reproduksi. Berdasarkan penelitian Sriwindari (2004) penelitian ini tidak sesuai dengan pernyataan yang mengemukakan bahwa reaksi emosi terhadap menstruasi pertama pada remaja putri adalah emosi ringan mereka biasa saja, sebagian merasa cemas, dan beberapa diantaranya merasa takut Hubungan Peran Teman Sebaya dengan Kecemasan Remaja Putri pada Masa Pubertas dalam menghadapi Perubahan Fisik 57

21 Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai ρ = 0,016. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesa penelitian (Ha) diterima. Penelitian ini sesuai dengan hasil dari penelitian Utami (2008) dimana yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan kecemasan menghadapi menarche pada remaja putri. Peneliti berasumsi bahwa masih ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi peran teman sebaya dengan kecemasan remaja putri selain yang terdapat pada kerangka konsep penelitian. Kecemasan dalam menghadapi pubertas adalah munculnya gejala-gejala fisik, pemikiran-pemikiran yang negatif dan perasaan yang tidak menyenangkan ketika dihadapkan pada situasi menjelang menstruasi pertama. Rasa cemas ini muncul karena remaja putri kurang mempersiapkan diri menghadapi menstruasi. Pemberian dukungan informasi dapat dilakukan dengan memberikan informasi mengenai menstruasiyang sebenarnya, apa itu menstruasi dan apa yang dirasakan seseorang ketika mengalami menstruasi (Ramaiah, 2006). Hal ini sesuai dengan yang penelitian Purnamasari (2000), yang mengatakan bahwa sebelum mengalami menstruasi, remaja putri yang belum mendapatkan kesiapan sebelumnya akan mengalami perasaan negatif seperti takut, panik, kaget, sedih, marah, binggung dan merasa khawatir lebih banyak ditampilkan dibandingkan dengan perasaan positif saat memasuki pubertas. Menurut Mar at (2005) menjelaskan bahwa dalam menghadapi menstruasi remaja putri mengadakan penyesuaian-penyesuaian tingkah laku yang tidak selalu bisa dilakukannya sendiri, terutama jika tidak ada dukungan dari orangtuanya khususnya ibu. Pada umumnya remaja putri belajar mengenai menstruasi dari 58

22 ibunya, akan tetapi tidak semua ibu memberikan informasi yang memadai mengenai menstruasi kepada putrinya. 59

23 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan peran teman sebaya dengan kecemasan remaja putri pada masa pubertas dalam menghadapi perubahan fisik di SMP Swasta Betania Medan. Data diperoleh dari 45 remaja putri yang menjadi responden, dengan hasil mayoritas remaja putri peran teman sebaya baik (71,7%), dan (26,1%) tidak baik. Untuk kecemasan remaja putri dari 45 responden diperoleh hasil (8,7%) kecemasan ringan, sedang (78,3%) dan berat (10,9%). Hasil penelitian analisa statistik dengan menggunakan uji chi-square diperoleh nilai signifikan sebesar 0,016. Ini berarti ada hubungan yang signifikan antara peran teman sebaya dengan kecemasan remaja putri pada masa pubertas dalam menghadapi perubahan fisik di SMP Swasta Betania Medan. Dengan demikian hipotesa penelitian (Ha) diterima. 2. Saran 2.1. Untuk Institusi Pendidikan di sekolah Diharapkan pihak sekolah dapat memberi informasi terkait masa pubertas melalui proses belajar mengajar atau diskusi kelompok untuk mengurangi kecemasan. 60

24 2.2. Untuk Praktek Keperawatan Disarankan bagi petugas kesehatan khususnya perawat komunitas memberikan edukasi mengenai kesehatan sistem reproduksi menjelang menstruasi terkait dengan perubahan fisik yang dialami remaja putri Untuk Masyarakat Disarankan pada masyarakat khususnya ibu remaja putri untuk memberikan informasi pendidikan kesehatan atau pun bimbingan sebelum anak remaja putri mengalami menstruasi sehingga dapat mengurangi kecemasan remaja putri dalam menghadapi perubahan fisik. 61

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL A. Kerangka Konsep Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR. Untuk

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. dan dependen (Nursalam, 2008, hal. 55). Variabel independen dalam penelitian ini

BAB III KERANGKA KONSEP. dan dependen (Nursalam, 2008, hal. 55). Variabel independen dalam penelitian ini BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Konsep adalah abtraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara dua variabel independen dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Rencana Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif korelasional yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksplanatory digunakan untuk menjelaskan suatu keadaan atau fenomena sosial yang terjadi secara objektif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan metode non eksperimen yaitu deskriptif kolerasi, jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan penelitian, dan mengkaji kesahihan hipotesis (Sudigdo, 1995). Jenis penelitian ini adalah deskripitif

Lebih terperinci

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi BAB III METODEOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi non-eksperimental yaitu penelitian korelasi dengan metode cross sectional. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Peneliti korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variable dengan melibatkan minimal dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PENELITIAN. pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Di dalam penelitian ini

BAB III KERANGKA PENELITIAN. pada anggota keluarga yang mengalami halusinasi. Di dalam penelitian ini 1. Kerangka Penelitian BAB III KERANGKA PENELITIAN Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan dengan beban keluarga dalam mengikuti regimen terapeutik pada anggota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk menggambarkan hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi study yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. variabel. Peneliti dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Ciri penelitian korelasional mengkaji hubungan antar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah penelitian korelasi dimana akan menggali persepsi mengenai hemodialisis dengan tingkat kecemasan. Pendekatan yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen yang bersifat BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen yang bersifat deskriptif korelatif dengan rancangan cross sectional. Jenis penelitian non eksperimental

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan correlative (hubungan) dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian korelasi

Lebih terperinci

deskriptif korelation yaitu

deskriptif korelation yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan korelasi antara variabel independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dengan variabel lain yang ada pada suatu objek 72 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dengan jenis desain penelitian korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat hubungan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian Descriptive Korelasional yang bertujuan untuk menjelaskan adanya hubungan antar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk jenis penelitian Non Experimen (Hidayat, 2007). Dalam rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode diskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP

BAB III KERANGKA KONSEP BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antara variabel yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2003). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. tujuan penelitian, maka hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti dapat

BAB III KERANGKA KONSEP. tujuan penelitian, maka hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti dapat BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan dugaan adanya hubungan antara perawatan payudara dengan kecepatan sekresi ASI postpartum primipara.

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konsep Peran keluarga car 1 Penyedia fasilitas belajar 2 Pendidik 3 Pembimbing Gaya Belajar 4 Model atau teladan hidup Kurang Cukup Baik Visual Auditorial Kinestetik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengembangkan hubungan antar variabel dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010). 33 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Gorontalo, Kota Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode korelasional dengan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. adalah tentang kanker payudara. Sebagai berikut :

BAB III KERANGKA KONSEP. adalah tentang kanker payudara. Sebagai berikut : BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian dijelaskan dalam bentuk bagan, di mana sebagai variabel independen adalah pengetahuan Ibu, dan sebagai variabel dependen adalah tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu penelitian yang berorientasi pada masa sekarang atau saat ini dan didesain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang bertujuan untuk melihat

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik.

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Peneliti akan melakukan pengukuran variabel independent dan dependent, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. korelatif. Penelitian korelasional mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. korelatif. Penelitian korelasional mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelatif. Penelitian korelasional mengkaji hubungan antara variabel. Peneliti dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7 PENELITIAN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7 Vivin Sabrina Pasaribu*, El Rahmayati*, Anita Puri* *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang *Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi semua perkembangan seperti perkembangan fisik, emosional, maupun sosial yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif antara variabel independen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian BAB III METODA PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah studi korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antar variabel (Nursalam, 2003).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (kepribadian, pengaruh teman,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah diskriptif korelasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah diskriptif korelasional dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah diskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, yaitu penelitian yang menekankan pada pengukuran data variabel

Lebih terperinci

metode survey, dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang Yogyakarta sejumlah 130 pasien.

metode survey, dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang Yogyakarta sejumlah 130 pasien. BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif analitik, yaitu menjelaskan antar variabel melalui pengujian pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo. Alasan pengambilan responden di SMP N 1 Bone Pantai tersebut karena

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo. Alasan pengambilan responden di SMP N 1 Bone Pantai tersebut karena BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Penelitian Penelitian ini akan dilakukan SMP N 1 Bone Pantai dan SMP N 3 Kota Gorontalo. Alasan pengambilan responden di SMP N 1 Bone Pantai tersebut karena dilihat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan cross sectional yaitu pengumpulan data penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan. indepeden dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2002).

BAB III METODA PENELITIAN. korelasional karena peneliti mencoba menggambarkan dan. indepeden dan variabel dependen (Notoatmodjo, 2002). BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian Non Experimental karena tidak ada intervensi atau rekayasa dari peneliti. Desain yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penilitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui persepsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian diskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif analitik yaitu penelitian yang memberikan gambaran secara statistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah descriptive comparative dengan pendekatan cross-sectional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian Non Experimental (Nazir, 1999). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual.

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual. BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual. Langkah pertama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, yaitu penelitian yang menekankan pada pengukuran data variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan termasuk jenis penelitian non-eksperimental observasional bersifat diskriptif analitik (eksplanatori reseach),

Lebih terperinci

Skala Kecemasan Anak Perempuan Pada Masa. Pubertas Menghadapi Perubahan Fisik

Skala Kecemasan Anak Perempuan Pada Masa. Pubertas Menghadapi Perubahan Fisik Skala Kecemasan Anak Perempuan Pada Masa Pubertas Menghadapi Perubahan Fisik FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG Saya memohon bantuan anda untuk membantu saya dalam memberikan

Lebih terperinci

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menurut keluarga di. lingkungan 15 Pekan Labuhan

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menurut keluarga di. lingkungan 15 Pekan Labuhan Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Gambaran perubahan perilaku remaja pada masa pubertas menurut keluarga di lingkungan 15 Pekan Labuhan Saya yang bernama Sri Mardiati Ananda, Nim 091121061

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan dengan rancangan deskriptif analitik, yaitu untuk memberi gambaran fenomenayang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (umur, status pendidikan, status ekonomi (pendapatan), pengetahuan, tipe

BAB III METODE PENELITIAN. (umur, status pendidikan, status ekonomi (pendapatan), pengetahuan, tipe BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan deskriptif analitik, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (umur, status

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP. Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka

BAB III KERANGKA KONSEP. Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka BAB III KERANGKA KONSEP A. Konsep Penelitian Tahap yang penting dalam satu penelitian adalah menyusun kerangka konsep. Konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat dikomunikasikan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju masa yang lebih dewasa. Ia memandang dunianya seperti apa yang ia inginkan, bukan sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif, yaitu rancangan penelitian yang menelaah hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan adalah penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN 4. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal dua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metoda Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi. Penelitian korelasi mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan minimal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik untuk mengetahui faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik untuk mengetahui faktor BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik untuk mengetahui faktor penyebab dan hubungan antara dua variabel. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan rancangan Cross Sectional yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen (bebas) yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang BAB I METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang Hemodialisa RSUD DR. M.M

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang Hemodialisa RSUD DR. M.M BAB III METODE PENELITIAN 3.1 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang Hemodialisa RSUD DR. M.M Dunda Limboto. 3.1.2. Waktu Penelitian Waktu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan diskriptif korelasi untuk mengetahui hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan hubungan antara variabel independent dan dependent melalui pengujian

BAB III METODE PENELITIAN. menjelaskan hubungan antara variabel independent dan dependent melalui pengujian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan kompetensi bidan dalam kesehatan reproduksi tentang hubungan pengetahuan dengan sikap remaja tentang penyakit menular

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimental dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimental dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimental dan termasuk dalam penelitian korelasional, yaitu penelitian yang mengkaji hubungan antar variabel.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelatif dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu menyusui dengan praktik pemberian

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dengan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dengan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Penelitian deskriptif korelasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survai analitik. Survei analitik merupakan survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70 sampel ibu 43 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Gambaran umum subyek penelitian ini diperoleh dari data yang di isi subyek, nama subyek, usia subyek dan subyek penelitian berjumlah 70

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Disain dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian dan metode penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimen dengan rancangan deskriptif korelasi yaitu suatu metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan cross sectional.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan cross sectional. BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional. Desain penelitian ini dipilih karena peneliti mencoba mencari tahu hubungan tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independent dan dependent, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Rancangan penelitian ini yang digunakan adalah dengan menggunakan metode case control yaitu suatu penelitian (survey)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis hubungan antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan rancangan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi, dengan rancangan penelitian Cross Sectional yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independent

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik, adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang gunakan adalah dengan menggunakan metode analitik,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang gunakan adalah dengan menggunakan metode analitik, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang gunakan adalah dengan menggunakan metode analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. Pendekatan ini merupakan rancangan penelitian dengan

Lebih terperinci

BAB 3. KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep. Dengan variabel yang diteliti adalah tingkat spiritualitas dengan unsur yang dinilai

BAB 3. KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep. Dengan variabel yang diteliti adalah tingkat spiritualitas dengan unsur yang dinilai BAB 3 KERANGKA PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat spiritualitas dan stres pada lansia di Graha Resident Senior Karya Kasih Medan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian explanatory research yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasional Penggunaan desain ini, peneliti mencoba untuk menyelidiki hubungan

Lebih terperinci